Friday 16 December 2011

Fanfic TK : Red Carpet

Posted by Miarosa at 22:14 11 comments

RED CARPET
 ( By Tati Diana )
Pagelaran penganugerahan penghargaan bagi insan entertainment seluruh Jepang akan digelar malam ini. Semua orang sedang sibuk mempersiapkan dirinya agar tampil menarik dan mempesona untuk tampil di depan kamera televisi. Pagelaran ini secara tidak langsung merupakan ajang pamer bagi para artis untuk menampilkan sisi terbaik dari kecantikan yang mereka miliki. Kalau masalah pertarungan dalam hal teknik berakting sudah mereka buktikan dalam film ataupun drama yang mereka mainkan, kini saatnya pertarungan untuk memamerkan kecantikan ataupun keglamoran pakaian dan perhiasan yang mereka kenakan.

Kehadiran para artis di Red Carpet menjadi pemandangan yang sangat ditunggu oleh para jurnalis baik media cetak maupun televisi. Artis yang turun dari kendaraan yang mereka naiki, langsung diserbu dan diberondong dengan pertanyaan. Kilatan blitz dari kamera wartawan seakan terus membidik artis dan aktor yang sedari tadi telah berdatangan. Terlihat hadir disana Ayumi Himekawa, dia mengenakan pakaian warna kuning keemasan yang memperlihatkan keanggunannya bak seorang puteri istana. Dia hadir ditemani tunangannya seorang forografer Perancis, Peter Hamil.

“nona Ayumi, bagaimana kabar tentang pernikahan anda, apakah benar akan dilaksanakan tahun depan?”
tanya wartawan dari Asahi Shinbun.

“apakah anda yakin anda akan memenangkan salah satu piala malam ini, nona Ayumi?” tanya wartawan yang lain.

Ayumi hanya membalas rentetan pertanyaan itu dengan senyuman dan menjawab pendek “Kita lihat saja nanti!”

Tak lama hadir juga artis Madoka Enjoji, artis yang dikenal sebagai pemeran Isadora itu hadir dengan mengenakan pakaian berwarna biru laut. Pakaian cerah yang dikenakannya tidak membuat wajah artis itu terlihat cerah, mungkin gosip tentang pernikahannya yang diambang kehancuran karena perselingkuhan suaminya membuat moodnya sedang jelek. Lagipula dia merasa karier keartisannya sepertinya juga turut memudar.

“apakah anda benar-benar akan bercerai?” tanya wartawan berambut kribo.

Madoka tidak menjawab, dia bergegas pergi dan beranjak dari tempat itu. Apalagi dia melihat kedatangan artis yang ada di belakangnya.

Muka artis itu semakin ciut, melihat kedatangan artis yang menurut Madoka adalah artis yang sangat beruntung. Selain karier keartisannya yang semakin meroket, artis itu juga ditemani lelaki yang membuat iri artis manapun. Maya Kitajima, artis yang secara tidak langsung pernah menjadi saingannya, kehadiran artis tersebut di pentas drama Isadora, membuat Madoka dibayang-bayangi dan dibanding-bandingkan dengan Isadora yang dipentaskan artis tersebut. Apalagi setelah dia memenangkan hak pementasan Bidadari merah dan menikah dengan Masumi Hayami. Siapapun pasti kenal Maya Kitajima yang kini berganti nama menjadi Maya Hayami..

“Maya...Maya...bagaimana perasaan anda menjadi salah satu kandidat terkuat pemenang artis terbaik tahun ini?” tanya wartawati berrambut pendek sebahu.

“Apakah pernikahan anda dengan tuan Hayami, membatasi karier seni peran anda?” tanya wartawan senior Majalah selebritis.

“kabarnya anda sedang mengandung?” tanya wartawan lainnya.

Maya yang dulu dikenal sebagai artis yang pemalu dan mudah gugup, kini rupanya telah terbiasa dengan beragam pertanyaan wartawan. Maya berusaha sebaik mungkin untuk tidak mengecewakan ataupun mempermalukan dirinya di depan kamera ataupun wartawan yang menguntitnya. Selain sekarang dia telah menjadi artis terkenal dengan bayaran termahal, nama Hayami yang kini disandang dibelakang namanya turut mendorong Maya untuk menjaga citra dirinya. Dia tak mau Masumi Hayami yang kini menjadi suaminya, ikut merasa malu atau tercemar namanya gara-gara kelakuan buruk istrinya.

Maya yang malam itu hadir dengan gaun panjang berwarna merah marun dengan hiasan pita lebar di pinggangnya menjawab pertanyaan wartawan dengan tersenyum.

“Saya senang sekali. Saya hanya berusaha tampil sebaik mungkin. Dan siapapun yang memenangkan piala kali ini, pastilah sudah memenuhi kriteria para juri festival. Masalah pernikahan saya, suami saya tidak membatasi karier keartisan saya. Saya cukup beruntung mempunyai pasangan yang juga berkiprah di bidang entertainmen, sehingga mengerti profesi saya.” Jawab Maya panjang lebar sambil mengarahkan tatapan mesra pada suami yang ada di sampingnya.

“Gosip tentang kehamilan anda ?” tanya wartawan yang rupanya masih penasaran.

“ ya, kami sedang menantikan anak kami yang pertama” ucapnya menutup wawancara sambil beranjak pergi menggandeng suaminya.

Rentetan kehadiran artis berikutnya juga tak luput dari berondongan pertanyaan wartawan. Seakan kehadiran para artis tersebut merupakan berkah bagi para wartawan , untuk menerbitkan berita para artis tersebut di koran-koran ataupun majalah yang mereka terbitkan. Pastilah para wartawan itu akan giat mencari berita para artis yang kini sedang hangat diberitakan, tak terkecuali, Sakura koji.

“apakah benar gosip kedekatan anda dengan nona Naomi Matsuyama?” tanya wartawan.

“kabarnya pihak Keluarga Naomi tidak merestui jika anaknya jatuh cinta kepada seorang aktor?

“apakah anda siap menjadi anggota keluarga Matsuyama yang terkenal itu?”

“Apakah anda akan menikah dengan nona Naomi?”

Berondongan pertanyaan para wartawan membuat jengah Sakurakoji, yang malam itu datang dengan setelan jas yang menampakkan sosok tampannya  Dia memilih untuk tersenyum dan tak berniat menjawab pertanyaan yang menurut dia hanya gosip yang selalu ditiupkan pihak rumah produksi untuk mendongkrak rating drama yang diperankannya dan segera akan ditayangkan di televisi. Lagipula kedekatannya dengan Naomi, telah dimulai dari dulu. Itu hanya sekedar persahabatan antara seorang lelaki dan perempuan. Kalaupun akhirnya nanti dia jatuh cinta dan memilih Naomi menjadi pasangannya itu urusannya. Dia tidak mau membaginya dengan wartawan, tidak mau menjadikan sesuatu yang belum tentu terjadi sebagai konsumsi publik.

“No comment!” jawabnya kalem.

Semakin malam para artis semakin surut kehadirannya dan tampaknya semua artis telah menempati tempat duduk yang telah disiapkan oleh para Panitia perhelatan akbar tersebut.

Acara tersebut dibawakan oleh 2 MC yang kini sedang menanjak namanya. Suzuki Matsuzaka dan Hideaki Yamamoto. Kedua MC tersebut pandai membawakan acara sehingga para selebritis yang hadir tidak merasa jemu dan acara yang ditonton oleh ribuan pemirsa televisi tidak membosankan. Apalagi acara tersebut juga di selingi dengan beberapa penampilan artis yang membawakan beberapa lagu yang cukup menghibur. Sehingga tidak terasa sudah beberapa piala yang telah dianugrahkan dan berpindah ke tangan para juara yang berkiprah di bidang seni peran itu.

“Untuk kategori pemeran wanita terfavorit, jatuh kepada.......Ayumi Himekawa dalam Rapunzel!”seru si pembaca nominasi .

Tepukan bergemuruh terdengar di ruangan besar itu,Ayumi mendapat ucapan pertama kali dari Hammil, tunangannya. Ayumi dengan kecantikannya yang memukau melangkah ke panggung, dan sedikit memberikan pidato singkat yang intinya dia berterima kasih kepada para fans dan pemilihnya.

“kini saatnya penganugrahan piala untuk pemeran wanita terbaik. Dan nominasinya adalah:

“Ayumi Himekawa dalam Rapunzel, Maya Hayami dalam The King and I dan Kirara Aoyama dalam Sunrise”
“dan pemenangnya adalah:

“Maya Hayami dalam The King and I”

Terdengar tepuk tangan bergemuruh dan membahana di gedung itu. Maya yang berdiri di hadiahi kecupan dipipi oleh suaminya. Dengan anggun dia melangkah ke panggung untuk menerima pialanya. Setelah sampai di panggung dia menerima piala yang kesekian kali diterimanya.

Setelah mengatur nafasnya , dia memberikan sambutan.

“Saya persembahkan piala ini untuk semua yang telah membantu saya. Semua Kru dan pemain karena saya tak kan mungkin menerima piala ini. Teristimewa piala ini saya persembahkan untuk suami saya, Masumi Hayami. Seseorang yang selalu mendukung saya. Aku selalu mencintaimu.” Maya menutup pidatonya sambil mengangkat piala itu dan memberi tatapan mesra pada suami yang dicintainya.

Terdengar riuh tepuk tangan kembali.

*******

Setelah acara tersebut, para artis dan selebritis tersebut menghadiri acara pesta yang diadakan dengan meriah. Semua yang menjadi pemenang di malam perhelatan tersebut menjadi tokoh yang sangat penting dan tidak lepas dari ucapan selamat dan berondongan pertanyaan dari para wartawan. Mereka berharap penghargaan yang mereka raih saat ini dapat mereka rebut dimasa depan.

“anda memang hebat, Maya. Piala ini kembali menunjukkan kualitas akting anda yang memang tidak diragukan lagi. Selamat untuk anda!” kata pengamat seni yang usianya berkisar 54 tahun.

“terima kasih” kata Maya.

“apakah kehamilan anda, akan mengganggu aktifitas anda untuk tampil di pentas drama?” tanya tamu yang lain.

“mungkin saja. Dan aku kira kini waktunya untukku beristirahat sejenak. Aku ingin menikmati peran baruku sebagai seorang istri yang sedang menantikan calon bayi dan juga peran sebagai seorang ibu nantinya” jawab Maya.

“ Ahh...itu berarti kami harus menunggu penampilanmu. Kuharap suamimu tak menghalangi langkahmu nanti, Maya” kata Utako Himekawa yang juga nampak hadir dengan keanggunannya.

“tenang saja. Aku tidak akan menghalangi kariernya. Karena aku adalah salah satu penggemarnya. Aku juga ingin melihat istriku tampil kembali” sahut Masumi sambil mengerling mesra istrinya.

“Ahh........pasangan Hayami yang sempurna. Sang istri seorang artis terkenal dan sang suami produser terkenal. Aku tidak sabar melihat anak kalian nanti tumbuh besar. Kira-kira nanti mengikuti bakat siapa ya? Mengikuti ayahnya sebagai raja entertaiment atau mengikuti ibunya sebagai artis besar sang Bidadari merah?”seloroh Pak Himekawa.

“Bagiku tak peduli dia mengikuti jejak siapa. Sepanjang dia profesional di bidangnya. Kami berdua pasti mendukungnya” jawab Maya dengan kalem.

“Itu baru orangtua yang bijak” kata pak Himekawa
Saat mendekati tengah malam, barulah perhelatan besar itu berakhir. Para tamu pun satu persatu meninggalkan tempat acara.

***

“Hufff...................”Masumi merebahkan dirinya yang penat di tempat tidurnya. Dasi dan jas yang dikenakannya telah dia sampirkan di samping kursi dikamarnya.

“Apa kau tak berganti pakaian dulu?” suara Maya mengingatkannya.

“Hah..malas sekali.” Sahut Masumi sambil bangun dari tempat tidurnya.

Maya, istrinya kini sedang bersiap-siap untuk tidur dengan gaun tidur merah muda yang memperlihatkan perutnya yang mulai membuncit. Kehamilannya yang menginjak bulan ketiga sedikit merepotkannya, apalagi dia masih merasakan mual-mual di pagi hari yang membuat dirinya tak nafsu makan.

Terdengar suara air mengalir, Masumi yang sedang di kamar mandi rupanya sedang membersihkan dirinya sebelum pergi tidur. Tak berselang lama pria jangkung itu kembali ke kamar dan berganti pakaian.

“Ahh........semakin hari kau semakin bersinar, Maya” kata Masumi sambil merebahkan dirinya di samping istrinya sambil menatap mesra wajah mungil itu.

“dan itu juga karenamu, tuan Hayami” sahut Maya sambil tersenyum
“karenaku?”tanya Masumi.

Maya mengangguk.” Apa kau tidak tahu bahwa aku tak mungkin berada di posisiku sekarang jika bukan karena dukunganmu selama ini. Saat aku terpuruk kau tetap menyemangatiku. Kau masih memberiku kesempatan padaku untuk berakting di saat yang lain tak mempercayaiku” jawab Maya.

“Aku memang memberimu jalannya, tapi kau juga yang dengan gigih berjuang, Maya. Aku selalau kagum dengan usahamu” sahut Masumi sambil membelai pipi Maya.

“Dan aku kagum dengan kesetiaanmu padaku. Kau selalu setia menjadi pengagumku, Mawar Ungu” sahut Maya.

“Aku akan setia padamu. Sampai kapanpun. Sampai takdir maut memisahkan kita” bisik Masumi.

