Saturday 21 May 2011

Fanfic TK: 'Cos I Love You Ch. 2

Posted by Ty SakuMoto at 20:09


‘COS I LOVE YOU...........
(By Riema)

Chapter 2: Then here we are


Villa Izu:
            ‘ Maya...... ssstt Maya !’ Masumi menepuk pipi Maya lembut, gadis itu masih tertidur dalam pelukannya.
            ‘ Ngh...... Masih ngantuk Rei......’ Maya menepis tangan Masumi, membuat laki laki itu tergelak
            ‘ kalau kau tidak segera bangun, kau akan melewatkan matahari terbitnya. Ayo bangun pemalas...... Atau ...... aku harus menciummu seperti putri tidur?’
            ‘ Ahh..... Pak Masumi.....’ Maya mengerjap, tersipu saat sadar masih ada dalam pelukan Masumi
            ‘ Tidurmu nyenyak mungil?’
            ‘ I-iya Pak Masumi. Kenapa aku tidur disini? ’ Maya melihat sekeliling. Ternyata mereka di ruang tengah Villa tersebut. Seingatnya, mereka duduk di balkon semalam
            ’ Kau yang berkeras tidak mau tidur di kamar. Kau ini kadang bisa sangat keras kepala ya Maya. Untung saja tidurmu nyenyak, jadi aku pindah ke dalam. Kalau tidak, bisa-bisa kita membeku di luar sana’
            ’ Kalau tidurku senyenyak itu, kenapa anda tidak memindahkanku ke kamar saja? Toh aku tidak akan menyadarinya’ todong Maya, membuat Masumi tersipu
            ’ Ng. Tidak apa-apa. Mungkin akulah sebenarnya yang masih ingin memelukmu’jawabnya malu-malu.
            ‘  Apa anda tidak apa-apa? Tidur seperti itu?’
            ’ ugh. Tentu saja aku merasa pegal. Kau tidur seperti orang mati. Berat sekali’ katanya tersenyum
            ‘ Pak Masumi......’ Maya cemberut
            ‘ ha   ha ha  . Saat di lembah plum, aku menikmati tidur seperti ini. Saat ini, aku jauh lebih menikmatinya. Walaupun punggungku jadi kaku begini.....’
            ‘ Anda menikmati malam di lembah Plum? Benarkah itu ? kupikir anda melakukannya sebagai direktur Daito. Aku telur emas Daito, ingat?’
            ‘ Hmm. Aku akan menjadi apapun asal bisa bersamamu Maya. Saat itu kau ingin kupeluk sebagai telur emas Daito bukan? Maka aku melakukannya. Baru sekarang aku tau bahwa kau sudah menyukaiku saat itu. Kalau saja aku tau ‘
            ‘ Kalau sudah tau, apa yang akan anda lakukan?’
            ‘ Kalu aku tau, aku tak akan sesedih itu Maya. Kau tau, waktu itu aku berpikir. Betapa pendeknya malam itu, saat aku masih ingin bersamamu, aku harus merelakanmu terbang dari sisiku. Malam yang indah, tapi pagi yang sangat menyedihkan. Sepanjang hari itu aku terus teringat padamu’ tutur Masumi mengenang.
            ‘ Sebenarnya, sejak kapan anda menyukaiku?’ Maya teringat pertama kali menerima Mawar ungu.
            ‘ Aku mengagumimu sejak pertama kali melihat mu. Lalu saat aku sadar kau bukan anak-anak lagi, aku sudah jatuh cinta padamu.’ Masumi membayangkan adegan Beth yang sakit keras dalm Young Girls.
            > Pak Masumi, Kenapa anda tidak mengatakan bahwa anda adalah mawar ungu <
.           ‘ Ayo bangun Maya, sudah hampir terang.’ Masumi bangun dan menarik Maya bersamanya. Keduanya berjalan menuju balkon. Masumi bergegas membuka pintu ganda yang terbuat dari kaca tersebut. Terlihat matahari baru keluar dari peraduannya.
            ‘Wah, indah sekali ............. ‘ Maya berpagangan pada pagar balkon
            ‘ Yah, indah sekali. Saat di astoria, kau menunjukkan pemandangan indah padaku. Maka aku ingin menunjukkan yang sama padamu.
Tepat satu minggu, saat kau memerankan Akoya mu berlatarkan sunrise. Perasaan cintamu pada Isshin. Sungguh luar biasa, membuat aku tak mampu menahan diri lagi. Tak mampu lagi.........’ Masumi merangkul bahu Maya
>Pak Masumi<
            ‘ Untunglah, untunglah anda memahaminya. Jika tidak, kita tidak akan ada disini bukan?’ Matanya menatap Masumi dalam-dalam
            ‘ Yah. Kaulah yang memberikan keberanian itu Maya. Sedangkan aku, aku selalu merasa takut, selalu menjadi pengecut.’ Katanya tanpa pengalihkan pandangan
>Takut? Itukah yang membuat anda enggan membuka jati diri mawar ungu? Katakanlah Pak Masumi, dan aku akan memelukmu tanpa ragu<
            ‘ Kau mau jalan ke pantai Maya? ‘
            ‘ Tentu. Mari......... ‘ keduanya berbalik. Keluar dari Villa dan berjalan bergandengan tangan  menyusuri pantai, di latari matahari yang mulai tampak terang  kemerahan.
            ‘ Maya, maukah kau tetap menggenggam tanganku?’ Tanya Masumi setelah agak lama berdiam diri.
            > Pak Masumi< Maya mengangguk
            ‘ Aku merasa lebih kuat jika kau menggenggam tanganku. Kau memberiku kekuatanmu......’ sambungnya
            ‘Begitukah? Aku?’
            ‘Kau bahkan tidak sadar, bahwa kekuatan tekadmu selalu memberikan aku semangat hidup. Membuatku memikirkan hidupku sendiri.
Maya, sebelum bertemu denganmu aku tidak pernah tau apa itu kebahagiaan. Betapa bahagianya melakukan sesuatu atas kehendak sendiri. Aku iri padamu, aku tak pernah merasa seperti itu. Tidak pernah’ Masumi berkata seolah pada dirinya sendiri.
            ‘Anda pernah mengatakan anda iri padaku, meski aku tidak paham apa maksudnya’
            ‘ Anu, aku juga pernah melihat album foto remaja anda. Anda yang berwajah dingin, tak satupun dalam foto-foto itu anda tersenyum. Seperti tak pernah ada kebahagiaan.’ Maya teringat wajah Masumi remaja dalam album foto yang pernah dilihatnya sewaktu di rumah Masumi, betapa wajah tampan yang sangat dingin.
            ‘Ya. Begitulah aku.’ Masumi mengingat kembali peristiwa penculikan dirinya. Betapa dinginnya air laut malam itu, membekukan jiwanya, memadamkan api dalam dirinya. Masumi menggelang sambil tersenyum pahit.
            ‘Aku tidak tau apa yang sudah anda alami, tapi aku tidak akan membiarkan anda berwajah seperti itu lagi. Aku tidak akan membiarkan anda sedih lagi.’ Maya mempererat genggaman tangannya
            ’ Terima kasih Maya. Kau tidak perlu melakukan apa-apa. Hanya dengan keberadaan mu, kau sudah membuatku bahagia.
Itu benar lho. Aku tidak pernah sedih setelah bertemu denganmu. Aku akan tertawa melihatmu tertawa, tersenyum melihatmu tersenyum, aku bahkan tertawa riang melihatmu marah.’ Masumi tersenyum lagi
            ’Begitu, pantas saja anda senang sekali membuat aku marah’ Maya berlagak cemberut
            ’ha ha ha...... Tuh kan, aku bahkan senang melihatmu cemberut. Aku tak habis pikir. Aku mendapati diriku hilang kendali saat bersamamu, dengan mudahnya topeng esku lepas. Seperti aku menjadi manusia baru’Dirangkulnya bahu Maya. Lalu dengan tangannya yang bebas, digenggamnya lagi tangan gadis itu.
