Thursday 8 December 2011

Fanfic TK : True Love

Posted by Gracie at 16:09

Genre : Romance, Hurt/Comfort & Angst

Based on a very beautiful note about true love, called “Does Love Need A Reason?”


True Love

(By Natalie Choi)


Ayumi tersenyum bahagia kepada tunangannya, Hammil. Mereka baru saja keluar dari sebuah butik khusus yang menyediakan segala macam perlengkapan bagi sebuah pesta pernikahan. Ya, mereka berdua akan segera menikah dalam waktu dekat ini. Setelah melewati masa satu setengah tahun berpacaran dan tiga bulan pertunangan, akhirnya hari bahagia bagi mereka berdua akan segera dilangsungkan minggu depan. Kisah cinta mereka berdua bisa dimasukan dalam kategori yang unik. Ayumi yang pada mulanya hanya menganggap Hammil sebagai seorang wartawan yang suka mengusik kehidupan pribadinya akhirnya kini bisa berubah haluan dan membuka hatinya untuk menerima cinta tulus yang ditawarkan oleh pria berkewarganegaraan Prancis itu.

Perhatian, perlindungan dan juga dukungan dari Hammil yang selalu diterimanya ketika ia tengah bersaing dengan Maya dalam memperebutkan gelar Bidadari Merah menjadi alasan yang kuat bagi Ayumi untuk mau menjadi pendamping Hammil. Tak bisa dipungkiri kelembutan yang telah diberikan pria tersebut kepadanya ketika ia tidak dapat melihat dulu telah menorehkan suatu perasaan sayang yang kuat dalam diri Ayumi kepadanya. Berkat Hammil pulalah, ia kemudian mau menjalani operasi untuk memulihkan kondisi penglihatannya seperti sedia kala.

Ayumi masih belum bisa mengerti, mengapa Hammil bisa jatuh cinta kepadanya mengingat segala macam kesinisan dan juga penolakan yang pernah dilakukan dan diberikan oleh Ayumi kepadanya pada masa lalu. Sebenarnya mudah saja bagi Hammil untuk pergi meninggalkannya ketika ia buta dulu, tetapi yang terjadi justru sebaliknya, Hammil tetap berada di sisinya dan tak pernah membiarkannya sendiri.

Setiap kali Ayumi menanyakan akan hal mengapa Hammil tetap mau berada disisinya hingga kini, jawaban yang diterimanya dari mulut pria itu selalu saja sama, yaitu : “Karena aku sangat mencintaimu”. Lalu ketika Ayumi kembali bertanya mengapa Hammil bisa jatuh cinta kepadanya, pria itu pun selalu saja menjawab : “Entahlah, aku tidak tahu Ayumi. Yang aku tahu, aku sangat mencintaimu”.

Tentu saja jawaban seperti itu tidak membuat puas seorang Ayumi Himekawa. Baginya tidak mungkin tidak ada alasan bagi Hammil untuk jatuh cinta kepada dirinya. Setiap orang pasti memiliki setidaknya satu alasan kuat untuk bisa jatuh cinta kepada orang lain bukan?. Seperti misalnya dirinya yang bisa jatuh cinta kepada calon suaminya tersebut karena segala macam bentuk perhatian dan kasih sayang yang sudah diberikan oleh Hammil kepadanya selama ini. Akhirnya Ayumi bertekad untuk mendesak tunangannya itu memberitahukan kepadanya apakah yang menjadi alasan pria tersebut untuk bisa jatuh cinta kepada seorang wanita seperti dirinya. Ia harus tahu, setidaknya sebelum pesta pernikahan mereka digelar pada minggu depan.

“Gaunnya bagus sekali ya” ungkap Ayumi kepada Hammil ketika mereka berdua akhirnya duduk di dalam sebuah Café yang terletak tidak jauh dari butik tempat Ayumi mencoba gaun pengantinnya tadi.

“Jikalau dirimu yang mengenakan, kain sarung pun pasti akan terlihat sangat indah” ujar Hammil seraya mencium lembut pipi Ayumi yang kini mulai merona akibat pujian yang diberikan olehnya tersebut.

“Dasar pria Prancis pandai merayu” ucap Ayumi manja, dipalingkannya wajah cantiknya itu kearah luar jendela yang berada di sebelah tempat duduknya untuk menyembunyikan rasa malu yang ia rasakan tadi. Sementara itu Hammil hanya bisa tertawa melihat tingkah pola kekasihnya tersebut. Dibelainya sayang rambut ikal indah milik Ayumi dan didekatkannya bibirnya ke daun telinga yang berhiaskan sebuah anting mutiara indah itu serta berbisik lembut

“Aku sangat mencintaimu, sayang”

Ayumi tersenyum senang mendengarnya. Segera diputarkannya kembali kepalanya sehingga wajahnya kini berhadapan secara langsung dengan wajah tampan milik Hammil.

