Wednesday 30 March 2011

Fanfic TK: Perangkap Eisuke

Posted by Ty SakuMoto at 18:16 6 comments

*PERANGKAP EISUKE*
(by: Tati Diana)



Eisuke hayami sedang memberi makan ikan-ikan Koi di kolam ikan miliknya yang terdapat di taman rumahnya. Pikirannya menerawang memikirkan kelangsungan hidupnya dan juga kelangsungan hidup perusahaannya kelak jika dia dan anak tirinya itu sudah tiada.

Merasakan dirinya yang sudah tidak muda lagi dan melihat tingkah laku anaknya yang tidak karuan, sedikit menyiksa dan membuat galau hatinya. Hidup anak muda itu hanya diiisi dengan pekerjaan yang menumpuk, sehingga kurang beristirahat ditambah lagi dengan gaya hidupnya yang tidak pernah lepas dari minuman alkohol dan rokok yang senantiasa dia hisap, membuat Eisuke khawatir bahwa anak lelakinya ini bisa sewaktu- waktu meninggal tanpa dia meninggalkan keturunan sebagai pewaris Daito

Pertunangan Masumi yang dia rancang agar bisa bersanding dengan Shiori, cucu Takamiya berakhir gagal. Eisuke tahu ada penyebab yang lebih utama dari gagalnya pertunangan tersebut, bukan hanya sekedar alasan anaknya bahwa dia tidak bisa membahagiakan Shiori karena dia akan lebih memprioritaskan pekerjaan dan kurang memperhatikan calon istrinya itu, tapi lebih kepada bahwa anaknya memiliki wanita lain yang mengisi hatinya. Tapi hal itu masih menjadi tanda tanya dalam hatinya, siapa kiranya yang telah mencairkan hati “Si dingin dari Daito”

Untunglah pemutusan pertunangan tersebut tidak berakibat fatal bagi Daito. Eisuke mengakui kepintaran anaknya yang dapat mengatasi masalah tersebut dengan baik. Dan berselang 3 bulan kemudian dari berakhirnya pertunangan tersebut, Shiori Takamiya akhirnya menikah dengan seorang Diplomat dan pergi meninggalkan Jepang, mengikuti tugas suaminya.

“Aku harus bertindak. Bagaimanapun perusahaan Daito yang kubangun lebih aku cintai untuk jatuh kepada keturunan dari Masumi daripada jatuh kepada saudara-saudaraku yang licik dan idiot itu “ batin Eisuke.

“Asa...!” teriaknya.

Tak lama kemudian ajudannya yang setia itu datang dan eisuke memerintahkan kepada bawahannya itu untuk mengerjakan sesuatu yang telah dia rancang.

@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@

Masumi melepas jaketnya dan melemparkan jaketnya. Hari ini dia merasa lelah sekali. Banyak dokumen-dokumen yang harus dia selesaikan.

“Fiuuuuh.....” Masumi melemparkan badannya ke sofa di ruang tengah rumah itu ketika suara kursi roda ayahnya menghampirinya

“Kau pulang larut malam sekali!” kata Eisuke

“Ayah tahu kan, tugasku adalah memimpin perusahaan ayah agar lebih bisa maju dan berkembang. Tentu ayah tidak lupa itu?” Cibir Masumi dengan sinis

“Aku tidak lupa.” Kata Eisuke “Tapi kau juga harus mempertimbangkan kepentinganmu sendiri Masumi” kata Eisuke lebih lanjut

“kepentinganku yang mana yang ayah maksud?” selidik Masumi

“Kepentinganmu untuk membina keluarga. Mampunyai seorang istri dan anak-anak. “ jawab Eisuke dengan datar

“ jangan katakan kalau ayah peduli padaku” cibir Masumi

“ ya, aku peduli padamu. Terlebih lagi masalah ini berkaitan pula dengan keberlangsungan Daito di masa datang “ papar Eisuke

“apa maksud Ayah? “ tanya Masumi

“ apa kau tidak pernah berpikir setelah aku dan kau tiada, siapa yang akan menjadi penerus dan pemimpin Daito di masa depan? “ tanya Eisuke

“aku tidak tahu dan itu bukan urusanku. Lagipula ayah bisa saja memberikan perusahaan ayah kepada siapa saja yang ayah inginkan. Keponakan ayah mungkin?” sahut Masumi dengan ekspresi dingin

“lagipula kalau aku tidak becus mengurus Daito, tak perlu menunggu lama bagi ayah untuk mendepakku dan menggantikan aku dengan orang yang ayah anggap lebih layak. Kapan pun ayah mau.” sindir Masumi

“Begitukah pikiranmu?” tanya Eisuke

“ya, kenapa aku harus berbohong. Setahuku apa yang ada dalam pikiran ayah adalah bagaimana agar semua yang menjadi tindakan ayah membawa keuntungan bagi ayah. Jadi kenapa aku berharap ayah peduli padaku” kata Masumi panjang lebar sambil menuang minuman ke dalam gelas.