            ’Kupikir anda tidak menjadi manusia baru. Tapi memang begitulah anda sebenarnya. Tanpa topeng anda yang dingin itu, aku yakin anda adalah orang yang menyenangkan.’
            ’Kau dalah orang pertama yang menganggap aku menyenangkan. Tapi sewaktu kecil, begitulah aku memandang diriku. Aku menyenangkan dan pintar, disukai guru dan  teman-temanku’ katanya membanggakan diri
            ’Terima kasih, karena telah membawaku kembali. Itu, berarti sekali untukku.’Masumi menatap sendu
            ’Banyak hal yang baru aku rasakan setelah bertemu denganmu. Perasaan cinta, yang sangat menyiksa tentunya karena aku tidak bisa memilikimu. Lalu cemburu. Aneh sekali, perasaan aneh yang sering muncul setelah kau bukan lagi anak-anak. Perasaan sakit yang aku tidak tahu bagaimana cara mengobatinya. Perasaan bahagia yang timbul hanya dengan melihatmu saja. Berbagai emosi yang bener-benar baru bagiku.’ Maya tersanjung mendengar penuturan Masumi.
            >Pak Masumi...... Ternyata anda orang yang seperti ini, aku tidak pernah tau<
            ’Pak Masumi?’
            ’Ya Maya?’
            ’Anda bilang anda mengagumiku. Kalau aku boleh tau. Sejak kapan tepatnya anda mengagumiku?’ Maya tertunduk mencoba mengeluarkan pengakuan dari Masumi
            ’Sejak kau tampil dalam pentas pertamamu. Beth yang sakit sungguhan, Beth yang bisa tersenyum bahagia dengan suhu tubuh 40 derajat. Sejak itu aku mengagumi mu. Dan setelah itu, aku semakin tak bisa lepas darimu’Tutur Masumi
            ’Anda begitu mengagumiku. Sampai-sampai selalu hadir dalam setiap pertunjukkanku? Meski dalam hujan badai’ Masumi menangguk, belum paham arah pertanyaan Maya
            ’ Saat aku jatuh dan semua orang meninggalkan aku. Anda akan selalu disana, menungguku, menyemangatiku. Meski karena ketidaktauanku, aku selalu memaki anda.’ Suara Maya semakin pelan. Langkah Masumi terhenti, sadar akan maksud dari pernyataan Maya.
            ’Maya......’ Dibalikkannya tubuh gadis itu, sehingga mereka berdiri berhadapan. Kedua tangannya menahan lengan Maya
            ’Apa yang ingin kau katakan?’ Masumi menatap Maya yang masih tertunduk
            ’Lihat aku Maya’ Diangkatnya dagu gadis itu, matanya tampak mengaca
            ’Akulah yang seharusnya bertanya. Apa yang ingin anda katakan? Anda sudah membuka diri anda padaku, anda sudah melepaskan topeng es anda dihadapanku. Tapi, masih ada satu topeng lagi yang harus anda tanggalkan. Aku ingin tak ada lagi rahasia, aku ingin tau semuanya tentang anda.’
            >Katakanlah Pak Masumi, tolong katakan padaku andalah mawar ungu itu. Tolonglah<
            ’Rupanya kau sudah tau Maya’Katanya setelah berpikir sejenak
            ’Baik, aku akan mengatakannya....... Maya Kitajima, aku adalah penggemar beratmu. Aku adalah sisi lain dari si dingin Masumi Hayami, yang akan selalu setia padamu. Mendukungmu, menantikanmu, memandangmu. Dan setengah gila berharap memilikimu. Aku adalah mawar ungu-mu’ Masumi menatap Maya lurus-lurus.
            ’Pak Masumi.!’ Setengah meloncat Maya memeluk Masumi
            ’ Aku tau......Aku senang akhirnya aku mendengarnya dari mulut anda sendiri. Aku berjanji akan langsung memeluk anda jika anda mengatakannya. Tak peduli dimanapun itu. Maafkan aku karena selama ini begitu membenci anda, aku tau itu menyakiti anda . Maafkan aku......’Maya terisak di dada Masumi yang terkaget-kaget.
            ’Kau sudah tau? Sejak kapan?’ Masumi membelai rambut Maya
            ’Sejak pementasan Jane. Dan setelah itu, aku semakin yakin. Andalah mawar ungu-ku’
            ’Begitu? Karena itukah kau mencintaiku? Karena aku adalah mawar ungumu?’ gerakan tangannya di kepala Maya terhenti, takut akan fakta baru yang mungkin akan diketahuinya.
           ’Tadinya aku pikir begitu,  tapi ternyata tidak. Aku mendapati diriku cemburu saat anda bersama Nona Shiori, dan itu sebelum aku tau identitas mawar ungu. Aku sadar bahwa aku mencintai Mawar ungu, karena aku tau andalah mawar ungu-ku.’
            ’Benar begitu Maya?’ Masumi menghela nafas lega.
            ’Iya Pak Masumi. Dan saat pementasan Bidadari Merah Bu Mayuko di lembah Plum, anda ingat? Aku merasakan sesuatu, mungkin anda akan menganggapku konyol. Tapi apalah artinya sekarang, aku akan mengatakannya saja....... Anda tau, aku menganggap andalah belahan jiwaku. Bagian diriku yang lain. ’
            ’Maya !’ Masumi menyentakkan bahu Maya
            ‘ Benarkah itu?’ Masumi mengingat perasaan itu. Saat dirinya seakan bersatu dengan gadis itu. Merasakan jiwanya memberontak menginginkan Maya, bagian dirinya yang lain.
            ’Aku..... Aku tau itu bodoh. Aku yang seperti ini, mengharapkan anda sebagai belahan jiwaku. Akan lebih baik kalau anda tidak sesempurna ini. Tidak setampan ini, bukan seorang direktir muda yang digilai banyak wanita. Keadaan anda ini membuatku semakin merasa tidak pantas, membuat posisi kita semakin timpang’ Maya menghembuskan napas berat, Masumi tersenyum.
           ’Oh silakan. Tertawakan saja aku..... kebodohanku selalu membuat anda senang kan?’ Masumi tersenyum lagi, nyaris tertawa.
            ’Anda memang menyebalkan....Anda’ Ucapannya terputus karena Masumi tiba tiba membungkam mulutnya dengan ciuman penuh hasrat.Tak peduli mata Maya melotot saking kagetnya, Masumi menuntun bibir Maya bergerak bersama bibirnya.
            ’Berhentilah bicara Maya, kau berisik sekali’ Masumi mendesis
            ’ Oh Maya...... Kau tidak tau bagaimana rasanya mengetahui itu.’ Bisik Masumi di sela ciumannya
            ’ Kau tidak tau betapa kerasnya aku berusaha menyangkal hal itu. Saat aku menyadari kau adalah belahan jiwaku. Aku sadar, betapa kesepiannya aku selama ini.’ Maya menutup matanya, merasakan nafas Masumi yang lembut meniup wajahnya, menikmati bisikan merdu yang menggelitik telinganya. Dikalungkannya tangannya ke leher Masumi.
Masumi memeluk Maya semakin erat, seolah tidak ingin ada sedikitpun celah memisahkan meraka.
            ’Kumohon Maya, jangan pernah tinggalkan aku. Jangan pernah.........’Meraka kembali berciuman, di bawah matahari pagi yang mulai terang, dengan ombak kecil menggoda kaki telanjang mereka, disaksikan sekelompok kepiting yang malu-malu mengintip.........

