Friday 18 March 2011

Fanfic TK: Fight for Your Happiness...

Posted by Ty SakuMoto at 16:34
(Cerita ini dimulai setelah Betsuhana 19) 

Fight for your happiness...
(by Dian) 



Meski kapal Astoria telah bersandar di dermaga, Masumi dan Maya masih tetap bergeming, larut dalam perasaan yang begitu meluap. Suara pengumuman bahwa penumpang dipersilahkan keluar melalui pintu utama menyadarkan mereka, bahwa semua akan segera berakhir.

Lama Masumi menatap Maya, dalam hatinya terucap beribu-ribu kata cinta untuk Maya. Kata-kata cinta yang telah disimpannya selama bertahun-tahun. 

(Aku mencintaimu, Maya Kitajima... sangat mencintaimu!!!).

Karena tidak sanggup mengungkapkannya, Masumi meraih Maya dan memeluknya sangat erat.

"Aku tidak ingin ini berakhir... apakah kau merasakan hal yang sama, Maya?"  

Maya tidak menjawab, dia hanya mengangguk berulang kali sambil mempererat pelukannya.  

"Begitu banyak yang ingin kuketahui... datanglah ke villaku di Izu besok malam. Akan ada yang datang menjemputmu, sebelum itu aku akan meyelesaikan hal-hal yang harus kuselesaikan terlebih dahulu..." Janji Masumi.

Maya melonggarkan pelukannya dan menengadah menatap Masumi, mencoba meyakinkan dirinya tentang hal yang menurutnya bagaikan mimpi.  Maya mendapati Masumi yang memandangnya hangat.

"Aku akan datang, Pak Masumi…" Jawab Maya, tanpa lepas menatap Masumi.

Seorang awak kapal yang berpatroli menghampiri mereka, mengangguk sopan dan dengan sungkan mengingatkan mereka untuk turun dari kapal.

Malu-malu, Maya melepaskan pelukannya.  Masumi hanya tersenyum sambil dengan enggan melepaskan Maya.  Kemudian mereka dipandu keluar oleh awak kapal tersebut.

Di tangga kapal terlihat kumpulan penumpang yang bergerombol siap untuk turun. Sebagian besar penumpangnya berpasang-pasangan. Mereka tampak puas dengan pelayaran semalam yang sangat berkesan tersebut. Sambil turun dari kapal, para penumpang masing-masing membicarakan kesan yang mereka dapat selama berlayar.  

Shiori yang melihat keceriaan dari para penumpang itupun membatin. Terlihat raut kecewa yang sangat dalam pada wajah Shiori.

(Seharusnya, akupun memiliki malam yang indah di pelayaran ini dengan Masumi... sayangnya... aku tidak berhasil)

Iring-iringan penumpang yang turun telah habis, tetapi Shiori masih belum menemukan Masumi.  Dengan wajah penuh tanda tanya, Shiori melangkahkan kaki menaiki tangga kapal untuk menjemput Masumi. Dengan bingung, dia mencari Masumi di kapal yang sangat luas tersebut.

Di atas kapal, Shiori tidak mendapati apa-apa selain petugas kebersihan dan beberapa awak kapal yang bertugas. Shiori bertanya letak kamar nomor 1001 kepada salah satu petugas kebersihan yang kemudian mengantarkannya kesana. Shiori mengira bahwa Masumi mungkin masih berada di dalamnya.

Sementara itu, Masumi dan Maya telah menuruni tangga dan mendapati Koji yang sedang menunggu Maya. Koji terkejut dan heran melihat Maya yang datang ditemani Masumi, terlebih melihat Maya yang tampak tersipu malu.

Masumi yang melihat kekikukan Maya mencairkan suasana dengan menyapa Koji,

"Halo Koji, apa yang sedang kau lakukan disini?"

"Aku menjemput Maya, setelah diberitahu oleh Pak Kuronuma kalau Maya ikut berlayar dengan Astoria untuk mencari Nona Shiori." Jawab Koji.