“Terima kasih. Aku takkan pernah mengecewakanmu. Aku akan memerankan peranku dengan sebaik-baiknya. Berperan sebagai istrimu, pendampingmu,ibu dari anak-anakmu dan artis yang kau kagumi. Aku akan melakukannya hanya untukmu. Aku akan melakukannya agar kau selalu bangga padaku” jawab Maya.

“Terima kasih, Maya. Bidadariku, kekasihku, belahan jiwaku.” Bisik Masumi sambil merengkuh tubuh mungil istrinya yang kemudian terlelap dalam buaian pelukannya.

*****the End*****

Friday 9 December 2011

Fanfic TK : First Love In Santorini

Posted by Miarosa at 11:07 6 comments
Rate : 20 +

Genre : Romance
Setting : Santorini , Yunani, Masumi berumur 11 tahun, 15 tahun , 31 tahun .Sesudah turun dari kapal Astoria

First Love In Santorini
( By : Mia Hayami )

Masumi berjalan santai di halaman belakang rumah sambil menikmati angin musim semi yang baru tiba. Udara musim dingin masih terasa sejuk di kulit. Angin musim semi berhembus lembut menyentuh wajahnya. Dia duduk di bangku panjang di bawah pohon Sakura. Matanya melihat ke langit di pagi hari yang cerah.

Maya, apa kamu percaya takdir? Pada awalnya aku tidak mempercayainya, bahkan aku sama sekali tidak mengerti apa itu takdir.Tapi dengan berjalannya waktu sekarang aku mempercayai dan mengerti apa itu takdir, kehadiranmu di dunia ini membuatku mempercayainya.Meskipun pada awalnya aku sama sekali tidak menyadari kalau kau dan aku di takdirkan untuk bersama  dan bahwa kau adalah jodohku yang sudah ditetapkan Tuhan untukku. Aku sangat senang wanita yang ditakdirkan untukku adalah kamu Maya.Saat pertama kali kita bertemu , aku sama sekali tidak menyadarinya bahwa saat itu aku sudah bertemu dengan belahan jiwaku. Saat pertama kali kita bertemu aku merasakan hal yang aneh yang tidak aku mengerti. Perasaan aneh itu menyelinap kedalam hatiku. Aku tidak akan pernah melupakan tatapan matamu pada waktu pertama kali kita bertemu.Aku berpikir mungkin sejak saat itu ikatan takdir diantara kita sudah ditetapkan. Sekarang aku tahu kenapa aku ada di dunia ini karena aku hidup untukmu.

Ckiiiitttt!

Brak...bruk...brak...

Sebuah mobil sedan bertabrakan dengan mobil container makanan. Kaleng-kaleng yang berisi daging olahan berhamburan keluar.Depan mobil sedan mengeluarkan asap yang cukup tebal dan orang-orang disekitar berteriak ketakutan. Beberapa orang dari mereka segera mendekat untuk segera melakukan pertolongan. Seorang pria setengah baya tidak sadarkan diri di mobil yang dikendarainya. Darah merah segar mengalir di dahinya sedangkan sopir truk hanya terluka ringan.Mereka berusaha mengeluarkan pria itu dari mobilnya dan segera membawanya ke rumah sakit.

Masumi yang masih berusia 11 tahun sedang serius belajar dikamarnya mengerjakan beberapa tugas sekolah sampai dia dikejutkan oleh kedatangan pelayan ke kamarnya dengan wajah pucat.’’Tuan muda, ayah Anda mengalami kecelakaan dan sekarang keadaannya kritis’’. Masumi menjatuhkan pensil yang dipegangnya dan wajahnya terlihat pucat dan shock.’’Anda pergilah ke rumah sakit, saya akan mengantarkan Anda pergi ke sana’’.

Masumi membereskan buku-bukunya masih dengan tubuh yang gemetar. Kedua tangannya terasa lemas . Dia sudah kehilangan ibunya beberapa minggu yang lalu dan hatinya belum siap jika harus kehilangan ayahnya, walaupun ayahnya sekarang bukanlah ayah kandungnya dan juga sering bersikap kasar kepadanya karena hanya Eisukelah keluarga satu-satunya yang dia punya sekarang.Perasaannya bercampur aduk antara rasa marah, dendam dan sedih pada ayahnya.
Di dalam mobil tatapan Masumi begitu kosong hanya memandang ke arah luar jendela mobil.Pelayan yang biasa di panggil Naoko memandanginya dengan sedih. Selama ia bekerja di rumah keluarga Hayami, dia belum pernah sekalipun melihat sinar keceriaan dimatanya  dan juga belum pernah tersenyum sejak ibunya meninggal.

Beberapa menit kemudian mereka tiba di rumah sakit. Eisuke masih berada di ruang operasi. Masumi hanya duduk diam dikursi dengan kepala tertunduk.Tidak lama kemudian seorang perawat keluar dan mengatakan kalau mereka telah kehabisan darah yang cocok dengan Eisuke.
‘’Semoga tuan Eisuke nyawanya dapat tertolong’’kata Naoko.Masumi tiba-tiba berdiri dan berlari.’’Tuan Masumi, Anda mau kemana?’’, tapi Masumi tidak menghiraukannya dan terus berlari.Di taman rumah sakit dia duduk dibangku dan pandangannya menerawang entah kemana, tanpa ia sadari perlahan-lahan ia mengeluarkan air mata.Tidak jauh dari Masumi duduk seorang pria sedang memperhatikannya dan merasa kasihan kepadanya.

‘’Kamu baik-baik saja?’’tanya pria itu.Masumi hanya diam tidak menjawab.

‘’Apa ibumu sakit? Atau ayahmu yang sakit?’’. Masumi masih diam.’’Kalau ada masalah kamu bisa menceritakannya sedikit kepadaku mungkin itu bisa sedikit mengurangi beban dihatimu sekarang. Itu pun jika kamu mau. Aku tahu, aku hanya orang asing bagimu dan kita tidak saling mengenal’’.

‘’Ayahku, dia mengalami kecelakaan’’jawab Masumi tiba-tiba. Kening pria itu berkerut.

‘’Lalu sekarang bagaimana keadaannya?’’

‘’Aku tidak tahu. Beberapa saat yang lalu dia masih ada diruang operasi dan mereka telah kehabisan darah yang cocok dengan ayahku’’.

‘’Apa golongan darah ayahmu?’’

‘’B’’.

‘’Mungkin aku bisa membantu ayahmu?’’

‘’Eh...’’

‘’Antarkan aku pada dokter yang menangani ayahmu. Darah ayahmu sama denganku’’.

‘’Benarkah?’’tanya Masumi sedikit terkejut.Pria itu mengangguk pelan.

‘’Aku akan bawa Anda menemui dokter’’. Masumi menemukan pelayannya yang sedang menunggu cemas dan melihat Masumi datang denga pria asing. Matanya melirik curiga kearah pria itu.’’Pria ini siapa?’’

‘’Naoko, dia bisa menyelamatkan ayah’’.

‘’Apa maksud Anda?’’

‘’Golongan darahnya sama dengan ayah, jadi dia bisa menyelamatkan ayah’’.

‘’Itu benar’’kata pria itu.Sekali lagi Naoko melihat pria itu.’’Baiklah, saya membawa Anda pada mereka’’.

Pria itu masuk kedalam ruang operasi dengan ditemani perawat yang sebelumnya sudah dipanggil oleh Naoko. Beberapa menit kemudian dokter keluar dengan beberapa orang perawat.’’Bagaimana keadaannya?’’

‘’Pak Hayami baik-baik saja dan nyawanya dapat tertolong ‘’.

‘’Syukurlah’’kata Naoko. Masumi pun terlihat lega.’’Sekarang semuanya akan baik-baik saja’’. Masumi mengangguk.

Pria itu keluar dan Masumi menghampirinya.’’Terima kasih banyak Anda sudah menyelamatkan ayahku’’. Pria itu tersenyum dan mengacak-acak rambutnya.’’Aku juga turut senang bisa membantu ayahmu’’.

‘’Saya juga mengucapkan terima kasih kepada Anda’’kata Naoko.

‘’Ini bukan masalah untukku’’.

‘’Kalau boleh saya tahu siapa nama Anda?’’tanya Naoko.

‘’Shinichiro Kitajima’’. Pria itu melihat jam tangannya.’’Saya harus segera pergi. Aku sudah terlalu lama meninggalkan istriku yang baru melahirkan pasti sekarang dia sedang menungguku’’. Sebelum pergi pria itu menatap Masumi.’’Sampai jumpa anak muda!’’. Pria itu berlalu pergi.

‘’Tuan Masumi, dia orang baik ya?Kalau tidak ada dia pasti tuan Eisuke tidak tahu bagaimana nasibnya ,mungkin saja tanpa bantuan darinya tuan Eisuke sudah meninggal kehabisan darah’’.
‘’Aku ingin melihat keadaan ayah’’.Mereka berdua pergi menuju kamar.

Di kamar , Eisuke terbaring tidak berdaya beberapa alat medis terpasang ditubuhnya.Masumi menatapnya dengan rasa kasihan walaupun dia masih marah pada ayahnya.

Sementara itu Shinichiro masuk ke kamar dimana istrinya berada.Dilihatnya istrinya sedang mengendong bayinya yang beberapa jam lalu telah lahir.Dia tersenyum.

‘’Apa Maya sedang tidur?’’

Haru Kitajima menganggukan kepalanya.’’Dia tidur nyenyak sekali’’. Pria itu memandangi sayang anaknya, kemudian memeluk mereka berdua.Diluar salju kembali turun dengan lebat.

Setelah tiga hari berada di rumah sakit, Shinichiro membawa pulang istri dan anaknya.’’Sebelum kita pulang aku ingin  bertemu dengan seseorang yang pernah aku ceritakan padamu’’.

‘’Maksudmu pak Eisuke Hayami?’’

‘’Benar. Kamu tidak keberatan kan?’’

‘’Tentu saja tidak’’.

Masumi yang baru saja pulang sekolah sedang berada dikamar melihat keadaan ayahnya yang sudah mulai membaik sekarang tidak ada lagi peralatan medis yang menempel ditubuhnya.Ayahnya sedang tertidur dan dia tidak berani untuk menganggunya, akhirnya dia keluar dan melihat pria yang dikenalnya datang bersama seorang wanita dan juga bayi yang berada dalam gendongan ibunya.

‘’Halo Masumi! Bagaimana keadaan ayahmu?’’

‘’Sudah lebih baik. Terima kasih’’.

‘’Syukurlah. Kenalkan ini istriku Haru dan anakku Maya’’.

‘’Halo ! Senang bisa mengenal Anda’’.

‘’Aku juga. Kau anak yang sangat tampan’’. Wajah Masumi merona.

‘’Aku mau melihat pak Hayami sebentar. Kamu tunggu saja disini’’.

‘’Baik’’. Haru kembali melihat Masumi.’’Mau mencoba mengendongnya?’’tawarnya.

‘’Bolehkah?’’

‘’Tentu saja’’. Masumi kemudian duduk dengan benar, lalu Haru menyerahkan bayinya ke Masumi. Bayi itu terlihat nyaman dalam gendongan Masumi.’’Bayi yang cantik’’kata Masumi sambil memandangi wajah bayi yang sedang tertidur lelap dalam pangkuannya.

‘’Terima kasih’’. Masumi terus menatap bayi itu dan seperti ada perasaan aneh yang mengelayut dihatinya. Kesadarannya kembali setelah terdengar suara pintu terbuka dan Shinichiro keluar  melihat istrinya sedang bicara dengan Masumi.

‘’Bagaimana kalau kita berempat berfoto’’?’’tanya Shinichiro.Istrinya dan Masumi mengangguk, lalu Shinichiro meminta tolong pada seorang perawat yang lewat di depan mereka.

‘’Satu....dua...tiga...’’

Cekleeek

‘’Terima kasih banyak’’.

Perawat itu mengangguk kemudian pergi.’’Setelah fotonya aku cetak , aku akan segera mengirimkannya padamu’’.

‘’Baik’’.

‘’Sekarang kami harus pulang dulu. Semoga kita nanti dapat bertemu kembali. Sampai jumpa!’’

‘’Sampai jumpa!’’. Masumi merasakan kesepian lagi setelah mereka pergi dan dia pun duduk sampai akhirnya salah satu pelayannya datang untuk menjemputnya pulang.

Beberapa hari kemudian kesehatan Eisuke mulai berangsur pulih dan dokter sudah mengizinkannya untuk pulang. Ada rasa senang dihati Masumi ketika ayahnya diperbolehkan pulang.

Satu minggu sejak pulang dari rumah sakit Masumi mendapatkan sebuah surat dan wajahnya sedikit ceria menerima sebuah amplop putih kecil ketika dia mengetahui nama pengirimya Shinichiro Kitajima.Masumi segera membukanya dan ada perasaan hangat muncul dihatinya ketika melihat foto yang sedang dipegangnya . Foto itu terlihat seperti sebuah keluarga bagi Masumi.Entah sejak kapan dia tidak merasakan kehangatan lagi dari sebuah keluarga. Foto itu ia simpan disebuah album.Suara ketukan dipintu kamarnya membuatnya terkejut.

‘’Masuk!’’

‘’Maaf tuan Masumi, tuan Eisuke ingin bertemu dengan Anda’’.

‘’Aku akan segera kesana’’.

‘’Baik. Permisi!’’

Masumi mendesah, lalu keluar kamar. Sebelum masuk kamar ayahnya ia menarik nafas panjang.
Tok...tok..

