Wednesday 27 April 2011

Fanfic TK : Melayang 3

Posted by orchid at 08:21
Sekuel Melayang 2


MELAYANG 3
(by Riri)

 
Door
"aaaaaa" teriak orang-orang ditempat duduk ditepi lapangan. Disisi dalam lapangan, tampak berlari susul menyusul sekelompok anak.

"kau terlambat lagi" kata maya ketus tanpa menoleh pada pria yang baru saja duduk disampingnya. Maya asyik memandangi lapangan.

"maaf" bisik pria itu lembut.

"mmmm" maya menoleh kearahnya lalu tersenyum dipaksakan. Dan pria itu tersenyum pasrah.

"BERJUANGLAH......BERJUANGLAH......" teriak beberapa orang disamping maya sambil menggerak-gerakkan spanduk. Pria tadi mencondongkan badannya untuk melihat siapa mereka.

"astaga.." katanya dalam hati. Orang-orang tadi tidak lain dan tidak bukan adalah pelayan-pelayannya.

Dia memandangi maya untuk meminta penjelasannya. Maya tersenyum lebar yang membuatnya terperangah lalu mengalihkan pandangannya sekali lagi menatap tak percaya pada mereka.

"masumi..." pekik maya sambil memegangi lengannya, memandang ke arah lapangan, membawanya juga ikut menoleh.

"AHHHH..." kata maya meringis dan memegang erat lengannya.

"tenanglah" katanya mengelus tangan maya dilengannya.

Anak kecil yang dimaksud bergegas berdiri, berlari. Tapi akhirnya terjatuh lagi. Dia memegangi kakinya, mengusap lututnya, berusaha berdiri lagi.

"masumi...." kata maya dengan lirih.

"dia pasti bisa" kata pria itu melepaskan tangan maya dari lengannya, menggenggamnya lalu tangan satunya merangkul pundak maya, memeluknya. 

"pasti" gumamnya.

"tapi...." kata maya memandangi anak tadi, mata maya mulai berkaca-kaca.

"BERJUANGLAH....BERJUANGLAH..." teriak orang-orang yang sama tadi.

"HHHH" maya menoleh ke arah mereka. Lalu ke arah anak itu.

"mmmm" maya tersenyum lalu mengerjapkan matanya setelah melihat anak tadi kini sudah kembali berlari, seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Tentu saja tertinggal cukup jauh. Tapi, sedikit demi sedikit, dia berhasil menyusul satu anak, kemudian satu anak lagi, lagi, lagi.

Maya dan suaminya berpegangan lebih erat. Dan tentu saja, para suporter disampingnya, jauh lebih bersemangat.

Tinggal separuh lagi, mendekati finish. Ada beberapa anak berada tidak jauh dari anak tadi yang mencoba menyusulnya.

Maya melepaskan diri dari suaminya, meraih kain spanduk lalu memandangi suaminya.

"aku juga??" tanyanya. Maya mengangguk sambil tersenyum manis. Pria itu memandangi spanduk dan maya bergantian, lalu memandangi pakaiannya, tepatnya, jasnya. Dia memandangi maya lagi. Maya masih tersenyum manis.

#######

"selamat ya" kata maya pada anak kecil didepannya yang memegang piala berlabel juara 3.

"maaf....." kata anak tadi memandang maya pilu.

"luar biasa, hebat" kata pria disamping maya.

"terimakasih ayah" balas anak tadi. "terimakasih juga atas....." kata anak tadi menurunkan nada suaranya sambil menunjuk spanduk yang dibawa orang-orang tadi. Tampak wajah pria disamping maya berubah sedikit merona.

"ayahmu memang hebat sayang" kata maya sambil tersenyum dan menepuk-nepuk lengan pria disampingnya.

"hmmmm" katanya gemas lalu tiba-tiba mencium maya. Maya mengerjapkan mata, kaget. 8egitu juga anak dan pelayan-pelayannya.

"ayo" katanya dengan cepat lalu menarik anaknya lalu mengangkat tangannya memberi kode untuk ikut pada pelayan-pelayannya. Maya memegangi pinggiran topinya dengan kedua tangannya, menariknya menutupi kedua telinganya lalu menghembuskan nafas. Maya menunduk, sedikit malu.

