Saturday 30 April 2011

Fanfic TK: The Hardest Day (Chapter 2)

Posted by Ty SakuMoto at 20:12 11 comments



The Hardest Day Ch. 2
(By Dina I ♥ Topeng Kaca)


Masumi yang menyadari Hijiri yang bergerak cepat, menarik perhatiannya. Diarahkannya pandangan ke arah Hijiri melihat. Masumi terkejut dan dengan spontan Masumi bergerak ke arah panggung sambil memanggil Maya “MAYA ….AWAS.....!!!”

Maya dan Ayumi yang berdiri di atas panggung menoleh ke arah Masumi yang menerjang dan mendorong keduanya ke lantai.

PRAAANGK!!!’

Suara keras jatuh tepat di belakang mereka. Lampu panggung yang biasanya menggantung di atas jatuh. Kepanikan luar biasa terjadi di sekitar mereka. Koji, Mr. Hammil dan Pak Kuronuma yang berdiri di samping panggung langsung lari menuju ke tempat kejadian.

Masumi sudah bangun dan sibuk memeriksa Maya. “Mungil... kamu tidak apa-apa?“ tanyanya, sambil memegang kedua lengan Maya yang masih shock. Maya hanya mengangguk dan berkata, “aku… tidak  apa-apa. Ah, Ayumi…!“ Maya menoleh ke arah Ayumi.

Tampak Hammil membantu Ayumi bangun. Ayumi nampak kesakitan sambil memegang kepalanya.

“Ahh kepalaku sakit sekali…“ Bu Utako yang baru saja datang tampak khawatir, sedangkan Koji segera berteriak, “Panggil Ambulance...! CEPAT!!!“

 Semua tampak kacau, tapi di kursi penonton ada satu orang yang tidak bergerak memandang Masumi yang membantu Maya bangun. Wajah Masumi masih diliputi rasa khawatir. Tak sedetik pun Masumi melepas pandangan dari Maya. Shiori nampak pucat   karena melihat Masumi menolong Maya. Merasa kesal, Shiori keluar dari gedung tanpa menunggu Masumi.

Maya dan Ayumi dibawa ke rumah sakit disusul dengan Bu Mayuko. Mungkin karena terkejut membuat kesehatan jantungnya memburuk. Rei nampak hilir mudik di lorong rumah sakit. Dokter yang memeriksa Maya keluar.

“Dokter bagaimana teman saya?” tanya Rei. Dokter tersebut tersenyum, “teman anda tidak apa-apa, hanya gegar otak ringan dan sedikit shock. Besok teman Anda sudah boleh pulang.“

Rei mengucapkan terimakasih. Ia membuka pintu dan melihat Maya tertidur “Rei.....” panggil Mina setengah berlari ke arah Rei, “Bu Mayuko akan pulang sekarang.“

Rei terkejut, “memangnya tidak apa-apa Bu Mayuko pulang sekarang?”

Mina menggeleng, “beliau memaksa pulang Rei, ayo bujuklah Bu Mayuko.“

Rei melihat Maya yang masih tidur. Ditutupnya kembali pintu kamar dan pergi ke kamar Bu Mayuko bersama Mina.

Masumi melihat Rei dan Mina pergi dengan tergesa-gesa. Ia masuk ke dalam kamar Maya. Maya nampak tidur, entah kenapa hati Masumi lega. Masumi mendekati Maya,

Mungil… bagaimana ini… aku semakin tidak bisa melepaskanmu.  Katanya dalam hati.

Diraihnya tangan Maya dan diciuminya. Rupanya ketegangan tadi membuat Maya terlelap. Tak tahan, Masumi mendekatkan bibirnya ke bibir Maya (biasa pencuri ciuman) dan mencium Maya. Dilihatnya Maya bergerak dalam tidurnya, “Masumi“ igau Maya. Mendengar namanya disebut, Masumi tersenyum. Saat itulah Ia melihat Maya menggunakan kalung pemberiannya. Ia memuaskan dirinya memandangi Maya yang sedang pulas. Diciumnya kepala Maya sebelum beranjak keluar dari kamar Maya.

Belum lama Masumi keluar, Maya terbangun.

“Rei... Ia memanggil.“ Ia melihat sekelilingnya dan menyadari bahwa Ia sendirian. Tiba-tiba Maya menyentuh bibirnya dan pipinya merona, “…bagaimana mungkin Aku bisa bermimpi dicium Pak Masumi,”  semakin teringat mimpinya, pipi Maya semakin merah. Tepat ketika Rei dan seorang perawat masuk ,melihat pipi Maya yang merah si perawat terkejut, “wah kelihatannya Nona Kitajima demam,” perawat itu langsung sibuk memeriksa Maya, membuat penjelasan Maya yang terbata-bata tak digubrisnya.

Masumi keluar dari rumah sakit menuju tempat parkir. Ia melihat Hijiri menunggunya. Begitu Masumi mendekat, Hijiri memberi laporan bahwa orang yang melakukan sudah ditangkap dan diperiksa polisi dan saat ini dia masih berusaha mencari otak dari kejadian ini. Masumi kemudian memerintahkan Hijiri untuk terus menyelidiki dan melindungi Maya .

Masumi memasuki rumah tempat tinggal barunya. Ia memasuki ruang tamu. Dillihatnya Shiori di sana menelpon seseorang.

“Jadi kamu akan kembali ke Jepang, Midori? baik… jangan khawatir Midori aku akan menjemputmu, oke, sayonara.” kata Shiori tersenyum. Tapi begitu melihat Masumi, senyum itu menghilang. Jelas sekali bahwa Shiori sedang jengkel. Tapi Masumi malah tidak acuh dan pergi ke ruang kerja mengambil beberapa dokumen yang tertinggal dan secepat kedatangannya, Ia segera kembali ke kantor tanpa menghiraukan Shiori.

******************************

Shiori melihat orang lalu lalang di bandara. Sebenarnya Ia kurang suka keramaian tapi bagaimana juga Ia sudah berjanji. Midori adalah sahabatnya. Beberapa tahun yang lalu Midori menikah dan ikut suaminya yang bekerja sebagai atase di Jakarta.

”Midori…” panggil Shiori melihat sahabatnya yang langsung merangkulnya begitu mendekat. “O kaeri nasai,*” kata Shiori menyambut sahabatnya.

(*Selamat datang)

Mereka mengenang masa sekolah dulu sambil  makan di restoran favorit mereka waktu masih kuliah. Midori mengamati sahabatnya. Jelas sekali bahwa Shiori tidak bahagia.

“Shiori, bagaimana dengan suamimu? Aku dengar kamu berhasil menikahi bujangan paling diincar se-Jepang? Eh, kenapa dia tidak ikut? jangan bilang kamu takut dia akan jatuh hati padaku?“ tanya Midori beruntun yang disambut dengan senyum pilu Shiori. Kemudian tanpa diminta Shiori menceritakan segala sesuatunya, bagaimana perkawinannya semakin memburuk karena Masumi semakin tidak peduli padanya.

Midori  mendengar dengan terkejut dan bimbang antara setuju dan tidak. Semenjak dulu Ia tahu bahwa keluarga Shiori terlalu memanjakannya, jadi sikap Shiori memang sedikit sulit. Tapi Shiori sendiri begitu pandai membawa diri sehingga tak banyak yang mengetahui sifat Shiori sesungguhnya. Tapi bagaimana pun Shiori sahabatnya dan mau tak mau Midori merasa kasihan  terhadap Maya. Tiba-tiba seakan teringat sesuatu, Midori berkata, “Shiori, apakah kamu ingat... ehm… Takeshi… Amachi?“ dengan sedikit gugup Midori mengatakannya.

Cangkir Shiori berhenti sejenak mendengar Midori mengucapkan nama itu. Shiori meminum kopi itu sambil mengenang Amachi. Bagaimana pun pria itu pernah mengisi hari-hari dan hatinya. Sayang keluarga Takamiya tidak merestuinya. Amachi bukan keluarga kaya, orangtuanya hanya seorang guru dan berita terakhir yang diketahui tentang Takeshi, ia pergi ke luar negeri dan tidak ada kabar berita lagi. Semenjak itu Shiori menutup diri terhadap pria manapun. Hanya sejak berkenalan dengan Masumi Ia mulai membuka hatinya kembali. Tapi sayang semua tidak sesuai dengan harapannya.

“Ada apa dengan Amachi, Midori?“ tanya Shiori.

“Aku bertemu dia waktu aku di Jakarta, ia menjadi wakil direktur  sebuah perusahaan terbesar  di Amerika,” Midori menyebutkan sebuah perusahaan ternama yang ada di Amerika. “Dia akan kembali ke Jepang, dan memegang cabang perusahaan di Jepang. Dan aku rasa dia belum melupakanmu,“ Shiori memandang dengan wajah bertanya. “Ia masih memakai arloji pemberian kamu,” kata Midori, “dan jangan katakan bagaimana aku masih ingat hadiah itu. Kamu menyeretku untuk menemanimu memilih jam itu dari pagi sampai malam jadi walaupun arloji itu hancur jadi debu, aku tetap mengenalinya,“ kata Midori dengan sedikit jengkel mengingat masa lalu itu. Shiori tersenyum. Tak tahan, dia tertawa kecil, pertama kali semenjak dia menikah.

Takeshi memandang Tokyo dari kantornya. Hampir 6 tahun dia tidak kembali ke Jepang. Banyak yang berubah. Lalu Ia meraih sebuah koran lama. Di halaman depan ada foto Masumi dan Shiori di hari pernikahan mereka. Tiba-tiba Ia merobek koran tersebut dan mengambil foto Shiori, “tidak akan… aku akan merebutmu kembali, Shiori,” kata Takeshi sambil membelai gambar Shiori.

Maya melamun di apertemennya. Pengumuman pemeran Bidadari Merah diundur sampai Bu Mayuko membaik. Rei berada di studio bawah tanah berlatih bersama yang lain, sedangkan Maya berencana akan menjenguk Ayumi di rumah sakit, sehingga dia tidak ikut Rei. ”Aku rindu…” kata Maya setengah melamun. Ia benar-benar merindukan Masumi. Ia melihat HP-nya, ia ingin menelpon Masumi tapi entah kenapa Maya merasa malu sehingga HP itu terus dipegangnya. Tiba-tiba HP yang dipegangnya berbunyi, membuat Maya terkejut.

“AHHHH“ kata Maya dilihatnya yang menelpon Rei. Ternyata Rei hanya mengingatkan Maya untuk belanja selesai menjenguk Ayumi. Maya segera bersiap siap ke RS.

Masumi tidak bisa konsentrasi pada pekerjaannya. Ada yang menganggunya. Siapa yang menjadi otak dari kejadian di panggung belum ketahuan. Ia menggunakan uang cash untuk membayar suruhannya dan sampai sekarang Hijiri pun belum berhasil mengetahuinya. Bayangan Maya melintas di matanya, membuatnya tersenyum.

“Mungil…” Masumi mendesah dan berkata dalam hati bahwa Ia merindukan Maya.

Tok... tok…!

Terdengar suara pintu kantornya diketuk dan langsung terbuka bahkan sebelum Masumi menjawab. Muncullah Mizuki, dan bertanya, “Pak Masumi… mobil sudah siap. Bukankah Anda berencana menengok Ayumi?“ saat melihat atasannya belum siap terutama Ia juga melihat dokumen yang ditumpuknya belum juga berkurang. Masumi langsung bangkit sambil membawa beberapa dokumen, ”iya, aku berangkat sekarang.“ Masumi belum sampai pintu ketika Mizuki bertanya.“yakin Anda akan membaca dokumen itu?” yang dihadiahi tatapan tajam dari atasannya. Mizuki tidak acuh dan hanya merapikan meja Masumi. Dengan jengkel Masumi keluar dari kantornya.

Maya bersyukur Ayumi ternyata baik-baik saja. Malahan, karena benturan yang terjadi mata Ayumi malah membaik. Sekarang, walaupun belum bisa melihat dengan jelas tapi matanya sudah mulai berangsur sembuh. Ia tersenyum ketika keluar kamar tempat Ayumi dirawat. Paling tidak, ada hal yang baik. Hingga Ia melihat Masumi datang. Keduanya membeku di lorong RS, sambil memandang penuh kerinduan.

Di atap RS mereka berdiri dengan diam. Masumi pun sedikit salah tingkah. “Mungil... kamu baik-baik saja ‘kan? Maafkan aku. Sebenarnya aku ingin menghubungi kamu tapi aku…” kenyataan bahwa Ia memiliki istri membuat Masumi mengurungkan niatnya setiap kali ia ingin menghubungi Maya. Maya melihat pergulatan batin Masumi. Ia mendekat dan memegang ujung lengan jas Masumi. “Jangan khwatir, saya tidak apa-apa. Seharusnya saya yang bertanya, Anda meloncat seperti itu, tidak apa-apa kah?” tanya Maya. Masumi menggelengkan kepala, “aku baik naik  saja,“ kata Masumi (kok kayak judul lagu ya >.<). Ia terus memandang wajah Maya hingga wajah Maya merona dan menunduk. Masumi mengangkat wajah Maya dengan tangannya. Keduanya saling memandang dan Masumi mulai mendekatkan wajahnya ke wajah Maya. Gugup, Maya menutup matanya. Ia dapat merasakan hembusan nafas Masumi, semakin mendekat bibir Masumi ke bibir Maya ketika lagu First Love berbunyi keduanya langsung menjauh Maya menunduk dengan wajah merah, sedangkan Masumi dengan gugup menjawab telpon.

            Masumi mendesah “Maya maafkan aku, aku harus kembali ke kantor. Apa perlu aku panggilkan taxi?“ tanya Masumi. Maya menggeleng, “tidak perlu, aku harus belanja, kalau begitu aku pergi dulu,“ kata Maya, ”sayonara,” katanya pelan dan beranjak menjauh. Tiba-tiba Masumi merangkul Maya, ”sebentar saja Maya… sebentar saja aku ingin memelukmu,“ kata Masumi. Maya memutar badannya dan balas memeluk Masumi. Di atas atap RS, dunia milik mereka berdua.

            Takeshi melihat Shiori memilih sebuah gaun di butik ternama di Tokyo. Beberapa kali ia melihat jam dan pintu seakan-akan menunggu seseorang. Ia mendekati butik itu, sambil terus melihat Shiori yang sedang bercakap cakap dengan pelayan ,Takeshi membuka pintu ,Shiori yang sedang menunggu. Midori menoleh ke arah pintu dan membeku. “Takeshi…” kata Shiori dalam hati. Dilihatnya wajah Amachi banyak berubah, lebih dewasa penampilannya. Dulu Ia identik dengan jeans dan kaos, sekarang berubah menjadi jas. Ia menjadi semakin tampan di mata Shiori. Demikian pula anggapan Takeshi. Ia melihat Shiori tampak dewasa dan anggun, tidak terlihat lagi kesan remaja di wajahnya.

            Mereka duduk di sebuah cafĂ©. Takeshi terus memandang Shiori, membuat Shiori gugup. “Aku mendengar tentang pernikahanmu, selamat ya Shiori,“ kata Takeshi. Shiori tersenyum, “terima kasih, bagaimana denganmu?” Takeshi tertawa. “Sayangnya aku belum seberuntung itu.“ Kemudian Takeshi menceritakan beberapa teman mereka yang ditemui di Amerika. Tanpa mereka sadari waktu berlalu dengan cepat. Ketika sadar hari menjelang malam, buru-buru Shiori pamit untuk pulang.

“Shiori…“ panggil Takeshi, ”besok aku mengadakan pesta, besok kan hari…” belum selesai Takeshi berbicara, Shiori menimpali, ‘“ulang tahunmu.” Takeshi tersenyum hangat “terima kasih, kamu belum melupakannya.“ Ucapannya membuat pipi Shiori merona merah.

*****************************************

Suasana pesta tampak meriah, Shiori datang bersama Midori. Di sana berkumpul teman-teman lama mereka membuat suasana pesta meriah. Hingar bingar musik tidak menyurutkan keinginan mereka untuk mengobrol. Tentu saja yang menjadi pusat perhatian adalah Takeshi Amachi. Malam ini Ia nampak semakin tampan dengan tuxedo hitam yang dipakainya. Bahkan beberapa wanita dengan terang-terangan menggodanya dan hal itu membuat Shiori merasa sedih, sehingga ia melupakan semua masalah dengan meminum banyak anggur padahal Shiori tidak terbiasa minum.

Takeshi mengamati Shori yang nampak cantik malam ini. Ia mengenakan baju warna champagne dengan perhiasan emas yang tidak besar namun serasi, dan yang menarik perhatiannya adanya cincin yang melingkar di jari manis Shiori. Takeshi mendekati Shiori “Maukah kamu berdansa denganku?“ tanyanya setelah berdiri di depan Shiori. Awalnya Shiori ragu tapi Takeshi membujuknya,  ayolah hanya satu lagu, aku mohon,“ Shiori akhirnya mengangguk. Tapi pada akhirnya mereka berdansa tidak hanya satu lagu tapi sepanjang malam. Hanya sesekali berhenti untuk menikmati minuman  yang tersedia di seluruh penjuru ruangan dan Shiori terbawa suasana pesta. Sejenak ia melupakan kegalauan hatinya.

Shiori merasa pusing. Diangkatnya kepalanya ,”egggh ...aduh“ kepalanya terasa pusing, dalam hati ia bertanya mengapa badannya terasa berat dan ngilu, sampai Ia menyadari ada sebuah tangan yang memeluknya. Terkejut, Shiori bangun dan hampir saja berteriak karena di sampingnya tampak Takeshi sedang tertidur. Shiori hampir saja pingsan ketika menyadari bahwa ia tidak mengenakan pakaian sehelai pun.

Masumi keluar dari kamar tidur yang berhadapan dengan kamar Shiori. Terdengar suara mencurigakan ketika Masumi berdiri di depan kamar. Masumi mengetuk pintu dan tidak terdengar jawaban Shiori. Dibukanya pintu kamar tersebut. Kosong. Sekarang suara tersebut semakin jelas, suara HP yang bergetar. Masumi mengikuti asal suara tersebut. Dibukanya laci. Masumi menemukan sebuah telpon genggam. Ia berkerut. Shiori tidak mungkin meninggalkan HP nya apalagi sejak kedatangan Midori dan jelas ini bukan HP yang biasa dipakai Shori. HP tersebut  bergetar kembali. Dilihatnya nomor penelpon dan kembali berkerut. Rasanya nomor telpon ini dikenalinya tapi Masumi tidak dapat mengingatnya. Masumi melihat banyak sekali pesan SMS yang masuk, lebih terkejut lagi semua SMS berasal dan penelepon yang sama, penasaran, Masumi membuka salah satu SMS dan wajah Masumi langsung membeku.

Shiori terisak, dia melakukannya dengan pria lain, pria yang bukan suaminya. Shiori beringsut, Ia melihat bajunya berserakan di lantai. Tanpa disadarinya air mata menetes semakin banyak. Ia lantas mengambil bajunya dan dikenakannya. Takeshi terbangun mendengar suara Shiori menangis, ia melihat Shori merapikan bajunya. Takeshi membeku.  Samar-samar Ia teringat perbuatannya dengan Shiori. Takeshi langsung terduduk “ueghh!” kepalanya terserang rasa sakit luar biasa akibat minuman semalam. Tanpa memperdulikan Takeshi, Shiori hendak membuka pintu. Takeshi mencoba menahannya, “Shiori maafkan aku…” belum selesai berbicara, Shiori memutar badannya menghadap Takeshi.

PLAAAAK!

Shiori menampar Takeshi yang membuatnya terhuyung. Akhirnya Shiori keluar kamar dengan mudah.

“Sialan” kata Takeshi. Dengan buru-buru Ia memakai sisa pakaiannya tapi tindakannya berhenti ketika melihat noda darah di tempat tidur.

Maya, Ayumi dan pemain dari kedua kubu bersama para wartawan berkumpul di Kantor Persatuan Drama. Hari ini Bu Mayuko dan juri lainnya akan mengumumkan siapa yang berhak memerankan Bidadari merah. Maya merasa gelisah, dilihatnya sekelilingnya, tidak nampak Masumi. Membuatnya semakin tidak tenang. Tiba-tiba Ayumi menggandeng tangan Maya, kesehatan matanya semakin pulih, sebentar lagi dia akan bisa melihat dengan normal. Maya terkejut merasakan betapa dinginnya tangan Ayumi “ eh …” kata Maya, yang disambut dengan senyum Masam Ayumi “ kenapa eh… Aku hanya artis biasa, Maya “ dan Ia menghembuskan nafas, “aku juga bisa tegang“ katanya kemudian yang disambut tawa kecil Maya. Maya menggenggam erat tangan Ayumi dan mereka berdua tertawa bersama. Para wartawan yang melihat keduanya bersenda gurau langsung sibuk mengabadikan momen tersebut. 

