Sunday 1 May 2011

Fanfic TK :Everlasting Love chapter 3

Posted by Miarosa at 09:08
Rate : 20+
Warning :Kissu.kissu
Tempat : Tokyo, Jerman






Everlasting Love
(By Mia )





Yiruma - Kiss The Rain

Powered by mp3skull.com
 
Chapter 3
Schwangau, Jerman
Keesokan harinya Maya dan ayah angkatnya sudah tiba di Schwangau dan mereka sekarang berada di mobil menuju ke rumahnya.Kurang lebih 2 jam mereka akhirnya sampai di rumah. Ibu angkatnya menyambut kedatangannya dan kemudian memeluknya.
‘’Maya, ibu sangat merindukannmu’’.
‘’Saya juga merindukanmu’’.
‘’Bagaimana perjalananmu. Apa menyenangkan? Apa kamu sudah bertemu dengannya?’’
‘’Perjalananku sangat menyenangkan, dan saya juga sudah bertemu dengan sahabat-sahabat saya disana, tapi saya belum bertemu langsung dengan pak Masumi’’.
‘’Itu artinya dia belum tahu kalau kamu masih hidup’’.
‘’Iya. Dia belum tahu saya masih hidup’’.
Ibunya dapat melihat wajah Maya yang sendu dan sedih ketika menbicarakan Masumi dan juga dapat melihat Maya yang kelelahan sehabis melakukan perjalanan jauh.
‘’Sebaiknya kamu pergi ke kamarmu dan beristirahat’’.
Maya menaiki tangga dan menuju kamarnya, dan ibunya memperhatikannya menaiki tangga sampai Maya menghilang dari hadapannya. Lalu Reiko meminta penjelasan kepada Nicholas.
Dikamarnya Maya membereskan semua barangnya karena besok pagi dia harus pergi ke Kiel. Liburan kuliahnya sudah berakhir.
****
Tokyo,Jepang
Masumi pergi ke kantor masih dengan wajah senang,mizuki pun ikut senang,karena Masumi sudah dapat kembali tersenyum seperti dulu.
‘’Apa Anda sudah menyuruh orang untuk mencari dimana Maya berada?’’
‘’Belum. Tapi aku akan segera melakukannya’’.
Tiba-tiba terdengar ketukan dipintu,dan Ayumi masuk.
‘’Saya sudah datang. Ada apa Anda mencari saya?’’
‘’Semua yang kamu katakan benar’’.
‘’Eh, apa maksud Anda? Saya tidak mengerti’’.
‘’Sepertinya wanita yang kamu lihat di mall itu mungkin Maya’’.
‘’Benarkah itu? Padahal Anda tidak percaya apa yang saya katakan’’.
‘’Maaf. Saya baru mengetahuinya kemarin sore dari seseorang yang mengaku kalau jenazah yang dikuburkan itu bukan Maya tapi orang lain,dan juga orang itu mengatakan Maya masih hidup,tapi sayangnya dia tidak tahu dimana Maya’’.
‘’Jadi....jadi itu artinya Maya benar-benar masih hidup. Syukurlah. Saya senang sekali’’.
‘’Waktu itu kamu melihat Maya sedang apa?’’
‘’Pertama kali saya melihat Maya di Ginza. Waktu itu sepertinya Maya menggunakan wig,tapi saya masih bisa mengenali wajahnya, yang kedua kalinya di depan Mall dia sedang masuk ke sebuah mobil mewah berwarna hitam’’.
‘’Sebuah mobil mewah berwarna hitam. Kira-kira itu mobil siapa ya? Apa kamu melihat nomor mobilnya?’’
‘’Saya tidak melihat nomornya,karena waktu itu saya hanya melihat wajah Maya. Kalau itu Maya ,Anda harus segera menemukannya’’.
‘’Saya akan segera menemukannya. Itu pasti’’.
‘’Kalau Anda sudah selesai dengan saya, saya permisi dulu, ada latihan yang saya harus ikuti’’.
‘’Baiklah. Tunggu...kamu jangan dulu mengatakan ini kepada siapa pun’’.
‘’Baiklah’’.
****
Schwangau,Jerman
Siang hari Maya bangun dan tersadar kalau sekarang dia ada di kamarnya. Maya cepat-cepat cuci muka dan turun ke bawah untuk makan siang.
‘’Di Jepang  sekarang pasti sudah malam. Pak Masumi sedang apa ya? ‘’pikir Maya. Maya kemudian membuka pintu kamar dan menuju ruang makan. Disana sudah dihidangkan banyak makanan untuk Maya. Disana tidak ada seorang pun. Maya makan siang sendiri.Setelah selesai makan kembali kekamar mengambil barang-barangnya dan meminta bantuan salah satu pelayan untuk menurunkan kopernya.Hari ini Maya akan pergi ke Kiel. Besok lusa dia harus memulai kuliahnya lagi.
Maya mencari mereka dan menemukan mereka berada di taman sedang mengobrol sambil minum teh. Maya menghampirinya.
‘’ Saya mau pergi sekarang’’.
‘’Jadi kamu mau pergi sekarang? Kenapa tidak besok saja?Sudah makan?’’
‘’Iya, saya mau pergi sekarang.Sebelum kuliah dimulai saya ingin sehari istirahat. Saya sudah makan’’.
Ayahnya memanggil sopirnya untuk mengantarkan Maya ke bandara.
‘’Nehmen Sie Maya nach den Fulghafenl!” kata ayahnya.
(Antar Maya ke bandara)
Sopir itu menangguk dan membimbing Maya menuju mobil. Sebelum pergi Maya memeluk mereka berdua.
‘’Bis bald!’’kata Maya
(Sampai ketemu lagi!)
‘’Bis Bald! Und du passt auf !’’kata ayah angkatnya.
(Sampai ketemu lagi! Dan hati-hati!)
Maya meninggalkan mereka berdua, dan orang tua angkatnya memandangi Maya sampai menghilang dari pandangan mereka.
****
Kiel,Jerman
Paginya Maya dibangunkan oleh kicauan burung yang hinggap di jendela apartemennya. Ini adalah hari kedua di Kiel setelah liburan panjang. Maya bersiap-siap untuk pergi kuliah. Pagi ini Maya makan roti isi dengan segelas susu.Maya memutuskan pergi ke kampusnya dengan berjalan kaki sambil melihat-lihat suasana kota di pagi hari.Dengan berjalan kaki membutuhkan 30 menit untuk sampai di kampus. Di sebelah kiri trotoar masih ada tumpukan salju,meskipun tidak setebal 2 minggu yang lalu. Orang-orang sudah memulai aktivitasnya pagi ini,kota sudah sudah di penuhi banyak orang, ada yang pergi ke supermarket,toko buku,kesekolah. Maya melewati sekolah dasar, disana banyak anak-anak yang turun dari bis sekolah.Kota Kiel terletak di 90 km utara Hamburg,karena letaknya diutara dipesisir barat daya laut baltik menjadi salah satu pusat utama maritim Jerman ,disini sering diadakan berlayar internasional. Akhirnya Maya sampai di kampusnya. Maya kuliah di CAU(Christian-Alberechts-Universität zu Kiel).Ini tahun terakhir Maya kuliah disini.Kemudian Maya memasuki universitas itu dengan tekad harus lulus dari sini dengan nilai bagus karena tidak ingin mengecewakan ayah dan ibu angkatnya, meskipun dirinya tidak pintar.
****
Tokyo,Jepang
Keesokan harinya pak Kuronuma datang dengan membawa foto-foto ketika mereka berdua berlibur di Praha dan juga foto-foto dalam pengambilan syuting film disana. Masumi melihat foto itu satu persatu dengan antusias dan tersenyum melihat foto-foto itu. Ketika melihat foto berikutnya gerakan tangan Masumi berhenti,tubuhnya membeku dan wajahnya berubah pucat.
‘’Ada apa?’’tanya pak Kuronuma.
‘’Kapan kamu mengambil foto ini?’’
‘’Gambar yang mana?’’
Masumi memperlihatkan foto itu pada pak Kuronuma.
‘’Oh foto itu saya ambil pada hari pertama datang kesana. Memangnya ada apa dengan foto itu?’’
‘’Lihat wanita yang ada di foto ini yang sedang duduk disebuah kafe dan sedang makan es krim ini. Ini Maya, tidak salah lagi’’.
‘’Apaaa...’’
Pak Kuronuma mendekati Masumi dan memperhatikan foto itu lebih jelas lagi dan pak Kuronuma juga sama terkejutnya dengan Masumi.
‘’Ini tidak mungkin. Bagaimana bisa? Saya tadi tidak benar-benar memperhatikan foto ini. Apa kamu yakin ini Maya?’’
‘’Iya. Saya sangat yakin’’.
‘’Tapi Maya, dia sudah...’’
‘’Maya belum meninggal’’.
‘’Apaaaa...’’
‘’Jenazah itu bukan Maya,karena sudah ada bukti kuat kalau itu bukan Jenazah Maya’’.
‘’Benarkah?’’
‘’Iya. Jadi jangan katakan tentang ini kepada orang lain. Kamu harus merahasiakannya dulu’’.
‘’Baiklah’’.
‘’Ternyata wanita yang mirip Maya yang saya lihat di Praha waktu itu adalah benar-benar Maya. Saya tidak menyangka kalau Maya waktu itu ada disana dan begitu dekat denganku’’.
‘’Kenapa dia disana?’’
‘’Kalau itu saya benar-benar tidak tahu. Boleh saya simpan foto ini?’’
‘’Tentu saja. Baiklah, sepertinya saya harus segera pergi,masih ada pekerjaan yang sedang menungguku’’.
Pak Kuronuma berdiri dan meninggalkan Masumi yang masih memandangi foto itu. Masumi membelai foto itu dengan tatapan penuh cinta.
Hari sudah menjelang Malam, Masumi masih ada dikantornya sedang melamun dikursinya. Tiba-tiba teleponnya berdering dan Masumi terlonjak kaget, kemudian Masumi menerima telepon itu.
‘’Selamat malam!’’
‘’Selamat malam!Apakah Anda Masumi Hayami?’’kata seorang wanita dari seberang telepon itu.
‘’Iya. Saya Masumi Hayami. Anda siapa?’’
‘’Saya adalah orang yang mengenal Kitajima Maya’’.
‘’Apaaaa...?’’
‘’Saya hanya ingin memberitahu Anda, kalau Maya masih hidup’’.
‘’Saya sudah tahu itu’’.
‘’Eh. Anda sudah tahu. Dari mana Anda tahu?’’
‘’Dari seseorang yang mengakui kalau jenazah itu bukan Maya’’.
‘’Oh begitu rupanya. Apa Anda sudah tahu Maya ada dimana?’’
‘’Saya tidak tahu. Sekarang saya sedang mencarinya’’.
‘’Saya tahu dia ada dimana’’.
‘’Benarkah?’’
Masumi langsung berdiri dari tempat duduknya.
‘’Dimana dia sekarang?’’
