Tuesday 19 April 2011

Fanfic TK : Pengakuan

Posted by Ty SakuMoto at 07:29
Cerita bersetting setelah betsuhana 20 (turun dari Astoria)



PENGAKUAN
(by Yuni)



Pementasan Bidadari Merah tinggal beberapa minggu lagi. Saat itu latihan sudah usai. Maya dan Koji sedang mendengarkan pengarahan dari Kuronuma.

"Kiriman bunga untuk Maya kitajima " seseorang berteriak.

Maya yang saat itu sedang mendengarkan pengarahan dari Kuronuma, seketika terkejut.

"Bunga? aahhh Mawar Ungu kah..?" pikir Maya dalam hati. 

"Sudah lama sekali dia tak mengirimku bunga, kukira dia sudah lupa padaku sejak kejadian di Astoria, aku tak pernah bertemu dengannya dan tidak pernah dia mengirimiku bunga lagi. Betapa aku rindu padanya... mungkin dia sedang sibuk dengan persiapan pernikahannya."

"Maya,,“ pangggil Kuronuma.

Maya tersentak “ Ya Pak!”

“Sudahlah, kau ambil dulu saja bunga itu, kau sudah tak konsentrasi.. percuma apapun yang kukatakan padamu.. " kata Pak Kuronuma

"Ahh.. baiklah Pak Kuronuma.. " kata Maya dengan muka berseri-seri.

Maya pun berlari ke ruang depan, dan saat dia sampai disana, Maya terkejut, karena yang dilihatnya adalah sebuket bunga mawar putih yang sangat indah.

"Mawar putih.. kok.. loh apakah benar untukku?!" pikir Maya

"Anda Nona Maya Kitajima?" tanya pengirim bunga tersebut.

"Ya.." sahut Maya.

"Ini untuk nona dan ada kartu didalamnya.. silakan tanda tangan disini," kata pengirim bunga.

"Baiklah.. terima kasih."

"Terima kasih kembali nona.. " kata pengirim bunga.

"o ya nona, anda sungguh beruntung sekali, karena katanya mawar putih itu lambang cinta yang tulus.. anda sungguh beruntung.."

"Ahh.. benarkah..? Terima kasih atas infonya, tapi aku belum tahu siapa orangnya yang mengirimkan bunga ini.."

"Baiklah Nona Maya, saya permisi .. "

Maya pun segera membuka kartu berwarna putih itu, dan Maya terkejut saat membacanya.

Apa kabar Mungil?
Aku menagih janjimu padaku.. Maukah kau pergi bersamaku ke Izu? Jika ya, kutunggu kau besok sore di jembatan Asahi ..
Aku tahu yang kau suka Mawar Ungu, tapi kurasa kau hanya ingin penggemar rahasiamu saja yang mengirimkannya.. Jadi sebagai gantinya mawar putih saja, Mungil..
Aku yang akan selalu menunggumu..
Masumi Hayami

"Pak Masumi.. "

"Baiklah Pak Masumi, aku akan datang, walaupun gempa bumi melanda aku akan datang.." tekad Maya dalam hati.

**********

"Aduh aku terlambat.. dia pasti sudah menungguku lama sekali.. , kenapa juga sih tuh kereta harus mogok.. di saat yang tidak tepat" kata Maya sambil berlari.

Maya pun berlari menuju jembatan Taman Asahi. Begitu sampai di bawah tangga jembatan tersebut, Maya melihat sosok yang dia rindukan sudah menunggunya di atas.

Pak Masumi.. anda menungguku.. anda selalu menungguku.. Ah senangnya..

Maya pun kemudian menaiki anak tangga dengan terburu-buru. 

Begitu sampai di depan Masumi, dengan tersengal-sengal kehabisan napas, "hahh Pak hah Masumi fiuhh ma..ma..af aku terlambat.. " 

Maya menaarik napas dan berkata, "Kau... (hah heh hoh ) pasti.. sudah lama.. sekali menungguku.."

"Hahaha Mungil, tenang saja.. atur napasmu dulu baru kau bicara, aku tak akan kemana-mana"

"Maaf Pak Masumi.."

