Monday 16 May 2011

Fanfik Topeng Kaca "Destiny"

Posted by Tati Diana at 08:00

Warning : 21 ++++
Kissu-kissu




*Destiny*







Chapter 1 : Perpisahan


Maya melangkah ke sebuah restoran yang mewah. Restoran yang belum pernah dikunjunginya. Dia mungkin takkan pernah ke sana jika bukan karena Shiory yang mengundangnya malam itu.
“maaf, saya mempunyai janji dengan nona Shiory Takamiya” kata Maya dengan ragu pada recepsionis di depan restauran tersebut
“oh, nona Takamiya telah menunggu anda dari tadi. silakan, dia menunggu anda di sana, sambil menunjuk ke arah meja yang dimaksud”kata pelayan itu dengan sopan
“terima kasih” kata Maya
“se..selamat malam nona Shiory!”sapa Maya dengan gugup. Hatinya tidak tenang memikirkan apa yang hedak dibicarakan dan diinginkan nona yang terlihat sangat anggun di depannya. Maya membandingkan dirinya yang hanya memakai pakaian sederhana. Blous dilengkapi cardigan dan rok selutut dan sepatu pendek. Sedangkan Shiory memakai rok terusan bermotif bunga berbahan shifon berpotongan anggun, yang menampilkan sosoknya yang anggun dan berkelas.


Shiory pun mengamati Maya dan bertanya dalam hati. Apa keistimewaan gadis yang ada dihadapannya. Secara fisik dia menilai Maya tidak terlalu cantik, dengan badan yang mungil dan pendek. Jadi apa yang membuat, tunangannya itu tertarik dan berniat menggantikan posisinya, sebagai tunangannya selain karena kemudaannya. Tapi itu bukanlah hal yang masuk akal. Karena kalau masalah usia , dirinya jauh lebih sepadan bagi Masumi daripada Maya, yang berbeda 11 tahun dari Masumi.




“Begini Maya.Aku ingin berbicara kepadamu karena ada yang ingin kubicarakan. Ini tentang Masumi, tunanganku” kata Shiory dengan anggun
Maya tidak kaget dengan ucapan Shiory, tetapi yang menjadi pertanyaan dia apa yang diinginkan wanita cantik ini darinya.
“Maya, apa kau mencintai Masumi? “ tanya Shiory pelan sambil menatap Maya.
Maya kaget, dia tidak menyangka bahwa Shiory tahu tentang perasaannya terhadap Masumi. Dia tidak tahu harus menjawab apa. Pertama karena dia takut dan kedua dia malu, bahwa dia telah berani bersaing untuk mmendapatkan Masumi Hayami, sang Direktur muda dari Daito.


“aku ingin jawaban jujurmu, Maya” kata Shiory sedikit memaksa
“ saya..saya memang tidak pantas untuk Masumi, nona. Tapi.....saya memang benar mencintainya” kata Maya dengan gugup
“apakah dia mencintaimu juga?” Shiory menanyakan sesuatu yang dia sendiri telah tahu jawabannya. Tapi dia ingin mendengarnya dari mulut wanita yang menjadi rivalnya ini.


Maya hanya mengangguk, dan tidak berani menatap wajah Shiory.
“kau mencintainya, apakah karena dia penggemarmu yang selalu memberimu mawar ungu?’’ kata Shiory lebih lanjut
“ eh...darimana....”Maya belum menuntaskan kalimatnya
“darimana aku tahu tentang hal itu? Itu kan yang ingin kau tanyakan?” tanya Shiory yang tiba-tiba memotong ucapan Maya.
“aku tahu karena Masumi berterus terang padaku. Dan dia juga berniat memutuskan pertunangannya denganku” kata Shiory dengan sendu.

Tiba-tiba air mata membasahi wajahnya.
Maya perasaannya tidak enak , mengetahui betapa wanita ini menderita karena dialah yang menjadi penyebab putusnya pertunangan mereka berdua.