‘’Maya ada di Jerman. Tepatnya sekarang di berada di Kiel. Tapi bulan depan dia akan pergi ke Schwangau. Kalau Anda ingin bertemu dengannya sebaiknya Anda datang kesana bulan depan saja. Saya akan memberikan alamat rumahnya dan nomor telepon Maya’’.
Lalu wanita itu memberitahu alamat dan nomor telepon Maya dan Masumi menulisnya disecarik kertas.
‘’Kenapa Maya bisa berada disana?’’
‘’Anda akan mengetahuinya setelah bertemu dengan Maya. Semoga kalian dapat berbaikan kembali dan Maaf saya sudah menganggu Anda’’.
Wanita itu menutup teleponnya.
‘’Halo...halo...halo...’’
‘’Sebenarnya dia siapa? Apa kata-katanya dapat di percaya?’’
Lalu Masumi menghubungi Hijiri untuk mencari Maya di Jerman.Masumi memandangi secarik kertas yang bertuliskan alamat dan nomor telepon Maya. Senyuman mengembang di wajah Masumi.
‘’Maya akhirnya saya menemukanmu’’.

****
Kiel, Jerman
3 minggu kemudian
Sebelum pulang ke Schwangau Maya dan Ayako memutuskan untuk jalan-jalan. Mereka pergi ke arah utara Kiel untuk berlibur di pantai timur Jerman.Setelah sampai disana mereka masuk ke hotel Maritim Hotel Bellevue Kiel yang terletak 23 km sebelah timur laut dari Muehbrook. Mereka memesan satu kamar dengan twin bed. Kamarnya sangat besar dan mempunyai pemandangan pantai sangat indah. Setelah menyimpan semua barang, mereka pergi keluar untuk jalan-jalan. Kali ini Maya tidak melihat banyak wisatawan yang datang kesini mungkin karena bukan hari libur pikir maya. Terakhir saya kesini bulan Juni, pada waktu banyak sekali wisatawan yang datang kesini karena waktu itu event namanya Kieler Woche. Event ini salah satu terbesar berlayar di dunia yang menarik pelaut dari keempat penjuru dunia.       
Mereka tidak menyadari kalau ada seseorang yang memperhatikan mereka dari kejauhan,dan orang itu terus mengambil foto Maya.Kemudian mereka masuk ke restoran Gasthof Triangel. Setelah mereka makan siang mereka melanjutkan perjalanan.Kali ini mereka mengunjungi museum maritim. Mereka ada disana sampai sore hari. Mereka pulang menuju hotel dengan berjalan kaki sambil menikmati pemandangan disekeliling. Ditengah perjalanan tiba-tiba turun hujan dengan deras. Mereka tiba dihotel dengan basah kuyup.
 ‘’Hari ini menyenangkan bukan? Saya lelah sekali. Kita jalan-jalan seharian. Kakiku sampai sakit semua’’kata Maya.
‘’Saya juga sama. Tidak hanya kaki,badaku juga sakit dan pegal.Tapi hari ini menyenangkan. Sudah lama kita tidak bersenang-senang seperti ini.Sebaiknya kita cepat ganti pakaian,nanti kita sakit.
‘’Kamu benar’’.
Setelah mereka cukup beristirahat mereka turun ke bawah dan memasuki restoran yang ada di hotel.Ketika Maya sedang menikmati makan malamnya, Hpnya berbunyi.
‘’Ada apa? Kenapa kamu tidak menerima telepon itu?’’
‘’Saya tidak tahu siapa yang meneleponku. Tidak ada nama atau nomornya’’.
‘’Sebaiknya kamu jawab saja dulu’’.
Maya lalu menjawab telepon itu.
‘’Halo.....selamat malam! Saya bicara dengan siapa?’’
Beberapa saat Maya menunggu jawaban dari orang yang meneleponnya,tetapi tidak ada jawaban.
‘’Halo....halo....halo....kalau Anda tidak menjawab saya akan tutup teleponnya’’.
Karena tidak ada jawaban juga akhirnya Maya menutup telepon itu.
‘’Dari siapa?’’
‘’Entalah. Saya tidak tahu. Mungkin orang iseng atau salah sambung’’.
Masumi masih memegang Hpnya,dia tersenyum.
‘’Tidak salah lagi. Itu tadi suara Maya. Senang rasanya bisa mendengar suaranya lagi’’.
Masumi melihat jam beker yang ada disamping dan jam sudah menunjukan jam 2 pagi. Masumi segera membereskan kertas-kertas yang berserakan di tempat tidur dan mematikan laptopnya.
****
 Maya bangun pagi-pagi sekali dan berjalan-jalan di dekat sekitar pantai untuk menghirup udara pagi yang segar.
Maya menghirupnya dalam-dalam. Tiba-tiba Maya merasakan seperti ada orang yang mengikutinya, dan berkali-kali melihat kebelakang tidak ada orang.
‘’Ini mungkin hanya perasaanku saja’’.
Matahari sudah terbit, Maya kembali ke hotel dan membangunkan Ayako.Kemudian mereka berdua sarapan pagi di hotel.Maya merasakan ada seseorang yang mengawasinya dan mengedarakan penglihatannya kesegala penjuru restoran.
‘’Ada apa?’’
‘’Entalah. Sejak pagi tadi saya merasa ada orang yang mengawasi saya’’.
‘’Benarkah? Kalau begitu kamu harus hati-hati. Jangan-jangan yang meneleponmu kemarin malam orang yang mungkin mengawasimu sekarang’’.
‘’Benarkah?’’
‘’Itu mungkin saja.
Mereka cepat-cepat menyelesaikan makan dan segera kembali ke kamarnya.
Masumi yang sedang sibuk kerja dikantornya dikagetkan dengan suara telepon.
‘’Hijiri, ada apa?’’
‘’Saya sudah mengirim informasi dan foto-foto Maya ke alamat email Anda. Silahkan Anda lihat’’.
‘’Terimakasih atas informasinya. Sekarang kamu sudah boleh pulang ke Jepang,tidak perlu mengawasi Maya lagi’’.
‘’Baiklah, pak Hayami’’.
Masumi menutup teleponnya dan segera membuka emailnya. Masumi melihat banyak foto-foto Maya.Tangannya membelai wajah Maya yang ada di komputer dan dari sudut matanya meneteskan air mata.
‘’Maya,ini bukti kuat,kalau kamu sebenarnya masih hidup.Saya sangat senang bisa melihatmu,walaupun hanya dapat melihatmu dari foto. Saya harus segera bertemu denganmu karena saya sudah sangat merindukanmu. Saya merindukan kehangatanmu dan belaianmu’’.
Masumi membereskan semua barangnya dan pulang. Hari sudah sore dan langit sudah mulai gelap. Mizuki sudah pulang duluan,sehingga suasana di kantor menjadi lebih sepi.
****
Schwangau,Jerman
Keesokan harinya Maya dan Ayako meninggalkan hotel. Ayako kembali keapartemennya di Kiel,sedangkan Maya pulang kerumah orang tua angkatnya.
 ‘’Selamat datang kembali! Bagaimana kabarmu? Apa kamu sehat? Kamu kelihatan pucat sekali’’.
‘’Saya baik-baik saja. Jangan khawatir. Mungkin hanya kelelahan saja. Ayah dimana? Saya tidak melihatnya’’.
‘’Dia sedang pergi ke Berlin. Ada urusan pekerjaan disana. Sebaiknya kamu istirahat dulu’’.
Maya pergi ke kamarnya. Entah kenapa Maya merasakan badannya sangat lelah, tidak seperti biasanya dan juga merasakan tidak enak badan.
‘’Apa saya sakit ya? Badan saya sepertinya panas.Semoga saya tidak sakit. Saya tidak ingin mengkhawatirkan mereka.Sebaiknya saya tidur dulu,mungkin itu akan membuat saya segar kembali.
Akhirnya Maya jatuh tertidur. Makan malam sudah disiapkan dan sudah terhidang di meja makan. Ibu dan adiknya sudah ada di meja makan dan menunggu Maya. Tidak lama kemudian Maya datang dan duduk di meja makan.
‘’Maya, kamu tidak apa-apa?’’kata Reiko.
‘’Saya tidak apa-apa’’.
‘’Kamu kelihatan pucat. Apa kamu sakit?’’
‘’Saya hanya merasa tidak enak badan saja’’.
‘’Benarkah? Setelah makan kamu harus segera beristirahat’’.
Maya segera menghabiskan makannya dan ketika akan meninggalkan ruang makan Maya jatuh pingsan.
‘’MAYAAAA....’’
Para pelayan berdatangan mendengar jeritan majikan mereka.Mereka kaget ketika menemukan Maya pingsan. Salah satu pelayan laki-laki membawa Maya ke kamarnya dan kemudian ibu angkatnya memanggil dokter.Reiko menyuruh pelayannya untuk membawakan termometer.
Beberapa menit kemudian pelayan itu sudah kembali dengan membawa termometer, lalu Reiko memasukan termometer itu ke telinga Maya dan hasilnya 39.50˚C,lalu Reiko mengulanginya beberapa kali dan hasilnya tetap sama.Reiko cepat-cepat mengompres Maya dengan air dingin. Tidak lama kemudian dokter datang dan memeriksa Maya. Dokter menyuruh Maya di bawa ke rumah sakit karena demamnya terlalu tinggi. Akhirnya Reiko membawa Maya ke rumah sakit dengan ambulan.Akhirnya Maya dirawat di rumah sakit untuk beberapa hari.

Tokyo,Jepang
Masumi yang sedang tidur nyenyak, tiba-tiba terbangun.
‘’MAYAAAAA....’’
Masumi turun dari tempat tidurnya, lalu minum segelas air putih.
‘’Rupanya aku tadi bermimpi tentang Maya. Tapi kenapa perasaanku jadi tidak enak begini.Apa telah terjadi sesuatu dengannya’’.
Masumi mengelus-ngelus dadanya.Ketika akan tidur lagi,tiba-tiba Hpnya berbunyi.
‘’Siapa yang menelepon malam-malam begini’’.
Masumi menjawab telepon itu.
‘’Halo!Selamat malam!’’
‘’Selamat Malam !  Maaf. Saya menganggu Anda malam-malam begini dan juga sudah menganggu tidur Anda.
 ‘’Saya ingin memberitahu Anda mengenai kabar Maya’’.
Mendengar nama Maya disebut ,Masumi langsung bangun.
‘’Ada apa dengannya?Apa telah terjadi sesuatu dengannya?’’
Jantung Masumi berdegup semakin kencang.Di wajahnya terlihat khawatir.
‘’Sekarang Maya di rawat di rumah sakit karena demam tinggi’’.
‘’Apaaa..Maya dirawat dan bagaimana keadaaannya sekarang?’’
‘’Sampai sekarang Maya belum sadar.Tapi kurasa dia akan baik-baik saja.
‘’Baiklah,saya mengerti. Kalau ada berita baru lagi tolong hubungi saya secepat mungkin’’.