“aku tidak peduli apa jalan pikiranmu tentangku. Yang kupedulikan adalah bagaimana secepatnya agar kau bisa secepatnya menikah. Atau kau lebih suka kuanggap sebagai laki-laki yang tidak normal dan lebih memilih hidup membujang selamanya?” Sindir Eisuke

Masumi hanya terdiam mendengar sindiran ayahnya.

“jadi apa rencana ayah?” tanya Masumi

“aku kenal ayah. Jika ayah membicarakan sesuatu denganku atau ada yang ayah kehendaki, pasti ada yang telah ayah rencanakan untuk menjadikan hal itu terwujud” papar Masumi lebih lanjut.

“baguslah kalau kau sudah paham tentang aku. Jadi aku harap kau mau bekerjasama denganku” kata Eisuke dengan tegas

“sudah larut malam.lebih baik kita sudahi pembicaraan kita” lanjut Eisuke sambil memutar kursi rodanya dan berlalu dari hadapan anaknya yang terdiam dan meneguk minumannya.

@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@

“Ini informasi yang anda minta tuan, semuanya saya dapatkan . Dan tidak lupa saya sertakan pula foto-foto yang wanita-wanita tersebut. Saya harap ada diantaranya yang berkenan di hati anda” kata Asa dengan hormat

Eisuke melihat foto-foto wanita yang disodorkan Asa kepadanya. Ada sekitar 20 foto disertai informasi profil wanita-wanita tersebut. Eisuke membaca dan menimbang-nimbang dalam hati, apakah foto-foto tersebut akan menarik minat anaknya untuk memilih salah satu diantara wanita-wanita cantik itu.

Lama Eisuke berpikir apakah rencana ini akan berhasil. Setelah rencananya untuk menyatukan Masumi dengan Shiori, wanita cantik yang sangat sempurna untuk mendampingi anaknya kandas ditengah jalan, dia menjadi sedikit pesimis dengan apa yang telah direncanakannya.

“ ah ....tidak salahnya aku mencoba, setidaknya aku telah memberikan Masumi pilihan” kata Eisuke menimbang-nimbang.

“Lebih baik aku berjalan –jalan siapa tahu aku menemukan ide yang lebih baik untuk masalah jodoh Masumi” bisik Eisuke dalam hati

“Asa....!, antarkan aku jalan-jalan. Aku bosan di rumah” perintah Eisuke pada bawahannya.

Sudah lama Eisuke tidak berjalan-jalan ke luar rumah. Dia menatap jalanan sambil memikirkan tentang bagaimana agar Masumi mau menerima usulannya dan menjalankan “Proyek besarnya untuk mendapatkan pewaris Daito”. Ketika kemudian dia melihat sesosok gadis mungil yang beberapa kali dia temui dan berbincang-bincang dengannya.

“stop! Asa, turunkan aku disini” teriak Eisuke pada pembantunya

Sosok lelaki tua itu pun keluar dari mobil dibantu oleh Asa dan tongkatnya.

“Halo gadis kecil“ sapa Eisuke pada gadis itu.

“Halo juga paman “ jawab gadis itu.

Eisuke menghampiri Maya dan mengajaknya untuk menemaninya makan es krim di sebuah Cafe yang tidak jauh dari tempat itu.

“Lama aku tidak berjumpa denganmu, Maya. Bagaimana latihan dramamu? Tentu kau semakin sibuk dengan peranmu sebagai Bidadari merah yang fenomenal itu ya?” tanya Eisuke lebih lanjut.

“darimana paman tahu? Jangan-jangan paman memata-matai aku” jawab Maya dengan jenaka sambil memainkan sendok es krimnya

“hahaha......aku memang punya mata-mata dimana-mana untuk menyelidiki kegiatan gadis mungilku” kata Eisuke

“kenapa sih, anda juga ikut-ikutan orang itu untuk memanggilku mungil “ kata Maya dengan kesal

“ ternyata ada orang lain yang juga memanggilmu mungil. Apa kau tidak suka kupanggil mungil? Tanya Eisuke

“oh....eh tidak....Aku tidak apa –apa jika Paman memanggilku mungil, karena Paman tidak bermaksud mengolok-ngolok aku. Tidak seperti orang itu yang sering membuatku kesal” jelas Maya terlihat kikuk

“Orang itu sering mengolok-olokmu? Apa dia menyukaimu?.

“ah....darimana anda tahu dia menyukaiku?’ tanya Maya yang tiba-tiba wajahnya merona. Perubahan wajah ini terlihat oleh Eisuke yang semakin memacu rasa ingin tahunya.

“aku tidak tahu. Tapi kau orang yang menyenangkan dan ada kemungkinan orang tersebut menyukaimu, sama seperti aku menyukaimu. “kata Eisuke

“ ah...Paman menyukaiku pasti karena anda kesepian dan menganggap aku cucu anda.” Jawab Maya

“ tapi orang itu tidak mungkin menyukaiku” ada nada sedih dari ucapan yang keluar dari bibir Maya

“Orang itu sering mengolok-olok aku hanya untuk memancing kemarahanku saja, bagaimana mungkin dia menyukaiku. Dia orang yang hebat, tampan, percaya diri dan dari kelas sosial yang tinggi. Seorang pemimpin perusahaan terkemuka seperti dia tidak mungkin menyukai aku yang pendek dan bodoh. Walaupun dia sering memberiku hadiah dan buket mawar ungu tapi itu hanya sekedar ungkapan kekagumannya padaku sebagai seorang artis bukan kekaguman dan rasa cinta pada seorang wanita “ kata Maya dengan pilu

Eisuke mendengarkan dengan seksama, entah kenapa dia merasa kasihan pada Maya dan merasa mengenal tentang sosok yang diceritakan gadis itu kepadanya.