“Maya , jika kau diposisiku. Bagaimana perasanmu, jika tunangan yang kau cintai memutuskanmu? Tanya Shiory dengan tersedu-sedu. Shiory tahu Maya gadis yang polos, tentu mudah baginya untuk memanipulasi gadis ini agar bisa menjauh dari Masumi.
“aku..aku pasti sedih” kata Maya dengan pelan.Kepalanya menunduk, malu.
“Maya,tentu sebagai seorang wanita kau mempunyai hati untuk tidak merebut kekasih orang lain. Lagipula kalau kau benar-benar mencintai Masumi kau akan berkorban untuk kebahagiannnya dan tidak ingin dia menderita. benar kan Maya? kata Shiory
Sekali lagi Maya mengangguk.
“Saya hanya ingin dia bahagia” kata Maya pendek
“.Pertunangan kami ini diatur supaya antara Takatsu dan Daito bisa bermerger dan menjadi raksasa bisnis yang semakin kuat. Saat ini Daito sedang kesulitan keuangan, dan perusahaan kakekku akan membantu menyokongnya. Jika pertunangan kami putus, tentu bantuan itupun takkan pernah terwujud. Dan Daito akan hancur. Jika hal ini terjadi, Masumi orang pertama yang akan menanggung akibatnya dan ditendang dari kediaman Hayami. Pastilah ayahnya tidak akan memaafkannya, jika bisnisnya hancur.” Kata Shiory panjang lebar
“kau pasti tahu. Masumi sejak kecil dididik ayahnya untuk menjadi penerus Daito di masa depan. Dia tumbuh bersama Daito. Jika gara-gara gagalnya pertunangan ini, Masumi menghancurkan Daito, tentu kau paham siapa penyebabnya? Kata Shiory lebih lanjut, yang seakan-akan menyindir Maya.
“Saya paham. Jadi apa yang anda inginkan dari saya , nona Shiory?”tanya Maya
“syukurlah, jika kau paham. Tentu jika Masumi dan Daito tidak ingin hancur, kau tahu apa yang seharusnya kau lakukan. Kau menjauh dari tunanganku” kata Shiory dengan wajah yang dibuat sesedih mungkin
Maya hanya diam. Dia tahu itu satu-satunya hal yang dapat dia lakukan untuk menunjukkan rasa cintanya pada Masumi, walaupun dia tahu sungguh terlalu berat dia melupakan dan menginggalkan seseorang yang sangat dicintainya.
“aku tidak memaksamu, Maya. Tapi aku tahu kau bukan orang yang egois. Dan kau pasti mau berkorban untuk kebahagiaan Masumi di masa depan. Dia bisa menjadi CEO Takatsu di masa depan.” Kata Shiory menegaskan
“jauhilah Masumi, Maya, dan akupun akan memberikan ini untukmu Maya” kata shiory yang mengeluarkan cek dari dalam tas tangannya dan menaruhnya diatas meja di depan Maya. Cek dengan nilai yang Maya yakin tidak pernah melihat nilai uang sebanyak itu.
“itu untukmu, Maya. Ambillah. Anggap saja itu hadiah pemberianku, karena kerjasamamu yang baik” kata Shiory merajuk
“tidak nona shiory, saya tidak bisa menerimanya” kata Maya dengan sedih. Baginya nilai uang itu tidak sebanding dengan rasa sakit yang dirasakan hatinya saat ini. Perasaan cintanya seakan dapat diperjualbelikan dan diganti uang seperti menjual barang.
“jangan takut, saya pasti akan menjauhi tunangan anda. Saya pastikan itu” kata Maya
“baiklah,jika kau tak mau menerimanya. Dan kuucapkan terima kasih atas kerjasamamu” kata Shiory
“oh ,ya sudah malam. Mari kuantar kau pulang ke apartemenmu” kata Shiory menawarkan sambil bangkit berdiri dari kursinya
“terima kasih, tapi saya bisa pulang sendiri nona” kata Maya menolak dengan sopan
“baiklah, selamat malam Maya!” kata shiory sambil beranjak dari restoran itu






***



Maya menyusuri jalan dengan pikiran yang campur aduk. Dia sedih harus berpisah dengan Masumi.Tapi disisi lain, masa depan Masumi tergantung di tangannya.
“aku harus menjauh darimu, Masumi........”bisik hatinya dengan sendu
Maya mencegat taksi dan tak lama dia sampai di apartemannya. Rei yang sedang menonton tv terkejut melihat Maya yang pulang dengan sedih, padahal kemarin sahabatnya ini sangat bahagia karena cintanya pada Masumi Hayami ternyata tak bertepuk sebelah tangan.
“Maya, ada apa? Tanya Rei dengan khawatir
“aku..aku...harus berpisah dengan Masumi” kata Maya yang wajahnya telah bersimbah air mata
Dengan sedikit tersedu-sedu Maya menceritakan pertemuannya dengan Shiory dan tentang keputusan yang kini diambilnya. Rei pun tidak bisa apa-apa. Maya pastilah tahu benar apa yang diputuskannya. Dia hanya menghiburnya, dengan mengatakan walaupun Maya kehilangan Masumi masih ada Koji yang selalu setia menanti Maya untuk menjadi kekasihnya.