"mari nyonya" kata pelayannya.
Mereka pun menjauh dari lapangan.

######

"berhentilah menatap ayah seperti itu" kata pria tadi tanpa melihat anak yang digandengnya.

"maaf ayah" kata anak tadi melirik ayahnya lalu melirik maya yang menggandeng tangan satunya. "maaf bu" katanya juga ke maya. Maya menggeleng sambil tersenyum lembut padanya.

#####

Maya memangku anaknya, sementara masumi menyetir. Dan pelayan-pelayan itu, berada dimobil yang satunya.

Maya mendengarkan celotehan anaknya. Tentang semua pertandingan yang diikutinya sejak tadi pagi. Sesekali masumi menimpali, memberi pujian, bergantian dengan maya. Mendengar pujian orangtuanya, dia semakin sumringah.

######

Lampu lalulintas tampak merah.

"Ibu" panggilnya hingga maya mencari-cari obyek didepan mereka yang dilihat anaknya.

"aku mau satu" katanya tegas.

Maya akhirnya mengerti maksud anaknya dan dia menjadi sedikit kikuk.

"Memangnya mainan" kata maya kali ini lebih gugup karena melihat masumi juga mencari-cari yang dilihat anaknya.

"sudah hijau masumi" kata maya sambil menepuk pelan lengan masumi. Masumi menoleh ke arah lampu lalulintas lalu kembali membawa mobil itu melaju.

#####

"Apakah tidak apa-apa?" tanya masumi setelah memperhatikan maya mengelus lutut anaknya yang terlihat membiru.

"kurasa pasti sakit" kata maya lirih sambil memandangi lutut anaknya dan tetap mengelusnya, bergantian dikedua lututnya.

"tadi dia tidak mengeluh ya, masumi" kata maya mengamati wajah anaknya yang tertidur pulas dipangkuannya.

"itu baru anakkku" kata masumi tetap memandang lurus.

"Apa?" kata maya melirik masumi yang sedang menyetir.

"kuatnya" kata masumi melirik maya sebentar.

Maya masih melirik masumi tapi kini ditambah dengan dahi mengkerut.

Mobil berhenti, lampu merah.

"semangatnya...milikmu" lanjut masumi lalu meraih tangan maya, menggenggamnya erat. Maya membalasnya. Mereka berpengangan sambil berpandangan. Maya tersenyum, begitu juga masumi.

Hhhhh

Maya dan masumi sontak melepaskan genggaman mereka. Mereka menatap anaknya yang kembali tidak bersuara. Mereka menghela napas kompak. Maya memandangi anaknya sambil tersenyum dan menepuk pelan tubuhnya. Masumi juga menatap anaknya sambil tersenyum lega.

"sudah hijau" kata masumi melihat lampu lalulintas.

Maya mengangkat kepala lalu melihat ke arah lampu lalu lintas yang terlihat hijau. Dan langit berwarna jingga, senja lalu malam sebentar lagi menyapa ("ah, mawar jingga" gumam penulis ^^)

#####

"nggggg, kita sudah sampai ya bu??" tanya anaknya terbangun sambil mencoba mengumpulkan semua nyawanya.

"iya" jawab maya mengelus rambut anaknya.

Pintu dibuka pembantunya. Anaknya dengan lincah turun dari pangkuannya. Dia lalu berbalik ke arah maya "tidak apa-apa bu, aku baik" katanya setelah melihat wajah maya yang terlihat khawatir. Maya mencoba tersenyum lalu turun dari mobil.

"tapi kita harus menanganinya segera" kata maya tegas lalu menggendongnya.

########

“mmmmm” senyum masumi pada anaknya yang saat ini terbaring ditempat tidurnya.

“cepat sembuh ya” kata maya yang berdiri disamping masumi.

“iya” jawab anak itu.

“hhhhhhh, selamat malam ayah, ibu” kata anak itu menguap sambil merapikan selimutnya. Maya juga ikut merapikannya lalu membelai pipinya “selamat malam sayang” katanya kemudian.

“Mimpi yang indah” bisik masumi lalu mencium kepala anaknya.

“ayo” bisik masumi ke telinga maya.