“kau bilang dia seorang pemimpin perusahaan? Apa dia cukup terkenal?”

“tentu saja dia terkenal. Siapa yang tidak mengenal Masumi Hayami yang dingin dan tak berperasaan dari Daito?” jawab Maya

“apa kau mencintainya?” tanya Eisuke

“ah..eh...” jawab Maya dengan kikuk yang wajahnya kembali merona

“tidak ada salahnya dengan perasaanmu terhadap seseorang yang kau sukai. Jika hal itu membahagiakanmu“ terang Eisuke sambil mengamati raut wajah gadis dihadapannya

“ Dia tidak akan pernah tahu perasaanku. Selamanya dia tidak akan tahu. Dia akan selalu menganggapku gadis kecil dan mungil yang bodoh, dan hanya menghargaiku sebagai artis yang bermain peran di atas panggung” kata Maya sedih

“hahh...sayang sekali ya hatimu telah kau berikan pada orang yang dingin itu, padahal aku ingin sekali menjodohkanmu dengan anakku” kata Eisuke

“apa kau mau kuperkenalkan dengan anak lelakiku, Maya?” tanya Eisuke sambil tersenyum lembut

“ yah, siapa tahu setelah aku mengenalkannya padamu kau mau berpaling dari orang itu dan pindah ke hati anakku” kata Eisuke dengan jenaka

“ahhhh.....paman ada-ada saja. Apa paman sekarang ini sedang jadi mak comblang dan berperan sebagai orang tua yang sibuk berjalan kesana-kemari mencari jodoh untuk anaknya? Tanya Maya sambil tertawa

“anggap saja begitu. Karena aku tidak ingin lebih lama lagi melihat puteraku terus menerus hidup sendiri. Dan aku kira kau pasangan yang cocok untuknya” papar Eisuke

“ jika aku mengundangmu ke rumahku, berjanjilah kau mau datang. Setidaknya untuk menghibur lelaki tua yang kesepian ini” kata Eisuke sambil mengedipkan mata

“Tenang saja, aku akan datang. Aku kan harus membalas kebaikan hati paman yang sering mentraktirku makan es krim “ jawab Maya dengan tersenyum

“Baiklah. bagaimana jika sabtu besok aku mengundangmu? Ada acara di rumahku dan aku ingin kau menghadirinya. Asa, pembantuku akan menjemputmu”tanya Eisuke penuh harap

“baiklah, karena minggu libur aku kira aku bisa datang” jawab Maya

“aku sangat menghargainya, aku akan menunggumu” kata Eisuke menutup pembicarannya dengan Maya

Asa mengamati wajah Eisuke yang terlihat berbinar-binar dan tampak bahagia setelah bertemu Maya. Hampir mirip orang yang jatuh cinta pikirnya. Tapi cinta memang tak kenal usia. Hanya saja apakah tuannya ini tidak sadar kalau gadis yang baru saja ditemuinya itu lebih tepat untuk jadi cucunya ketimbang menjadikan dia nyonya Eisuke Hayami.

“Ini pasti berhasil..!” kata Eisuke hampir berteriak yang menjadikan Asa semakin kaget.

@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@

Maya kaget dengan kedatangan seorang laki-laki yang tiba-tiba datang menjemputnya dengan sebuah mobil. Lelaki tersebut menyerahkan surat yang dibawanya.

Halo mungil,

Kuharap kau tidak lupa dengan janjimu untuk datang ke rumahku sabtu malam ini. Ikuti saja orang yang membawa surat ini, Pak Asa, dia adalah orang kepercayaanku. Dia akan membawamu ke suatu tempat sebelum menghadiri undanganku. Tenang saja dia tidak akan menculikmu.

Aku yang menunggumu
Paman “es krim”

Maya melipat surat tersebut dan tidak lama kemudian Maya memasuki mobil tersebut yang membawanya ke sebuah salon dan spa terkenal.

Maya sedikit ragu untuk apa dia dibawa ke tempat itu, tapi dia pikir mungkin bukan urusan yang berhubungan dengannya, tetapi dengan urusan Pak Asa. Tetapi ketika seorang pegawai di salon itu menghampirinya, tahulah bahwa perkiraannya ternyata salah.

“Anda akan kami tangani dengan baik. Nona tenang saja. Kami pasti bisa membuat anda tampil mempesona” kata orang tersebut sambil mempersilakan Maya untuk masuk ke sebuah ruangan yang ternyata tempat Spa.

Ditempat itu Maya mendapat perlakuan dan pelayanan Spa yang belum pernah dia nikmati sebelumnya. Perawatan di tempat itu membuat dia rilek.

