Wednesday 18 May 2011

Fanfic TK: Destiny Ch.2

Posted by Tati Diana at 19:18
*Destiny*



Chapter 2 : Pernikahan



Hari-hari selanjutnya, Maya berusaha untuk menghindar dari Masumi. Terkadang lelaki tersebut menelepon dirinya dan mengajaknya untuk keluar tetapi dia tidak meresponnya. Maya sebisa mungkin untuk tidak bertemu dengan lelaki yang sangat dicintainya itu. Dia berharap dia bisa melupakan lelaki itu seiring waktu dia tidak melihat wajah tampan Bos Daito itu. Maya juga bersyukur keinginannya untuk tidak bertemu dengan Masumi tertolong dengan kepergian lelaki itu selama 2 minggu berikutnya ke Kyoto untuk mengurusi masalah kinerja Daito. Sebenarnya keinginan Maya ini bertolak belakang dengan perasaannya, bagaimanapun dia membunuh rasa cintanya, hatinya tetap memberontak seakan tidak menerima akan hal itu.




Sebulan telah berlalu dari kunjungan Maya ke villa Izu. Maya bangun dari tempat tidurnya dan merasakan mual diperutnya. Tapi dia memaksakan diri untuk tetap pergi latihan. Dia beranggapan mungkin dia kurang mentaati pola makannya. Entahlah, akhir-akhir ini dia sangat tidak berselera untuk makan.
“pagi Maya” sapa Rei yang tengah menyediakan sarapan pagi di atas meja
“pagi Rei!” kata Maya yang hendak beranjak keluar dari apartemen itu
“hai Maya, apa kau tidak akan sarapan?” tanya Rei
“aku tidak berselera Rei. Nanti saja aku makan di Studio” jawab Maya
“terserah. Tapi aku ingatkan kau jangan mengabaikan makanmu jika kau tidak ingin sakit gara-gara dirimu terlalu sering memikirkan latihanmu. Bagaimanapun tubuhmu perlu makan” papar Rei mengingatkan
“terima kasih Rei.Kau memang sahabat terbaikku”kata Maya sambil memeluk sahabatnya dan kemudian keluar dari apartemen tersebut.
Seharian Maya mengisi waktunya di studio itu dan berlatih dengan sungguh-sungguh, walau beberapa pemain menegur Maya bahwa wajah Maya terlihat pucat dan memperingatkan Maya agar Maya memperhatikan pula kesehatannya. Maya hanya tersenyum menanggapi saran teman-temannya. Dan dia memutuskan bahwa malam nanti dia akan mengunjungi dokter dan meminta resep vitamin untuk mengatasi keluhannya.




Maya mengunjungi salah satu klinik di Tokyo. Dokter yang menanganinya ternyata seorang wanita paruh baya berusia 40 tahunan. Dokter Yuri Shirai namanya.Setelah Maya mengatakan maksud kunjungannya, dokter tersebut memeriksa Maya dengan seksama. Dokter tersebut sedikit curiga dengan penjelasan gadis di hadapannya. Dia menduga bahwa gadis ini bukan sekedar masuk angin ataupun kurang vitamin. Dan untuk memastikan dugaannya. Dia menyuruh Maya untuk melakukan tes urin. Maya hanya pasrah mengikuti saran dokter tersebut.




Setelah menunggu beberapa saat. Akhirnya Maya kembali ke ruangan dokter tersebut. Dokter tersebut tengah membaca surat dari laboratorium yang berisi tentang hasil pemeriksaannya.
“Saya tidak tahu apakah anda bahagia atau tidak dengan kabar yang akan saya sampaikan”kata dokter itu dengan ragu
Maya yang duduk dihadapannya terlihat khawatir sekaligus penasaran
“apa penyakit saya berbahaya, dokter?” tanya Maya
“tidak ....”kata dokter itu menggeleng
“ tapi anda sebentar lagi akan memiliki bayi. Anda saat ini sedang hamil” kata dokter itu akhirnya
“ha..hamil. Aku hamil?” kata Maya dengan gugup
Dokter dihadapannya hanya memandang Maya dengan prihatin. Gadis mungil dihadapannya ini pastilah korban laki-laki yang tidak bertanggung jawab.




Maya meninggalkan klinik itu dengan lemas dan bingung. Apa yang harus diperbuatnya. Bagaimana cara dia menutupi aib yang akan menimpanya. Sang bidadari merah hamil tanpa suami. Bagimana cara dia mempertanggungjawabkan hal ini pada Pak Kuronuma maupun Koji dan seluruh pemain yang kini tengah berlatih pementasan Bidadari merah.
“aku pulang!” kata Maya saat sampai di apartemennya
“ah,, kau Maya kemana saja kau? Kami khawatir menantimu. Koji bilang kau sudah meninggalkan studio” kata Rei
“iya Maya kau darimana?”tanya Sayaka sambil mengupas apel ditangannya
“ah.. tadi aku ke klinik........” kata Maya yang tiba-tiba memotong ucapannya
“klinik?” kata Rei dan Sayaka bersamaan
“kau sakit apa?” tanya Sayaka
Sebelum Maya bersuara dan menjawab pertanyaan Sayaka, Rei malah bersuara.
“aku tak heran kalau dia sakit, Sayaka. Akhir-akhir ini dia tidak pernah sarapan. ayo Maya lebih baik kau lekas mandi dan makan malam “kata Rei lebih lanjut




