Sunday, 20 March 2011

Fanfic TK: Bintang Jatuh

Posted by Ty SakuMoto at 05:24
Cerita berlatar setelah betsuhana 21 (Koji kecelakaan motor)


Bintang Jatuh
(by Titi)



“Bagaimana ini..Isshin ku tidak ada”

“semuanya salahku, harusnya aku pulang dengan koji waktu itu..pasti koji tidak celaka” rintih Maya

“maafkan aku koji, aku yang menyebabkan kamu menjadi seperti ini” Maya menangis disamping tempat tidur rumah sakit meratapi Koji yang terbaring dengan balutan perban sekujur tubuhnya.

Maya sungguh merasa bersalah karna kejadian ini, dia tidak mengerti apa yang harus dilakukannya, pementasan bidadari merah semakin dekat waktunya namun dia tidak akan bisa memerankan akoya dengan baik bila bukan Koji yang berperan sebagai Isshin.

***

“Apa kau tau bagaimana keadaan Sakura Koji, Mizuki?” Masumi Hayami, yang sedang berada diruangan kantornya, tidak mengalihkan pandangannya dari dokumen yang sedang diperiksanya, bertanya kepada nona Mizuki yang masuk kedalam ruangannya.

“saya mendengar kabar dari Pak Kuronuma, keadaannya kurang begitu bagus, Pak Masumi, dia masih belum sadarkan diri”

“Mmmm..” Jawab Pak Masumi sambil terus membaca dokumennya

“Bagaimana selanjutnya rencana anda Pak Masumi, pementasan Bidadari Merah tidak dapat dilaksanakan sesuai rencana jika begini keadaannya” lanjut Mizuki lagi.

“Aku, juga belum tau Mizuki”, Masumi meletakan dokumen yang dibacanya, memegang kepalanya dan bersandar dikursinya.

“Aku, belum memikirkan apa2, terlalu banyak yang menyita perhatianku” katanya lagi sambil menerawang menatap keluar jendelanya.

“Bisakah kau tinggalkan aku sendirian” katanya lagi

“Baik, Pak Masumi” Mizuki berjalan ke arah pintu meninggalkan ruangan Pak Masumi.

***

“Sudahlah Maya, jangan menangis terus” Rei menghampiri Maya, yang terisak2 disamping tempat tidur Koji sambil menundukan kepalanya.

“Aku merasa bersalah, Rei, bagaimana ini apa yang harus kulakukan?” kata Maya sambil berurai air mata.

“Kenapa kau merasa bersalah?Koji kecelakaan Maya dan bukan kau yang menabraknya kan?kenapa Kau jadi merasa bersalah seperti ini?”

“aku…aku…aa..” Maya tidak bisa melanjutkan perkataannya dia kembali menangis terisak-isak, dia tidak dapat menceritakan kepada Rei sebenarnya apa yang terjadi, dia tidak sanggup.

“Sudahlah lebih baik kita pulang, biarkan dokter dan suster yang merawatnya disini”

“tidak bisa Rei, aku harus disini menemaninya sampai sadar, aku tidak bisa pulang ke rumah dengan keadaan Koji yang belum sadarkan diri, hanya akan membuatku gelisah” Jawab Maya

“baiklah terserah padamu, aku akan pulang sekarang, jika ada apa2 ku harap kau segera menghubungiku” Rei berjalan menuju pintu, kemudian tersenyum kepada Maya.

“baiklah Rei” Jawab Maya.

***
Masumi melamun dalam mobilnya yang mengantarkan dia pulang, Shiori dia..sudah tau bahwa aku si Mawar Jingga, bagaimana dia tau..pikir Masumi kepalanya sekarang dipenuhi pertanyaan2, bagaimana dia akan menyelesaikan masalahnya dengan shiori, gadis itu bisa melakukan apa saja untuk menyakiti Maya. Pak Masumi kemudian teringat apa yang terjadi di kapal Astoria, “ah Maya aku rindu padamu, seandainya..akhh..” Pak Masumi meremas kepalanya tertunduk dikursi belakang mobilnya, dia begitu tidak berdaya, untuk pertama kalinya dia bingung apa yang harus dilakukannya. Kemudian dia teringat Koji.