“mmm” gumam maya sambil memegang lengan masumi. Masumi menatapnya heran.

“bisakah aku disini sebentar menemaninya?” tanyanya menatap masumi.

Masumi lalu menatap anaknya lalu menatap maya lagi “baiklah” katanya sambil membelai pipi maya lalu berlalu pergi.

Maya lalu mengatur posisinya tidur disamping anaknya. Anaknya lalu berbalik dan membuka matanya “ibu kenapa disini?” tanyanya.

“tidak apa-apa kan?” jawab maya lembut.

“iya” kata anak itu lalu menutup matanya. Maya memandanginya lalu tersenyum sambil mengusap dan sesekali menepuk pelan tubuh anaknya.

########

“astaga” kaget maya begitu membuka matanya menyadari dirinya masih dikamar anaknya.

“hhhhhh” gumam anaknya terbangun.

“maaf sayang” kata maya membelai lembut kepala anaknya.

“ibu disini???” tanya anak itu masih mengerjapkan mata.

Maya baru hendak bangkit dari tempat tidur ketika melihat masumi muncul dari pintu kamar.

“selamat pagi semuanya” kata masumi tersenyum dengan setelan jas lengkap.
“masumi……” kaget maya memandangi masumi dan jam dinding bergantian. Masumi memandangi maya dan jam dinding bergantian juga lalu tersenyum lebar.

Maya masih terduduk di tempat tidur memandangi masumi yang berjalan mendekati mereka.

“sudah baikan sayang” tanya masumi pada anaknya begitu sampai di tepi tempat tidur.

“iya ayah” jawab anaknya.

“hari ini libur ya?” tanya masumi pada maya didepannya yang masih duduk di tepi tempat tidur.

“aaaaa…” kata maya lalu berbalik ke anaknya meminta bantuan.

“iya ayah, masih libur, tapi saya tetap mau datang karena masih ada acara seru” jawab anaknya masih menggeliat ditempat tidur.

Masumi lalu mengangguk “kau sendiri? kau masih mau disini?” tanya masumi pada maya sambil mendekatkan wajahnya.

“eeee” maya memundurkan kepalanya sambil melirik ke arah anaknya.

Masumi menarik selimut ditubuh anaknya sehingga menutupi sampai wajahnya. Lalu tersenyum pada maya. Maya hanya menatap masumi pasrah.

#########

“sudah belum?” teriak anak itu dibalik selimutnya. Tidak lama kemudian selimut itu tersingkap dan tampak wajah ibunya tersenyum “ayo sana mandi” kata maya.

Anak itu lalu bangkit dan turun dari tempat tidur.

“kau juga” bisik masumi dari belakang maya. Maya kaget karena mengira masumi sudah menjauh “kau masih disini?” tanyanya heran.

“tidak ada yang menemaniku sarapan” kata masumi memelas.

“apa?” tanya maya dengan nada tinggi.

“kau sudah meninggalkan aku semalaman, masa sarapan juga” kata masumi menyilangkan kedua tangannya.

“hhhhhh, aku mau membantunya mandi dulu” jawab maya hendak berlalu. Masumi memegang lengannya “dia sudah 5 tahun maya” katanya kemudian.

“tapi dia sedang terluka” kata maya memandangi masumi. Masumi lalu melepaskan pegangannya. Maya tersenyum, sedikit menjinjit, mengecup pipi masumi lalu berjalan menjauhi masumi. Masumi mendesah pelan.

##########

Maya dan putranya memasuki ruang makan, disana hanya ada beberapa pelayan yang tampak membereskan meja.

“Tuan sudah berangkat nyonya” kata seorang pelayan disana.

“ohhh” gumam maya.

Mereka pun sarapan setelah meja itu ditata kembali.

“sepertinya ayah sibuk sekali sayang” kata maya pada anaknya sebelum menaiki mobil. Anaknya mengangguk. Mobil yang mereka tumpangi bergerak menjauh dari rumah besar itu.

#############

“selamat malam” sapa masumi dari balik pintu kamar putranya.

“ayah” kata anaknya menoleh kaget.

Masumi mengedarkan pandangannya ke sekeliling kamar.

“ibu ada dikamar mandi” kata anak tadi merebahkan tubuhnya lalu merapikan selimutnya.