*************************



Keesokan harinya Maya melakukan latihan di studio Kids . Hari itu dia berusaha untuk berlatih dengan baik, walaupun dia kadang terlihat melamun dan tidak ceria dibandingkan hari-hari sebelumnya. Kuronuma pun menangkap hal ini, tapi dia merasa bahwa perasaan yang tengah menghinggapi Maya malah membuat akting gadis itu semakin baik, gadis itu seakan menghayati dengan sungguh-sungguh perpisahan antara Ishin dengan Akoya. Koji pun sebagai lawan mainnya menangkap hal itu.


“Maya...., apa dirimu ada masalah?”tanya koji yang menghampiri Maya yang sedang duduk melamun sambil tangannya memegang gelas kopinya dan menyerahkan gelas kopi satunya pada Maya
“ah...eh..tidak....eh terima kasih” kata Maya gugup sambil menerima gelas kopi dari Koji
“aku sudah lama mengenalmu Maya, dan aku tahu bahwa kau berbohong padaku” kata Koji sambil memandang Maya
“apa lelaki itu yang membuatmu menjadi murung seperti ini?” tanya Koji dengan dingin
“si..siapa yang kau maksud?” tanya maya gugup
“siapa lagi, tentu Masumi Hayami. Memangnya ada lelaki lain yang kau cintai selain dia” kata Koji melanjutkan
Maya hanya meneguk kopinya dan diam. Setelah beberapa saat mulutnya kembali bersuara.
“permisi Koji “ kata Maya yang berniat beranjak dari tempat itu. Tetapi baru beberapa saat dia melangkah, Koji memegang tangan Maya. Sehingga Maya berbalik ke arah Koji
“ingatlah Maya,aku selalu ada disini. Setia menunggumu.Aku selalu mencintaimu.”kata Koji dengan tulus
“Terima kasih, kau adalah sahabatku yang terbaik” jawab Maya sambil melanjutkan langkahnya
“ahhh...Maya.mengapa susah sekali aku mendapatkan hatimu dan mengapa juga aku tak pernah bisa melepaskanmu” bisik Koji pilu
Hari itu mereka latihan hingga menjelang sore. Semua pemain tampak terlihat lelah. Satu persatu pemain meninggalkan studio itu. Hingga Maya dan Koji yang tersisa.
“Maya, mari kuantar kau pulang”ajak Koji
Maya baru saja akan menolak ajakan Koji, ketika sosok lelaki tampan datang menghampiri keduanya.
“Maya...”panggil lelaki itu dengan mesra pada wanita mungil yang dicintainya
‘oh..eh..Pak..Pak Masumi” kata Maya dengan gugup
“mengapa kau gugup begitu? Apa Koji mengganggumu?”tanya Masumi yang terlihat tidak suka mengetahui lelaki yang menjadi saingannya berduaan dengan Maya
“ah..eh ..tidak”, kata Maya sambil memandang Koji
“mari kita pergi, mungil”kata Masumi sambil menggandeng Maya seakan dia memberi peringatan pada Koji bahwa Maya adalah miliknya
“Koji ,aku duluan” kata Maya pada Koji
“ya...hati-hatilah, Maya” kata Koji mengingatkan, seperti memperingatkan Maya bahwa lelaki yang bersamanya adalah sosok yang menakutkan