‘’Baik. Pak Hayami’’.
Masumi tidak dapat tidur lagi karena mendapatkan kabar kalau Maya sakit dan sedang di rawat di rumah sakit. Masumi gelisah dan sangat khawatir tentang keadaan Maya, lalu dalam sekejap dia memutuskan untuk pergi ke sana lebih awal dari yang direncanakan. Masumi mulai mengemasi barang-barangnya. Sekarang ini yang ada dipikirannya  cuma satu yaitu Maya. Masumi memutuskan akan pergi pagi-pagi sekali.Masumi mencoba untuk tidur lagi,tapi tidak bisa.Perasaan Masumi sedang kalut memikirkan keadaan Maya, akhirnya Masumi dapat memejamkan matanya walaupun hanya sebentar.
Pagi harinya Masumi sudah siap pergi . Lalu dia menyuruh sopirnya untuk mengantarkan dia ke bandara.Didalam Mobil Masumi menghubungi Mizuki,kalau dia tidak akan masuk kantor untuk beberapa hari ke depan.
‘’Mizuki,ini aku. Hari ini aku akan pergi ke Jerman. Jadi aku tidak akan masuk kantor hari ini dan untuk beberapa hari kedepan. Pekerjaan penting sudah saya selesaikan semua dan pekerjaan di kantor pun sudah selesai. Seharusnya tidak ada masalah kalau saya lebih awal pergi ke Jerman. Kalau ada masalah di kantor hubungi saya seperti biasanya’’.
‘’Baik. Tapi kenapa Anda tiba-tiba pergi kesana kesekarang?’’
‘’Maya sakit, dan sekarang sedang di rawat di rumah sakit. Aku sangat mengkhawatirkannnya’’.
‘’Eh, benarkah?Anda sudah menemukan Maya dan Maya sakit apa?’’
‘’Iya. Saya sudah menemukannya .Maya demam,tapi tetap saja  saya khawatir’’.
‘’Oh begitu. Baiklah. Hati-hati di jalan pak Hayami’’.
‘’Terimakasih’’.
Eisuke mencari Masumi, tapi tidak menemukan Masumi.
‘’Sebenarnya anak itu pergi kemana pagi-pagi sekali. Apa dia sudah pergi ke kantor?’’
Lalu Eisuke menanyakan tentang keberadaan Masumi kepada pak Asa.
‘’Pak Hayami, baru saja pergi’’.
‘’Kemana?’’
‘’Ke bandara’’.
‘’Tapi untuk apa dia kesana? Apa kamu tahu?’’
‘’Pak Hayami bilang mau pergi ke Jerman hari ini’’.
‘’Apaaa..hari ini dia pergi kesana sendirian?’’
‘’Iya’’.
‘’Tapi kenapa dia pergi sekarang kesana? Seharusnya dia pergi denganku beberapa hari lagi’’.
‘’Yang saya lihat, dia pergi dengan terburu-buru’’.
‘’Tolong  hubungi Masumi,kalau sudah terhubung berikan pada saya’’.
‘’Baik’’.
Pak Asa kemudian mencoba menghubungi Masumi, dan Masumi menjawab panggilannya.
‘’Ini pak, sudah terhubung dengannya’’.
Eisuke mengambil telepon dari pak Asa.
‘’Masumi, sekarang kamu ada dimana?’’
‘’Sekarang aku ada di bandara’’.
‘’Kata pak Asa,kamu akan pergi ke Jerman hari ini. Kenapa kamu pergi kesana sekarang?Apa ada sesuatu yang terjadi?’’
‘’Maaf ayah, sebelumnya saya tidak memberitahumu soal ini,karena aku tadi pergi dengan terburu-buru,jadi saya tidak sempat memberitahu ayah,lagi pula waktu itu ayah masih tidur.Saya mau  menemui Maya’’.
‘’Maya? Memangnya dia ada disana sekarang?’’
‘’Iya ayah. Akhirnya saya menemukan Maya.Dia tinggal disini. Saya baru saja diberitahu Maya sedang sakit dan dirawat dirumah sakit, jadi saya harus segera bertemu. Saya sangat mengkhawatirkannya’’.
‘’Baklah. Saya mengerti. Hati-hati di jalan!’’
‘’Terima kasih. Sampai jumpa disana!’’
Masumi menutup teleponnya.
Eisuke memberikan lagi telepon kepada pak Asa.
****
Schwangau,Jerman
Akhirnya Masumi tiba di Jerman setelah terbang berjam-berjam. Hari sudah malam, Masumi memanggil taxi dan menyuruhnya pergi ke Schwangau. Setelah sampai di sana Masumi pergi ke hotel Weinbauer. Masumi langsung menyimpan barang-barangnya disana, mandi dan berganti pakaian. Jam sudah menunjukan jam 11 malam. Kemudian Masumi pergi kerumah sakit tempat Maya di rawat.
Keadaan di rumah sakit sudah sepi kecuali bagian ruang gawat darurat. Masumi pergi ke kamarnya Maya dan sekarang sudah berada di depan kamarnya. Jantung masumi berdegup semakin kencang,karena dibalik pintu ini ada Maya dan sekarang dia akan dapat bertemu dengan Maya secara langsung. Masumi perlahan-lahan membuka pintu. Di dalam tidak ada siapa-siapa hanya ada Maya yang sedang tidur. Masumi kemudian perlahan-lahan mendekati Maya. Mata Masumi berkaca-kaca melihat Maya dan Masumi menangis. Masumi menahan tangisannya supaya Maya tidak mendengarnya dan tidak terbangun. Tangan Masumi secara perlahan-lahan terangkat dan menyentuh wajah Maya dan membelai wajahnya dengan lembut, dari rambut ,mata,hidung terus sampai ke bibir. Masumi masih belum percaya sekarang Maya ada di depan matanya. Masumi takut kalau semua ini hanya mimpi. Mimpi yang terlalu indah untuknya.
‘’Maya, akhirnya saya dapat bertemu denganmu lagi. Kamu tahu selama 3 tahun ini aku merasa kesepian dengan tidak ada dirimu disisiku,sekarang aku sudah menemukanmu kembali. Sekarang kamu ada di depanku. Aku senang kamu masih hidup’’.
Masumi perlahan-lahan menundukan kepalanya dan mencium bibir Maya. Kepala Maya bergerak dan Masumi panik,takut Maya terbangun gara-gara ciumannya tadi, tapi Maya tetap tidur dan Masumi merasa lega. Masumi duduk di samping Maya sambil memegang tangannya dan tidak henti-hentinya memandangi wajah Maya.Masumi sesekali tersenyum melihat Maya yang sedang tidur.Tiba-tiba pintu kamar terbuka. Masumi terkejut.
‘’Masumi Hayami’’kata Reiko.
‘’Dari mana Anda tahu nama saya’’ kata Masumi tidak kalah terkejutnya dengan Reiko.
‘’Saya tahu dari Maya. Dia memperlihatkan fotomu pada saya’’.
‘’Oh saya mengerti. Anda siapa?’’
Reiko tersenyum dan mengulurkan tangannya pada Masumi.
‘’Saya Reiko Liebert’’.
‘’Anda Reiko Liebert pemilik villa Queena Revová’’.
‘’Benar’’.
‘’Lalu apa hubungan Anda dengan Maya?’’
‘’Saya ibu angkatnya’’.
‘’Apaaaa..?’’
‘’Sssstttttttt.....sebaiknya kita berbicara diluar saja’’.
Lalu mereka berdua pergi dari kamar dan duduk diruang tunggu.
‘’Jadi Anda ibu angkat Maya?’’
‘’Benar’’.
‘’Apa Anda ada hubungannya dengan Nicholas Liebert?’’
‘’Dia suami saya’’.
‘’Eh. Suami Anda?’’
Reiko menganggukan kepalanya. Masumi sekarang mengerti semuanya pertemuan dia dengan Nicholas sampai dia mau menanamkan sahamnya di Daito.
‘’Saya tidak menyangka Anda akan datang ke Jerman secepat ini setelah saya menelepon Anda’’.
‘’Eh. Menelepon saya?’’
‘’Iya. Saya yang sudah menelepon Anda. Saya yang telah memberitahu Anda dimana Maya berada dan saya juga yang memberitahu Maya sakit’’.
‘’Jadi Anda yang sudah menelepon saya.Saya ucapkan terima kasih sudah memberitahu saya’’.
‘’Saya lakukan itu untuk kalian berdua.Maya masih mencintai Anda’’.
Masumi tersenyum.
‘’Saya tahu’’.
‘’Sekarang dimana Anda tinggal?’’
‘’Saya menginap di Hotel Weinbauer’’.
‘’Sebaiknya Anda tinggal di rumah kami saja. Sekarang Anda pergi kehotel dan ambil barang-barang Anda disana. Sopir yang akan mengantar Anda. Tapi Maya...’’
‘’Anda jangan mengkhawatirkan Maya. Malam ini saya yang akan menjaganya. Sebaiknya hari ini Anda istirahat dulu di rumah. Anda pasti sudah sangat lelah, bukan?’’
Masumi menuruti kata-kata Reiko dan akhirnya pergi ke hotel.

Akhirnya Masumi tiba di hotel dan naik keatas dan mengambil barang-barangnya. Lalu Masumi masuk ke dalam mobil dan pergi ke rumah Maya. Masumi sekarang sudah berada di depan rumah Maya dan pintu gerbang terbuka. Masumi melihat keseliling halaman rumah yang besar yang diterangi oleh banyak lampu. Masumi terpesona dengan keindahan taman yang ada di depannya. Kemudian mereka berdua turun dari mobil dan beberapa pelayan membantu masumi membawakan barang-barangnya. Masumi menebarkan pandangannya ke rumah mewah itu.Pelayan menyuruh Masumi untuk masuk. ‘’Ini sudah bukan disebut rumah lagi. Ini adalah kastil.Saya tidak menyangka Maya selama ini tinggal di kastil sebesar dan semewah ini’’kata Masumi dalam hati. Masumi diantarkan pelayan kekamarnya. Masumi Masuk ke dalam kamar dan melihat kamar itu. Ternyata kamarnya sangat besar. Masumi langsung naik ke tempat tidur dan tidak membutuhkan waktu lama Masumi langsung tertidur dengan lelap.
Masumi terbangun oleh suara burung yang hinggap di pinggir jendela dan melihat jam tangannya. Jam sudah menunjukan jam 9 pagi. Masumi cepat-cepat bangun dan segera berganti pakaian.Tiba-tiba terdengar suara ketukan di pintu, lalu Masumi membukanya.
‘’Sir, your breakfast is ready’’.
‘’Thank you. I’ll go there soon’’.
Kemudian pelayan itu pergi dan Masumi kembali ke kamarnya untuk membereskan barangnya.
Masumi keluar kamar dan turun kebawah dan setelah sampai di bawah keadaanya sangat sepi,tidak terlihat satu orang pun. Masumi bingung mencari ruang makan.