‘’Masuk!’’

‘’Ada apa ayah?’’

‘’Bagaimana sekolahmu ?’’

‘’Baik’’.

‘’Mendekatlah!’’. Sesaat Masumi merasa ragu, tapi akhirnya kemudian mendekat.

‘’Masumi, siapa yang sudah memberikan darah kepadaku?’’

‘’Shinichiro Kitajima. Memangnya kenapa?’’

‘’Ayah sudah berhutang budi kepadanya dan ayah ingin membalas kebaikannya. Apa kamu tahu alamat dimana dia tinggal?’’

Masumi teringat foto yang dikirimkan untuknya dan diamplop itu tertulis alamat rumahnya.’’Aku tahu’’.

‘’Kalau begitu tuliskan alamatnya untukku’’.

‘’Baik’’

Masumi kembali ke kamarnya dan tidak sampai lima menit dia sudah berada kembali di kamarnya.’’Ini ayah’’.

‘’Terima kasih. Sekarang panggilkan Asa kemari!’’.Masumi keluar kamar dan menemukan pak Asa di dapur.

‘’Pak Asa, ayah memanggil Anda’’. Pak Asa segera pergi ke kamar Eisuke dan Masumi kembali ke kamarnya.

Eisuke sedang memandangi secari kertas yang sedang dipegangnya.

‘’Permisi tuan Eisuke! Anda memanggil saya?’’

‘’Masuklah!’’.

‘’Apa yang bisa saya lakukan untuk Anda?’’

‘’Tolong pergi ke alamat ini dan temui orang yang bernama Shinichiro Kitajima . Berikan dia uang sebagai imbalan karena telah menyelamatkanku’’. Eisuke memberikan selembar cek dan secarik kertas kepadanya.

‘’Saya akan segera melaksanakan perintah Anda . Permisi!’’

♪♪♪♪

Salju yang turun hampir semalaman membuat jalanan di penuhi salju dan menjadi licin. Pak Asa bersama sopir keluarga Hayami pergi ke alamat orang yang dimaksud oleh tuannya. Setelah satu jam mencari akhirnya pak Asa menemukan alamat Shinichiro yaitu sebuah apartemen kecil sederahana dipinggiran kota Tokyo. Apartemennya berada dilantai dua. Pak Asa mengetuk pintu berkali-kali, tetapi tidak ada jawaban.

‘’Pak Kitajima, apa Anda ada di dalam?’’panggilnya. Suasana hening tetap tidak ada yang menjawab. Pada akhirnya salah satu penghuni disebelah apartemennya keluar.

‘’Anda mencari keluarga Kitajima?’’

‘’Benar’’.

‘’Sayang sekali mereka sudah tidak tinggal disini lagi sejak dua hari yang lalu’’.

‘’Maksud Anda mereka telah pindah?’’

‘’Benar’’.

‘’Apa Anda tahu kemana  mereka pergi?’’

‘’Saya tidak tahu, tapi mereka tiba-tiba pergi dari sini tanpa alasan yang jelas’’.

‘’Apa Anda tahu dimana pak Kitajima bekerja?’’

‘’Yang saya tahu dia bekerja di konstruksi bangunan ‘’. Pak Asa segera pergi ketempat kerja Shinchiro setelah diberitahu dimana dia bekerja.

Beberapa menit kemudian pak Asa telah tiba ditempat yang ditujunya dan dia pun kecewa lagi dengan jawaban yang diberikan salah satu pegawai konstruksi bangunan.

‘’Jadi pak Kitajima sudah tidak lagi bekerja disini?’’

‘’Benar. Saya dengar dia mendapat tawaran kerja ditempat lain, jadi dia mengundurkan diri dan saya tidak tahu dimana dia bekerja sekarang’’.

‘’Oh begitu. Terima kasih’’.

Pak Asa kembali ke mobilnya.’’Kita pulang saja’’.

‘’Baik’’.

Pak Asa segera menemui Eisuke di kamarnya.

‘’Bagaimana apa kamu sudah bertemu dengannya dan memberikan cek itu?’’tanyanya dengan tidak sabar.

‘’Maaf tuan. Ceknya belum saya berikan karena saya tidak dapat menemukannya’’.

‘’Apa maksudmu?’’

‘’Tuan Kitajima sudah pindah dan tidak ada yang tahu kemana mereka pindah. Saya sudah mencarinya ketempat dia bekerja, tapi mereka bilang tidak tahu apa-apa kemana dia pergi’’.
Eisuke mendesah pasrah.’’Sepertinya aku belum bisa membayar jasanya padaku. Kalau begini aku akan terus berhutang budi kepadanya. Kau kan tahu kalau aku tidak suka terus-terusan berhutang budi kepada siapa pun’’.

‘’Mungkin suatu saat nanti Anda akan bertemu dengannya’’.

‘’Tapi aku tidak tahu kapan itu akan terjadi. Sekarang kamu boleh pergi’’.

Sebelum pergi pak Asa menyimpan cek di meja disamping tempat tidur.

♪♪♪♪

4 tahun kemudian

Masumi  hari ini tepat berumur 15 tahun. Kesibukan Masumi pun semakin bertambah banyak selain urusan sekolahnya dan juga urusan pekerjaan ayahnya. Setiap hari sepulang sekolah dia pergi ke kantor ayahnya untuk belajar tentang seluk beluk Daito. Eisuke sering membawanya ke acara-acara penting dan juga mengenalkannya pada relasi-relasi bisnis penting ayahnya. Masumi juga belajar bagaimana  caranya bernegosiasi dengan orang. Meskipun kehidupannya terasa membosankan , ia tetap menjalankan tugasnya sebagai seorang anak yang menuruti semua perintah ayahnya. Dia sudah menetapkan hati untuk menjadi penerus ayahnya supaya dia dapat mengambil hak pementasan bidadari merah yang telah menjadi obsesi ayahnya sejak lama.Selain hal itu tidak ada yang dia perdulikan termasuk kehidupannya sendiri.

Pada saat makan malam Masumi dan Eisuke makan bersama seperti biasanya.’’Masumi, minggu depan kamu ikut dengan ayah ke Yunani’’.Masumi langsung menatap ayahnya.

‘’Disana aku akan menemui beberapa relasi bisnis penting.Salah satunya adalah investor terbesar bagi Daito. Kebetulan dia akan menikahkan anak perempuannya dan aku diundang untuk menghadirinya. Aku ingin memperkenalkanmu dengannya’’.

‘’Bagaimana dengan sekolahku?’’

‘’Aku akan meminta izin pada gurumu agar kau tidak bisa masuk kelas selama seminggu’’.

‘’Baiklah terserah ayah saja’’.

Tidak terasa hari keberangkatan mereka  segera tiba. Mereka akan pergi  besok pagi. Setelah pulang sekolah Masumi segera mengerjakan semua tugas sekolahnya kemudian membereskan barang-barang yang akan dibawanya. Ia menghabiskan sisa waktunya  dengan menyiapkan segala keperluannya untuk kepergiannya ke Yunani.

Sebelum makan malam Masumi memutuskan untuk pergi berjalan-jalan disekitar rumahnya. Dia pergi ke kombini untuk membeli beberapa makanan kecil.Ketika dia akan kembali ke rumah , langit sudah mulai gelap dan udara terasa menjadi sangat dingin.Ia berjalan sambil memakan es krim.Es krim ditangannya terjatuh setelah mendengar teriakan seorang wanita.Jantungnya berdebar kencang setelah melihat seorang anak kecil  akan tertabrak mobil karena anak itu berlari untuk mengambil bolanya.Masumi segera menjatuhkan belanjaanya dan lari mengambil anak itu dari tengah jalan.

Bruuukkk! Suara benturan tubuh Masumi yang menabrak tong sampah terdengar sangat keras di jalanan yang sunyi. Anak itu terus mendekap Masumi dengan erat dengan mata terpejam.Ibu si anak langsung berlari mendekati begitu pun juga pengendara mobil tadi.

‘’Yuu’’teriak si ibu dan langsung menarik anak itu ke dalam pelukannya.

‘’Ibuuu’’teriaknya sambil terisak. Di wajahnya masih terlihat rasa takut akan kejadian tadi.

‘’Apa kalian baik-baik saja?Apa ada yang terluka?’’kata si pengemudi mobil.

‘’Saya baik-baik saja’’jawab Masumi.

‘’Sepertinya anakku juga tidak ada yang terluka’’jawab si ibu. Si pengemudi mendesah lega.’’Syukurlah!’’

‘’Maaf, aku harus segera pulang’’ujar Masumi.

‘’Terima kasih sudah menyelamatkan anakku’’.Masumi tersenyum dan mengangguk kemudian pergi.Si ibu menatap punggung Masumi dengan tatapan terima kasih.

‘’Mari saya antar pulang!’’kata si pengemudi mobil.’’Siapa namamu anak manis?’’

‘’Yuu Sakurakoji’’.

‘’Nama yang bagus’’. Yuu tersenyum. Rasa takutnya mulai menghilang perlahan-lahan dari wajahnya yang imut.

♪♪♪♪

Masumi tiba di rumah dengan tangan kiri yang terasa sakit akibat benturan tadi.’’Malam tuan Masumi, ayah Anda sudah menunggu Anda di ruang makan’’.

Masumi segera pergi ke ruang makan dan menemukan Eisuke yang sudah duduk sambil meminum jus jeruk.’’Aku kira ayah akan makan di kamar’’.

‘’Kamu dari mana tadi?’’

‘’Menghirup udara segar di luar’’jawabnya.Tidak sengaja Masumi meringis kesakitan.’’Kau kenapa?’’

‘’Aku baik-baik saja, tadi tanganku hanya terbentur saja’’. Eisuke menatapnya dengan pandangan selidik.Eisuke pun melanjutkan makannya lagi. Mereka berdua kembali tampak muram.

‘’Aku sudah selesai’’ujar Masumi kemudian.

‘’Tidurlah lebih cepat. Besok pagi kita berangkat’’.

‘’Aku mengerti’’.

Masumi duduk di tempat tidur dan melihat tangan kirinya yang sakit dan ternyata ada lebam. Masumi menekan lebam itu dan terasa sakit.

‘’Tuan Masumi, ini Naoko’’.

‘’Masuk!’’.

‘’Ini pakaian Anda untuk dipakai besok’’.

‘’Simpan saja disana. Terima kasih’’.

‘’Semoga perjalanan Anda menyenangkan besok ‘’.

‘’Iya semoga saja. Semoga hariku disana menyenangkan dan tidak membosankan’’.Pelayan itu tersenyum dan keluar.

Keesokan paginya, cuaca sedikit berubah. Sinar matahari musim semi lenyap dan digantikan dengan kabut tebal. Ketika Masumi melangkah ke balkon kamarnya yang ia lihat bukanlah langit biru yang mengagumkan  dan warna-warna musim semi, tapi hanya ada langit abu-abu. Udara di luar agak sedikit dingin dengan enggan Masumi mandi, lalu berpakaian. Ia memakai mantel dan sarung tangan.Setelah ia yakin dirinya sudah berpenampilan rapi, ia keluar kamar menuruni tangga dengan cepat menuju ruang makan.

Di bawah ayahnya telah menunggu. Mereka makan pagi dengan tenang. Beberapa menit kemudian mereka telah selesai makan  dan mereka pun menuju bandara.

Setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh akhirnya mereka tiba di Yunani dan sekarang mereka dalam perjalanan ke Santorini.Sebelum sampai disana mereka harus menyeberangi laut Aegean yang indah. Birunya laut dan pemandangan disekitarnya membuat Masumi terpesona. Eisuke tersenyum samar melihat keantusiasan Masumi melihat pemandangan disekitarnya. Dikejauhan mata memandang terlihat kuli Athena.

‘’Masumi, apa kamu senang datang kemari?’’

‘’Tentu saja’’jawabnya tanpa melihat ke arah Eisuke . Matanya tetap memandang lautan lepas berwarna biru. Airnya tampak berkilauan tertimpa sinar matahari.

Tidak terasa perahu yang mereka tumpangi sudah menepi dan Masumi telah tiba di tempat terindah di Yunani pulau Santorini. Mereka langsung menuju hotel yang berada di atas. Sebelum mereka mencapai hotel , mereka harus melewati jalan yang berliku-liku dan menanjak.Masumi dapat melihat arsiktektur rumah yang sangat unik dan semua dinding bangunan berwarna putih dan atapnya berwarna biru.Tidak hanya atap , pagar dan jendelanya juga berwarna biru.

Mereka telah tiba dihotel yang mereka tuju. Masumi mendapat kamar bagus dan pemadangannya mengarah ke lautan lepas. Kamarnya tidak terlalu besar dan juga tidak terlalu kecil. Di dekat jendela ada sebuah tempat tidur berukuran sedang . Angin sepoi-sepoi yang berasal dari lautan masuk ke dalam kamar melalui jendela yang telah dibukanya tadi. Dindingnya berwarna putih polos dan hanya di hiasa oleh sebuah lukisan dewa-dewi Yunani dan juga terdapat sebuah sofa empuk dan di Tv . Masumi menuju balkon kamarnya. Angin kencang berhembus menerpa dirinya. Aroma air laut sangat terasa. Dibalkon itu ada satu meja bundar terbuat dari kayu dengan empat buah kursi dan juga ada dilengkapi dengan jacuzzi.

Malam harinya Masumi dan ayahnya menghadari pesta resepsi pernikahan teman relasi ayahnya.
‘’Masumi, ini tuan Aegis Lizardis. Dia adalah tuan rumah dipesta ini’’.