"Dari atas sini aku bisa melihat seorang gadis Mungil berlari-lari kehabisan napas seperti dikejar setan.. hahaha lucu sekali.. Anak gadis yang selalu bersemangat ya, Mungil.. "

Maya terdiam merasa bahwa dirinya lah yang dibicarakan Masumi.. Wajahnya seketika memerah.

"Kenapa mukamu merah begitu? Apa karena cape berlari atau malu? " tanya Masumi terus terang

"Berhentilah mengejekku..!!"

"hahaha baiklah Mungil, yuk kita pergi.. Di mobilku ada air mineral, kau bisa minum nanti. Tapi kau berolah raga lagi turun tangga ya, kau masih kuat tidak, atau aku harus menggendongmu.. ?" ejek Masumi.

"Pak Masumi berhenti mengejekku.."

Izu..

Villa itu begitu sederhana, berdinding putih dan terletak di pinggiran tebing dan mempunyai pemandangan laut lepas yang begitu indah, dimana saat itu langit berwarna kemerahan menunggu matahari terbenam menambah indahnya suasana saat itu.

Mereka pun menaiki anak tangga menuju teras villa tersebut.

“ahh.. Pak Masumi indah sekali...” sahut Maya antusias.

“Kau beruntung, cuaca hari ini begitu cerah Mungil, kita bisa menikmati sunset di sini..”

Ya, dan ini pemandangan ini paling indah selama aku sisini karena aku bisa menikmatinya bersamamu, Mungil..

“Mari masuk, Mungil.. “

Mereka pun memasuki villa tersebut. Villa itu tidak besar, tetapi begitu nyaman dan sangat terasa sentuhan ciri khas seorang pria.

Maya pun diajak Masumi melihat-lihat villa tersebut.

Senangnya aku bisa berduaan dengan Pak Masumi, menghabiskan malam ini bersama, tapi shiori pun pernah kesini.. apa Cuma berdua saja dengannya? Apa dia diajak melihat-lihat seperti ini? Apa mereka ..? sekelebat bayangan melintas di pikiran Maya.. ah tidak-tidak aku tidak boleh berpikiran macam-macam..

“Maya.. Mungil.. yuhuuu..Apa kau mendengarku” sahut Pak Masumi ketika melihat Maya melamun.

“Ah maaf.. apa tadi yang kau katakan?”

Mengapa kau melamun Maya? Kau tidak suka berada di sini? Apa yang kau pikirkan?

“Aku akan membayarmu 1000 yen untuk mengetahui apa yang kau pikirkan tadi?” tantang Masumi.

“Ah apa-apaan sih, walaupun kau membayar berapapun, kau takkan mendapatkannya.. Jadi tadi kau bilang apa? “

“Aku bilang aku akan menyiapkan makan malam untuk kita.. Kau pasti sudah lapar, kan?”

“Iya.. sudah pasti aku lapar.. aku kan kesini karena ajakanmu..”

“Kau duduk saja di ruang keluarga, aku akan ke dapur menghangatkan makanan yang sudah disipakan pengurus villa ini”

“Ah tidak Pak Masumi, aku akan membantumu..”

Mereka pun pergi ke dapur dan Masumi mulai membuka kulkas dan menghangatkan makanan yang sudah disiapkan.

“Maya, kau ambil piring dan gelas dari lemari dan bawa ke meja di balkon, kita akan makan di luar saja ya, apalagi udara begitu cerah dan sejuk..” ujar Masumi.

Maya pun menuruti semua perkataan Masumi, dan mulai mengerjakannya. Karena dapur itu mengarah ke balkon dan ada pintu kaca yang langsung menuju ke sana. Maya pun mulai bekerja keluar masuk dapur.

“Maya, andai kau bisa tahu, betapa aku sangat bahagia bisa berada disini bersamamu.. Bekerja bersama di dapur ini, memandang wajahmu.. akan selalu kuingat saat-saat ini,Maya” ujar Masumi dalam hati sambil memandang Maya.

Maya yang sedang menata meja di balkon diluar dapur itu pun merasakan bahwa Masumi sedang memandangnya lewat ekor matanya.  

Kenapa dia memandangku, untung hari sudah mulai gelap dan dia tidak bisa melihat wajahku yang sudah memerah dan berasa panas. Ah aku tak berani melihat ke arahnya.