“Belokkan mobilnya” tiba2 Pak Masumi menyuruh sopirnya membelokkan mobil

“baik Pak, tapi kita akan kemana Pak Hayami?’

"Kita ke Tokyo Hospital” kata Pak Masumi lagi.

“Baik Pak.” Sopir Masumi membelokkan mobilnya menuju rumah sakit yang baru saja mereka lewati.

Masumi berdiri didepan rumah sakit, dia menyulut rokoknya sejenak dia berpikir dan melihat jam tangannya sudah jam 09.00pm rumah sakit tidak akan mengijinkan orang menjenguk saat ini, lebih baik aku pulang saja, besok saja aku kemari lagi, namun ketika dia berbalik hendak menuju parkiran, sekilas dia melihat Maya sedang berjalan memasuki rumah sakit, “sepertinya dia dari taman” pikir Pak Masumi. 

Tanpa sadar dia berjalan mengikuti Maya, yang terus berjalan menundukan kepalanya dengan wajah muram sepanjang lorong rumah sakit, sampai tiba didepan kamar Koji, Maya menarik napas dan membuka pintu, dia tadi sangat kalut sehingga mencari udara luar mungkin akan menenangkan pikirannya, dia tidak sadar Pak Masumi yang berdiri tak jauh darinya memperhatikan tiap gerak geriknya.

“Maya..”

Maya menoleh dan tersentak kaget

“Pak Masumi..aa..apa..aapa yg anda lakukan disini?” jawab Maya terbata-bata

Masumi menghampirinya dan menatap ke dalam ruangan Koji dari kaca pintu.

“bagaimana keadaannya?” Tanya Masumi.

“ahhh..iya..dia masih belum sadarkan diri Pak Masumi” Maya tertunduk kedua tangannya diremasnya.

“apa yang anda lakukan disini, Pak Masumi?” Tanya Maya lagi tanpa mengangkat kepalanya entahlah rasanya dia gugup sekali perasaannya campur aduk, sebenarnya dia
ingin berlari memeluk Pak Masumi dan menangis di dadanya menumpahkan segala perasaannya, namun dia tak sanggup.

“aku tadi kebetulan lewat, mungil..kupikir tidak salahnya aku menengoknya sebentar, dan kebetulan sekali aku bertemu denganmu disini”

“iya saya,,saya hanya berpikir bahwa sebagai temannya Koji, saya harus bersamanya disaat seperti ini..”

Pak Masumi menganggukan kepalanya. Dia menatap Maya lekat

“apa kau memang tidak berencana untuk melihat wajahku, mungil?”
Maya sontak kaget dia menengadahkan kepalanya menatap Pak Masumi wajah nya merona karna malu.

“ma…maafkan saya Pak Masumi,..sa..saya..” Maya bingung, jantungnya berdegub kencang.

“Baiklah, mungil sudah malam sebaiknya kita pulang sekarang, aku akan mengantarmu”

Pak Masumi membalikkan badannya berjalan, namun Maya sama sekali tidak beranjak dari tempatnya berdiri.

Pak Masumi menoleh

“Mungil?”

“ma..maaf Pak Masumi, saya pikir saya tidak dapat pulang dengan anda..” jawab Maya

Pak Masumi tertegun dia menatap Maya lekat yang masi meremas tangannya sambil menundukan kepalanya.

“Apa maksudmu Mungil, apa kau berencana pulang sendiri, kau tau aku tidak akan membiarkan hal itu apalagi kau seorang gadis pulang malam-malam sendiri”  

Maya terdiam.

“saya akan menginap disini” lanjut Maya lagi dia semakin keras meremas remas kedua tangannya

“Apa mungil? Kau akan menginap disini?” Masumi tidak percaya apa yang didengarnya

“i..iiyaa..” jawab Maya terbata-bata dia sungguh tidak berani menatap Pak Masumi.