Semua bertepuk tangan saat Maya diumumkan menjadi pemeran Bidadari Merah, temasuk Ayumi yang langsung memeluknya. Pak Kuronuma menjadi sutradara Bidadari Merah dan tentu saja Koji menjadi Isshin. Maya menangis, “Ibu aku berhasil…“ katanya pelan, semua teman-temannya langsung memberi selamat, Maya memandang sekelilingnya sedikit kecewa melihat Masumi tidak datang.

Masumi menahan marah. Ternyata biang keladi dari peristiwa itu adalah Shiori, dia hampir tidak percaya bahwa Shiori mampu berbuat sejauh itu. Ia memerintahkan Hijiri untuk menyelidiki lebih lanjut, untuk sementara Masumi menahan diri.

************************************

            …...............sebulan  kemudian …........

Shiori bangun dari tidurnya, Ia merasa pusing dan lemas. Tiba-tiba ia berlari ke kamar mandi secepat kilat dan mulai muntah-muntah. Sudah tiga hari ini setiap pagi ia merasa mual, dia duduk di samping tempat tidur untuk mengambil air minum ketika tak sengaja ia melihat kalender, gelas yang di bawanya langsung jatuh dan pecah berantakan. Diraihnya kalender itu dan menghitung, “Tak mungkin “ katanya dengan wajah semakin memucat.

Shiori berjalan tanpa arah tujuan, ia telah pergi ke dokter kandungan dan memastikan ternyata dirinya benar-benar hamil. Seakan-akan dunia runtuh, ia bingung apa yang harus dilakukan. Ia tidak tahu bagamana menghadapi Masumi. Tiba-tiba tubuhnya terasa lemas, dunia seakan-akan berputar dan Shori pun terjatuh.

Mizuki memasuki ruang rapat dengan tergesa-gesa.

“Pak Masumi, Nyonya Shiori masuk rumah sakit, beliau ditemukan pingsan di jalan.“

Masumi mengerutkan dahi setelah Mizuki memberitahu tempat di mana Shiori dirawat, Masumi langsung pergi ke RS .

Masumi menuju kamar tempat Shiori dirawat. Dokter masih memeriksanya di lab jadi Masumi menunggu, kemudian seorang perawat mendekati Masumi, “Tuan, anda suaminya? Ini tas tangan Istri Anda, petugas paramedis baru mengantarkan kemari.“ kata perawat.

Masumi mengucapkan terima kasih. Tiba-tiba tas Shiori bergetar, dibuka tas istrinya tersebut. Ada yang menarik perhatiannya, sebuah amplop berasal dari sebuah Labotarium. Masumi melihat bahwa hasil lab itu ditujukan untuk Shiori. Penasaran Masumi membuka amplop  itu dan terkejut karena di sana disebutkan kalau Shiori sedang mengandung dan telah memasuki minggu ke empat. 
HP Shiori begetar lagi, sebuah pesan telah masuk. Di sana hanya tertulis  studio KID jam 12.10. Masumi mengerutkan dahi, langsung ditelponnya Hijiri dan memerintahkannya ke studio Kids, lalu Ia menelpon HP Maya. Kemudian dilihatnya Shiori datang menggunakan kursi roda dan didorong oleh seorang perawat. Masumi langsung bertanya sambil memperlihatkan SMS yang masuk. “Shiori apa maksudnya ini?“ Herannya Shiori tersenyum, tapi senyum Shiori membuat bulu kuduk Masumi berdiri. “Kali ini, kamu akan gagal menyelamatkannya “

Tanpa menghiraukan Shiori, Masumi berlari keluar dan masuk ke mobil. Dilihatnya arloji di pergelangan tangan. 15 menit lagi. Dengan kecepatan tinggi Masumi pergi ke arah studio Kids. Dihubungi HP Maya dan tetap tidak ada jawaban. Masumi berdoa semoga Hijiri sampai tepat waktu.

Maya mendengar penjelasan Pak Korunuma di Studio Kids bersama pemain pendukung Bidadari Merah, selain Koji yang mendapat tawaran membintangi sebuah iklan dan sedang syuting sehingga dia tidak datang hari ini. Sedangkan di ruang ganti ada seseorang yang mengambil sebuah Hp dari sebuah tas tanpa ada yang menyadarinya.

Jam 12 tepat Pak Korunuma, mengakhiri pertemuan itu dan mengingatkan mulai minggu depan latihan dimulai. Semua keluar bersamaan dan beberapa orang mengajak Maya makan siang. Maya pun setuju, dia bermaksud memberitahu Rei dan menyadari HP nya tidak ada. Maya pun kembali ke studio dan menyuruh yang lain berangkat duluan.

“Aneh…“ kata Maya, “tadi kan ada di tas, kok sekarang tidak ada?“ Dicarinya HPnya dan ditemukan di sebuah meja, “kok aneh HP ku kenapa bisa berada di sini ya?” kata Maya. Tiba-tiba pintu studio tertutup dan terdengar suara kunci di putar ,Maya langsung berlari ke arah pintu dan mengedor pintu “OIIIII... BUKA PINTU …!!!” kata Maya berulang kali. Maya akan minta bantuan saat disadarinya bahwa Hpnya mati, tiba-tiba di sela-sela pintu masuk asap yang membuat Maya terbatuk-batuk, sekali lagi digedornya pintu tersebut.

Masumi dan Hijiri datang hampir bersamaan, tepat seseorang keluar dari studio dengan tergesa-gesa. Melihat kedua orang di depan studio, orang tersebut lari. “Hijiri kejar dia!!“ kata Masumi yang langsung masuk ke dalam studio. Masumi disambut dengan asap tebal dan beberapa tempat telah terbakar. ”MAYA... KAMU DIMANA…???!!!!“ beberapa kali Masumi memanggil Maya ketika Masumi mendengar, “aku huk … huk disini!!“ Maya terbatuk. Masumi langsung menuju asal suara dan berusaha membuka pintu yang ternyata dikunci. Masumi mencoba mendobrak pintu tersebut. Usaha pertama Masumi gagal tapi Masumi tidak putus asa. Akhirnya di usaha yang ketiga Masumi berhasil. Maya nampak terduduk lemas, Masumi menggendongnya keluar.

Hijiri mengejar orang tersebut sudah beberapa blok, kemudian pria tersebut berbelok ke sebuah gang. Ternyata pilihan yang buruk karena gang tersebut adalah gang buntu. Hijiri menarik orang tersebut ketika berusaha menaiki pagar. Pria tersebut terjatuh, ia menendang Hijiri ketika mencoba mendekat. Hijiri terjengkang, pria tersebut berusaha lari, tapi Hijiri menerjangnya. Mereka bergulat sampai Hijiri berhasil berada di atas orang tersebut dan menghadiahinya dengan sebuah pukulan yang membuat pria tersebut pingsan.

Seseorang pasti memanggil Pemadam kebakaran karena ketika Masumi keluar dua orang dari petugas kebakaran membantu mereka, bahkan sebuah ambulanc sudah menunggu mereka. Keduanya langsung diperiksa dan diberi oksigen.

Masumi telah menjalani pemeriksaan dan dokter menyatakan bahwa dia baik-baik saja. Diluar, Pak Kuronuma, Rei dan lainnya menunggu Maya yang masih menjalani pemeriksaan. Pak kuronuma mendekati Masumi, “kamu tidak apa apa? Beruntung kamu datang tepat waktu kalau tidak… Aku tidak berani membayangkan.“ Lalu ia menunjuk keluar, “wartawan mulai berdatangan. Kelihatannya ceritamu menjadi pahlawan telah tersebar.” Hal itu menyebabkan Masumi kesal, saat ini banyak hal yang harus diselesaikan. “Pak Kuronuma kelihatannya aku membutuhkan bantuan Anda“ yang membuat Pak korunuma memandang Masumi dengan pandangan bertanya.

Masumi memasuki rumahnya dengan perasaan marah. Dilihatnya Shiori duduk sambil melihat berita di TV. Kebakaran di Studio Kids memang ditayangkan tapi belum diketahui apakah ada korban jiwa. Masumi berdiri di depan Shiori dengan senyum kemenangan.

“Sekali lagi Shiori, aku berhasil menyelamatkan Maya.“ Kemudian Masumi duduk di hadapan Shiori. “Dan banyak yang harus kita bicarakan,“ katanya sambil mengeluarkan amplop hasil Labotarium yang diambil dari tas Shiori di rumah sakit. Shiori hanya menatap Masumi, sadar bahwa akhir pernikahannya sudah di depan mata tapi Shiori masih mencoba. “Apakah kamu tahu bahwa perceraian tidak dapat dilakukan selama istri hamil?“

Masumi tersenyum masam, “kurasa itu tidak berlaku jika sang istri hamil dengan pria lain, menurutmu Takeshi akan mengakuinya atau tidak? Menurutku dia dengan senang hati mengakuinya.”

Shiori terkejut, “bagaimana kamu bisa tahu?”  Masumi kembali tersenyum “ bukan hanya kamu yang menyewa untuk mengawasi seseorang, Shiori.“

“Kita akan bercerai secepatnya,“ kata Masumi. “Bila aku menolak?“ kata Shiori “apa yang akan kamu lakukan? Melaporkan aku ke polisi sebagai otak yang membakar Studio Kids?“ Shiori mengeluarkan Hpnya, “kamu tidak memiliki buktinya, kartu SIM telah aku buang, kamu tidak memiliki bukti,”

Masumi kembali tersenyum kemudian ia mengeluarkan sebuah HP yang terbungkus plastik,“ kurasa ini cukup, di HP ada sidik jarimu.“ kata Masumi, ”akhirnya aku tahu siapa dalang peristiwa di panggung, berkat ini aku bisa mengetahui bagaimana kamu membayar orang tersebut, kamu menyuruh bibi pengurus dari keluarga Takamiya bukan?” Masumi kemudian berkata, “aku mungkin tidak bisa menuduhmu, tapi aku bisa membawa keluarga Takamiya dalam masalah.“

Shiori membuka suara untuk menjawab, “jika kamu menyeret keluarga Takamiya, kerjasama Daito dan Takamiya akan berakhir. Daito akan dalam kesulitan.“

Kali ini Masumi tertawa, “kamu kira aku bodoh, Shiori. Selain dengan Takamiya, Daito berhasil bekerja sama dengan perusahaan internasional, bila kerjasama itu berakhir perusahaan Takamiya yang mengalami kesulitan,” Masumi berdiri dengan tidak sabar, “aku akan melakukan apa yang harus aku lakukan Shiori, jangan menguji kesabaranku.“ Kata Masumi. “Kita bercerai atau akan kubawa ini ke kantor polisi,“ sambil mengantongi HP tersebut ke sakunya. Terdengar sebuah mobil berhenti di depan rumah dan sepertinya Masumi mengenalinya, “masalah kita sudah selesai, aku rasa kamu juga harus menyelesaikan masalah dengannya,“ kata Masumi saat Takeshi Amachi turun dari mobil. Shiori berdiri untuk melihat siapa yang datang. “Demi bayimu,“ kata Masumi kemudian.

Masumi datang ke rumah sakit lewat pintu belakang, Untunglah, karena para wartawan masih menunggu di depan. Masumi masuk ke dalam kamar. Rei dan Sayaka yang menjaga Maya. Masumi tadi sempat mengingatkan Rei dan lainnya, agar tidak meninggalkan Maya sendirian. Rei dan Sayaka langsung berdiri, sedangkan Maya hanya memandang Masumi. Ia ingin memeluk Masumi tapi di sana ada Rei dan Sayaka. Keduanya langsung pamit dengan alasan mencari kopi tinggallah mereka berdua.

Masumi duduk di samping tempat tidur Maya. 
“Mungil… maafkan aku, aku yang menempatkan kamu dalam bahaya, maafkan aku.“

Maya hendak mengatakan sesuatu, Masumi mengangkat jarinya dan meletakkan tangan di bibir Maya, “dengarkan aku Maya, aku dan Shiori akan bercerai.“

Maya membeliakkan matanya.

“Dia ada di balik dua pristiwa yang terjadi, di pertunjukan dan Studio Kids, lagipula dia hamil,“ Masumi melihat Maya memucat, buru-buru Masumi menambahkan, “bukan denganku, “ katanya lembut.

”EH...” jelas sekali Maya terkejut

“Aku tidak pernah… ehm… bersamanya,“ kata Masumi dengan wajah memerah.

“Kenapa... eh... bukannya kalian menikah?“ tanya Maya dengan malu-malu.

“Jika aku ingin melakukannya… aku hanya ingin dengan satu orang.“ katanya dengan wajah semakin merah demikian juga dengan Maya.

“Maya dengarkan aku, aku mohon percayalah padaku, walau aku bercerai dengan Shiori, kita tidak bisa langsung bersama, aku tidak ingin kamu dianggap sebagai orang ke tiga, perjalanan kita masih panjang jadi aku mohon percaya padaku,“ kata Masumi.

Maya memeluk Masumi, “tentu saja, aku percaya, selalu percaya.“ kata Maya.

Masumi balas memeluk Maya, dia mencium rambut Maya lalu dia menjauhkan diri dari Maya walau masih memeluknya, ia mengangkat wajah Maya dan mendekatkan bibirnya ke bibir Maya. Dikecupnya lembut bibir Maya, kemudian lagi dan lagi.

“Akhirnya aku bisa menciummu dalam keadaan sadar,” kata Masumi ketika ciuman itu selesai. Maya tertunduk malu, pipinya juga memerah, ia menyurukkan wajahnya ke dada Masumi ketika menyadari sesuatu, “dalam keadaan sadar…“ kata Maya sambil menegakkan badannya. Masumi kelihatan salah tingkah membuat Maya memandangnya dengan curiga, “ah maksudku… akhirnya aku bisa menciummu,“ kata Masumi tapi Maya tetap memandang curiga lalu Masumi memeluk Maya kembali, “ehm mungkin suatu saat akan kuceritakan,“ katanya sambil mencium kepala Maya.
Masumi sadar jalan untuk bersama Maya masih panjang tapi …....New Day Has Come


(The Hardest Day ch. 2... End)

Friday 29 April 2011

Everlasting Love Chapter 2

Posted by Miarosa at 11:36 8 comments
Rate :18 +
Ngga ada kissu paling Masumi cium foto Maya aja.
tempat: Tokyo,Praha,Jerman
Waktu : 6 bulan dan 3 tahun setelah Maya dianggap meninggal.

Maya 23 tahun.




Everlasting Love
(By Mia)