‘Ting’ suara microvawe menandakan makanan sudah hangat.

Maya pun mendongkak dan saat itu mata mereka bertemu.

“Pak Masumi, Pak Masumi.." panggil Maya

Masumi masih menatapnya tak berkedip.

“Pak Masumi!!" teriak Maya lebih kencang

Masumi terkejut “Apa Mungil? Kenapa kau berteriak seperti itu? Ada apa? “

“Makanan kita... microvawe... apa kau lupa?”

“Ah o iya iya, aku ingat” Ujar Masumi gugup ketahuan sedang melamun.

Maya hanya tersenyum melihat Masumi yang setengah berlari menghampiri microvawe.

######

Malam yang indah dimana langit begitu cerah, menampakkan kerlap kerlip berjuta bintang menemani bulan purnama yang buat sempurna.

Deburan ombak terdengar memecah pantai dan membentur karang.

Saat itu mereka sudah selesai makan malam. Piring dan gelas sudah dibereskan dan di meja hanya ada dua buah gelas anggur merah yang masih setengah penuh. Mereka masih duduk di balkon dan berbincang-bincang dan tak ada niat untuk beranjak dari situ.

“Kau tak takut Maya berduaan bersamaku disini?“ tanya Masumi.

“Tidak Pak Masumi, aku percaya padamu.”

“Haha kau percaya padaku? Aku? Orang yang kau benci?”

“Aku tidak membencimu, Pak Masumi.” Jelas Maya

Masumi terkejut mendengar perkataan Maya. 

“Benarkah? Bukankah kau selalu meneriakkan kata itu jika kau bertemu denganku? Kenapa Maya? Aku layak kau benci, karena aku penyebab ibumu..“ Masumi tak melanjutkan kata-katanya, karena rasa penyesalan itu masih ada di hatinya.

“Tidak Pak Masumi, dulu aku membencimu, sekarang tidak “

“Kenapa tiba-tiba berubah, Mungil?”

Karena anda adalah si Mawar Ungu dan aku mencintaimu!!!

“Aku tak tahu Pak Masumi, tahu-tahu rasa benci padamu lenyap daripadaku.. aku juga tak mengerti.”

“Syukurlah kupikir kau benci padaku..”

“Bagaimana dengan persiapan pementasanmu? Sudah bisa akoya-nya? Aku sudah tak sabar ingin melihatnya”

“Sudah Pak Masumi, tinggal gladi resik di tempat pementasan”

“Aku tak sabar sangat ingin melihat Bidadari Merahmu, Mungil.. betapa lama aku menunggu bisa melihat Bidadari Merahmu”

Maya terkejut dan memandang mata Masumi yang sedari tadi menatapnya.

Mata yang tajam memandang mata yang bulat polos yang sedang menatapnya tak percaya. Kedua pasang mata tersebut masih saling menatap, mata yang tajam menatap mata polos mencari sesuatu yang selalu dia impikan, sesuatu yang bisa membuatnya bahagia.

Aku memimpikan aku menemukan cinta dalam matamu Maya,jika kau memandangku adakah rasa itu ada? Untukku? Apakah mungkin ketika kau memintaku menunggumu dewasa itu berarti aku berada di suatu tempat di hatimu, Maya? Ah betapa aku merasa tenggelam dalam matanya.. Aku ingin mengatakan kebenaran itu, Maya.. aku takut akan penolakanmu..

Mata yang polos menatapnya memohon sebuah kebenaran.

Pak Masumi, Mawar Ungu ku katakan kenapa matamu seakan kesepian saat memandangku.. Katakan kalau kau adalah Mawar Unguku. Katakan kalau kau pun mencintaiku.. katakan kalau kau adalah belahan jiwaku yang hilang. Pak Masumi aku mencintaimu.. katakan Pak Masumi..

Ah mata bulat itu menatapku, menuntut sesuatu.. apa yang kauingin.. apa yang kau mau aku lakukan. Katakan Mungil.. kau menuntut aku mengatakan semuanya Mungil?

“tottt“ Suara klakson perahu di kejauhan mendadak mengagetkan keduanya.
mata yang tajam itu pun akhirnya mengedip dan memalingkan muka.