Masumi memandang Koji dengan tatapan tidak suka. Lalu keduanya lantas memasuki mobil yang terparkir di depan studio itu
“kau pasti belum makan malam, mungil”kata Masumi setelah keduanya memasuki mobil
“eh..belum”kata Maya dengan jujur sambil membetulkan safety belt di badannya
“kalau begitu kita makan malam dahulu.” Kata Masumi sambil mulai menyalakan mesin mobilnya
“oh,ya ngomong-ngomong apa yang ingin kau bicarakan denganku. Aku senang sekali ketika kau meneleponku dan ingin bertemu denganku malam ini “kata Masumi sambil tersenyum
Maya hanya tersenyum, tetapi hatinya pedih. Dia hanya menjawab dengan kebisuan. Masumi menganggap ajakan Maya untuk bertemu dengannya malam ini dia anggap sebagai ajakan kencan, padahal pertemuan itu Maya rancang karena Maya telah membuat keputusan untuk memutuskan hubungannya dengan Masumi.
Masumi yang sedang menyetir hanya melirik wanita yang duduk disampingnya. Dia pun tidak berbicara apa-apa. Dia hanya berpikir Maya adalah gadis yang pemalu yang tidak bisa mengungkapkan perasaannya, walau dahulu gadis itu gampang meledak marah jika bertemu dengannya.


Setelah beberapa lama sampailah keduanya di sebuah restoran yang tidak terlalu mewah. Hari itu Masumi membawa Maya ke sana karena rekomendasi dari Mizuki yang mengatakan bahwa restoran itu memiliki menu yang enak dan suasana yang romantis untuk pasangan yang sedang kasmaran. Ternyata Mizuki tak salah menilai, restoran itu walau tidak cukup besar tatapi pemandangan dan tata letaknya sungguh nyaman. Banyak pepohonan dan beraneka bunga yang menghiasi sekeliling restoran itu, menambah asri dan berkesan romantis.
“kau mau pesan apa Maya?”kata Masumi setelah keduanya duduk disebuah meja restoran
“aku terserah anda saja”kata Maya dengan sopan. Maya sedikit tidak berselera untuk makan
“masa terserah aku !” kata Masumi sambil membalik-balik buku menu yang ada ditangannya
“bagaimana jika aku pesan sup ayam dan schotel makaroni”kata Masumi setelah dia selesai melihat-lihat buku menunya
Maya hanya mengangguk mengiyakan tanda setuju


Tak lama setelah waitress mencatat menu pesanan mereka dan mereka berbincang berdua sejenak, pesanan mereka pun datang. Maya mengakui pilihan menu yang dipilih Masumi ternyata memang cocok. Setelah melihat kedua makanan tersebut tersaji ditambah beberapa potongan buah, tiba-tiba saja selera Maya meningkat dan Maya menikmati makanannya dengan lahap. Masumi yang memandang kekasihnya itu sangat senang karena dia bisa membahagiakan Maya dengan makanan pilihannya
“kau suka makananmu, mungil?” tanya Masumi sambil menyeka mulutnya dengan serbet
“suka sekali” jawab Maya sambil tersenyum dan memasukkan suapan terakhir makanan ke dalam mulutnya dan mengambil air putih dalam gelas dan meminumnya.
“kapan-kapan kita datang lagi kemari” kata Masumi
Maya hanya terdiam. Mungkin itu juga keinginannya, tetapi jika dia sekarang memutuskan untuk meninggalkan Masumi tentu hal itu akan jauh sekali dari kenyataan.
“oh..ya mungil, aku kan pernah berniat membawamu ke villaku di Izu. Bagaimana jika kita pergi ke sana sekarang? Lagipula tadi aku berbincang dengan Pak Kuronuma katanya besok latihannya libur.”kata Masumi dengan santai
“ah..eh....tapi aku tidak membawa pakaianku” kata Maya yang bernia menolak
“tidak usah kau pikirkan. Kau kan bisa memakai piyamaku untuk tidur”kata Masumi sambil tergelak, berusaha menggoda Maya
“Piyama anda cukup 1 kali saja aku pernah memakainya. Lagipula jika saat itu aku sadar aku pasti akan menolak memakainya” kata Maya dengan kesal
“ ha..ha..ha....kau pasti sangat benci sekali memakai piyamaku saat itu. Tapi sudahlah, lebih baik kita beli saja beberapa potong pakaian untuk ganti, daripada kau memakai piyamaku. Karena aku sangat ingin membawamu ke sana” bujuk Masumi
Maya berpikir bahwa dia pernah berjanji pada Masumi untuk datang ke Villa Izu, dan jika sekarang dia menolaknya tentu dia melanggar janjinya. Padahal saat ini dia sudah memutuskan akan menjauh dari Masumi.
“bagaimana Mungil, kau setuju?’ tanya Masumi yang memperhatikan Maya sedang berpikir
“ehhmm..baiklah” kata Maya akhirnya
“bagus, aku senang sekali mendengarnya, Mungil “ kata Masumi sambil beranjak dari tempat duduknya dan menarik tangan Maya keluar dari restoran itu.