"Oh, itu benar, sekarang urusannya dengan Shiori sudah diselesaikan," terang Masumi. 

"Baiklah Maya... sebaiknya kau kuantar ke studio sekarang." Masumi berkata sambil mengajak Maya untuk berjalan menuju mobilnya.

Ketika baru akan beranjak, terlihat Shiori yang sedang menuruni tangga kapal. 

Khawatir dengan keadaan tidak menyenangkan yang mungkin terjadi jika dia bertemu Shiori, dengan cepat Maya berkata, "Sebaiknya saya ke studio dengan Koji, karena anda harus mengantar Nona Shiori... ayo Koji!"  

Masumi terdiam, menyadari hanya bisa menyetujui permintaan Maya dan hanya mampu menatap kepergiannya.  Sambil mengikuti langkah Koji, Maya diam-diam mencuri pandang dan mendapati Masumi yang masih memandanginya. Maya melemparkan senyum permintaan maaf yang kemudian dibalas dengan anggukan pengertian oleh Masumi.

Shiori menghampiri Masumi yang sedang berdiri mematung beberapa saat setelah kepergian Maya dan Koji.  Shiori yang melihat kepergian mereka bertanya-tanya dalam hati apa yang dilakukan keduanya di pelabuhan. Tetapi Shiori mengabaikan pertanyaan dalam hatinya tersebut dan kemudian menyapa Masumi dengan sendu,

"Apa kabar, Masumi…? Bagaimana pelayaranmu?"

Masumi tidak menjawab, melainkan mempersilahkan Shiori masuk ke dalam mobilnya.

Shiori berdiri di samping mobilnya sambil bertanya-tanya dalam hati, apa yang telah terjadi sehingga Masumi terlihat begitu dingin. Ketika Shiori sudah duduk di dalam mobilnya sebelum menutup pintu, Masumi berkata,

"Ini… aku kembalikan."  Masumi menyodorkan sobekan cek yang diberikan Kepala Rumah Tangga Takamiya kepada Maya dan Kuronuma.  

Shiori terkejut dan wajahnya memucat. 
(Apakah tadi maya datang untuk memberikan ini kepada Masumi…? Tidak kusangka dia akan berani... bagaimana aku menjelaskan hal ini kepada Masumi?).

"Aku telah mengetahui kebenarannya, dan aku minta padamu untuk berhenti menjelek-jelekan Maya karena dia tidak bersalah. Sekarang pulanglah!" 

Masumi terlihat sangat marah dengan rahang yang dikatupkan. Kata-katanya terdengar tajam.  Shiori terpaku ditempatnya Ia tidak siap membela dirinya dan tidak menyangka bahwa Masumi akan mengetahui tentang cek itu.  

"Untuk apa kau membela Maya, Masumi? Aku tunanganmu!" Isak Shiori.

"Aku mencintainya Shiori. Kuyakin kau sudah tahu itu.  Dan meski kau tunanganku, hatiku tidak untukmu... terlebih kau sudah berbuat begitu jahat kepada Maya... tapi kau mempermudah langkahku. Pertunangan kita kubatalkan. Pengumuman resminya akan aku urus secepatnya. Sebaiknya, kau tidak melakukan hal keji lain mengenai hal ini."

Shiori bagai tersambar petir. Tidak percaya dengan kata-kata Masumi.  Perbuatannya kepada Maya berbalik menjadi petaka baginya. Dia tidak bisa berfikir. Rasanya dunia berputar, dan Ia tidak sadarkan diri.

Melihat hal tersebut, Masumi segera meminta supir Shiori untuk membawanya ke rumah sakit terdekat, kemudian menelpon Mizuki untuk memastikan keadaan Shiori.

Tidak lama Shiori pergi, Masumi menghubungi seseorang dan berbicara dengan sangat sopan.  Ketika mobil Masumi menghampiri, dengan cepat Masumi meminta supir untuk mengantarnya ke sebuah tempat tidak jauh dari pusat Tokyo.  