Setelah itu dia dipersilakan untuk duduk dan dirias oleh seorang penata rias profesional. Maya tidak tahu bagaimana orang tersebut dengan cepat meriasnya dan menjadikan dia sesosok wanita yang terlihat berbeda di cermin dihadapannya. Orang tersebut kemudian menata rambutnya dan membawa Maya ke sebuah ruangan dimana dia meminta Maya berganti pakaian dengan gaun yang telah dipersiapkan orang itu. Gaun itu sederhana berwarna hijau cerah tapi menampilkan sosok Maya sebagai seorang wanita dengan tubuh mempesona. Tidak lupa sepasang sepatu high heel menyempurnakan penampilannya.

Dan inilah dia. Maya mendapati dirinya dengan takjub. Orang yang menata dirinya juga tersenyum puas atas hasil karyanya, bisa merubah sosok Maya yang terlihat biasa menjadi luar biasa.

“Aku harap hari ini akan membawa keberuntungan bagi anda, Nona” kata orang tersebut sambil mengedipkan matanya.

Pak Asa juga tak kalah kaget dengan sosok wanita yang kini telah berubah dihadapannya. Dia menerka-nerka dalam hati, apakah tuannya itu berminat untuk berkencan dan menikah lagi dengan gadis muda yang lebih tepat menjadi cucunya?. Entahlah, dia hanya tahu kalau dia hidup untuk melayani tuannya, dan tidak pantas ikut campur urusan tuannya.

@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@

“Tuan tadi ayah anda telepon dan menyuruh anda untuk segera pulang” kata Mizuki kepada bosnya

“Ada instruksi apa lagi ini? “kata Masumi kesal

“apakah dia mengatakan sesuatu, mizuki?” tanya Masumi lebih lanjut sambil menutup dokumen dihadapannya dan bersiap berdiri dari kursinya

“tidak tuan, dia tidak mengatakan apa-apa” kata Mizuki

Masumi diam untuk sementara, pikirannya teringat akan pembicaraannya dengan ayahnya tentang penerus Daito.

“Baiklah, aku pulang duluan. Dan kau Mizuki jika telah selesai dengan pekerjaanmu, lebih baik kau pulang juga dan cari lelaki yang bisa kau ajak kencan” kata Masumi sambil berlalu dari ruangan itu

Mizuki, sang sekretaris hanya merengut kesal atas sindiran bos yang memang tidak punya perasaan itu.

Masumi mendapati ayahnya duduk menunggunya di ruang tengah.

“Duduklah Masumi!” kata Eisuke membuka percakapan

“apakah ini berhubungan dengan pembicaraan kemarin ayah?” selidik Masumi

“Tepat. Perkiraanmu sungguh tajam” jawab Eisuke sambil menyorongkan sebuah dokumen

“apa ini ayah?” tanya Masumi

“buka saja. kau pasti tahu apa yang ku maksudkan” jelas Eisuke

Masumi membuka file dokumen yang berisikan foto-foto wanita cantik dan sekilas membaca profilnya dengan acuh.

“jadi ini para kandidat yang dipilih ayah sebagai calon istriku? Tanya Masumi sambil melemparkan dokumen di atas meja di ruangan tersebut.

“kulihat kau tidak menaruh minat atas wanita-wanita yang kusodorkan padamu” selidik Eisuke

“Ayah pandai menebak.Aku sama sekali tidak tertarik” jawab Masumi dengan dingin

“Dan kapan kau akan tertarik dan menikahi seorang wanita?” Tanya Eisuke

“Aku akan menikah jika saatnya tiba” jawab Masumi pendek sambil meraih botol minuman dan mengisi gelas yang dipegangnya.

“Dan kapan saatnya itu tiba? Aku ingin tahu” tanya Eisuke dengan sinis

“Kau jangan selalu berpikir bahwa para wanita akan senantiasa mengejarmu, Masumi. Mungkin saat ini kau adalah lelaki yang diidamkan banyak wanita, tapi usiamu kian hari kian menanjak, dan pesonamu akan pudar pada saatnya. Mungkin saat kau menyadarinya, para wanita itu sudah menikah dan beralih perhatiannya kepada para bujangan yang jauh lebih segar dan memikat perhatian mereka” sindir Eisuke dengan tajam

“ lagipula apa yang kau tunggu Masumi? apa kau menunggu artis yang menjadi pujaanmu itu jatuh cinta padamu?” tanya Eisuke lebih lanjut

Masumi hampir saja tersedak atas ucapan ayahnya. Dia kaget ayahnya tahu rahasia dirinya.

“a...apa maksud ayah?” tanya Masumi tergagap sambil menaruh gelas yang kini telah kosong

Eisuke yang menyadari perubahan raut wajah anaknya ini kemudian melanjutkan perangkapnya.

“tentu saja kau tahu maksudku. artis yang kau kirimi mawar ungu tentunya? Apa ada lagi wanita selain dia yang kau kirimi mawar ungu? Aku yakin sekali, Shiori pun yang pernah menjadi tunanganmu, tidak pernah kau beri dia mawar yang mahal itu” sindir Eisuke

Masumi hanya terdiam tidak tahu harus bicara apa. Dia seperti tikus yang termakan umpan tuannya.