Setelah meninggalkan restoran itu keduanya mampir ke sebuah butik untuk membeli 2 potong pakaian untuk Maya. Hingga akhirnya Mobil yang membawa mereka berdua melaju di jalanan ke arah Izu. Masumi menyetir dengan kecepatan yang cukup tinggi, seakan tidak sabar untuk segera sampai di sana. Maya yang duduk disampingnya mengakui kelincahan bos Daito itu dalam mengendarai mobilnya. Beberapa mobil yang ada di depannya disalip oleh mobilnya.
Akhirnya malam itu mereka sampai ke Villa Izu. Villa itu terlihat tidak terlalu besar dan mewah berdiri di pinggir pantai. Melihat sekelilingnya hanya ada suara deru ombak yang memecah karang di lautan. Tempat yang sangat cocok untuk bersantai, jauh dari hiruk pikuk kota Tokyo yang selalu sibuk.
“kau suka tempat ini?”tanya Masumi sambil melepas jas dan dasi yang melilit lehernya
“suka” jawab Maya dengan pendek sambil memandang laut lepas dihadapannya
Maya berpikir bagaimana cara dia memulai pembicaraan dan mengutarakan keinginan dia untuk berpisah dari Masumi. Hingga dia terkaget bahwa Masumi telah berdiri dibelakangnya dan memeluknya dengan erat.
“anda sering kemari?” tanya Maya mencoba menghilangkan kegugupannya
“ya, aku sering berkunjung kemari karena disinilah aku bisa beristirahat dengan tenang dan menyendiri” jawab Masumi
“apa anda pernah mengajak nona Shiory kesini?” tanya Maya
“tidak....tapi dia pernah datang kemari walaupun tidak aku undang” jawab Masumi pelan


“oh, ya. Ada sesuatu yang ingin aku perlihatkan padamu” kata Masumi mencoba menghindari topik membicarakan tunangannya itu
Masumi menuntun Maya masuk dan mendudukannya di sebuh sofa. Dan Masumi menghampiri lemari dan membukanya. Masumi mengeluarkan beberapa album foto dan sebuah tabung yang terbuat dari karton.
‘kau mengenali semua ini , Mungil?” tanya Masumi
“ tentu saja, Pak Masumi.Karena itu semua adalah benda-benda kesayanganku yang aku berikan pada anda, Pak Masumi. Semua ini foto-foto pementasanku dan ijazah sekolahku dari SMA Hitotsuboshi. Anda layak menerima itu karena anda adalah Mawar ungu” kata Maya
“Maya....!” kata Masumi dengan mulut ternganga, tidak pernah dia pikirkan bahwa ternyata Maya telah mengetahui jati dirinya sebagai mawar ungu
“ya...., Pak masumi saya telah lama tahu siapa diri anda. Andalah yang senantiasa menjadi pelindungku dan memberiku banyak hadiah dibalik identitas anda sebagai mawar ungu” papar Maya sambil menghampiri Masumi
“jadi kau mencintaiku karena aku adalah mawar ungu?” tanya Masumi
“ tidak,saya mencintai anda apa adanya diri anda. Tapi saya senang karena lelaki yang aku cintai adalah juga pelindungku selama ini, mawar ungu. “ kata Maya sambil membelai wajah Masumi
Masumi balas menatap gadis yang ada di hadapannya dan dia menariknya ke dalam pelukannya. Maya menikmati pelukan hangat tersebut dan membenamkan wajahnya yang bersimbah air mata di dada lelaki tersebut. Mencoba menghilangkan kegundahan hatinya, karena setelah malam ini dia harus berpisah dari lelaki ini.
Masumi mengeluarkan 2 buah gelas dan 1 botol wine untuk merayakan kebersamaan mereka. Dia sangat bahagia sekali, karena Maya telah mengetahui identitasnya dan tidak ada lagi rahasia diantara mereka berdua. Keduanya menikmati indahnya malam itu sambil bercengkrama dan tertawa. Menikmati malam yang penuh dengan bintang-bintang.
“Maya,ayo kita berjalan-jalan ke pantai!” ajak masumi
“malam ini? Tanya Maya
“ya malam ini. Aku ingin menghabiskan malam ini denganmu” kata Masumi sambil menarik tangan Maya