“ohhhh” gumam masumi berjalan mendekatinya.

“masumi” kata maya terkejut sambil memandangi jam dinding dan masumi bergantian.

Masumi yang sedang duduk ditepi tempat tidur lalu menoleh ke arah maya lalu tersenyum.

“aku pulang” kata masumi memandangi maya yang berjalan mendekatinya.

“selamat datang” kata maya acuh. Masumi lalu tertawa. Anaknya hanya menatap kedua orangtuanya dengan ekspresi kebingungan.

“aku boleh membawa ibu kan?” tanya masumi serius pada anaknya.

“ibu?” tanya anaknya kebingungan menatap masumi lalu menatap maya.

Maya tersenyum pasrah pada anaknya lalu melirik masumi sebentar.

“sepertinya begitu” kata anak itu setelah kembali memandang ayahnya.

Masumi lalu berdiri dan meletakkan tangannya dipundak maya.

“terima kasih” ucap masumi kemudian. Maya melirik sebentar kearahnya lalu menunduk merapikan selimut putranya lalu mengecup pipinya “selamat malam sayang” katanya kemudian

Masumi juga mengecup kepala putranya “mimpi yang indah” bisiknya juga. Anak itu tersenyum dengan wajah yang tampak lelah. Maya merangkul lengan masumi lalu mereka berjalan menjauh dari tempat tidur. Masumi mematikan lampu kamar sebelum menutup pintu kamar tersebut.

“mmm, maya” ucap masumi.

“ya” sahut maya juga.

“akhir-akhir ini aku sibuk sekali, maaf ya” kata masumi. Maya tersenyum menggeleng lalu menyandarkan kepalanya dilengan masumi sambil merangkul lengannya.

“sebentar lagi ulangtahunnya kan? Kita beri kado apa ya?” tanya masumi.

“mmm” gumam maya.

“o iya, kemarin di mobil, dia seperti menginginkan sesuatu” kata masumi menghentikan langkahnya. Maya terdiam, terlintas dibenaknya yang dimaksud masumi hingga membuatnya sedikit kikuk lagi “ah, itu… itu…mmm” kata maya menatap lantai tidak berani membalas tatapan masumi yang saat ini sedang memperhatikannya.

“apakah mainannya terlalu mahal?” tanya masumi meraba perilaku maya yang tampak tidak biasa baginya.

“oh….tidak” sanggah maya dengan menggeleng menatap masumi yang terlihat bingung. Maya menatap masumi dengan menimbang-nimbang bagaimana menyampaikannya hingga akhirnya dia memutuskan tidak menyampaikannya.

“ah… sudahlah nanti saja dibahasnya” kata maya lalu berbalik membuka pintu kamarnya. “hah…apa maksudmu?” tanya masumi lalu mengikuti maya masuk ke kamar mereka. “aku lelah sekali, seharian ini menemaninya disekolah” kata maya memasuki kamar mandi. “kenapa dia?” pikir masumi memandangi maya.

Setelah maya keluar dari kamar mandi, masumi juga melangkah masuk. 

“sepertinya dia sudah tidak memikirkannya” kata maya dalam hati setelah melirik sebentar masumi yang melewatinya memasuki kamar mandi. Maya lalu menaiki tempat tidur.

Masumi keluar dari kamar mandi. Dia menoleh sebentar ke tempat tidur. Di sana maya sepertinya sudah terlelap. “sepertinya lelah sekali” pikir masumi. 

“tapi… apa perasaanku saja. Sepertinya ada sesuatu, ah…sudahlah” pikirnya lagi.

#############

Masumi memasuki ruang makan, dilihatnya putranya duduk tapi maya tidak terlihat.

“selamat pagi” sapa masumi sebelum duduk disamping putranya.

“selamat pagi ayah” sapanya juga.

“ibu ke dapur sebentar” katanya lagi. Masumi mengangguk.

“ulangtahunku sebentar lagi ayah” katanya lagi setelah meneguk segelas air. 

“kau menginginkan sesuatu?” tanya masumi. 

