Thursday 10 March 2011

Fanfic TK: Melayang

Posted by Ty SakuMoto at 18:18

Melayang
(by Riri) 


"Pak sudah waktunya", kata mizuki sambil melihat jam tangannya.

"Baiklah, lakukan seperti yang kuperintahkan dan kita bahas lagi lusa", kata Masumi kepada 2 orang bawahannya sambil menutup dokumen di atas mejanya.

"Sudah tidak ada lagi dokumen yang perlu kutandatangani?" tanya Masumi sambil berjalan menuju pintu keluar.

"Dokumen pencairan bonus dan insentif adalah yang terakhir pak dan semua manajer yang bertemu dengan bapak tadi akan menghadap lagi setelah bapak kembali lusa." terang mizuki sambil melihat agendanya.

"tadi maya menelpon untuk menanyakan apakah anda sudah makan malam, saya juga telah menyampaikan kalau anda akan makan dipesawat saja." kata mizuki sambil mengikuti masumi yang memasuki lift.

"maya menambahkan kalau dia juga belum makan malam sepulang latihan, jadi saya menelpon menyuruh untuk menyiapkan makan malam dipesawat pak." lanjut mizuki.

"sepertinya dalam 1 bulan ini, jadwalnya sangat padat untuk persiapan pementasan bidadari merah, bahkan makan pun rasanya baru nanti saya bisa semeja dengannya" keluh masumi sambil beranjak keluar dari lift menuju pintu keluar gedung. Disana sudah menunggu helikopter yang sudah siap tinggal landas.

Masumi mengangguk pada Mizuki yang menundukkan badannya, lalu bergegas menuju helikopter yang menunggunya dengan berlari.

###

Masumi berlari setelah turun dari helikopter menuju mobil yang menunggunya, disana maya berdiri di ujung pintu mobil yang setengah terbuka.

"Lama menunggu, sayang?" tanya masumi saat menghampiri maya sambil mengatur nafasnya.

"Baru saja turun dari sana" jawab maya sambil menunjuk sebuah helikopter tidak jauh dari helikopter yang ditumpangi masumi tadi. Masumi menoleh ke arah yang ditunjuk maya. Lalu keduanya memasuki mobil.

"Selamat malam pak kuronuma" sapa masumi pada kuronuma yang telah duduk dikursi depan sambil merentangkan tangannya merangkul maya.

"Selamat malam pak masumi, saya harap saya tidak mengganggu" balas kuronuma yang menoleh ke arah masumi.

"Tenang saja pak, kami tidak akan sungkan, iya kan sayang" terang masumi sambil tersenyum menatap maya. Maya balas menatap masumi dengan wajah merona dan menundukkan wajahnya.

"hah, kurasa kalian memang ditakdirkan selalu bersama ya, kok bisa relasimu memintamu tandatangan MoU di LA bertepatan dengan acara penghargaan oscar ini" lanjut kuronuma sambil menggelengkan kepalanya.

Masumi tertawa

"Sepertinya begitu, bagaimana menurutmu, sayang?" kata masumi sambil menatap maya yang terlihat kikuk.

"Hm.... Itu... Aku" terang maya sedikit gugup, tidak tahu mau mengatakan apa.

"eh, sepertinya kita sudah sampai" kilah maya ketika mobil berhenti. Tampak didepan sebuah pesawat yang menunggu mereka.

"oh ya" kata masumi sambil menatap ke depan melihat pesawat tersebut kemudian membuka pintu mobil dan keluar.

"Selamat malam pak, kita akan sampai jam 1 pm waktu California, kita akan menempuh 8 jam pak. Kami juga sudah menyiapkan makanan didalam pesawat pak" terang seorang pria berjas hitam dengan earphone yang menempel ditelinganya yang berada didepan masumi tidak jauh dari tangga pesawat. Kemudian dia berjalan mendahului mereka menaiki tangga pesawat setelah terlihat mengucapkan beberapa kata sambil menekan earphonenya dan memastikan semua barang telah keluar dan dibawa dari bagasi mobil ke pesawat oleh 2 orang tadi yang ikut bersamanya. Dia kembali menatap masumi meminta ijin.

Masumi mengangguk kemudian melihat arlojinya yang menunjukkan jam 9 pm.

"Kurasa kita punya cukup waktu beristirahat untuk mengatasi jetlag nanti sayang" terang masumi sambil menatap lembut pada maya yang berada disampingnya.

"Sepertinya saya sudah mengalami jetlag lebih awal" kata kuronuma menutup pintu mobil sambil melirik maya. Dia lalu berjalan mendahului keduanya menaiki tangga pesawat.

"Kau belum makan kan masumi?" kilah maya.

"Tadinya, tapi kenapa ya aku merasa tidak lapar lagi" kata masumi dengan ekspresi pura-pura berpikir.

Maya memukul pelan lengan masumi.

"Jangan bergurau, sebaiknya kita cepat menyusul pak kuronuma, aku merasa tidak enak dengan beliau" terang maya dengan ekspresi serius menatap masumi.