Keduanya lalu berjalan-jalan di sepanjang pantai. Terdengar tawa riang keduanya. Maya menggoda Masumi dengan mencipratkan air laut ke wajah lelaki tampan itu dan berlari menjauh darinya. Akhirnya keduanya berkejar-kejaran di pantai seperti dua anak kecil. Maya dengan mudah ditangkap oleh Masumi. Masumi mendorong tubuh Maya hingga tubuh Maya tertindih tubuhnya. Lama keduanya terkesiap merasakan debaran jantung yang berdegup kencang. Mereka tersadarkan oleh air laut yang pasang yang menghempas ke pantai dan membasahi pakaian keduanya. Maya mendorong tubuh Masumi menjauh dari tubuhnya. Maya duduk terdiam beberapa saat,ternyata alkohol dari wine yang tadi diminum Maya sedikit membuat dia sedikit pusing. Masumi duduk disampingnya dan mendekatkan wajahnya dan mencium lembut bibir gadis pujaannya. Maya membalas ciuman itu dengan lembut. Lembutnya ciuman itu perlahan berganti menjadi ciuman yang penuh tuntutan seakan keduanya tidak pernah puas untuk saling memagut bibir keduanya.


Masumi akhirnya menggendong tubuh Maya menjauh dari pantai dan masuk ke villanya. Suasana diruang itu cukup terang benderang sehingga pakaian Maya yang basah cukup memperlihatkan siluet tubuh Maya yang tampak dengan jelas dari balik pakaian yang dikenakannya. Saat itu Maya memakai blous dan rok berwarna merah muda pucat. Masumi menatap wajah dan tubuh gadis yang ada di hadapannya secara bergantian. Maya yang menyadari dirinya ditatap oleh Masumi tampak rikuh dan malu. Dia berusaha menutupi dadanya dengan tangannya. Tetapi Masumi malah mendekatkan dirinya dan memeluknya dengan erat. Panas tubuh lelaki itu dirasakan dengan jelas oleh tubuh Maya. Masumi membisikkan kata-kata cinta di telinga Maya sambil bibirnya mencium telinga dan lehernya. Maya yang dihujani kemesraan hanya bisa pasrah dan walaupun dia mencoba untuk menghindar tapi dia tak kuasa untuk menolaknya. Entah berapa lama hal itu berlangsung dan dia pun tidak ingat, karena beberapa saat selanjutnya keduanya telah berada diatas tempat tidur, dengan pakaian mereka kini yang telah berserakan di lantai.


Keesokan harinya, Maya terbangun dan mendapati dirinya ada di tempat tidur bersama Masumi yang tertidur pulas dengan senyum dibibirnya. Maya cepat-cepat meraih kain yang ada didekatnya untuk menutupi tubuhnya yang telanjang. Dia cepat-cepat memasuki kamar mandi dan mengguyur seluruh badannya dengan air dari shower yang memancar menyiram seluruh tubuhnya mencoba menghilangkan ingatannya tentang kejadian tadi malam.


“aku bodoh.....” kata Maya sambil terisak dikamar mandi tersebut. Dia yang seharusnya memutuskan untuk meninggalkan Masumi malah melakukan sesuatu yang seharusnya dia hindari.
Setelah selesai mandi, Maya berganti pakaian dengan pakaian yang kemarin dibelinya di butik bersama Masumi dan berdandan. Lalu dia melangkah ke dapur untuk menyibukkan dirinya, menyiapkan sarapan.
Suara burung yang berterbangan disekitar pantai dan silaunya sang mentari yang menembus tirai dari jendelanya membangunkan Masumi yang puas tertidur. Pikirannya melayang mengingat kebersamaannya dengan Maya. Itu adalah pengalaman kali pertama baginya. Dia tersenyum setiap kali membayangkan hal itu. Kemudian dia memutuskan untuk mandi dan berganti pakaian.


Maya yang telah selesai dengan aktifitasnya di dapur mencoba berjalan-jalan dan menenangkan dirinya. Bagaimanapun dia harus mengungkapkan keputusannya. Dia sangat mencintai Masumi dan dia harus berkorban untuk melepasnya jika dia ingin lelaki hebat itu tetap bertahan di posisinya. Pikiran Maya teralihkan dengan suara derap langkah kaki dibelakangnya. Masumi yang kini telah berganti pakaian dengan pakaian yang santai terlihat sangat tampan. Kemudian tangan Masumi menggenggam erat tangan Maya. Maya merasakan kembali hangatnya tangan lelaki itu.