Masumi berdiri dan mulai membereskan meja tersebut.

“Ayo kita pulang Mungil, sudah malam, aku akan membereskan meja ini dulu, kau tunggu saja di teras depan”

“Iya Pak.. “

####

Di dalam ruangan Masumi sedang memegang sesuatu dan berpikir haruskah barang tersebut diberikan pada Maya hari ini, saat ini. Dilihatnya Maya melalui jendela villa.  

Ya, harus kutuntaskan saat ini, biar tak ada lagi rasa yang menggangguku lagi. Biarlah apapun yang terjadi biarlah.. aku tak bisa menunggu lagi.. Agar rasa yang menyiksa ini hilang..

Maya berdiri memandangi bintang.. merasa malam ini tak ingin berakhir.  

Andai ini dapat berlangsung selamanya. Aku tak peduli apapun yang terjadi asal dia selalu disampingku.. Tuhan, apa yang harus kulakukan..

Seketika ada sebuah tangan menutup kedua matanya dari belakang. Masumi berdiri persis di belakangnya dan menutup matanya. 

“Pak Masumi apa-apaan sih.. aku kan sedang memandang bintang “

“Diamlah... dan dengarkan aku...”

“Maya, ada yang mau kuberikan kepadamu.. Kuharap kau menyukainya, kuharap kau dapat menerimanya, Mungil.. “ , “Jika kau tak suka, jangan kau buang, jangan kau marah, jangan kau tolak karena itu akan menyakiti hatiku.. Berjanjilah padaku“ “ jika setelah ini kau tak mau melihatku lagi, tak apa Maya.. Aku sudah rela..”

“Apa sih Pak Masumi, jangan teka-teki padaku seperti ini, lepaskan!” Maya mulai berusaha melepaskan tangan yang menutup matanya. Tapi pegangan itu semakin kencang.

“Berjanjilah dulu”

“Iya iya aku janji..Ku takkan marah padamu tapi lepaskan tanganmu.. “

Saat tangan itu perlahan turun dari wajah Maya, seketika itu mawar itu muncul di hadapannya.. diterangi lampu teras, warna mawar yang selalu ada di hatinya.. setangkai Mawar Ungu..

Terkejut, perlahan Maya meraih bunga dari pegangan tangan Masumi.

“Maya Kitajima, akulah penggemar rahasiamu selama ini.. “ 

Maya terkejut tak menyangka dan perlahan air mata turun membasahi wajahnya dan dia pun membalikkan badannya dan memandang pria tampan di depannya. 

Maya tersenyum dengan air mata kebahagiaan menetes di pipinya..

“Katakan sekali lagi.. “ pintanya.

Masumi memandang Maya takjub melihat Maya tersenyum dan tidak menampakkan muka yang jijik seperti jika dulu dia memandangnya.

“Ayooo katakan sekali lagi..”

Maya, satu kali saja sudah susah bagiku untuk mengutarakannya, butuh waktu bertahun-tahun untuk punya keberanian itu, dan sekarang kau memintaku untuk mengatakannya lagi? Apa kau mempermainkanku gadis kecilku.. 


“Maya..aku katakan sekali lagi.. akulah.. penggemar setiamu.., aku Masumi Hayami adalah... Mawar Ungu..ehh Mungil ”

Masumi tak dibiarkan menyelesaikan kata=katanya karena Maya telah memeluknya..

Masumi terkejut melihat reaksi Maya.. Masumi pun lalu balas memeluk Maya dengan lebih erat..

“Pak Masumi.. “

“Maya.. “

Mereka pun berpelukan dengan erat, melepas semua kerinduan dan cinta yang terpendam. Tanpa sepatah kata, hanya diam dan merasa damai.

“Pak Masumi, kukira aku tidak akan pernah mendengarnya..” bisik Maya “ Aku bahagia mendengarnya”

“Sungguhkah? Akupun tak mengira aku mampu untuk mengatakannya , Mungil.. Berulang-ulang kali keinginan itu muncul.. tapi selalu aku tak berani mengambil langkah, aku takut Mungil.. akan penolakanmu..”

“Lalu mengapa kau katakan sekarang?”