‘’Seharusnya saya tadi menanyakannya kepada pelayan dimana ruang makan berada’’.
Masumi berjalan disepanjang kastil menyusuri setiap ruangan yang berada di kastil itu,tapi tidak juga menemukan ruang makan.Ketika akan kembali ke pintu utama kastil,Masumi kehilangan arah. Sekarang Masumi menyadari dia sekarang sedang tersesat di dalam kastil ini.
‘’Ya Tuhan, mencari ruang makan saja susah’’.
Akhirnya Masumi duduk di kursi karena kelelahan setelah berjalan mengelilingi kastil ini.Tidak berapa lama kemudian seorang pelayan datang dan pelayan itu mengantarkannya ke ruang makan. Setelah sampai disana,Masumi makan dengan lahap.
‘’Direktur Daito yang terkenal gila kerja dan dingin tersesat di kastil orang tua angkat Kitajima Maya’’.
‘’Mizuki dan Hijiri tidak boleh tahu tentang ini,kalau tidak mereka akan mentertawaiku’’.
Sebelum pergi ke rumah sakit, Masumi berjalan-jalan dahulu di kota ini. Dia menebarkan pandangannya ke segala penjuru kota. Disana Masumi dapat melihat bangunan  yang indah dan Masumi juga menjadi perhatian wanita muda disini. Mereka saling berbisik satu sama lain. Masumi yang menyadari itu langsung segara pergi ke tempat lain. Masumi kemudian masuk ke mall dan disana Masumi membeli sebuah boneka Teddy bear yang besar berwarna coklat muda untuk Maya.
Masumi juga membelikan sebuah gelang cantik untuk Maya. Ketika akan keluar dari mall sekelompok wanita cantik sedang berbisik-bisik dan melihatnya tanpa berkedip.
****

‘’ Syukurlah panas tubuhmu sudah turun. Mungkin besok kamu sudah boleh pulang’’.
‘’Maaf, sudah membuat ibu khawatir. Apa ayah belum pulang?’’
‘’Belum. Mungkin malam ini ayah pulang’’.
Kemudian terdengar ketukan di pintu. Salah satu pegawai rumah sakit membawakan makan siang untuk Maya.
‘’Maya, sebaiknya kamu makan siang dulu’’.
‘’Baik.  Oh ya tadi malam saya bermimpi pak Masumi datang kesini dan saya merasakan kehadiran dirinya semalam disini. Kalau dipikir-pikir lagi sepertinya itu tidak mungkin. Mana mungkin dia ada disini. Itu pastilah hanya mimpi’’.
Reiko tersenyum mendengar perkataan Maya.
‘’Cepat habiskan makananmu’’.
Maya cepat-cepat menghabiskan makanannya.
Pintu kamar terbuka, Masumi lalu masuk kamar dengan sebuah boneka Teddy bear yang sangat besar dan wajahnya terhalang oleh kepala boneka. Maya menatap orang itu dengan heran dan mencoba untuk melihat wajahnya. Masumi perlahan-lahan memperlihatkan wajahnya pada Maya.
Maya tersentak kaget dan jantungnya serasa berhenti ketika melihat Masumi ada di depannya. Maya menutup matanya dan mengeleng-gelengkan kepalanya.Ketika membuka matanya lagi Masumi masih berdiri di depan Maya.Masumi tersenyum dan memandang Maya dengan penuh cinta. Maya masih tetap duduk di tempat tidur dan tidak bergerak.
‘’Ini pasti mimpi,mana mungkin dia ada disini’’kata Maya dalam hati.
Reiko pergi meninggalkan mereka berdua dan sekarang di kamar hanya ada mereka berdua.
‘’Apa saya sedang bermimpi ya’’.
‘’Tidak. Kamu tidak sedang bermimpi. Lihat apa yang aku bawa untukmu’’.
Masumi memberikan boneka itu kepada Maya dan menerimanya dengan tangan gemetar. Masumi berjalan mendekati Maya dan duduk di pinggir tempat tidur.Mereka berdua saling berpandangan satu sama lain tidak saling bicara.Akhirnya Maya memecahkan keheningan dengan bicara pada Masumi.
‘’Apa Anda Masumi Hayami?’’
‘’Apa kamu sudah tidak kenal lagi padaku. Aku Masumi Hayami’’.
Maya lalu mencubit pipinya.
‘’AAAAWWWWW......sakit’’
Maya mengelus-ngelus pipi yang tadi di cubitnya. Masumi tersenyum melihat tingkah Maya. Masumi dapat melihat sekarang kalau Maya sama sekali tidak berubah, dia masih tetap seperti dulu. Tiba-tiba Masumi menarik Maya dalam pelukannya, Maya kaget lalu Maya membalas pelukannya. Selama beberapa saat mereka dalam posisi seperti itu. Masumi semakin erat memeluk Maya melepaskan semua kerinduan yang dipendamnya selama 3 tahun. Maya merasakan Masumi sedang menangis.
‘’Pak Masumi.....’’
Masumi diam tidak menjawab pertanyaan Maya.Akhirnya Maya mengelus-ngelus kepala Masumi dan menyembunyikan wajahnya di pundak Masumi. Maya pun mulai menangis.Masumi cepat-cepat menghapus air matanya dan mendorong tubuh Maya ke belakang dengan pelan dan menatap Maya dari dekat. Jantung Maya berdetak semakin keras sampai-sampai Maya bisa mendengar suara jantungnya sendiri,pipinya menjadi panas dan Maya juga dapat merasakan nafas Masumi di wajahnya.Kemudian Masumi mencium kening Maya dan menghapus air mata di wajahnya. Mereka berdua tersenyum dan Masumi kembali memeluk Maya dan berbisik di telinganya.
‘’Aku merindukanmu dan  mencintaimu’’.
‘’Saya juga merindukanmu dan mencintaimu’’.
Masumi tersenyum ,kemudian menciumi rambut Maya.
‘’Kenapa Anda bisa tahu saya ada disini? Siapa yang memberitahumu? Dan kenapa Anda juga bisa tahu kalau saya masih hidup?’’
‘’Saya tahu kamu masih hidup dari orang yang selalu mengunjungi makammu secara diam-diam. Dari orang itulah aku tahu kalau orang yang meninggal itu bukan kamu tapi adiknya. Saat aku mengetahui kamu masih hidup hati saya senang. Saya juga minta maaf,saya sudah memarahimu waktu itu, sekarang semuanya sudah jelas. Sakurakoji sudah menjelaskan semuanya padaku. Saya benar-benar menyesal.Kamu tidak tahu betapa menderitanya aku ketika kamu meninggalkanku. Aku sangat sedih dan hidupku menjadi hampa dan kesepian tanpa dirimu. Akhirnya sekarang aku dapat menemukanmu kembali dan kamu berada dipelukanku lagi. Mulai sekarang aku tidak akan pernah melepaskanmu lagi. Tidak akan pernah’’.
Masumi melepaskan pelukannya dan menatap Maya dengan serius.Maya membelai wajah Masumi, wajah yang dirindukannya selama ini dan akhirnya berada dekat dengannya. Masumi perlahan-lahan mendekatkan wajahnya dan melingkarkan kedua tangannya di pinggang Maya,kemudian mencium Maya dengan lembut. Maya dapat merasakan sentuhan hangat di bibirnya dan Maya membalas ciumannya.Maya sangat merindukan ciuman dan belaian Masumi,dan air mata menetes disudut matanya.
Kemudian terdengar suara ketukan dan mereka berdua cepat-cepat melepaskan diri. Dokter dan perawat masuk untuk memeriksa Maya. Perawat memasukan termometer ke telinga Maya dan hasilnya suhu badan Maya sudah kembali normal dan besok sudah di perbolehkan pulang. Maya senang akhirnya sudah bisa pulang.
‘’Vielen Dank!’’
(Terima kasih banyak!)
Dokter dan perawat keluar.
‘’Apa kata dokter?’’kata Masumi.
‘’Saya sudah sehat dan besok sudah bisa pulang’’.
‘’Benarkah itu?Syukurlah’’
Masumi langsung memeluk Maya.HP Maya berbunyi. Maya tersenyum ketika melihat siapa yang meneleponnya.
‘’Ini dari Ayah’’.
Maya menerima telepon itu dan bicara dengan ayahnya.
‘’Hallo Vater, jetzt bin ich gut...Wann wird du nach Hause kommen?...hmm...hmmm..Ich verstehe. Mach dir mehr keine Sorgen um mich.Ich will morgen nach Hause kommen...OK...Bis Bald’’.
(Halo ayah, sekarang saya sehat...kapan ayah pulang ke rumah?...hmmm...hmmm..saya mengerti. Jangan khawatirkan saya lagi.Saya akan pulang besok ke rumah...ok...sampai jumpa).
Maya menutup teleponnya.
‘’Maya, itu tadi ayahmu?’’kata Masumi.
‘’Iya. Kamu sudah pernah bertemu dengannya kan?’’
‘’Iya. Saya sudah bertemu dengannya,tapi waktu itu saya tidak tahu, kalau itu ayah angkatmu’’.
‘’Dia orangnya sangat baik’’.
‘’Saya tahu’’.
Tangan Masumi Masumi masih membelai-belai rambutnya dan mereka beberapa saat saling menatap dan Maya mulai merasakan detaknya jantungnya kembali cepat.Ketika Masumi akan mencium Maya lagi,tiba-tiba pintu terbuka.
‘’Oh. Maaf. Saya sudah menganggu kalian’’kata anak itu kaget.
‘’Tidak apa-apa. Ayo masuklah!’’
‘’Masumi, kenalkan ini Andre, adik saya’’.
Masumi langsung berdiri dan mengulurkan tangannya.
‘’Senang bertemu denganmu’’.
‘’Saya juga. Dan bagaimana kabar kak Maya?’’
‘’Saya sudah baikan’’.
‘’Syukurlah. Maaf saya baru menjenguk kakak sekarang. Saya disibukan dengan kegiatan sekolah’’.
‘’Tidak apa-apa. Saya senang kamu datang’’.
 ‘’Kak Masumi,ternyata Anda memang tampan, seperti yang dikatakan kak Maya’’.
Pipi Maya merona merah dan Masumi melirik Maya.
Reiko kembali ke kamar Maya setelah berbicara dengan dokter.
‘’Ibu , apa yang dikatakan dokter tentang diriku. Apa tidak ada masalah?’’
‘’Jangan khawatir. Dokter bilang kamu baik-baik saja dan butuh istirahat yang banyak, dan besok kamu sudah boleh pulang. Sekarang ibu mau pulang dulu, mau istirahat dulu sebentar. Badan ibu pegal-pegal semua’’.
‘’Baik bu’’.
‘’Pak Hayami, bisakah Anda menjaga Maya malam ini untukku. Besok saya akan kembali’’.
Masumi tersenyum‘’Tentu saja dengan senang hati’’.
 ‘’Sebaiknya saya juga pulang’’kata Andre.
‘’Kalian  mau pulang?’’.