Chapter 2
6 bulan kemudian
Masumi berada dikantornya sedang sibuk bekerja. 6 bulan sejak kematian Maya, Masumi menenggelamkan diri dalam pekerjaan, hampir setiap hari dia bekerja dari pagi sampai malam hari dan Mizuki pun ikut disibukan dalam pekerjaan.
‘’Apakah Anda tidak bisa istirahat walaupun hanya sebentar saja’’.
‘’Pekerjaanku banyak. Saya akan istirahat kalau pekerjaan ini selesai’’.
‘’Tapi saya butuh istirahat. Selama 6 bulan ini saya sibuk bekerja dan hanya mempunyai waktu istirahat sedikit,jadi besok saya ingin mengambil libur satu hari’’.
‘’Baiklah kalau itu keinginanmu,tapi ingat hanya satu hari,tidak boleh lebih”kata Masumi memperingatkan.
‘’Terimakasih,pak Hayami. Sebaiknya Anda juga mengambil liburan’’.
Telepon dikantor Masumi berdering.
Kriiiing.....kriiiiing.....kriiiiing.....kriiiing
‘’Selamat siang,Hayami disini’’.
‘’Masumi ini aku’’.
‘’Ah pak Takamiya,bagaimana kabar Anda?’’
‘’Terimakasih. Saya baik-baik saja. Malam ini kamu ada waktu?’’
‘’Memangnya ada apa?’’
‘’Aku dan Shiori mengundangmu untuk makan malam’’.
Masumi diam beberapa saat sambil berfikir.
‘’Sepertinya malam ini tidak bisa,masih ada banyak pekerjaan di kantor. Besok malam saja. Bagaimana?’’
‘’Baiklah. Masumi akhir-akhir ini kamu kelihatan sangat sibuk’’.
‘’Iya. Pekerjaan saya banyak’’.
‘’Kalau begitu sampai jumpa besok malam’’.
Masumi menutup teleponnya dan kembali melanjutkan pekerjaanya.
‘’Apa Anda tidak akan membuka hati dan berusaha untuk mencintai wanita lain?Di luar sana banyak wanita cantik yang menyukaimu. Kamu bisa memilih wanita cantik manapun yang menyukaimu’’.
‘’Tidak. Itu tidak mungkin. Aku tidak bisa mencintai wanita manapun selain Maya. Bagiku hanya Mayalah satu-satunya cintaku. Saya tidak bisa memberikan hatiku pada wanita lain’’.
‘’Bagaimana dengan Shiori? Akhir-akhir ini hubungan kalian menjadi baik kembali dan sekarang sudah banyak gosip beredar,kalau Anda dan Shiori kembali menjalin hubungan asmara’’.
‘’Kamu jangan pedulikan gosip itu. Semuanya tidak benar. Aku dan Shiori tidak ada hubungan apa-apa. Kami hanya teman biasa saja’’.
‘’Mungkin bagi Anda seperti itu,lalu bagaimana dengan nona Shiori? Apa Nona Shiori juga menganggapnya seperti itu?Mungkin saja dia masih mengharapkan Anda?’’
‘’Aku sudah mengatakannya kepada dia berkali-kali kalau saya tidak bisa mencintainya dan hanya menganggap dia sebagai teman’’.
‘’Pak Hayami, sebaiknya Anda juga mengambil liburan untuk menenangkan pikiran Anda. Mungkin dengan pergi berlibur Anda akan sedikit santai’’.
‘’Terima kasih atas saranmu. Saya akan mempertimbangkannya’’.
****
‘’Shiori, bagaimana hubunganmu dengan Masumi akhir-akhir ini? Apa semuanya berjalan lancar?’’kata pak Takamiya.
‘’Hubunganku dengan Masumi baik-baik saja, tapi sampai sekarang ini dia masih belum melupakan Maya. Sepertinya dia masih mencintainya. Saya iri dengan Maya,meskipun dia sudah meninggal masih tetap dicintai Masumi. Sepertinya saya akan susah untuk mengambil hati Masumi dan membuatnya melupakan Maya’’.
‘’Kamu harus sabar.Masumi butuh waktu untuk bisa melupakannya, jadi kamu harus secara perlahan-lahan untuk bisa mengambil hatinya dan membuatnya mencintaimu.Masumi akan makan malam bersama kita besok malam,jadi kamu harus dandan secantik mungkin,kalau perlu kamu pergi kesalon terbaik untuk mempercantik dirimu’’.
‘’Kalau demi Masumi saya akan melakukannya’’.
‘’Kamu tidak perlu terburu-buru untuk mendapatkannya,karena saingan terberatmu sudah tidak ada lagi’’.
“Saya tahu,tapi tetap saja saya tidak merasa tenang sebelum saya yakin mendapatkan dirinya,saya takut dia akan berpaling pada wanita lain’’.
‘’Itu tidak mungkin. Mana mungkin Masumi akan berpaling pada wanita lain,karena saat ini yang ada dihatinya masih ada Maya’’.
‘’Kakek memang benar. Saya harus segera menghapus Maya dari hati Masumi’’.
Hari sudah menjelang sore, langit sudah berubah warna jadi oranye dan di luar angin bertiup dengan kencang.Masumi masih berada di kantornya. Dia masih sibuk dengan pekerjaanya,sejak dari tadi dia membolak-balik dokumen yang ada di mejanya,wajahnya sudah mulai terlihat jenuh, kemudian membanting dokumen yang dipegangnya ke atas meja.
‘’Ini sudah cukup,aku tidak boleh seperti ini terus. Aku harus menata hidupku lagi dari awal. Kemudian Masumi berdiri dan berjalan mendekati jendela,kemudian mata Masumi menerawang jauh ke langit.
‘’Maya apa yang aku harus lakukan sekarang? Tanpa ada dirimu disisiku,hidupku tidak berarti lagi. Maya aku merindukanmu. Apa kamu bahagia di sana? Aku ingin melupakanmu,tapi kau tahu aku tidak mungkin bisa melupakanmu,dimana-mana aku selalu melihat bayangan wajahmu,bahkan tadi aku sempat melihat bayangan wajahmu di dokumen-dokumen itu’’.
Masumi kembali duduk dan meneruskan kembali pekerjaannya.
****
‘’Apa anak itu belum pulang juga?’’Kata Eisuke kepada pak Asa.
‘’sepertinya belum ?’’
‘’Apa dia bermaksud untuk bekerja sampai malam lagi? Ini sudah jam 10 malam,seharusnya dia sudah pulang dari tadi. Dia terlalu memaksakan dirinya bekerja’’.
‘’Kamu boleh pergi. Aku akan menunggu dia pulang’’.
‘’Baik tuan. Saya permisi dulu’’.
Tidak lama kemudian Masumi pulang ke rumah. Dia langsung pergi kekamarnya dengan wajah lelah. Ketika dia masuk kamar, Eisuke sudah menunggu di kamarnya.
‘’Ayah. Apa yang ayah lakukan di sini?’’
‘’Tentu saja menunggumu pulang. Kamu tahu ini sudah jam berapa? Ini sudah jam 11.30. Hampir setiap hari kamu bekerja sampai tengah malam,kalau terus-terusan seperti ini kamu nanti bisa jatuh sakit’’.
‘’Apa ayah mengkhawatirkan aku?’’
‘’Tentu saja’’kata Eisuke singkat.
‘’Tidak seperti biasanya ayah mengkhawtirkanku. Tenang saja aku baik-baik saja’’.
‘’Masumi, aku tidak suka dengan cara hidupmu sekarang yang setiap hari terus-menerus menenggelamkan diri dalam pekerjaan. Aku tahu kamu melakukan itu agar kamu tidak teringat dengan Maya , dan aku juga melihat di dalam dirimu tidak ada semangat hidup. Kamu tidak bisa hidup seperti itu terus’’.
‘’Terimakasih. Ayah sudah mengkhawatirkanku. Sekarang aku ingin tidur dan sudah sangat lelah’’.
“Baiklah. Kamu harus segera tidur.Selamat malam!’’
Masumi sekarang sendirian dikamarnya, dia sedang memikirkan perkataan Mizuki dan Ayahnya.Ketika Masumi sedang asyik berfikir, dia dikagetkan oleh pintu jendela yang terbuka sendiri oleh angin kencang yang bertiup.
‘’Sepertinya aku tidak menutupnya dengan baik’’.
****
Bagi Mizuki hari ini adalah hari yang sangat menyenangkan.Hari ini dia terbebas dari pekerjaannya.
‘’Hari yang sangat indah’’.
Matahari bersinar dengan sangat terang, Mizuki jalan-jalan di sekitar pertokoan mewah di Tokyo. Dia membeli banyak pakaian dan juga sepatu.Dia sekarang kesulitan untuk membawa barang belanjaannya dan sebagian barang belanjaannya terjatuh.
‘’Seharusnya saya tadi tidak usah belanja banyak begini’’.
Ketika Mizuki akan mengambil barangnya yang terjatuh,seorang pemuda datang menolongnya.
‘’Biar saya bantu’’kata pemuda itu.
Mizuki membiarkan pemuda itu mengambil barang-barangnya yang terjatuh.
‘’Ini barang-barang Anda. Kelihatannya Anda kerepotan membawa barang-barang itu. Apakah Anda belanja sendirian?’’
‘’Terimakasih. Anda sudah membantu saya. Saya memang belanja sendirian’’.
‘’Biar saya bantu membawakan barang belanjaan Anda, kalau tidak keberatan’’.
‘’Sungguh. Saya benar-benar tertolong. Tolong bawakan ke mobil ya’’.
Pemuda itu membantu Mizuki membawakan barang belanjaannya ke mobil.
‘’Sebagai tanda terimakasih, bagaimana kalau saya mentraktir Anda makan siang?’’
‘’Kalau itu tidak merepotkan Anda. Baiklah,saya menerima tawaran Anda’’.
Mereka berdua menuju ke restoran .
‘’Kelihatannya pemuda ini sangat baik, ramah dan juga tampan. Ini pertama kalinya saya mengajak seorang pria makan bersama. Ini seperti kencan pertama saja ‘’.
Apa yang Anda lakukan disini? Apa Anda sedang jalan-jalan di sekitar dekat sini?’’kata Mizuki membuka pembicaraan.
‘’ Tidak. Saya sedang bekerja. Saya di suruh atasan saya untuk menyelidiki sesuatu’’.
‘’Apa Anda seorang detektif?’’
‘’Bukan. Saya bukan detektif, tapi saya sudah biasa melakukan pekerjaan ini’’.
‘’Apakah atasan Anda sangat baik dan tidak pemarah?’’
‘’Iya. Memangnya kenapa?’’
‘’Anda beruntung mempunyai atasan yang sangat baik, tidak seperti atasan saya’’.
‘’Anda tidak bekerja hari ini?’’
‘’Tidak saya meminta libur hari ini’’.
‘’Berarti atasan Anda baik, karena sudah memberikan Anda libur hari ini’’.
‘’Aku yang memaksa dia untuk memberikan libur untukku’’.
‘’Oh begitu rupanya.Ah, maaf saya harus pergi sekarang, bos saya sedang menunggu laporan dari saya. Terimakasih atas makan siangnya. Saya senang bisa bertemu dengan Anda’’.
‘’Tunggu ! Siapa nama Anda?’’
‘’Nama saya Karato Hijiri. Dan Anda?’’
‘’Saya Saeko Mizuki. Senang berkenalan denganmu’’.
‘’Saya juga. Sampai jumpa Nona Mizuki’’.
****
Masumi bersiap-siap untuk datang ke acara makan malam di kediaman Takamiya.Masumi mulai membereskan barang-barangnya,kemudian segera pergi. Sebelum pergi ke rumah Shiori, dia memutuskan untuk pergi ketempat yang sering dikunjungi Maya.Dia pergi ke taman bermain dan duduk diayunan sambil mengenang saat-saat bersama Maya. Tanpa terasa air mata jatuh dari mata Masumi,lalu cepat dihapus kembali.
Sementara itu di kediaman Takamiya, Shiori gelisah menunggu kedatangan Masumi. Shiori selalu melihat ke arah jendela dan pintu untuk mengetahui kedatangan Masumi.
‘’Bisakah kamu tenang sebentar. Pasti Masumi akan datang sebentar lagi’’.
‘’Mana bisa tenang. Bagaimana kalau Masumi tidak jadi datang?’’
‘’Masumi pasti datang. Dia akan menghubungi kakek kalau tidak jadi datang’’.
Terdengar suara mobil masuk ke halaman rumah,Shori langsung pergi ke luar rumah,kemudian Masumi ke luar dari mobil.
‘’Selamat datang!” kata Shiori.
‘’Bagaiamana kabarmu?’’ kata pak Takamiya.
‘’Saya baik-baik saja’’.
Mereka langsung menuju ruang makan, dan banyak makanan sudah ada di atas meja. Mereka kemudian menyantap makan malam. Setelah selesai mereka pergi ruang keluarga.Mereka berbicara sampai malam.
‘’Sepertinya aku harus segera pulang sekarang. Terimakasih atas makan malamnya’’.
‘’Terimakasih. Kamu sudah mau datang’’ kata pak Takamiya.
Shiori mengantarkan Masumi ke depan rumah.Shiori dengan ragu-ragu bicara pada Masumi.
‘’Masumi, bisakah kita memulai hubungan dari awal lagi’’.
‘’Maaf. Saya tidak bisa melakukan itu. Saya sudah pernah bilang padamu, kalau saya tidak mencintaimu’’.
‘’Kamu bisa belajar mencintaiku, dan suatu saat kamu akan bisa mencintaiku’’.
‘’Dulu saya sudah belajar mencintaimu, dan hasilnya saya tetap tidak bisa mencintaimu. Sebaiknya kamu mencari pria yang lain yang benar-benar mencintaimu dan memberikan kebahagiaan untukmu, karena saya tidak dapat memberikan itu semua kepadamu’’.
‘’Apa sampai sekarang kamu masih mencintai gadis itu? Masumi dia sudah meninggal. Dia tidak akan kembali padamu’’.
‘’Saya tahu dia sudah meninggal dan tidak akan pernah kembali padaku. Meskipun begitu hatiku hanya milik Maya seorang dan saya akan tetap mencintainya sampai saya mati nanti’’.
Masumi masuk ke dalam mobilnya dan meninggalkan rumah keluarga Takamiya. Kakeknya melihat Shiori menangis.
‘’Ada apa?’’
‘’Sepertinya Masumi tidak akan bisa mencintai saya. Dia sendiri yang bilang pada saya’’.
‘’Kalau begitu sebaiknya kamu lupakan saja dia. Carilah pria lain yang mencintaimu’’.
‘’Tapi saya menginginkan Masumi jadi suamiku’’.
‘’Tapi dia tidak mencintaimu. Lupaka saja dia.Hatinya sudah menjadi milik wanita lain. Meskipun wanita itu sudah meninggal’’.
‘’Kakek ini kenapa? Beberapa jam lalu kakek mendukungku untuk mendapatkan Masumi kembali, tapi sekarang malah menyuruhku untuk melupakannya’’.
Pak Takamiya menggeleng-gelengkan kepalanya. Akhirnya pak Takamiya memutuskan mengirimkan Shiori ke Hawaii.
****
‘’Selamat pagi,Mizuki!’’
‘’Selamat pagi, pak Hayami!’’
‘’Bagaiman liburanmu kemarin? Apakah menyenangkan?’’
‘’Tentu saja menyenangkan’’kata Mizuki berseri-seri.
‘’Saya memutuskan untuk berlibur ke Praha’’.
‘’Benarkah? Anda sudah mengambil keputusan yang tepat. Anda memerlukan liburan itu. Jadi kapan Anda pergi?’’
‘’Pertengahan bulan depan. Jadi selama aku pergi, aku titip kantorku padamu’’.
‘’Baik, pak Hayami. Selama Anda pergi,jangan khawatirkan kantor Anda, saya akan menjaganya dengan baik’’.
‘’Terimakasih’’.
‘’Hari ini dia gembira sekali. Tidak seperti biasanya. Mungkin karena ini gara-gara liburan kemarin. Ternyata liburan yang aku berikan dapat membuatnya seceria ini’’.
Mizuki menghentikan langkahnya ketika akan keluar dari kantor Masumi.
‘’Saya hampir lupa memberitahu Anda, ini soal penyerangan yang terjadi pada Anda beberapa bulan yang lalu. Tentunya Anda masih ingat bukan?
‘’Tentu saja saya masih ingat. Memangnya ada apa? Apa kamu mengetahui sesuatu soal penyerangan itu?’’
‘’Tidak tahu. Hanya saya merasa aneh saja. Orang yang menyerang Anda itu sebenarnya mempunyai motif apa. Dia tidak merampok Anda bukan? Kalau dia bermaksud merampok, pasti barang-barang berharga Anda sudah hilang. Atau apakah orang itu punya dendam kepada Anda ‘’.
‘’Entalah.Mungkin kamu benar.Mungkin saja orang itu punya dendam padaku’’.
Mizuki kemudian pergi keluar.
Masumi melamun di kantornya sambil memandangi langit biru yang cerah dan melihat burung-burung berterbangan .
‘’Seandainya akau mempunyai sayap seperti burung-burung itu,aku akan dapat terbang dengan bebas, dan membawa serta penderitaan dan kesedihan saya ke langit yang luas dan menumpahkannya disana. Aku iri padamu wahai burung-burung,kalian dapat terbang dengan bebas’’.
****
Hari ini Masumi akan pergi berlibur ke Praha .Masumi sedang membereskan kembali barang-barangnya ke dalam koper,lalu dia melihat foto Maya disamping tempat tidurnya.
‘’Maya, aku juga akan membawamu liburan bersamaku’’sambil memandangi foto Maya,kemudian memasukannya ke dalam koper.
Telepon genggam Masumi berdering.
‘’Iya Mizuki, ada apa?’’
‘’Saya hanya ingin mengucapkan selamat jalan kepada Anda. Semoga perjalanan Anda akan menyenangkan dan juga semoga selamat sampai tujuan. Selama Anda berlibur, jangan mengkhawatirkan masalah pekerjaan di kantor. Nikmati saja liburan Anda. Urusan kantor serahkan saja pada saya, dan jangan lupa membawakan saya oleh-oleh ya’’.
‘’Terimakasih. Urusan pekerjaan semuanya aku serahkan padamu’’.
‘’Hati-hati di jalan pak Hayami’’.
Masumi segara keluar dari kamarnya dengan membawa sebuah koper besar dan tas ransel.
‘’Masumi, apa kamu sudah siap untuk berangkat?’’
‘’Iya ayah. Aku sudah siap. Ayo berangkat nanti kita akan ketinggalan pesawat’’.
Masumi,ayahnya dan pak Asa telah sampai di bandara dan segara masuk ke dalam pesawat. Mereka masuk ke ruangan VIP pesawat itu..
****
Setelah menempuh perjalanan yang sangat panjang akhirnya mereka tiba di bandara Ruzyne,Praha. Dari bandara Masumi menuju villa yang di sewa oleh ayahnya yang berada di Old Town.Dalam perjalanan ke sana Masumi sedang mengagumi pemandangan disekitarnya, banyak bangunan-bangunan cantik,kastil-kastil tua dan jalanan berbatu dari zaman Romawi,kota ini sudah menyajikan pemandangan yang indah dan memikat.
Satu jam kemudian akhirnya mereka tiba disebuah villa mewah berlantai 2. Halamannya sangat luas dan dipenuhi oleh berbagai macam bunga. Dikejauhan terdapat taman bunga mawar dengan berbagai macam warna.Masumi tertarik ingin pergi ketaman bunga mawar itu. Ditengah halaman villa itu ada air mancur besar, di tengah-tengahnya ada patung malaikat cupid yang sedang memegang panah. Para pelayan di villa itu menyambut kedatangan Masumi.Masumi masih terkagum-kagum dengan villa yang baru saja dia datangi.
‘’Welcome to villa Queena RĂ©vová ’’kata kepala pelayan villa itu.
Kepala pelayan itu mempersilahkan mereka masuk dan mengantarkannya ke kamar di lantai 2, dan para pelayan yang lain membawakan barang-barangnya.
‘’My master told me to serve you well during you time here. If you need something you can tell me.I’m the head waiter here. My name is Aleksei Revolvski. Dinner will be held at 7 pm’’.
‘’Oh thank you. If we need something we will tell you’’kata Masumi.
Kemudian Masumi masuk ke kamarnya. Kamar Masumi sangat luas,tempat tidur yang besar,Sofa yang panjang dan empuk.Kamarnya menghadap ke taman bunga mawar.
‘’Kamar yang sangat besar dan luas’’. Lalu Masumi pergi ke balkon kamar dan melihat taman bunga mawar yang besar dan indah. Masumi melihat di bawah sana ada orang yang sedang membersihkan taman itu.Dari balkon kamarnya Masumi juga dapat melihat pemandangan hamparan gunung yang indah. Balkonnya sangat besar ada meja dan 4 buah kursi. Masumi kembali masuk ke kamarnya dan mulai membereskan barang-barangnya. Setelah mandi Masumi naik ketempat tidur untuk beristirahat sebentar sebelum makan malam dimulai.
‘’Kenapa ayah menyewa villa sebesar ini . Apa ini tidak berlebihan’’.
Tepat jam 7 malam Masumi makan malam di ruang makan yang sangat besar. Meja makannya sangat panjang dan bisa menampung orang makan sebanyak 20 orang. Di meja sudah di siapkan makanan mewah dan lezat dan juga dihidangkan berbagai macam buah-buahan.