“Aku ingin lepas dari rasa yang menyiksa ini, rasa ingin memberitahumu, terlebih saat kau mencium Mawar Ungu di jembatan Asahi.. Hatiku sakit saat Pak Kuronuma mengatakan bahwa kau jatuh cinta pada Mawar Ungu..” 

Maya mendongkak melihat wajah yang begitu dicintainya, “Kau datang? Hari itu kau datang?”

“Ya, Mungil.. aku datang.. Mawar Ungu tak pernah mengingkari janjinya bukan?”

“Ya Ya Pak Masumi..”

“Pak Masumi,” Maya menyurukkan kembali kepalanya pada pelukan Masumi “Jika tadi aku marah, dan berlari meninggalkanmu dan tak mau melihatmu lagi, apa yang akan kau lakukan?

“Aku akan menunjukkan berbagai cara kepadamu bahwa Mawar Ungu di hatiku tak akan pernah layu..”

“Pak Masumi.. eh Mawar Ungu.. “ perlahan Maya melepaskan diri dari Masumi, perlahan meraih tangan Masumi dan menggegamnya, memandang Masumi,Maya berkata

“Terima kasih.. untuk semua yang kau lakukan padaku. Semua yang kau berikan padaku, di saat aku jatuh, dan semua orang membenciku, kau yang akan selalu menopangku, menjagaku, semangat hidupku..” “ Jika aku sedih dan hampir hilang harapan, Mawar Ungu mu selalu ada untukku.. Jika aku hilang pegangan aku tahu, tanganmu akan selalu berada di sisiku.. Aku tahu terima kasih saja tidak akan pernah cukup atas semua yang kau lakukan padaku.. “

“Saat aku tahu kau lah si Mawar Ungu, aku sambungkan semua kepingan –kepingan memori dalam hidupku betapa semua terasa begitu pas saat aku mencocokkan kau dengan Mawar Ungu.. Betapa bodohnya aku, mengapa aku sampai tak tahu.. semua perilakumu selalu untuk aku. Untuk kebaikanku. “

Masumi terhenyak.  

Sudah tahu?! Apa maksudmu Mungil? Pikir Masumi.

“Jika aku ada kesulitan, aku pun selalu mencarimu.. kau ingat? Saat aku harus mendapat penghargaan jika hendak bersaing dengan ayumi dalam Bidadari Merah, kau orang pertama yang aku tanya, apa yang harus kulakukan, saat ibu mayuko sakit, kau yang aku cari..”

“Pak Masumi, Mawar Unguku.. selama hidupku aku selalu hidup dalam kehangatan cakrawalamu dan aku merasa nyaman dan bahagia dan perasaan itu tiba-tiba muncul dari hatiku tanpa kusadari aku selalu mencarimu.. “

“Pak Masumi Hayami, aku mencintaimu.. “

Degg.. Masumi terkejut dan hanya bisa memandang Maya,  

Cinta? Maya mencintaiku? Aku?? Maya apa yang harus kulakukan? Ahhh.. hatiku kenapa, berdetak begini cepat, apa yang aku rasakan.. Apakah ini yang namanya euforia bahagia yang berlebihan?

Maya memandang Masumi.

Katakan kalau kau mencintaiku juga, bahwa kau mempunyai perasaan yang sama, jika ya, kau lah belahan jiwaku Pak Masumi.. katakan...

Perlahan Masumi meraih tangan Maya, menyentuh jemari Maya, mengelus setiap jari tangan Maya dan kemudian mencium kedua tangan Maya hingga membuat mata Maya berkaca-kaca dan menitikkan air mata.

“Maya.. aku pun mencintaimu..” bisik Masumi tanpa melepaskan bibirnya dari tangan Maya dan matanya memandang Maya penuh cinta yang begitu dalam.

------------------------------------------------------------------
Mereka duduk berdampingan di sofa di ruang duduk menikmati semilir angin yang masuk melalui pintu kaca yang terbuka lebar dengan hanya diterangi lampu dari luar teras. Kepala Maya bersandar pada bahu bidang Masumi. Tangan Masumi memeluk bahu Maya sambil sesekali mengusap bahunya atau memainkan rambutnya. Sementara tangan yang satu lagi berpegangan erat dengan tangan Maya.
 