“Sungguh?” tanyanya yang di sambut oleh anggukkan mantap oleh Hammil.

“Kenapa kau bisa jatuh cinta kepadaku, Hammil?” Tanya Ayumi sejurus kemudian. Ditatapnya lekat-lekat mata pria tersebut, menuntut sebuah jawaban. Namun seperti biasa, jawaban yang diterimanya selalu saja sama seperti yang sebelum-sebelumnya

“Entahlah sayang. Aku tidak tahu. Yang aku ketahui hanyalah bahwa aku sangat mencintaimu” jawab Hammil sambil membelai lembut pipi Ayumi dengan jari jemarinya.

Ayumi menghela nafas. Ia sangat bosan dengan jawaban yang sama yang selalu diterimanya. Apakah Hammil tidak mengerti bahwa ia menginginkan sebuah alasan yang utuh mengapa Hammil sampai bisa jatuh cinta kepadanya.

“Kalau kau tidak bisa mengatakan mengapa kau bisa jatuh cinta kepadaku, bagaimana mungkin kau bisa mengatakan bahwa kau mencintaiku?” ujar Ayumi, merajuk.

Kini giliran Hammil yang menghela nafas. Akhirnya inilah mereka, kembali kepada permasalahan klasik yang selalu mereka hadapi sejak pertama kali mereka berdua mulai membina hubungan ini. Ia tahu bahwa Ayumi memang keras kepala dan jikalau ia menginginkan sesuatu maka ia akan berusaha dengan keras untuk bisa mendapatkan apa yang di inginkannya tersebut. Dilihatnya dalam-dalam wajah gadis yang senantiasa mengisi pikiran dan relung hatinya itu sejak pertama kali ia melayangkan pandangan kepadanya. Sungguh hingga saat ini pun ia masih tidak bisa mengerti mengapa ia bisa jatuh cinta kepada seorang Ayumi Himekawa. Yang ia tahu bahwa sejak pertamja kali mereka bertemu ada semacam suatu daya tarik aneh yang telah mengikatnya pada Ayumi. Ia sama sekali tidak mau berpisah dengan gadis ini barang sedetik pun.

Bagi Hammil yang seorang photographer dan wartawan berskala internasional, di luar sana masih banyak gadis yang jauh lebih cantik dan menawan daripada tunangannya ini dan ia pun karena tuntutan pekerjaan kerap kali bertemu dengan para model maupun bintang film dan artis papan atas yang pesonanya sangat menakjubkan. Namun tidak ada satu orang pun dari antara mereka yang berhasil menawan hatinya sedemikian rupa seperti yang telah dilakukan oleh Ayumi. Bagi Hammil mungkin inilah yang dimaksudkan dengan Belahan Jiwa sama seperti yang terdapat dalam kisah Bidadari Merah. Namun, bukankah dulu Ayumi pernah bersaing dengan Maya untuk menjadi Bidadari Merah? Lantas mengapa ia sama sekali tidak mengerti dan paham akan hal ini? ‘Mungkin itulah sebabnya mengapa ia sampai bisa kalah oleh saingan beratnya tersebut’ desah Hammil dalam hati.

“Ayumi sayang, aku sungguh-sungguh tidak dapat menemukan suatu alasan khusus mengapa aku bisa begitu mencintaimu, tapi aku dapat membuktikan betapa besar perasaan cinta yang kurasakan terhadap dirimu” ujar Hammil, mencoba untuk yang kesekian kalinya memberi pengertian kepada aktris yang wajahnya kerap kali mewarnai layar televisi melalui drama-dramanya yang sangat popular.

Dan seperti biasa, Ayumi masih juga belum bisa menerima jawaban semacam itu. “Bukti? Bagaimana kau bisa membuktikannya? Dengan menciumku? Dengan menikahiku? Dengan bersedia menghabiskan sisa hidupmu bersama denganku?” Disingkirkannya tangan Hammil yang sedari tadi berada di wajahnya. Ia merasa kesal sekali karena sampai dengan saat ini, satu minggu sebelum pesta pernikahan mereka, Hammil masih belum juga bisa mengatakan kepadanya mengapa ia bisa sampai jatuh cinta kepada dirinya?

“Asal kau tahu, Hammil, selalu ada alasan dibalik setiap hal yang kita lakukan. Dan juga selalu ada penyebab dibalik suatu perasaan yang kita rasakan, baik itu perasaan senang, sedih, marah ataupun kecewa. Demikian pula dengan cinta, Hammil. Kita tidak mungkin bisa begitu saja jatuh cinta pada seseorang tanpa alasan yang pasti kan?”