“kenapa mungil? Masumi berusaha menjaga suaranya tetap tenang, jantungnya berdegup kencang, ada perasaan tidak rela di hatinya, aPakah jika aku yang terbaring di sana kau akan melakukan hal yang sama mungil?katanya dalam hati.

“saya pikir saya harus menjaganya disini hingga dia sadar Pak Masumi, saya sungguh merasa bersalah” Maya menggigit bibir bawahnya air matanya mulai menggenangi matanya. Masumi masih menunggu Maya melanjutkan bicaranya.

“Jika saya waktu itu ikut pulang dengannya seperti yang anda perintahkan maka hal ini tidak akan terjadi kan Pak Masumi, Koji tidak celaka seperti ini” Maya berjalan mendekati Pak Masumi memegang kedua tangan Masumi dan menengadah menatap Masumi.

“Iya kan Pak Masumi, kalo saja saya waktu itu ikut pulang dengan Koji seperti kata anda, Koji pasti tidak kecelakaan” Maya mulai nangis terisak.

Masumi tidak dapat menahan diri dia merengkuh Maya dalam pelukannya, Maya balas memeluk Masumi dan menangis membenamkan wajahnya di dada Masumi.

“Aku mengerti mungil..” Masumi membelai lembut rambut Maya dan melepaskan pelukannya, dia mengusap air mata yang mengalir di pipi Maya.

“Aku mengerti dan aku percaya padamu..seperti janjiku padamu, sekarang masuklah dan jaga dia, kau dapat menghubungiku jika kau membutuhkan sesuatu..sampai jumpa mungil..” Masumi berjalan sepanjang lorong menuju pintu keluar.

****
Dikantor Masumi keesokan harinya

“selamat pagi Pak Masumi”

“Pagi Mizuki”

Mizuki kaget melihat wajah Masumi yg agak pucat dengan lingkar hitam dimatanya

“APakah tidur anda nyenyak Pak Masumi?” Tanya Mizuki lagi.

“Aku tidak apa2 Mizuki, apa jadwalku hari ini?”

“Anda ada pertemuan dengan panitia dari Persatuan Drama Nasional, mereka telah menerima kabar bahwa pemeran Isshin, Sakura Koji mendapat kecelakaan dan menurut mereka perlu diadakan pertemuan untuk membahas hal tersebut karna jadwal pementasan bidadari merah tinggal seminggu lagi” Mizuki berhenti berbicara karna dia melihat Pak Masumi tidak memperhatikannya berbicara. Pak Masumi sedang memandang keluar
jendela dengan wajah sendu.

“APakah terjadi sesuatu dengan nona Kitajima Pak Masumi?” Tanya Mizuki lagi

“Mmmm..jam berapa pertemuan itu Mizuki?” Tanya Masumi tanpa mengalihkan pandangannya

“jam 1 siang, Pak setelah makan siang” jawab Mizuki

“mmm..Mizuki jika temanmu sekarat di rumah sakit aPakah kau akan menginap untuk menjaganya?” Tanya Masumi tiba2.

Mizuki tertegun, dia mengerti kemana arah pembicaraan bosnya ini pastilah mengenai Maya dan Koji dan dia yakin sesuatu terjadi diantara mereka td malam, walau Mizuki tidak tau apa itu tp yang membuat bosnya dalam keadaan begini selalu dan hanyalah Nona Kitajima.

“saya rasa sebagai teman yang baik saya akan melakukan hal tersebut Pak Masumi” Masumi mengangguk

“baiklah tolong tinggalkan aku” Masumi berjalan menuju meja kerjanya

Dan Mizuki berjalan menuju pintu keluar kemudian dia teringat

“oiya Pak Masumi saya tadi menelepon pihak Rumah sakit tempat Sakura Koji dirawat, mereka bilang Sakura Koji sudah sadar pagi ini dan kondisinya mulai membaik”

Masumi menghentikan penanya

“baiklah Mizuki, terima kasih”

“Baik Pak” Mizuki meninggalkan kantor Masumi.