"Siap nyonya hayami, lewat sini nyonya" kata masumi sambil membungkukkan sedikit badannya mempersilakan maya lewat dengan ekspresi serius.

Maya tersipu malu.

"berhentilah menggodaku, sayang" kata maya dengan lembut kemudian menghampiri masumi lalu melingkarkan tangannya dilengan masumi. Keduanya menaiki tangga pesawat.

###

Maya memperhatikan masumi yang sedang mengatur kursinya dan memasang safetybelt-nya. Masumi lalu balas menatapnya.

"Kau baik-baik saja?" tanya masumi.

"eh, iya, aku baik-baik saja" jawab maya sambil mengangguk pelan.

Maya menoleh ke jendela sebelah kanannya dan berpikir ini yang kedua kalinya mereka menaiki pesawat milik masumi yang berjenis concorde dan perasaan cemas menghampirinya apalagi tinggal landas sebentar lagi dengan kecepatan melebihi pesawat pada umumnya. Maya mendesah.

Masumi meraih tangan maya dan menggenggamnya. Maya menoleh ke arah masumi.

"Tidak usah cemas sayang, hanya sebentar saja" kata masumi menenangkan. Maya mengangguk pelan sambil mencoba tersenyum.

Begitu pesawat akan tinggal landas, maya spontan melepaskan tangannya yang digenggam masumi dan memeluk lengan masumi sambil menyandarkan kepalanya dan menutup matanya. Melihat maya seperti itu, Masumi lalu menyesuaikan posisi duduknya supaya kepala maya bersandar dengan nyaman dibahu kanannya sambil meletakkan tangan kirinya diatas kedua tangan maya yang memeluk lengan kanannya yang terasa gemetar. Tak lama pesawat mulai mengudara. maya mulai membuka matanya.

"maaf merepotkanmu masumi" kata maya sedih.

"tidak mengapa, sayang. Kita bisa seperti ini sampai kapanpun kau mau" kata masumi menatap maya sambil membelai pipi maya.

Maya balas menatapnya sambil tersenyum dan memegang tangan masumi yang ada dipipinya.

"ehem, maaf pak" dehem pria berjas hitam tadi yang telah berdiri disamping masumi. Masumi tersentak dan menoleh ke arah pria tadi.

"Makanan akan segera disiapkan pak" lapor pria tadi.
Masumi mengangguk.

###

Tak lama setelah mereka makan, tampak oleh maya langit kemerahan dari jendela pesawat disampingnya.

"wah, indah sekali" kata maya takjub melihat langit senja berwarna jingga dicakrawala.

"ya, sebentar lagi kita akan mengejar matahari dan melewatinya, bagaimana sekarang maya, kau tidak apa-apakan?" kata masumi menatap maya dengan khawatir.

"hm, kurasa aku akan baik-baik saja, sayang" kata maya manja. Kemudian maya merapatkan diri dan menyandarkan tubuhnya ke masumi. Masumi lalu memeluknya erat.
Maya tersenyum dan mulai merasa kantuk.

"masumi, bangunkan aku ya kalau sudah sampai" kata maya sambil menutup matanya dan memutar sedikit badannya sehingga pipinya menyentuh dada masumi. Masumi tersenyum dan menyesuaikan posisi duduknya.

"hm, istirahatlah sayang" sahut masumi lalu mendekap maya dan mengecup lembut keningnya.

Kuronuma mendesah dan menggeleng pelan melihat mereka. "kenapa aku harus berada disituasi begini, aku jadi merindukan istriku, kenapa harus bersamaan dengan pertandingan putra mereka, istrinya terpaksa tidak ikut, karena harus mendampingi putra mereka." pikirnya sambil kembali mendesah. Dia lalu beranjak dari kursinya menuju kursi yang agak jauh dan mulai mengatur posisi kursinya miring kemudian bersandar. Lalu kuronuma mulai memasang headset dan mulai sibuk dengan layar didepannya.

###

"Pak masumi, kita sebentar lagi mau mendarat pak" kata pria berjas hitam tadi berdiri disamping masumi.

Masumi lalu menegakkan badannya dengan pelan. "maya, bangun, kita akan mendarat" kata masumi sambil menepuk pelan pipi maya. Maya mulai membuka matanya dan menegakkan badannya, tapi kemudian kembali memeluk masumi.

"maaf masumi, aku takut dengan proses pendaratan ini" kata maya dengan nada sedikit gemetar.

"iya, tak apa sayang" sahut masumi sambil mengeratkan pelukannya dan tersenyum ke arah pria tadi.

Setelah merasa pesawat sudah mendarat dengan baik, maya menarik diri dan mulai merapikan dirinya. Maya merasa sedikit pusing. Dia diam sejenak. Masumi melihatnya dengan khawatir. Maya tiba-tiba merasa badannya terangkat.

"masumi?" tegur maya.

"hm, tak apa sayang" kata masumi sambil menggendong maya menuju pintu keluar pesawat.

"anda baik-baik saja pak kuronuma?" tanya masumi pada kuronuma yang berdiri didekat tangga turun.