Saat mereka kembali ke Vila, ternyata sarapan sudah disediakan oleh pengurus Vila. Tapi rupanya dia langsung pergi tanpa menunggu tuannya kembali. Mereka masuk ke kamar masing-masing untuk mandi dan bersiap-siap, lalu turun lagi untuk sarapan.
Dengan enggan, mereka meninggalkan Izu. Wajah keduanya penuh sinar kebahagiaan, bahkan Masumi tampak seperti remaja. Tak tampak perbedaan usia itu, mereka terlihat serasi.

Masumi menjalankan mobilnya lambat-lambat, tak ingin kebersamaannya dengan Maya berakhir begitu cepat. Alasan yang membuat Maya tertawa.
Masumi bahkan mengajak Maya mampir di kedai es krim untuk memperlambat mereka. Tempatnya tidak besar, tapi nyaman dan bersih. Mereka mengambil tempat duduk di sudut dan memesan es krim porsi besar untuk berdua.
Betapa lega keduanya, tak ada lagi rahasia. Hanya mungkin cinta mereka yang sementara harus dirahasiakan. Meski rasanya sulit merahasiakan perasaan cinta sebesar itu. Orang butapun bisa merasakan cinta mereka yang bergelimang.
Keduanya menikmati es krim penuh canda, diiringi alunan lagu lagu barat 90an. Tingkah mereka yang seperti anak-anak mengundang senyum dari beberapa pengunjung, juga dari pemilik kedai.
Setelah sadar hari semakin siang, dengan malas keduanya menyeret kaki keluar dari tempat itu. Setelah berjanji akan datang lagi, merekapun masuk ke mobil dan berlalu.
*******
Apartemen Maya :
            ‘ Apa kamu tidak mau cerita padaku Maya? Tentang tingkahmu yang jadi aneh begini? ‘ Rei duduk di hadapan Maya, malam hari setelah kepulangan Maya dari Izu
            ‘ Apa maksudmu? Apanya yang aneh?’ Maya pura pura bingung
            ‘ Ya aneh. Seperti tiba-tiba tersenyum sendiri, dan kadang aku lihat kamu melamun di tengah pembicaraan. Pokoknya sejak pulang dari Izu kemarin kamu aneh..... Sebenarnya apa yang terjadi antara kamu dan Pak Masumi? Bagaimana bisa kamu menghabiskan malam bersama orang itu ?’ Berondong Rei
            ’ Aku belum bisa cerita sekarang Rei. Aku janji, tidak lama lagi aku akan ceritakan semua padamu... ’ Maya berkelit
            ’ Kamu tau tidak? Waktu kamu bilang kamu bersama si dingin itu, aku benar-benar khawatir. Aku sampai berfikir yang aneh aneh’ Rei merengut
            ’ Sungguh? Apa yang kamu fikirkan ?’ Maya tertawa
            ’ Aku pikir Masumi menculik dan mengancammu agar menyerahkan peran Bidadari Merah pada Ayumi..... Pokoknya aku berpikir buruk sepanjang malam, sampai-sampai aku tidak bisa tidur ’
            ’ Ha..... ha..... ha...... Rei, kamu ini berlebihan sekali..... aku kan sudah menelponmu. Kalau Pak Masumi menculikku, mana mungkin aku memberi kabar kan?’
            ’ aku tau. Hanya saja rasanya tidak masuk akal kalau kamu bersama dia. Dan kamu sungguh keterlaluan, tidak mau bercerita padaku ’
            >Ah Rei mana mungkin aku bisa cerita padamu tentang apa yang terjadi di Izu. Malam yang sangat indah. Bisa bisa aku mati karena malu kalau harus menceritakan padamu<.
Sekilas bayangan Masumi melintas di matanya. Membuat wajahnya bersemu.        
            ’ Maya..... Maya.....’
            ’ Aduh Rei..... kenapa......’ Maya mengerjap karena Rei menepuk nepuk pipinya
            ’ Kenapa? Baru saja aku bilang, kamu sudah melamun lagi. Lihat pipimu, merah begitu. Apa yang kamu lamunkan ? aku benar-benar tidak suka kalau tidak tau apa-apa. Ugh..... menjengkelkan sekali kamu itu.....’ Rei bangkit sambil menggerutu...... sementara Maya tertawa terbahak-bahak.
*******

Kediaman Takamiya :
            ’ Shiori, kau tidak harus menghadiri konfrensi pers itu. Masumi hanya akan mempermalukan dirimu ’ kepala keluarga Takamiya duduk di samping cucunya selepas kepulangan Masumi yang mengajukan pembatalan pertunangan mereka secara resmi.
            ’ Tentu saja kau tidak perlu hadir sayang, hanya akan membuatmu menderita’ Ibunya berkata lembut.
            ’ Tidak kakek. Ayah, ibu. Aku akan ada disana besok ’ Shiori berkata dingin
            ’ Untuk apa? ’ kekeknya membelai kepala cucu kesayangannya itu
            ’ Masumi akan mengumumkan pembatalan pertunangan kami, tentu saja aku harus ada di sana. Atau orang-orang akan menggosipkan kita. Mereka akan mengasihani aku karena ditinggalkan Masumi. Aku tidak ingin itu terjadi, itu akan sangat mempermalukan keluarga Takamiya bukan?’
            ’ Kau tidak usah memikirkan itu Shiori, yang penting kau tidak tersakiti lagi. Kami tidak ingin kau terluka lagi’ bujuk ayahnya
            ’ Tidak akan, aku tidak akan apa-apa. Aku minta maaf  kakek, ayah, ibu. Aku mengecewakan kalian. Ternyata Masumi tidak menganggap aku cukup pantas untuknya. Aku mohon maaf ’ Shiori terisak
            ’ Tidak tidak. Sama sekali bukan salahmu, Masumi itulah yang tidak tau malu. Dia tidak sadar dengan apa yang sudah dia perbuat. Dia tidak tau apa yang dia lewatkan. Dia tidak tau siapa yang dia hadapi ’ Kakek tua itu mengepalkan tangan.
            ’ Lalu kakek, apakah kakek akan tetap bekerjasama dengan Daito? ’
            ’ Entahlah Shiori. Aku harus memikirkannya dulu, ini bukanlah keputusanku seorang.’ Takamiya tampak berpikir keras
            ’ Jangan terlalu memikirkan aku Kakek. Pikirkan saja yang terbaik bagi perusahaan’           ’ Kau anak baik Shiori, kau memang yang terbaik. Tapi tentu aku tidak bisa membiarkan sakit hatimu tak terbalas bukan?’
            ’ Tidak kakek. Tidak perlu seperti itu’
            >Tentang pembalasan, biarkan aku yang melakukannya sendiri. Mungkin jika tetap terikat pada Takatsu, suatu hari Masumi akan kembali padaku. Menjadi milikku lagi......... Andai saja  anak itu tidak pernah ada....... Benar. Hanya jika tidak ada anak itu Masumi akan mungkin kembali padaku. Aku tidak akan menyerah Masumi, tidak semudah itu<
*******