***

“Dengan kejadian ini sepertinya pementasan bidadari merah diundur” Pak Kuronoma memberi pendapat

“Bagaimana Pak Masumi, kita tak mungkin mencari pengganti Sakura Koji, itu sama saja mulai dari awal lagi” lanjut Pak Kuronoma lagi

Mereka sekarang berada dalam ruang meeting dengan orang-orang persatuan drama nasional.

“saya kemarin menemui ibu Tsugikage Mayuko, Dia tidak masalah jika pementasan bidadari merah diundur sampai keadaan Koji pulih”

“mmmm…jika begitu bagi saya juga tidak ada masalah” lanjut Pak Masumi dingin

“anda yakin pihak Daito tidak akan mengalami kerugian dengan hal ini Pak Hayami?” Tanya seorang yg lain

“tidak ada yang tidak bisa diatasi oleh Daito, kalian tenang saja” Pak Masumi menanggapi dingin

“cihh…kau sombong sekali Hayami-san, sepertinya darah Eisuke benar2 mengalir di tubuhmu” cibir orang itu lagi

Masumi menatap dingin orang tersebut

“sepertinya anda telah keluar dari konteks pembicaraan, saya tidak berminat melanjutkan pertemuan ini, saya pikir keputusannya adalah penundaan pementasan dan sepertinya kita semua telah setuju, jadi saya pikir tidak perlu lg saya disini menanggapi omongan tidak penting kecoa-kecoa tak berguna..selamat siang!” sindir Pak Masumi dan meninggalkan ruangan pertemuan diikuti anak buahnya, semua hening dan pria itu pun terdiam dengan malu.

****

“aku mau yang itu Maya’ seru Koji menunjuk lauk yang ada di mangkuk yang digenggam Maya, sekarang Maya sedang menyuap Koji untuk makan siang karna sudah pasti tidak dapat memegang mangkuk makan siangnya sementara seluruh badannya dibalut perban.

“yang ini kah” Maya meyumpit lauk tersebut dan menyuapkan ke mulut Koji

“Wah lezat..kau tau jika sakit rasanya sebahagia ini aku jadi ingin sakit terus.” Canda Koji

Maya hanya tersenyum simpul..

“mmm Maya terima kasih sudah menjagaku semalaman” kata Koji lagi dia menggengam erat tangan Maya yg duduk dipinggir tempat tidurnya sementara Koji bersandar pada kepala tempat tidur

“tak apa-apa, aku akan melakukan apa saja agar kau sembuh, kau tau Akoyaku tidak akan dapat kuperankan dengan baik tanpa Isshinmu Koji” kata Maya lembut.

“Ohh ternyata demi itu” Koji menatap Maya sedih

“ahhh berikan aku yang itu..” Koji menunjuk tempura ebi pada mangkuk Maya

“ini..?” ketika Maya hendak menyuapkan tempura tersebut tiba-tiba Pak Masumi datang

“Selamat siang” Sapanya dingin, Masumi telah melihat apa yang mereka lakukan sedari tadi dan sungguh dia tidak menyukainya dan membuatnya merasa sedih dan tertekan, dia ingin seperti Koji saat ini dengan Maya selalu disisinya, namu dia tak berdaya dia tak bisa berbuat apa2.

Maya mendengar suara Masumi kontan menjatuhkan sumpit yang dipegangnya dia menatap Pak Masumi

“Se..se..lamat siang Pak Masumi, saya sangat terkejut dengan kedatangan anda”

“tidak apa2 mungil aku tau kau terkejut, kau menjatuhkan sumpitmu”

“ahhh..iya..”Maya cepat2 mengambil sumpitnya, dan mengusap-usap pipinya merona merah.

Koji memperhatikan hal tersebut, ah Maya seandainya kau lebih pintar menyembunyikan perasaanmu pada Pak Masumi. APakah kau benar2 mencintainya..pikir Koji

“bagaimana keadaanmu Koji?” Tanya Masumi

“baik Pak Masumi, akan membaik jika Maya terus disamping saya, dia adalah obat yang mujarab” kata Koji memancing reaksi Pak Masumi

Pak Masumi menatap Maya dengan sendu, Maya tidak berani menatap Pak Masumi.