Hammil memperhatikan baik-baik ekspresi wajah Ayumi ketika ia mengatakan akan hal itu. Ia tahu bahwa saat ini tunangannya itu pasti sedang emosi karena ia tidak memperoleh apa yang dinginkannya, namun karena ia adalah seorang aktris yang handal, ia mampu menyembunyikan perasaan yang sesungguhnya tengah ia rasakan itu dibalik wajah cantiknya yang terlihat tenang. Tidak pernah sekalipun dalam hidupnya Hammil ingin menjadi penyebab Ayumi mengalami kekecewaan. Ia begitu mencintai gadis itu sehingga bersedia melakukan apa saja untuk membahagiakannya. Dan jikalau dengan mendengar alasan mengapa ia bisa jatuh cinta kepadanya akan membuat Ayumi bahagia, maka Hammil pun bersedia melakukannya, walaupun itu berarti ia harus berpikir terlebih dahulu untuk mengutarakan hal-hal yang sebenarnya hanya menjadi sesuatu yang sekunder dari rasa cinta yang begitu besar yang dirasakannya kepada putri pasangan sutradara dan artis terkenal Jepang tersebut.

“Baiklah…baiklah. Aku mencintaimu karena kau sangat cantik, Ayumi. Karena suaramu yang merdu, karena senyumanmu yang menawan, karena gerakanmu yang lincah seperti kupu-kupu dan juga karena sifatmu yang ramah dan selalu memperhatikan oaring lain” Akhirnya Hammil memberikan beberapa alasan umum yang biasa dipakai dalam sebuah novel, film ataupun sandiwara untuk menyenangkan hati Ayumi.

Ayumi tersenyum puas mendengarnya. Akhirnya ia memperoleh jawaban yang selama ini selalu ingin didengarnya keluar dari mulut Hammil. Dengan rona bahagia, ia merapatkan tubuhnya ke arah Hammil untuk kemudian mencium bibir pria itu secara lembut dan menyandarkan kepalanya dengan manja di dada kokoh tunangannya itu, seraya berjanji dalam hati bahwa sampai kapanpun ia akan tetap menjadi Ayumi yang demikian agar Hammil dapat terus mencintainya.

Namun apalah dayanya, ketika dalam perjalanan pulang bersama dengan sopir pribadinya, mobil yang ia tumpangi mengalami suatu kecelakaan fatal yang mengakibatkan Ayumi harus berada dalam kondisi koma selama beberapa waktu sesudahnya. Kepada Hammil dan pihak keluarga serta teman-teman dekat Ayumi, dokter mengatakan bahwa kecelakaan yang menimpa Ayumi sangat parah. Ia mengalami patah tulang punggung dan juga kaki yang mengakibatkan ia lumpuh total secara permanen sehingga harus berada diatas kursi roda seumur hidupnya. Tetapi yang paling parah adalah wajahnya yang hancur karena terkena serpihan kaca jendela mobil yang pecah.

Dengan kesedihan yang mendalam, Hammil menguatkan hatinya dan melangkahkan kakinya untuk masuk kedalam ruangan tempat Ayumi dirawat. Ia sempat tertegun ketika melihat banyak sekali selang yang mengelilingi tubuh Ayumi dan juga perban yang membalut sebagian besar wajahnya. Dengan berat hati, dipaksakannya dirinya untuk mendekati ranjang tempat kekasihnya terbaring tak sadarkan diri itu.

“Ayumi….” Ujarnya setengah tercekat “Karena wajahmu yang cantik itulah makanya aku bisa mencintaimu. Sekarang, apakah kau cantik? Tidak, Ayumi, sekarang kau sama sekali tidak cantik. Wajahmu hancur dan rusak. Jadi aku sama sekali tidak dapat mencintaimu”

“Karena suaramu yang merdu itulah makanya aku bisa mencintaimu. Sekarang apakah kau dapat berbicara? Tidak, Ayumi, saat ini kau sama sekali tidak dapat berbicara. Jadi aku sama sekali tidak dapat mencintaimu”

“Karena senyumanmu yang indah dan menawan makanya aku bisa jatuh cinta kepadamu. Sekarang, apakah kau dapat tersenyum? Dapatkah kau tertawa? Tidak bukan? Maka dari itu aku tidak dapat mencintaimu lagi”

“Karena sifatmu yang ramah dan penuh perhatian serta karena kelincahanmu makanya aku dapat jatuh cinta kepadamu. Sekarang dapatkah kau tunjukan semua itu kepadaku? Dapatkah kau bergerak, dapatkah kau berjalan, dapatkah kau berlari? Tidak bukan? Maka dari itu aku tidak bisa mencintaimu lagi, Ayumi”

Sebutir air mata jatuh membasahi wajahnya yang tampan ketika ia selesai mengatakan semua hal itu. Diraihnya tangan Ayumi yang dihiasi oleh berbagai selang dan infusan penyambung nyawa itu lalu dikecupnya secara lembut dan dalam.

