Monday 4 April 2011

Fanfic TK: Dua Lelaki

Posted by Ty SakuMoto at 16:33


*Dua lelaki*
(by Tati Diana)



Lelaki 1

Aku menginjakan kaki lagi di bumi yang penuh kenangan dan langit yang menaungiku tampak cerah. Seakan hari itu cuaca cerah menyambut kedatanganku di kota ini. Kota yang telah aku tinggalkan 5 tahun yang lalu. Tak ada yang berbeda dari kota itu sebelumnya, kecuali semakin ramainya arus lalu lintas dan semakin banyaknya orang hilir mudik.

Langkah kakiku menyusuri trotoar di Ginza, dimana banyak orang berlalu lalang untuk berjalan-jalan ataupun berbelanja. Tiba-tiba sudut mataku menangkap sesosok tubuh mungil yang aku kenali dari jauh. Dia tampak ceria menuntun anak laki-laki yang aku taksir kira-kira berumur 4 tahun. Mereka tampak memasuki sebuah cafe yang tak jauh dari situ. Aku menimbang-nimbang apakah aku harus menyapanya atau tidak, tapi aku putuskan aku lebih baik tidak menyapanya.

Aku pun mengikutinya, sebenarnya tak ada keinginanku untuk mengikuti wanita tersebut, tapi entah mengapa ada sedikit rasa ingin tahuku tentang keberadaan wanita itu. Wanita yang telah mencuri hatiku semanjak aku bertemu dengannya. Aku mengenalnya ketika ia berusia 13 tahun, dia datang dari Yokohama ke Tokyo hanya untuk mengejar impiannya menjadi seorang artis karena kecintaannya pada seni peran dan drama.

Aku mengajarinya bermain piano dan entah mengapa lambat laun pertemananku dengannya telah merubah perasaanku yang hanya sekedar ingin membantunya malah menjadi seorang lelaki yang ingin menjadi pacarnya. Sampai kesempatan itu tiba, aku bermain drama dengannya dan ia menjadi pasanganku di panggung sebagai sepasang kekasih, Isshin dan Akoya. Aku selalu berharap kebersamaan kami di panggung akan menjadi kenyataan di dunia nyata.

Tapi ternyata perasaanku hanya bertepuk sebelah tangan. Dia tahu tentang perasaanku tapi dia tak bisa membalas perasaanku. Dalam hatinya dia selalu menganggap aku sebagai teman ataupun sahabatnya. Padahal dalam hatiku aku selalu menganggapnya sebagai gadisku. Aku tahu pastilah ada lelaki lain yang telah mengisi perasaannya. Sampai akhirnya aku tahu bahwa lelaki itu adalah pengagum rahasianya yang selalu mengiriminya mawar ungu.

Aku tahu dia sangat mencintai lelaki itu. Aku tidak pernah menyangka bahwa gadisku itu akhirnya jatuh ke pelukan laki-laki itu. Padahal dulu mereka sering terlibat pertengkaran, bahkan gadisku itu menyebutnya “kecoa”. Ditambah lagi lelaki itu bertanggung jawab atas kematian ibunya.

Lelaki itu adalah Masumi Hayami. Seorang direktur kesenian yang usianya 11 tahun lebih tua darinya. Dia dikenal sebagai orang yang dingin, gila kerja, tak berperasaan walaupun aku tak membantah bahwa dia adalah seorang yang penuh pesona, hingga banyak wanita yang tergila-gila untuk menaklukannya.

Rasa sakit hatiku tak terperikan mengetahui bahwa gadisku akan menikah dan dimiliki lelaki lain. Aku akhirnya memutuskan pergi ke Korea. Memang ada tawaran pekerjaan di sana tapi selebihnya adalah sebagai bentuk pelarian dari rasa kecewaku.

Aku mengambil meja yang lumayan agak jauh dari meja yang diambil wanita itu dan anaknya. Aku berusaha menjaga jarak darinya tetapi posisiku sangat strategis untuk mengawasinya. Dia pastilah tidak mengenaliku. Untunglah topi dan kacamata hitam yang kukenakan bisa menyembunyikan jati diriku yang sebenarnya.