‘’Halo tuan Lizardis!’’kata Masumi dalam bahasa inggris.Masumi menjulurkan tangannya dan tuan Lizardis menyambut uluran tangannya.Masumi tersenyum.’’Senang bisa berkenalan dengan Anda’’.

‘’Saya juga . Kamu anak yang tampan juga menyenangkan’’.

‘’Terima kasih’’.

‘’Masumi, tinggalkan kami berdua!’’. Masumi pergi menjauh dan mengambil beberapa makanan yang tersedia di meja.

‘’Anda beruntung mempunyai anak setampan dan sepintar dia’’.

‘’Tentu saja. Dia adalah penerusku berikutnya dan mengenai kerjasama kita, saya sudah menyiapkan beberapa dokumen yang tinggal Anda tanda tangani’’.

‘’Baiklah. Besok siang kita bertemu lagi di rumahku dan jangan lupa bawa dokumennya’’.

‘’Tentu’’. Seorang pelayan lewat di depan mereka berdua sambil membawa beberapa gelas minuman . Eisuke mengambil dua gelas dan yang satunya diberikan kepada tuan Lizardis.’’Ayo bersulang untuk kebahagiaan putri Anda dan juga kesuksesan kerjasama kita’’.

Mereka mengadukan gelasnya.

♪♪♪♪

Keeseokan paginya Masumi diajak berkeliling menemui beberapa relasi bisnis ayahnya dan memperkenalkan dirinya kepada mereka . Masumi begitu antusias dengan mendengarkan perbincangan ayahnya dengan beberapa teman bisnisnya.Kesokan harinya pun sama. Kepergian mereka ke Santorini bukanlah hanya untuk liburan tapi untuk bekerja.Setelah hari ke empat Masumi berada di Santorini, dia mulai merasa jenuh. Dia ingin sedikit berjalan-jalan menikmati pemandangan laut Aegean dan sekitarnya. Ketika ayahnya sedang berbicara dengan salah satu temannya, Masumi meminta izin pada ayahnya untuk berjalan-jalan sendirian.

‘’Kamu harus berada dihotel kembali sebelum makan malam’’.

‘’Baik ayah’’.

‘’Dan hati-hati dijalan. Jangan main terlalu jauh karena kamu belum mengenal tempat ini begitu baik’’.

‘’Aku tahu’’. Masumi segera berjalan cepat menyusuri pemukiman penduduk. Tidak lama kemudian dia sudah berada di dekat tebing menikmati angin sejuk yang berhembus dan melihat keindahan laut Aegean.

Tidak jauh dari sana seoarang anak kecil sedang duduk sendirian sambil membaca buku cerita. Dari wajah anak itu dia langsung tahu kalau anak kecil itu adalah orang Jepang, keyakinannya bertambah setelah melihat tulisan judul buku yang sedang dibaca anak kecil itu. Masumi mendekati dan duduk disamping anak kecil itu.

‘’Halo!’’sapa Masumi.

‘’Halo!’’ . Anak kecil itu menatap aneh pada Masumi. Pandangan anak itu terasa aneh. bagi dirinya, sebelumnya dia pernah merasakannya, tapi ia lupa dimana dan dengan siapa.
‘’Kamu sendirian disini?’’

Anak kecil itu mengangguk.

‘’Mana ayah dan dan ibumu?’’

‘’Ayah sedang bekerja dan ibuku ada dirumah’’.

‘’Jadi kamu bermain disini sendirian?’’

Anak kecil itu mengangguk lagi.’’Lalu dimana teman-temanmu? Apa kamu tidak bosan hanya bermain sendirian disini?’’

‘’Aku tidak punya teman disini’’.

‘’Bagaiamana kalau aku menjadi temanmu?’’

‘’Teman?’’
‘’Benar. Supaya kamu ada teman bicara dan teman bermain’’.

‘’Hmmm...baiklah’’. Anak kecil itu menjulurkan tangannya dan tersenyum, lalu berkata’’Kita teman’’.

‘’Kita teman’’ulang Masumi.

‘’Apa yang sedang kamu baca?’’

‘’Putri duyung’’.

‘’Kamu suka cerita itu?’’

‘’Iya...’’

‘’Aku tidak menyukainya’’.

‘’Kenapa?’’

‘’Karena kisah cinta mereka berakhir sangat menyedihkan.Mereka pada akhirnya tidak dapat bersatu dengan orang yang mereka cintai’’.

‘’Tapi aku suka ceritanya’’.

‘’Berapa umurmu?’’

‘’ 4 tahun’’

‘’Masih sangat muda. Kamu masih belum mengerti apa-apa. Apa kamu  tahu cerita putri duyung menurut legenda Yunani. Ceritanya jauh berbeda dengan cerita buku yang sedang kamu baca’’.
‘’Benarkah? Cepat ceritakan padaku! Aku ingin tahu’’.Anak kecil itu menatap Masumi dengan mata kecilnya  dan entah kenapa hati Masumi berdesir seolah-0lah anak kecil itu telah mengkunci tatapannya pada dirinya. Sesaat Masumi terhenyak , ada perasaan aneh yang menyelinap ke dalam dirinya dan dia tidak tahu apa itu’’.

‘’Kakak...’’panggil anak kecil itu. Masumi akhirnya tersadar.

‘’Maaf. Baiklah akan aku ceritakan. Pada awalnya cerita putri duyung ditemukan di Assyria. Cerita itu berkisah tentang Dewi Atargatis, Ibu dari ratu Assyria, Semiramis. Dewi Atargatis jatuh hati pada seorang gembala, yang kemudian terbunuh olehnya. Karena malu, ia menceburkan diri ke danau untuk mengubah diri menjadi ikan. Namun, air tidak bisa mengubah dirinya sepenuhnya karena ia masih memiliki kekuatan sebagai seorang Dewi. Akhirnya, hanya separuh tubuhnya yang menjadi ikan.Legenda Yunani yang terkenal menceritakan bahwa putri duyung adalah Thessalonike, adik Alexander Agung yang berubah menjadi duyung setelah meninggal. Dia hidup setelah mati sebagai putri duyung di laut Aegea, dan selalu menanyakan nasib kakaknya’’.
‘’Kasihan sekali’’komentar anak kecil itu.

‘’Memang sangat kasihan. Lalu putri duyung itu selalu bertanya kepada setiap pelaut yang melintas. Coba tebak apa yang ditanyakan putri duyung itu?’’

Anak kecil itu berpikir sebentar, lalu mengelengkan kepalanya.’’Aku tidak tahu’’.

‘’Putri duyung itu hanya menanyakan satu hal bila ada pelaut melintas. Dia selalu bertanya:
Apakah Alexander Agung masih hidup?

Lalu pelaut itu menjawab :
Dia masih hidup dan masih memerintah.Jika tidak menjawab seperti demikian, maka ia berangsur-angsur berubah menjadi Gorgon* dan mencelakai pelaut yang sedang melintas.

‘’Mengerikan jika putri duyung yang cantik harus berubah jadi Gorgon’’. Masumi tersenyum dan mengusap sayang kepalanya. Anak kecil itu kembali membalas dengan tersenyum.

Gorgon : Dalam mitologi Yunani, Gorgon (Yunani: Γοργών atau Γοργώ, Gorgon/Gorgo) adalah makhluk perempuan yang menakutkan. Namanya berasal dari bahasa Yunani gorgós, yang berarti "mengerikan." Meskipun penggambaran Gorgon berbeda-beda dalam tiap literatur, nama Gorgon secara umum mengacu pada tiga saudari yang memiliki rambut ular berbisa dan pandangan mata yang mampu membuat makhluk apapun menjadi batu. Gorgon Stheno dan Euryale adalah abadi sedangkan Medusa tidak. Medusa dibunuh oleh Perseus. Gorgon adalah makhluk yang populer dalam mitologi Yunani. Karena dipercaya memiliki pandangan mata yang ajaib, patung Gorgon sering dipasang pada benda atau bangunan untuk perlindungan.

Pandangan Masumi kembali melihat ke arah laut, lalu dia mengeluarkan kamera dari dalam saku celananya. Diambilnya beberapa foto .

‘’Maaf, bisakah Anda memfoto kami berdua?’’tanya Masumi kepada salah satu pengsunjung disana?’’

Dengan senang hati pengunjung itu memfoto mereka berdua. Masumi segera mengendong anak kecil itu.

‘’Kakak , ayo tersenyum!’’

Masumi akhirnya tersenyum dipaksakan.

‘’Terima kasih’’ucap Masumi. Pengunjung itu tersenyum, lalu berlalu pergi.Masumi menurunkan kembali anak kecil itu.

‘’Mau tidak bermain denganku dipantai? Kita mencari kulit kerang’’.

Anak kecil itu terlihat ragu.’’Kenapa? ‘’

‘’Baiklah...’’jawabnya.  Masumi tersenyum lembut, kemudian mengandeng tangan anak itu. Mereka berjalan dengan riang gembira. Sepanjang perjalanan menuju pantai anak kecil itu terus berbicara menceritakan tentang ayah dan ibunya. Masumi menanggapinya dengan senyuman.
Di pantai Masumi mencari kulit kerang dan dia melihat anak kecil itu terlihat senang. Kaki dan hampir seluruh tubuhnya sudah kotor , setelah itu mereka bermain air laut dan dalam sekejap pakaian mereka sudah basah kuyup.Suara riang anak kecil itu terdengar jelas diantara deburan ombak yang keras. Dimata Masumi , wajahnya begitu mengemaskan dan tidak tahan untuk tidak  mencubit kedua pipinya.Anak kecil itu sedikit kesakitan, lalu dia membalasnya dengan cubitan keras ditangan Masumi, lalu menujulurkan lidahnya.Lalu anak kecil itu berlari menjauh.’’Hei, jangan lari ! Awas kamu ya’’.

 Masumi mengejarnya. Dalam beberapa detik Masumi sudah berhasil menangkapnya dan mengangkat tubuh mungil anak kecil itu.’’Tertangkap kau! Kamu tidak bisa lari lagi dariku’’. Masumi mengeleitik pinggangnya dan anak kecil itu tertawa karena geli’’.Masumi pun ikut tertawa senang dan perasaannya saat ini sangat senang karena sudah lama dia tidak tertawa selepas ini. Dia sudah lupa kapan terakhir dia tertawa seperti tadi.

Masumi berpikir seandainya dia memiliki adik perempuan selucu dan semenggemaskan anak kecil yang berada disampingnya sekarang pasti kehidupannya akan terasa lebih menyenangkan. Masumi membaringkan diri di atas pasir dan anak kecil itu juga melakukan yang sama.Dia memeiringkan kepalanya melihat anak kecil yang sedang terbaring disampingnya.

‘’Apa kamu lelah?’’

Anak kecil itu mengangguk.’’Sebaiknya kita pulang. Mungkin saat ini ibumu sedang mencari-cari dirimu’’. Masumi bangkit dan mengulurkan tangannya.

‘’Ayo!’’. Anak kecil itu menyambut uluran tangannya.

‘’Sampai disini saja. Aku sudah sampai dirumahku. Itu rumahku’’katanya sambil jarinya menunjuk ke arah sebuah rumah bersusun tidak jauh dari mereka berdiri.

‘’Aku masuk dulu. Bye...bye..’’.

‘’Bye..bye...’’. Masumi kembali berjalan, tapi tiba-tiba anak kecil itu kembali lagi’’.

‘’Kakak, besok kita bertemu lagi ya. Besok adalah hari ulang tahunku. Aku ingin kakak datang’’.

‘’Baiklah. Aku akan datang’’.

‘’Janji?’’

‘’aku janji’’.

‘’Sampai jumpa besok’’. Anak kecil itu kemudian kembali berlari masuk ke dalam. Masumi kembali melanjutkan perjalanannya menuju hotel.

‘’Ibu, aku pulang!’’seru anak kecil itu.

Ibunya menatap marah ke arahnya. Anak kecil itu menunduk karena dia pasti akan dimarahi lagi oleh ibunya.

‘’Maya, lihatlah bajumu basah dan sangat kotor. Tadi kamu bermain dimana?’’

‘’Aku tadi bermain di pantai’’.

‘’Sudah ibu bilang jangan bermain dipantai sendirian’’.

‘’Aku tidak main sendirian. Aku ditemani dengan kakak’’.

‘’Kakak? Siapa?’’. Maya kecil terdiam, dia belum mengetahui siapa nama orang yang baru saja dia temui karena terlalu asyik bermain dan bercanda dengannya sehingga dia lupa menanyakan namanya.

‘’Aku tidak tahu. Aku lupa tidak menanyakan namanya’’.

‘’Jadi tadi kamu bermain dengan orang asing’’. Maya mengangguk.

‘’Maya, dengarkan ibu jangan pernah bermain atau pergi dengan orang yang tidak kamu kenal. Bagaimana nanti kalau ada orang yang berbuat jahat pada dan  menculikmu’’.

‘’Tapi bu, dia bukan orang jahat. Dia orang baik. Ibu akan bertemu dengannya besok karena aku sudah mengundangnya pada hari ulang tahunku besok. Dia adalah teman pertamaku disini’’.

‘’Baiklah. Ibu mengerti , sekarang bersihkan dirimu, lalu kita makan malam bersama’’. Maya pergi menuju kamarnya dan terlihat sangat senang.

♪♪♪♪

Masumi dan Eisuke makan malam direstoran hotel. Mereka duduk diluar restoran sambil menikmati pemandangan di malam hari yang penuh dengan kelap-kelip lampu.