Tempat tujuan Masumi adalah sebuah rumah di dekat sungai Sagami. Di dalamnya ada taman yang terlihat sangat hijau, dengan jalan setapak yang ditandai lempengan-lempengan batu granit tebal. Jalan setapak itu menuju jembatan yang agak menanjak, dimana dibawahnya terdapat kolam ikan koi yang jernih. Ikan-ikannya sangat indah, kolam tersebut dihiasi air terjun yang menimbulkan suara khas air menciptakan suasana tenang dan damai. Ujung jembatan berlanjut dengan jalan setapak yang mengarah ke rumah utama, memberikan pemandangan rumah tradisional Jepang yang sangat asri. Banyak tanaman Bonsai disusun bertingkat di undakan batu-batu.  

Di teras rumah, terlihat pelayan yang siap menyambutnya.  Ketika Masumi membuka sepatunya, pelayan tersebut segera menyiapkan sandal dan menyimpan sepatu Masumi di genkan (pintu masuk). Masumi memakai sandal tersebut dan masuk ke dalam sebuah ruangan yang cukup luas dan duduk diatas bantalan yang telah disediakan.

Tidak lama menunggu, terdengar suara langkah kaki dan pintu geser yang dibuka. Masumi segera berdiri dan membungkuk memberi hormat. Setelah orang tersebut duduk dan mempersilahkannya, baru Masumi kembali duduk. 

"Bagaimana kabarmu, Masumi?"  

"Baik, Tuan Takamiya. Bagaimana dengan anda?"

"Seperti kau lihat... kabarku juga baik. Apa yang ingin kau bicarakan?” tanya Tuan Takamiya tanpa basa basi.

“… kurasa kedatanganmu yang sangat resmi ini ada hubungannya dengan cucuku Shiori... ada hal yang penting?"  

Tuan Takamiya terlihat tidak sabar untuk mengetahui maksud kedatangan Masumi, karena dia menduga ada hal yang sangat penting sampai Masumi memintanya untuk segera bertemu di tempat selain rumah tinggalnya. Sepertinya Masumi tidak ingin Shiori mengetahui tentang pertemuan ini. Karenanya, Takamiya meminta Masumi untuk datang ke rumah peristirahatannya yang terdekat.

Sesaat setelah pelayan yang menyediakan teh pergi, Masumi menjawab,

"Anda benar Tuan.  Saya datang ke sini untuk menyampaikan hal yang penting, untuk menyampaikan hal yang seharusnya saya lakukan sejak dulu."

Masumi terdiam sesaat, kemudian dengan yakin dia melanjutkan,

"Saya bermaksud membatalkan pertunangan saya dengan Shiori."

"Apa maksudmu, Masumi? lelucon apa ini? bukankah selama ini hubungan kalian baik-baik saja?" Tuan takamiya tampak gusar. Tidak percaya dengan apa yang disampaikan Masumi.

"Maafkan saya Tuan Takamiya, Shiori adalah wanita yang sangat cantik dan terhormat, tetapi maafkan karena saya tidak bisa membahagiakannya... saya... tidak mencintainya," jelas Masumi.

Tuan Takamiya terdiam, berfikir tentang penyebab dari tindakan Masumi. Dalam fikirannya pasti ada gadis lain dari keluarga kaya lainnya.  Seingat Takamiya, tidak ada lagi keluarga lain di Jepang yang memiliki bisnis raksasa sepotensial keluarganya yang bisa menambah kuat kerajaan bisnis Daito.

"Siapa gadis itu Masumi? apakah keluarganya lebih menjanjikan dari keluarga Takamiya?" Tanya Tuan Takamiya.

Masumi tersentak, pertanyaan Tuan Takamiya membuatnya menyadari bahwa di mata keluarga Takamiya dirinya tak lebih dari seseorang yang mencari keuntungan dari keluarganya.