“baguslah Koji, saya datang hanya memberitahu bahwa pementasan bidadari merah diundur sampai kondisimu pulih total, karna tidak mungkin mencari penggantimu disaat seperti ini, jadi lebih baik kau bersikap hati-hati terhadap dirimu sendiri jika kau mau menjadi seorang actor professional Sakura Koji, bukan mengendarai motor dengan ugal2an sehingga kau berakhir seperti ini” sindir Masumi tajam

Muka Koji merah padam karna marah

“Semuanya ini gara2 anda Pak Masumi!” teriak Koji marah dia teringat apa yang dilihatnya pada saat Maya kembali dari kapal Astoria dia melihat mereka berpelukan dan itu sangat menyakitkan hati Koji dia ingin menanyakan hal itu pada Maya, namun dia tak sanggup dan takut dengan jawaban Maya.

“mmm…dan kau mulai menyalahkan orang atas ketidakberdayaanmu, Sakura Koji? APakah kau ini seorang lelaki?” ejek Pak Masumi lagi

“aku rasa tidak ada yang perlu lagi saya sampaikan, sampai jumpa Koji, sampai Jumpa Mungil” Masumi melangkahkan kakinya meninggalkan ruangan tersebut

“Aku sangat tidak suka dengan orang itu” gumam Koji kesal

Maya yang memperhatikan dari tadi hanya tersenyum, dia sangat tahu kenapa Masumi bersikap demikian.

“mmm..Maya..bolehkah aku bertanya sesuatu?” Koji menoleh ke arah Maya

Maya berbalik dia sedang membereskan sisa makan siang Koji

“ya, silahkan saja”

“APakah ada sesuatu antara kau dan Pak Masumi?”

Maya kaget, dia hampir saja menjatuhkan mangkuk yang dipegangnya, dan Koji memperhatikan hal tersebut

“aa..apa maksudmu Koji?” jawab Maya

“aPakah kau berada disini menjaga dan merawatku karna kau merasa bersalah padaku?”Tanya Koji lagi suaranya agak meninggi, Maya diam saja dia berjalan mendekati Koji

“Koji..aaku dan Pak Masumi…”

“Kenapa? Apa yang terjadi dengan kalian di kapal Astoria?”potong Koji

“itu…” Maya bergumam lirih

“Maya aku tidak butuh rasa kasianmu yang kubutuhkan adalah cinta darimu, tidak bisakah kau mencintaiku?” ucap Koji lirih dengan senyum sedih 

“Maaf Koji..” Maya mengeluarkan kalung lumba-lumba yang pernah diberikan Koji,

Koji melihat itu dan dia sudah tau apa yang akan dikatakan Maya

“Apa kau mau mengembalikan itu padaku?aku tidak mau menerimanya Maya, jika tak suka lagi kau dapat membuangnya” ucap Koji sambil membuang muka

Maya tidak dapat berkata apa-apa dia sungguh meminta maaf kepada Koji

“Maaf Koji, aku telah menyerahkan cintaku hanya untuk seseorang, ketika melihatnya dan bersamanya aku seperti menemukan belahan jiwaku yang satu lagi, aku seolah2 mati jika aku tidak dapat melihatnya, oleh karna itu aku tidak dapat mencintaimu, menyimpan kalung ini hanya akan membuat diriku semakin merasa bersalah padamu, aku tau kau baik dan sangat memperhatikanku tp sungguh Koji aku meminta maaf cintaku hanya untuk dia seorang” Air mata mulai tergenang di mata Maya

“APakah cintamu untuk Mawar Jingga?” Tanya Koji dengan sedih
Maya mengangguk

“Tapi,,tapi kau tidak pernah tau siapa Mawar Jingga” protes Koji dia berusaha meyakinkan Maya

“atau apa kau sudah mengetahuinya?aPakah dia..Masumi Hayami?:” Tanya Koji

Maya tersontak kaget

“kau..kau tau darimana Koji?”