‘’Kenapa ayah menyewa villa ini. Apa tidak terlalu berlebihan?’’
‘’Saya menyukai villa ini. Villa ini mempunyai pemandangan yang bagus di kota ini’’.
‘’Siapa pemilik villa ini?’’
‘’Reiko Liebert. Dia orang Jepang. Suaminya orang Jerman dan seorang miliyarder dari Jerman. Perusahaannya tersebar diseluruh eropa dan mereka memiliki seorang anak perempuan dan anak laki-laki,tapi sayangnya anak perempuanya meninggal karena sakit. Villa ini dinamai berdasarkan nama anak perempuannya kalau tidak salah namanya Queena Liebert. Apa rencanamu besok, Masumi?’’
‘’Mungkin aku akan jalan-jalan melihat-lihat kota ini. Kota ini sangat cantik dan banyak bangunan bersejarah’’.
‘’Apa ayah mau menemani saya jalan-jalan?’’
‘’Ah tidak. Saya tidak ikut. Saya mau pergi ke salah satu rumah teman lama saya di dekat sini, sudah lama kami tidak bertemu. Kamu saja yang pergi jalan-jalan’’.
Mereka sudah menyelesaikan makan malam kemudian mereka meminta salah satu dari pelayan yang ada disini untuk mengantarkan mereka keliling villa ini. Villa ini sangat besar dan luas sampai membuat Masumi terpesona.Setelah selesai keliling villa ini mereka memutuskan pergi ke ruang keluarga dan berbicara disana karena masih belum masuk jam tidur. Pelayan itu membawa mereka ke sebuah ruang keluarga yang besar di lantai bawah. Di ruang keluarga terdapat perapian yang menyala, ada sebuah piano dan langit-langit ruangannya ada lukisan malaikat yang sangat indah dan bagus. Mereka duduk di kursi yang menghadap kearah perapian. Kemudian Masumi memainkan sebuah piano.Mereka berbicara sampai malam dan akhirnya mereka memutuskan untuk pergi tidur.
‘’Selamat malam!’’ kata masumi.
‘’Selamat malam!”kata Eisuke dan pak Asa.
Masumi masuk dalam kamarnya, kemudian pergi ke balkon dan mengirup udara segara malam hari. Disana Masumi bisa melihat kelap-kelip lampu rumah. Udara di luar semakin dingin dan kemudian Masumi cepat-cepat masuk kedalam kamar. Sebelum tidur Masumi memandangi foto Maya lalu menciumnya.
‘’Selamat malam,Maya!’’
Kemudian Masumi tertidur lelap.
****
Keesokan paginya Masumi memutuskan untuk jalan-jalan sebentar di taman. Dia melihat taman yang tertata dengan sangat rapi dan banyak ditumbuhi bunga-bunga berwarna-warni. Hatinya tertarik untuk pergi ke kebun bunga mawar.Kebun itu dikelilingi oleh tembok tanaman dan di dalamnya ada ayunan dan bangku-bangku kayu yang panjang. Ditengah kebun mawar ada kolam kecil dangan air mancur ditengahnya.
‘’Kebun mawar yang sangat indah. Disini nyaman dan tenang’’.
Kebun ini wangi dengan bunga mawar dan keharumannya menyeruak kesegala penjuru kebun ini. Masumi duduk disalah satu kursi di kebun itu. Matanya berkeliling melihat-lihat kesekeliling kebun.
Setelah sarapan pagi Masumi pergi jalan-jalan sendirian.Hari ini hari yang cerah,walaupun tadi agak sedikit mendung. Masumi berjalan-jalan di sekitar Old Town melihat-lihat bangunan tua dan bersejarah. Kota ini dikelilingi oleh bangunan bersejarah. Masumi sedang asyik melihat-lihat bangunan di sekitar Old Town, kemudian perhatiannya tertarik pada Astrominical Clock. Masumi mendekatinya untuk melihatnya lebih jelas. Astrominical clock ini dibangun pada abad 15. Pada saat jarum panjang menunjukan pada angka 12 dapat menyaksikan sebuah prosesi keduabelas rasul dan malaikat kematian membunyikan bel dan juga bisa melihat kedua belas lambang zodiak dibagian bawah menara. Masumi dapat menyaksikannya ketika jam itu memperlihatkan prosesi keduabelas rasul dan malaikat kematian membunyikan bel,kemudian melanjutkan perjalanan lagi, dan Masumi mengunjungi Powder Tower. Bangunan ini bergaya gothic yang merupakan tempat untuk menyimpan bubuk senjata dan dari sana dapat melihat kota Praha dari ketinggian 65 meter. Disana Masumi melihat seseorang yang sangat dikenalnya,lalu Masumi mendekatinya.
‘’Halo Ryuzo! Apa yang kamu lakukan disini?’’
Ryuzo membalikan badan dan tersenyum.
‘’Masumi. Kita bertemu lagi disini. Bagaimana kabarmu? Apa kamu sendirian?’’
‘’Aku baik. Aku datang ke sini sendirian,dan tidak menyangka dapat bertemu denganmu disini. Apa kamu juga sedang melihat kota Praha dari sini? Dilihat dari sini kota Praha kota yang sangat indah bukan?’’
‘’Kamu benar. Kota Praha memang kota yang indah. Aku juga tidak menyangka akan dapat bertemu denganmu disini. Masumi, kamu tinggal dimana?’’
‘’Saya tinggal di villa Queena RĂ©vová, dan kamu?’’
‘’Saya tinggal di Grand Hotel Praha.Menurut yang saya dengar dari orang-orang, villa itu adalah villa terbaik di kota ini. Kamu beruntung bisa tinggal disana. Tidak semua orang bisa menyewa villa itu, karena pemiliknya hanya akan menyewakannya pada orang-orang tertentu saja dan juga villa itu bukan villa yg disewa secara umum’’.
‘’Benarkah? Saya baru mengetahuinya. Ayahku yang menyewa villa itu’’.
‘’Berarti pengaruh ayahmu sangat besar’’.
‘’Bagaimana proses pengambilan gambar di sini? Semuanya berjalan lancar?’’
‘’Semuanya berjalan lancar, tinggal mengambil beberapa adegan lagi, setelah itu syuting selesai. Berapa lama kamu akan tinggal disini? Kalau aku mungkin 4 hari lagi.
‘’Aku akan tinggal disni selama satu minggu. Apa hari ini kamu tidak melakukan pengambilan gambar?’’
‘’Tidak. Hari ini tidak dilakukan pengambilan gambar.Mereka meminta libur hari ini’’
‘’Aku mau melihat tempat lainnya. Apa kamu mau ikut?’’
‘’Baiklah. Aku akan ikut denganmu’’.
Kemudian mereka pergi ke Prague Castle istana tertua dan terbesar di dunia dibangun pada abad sembilan. Setelah puas melihat-lihat bangunan-bangunan bersejarah dikota ini mereka memutuskan pergi ke kafe yang ada disepanjang Old Town Square untuk menikmati sore hari dan melihat kesibukan alun-alun dari kursi –kursi yang ada di luar ruangan.
Masumi dan pak Kuronuma sedang menikmati indahnya malam di Old Town, Praha. Pada malam hari kota ini menjadi lebih indah dan romantis. Masumi kemudian tiba-tiba teringat Maya. ‘’Seandainya Maya ada disini bersamaku,pasti keadaannya akan lain’’Masumi kembali meminum kopinya kembali dengan wajah sendu.
‘’Ada apa Masumi, kamu kelihatan sedih?’’
‘’Ah tidak. Tidak ada apa-apa’’kata Masumi dengan senyuman yang dipaksakan.
Setelah puas berjalan –jalan Masumi memutuskan untuk pulang. Dikamarnya Masumi membuka Hpnya . Dia melihat-lihat apakah ada orang untuk dia ajak chatting. Setelah melihat-lihat beberapa saat,akhirnya Masumi menemukan orang yang paling ingin dia ajak chatting. Namanya Rose. Rose adalah teman chatting Masumi sejak 6 bulan yang lalu.
Maya berada dikamarnya di lantai dua sedang asyik memandangi komputernya. Sesekali dia tersenyum dan tangannya mengetik dengan cepat.Tidak lama kemudian Maya berhenti mengetik dan mematikan komputernya. Lalu dia naik ketempat tidurnya.
“Senangnya bisa bicara lagi dengan dia. Setiap saya bicara dengannya saya merasa nyaman. Siapa sebenarnya kamu, Mayami?’’ Aku jadi ingin bertemu denganmu’’kata Maya.
Lalu bayangan wajah Masumi muncul dihadapannya dan terasa air mata sudah menetes dari sudut matanya.
‘’Pak Masumi’’.
Masumi menutup Hpnya dan tersenyum. Masumi merasakan perasaannya menjadi lebih ringan setelah berbicara dengan Rose. Kesedihan yang dirasakannya sekarang sudah menguap.
‘’Rose, kamu teman chatting terbaikku. Kamu mengerti perasaanku dan aku merasa nyaman berbicara denganmu,sehingga aku bisa menceritakan masalahku dengan leluasa padamu. Rose siapa sebenarnya kamu? Sepertinya malam ini aku dapat tidur dengan nyenyak’’.
Kemudian Masumi melihat ke arah foto Maya.
‘’Selamat malam, Maya!’’ Masumi pun jatuh tertidur dengan lelap.
****
Maya bangun pagi-pagi dan hari ini berencana untuk pergi jalan-jalan di kota Praha.Ini pertama kalinya Maya datang kesini dan Maya sangat antusias untuk mengetahui kota ini.Maya berjalan-jalan di Old Town,kemudian pergi ke Mal Strana Prague. Maya kemudian melewati sebuah toko sepatu. Toko sepatu ini sangat besar dan mempunyai koleksi sepatu yang bagus-bagus. Berbagai macam model sepatu ada disini.
Maya mencoba bermacam-macam model sepatu dan sudah 20 pasang sepatu sudah dicobanya dan Maya bingung ingin membeli sepatu yang mana. Akhirnya Maya memutuskan membeli sepatu kulit berwarna perak.
Mata Maya kemudian tertarik dengan sebuah sepatu kaca berkilauan yang ada di meja. Lalu sepatu kaca itu diambilnya dan dielus-elus.’’Cantik sekali sepatu ini, baru pertamakali saya melihat sepatu yang seperti ini’’.Lalu Maya mencari pelayan toko bermaksud untuk membeli sepatu ini.
‘’Can you package these Shoes?’’kata Maya.
‘’Sorry. This shoes is sold out ‘’.
‘’Oh. I see’’.
‘’These shoes are very limited stock.We only have 4 pair of shoes, and this is the last’’.
Maya sangat kecewa ketika sepatu itu sudah terjual habis. Mata Maya masih tertuju kepada sepatu yang ada dimeja itu sampai dia ada dipintu keluar toko.
Masumi sedang asyik melihat-lihat sepatu olahraga dan kesulitan untuk menemukan sepatu yang cocok untuknya. Modelnya cocok,tapi ukurannya tidak cocok,begitu juga sebaliknya, modelnya tidak cocok tapi ukurannya cocok.Setelah memilih sepatu selama satu jam akhirnya mendapatkan model dan ukuran yang cocok.
‘’Sir, these shoes that you want’’.
‘’Thank you’’.
Masumi kembali ke lantai bawah untuk mengambil sepatu kaca yang dia beli. Banyak wanita yang melirik Masumi dan berbisik-bisik. Masumi yang mengetahui itu diam saja dan hanya tersenyum.
‘’Where is my glass shoes?’’
‘’Here,sir. This Shoes for your girlfriend?’’kata pelayan toko.
‘’Yes, for my girlfriend’’.
‘’Your girlfriend really lucky to get those shoes from you’’.
Masumi keluar dari toko di ikuti oleh tatapan para wanita.Masumi berjalan sepanjang jalan Old Town dan melihat para sepasang kekasih yang terlihat bahagia. Jauh di lubuk hatinya Masumi merasa iri pada mereka yang dapat bersama dengan orang yang dicintai. Masumi mempercepat langkahnya dan tidak terasa dia sudah ada di Charles Bridge. Jembatan ini menghubungkan antara Old Town dan Lesser Town yang dihiasi oleh 30 patung. Masumi berdiri di pinggir jembatan itu dan memandang pemandangan kota dari sana.Tiba-tiba kepala Masumi pusing dan membuat dirinya hampir jatuh,kemudian Masumi cepat-cepat berpegangan pada pagar jembatan itu.
‘’Are you ok?’’kata pria
‘’I’m fine. Thank you’’.
Pria itu membantu Masumi berdiri.
‘’You are alone?’’
‘’Yes’’.
‘’I’ve been watching you, and you look sad’’.
‘’ I just remembered the woman I loved who had died’’.
‘’I see. You are still love her?’’
‘’Yes’’.
‘’I see’’.
‘’I have to go home.Thank you for your help’’.
‘’You are welcome and what is your name?’’
‘’Masumi Hayami’’.
Pria itu kaget dan kemudian kembali tersenyum pada Masumi.
‘’I’m Nicholas. Nice to meet you’’.
‘’Nice to meet you too’’.
Masumi pergi meninggalkan pria itu dan pria itu memperhatikan Masumi sampai menghilang dari pandangannya.
‘’I never expect that man is Masumi Hayami. He is handsome and a good man’’kata pria itu.
Masumi kembali berjalan-jalan disekitar Old Town Square dan keadaan disana sangat ramai,ketika Masumi sedang asyik memandangi kota ini untuk terakhir kalinya, tiba-tiba di kejauhan dia melihat seorang wanita yang mirip dengan Maya dan Masumi berusaha untuk mengejar wanita itu. Jantung Masumi berdegup semakin kencang,tapi Masumi tidak berhasil mengejarnya karena dia sudah masuk kedalam sebuah mobil mewah dan mobil itu membawa wanita itu menjauh dari pandangannya.
‘’Apakah wanita itu Maya? Dia sangat mirip dengan Mayaku. Masumi, kamu ini kenapa, Maya sudah meninggal,sebenarnya apa yang kamu harapkan. Mungkin wanita itu hanya mirip dengan Maya. Masumi, kamu harus menerima kenyataan kalau Maya sudah meninggal’’.
Masumi akhirnya melangkahkan kakinya dengan berat dan pergi dari sana. Mobil mewah itu terus melaju dan berhenti disebuah kafe. Sopir membukakan pintu dan Maya keluar dari mobil itu dan masuk kedalam kafe. Disana seorang wanita paruh baya memanggil Maya dengan melambaikan tangannya.
‘’Halo bu. Sudah menunggu lama?’’
‘’Tidak. Ibu baru saja datang’’.
Maya duduk didepan ibunya dan memeasan segelas besar es krim.
‘’Apa kamu sudah memikirkan untuk kembali ke Jepang dan menemui Masumi Hayami’’.
‘’Saya pasti akan kembali ke Jepang,tapi tidak saat ini. Kuakui saya memang merindukannya,tapi saat ini saya belum bisa bertemu dengannya’’.
‘’Besok lusa kita pulang,urusan pekerjaan ayahmu sudah selesai disini’’.
‘’Oh begitu’’.
Ibu dan anak itu saling bertatapan dan kemudian tersenyum.
****
Masumi dibangunkan oleh sinar matahari yang menerobos melalui jendela. Ini hari kelima di Praha. Masih punya banyak waktu satu hari lagi untuk bersenang-senang disini. Dia teringat Mizuki, yang sedang sibuk dengan pekerjaan di kantor seorang diri, sedangkan Masumi asyik bersenang-senang di Praha. Masumi sedikit mengkhawatirkan pekerjaannya di kantor.Tapi dia sudah berjanji untuk tidak berurusan dengan pekerjaan selama liburan. Akhirnya Masumi membatalkan untuk menghubungi Mizuki. Masumi melihat-lihat lagi buku panduan wisata untuk mengetahui tempat wisata yang akan dikunjungi selanjutnya.
Masumi kali ini mengunjungi Jewish Quarter. Disana dia pergi ke Old Jewish Cemetery yang merupakan komplek pemakaman Yahudi tertua dengan lubang kubur terdiri dari 12 tingkat,kali ini Masumi pergi ke sana dengan rombongan turis lainnya. Lalu mengunjungi Jewish Town Hall, yang memiliki sebuah jam yang arahnya bergerak terbalik.
Pada malam harinya Masumi memtuskan untuk mengikuti tour jazz boat yang berlangsung kurang lebih selama 2 jam menyusuri sungai Vltava,untuk menikamati pemandangan kota Praha di malam hari sambil menikmati makan malam. Tidak terasa tour tersebut sudah berakhir dan Masumi sangat menikmati malam terakhirnya di Praha,kemudian kembali ke villa untuk beristirahat karena pagi-pagi akan pulang ke Jepang.Masumi pergi ke balkon kamarnya dan memandangi langit penuh bintang dan Masumi dapat melihat wajah Maya yang tersenyum padanya.
‘’Maya,saya sangat merindukanmu’’.
Masumi kembali kekamarnya dan tidur dengan nyenyak.
Pagi-pagi sekali Masumi,Eisuke dan pak Asa sudah ada di bandara,kemudian mereka naik pesawat, dia berjanji dalam hati akan pergi lagi ke Praha suatu hari nanti.Setelah melakukan penerbangan selama berjam-jam, akhirnya sampai di Jepang, sopirnya sudah menunggu di pintu depan bandara.Sesampainya di rumah Masumi langsung pergi kekamarnya dan langsung tidur dengan nyenyak.
****
Setelah tiba di kantor, Masumi langsung memberikan oleh-oleh dari praha untuk Mizuki.
‘’Oh, terimakasih pak Hayami. Apa liburan Anda menyenangkan? Hari ini Anda lebih bersemangat dan ceria’’.
‘’Liburanku sangat menyenangkan.Selama saya pergi apa ada masalah dengan pekerjaan di kantor?’’
‘’Tidak ada masalah. Dokumen-dokumen yang harus Anda tanda tangani sudah menumpuk dan ada di atas meja Anda’’.
‘’Terimakasih. Saya akan segera mengerjakannya’’. Masumi mengedipkan matanya ke Mizuki.
Mizuki lalu membuka oleh-oleh yang diberikan Masumi.Masumi memberikan tas tangan cantik dan sepatu.
‘’Terimakasih. Sepatu dan tas ini cantik sekali. Saya menyukainya’’.
‘’Baguslah, kalau menyukainya. Itu sebagai tanda terima kasihku karena kamu sudah bekerja keras selama ini. Maaf sudah membuatmu terus bekerja siang dan malam’’.
‘’Tidak perlu minta maaf. Apa Anda menikmati liburan Anda?’’
‘’Iya. Saya menikmati liburanku dan membuatku lebih bersemangat’’.
‘’Saya senang mendengarnya’’.
****
Pak Takamiya sedang membaca koran ditemani secangkir kopi dan kue lemon di taman di dekat kolam ikan,kemudian pelayannya mendekatinya dengan membawa telepon.
‘’Pak, ada telepon dari Hawaii, sepertinya ini mengenai nona’’.
Pak Takamiya memandang pelayannya dengan wajah bingung dicampur perasaan tidak enak.
‘’Are you Mr. Takamiya?’’
‘’Yes,I’m Mr. Takamiya. And you?’’
‘’I’m David Mcallister. I’m police from Hawaii. I want to inform you about your granddaughter’’.
‘’What is wrong with my granddaughter?’’
‘’Your granddaughter had died at sea’’.
Cangkir kopi yang ada di samping meja terjatuh.PRAAAANNNNG.....pak Takamiya langsung berdiri diam tidak bergerak, wajahnya pucat dan menjatuhkan telepon yang dipegangnya.
‘’Hello....hello.....are you there, sir?
Setelah kesadarannya kembali dan sudah menenangkan diri, pak Takamiya mengambil telepon yang diambil pelayannya tadi dengan tangan gemetar.
‘’I’m here. Why is my granddaughter died?’’
‘’Your granddaugter is sailing with her friends and suddenly coming storm. Their ship damaged and your granddaughter fell in to the sea.We can’t save her life. You should come here.Your granddaugthers body was in the hospital’’.
‘’I’ll immediately go there. Thank you for your information’’.
Pak Takamiya menutup teleponnya dan menyuruh pelayannya untuk membantu mempersiapkan kepergiannya ke Hawaii. Pada hari itu juga pak Takamiya pergi ke Hawaii dengan penerbangan malam.Sesampainya disana pak Takamiya diantar ke rumah sakit oleh polisi dan orang tua Shiori sudah berada disana. Pak Takamiya mendekati jenazah itu dengan wajah penuh air mata.
‘’Shiori,kenapa semuanya jadi begini?’’kata pak Takamiya sambil menangis.