Kemudian Pak Asa muncul, dia mengangguk hormat pada Eisuke dan membisikkan sesuatu ke telinga tuannya.

“Baiklah Asa, bawa wanita itu kemari. Aku harap anakku kali ini tidak menolak lagi wanita yang aku tawarkan sebagai calon menantuku” kata Eisuke sambil menatap Masumi yang diam terpaku

“Ayah tidak berhak mengatur hidupku atau pun perasaanku” teriak Masumi marah

“Apa kau menolak wanita yang kupilihkan untukmu?” tanya Eisuke

“tentu saja aku akan menolaknya” kata Masumi dengan marah

“sayang sekali.....ckckck..... jika dia juga kau tolak sebagai calon istrimu, jadi untuk apa usahamu selama ini mendekatinya dengan mengirimi dia mawar ungu?” kata Eisuke datar

“APA DIA....?” tanya Masumi kaget

Kekagetan Masumi terjawab dengan hadirnya seorang wanita mungil yang kini masuk ke ruangan tersebut. Kekagetannya semakin bertambah melihat gadis pujaannya ini hadir dengan tampilan yang sangat mempesona. Eisuke juga terkejut melihat Maya, tetapi dia lebih tertarik mengamati raut wajah anaknya dan memilih melanjutkan permainannya.

Sebenarnya Maya kaget ketika Pak Asa mengajaknya datang ke rumah besar itu. Dia mengenali rumah itu sebagai rumah Masumi. Tapi dia tidak ingin mempersoalkan hal itu, bukankah dia hadir atas undangan paman “es krim”nya dan dia pun ingin tahu acara apa yang sedang berlangsung di rumah itu hingga dia diundang untuk hadir.

“apakah orang itu saudara dekat Masumi? Apakah Masumi bertunangan lagi dengan wanita yang lain?” tanya Maya dalam hati. Maya tahu Masumi bukanlah tipe lelaki yang sulit untuk mencari pengganti Shiori. Wanita manapun pasti berkenan untuk menjadi tunangannya.

Tetapi ketika dia dipersilakan memasuki rumah besar itu, dia tidak mendapati tanda-tanda adanya suatu acara ataupun pesta, seperti yang semula dipikirkannya. Dia kemudian diminta menunggu, ketika Pak Asa meninggalkannya dan tidak lama kemudian menyuruhnya mengikuti lelaki itu menuju ke suatu ruangan.

Dan disinilah sekarang Maya berada. Dihadapan Eisuke dan Masumi.

“Maya..!” kata Masumi dengan takjub

“Pak Masumi...!” kata Maya

“Senang, akhirnya kau datang Maya. Aku pernah berjanji padamu kan untuk mengenalkanmu pada puteraku. Inilah dia, Masumi Hayami” kata Eisuke

Maya hanya terdiam mematung tidak tahu harus bicara apa.

“Masumi Hayami seorang pengusaha terkemuka yang sering mengolok-olok dirimu dan mengirimi dirimu mawar ungu hanya sekedar ungkapan kekaguman kepada seorang artis. Orang yang kau anggap sering mengganggumu dan menganggapmu anak kecil yang bodoh. Bukan begitu, Maya?” tanya Eisuke

“eh...aku..aku..” kata Maya kikuk

“kau tahu aku berencana menjodohkanmu dengannya karena aku tahu kau mencintai puteraku..” kata Eisuke lebih lanjut

Maya hanya terpaku, dia merasa wajahnya memerah. Dia malu sekali kalau masumi mengetahui perasaannya. Ingin rasanya dia segera pergi dari ruangan itu.
Masumi terkejut atas penjelasan ayahnya.

“benarkah?....benarkah mungil kau mencintaiku?”kata Masumi tidak percaya

“tapi sayang sekali, Maya dia menolak untuk aku jodohkan denganmu, Maya. Padahal..........” kata Eisuke

“Tidak ayah, bukan begitu...”kata Masumi tiba-tiba memotong ucapan ayahnya

“aku tidak tahu jika wanita yang akan ayah jodohkan denganku adalah...Maya” kata Masumi dengan malu

“jadi kau berniat menarik ucapanmu itu, Masumi? Kau bersedia menikah dengan Maya?” tanya Eisuke panjang lebar

“Iya, ayah....” kata Masumi dengan wajah memerah

“apa kau mencintainya? “tanya Eisuke seakan mempertajam pertanyaan sebelumnya

“ya , ayah aku mencintainya” jawab Masumi sambil menatap Maya
Maya kaget dengan ucapan Masumi. Dia tidak menyangka jika Masumi mencintainya. Padahal dia menganggap Masumi hanya kagum padanya sebagai seorang artis.