“aPakah benar?ciihh..aku melihat kau memeluknya saat kau pulang dari kapal Astoria, ternyata benar dia? Kau mengecewakan hatiku Maya” kata Koji lirih.

“ma..maaf Koji..” Maya mulai menangis

“tinggalkan aku sendiri Maya” pinta Koji

“ta..tapi Koji aa..aku..” Maya masih terisak

“Ku mohon Maya aku ingin sendiri” pinta Koji tanpa mau melihat Maya.

Maya mengerti dia menaruh kalung lumba-lumba itu di meja sebelah tempat tidur Koji dan dia meninggalkan kamar itu sambil menangis

“sekali lagi maafkan aku Koji, walaupun aku tak bisa menerima cintamu, tapi aku menanggap kau sahabat terbaikku” blam..pintu tertutup Maya keluar dari Rumah Sakit sambil menangis.

Maya berjalan sendiri..”ah kemanakah aku berjalan, rasanya aku tidak ingin pulang ke apartemen sekarang, aku ingin bertemu Pak Masumi…hiks..hiks,,air mata berderai di wajahnya, aku sangat merindukannya, aku ingin memeluknya Pak Masumi si Mawar Jingga belahan jiwaku”, Maya menangis sambil berjongkok dipinggir jalan.

“Nona Kitajima?”

Maya bangun dan menoleh

“Pak Hijiri?”

“Apa yang anda lakukan disini Nona Kitajima?”

“Saya merindukan Mawar Jingga..huahhh hiks..hiks..” Maya berlari ke arah Hijiri memeluknya dan menangis sejadi-jadinya

“tolonglah pertemukan saya dengannya, Pak Hijiri”

Hijiri bingung dia tidak tau berbuat apa dia sudah sering di berondong begini oleh Maya dia merasa kasihan berkali-kali Masumi mengingkari janjinya tentang Mawar Jingga.

“maaf Nona Kitajima saya tidak dapat melakukan itu” jawab Hijiri pelan.

“Kalo begitu saya akan menemuinya sendiri!” teriak Maya dia berlari ke arah Gedung Daito yg tidak jauh dari tempatnya berdiri.

“NONA MAYA…ANDA MAU KEMANA?” teriak Hijiri

Didepan gedung Daito Maya bertemu Nona Mizuki yang baru mau pulang

“Nona Kitajima selamat malam apa yang anda lakukan disini” Tanya Mizuki

“nona Mizuki aPakah Pak Masumi ada?” Tanya Maya dengan napas tersengal-sengal karna berlari

“Pak Masumi sudah pulang sejak sore, Maya dan sekarang aku tidak tau dia dimana, mungkin dia sudah pulang ke rumahnya” jawab Mizuki

“ah..aPakah begitu?” Maya tertunduk dia sudah hampir menangis lagi

“ada apa Maya, aPakah ada yang penting, apa kau mau aku menghubunginya?”

Maya menatap Mizuki penuh harap
 
“baiklah tunggu sebentar” Mizuki menelpon rumah Pak Masumi, dan pelayan rumah mengatakan bahwa Pak Masumi tidak dirumah saat ini dan sepertinya sedang tidak pulang karna menginap di villanya di Izu.

“Maya, Pak Masumi tidak dirumah dia sedang di villanya di Izu”

Maya mengangguk dan berlari dan menyetop taxi, Mizuki belum sempat berkata apa2 padahal dia berpikir untuk mengantarkan Maya kesana jika memang penting, aPakah gadis itu sudah tau jalannya, sebenarnya apa yang terjadi?pikir Mizuki “kenapa percintaan kedua orang itu sungguh rumit”

***
Pak Masumi masih terbayang dengan apa yang dilihatnya dirumah sakit, antara Maya dan Koji dia sadar dia sedang sangat cemburu namun dia kesal karna tidak bisa berbuat apa-apa karna Maya bukan siapa2nya. Sekarang dia berada di villa nya di semenanjung Izu, entahlah dia merasa perlu ketenangan akhir-akhir ini. Dia teringat mengundang Maya ke villa ini entah kapan hal itu akan menjadi kenyataan bahwa mereka akan berdua saja menghabiskan malam disini.