Tiada kata yang terucap, masing-masing sibuk dengan pikiran masing-masing tetapi dengan perasaan yang sama, bahagia bahwa cinta mereka tak bertepuk sebelah tangan. Hanya duduk diam dan merasakan kehangatan pelukan orang yang dicintai.

“Maya... “

“Ya.”

“Tadi kau bilang kau sudah tahu mawar ungu itu aku, bagaimana kau bisa mengetahuinya?”

Maya tersenyum “Saat Mawar ungu memberikan bunga waktu aku mendapat penghargaan atas peranku Jane.. Dia menulis bahwa dia merasa tersentuh dengan scarf biru Steward tanda bahwa Jane adalah manusia.. Scarf biru itu hanya dipakai saat pertunjukkan perdana, selebihnya kami memakai scarf merah.. dan pak Masumi, kau tahu kan siapa yang menonton pertunjukkan perdana kami?“

Masumi terkejut tak menyangka bahwa kesalahan kecil itu telah membuat semua rahasianya selama bertahun-tahun terkuak.

“Kau menyesal? Bahwa mawar ungu itu aku?”

“Tidak.. aku bersyukur bahwa dia adalah kau.. Bayangkan jika dia ternyata seorang yakuza, apa yang harus kulakukan brrr membayangkannya saja kakiku sudah gemetar.”

“Hahaha.. kau membandingkan aku dengan yakuza? Jika aku jadi yakuza ya paling kau akan dijadikan geisha hahahaha.”

“ahhh pak Masumi, kau jahat..” Maya memukul dada Masumi dengan manja.

“Hahahaha.. sudah sudah Mungil jangan pukuli aku begitu.. maaf maaf.”

“Jadi kalau aku bukan mawar ungu, kau takkan mencintaiku bukan?”

Maya terdiam sejenak lalu menjawab ”Tidak.. Aku mencintaimu Pak Masumi, bukan karena mawar ungu.. Aku sadar aku mencintaimu tak lama saat aku tahu kau mawar ungu, jika aku tak tahu pun, rasa itu tetap ada, hanya mungkin aku disadarkan dengan cara yang berbeda.“

“hahaha, berarti butuh waktu yang sangat lama untuk menyadarkanmu, Maya.”

Masumi mengetatkan pelukannya.

“Maya …”

“hmmm...“

“Kau tahu, ini pertama kalinya aku merasakan bahwa hidup ini indah.. saat menemukan orang yang tepat, hanya duduk bersamamu seperti ini bisa membuatku tenang dan damai. Aku tak pernah merasakan perasaan seperti ini, seakan jiwaku sudah tidur begitu lama. Maya, betapa bertemu denganmu sudah membuat aku merasakan bahwa hidupku berarti.. hanya dengan menanti hari-hari hanya untuk bertemu denganmu, melihat pertunjukkanmu, betapa kau membuat semangat hidupku kembali.. terima kasih Maya, aku sudah lama tak merasa dicintai.“

“Pak Masumi…“

“Maya, kupikir orang jatuh cinta itu penuh dengan tawa dan kesenangan yang tiada habisnya, hasrat dan gairah yang mengebu, tak pernah kukira bahwa cinta bisa seperti ini, damai dan tenang bernaung dalam pesona dan kehangatanmu dan hanya denganmu, aku merasakan makna cinta itu.“

Masumi mengeratkan pelukannya kembali, Maya mendongkak memandang Masumi takjub dan tersenyum melihat wajah Masumi yang belum pernah dilihatnya, begitu berseri matanya begitu bersinar.

Ya Tuhan,aku begitu mencintainya, dan melihatnya tersenyum begitu, ahh dia begitu tampan, pantas saja semua wanita takjub melihatnya, termasuk Nona Shiori.

DEG

‘Ehhh, Nona Shiori? Ya Tuhan, apa yang kulakukan? Pak Masumi sudah bertunangan dengan Nona Shiori.. akan menikah..dan ya ampun mengapa aku sebodoh ini.. berpelukan dengan tunangan orang lain...???’ Maya terhenyak.

Maya serentak melepaskan diri dari pelukan Masumi..