"aku baik-baik saja, kurasa aku sedikit mabuk" jawab kuronuma mulai menuruni tangga.

Mereka menuju mobil limosin hitam yang telah menanti tidak jauh dari mereka. pintu mobil dibukakan dan masumi sambil menggendong maya memasuki mobil.

"Sini" kata masumi sambil meraih kepala maya dan mulai memijat lembut kedua pelipis maya.

"terimakasih" kata maya sambil memejamkan mata dan melingkarkan tangannya dipinggang masumi.

Mobil melaju meninggalkan bandara.

###

Mereka pun sampai di hotel ritz carlton dan saat ini masumi tampak berbicara dengan seseorang lewat hpnya,begitu juga kuronuma, pasti istrinya, pikir maya. Sedang maya duduk di sofa disalah satu sudut lobby hotel tersebut.
"allright, i'll see you then" ucap masumi sembari menutup pembicaraan dan berbalik ke arah maya.
Melihat masumi berjalan mendekatinya dengan tersenyum, maya berdiri dan juga balas tersenyum.

"maafkan, aku tidak bisa menemanimu makan siang, karena tiba-tiba saja relasiku memajukan waktu pertemuan. Tapi aku masih bisa mengantarmu ke kamar kita" terang masumi sambil mencocokkan jam tangannya dengan jam yang ada tidak jauh darinya.

Maya mengangguk memaklumi.

Mereka kemudian berjalan mendekati lift khusus yang membawa mereka langsung ke kamar mereka.

Setelah sampai di lantai yang dituju, mereka keluar dari lift dan menuju kamar mereka.

"baiklah, aku duluan ya, aku mau tidur" kata kuronuma tersenyum sambil menguap dan dibalas senyuman keduanya.

Maya dan masumi memasuki kamar mereka.
"aku tadi memesan agar makan siangnya diantar ke kamar kita dan pak kuronuma, mungkin sebentar lagi akan datang" terang masumi setelah memberi tip pada office boy dan menutup pintu.

"iya" kata maya sambil berjalan mendekati kursi dan duduk di salah satu sofa yang ada dikamar itu.

"aku tidak melihat ada jendela di sini masumi" kata maya sambil mengamati dinding dibelakang sofanya.

"klik"

maya tersentak dan berdiri sambil menatap ke arah dinding tak jauh darinya yang bergeser dan menampakkan jendela kaca yang tadi dicarinya. Maya lalu menengadah ke samping, dimana masumi telah berdiri dan merangkul pundaknya. Tangan masumi yang satunya memegang remote yang dia tekan kembali sehingga dinding itu menutup kembali.

"hm, berarti jendela ini menghadap pantai, mungkin kalau sore tidak terlalu terik" masumi lalu mengarahkan remotenya ke arah samping kirinya dan dinding pun bergeser dan tak lama lampu dikamar itu padam seiring mulai masuknya cahaya matahari.

"kurasa ini saja yang terbuka, tidak terlalu menyilaukan, bagaimana?" lanjut masumi sambil balik menatap maya disisi kanannya.

"iya" balas maya sambil terseyum.

"hm, maya, apa aku.......ehem.....bolehkah aku........ boleh tidak menciummu?" tanya masumi dengan sedikit ragu.

"hah" kata maya dengan kaget.

"ehem" dehem masumi dan menarik nafas "maksudku,,,, itu,,,, karena jetlagmu..... mungkin....." masumi terhenti karena menatap maya yang sedang memejamkan matanya.

Masumi melihat sekeliling kamar seolah memastikan tidak ada orang lain. Lalu kembali menatap maya dan menarik nafas.

"ehem" dehem masumi sekali lagi. Dia lalu mendekatkan wajahnya ke maya dengan sedikit menunduk, tapi masumi terhenti mendekatkan wajahnya.

"begini saja? semudah ini?" pikir masumi.

"hm,kau baik-baik saja kan maya?" bisik masumi

maya membuka matanya "aku?" tanya maya dengan nada heran. "hm...." lanjut maya sambil mengamati wajah masumi yang tampak menunggu reaksinya selanjutnya.

"sepertinya..." kata maya serius.

"iya maya" bisik masumi masumi.

"perutku tiba-tiba mules, aku butuh ke.." kata maya sambil melirik ke samping.

"apa?"tanya masumi tidak percaya.

"iya" jawab maya seperti meringis. "maafkan aku masumi" lanjut maya lalu membalikkan badannya meninggalkan masumi.

"hah...." desah masumi sambil berkacak pinggang menatap kepergian maya yang sepertinya sedang menjahilinya.

"aku tidak percaya ini" gumam masumi sambil geleng-geleng kepala dan mengusap wajahnya.