Masumi menengadahkan kepalanya menatap bintang-bintang.”aaahhh Maya kau seperti bintang-bintang itu terlihat begitu indah namun tak bisa disentuh dan selalu membuatku rindu untuk melihatmu lagi” Gumam Masumi sendu.

Masumi berjalan sepanjang pantai dengan bertelanjang kaki, semburan ombak dikakinya cukup menenangkan pikirannya oleh karna itulah dia sangat menyukai tempat ini.

“Maya..” Masumi kaget karna dia melihat Maya berlari ke arahnya

“aPakah ini mimpi?” gumamnya lagi karna sosok Maya semakin dekat ke arahnya dan tiba-tiba Maya memeluknya.

“ Pak Masumi..” Maya menangis memeluk Masumi dengan erat

“Mungil, apa yang terjadi?apa yang kau lakukan disini?” Tanya Masumi heran

“saya,,,saya,,bukankah anda mengundang saya kemari? Maya terisak dalam pelukan Masumi

“tapi aku belum menyiapkan apapun untuk kedatanganmu, aku pikir tidak sekarang..” Masumi terlihat bingung.

“Pak Masumi, bisakah anda memeluk saya?tolong jangan lepaskan saya” gumam Maya

Masumi tertegun, namun karna dia memang sangat merindukan Maya, dia menarik lengan Maya dan memeluknya erat. Maya membenamkan wajahnya dalam pelukan Masumi dia dapat mencium aroma tubuh Pak Masumi dan dia sangat menyukai wanginya, terasa sangat nyaman.

Tiba-tiba Masumi melonggarkan pelukannya dan menunduk menatap Maya yang menatapnya polos, Maya tidak dapat mengartikan apa maksud tatapan tersebut.

Masumi mendekatkan wajahnya ke Maya, Maya menjadi gugup namun dia tidak dapat bergerak perlahan dia memejamkan matanya dan memegang baju Masumi lebih erat, ketika Masumi mulai menyentuh rambut Maya, kemudian dia mengecup kening Maya, kemudian mata kiri Maya, Masumi mulai tidak dapat mengendalikan dirinya namun dia merasa tidak ada penolakan dari Maya, dia membelai pipi Maya dan mengecup pipi yang merona merah itu, Maya terdiam mematung jantungnya berdegub kencang namun dia tidak dapat berbuat apa2 karna dia begitu merindukan Pak Masumi

Masumi membelai bibir Maya, bibir merah itu menggumamkan namanya. Masumi benar-benar tidak dapat menahan dirinya, dia mendekatkan wajahnya lg dan menyentuh sudut bibir Maya dengan bibirnya kemudian menunggu reaksi Maya, namun Maya tetap tidak bergeming Maya begitu terPaku, dia tidak dapat menolak Pak Masumi sungguh dia tidak dapat menolaknya, Perlahan Masumi menyentuh bibir Maya dan menciumnya dengan penuh kerinduan, perasaan Maya sungguh seperti melayang dia membalas ciuman Pak Masumi dan memeluknya erat.

Setelah beberapa saat Masumi kaget seolah-olah sadar dengan apa yang dilakukannya

Mukanya merah padam

“maaf mungil…aku..aku..” kata Pak Masumi

“Saya mencintai anda Pak Masumi” wajah Maya merah padam dia tertunduk malu.

“mungil kau…”

“Saya tau andalah Mawar Jingga, sejak itu perasaan benci saya pada anda berubah menjadi cinta” jelas Maya sambil menatap Pak Masumi

“Selama ini andalah penolong saya dan selalu melindungi saya, saya sungguh2 mengucapkan terima kasih Pak Masumi, ketika kembali dari lembah plum saya ingin mengatakan langsung kepada anda, tetapi ketika saya ingin menemui anda ternyata sedang ada pertunangan anda dengan nona Shiori, hati saya hancur Pak Masumi, saya,,saya..seperti kehilangan separuh jiwa saya, namun sekarang saya sudah tidak dapat menahan perasaan saya kepada anda, saya tidak peduli anda akan menolak saya atau menganggap saya anak kecil bodoh bagi saya anda sangat berarti Pak Masumi” Maya menatap Masumi dengan mata berkaca-kaca.