‘’Pak Takamiya, sudahlah sebaiknya kita urus jenazah nona untuk dibawa ke Jepang’’kata pelayannya.
‘’Ini salahku, seandainya saya tidak menyuruh Shiori pergi ke Hawaii,dia tidak akan meninggal’’.
Pak Takamiya dan orang tua Shiori tidak membutuhkan waktu lama untuk mengurus kepulangan jenazhnya ke Jepang. Keesokan paginya mereka kembali ke Jepang.
****
‘’Pak Eisuke, ada telepon dari pak Takamiya?’’kata pak Asa.
‘’Iya. Disini Eisuke’’.
‘’Saya ingin memberitahumu kalau Shiori meninggal di Hawaii, sekarang jenazahnya sudah saya bawa pulang. Kami akan mengadakan upacara pemakamannya sore ini’’.
‘’Apaaa....Shiori meninggal,tapi bagaimana bisa?’’
‘’Shiori tenggelam di laut,ketika berlayar dengan teman-temannya.Maaf saya mau mengurus pemakaman Shiori dulu’’.
‘’Baik. Saya dan Masumi akan kesana’’.
‘’Pak Asa,tolong panggilkan Masumi.Aku ingin bicara dengannya’’.
Pak Asa pergi ke kamar Masumi dengan terburu-buru,bahkan menyenggol vas bunga yang ada dipinggir tangga dan hampir jatuh.
Tok...tok...tok...
‘’Apa Anda sudah bangun. Pak Eisuke ingin bicara dengan Anda sekarang’’.
‘’Iya. Aku sudah bangun. Ada apa ayah pagi-pagi ingin bicara dengan saya?’’
‘’Saya tidak tahu. Sebaiknya Anda segera turun dan temui Ayah Anda’’.
‘’Baiklah saya akan segera turun’’.
Masumi menemui Ayahnya di ruang kerjanya dengan wajah kesal,karena tadi dia sedang tidur nyenyak.
‘’Apa yang ingin ayah bicarakan dengan saya pagi-pagi. Ini kan hari libur. Saya ingin tidur lebih lama’’.
‘’Kalau begitu maafkan ayah sudah menganggu tidurmu. Ayah hanya ingin memberitahumu kalau Shiori Takamiya meninggal’’.
‘’APAAAAA....Shiori meninggal? Kapan? Dan kenapa?’’
‘’Kamu tidak perlu berteriak seperti itu. Ayah juga kaget ketika diberitahu oleh pak Takamiya tadi. Shiori meninggal 2 hari yang lalu di Hawaii. Dia tenggelam di laut ketika dia dan teman-temannya pergi berlayar. Aku kasihan pada Shiori dan pak Takamiya’’.
Masumi tidak mempercayai apa yang tadi dia dengar dari ayahnya butuh waktu untuk mencerna kabar ini.
‘’A...aku tidak tahu harus berkata apa. Kabar ini membuatku terkejut. Pagi-pagi sudah mendapat kabar seperti ini’’.
‘’Sekarang bersiap-siaplah kita akan peri kerumah Shiori’’.
‘’Baik Ayah. Kita akan pergi kesana sebentar lagi’’.
Siang harinya kabar kematian Shiori Takamiya sudah tersebar luas. Para wartawan sudah banyak yang berdatangan ke rumah Takamiya untuk memperoleh informasi mengenai kematian Shiori. Masumi dan ayahnya yang baru datang, tidak luput dari kejaran wartawan untuk dimintai keterangan. Akhirnya dengan sedikit bantuan dari para pengawal, Masumi dan ayahnya bisa lepas dari wartawan. Disana sudah banyak tamu yang datang.
‘’Terimakasih. Kalian sudah mau datang’’kata pak Takamiya.
‘’Saya turut berduka cita atas meninggalnya Shiori’’kata Eisuke.
‘’Saya juga’’kata Masumi.
Acara pemakaman Shiori akhirnya di mulai. Semua mengikuti acara prosesi pemakaman Shiori dengan tertib.Dua jam kemudian acara pemakaman selesai, semua yang hadir berpamitan kepada pak Takamiya.
3 tahun kemudian
Schwangau,Jerman
Mobil itu memasuki sebuah kastil yang besar dan mewah dan memiliki pagar rumah yang besar dan tinggi.Halamannya luas banyak di tumbuhi oleh pohon-pohon besar dan tinggi. Mobil itu berhenti di depan kastil yang besar dan mewah. Para pelayan keluar untuk menyambut mereka.
‘’Guten Abend! Willkommen!’’kata kepala pelayan.
(Selamat malam! Selamat datang!)
‘’Wo ist meine Frau und Andre?’’kata Nicholas
(dimana istri saya dan Andre?)
‘’Sie sind im Familienzimmer’’.
(Mereka ada di ruang keluarga)
‘’Vielen Dank’’.
(Terimakasih banyak)
‘’Hallo Mutter, ich vermisse dich’’kata Maya.
(Halo ibu, saya merindukanmu)
‘’Ich vermisse auch dich’’kata Reiko.
(Saya juga merindukanmu)
‘’Hallo Andre, ich vermisse dich auch’’.
(Halo Andre, saya juga merindukanmu)
‘’Saya juga kak Maya’’kata Andre.
‘’Vater und Mutter, ich mĹ‘chte zu mein Zimmer gehen. Heute bin ich sehr műde’’.
(Ayah dan ibu, saya mau pergi ke kamar. Hari ini saya sangat lelah)
‘’Guten Nacht!”kata Nicholas dan Reiko.
(Selamat malam !)
Maya pergi ke kamarnya yang berada di lantai dua.Kamar ini sangat besar dan luas. Maya sudah menempati kamar ini selama 3 tahun .Dibandingkan dengan kamar yang selama ini dia tempati ketika masih berada di Jepang, kamarnya tidak sebesar ini.
‘’Saya Kitajima Maya inilah rumah dan keluarga baruku.Kehidupan saya disini seperti seorang putri karena tinggal disebuah kastil yang besar. Aku diadopsi oleh Nicholas dan Reiko Liebert 3 tahun lalu.Andre adalah adik laki-laki saya dan dia berumur 17 tahun. Saya senang bisa menjadi anak angkat mereka. Mereka sangat baik dan sayang padaku dan saya juga sayang pada mereka. Ini berawal dari adik Nicholas yang bernama Jonathan menemukan saya yang terluka di taman bermain dan membawa saya ke rumah sakit.Kemudian dia mempertemukan Nicholas dan istrinya dengan saya. Mereka langsung menyukaiku dan sejak saat itu mereka sering mengunjungiku dirumah sakit dan kami semakin akrab. Perampok itu mengambil tas saya dan saya dipukuli sampai babak belur karena saya berusaha untuk melawan. Lalu saya dibawa ke rumah sakit olehnya. Sejak saat itu mereka sering menjengukku di rumah sakit dan merawatku. Kemudian saya mendengar kecelakaan pesawat itu dan namaku berada didaftar orang yang meninggal. Saya sangat terkejut,kenapa namaku bisa ada disana. Lalu aku teringat dengan perampok itu,mungkin saja dia naik pesawat itu dengan menggunakan namaku karena waktu itu saya baru check in untuk pergi berlibur kesana. Kemudian aku menceritakan semuanya kepada Nicholas dan Reiko termasuk tentang Masumi Hayami. Mereka mengerti dengan keadaanku. Lalu mereka memutuskan untuk mengadopsiku dan membawaku ke Jerman.Dan saya menyetujuinya. Dan sekarang disinilah saya dengan keluarga baruku. Selama ini saya bersusah payah belajar bahasa Jerman dan inggris, mereka mendatangkan guru privat untukku dan mereka juga memasukanku ke universitas . Tahun ini adalah tahun terakhir saya kuliah dan sebentar lagi saya akan lulus. Setiap hari saya merindukan pak Masumi dan ingin sekali bertemu dengannya,pasti dia sangat sedih karena sudah menyangka saya sudah meninggal. Waktu itu saya ingin sekali mengatakan kalau saya masih hidup,tapi niat itu saya batalkan,karena saya masih teringat dengan kata-kata pak Masumi, kalau dia tidak ingin melihatku.Pak Masumi, Anda sekarang sedang apa?’’
*****
Tokyo,Jepang
Masumi yang sedang tidur tiba-tiba terbangun, karena barusan dia seperti mendengar Maya memanggil namanaya.
‘’Mayaaa....hah..hah..hah..’’
Masumi melihat jam bekernya.
‘’Sudah jam 4 pagi. Apa tadi saya bermimpi ya? Saya tadi mendengar Maya memanggil namaku. Ini tidak mungkin,Maya sudah tidak ada lagi di dunia ini. Akhir-akhir ini saya sering mendengar Maya memanggil namaku ketika aku tidur’’.
Masumi kemudian tidur kembali sambil menggumamkan nama Maya.
Keseesokan harinya Masumi bangun kesiangan gara-gara suara Maya yang memanggilnya ketika dia tidur.
‘’Ada apa? Akhir-akhir ini kamu hampir tiap hari bangun kesiangan? Apa kamu selalu tidur larut malam’’.
‘’Tidak ayah. Saya tidur tidak larut malam. Hanya saja akhir-akhir ini ketika saya tidur saya selalu mendengar Maya memanggil namaku. Kalau dipkir-pikir ini tidaklah mungkin. Mana ada yang seperti itu kan. Mungkin karena aku masih merindukannya’’.
‘’Maya sudah meninggal 3 tahun lalu. Rupanya kamu masih belum bisa melupakannya,bahkan kamu masih merindukannya’’.
‘’Sampai sekarang aku memang belum bisa melupakannya, bahkan saya masih sangat mencintainya. Cintaku pada Maya tidak akan pernah putus oleh waktu. Ikatan cinta kami akan abadi selamanya’’.
Eisuke tidak mengira cinta Masumi pada gadis itu sangat dalam, sepertinya dia tidak akan bisa untuk mencintai wanita lain. Padahal tadinya ingin menjodohkan Masumi dengan wanita lain. Masumi yang berhati dingin dapat mencintai seorang wanita sampai seperti itu. Ternyata hanya gadis itu yang mampu meluluhkan hati Masumi yang sedingin es.
****
‘’Pagi bu!’’kata Maya
‘’Selamat pagi! Apa tidurmu semalam nyenyak?’’
‘’Iya. Tidurku semalam sangat nyenyak. Sepertinya hari ini cuaca cerah nanti saya mau berjalan-jalan di luar sebentar’’.
‘’Sebaiknya sekarang kamu sarapan pagi dulu’’.
‘’Oh ya dimana ayah dan Andre?’’
‘’Ayah sudah pergi ke kantor dan Andre pergi ke sekolah‘’.
‘’Pagi-pagi sekali sudah pergi ke kantor’’.
‘’Di hari ulang tahunmu, apa kamu sudah memutuskan siapa saja yang akan kamu undang?Apa kamu tidak ingin mengundang teman-temanmu yang ada di Jepang untuk merayakan ulang tahunmu’’.
‘’Apaaa..teman-temanku yang di Jepang,tapi mereka mengira saya sudah meninggal.Kalau saya tiba-tiba mengundang mereka kemari, apa kata mereka nanti’’.
‘’Apa kamu masih ingin bersembunyi terus dari mereka terutama dari Masumi Hayami. Ibu ingin tahu bagaimana reaksinya ketika dia melihatmu yang selama ini dia anggap kamu sudah meninggal, pasti dia akan sangat terkejut sekali. Apa kamu masih mencintai pria itu?’’
‘’Saya masih mencintainya. Saya ingin sekali bertemu dengannya dan berbicara lagi dengannya, tapi saya tidak bisa melakukannya’’.
‘’Kenapa tidak bisa dilakukan? Kamu tinggal menghubungi dia dan katakan kamu masih hidup. Maya, sudah saatnya kamu mengejar kebahagiaanmu sendiri. Hidup dengan pria yang kamu cintai. Ibu dan ayah akan mendukungmu’’.
‘’Tapi....mungkin sekarang dia sudah menikah dengan wanita lain dan terimakasih ibu dan ayah sudah mau mendukungku’’.
‘’Kami belum memberitahmu soal Masumi Hayami. Ayahmu baru mendengar kabar tadi malam tentang dia,jadi kami belum sempat memberitahumu soal itu,karena kamu sudah tidur’’.
‘’Memangnya ada berita apa dari pak Masumi?’’
‘’Masumi Hayami sampai sekarang belum menikah. Ada kemungkinan dia masih mencintaimu, makanya sampai sekarang dia masih belum menikah. Maya, kami ingin melihat kamu hidup bahagia. Kamu sekarang adalah anak perempuan kami satu-satunya dan kami ingin segera mempunyai cucu.Anakmu dan Masumi Hayami’’.
Wajah Maya merona merah,tidak tahu harus menjawab apa. Maya menjadi gugup setelah ibunya mengatakan ingin segera mempunyai cucu darinya dan Masumi Hayami.
‘’Ada apa Maya? Apa kamu tidak ingin menikah dengan Masumi Hayami?’’
‘’Bu..bukan begitu. Aku ingin,tapi pak Masumi tidak tahu saya masih hidup’’.
“Kalau begitu kamu harus segera memberitahu dia, kalau kamu masih hidup. Maya, mau sampai kapan kamu akan terus bersembunyi dari dia. Jangan semuanya jadi terlambat bagimu’’.
‘’Saya takut Masumi masih marah padaku’’.
‘’Kejadian itu sudah 3 tahun yang lalu,mungkin dia juga sudah melupakan soal pelukanmu dengan Sakurakoji’’.
‘’Itu mungkin saja, tapi saya masih belum berani muncul di depan dia’’.
‘’Apa kamu masih marah dengannya?’’
‘’Tidak saya sudah tidak marah lagi padanya’’.
‘’Itu bagus. Oh ya, saya dengar Shiori Takamiya sudah meninggal’’.
‘’Eh, Shiori meninggal? Kapan? Saya sama sekali tidak tahu’’.
‘’Shiori meninggal 3 tahun lalu. Ayah dan ibu baru mengetahuinya seminggu yang lalu’’.
‘’Dari mana kalian tahu tentang hal itu?’’
‘’Dari salah satu pegawai ayahmu yang di kirim ke Jepang untuk menangani bisnis disana’’.
‘’Oh begitu. Saya sama sekali tidak tahu. Rasanya tidak percaya dia sudah meninggal’’.
Maya cepat-cepat menghabiskan makanannya.
‘’Saya sudah selesai makan. Saya mau ke kamar dulu mau chatting dengan seseorang. Saya ingin minta pendapat dari dia tentang hal ini’’.
‘’Apakah seseorang itu, orang yang waktu itu kamu ceritakan padaku,kalau tidak salah namanya Mayami, bukan?’’
‘’Iya betul. Dia orangnya. Saya suka bertukar pikiran dengannya’’.
‘’Jangan terlalu percaya padanya. Siapa tahu dia orang jahat.Kamu harus hati-hati’’.
‘’Saya tahu. Ibu tidak usah khawatir.Saya akan berhati-hati’.
Maya pergi kekamarnya,lalu menyalakan komputernya. Dia mencari-cari apakah Mayami sedang online atau tidak. Maya tersenyum,orang yang dicarinya ternyata sedang online,kemudian Maya menulis pesan padanya.
****
Masumi yang sedang melamun di kantornya mendapatkan pesan dari Rose teman chattingnya. Masumi tersenyum dan segera menjawab pesannya. Bagi Masumi, Rose adalah teman yang selalu dia tunggu untuk di ajak berbicara, lalu mereka pun saling menulis pesan.
Tok..tok..tok..
‘’Masuk!’’
‘’Ini ada beberapa dokumen lagi yang harus Anda tanda tangani’’.
‘’Tolong simpan di atas meja, nanti akan saya tanda tangani’’.
Mizuki yang melihat Masumi tersenyum-senyum sendirian di depan komputer membuat Mizuki heran. Biasanya Masumi selalu kelihatan serius kalau berada di depan komputer.
‘’Apa ada hal yang menyenangkan di komputer Anda?’’
‘’Eh, apa maksudmu?’’
‘’ Saya dari tadi melihat Anda senyum-senyum sendiri, jadi saya pikir telah terjadi hal yang menyenangkan. Biasanya Anda selalu kelihatan serius’’.
‘’Ternyata kamu selalu memperhatikan saya. Saya memang tidak bisa menyembunyikan apa-apa darimu. Kamu memang sekretaris yang sangat hebat. Saya beruntung memilikimu di sini. Sekarang saya sedang chatting dengan seseorang. Dia orang yang mudah diajak bicara. Kami selalu bertukar pikiran tentang segala hal meskipun saya tidak tahu siapa dia sebenarnya, dan kehadirannya selalu saya tunggu setiap kali saya online’’.
‘’Dia laki-laki atau perempuan?’’
‘’Perempuan. Memangnya kenapa kamu tanyakan itu?’’
‘’Tidak apa-apa hanya ingin tahu saja. Mungkin saja Anda akan jatuh cinta kepadanya’’.
‘’Apa...jatuh cinta padanya? Sebaiknya jangan bicara yang tidak masuk akal. Mana mungkin saya jatuh cinta padanya. Saya tahu apa yang kurasakan sekarang. Saya mengerti betul dengan perasaan saya. Saya hanya menganggap dia teman biasa tidak lebih dari itu karena saya masih......’’
‘’Masih mencintai Maya, bukan? Rupanya cinta Anda untuk Maya masih sangat kuat. Saya merasa terharu melihat ketulusan cinta Anda untuk Maya sampai sekarang. Cinta Anda kepada Maya begitu mendalam. Tidak disangka direktur Daito yang dingin dan tidak berperasaan bisa juga mencintai seorang wanita begitu dalam’’.
‘’Bagaimana denganmu? Apa kamu sudah mendapatkan cinta dalam hidupmu?’’
‘’Kalau itu saya....saya belum mendapatkannya. Kenapa Anda juga menanyakan hal itu kepada saya?’’
‘’Karena saya ingin melihatmu segera menikah dan hidup bahagia. Apakah sampai sekarang ini kamu tidak pernah menyukai seorang pria?’’
Kemudian Mizuki teringat dengan pemuda yang menolongnya membawa barang belanjaannya. Wajah Mizuki menjadi merah.
‘’Pasti ada kan Mizuki. Lihat wajahmu menjadi merah’’.
‘’Itu...itu....maaf saya tidak bisa mengatakannya. Saya permisi dulu pak Hayami’’.
Mizuki keluar dari kantor Masumi dengan terburu-buru untuk menghindari pertanyan Masumi lebih lanjut. Masumi yang melihat itu hanya tertawa.
‘’Sepertinya sekretarisku yang hebat itu sedang menyukai seseorang. Tapi siapa ya?’’
Masumi kemudian melanjutkan chatting .Rose juga mengatakan kepada Masumi kalau minggu depan hari ulang tahunnya dan Masumi pun memberikan ucapan selamat kepadanya. Masumi kemudian diam sejenak karena baru teringat sesuatu. Hari ulang tahun Rose sama dengan hari ulang tahun Maya. Beberapa menit kemudian Masumi mengakhiri pembicaraannya dengan Rose.
“Entah mengapa aku begitu cepat akrab dengan gadis ini, aku merasa sudah mengenal dia lama sekali. Aneh sekali’’.
****
Maya mematikan komputernya dan kemudian mengambil mantelnya yang tergantung di dalam lemarinya,memakai syal berwarna biru muda ,lalu memakai sepatu bot tebal, karena salju di luar banyak sekali. Hari ini Maya mau mengunjungi temannya sekaligus berjalan-jalan di kota. Di luar sangat dingin sekali dan sesekali angin bertiup kencang. Hanya beberapa menit berada di luar Maya sudah menggigil kedinginan. Maya memperhatikan anak-anak sedang membuat boneka salju dan lempar-lempar salju di taman bermain.Maya mendekati mereka dan bergabung dengan mereka. Mereka membuat banyak boneka salju dengan berbagai macam ukuran. Maya sangat menikmati bermain dengan mereka sampai lupa waktu. Ketika Maya melihat jam tangannya ternyata sudah jam 4 sore, lalu Maya berpamitan dengan mereka, dan cepat-cepat pergi dari taman bermain dengan berlari-lari.
****
Keesokan harinya Mizuki yang sudah selesai makan siang, tiba-tiba menyenggol seorang pria di depan pintu masuk Daito.
‘’Maafkan saya’’.
‘’Anda? Saeko Mizuki?’’
Mizuki kaget melihat pria itu, sama sekali tidak menyangka akan bertemu dengan dia disini.
‘’Apakah Anda Karato Hijiri?’’
‘’Benar. Saya senang Anda masih dapat mengingat nama saya. Senang bisa bertemu dengan Anda lagi.
‘’Saya juga senang bisa bertemu dengan Anda lagi disni. Apa yang sedang Anda lakukan disini?’’
‘’Saya baru saja bertemu dengan teman saya disini. Apa malam ini Anda punya waktu? Saya ingin mengajak Anda makan malam. Saya sudah lama tidak bertemu dengan Anda, jadi saya ingin berbicara dengan Anda’’.
Mizuki kaget tiba-tiba mendapatkan undangan makan malam dari seorang pria dan wajahnya jadi merona merah.
‘’Ba..baiklah saya terima undangan Anda’’.
‘’Bagus. Nanti malam saya menunggu Anda di Gold Rush jam 8 malam’’.