‘’Iya. Sekarang kamu sudah ada yang menemani. Bukankah sekarang ada pak Hayami disini,jadi tidak akan kesepian lagi’’kata Reiko sambil mengedipkan sebelah matanya.
Wajah Maya merona merah. Setelah mereka berdua pergi, sekarang dikamar itu hanya ada mereka berdua.Maya dan Masumi jadi terlihat canggung, di kamar itu  dan terjadi keheningan beberapa saat. Masumi kemudian mendekati Maya.
Maya menyadari dari tadi Masumi terus menatapnya tanpa henti. Maya menjadi gugup dan malu ditatap seperti itu.Maya memain-mainkan jarinya diatas selimut.
Masumi tersenyum melihat Maya salah tingkah.
‘’Sa..sampai kapan Anda akan berada di sini?’’kata Maya tiba-tiba.
‘’Mungkin sampai minggu depan’’.
‘’Sebentar sekali’’.
‘’Kenapa? Apa kamu menginginkanku lebih lama disini?’’
Maya menatap Masumi,wajahnya langsung kembali merah,cepat-cepat Maya menundukan kepalanya tidak ingin Masumi melihat wajahnya yang memerah.
‘’I..iya’’kata Maya malu-malu.
‘’Sayangnya saya tidak bisa berlama-lama disini. Meskipun hati saya ingin lebih lama disini dan lebih lama bersamamu,bagaimanapun juga saya harus kembali ke Jepang. Pekerjaanku disana banyak.Kamu tahu kan itu.Kapan kamu akan kembali ke Jepang?’’
‘’Entalah. Mungkin setelah kuliahku selesai’’.
Maya merasakan lagi kalau Masumi sedang menatapnya lagi. Maya sudah tidak tahan lagi ditatap olehnya seperti itu. Kemudian Maya menoleh kearah Masumi dan pandangan mereka bertemu,lalu Maya cepat-cepat membuang mukanya.
‘’Ada apa Maya?’’
‘’Tidak ada apa-apa?’’
Masumi menyentuh dagu Maya dan membuat wajah Maya kembali menoleh ke arah Masumi.Tubuh Maya jadi  gemetar. Masumi menjadi khawatir.
‘’Maya kamu tidak apa-apa? Apa kamu sakit lagi? Saya panggilkan dokter ya’’.
Maaya cepat-cepat memegang tangan Masumi untuk menahannya pergi.
‘’Saya tidak apa-apa. Saya tidak sakit,jadi tidak perlu memanggil dokter’’.
Masumi masih memasang wajah khawatir kemudian menyentuh kening dan wajah Maya. Maya bisa merasakan hangatnya tangan Masumi.
‘’Jangan mengkhawatirkan saya. Saya sehat-sehat saja’’.
Maya berusaha menyakinkan Masumi.Masumi lalu menggenggam tangan Maya dengan erat.
‘’Saya tadi ketakutan telah terjadi sesuatu padamu. Syukurlah kamu baik-baik saja. Oh ya, saya hampir lupa memberikan sesuatu padamu’’.
Masumi mengambil bungkusan kecil berwarna pink dari jaketnya dan menyerahkannya pada Maya.Kemudian Maya membukanya.
‘’Ini...’’
‘’Itu untukmu. Kamu suka?’’
‘’Ya. Saya suka sekali. Gelang ini sangat cantik’’.
‘’Biar saya memasangkannya untukmu’’.
Maya memperhatikan gelang yang sudah terpasang di tangannya. Gelang pemberian Masumi.
‘’Pak Masumi, terima kasih. Hari ini Anda sudah memberiku banyak hadiah’’.
‘’Boneka dan gelang itu sebagai hadiah ulang tahunmu, walaupun hari ulang tahunmu sudah lewat. Boneka Teddy itu anggap saja sebagai diriku, kalau saya sudah kembali ke Jepang. Kamu bisa memeluknya ketika kamu merindukanku karena saya juga akan merindukanmu setelah  pulang. Dan satu lagi,sebaiknya kamu jangan panggil saya dengan pak Masumi. Panggil namaku saja. Masumi. Itu akan terlihat lebih akrab’’.
‘’Ma..masumi....’’Maya mengatakannya dengan malu-malu dan wajahnya kembali merah.
Masumi tersenyum jahil,dan ingin menggoda Maya.
‘’Coba katakan sekali lagi. Saya ingin mendengarnya sekali lagi’’.
Wajahnya Maya semakin memerah.
‘’Ayo Maya, katakan sekali lagi’’.
‘’Ma..masumi’’.
Masumi kemudian mengacak-ngacak rambut Maya.
‘’Bagus. Mulai sekarang  kamu memanggilku seperti itu’’.
Maya langsung menyingkirkan tangan Masumi dari rambutnya.
‘’Jangan mengacak-ngacak rambutku. Saya sudah susah payah merapikan rambutku’’kata Maya cemberut.
‘’Maaf. Kamu sangat menggemaskan Maya. Siapa suruh kamu sangat menggemaskan,sudah jangan cemberut lagi.Ayo tersenyum. Kalau kamu tidak mau tersenyum, saya pergi’’.
Masumi berdiri dan Maya menahannya dengan memegang tangan Masumi.
‘’Jangan pergi. Jangan tinggalkan saya. Maaf’’.
Masumi kembali duduk.
‘’Saya tidak marah padamu hanya kesal saja kamu mengacak rambutku’’.
‘’Kalau begitu ayo tersenyum. Kamu akan terlihat sangat cantik kalau tersenyum’’.
Maya pun kembali tersenyum, dan Masumi tiba-tiba mencium bibir Maya dengan lembut. Maya terkejut kemudian Mata Maya menutup dan melingkarkan tangannya dileher Masumi dan membalas ciumannya. Masumi tidak dapat menahan dirinya,tanpa disadarinya Masumi terus melumat bibir Maya tanpa henti.Akhirnya Masumi mulai bisa menguasai dirinya dan melepaskan ciumannya.
‘’Maaf. Apa saya sudah menyakitimu?’’
‘’Ti..tidak’’kata Maya malu-malu.
Masumi tersenyum dan memegang erat tangan Maya. Kemudian terdengar lagi ketukan di pintu.Seorang pegawai rumah sakit memberikan makan malam untuk Maya.
Maya hanya memandangi makanan itu tanpa sedikit pun disentuh.
‘’Kenapa kamu tidak memakannya?’’
‘’Saya tidak lapar’’.
‘’Kamu harus makan supaya cepat sembuh atau saya yang akan menyuapimu’’.
Akhirnya Maya memakannya walaupun tidak sampai habis.
‘’Kenapa kamu tidak habiskan?’’
‘’Saya sudah kenyang. Habiskan saja olehmu. Kamu kan belum makan’’.
Akhirnya Masumi memakan sisa makanan Maya sampai habis.
‘’Sebaiknya kamu sekarang minum obat dan tidur’’.
Masumi menyelimuti Maya.
 ‘’Baiklah sebelum tidur, saya ingin mengatakan sesuatu padamu’’.
‘’Baiklah, apa yang ingin kamu katakan’’.
Maya menatap Masumi lekat-lekat.
‘’Du bist alles was ich habe auf der Welt. Ich habe dich lieb und will dich immer liebhaben. Ich lebe nur noch fűr dich. Ohne dich leben,das kann ich nicht mehr, und ich kann nichts von dir trennen. Masumi, ich liebe dich’’.
(Kamu segalanya yang saya punya di dunia. Saya hanya mencintaimu dan akan selalu mencintaimu. Saya hidup hanya untukmu. Tanpa hidupmu, saya tidak dapat hidup lagi, dan saya tidak dapat berpisah denganmu. Masumi, saya mencintaimu)
Masumi menatap Maya dengan wajah bingung, dia sama sekali tidak mengerti apa yang dikatakan oleh Maya.
‘’Apa artinya? Saya tidak mengerti’’.
‘’Kalau mau tahu artinya. Cari saja sendiri artinya. Kamu bisa cari di kamus atau bertanya pada orang lain’’.
‘’Bagaimana saya mau cari di kamus dan bertanya pada orang lain, sedangkan kata-katanya saya tidak hafal. Begini saja kamu tulis saja kata-kata yang kamu ucapkan tadi. Nanti saya akan mencari tahu artinya, tapi apakah tidak bisa kamu saja menterjemahkannya’’.
Masumi memberikan secarik kertas dan pulpen pada Maya.Kemudian Maya menuliskannya di secarik kertas itu dan memberikannya kembali pada Masumi.
Wajah Maya kembali merah.
‘’Saya tidak bisa menterjemahkannya untukmu karena saya malu mengatakan itu’’.
‘’Baiklah’’.
Akhirnya Masumi tidak bertanya lagi lebih lanjut tentang itu.
‘’Sekarang kamu tidur. Saya akan menyanyikan lullaby untukmu’’.
‘’Kamu akan bernyanyi untukku? Memangnya kamu bisa bernyanyi ya?’’
‘’Sudahlah, ayo cepat tidur’’.
Masumi kembali membetulkan selimut Maya,supaya Maya dapat terselimuti dengan baik, dan Masumi mulai menyanyikan Brahms’Lullaby untuk Maya.
Lullaby and good night
In the sky stars are bright
Round your head
Flowers gay
Set your slumbers till day
Lullaby and good night
In the sky stars are bright
Round your head
Flowers gay
Set your slumbers till day
Close your eyes
Now and rest
May these hours
Be blessed
 Setelah ketiga kalinya Masumi menyanyikan lagu itu ,Maya jatuh tertidur.Kemudian Masumi mencium kening Maya.Masumi lalu melihat kata-kata yang dituliskan Maya tadi dan dia ingin sekali mengetahui artinya, lalu dia mengirim kata-kata itu pada Reiko. Tidak lama setelah Masumi mengirimnya, ada balasan darinya.Masumi kemudian membacanya arti dari kata-kata Maya. Setelah Masumi membacanya, Masumi tersenyum,dan hatinya sangat senang.Masumi mendekati Maya lagi.
‘’Maya, ich liebe dich auch’’.
(Maya, saya juga mencintaimu)
Masumi kembali ke sofa dan tidur disana.
Pagi harinya Masumi dibangunkan oleh Reiko.
‘’Selamat pagi, pak Hayami! Bagaimana tidurmu nyenyak disini. Maaf sudah merepotkanmu’’.
‘’Tidak. Sama sekali tidak merepotkan. Sepertinya saya tidur nyenyak disini’’.
‘’Terima kasih sudah menjaga Maya semalaman. Sebaiknya Anda Makan pagi dulu, saya sudah bawakan ada makan pagi’’
Reiko mengeluarkan bekal makanannya dan meletakannya di meja. Masumi lalu pergi ke kamar mandi untuk cuci muka, lalu makan pagi sendirian.
‘’Anda sudah selesai makan?’’
‘’Iya. Terima kasih atas makanannya, dan saya harus memanggil Anda siapa?’’
‘’Panggil saja saya nyonya Reiko’’.
‘’Kalau begitu panggil saja saya Masumi’’.