Ruang konferensi pers Gedung Daito:
            Masumi dan Shiori duduk berdampingan menghadapi puluhan wartawan yang terus memberondong mereka dengan pertanyaan. Masumi beberapa kali melirik Shiori, masih tak habis pikir. Kenapa tiba tiba saja Shiori ingin hadir dalam konfrensi pers tersebut. Dan dengan tenangnya menghadapi wartawan yang mengerubungi mereka.
            ’ Jadi, apa sebenarnya alasan pembatalan pertunangan kalian ?’Salah satu wartawan mengajukan pertanyaan setelah Masumi menyampaikan maksudnya.
            ’ Tidak ada yang terjadi ’ Shiori menjawab cepat, Masumi melirik Shiori tajam.
            ’ Hanya ada sedikit perbedaan prinsip, dan adanya ketidak cocokan antara kami ’ Masumi mengambil alih
            ’ Kami sepakat mengambil keputusan ini. Dan pastinya, hubungan kami akan  tetap baik.’  Shiori tersenyum disampingnya
            ’ Tapi ada sumber yang mengatakan tentang orang ketiga. Benarkah begitu?’
            ’ Ehm.... Itu hanya pertanyaan jebakan saja bukan. Pertanyaan yang selalu kalian ajukan pada setiap pasangan yang berpisah. Kurasa, aku tak harus menjawabnya’ masumi tersenyum sinis. Sekilas, wajah Shiori terlihat dingin.
            ’ Baiklah, lalu bagaimana dengan kerjasama Daito dan Grup Takatsu ? Nona Takamiya?’
            ’ Itu sama sekali tidak ada hubungannya dengan ini. Saya bukanlah pemilik perusahaan itu. Masalah itu, biarlah kakek Saya yang memutuskan’
            ’ Tapi kabarnya, Tuan Hayami akan diangkat menjadi CEO grup Takatsu setelah menikah dengan Nona Shiori. Setelah adanya keputusan ini, apakah hal itu masih berlaku ’
            ’ Kalianlah yang menyebarkan kabar itu ’ Masumi menjawab penuh ketenangan
            ’ Jadi anda semua pastilah punya jawaban sendiri atas pertanyaan itu. Karena satu kalipun, saya tidak pernah mendengar ada pernyataan resmi dari Grup Takatsu tentang hal itu . Jadi sebaiknya anda tidak usah berasumsi tanpa bukti. Oke !’Masumi mengangkat tangannya, menahan pertanyaan lain.
            ’ Saya kira hanya itu yang perlu kami sampaikan. Terima kasih atas kehadiran kalian ’
Masumi dan Shiori bangkit, menunduk dalam dalam, kemudian berlalu meninggalkan ruang konferensi pers tersebut. Keduanya berjalan beriringan menuju kantor Masumi...
            ’ Silakan duduk Shiori ’
            ’ Terima kasih........ ’
            ’ Terima kasih Shiori, atas kerjasamanya ’ Masumi duduk di hadapan Shiori
            ’ Tidak apa-apa, memang seharusnya begitu bukan ?’ Shiori tersenyum
            ’ Tentu saja. Aku senang akhirnya kau bisa menerima dengan baik keputusan ini. ’ Ujar Masumi meski hatinya penuh keraguan.
            >Wanita ini, yang pernah dengan liciknya menjebak Maya. Mungkinkah dengan kesungguhan dan kerelaan akhirnya mau menerima ini begitu saja?<
            ’ Ya. Aku harap, setelah ini kita masih bisa berteman. Ya Masumi? ’ Shiori berkata penuh harap.
            ’ Tentu saja, kenapa tidak ’
            ’ ng.... Tentang gadis itu, apa yang akan kalian lakukan. Apa kau akan menikahinya ?’ Shiori tak dapat menyembunyikan kesedihannya
            ’ Kita tidak perlu membicarakan ini Shiori. Lagipula, aku belum tau apa yang akan aku lakukan selanjutnya. Aku akan menjalaninya saja.’Walaupun ide menikahi Maya terus menari-nari di kepalanya
            ’ Baiklah, kalau kau tidak ingin membicarakannya. Aku akan pulang sekarang ’ Shiori bangkit dengan sedikit limbung.
            ’ kau tidak apa-apa? Apa perlu aku antar ? ‘ Masumi menahan tangan Shiori
            ’ Tidak usah, aku datang dengan sopir dan pelayanku. Tolong antarkan saja aku ke mobil, bisakah ?’ shiori memijit dahinya
            ’ Tentu saja. Mari aku papah ’ Masumi bergegas keluar kantor sambil memapah Shiori yang menyandarkan tubuh ke dadanya. Tanpa mereka sadari, seseorang mengarahkan kamera ke arah mereka.
*******
Apartemen Maya :
            Maya dan teman-teman teater Mayuko baru saja kembali dari kedai mie. Makan mie sambil melihat Siaran langsung Konferensi Pers dari geding Daito. Bagaimanapun juga, berita itu banyak menarik perhatian masyarakat. Seperti juga saat Masumi Hayami memutuskan untuk bertunangan dengan cucu Takamiya. Kali inipun tentu saja banyak pendapat yang terdengar oleh Maya, tentang betapa meruginya Masumi melepaskan Shiori Takamiya sebagai tunangannya. Melepaskan kesempatan emas menjadi pewaris perusahaan raksasa.
            Tapi satu yang pasti. Pangeran dunia bisnis Masumi Hayami kembali berlabel single. Hal inipun menuai banyak pendapat dari wanita-wanita kelas atas yang merasa pantas menjadi pasangan Masumi Hayami. Melihat para wanita itu diwawancarai, Maya merasa ciut. Bagaimana mungkin Masumi Hayami yang digilai banyak wanita bisa mencintainya.
            Maya berkali kali terlihat merenung, tak luput dari perhatian Rei. Dengan adanya konferensi pers tersebut, Rei semakin penasaran dengan apa yang disembunyikan Maya darinya. Tapi sama sekali tak terbayang dalam benak Rei tentang hubungan Maya dan Masumi yang yang selama ini menjadi musuh bebuyutan.
            >Ah, tak mungkin bukan Maya ada hubungannya dengan perpisahan mereka ?? Tapi kenapa Pak Masumi mengantarkan Maya hari itu? Dan mereka tampak sangat bahagia hingga tak menyadari kehadiranku?< Rei tak henti hentinya berfikir.
            ’ Jadi, menurut kalian apa yang membuat mereka berpisah? ’ Sayaka yang memulai pembicaraan.
            ’ Apalagi? Pasti wanita cantik itu tidak tahan dengan kelakuan si dingin. Mana mungkin ada yang tahan berdekatan dengannya berlama-lama. ’ Taiko menjawab cepat
            ’ Tentu saja. Pasti nona Shiori lelah diabaikan terus. Masumi Hayami kan gila kerja. Kurasa dia lebih mencintai pekerjaannya dari pada tunangannya sendiri. Pantas saja kalau Nona Shiori menyerah.’ Sambung Mina.