‘’Saya pasti datang. Maaf saya harus segera kembali ke kantor, pasti atasan saya sudah menungguku. Sampai ketemu disana’’.
Mizuki berjalan menuju ke kantornya dengan wajah bahagia.
Sesuai dengan waktu yang dijanjikan Mizuki datang tepat waktu dan Hijiri sudah berada di sana sedang menunggu Mizuki. Mizuki dan Hijiri menikmati makan malam mereka dengan menyenangkan.Dalam jamuan makan malam mereka menjadi kelihatan lebih akrab, kemudian mereka saling tukar nomor telepon. Sejak saat itu mereka berdua menjadi semakin akrab.
****
‘’Pagi, pak Hayami’’.
‘’Pagi! Hari ini kamu terlihat senang. Pasti hal yang menyenangkan sudah terjadi padamu ya’’.
Mizuki hanya tersenyum menanggapi perkataan Masumi.
‘’Sudahlah kalau kamu tidak mau cerita. Hari ini saya akan pulang lebih awal. Saya mau mengunjungi makam Maya’’.
‘’Selama 3 tahun ini Anda rajin sekali mengunjungi makam Maya setiap satu bulan sekali’’.
‘’Karena saya merindukannya dan ingin lebih dekat dengannya. Kalau bisa saya ingin memeluknya sekarang dan tidak dingin melepasnya lagi, Tapi itu tidak mungkin lagi. Orang yang sudah meninggal tidak mungkin akan hidup kembali. Tapi akhir-akhir ini saya merasa kalau Maya masih hidup di suatu tempat . Saya tahu,saya tidak boleh berharap yang tidak mungkin’’.
‘’Saya mengerti. Susah sekali melupakan orang yang kita cintai. Kalau begitu saya permisi dulu’’.
Masumi memeriksa dokumen-dokumen yang diberikan Mizuki tadi,matanya kemudian menangkap sesuatu dari dokumen yang dibacanya. Didalam dokumen itu ada nama Nicholas Emiliano Liebert. Siapa dia ya?’’
Dia ingin menanamkan sahamnya di sini. Tapi kenapa? Saya sama sekali belum pernah bertemu dengannya. Kenapa dia tertarik dengan Daito ya?’’
Masumi kemudian memanggil Mizuki.
‘’Ada apa?’’
‘’Kapan dokumen-dokumen ini datang?’’
‘’Tadi siang. Memangnya ada apa?’’
‘’Ada seorang pengusaha terkenal dari Jerman yang ingin menjadi investor disini’’.
‘’Benarkah. Itu menurut saya bagus sekali ada seorang pengusaha asal Jerman yang mau berinvestasi di sini’’.
‘’Iya kamu benar, mungkin ini akan baik bagi kita. Kita harus segera membahas ini. Coba cari tahu sekarang dia ada dimana?’’
‘’Baik. Saya segera akan mencari tahu. Kalau begitu saya permisi dulu’’.
Masumi kemudian melamun lagi memikirkan orang yang bernama Nicholas.
‘’Siapa dia sebenarnya?’’
Hari sudah menjelang sore, Masumi bersiap-siap untuk pulang lebih awal. Sebelum ke makam Maya, Masumi mampir dulu ke toko bunga dan membeli satu buket mawar ungu , kemudian meneruskan perjalanan lagi. Sesampainya di makam Maya, disana sudah sebuah karangan bunga mawar putih yang masih baru.Lalu Masumi melihat kiri kanan, depan belakang, untuk mencari tahu siapa yang telah datang karena setiap kali Masumi datang ke makam Maya selalu ada bunga mawar putih.
‘’Siapa sebenarnya orang yang telah datang ke makam Maya? Apa kenalan Maya atau temannya Maya?’’.
Masumi tidak dapat menebak siapa orang itu, meskipun dia sudah berusaha keras dan memikirkan kira-kira siapa yang telah datang ke makam Maya, tetapi tidak dapat menemukan jawabannya.Masumi pulang dengan penasaran dan tanda tanya akan orang yang telah mnegunjungi makam Maya.
‘’Saya harus segera mencari tahu siapa orang itu’’.
‘’Halo Mizuki, ini aku. Tolong segera kirim orang untuk mengawasi makam Maya, sepertinya ada orang yang diam-diam selalu mengunjungi makamnya’’.
‘’Baik. Saya akan segara mengirim orang untuk mengawasi makamnya’’.
Masumi kemudian pulang dan langsung mencari ayahnya. Masumi menemukan ayahnya di ruang kerjanya sedang membaca koran.
‘’Ayah saya ingin bicara sebentar denganmu. Ada yang ingin saya diskusikan denganmu’’.
‘’Baiklah. Apa yang ingin kamu bicarakan denganku?’’
‘’Sepertinya kita akan mendapatkan seorang investor yang bagus. Tadi siang aku baru saja mendapatkan laporan ada seseorang yang mau berinvestasi yang sangat besar untuk perusahaan kita. Ini akan menjadi keuntungan kita’’.
‘’Itu kabar baik. Siapa orangnya?’’
‘’Seorang pengusaha asal Jerman bernama Nicholas Emiliano Liebert’’.
‘’Benarkah? Apa kamu sudah menghubungi dia atau sudah ada kabar dari dia mengenai hal ini?’’
‘’Belum. Aku sedang mencari sekarang dia ada dimana, mungkin beberapa hari lagi aku akan mengetahui dia ada dimana. Aku yang akan menghubungi dia’’.
‘’Bagus. Kali ini kamu harus melakukan yang terbaik,jangan sampai hal ini gagal’’.
‘’Tenang saja ayah,aku akan melakukan yang terbaik,karena selama ini aku selalu yang melakukan terbaik’’.
****
Beberapa hari kemudian
Hari ini Maya berulang tahun. Sebagian ruangan yang ada di kastil sudah dihias dengan cantik. Di dalam kastil terlihat kesibukan untuk mempersiapkan pesta ulang tahun Maya. Para pelayan hilir mudik ada yang membawa peralatan makan,taplak meja,kue-kue kering,kue tart, pie dan makanan lainnya. Kue ulang tahun Maya sangat besar dan di letakan di tengah ruangan tempat diadakannya pesta berlangsung. Maya berada di kamarnya sedang di dandani oleh perias terbaik di kota ini.
Beberapa menit kemudian para undangan sudah mulai berdatangan. Tamu-tamu penting ayah angkatnya pun sudah berdatangan. Tidak lama kemudian Maya keluar dari kamar dan menemui tamu-tamu. Maya kelihatan sangat cantik sekali dan hari ini Maya berubah menjadi seorang putri. Maya memakai gaun terusan berlengan pendek berwarna putih keperakan dan juga berkilauan sampai mata kaki. Sepatunya berwarna sama dengan gaunnya. Rambutnya digerai dan sedikit dikeriting dibagian bawah rambutnya,lalu rambutnya dihiasi oleh mahkota yang bertahtakan berlian.Para tamu undangan terpesona oleh Maya yang begitu cantik terutama para pria yang tidak berkedip ketika melihat Maya. Maya memberi salam kepada para tamu undangan. Acara ulang tahun Maya di mulai dengan sangat meriah. Ayah dan ibu angkatnya memberikan ucapan selamat kepada Maya dan juga adik lakinya memberikan selamat pada Maya, tidak ketinggalan juga teman-temannya juga memberikan ucapan selamat.
‘’Ayako,terimakasih kamu sudah mau datang’’.
‘’Iya. Tentu saja saya akan datang ke pesta ulang tahunmu. Hari ini kamu sangat cantik sekali, seandainya Masumi Hayami melihat kamu yang secantik ini pasti dia juga akan terpesona melihatmu’’.
Wajah Maya berubah jadi merah.
‘’Benarkah? Sayangnya dia sekarang tidak melihatku’’.
‘’Maya, apa kamu senang dengan pesta yang ayah dan ibu adakan ini’’Kata Reiko.
‘’Tentu saja saya senang. Saya sangat berterimakasih pada kalian berdua yang sudah membuatkan pesta ulang tahun saya dengan meriah setiap tahunnya’’.
‘’Ibu senang kalau kamu senang. Ditinggal dulu ya ibu mau menemani para tamu dulu’’.
Beberapa jam kemudian pesta berakhir dan para tamu undangan sudah pergi. Di hari ulang tahunnya Maya mendapatkan banyak sekali hadiah.
Maya langsung membuka hadiahnya yang dibungkus oleh kertas kado berwarna emas dihiasi dengan pita warna perak dari ibu angkatnya. Maya mendapatkan sebuah jam tangan.Maya mendapatkan gaun cantik dari Andre. Lalu membuka hadiah dari ayah angkatnya yang dibungkus rapi oleh kertas kado berwarna hijau dengan pita warna kuning emas. Maya tercengang melihat cek itu dan angka yang tertulis disitu.
‘’Vater, diesem Scheck fűr mich? Warum gibt Vater mir viel Geld?’’
(Ayah, cek ini untuk saya? Kenapa ayah memberikan saya banyak uang)
‘’Der Scheck fűr dich. Das Geld fűr dein Taschengeld’’.
(Cek itu untuk kamu. Uang itu untuk uang saku kamu)
‘’Aber das ist zu viel’’
(Tapi ini terlalu banyak)
‘’Das ist kein Problem. Es ist ein Geburtstagsgeschenk vom Vater’’.
(Itu tidak masalah. Itu hadiah ulang tahun dari ayah)
‘’Vielen Dank, Vater’’.
(Terimaksih banyak ayah)
Maya hanya bisa menerimanya walaupun tidak enak hati diberi uang yang sangat besar dari ayah angkatnya.Maya kemudian kembali ke kamarnya dan disana sudah ada hadiah-hadiah ulang tahun dari teman-temannya menunggu untuk dibuka.
****
Keseokan harinya di kantor Masumi.
‘’Saya sudah mendapatkan informasi mengenai keberadaan pak Liebert. Sekarang dia ada di Schwangau, Jerman. Sekarang dia lagi bersama keluarganya disana. Pak Liebert baru saja merayakan hari ulang tahun anak perempuannya kemarin.Menurut informasi yang saya dapat 3 tahun lalu pak Liebert mengadopsi seorang anak perempuan berusia 20 tahun dan dia juga sudah mendaftarkan dia sebagai ahli waris kekayaan pak Liebert. Anak itu beruntung sekali diadopsi oleh dia dan dijadikan salah satu ahli waris’’.
‘’Benarkah? Kalau memang begitu seperti katamu anak itu sangat beruntung. Apa kamu sudah mendapatkan nomor teleponnya yang saya dapat hubungi’’.
Mizuki menyerahkan sebuah amplop coklat ke Masumi.
‘’Di dalam amplop itu tertulis informasi tentang dia. Anda juga disana dapat menemukan nomor telepon yang dapat Anda hubungi. Kalau begitu saya permisi dulu’’.
Masumi kemudian membuka amplop itu dan mengeluarkan 2 lembar kertas dari amplop itu, lalu membacanya. Setelah membacanya Masumi mengambil telepon yang berada disampingnya dan memulai menekan beberapa nomor. Terdengar suara nada sambung, dan Masumi menunggu jawaban seseorang disana.
Maya yang baru saja turun dari kamarnya di lantai atas bermaksud untuk mengambil obat flu,tiba-tiba mendengar suara telepon berdering dan Maya langsung menerima telepon itu.
‘’Guten Morgen!’’
Masumi terhenyak mendengar suara seorang wanita di telepon.
‘’Go...good morning, can I speak with Mr. Liebert?’’
‘’Oh, sure. Who is speaking?’’
‘’Masumi Hayami’’.
Maya bagai disambar petir ketika pria yang berbicara dangannya sekarang di telepon adalah Masumi Hayami. Tubuh Maya seketika membeku, tangannya yang memegang telepon gemetaran, wajahnya mulai berkaca-kaca dan tidak terasa air mata sudah mengalir dipipinya dan kemudian cepat-cepat dihapausnya.
‘’Hello, miss....are you still there?’’
‘’ye..yes...I’m still here. You want to talk to my dad, aren’t? Wait a minute’’.
Maya cepat-cepat menyimpan teleponnya dan segera memberitahu ayah angkatnya. Maya menemukan ayahnya ada di ruang kerjanya sedang mengetik.
‘’Es gibt ein Anruf fűr dich aus Masumi Hayami’’.
(Ada telepon untuk ayah dari Masumi Hayami)
Ayahnya menatap Maya dengan tatapan tajam dan serius.
‘’Wircklich! Ich denke nicht, er wird hier anrufen’’.
(Benarkah! Saya tidak menyangka dia akan menelepon kesini)
Ayah angkatnya menerima telepon dari Masumi. Mereka berbicara lama sekali. Maya hanya memperhatikan ayah angkatnya berbicara dengan Masumi Hayami. Maya duduk di sofa membaca majalah sambil makan kue kering. Beberapa menit kemudian ayahnya selesai bicara dengan Masumi.Maya menuntut penjelasan kepada ayah angkatnya kenapa bisa sampai mengenal Masumi.
‘’Kennt Vater Masumi Hayami?’’
(Apakah ayah kenal dengan Masumi?)
‘’Ja, ich habe ihn einmal getroffen, und habe ihn gesprochen. Aber er wisse nicht, wer ich bin’’.
(Iya, saya sudah satu kali bertemu dan berbicara dengannya. Tapi dia tidak tahu siapa saya)
‘’Ach so. So wűrde Papa űbermorgen nach Japan fliegen,und wird mit ihm treffen?’’
(Oh begitu. Jadi besok lusa ayah kan pergi ke Jepang dan bertemu dengannya?)
‘’Ja, ich werde mit ihm treffen,aber ich will nicht ihm sagen űber dich. Du willst dich darűber keine Sorgen’’.
(Iya, saya akan bertemu dengan dia, tetapi saya tidak akan mengatakan pada dia tentang kamu. Kamu jangan khawatir tentang itu)
‘’Danke, Vater”.
(Terimakasih Ayah)
Maya kembali ke kamarnya, dan naik ke tempat tidurnya. Disana Maya kembali menangis.
‘’Saya akhirnya dapat bicara dan mendengar suaranya lagi setelah 3 tahun saya meninggalkan dia. Saya senang bisa mendengar suaranya lagi, tapi disisi lain saya merasa bersalah telah meninggalkannya begitu lama.Apa dia masih marah padaku? Kalau saya kembali apa dia akan memaafkanku? Pak Masumi, saya sangat merindukan Anda. Apa tadi dia mengenali suaraku ya? Semoga saja tidak’’.
****
3 hari kemudian
Masumi dan ayahnya sudah berada di kantor untuk menyambut kedatangan Nicholas Liebert . Eisuke melihat kalau anaknya terlihat gugup dan gelisah dengan kedatangan Nicholas, walaupun dia tidak memperlihatkannya dan berusaha untuk tetap tenang.
‘’Tenanglah Masumi, semuanya pasti berjalan dengan baik. Kamu tidak perlu merasa gugup dan gelisah’’.
‘’Aku tahu’’.
Kemudian terdengar ketukan dan Mizuki masuk dan memberitahukan kalau Nicholas Liebert sudah datang. Ketika Masumi dan Nicholas bertemu pandang. Masumi terlonjak kaget.
‘’Anda. Tapi bagaimana mungkin’’.
‘’Ada apa Masumi? Apa kamu sebelumnya sudah mengenalnya?’’
Eisuke menatap bingung pada mereka berdua. Kemudian menyuruh Nicholas untuk duduk. Masumi masih tetap dalam keterkejutannya.
‘’Masumi. Kamu kenapa?’’
‘’Ah,tidak ada apa-apa’’.
‘’Mr. Hayami, we meet again here. Maybe we’ll often meet from now on’’.
‘’Yes, I think so. I don’t expect that you are Mr. Nicholas Liebert. Are you from the beginning already know who I’m ?’’
‘’Yes. I already know you from the beginning’’. Nicholas tersenyum pada Masumi.
Meskipun Eisuke tidak tahu apa yang terjadi pada mereka berdua, dia tetap memperhatikan mereka berdua dan tidak berusaha untuk menyela pembicaraan mereka. Masumi dan Nicholas sangat serius dalam membicarakan mengenai penanaman modal di Daito entertaiment. Nicholas serius membaca dokumen-dokumen yang diberikan Masumi dan membolak-balik dokumen itu berulang kali. Kemudian Nicholas menyatakan persetujuannya untuk berinvestasi. Masumi terlihat senang dengan jawaban dari Nicholas.
‘’Thank you very much. I hope our cooperation goes well’’.
Mereka kemudian bersalaman,dan Masumi sangat senang karena berjalan sesuai dengan rencananya.
‘’I invite you and your Father to my birthday party next month at my Castle in Schwangau, Germany. I hope you can come’’.
‘’Oke. I try to come there. Thank you for your invitation’’.
‘’Now I have to go.Nice to meet you and see you later’’.
Nicholas meninggalkan kantor Masumi diikuti oleh sekretarisnya dan asistennya, Eisuke terus menatap Masumi penuh dengan pertanyaan. Sekarang hanya mereka berdua di kantor.
‘’Apa kamu kenal dengan dia? Pantas saja dia mau berinvestasi di sini’’.
‘’Tidak ayah. Aku tidak kenal dia sebelumnya. Aku pernah bertemu dia di Praha dan saat itu saya juga tidak tahu siapa dia sebenarnya.’’.
‘’Oh begitu rupanya. Pantas saja kalian tadi berdua terkejut. Dia mengundang kita ke pesta ulang tahunnya. Apa kita harus pergi kesana?’’
‘’Sepertinya begitu. Kita akan kesana bulan depan’’.
‘’Baiklah. Saya mau pulang dulu. Sepertinya urusan saya disini sudah selesai’’.
****
Maya berada dikamarnya sedang memikirkan sesuatu dan berjalan mondar-mandir sampai kepalanya terasa pusing,kemudian dia duduk di pinggir tempat tidurnya. Cepat-cepat Maya mengambil Hpnya yang terletak di samping meja tempat tidurnya dan menekan tombol dengan terburu-buru. Tidak lama kemudian terdengar suara nada sambung.
‘’Hallo Vater! Ăśbermorgen wűrde ich nach Japan fliegen’’.
(Halo ayah! Besok lusa saya akan pergi ke Jepang)
‘’Wirklich! Mit wem fliegst du nach Japan?
(Benarkah! Dengan siapa kamu pergi ke Jepang?)
‘’Ich fliege allein’’.
(Saya pergi sendirian)
‘’Ach so. Ich werde auf dich hier warten’’.
(Oh begitu. Saya akan menunggumu disini)
‘’Vater, bis űbermorgen’’.
(Ayah, sampai jumpa besok lusa)
Maya segera membereskan barang-barang dan pakaiannya ke dalam koper. Lalu dia turun ke bawah menemui ibunya yang sedang merajut pakaian di ruang keluarga.
‘’Ibu, besok lusa saya akan pergi ke Jepang’’.
‘’Apaaa...pergi ke Jepang! Kenapa tiba-tiba kamu mau pergi kesana?’’
‘’Saya tadi sudah memikirkannya masak-masak, dan saya memutuskan untuk pergi kesana. Saya ingin menemui teman-teman saya disana dan juga pak Masumi’’.
Ibunya menyimpan rajutannya di meja dan duduk di hadapan Maya.
‘’Apa kamu sudah yakin akan menemui mereka?’’
‘’Iya. Saya sudah yakin. Saya tidak ingin terus bersembunyi dan lari dari masalah. Mereka harus tahu kalau saya sebenarnya masih hidup’’.
‘’Bagus. Ibu mendukungmu, tapi maaf saya tidak bisa ikut denganmu kesana. Jadi kamu juga akan menemui Masumi Hayami?’’
‘’Saya juga tidak bisa ikut dengamu’’kata Andre.
‘’ Tidak apa-apa ,kalau kalian tidak ikut dengan kami. Saya hanya akan melihat dia dari kejauhan saja. Saya belum berani muncul di depan pak Masumi’’.
‘’Kenapa kamu tidak berani?’’
‘’Saya takut dia masih marah padaku dan belum memaafkanku’’.
‘’Jadi kamu jauh-jauh datang ke Jepang hanya untuk melihat dia dari jauh. Kalau kamu seperti itu terus, kapan kalian akan bersama. Ibu tidak mengerti dengan jalan pikiranmu sekarang’’.
‘’Maafkan saya’’.
‘’Maya, kamu tidak perlu minta maaf. Semoga saja ketika kamu pulang dari sana dapat membawa berita baik’’.
‘’Terimakasih. Saya sayang ibu’’.
****
Mizuki yang sedang nonton drama di TV mendapat pesan dari Hijiri.
(Nona Mizuki, saya menunggu Anda besok siang di depan stasiun Shibuya)
Kemudian Mizuki membalas pesannya dengan cepat.
(Baiklah, saya akan datang. Sampai jumpa besok siang)
Mizuki merasa senang mendapat pesan dari Hijiri.Sejak makan malam waktu itu mereka terus saling berhubungan melalui telepon. Mizuki senang akhirnya dia dapat bertemu dengan Hijiri lagi. Bagi Mizuki, Hijiri adalah pria misterius. Meskipun sudah saling kenal,tapi tidak tahu siapa sebenarnya Hijiri. Hijiri selalu sibuk dengan pekerjaannya , sehingga jarang untuk bertemu.