‘’Kita pulang besok’’kata Eisuke tiba-tiba.

‘’Apaa? Besok? Bukannya kita akan pulang besok lusa?’’

‘’Kepulangan kita dipercepat karena urusanku disini sudah selesai’’.

‘’Apa tidak bisa ditunda sehari?’’

‘’Kenapa? Apa kamu mulai senang tinggal disini?’’

‘’Bukan begitu. Besok aku ada janji dengan seseorang’’.

‘’Rupanya begitu. Tapi sayang sepertinya besok kamu tidak dapat memenuhi janjimu karena aku sudah membeli tiket pesawatnya’’. Masumi terdiam. Dia  sedih harus segera pergi dari sini dan tidak bisa menghadiri acara ulang tahun gadis kecil yang baru ditemuinya hari ini. Bahkan namanya pun dia tidak tahu karena dia lupa untuk menanyakannya.

Keesokan paginya Masumi dan Eisuke meninggalkan hotel.

Sementara itu Maya kecil menunggu kedatangan Masumi. Dia menunggu didepan pintu , tapi  orang yang ditunggunya tidak kunjung datang.

‘’Maya, mungkin dia tidak akan datang’’kata ayahnya.

‘’Tapi dia sudah janji akan datang’’.

Hari sudah semakin siang Masumi tidak kunjung datang. Maya terlihat sangat kecewa dan sedih. Kemudian ada seseorang datang dan Maya langsung berlari melihat siapa yang datang. Maya kembali kecewa karena yang datang bukan Masumi.

‘’Ada yang saya bisa bantu’’kata ayahnya.

‘’Ini ada bingkisan untuk gadis kecil yang tinggal disini’’. Kurir itu menyerahkan bingkisan itu .

‘’Dari siapa?’’

‘’Dari seorang kakak’’. Wajah ayah Maya terlihat bingung. Maya langsung mengambilnya dari tangan ayahnya dan segera membukanya.

Isinya seebuah boneka Teddy bear berwarna coklat dan ada sebuah amplop kecil. Maya segera membacanya.

Maaf. Aku tidak bisa datang karena hari ini aku dan ayahku harus pulang ke Jepang. Aku tidak bermaksud untuk melanggar janjiku padamu. Suatu saat nanti pasti aku akan memenuhi janjiku. Teddy bear itu untukmu sebagai hadiah ulang tahunmu dariku.

M.H

Maya terlihat sedih. Kenapa kakak harus pulang ke Jepang sekarang? Kakak sudah janji padaku?’’. Maya mulai terisak menangis.

Ayahanya menepuk punggungnya pelan dan berkata’’sudahlah ,jangan menangis. Ini kan hari ulang tahunmu seharusnya hari ini kamu senang’’.

‘’Ayah benar’’.

‘’Ayo sekarang kita makan’’.

Maya mengenggam tangan ayahnya dan berjalan menuju ruang makan.

Masumi telah berada di pesawat dalam hatinya ia merasa bersalah karena tidak dapat menepati janjinya kepada gadis kecil yang sudah dianggap sebagai adiknya sendiri.

♪♪♪♪

Masumi masih duduk dibangku sambil menikmati pemandangan musim semi.Pikirannya kembali melayang akan kenangannya bersama Maya.

9 tahun sejak pertemuanku dengan Maya di Santorini , aku kembali lagi bertemu dengannya untuk yang pertama kali di Jepang . Saat itu kamu tengah kebingungan mencari tempat duduk untuk menonton putri bunga kacapiring.Saat itu kamu berumur 13 tahun.Tapi aku sama sekali tidak pernah menyadari kalau kamu adalah gadis kecil itu.

Bruuuk!

‘’Kamu tidak apa-apa?’’

‘’A..aku tidak apa-apa’’jawab Maya gugup.

‘’Kamu mencari tempat duduk nomor berapa?

‘’No 27 A’’. Masumi menjentikkan jarinya kepada seseorang.’’Tolong antar dia ke no.27 A’’.

‘’Baik. Silahkan ke sebelah sini’’. Maya mengikuti orang itu dan dudu ditempat yang ditujukan’’.

‘’Te..terima kasih’’.

Aku begitu terpesona saat pertama kalinya aku menonton pertunjukan dramamu yang pertama kali. Kamu sangat baik sekali memerankan tokoh Beth meskipun saat itu kamu sedang mengalami demam tinggi. Aktingmu waktu itu entah kenapa membuat hatiku terasa hangat dan membuatku sesak nafas.Padahal dia hanyalah seorang gadis kecil dengan demam yang cukup tinggi dan itu tidak mungkin  dapat berdiri di panggung. Dimanakah tekadnya itu terpendam.Sejak saat itu aku selalu memberikannya bunga mawar ungu sebagai bentuk kekagumanku kepadanya, tapi entah sejak kapan rasa kekaguman itu berubah menjadi cinta  . Aku tidak pernah punya sedikit pun punya keberanian untuk menunjukan perasaanku kepadanya karena yang aku tahu dia membenciku.

Aku takut kalau dia akan menolakku jika aku mengatakan yang sebenarnya  dan penghubung antara aku dan dia satu-satunya akan hilang.Aku sama sekali tidak pernah berpikir akan begitu mencintai seseorang. Aku Masumi Hayami seorang direktur Daito yang gila kerja dan 11 tahun lebih tua darinya bisa jatuh cinta kepadanya.

Setelah 7 tahun aku mencintainya, rasa cintaku padanya tidak pernah hilang sama sekali. Aku merasakan bahagia ketika aku dan Maya terjebak di dalam kapal Astoria dan saat itu sebelum kami turun Maya sempat mengatakan perasaannya padaku.

♪♪♪♪

Flashback

Maya sedang menonton drama dengan serius. Rei bicara pun Maya tidak mendengarkan, dia hanya mendesah dan tidak punya pilihan lain selain menunggu Maya menyelesaikan drama yang ditontonnya. Ketika Rei selesai membuat susu coklat, Maya sudah berdiri dihadapannya hendak mengambil minum.

‘’Dramanya sudah selesai?’’

‘’Sudah. Baru saja selesai. Aku senang cerita berakhir dengan bahagia’’.

‘’Andai saja kisah cintaku dengan pak Masumi berakhir bahagia pasti akan sangat menyenangkan’’bisik hatinya.

‘’Kau kenapa?’’

‘’Aku tidak apa-apa. Aku hanya ingin mengambil minum’’.

Rei terus menatap Maya yang sedang mengambil minum dari dalam lemari pendingin dan membuat Maya tambah gugup.’’Apa ada yang aneh di wajahku?’’

‘’Tidak ada yang aneh di wajahmu, tapi sikapmu akhir-akhir ini yang aneh’’ujar Rei.

‘’Aneh bagaimana?’’

‘’Sejak kamu pulang berlayar dengan pak Hayami, kamu lebih sering melamun. Ketika kamu mencuci piring pikiranmu melayang entah kemana sampai memecahkan lima piring , tidak hanya itu saja, ketika menggoreng telur juga telurnya menjadi gosong, lalu sewaktu menyetrika kemejaku hangus’’.

Maya menatap Rei dengan pandangan bersalah.’’Maaf...’’

‘’Sudahlah, lagi pula itu semua sudah terjadi. Lain kali kalau mengerjakan sesuatu pikiranmu itu jangan melayang kemana-mana akibatnya pekerjaanmu tidak ada satu pun terselesaikan dengan benar’’.

‘’Aku mengerti’’.

‘’Maya, aku tahu kalau antara kamu dan pak Hayami telah terjadi sesuatu dan aku tidak tahu apa itu. Kamu tidak perlu menceritakannya padaku sekarang kalau kamu tidak ingin’’.

‘’Aku akan menceritakannya padamu , tapi tidak sekarang’’.

Rei memberikan koran tadi pagi kepada Maya.’’Bacalah!’’. Dengan terheran-heran Maya menuruti perintah Rei.Di koran itu tertulis judul Takamiya Shiori mencoba melakukan bunuh diri karena batal menikah.Mata Maya terbelalak lebar dan tangannya mencengkeram kuat koran yang sedang dipegangnya.

Maya kemudian membaca dengan cepat isi berita itu. Berita itu mengatakan kalau Masumi Hayami direktur Daito telah membatalkan pernikahannya dengan Shiori. Maya membaca singkat isi wawancara dengan Masumi.

Saya sudah secara resmi membatalkan pernikahanku dengan Shiori pada keluarganya. Kami berdua tidak saling mencintai. Pada dasarnya pernikahan kami bukan didasarkan atas cinta tapi atas dasar bisnis, jadi saya perlu tekankan sekali lagi hal ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan pihak ketiga. Saya sudah memutuskan akan menikah dengan wanita pilihan hati saya. Shiori memang mencintai saya, tapi saya tidak mencintainya. Sekarang dia baik-baik saja dan kesehatannya mulai membaik dan sekarang dia sudah dapat menerimanya dan mengerti.

Maya melipat korannya dan mendesah lesu. ‘’Maya, jangan katakan kalau kamu ada hubungan dengan berita bunuh dirinya nona Shiori?’’tanya Rei curiga.

‘’Sepertinya begitu’’.

‘’Apa maksudmu? Jadi itu benar. Jadi pihak ketiga yang dimaksud pak Hayami itu adalah kamu Maya, meskipun dia mengatakan tidak ada pihak ketiga’’.Maya terdiam dan pergi begitu saja.

Maya pergi begitu saja.’’Kau mau kemana?’’

‘’Ke kamar’’. Rei cepat-cepat menghabiskan susu coklatnya dan duduk di depan TV, tatapan matanya mengarah ke arah kamar dengan rasa penasaran yang cukup tinggi.

Sementara itu di kediaman Hayami, Eisuke terlihat murka atas berita tadi pagi. Dirinya tidak menyangka akan mengatakan itu kepada wartawan.’’Anak kurang ajar’’teriaknya kesal.

Tapi dia juga penasaran siapa wanita yang dicintai oleh Masumi.’’Siapa wanita itu?’’gumamnya.

♪♪♪♪

Masumi masih duduk dibangku sambil menikmati pemandangan musim semi.Pikirannya kembali melayang akan kenangannya bersama Maya.

9 tahun sejak pertemuanku dengan Maya di Santorini , aku kembali lagi bertemu dengannya untuk yang pertama kali di Jepang . Saat itu kamu tengah kebingungan mencari tempat duduk untuk menonton putri bunga kacapiring.Saat itu kamu berumur 13 tahun.Tapi aku sama sekali tidak pernah menyadari kalau kamu adalah gadis kecil itu.

Bruuuk!

‘’Kamu tidak apa-apa?’’

‘’A..aku tidak apa-apa’’jawab Maya gugup.

‘’Kamu mencari tempat duduk nomor berapa?

‘’No 27 A’’. Masumi menjentikkan jarinya kepada seseorang.’’Tolong antar dia ke no.27 A’’.

‘’Baik. Silahkan ke sebelah sini’’. Maya mengikuti orang itu dan dudu ditempat yang ditujukan’’.

‘’Te..terima kasih’’.

Aku begitu terpesona saat pertama kalinya aku menonton pertunjukan dramamu yang pertama kali. Kamu sangat baik sekali memerankan tokoh Beth meskipun saat itu kamu sedang mengalami demam tinggi. Aktingmu waktu itu entah kenapa membuat hatiku terasa hangat dan membuatku sesak nafas.Padahal dia hanyalah seorang gadis kecil dengan demam yang cukup tinggi dan itu tidak mungkin  dapat berdiri di panggung. Dimanakah tekadnya itu terpendam.Sejak saat itu aku selalu memberikannya bunga mawar ungu sebagai bentuk kekagumanku kepadanya, tapi entah sejak kapan rasa kekaguman itu berubah menjadi cinta  . Aku tidak pernah punya sedikit pun punya keberanian untuk menunjukan perasaanku kepadanya karena yang aku tahu dia membenciku.

Aku takut kalau dia akan menolakku jika aku mengatakan yang sebenarnya  dan penghubung antara aku dan dia satu-satunya akan hilang.Aku sama sekali tidak pernah berpikir akan begitu mencintai seseorang. Aku Masumi Hayami seorang direktur Daito yang gila kerja dan 11 tahun lebih tua darinya bisa jatuh cinta kepadanya.

Setelah 7 tahun aku mencintainya, rasa cintaku padanya tidak pernah hilang sama sekali. Aku merasakan bahagia ketika aku dan Maya terjebak di dalam kapal Astoria dan saat itu sebelum kami turun Maya sempat mengatakan perasaannya padaku.

♪♪♪♪

Flashback

Maya sedang menonton drama dengan serius. Rei bicara pun Maya tidak mendengarkan, dia hanya mendesah dan tidak punya pilihan lain selain menunggu Maya menyelesaikan drama yang ditontonnya. Ketika Rei selesai membuat susu coklat, Maya sudah berdiri dihadapannya hendak mengambil minum.

‘’Dramanya sudah selesai?’’

‘’Sudah. Baru saja selesai. Aku senang cerita berakhir dengan bahagia’’.

‘’Andai saja kisah cintaku dengan pak Masumi berakhir bahagia pasti akan sangat menyenangkan’’bisik hatinya.

‘’Kau kenapa?’’

‘’Aku tidak apa-apa. Aku hanya ingin mengambil minum’’.

Rei terus menatap Maya yang sedang mengambil minum dari dalam lemari pendingin dan membuat Maya tambah gugup.’’Apa ada yang aneh di wajahku?’’