Masumi menegakkan tubuhnya. Dengan penuh harga diri Masumi menjawab,

"Saya tidak memerlukan istri yang kaya tuan, karena saya yang akan mempersembahkan dunia kepadanya. Wanita ini, dia tidak berasal dari keluarga yang memiliki kekuasaan seperti sangkaan anda, dia hanyalah seorang wanita yang sangat saya cintai dan dia hanya punya saya di dunia ini."

Tuan Takamiya sangat terkejut mendengar jawaban Masumi, 

"Jadi... kau memutuskan Shiori yang bisa menguntungkanmu dan Daito untuk bersama orang yang tidak memiliki apa-apa? apa yang telah terjadi Masumi?"

Masumi menatap Tuan Takamiya, menjawab dengan penuh keyakinan dan tekad untuk memperjuangkan kebahagiaannya.

"Saya telah menyadari bahwa saya memanfaatkan cinta Shiori demi bisnis, dan itu sangat salah. Saya memohon maaf karenanya. Saya tidak akan memperburuk keadaan dengan terus berbohong terutama pada Shiori dan anda. Lagipula hidup saya akan sangat menyedihkan jika saya harus menyingkirkan cinta dan kebahagiaan hidup saya. Bisnis harus tetap menjadi bisnis, tanpa harus memperbudak hidup saya." Jawab Masumi.

Tuan Takamiya tertegun. Tidak menyangka Masumi akan menjawabnya dengan hal yang tidak mungkin dia sangkal.  Di lain pihak, kebahagiaan Shiori adalah segala-galanya.

(Ini pertama kalinya Masumi mengungkapkan dirinya apa adanya, memperjuangkan keinginannya, bukan Daito. Masumi telah berubah, beruntung sekali wanita itu... sayangnya wanita itu bukan Shiori)

Tuan Takamiya menyadari tekad Masumi dan menghargai kejujurannya. Tidak banyak laki-laki yang mau secara gentle menghadapinya tanpa gentar dan mengatakan hal yang bisa saja menghancurkan segalanya, termasuk bisnisnya. Tapi dia tak akan sanggup melihat cucunya menderita karena ditinggalkan oleh Masumi.

"Masumi, kau tahu kalau hal ini akan sangat menyakitkan bagi Shiori, dan aku juga tidak menginginkan hal ini terjadi. Aku minta tanggung jawabmu atas keputusanmu sebelumnya yang berjanji untuk menikahi Shiori. kau mempermainkan cucuku! Bagaimana mungkin seorang Masumi Hayami bersikap tidak bertanggung jawab seperti itu? mementingkan dirimu sendiri?! aku tidak peduli kau mencintai wanita lain, kau harus menikahi Shiori!"

"Saya tidak mempermainkan siapapun. Juga dengan Shiori. Saya melakukan ini karena saya tahu, jika pertunangan ini dilanjutkan Shiori akan lebih menderita. Beri saya waktu, dan akan saya usahakan sebaik mungkin menyelesaikan hal yang berkaitan dengan pembatalan pertunangan ini tanpa merugikan keluarga Takamiya."

Tuan Takamiya diam mematung, tidak bisa ditebak hal apa yang sedang difikirkannya. Karena dirasa telah cukup apa yang telah disampaikannya, Masumi kemudian berpamitan.

“Saya telah menyampaikan maksud saya kepada anda Tuan Takamiya. Untuk itu saya mohon diri".

Masumi melangkah keluar pintu setelah sebelumnya membungkuk hormat kepada Tuan Takamiya yang tidak mempedulikan kepergiannya. 

Langkahnya masih panjang, banyak hal yang harus diselesaikan.  Masumi bergegas untuk menemui Ayahnya, khawatir jika tuan Takamiya akan mendahuluinya. Cepat-cepat Masumi meminta supirnya untuk segera menuju kediamannya.

Sesampainya di rumah, Masumi langsung menuju ke ruangan kerja ayahnya. Disana Ia melihat ayahnya dalam posisi duduk seperti sedang menunggunya.