Maya sedikit bernapas lega karena keduanya tidak bertanya lagi.Maya beranjak dan pergi ke kamar mandi. Dia berganti pakaian dan menikmati makan malam dengan terpaksa. Rei yang mengamati wajah sahabatnya yang tengah melamun saat makan, menduga ada sesuatu yang mengganggu pikiran sahabatnya itu. Tapi dia tidak bertanya apa-apa. Akhirnya ketiga orang itu pergi kekamar dan memutuskan untuk tidur. Tapi Maya tidak bisa tidur. Terbayang lagi peristiwa malam itu di villa Izu. Dan sekarang dia tengah mangandung dan menantikan bayi Masumi. Tidak pernah terbayangkan di usianya yang menginjak 21 tahun Maya akan hamil dan menanggung beban itu seorang diri tanpa seorang suami di sisinya.
“Maya apa kau ada masalah?” tanya Rei tiba-tiba yang melihat sahabatnya itu belum tidur dan tengah melamun memandang langit dari jendela yang terbuka
Maya terhenyak mengetahui sahabatnya yang dia pikir tengah tertidur memutus hal yang tengah dipikirkan Maya. Maya hanya membisu , tidak menjawab pertanyaan Rei. Hal ini malah semakin menguatkan tekad Rei untuk mencari tahu apa yang terjadi dengan sahabatnya ini.
“Apa masalahmu ini berhubungan erat dengan Masumi Hayami?” selidik Rei
Maya tetap terdiam.
“Maya tolong jawab pertanyaanku, jangan membuatku bingung dan mengkhawatirkan dirimu” kata Rei mengguncang tubuh Maya
Wajah Maya berlinangan air mata dan kemudian disusul dengan isak tangis Maya yang semakin lama semakin keras.
“ Maya ada apa tolong ceritakan masalahmu padaku, aku pasti akan menolongmu” kata Rei membujuk Maya
“tidak Rei ..tidak ada yang bisa menolongku. Kau pun pasti tidak bisa” jawab Maya sambil terisak
“apa yang tidak mungkin bisa aku bantu. Aku sahabatmu Maya. Jika kau ada masalah, aku pasti membantumu” kata Rei mengingatkan
“dan bagaimana caramu menolong diriku yang sedang hamil?” kata Maya dengan sedih
“APA?........kau...kau....sedang...ha..hamil?’ kata Rei terkejut , yang kemudian langsung menutup mulutnya, takut ucapannya terdengar oleh Sayaka dan Taiko yang sedang tidur di kamar sebelah
“apa Masumi Hayami ayahnya? Dia yang telah membuatmu hamil?” tanya Rei lebih lanjut
Maya mengangguk. Rei hanya terdiam mencerna informasi yang mengagetkan ini.
“apa dia memperkosamu dan kau dibawah tekanan saat.......saat... itu?” tanya Rei dengan hati-hati
Maya hanya menggeleng.
“ Tidak Rei. Saat itu kami sama-sama tidak bisa mengontrol emosi kami” kata Maya dengan jujur
“ahhh.....,aku bertanya ini padamu karena jika dia memaksamu dan menyakitimu aku tidak akan segan-segan untuk membuat perhitungan atau kalau perlu mengulitinya” kata Rei emosi
“ Kau sangat mencintainya, Maya?” tanya Rei
“ya, Rei aku sangat mencintainya” jawab Maya dengan yakin
Kau secepatnya harus memberitahu dia, Maya, kau harus meminta pertanggungjawabannya. Kalian harus menikah secepatnya” papar Rei kemudian
“Tidak Rei. Aku tidak ingin dia tahu akan kondisiku saat ini”, jawab Maya
“Maya......!....tidakkah kau tahu. Kau ini seorang artis Bidadari merah, namamu akan tercemar dan kariermu akan hancur jika para wartawan ataupun orang-orang diluar sana mengetahu jika kau hamil!” kata Rei dengan marah
“lagipula kau bilang kau mencintai Masumi Hayami dan anak yang kau kandungpun adalah anaknya, jadi wajar jika aku menyarankan padamu agar kau menikah dengannya” kata Rei lebih lanjut
“aku tidak mungkin menikah dengannya. Dia mempunyai tunangan nona Shiory. Pernikahan mereka telah dirancang dan pernikahan mereka sangat berhubungan dengan keberadaan masa depan Daito. Jika dia tidak menikahi nona Shiory tentu Takatsu akan mencabut dukungan dan suntikan dananya kepada Daito. Aku tak mau Masumi mengahancurkan Daito. Daito adalah hidupnya. Lagipula jika Daito hancur tentu ayahnya akan mendepaknya dari posisinya bahkan mungkin melemparnya ke jalanan. Aku tak mau itu terjadi Rei, aku tak mau” kata Maya dengan sedih
“jadi apa rencanamu sekarang? Apa kau berniat menggugurkan kandunganmu itu?” tanya Rei
Maya dengan cepat menggeleng. Tak pernah terbersit sedikitpun dia akan menghilangkan bayi dalam kandungannya. Bagaimanapun janin di dalam rahimya berhak untuk tumbuh dan hidup.
“lalu bagaimana caramu menghilangkan aib ini ? apa kau akan mengorbankan kariermu?” tanya Rei
“entahlah Rei aku bingung” kata Maya dengan sedih




Keduanya diam terpekur. Sulit sekali mencari solusinya, sampai akhirnya Rei mengajak Maya untuk tidur kembali.
“sudahlah Maya lebih baik kau tidur. Kau harus cukup beristirahat. Kita pikirkan besok apa rencana yang harus kau ambil agar bisa menyelesaikan masalah ini. Ayo kita tidur” kata Rei sambil membetulkan selimutnya
Maya kemudian berbaring di futonnya. Matanya menerawang seakan mencari jawaban apa yang harus dia lakukan. Tak berapa lama Maya pun terlelap tidur.






***




Keesokan harinya Maya pergi berlatih seperti biasa. Dia berusaha menutupi masalahnya seolah tidak terjadi apa-apa. Tapi Koji yanga selalu perhatian dengan Maya mengetahui bahwa gadis impiannya ini sedang mempunyai masalah yang sedang dia tutupi.
“ Maya kau sedang ada masalah apa?” tanya Koji langsung sambil duduk di samping Maya
“ah..eh...tidak ...tidak ada apa-apa. Mengapa kau bertanya hal itu padaku?” tanya Maya berusaha berbohong
“Maya aku telah lama mengenalmu. Dan aku tahu meskipun kau menutupinya aku tahu kalau kau sedang ada masalah” kat koji meyakinkan dugaannya
Wajah Maya membeku seketika. Dan hal ini pun terlihat oleh Koji.
“Maya aku tahu kalau kau tidak pernah mencintaiku. Aku tidak apa-apa jika kau menolak cintaku. Tapi ijinkan aku menjadi sahabatmu, sahabat tempat kau berbagi dukamu” kata Koji dengan lembut
Maya yang mendengar kata-kata Koji merasa bersalah akan sikapnya selama ini pada Koji. Mata Maya berkaca-kaca. Dia tahu Koji sangat baik dan tulus mencintai dirinya apa adanya. Dari semenjak dahulu, Koji selalu ada disampingnya dan membantunya.
“ terima kasih Koji. Kau memang sahabatku yang baik ” kata Maya dengan sedih. Tapi Maya tidak ingin mengungkapkan masalahnya pada Koji. Jika dia mengungkapkannya pun itu tidak ada gunanya. Koji tidak terkait apapun dengan masalah yang sedang dihadapinya.
“hai kalian berdua. Ayo kita lanjutkan latihannya!” teriak pak kuronuma
Dan latihanpun selesai hingga menjelang malam.




Maya berkemas hendak pulang, ketika Koji menghampirinya untuk mengajaknya pulang bersama. Kali ini Maya mengiyakan ajakan Koji. Koji berjalan disamping Maya, Koji sangat senang sekali bisa pulang bersama Akoyanya itu. Tiba-tiba Maya merasa pusing dan mual. Dia menutup mulutnya seperti hendak muntah dan wajahnya terlihat pucat.
“Maya.., kau tidak apa-apa?” tanya Koji khawatir
“aku tidak apa-apa Koji. Aku mungkin masuk angin” jawab Maya berbohong
“mari aku antar ke apartemenmu” kata Koji akhirnya. Koji memanggil taksi untuk mengantarkan mereka berdua ke apartemen Maya. Maya memejamkan matanya sepanjang perjalanan. Masih merasakan mual di perutnya. Hingga mereka tiba di apartemen Maya.
“hai Maya kau sudah pulang?” tanya Rei sambil menyiapkan makan malam untuk mereka
“hai Koji, aku kira kau tidak datang bersama Maya” sapa Rei dengan hangat
Rei sebenarnya lebih menyukai jika Maya membina hubungan dengan Koji daripada Maya berhubungan dengan Masumi. Selain karena Rei tidak menyukai Masumi secara pribadi, usia Maya dan Koji lebih sesuai untuk membina hubungan sebagai sepasang kekasih daripada Maya dan Masumi yang terpaut usia sangat jauh.
“hai Rei. Aku kemari mengantarkan Maya. Maya sedang sakit. Lihat mukanya sangat pucat dan diapun tadi mual-mual “ kata Koji menjelaskan
Rei memandang Maya dengan khawatir. Maya dan Rei saling memandang dalam diam. Berusaha menutupi hal yang mereka ketahui.
“ah..eh..mengapa kau tidak duduk Koji. Silakan” kata Rei dengan gugup
Koji menangkap wajah Rei yang gugup seakan menyembunyikan hal yang sama dengan Maya. Tapi Koji diam saja. Dia bertekad untuk mencari tahu masalah Maya.
“Rei, apa kau tahu Maya sakit apa?” selidik Koji
“ah....dia mungkin masuk angin. Akhir-akhir ini dia tidak makan dengan baik” kata Rei beralasan
“Maya apa perlu aku mengantarmu ke dokter?” kata Koji menawarkan diri
“ah..eh.. tidak usah besok pun aku pasti sudah baikan. Terima kasih “ tolak Maya dengan halus
“ah.. kalau begitu baiklah. Aku permisi dulu. Maya jaga dirimu baik-baik Aku tak mau Akoyaku sakit” kata Koji dengan jenaka
“pasti!” jawab Maya sambil tersenyum
Lalu Koji pun keluar dari apartemen itu.