            ’ Kau pendiam sekali hari ini Maya, bagaimana menurutmu sendiri. Kau kan musuh bebuyutannya, bagaimana pendapatmu ’ Pancing Rei
            ’ Ng. Entahlah. Aku rasa aku setuju dengan pendapat kalian. Kalau bukan itu, apalagi alasan yang masuk akal ’
            ’ Ya, menurutku juga begitu. Tidak mungkin kan karena orang ketiga. Nona Shiori begitu sempurna, mana mungkin ada wanita lain yang mampu membuat Masumi Hayami berpaling ? aku yakin Nona Shiorilah yamg ingin membatalkan pertunangannya ’ Rei berkata sambil melirik Maya, menaksir reaksinya.
            ’ Tentu saja  Rei, pasti begitu .’ Maya tertawa tawar, wajahnya terasa panas. Diam diam dipelototinya sahabatnya itu.
            >Aku tak akan peduli pendapat semua orang, aku hanya akan mempercayai anda seorang, Pak Masumi< Maya ingat, Masumi kembali mengingatkannya akan hal itu. Karena Masumi mungkin bahkan tidak akan menghubunginya dulu.
            >Aku akan menunggu Pak Masumi, hingga semuanya mungkin bagi kita. Hingga kita bisa bersatu. Seperti seharusnya<
*******
Kediaman Hayami
            ‘Apa Masumi sudah pulang?’Eisuke bertanya pada pelayan yang baru saja mengantarkan obat ke kamarnya
            ‘ Baru saja Tuan’
            ‘Suruh dia segera temui aku!’
            ’Baik Tuan’Pelayan itu keluar dan bergegas menuju kamar tuan mudanya
            ’Tuan Muda!’ Diketuknya pintu kamar Masumi perlahan
            ’Aku tau! Aku akan segera menemuinya’ Masumi menjawab dari dalam
            ’Baik tuan.’
            ’Ah ayah....... apa yang bisa kau lakukan sekarang. Aku sudah melakukannya tanpa bertanya padamu. Apa yang mungkin kau lakukan padaku.’ Masumi menghempaskan tubuhnya ke kursi. Menghisap sebatang rokok sebelum akhirnya keluar kamar dan menemui ayahnya.
            ’Apa yang kau tunggu heh? Mengapa kau biarkan aku tau berita itu dari media?. Dan dari calon besanku?’ Tuduhnya begitu Masumi memasuki ruangan.
            ’Maaf ayah, aku tau ayah sedang kurang sehat. Aku tak ingin membuat ayah banyak berfikir buruk.’jawab Masumi sambil duduk
            ’Alasan yang sangat bodoh. Bukankah dengan berbuat begitu, kau mengharapkan kematianku?’
            ’Apa yang ayah katakan? Tentu saja tidak ayah’
            ’Lalu, apa alasanmu sebenarnya menyembunyikan ini dariku? Apa agar aku tidak melarangmu melakukannya?’Tatap Eisuke tajam
            ’Ayah tentu lebih tau dari pada aku, betapa hal ini akan sangat membuat ayah gusar. Tapi ayah, untuk kali ini aku harus bertindak sendiri. Maafkan aku’
            ’Kau sadar akan apa yang sudah kau lewatkan? Masa depan cemerlang yang mungkin akan kau genggam jika menikahi cucu kesayangan Takamiya itu. Masa depanmu? Masa depan Daito?’
            ’Aku tau ayah. Tapi pandangan kita akan masa depan cemerlang tak lagi sama. Ada hal tertentu yang ingin aku lakukan demi diriku sendiri. Selama ini aku tak pernah punya keinginan itu, tapi salahkah aku jika menginginkannya sekarang? Meski dalam hal ini aku harus melibatkan Daito di dalamnya’
            ’Itulah masalahnya, karena kau melibatkan Daito di dalamnya. Maka aku harus mempertanyakan’
            ’Apa ayah pernah berpikir telah salah memilih aku? Apa ayah pernah meragukan kredibilitasku sebelumnya? Ayah yakin tanpa Takamiya Daito tidak mampu berkembang?
Ayolah ayah, ayah yang membawaku ke dunia ini. Seharusnya ayah tau manusia seperti apa Masumi Hayami ini. Anak yang telah ayah pilih sendiri, pastinya bukan tanpa alasan bukan?’
Masumi berkata getir. Yah, mereka menjadi ayah dan anak dengan banyak pertimbangan. Tapi tak ada satupun cinta dalam pertimbangan itu.
Eisuke terdiam, merenungi perkataan anak angkatnya itu. Dalam bidang pekerjaan, tak pernah sedikitpun keraguan akan Masumi hinggap dikepalanya. Masumi begitu mirip dirinya di masa muda, dia sendiri yang mendidik Masumi hingga jadi seperti sekarang ini.
            ‘Kau pasti tau jawabanku Masumi. Tapi, apakah ini setimpal? Dengan apa yang akan kau dapatkan?’
            ’Maksud ayah?’
            ’Aku sudah tau apa yang melatarbelakangi perbuatanmu ini. Bidadari merah 1% mu itu kan?’tanya Eisuke penuh selidik
            ’Bagaimana ayah tau? Takamiya kah?’
            ’Hemm. Begitulah . Jadi, apakah setimpal?’
            ’Berkali lipat lebihnya ayah. Aku hanya melepaskan sedikit, tapi aku mendapat sangat banyak.’Kata Masumi tanpa keraguan
            ’Kenapa? Kenapa kau bisa mencintainya?’
            ’Mungkin sama dengan alasan ayah mencintai Bu Mayuko. Hanya saja, bidadari merahku membalas perasaanku. Jika aku tidak meraihnya sekarang, maka aku kan seperti ayah sekarang. Terus berharap. Dan aku tidak mau seperti itu.
Ayah yang menjejaliku dengan segala hal tentang Bidadari merah. Hingga akupun jadi terobsesi.seperti ayah. Persis seperti ayah. Tidakkah ayah berpikir, kita begitu mirip? Karena aku sering berpikir begitu.  Padahal setetespun aku tak memiliki darahmu. Tapi kenapa aku merasa kita begitu mirip?’ Kata Masumi setengah merenung. Demikian juga Eisuke.
            ’Jadi begitu ? kau akan tetap mempertahankan 1% meraih kebahagiaanmu?’
            ’1% heh? Tentu saja. Gadis itu memberikan kekuatannya padaku ayah. Untuk meraih kesempatan 1% itu’ Jawab Masumi tegas.
            ’Lalu bagaimana dengan hak pementasan bidadari merah? Sudahkah kau melupakan itu, tugas utamamu?’
            ’Aku tidak lupa ayah......... Aku tidak lupa.’
            ’Baik...Aku akan membiarkanmu bertindak sekehendakmu. Kau tau yang paling aku inginkan, jangan pernah lupakan itu. Pergilah !’Eisuke membalikkan kursi rodanya.
            ’Baik ayah’Masumi bangkit dan keluar ruangan
            >aku tidak lupa ayah. Aku tidak akan pernah lupa akibat dari obsesi gilamu akan Bidadari Merah itu pada ibuku<
*******