Tanpa ragu Masumi menyapa ayahnya,

“Ayah, ada hal penting yang ingin aku bicarakan.”

“Aku sudah mengetahuinya. Tuan Takamiya baru saja menghubungiku. Apa maksudmu dengan semua ini Masumi? Apa kau sudah kehilangan akalmu? Keluarga Takamiya adalah keuntungan besar bagi Daito! Apa kau ingin menghancurkannya??!!” Serang Eisuke.

“Tidak ayah. Menurutku, kita tidak harus bergabung dengan keluarga Takamiya hanya untuk menjadi sedikit lebih besar. Lagipula dengan adanya hubungan bisnis bercampur dengan keluarga lain, hanya akan mengganggu saja.” Masumi menjawab dengan tenang dan penuh perhitungan, tidak membiarkan ayahnya mengira Ia kehilangan akal sehatnya.

“Lalu, apa rencanamu?” Tanya Eisuke.

“Aku akan mengumumkan pembatalan pertunanganku dengan Shiori. Akan kuatur agar tidak membuat keluarga Takamiya merasa terhina. Lalu aku akan mengenalkan ayah kepada gadis yang telah membuatku berani memutuskan hal ini.” Jawab Masumi.

“Jadi kau berniat membuka identitas Mawar Ungu kepada Maya?” Tembak Eisuke.

Masumi tersentak, meski ia sudah mengira ayahnya akan mengetahui setiap gerak geriknya, namun mengenai Mawar Ungu, Masumi merasa bahwa Ia sudah sangat berhati-hati.

“Maya sudah menyadarinya Ayah. Aku tidak perlu memberitahukan kepadanya.” Jawab Masumi.

“Heh? pintar juga gadis itu!” Sahut Eisuke.

Kemudian Ia bersandar di kursinya dan menatap Masumi.

“Masumi, aku tidak setuju kau membatalkan pertunanganmu dengan Shiori. Bukan urusanku kau menyukai siapa. Tapi jika itu berkaitan dengan bisnis keluarga ini terutama Daito, maka itu menjadi urusanku juga.”

Masumi sudah menduga bahwa ayahnya akan menentangnya. Karena membatalkan pertunangan dengan Shiori sama dengan kehilangan sebuah kesempatan emas bagi ayahnya.

“Aku mengerti maksud Ayah, tapi aku tetap tidak dapat meneruskannya. Jika mau, kenapa tidak Ayah saja yang bertunangan dengan keluarga Takamiya?” Tanya Masumi yang membuat wajah ayahnya merah padam.

“Lakukan sesukamu!!! Jika sampai ada hal yang bisa merugikan bisnisku, maka kau orang pertama yang harus bertanggung jawab!!!” Teriak Eisuke marah.

“Aku akan melakukan yang terbaik. Aku berjanji, tidak akan ada yang dirugikan dalam hal ini. Aku lelah, Ayah. Sebaiknya aku permisi dulu.” Ucap Masumi, membungkuk berpamitan kemudian melangkah keluar.

Masumi tidak merasa gentar meski dikecam oleh ayahnya. Ia sudah terbiasa menghadapi amukannya. Masumi bertekad akan menyelesaikan masalah ini tanpa harus menimbulkan masalah baru.

Perasaan cintanya terhadap Maya telah menjadikannya kuat, semuanya terasa mudah meski Ia harus menghadapi ujian berat.

(Kau sudah berubah Masumi, akhirnya kau menyadari perasaanmu kepada gadis itu. Sejak lama aku bertanya-tanya kenapa kau tidak juga tergerak, bahkan ketika aku menjodohkanmu dengan Shiori. Saat itu, aku mengira kau akan menolaknya… tapi ternyata tidak), gumam Eisuke setelah Masumi pergi. Di benak Eisuke terlintas pertengkaran-pertengkaran kecil Masumi dan Maya, tanpa sadar Ia mendesah berat.