Maya dan Rei menikmati makam malam berdua. Taiko dan Sayaka yang pergi bersama memberi tahu Rei bahwa mereka akan makan malam berdua di luar. Makan malam di apartemen tersebut disela dengan ucapan Rei.
“Maya, apa kau tidak mencintai Koji?” tanya Rei hat-hati
“Maya diam, kemudian menggeleng.
“Maaf jika aku bertanya begini. Tapi aku hanya ingin tahu tentang perasaanmu padanya. Bagiku Koji orang yang baik, dia selalu perhatian dan baik padamu. Aku bisa melihat dia sangat mencintaimu. Aku malah berpikir kau lebih cocok bersamanya daripada bersama Pak Masumi” papar Rei
“hhhh.....seandainya aku mencintai Koji mungkin masalahku tidak akan serumit ini , Rei” jawab Maya dengan sedih
“ya...masalah tidak kita duga, Maya. Dan aku setuju jika kau berpasangan dengan Koji tentu tidak akan banyak masalah. Kalian bisa menikah tanpa ada halangan apa-apa” jawab Rei
“tadi Koji curiga dengan keadaanmu , Maya. Sekarang kita mungkin saja bisa menyembunyikan kehamilanmu tapi lama-lama perutmu akan membesar. Apa tidak kau pikirkan hal itu? Dan apa yang akan kau lakukan?” tanya Rei
Maya hanya terdiam. Bingung.
“aku belum tahu, Rei. Yang pasti aku akan tetap mempertahankan bayi ini” jawab Maya penuh tekad
‘baiklah, jika itu keputusanmu. Tapi aku ingatkan bahwa kau harus mencari jalan tentang masalah ini” kata Rei sambil meminum habis air dalam gelasnya
Setelah makan malam mereka menonton acara televisi. Seakan berusaha mengenyahkan masalah yang sedang dihadapi Maya. Setelah Sayaka dan Taiko pulang, keempatnya pergi tidur.






***




Keesokan harinya, Maya dan Rei menghabiskan waktu mereka di apartemen mereka. Mereka berdua sibuk sekali di apartemen itu, sedangkan Sayaka dan Taiko sedang pergi keluar, ke super market, sekarang giliran mereka berbelanja mingguan . Keduanya asyik membereskan tempat tinggal mereka, maklum hari libur biasa mereka manfaatkan untuk membuat nyaman tempat tinggal mereka. Sebenarnya Maya malas sekali beraktifitas dan bangun dari tidurnya, mungkin sang bayi yang ada dalam kandungannya mempengaruhi hal itu, dan Rei memakluminya. Tapi Maya bersikeras hendak membantu Rei.
“sudahlah Maya tidak usah kau paksakan. Aku bisa kok melakukannya seorang diri. Aku tahu keadaanmu sekarang. Sudah lebih baik kau beristirahat” kata Rei mengingatkan
“tidak apa-apa Rei aku mampu kok. Aku masih kuat untuk membantumu” kata Maya membandel
“seharusnya jika wanita sedang hamil banyak beristirahat dan dimanjakan oleh suaminya.....” tiba-tiba Rei terdiam menyadari ucapannya yang jauh dari kenyataan yang dialami Maya sekarang
“eh,... Maafkan aku Maya. Aku tidak bermaksud menyinggungmu. ” kata Rei penuh penyesalan
“tidak...tidak apa-apa Rei. Ucapanmu memang benar. Tapi kau jangan khawatir aku akan baik-baik saja dengan kehamilanku dan akan menjaga bayi ini ” kata Maya sambil tersenyum dan membelai perutnya yang masih terlihat rata
Mereka asyik bercakap-cakap hingga tak menyadari bahwa Koji berada di pintu apartemen itu yang terbuka. Koji mendengar dan melihat apa yang baru saja diucapkan Maya.
“ Maya apa kau sedang hamil?” kata Koji
Maya dan Rei terlihat kaget dengan kedatangan Koji di apartemen mereka. Keduanya diam.
“eh..apa kabar Koji, aku tidak tahu kau datang” kata Rei berusaha mengalihkan pembicaraan
“aku datang karena aku mengkhawatirkan Maya” jawab Koji
“dan mengapa kau tidak menjawab pertanyaanku, Maya? apa benar kau tadi bilang bahwa kau sedang hamil? Tanya Koji
“eh..itu...ti...tidak....” kata Maya dengan gugup dan tidak berani membantah ataupun mengiyakan pertanyaan Koji
“itu tidak salah bukan apa yang baru saja kudengar barusan?. Kau bilang kau sedang hamil dan akan menjaga bayimu baik-baik” kata Koji penuh penekanan
“ko....koji aku.......aku ”kata Maya dengan gugup
“lebih baik kau berterus terang Maya. Aku tahu akhir-akhir ini kau terlihat murung ditambah lagi keadaanmu yang terlihat pucat dan tidak sehat. Aku pikir kau sakit, tapi ternyata....” kata Koji yang terlihat sangat sedih dan terpukul. Dia sedih ternyata gadis pujaannya telah dipetik laki-laki lain




Maya hanya sedih melihat sahabatnya. Rei pun hanya terdiam melihat keduanya dan berlalu meninggalkan keduanya.Dia tidak ingin mengganggu percakapan Maya dan Koji.
“apa lelaki itu ayah bayi yang tengah kau kandung” kata Koji akhirnya memecah kesunyian diantara mereka
Maya hanya mengangguk lemah. Membenarkan persangkaan Koji. Koji pastilah bisa menerka Masumi Hayami lah orang yang telah membuat dirinya hamil
“Jadi sebentar lagi lawan mainku akan menikah dengan bos Daito yang dingin itu” kata Koji kemudian
“Tidak. aku tidak mungkin menikah dengannya Koji” kata Maya pelan
“apa dia tidak mau menikahimu dan bertanggung jawab atas kehamilanmu, Maya?” kata Koji dengan marah
“jika dia tidak mau bertanggung jawab aku bersumpah akan membuat perhitungan dengannya?” lanjut Koji
“tidak...tidak ..bukan itu masalahnya. Aku tidak ingin dia tahu tentang kehamilanku. Aku tidak mau menambah masalahnya. Jika dia tahu keadaanku tentu dia akan merasa bersalah dan bertanggung jawab menikahiku. Tapi dia tidak mungkin menikahiku, dia telah mempunyai tunangan dan akan segera menikah.” Papar Maya menjelaskan
“tapi pernikahan itu masih bisa dicegah dan dia masih bisa memutuskan pertunangannya” kata Koji
“tidak..tidak, Koji. Aku tidak ingin dia memutuskan pertunangannya. Jika dia membatalkan pertunangannya tentu perjanjian kerjasama antara Takatsu dan Daito akan batal. Dan Takatsu tidak mungkin lagi menyokong bantuan dana untuk Daito dan Daito akan hancur. Jika Daito hancur sama saja aku menghancurkan Masumi” lanjut Maya
“sebegitu dalamnya cintamu padanya Maya. hingga kau mau berkorban seperti ini?” tanya Koji yang kini paham keputusan Maya
“ya aku sangat mencintainya. Telah banyak yang dia berikan kepadaku. Dan mungkin inilah saatnya aku membalas semua kebaikannya” kata Maya dengan wajah muram mengingat keberadaan Masumi sebagai mawar ungu
“dan apakah kau telah memikirkan apa yang akan terjadi jika orang-orang diluar tahu tentang kehamilanmu itu? Bagaimana dengan kariermu dan pertunjukan Bidadari merah? Apa kau telah memikirkan dampaknya? “ tanya Koji
Maya hanya menggeleng, lesu.
“hhh...terus terang aku belum memikirkan hal itu, Koji” kata Maya dengan berat
“mungkin aku akan menyembunyikan diriku jauh dari Tokyo hingga aku bisa melahirkan anakku” kata Maya
“mungkin solusi yang kau utarakan ada benarnya. Dan bisa sesaat membantumu. Tapi apakah kau pikirkan tentang nasib bayi itu nantinya?” tanya Koji
“maksudmu......?” tanya Maya tidak mengerti
“anak itu harus memiliki ayah, Maya. Atau dia akan dicap sebagai anak yang tidak pernah diharapkan lahir ke dunia. Mereka akan menyebut dia anak haram. Anak yang lahir tanpa pernah ada ikatan pernikahan antara ayah dan ibunya terlebih dahulu. Dan aku yakin, bagaimanapun kau menyembunyikan anak itu, lambat laun wartawan pasti akan tahu” kata Koji
Maya hanya terdiam.