Keesokan siangnya Mizuki sudah menunggu di depan stasiun Shibuya dekat patung Hachiko lebih cepat 10 menit. Lima menit kemudian Hijiri datang dengan membawa satu buket mawar merah dan memberikannya pada Mizuki.Wajah Mizuki berubah jadi merah menerima bunga itu, terlebih lagi bunga itu di berikan padanya di hadapan orang banyak. Orang-orang disekitar mereka memperhatikannya dan mulai berbisik-bisik.
‘’Terimakasih bunganya’’.
Hijiri tersenyum dan mengajak Mizuki jalan-jalan. Meraka berdua berjalan dalam diam. Keadaan diantara mereka semakin canggung, tidak ada satupun diantara mereka berbicara. Kemudian hijiri belok kesebuah gang kecil dan masuk ke sebuah kedai kopi.
‘’Selamat datang’’kata pelayan kedai kopi itu.
Kemudian mereka mengambil tempat duduk di dekat jendela.
‘’Apa kamu sering datang kesini’’kata Mizuki.
‘’Iya. Saya sering datang kesini. Disini kopinya sangat enak’’.
‘’Benarkah?’’
Mereka berdua memesan secangkir kopi dan pie apel. Kemudian Mizuki meminum kopinya.
‘’Anda memang benar. Kopinya enak sekali. Saya suka’’.
‘’Syukurlah kalau kamu menyukainya’’.
‘’Ada apa Anda mengajakku keluar. Apa ada yang ingin dibicarakan dengan saya?’’
Wajah Hijiri berubah jadi merah dan tampak malu-malu. Lalu dia mengeluarkan sesuatu dari saku jaketnya sebuah kotak kecil berwarna abu-abu, kemudian diberikan kepada Mizuki. Mizuki menatap Hijiri dengan pandangan bingung,lalu Mizuki membuka kotak itu dan ketika melihat isinya, Mizuki sangat terkejut.
‘’Apa maksud semua ini?’’
‘’Nona Mizuki, maukah Anda menikah dengan saya?’’
Mizuki sama sekali tidak menyangka, kalau Hijiri akan melamarnya . Terlebih lagi dia melamarnya di kedai kopi. Mizuki bepikir apa tidak ada tempat yang lebih romantis untuk melamarnya selain disini.
‘’Apa jawaban Anda? Maaf saya melamar Anda di tempat seperti ini. Saya bukanlah orang yang romantis’’.
Wajah Mizuki memerah dan merasa gugup. Kemudian Mizuki meminum kembali kopinya.
‘’Itu....itu...Saya....’’Mizuki memain-mainkan jarinya.
‘’Apa nona Mizuki saya tidak mengerti’’.
Mizuki menghela nafas, kemudian membuka mulutnya.
‘’Saya menerima lamaran Anda’’kata Mizuki dengan wajah bahagia .
‘’Benarkah?Anda menerima lamaran saya’’.
‘’I..iya’’.
Hijiri pun berteriak kegirangan, sampai-sampai pengunjung di kedai kopi itu kaget dan mereka berdua menjadi pusat perhatian di kedai kopi itu dan Hijiri meminta maaf kepada mereka
‘’Maaf...maaf...’’
Hijiri kembali duduk dan meminum kopinya kembali.
‘’Terimakasih. Sudah menerima lamaran saya. Kita akan segera menentukan tanggal pernikahan kita’’.
Kemudian Hijiri memasangkan cincin di jari manis Mizuki.
‘’Saya senang cincin itu pas di jarimu’’.
Mizuki kemudian melihat cincin yang sudah melingkar di jari manisnya dengan perasaan bahagia.
****
Mizuki datang ke kantor lebih awal. Perasaan bahagia masih menyelimutinya.Mizuki bernyanyi dan bersiul selama membereskan dokumen-dokumen penting untuk diserahkan kepada Masumi. Masumi yang sudah tiba di kantornya, melihat Mizuki dengan heran.
‘’ Ada apa denganmu hari ini? Kelihatannya senang sekali’’.
Mizuki tersenyum pada Masumi dan mengikutinya masuk kedalam kantor sambil menyerahkan beberapa dokumen untuk diperiksa dan ditanda tangani oleh Masumi.Masumi mulai memeriksanya.
‘’ Saya akan menikah sebentar lagi’’.
Masumi yang dari tadi serius membaca dokumen langsung berhenti membaca dan menoleh ke arah Mizuki dengan tatapan kaget dan tidak percaya kalau sekretarisnya akan segera menikah.
‘’Apaaaa...tadi kamu bilang apa?’’
‘’Saya sebentar lagi akan menikah. Kemarin saya telah dilamar oleh seorang pria tampan’’.
‘’Benarkah? Kamu dilamar siapa? Apa saya mengenal orang itu? Padahal tadinya saya ingin mengenalkanmu pada seseorang. Kalau kamu sudah dilamar,tidak gunanya lagi saya memperkenalkanmu pada orang itu’’.
‘’Terimakasih pak Hayami, Anda sudah mau mengenalkan kenalan Anda kepada saya. Tapi itu sudah tidak perlu. Sepertinya Anda tidak kenal dengan orang itu’’.
Lalu Mizuki memperlihatkan cincinya kepada Masumi.
‘’Selamat untukmu. Kapan kamu akan menikah?’’
‘’Saya masih belum tahu. Mungkin dalam waktu dekat ini’’.
‘’Saya harap setelah kamu menikah, kamu bisa tetap menjadi sekretarisku’’.
‘’Rupanya Anda tidak ingin kehilangan saya sebagai sekretaris Anda. Saya kira Anda akan senang kalau saya pergi’’.
‘’Saya tidak ingin kehilangan sekretaris sehebat dirimu’’.
Mizuki tersenyum dan mulai tertawa.
‘’Kenapa kamu tertawa? Apa ada yang lucu?’’
‘’Tidak pak Hayami. Tidak ada apa-apa. Hanya saja saya tidak menyangka Anda takut kehilangan diri saya. Sebaiknya saya pergi dulu. Permisi’’.Mizuki Masih saja tertawa.
‘’Ada apa dengan dia? Dia malah mentertawaiku’’. Masumi mengelengkan kepalanya.
Masumi sangat senang akhirnya Sekretarisnya dapat menikah dan hidup bahagia. Selama ini dia sudah banyak membantu Masumi dari urusan pekerjaan sampai urusan masalah cintanya.
****
Maya yang telah selesai membereskan barang-barangnya, dia meraih Hpnya dan mencari sebuah nama, dan akhirnya menemukan nama yang di carinya Masumi Hayami. Dengan tangan gemetar dia mencoba untuk menekan tombol panggil,tapi Maya berubah pikiran dan kembali menyimpan Hpnya. Lalu Maya terus memandangi Hpnya dan mengambilnya lagi. Maya mengambil nafas panjang berkali-kali, kemudian tangannya menekan tombol panggil. Terdengar suara nada sambung. Tidak lama kemudian terdengar suara seorang pria. Suara yang dirindukannya selama ini.
‘’Halo, selamat siang!’’
Maya hanya diam, matanya mulai berkaca-kaca, kemudian menangis dalam diam. Dia berusaha agar suara tangisannya tidak terdengar oleh Masumi.
‘’Halo....halo...halo...’’
Maya kemudian segera menutup teleponnya,kemudian dia menangis di tempat tidurnya.
Masumi menutup teleponnya dengan wajah bingung.
‘’Kira-kira siapa yang tadi meneleponku. Aneh sekali’’.
Masumi kemudian melanjutkan pekerjaannya lagi, dan dia sudah melupakan telepon aneh yang masuk ke kantornya.
****
Hari keberangkatan Maya ke Jepang akhirnya tiba juga. Hari ini Maya sudah berpakaian rapi dan siap untuk pergi. Waktu sudah menunjukan pukul 07.00 , Maya keluar dari kamarnya dan menuju ke ruang makan untuk sarapan pagi. Ibunya sudah menunggunya di ruang Makan.
‘’Selamat pagi!’’
‘’Selamat pagi, Maya! Apa kamu sudah siap untuk pulang ke Jepang? ‘’
‘’Iya. Saya sudah siap’’.
‘’Selama dalam perjalanan kamu harus berhati-hati. Saya tidak ingin kejadian 3 tahun yang lalu menimpamu lagi’’.
‘’Saya akan berhati-hati. Saya akan menjaga diri saya. Ibu tidak usah khawatir’’.
Maya kemudian menghabiskan sarapan paginya dengan terburu-buru. Setelah selesai makan Maya langsung berpamitan kepada ibunya dan pada semua pelayan di rumahnya. Sopir sudah menunggunya di depan rumah. Maya kemudian masuk ke dalam mobil dan sekali lagi melambaikan tangannya kepada ibunya dan para pelayan
Maya berdua tidur sangat nyenyak di pesawat. Setelah melakukan penerbangan selama berjam-jam, akhirnya keesokan paginya Maya sampai di bandara Narita. Disana sudah ada yang menjemputnya. Maya pulang kerumah ayah angkatnya dan sesampainya di rumah Maya disambut oleh para pelayan dan ayahnya.
‘’Selamat datang nona Kitajima’’kata salah satu pelayan itu.
‘’Willkommen, Maya’’ kata ayahnya.
(Selamat datang,Maya)
Maya tersenyum dan masuk kedalam rumah diikuti oleh para pelayan. Salah satu pelayannya membawakan barang-barang Maya ke kamarnya.
‘’Wie geht’s dir?’’
(Apa kabar?)
‘’Gut. Vater. Und du?’’
(Baik. ayah. Dan ayah?)
‘’Gut auch.
(Baik juga).
‘’Ich bin sehr műde.Jetzt mĹ‘chte ich zu mainem Zimmer und ausruhen’’.
(Saya sangat lelah. Sekarang saya ingin pergi ke kamar saya dan beristirahat)
‘’OK. Ich werde dich auf dein Zimmer liefern’’.
(Ok. Saya akan mengantarkanmu ke kamar)
Kemudian ayahnya mengantarkan Maya ke kamarnya. Ini pertama kalinya Maya tinggal di rumah ayah angkatnya di Jepang. Rumah ini berlantai 3 dan bergaya eropa. Kamar Maya berada di lantai 2 dan kamarnya sangat besar, meskipun tidak sebesar kamarnya di Jerman. Kamarnya menghadap kebun bunga.Maya melihat keseliling halaman belakang rumah dari balkon kamarnya. Maya kembali masuk kamar dan langsung naik ketempat tidur.
‘’Akhirnya saya pulang ke Jepang dan saya sudah berada lebih dekat dengan pak Masumi. Sekarang dia lagi apa ya? Apa dia sedang ada di kantornya seperti biasa?’’
Maya kemudian jatuh tertidur.
Masumi yang berada dikantornya bersin-bersin dan mengusap hidungnya berkali-kali.
‘’Sepertinya ada yang sedang membicarakan saya’’.
Menjelang sore Maya bangun, lalu mandi dan berpakaian. Maya memutuskan unuk berjalan-jalan di luar. Tidak lupa memakai wig dan kacamata hitamnya. Maya takut di luar sana masih ada yang mengenalinya. Maya kemudian turun dari kamarnya dan mencari ayahnya untuk berpamitan. Maya menemukan ayahnya di ruang kerjanya sedang berbicara dengan sekretarisnya.
‘’Vater. Ich will spazierengehen’’.
(Ayah. Saya akan pergi jalan-jalan)
‘’OK. Passt du auf!’’
(Ok. Berhati-hatilah!)
Maya kemudian keluar dari ruang kerja ayahnya dan memulai perjalananya untuk melihat-lihat kota tempat dia tinggal sebelumnya. Maya sengaja berjalan kaki karena ingin melihat-lihat keadaan sekelilingnya dengan tenang.Setiap kali ada orang yang lewat, Maya merasa sedikit was-was kalau orang itu akan mengenalinya.Tujuan pertama yang didatangi adalah taman bermain yang sering dikunjunginya. Maya duduk diayunan dan matanya melihat kesekeliling taman, sambil mengingat-ingat masa lalunya. Lalu Maya pergi ke apartemen yang dia tempati dengan Rei,Mina,Sayaka dan Taiko. Apartemen itu tidak banyak berubah selama 3 tahun. Maya berpikir apa mereka masih tinggal di sana atau sudah pindah. Selama beberapa saat Maya memandangi apartemen itu. Setelah puas memandanginya, Maya pergi dari sana dan berjalan-jalan di kota sampai waktu menjelang malam.
Maya kemudian mempercepat langkahnya untuk pulang ke rumah. Setelah tiba di rumah Maya disambut oleh salah satu pelayan dan menyuruhnya untuk pergi keruang makan karena makan malam sudah dihidangkan dan ayahnya sudah menunggu disana.
‘’Guten Abend!’’kata Maya.
(Selamat malam!)
‘’Guten Abend!
(Selamat malam!)
Maya langsung duduk di meja makan dan makan malamnya sudah disiapkan.
‘’Wohin ging du ?’’
(Kemana tadi kamu pergi?)
‘’Ich gig auf den Spielplatzt,meine Wohnung,das Stadtzentrum ‘’.
(Saya pergi ke taman bermain,apartemen saya,pusat kota )
‘’Ach so’’.
(Oh begitu)
Maya kembali memakan makan malamnya dengan tenang dan wajahnya terlihat sangat lelah.
‘’Ich habe mit dem Essen fertig, und ich will jetzt zurűck zu meinem Zimmer.Guten Nacht, Vater!’’
(Saya sudah selesai makan, dan saya sekarang akan kembali ke kamar saya. Selamat malam ayah!)
‘’Guten Nacht!’’
(Selamat malam)
Maya meninggalkan ayahnya sendirian di ruang makan dan kembali ke kamarnya. Maya menyalakan lampu kamarnya , melempar tasnya ke atas sofa,membuka pakaiannya dan pergi ke kamar mandi. Sebelum tidur Maya menyempatkan diri membaca novel yang sudah lama tidak selesai dibacanya. Beberapa menit kemudian Maya sudah mulai mengantuk dan matanya sudah terasa berat,tidak bisa diajak kompromi lagi. Maya jatuh tertidur dengan masih memegangi buku.
****
Maya bangun pagi-pagi sekali dengan wajah segar. Hari ini Maya akan mengunjungi anggota teater Mayuko.Jantung Maya berdebar lebih kencang karena sebentar lagi akan bertemu dengan sahabat-sahabatnya yang sudah lama tidak ditemuinya selama 3 tahun.
Maya berjalan menuju pintu masuk apartemen. Maya berjalan dengan gugup dan dia melangkah dengan pelan-pelan. Kini Maya sudah berada di depan pintu masuk. Lalu Maya menekan bel yang ada di depan pintu. Kemudian terdengar suara dari balik pintu. Jantung Maya berdebar-debar dan terlihat sangat gelisah.
Tidak lama kemudian seseorang membuka pintu dan pintu pun terbuka. Disana Rei berdiri dan menatap tamunya yang tidak terduga. Mata Rei terbuka lebar karena terkejut dan berdiri tidak bergerak. Kemudian dari belakang Rei terdengar suara seorang wanita.
‘’Rei, ada apa? Siapa yang datang?’’kata Taiko.
Rei tidak menjawab pertanyaan Taiko, lalu Taiko menghampiri Rei. Taiko pun sama terkejutnya dengan Rei dan majalah yang di pegang Taiko langsung jatuh ke lantai.Selama beberapa saat mereka saling pandang satu sama sekali, tidak ada yang berbicara. Kemudian Maya memulai berbicara untuk memecahkan keheningan diantara mereka.
‘’Permisi. Bolehkah saya masuk?’’
Rei dan Taiko tersadar dari keterkejutannya dan mempersilahkan Maya masuk. Maya menebarkan pandangannya disekeliling apartemennya. Apartemennya tidak banyak berubah. Maya senang sekali bisa berada disini lagi yang dia kira tidak akan pernah datang lagi kesini.Taiko dan Rei yang sejak tadi menatap Maya, masih belum mempercayai penglihatannya, apa yang didepan matanya ini Maya atau bukan atau hanya mimpi.
‘’Rei coba cubit saya. Apa saya sedang mimpi atau tidak?’’
‘’Kalau ini mimpi, kita berdua sudah melihat mimpi yang sama’’kata Rei.
Rei mencubit pipi Taiko.
‘’Aaaaawwwwww..... Ternyata ini bukan mimipi’’.
Rei dan Taiko masih menatap mereka berdua.Taiko kemudian pergi ke dapur membawa minuman dan makanan ringan untuk mereka berdua.Rei masih saja berdiri,lalu Taiko menyuruh Rei segera duduk.
‘’Apa kamu Maya?’’kata Rei.
‘’Iya Rei, saya Maya. Saya belum meninggal. Saya masih hidup’’.
‘’Boleh saya menyentuhmu?’’kata Rei.
‘’Saya juga boleh menyentuhmu’’kata Taiko.
‘’Tentu saja boleh’’.
Rei dan Taiko mendekati Maya. Mereka menyentuh Maya berkali-kali.
‘’Kamu memang benar-benar Maya dan bukan hantu’’ kata Taiko.
‘’Jadi tadi kalian menganggap saya hantu ya’’.
‘’Tentu saja kami akan beranggapan seperti itu,karena kamu tiba-tiba muncul. Setelah kami tahu kamu sudah meninggal’’kata Taiko.
‘’Saya mengerti. Tapi sekarang kalian sudah tahu kalau saya masih hidup’’.
‘’Bagaimana kamu masih hidup, kami semua melihat jenazahmu beserta barang-barangmu. Sebenarnya apa yang telah terjadi?’’kata Rei.
‘’Itu...ceritanya sangat panjang. Sebenarnya saya tidak naik pesawat itu, yang naik pesawat itu adalah orang lain’’.
‘’Apaaa....Apa maksudmu dengan orang lain’’kata Rei.
‘’Orang yang menaiki pesawat itu adalah orang yang sudah merampok saya. Perampok itu membawa tasku’’.
‘’Lalu selama ini kamu menghilang kemana?’’kata Rei.
‘’3 tahun ini saya tinggal di Jerman bersama dengan ayah, ibu dan adik angkat saya. Minggu depan saya harus pulang lagi kesana, karena saya harus menyelesaikan kuliah saya’’.
“Apaaa..kamu punya orang tua angkat dan sekarang kuliah disana’’kata Taiko.
Maya menganggukan kepalanya.
‘’Lalu kenapa kamu tidak segera memberitahu kami kalau kamu masih hidup. Apa pak Hayami tahu kalau kamu masih hidup?’’
‘’Maafkan saya tidak memberitahu kalian,karena kalau kalian saya beritahu, pak Masumi akan bertanya pada kalian di mana saya berada’’.
‘’Apa kamu tahu setelah kami tahu kamu sudah meninggal, kami semua sangat sedih, dan yang paling sedih dan menderita atas meninggalnya kamu adalah pak Hayami’’.
‘’Maaf. Saya sudah membuat kalian sedih dan khawatir’’.
‘’Sudahlah, tidak apa-apa. Syukurlah kamu baik-baik saja’’kata Rei
‘’Sekarang kamu tinggal dimana?’’kata Taiko.
‘’Saya tinggal di rumah ayah angkat saya. Bagaimana kalau kalian datang kerumah? Sekalian ajak Sayaka dan Mina’’.
‘’Ide yang bagus. Kami akan datang kesana. Kapan kami bisa kesana?’’kata Rei.
‘’Bagaimana kalau 2 hari terakhir saya ada disini saja?’’
‘’Baiklah’’ kata Rei.
‘’Apa kalian masih tinggal bersama di sini?’’
‘’Tidak. Sayaka dan Mina sudah tidak tinggal disini lagi. Mereka sudah mempunyai keluarga sendiri?’’kata Rei.
‘’Eh, benarkah? Sekarang mereka tinggal dimana? Saya ingin mengunjungi mereka’’.
‘’Sayaka tinggal di dekat-dekat sini dan Mina tinggal di dekat stasiun Shibuya. Mereka sering datang kesini. Kata mereka katanya mau datang kesini hari ini. Mereka baru menikah 4 bulan yang lalu. Mereka menikah bersama-sama’’kata Rei.
‘’Oh begitu. Bagaimana kabar bu Mayuko?’’
Rei dan Taiko saling berpandangan, kemudian memasang wajah sedih.
‘’Sepertinya kamu belum tahu, kalau bu Mayuko sudah meninggal 2 tahun lalu’’kata Rei.
‘’APAAAA....saya sama sekali tidak tahu. Saya pikir bu Mayuko baik-baik saja’’.
Maya mulai menangis.
‘’Sudah Maya. Kami juga sangat sedih ketika diberitahu bu Mayuko sudah meninggal’’kata Taiko.
Tidak lama kemudian terdengar suara gaduh diluar,lalu mereka masuk ke dalam.
‘’Rei, saya bawa.....’’kata Sayaka.
Sayaka tidak meneruskan kata-katanya ketika dia melihat Maya dengan ekspresi kejut.
‘’Halo Sayaka, apa kabar?’’kata Maya.
Mina yang kemudian menyusul Sayaka ke ruang tamu ikut terkejut dan menjatuhkan barang belanjaannya ke lantai.
‘’Halo Mina, apak kabar?’’kata Maya.
‘’Maya, kenapa kamu ada disini bukannya kamu sudah meninggal? ‘’kata Sayaka.
Sayaka kemudian mendekati Maya dan terus menatapnya, lalu memegang kedua tangan Maya.
‘’Maya, apa yang terjadi denganmu?’’kata Sayaka.
‘’Saya belum meninggal. Saya selamat dari kecelakaan itu, karena saya tidak pernah menaiki pesawat itu’’.