Di dalam kamarnya, sambil berbaring mengistirahatkan dirinya Masumi mengingat kembali saat terakhir mereka bertemu. Kehangatan gadis itu masih terasa di dirinya. Wajahnya memerah malu karena membayangkan Maya dalam pelukannya.

(Gadis itu ternyata memendam hal yang sama denganku… semua ini bagaikan tidak nyata bagiku… Maya… Maya… aku begitu merindukanmu… hmmm…) tanpa sadar Masumi memeluk guling dan menciuminya.

Tak lama kemudian Ia tertawa terbahak-bahak setelah menyadari tingkahnya tapi tetap memeluk gulingnya.

Pagi harinya, Masumi bangun dengan senyuman. Tadi malam Ia bermimpi tentang Bidadari Merah dimana Maya adalah Akoya dan dia Isshinnya. Maya terlihat sangat cantik dan mempesona. Dalam mimpinya, Bidadari Merah tidak terpisah dengan Isshin. Mereka hidup bahagia.

Tanpa sadar, Ia mandi dan bersiap sambil bersenandung. Membuat heran siapa saja yang mendengarnya.

Tiba di kantor Masumi menerima laporan dari Mizuki mengenai kondisi Shiori yang sudah siuman dan telah dijemput oleh kepala rumah tangga Takamiya. Sebelum pulang Shiori berpesan agar Masumi untuk sementara tidak menghubungi atau menemuinya dulu. Katanya Ia ingin beristirahat memulihkan keadaannya.

Masumi hanya mengangguk-angguk dan tidak terlalu memperhatikan laporan Mizuki. Ia seakan-akan tenggelam dalam lamunannya.

Untungnya tidak terlalu banyak pekerjaan yang harus diurusnya hari ini. Setelah memeriksa beberapa dokumen dan menandatanganinya, Masumi keluar dari ruangannya, dan berkata,

“Aku keluar, Mizuki. Tunda segala hal sampai besok. Aku tidak akan kembali hari ini.”

Di dalam mobilnya Masumi mencoba meredakan debaran jantungnya. Rasa cemas karena akan bertemu Maya dan rasa tidak percaya bahwa semua ini nyata, telah membuatnya gelisah tidak menentu. Ia melirik jamnya.

(Masih terlalu cepat untuk ke Izu sekarang. Tapi apa yang bisa kulakukan? Kalau hanya Maya yang ada di kepalaku… ahhh!) Desahnya frustasi.

Dengan perasaan yang tidak tergambarkan, Masumi menjalankan mobilnya menuju Studio Kids tempat Maya latihan.

Sesampainya disana, ternyata latihan hari itu diliburkan. Kabarnya dikarenakan istri Pak Kuronuma mengancam, jika lelaki itu tidak pulang, maka istrinya akan pergi dengan anak-anaknya ke tempat dimana Pak Kuronuma tidak akan dapat menemukan mereka.

Karena tidak dapat menemui Maya disana, Masumi menjalankan mobilnya ke apartemen Maya. Sebelum tiba di apartemennya, Masumi melihat Maya yang tampak tergopoh-gopoh keluar dari supermarket dan menuju sebuah mobil yang dikenalinya sebagai mobil penjaga villanya di Izu.

Setelah beberapa saat terdiam, Masumi memutuskan untuk berangkat ke villa di Izu.

Sore harinya, ketika keluar dari kamar mandi, terdengar suara mobil di pelataran villanya. Masumi mengintip melalui jendela, ternyata penjaga villa dan Maya telah datang.

Masumi segera berpakaian dan menyambut Maya di depan pintu, dengan senyuman hangat Ia mempersilahkan Maya masuk.

“Apa ini Maya?” Tanya Masumi sedikit heran karena Maya membawa bungkusan yang kemudian diberikan kepadanya.

“Oleh-oleh, aku tidak pernah mengunjungi seorang pria di kediamannya, dan tidak tahu harus membawa apa.” terang Maya.