Maya terkikik geli didalam kamar mandi. Tapi dia kemudian meringis sambil memegang kepalanya. "sepertinya aku butuh istirahat" kata maya dalam hati sambil memandang wajahnya didepan cermin. "untung saja masumi tidak menyadarinya, bisa-bisa dia membatalkan pertemuannya". Maya memejamkan matanya "yah, aku hanya butuh tidur, kurasa aku harus berakting untuk menutupi nyeri kepalaku ini sampai masumi pergi" sambil memijit kedua pelipisnya.

maya membuka matanya, rasa nyerinya tak kunjung reda. "aku harus keluar atau masumi akan curiga" pikir maya sambil mulai menyiapkan diri untuk tampak kelihatan sehat-sehat saja. Dia kemudian membuka pintu hendak keluar dan ternyata masumi sudah berdiri di hadapannya.

"jadi bagaimana?" tanya masumi menatap maya seksama.

"hehehehe" maya menyeringai.

"hm,,,,,,sepertinya makananku sudah datang" lanjut maya sambil berjalan melewati masumi menuju pintu.

"hah" masumi membalik badannya dan memandang ke arah maya yang sedang membuka pintu dan mempersilahkan 2 orang pelayan bersama meja dorongnya.

"apa tadi bel berbunyi? Kenapa aku tidak menyadarinya" pikir masumi sambil menggaruk kepalanya.

"kok bisa tepat waktu ya" pikir maya sambil mengamati pelayan tersebut membuka tutup makanan dan mengucapkan terimakasih kepada mereka saat mereka melangkah keluar.

"apakah kamar ini dilengkapi teknologi baru? seingatku tadi belum sempat bel kutekan, mereka sudah membukakan pintu" tanya pelayan itu kepada temannya saat mereka berada dalam lift. Temannya hanya bisa menjawab tidak tahu.

"wah,,,,, lezat, aku makan dulu ah, lalu tidur, hehehe, bagaimana masumi?" kata maya memperhatikan makanan dihadapannya lalu memandang masumi yang berdiri terpaku ditempatnya seperti sedang berpikir.

"eh, masumi" kata maya tiba-tiba ke arah masumi. "bukannya kau ada pertemuan? lanjut maya lalu berjalan menuju pintu keluar.

"oiya ya, terimakasih sayang" sadar masumi. Lalu dia berjalan menuju pintu.

"aku pergi" pamit masumi seakan lupa yang terjadi tadi.

"masumi..." panggil maya ketika masumi membalik badannya.

"ya" masumi kembali menoleh ke arah maya.

"kau tidak lupa sesuatu kan?" Tanya maya serius.

"kurasa tidak ada lagi" jawab masumi meraba kantongnya dan mendapati hpnya.

"baiklah kalau begitu, sampai ketemu nanti malam ya?" "sayang" kata maya mengedipkan mata sambil berusaha menahan tawa lalu menutup pintu. Sementara masumi yang bingung dengan sikap maya akhirnya sadar dan kembali mengusap wajahnya dan bergumam "aku benar-benar tidak percaya" lalu masumi berbalik dan melangkah menuju lift sambil tersenyum dan menggelengkan kepalanya.

Maya memegang kepalanya lagi, "untunglah dia tidak menyadarinya" baru beberapa langkah, maya merasa seperti melayang diudara, tapi hanya sesaat karena tangannya berhasil meraih pinggiran sofa. Dia kemudian duduk. "aku sebaiknya tidur sebentar lalu makan" gumam maya sembari memejamkan matanya lalu menyandarkan tubuhnya ke sofa.

###


"Ow... I'm sorry sir,really, i.." katanya terpotong saat menyadari orang yang ditabraknya malah tersenyum.


"you didn't hurt?" tanya masumi membantu orang itu berdiri sambil tersenyum menatapnya.


"ya, fine, excuse me..." jawab orang itu gugup dan segera berlari meninggalkan masumi.


"hahaha, kenapa ya rasanya aku jadi merindukan gadis mungilku" gumam masumi sambil tersenyum menatap gadis kecil tadi hingga menghilang melewati pintu.


"excuse me, sir" terdengar suara dari arah kanannya. Masumi menoleh.


"Ryuga" ucap masumi girang.


"maaf aku terlambat" sapa orang tadi.


"tidak juga, aku baru sampai" balas masumi sambil menjabat tangan ryuga.


"siapa gadis tadi?" tanya ryuga.


"apa?" tanya masumi heran.


"masumi,,,, dia menabrakmu dan kau malah tersenyum manis, lalu dia lari dan kau menatapnya sampai menghilang lalu bergumam merindukan gadis mungil, maksudmu apa?" terang ryuga sambil geleng-geleng kepala.


masumi tersenyum "tidak, hanya teringat saja, nanti kau juga akan merasakannya"


"hahaha, kau betul juga" ryuga melanjutkan mengajak ke tempat yang sudah dipesannya, sebuah ruangan VIP.


"bagaimana ayahmu?" tanya masumi.


"sudah bisa berjalan, untunglah dulu cepat ketahuan, jadi bisa segera tertangani, seandainya saya tidak memaksanya ke dokter, mungkin ayahku tidak tertolong" terang ryuga.


"ya ya" angguk masumi.


"selama hidupnya beliau tidak pernah terlihat sakit" lanjut ryuga.