“Kau lihat, sayang, jikalau cinta itu membutuhkan rangkaian alasan-alasan seperti tadi, maka kini sudah tidak ada lagi alasan bagiku untuk mencintaimu. Tapi karena aku sama sekali tidak membutuhkan alasan apapun juga untuk mencintaimu, maka sampai kapanpun dan dalam kondisi yang bagaimanapun aku akan tetap dan selalu mencintaimu karena kau adalah wanita yang diciptakan untukku, sama seperti diriku yang diciptakan khusus oleh Tuhan untuk mencintaimu dan menerimamu sebagaimana adanya” ujar Hammil lembut. Kini pria itu benar-benar menangis, meluapkan segala macam kesedihan dan kepedihan yang dirasakannya karena melihat kondisi belahan jiwanya saat ini. Sungguh ia berdoa kepada Tuhan dalam hati, meminta jikalau sekiranya boleh biarlah ia saja yang berada di posisi Ayumi saat ini. Ia sungguh rela menggantikan kekasihnya itu karena tak sanggup rasa hatinya melihat wanita yang dicintainya itu berada dalam penderitaan seperti saat ini.

Hari berganti hari. Minggu berganti minggu dan bulan berganti bulan. Kondisi Ayumi kini perlahan mulai membaik. Walaupun kini dirinya sudah bukan seperti dirinya yang dulu namun ia tetap bersyukur bahwa di tengah masa-masa suram hidupnya saat ini, Hammil selalu berada di sisinya untuk menolong dan menjaganya serta meneranginya dengan cahaya cinta yang tulus. Suatu cinta sejati yang tanpa syarat dan tidak lekang oleh waktu dan kondisi.

Dua tahun setelahnya, Ayumi dan Hammil akhirnya melangsungkan pernikahan mereka yang sempat tertunda. Sang pengantin wanita yang duduk di kursi roda dengan sebagian besar rambut menutupi wajahnya yang hancur akibat kecelakaan yang dialaminya waktu itu tampak tersenyum bahagia kearah mempelai pria yang menunggunya di depan altar ketika sang ayah tercintanya mendampinginya dengan mendorong kursi rodanya tersebut untuk menuju ke tempat kudus dimana ia akan dipersatukan dengan kekasihnya dalam sebuah pernikahan suci. Akhirnya kini ia bisa melihat bukti kesungguhan cinta Hammil kepadanya dan mengerti bahwa kita sama sekali tidak membutuhkan suatu alas an untuk mencintai seseorang.


“True love never dies for it is lust that fades away. Love bonds for a lifetime but lust just pushes away”

(Unknown)

“Immature love says ‘I Love you because I need you’. Mature love says ‘I need you because I love you”

(Unknown)


THE END


Maaf ya kalo ceritanya rada maksa. Maklum cuma ide yang tiba-tiba muncul di kepala ^^

8 comments:

aydhie on 8 December 2011 at 17:17 said...

so sweet... trully love..... love have no reason, love someone not because of something,but cause you love that persons you accept everything he had,his weakness and strght....... half soulf,just have no reason to accept that....

mommia kitajima on 8 December 2011 at 17:47 said...

kasiyan ayumi
tragis sekali nasip nya
huhuu...

Anonymous said...

sukaaaa naath biarpun terllalu tragis tp so sweeett heheh! setuju banget love some one dont need a reason. if u need a reason, it is not love but just a transaction. jadi inget dialog dlm film thailand kesukaan g "do u love someone because he/she is perfect? or because u love him/her so they are perfect?
anita f4evermania

Miarosa on 9 December 2011 at 13:32 said...

sedihh...hiks :(

Beatrix on 10 December 2011 at 18:24 said...

Baru baca....bagus natalie cinta sejati memang seperti itu ya...tq

Resi said...

sediiih, kita memang tidak membutuhkan alasan utk mencintai seseorang. so sweet.

chuubyy on 11 December 2011 at 14:05 said...

co cweettt,,, biar pun sedihh tp HE juga.... sukaaa... thx natali... ditunggu crita berikutnya yaa... hehehehe...

aan on 19 December 2011 at 22:03 said...

oohh,,,hammil..
so sweet,,,

that's really true love

nmbah lg sis nat ff nyah

Post a Comment

Silahkan kritik, saran, sapa dan salamnya... :)

 

An Eternal Rainbow Copyright © 2011 Design by Ipietoon Blogger Template | web hosting