“Karena aku tahu ternyata kalian saling mencintai. Kukira aku harus segera mempersiapkan pernikahan kalian. Pernikahannya akan digelar 6 bulan mendatang.” kata Eisuke dengan yakin

“6 bulan apa tidak terlalu lama ayah?” tanya Masumi

“hahahaha......ternyata puteraku ini sudah tidak sabar untuk memilikimu, Maya” Eisuke tertawa lepas

Masumi hanya terdiam dan raut wajahnya semakin memerah atas sindiran ayahnya.

“kau sendiri bagaimana, Maya? . Apakah kau bersedia menikah dengan lelaki yang dingin dan tak punya perasaan ini?” tanya Eisuke

Kali ini raut wajah Maya yang bersemu merah. Dia kemudian menatap Masumi yang sedang berharap menanti jawabannya

“...ahh...eh...saya bersedia jika Pak Masumi menginginkan saya” jawab Maya dengan malu

“tentu saja dia menginginkanmu. Kau bisa lihat sendiri bukan, dia sudah tak sabar untuk menjadikanmu sebagai pengantinnya. Rasanya jika hari ini dia bisa membawamu ke altar, pasti dia akan melakukannya” jawab Eisuke sambil menatap Masumi yang kali ini terlihat sangat kesal dengan sindiran ayahnya.

“baiklah aku kira 1 bulan waktu yang cukup untuk persiapan pernikahan kalian, bagaimana kalian setuju?” tanya Eisuke

Kali ini tidak ada jawaban dari keduanya, hanya anggukan dari keduanya menandakan persetujuan mereka.

“kukira kini waktunya aku beristirahat. Aku sudah lelah menjadikan diriku sebagai mak comblang bagi kalian” kata Eisuke sambil berlalu dari hadapan keduanya
Lama Maya dan Masumi terdiam. Maya sangat kikuk sekali berdua dengan Masumi di ruangan itu. Masumi menyadari Maya adalah gadis yang polos dan pemalu. Kamudian dia menghampiri Maya.

“Benarkah mungil, kau mau menjadi pengantinku?” tanya Masumi dengan lembut sambil membelai tangan Maya

“eh.....iya!” jawab Maya malu-malu

“jadi sekarang statusku berubah menjadi tunanganmu, bukan lagi musuhmu?” tanya Masumi jahil

“terserah jika anda lebih senang menjadi musuhku daripada menjadi tunanganku” kata Maya sambil merengut kesal

“tentu saja aku lebih senang menjadi tunanganmu dan memenangkan hatimu mungil. Sekarang para lelaki di luar sana hanya bisa bermimpi untuk mendapatkanmu. Termasuk Sakurakoji tentunya” ada nada tak suka ketika Masumi menyebut nama Sakurakoji

“apa anda cemburu padanya, Pak Masumi” tanya Maya sambil tersenyum

“tentu saja aku tak suka padanya, jika dia sering berdekatan dengan gadis pujaanku“ kata Masumi dengan kesal

“ ahhahaha...saya takut pada anda. Ternyata anda tipe lelaki pencemburu” kata Maya terkikik geli

“ tentu saja kau harus takut padaku. Aku akan jadi suamimu dan kau jangan terlalu dekat dengan dia” ancam Masumi

“belum menjadi istri anda saja, saya sudah diancam. Apakah saya harus merubah pikiran saya untuk menikahi anda?” kata Maya mencoba mempermainkan Masumi

“ahhhh....jangan coba-coba. Jangan pernah menarik lagi ucapan anda untuk menikahiku nona Kitajima. Karena aku pasti sangat murka” kata Masumi

“ohhh...aku ingin tahu semurka apa anda pada saya, Pak Masumi?” kata Maya terkikik
Masumi terlihat kesal dengan ulah gadisnya, tapi dia tahu cara yang efektif untuk menjawab pertanyaan gadis itu

“seperti ini...!” kata Masumi yang dengan cepat mendaratkan ciuman di bibir Maya.

Maya hanya terdiam seperti terkena sihir akan ciuman Masumi. Raut wajahnya terlihat memerah dan merasakan degup jantungnya.

Masumi pun gugup dan merasakan detak jantungnya yang kian membuncah. Dia memang tidak bisa menahan diri untuk mencium gadis yang telah lama diidamkannya. Selama 7 tahun dia hanya biasa memimpikannya, berlindung dibalik Mawar ungu. Dan sekarang gadis itu kini dihadapannya menjadi tunangannya dengan tampilan yang sangat mempesona.

“Bagaimana kalau kita pergi makan malam?” tanya Masumi yang telah sembuh dari kegugupannya

“apakah anda tidak akan malu mengajak saya, Pak Masumi dan apa nanti komentar orang-orang ketika melihat kita makan malam?” tanya Maya ragu

“kenapa harus malu? aku bangga aku bisa makan malam dengan tunanganku yang cantik dan memperkenalkan pada mereka bahwa kita bertunangan. Setidaknya mereka tidak akan kaget jika kita mengundang mereka di hari pernikahan kita” jawab Masumi panjang lebar

“baiklah, dengan senang hati saya akan mengikuti kehendak anda” jawab Maya sambil tersenyum

“Aku senang wanita yang penurut” sahut Masumi sambil menyentuh lembut dagu Maya

@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@

Akhirnya hari itupun tiba.