‘’Baiklah’’.
Tidak lama kemudian Maya terbangun.
‘’Selamat pagi!’’
‘’Selamat pagi!’’kata Masumi dan Reiko bersamaan.
Maya tersenyum pada Masumi dan ibunya.
‘’Sebaiknya kamu segera berganti pakaian . Sebentar lagi kita pulang. Masumi, bisakah kamu keluar sebentar?’’
‘’Baiklah’’.
Setelah Maya berganti pakaian dan berdandan,pegawai rumah sakit membawakan makan pagi untuk Maya.
‘’Masumi kemana? Kenapa perginya lama sekali?’’
‘’Kamu mengkhawatirkan Masumi ya? Kamu takut dia pergi jauh? Baru ditinggal sebentar kamu sudah menanyakan dan merindukan dia. Bagaimana nanti, setelah dia kembali ke Jepang’’.
Maya tidak bisa berkata-kata apa-apa atas pertanyaan ibunya. Maya hanya membalasnya dengan senyuman.
‘’Cepat habiskan makanmu. Sebentar lagi juga dia datang’’.
Tiba-tiba pintu terbuka dan Masumi masuk. Masumi tercengang melihat Maya yang begitu cantik.
‘’Mayaaaa...”
‘’Karena Masumi sudah datang, ibu mengurus administrasi dulu. Masumi, dari tadi Maya terus menanyakanmu’’.
Masumi menatap Maya dan Maya tertunduk malu.
‘’Sudah selesai makan?’’
Maya menggelengkan kepalanya.
‘’Selesaikan makanmu atau perlu saya menyuapimu?’’
Maya langsung cepat-cepat menghabiskan makannya dan tiba-tiba Maya tersedak.
‘’uhuk...uhuk....uhuk...’’
Masumi menjadi panik dan mendekati Maya,
‘’Kamu tidak apa-apa?’’
Masumi memukul-mukul punggung Maya dan memberikannya air minum, kemudian Maya meminum air yang diberikan Masumi.
‘’Sudah baikan?’’
Maya menanggukan kepalanya dan Masumi merasa lega.
‘’Maaf. Saya sudah membuatmu makan cepat-cepat’’.
‘’Tidak perlu minta maaf. Saya makannya tidak hati-hati’’.
Kemudian Masumi memeluk Maya yang masih terbatuk-batuk kecil.
‘’Saya sudah tahu arti yang kamu ucapkan kemarin malam’’.
‘’Benarkah?’’
Wajah maya merona merah.
‘’Iya. Saya senang kamu mengatakan itu padaku. Kamu juga segalanya bagiku di dunia ini’’.
Wajah Maya semakin memerah dan menyembunyikannya di dalam pelukan Masumi.Masumi melepaskan pelukannya dan mulai membereskan bekas makan Maya.
Mereka akhirnya meninggalkan rumah sakit dan pulang kerumah.Sesampainya di rumah, Maya kembali berbaring di tempat tidurnya dan ibunya mulai membereskan barang-barang Maya.
‘’Apa ayah sudah pulang?’’
‘’Nanti sore ayah pulang. Sekarang masih dalam perjalanan. Sebaiknya kamu istirahat saja dulu’’.
Masumi juga kembali ke kamarnya untuk beristirahat.
****
Jam 5 sore Nicholas tiba dirumah dan langsung menanyakan keadaan Maya. Reiko kemudian memberitahu keadaan Maya dan juga kedatangan Masumi kesini. Nicholas terkejut dengan kedatangan Masumi kesini lebih awal. Ketika saatnya makan malam tiba Masumi pergi keruang makan dan dia terkejut melihat Nicholas Liebert ada di sana.
‘’Good afternoon! Please sit down. We eat dinner together’’.
‘’Good afternoon! We meet again and how are you?’’
‘’I’m fine. And you?’’
‘’Fine too’’.
Mereka makan malam bersama dengan tenang.
 ‘’Maybe we destined to meet.This is the third time that we meet’’.
‘’Yes. It maybe we are destined to meet.May I ask,why do you want to become investor in my father’s company? Is because Maya your foster child?’’
‘’I become investor in your father’s company,because I believe in your abilities’’.
‘’I see. Thank you for your trust for me’’.
Maya sudah menyelesaikan makan malam di kamarnya, lalu terdengar suara ketukan di pintu.
‘’Masuk!’’
Maya melihat Masumi masuk ke kamarnya dan duduk di sofa di depan tempat tidur Maya.
‘’Kamu senang tinggal disini?’’
‘’Tentu saja. Orang tua angkatku sangat baik. Saya sangat berterima kasih padanya. Mereka sudah banyak membantuku. Mereka sudah menganggap saya sebagai anak mereka yang sebenarnya.Kamu sudah bertemu dengan ayahku?’’
‘’Saya sudah bertemu dengannya. Dia orang yang baik’’.
‘’Ayah angkatku memang orang yang baik’’.
Masumi berjalan mendekati Maya dan duduk di pinggir tempat tidurnya.
‘’Maya, saya pernah melihatmu Di Praha’’.
‘’Benarkah? Tapi bagaimana bisa?’’
‘’Karena waktu itu saya juga sedang berada di Praha. Kamu sedang berjalan di Old Town sendirian dan saya berusaha mengejar kamu,tapi saya tidak berhasil dan pak Kuronuma berhasil memotretmu di sebuah kafe sedang makan eskrim’’.
Maya terkejut.
‘’Benarkah? Sekarang dimana foto itu?’’
‘’Saya menyimpannya,tapi tidak saya bawa kesini. Saya benar-benar terkejut ketika saya melihatmu ada disana’’.
‘’Oh begitu. Dari mana kamu tahu saya ada disini?’’
‘’Ibumu yang memberitahuku’’.
‘’Ibu?’’
‘’Iya. Ibumu meneleponku dan memberitahumu sakit.Makanya saya cepat-cepat datang kesini’’.
‘’Oh begitu rupanya’’.
‘’Berkat ibumu kita bisa bertemu kembali dan saya sangat berterima kasih padanya’’.
 Masumi tersenyum, kemudian mengenggam tangan Maya dan mencium tangannya dan Maya merasakan hangatnya ciuman Masumi ditangannya dan menjalar keseluruh tubuhnya.
****

Maya bangun pagi-pagi sekali dan badannya sudah kembali sehat dan segar. Maya turun ke bawah  dan pergi ke ruang keluarga dan menemukan Masumi sendirian disana sedang membaca sebuah buku di depan perapian yang menyala. Maya lalu duduk di dekatnya dan memperhatikan Masumi yang sedang asyik membaca.
‘’Sepertinya hari ini cerah kamu mau jalan-jalan denganku dihalaman rumah?’’
‘’Kenapa jalan-jalan di halaman rumah? Saya kira kamu akan mengajakku kesuatu tempat’’.
‘’Tadinya saya ingin mengajakmu kencan dan pergi kesuatu tempat,tapi niat itu kubatalkan karena kamu baru saja sembuh, saya tidak ingin kamu sakit lagi. Jadi sebaiknya kita jalan-jalan dihalaman rumahmu saja. Halaman rumah ini besar sekali dan kita juga bisa piknik disana. Pemandangannya juga bagus,kita bawa makanan kesana’’.
‘’Baiklah.Saya akan menyuruh salah satu pelayan disini untuk membawakan makanan’’.
‘’Kastil ini besar sekali. Apakah kamu pernah tersesat disini?’’
‘’Pernah beberapa kali saya tersesat di kastil ini,ketika saya baru pertama kali tinggal disini. Sebaiknya kita makan pagi sekarang. Mungkin orang tuaku sudah ada disana’’.
Setelah makan Maya dan Masumi pergi jalan-jalan di halaman rumah. Maya memperlihatkan taman-taman yang tertata rapi. Dihalaman belakang terdapat banyak patung dengan berbagai macam ukuran yang sudah tertutupi oleh tanaman merambat dan sudah ada banyak lumut. Di halaman belakang terdapat kolam air mancur yang sangat besar. Disana juga ada kolam ikan yang sangat besar dan beberapa gazebo.Setelah mengelilingi halaman kastil, Mereka berdua pergi kesalah  satu gazebo itu dan duduk disana untuk istirahat.Maya mengurut-ngurut kakinya yang pegal.
‘’Kamu kenapa? Apa kakimu sakit? Kemarikan kakimu yang sakit’’.
‘’Tapi....’’
‘’Cepat kemarikan kakimu yang sakit’’.
Maya ragu-ragu memberikan kakinya kepada Masumi,kemudian Masumi mulai memijat kaki Maya.Ketika kedua tangan Masumi yang besar menyentuh kakinya, tubuh Maya serasa disengat lebah dan dapat merasakan hangatnya tangan Masumi. Maya menatap Masumi yang sedang memijat kakinya.
‘’Maya, apa ada yang aneh di wajahku?’’
Maya langsung membuang tatapannya dari Masumi.
‘’Ti..tidak ada yang aneh’’.
‘’AAAAAAWWWWWW’’
‘’Maaf. Sepertinya saya telah memijatmu terlalu keras’’.
‘’Tidak apa-apa’’.
‘’Maya,ikutlah pulang denganku ke Jepang’’.
‘’Eh...’’
‘’Saya tidak ingin jauh-jauh darimu lagi. Saya ingin kamu selalu berada di dekatku. Kalau rindu saya bisa meneleponmu dan bertemu denganmu,tapi kalau kamu ada disini saya akan kesulitan bertemu denganmu,sepertinya mulai sekarang saya tidak bisa jauh-jauh darimu lagi. Saya pernah kehilanganmu sangat lama dan sekarang saya menemukanmu kembali dan tidak ingin kehilanganmu lagi’’.
‘’Masumi...’’
Masumi menatap Maya dengan wajah sendu dan mulai memijit kaki Maya lagi.
‘’Saya tidak bisa ikut denganmu pulang, karena saya harus menyelesaikan kuliah saya dulu. Setelah selesai saya akan kembali ke Jepang. Jadi tunggu saya. Kamu mau menungguku sebentar lagi?’’
‘’Maya, saya sudah menunggumu dengan sabar selama 7 tahun dan 3 tahun jadi saya  sudah menunggumu  selama 10 tahun. Sepertinya kalau untuk menunggu setengah tahun lagi, tidak masalah, saya akan menunggu dengan sabar . Saya sudah terbiasa menunggumu’’.
‘’Maaf...’’
‘’Kamu tidak perlu minta maaf’’.
Maya menurunkan kakinya dari pangkuan Masumi dan duduk di dekat Masumi.
‘’Kalau kamu merindukanku kamu bisa meneleponku kapan saja’’.
‘’Tapi tetap saja kita tidak dapat bertemu’’.
‘’Masumi, kamu jangan cemberut . Ayo tersenyum’’
Masumi akhirnya tersenyum setelah dipaksa oleh Maya untuk tersenyum.Masumi kemudian melingkarkan kedua tangannya di pinggang Maya, selama beberapa saat mereka saling berpandangan dan Masumi menundukkan kepalanya dan berbisik di telinga Maya dan Maya merasakan hembusan nafas Masumi di pipinya.Jantung Maya serasa berhenti.