“Mama, apakah Papa akan bergabung dengan kita siang ini ?” tanya anak lelaki itu pada wanita yang dipanggilnya dengan sebutan mama. Kini aku tahu bahwa wanita itu adalah ibunya.

“tentu sayang, papamu kan telah berjanji untuk mengajak kita jalan-jalan dan memilih kado untuk kakek. Kau ingat kan besok kakek ulang tahun?” jawab wanita itu sambil membelai sayang kepala anaknya.

“kau suka es krim coklatnya, sayang?” tanyanya lebih lanjut

“suka. Aku suka sekali es krim coklat ini. Enak sekali, mama!” jawab anak itu

Wanita itu bernama Maya Kitajima. Maya masih tampak terlihat seperti gadis muda belia padahal aku taksir sekarang usianya mencapai 26 tahun. Tak ada yang berubah pada dirinya. Wajahnya masih terlihat sebagai sosok yang ceria, binar matanya selalu tampak disana kecuali kedewasaan yang tampak dari sikapnya. Pakaian yang dikenakannya pun berpotongan sederhana walaupun pastilah pakaian yang dikenakannya cukup mahal dan bermerk. Aku pasti tak meragukan hal ini, karena selain dia sekarang telah menjadi artis yang terkenal dengan bayaran yang cukup fantastis, keberadaan suaminya cukup menjadi penyokong status sosialnya.

“ah, Maya.....!” desahku dalam hati. Ada rasa sakit dalam hatiku ketika aku menyebut namanya sambil mataku tak lepas menatap wajahnya yang terlihat ceria berbincang dengan anaknya.

“pasti kau bahagia” tebakku dalam hati
“silakan tuan, ini pesanan anda!” kata seorang wanita yang menyajikan secangkir Capuccino dan sepotong kue coklat pesananku. Kehadirannya sedikit mengagetkanku.

“terima kasih” jawabku sekenanya

Aku menyeruput Capuccino yang terasa pahit dilidahku.

“itu papa datang !” teriak anak itu sambil menatap kearah pintu Cafe.

Mataku mengikuti arah matanya dan aku menangkap sosok Masumi Hayami yang menghampiri meja kedua orang itu. Dia tersenyum sambil mengusap rambut anak itu. Kemudian dia mencium Maya yang berdiri untuk menyambutnya sambil mengusap-usap perut Maya. Sekarang aku bisa dengan lebih jelas melihat bahwa perut Maya tampak lebih besar. Dia mungkin sedang hamil.

Masumi mengambil kursi yang dekat dengan anak lelaki itu. Kini aku bisa melihat kemiripan wajah keduanya. Wajah anak itu sama tampannya dengan ayahnya. Wajah Masumi Hayami dalam versi anak-anak. Kemudian aku melihat bahwa mereka tampak bercengkrama penuh keakraban. Sesekali tawa menghiasi wajah sepasang suami istri itu menanggapi ulah dan celotehan anak mereka.

“ah,....seandainya aku yang menjadi lelaki itu. Lelaki yang mendampingimu dan lelaki yang menjadikanmu seorang ibu” bisik hatiku pilu

Tiba-tiba ekor mata Masumi Hayami menangkap sosokku yang sedari tadi mengawasi mereka. Dia nampak tidak suka ada seseorang yang mengawasi mereka bertiga. Aku tidak tahu apakah dia mengetahui jati diriku yang sebenarnya atau tidak. Tapi nampaknya dia tahu siapa aku. Aku menebaknya karena ketika ketiganya hendak keluar dari Cafe tersebut, Masumi berubah sikap, dia tersenyum tak kentara dan sedikit menganggukkan kepalanya kearahku. Untunglah Maya tidak menyadarinya. Hingga akhirnya ketiganya berlalu dari hadapanku.

Aku bisa menangkap bahwa Masumi sangat mencintai Maya dan pastinya dia takkan membiarkan siapapun untuk merebutnya. Masih jelas kulihat dia menggendong anaknya itu sembari tangannya tak lepas menuntun lengan istrinya. Seakan menunjukkan kepemilikannya atas diri Maya.