Maya memakai gaun putih panjang yang memperlihatkan bahunya yang putih. Penata rias memberikan sapuan make up yang menambah kecantikan alami wajahnya. Rambut Maya ditata sedemikian rupa dihiasi beberapa kuntum mawar merah muda. Dia mematut wajahnya di cermin seakan tak percaya bahwa hari ini dia akan bersanding dengan “Pangeran dari Daito”.

“jangan lupa lemparkan buket bungamu kepadaku ya, Maya?” rajuk Mina

Hal ini disambut riuh rendah sahabat-sahabat yang lain yang juga tidak mau kalah untuk mendapatkan lemparan bunga dari sang pengantin wanita.

Masumi diam menantikan sang mempelai wanita. Akhirnya hari ini tiba. Hari dimana dia akan bersanding dengan pujaan hatinya. Gadis kecilnya. Si mungil yang 11 tahun lebih muda darinya. Masumi merasakan kegugupannya, belum pernah dia segugup itu menanti sesuatu. Hingga beberapa bisikan dibelakangnya yang memberitahukan bahwa pengantin wanita telah tiba.

Maya turun dari tangga, dia tampak malu-malu. Semburat merah merona diwajahnya menambah kecantikannya. Dia akhirnya berdiri dihadapan pendeta bersama Masumi untuk mengikrarkan sumpah setia sehidup semati yang menandai ikatan suci pernikahan. Lalu keduanya menyematkan cincin di jari masing-masing. Dan ketika sang pendeta mengumumkan bahwa mereka telah sah sebagai suami istri. Masumi memberikan ciuman kepadanya yang diiringi tepukan dan selamat dari beberapa tamu yang hadir.
Tampak kebahagiaan terpancar dari raut wajah keduanya. Tak terkecuali Eisuke Hayami. Akhirnya “proyek” besarnya untuk mendapatkan keturunan dan penerus bagi Daito telah dimulai. Dia hanya perlu menunggu waktu itu tiba. Waktu dimana menantunya akan memberikannya seorang cucu. Bayi yang kelak akan menyandang nama Hayami seperti dirinya. Dan memimpin kerajaan bisnisnya, Daito.



<<< Jebakan Eisuke ... The End >>>

Tuesday 29 March 2011

Fanfic TK: Just Not Yet...

Posted by Ty SakuMoto at 21:05 13 comments
warning: kissing scene

JUST... NOT YET…
(by Fendira) 




Kubuka mata dan kulihat atap putih perasaan bingung menyergap pikiranku. Kuhembuskan udara yang mengisi paru-paruku kucoba kumpulkan semua kesadaran alam pikiranku hingga kudengar lagi suara...

Tok tok tok ..

Kusingkap selimut tebal yang masih menyelimuti tubuhku, akhirnya kutinggalkan tempat tidur yang nyaman itu dan kubuka pintu kamar ini. Kulihat teman-temanku tersenyum lebar melihatku. Mereka mendorongku masuk sambil tak henti-hentinya berbicara. Seseorang telah mengambilkan aku handuk, menyelempangkannya di pundakku dan menyuruhku mandi.

Selepas aku keluar dari kamar mandi semakin kulihat banyak orang dikamarku. Aku ditarik duduk di depan cermin. Seorang wanita sibuk membuka kotak kaca yang sangat indah. Kulihat begitu banyak peralatan make-up mirip punyaku yang kudapatkan dari Mawar Unguku tapi punyanya tampak lebih besar. Wanita itu tersenyum melihatku dan menyuruhku memejamkan mata. Kuikuti kehendaknya. Kupejamkan mataku dan tak lama kemudian kurasakan tangan dinginnya menyentuh wajahku.

Saat kupejamkan mataku semakin jelas kudengar suara teman-temanku yang tetap tak henti-hentinya berbicara yang terselingi suara tawa diantara mereka.

Akhirnya kudengar juga suara wanita itu memperbolehkanku membuka mata kemudian Ia memutar badanku membelakangi cermin dan menyisir rambutku, menariknya ke belakang dan mengikatnya entah apa selanjutnya yang Ia lakukan dengan rambutku. Yang kurasakan hanya tarikan-tarikan yang membuatku terkadang meringis kecil. 

Aku lihat teman-temanku yang lain telah berganti pakaian kulihat mereka semua memakai kimono bernuansa ungu, sungguh cantiknya warna itu, pikirku. Kulihat wanita lain yang berpakaian sama dengan wanita yang sedang merapikan rambutku ini membawa sebuah gaun putih berhiaskan manik-manik yang kupikir berwarna bening tapi pada saat terkena cahaya kulihat semu ungu terpancar dari manik-manik tersebut. Semakin Ia mendekatiku semakin terlihat manik-manik tersebut terbuat dari kristal dan berbentuk bunga mawar kecil-kecil. Mawar ungu kesukaanku.

Wanita yang meriasku tadi telah selesai menata rambutku kemudian Ia tersenyum lagi padaku. Ia membantu wanita yang membawa gaun itu memakaikan gaun putih di tubuhku, ukurannya sangat pas sepertinya gaun ini memang dibuat hanya untukku.Akhirnya setelah resletingnya tertutup dengan rapi, mereka membalikan tubuhku menghadap cermin. 