"beliau bisa menyembunyikannya dengan baik, mungkin karena khawatir dengan kondisi keuangan kami. Tapi untunglah saya bertemu denganmu, kau sangat baik, bahkan untuk orang yang baru kau kenal" ryuga menerawang.


"hahaha, aku rasa aku yang beruntung" masumi menggeleng.


"siapa yang menyangka, perusahaan tempat kau bekerja sekarang, yang begitu sulit untuk ditembus, dengan bantuanmu aku bisa mendapatkan kontrak ini" lanjut masumi.


Ryuga tertawa sambil mengangguk "ya ya, aku juga tidak yang menyangka"


"jadi persiapan pernikahanmu? tanya masumi


"sekitar 90%, kau bisa datangkan?" tanya ryuga.


"pasti, aku tidak akan melewatkannya" jawab masumi


"jadi masumi, sebentar lagi mereka sampai" ryuga menjelaskan sambil berjalan mendekati meja didalam ruangan vip itu.


##


"daito won't disappoint you" kata masumi yang menjabat tangan orang didepannya.


Setelah mereka berpamitan, masumi memeriksa hpnya, sepertinya ada email yang masuk, pikir masumi. Dia lalu memeriksanya yang ternyata dari kuronuma. masumi merasa jantungnya tiba-tiba berdebar setelah membaca email yang masuk dihpnya 4 jam yang lalu.


"maaf mengganggumu, aku terjebak tidak bisa masuk ke kamarku, tadi waktu aku keluar, aku lupa membawa kuncinya, dan aku tidak bisa turun karena liftnya membutuhkan kunci itu juga kan, aku tidak melihat ada telepon diluar sini. Oh iya, yang paling membuatku khawatir, setelah aku makan, aku tadi menelpon kamar maya dan hpnya, dia tidak menjawabnya, jadi aku bergegas keluar dan lupa membawa kunciku. aku menekan belnya tapi tidak ada respon. Atau maya sedang bersamamu?" isi email kuronuma.


Segera masumi mencoba mencari nomor hp maya dan menghubunginya. Terdengar nada sambung, tetapi tak kunjung diangkat. Sambil terus mengulangi panggilan, masumi berlari ke arah lift dan masuk. "Apa maya sedang tidak ada di kamar dan lupa membawa ponsel?" pikir masumi sambil mencoba mengatur nafasnya yang terengah-engah karena detak jantungnya semakin cepat. "atau dia sedang perawatan di spa?" gumam masumi melihat jam dilift sambil mengusap keringat diwajah dan lehernya.


Begitu pintu lift terbuka masumi berlari keluar dan berteriak "pak kuronuma, pak kuronuma" masumi berlari mendekati kuronuma yang saat ini berdiri didepan pintu kamar maya.


"dari tadi aku menekan bel tapi tidak ada respon" terang kuronuma dengan memandang masumi lalu menatap bel yang ditekannya.


masumi mengeluarkan kartunya "tik tik" masumi membuka pintunya.


"maya, maya" teriak masumi bergegas masuk ketika pintu terbuka.


Masumi melihat maya tidur dalam posisi bersandar disebuah sofa. Dia lalu berlari mendekatinya diikuti kuronuma.


Masumi lalu berlutut dihadapan maya dan mengatur nafasnya. Masumi memegang kedua tangan maya dan tersentak karena tangan maya begitu dingin.


##


Masumi memegang kedua pipi maya, dia masih terlihat bernafas.
"maya...maya..." panggil masumi dengan suara bergetar.


Maya tidak merespon, lalu masumi memegang pundak maya dan mengguncangnya.


"maya....maya...maya..." masumi mengguncang tubuh maya.


masumi lalu berdiri dan menggendong tubuh maya.


"pak kuronuma kita ke rumah sakit" kata masumi tanpa melihat ke kuronuma dan bergegas ke pintu keluar.


Kuronuma bergegas mengikuti masumi dan tak lupa ia mengambil kunci pintu berbentuk kartu itu.


Kuronuma memasukkan kartu dan pintu lift terbuka. Merek masuk dan kuronuma menekan tombol lift ke lobby. Kuronuma memperhatikan wajah masumi yang terengah-engah dan bajunya basah oleh keringat. Kuronuma tahu kalau masumi pasti sangat khawatir dan memilih diam tidak membuka pembicaraan.


"dia hanya pingsan, hanya anemia, jetlag, yah, jetlag, pasti, tidak apa-apa, ayolah masumi, tenanglah, kau tahu mayamu ini sangat kuat, jadi pasti tidak akan ada apa-apa, tenang... tenang" kata masumi dalam hati sambil menatap maya dan mulai mengatur nafasnya.


Pintu lift terbuka dan masumi berlari menuju pintu keluar. Disana telah menunggu sebuah mobil limosin yang memang diperuntukkan untuk tamu khusus. Masumi masuk dan berkata pada supir untuk membawanya ke rumah sakit yang terbaik.


masumi memeluk erat maya, sambil memejamkan matanya. "maya, ada apa ini, kenapa bisa...." masumi bertanya-tanya dalam hati.