“Maya......... walaupun akhirnya kau bukan untukku,..... tapi perasaanku padamu tak kan berubah. Semoga kau selalu berbahagia” bisikku. Dan akhirnya aku pun memutuskan keluar dari Cafe itu dan mencari udara segar untuk menenangkan hatiku.

@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@

Lelaki 2

Aku melihatnya mengawasi istri dan anakku. Awalnya aku tidak tahu siapa dia, hingga akhirnya aku tahu siapa dia. Walaupun topi dan kacamata hitamnya menutupi sosoknya, aku sebagai seorang lelaki yang pernah mengenalnya 5 tahun lalu menyadari siapa dia karena aku masih bisa melihat tatapannya yang tak lepas dari wajah istriku. Dan aku menduga pastilah dia salah seorang pengagum istriku.

Dia Sakurakoji . Sakurakoji teman istriku sekaligus rivalku dalam memenangkan hati Maya, istriku. Maya adalah wanita yang ceria, polos dan menarik walaupun dia selalu menganggap dirinya pendek dan tidak cantik, tapi aku menyukai dan mengaguminya.

Aku mengenal istriku ketika dia berusia 13 tahun. Aku mengaguminya sebagai seorang gadis yang memerankan tokoh di atas panggung dengan semangatnya yang luar bisa. Baru pertama kali kulihat semangat yang tersembunyi di tubuhnya yang kecil. Awalnya aku mengiriminya bunga sebagai bentuk rasa kekagunmanku kepada seorang artis, tetapi lambat laun kekagumanku itu berubah menjadi perasaan cinta. Perasaan cinta seorang lelaki terhadap seorang wanita. 

Mulailah dari sana aku berusaha untuk melindunginya, mencintainya dan membantu dia dengan segala kekuatanku, walaupun dia tak pernah tahu siapa aku dan aku berusaha menyembunyikan identitasku dibalik buket-buket bunga yang kukirimkan padanya. Tindakanku memang bukan tanpa alasan, aku takut jika dia tahu siapa aku sebenarnya, dia akan menolakku dan ikatan yang selama ini ada akan putus. Aku tahu dia membenciku sebagai seseorang yang dingin, tak berperasaan dan terlebih seseorang yang bertanggung jawab atas kematian ibunya.

Aku selalu berharap bahwa dia akan berubah untuk tidak membenciku, harapan dia mencintaiku sangatlah jauh dari pikiranku, walaupun aku selalu mengangankannya. Aku mencoba untuk melupakannya dan memutuskan untuk bertunangan dengan Shiory Takamiya, tapi perasaan itu tak bisa lepas dari hatiku. Akhirnya pertunanganku kupilih kuakhiri karena aku tak ingin hidup berumah tangga tanpa rasa cinta.

Entah keajaiban apa yang mengantarakanku hingga aku bisa memiliki wanita mungil pemeran Bidadari Merah yang sangat fenomenal itu dan haknya selalu diinginkan oleh ayah tiriku. Pemeran Akoya, Maya Kitajima akhirnya menjadi istriku dan aku, Masumi Hayami menjadi Isshinnya di dunia nyata.

Aku senang akhirnya, aku yang memenangkan hati Maya. Padahal ada bebarapa pria yang pernah singgah ataupun menaruh hati padanya. Salah satunya Sakurakoji. Aku tahu dia selalu berharap agar dia bisa menjadikan Maya sebagai kekasihnya ataupun Akoyanya di luar panggung.

Dia pergi meninggalkan Jepang 5 tahun yang lalu. Aku tidak mempermasalahkan kepergiannya. Tapi ada sedikit rasa lega dihatiku bahwa dia akan pergi jauh dari hadapan Maya. Kini aku tahu dia telah kembali ke Jepang. Sesaat aku menangkap sosoknya yang tengah memperhatikan istriku, ada sedikit perasaan bahwa dia akan kembali bertemu dangan istriku dan mengusik kehidupan rumah tangga kami. Tetapi perasaan itu kubuang jauh-jauh, karena aku merasa dia seakan-akan malah seperti tidak ingin istriku tahu tentang keberadaan dia yang kini telah kembali. Aku hanya tersenyum padanya. Memastikan padanya bahwa aku mengenalinya di Cafe itu. Entahlah apakah dia suatu hari akan datang menemui Maya atau tidak. Tapi satu yang pasti, jika dia mempunyai niat untuk mencuri Maya dariku, tentu hal itu takkan pernah kubiarkan terjadi.