Kulihat diriku memakai gaun pengantin putih lengkap dengan cadarnya.

”Gaun pengantin…” batinku.

@@@

Kurasakan tangannya menggenggam tanganku begitu kuat namun lembut, kurasakan pancaran cinta yang begitu tulus dari matanya. Senyumnya membuatku tak mampu memijakkan kakiku dengan benar di lantai yang terbalut karpet ungu ini.

Ketika ia membuka cadar yang menutup wajahku, kurasakan debaran jantungku semakin kuat. Kurasakan hembusan nafasnya diwajahku menandakan wajahnya semakin mendekatiku. Kupejamkan mataku seiring dengan terpejamnya matanya. Kurasakan sentuhan hangat dibibirku, begitu lembut lebih lembut dari ice cream coklat kesukaanku, desiran di dadaku semakin menusuk kurasa. Ketika kubuka mataku kulihat senyum itu dan terdengar tepuk tangan dan sorak sorai.

Kurasakan panas di wajahku, aku malu tapi begitu bahagia.

@@@

Kududuk di tepian tempat tidur yang penuh dengan taburan mawar ungu. Kulihat seluruh kamar bernuansa ungu dan silver. Tiap sudutnya penuh bunga mawar ungu. Kamar ini lebih luas dari kamarku yang tadi, pikirku.

Pikiranku terhenti seketika, tiba-tiba kurasakan sentuhan lembut dipipiku. Kualihkan pandanganku kearah pemilik tangan itu. Senyum itu selalu ada disana, senyum yang disertai pandangan lembut yang langsung menusuk jantungku. Selalu mampu menghentikan detak jantungku, keluhku.

Sesaat kami hanya bertukar pandangan, kurasakan mataku memanas dan setetes air mata jatuh menghangatkan wajahku yang terasa telah membeku karena tatapannya. Kulihat wajahnya terhenyak kaget dan langsung menghapus air mataku, kugenggam tangannya di pipiku, kutersenyum dan Ia pun akhirnya ikut tersenyum tanda mengerti air mata ini bukanlah air mata kesedihan melainkan air mata bahagiaku, bahagiaku dapat bersamanya.

@@@

Akhirnya jepit-jepit dan ikatan yang menyiksa rambutku terlepas juga, gaun indah itupun meski enggan kulepas tapi terasa lebih nyaman menggunakan pakaian tidur hitam ini, pakaian tidur yang cukup aneh pikirku, hitam warnanya terasa halus dan dingin, cukup pendek hanya menutupi sebagian pahaku, dan bagian atas terlalu terbuka pikirku membuatku malu berhadapan dengannya.

Kutatap langit dari jendela besar kamar ini, begitu hitam pekat namun terlihat bulan sabit bersinar dengan indahnya. Sentuhan tangan itu kembali menghentikan pikiranku, memeluk erat pinggangku, pelukannya menyadarkanku bahwa pakaian ini sungguh tipis hingga membuatku berfikir pelukan ini bagaikan langsung menyentuh kulit tubuhku.

Sesaat kemudian tangannya telah memaksaku membalikan tubuhku menatapanya namun masih dalam pelukannya. Tangannya yang satu tetap memelukku dengan kuat dan yang lain menyusuri tanganku, pundakku leherku dengan jemarinya, kurasakan tubuhku gemetar kecil entah apa yang kurasakan. Apakah aku kedinginan. batinku. 

Jemari itu terus menyusuri wajahku dimulai dari mataku, hidungku, dan berhenti di bibirku. Begitu kulihat ia menundukan wajahnya dan mengecup bibirku kurasakan tubuhku melayang dan ternyata aku sungguh melayang, ia telah menggendongku tanpa melepaskan ciumannya akupun tak mau melepaskan ciumannya.

Ia merebahkan tubuhku ditempat tidur, ia menghentikan ciumannya kubuka mataku dan kulihat ia membuka pakaian atasnya, jantungku berdetak semakin cepat kupejamkan lagi mataku.

“Maya… Maya…”

Kubuka mata dan kulihat atap putih perasaan bingung menyergap pikiranku kuhembuskan udara yang mengisi paru-paruku kucoba kukumpulkan semua kesadaran alam pikiranku hingga kudengar lagi suara...

Tok tok tok ..

“Maya..Maya..bangun..cepat buka pintunya..”

“Rei..?” bisikku.

Kusingkap selimut tebal yang masih menyelimuti tubuhku, akhirnya kutinggalkan tempat tidur yang nyaman itu dan kubuka pintu kamar ini dan kulihat teman-temanku tersenyum lebar melihatku.

Kulihat sekelilingku. Kini kumengerti dan tertawa malu sendiri. Aku baru terbangun dari tidurku pagi ini dikamar Hotel dimana nanti akan diadakan pernikahanku dengan Masumi.

Yup.. Just not yet…



>>>Just Not Yet... End<<<
 

An Eternal Rainbow Copyright © 2011 Design by Ipietoon Blogger Template | web hosting