"dia tidak akan apa-apa masumi" kata kuronuma yang dibalas dengan anggukan masumi.


"tanggal berapa hari ini pak kuronuma?" tanya masumi sambil tetap memejamkan matanya.


"kenapa memangnya?" tanya kuronuma keheranan.


"kalian berdua tidak sedang mengerjaiku kan, tolonglah...?" jawab masumi yang tetap memejamkan matanya dengan suara serak.


"hah" jawab kuronuma dengan heran namun akhirnya dia mengerti maksud masumi.


"andaikan iya masumi, tapi sayangnya tidak, maafkan aku" lanjut kuronuma dengan mendesah.


masumi mendesah dan mengetatkan pelukannya pada tubuh maya dipangkuannya.


##


Masumi menunggu di depan pintu kamar ICCU sambil duduk dan menundukkan kepalanya dan menggenggam tangannya. "dia itu kuat, mayamu itu kuat masumi" gumam masumi mengulangi kata-kata itu sambil memejamkan matanya dan mengeratkan genggaman tangannya.


Masumi terkadang merasa melayang, tidak tiahu ada dimana lalu tiba-tiba ia merasakan pundaknya ditepuk. Dia menengadah dan mendapati pak kuronuma disampingnya dan sedang menatap ke pintu ICCU. Masumi menoleh ke arah pintu yang terbuka dan tak lama dokter keluar dengan tersenyum. Mereka berdiri dan menghampiri dokter tersebut. Bersamaan dengan mereka datang juga seorang pria membawa amplop dan diserahkan ke dokter. Dokter itu manggut-manggut membaca isi amplop dan kembali menatap masumi.


(untuk kenyamanan pembaca, selanjutnya saya sudah menerjemahkan untuk anda, ^^)


"Bagaimana?"tanya masumi


"hm, dia sudah sadar, sel darah putihnya sangat rendah, tentu saja ini menjadi sangat bermasalah karena sepertinya dia belum makan, karena itu dia saya bantu infus dan segera dia harus transfusi, dan dia butuh darah segar"


"tidak masalah, ambil saja darahku, golongan darah kami sama" kata masumi.


"baiklah, sebelumnya satu hal lagi, selamat istri anda hamil, diperkirakan 3 minggu” kata dokter itu.


“selamat masumi” kata kuronuma. Masumi tersenyum terpaksa tanpa memandang kuronuma, ia masih menatap dokter itu yang sepertinya masih ingin melanjutkan perkataannya.


“dan hal ini juga yang akan mempersulit kami untuk melakukan transfusi, jadi sebelumnya anda harus menandatangani surat pernyataan" dokter itu menjelaskan lalu menyerahkan kertas. Masumi lalu membacanya, dia tertegun sejenak, perasaan bahagia, cemas, bingung bercampur didalam dirinyanya. Dengan menarik nafas ia lalu langsung membubuhkan tanda tangannya dan menyerahkannya kembali ke dokter tersebut.


"ini bukan kejahatan kan pak kuronuma? hanya 3 minggu, dia pasti bisa mengerti cintaku pada ibunya yang teramat sangat. Maya juga akan memaafkanku kan pak kuronuma? Tanya masumi dengan nada serak tanpa melihat kuronuma yang terdengar tidak membutuhkan jawaban. Kuronuma hanya mengangguk dan membuang nafas.


##


"baiklah, kami akan memeriksa sel darah putih anda " kata dokter itu setelah melihat masumi keluar tempat darahnya diambil.


“aku boleh menengoknya sebentar kan?” Tanya masumi kepada dokter itu yang dibalas dengan anggukan. “tapi istri anda masih lemah” sambung dokter itu dibalas dengan anggukan mengerti masumi.


Masumi memasuki kamar ICCU. Maya tersenyum melihat masumi.


masumi berlutut disamping tempat tidur maya dan melihat masker menutup mulut dan hidung maya. Ia lalu membelai pipi maya, "maya…" panggil masumi dan maya tersenyum.


Masumi mendekatkan wajahnya ke maya dan berbisik "kau berhutang padaku maya, dan kau harus membayarnya lengkap dengan bunga-bunganya, bagaimana, hm" bisik masumi mencoba tersenyum.


Maya memandang masumi dengan keheranan. Masumi lalu menunjuk bibirnya.


maya tersenyum kecil. Lalu maya memalingkan wajahnya lalu kembali menatap masumi dan menggeleng sambil tersenyum manis.


masumi memalingkan wajahnya sebentar, membuang nafas putus asa, lalu kembali menatap maya dan tersenyum "dasar, seandainya aku sanggup membuka maskermu, kau dengan terpaksa harus membayarnya maya" lanjut masumi serius yang dibalas dengan maya terkikik.


"kau tidak sedang berakting kan,, maya?" tanya masumi. Maya tersenyum lalu mengangkat kedua bahunya lalu menggeleng.
Masumi tersenyum dan menatap maya serius..