Ruang pribadi Takamiya
            ’Apa yang kau dapat?’ Takamiya menghadapi seseorang di meja kerjanya
            ’Tidak Banyak, Sore ini Nona Shiori menemui seseorang di restoran, seorang sopir taksi. Tapi mohon maaf, saya tidak bisa mendengar pembicaraan mereka’
            ’Tidak apa-apa, aku menyuruhmu mengikuti cucuku hanya karena khawatir. Seharian ini dia begitu gelisah, aku takut dia akan bertindak bodoh lagi. Tapi apa yang dia lakukan dengan sopir taksi?’ Dahi orang tua itu berkerut
            ’Selain itu? Apa lagi?’
            ’Tidak ada Tuan. Nona memang terlihat sedikit gelisah, tapi sama sekali tidak mendekati bahaya. Saya pikir nona tidak mungkin melakukan tindakan bodoh’
            ’Kau salah. Dia pernah melakukannya. Dan tak ada jaminan dia tidak akan melakukannya lagi. Cucuku begitu rapuh. ’ Takamiya terlihat sedih
            ’Baiklah, kau boleh pergi. Tetaplah kau jaga dia, aku ingin cucucku tetap aman’
*******

Studio Kids:
            Maya tengah memperhatikan Kuronuma yang memberikan pengarahan pada Koji, yang akan tetap memerankan Isshin dengan kondisi seperti itu. Masih seperti hari-hari sebelumnya, Koji masih saja mendiamkan Maya. Malah sepertinya semakin parah saja. Tentu saja Maya tidak tau bahwa Koji semakin mencurigai hubungannya dengan Masumi setelah melihat konfrensi pers yang diadakan Masumi tempo hari.
Dan lagi, obrolan tentang Masumi pun terus berlanjut di studio kids. Membuat Koji semakin gerah.
Selain berita pemutusan pertunangan Masumi, berbagai spekulasi dari para pengamat ekonomipun banyak diliput media. Mau tidak mau Maya sedikit mengkhawatirkan Masumi, karena tidak sedikit media yang memojokkan Masumi. Dan terus mengorek-ngorek tentang dugaan orang ketiga.
            ‘Ada berita baru tentang direktur Daito nih’ Maya melihat seseorang membawa majalah
            ’Ternyata Masumi Hayami hanya cari sensasi’Kata suara lain
            ’Ada berita apa lagi?’Maya menghampiri,  bagi teman-temannya tidak tampak aneh jika maya tampak begitu tertarik. Karena hampir semua orangpun begitu. Tapi bagi Koji, melihat ketertarikan Maya membuat hatinya semakin sakit.
            ’Lihat ini. Katanya pemutusan pertunangan itu hanya sensasi. Lihat foto-foto ini. Diambil seusai konfrensi pers. Mereka masih mesra’ mereka asik membahas foto-foto Masumi dan shiori.
Maya memperhatikan foto-foto tersebut, tapi sama sekali tidak mempedulikan pembicaraan mereka ataupun artikel majalah tersebut.
            > Aku tak akan merengek seperti anak kecil hanya karena hal seperti ini Pak Masumi, sementara anda menghadapi banyak masalah karena aku . Aku ingin berfikir lebih dewasa agar tidak selalu menyusahkan anda< Terngiang kembali perkataan Masumi ’Apapun yang kulakukan, kulakukan karena aku mencintaimu’ Wajah Maya pun sontak memerah.
            ’Hei kalian! Kalian ini bikin ribut saja! Kalian kan sudah selesai, cepat pulang sana! Suka sekali kalian ini bergosip!!!’ Tiba tiba Koronuma menghampiri dan membentak mereka. Tanpa diperintah dua kali merekapun bubar.
            ’Maya, kaupun pulanglah dulu. Biarkan aku berlatih bersama Koji sendiri.’
            ’Tapi Pak, aku ingin membantu Koji. Sudah lama kami tidak berlatih bersama’
            ’Aku tau, tapi saat ini Koji belum siap berlatih bersama yang lain. Aku akan melatihnya secara intensif dulu. Pentas percobaan kurang dari 2 bulan lagi, aku janji Koji akan bergabung lagi bersama kalian secepatnya’
            ’Baiklah, kalau begitu aku pulang.’ Desah Maya melirik Koji. Ternyata pemuda itu masih enggan bertatapan dengannya. Dengan sedih Maya berjalan menuju ruang ganti.

Maya berjalan lesu keluar studio. Bagaimanapun tingkah laku Koji membuatnya resah. Koji yang selama ini selalu baik, tiba-tiba saja berubah drastis seperti itu.
            >Hahhh.. mungkin Kojipun menyalahkan aku atas kecelakaan yang telah menimpanya. Lalu kau mau aku bagaimana Koji? Bagaimana aku harus menebusnya?< Hati Maya masih terus berpikir gundah saat sebuah taksi behenti di depannya.
            ’Nona Maya Kitajima?’ Sang sopir bertanya
            ’ya. Benar saya’
            ’ Seseorang meminta saya menjemput Nona. Ini dari beliau’ sopir itu memberikan setangkai mawar ungu dan secarik kertas
            >Ikutlah dengannya Maya, aku ingin bertemu< Maya membaca tulisan yang tertera pada kertas tersebut.
            ’Anda sungguh sungguh? Kemana?’ Tanya Maya ceria
            ’ Masuklah dulu Nona, tuan meminta saya merahasiakan tempatnya’
Tanpa keraguan Mayapun masuk. Taksi itupun segera berlalu. Dari jauh Hijiri dalam mobil hitamnya tampak khawatir, lalu mengkuti taksi tersebut dengan penuh tanda tanya.
            ’ Mau kemana Maya dengan taksi itu? Kenapa perasaanku mendadak jadi tidak enak?’ Hijiripun  mengambil ponselnya
            ’ Halo Tuan?-  Tidak ada apa-apa, baru saja saya melihat Nona Maya pergi naik taksi, saya pikir agak di luar kebiasaan bukan?- Iya, saya sedang mengikutinya. Tapi sepertinya sopir itu menyadari kalau dia sedang diikuti. Dia semakin cepat-Saya hanya berpikir, mungkinkah anda menyuruh seseorang menjemputnya tanpa memberitau saya?- Tidak tuan? Baiklah, kalu begitu saya akan segera memotong jalurnya. Terima kasih tuan’ Hijiri menutup pembicaraan dan ngebut mengejar taksi yang membawa Maya. Tapi sopi taksi itu ternyata sangat lihai bermanuver, hingga Hijiri belum bisa mengejarya.

Di dalam taksi, Maya yang sejak tadi bertanya tanpa jawaban semakin curiga.
            ’ Tuan, turunkan aya disini !’ Kata Maya setengah teriak
            ’ Yang ada di mobil itu teman saya, tolong turunkan saya’ Maya menengok kebelakang dan mengenali Hijiri sebagai pengendaranya.
            ’ Kemana anda akan membawa saya?! ’ Sambil berteriak, Maya menyesali kebodohannya. Betapa mudahnya, mempercayai setangkai mawar ungu. Tapi Maya tidak dapat memikirkan orang lain yang mungkin mengirimkannya selain mawar ungu sendiri.
            ’ Tolong !!! Tolong saya !!!......’ Maya terus berteriak
            ’ Tenanglah Nona ! Teriakan anda memperburuk keadaan ’ Sopir taksi tersebut menjadi panik karena Hijiri nyaris terus mendesaknya, ditambah teriakan Maya yang (seperti sudah kita ketahui bersama ;) sangat berisik.