‘’Tidak ada yang aneh di wajahmu, tapi sikapmu akhir-akhir ini yang aneh’’ujar Rei.

‘’Aneh bagaimana?’’

‘’Sejak kamu pulang berlayar dengan pak Hayami, kamu lebih sering melamun. Ketika kamu mencuci piring pikiranmu melayang entah kemana sampai memecahkan lima piring , tidak hanya itu saja, ketika menggoreng telur juga telurnya menjadi gosong, lalu sewaktu menyetrika kemejaku hangus’’.

Maya menatap Rei dengan pandangan bersalah.’’Maaf...’’

‘’Sudahlah, lagi pula itu semua sudah terjadi. Lain kali kalau mengerjakan sesuatu pikiranmu itu jangan melayang kemana-mana akibatnya pekerjaanmu tidak ada satu pun terselesaikan dengan benar’’.

‘’Aku mengerti’’.

‘’Maya, aku tahu kalau antara kamu dan pak Hayami telah terjadi sesuatu dan aku tidak tahu apa itu. Kamu tidak perlu menceritakannya padaku sekarang kalau kamu tidak ingin’’.

‘’Aku akan menceritakannya padamu , tapi tidak sekarang’’.

Rei memberikan koran tadi pagi kepada Maya.’’Bacalah!’’. Dengan terheran-heran Maya menuruti perintah Rei.Di koran itu tertulis judul Takamiya Shiori mencoba melakukan bunuh diri karena batal menikah.Mata Maya terbelalak lebar dan tangannya mencengkeram kuat koran yang sedang dipegangnya.

Maya kemudian membaca dengan cepat isi berita itu. Berita itu mengatakan kalau Masumi Hayami direktur Daito telah membatalkan pernikahannya dengan Shiori. Maya membaca singkat isi wawancara dengan Masumi.

Saya sudah secara resmi membatalkan pernikahanku dengan Shiori pada keluarganya. Kami berdua tidak saling mencintai. Pada dasarnya pernikahan kami bukan didasarkan atas cinta tapi atas dasar bisnis, jadi saya perlu tekankan sekali lagi hal ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan pihak ketiga. Saya sudah memutuskan akan menikah dengan wanita pilihan hati saya. Shiori memang mencintai saya, tapi saya tidak mencintainya. Sekarang dia baik-baik saja dan kesehatannya mulai membaik dan sekarang dia sudah dapat menerimanya dan mengerti.

Maya melipat korannya dan mendesah lesu. ‘’Maya, jangan katakan kalau kamu ada hubungan dengan berita bunuh dirinya nona Shiori?’’tanya Rei curiga.

‘’Sepertinya begitu’’.

‘’Apa maksudmu? Jadi itu benar. Jadi pihak ketiga yang dimaksud pak Hayami itu adalah kamu Maya, meskipun dia mengatakan tidak ada pihak ketiga’’.Maya terdiam dan pergi begitu saja.
Maya pergi begitu saja.’’Kau mau kemana?’’

‘’Ke kamar’’. Rei cepat-cepat menghabiskan susu coklatnya dan duduk di depan TV, tatapan matanya mengarah ke arah kamar dengan rasa penasaran yang cukup tinggi.

Sementara itu di kediaman Hayami, Eisuke terlihat murka atas berita tadi pagi. Dirinya tidak menyangka akan mengatakan itu kepada wartawan.’’Anak kurang ajar’’teriaknya kesal.

Tapi dia juga penasaran siapa wanita yang dicintai oleh Masumi.’’Siapa wanita itu?’’gumamnya.

♪♪♪♪

Masumi yang berada di hotel merasa beban dihatinya mulai sedikit terangkat dengan sembuhnya Shiori dan juga urusannya dengan keluarga Takamiya sudah selesai.Sekarang dia masih punya satu tugas lagi yaitu menjadikan Maya sebagai miliknya. Sudah berminggu-minggu dirinya dan Maya belum pernah bertemu sama sekali. Kini rasa rindunya akan  gadis itu mulai merayapi hatinya. Rasa rindu yang dia pendam selama berminggu-minggu ingin rasanya ia memeluknya dan mendekapnya dengan erat . Tidak ingin dilepaskannya lagi.

D balkon kamarnya, ia membayangkan wajah dan senyuman kekasih hatinya.’’Kau sedang apa sekarang? Apa latihanmu berjalan lancar? Apa sekarang kamu sedang memikirkanku dan merindukanku? Aku selalu memikirkan dan merindukanmu setiap hari dan setiap tarikan nafasku.Maya, aku ingin sekali bertemu denganmu.

Maya duduk disebuah ayunan dan terlihat sedih. Disatu sisi ia sangat senang Masumi tidak jadi menikah, tapi disisi lain ia merasa kasihan pada Shiori. Maya tahu kalau Shiori sangat mencintai Masumi. Dia  mengerti perasaan Shiori sekarang karena ia dapat membayangkan jika ia berada di posisi Shiori. Pria yang dicintainya ternyata tidak mencintai dirinya.

Maya mendesah panjang.Jari-jari tangannya  mengenggam erat  rantai ayunan, lalu ia memejamkan matanya , mengatupkan bibirnya dan duduk membungkuk, seakan tengah  merasakan penderitaan tak tertahankan.

‘’Maya...’’panggil sebuah suara. Maya terkejut. Suara yang sangat dikenal, suara yang sangat dirindukannya, suara yang ingin sekali ia dengar. Maya menoleh, lalu berdiri.

‘’Pak Masumi....’’. Pandangan matanya begitu teduh dan penuh kerinduan ketika ia menatap Maya.

‘’Sudah kuduga kamu pasti ada disini?Tadi aku pergi ke apartemenmu dan temanmu bilang kamu sedang pergi keluar’’. Maya kembali duduk di ayunan. Kini perasaannya senang dapat kembali dengan pria yang dicintainya. Rasanya ia ingin segera memeluknya dan melepaskan kerinduannya pada pria yang ada dihadapannya sekarang, tapi ia tahan . Masumi juga merasakan perasaan yang sama, dia ingin sekali memeluk wanita yang dicintainya.’’Tadi kamu kenapa?Apa ada yang kamu pikirkan sehingga terlihat sedih seperti tadi’’.

‘’Jadi pak Masumi dari tadi sedang memperhatikanku ya?’’

‘’Benar’’. Masumi berjongkok di hadapan Maya, lalu mengangkat dagu Maya dan memandang wajahnya.’’Katakan apa yang membuatmu sedih?’’. Dagu Maya yang mungil bergetar ketika matanya dan mata Masumi bertemu.’’Andalah penyebabnya’’.Masumi segera menarik tangannya dari dagu Maya.’’Aku? tapi kenapa aku?’’tanyanya keheranan.

‘’Karena Anda adalah pria yang aku cintai’’.

Masumi terkejut dan shock mendengar pernyataan Maya meskipun dia sudah mendengarnya dari Maya di kapal Astoria, tapi pernyataannya sekarang sangat jelas. Rasanya ia tidak mempercayai apa yang didengarnya. Gadis yang ia kira membenci dirinya ternyata sekarang mencintainya sungguh suatu hal yang membuatnya tidak percaya. Masumi butuh beberapa menit untuk mencerna perkataan Maya tadi. Kata-katanya tadi sudah cukup membuat dirinya merasa sangat senang.

Masumi menangkup wajah Maya dan menatap Maya dalam.’’Aku juga mencintaimu’’.

Maya sangat senang mendengarnya. Perasaannya bergolak tidak karuan. Baginya seperti mimpi pria yang ada dihadapannya juga mencintainya.

‘’Pak Masumi bukannya Anda membenciku?’’

‘’Tidak sayang, aku tidak pernah membencimu , tapi sebaliknya aku sangat mencintaimu’’.

‘’Benarkah?’’tanyanya tidak percaya.

‘’Benar. Aku...aku mungkin tidak pantas dicintai oleh wanita sepertimu karena aku sudah banyak menyakitimu selama ini’’.

‘’Itu tidak benar. Pak Masumi melakukan semua itu demi kebaikanku. Selama ini aku tidak menyadarinya. Aku memang bodoh.Seandainya aku bisa menyadarinya lebih cepat mungkin keadaan kita tidak seperti ini’’.

‘’Maya....’’

‘’Apa ini karena aku?’’

‘’Apanya?’’

‘’Anda batal menikah dengan nona Shiori’’.

‘’Tidak Maya, ini bukan karena dirimu, jadi jangan salahkan dirimu karena kamu tidak bersalah’’.

‘’Tapi....’’. Maya mulai terisak menangis. Masumi duduk diayunan satunya lagi.’’Kemarilah!’’. Maya duduk di pangkuannya dan Masumi memeluk pinggangnya,  lalu ia menghapus air mata Maya dengan lembut.

‘’Pak Masumi, aku jadi merasa bersalah pada kalian berdua’’. Air matanya kembali menggenang dikedua pelupuk matanya.

‘’Sssssttt....’’Masumi menaruh jari telunjuknya dibibir Maya.

‘’Yang penting saat ini aku sudah tahu kalau kamu mencintaiku. Itu sudah cukup membuatku bahagia’’.

Maya menghembuskan napas dan membuat poninya  melambai-lambai dan turun lagi dalam keadaan berantakan.Masumi tidak tahan untuk tidak membelainya dan walaupun sangat sulit, ia tetap menahan kedua tangannya agar tetap ditempatnya .Masumi memandangi tengkuknya  yang lembut dan akhirnya pertahanan dirinya jatuh.Dia menyentuh kulit Maya yang halus, jemarinya bergerak dipunggung Maya, lalu tergoda untuk terus membelainya. Masumi meneruskan sentuhannya disepanjang bahu Maya, melewati lengan pendek kaosnya, ke permukaan lembut kulit lengannya dan jemari Masumi bergerak turun  sampai ke pergelangan tangan Maya.Akhirnya Masumi mendekap erat-erat Maya sambil menciumi ujung kepalanya.

Wajah Maya memerah  dan perasaanya menjadi gelisah mendapatkan sentuhan darinya. Sekarang Maya yakin kalau Masumi mencintainya. Maya pun semakin erat memeluknya.Dia tidak ingin kehilangan pria yang sangat dicintainya.Dia ingin terus bersamanya lebih lama lagi.Masumi melonggarkan pelukannya , lalu kembali menatap Maya. Masumi menundukkan kepalanya mendekati leher Maya untuk menghirup aroma tubuh kekasihnya dan Maya dapat merasakan hembus hangat di sekitar lehernya.

Tubuh Maya sedikit gemetar.Masumi kembali menatapnya dan setiap kali ia menatapnya, Maya jantungnya melompat tidak beraturan. Ini pertama kali dirinya melihat wajah Masumi dalam jarak yang sangat dekat. Garis-garis ketampannya diwajahnya terlihat lebih jelas. Sesaat Maya menelan ludahnya.Dia sangat beruntung bisa dicintai olehnya. Dirinya sama sekali tidak menyangka akan begitu sangat mencintainya. Ia tidak dapat membayangkan hidup tanpa dirinya, kalau itu terjadi pasti kehidupannya akan terasa hampa.Tanpa sadar Maya membelai wajahnya dan Masumi tersenyum. Maya segera berhenti membelainya dan wajahnya mulai merona merah karena malu.’’Ada apa Maya? Kenapa berhenti?Aku ingin banyak mendapatkan sentuhan darimu’’.Masumi mengenggam tangan Maya yang bebas dan meremasnya dengan lembut.’’Kau tahu bila kamu menyentuhku, aku merasa tidak berdaya, tapi aku menyukainya, sangat menyukainya’’katanya mesra.

‘’Aku juga sama , jika Anda menyentuhku , aku jadi merasa tidak berdaya’’. Masumi membelai kening Maya dan merapikan poni rambutnya yang tertiup angin.

‘’Aku mencintaimu  Maya Kitajima’’bisiknya mesra ditelinga Maya.

‘’Aku juga pak Masumi’’.

Masumi membelai bibir Maya dengan ibu jarinya,merasakannya bergetar. Bibir yang selalu ingin dicium olehnya dan sudah berkali-kali ia mencuri ciuman darinya demi merasakan lembut dan manisnya bibir Maya.’’Aku ingin menciummu, Maya’’.Sesaat tubuh Maya menegang mendengar permintaan dari Masumi.’’Aku takut tentang apa yang akan terjadi kalau melakukannya’’.

‘’Begitu juga aku’’. Masumi menelan ludahnya sambil menatap bibir Maya yang ranum. Masumi kembali menyentuhnya lagi.Di bawah sentuhannya  bibir Maya merekah.Gadis yang ada dihadapannya sekarang terlihat begitu mengundang  untuk dicium dan Masumi tahu kalau ia tidak dapat menunggu lebih lama lagi. Ia menunduk dan mendaratkan ciuman dibibirnya yang selembut beludru dengan lembut, perlahan-lahan dan berusaha selembut mungkin . Masumi merasakan sangat bahagia dapat mencium gadis yang dicintainya secara terang-terangan tidak harus secara sembunyi-sembunyi lagi dan ia merasakan dunia serasa meledak.

Masumi bertambah senang tatkala Maya membalas ciumannya.Ia dapat merasakan kehalusan kulit Maya bersentuhan dengan ototnya dan ia mengerang merasakan kelembutannya.Bibir Maya merekah untuknya persisi seperti yang diinginkan Masumi dan Maya menyambut kedalaman ciumannya, lidahnya yang mencari-cari dan membalas ciuman Masumi dengan hasrat yang besar.Masumi  membelai dan menyusupkan jemarinya di rambut Maya hingga menangkup kepalanya.