"maya....aku.....cintaaaaaa sekali,,,,, sangat sangat cinta" kata masumi menegaskan. Maya memegang tangan masumi yang sedari tadi membelai pipinya dan mengangguk dengan mata berkaca-kaca.


"sudah waktunya pak masumi, maaf" kata dokter. Masumi menoleh dan tersenyum lalu kembali menatap maya, maya membelai pipi masumi dan tersenyum.


"maya...." kata masumi balas tersenyum, mengecup tangan maya dan keningnya. Masumi berdiri lalu berbalik meninggalkan ruangan ICCU itu dengan berhenti sebentar didepan dokter.


"tolonglah dokter" kata masumi dibalas anggukan dokter itu dan kemudian dia menuju pintu keluar.


"makanlah masumi" kata kuronuma menyodorkan bungkusan burger disamping masumi yang tengah duduk dengan posisi menyandarkan diri ke kursi.


"terimakasih, nanti saja" tolak masumi.


"kalau kau tidak sanggup mengunyahnya, telan saja langsung, aku mau keluar sebentar merokok dulu, atau kau mau ikut?" tanya kuronuma lagi.


"tidak, terima kasih" tolak masumi lagi.


Kuronuma pun berbalik meninggalkan masumi.


##


masumi duduk bersandar sambil terus menatap pintu kamar ICCU.


"masih belum selesai ya" kata kuronuma menghampiri dan duduk disebelah masumi.


Masumi hanya menggeleng. kuronuma melihat jam tangannya, menunjukkan pukul 5 am. Tak lama pintu terbuka, mereka berdiri dan menghampiri.


Dokter membuka maskernya dan menghela nafas.


"sudah selesai" kata dokter itu.


"lalu?" tanya masumi.


"sepertinya dia tertidur sekarang, dia pasti kelelahan menahan rasa sakitnya, beruntung semangatnya sangat kuat" lanjut dokter itu.


"aku tahu" balas masumi mengangguk.


"tadi sebelum dia tertidur dia berkata akan segera melunasi hutangnya. Aku pikir anda harus melunasi hutang istri anda pak masumi" kata dokter itu serius.


Masumi tersenyum "iya, segera dokter"


kuronuma menatap masumi dengan keheranan.


"pak kuronuma, rasanya aku mau ke toilet" kata masumi meringis dan berbalik lalu berlari. kuronuma tertawa dan menggelengkan kepalanya.


##


masumi menatap maya yang sedang tertidur dengan selang berada dibawah hidungnya.


"aku bisa saja menciummu sekarang, tapi itu baru bunganya dan sepertinya itu terlalu baik" Bisik masumi. Dia akhirnya menyandarkan badannya dikursi disamping tempat tidur maya, sambil melipat kedua tangannya diatas perutnya dia pun memejamkan mata.


#


Maya membuka matanya, awalnya terlihat kabur, lalu kemudian mulai terlihat jelas. Dia menoleh ke arah masumi yang terlihat pulas dikursi disamping tempat tidurnya menghadapnya.


Maya tersenyum dan dengan pelan bangun dari tempat tidurnya karena kepalanya masih terasa berat, sehingga saat ini dia duduk ditepi tempat tidurnya berhadapan dengan masumi yang sedang duduk tertidur. Maya mengamati dengan seksama wajah masumi yang terlihat pulas.


"aku akan melunasi hutangku dengan caraku suamiku tercinta, hihihi" bisik maya lalu meraih hp dimeja samping tempat tidurnya.


Maya beranjak dari tempat tidurnya mendekati masumi. Ketika wajah mereka sudah dekat, maya menoleh ke hp sehingga posisinya pas. Maya lalu mencium masumi bersamaan dengan tangannya mengklik tombol hp itu. Maya mundur dengan pelan dan duduk lalu memperhatikan hasil jepretannya dihp masumi dengan menyeringai puas. Dia lalu memasangnya jadi wallpaper, meletakkannya kembali dimeja dan merebahkan dirinya. maya tersenyum menatap masumi. "dia pasti sangat lelah sampai tidak menyadari perbuatanku" pikir maya sambil melihat jam dinding yang menunjukkan pukul 7 am.


##


masumi menggeliat dan membuka matanya. Dia tidak mendapati maya ditempat tidurnya."maya...maya..." teriak masumi setelah berdiri dan mengedarkan pandangannya kesekeliling ruangan. Pintu ter buka dan maya muncul dari balik pintu itu dan tersenyum "maaf aku tidak membangunkanmu, karena kulihat kau pulas sekali" kata maya mendekati tempat tidurnya.


"kau itu..." kata masumi dengan geram.


Maya tertawa kecil dan duduk dipinggiran tempat tidur sambil membawa infusnya. Masumi masih berdiri didepannya dan menahan tubuhnya yang hendak berbaring.


"sepertinya kau sudah sehat" kata masumi sambil menunduk.


"uhuk" maya terbatuk dan menghentikan masumi yang mendekatkan wajahnya.


"kau lupa kalau kau punya hutang padaku" bisik masumi.