Masumi terkejut “ Kenapa mungil? Apa yang terjadi?”

“Tidak tak apa-apa.. “ jawab Maya sembari memalingkan muka tak mau Masumi melihat air mata yang berlinang di matanya.

“Pak Masumi, ayo antarkan aku pulang.. sudah hampir lewat tengah malam.. ayoo !” seru Maya.

“Tapi.. kenapa..? beberapa detik yang lalu kau baik-baik saja dan sekarang tiba-tiba kau bertingkah seperti ini?”

“Ahh pokoknya antarkan aku..”

Masumi memegang wajah Maya, membuat mereka bertatapan dan dengan lembut berkata “Maya, kenapa? Aku takkan mengantarmu pulang jika kau belum bilang apa yang membuatmu seperti ini.. Katakan padaku, mungil..”

Maya melihat Masumi masih memandangnya, menunggu jawaban..

Ahh tapi aku juga mencintainya, hanya memandangnya saja sudah membuatku bahagia.. Apa yang harus kulakukan, dilema ini..

“tidak mau kau katakan? “ tanya Masumi dengan lembut dan masih merangkum wajah Maya

“Aku... aku..“

“ya..”

“Pak Masumi, antarkan aku pulang, kumohon.. “ tangis Maya.

Masumi melihat kesungguhan Maya dan dia tahu gadis ini begitu keras kepala.

“Baiklah..” tapi Masumi tidak melepaskan tangannya dari wajah Maya, melainkan mengusap air mata di pipinya.

“Maya, beberapa menit yang lalu kita begitu bahagia, dan sekarang kau tiba-tiba menangis tanpa kutahu sebabnya. Kenapa kau menangis? Apa aku menyakiti hatimu? Apa aku mengatakan sesuatu yang salah? Jawab aku, Maya.”

“Ya, pak Masumi, kau melakukan hal yang salah..! Nona Shiori.. bagaimana dengan Nona Shiori?! “ teriak Maya sambil terisak.

Masumi terkejut “Shiori?!”

“Ya Nona Shiori, bagaimana dengan dia? Pak Masumi, kau akan menikah dengannya tapi kau malah mengucapkan cinta padaku.. apa tak kau bayangkan bagaimana perasaannya? Aku merasa telah mengkhianatinya.. Bagaimana kau bisa mengatakan bahwa kau mencintaiku sementara kau pun mungkin mengatakan hal yang sama padanya? Aku tak percaya kau melakukan hal seperti ini Pak Masumi, kepadaku dan kepada Nona Shiori..“ tangis Maya,

“Maya dengarkan aku! “ Masumi mengetatkan tangannya pada wajah Maya, memaksa gadis itu memandang padanya.

“Dengarkan aku dan cam kan ini baik-baik! Aku tak pernah mencintai wanita lain selain dirimu! Ya, selama bertahun-tahun aku mencintaimu. Kau pikir untuk apa semua Mawar ungu itu? Hanya sekedar fans bodoh yang mengagumi artis idolanya? Tidak Maya, itu tanda bahwa aku mencintaimu..Aku bermaksud menunggumu, menunggumu hingga dewasa, berharap jika waktunya tepat aku akan mengatakan semuanya. Aku mencintaimu, Maya.. sangat! bahkan lebih dari hidupku sendiri.. Kau cinta pertamaku dan terakhir bagiku, aku takkan bisa mencintai wanita lain. Apa kau tak percaya?“

Mendengar itu Maya menangis tersedu-sedu, lalu berkata“ Lalu Nona Shiori? Apa Pak Masumi tak mencintainya?”

“Shiori... dia.. kau tahu bahwa aku dan dia dijodohkan, aku tak bisa mencintainya, karena hatiku sudah tertambat padamu.. pada pesonamu, Maya. Semakin besar aku mencoba untuk mencintai Shiori semakin aku tak bisa lepas dari dirimu.. Kumohon Maya, percaya padaku.. Aku juga belum tahu apa yang akan kulakukan selanjutnya.. tapi kumohon percayalah bahwa aku mencintaimu.. “ jelas Masumi. “Kumohon Maya.., beri aku kesempatan mencari jalan yang terbaik untuk kita.. Tunggulah aku.. "

"Jika kau tak mencintainya, mengapa kau bertunangan dengannya? Yang kulihat Pak Masumi begitu mesra padanya, senyummu begitu hangat, Apa itu bukan cinta namanya.. Melihatmu begitu pada nona Shiori sudah membuat hatiku sakit.."