Masumi mulai merasakan kepalanya  pening  dan matanya terbakar oleh gairah yang nyaris tidak terbendung terhadap gadis yang selama ini ia cintai secara diam-diam. Tujuh tahun lamanya ia menunggu saat-saat seperti ini.Masumi berusaha untuk mengendalikan dirinya dan ia menarik mulutnya, lalu menarik nafas sambil masih memeluk Maya.Nafasnya masih terengah-engah.’’Maya..’’desahnya.

Maya membenamkan wajahnya di dada Masumi dengan nafas yang sama kacaunya. Tubuhnya mengigil karena ciuman tadi dan Maya semakin merapatkan tubuhnya ke tubuh Masumi. Masumi mencoba untuk memeluk seluruh tubuh kekasihnya.’’Kau baik-baiks saja?’’. Maya hanya mengangguk.Ia mengangkat dagunya dan menatap wajah Maya.Jantungnya berdetak kencang.’’Dia cantik sekali’’pikir Masumi. Masumi membungkuk  dan mendaratkan ciuman singkat ke lehernya.

‘’Sebaiknya kita pergi dari sini sebelum ada orang yang melihat kita seperti ini’’. Maya berdiri, lalu diikuti oleh Masumi. Mereka berjalan sambil bergandengan tangan.’’Kita akan pergi kemana?’’tanya Maya.

‘’Aku akan membawamu ke tempat yang sepi’’. Maya menatapnya heran.

‘’Masuklah!’’. Sebelum menjalankan mobilnya Masumi mnegusap pipi Maya dengan punggung tangannya. Ia merasakan pipi Maya sudah sedingin es.

‘’Sayang, wajahmu dingin sekali ‘’katanya. ‘’Kamu sudah ada terlalu lama di luar. Aku tidak ingin kamu masuk angin dan jatuh sakit. Mulai sekarang kamu harus jaga kesehatanmu, kalau kamu sakit kamu tidak bisa memerankan bidadari merah dengan baik’’.

‘’Aku tahu’’. Sekali lagi Masumi mengecup bibirnya, lalu menjalankan mobilnya.

♪♪♪♪

Mobil  terpakir di depan apartemen Maya.’’Jadi tempat sepi yang kamu maksud apartemenku’’.
Masumi tersenyum jahil.’’Memangnya aku akan membawamu kemana?’’

‘’Aku tidak tahu’’jawab Maya sedikit kecewa karena kebersamaan dengannya akan segera berakhir dan entah kapan mereka akan bertemu kembali. ‘’Sekarang masuklah!’’

Masumi juga merasakan perasaan yang sama jika kebersamaannya dengan Maya harus segera berakhir.

Maya turun dengan perasaan enggan karena dia ingin lebih lama dengan Masumi. Baginya kebersamaan dengannya tadi hanya sebentar dan ia masih menginginkan lebih lama lagi. Dia tidak rela jika harus berpisah dengannya sekarang.Langkahnya terhenti ditengah jalan kemudian berbalik.’’Ada apa?’’

‘’Kapan kita akan bertemu lagi?’’

‘’Aku belum tahu, tapi aku akan selalu menghubungimu. Sekarang ini aku tidak bisa bebas menemuimu sesering mungkin karena aku baru saja putus dengan Shiori dan juga aku tidak ingin terjadi gosip yang tidak mengenakan tentang kita’’.

‘’Aku mengerti’’. Terlihat raut sedih di wajahnya. Masumi langsung menarik Maya dalam dekapannya dan membelai kepalanya.’’Aku janji aka segera menemuimu, tapi tidak dalam waktu dekat ini, jadi tunggulah aku. Kau mau kan menungguku?’’. Maya mengangguk dalam pelukan Masumi .

Masumi tersenyum dan merasa lega.’’Yang kamu harus pikirkan sekarang adalah latihan bidadari merahmu’’.

‘’Aku akan menjadi bidadari merah seperti yang diinginkan pak Masumi’’.Ia sangat senang mendengarnya.

Masumi memandangnya seakan-akan mencari sesuatu di matanya.’’Maukah kamu makan malam bersamaku?’’

‘’Makan malam?’’

Masumi mengangguk dan tatapan mereka saling mengunci.Maya tidak dapat berkata apa-apa, lalu menganggukan kepalanya. Masumi kembali menarik Maya dan menyuruh masuk kembali kedalam mobil. 


Mereka tiba disebuah restoran dengan pemandangan yang cukup romantis. Masumi mengajaknya untuk berdansa. Pada awalnya Maya menolaknya karena dia tidak bisa berdansa, tapi Masumi terus memaksanya. Akhirnya Maya menyetujuinya. Senyuman Masumi membuat nafasnya tercekat.Mereka mulai berdansa pelan-pelan.’’Ikuti gerakanku Maya’’. Maya berusaha untuk menyesuaikan gerakannya dengan Masumi.

‘’Bagus Maya. Seperti itu’’.Bagi Maya berdansa dengan Masumi sama memusingkannya dengan berada semobil dengannya, namun tidak seperti saat mereka berciuman.Masumi menarik tubuh Maya semakin mendekat.’’Aku ingin menghabiskan sepanjang malam ini denganmu’’bisiknya mesra ditelinga Maya.

‘’Aku juga’’.

Masumi tersenyum. Setelah mengangkat kepalanya dari bahu Masumi, Maya mencium leher di bawah dagu Masumi.

Jam sudah hampir menujukkan jam 10 malam. Sudah waktunya bagi Masumi untuk mengantarkan kekasihnya pulang.’’Sebaiknya kita pulang sekarang. Ini sudah malam. Sebenarnya aku ingin berada lebih lama lagi denganmu dan menghabiskan malam ini bersama denganmu, tapi sekarang kamu butuh istirahat’’.

‘’Baiklah’’.

 Jam menunjukkan setengah sebelas malam ketika mereka berdua tiba di apartemen Maya. ‘’Apa Anda ingin masuk sebentar?’’

‘’Hmmm...baiklah’’.

Maya membuka apartemennya dan didalam gelap. Rei dan teman-teman lainnya sudah tidur. Hati-hati mereka berdua masuk.Maya segera masuk ke dapur membuatkan teh hangat untuknya.
Dilihatnya Masumi sedang membaca sebuah buku.’’Ini tehnya’’.

‘’Terima kasih’’.

‘’Apa yang sedang Anda baca?’’

‘’Putri duyung. Apa ini buku punyamu?’’

‘’Benar’’.

‘’Apa kamu menyukai ceritanya?’’

‘’Aku menyukainya’’.

‘’Walaupun berakhir sedih’’.

‘’Iya...’’

‘’Aku jadi teringat seseorang yang menyukai cerita ini’’.

‘’Siapa?’’

‘’Seorang gadis kecil yang aku temui ketika aku masih muda. Mungkin sekarang dia sudah tumbuh dewasa’’. Maya sedikit cemburu mendengarnya.

‘’Apa dia anak yang cantik?’’

‘’Iya, dia memang anak cantik dan juga mengemaskan sepertimu dan aku masih ada hutang janji kepadanya’’.

‘’Lalu kenapa Anda tidak segera melunasi janji Anda kepadanya?’’

‘’Karena aku tidak tahu dia ada dimana sekarang. Aku berharap suatu saat nanti akan bertemu dengannya dan segera memenuhi janjiku kepadanya’’.

‘’Anda janji apa kepadanya?’’tanya Maya dengan penuh rasa ingin tahu.

‘’Hanya janji di masa remajaku’’. Maya terlihat cemberut.

‘’Apa kamu cemburu?’’. Masumi segera mendekatkan diri pada Maya dan langsung memeluknya.’’Kau tahu hanya kamu satu-satunya wanita yang ada di hatiku saat ini dan untuk selamanya’’. Sebenarnya Masumi senang melihat Maya cemburu artinya dia sangat mencintai dirinya.

Maya jadi teringat  masa kecilnya . Dulu ia pernah ada seseorang yang berjanji kepadanya untuk datang ke acara ulang tahunnya tapi orang itu tidak datang.Maya menatap Masumi.

 ‘’Kau kenapa? Apa ada yang ingin kamu katakan padaku’’.

Sejenak Maya terlihat ragu. Mulutnya sudah sedikit terbuka   kemudian tertutup kembali. Tangannya yang bebas mengelus pipi Maya.’’Kalau ada yang ingin kamu katakan,  katakan saja’’.Maya terdiam sebentar seperti menimbang-nimbang sesuatu.

‘’Maya, izinkan aku lebih mengenalmu dan tahu lebih banyak lagi tentang dirimu yang tidak aku ketahui. Sekarang kau adalah kekasihku’’.Masumi mengecup keningnya dengan segenap perasaanya.

‘’Dulu ketika aku masih kecil ada seorang pria yang berjanji untuk datang ke acara ulang  tahunku, tapi dia tidak datang. Dia adalah teman pertamaku di tempat tinggalku yang baru. Meskipun aku baru mengenal sehari, tapi dia orang yang menyenangkan dan juga baik. Dia sudah seperti menjadi kakakku sendiri.Dia hanya meninggalkan sebuah surat dan Teddy bear sebagai hadiah ulang tahunku’’.

‘’Teddy bear. Hadiah ulang tahunmu?’’

‘’Maya menganggukan kepalanya’’. Masumi terlihat menegang.

‘’Apa boneka itu masih ada?’’

‘’Aku merawatnya dengan baik dan selama ini telah menjadi teman tidurku’’.

‘’Boleh aku melihatnya?’’. Ada getaran dalam suaranya.

Maya pergi ke kamarnya dan tidak perlu menunggu waktu lama ia membawanya dan memberikannya pada Masumi. ‘’Ini tidak mungkin’’ujar Masumi. Wajahnya terlihat terkejut.

‘’Pak Masumi, ada apa? Apanya yang tidak mungkin?’’

‘’Waktu itu tinggal dimana?’’

‘’Santorini. Ayahku kerja disana’’.

‘’Santorini?’’katanya sambil menatap Maya tidak percaya. Maya mengangguk pelan.’’Apa ada yang salah dengan itu?’’

‘’Tidak ada yang salah’’.

Masumi berdiri dan langsung memeluknya.Maya terkejut dengan reaksinya dan ia dapat merasakan Masumi memeluknya sangat erat. Berkali-kali Masumi menciumi rambutnya.

Maya ternayata gadis kecil itu adalah kamu, selama ini aku selalu mencarimu ternyata kamu begitu dekat denganku. Ternyata takdir mempertemukan kita kembali. Aku senang ternyata gadis kecil itu adalah kamu.Maya....sayangku...

‘’Pak Masumi....’’bisik Maya. Maya merasakan ada cairan hangat menetes dibahunya.

‘’Pak Masumi menangis’’bisik hatinya.

‘’Biarkan tetap seperti ini sebentar saja’’.

 Maya menganggukan kepalanya.’’Baiklah’’.

Masumi melepaskan pelukannya, kemudian menangkup wajah Maya. Maya dapat melihat mata Masumi yang memerah. Matanya terpejam ketika Masumi mencium keningnya, kedua matanya,hidungnya dan juga bibirnya. Maya sama sekali tidak mengerti apa yang terjadi dengan kekasihnya.

‘’Anda baik-baik saja kan ?’’

Masumi hanya diam dan sibuk membelai kening Maya, lalu ia tersenyum lembut dan menenangkan.’’Aku baik-baik saja sayang’’. Sekali lagi dipeluknya Maya dengan erat.

‘’Mulai sekarang kita akan selalu bersama dan tidak terpisahkan lagi’’.

‘’Ung...’’. Maya mengangguk.

Masumi sangat bahagia bisa dicintai oleh Maya begitu dalam seperti ia mencintainya dengan segenap hatinya. Masumi bertekad akan segera menjadikan Maya menjadi miliknya.

‘’Sebaiknya aku pulang sekarang. Kau juga butuh istirahat. Bukankah besok masih ada jadwal latihan?’’

‘’Benar. Sebaiknya Anda juga istrirahat. Anda sudah terlihat lelah sekali’’. Sebelum pergi Masumi mengecup Maya. ‘’Selamat malam !’’

‘’Malam’’. Setelah Masumi pergi Maya kembali ke kamarnya. Dia duduk melamun disana dalam kegelapan satu-satunya cahaya hanyalah sinar bulan. Maya menyentuh bibirnya yang sudah berkali-kali dicium oleh Masumi dan detak jantungnya masih belum berarturan. Maya akhirnya tertidur dengan senyuman bahagia menghiasi wajahnya.

Masumi yang telah tiba di hotel segera menyalakan komputernya dan ia mencari sesuatu disana. Wajahnya terlihat senang ketika apa yang dicarinya sudah ditemukan.

♪♪♪♪

Dua minggu setelah Masumi bertemu Maya di taman bermain , ia datang kembali ke apartemen Maya dengan senyuman yang selalu menghiasi wajahnya.

‘’Siang Maya!’’sapanya sambil mengecup pipi Maya. Maya pun langsung memeluknya. Dua minggu mereka berdua tidak bertemu, Maya begitu merindukannya.

Kepalanya terangkat dan tatapan kekasihnya begitu teduh sehingga membuat dirinya merasa nyaman.’’Kau merindukanku?’’

‘’Ung...aku merindukan pak Masumi. Setiap hari aku selalu merindukan pak Masumi’’. Masumi mengusap-usap kepala Maya sambil tersenyum.’’Aku juga merindukanmu’’.