‘’Terima kasih. Kamu sudah mau mencintaiku dan membiarkan saya mendapatkan semua perhatianmu. Saya senang sekali mendapatkan itu semua’’.
Masumi mengecup telinga dan leher Maya dan Maya tidak bergerak sama sekali. Maya merasakan geli ketika bibir Masumi menyentuh telinga dan lehernya.Masumi menatap Maya dan tersenyum jahil.
‘’Saya lapar.Ayo kita makan siang’’.
Maya diam. Tidak mendengar Masumi bicara.
‘’Maya...Maya...’’
‘’Eh..”
Maya tersadar dari keterkejutannya.
‘’Kamu ini kenapa? Dari tadi saya panggil kamu diam saja.Kamu tadi sedang melamunkan apa?’’
‘’Ti..tidak ada apa-apa. Tadi kamu bilang apa?’’
‘’Saya sudah lapar’’.
Maya cepat-cepat menghubungi pelayan di rumah untuk membawa makan siangnya.
‘’Sebentar lagi makan siang kita datang’’.
‘’Maya,kalau saya sudah pulang ke Jepang,kamu jangan dekat-dekat dengan pria lain. Awas saja kalau kamu berani-berani dekat dengan pria lain’’.
‘’Masumi Hayami, apa kamu sedang mengancamku? Saya  akan berkata hal yang sama denganmu. Kamu juga jangan dekat-dekat dengan wanita lain disana’’.
Masumi menatap Maya dan memegang dagu Maya.
‘’Saya tidak akan melakukan itu. Saya tidak akan tertarik dengan wanita lain selain dirimu’’.
‘’Baguslah kalau begitu’’.
Tidak lama kemudian pelayan yang membawa makan siang datang.
‘’Terima kasih’’.
Pelayan itu menganggukan kepala ,lalu pergi.
‘’Wah...makanan ini kelihatannya enak sekali’’kata Maya.
Maya makan dengan lahap sekali dan Masumi tersenyum geli melihat Maya makan seperti itu.
Setelah Maya dan Masumi makan siang, mereka melanjutkan mengelilingi halaman rumah sambil bergandengan tangan. Maya merasakan Masumi mengenggam tangannya sangat kuat sehingga tidak mudah melepaskan tangannya dari tangan Masumi. Maya menggigil kedinginan dan Masumi melepas mantelnya dan memakaikannya padanya.
‘’Pakailah ini, supaya kamu tidak kedinginan’’.
‘’Bagaimana denganmu? Kamu juga nanti akan kedinginan’’.
‘’Tidak apa-apa. Saya masih berpakaian tebal,jadi tidak perlu mengkhawatirkan saya. Sebaiknya kita pulang kerumah saja. Badanmu sudah sangat dingin. Saya tidak ingin kamu sakit lagi. Lihat tanganmu juga sudah sangat dingin dan memerah’’.
Masumi meniup-niup tangan Maya supaya tidak kedinginan lagi dan Maya merasakan hembusan hangat di kedua tangannya,kemudian Masumi juga menggosok-gosokan tangan Maya dengan tangannya.
‘’Tanganmu sangat kecil dan imut’’.
Tiba-tiba Masumi mencium tangan Maya berkali-kali dan berjalan menuju rumah sambil tetap memegang tangan Maya dengan erat.Kemudian Masumi memasukan tangannya dan tangan Maya kedalam saku celana Masumi.Mereka berjalan dalam diam sampai tiba di rumah.
Ketika mereka ada di di depan pintu depan rumah, ada seseorang yang menyapa mereka.
‘’Halo Masumi, halo Maya, apa kabar?’’
Mereka berdua terkejut.
‘’Ayah, pak Asa’’.
‘’Anda? Kenapa Anda ada disini? Masumi, kenapa kamu memanggil dia ayah?’’
‘’Karena dia ayahku’’.
‘’Apa?Ayahmu’’.
‘’Kenapa kamu terkejut begitu. Memangnya kamu mengenal ayahku?’’
‘’Iya, tapi saya tidak tahu kalau dia ayahmu. Kami sudah beberapa kali bertemu dengan dia’’.
‘’Maaf Maya, saya sudah merahasiakan siapa diriku. Sekarang kamu sudah tahu siapa saya’’.
Maya tertunduk malu karena pernah menjelek-jelekkan Masumi di hadapannya.
‘’Senang bisa bertemu denganmu lagi. Syukurlah kamu masih hidup. Kamu tahu betapa menderitanya Masumi ketika mengetahui kamu sudah meninggal’’.
‘’Sudahlah jangan bicarakan itu lagi’’.
‘’Sekarang kamu sangat senang bisa bertemu dengan Maya lagi. Sepertinya kesedihanmu selama 3 tahun sekarang sudah menguap’’.
‘’Kapan ayah datang?’’
‘’Baru saja. Kalian dari mana?’’
‘’Kami baru jalan-jalan di taman’’.
Lalu mereka bertiga pergi ke ruang keluarga dan bicara disana panjang lebar.
‘’Saya sudah melakukan perjalanan jauh. Sekarang saya mau istirahat dulu. Kalian bicara saja berdua. Pasti kalian tidak ingin diganggu bukan?’’kata Eisuke sambil mengedipkan matanya ke Masumi.
Eisuke dan pak Asa meninggalkan ruang keluarga dan disana hanya tinggal mereka berdua. Mereka duduk di depan perapian yang sedang menyala. Maya melepaskan mantel Masumi dan memberikan kepadanya.
Masumi menyentuh wajah Maya.
‘’Sepertinya badanmu sudah tidak dingin lagi. Ada apa? Sepertinya ada yang kamu pikirkan’’.
‘’Saya malu kepada ayahmu’’.
‘’Kenapa malu?’’
‘’Saya pernah menjelek-jelekkan kamu dihadapanmu’’.
‘’Kamu menjelek-jelekkan saya, tapi kenapa?’’
‘’Waktu itu saya masih benci dan kesal padamu’’.
‘’Sudah jangan kamu pikirkan itu lagi’’.
‘’Apa ayahmu marah padaku?’’
‘’Kamu jangan khawatir, ayah tidak marah padamu’’.
‘’Semoga saja’’.
Maya menatap perapian yang menyala dengan tatapan tajam.
‘’Sebaiknya saya juga pergi ke kamarku. Saya ingin meluruskan badanku sebentar’’.
‘’Baiklah. Saya antar’’.
Masumi membukakan pintu kamar Maya, kemudian mereka masuk.Maya naik ketempat tidur dan Masumi keluar  dari kamar Maya dan masuk ke kamarnya.
****
Hari ini ulang tahun ayah angkat Maya. Seisi rumah sudah disibukan dengan persiapan pesta ulang tahunnya,karena akan ada tamu-tamu penting ayahnya yang akan datang. Maya juga ikut disibukkan untuk mempersiapkan pesta ayahnya.
‘’Maya, sebaiknya kamu cepat berpakaian, sebentar lagi penata rias akan segera datang. Apa pakaianmu sudah disiapkan?’’
‘’Iya bu,pakaian saya sudah siap’’.
‘’Bagus. Sekarang ganti pakaianmu dan tunggu dikamar sampai penata rias datang’’.
Maya menuruti perkataan ibunya dan masuk kedalam kamar.Maya mulai mengganti pakaiannya dengan gaun berwarna pink sampai mata kaki dan berlengan pendek.Sementara itu Eisuke dan Masumi juga sedang sibuk berganti pakaian di kamarnya.
Para penata rias sudah berdatangan dan langsung menuju kamar Maya dan ibu angkatnya, dan para penata rias itu mulai mendandani Maya secantik mungkin.Masumi sudah berada di bawah bersama ayahnya dan Nicholas sedang menyambut tamu yang sudah mulai berdatangan.Tidak lama kemudian Ayako datang dan memberi salam kepada mereka.
Ayako sudah tiba di kamar Maya dan mengetuk pintu.
‘’Masuk!’’
Ayako masuk dan melihat Maya yang sudah selesai berdandan.
‘’Mayaaa...’’
Tamu-tamu sudah banyak yang berdatangan, Nicholas dan Reiko sibuk menyambut tamu-tamunya .Masumi selalu melihat keatas,menunggu kedatangan Maya.Disini sudah ramai dan bising,tapi tiba-tiba terjadi keheningan, Masumi melihat kiri kanan mencari jawaban kenapa tiba-tiba suasana jadi hening,akhirnya Masumi mengetahui alasannya. Mereka melihat Maya yang sedang turun. Maya sangat cantik luar biasa,Masumi sampai tidak berkedip menatap Maya.Jantung Masumi berdetak lebih cepat.Maya melihat Masumi dan tersenyum kepadanya dan Masumi membalasnya. Masumi menyadari pria-pria yang ada disini sedang menatap Maya dan dihatinya timbul persaan cemburu, dia tidak ingin Maya ditatap seperti itu oleh pria lain. Cepat-cepat Masumi mendekati Maya. Dia tidak ingin Maya di dekati oleh pria manapun.
‘’Kamu sangat cantik. Saya tadi hampir tidak mengenalimu dan yang membuatku kesal semua mata laki-laki yang ada disini melihatmu.Saya tidak suka itu’’.
Maya tersenyum melihat Masumi cemburu pada pria lain.Lalu Maya melihat ada beberapa sekelompok wanita yang dari tadi terus melihat kearah Masumi,dan Maya bisa mendengar percakapan mereka yang mengatakan mereka suka kepada Masumi.Raut wajah Maya langsung berubah jadi kesal.
‘’Kamu kenapa?’’
‘’Tidak ada apa-apa. Saya hanya kesal saja’’.
‘’Kesal kenapa? Apa yang membuatmu kesal?’’
‘’Saya kesal semua mata wanita sedang memandangmu. Apa kamu tidak menyadarinya?’’
‘’Jadi itu yang membuatmu kesal’’.
Masumi menatap Maya dengan tersenyum jahil.Masumi kembali meminum minumannya.
Lalu mereka semua memasuki ke ruang pesta.Setelah pesta dimulai diadakan acara berdansa. Tamu-tamu mulai berdansa.Masumi melihat seorang pria mendekati Maya untuk mengajaknya berdansa. Maya yang melihat Masumi dengan tatapan yang sangat dingin membuat Maya merinding dan Maya menolak untuk berdansa dengan pria itu. Masumi mendekati Maya.
‘’Jangan coba-coba kamu berdansa dengan pria lain. Kamu hanya boleh berdansa denganku saja. Nona Kitajima maukah kamu berdansa denganku?’’
Maya menyambut tangan yang diulurkan kepadanya.
‘’Kamu harus tahu sebenarnya saya tidak pandai berdansa’’.
‘’Tidak masalah. Kamu hanya perlu mengikuti langkahku saja’’.