Koji yang melihat Maya didepan matanya merasa kasihan pada gadis itu. Dia menyesalkan mengapa gadis itu bisa hamil. Kemudian dia teringat akan sosok Masumi yang sangat dibencinya. Sehingga timbul dibenaknya bahwa lelaki itu telah memperkosa Maya.
“apakah dia memperkosamu?” tanya Koji
“eh.........” Maya kaget dengan pertanyaan Koji tetapi sesaat kemudian dia menggeleng
“ itu kesalahan kami berdua” lanjut Maya
“Kecintaanmu padanya membutakanmu !”kata Koji dengan sedih. Dia sedih ternyata cintanya pada gadis itu dikalahkan oleh rasa cinta gadis itu pada Masumi. Bagaimanapun dia memperjuangkan cintanya, Maya selalu tidak bisa membalas cintanya. Tapi walaupun Koji tahu hal itu, entah mengapa perasaan cintanya sangat sukar diajak kompromi dengan kenyataan bahwa Maya tidak mencintainya. Rasa cinta Koji pada Maya masih tetap bercokol di dalam hatinya. Dan dia akan tetap memperjuangkan dan memperlihatkan rasa cintanya pada gadis itu.
“Maya........menikahlah denganku” kata Koji dengan pelan
“eh.......” kata Maya dengan kaget
“mungkin kau kaget. Aku tahu kau tidak pernah mencintaiku. Tapi ini adalah bukti kesungguhan cintaku padamu, Maya. Aku ingin menikah denganmu.” Kata Koji dengan yakin
“apakah kau merasa kasihan padaku? Merasa kasihan tentang keadaanku yang sedang hamil? “ tanya Maya
“Tidak. Aku hanya mencintaimu. Dan aku yakinkan padamu aku akan mencintai bayimu seperti anakku sendiri” kata Koji
“terima kasih , Koji tapi aku tidak ingin memperumit masalahku dengan membawamu dalam masalahku. Ini tanggung jawabku” kata Maya
“jadi kau menolak ajakanku untuk menikahimu?”tanya Koji
“maafkan aku Koji” kata Maya
“baiklah,..... aku tidak akan memaksamu. Tapi aku tetap mengharapkan kau mau menerima lamaranku. Mudah-mudahan kau mau memikirkannya kembali. Tidak hanya untukmu tapi untuk bayimu juga nanti” kata Koji




Akhirnya Koji keluar dari apartemen Maya dan meninggalkan Maya yang termenung seorang diri.
“Koji memang laki-laki yang baik ya, Maya. Kau beruntung memiliki sahabat baik seperti dia. Dia mau membantumu. Apa kau tidak ingin menerima tawarannya? tanya Rei yang mengagetkan Maya
“tidak Rei, tidak seharusnya aku menerima lamarannya. Aku tahu Koji mencintaiku tapi aku tidak mencintainya. Jika aku menerimanya sama saja aku memanfaatkan kebaikannya” jawab Maya
“kau ingin nasehat dariku, Maya?” tanya Rei
“jika aku jadi kau, aku akan mengiyakannya. Mungkin ini aku lakukan bukan semata-mata demi aku, tapi aku lakukan demi bayiku. Dan aku harap kau juga memikirkan nasib bayimu kelak” kata Rei mengingatkan dan berlalu dari hadapan Maya
Ucapan Rei membuat Maya terdiam dan membuatnya semakin bimbang tentang keputusannya.





***




Hari-hari selanjutnya Maya kembali latihan di Studio Kids, dia berusaha untuk tetap bisa berlatih sebagaimana biasa dan tidak terlalu memusingkan kondisinya yang tengah hamil Hanya Koji yang terlihat khawatir dengan kondisi Maya. Koji yang telah tahu tentang kondisi Maya tidak menceritakan kondisi gadis itu pada siapapun, malah sebaliknya dia bertekad untuk melakukan apa saja agar kehamilan gadis itu tidak diketahui oleh siapapun dan menutupi aib gadis itu. Saat istirahat Koji senantiasa menemani Maya dan memberikan perhatian yang cukup berlebihan dari biasanya, hal ini juga disadari oleh pemain yang lain, mereka menilai hubungan Maya dan Koji telah meningkat kearah yang lebih dari sekedar sahabat ataupun lawan main di atas panggung. Peran percintaan antara Ishhin dan Akoya mereka buktikan di luar panggung.