Dan, entah saking cerobohnya atau saking beraninya. Maya membuka pintu penumpang dan melompat keluar dari taksi yang sedang super ngebut tersebut.
’TIDAAAAAAAAKKKKK !!!’ Teriakan itu terdengar berbarengan dari mulut Hijiri dan sopir taksi. Sementara Maya, terlihat tak bergerak di tepi jalan. Kepalanya menghantam trotoar dengan telak.

Tanpa mengurangi kecepatannya, sopi taksi tersebut melarikan diri. Sedangkan Hijiri segera menghentikan mobilnya dan menghempiri Maya dengan wajah penuh kekhawatiran.
’ Nona ! Nona Maya ’ Panggil Hijiri berulang ulang, lalu segera menelepon dan bicara cepat-cepat.
Dengan sigap dibopongnya tubuh Maya dan segara memacu mobilnya ke rumah sakit. Tampak darah segar menggenangi jalanan.
*******

Rumah sakit
            ’Apa yang terjadi sebenarnya Tuan?’ Rei dan kawan-kawan teater Mayuko dan Ikakuju mengelilingi Hijiri. Sementara Maya masih ditangani di ruang ICU.
            ’ wajah anda tidak asing, apa aku menegenal anda? ’ Rei tampak lebih tenang daripada teman-temannya yang lain.
            ’ Saya adalah pengantar pesan dari Mawar ungu.’ Jab Hijiri jujur, Rei mengangguk mengiyakan.
            ’ Saya baru saja hendak turun dari mobil waktu saya melihat Nona Maya naik Taksi. Karena saya harus manyampaikan sesuatu dari majikan saya, maka saya mengikutinya. Tapi waktu saya beri tanda untuk berhenti, taksi itu malah semakin cepat’Lanjut Hijiri. Kemudian Hijiri menuturkan kejadian sebenarnya hingga tiba di rumah sakit.
            ’ Terima kasih Pak, anda sudah menolong Maya. Untunglah anda ada di sana. Tapi memang ada yang aneh, tidak biasanya Maya pulang naik taksi. Ah, entahlah....’Rei mengeryit bingung.
            ’Baiklah, kalau begitu saya harus pergi sekarang. Saya akan ke kantor polisi untuk memberikan keterangan.’ Hijiri mohon diri.
            ’Baik. Terima kasih Pak.’ Ucap Rei dan teman-temannya hampir bersamaan.
Hijiri keluar meninggalkan ruang tunggu ICU. Di  selasar rumah sakit, dia sempat berpapasan dengan Koji dan Kuronuma yang segera ke rumah sakit begitu mendapat informasi.
*******