Anak itu tampak berpikir sebentar “mmm… apa ya?” katanya kemudian. “eh… bukannya kemarin dimobil kau menginginkan sesuatu?” tanya masumi teringat kejadian beberapa hari yang lalu. Anak itu tampak berpikir sebentar “oh…. yang itu, tapi bukan mainan ayah” jawabnya sambil menggoyang-goyangkan kakinya yang tidak menginjak lantai. Masumi meletakkan gelasnya dan menatap putranya. 

##########

Maya memasuki ruang makan. Dilihatnya punggung masumi dan putranya duduk berdampingan sedang berbincang. Maya mendengar samar-samar pembicaraan mereka “keren kan?” kata anaknya. Masumi menimpali dengan mengangguk sambil tertawa terbahak-bahak. “apanya” tanya maya ketika sampai disamping masumi. Masumi dan anaknya menoleh. Masumi lalu berdiri tersenyum “baiklah… kami akan mengusahakan secepatnya” katanya sambil mengedipkan sebelah matanya kepada anaknya. “mulai sekarang aku akan berusaha pulang secepatnya” katanya lagi lalu mencium kening maya. Maya hanya berdiri terdiam dan kebingungan “eh” katanya tidak sempat melanjutkan kalimatnya karena masumi sudah bergegas meninggalkannya.

Maya melihat anaknya tersenyum lebar. Maya lalu duduk “senang sekali” katanya lalu meneguk segelas air putih. “iya” kata anaknya memainkan sendoknya. “memangnya ayah bilang apa?” tanya maya lalu mengangkat sendok hendak makan. “ayah tanya aku mau apa diulangtahunku nanti?” katanya. “hm.. kau minta apa?” tanya maya setelah menelan makanannya. "hmm, terus… ayah tanya yang dimobil kemarin bu?” katanya menyelesaikan suapan terakhirnya. “hah” maya menurunkan sendoknya lalu menatap anaknya. Maya mengerjapkan matanya “apa ayah tahu?” maya menatap tak berkedip anaknya yang terlihat tersenyum sambil mengangguk gembira. Tiba-tiba maya merasa kenyang lalu meneguk habis sisa air digelasnya.

“horeeee” kata anak itu menaikkan kedua tangannya. “aku mau beritahu kakek” katanya turun dari kursinya. “ryu” panggil maya tapi anaknya sudah menghilang. Maya tidak tahu apakah harus senang atau “aaaaa” teriak maya dalam hati memegangi kedua pipinya sambil menggeleng.

“ada apa nyonya?” tanya pelayan dari belakang maya. Maya kaget lalu menoleh “ah.. tidak… aku sudah selesai” katanya sambil mengelap mulutnya. “apa makanannya tidak enak nyonya? tanya pelayan itu heran melihat makanan nyonyanya tidak habis. Tapi dia tidak berani menanyakannya lebih lanjut.


THE END

10 comments:

Anonymous said...

mbak... apa sih objek yang bikin maya gugup itu? ga ngerti nih??

Anonymous said...

masumi cium maya ciakakaka

Anonymous said...

kalo kata saya objek yang diliat maya itu anak bayi loh ^^ wkwkwk

Anonymous said...

ceritanya kok...??? gimana sih... bahasanya buat bingung...

Anonymous said...

horeee,,, mau hadiah adik,,,,,,

orchid on 28 April 2011 at 13:37 said...

obyeknya anak bayi berpakaian seragam bola, anaknya disini suka sepak bola, jadi pikirannya mau punya supaya ada yang bisa ditemani main bola "keren kan" katanya.

Anonymous said...

emang oke mbak riri,,,bikin yg baca mikir nich,,

Anonymous said...

mbk jangan ditamatin dong..tapi dilanjutkannnnnnnnnnn ceritanya :D :D :D

Muri said...

iya tuh ... pasti minta adik bayi deh :)

Ty SakuMoto on 21 May 2011 at 03:53 said...

Ya ampun Ri... mana ngeh ya objeknya itu heheh

tapi kok maya kaya ga mau ya punya anak lagi, kenapa kah?

btw, di sini mayanya keibuan banget,.,, hahaha aku suka ni keluarga yang hangat :p

Post a Comment

Silahkan kritik, saran, sapa dan salamnya... :)

 

An Eternal Rainbow Copyright © 2011 Design by Ipietoon Blogger Template | web hosting