‘’Ehm...ehm...’’. Suara Rei mengangetkan mereka berdua. Maya langsung melepaskan pelukanya dan wajahnya merah karena malu  begitu pun juga Masumi.Selama beberapa saat mereka tidak menyadari kalau Rei berada diantara mereka.

‘’Aku akan meninggalkan kalian berdua supaya kalian bisa bicara dengan leluasa. Aku akan kembali saat makan siang’’.

Maya menarik Masumi ke sofa dan kini mereka duduk berdampingan.’’Kenapa Anda baru menemuiku sekarang?’’

‘’Maaf. Ada hal yang harus kukerjakan, lagi pula aku tidak bisa menemuimu sering-sering. Akhir-akhir ini aku selalu diikuti oleh wartawan, jadi bagaimana kabar biadadariku ini?’’

‘’Aku baik. Dan pak Masumi?’’

‘’Aku juga baik. Kedatanganku kesini bukan sekedar untuk menemuimu saja’’. Masumi menelan ludahnya.’’Ada yang ingin aku katakan padamu’’.

Masumi meraih kedua tangan Maya lalu menciumnya. ‘’Maya menikahlah denganku?’’

Deg!

Maya terkejut. Bahagia. Maya tidak dapat berkata apa-apa.Masumi mengamati serangakaian emosi melintasi wajah Maya.Kenapa gadis ini tidak mengatakan sesuatu? Pikirnya.Masumi menarik nafas dalam-dalam menunggu jawaban.’’Maya...’’.

Maya akhirnya tersadar ke alam nyata.’’Tadi apa yang Anda katakan?’’

‘’Menikahlah denganku?’’

Maya tersenyum dan langsung mencium bibir Masumi.’’Itu jawabannya’’. Masumi tersenyum senang kemudian memeluk Maya.

‘’Terima kasih sayang’’.

Masumi kembali mengenggan kedua tangan Maya. Kali ini tidak seorang pun dari mereka yang berusaha  untuk mengakhiri sentuhan itu. Kehangatan mengalir dari tangan keduanya dan menyelebungi hati mereka berdua.

Masumi kemudian mengeluarkan sebuah kotak panjang dan mengeluarkan sebuah gelang , lalu memakaikannnya ditangan Maya.

‘’Gelang ini sebagai cincin pertunangan kita. Ketika kamu sudah memakai gelang ini artinya kau adalah tunanganku. Maaf kamu melamarmu ditempat seperti ini bukan ditempat yang romantis’’.
Maya menggelangkan kepalanya , lalu berkata ‘’Itu tidak masalah bagiku. Aku senang sekarang aku bisa bersama dengan pak Masumi’’.

Maya mengamati gelang ditangannya.’’Indah sekali’’.

‘’Nama gelang itu adalah Plato’s Eternity’’.

‘’Plato’s Eternity?’’

‘’Benar. Gelang itu hanya ada ada di Yunani, aku memesannya secara khusus. Gelang itu mempunyai arti platonic love*, cinta murni yang agung adalah keinginan untuk mengasihi semua orang’’.

Platonic Love : Dalam teori asli plato the perfect’platonic’ love adalah murni, emosional dan spirtual. Ketika dua platonis jatuh cinta, mereka seharusnya tidak hanya tertarik oleh penampilan fisik. Mereka akan jatuh cinta emosional dan spiritual. Ini berarti bahwa pikiran mereka akan mengikat dan satu sama lain akan saling memikirkan sepanjang waktu.

‘’Aku tidak tahu kalau gelang ini mempunyai arti seperti itu’’.

‘’Ada satu lagi yang ingin aku katakan padamu. Sepertinya takdir sudah mempertemukan kita kembali’’.

‘’Apa maksud pak Masumi?’’

‘’Maya, aku adalah orang yang kamu temui di Santorini . Kau ingat, aku pernah mengatakan sedang mencari seorang gadis kecil?’’. Maya mengangguk.

‘’Ternyata gadis kecil yang aku cari itu adalah kamu. Aku menyadarinya setelah melihat boneka Teddy bear milikmu. Boneka itu yang aku berikan padamu 16 tahun lalu’’.

‘’Jadi...jadi Anda adalah orang itu’’.

‘’Benar. Maaf saat itu aku tidak bisa memenuhi janjiku padamu. Waktu itu ayahku memutuskan untuk segera kembali ke Jepang. Aku benar-benar menyesal’’.

‘’Apa selama ini Anda terus mencariku dan tidak melupakanku?’’

‘’Benar. Takdir sudah mempermainkan kita. Aku mengira pertama kali kita bertemu pada saat kau sedang mencari tempat duduk ketika akan menonton bunga kacapiring ternyata aku salah. Sekali lagi maafkan aku Maya. Kau mau memaafkanku?’’

‘’Iya. Aku tahu pak Masumi adalah orang yang selalu menepati janjinya, jadi karena Anda sekarang sudah menemukanku, pak Masumi harus menepati janji jika aku berulang tahun nanti’’.

‘’Aku janji sayang dan terima kasih sudah mau memaafkanku’’. Masumi menariknya dalam pelukan.

‘’Besok  aku akan membawamu menemui ayahku. Aku ingin dia tahu kalau kamu adalah wanita pilihan hidupku’’.

‘’Aku takut bertemu dengan ayahmu’’.

‘’Kamu tidak perlu takut ada aku disampingmu. Sekarang kita pulang’’.

♪♪♪♪

Keesokan siangnya Masumi membawa Maya bertemu dengan ayahnya. Maya terkejut ketika bertemu dengan ayahnya Masumi begitupun juga dengan Eisuke. Ia tidak mengaira kalau Masumi akan jatuh cinta kepadanya dan terlebih lagi Maya membalas cintanya yang setahu dia Maya membenci anaknya. Maya merasa malu terhadapnya karena ia dulu pernah menjelek-jelekkan Masumi di depannya.

Eisuke begitu marah ketika Masumi mengatakan akan menikahi Maya.Ia tidak rela jika kerja sama dengan keluarga Takamiya di batalkan. Maya bersembunyi di balik  badan Masumi yang besar.

‘’Ayo Maya, kita pergi dari sini!’’. Masumi menarik tangan Maya dan pergi dari rumah kediaman Hayami meninggalkan Eisuke dalam keadaan marah. Keduanya masuk kedalam mobil.

‘’Aku sudah tahu pasti dia akan marah besar, tapi aku akan tidak akan menyerah begitu saja. Aku akan tetap menikah denganmu walapuan ayah tidak setuju. Aku sudah tidak ingin menuruti perintahnya lagi’’keluhnya.

Maya yang duduk disampingnya masih dalam keadaan takut, tubuhnya terlihat gemetar. Perlahan-lahan Masumi meremas tangannya dengan lembut.’’Maaf sudah membuatmu ketakutan, jangan perdulikan perkataan ayah tadi’’. Maya mengelenggkan kepalanya.Masumi melajukan mobilnya meninggalkan rumah.

Eisuke masih terlihat marah dengan keputusan Masumi. Dia mengakui dirinya memang menyukai Maya. Dia adalah gadis yang sangat menyenangkan hanya saja dia tidak rela jika kerja sama besar dengan keluarga Takamiya gagal.Rencana yang dia susun untuk menyatukan perusahan sekarang hanyalah tinggal impian.Lalu dia kembali teringat dengan pertemuan Maya dulu. Gadis yang sudah membuatnya tertawa.

Tidak lama kemudian suara telepon bergema ke seluruh ruangan rumah. Pak Asa menyerahkan telepon pada Eisuke.’’Telepon untuk Anda dari Tenno Takamiya’’.Eisuke segera mengambil teleponnya.

‘’Selamat siang!’’

‘’Ini aku. Aku sudah memutuskan kerja sama diantara kita akan terus berlanjut walaupun pada akhirnya kita tidak bisa menjadi bagian dari keluarga. Ini adalah atas permintaan Shiori’’.

‘’Shiori?’’

‘’Cucuku memohon padaku untuk tidak membatalkan kerja sama diantara kita. Dia sekarang sudah merelakan Masumi pergi dari sisinya, jadi kerja sama kita akan terus berlanjut’’.

‘’Benarkah?’’

‘’Nanti aku akan menyuruh orang kepercayaanku untuk membawa berkas-berkasnya kepadamu’’.
‘’Baiklah. Pak Takamiya, aku ucapkan terima kasih’’. Wajah Eisuke terlihat senang, kemudian ia cepat-cepat menelepon Masumi.

‘’Ada apa lagi ayah?’’

‘’Cepat kembali ke rumah. Ada hal penting yang ingin aku katakan’’.

‘’Kalau ayah menyuruhku untuk menjauhi Maya, aku tidak akan kembali kesana’’.

‘’Pokoknya kau datang cepat kesini’’teriaknya.

Tuuut...tuuut...

‘’Ayah..ayah..ayah...’’

‘’Ada apa ?’’

‘’Ayah menyuruhku untuk kembali, dia bilang ada sesuatu yang ingin dia katakan padaku’’.
‘’Sebaiknya kita kembali saja’’.

‘’Tapi....’’. Setelah melihat Maya dengan tatapan memohon, Masumi segera membelokkan mobilnya.

Eisuke menyambut kedatangan kembali anaknya.’’Sekarang apa yang ingin ayaha katakan’’.
‘’Siapkan segera pernikahan kalian’’

‘’Eh...’’kata Maya dan Masumi bersamaan, lalu mereka berdua saling berpandangan.

‘’Apa aku tidak salah dengar?’’tanya Masumi.

‘’Tidak. Aku menyetujui pernikahan kalian, jadi sekarang persiapkan saja pernikahan kalian’’. Wajah keduanya terlihat senang.

‘’Ayah serius?’’tanyanya masih tidak percaya.

‘’Tentu saja ‘’.

Masumi dan Maya sangat senang mendengarnya.’’Terima kasih ayah. Terima kasih’’. Lalu mereka kembali berpandangan dengan wajah bahagia.

End flashback

Masumi beranjak dari bangkunya. Sebuah kelopak bunga Sakura jatuh di telapak tangannya.

‘’Tuan Masumi , sudah waktunya kita pergi’’kata pak Asa.

‘’Aku tahu’’.

Maya , akhirnya hari yang sudah lama aku tunggu datang juga. Mulai sekarang dan untuk selamanya kita akan selalu bersama.

♪♪♪♪

Masumi begitu terpesona ketika melihat pemandangan disekitarnya. Semua bunga bermekaran menyambut hari bahagianya . Semua orang tersenyum kepadanya ketika dia datang dan berjalan melewati para tamunya. Dikursi kedua dari depan ada Shiori bersama dengan suaminya yang dinikahinya satu bulan yang lalu. Sakurakoji terlihat bersama tunagannya dan pak Genzo dudk di kursi paling depan bersama dengan teman-teman teater Mayuko dan Ikakuju. Hanya ada kurang diantara mereka yaitu bu Tsukigake yang tidak dapat hadir . Dia meninggal ketika Maya selesai memerankan bidadari merah. Angin sejuk berhembus menggoyangkan seluruh pohon plum disekitarnya.Tidak lama kemudian musik mulai mengalun dan Maya bersama pak Kuronuma berjalan menuju altar. Masumi tersenyum bahagia,  calon pengantinnya telah datang. Pipi Maya bersemu merah tatkala Masumi meraih tangannya. Tanpa mereka ketahui tiga bayangan tembus pandang berdiri di samping altar sedang menyaksikan pernikahan Maya dan Masumi dengan tersenyum bahagia.

Upacara pernikahan mereka begitu khidmat yang terdengar disekeliling mereka hanya suara gesekan pohon yang tertiup angin dan akhirnya mereka dinyatakan sah sebagai suami istri. Semua orang bertepuk tangan dan memberikan ucapan selamat kepada mereka.Setelah resepsi pernikahan mereka selesai, mereka pergi berbulan madu pada malam harinya.

  Ketika mereka sudah menginjakkan kaki ditanah tempat para dewa dewi Yunani, Masumi mengajaknya berjalan-jalan.

‘’Kau masih ingat tempat ini sayang?’’

‘’Aku ingat, kita pertama kali bertemu disini’’.

‘’Waktu itu kau sedang asyik membaca cerita putri duyung’’.

‘’Benar. Aku tidak menyangka kita akan berada disini lagi sebagai sepasang suami istri’’ujar Maya sambil mengenang masa lalunya.

‘’Aku pria yang paling beruntung di dunia karena bisa menikah denganmu walaupun aku harus banyak menderita untuk mendapatkanmu, tapi akhirnya perjuanganku untuk mendapatkanmu tidak sia-sia’’.

Masumi memberikan setangkai mawar ungu dari dalam saku celananya dan Maya tersenyum senang.''Mawar unguku...Masumi Hayami''.

Mereka kembali berjalan sambil menikmati pemandangan di Santorini. Hembusan angin bertiup dengan kencang dan aroma laut begitu terasa. Mereka akhirnya tiba di tepi pantai. Pandangan Masumi menerwang jauh ke tengan lautan Aegean dan bayangan masa lalunya di pantai ini kembali bermunculan saat dia dan gadis kecilnya bermain air dan mengumuplkan kerang. Masumi menarik tangan Maya.

Air laut mengenai kedua kaki mereka dingin dan menyegarkan.Tanpa seizin Maya , Masumi mengecup bibirnya dengan penuh perasaan cinta di tepi laut Aegean.

Maya, kau adalah cinta pertamaku di Santorini


The End





 

An Eternal Rainbow Copyright © 2011 Design by Ipietoon Blogger Template | web hosting