Kantor Masumi
            ’ Mizuki, ke ruanganku sakarang !’ Masumi memberikan perintah lewat telepon
            ’ Ada apa Pak ?’ Mizuki agak heran melihat wajah atasannya tampak cemas
            ’ Ikut aku ke rumah sakit sekarang !’ disambarnya jasnya yang tersampir di sandaran kursi.
            ’ Rumah sakit? Ada apa?’
            ’ Kita bicara di mobil’ Masumi berjalan mendahului. Mizuki mengikuti setengah berlari sambil bicara di ponselnya.
            ’Siapkan mobil sekarang juga. Kami sedang turun’ lalu keduanya masuk ke lift
            >Apakah Pak Eisuke masuk rumah sakit? Kenapa Pak Masumi begitu panik?< Mizuki menatap Masumi yang tampak tidak sabar menunggu pintu lift terbuka.
Masumi segera menghambur keluar begitu pintu lift terbuka, lalu segera masuk ke mobil yang sudah disiapkan. Mizuki terengah duduk di samping Masumi.
            ’ Maya kecelakaan’ Masumi berkata sambil menatap keluar jendela
            ’ Maya? Maya Kitajima? ’ Mizuki terperanjat, Masumi mengangguk pelan. Mengertilah Sekretaris itu kenapa bosnya begitu cemas.
            ’ Aku harus ada di sana Mizuki’ Masumi menghembuskan nafas berat
’Tapi aku tidak mau menjawab pertanyaan heran dari orang-orang tentang kehadiranku disana. Kau harus melakukan itu untukku.’
’Lalu, apakah aku akan mendapat jawaban jika aku bertanya hal yang sama? Kenapa anda begitu harus ada disana’ Mizuki menunggu jawaban yang sudah diketahuinya.
’ Kau sudah tau. Selama ini sebenarnya kau selalu tau bukan? Tebakanmu sepenuhnya benar’ Masumi masih memandang keluar jendela. Pikirnya, tak ada alasan lagi menyembunyikannya dari Mizuki. Dia membutuhkannya sekarang. Kehadiran sekretarisnya akan membuat seolah-olah kehadirannya seperti urusan pekerjaan.
’ Tebakan saya yang mana? Tentang jati diri mawar ungu anda? Atau tentang perasaan cinta anda pada gadis itu? ’ cecar Mizuki
‘ Kau sepenuhnya benar. Dan aku sudah membeberkan semuanya pada Maya‘  Masumi mengambil jeda panjang
‘Seperti mimpi saja, ternyata dia memiliki perasaan yang sama denganku. Dia menerima aku.’
’ Itulah alasan sebenarnya, anda memutuskan pertunangan anda dengan Nona Takamiya’ Mizuki mengmbil kesimpulan. Masumi mengangguk mengiyakan.
’Telepon Bu Mayuko, mungkin anak-anak itu belum memberitahunya’ perintah Masumi. Tak lama, ponsel Masumi berbunyi.
            ’ Ya Hijiri, bagaimana?-oh masih di ICU. Kau sudah memberitahu teman-temannya dan Pak Kuronuma?-Kau bertemu mereka? Lalu apa yang kau katakan pada mereka?-Tidak apa-apa, baguslah kau berkata begitu. Apa kau mengingat plat nomor taksi itu?- Baik, selidiki segera-Kapanpun kau mendapatkan informasi, segera beritahu aku-Apa? Mawar ungu? Jadi dia terpancing mawar ungu. Kau rahasiakan dulu informasi ini dari polisi- Hijiri?-Aku mengijinkanmu mengambil tindakan apapun dalam kasus ini, usahakan yang terbaik-Ya Hijiri, ada apa?-Tidak, itu bukan salahmu. Tidak perlu merasa seperti itu-Secepat mungkin temukan dalang di balik kajadian ini-‘ Masumi menutup telepon.
            > Siapa yang mungkin melakukan ini? Memancing Maya dengan Mawar ungu<
            ‘Ada apa Pak?’ Mizuki menginterupsi lamunan Masumi
            ’Saat orangku menemukan Maya, dia menggenggam Mawar ungu.’
            ’ Benarkah?’
            ’Yah. Kemungkinannya, sopir taksi itu menggunakan mawar ungu untuk membuat Maya menaiki mobilnya. Menurutmu siapa yang mungkin akan melakukan itu?’
            ’Entahlah. Semua temannya tau kalau Maya mempunyai penggemar si Mawar ungu. Tapi mereka sama sekali jauh dari kecurigaan. Mungkin saja ada orang lain yang tahu tentang ini dan memanfaatkannya. Atau, ada seseorang yang sudah mengetahui identitas anda?’ Mizuki terlihat berfikir
            ’Aku tidak tahu Mizuki. Akupun tidak yakin apa yang akan dilakukan sopir taksi itu terhadap Maya kalau Maya tidak melompat dari mobil itu’
            >Mungkinkah Takamiya yang melakukan ini? Bisa saja dia menyuruh orang mengawasi Maya. Atau....... Apakah Shiori? Yang sudah tahu identitas mawar ungu? Tidak mungkin dia berbuat sejauh ini<Masumi menggeleng menepis dugaannya.
Tak lama kemudian, mobil berhenti
            ’Kita sudah sampai Tuan’
Masumi dan Mizuki segera keluar, keduanya terburu buru menuju ruang ICU. Seperti yang diperkirakan Masumi, Pak Kuronuma dan teman-teman Maya menatap heran ke arah Masumi. Hanya Koji yang menatap dengan pandangan tak terbaca. Tepat pada saat itu, pintu Ruang ICU terbuka dan seorang suster keluar.
            ’Maaf, kami harus melakukan operasi. Kami butuh penanggung jawab untuk menanda tangani surat ini.’ Mereka saling berpandangan satu sama lain.
            ’Pak Kuronuma, tandatanganilah. Anda kan gurunya juga.’ Kata Masumi tidak sabar, sebetulnya di ingin cepat-cepat menandatanganinya.
            ’Baik’ Kuronuma membubuhkan tanda tangannya
            ’Maaf, berapa lama operasinya akan berlangsung?’ Mizuki menyuarakan maksud Masumi
            ’Maaf, saya masih belum tahu. Sepertinya akan makan waktu cukup lama. Anda bisa pulang dulu, tidak ada yang dapat kalian lakukan selain berdoa.
’Dan itu bisa saja dilakukan di rumah’ suster itu lalu masuk kembali. Semua orang terdiam.
’Pak Masumi, sebaiknya kita pulang’ bisik Mizuki
’Akan sangat aneh jika kita masih disini’lanjutnya
’ Ng. Nona Aoki, bisakah anda menelponku jika ada perkembangan baru? Aku sangat mencemaskan gadis itu.’ Mizuki menyerahkan kartu namanya.
’ Baiklah Nona’ Rei menerima kartu tersebut sambil melirik Masumi. Kenapa justru Pak Masumi yang tampak lebih cemas dari Nona Mizuki? Tanya Rei dalam hati
’Terima kasih. ’ Mizuki membungkuk
’Mari Pak Masumi’ kata Mizuki  sambil mendelik, tahu atasannya itu enggan pergi
’Saya permisi dulu Pak Kuronuma’ Kata Masumi sambil mengikuti Mizuki dengan enggan.
>Maya, aku sangat ingin berada di sampingmu saat kau sedang begini. Apa yang harus kulakukan? Aku sangat ingin berada dekat denganmu<
*******
Sepanjang malam itu, Masumi terus gelisah. Tak sekejappun lelaki tampan itu memejamkan matanya. Lalu pada tengah malam, Masumi pergi ke rumah sakit. Berdiri mematung di depan kamar rawat Maya, sambil menggenggam seikat mawar ungu. Dari kaca yang ada di pintu, dilihatnya Maya masih belum sadar. Dan gadis-gadis teater Mayuko ada disana, menghalangi langkah Masumi.
            ’Cepat sembuh sayang, aku mencintaimu’ Bisik Masumi sambil meletakkan rangkaian mawar ungu di depan pintu.
Esok harinya, Masumi menerima kabar dari Mizuki bahwa Maya sudah siuman. Masumi pun memerintahkan Mizuki untuk menemaninya ke rumah sakit.
Sesampainya disana, tampak Kuronuma menunggu di luar kamar Maya
            ’Pak Kuronuma, bagaimana?’ Masumi mendahului Mizuki
            ’Entahlah, aku tidak begitu mengerti. Dokter bilang Maya mengalami ”Amnesia Partial”(Maaf ya temans, ni penyakit rekaan saya doang  -^^v-)’ Jawab Kuronuma
            ’Amnesia Partial?’ Ulang Masumi
            ’Ya, Maya kehilangan sebagian ingatannya. Aku belum tau seberapa parah, harus dilakukan tes terlebih dahulu. Anda masuklah, mungkin kehadiran anda bisa membantu’ Masumi menangguk. Lalu masuk ke dalam di ikuti Mizuki. Mereka masuk perlahan, tak ingin mengganggu dokter yang tengah memeriksa Maya. Ada 4 orang teman Maya di kamar itu,  Masumi menangguk pada meraka.
Pandangannya pada Maya terhalang dokter, Masumi tak sabar menunggu dokter itu selesai.
            ’Baiklah, sebaiknya nona istirahat dulu. Besok akan dilakukan tes lebih lanjut untuk mengetahui sabarapa parah tingkat amnesia anda’ dikter itu menepuk lengan Maya lalu berbalik
            ’Terima kasih’ Kata Maya parau
            >Betapa aku merindukanmu Maya, merindukan suaramu. Aku ingin memelukmu< Masumi mencoba menahan diri, mendengar suara Maya. Betapa inginnya dia segera berlari saja dan memeluk kekasihnya yang terbaring tidak jauh darinya.
            ’Anda ?’ Tiba-tiba saja mata Maya membesar memandangnya
            ‘APA YANG KAU LAKUKAN DISINI?! PERGI KAU ! ’ Maya berteriak histeris, mengagetkan semua orang.
            ’PERGI KAU ! AKU TIDAK INGIN MELIHATMU ! ORANG JAHAT PEMBUNUH IBUKU !! PERGIIIII........!!’ Masumi terhenyak, jiwanya terguncang. Kata-kata gadis itu sama sekali tak terduga. Lelaki itu membeku, seperti ada pisau es dihujamkan ke ubun-ubunnya, menembus tubuhnya, membekukan seluruh sistemnya. Rasa dingin menjalari punggungnya hingga dia bahkan tak mampu bergerak.

***************************************************************************

<<< Cos I Love You ... Bersambung  ke chapter 3 >>>

6 comments:

Miarosa on 21 May 2011 at 21:22 said...
This comment has been removed by the author.
Miarosa on 21 May 2011 at 21:31 said...

Bagusssss....Maya amnesia emang menyedihkan ....hiks..hiks... aq jg buat Masumi amnesia di FF baruku yg ke 2...hehehe..

Fagustina on 21 May 2011 at 22:02 said...

Thanks Momy Riema apdetnya, btw setau aq yg pernah liat album remaja masumi cm shiori, but it's ok segala sesuatu di ff bisa terjadi sesuai keinginan pengarangnya ^^ , can't wait next chapter

orchid on 21 May 2011 at 22:19 said...

horeeee, hidup amnesiaaaaaaa

AnDr@ on 22 May 2011 at 00:19 said...

maya amnesia partial? gaswat....yang diingat maya cuma keburukan masumi...tidakkkk...sampai kapan nich Momrim..maya amnesia...trim dah diupdate...salam piss.

vie on 23 May 2011 at 10:22 said...

aduhhhhh kasian masuminya., harus diingetkan lagi akan kesalahan besar yang dia buat ke maya. Moga maya bs segera sadar.

Post a Comment

Silahkan kritik, saran, sapa dan salamnya... :)

 

An Eternal Rainbow Copyright © 2011 Design by Ipietoon Blogger Template | web hosting