Pak Kuronuma menganggap hubungan antara Maya dan Koji sebagai hal yang positif agar keduanya mempunyai “chemistry” diantara mereka berdua saat memerankan adegan percintaan diatas penggung. Walaupun Pak Kuronuma masih bisa melihat bahwa perhatian Koji pada Maya sering tidak ditanggapi Maya sebagai kasih sayang laki-laki kepada seorang perempuan. Pak Kuronuma yang telah beberapa kali bekerja sama dengan Maya juga merasakan bahwa Maya sedang memiliki masalah. Dia sebagai sutradara yang handal mampu membaca perubahan mimik wajah para pemainnya, apalagi mereka hampir setiap hari bertemu dan bergaul. Hingga Pak Kuronuma memutuskan untuk berbincang-bincang dengan Maya dan ingin mengetahui lebih lanjut tentang keadaan gadis itu.
“Maya kau jangan pulang dulu, aku ingin berbicara denganmu” kata Pak Kuronuma
“baiklah” kata Maya
Koji yang hendak mengajak Maya untuk pulang bersama juga dihalau oleh Pak Kuronuma agar Koji pulang saja terlebih dahulu. Dan Koji mengiyakan, Koji beranggapan Pak Kuronuma ingin membicarakan hal yang penting berdua saja dengan Maya.
“Maya apa kau sedang ada masalah?” tanya Pak Kuronuma
“ah..eh....;kata Maya dengan gugup
“kita telah lama bekerja sama Maya dan aku mengenal dirimu dengan baik, aku melihat akhir-akhir ini kau seperti lain dari dirimu yang biasanya. Kau yang biasa ceria kini sering tampak murung dan menyendiri walaupun kau berusaha untuk tetap ceria di depan teman-temanmu yang lain tapi aku tahu kau sedang menyembunyikan masalah” kata Pak Kuronuma
“eh.....mungkin akhir-akhir ini aku lelah, Pak “ kata Maya beralasan. Dia tahu bahwa Pak Kuronuma tidak bisa dibohongi
“aku tidak tahu apa masalahmu, tapi aku sebagai sutradara yang bertanggung jawab dalam pementasan Bidadari Merah hanya mengingatkanmu saja Maya agar masalah yang sedang kau hadapi bisa segera kau atasi. Aku tidak ingin pementasan ini gagal hanya gara-gara mood pemainnya rusak” kata Pak Kuronuma mengingatkan
“tapi sebagai orang tua aku mengingatkanmu untuk mau berbagi permasalahanmu denganku. Mungkin ada masalah yang tidak bisa kau pecahkan dan sulit untuk ukuran gadis seusiamu,dan siapa tahu aku bisa membantumu. Ingatlah aku senantiasa mengangapmu sebagai anak gadisku yang sedang tumbuh. Bagaimanapun aku telah cukup mengalami pahit manis kehidupan dan lebih berpengalaman dalam menjalani hidup. “lanjut Pak Kuronuma
“terima kasih, Pak Kuronuma. Anda baik sekali” jawab Maya pendek yang tetap akan merahasiakan masalahnya
“oh, ya...boleh aku bertanya satu hal lagi padamu?” tanya Pak Kuronuma
“tentang apa, Pak?” tanya Maya
“tentang perasaanmu pada Koji” kata Pak Kuronuma pendek
“Akhir-akhir ini aku lihat Koji semakin perhatian padamu. Apakah kau tidak merasakannya, Maya?” tanya Pak Kuronuma
Maya hanya diam kemudian menjawab “ Koji memang selalu baik pada saya ,Pak. Dia sahabat terbaik saya”
“Mungkin kau menjawab seperti ini dikarenakan kau menutup matamu untuk melihat segala perhatiannya dan hanya menganggap dia sebagai sahabatmu. Dan tidak merasakan cintanya padamu sebagai perasaan cinta seorang laki-laki kepada seorang perempuan” kata Pak Kuronuma
“aku tahu bahwa hatimu telah terisi oleh lelaki lain dan aku tahu siapa dia. Aku tidak tahu apakah masalahmu berhubungan dengannya atau tidak ,tapi jika hubunganmu dengannya hanya menyisakan kepedihan, aku sarankan agar kau lebih melihat laki-laki lain yang lebih bisa membawa kebahagiaan dan peduli padamu.”lanjut Pak Kuronuma
Maya hanya terdiam mencerna nasehat Pak Kuronuma
“Bukan maksudku untuk mencampuri kehidupanmu dan mengatur perasaanmu, Maya. Itu hakmu untuk mencintai seseorang. Tapi kadang cinta membutakan diri kita dan bahkan cinta pun kadang membawa kesengsaraan. Aku tak mau kau terluka karenanya” kata Pak Kuronuma dengan bijak
Wajah Maya bersimbah air mata, dia berusaha agar air matanya tidak jatuh dan menahan isakannya setelah mendengar ucapan Pak Kuronuma. Sesungguhnya dia telah merasakan akibat dari cinta itu sendiri. Cinta yang ia rasakan pada Masumi Hayami dan tidak mungkin dia raih.
Pak Kuronuma tahu Maya sedang berusaha menahan tangisannya, dia akhirnya menghibur Maya sambil menepuk-nepuk punggung gadis itu.
“maaf,Maya jika ucapanku salah.”kata Pak Kuronuma
Maya hanya menggeleng sambil menghapus air matanya
“pulanglah, temanmu nanti mengkhawatirkanmu” kata Pak Kuronuma akhirnya menutup pembicaraan mereka
Akhirnya Maya keluar dari gedung studio itu. Pak Kuronuma hanya melihat kepergian Maya dengan tatapan sedih.






***




Maya yang pulang ke apartemennya diceramahi hal yang sama oleh Rei. Rei tak henti-hentinya memuji Koji dihadapannya dan senantiasa membujuk Maya untuk mau menerima lamaran Koji. Maya tidak tahu Rei diberi hadiah apa atau Koji telah menjanjikan apa pada Rei jika Maya mau menerima lamarannya, karena gencarnya bujukan Rei akhir-akhir ini. Tapi ide konyol itu menguap dan keluar dari pikiran Maya. Maya tahu Rei hanya peduli pada dirinya dan nasib bayinya kelak.






***




Koji pun tak kalah gencarnya, setiap istirahat Koji senantiasa menemani Maya. Dia selalu memberikan Maya minuman ataupun membawa makan siang untuk mereka berdua. Koji senatiasa menghibur Maya, dia berharap agar perasaan Maya akan luluh dan mau menerima lamarannya. Disaat mereka jauh dari teman-temannya Koji senatiasa menanyakan tentang kondisi kehamilan Maya dan langkah apa yang akan Maya ambil untuk bayi dalam kandungannya. Terkadang Maya merasa jengkel dengan perlakuan dan pertanyaan Koji terhadapnya, tetapi mengingat hanya Koji saja yang mengetahui keadaan dirinya di tempat latihan itu dan betapa tulusnya lelaki itu padanya, ditambah lagi dengan nasehat Pak Kuronuma dan bujukan Rei yang akhir-akhir ini dilancarkan padanya, membuat Maya berpikir dengan lebih arif, tidak menganggap perhatian Koji sebagai hal yang menjengkelkan bagi Maya tetapi perlahan membuat Maya merasa terlindungi dan berpikir ulang untuk menerima lamaran Koji. Toh bagaimanapun dia mencintai Masumi, lelaki itu harus dia jauhi. Dia harus menekan rasa cintanya pada lelaki itu jika dia ingin lelaki itu tetap bercokol ditempatnya dan Daito tidak hancur.




“Maya ini kubawakan burger kesukaanmu. Makanlah!” kata Koji sambil menyerahkan bungkusan makanan pada Maya
“terima kasih, Koji” kata Maya sambil tersenyum
“hmm...enak. Burger ini enak apalagi jika aku memakannya bersama seseorang yang aku cintai” kata Koji pelan sambil menatap wajah gadis dihadapannya
Maya yang tengah menggigit burgernya hanya diam, sambil menikmati makan siangnya. Maya tahu Koji sedang berusaha mengambil hatinya lagi.
“aku senantiasa ingin hari-hariku diisi dengan kehadiranmu. Mungkin peran ini dalah peran yang menguntungkan untukku, setelah aku berperan sebagai steward. Kini aku pun satu panggung lagi denganmu, bahkan menjadii kekasihmu. Aku berharap aku bisa menjadi Ishinmu di dunia nyata, Maya” lanjut Koji
“Koji......!” kata Maya yang kali ini merasa gugup dengan pernyataan cinta sahabatnya ini hingga tidak meneruskan makannya
“Maya...aku tidak akan pernah berhenti memujamu dan mengharapkan cintamu. Dan aku tahu kau tidak mungkin bersamanya, karena kau tidak ingin menghancurkan hidup Masumi Hayami. Jadi kumohon, Maya, ijinkanlah aku untuk membahagiakanmu dan mengisi hatimu dengan segenap rasa cintaku” kata koji penuh permohonan
“Koji...!” kata Maya yang sedih melihat penderitaan Koji
“Maya jika kaupun tak ingin menikah denganku karena kau tidak mencintaiku aku mohon lakukan demi anakmu. Kau boleh menganggap pernikahan ini pernikahan rekayasa atau apapun yang kau mau, tapi ijinkan aku membantumu. Membantumu untuk menutupi aibmu dan masa depan anakmu” kata Koji
“kumohon, Maya menikahlah denganku dan aku pasti akan membahagiakanmu. Aku akan merawatmu dan juga bayimu” kata Koji sambil memeluk erat Maya




Maya yang dipeluk Koji perlahan membalas pelukan erat sahabatnya itu. Koji yang merasakan pelukan Maya, merasa bahagia. Biarlah Maya menganggap pernikahan yang akan terjadi di antara mereka sebagai pernikahan rekayasa atau apapun namanya. Tetapi sesuatu yang pasti Koji akan berusaha untuk membuktikan dirinya pada Maya bahwa dia layak dicintai dan berhak mendapatkan cinta Maya.
Koji kemudian melontarkan pertanyaan untuk memastikan kembali kesediaan gadis itu untuk menikahinya.
“Maya maukah menikah denganku?” tanya Koji dengan penuh harap-harap cemas
Maya hanya terdiam, tapi kemudian anggukan kepala Maya mengisyaratkan bahwa Maya bersedia menikahi koji.
Koji merasakan berjuta kebahagiaan. Harapannya untuk menikah dengan Maya dan hidup di samping gadis itu menjadi kenyataan. Keduanya lama berpelukan, hingga tak menyadari seseorang dengan sepasang mata yang dingin menusuk menatap ke arah adegan yang terpampang dihadapan matanya, amarah menggelegak didalam dadanya dan tangannya mengepal seakan ingin menghancurkan tembok disampingnya.