“Terima kasih, tapi kau tidak perlu repot jika lain kali kau berkunjung kesini lagi.” Ucap Masumi sambil tertawa dan menerima bungkusan tersebut dari Maya.

Suasana sedikit canggung ketika keduanya saling berhadapan di ruang duduk. Akhirnya Masumi mengajak Maya ke pantai untuk memperlihatkan kepiting-kepiting yang pernah diceritakannya.

Maya terlihat gembira dan terpekik kegirangan melihat kepiting kecil yang berusaha melawan ombak, tanpa sadar Ia menolong kepiting tersebut yang kemudian mencapitnya.

“AAAAHHH!!!” Maya menjerit kesakitan.

Masumi segera menolongnya dan membantu melepaskan capit kepiting tersebut. Setelah itu mereka tertawa berbarengan.

Karena lelah tertawa, Masumi mengajak Maya untuk duduk beristirahat di atas batu-batu.

“Kemarilah Maya, sebentar lagi matahari akan terbenam. Dari atas batu ini kau akan melihat pemandangan yang sangat indah. Seindah matahari terbit yang kita lihat di Astoria.”

Maya mengangguk dan menerima uluran tangan Masumi yang membantunya menaiki bebatuan.

“Waaaaah…anda benar Pak Masumi, indah sekali…” ucap Maya mengagumi hamparan pemandangan di hadapannya.

“Benar ‘kan? Aku suka sekali berada disini… dan aku senang sekarang kau menemaniku menikmati pemandangan indah ini.” Ucap Masumi sambil merangkul bahu Maya, meraihnya mendekat.

Suasananya begitu damai. Keduanya menikmati matahari tenggelam dalam diam, tidak ingin merusak suasana. Senja yang memerah memantul lembut, menyebarkan sinar terakhirnya sebelum terbenam.

Matahari telah tenggelam. Perlahan, mereka menuruni bebatuan, dan berjalan telanjang kaki di pinggir pantai berdampingan. Deburan ombak menyatu dengan detakan jantung Maya dan Masumi.

Tak lama mereka berhenti dan duduk di atas pasir. Masumi dengan santainya berbaring memandang langit.

Maya yang melihat Masumi berbaring, ikut berbaring menyangga kepalanya dengan tangannya. Ia tidak mau ketinggalan keindahan langit di malam yang cerah ini.

Masumi tersenyum melihat Maya yang berbaring di sisinya, kemudian kembali memandang langit.

“Maya… aku telah memutuskan pertunanganku dengan Shiori. Meski belum resmi diumumkan pada media, tapi aku telah menyampaikannya secara langsung kepada keluarganya.”

“Ayahku tidak menyukai hal ini. Tapi itu bukan masalah, karena banyak hal yang tidak dia sukai.”

Maya yang mendengar hal itu tidak tahu harus berkata apa. Ia kemudian bangkit dan duduk sambil memeluk kedua kakinya.

Masumi ikut bangun dan duduk bersila menghadap Maya.

“Akan banyak yang terjadi beberapa waktu ke depan. Aku hanya ingin kau tetap mempercayaiku, bisakah?” Masumi berkata sambil menatap Maya.

“Aku akan selalu mempercayai anda Pak Masumi… sampai kapanpun.” Janji Maya.

Masumi meraih Maya, yang kemudian menyurukan wajahnya di dada Masumi. Mereka berpelukan dalam diam.

Masumi kemudian berbisik di telinga Maya,

“Aku mencintaimu Kitajima Maya.” Ucap Masumi sambil mempererat pelukannya.

Banyaknya masalah yang akan datang dikarenakan keputusannya tersebut, bukannya menjadi beban bagi Masumi, melainkan menjadikannya semakin bersemangat. Baru pertama kali Masumi merasakan hal ini, gairah dan semangat hidup karena memiliki tujuan demi dirinya, memperjuangkan sesuatu dengan sepenuh hati dan jiwanya.

Hati Masumi telah mantap, Ia akan memperjuangkan kebahagiaannya. Selama ini dia selalu hidup demi Daito, melakukan segala hal tanpa perasaan.