‘’Benarkah itu Maya?’’kata Mina.
‘’Itu benar’’.
Kemudian Sayaka dan Mina menangis dan memeluk Maya.
‘’Syukurlah kalau kamu selamat. Saya kira kami tidak akan bertemu denganmu lagi’’kata Sayaka.
‘’Terimakasih. Kalian sudah mengkhawatirkan saya. Sekarang kalian jangan mengkhawatirkan saya lagi. Saya sekarang sudah tidak apa-apa’’.
Maya menceritakan semuanya kepada mereka tentang kecelakaan itu dan dimana selama ini dia tinggal.
‘’Bagaimana kita merayakan kembalinya Maya. Kita buat pesta kecil disini’’kata Rei.
‘’Itu ide yang bagus. Mari kita lakukan’’kata Sayaka.
Kemudian mereka mengadakan pesta penyambutan kembalinya Maya dengan meriah meskipun disana hanya ada 5 orang. Rei pergi ke kamarnya dan kembali dengan membawa sebuah tas yang kotor.
‘’Maya ini tasmu. Kami menemukan tas ini dengan jenazah yang kami kira itu adalah kamu. Saya menyimpan semua barangmu yang tidak terbakar disini’’kata Rei.
Maya mengambil tasnya dari tangan Rei dan membuka tasnya untuk melihat isinya.
‘’Terimakasih. Kamu sudah mau menyimpannya’’.
‘’Saya tidak mungkin membuang barang milikmu. Meskipun waktu itu kami sudah menganggapmu sudah meninggal’’.
‘’Oh ya. Hpmu juga masih utuh dan masih bisa dipakai, tapi sayangnya Hpmu tidak ada padaku. Pak Hayami yang menyimpannya’’.
‘’Pak Masumi?”
“Iya. Waktu itu dia yang memintanya sendiri. Jadi saya izinkan dia mengambilnya’’kata Rei.
‘’Oh begitu. Saya mengerti’’.
Maya dan teman-temannya masih merayakan pesta. Kemudian HP Maya berbunyi.
Krrriiinnnggg......kriiinnnngggg
Maya mengambil Hpnya di dalam tas dan menerima telepon itu dan ayahnya memberitahunya untuk makan malam bersama.
2 jam kemudian ayah angkat Maya datang menjemput, dan Maya memperkenalkan ayah angkatnya ke Rei,Mina,Taiko dan Sayaka.
‘’Kenalkan ini ayah angkat saya?’’
‘’Nice to meet you all’’.
Mereka semua kemudian bersalaman , kemudian Maya dan ayahnya masuk ke dalam mobil.
Setengah jam kemudian mereka tiba di restoran Gyudon Isshinya. Mereka makan malam disana dan Maya menceritakan pertemuannya dengan teman-temannya kepada ayah angkatnya. Ayahnya mendengarkan cerita Maya dengan seksama. Setelah mereka makan malam mereka pergi jalan-jalan ke Ginza. Ketika Maya sedang asyik melihat-lihat aksesoris rambut,Maya bertabrakan dengan seseorang. Ketika Maya mengetahui orang yang di tabraknya adalah Ayumi, Maya terkejut dan wajahnya berubah pucat.Maya cepat-cepat meminta maaf dan langsung pergi dari sana.
‘’Semoga saja Ayumi tidak mengenali saya tadi’’.
Ayumi masih disana berdiri sambil memandang kepergian wanita yang menabraknya tadi dengan wajah heran.
‘’Wanita tadi mirip dengan seseorang, tapi siapa ya? Wajah itu sudah tidak asing lagi bagi saya’’.
Lalu Ayumi kembali berjalan dan seketika langkahnya berhenti, kemudian menoleh ke belakang.
‘’Ah itu tidak mungkin. Pasti itu bukan Maya. Mungkin itu hanya orang yang mirip dengan Maya’’.
Ayumi kembali berjalan dan membuang pikiran itu jauh-jauh.
Setelah selesai berjalan-jalan di Ginza , mereka pulang ke rumah dan Maya seperti biasa masuk kedalam kamarnya dan langsung jatuh tertidur.
****
Ayumi yang sudah berada dirumahnya, pikirannya teringat akan pertemuaannya dengan wanita itu. Ayumi mulai mengingat-ingat wajah wanita itu, dan semakin diingat wajah wanita itu wajahnya mirip dengan Maya.
‘’Apa mungkin di dunia ini ada orang yang benar-benar mirip. Kecuali kalau mereka bersaudara kembar, tapi Maya tidak mempunyai saudara kembar. Kalau wanita itu Maya, itu tambah tidak mungkin lagi karena Maya sudah meninggal. Tapi tunggu....kalau Maya tidak meninggal waktu kecelakaan itu bagaimana...mungkin saja Maya masih hidup.... bagaimana kalau itu bukan jenazah Maya,tapi semua barang-barang Maya ada bersama jenazah itu....aaarrrggghhh....ini jadi semakin membingungkan’’.
Ayumi lalu melemparkan dirinya ke tempat tidur, kemudian kepalanya menoleh ke kanan dan dia melihat Hpnya, lalu cepat-cepat mengambil Hpnya dan ayumi segera menghubungi seseorang.
Masumi yang baru saja pulang dari kantor mendapatkan sebuah panggilan dari Ayumi.Masumi cepat-cepat menjawabnya.
‘’Maaf. Malam-malam saya menganggu Anda. Tapi saya sekarang sedang memikirkan hal yang membuat saya bingung dan saya butuh pendapat Anda’’.
“Memangnya ada apa?’’
‘’Tadi saya bertemu dengan seorang wanita yang mirip dengan Maya di Ginza’’.
‘’Benarkah itu?’’
Jantung Masumi berdetak lebih kencang ketika diberitahu ada wanita yang mirip dengan Maya.
‘’Iya. Tapi saya pikir itu tidak mungkin, kalau di dunia ini ada 2 Maya, kecuali Maya mempunyai saudara kembar, tapi kenyataannya Maya tiak memiliki saudara kembar bukan. Saya jadi berpikir, jangan-jangan Maya masih hidup dan bagaimana kalau jenazah yang ditemukan itu bukan Maya,tapi milik orang lain. Saya tahu semua bukti mengarah kalau jenazah itu adalah Maya. Bagaimana kalau kita salah mengenali Jenazah itu?’’
‘’Saya juga berharap Maya masih hidup disuatu tempat.Tapi sekarang saya sudah dapat menerima kenyataan kalau Maya sudah tidak ada lagi di dunia ini. Sekarang saya tidak ingin berpikir hal-hal yang tidak mungkin. Meskipun tubuh Maya sudah tidak ada lagi tapi jiwanya akan selalu hidup di dalam hatiku’’.
‘’Mungkin Anda benar. Sebaiknya kita tidak usah memikirkan hal-hal yang tidak mungkin. Kita harus menerima kenyataan Maya sudah meninggal. Maaf saya sudah menganggu Anda dengan pertanyaan bodoh ini’’.
‘’Tidak apa-apa. Terimakasih kamu sudah mau menceritakannya padaku’’.
‘’Selamat malam pak Hayami!’’
“Sealamt malam!’’
Masumi lalu naik ke atas tempat tidur dan mulai memikirkan perkataan Ayumi.Kemudian Masumi juga teringat dengan seorang wanita yang mirip Maya di Praha dan hal itu membuatnya jadi semakin bingung.Di dalam lubuk hatinya Masumi menginginkan kalau Maya masih hidup disuatu tempat.
****
Keseokan paginya Maya sudah sampai di depan gedung Daito, Maya masuk sewajar mungkin. Maya bisa merasakan detak jantungnya semakin cepat. Maya memutuskan untuk menunggu di lobi Sambil menunggu Masumi turun, Maya berjalan-jalan sebentar di sana dan melihat-lihat keadaaan.
Satu jam kemudian Masumi turun diikuti oleh Mizuki. Jantung Maya berdetak semakin cepat, Kaki Maya gemetaran dan kini Maya dapat melihatnya dari dekat. Sekarang dia ingin sekali berlari ke arahnya dan mendekapnya,ingin kembali merasakan kehangatannya,tapi Maya menekan keinginan hatinya itu dan hanya bisa menatapnya dari kejauhan.Bagi Maya yang kini berada beberapa meter darinya tapi Masumi seperti ada berada ribuan kilomter darinya. Maya menatap Masumi dengan wajah penuh cinta dan kerinduan.Masumi sudah mulai menghilang dari pandangannya, Maya lalu membuka kacamatanya dan menghapus air matanya dan memasang kembali kacamatanya.
Maya kemudian keluar dari gedung dan Maya memutuskan pergi ke Yokohama.
Maya akhirnya menemukan makam ibunya dan kemudian berdoa, setelah dari makam ibunya Maya mengunjungi makam yang orang yang selama ini dianggap sebagai makam dirinya sendiri. Maya akhirnya menemukan sebuah makam yang batu nisannya bertuliskan Kitajima Maya. Maya meletakan sekuntum bunga dimakam itu.Maya melihat bunga mawar ungu dan putih yang sudah layu. ‘’Sepertinya pak Masumi selalu datang kesini ‘’pikir Maya.
‘’Saya tidak tahu siapa kamu sebenarnya,tapi saya sudah memaafkan perbuatanmu padaku 3 tahun lalu. Semoga kamu tenang dialam sana’’
Kemudian Maya pergi dari makam dan kembali kedalam mobil.
****
Beberapa hari kemudian sebuah mobil mewah terpakir dihalaman sebuah apartemen. Rei,Mina, Taiko dan Sayaka tidak menyangka akan di jemput dengan mobil mewah untuk pergi kerumah Maya. Hari ini Maya mengundang mereka untuk datang kerumahnya sebelum Maya pulang ke Jerman. Tidak lama kemudian mobil sudah berada di depan gerbang tinggi dan gerbang itu terbuka. Mobil mulai masuk ke halaman depan rumah dan berhenti didepan rumah. Maya sudah berada di depan pintu rumah untuk menyambut kedatangan mereka.
‘’Selamat datang di rumahku’’.
‘’Rumahmu besar sekali dan mewah. Kamu beruntung sekali’’kata Taiko.
Maya tersenyum dan mengajak mereka masuk.Maya membawa mereka ke kamarnya. Disana mereka mengadakan pesta kecil.
Mereka mengobrol,tertawa,bercanda sepanjang hari itu. Sudah lama Maya tidak berkumpul dengan teman-temannya seperti ini. Maya sangat merindukan keadaan yang seperti ini.
‘’Besok lusa apa kami bisa mengantarmu ke Bandara?’’kata Rei.
‘’Tentu saja. Saya nanti akan sangat merindukan kalian kalau saya sudah ada di Jerman lagi’’
“Kami juga kan sangat merindukan kamu’’kata Rei.
Mereka berlima kemudian berpelukan.
****
Keesokan paginya Maya mengantarkan Rei,Mina, Sayaka dan Taiko ke apartemen mereka, Setelah sampai disana Maya segera pulang. Di dalam perjalanan kerumahnya Maya memutuskan pergi ke mall untuk membeli oleh-oleh.
Di mall Maya belanja sendirian dengan perasaan was-was takut akan ada orang yang mengenalinya karena sekarang dia tidak memakai wig dan kacamata hitamnya.
Maya keluar dari Tokyo Midtown mall dengan membawa banyak barang belanjaan dan sopir sudah menunggunya di depan mall. Ketika Maya akan masuk ke mobil, Ayumi melihatnya dan menjatuhkan tas yang sedang dipegangnya. Kali ini Ayumi yakin dengan apa yang dilihatnya.
‘’Tidak salah wanita itu mirip sekali dengan Maya. Apa dia adalah wanita yang sama dengan yang bertabrakan denganku beberapa hari yang lalu’’.
Ayumi menatap kepergian mobil yang membawa Maya. Kemudian Ayumi cepat-cepat menuju ke mobilnya dan menyuruh sopirnya untuk pergi menemui Masumi.Ayumi dengan terburu-buru menuju kantor Masumi.
‘’Apa pak Hayami ada di dalam? Saya ingin bertemu dengannya’’.
‘’Dia ada di dalam. Masuk saja’’kata Mizuki.
Ayumi mengetok pintu dan masuk.
‘’Maaf sudah menganggu Anda. Ada yang ingin saya sampaikan pada Anda. Jadi tolong dengarkan saya baik-baik. Tadi di mall saya melihat Maya’’.
Masumi yang sedang menulis langsung menghentikam kegiatannya dan menatap Ayumi.
‘’Apa kamu bilang? ‘’
‘’Kali ini saya tidak salah lihat. Saya benar-benar melihat Maya tadi. Saya sangat yakin. Saya tidak sempat menyapanya karena saya waktu itu sangat terkejut dan ketika saya tersadar dari keterkejutan saya Maya sudah pergi’’. ‘’Apa kamu benar-benar yakin itu Maya?’’
‘’Iya. Pak Hayami saya yakin sekali. Mungkin saja kata-kata saya itu benar’’.
‘’Kata-kata yang mana?’’
‘’Waktu saya katakan pada Anda di telepon. Mungkin Maya masih hidup dan selamat dari kecelakaan itu. Bagaimana kalau itu benar?’’
‘’Kalau itu benar, selama ini Maya pergi kemana dan tinggal dimana? Saya tidak ingin terlalu mempercayai ini karena itu nanti bisa membuatku sedih lagi. Saya harus melihatnya dengan mataku sendiri’’.
‘’Iya. Saya mengerti, mungkin Anda belum bisa percaya apa yang saya katakan tadi. Tapi Anda harus memikirkan kemungkinan ini. Baiklah, saya mau pulang dulu’’.
Masumi sendirian dikantornya dan memikirkan kata-kata Ayumi, tiba-tiba dihatinya muncul secercah harapan Maya masih hidup, tapi dia berusaha untuk tidak terlalu mempedulikannya.
****
Hari ini Maya akan kembali ke Jerman bersama ayahnya. Dihatinya seperti tidak rela untuk meninggalkan Jepang karena bagi Maya itu sama artinya dengan meninggalkan Masumi lagi dan semakin menjauh darinya. Sekali lagi Maya kembali menatap rumahnya dan sekeliling rumahnya. Ayahnya memanggil Maya dari dalam mobil,kemudian Maya masuk.
Di bandara Rei,Mina,Taiko dan Sayaka sudah menunggu Maya. Maya kemudian berpamitan dengan mereka, kemudian mereka berpelukan.
‘’Maya, kami semua akan merindukanmu, Hati-hati di jalan ya?’’kata Rei.
‘’Iya kami semua akan merindukanmu’’kata Sayaka.
Sekali lagi mereka berpelukan.
‘’Rei, tolong jaga pak Masumi untukku ya?’’
‘’Tenang saja. Saya akan menjaga dia untukmu, saya tidak akan membiarkan seorang wanita pun mendekati dia, kalau ada apa-apa dengan dia saya akan segera langsung menghubungimu’’.
‘’Terimaksih’’.
Maya melambaikan tangan kepada mereka. Akhirnya Maya masuk ke pesawat dan tidak lama kemudian pesawat berangkat.
Masumi yang sedang mengetik, dikejutkan dengan suara telepon. Masumi mengambil Hpnya yang ada di atas meja.
‘’Halo selamat siang!’’
‘’Pak Hayami ini saya Yamada. Saya ingin melaporkan hasil penyelidikan saya mengenai orang yang sering mengunjungi makam nona Kitajima. Saya sudah menangkap orangnya, sekarang dia ada bersama saya. Apakah Anda bisa menemui saya?’’
‘’Saya akan menemuimu sore ini’’.
‘’Baik pak Hayami, saya tunggu’’.
Masumi menutup Hpnya.
‘’Sebentar lagi saya akan tahu, orang yang secara diam-diam selalu mengunjungi makam Maya’’.
Masumi menyelesaikan pekerjaannya dengan cepat-cepat . Setelah selesai Masumi dan Mizuki pergi menemui Yamada.
Masumi kemudian menemui Yamada dan menanyakan orang itu. Yamada membawa Masumi menemui orang itu.
‘’Siapa kamu? Apa hubunganmu dengan Kitajima Maya?’’
‘’Saya Tanaka Ryota, saya adalah kakak dari orang yang dimakamkan dengan nama Kitajima Maya’’.
‘’Apa Maksudmu?’’
‘’Sebenarnya yang di kuburkan disana bukan Kitajima Maya tapi adik perempuan saya Tanaka Megumi’’.
‘’APAAAAAAA......jadi maksudmu yang dikuburkan disana bukan Maya tapi adikmu?’’
‘’Iya’’.
Masumi dan Mizuki masih tidak percaya dengan apa yang didengarnya tadi.
‘’Tapi itu bagaimana bisa?Bisakah kamu menceritakannya kepada kami?’’
‘’Sebenarnya Kitajima Maya tidak pernah naik pesawat itu, jadi dia selamat. Jenazah yang kalian anggap sebagai Maya adalah jenazah adikku’’.
‘’Benarkah apa yang kamu katakan tadi, kalau Maya selamat, lalu dimana Maya sekarang?’’
Tanaka diam, tidak menjawab pertanyaan Masumi.
‘’AYO JAWAB DIMANA MAYAKU SEKARANG?’’
‘’Kalau itu saya tidak tahu. Saya hanya tahu kalian menganggap jenazah adikku adalah jenazah Maya’’.
‘’Tapi kenapa adikmu bisa naik pesawat itu dan barang-barang Maya ada bersamanya?’’
‘’Karena adikku sudah merampok Maya dan mengambil semua barangnya.Adikku mempunyai banyak hutang, dia membutuhkan banyak uang dan dia juga selalu dikejar-kejar oleh penagih hutang. Dia pergi ke Okinawa naik pesawat itu untuk melarikan diri dari para penagih hutang.Adikku bilang wanita yang telah dia rampok dia tinggalkan di taman dalam keadaan tidak sadar dan adikku bilang dia masih hidup’’.
Masumi dan Mizuki yang sudah mendengarkan cerita itu benar-benar terkejut dan tidak bisa mempercayai ceritanya. Hati Masumi senang karena sekarang dia tahu kalau Maya masih hidup disuatu tempat.
‘’Kamu benar-benar tidak tahu dimana Maya sekarang?’’
‘’Saya sama sekali tidak tahu. Maafkan saya’’.
‘’Terimakasih Yamada atas bantuanmu’’.
Masumi yang sudah puas mendapatkan informasi, langsung pergi meninggalkan mereka.
‘’Kamu mendengar perkataan orang itu kan Mizuki. Maya masih hidup.....masih hidup’’kata Masumi dengan senang.
‘’Iya. Saya mendengarnya dengan sangat jelas. Saya tidak percaya kalau Maya masih hidup. Tapi sekarang Maya ada dimana? Apa kamu sudah tahu kira-kira Maya ada dimana?’’
‘’Saya tidak ada bayangan sama sekali Maya ada dimana sekarang. Saya sama sekali tidak menyangka Maya masih hidup dan saya masih belum mempercayainya. Saya akan segera mencarinya dan ingin sekali bertemu dengannya’’.
Mizuki dapat melihat wajah senang Masumi. Sepanjang perjalanan pulang dia selalu tersenyum. Mizuki yakin kali ini senyumannya berasal dari hatinya, bukan senyuman yang dipaksakan.
‘’Ini benar-benar suatu keajaiban. Ini benar-benar luar biasa. Saya belum benar-benar kehilangan dia, kalau saya sudah bertemu dengan dia, saya tidak akan pernah melepaskan dia lagi’’.
Beberapa menit kemudian Masumi tiba di rumahnya dengan hati gembira. Ayahnya yang melihat kepulangan anaknya heran melihat Masumi begitu gembira.
‘’Apa yang terjadi?’’
‘’Apa maksud ayah, saya tidak mengerti’’.
‘’Kamu hari ini kelihatan gembira, tidak seperti biasanya’’.
‘’Sekarang aku memang sedang bergembira, karena saya baru saja mendapatkan berita baik’’.
‘’Boleh tahu berita apa itu?’’
‘’Saya baru mengetahui bahwa Maya masih hidup dari seseorang. Ayah, Maya masih hidup. Rasanya aku tidak percaya dia masih hidup. Saya takut kalau semua ini hanya mimpi,kalau ini mimpi saya tidak ingin bangun’’.
‘’Oh begitu. Syukurlah kalau Maya masih hidup’’.
‘’Ayah sepertinya sama sekali tidak terkejut. Apa ayah mengetahui sesuatu tentang Maya’’.
‘’Ayah terkejut, tapi ayah tidak memperlihatkan keterkejutan ayah padamu. Saya sama sekali tidak tahu apa-apa tentang Maya. Sebaiknya kamu segera mencari dia dan menikahlah dengannya’’.
Eisuke lalu meninggalkan Masumi sendirian di bawah tangga. Masumi tidak percaya kalau ayahnya mengatakan itu. Itu artinya ayahnya telah menyetujui hubunganku dengan Maya, kemudian Masumi naik tangga dan langsung menuju kamarnya. Lalu dia menelepon Ayumi.
‘’Ayumi, ini saya. Besok bisa kita bertemu di kantor?’’
‘’Baiklah. Saya akan kesana’’.

Masumi kemudian pergi ke kamar mandi, lalu berpakaian dan berbaring di tempat tidur sambil memikirkan keberadaan Maya, kemudian diwajahnya terulas senyuman dan memandangi foto Maya.


Bersambung
 

An Eternal Rainbow Copyright © 2011 Design by Ipietoon Blogger Template | web hosting