*****************




Masumi memasuki kantornya pagi itu, banyak urusan Daito yang harus diurusinya walaupun dia sendiri memiliki masalah pribadi. Kejadian di vila Izu semakin memperkuat keinginannya untuk membatalkan pertunangannya dengan Shiory. Dia tahu masalah rumit ini takkan muncul jika saja dia dahulu tidak menyetujui pertunangan dengan Shiory dan tidak selalu memberi harapan pada gadis itu seakan-akan dia mencintai Shiory. Tapi semua itu sudah terlanjur terjadi, penyesalan hanyalah kesia-siaan, dan dia harus menuntaskan masalah ini secepatnya. Dia harus berani untuk bertindak dan memperjuangkan kebahagiannya bersama Maya.
“selamat pagi pak Masumi” kata Mizuki
“selamat pagi Mizuki” jawab Masumi sambil matanya tidak beranjak dari dokumen yang dibacanya
“Hari ini anda dijadwalkan untuk rapat bersama para pemegang saham dan juga rapat tentang kelanjutan grup Daito untuk merger dengan grup Takatsu”kata Mizuki
Mendengar nama Takatsu membuat Masumi terdiam dan menutup file dokumen di depannya. Mizuki menyadari hal ini.
“terima kasih, Mizuki kau mengingatkan aku” kata Masumi akhirnya sambil beranjak dari kursinya. Masumi menyulut rokoknya dan menatap pemandangan kota Tokyo dari jendela kantornya. Sungguh sulit sekali baginya. Jika dia memutuskan untuk membatalkan pertunangannya dengan Shiory tentu harapan Daito agar grup Takatsu membantu keuangan Daito tinggal kenangan. Tapi dia juga tidak ingin membohongi perasaannya. Dia sangat mencintai Maya.




“ah..Maya..! bisik Masumi. Tiba-tiba dia merindukan wajah gadis itu. Sudah hampir sebulan ini dia jarang menjumpai gadisnya itu. 2 minggu lalu Masumi banyak pergi ke luar kota untuk memperbaiki kinerja Daito ditambah lagi dengan sikap Maya yang aneh, membuat Masumi sukar bertemu Maya. Sikap Maya dirasakan Masumi sangat berubah, dia tidak ceria dan sering menghindarinya. Setiap kali Masumi meneleponnya respon gadis itu terlihat dingin bahkan jika dia menjemputnya di studio Kids, dia selalu menolak.
“mungkinkah dia sekarang membenciku?” kata Masumi dengan khawatir. Untuk menghalau kekhawatirannya Masumi bertekad akan menjemput Maya malam nanti dan menuntut penjelasan dari gadis itu.
Rapat seharian itu terasa sangat lama dan melelahkan bagi Masumi. Apalagi pikirannya juga dipenuhi dengan keinginannya untuk segera bertemu dangan Maya. Hingga akhirnya rapat itu selesai, dia langsung bergegas menuju mobilnya dan mengendarainya menuju studio Kids. Harapannya untuk bertemu Maya ternyata pilihan yang salah, dia melihat Maya sedang berpelukan dengan Sakurakoji. Amarahnya langsung membakar hatinya, dia beranjak menjauh dari pemandangan yang sangat dibencinya dan mengendarai mobilnya dengan kencang.




Sesampainya di rumahnya Masumi berusaha menghalau ingatannya tentang Maya dan Koji, dia melarikan dirinya pada alkohol yang memang selama ini senantiasa menjadi tempat pelariannya jika mempunyai masalah. Dia mengutuki dirinya yang bodoh, Maya ternyata mempermainkan dirinya. Mungkin alasan dia menjauh dari dirinya adalah karena gadis itu sesunguhnya memiliki hubungan istimewa dengan lawan mainnya sebegaimana yang sering dia dengar dari teman-teman tempat Maya berlatih Bidadari Merah.
“Maya ,......aku memang bodoh. Aku semestinya tahu dan sadar bahwa kau sesungguhnya tidak pernah mencintaiku. Kau tidak mungkin mencintaiku. Mungkin rasa cintamu padaku hanyalah kepura-puraan dan bentuk pembalasan rasa sakit hatimu padaku yang telah menyebabkan ibumu meninggal” kata Masumi dengan sedih
“aku bodoh.......aku memang BODOH..! kata Masumi sambil berteriak dan melemparkan gelas itu ke dinding.
PRANKKKKKKKKKK!
Gelas itupun hancur berkeping-keping dan menyisakan gemanya di kamar itu.
Masumi meremas rambutnya dan menghempaskan tubuhnya di kursi yang ada di kamarnya, berusaha menghilangkan rasa sakit yang menghimpit dadanya. Hingga dia tertidur.






*********



Beberapa hari kemudian




Mizuki seperti biasa lebih dahulu hadir di ruangan Masumi. Tiap pagi dia akan menyiapkan dokumen untuk persiapan rapat, membuat kopi dan mengantarkan surat kabar ke ruangan Masumi. Tapi hari ini dia enggan sekali memberikan surat kabar itu. Jika bosnya tahu apa isi surat kabat itu tentu sama saja mengundang bencana dan akibat yang akan ditimbulkannya pastilah sangat mengerikan untuk dibayangkan.
Artikel surat kabar itu memuat berita yang pastilah sangat mengagetkan bagi Masumi tapi pasti akan membahagiakan para fans berat Maya dan koji yang menginginkan kisah cinta di antara keduanya.





Pernikahan sang Bidadari Merah
Kisah cinta Akoya dan Isshin berlanjut ke dunia nyata






Begitu bunyi artikel surat kabar itu disertai foto keduanya. Dalam berita itu juga di beritakan bahwa pernikahan mereka akan dilaksanakan 2 minggu yang akan datang. Lama Mizuki membaca artikel itu hingga bunyi pintu yang terbuka mengagetkannya. Masumi memasuki ruangannya. Dengan cepat Mizuki melipat surat kabar itu dan berusaha untuk menyembunyikannya diantara dokumen yang dia pegang.
“selamat Pagi,Pak !’ kata Mizuki berusaha menyembunyikan kegugupannya
“selamat Pagi” Jawab Masumi pendek
Mizuki akan keluar dari ruangan itu sambil membawa surat kabar dan dokumen untuk meyembunyikan surat kabar tersebut. Tapi rupanya mata jeli sang bos menangkap hal itu.
“Mizuki, mengapa kau bawa dokumen itu. Aku kan harus mempelajarinya” kata Masumi
“ah...eh...dokumen ini ternyata ada kesalahan, Pak” kata Mizuki dengan gugup
“benarkah? Sejak kapan kau membuat kesalahan? “tanya Masumi yang menduga ada sesuatu yang ditutupi sekretaris efisiennya ini
“eh....mungkin karena saya akhir-akhir ini lelah karena sering lembur” jawab Mizuki sekenanya
“kalaupun ada kesalahan lebih baik aku yang mengoreksinya dan bukan dirimu sendiri. Letakkan saja dokumen itu di mejaku” kata Masumi sambil meletakan tangannya di atas mejanya untuk menekankan ucapannya