"Aku harus bertunangan dengannya, Maya.. bukan untukku tapi untuk ayahku dan Daito.. itulah pekerjaanku, sejak aku diadopsi Eisuke Hayami, semua hidupku diatur olehnya, semua yang kulakukan adalah pekerjaan sampai aku bertemu denganmu, aku mulai mempertanyakan jalan hidupku sendiri.. aku mau bertunangan dengannya karena kupikir aku takkan pernah bisa menggapaimu, Maya.. Aku menganggap kau impian tak terjangkau, Maya.“

Masumi menghela napas. "Aku juga salah.. aku selalu mengajaknya berkencan, bersikap ramah dan mesra seakan aku pun menyukainya, tapi sekeras apapun aku berusaha aku tak pernah bisa menyukainya.. dan sekarang setelah ku tahu bahwa kau mencintaiku, aku semakin tak ingin melepasmu.."

Maya memandang Masumi dengan mata penuh air mata..

“Kumohon Maya, tunggulah aku dan percaya padaku... “

Maya hanya tersenyum dan memeluk Masumi. Masumi membalas memeluknya dengan erat.
Pak Masumi, biarkan aku merasakan pelukanmu yang hangat ini, biarkan waktu yang sesaat ini untukku..

“Sekarang aku yang memohon padamu Maya untuk menunggu aku, Maya,” bisik Masumi di telinga Maya

Maya hanya diam tak menjawab..
-------------------------------------------------------
(Tambahan : Entah kenapa pas adegan ini, jadi inget lagu I Believe My heart – Duncan James )

Whenever i see your face, the world disappears,
All in a single glance of, revealing,
You smile and i feel as though, ive known you for years,
How do i know to trust what im feeling.

- Chorus-
I believe my heart, what else can i do,
When every part of every thought leads me straight to you,
I believe my heart, theres no other choice,
For now whenever my heart speaks, i can only hear your voice.

A lifetime before we met, has faded away,
How did i live a moment without you,
You dont have to speak at all, i know what you'd say,
And i know every secret about you.

- Chorus -
I believe my heart, it believes in you,
Its telling me that what i see is completely true,
I believe my heart, how can it be wrong,
It says that what i feel for you i will feel my whole life long.

I believe my heart, it believes in you,
Its telling me that what i see is completely true,
And with all my soul i believe my heart,
The portrait that it paints of you, is a perfect work of art

 
[Penantian... BERSAMBUNG] 

9 comments:

Anonymous said...

bagusssss !!!!! :D akhirnya penantian datang jg,hehehe lanjutkaannnnn :)
btw wkt di kapal kan masumi bilang akan memanggil maya dengan namanya bukan mungil lg, kog skrg panggil mungil ya???

orchid on 19 April 2011 at 12:54 said...

lanjutkan yaaaaaaa, ditunggu looooooooooo

Indah said...

maya masumi nyiapin makan malam brsama didapur. udh kaya suami istri. ehehehhhh..... makasiii..... ditunggu lanjutannya.... :)

Anonymous said...

kyaaaaaaaaaa.....keren, lagi! lagi!

Unknown on 20 April 2011 at 23:15 said...

seeeebppp....

Anonymous said...

kereenn..
d tunggu lanjutannya ya..!!

dina ( I ♥ Topeng kaca ) on 25 April 2011 at 16:23 said...

hohoho ...ngaku ...ngaku nieee ...lanjutannya jangan lupa .....

mommia kitajima on 11 October 2011 at 17:16 said...

wah, baru baca nih, kemana yah penulisnyah..?

DJ Online on 31 December 2016 at 18:41 said...

Kapan sambungannya?? Udh mo 2017 ini hikshikshisk

Post a Comment

Silahkan kritik, saran, sapa dan salamnya... :)

 

An Eternal Rainbow Copyright © 2011 Design by Ipietoon Blogger Template | web hosting