“hoammm...., kau belum tidur sayang?” suara istriku yang terbaring di sebelah ku mengagetkan aku “apa ada yang kau pikirkan di kantor?” tanyanya lebih lanjut sambil membelai pipiku.

Sesaat aku menatapnya dan mengusap tangannya yang membelai wajahku. Tiba – tiba wajahnya merona merah. Aku selalu menyukainya.

“hei....kenapa kau menatapku begitu? Ada yang salah denganku ? “ tanyanya lebih lanjut sambil bangkit dan duduk di depanku.

“tidak. Tidak ada yang salah denganmu, kecuali aku selalu mengagumimu, Maya.” Bisikku pelan ditelinganya, yang membuat wajahnya semakin merona.

“berjanjilah kau akan selalu mencintaiku, sayang! Jangan pernah tinggalkan aku bisikku sambil memeluknya dengan erat dan membenamkan wajahku ke rambutnya yang tergerai.

“tentu saja, aku akan selalu mencintaimu Masumi. Kau satu-satunya lelaki yang kucintai” bisiknya pelan sambil membalas pelukanku dengan erat.

Aku melonggarkan pelukanku dan kembali menatap wajahnya. Ada kesungguhan disana. Kemudian dia kembali membelai wajahku dengan lembut

“Kau tahu, aku tidak berarti apa-apa tanpa dirimu. Dan aku takkan pernah mencari penggantimu atau meninggalkanmu, hanya kau dihatiku. Kau adalah suamiku dan ayah dari anak-anakku.” bisiknya pelan.

Ucapannya menyadarkanku. Aku tak seharusnya takut bahwa dia akan pergi meninggalkanku. Dan aku pun bertekad dalam hatiku takkan pernah kubiarkan lelaki manapun merebutnya dariku. Tak terkecuali dia, Sakurakoji.



<<< Dua lelaki ... End >>>

13 comments:

Anonymous said...

baguuuusss.....dd^^bb lanjutkaaaannn! \^o^/ -dian-

orchid on 4 April 2011 at 17:56 said...

wow keren

Anonymous said...

Kereeeeeeeeeeennnnnnn...Thanks Tati

Tina

Anonymous said...

bagus bagus jeng Tati...ditunggu lagi ya sekualnya :)

Wid Dya

Anonymous said...

kirain lekaki ke-2 na versi shigeru!
mau yg lain ya!!!

Anonymous said...

keren banget Tati...hebat kepikir juga perasaan mereke berdua..ya..:P
lanjutkan lagi dong..yang lain..kalo bisa jgn cerpen, tapi cerita seri..gitu. :D
thanks banget.

orchid on 8 April 2011 at 11:17 said...

kuterpesona membacanya, haaaaah, kutunggu

Anonymous said...

berjanjilah kau akan selalu mencintaiku, sayang! Jangan pernah tinggalkan aku....
ungkapan masumi takut kehilangan maya, jadi kebayang dech perjuangan Masumi mendapatkan Maya...sehubungan dia memendam cinta 7 tahun lamanya, hanya bisa melihat dari jauh...hiks..hiks....

Unknown on 22 April 2011 at 21:51 said...

good joooooob....

Anonymous said...

kereeenn..!! :))

Ty SakuMoto on 2 June 2011 at 22:34 said...

Baguuusss... aku suka kalimat2 dialognya, baguus deh pokoknya :D

bisnis anak muda on 4 September 2011 at 21:09 said...

bagusss ,,, tapi kasiaan ma kojii ... yaaahh koji ma w juga nga papa dahh .. ckckckck

Anonymous said...

yeee,,hidup masumi,,

tumben gag cemburu hr itu,,,??////

_a2n_

Post a Comment

Silahkan kritik, saran, sapa dan salamnya... :)

 

An Eternal Rainbow Copyright © 2011 Design by Ipietoon Blogger Template | web hosting