Mizuki perlahan meletakan dokumen itu dan berusaha mencabut surat kabar yang dia selipkan di dokumen itu. Tapi Masumi melihatnya.
“itu surat kabarku, Mizuki. Tinggalkan saja semuanya di mejaku” kata Masumi yang sadar sesungguhnya bukan isi dokumen itu yang sebenarnya dipermasalahkan Mizuki tetapi isi surat kabar itu
“Saya kira hari ini anda tidak akan sempat membaca surat kabar Pak Masumi dokumen yang harus anda pelajari banyak sebagai bahan untuk rapat kita nanti, jadi saya berharap anda tidak membaca surat kabar yang kadang berisikan kabar yang tidak jelas kebenarannya” kata Mizuki kalem
“sejak kapan kau mengatur apa yang boleh dan tidak boleh aku baca. Aku bos disini dan bukan dirimu. Apa yang mau aku lakukan bukan urusanmu. Aku yang menggajimu” kata Masumi dengan pedas
Masumi kemudian menarik surat kabar itu dan akhirnya mengerti alasan sekretarisnya menjauhkan dari surat kabar itu. Masumi terlihat marah membacanya dan dengan cepat dia keluar dari kantornya, tapi sebelum dia mencapai pintu keluar dia berbalik pada Mizuki, “Mizuki, jika aku tidak hadir 15 menit dari rapat yang dijadwalkan hari ini, berarti rapatnya batal. Kau tidak usah menanyaiku apa alasannya, itu bukan urusanmu” kata Masumi yang meninggalkan Mizuki yang khawatir akan perasaan bosnya




Masumi memasuki mobilnya dan mengendarainya menuju Studio Kids, di harus bertemu Maya dia harus menanyakan kebenaran isi surat kabar itu. Walaupun Masumi menyangka Maya tidak sungguh-sungguh mencintainya dan hanya sekedar mempermainkan hatinya, tetapi dia sungguh tidak pernah menyangka bahwa gadis itu akan secepat ini menikahi lelaki lain, selain dirinya.
Masumi masuk ke studio itu.Untunglah di studio itu belum banyak yang datang tetapi orang yang dicarinya ada dan kebetulan ada bersama pasangannya yang ada di dalam surat kabar itu.
“Bisa kau jelaskan tentang berita ini, Maya? “ tanya Masumi dengan dingin
Maya yang kaget dengan kehadiran Masumi tampak ketakutan dengan sorot matanya yang tajam dan menyiratkan kemarahan
“Itu memang benar Pak Masumi. Kami akan segera menikah. Tidakkah anda bisa lihat dan membaca sendiri bahwa aku dan Maya akan segera menikah” jawab Koji
“Aku tidak bertanya padamu, bocah” jawab Masumi dengan marah
“aku bertanya pada Maya Kitajima. Gadis yang pernah memberikan kata-kata cinta padaku” jawab Masumi marah
Maya hanya diam menggigil ketakutan. Dia semakin tertunduk. Masumi hanya memandang Maya dengan sendu. Walau hati Masumi merasakan sakit yang tiada terkira, dia masih merasakan ketakutan dan masih merasa kasihan melihat gadis yang dicintainya itu.
“aku sungguh tidak pernah menyangka bahwa kau akan mencampakkanku, Maya. mungkin selama ini aku salah jika aku menganggapmu benar-benar mencintaiku. Aku yang selalu bermimpi mendapatkan cintamu, merasa bahagia bahwa impianku nyata. Tapi ternyata impianku itu hanya impian yang semu. Aku seharusnya sadar kau selamanya takkan mungkin mencintaiku. Aku pernah menyakitimu, membunuh ibumu. Satu-satunya orang yang kau miliki dan kau cintai di dunia. Seharusnya aku sadar jika kau takkan pernah sungguh-sungguh memberikan hatimu padaku. Tidak akan pernah. Mungkin benar selamanya lampu itu akan selalu merah untukku” lanjut Masumi dengan sedih




Maya hanya diam terisak-isak dia ingin membantah segala ucapan Masumi. Dia ingin mengatakan bahwa satu-satunya lelaki yang dia cintai adalah Masumi dan bukan orang lain. Jika dia pun harus menjauh dari lelaki itu, itupun adalah bukti rasa cintanya kepada lelaki itu. Biarlah dia menanggung kemarahan hati lelaki itu asalkan hidup lelaki itu tidak hancur.
“aku tidak akan menghalangi ataupun menghancurkan pernikahanmu. Aku harap ini terakhir kali kita bertemu, Maya” kata Masumi sambil beranjak dari studio itu
Tapi sebelum dia mencapai pintu keluar dia memalingkan wajahnya dan tersenyum pahit “ semoga kalian berdua bahagia” itulah ucapan yang keluar dari mulut lelaki yang patah hati itu.
Maya yang melihat kepergian Masumi merasakan kesedihan yang teramat dalam, seperti kehilangan separuh jiwanya. Tangisnya semakin keras memecah kesunyian di studio itu. Koji berusaha menenangkannya. Tapi Maya menepis tangan lelaki itu. Dia hanya ingin sendiri.






***




Masumi mengendarai mobilnya. Dia berusaha menekan rasa sakit yang menghimpitnya. Amarah yang ingin dia tumpahkan pada Maya, urung dia semburkan . Dia merasa kasihan pada gadis itu setelah melihat ketakutan gadis itu. Biarlah dia yang menanggung kesakitannya seorang diri. Mungkin Maya memang ditakdirkan bukan miliknya, walaupun dia merasa Maya adalah belahan jiwanya.
“ Ah...belahan jiwa...mungkin benar apa yang dikatakan ayah. Omong kosong tentang cinta. Tidak ada cinta untukku. Aku seharusnya mengikuti takdir yang datang kepadaku bahwa selamanya aku tidak akan mencintai dan dicintai. “ bisik hati Masumi sambil mengenang masa kecilnya yang penuh kesedihan.




Mizuki kaget bahwa pada akhirnya bosnya ternyata kembali lebih cepat dari persangkaannya semula. Dia terlihat tenang seakan berita di koran tadi tidak mempengaruhi suasana hati bosnya. Malah selama rapat berlangsung Masumi terlihat penuh konsentrasi dan bisa memecahkan persoalan yang sedang melilit Daito. Setelah rapat Masumi malah kembali berkutat dengan dokumen-dokumen, padahal itu waktu jam makan siang. Mizuki menduga itu adalah salah satu bentuk pelarian bosnya dari masalah yang mengganggu perasaannya






***




Masumi sedang mempelajari dokumen dihadapannya. Ketika Mizuki memasuki ruangannya.
“maaf, Pak Masumi tadi ayah anda menelepon bahwa anda jangan lupa untuk hadir di kediaman tuan Takamiya sekarang” kata Mizuki hati-hati
“terima kasih, Mizuki kau mengingatkanku akan pertemuan penting ini” jawab Masumi sambil menutup dokumen dihadapannya
Mizuki merasa heran, Masumi biasanya tidak bergairah untuk datang ke rumah tunangannya ini, kini tiba-tiba seakan berubah. Tapi dia tidak ingin menanyakan hal itu. Mungkin bosnya itu sudah benar-benar merelakan gadis pujaannya dinikahi lelaki lain dan dia sendiri sudah mau menerima Shiory Takamiya sebagai calon pendamping hidupnya.
Masumi datang ke kediaman Takamiya. Shiory yang telah tahu bahwa Maya akan menikah dengan Koji merasa berbunga-bunga bahwa ternyata siasatnya berhasil untuk memisahkan tunangannya. Dan kini tunangannya itu hadir memenuhi undangan kakeknya untuk membicarakan tentang tanggal penentuan hari pernikahan keduanya.