"iya tentu saja, tapi bisakah kau periksa hpmu, tadi dia berbunyi" kata maya. Masumi menoleh meraih hpnya. Ketika dia membukanya, dilihatnya foto itu. Dia lalu tersenyum dan kembali menatap maya.


"bagaimana? Lunas sudah. Sekarang aku mau tidur ya" kata maya merebahkan diri.


Tiba-tiba saja wajah masumi sudah ada dihadapannya. Maya tersentak "apa yang kau... " kata maya terbata-bata.


"itu baru bunganya istriku sayang" bisik masumi dengan tersenyum.


"tapi ini dirumah sakit" bisik maya lagi.


"tenang saja aku sudah mengunci pintunya" bisik masumi.


"tapi rasanya, uhuk, uhuk, nanti kau bagaimana?" lanjut maya berpura-pura batuk.


"aku sudah minta disuntik imun" kata masumi.


"tapi.. tapi..." kata maya


"cerewet" kata masumi dan langsung mengecup bibir maya. Maya tersenyum dan mereka kembali berciuman.


"maya…” bisik masumi diwajah maya.


“iya…” jawab maya.


“ kau hamil" bisik masumi.


“ehek…ehek..” tiba-tiba maya tersedak.


“kenapa maya…” Tanya masumi khawatir.


“ti…ti…dak apa-apa, hanya… sedikit… kaget” lanjut maya. “ha…ha…mil? Tanya maya masih dengan ekspresi kaget.


“iya” jawab masumi heran.


Maya memperbaiki posisinya menjadi duduk di atas tempat tidur dan memandang perutnya sambil mengelusnya. “benarkah, waaaah” katanya lalu memandang masumi yang duduk ditepi tempat tidur.


"ah iya" kata maya girang dan memberikan ciuman ke masumi "itu bonus anda" kata maya lalu kembali pada posisi duduknya tadi.


Masumi merasakan nafasnya tertahan sebentar, lalu menghembuskannya perlahan.


“aku mau laki-laki ya masumi, soalnya biar dia bisa melindungiku” kata maya sambil menepuk kedua tangannya pelan.


“haaah” kata masumi heran.


“iya, karena kau pasti sibuk dengan pekerjaanmu, tidak akan sempat menemaniku” lanjut maya sambil tersenyum menatap masumi.


“tidak-tidak, aku tidak setuju, perempuan saja, lebih lucu” tolak masumi


“aku suka dengan gadis mungil” kata masumi menatap ke plafond sambil melirik maya.


“huh” kata maya cemberut “sebel” lanjut maya sambil memalingkan wajahnya dan melipat kedua tangannya didepan dadanya.


“ckckck” masumi menarik wajah maya hingga berpaling menghadapnya. “tapi aku cinta dengan mungilku yang ini, satu-satunya didunia” bisik masumi lalu mencium maya.


“jadi, bagaimana kalau sekalian dua saja, satu laki-laki dan satu perempuan” bisik masumi.


“ehek.. apa” kaget maya.


<<< Melayang ... The End >>> 

11 comments:

Pastel Mood on 10 March 2011 at 19:11 said...

MM sayang2an sepanjang jalan...bikin tersipu2 bacanya...
*padahal bacanya dalam hati*...apalagi Kuronuma yg jadi saksi bisu...wkwkwkwk...
lanjuuut Riiiii
^^b -dian-

Anonymous said...

sukaaaaaaa, lanjutkennnnnnn riri...^^

Tina

dina ( I ♥ Topeng kaca ) on 10 March 2011 at 22:50 said...

waaa mesranyyyaaaaaa , kasian kan kuronuma jadi kambing congek ...teruskan mbak RIRIIIII

Anonymous said...

Hehehe mesra sekali MM...lanjutkan RIRI

Wid Dya

Eka Maniez on 11 March 2011 at 14:38 said...

luv it....menebar kemesraan setelah pernikahan 4 ever....ga sabar nunggu kelanjutannya mba riri :) Lam kenal ya ~_^

Anonymous said...

Balas Nuntut!!!
LANJUTKAnnnnnnnnnnnn!!!!!!!!!!!!!

dina ( I ♥ Topeng kaca ) on 12 March 2011 at 07:54 said...

Hmmmm maya kenapa?????

Anonymous said...

ihihihi...eehehehhhe....ehemeheeme.....*senyum2 sendirian....

-winda-

Anonymous said...

maya hamillllll!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
iya kan???????????

Anonymous said...

Udah Bacaaa....
Sooo sweet!
Bagus Riri aku sukaa. Hayo hayo nyumbang lagi ya <3
kyaa pengen jadi Mayaaa... Aku iriiii XDD

TY^^

ollyjayzee on 14 March 2011 at 15:25 said...

hohoho...keyen oi!
Buat semua salam kenal
Buat penulisnya : Good Job!

ini bacanya nyuri2 sambil kerja, jadinya agak malu nih karena suka senyum-senyum dan tersipu-sipu sendiri

Post a Comment

Silahkan kritik, saran, sapa dan salamnya... :)

 

An Eternal Rainbow Copyright © 2011 Design by Ipietoon Blogger Template | web hosting