“Bisakah anda melepaskan topeng kaca anda yang selama ini anda kenakan?topeng warna Jingga anda, bisakah saya mengenal anda lebih jauh?karna menurut saya anda orang yang penuh kasih sayang” Maya membelai wajah Masumi dengan tangannya.

Masumi menangkap tangan itu dan tetap menempelkannya di pipinya dan mencium punggung lengan Maya. Dia seolah-olah tak percaya, bintang itu yang hanya dipandanginya dari jauh, tiba-tiba jatuh kepelukannya.

“Mungil…aPakah aku bermimpi?” Masumi menatap Maya tak percaya.

"tidak Pak Masumi, saya sungguh mencintai anda..aPakah anda juga mencintai saya?” Maya bertanya dengan ragu

“Aku sangat mencintaimu Maya, 7 tahun ini hanya dirimu dan selamanya dirimu” Masumi menarik Maya dalam pelukannya

“Aku mendapatkan bintangku dan aku tidak akan pernah melepaskannya lagi” ujar Masumi dan dia pun mencium Maya dengan hangat, bintang-bintang dilangit menjadi saksi bertemunya kedua belahan jiwa yang terpisah.


<<<Bintang Jatuh... END>>>

 PS:  Titi bikin lanjutannya ni say di blog dia : Bintang jatuh part 2 dst. 

13 comments:

Anonymous said...

kyaaaa.....!pertamax kah??

gawat...pagi2 udah sarapan orang 2 ni kissu-lipsu deh...:D
love it banget dah! makasiiiiii^^, Ty & Titi (hh...? mirip ya?)

-winceu-

Anonymous said...

love it..tyyyyyyyyyyy.....
two thumbs up...kiss,kiss..hug,hug....
arigatou gozaimasu say... ^_^

rany y

Anonymous said...

Thanks, buat Ty, yang publishin
kemarin iseng nulisnya dikantor jadi seharian ga kerja hahaha..*bodo amat dah* ^_^

lam kenal semuanya Gw Titi

Anonymous said...

jadinya bukan cm maya yg berdegup kencang, aku jg nih..

-nadine-

Anonymous said...

trus shiori nya gimana ceritanya.... diceritain aja amnesia... beres deeehhhh.... hahahaha

Anonymous said...

yg punya blog Ty..yg nyumbang Titi...
pokoke...lanjutkan karya neeeee..........
Menantikan yg laennn!!!!
CAYOOOO!

- BULAT -

Anonymous said...

eh lam kenal beneran yah namanya BULATT?

ya neh lagi diusahakan bikin lanjutannya hehehehe..

^_^

Trims, ya disupport hehehe,,,

Thx.

Anonymous said...

Titi,
mau dunk cerita yang kayak gini lagi...
hehehe...

Fans

Anonymous said...

Duh deg-degn,g napas aku slama baca,malu-malu ndili jadiny,muach muach

Anonymous said...

hahahaha...hayoo...buat lagi lanjutannya yuk.

^_^

Titi

Anonymous said...

kan masumi dah janji gk manggil mungil lageee,,,

dina ( I ♥ Topeng kaca ) on 30 March 2011 at 23:35 said...

kyaaaa ...akhirnya masumi cium maya pas bangun ( biasanya kan nyuri ciuman ) bikin lagi yang tambah HOTT mbak Titi

toephiz on 30 December 2012 at 10:01 said...

salam kenal buat neng titi..
critanya bagus neng..lanjut yach..

Post a Comment

Silahkan kritik, saran, sapa dan salamnya... :)

 

An Eternal Rainbow Copyright © 2011 Design by Ipietoon Blogger Template | web hosting