“Ah..Nona sangat terlihat bahagia sekali” kata pengasuh Shiory
“ah..bagaimana aku tidak bahagia, aku bisa memastikan bahwa sebentar lagi aku akan menikah dengan Masumi, Bi ” kata Shiory dengan wajah berbinar bahagia
“tentu saja, dia tidak akan mungkin menolak menikah dengan gadis secantik anda, Nona. Dia pasti telah terpikat pada kehalusan budi, Nona” kata pengasuh itu lebih lanjut
“apa aku terlihat cantik?” tanya Shiory memastikan
”tentu, anda selalu terlihat cantik, dan saya pastikan dia pasti akan segera menikahi Nona”jawab pengasuh itu




Shiory beranjak dari kamarnya dan hendak menuju ruang dimana Masumi bertemu dengan kakeknya. Dia menguping pembicaraan keduanya.
“ Jadi Masumi, apa kau setuju jika kau dan Shiory menikah satu bulan lagi?.aku harap kau tidak akan menolaknya. Dan persiapan pernikahan sesingkat itu tidak masalah bagi keluargaku. Semua Wedding Organizer di seluruh Jepang bahkan di seluruh dunia sekalipun akan membantu pernikahan kalian agar berjalan sukses dan mewah” kata Kakek Shiory



Masumi berpikir sekarang tidak ada alasan lagi bagi dirinya untuk menolak menikahi Shiory, toh wanita yang dia anggap sebagai belahan jiwanya dan sangat dia cintai pun telah berlalu pergi dari genggamannya dan hanya menyisakan rasa sakit di rongga hatinya. Jadi apalagi yang harus dia perjuangkan, kebahagiaan untuk hidup bersama wanita yang dicintainya hanyalah impian kosong. Masumi kadang berpikir lebih baik dia tidak mempunyai perasaan dan hidup bagai robot menjalankan apa saja yang diperintahkan sang Jenderal besar, Eisuke Hayami untuk memajukan Daito, setidaknya hal itu tidak akan membuat dia merasakan sakit seperti ini. Pernikahan pun telah digariskan untuknya semata-mata sebagai kontrak bisnis yang harus dia jalani untuk kemajuan Daito, bukan untuk kebahagiaan dirinya. Dan Masumi akan mematuhi kontrak itu. Menikahi Shiory Takamiya tapi tidak akan pernah mencintainya ataupun berperan sebagai suaminya. Baginya tidak ada lagi cinta di hatinya. Cintanya hanya untuk Maya Kitajima harus dia kubur dalam-dalam dan dia pun takkan pernah menyisakan cinta untuk wanita manapun.


“aku kira aku tidak punya alasan untuk menunda pernikahanku dengan Shiory. Toh satu bulan lagi tepat saat pembukaan pementasan Bidadari Merah dan itu sesuai janjiku pada anda, Tuan”jawab Masumi
“jadi kau setuju, Masumi?” tanya kakek Shiory
“ya.saya setuju. Saya akan menikahi cucu anda 1 bulan lagi” jawab Masumi menutup pembicaraan mereka






****




Akhirnya pementasan bidadari merah yang ditunggu itupun berlangsung juga. Banyak sekali yang menyaksikan pentas drama tersebut. Semua penggemarnya sangat antusias melihat penampilan Maya dan Koji , ditambah lagi dengan berita rencana pernikahan keduanya yang semakin menyulut rasa penasaran masyarakat untuk menonton pementasan yang sangat fenomenal itu.




Setelah usainya pertunjukan itu ternyata bukan hanya Maya dan Koji yang menjadi incaran wartawan karena akan melangsungkan pernikahan minggu depan, tetapi para wartawan sibuk juga mengejar pasangan lain yang juga akan melangsungkan pernikahan. Pernikahan antara Bos Daito Masumi Hayami dengan Shiory Takamiya yang akan dilangsungkan 2 minggu sesudah pernikahan Maya dan Koji. Semua wartawan seakan dimanjakan dengan berita-berita yang ada di masyarakat. Bayangkan saja setelah pementasan Bidadari Merah ditambah lagi dengan berita pernikahan pemeran pementasan tersebut dan juga berita pernikahan Bos Daito yang dingin itu, sungguh berita yang bisa menaikkan oplah surat kabar. Maka tak heran wartawan seakan sibuk berlomba untuk mendapatkan berita.






***




Akhirnya seminggu setelah pementasan Bidadari merah Maya dan koji menikah di sebuah gereja. Rei sebagai sahabat Maya tahu benar, bahwa pernikahan tersebut tidak benar-benar diinginkan oleh gadis itu. Rei masih ingat malam sebelum gadis itu akan menikah, Maya menangis dan menceritakan segala perasaannya bahwa dia tidak mencintai Koji, bahwa dia tidak mungkin bisa benar-benar menjadi istri Koji . Maya juga menumpahkan rasa sakit hatinya tentang rencana pernikahan Masumi, karena walau bagaimanapun Maya masih sangat mencintai Masumi Hayami.




Masumi tidak menghadiri pesta pernikahan Maya dan dia seakan tidak mau mendengar tentang pernikahan gadis itu, dia malah semakin menjadi orang yang gila kerja dan seakan ingin memantapkan rencananya untuk bermerger dengan Takatsu. Bagaimanapun jika kesepakatan itu berhasil dia akan menjadi CEO Takatsu dan akan pergi dari Jepang. Dan kepergiannya dari Jepang bisa membantunya untuk melupakan Maya Kitajima ataupun menghindarkannya melihat kemesraan wanita itu dengan Koji.
Masumi dan Shiory Takamiya akhirnya menikah. Dan seminggu sesudahnya mereka pergi meninggalkan Jepang menuju Eropa.


*********************************************


to be continue

7 comments:

Muri said...

Aduh,makin gregetan aja. Jadi,apakah nanti masumi kmbli k jepang,mengetahui maya pny anak dan dhtg dr bln kelahiranny tdk mgkn anak koji? apdetny jgn lama2 ya sis. seru! bagus.

Fagustina on 18 May 2011 at 21:10 said...

kyaaaaaaaaaaa sukaaaaaaaaaa, tragis, miris menderita, kereeeeeeeeeeeen can't wait for the next chapteeeeerrrrrrrrrrrrr

orchid on 18 May 2011 at 21:31 said...

cihuy, miris teriris meringis, terusin mengirisnya *emank apaan*

Sandy said...

hahahaaaa..... seperti kalau luka terus disiram garemmmm..pediiihh ciinn..
btw, nanti masumi liat anak maya, kok mirip banget sma dirinya.. hahahaha.

Anonymous said...

Bodohnya Maya... *geleng2 kepala*

AnDr@ on 19 May 2011 at 07:17 said...

ga sabar baca tar kalo maya dah melahirkan.....mirip siapa yo.....mauku jeng taty.....masumi ga usah punya anak aja ama shiori roro jambul sebal.....

Anonymous said...

tapi kayaknya masumi takkan menjadi suami untuk shiori hanya sekedar kontrak kerjaaaaaaa.... tul khan jeng.....masumi takkan punya bayi dengan shiori...satukan MM lagi doooong...dengan bukti cinta mereka... bayi mungil

Post a Comment

Silahkan kritik, saran, sapa dan salamnya... :)

 

An Eternal Rainbow Copyright © 2011 Design by Ipietoon Blogger Template | web hosting