“ Maya....aku.....” kata Masumi yang terlihat gugup sambil menatap gadis dihadapannya
“aku sangat mencintaimu dan maafkan aku karena tadi malam aku tidak bisa mengontrol emosiku. Kau boleh menamparku ataupun memukulku “ kata Masumi dengan pelan
Maya hanya bisa menatap lelaki yang dicintainya. Kemudian dia menggeleng.
“Tidak ada yang perlu disesali, Pak Masumi. Itu bukan salah anda sendiri. Itu kesalahanku juga. Hal itu takkan terjadi jika akupun bisa menguasai emosiku. Mungkin aku juga ikut bertanggung jawab atas kejadian tadi malam” kata Maya dengan bijak.
“Maya... aku berjanji akan menikahimu setelah aku memutuskan hubunganku dengan Shiory. Aku pastikan itu. “ kata Masumi penuh tekad
Nama shiory yang disebut Masumi mengingatkan Maya akan tujuannya semula.
“Tidak....jangan. Anda tidak harus memutuskan pertunangan anda dengan nona Shiory” kata Maya dengan yakin” menikahlah anda dengannya” lanjut Maya
Masumi yang mendengar ucapan Maya terlihat kaget.
“tapi mungil, aku tidak mencintainya. Aku hanya mencintaimu seorang” kata Masumi memastikan
“Atau apa kau tidak mencintaiku setelah kejadian tadi malam?” tanya Masumi
Maya terdiam, dia berpikir lebih baik dia tidak mengatakan alasannya, walaupun dia sebenarnya sangat mencintai Masumi ”tidak , saya sangat mencintai anda, Pak Masumi” bisik hati Maya dengan sedih, tapi kata-kata itu tidak diucapkannya.
“lalu mengapa?” tanya Masumi
“saya tidak bisa menikah dengan anda. Tidak bisa “ kata Maya dengan mantap dan menjauhi Masumi
“oh..ya saya juga ingin segera pergi dari sini” kata Maya sedih


Masumi tidak ingin lagi membahas masalah itu, pikirnya Maya mungkin marah dan sedih dengan kejadian semalam dan dia pun menuruti keinginan Maya. Mereka akhirnya memutuskan meninggalkan villa Izu dan kembali lagi ke Tokyo. Sepanjang perjalanan keduanya hanya terdiam. Masumi sangat menyesali perbuatannya. Dia berkali-kali mengutuki perbuatannya. Sedang Maya bimbang dengan keputusannya, tetapi jika ingat janjinya pada Shiory dia tidak punya pilihan lain, selain berpisah dari Masumi.


Sesampainya di Apartemen Maya, Masumi membukakan pintu mobil untuk Maya. Maya masih diam. Masumi memegang tangan Maya sebelum gadis itu berlalu dari hadapannya.
“aku mohon maafkan aku, mungil” kata Masumi dengan sedih
“saya kira kita jangan bertemu dulu, pak Masumi. Tolong jangan tanya alasannya” kata Maya sambil bersiap beranjak dari hadapan Masumi , tapi lengannya ditahan Masumi
Masumi menatap Maya yang diam tertunduk dihadapannya.
“shhh.......baiklah , mungil. Apapun akan kulakukan dan aku akan menuruti keinginanmu. Jaga dirimu, mungil” kata Masumi akhirnya sambil menghela napas dengan berat
Maya akhirnya berlalu dari hadapannya.
Setelah melihat Maya masuk ke apartemennya, Masumi masuk ke mobilnya dan mobil itupun meluncur meninggalkan apartemen Maya.





********************


to be continue

3 comments:

Anonymous said...

waaahh
akhirnya kejadian juga disini
sukaaa..

Anonymous said...

astaga, astaga...
tapi suka sih!
ditunggu lanjutannya mbak...

Anonymous said...

aaahh..seperti bukan masumi, bukan jg maya T.T sowri..malah jd seperti sinetron indonesia hik hik

Post a Comment

Silahkan kritik, saran, sapa dan salamnya... :)

 

An Eternal Rainbow Copyright © 2011 Design by Ipietoon Blogger Template | web hosting