Masumi merasa hatinya begitu ringan, meski tahu bahwa tidak akan mudah untuk memperjuangkan cintanya. Masumi merasa seperti ada aliran kekuatan yang mengalir deras dalam darahnya. Semangat untuk menyatukan cintanya dengan Maya.

Tiba-tiba senyumnya mengembang, perasaan ringan dan bahagia yang menyusup di hatinya terasa begitu hangat. Hembusan angin pun menambah keceriaan dalam hatinya. Masumi menggandeng tangan Maya dan melangkah panjang dengan perasaan ringan. Inilah HIDUP pikirnya, dan Ia akan berjuang demi hidupnya.


Epilog:


Konferensi pers tentang pembatalan pertunangan dengan Shiori menjadi sedikit bumbu dalam perjuangannya untuk bersatu dengan Maya. Tidak ada kendala yang berarti. Ketidakcocokan menjadi alasan Shiori dan Masumi. Alasan itu membuat keluarga Takamiya tidak merasa terhina. Kesepakatan untuk memutuskan pertunangan tersebut disetujui oleh kedua belah pihak. Meski banyak yang menyayangkan, tapi pada akhirnya banyak gadis-gadis yang kemudian merasa bersyukur. (entah apa yang terjadi kalau mereka tahu yang sebenarnya :p). 

Shiori memutuskan pergi ke Perancis dan menetap disana. Selain untuk membantunya melupakan Masumi, juga berencana untuk mempelajari seni kuliner dan fashion yang sangat diminatinya.

Setelah pembatalan pertunangan yang berjalan lancar, Tuan Takamiya tetap berniat untuk menjalin kerja sama bisnis yang menguntungkan dengan Daito. Meski demikian, ayahnya tetap meminta Masumi agar tidak lengah. Dengan kebanggaan sebagai seorang Hayami, Masumi berhasil meyakinkan ayahnya. Pada dasarnya, ayahnya menyukai Maya. Sehingga tidak sulit bagi Maya untuk mendapatkan restunya.

Perjalanan cinta Maya-Masumi masih panjang, pertengkaran-pertengkaran kecil pun kerap terjadi. Maya terus belajar untuk menjadi dewasa, meski beberapa kali merasa putus asa, Masumi tetap setia menunggunya. Hubungan mereka memang tidak mulus, tapi kali ini... tidak ada Shiori diantara mereka... :)




>>> Fight for your happiness ... END<<<
  

9 comments:

fad said...

seruuuuu....fight..fight...

Anonymous said...

wah cerita baru......sangat menarik dan bikin penasaran....
bagus....tapi kurang banyak ...he...he
besok dilanjut ya...:D

Anonymous said...

Lanjutkan!!!!!
Aq padamu!!!!

Anonymous said...

samaaaaaa, lanjutkan n_n' (riri)

Anonymous said...

belum nambah ya?

dina ( I ♥ Topeng kaca ) on 31 March 2011 at 21:16 said...

lanjut in donkkkk

Anonymous said...

kyaaa.. masumi yg dingin en gila kerja bisa jg jd ky ABG kl lg jatuh cinta y.. hihihi
baguuss..!! :))

-ethey-

Ty SakuMoto on 2 June 2011 at 20:41 said...

Aku sukaaaa.... sama masumi di sini yang sangat tegas dan tidak lembak..
keren masuminya <3<3

hahaha oohhh jadi shiori tuh punya minat sama kuliner dan fashion ya? bagus deh, punya juga dia kehidupan. XDD

makasih teh Dian... :)

Ty

Anonymous said...

yeeeee,,,hore,,,

fight fight,,,semangat ya masumi,,,
i'm one step behind u,,

_a2n_

Post a Comment

Silahkan kritik, saran, sapa dan salamnya... :)

 

An Eternal Rainbow Copyright © 2011 Design by Ipietoon Blogger Template | web hosting