Mereka berdua pergi berdansa. Mereka tidak menyadari para tamu undangan sedang memperhatikan mereka berdansa. Tidak lama setelah mereka berdansa, Maya melihat seorang wanita yang memandang sinis padanya.
Masumi menyadari dengan perubahan wajah Maya.
‘’Ada apa?’’
‘’Sepertinya ada seorang wanita yang tidak suka saya berdansa denganmu’’.
‘’Benarkah? Kalau begitu jangan perdulikan dia’’.
Setelah acara berdansa selesai. Masumi mengajak Maya keluar dan pergi ke halaman kastil dan mereka duduk disalah satu kursi yang ada disana.
‘’Jadi besok lusa kamu akan kembali ke Jepang?’’
‘’Iya’’.
‘’Apa kamu sedih saya pergi’’.
Maya menganggukan kepalanya.Masumi kemudian mengulurkan tangannya pada Maya.
‘’Ayo kita berdansa’’.
Maya menerima uluran tangan Masumi dan mereka berdansa di bawah langit bertaburan bintang.Kemudian Masumi melingkarkan tangannya di pinggang Maya dan Maya melingkarkan tangannya di leher Masumi.Mereka berdansa dalam diam dan berpandangan satu sama lain.Masumi menempelkan keningnya dikening Maya dan Maya merasakan nafas Masumi yang hangat.
‘’Maya, saya mencintaimu’’.
Masumi mencium kening Maya dan menariknya dalam pelukan Masumi.
‘’Saya juga mencintaimu’’.
Masumi semakin mempererat pelukannya dan dirasakannya Maya menggigil kedinginan.
‘’Sebaiknya kita masuk kedalam. Saya tidak ingin kamu jatuh sakit lagi’’.
Lalu mereka berdua kembali masuk kedalam dan bergabung kembali dengan tamu lainnya.Selama berada di ruang pesta Masumi tidak sedetik pun meninggalkan Maya sendirian. Setiap kali ada pria yang melirik Maya, Masumi selalu membalasnya dengan tatapan dingin.
2 jam kemudian pesta ulang tahun ayah angkatnya selesai. Maya memutuskan untuk pergi kekamarnya dan beristirahat.
Setelah mandi dan berpakaian, Maya bersiap untuk tidur. Kemudian Hpnya tiba-tiba berdering.
‘’Maya, kamu belum tidur?’’
‘’Belum’’.
‘’Sudah malam . Cepat pergi tidur’’.
‘’Kamu meneleponku hanya untuk mengatakan itu’’.
‘’Sebenarnya saya ingin mendengar suaramu. Saya sudah merindukanmu lagi’’.
‘’Kita baru saja bertemu,tapi kamu sudah merindukanku lagi. Kalau begitu datang saja ke kamarku.Kita bicara di sini’’.
‘’Meskipun sekarang berada satu rumah, tapi sepertinya jauh sekali. Jarak kamarmu dan saya jauh sekali kamu di lantai dua sedangkan saya di lantai 3. Saya ingin pergi ke kamarmu,tapi kamarmu terlalu jauh dari kamar saya,butuh waktu 15 menit untuk mencapai kamarmu’’.
‘’Pakai sepatu roda saja, agar cepat sampai’’.
‘’Pantas saja setiap pelayan di rumah ini menggunakan sepatu roda’’.
‘’Iya. Tentu saja mereka pakai karena jarak dari satu ruangan keruangan lainnya jauh’’.
‘’Besok saja saya akan pergi ke kamarmu.Ini sudah malam sebaiknya kita tidur saja. Kamu juga butuh istirahat. Selamat malam!’’
‘’Selamat malam!’’
****
Masumi pagi-pagi sekali diam-diam pergi ke kamar Maya. Disana Masumi melihat Maya yang masih tertidur. Masumi mendekatinya dan memperhatikan wajah Maya. Masumi masih tidak mempercayai kalau Maya sekarang adalah ada dihadapannya dan ada didekatnya.Hati Masumi dipenuhi oleh kebahagiaan yang meluap-luap.Bibir Maya yang mungil dan tanpa sadar Masumi mencium Maya yang sedang tidur dan tidak lama kemudian Maya membuka matanya dan Masumi sudah ada di depannya.
‘’Pagi!’’
‘’Masumi, apa yang kamu lakukan disini?’’
‘’Menunggumu bangun tidur. Tadi tidurmu nyenyak sekali’’.
‘’Sejak kapan kamu ada disini?’’
‘’Sudah dari tadi’’.
Maya bangun dari tempat tidurnya dan pergi ke kamar mandi. Masumi duduk di sofa dan membaca majalah. Setelah Maya berpakaian dengan rapi, mereka pergi keruang makan.
Setelah selesai makan Maya dan Masumi berpamitan dan Masumi menarik Maya keluar dan pergi menjauh dari kastil.
‘’Masumi, kita mau pergi kemana?’’
‘’Kita akan berjalan-jalan. Saya ingin kamu hari ini menemaniku seharian. Sebelum saya pulang, saya ingin menghabiskan banyak waktu denganmu’’.
‘’Ba..baiklah’’.
Dihalte bis sepi,hanya ada mereka berdua. Sejak pergi dari rumah Masumi masih menggenggam tangan Maya tidak melepaskannya walaupun hanya sebentar. Ketika Maya berusaha melepaskan tangannya Masumi lebih mempererat genggamanya. Sekarang ini Maya benar-benar tidak tahu jalan pikiran Masumi. Akhirnya bis yang ditunggu datang juga. Mereka duduk di paling belakang. Sepanjang perjalanan Masumi tidak bicara. Sesekali Maya melihat Masumi,tapi wajahnya tidak menujukkan ekspresi apa-apa.
Mereka turun di halte bis yang ke empat.
 ‘’Sekarang kita mau pergi kemana ?’’
‘’Saya tidak tahu’’.
‘’Eeehhh....kenapa kamu tidak tahu? Bukannya kamu yang mengajakku jalan-jalan?’’
‘’Tapi saya masih asing dengan kota ini. Saya tidak tahu apa-apa. Terserah kamu saja kita pergi kemana. Kamu lebih tahu kota ini daripada saya’’.
‘’Baiklah. Kita pergi ke kebun binatang saja bagaimana?’’
‘’Baiklah. Terserah kamu saja’’.
Akhirnya mereka berdua pergi ke kebun binatang.Disana Maya sangat antusias sekali melihat serigala dan berteriak-teriak pada Masumi supaya Masumi dapat melihatnya,setelah puas melihat serigala, Maya menarik Masumi untuk melihat rusa,tupai,monyet dan burung. Selama di kebun binatang Masumi ditarik Maya kesana kemari dan Masumi tidak mengeluh Maya melakukan itu kepadanya walaupun Masumi sudah lelah di ajak berkeliling kebun binatang yang besar ini. Disekitar mereka tidak ada seorang pun kecuali mereka berdua.Maya memfoto semua binatang yang ada disini.
‘’Kenapa kebun binatang ini begitu sepi,tidak seperti kebun binatang lainnya?’’
‘’Tentu saja kebun bintang ini ada di hutan,mungkin orang-orang yang mengunjungi kebun binatang ini ada di bagian lain hutan ini,jadi sepi’’.
Maya berlari kesana-kemari dan Masumi kelelahan mengejar Maya yang begitu bersemangat.Tiba-tiba Masumi terjatuh di tanah dan berbaring di tanah.Maya jadi panik dan berlari-lari mendekati Masumi.
‘’Masumi....Masumi....Masumi’’
Tidak ada jawaban dari Masumi. Maya memanggilnya lagi berkali-kali tetap tidak ada jawaban dari Masumi. Maya mulai menangis dan mengguncang-guncang tubuh Masumi. Air matanya mulai berjatuhan di pipi Masumi. Tangan Masumi memegang kepala Maya dan mengusap-usap rambut dan wajahnya dengan lembut
‘’Sudah jangan menangis. Saya tidak apa-apa. Saya hanya lelah saja’’.
Maya memukul-mukul dada dan perut Masumi dan duduk membelakangi Masumi sambil menangis dan tangisannya semakin keras. Masumi jadi khawatir dan cepat-cepat bangun, lalu langsung memeluk Maya dari belakang. Maya meronta, tapi pelukan Masumi erat sekali dan Maya tidak bisa lepas dari pelukannya, akhirnya Maya menyerah.
‘’Maafkan saya. Saya tidak bermaksud membuatmu sedih seperti ini. Sudah jangan menangis lagi. Saya tidak akan mengulanginya lagi. Maaf sudah membuatmu khawatir. Tadi saya bermaksud bercanda denganmu, tapi itu malah membuatmu jadi sedih. Ini salahku, jadi maafkan saya’’.
‘’Saya kira terjadi apa-apa denganmu. Kamu tahu tadi saya benar-benar ketakutan’’.
‘’Maaf. Sepertinya bercandaku sudah keterlaluan’’.
Maya membalikkan badan dan menangis di pelukan Masumi. Masumi mengusap-usap rambut Maya.
‘’Maya, sudah jangan menangis lagi, nanti orang dapat mendengar tangisanmu, nanti mereka akan mengira saya sudah berbuat jahat padamu’’.
‘’Yang membuatku menangis kan kamu. Kamu janji tidak akan melakukan itu lagi’’.
‘’Iya saya berjanji’’.
Setelah tangisan Maya mereda, mereka berdiri dan mereka melanjutkan kembali melihat-lihat binatang yang ada disini. Mereka berjalan dengan bergandengan tangan, dan mereka pergi ke Schwangau village, disana mereka singgah di sebuah kafe dan mereka duduk diluar sambil memperhatikan orang yang lalu lalang.
Setelah beristirahat dan menikmati makan siang mereka pergi ke koniglich Kristall-Therme. Tempat ini adalah tempat spa. Maya merasa lelah dan memutuskan untuk pergi ke spa untuk merelaksasikan tubuhnya.Masumi juga melakukan hal yang sama. Setelah itu mereka pergi ke kolam renang yang ada di tempat spa itu.
‘’Maya, kenapa kamu diam saja,tidak berenang?’’
‘’Sekarang saya hanya ingin berendam dulu’’.
‘’Kalau begitu saya akan menemanimu berendam’’.
‘’Kamu tidak perlu menemaniku berendam. Pergilah berenang’’.
Masumi akhirnya pergi berenang dan Maya memperhatikannya dari pinggir kolam renang.Maya tersenyum dan tertawa melihat Masumi berenang. Baru kali ini Maya melihat Masumi berenang. Maya tersipu malu.Mata Maya selalu mengarah pada Masumi dan tidak memperhatikan orang-orang disekitarnya. Saat Maya melihat kesekeliling ternyata sudah banyak wanita yang memperhatikan Masumi. Wajah Maya berubah menjadi cemberut dan kesal.
‘’Kenapa mereka harus menatap Masumiku seperti itu. Seperti tidak ada laki-laki lain disini. Disinikan banyak pria, kenapa wanita-wanita itu hanya melihat ke arah Masumi. Saya akui dia memang sangat tampan. Saya senang mempunyai kekasih yang tampan, dan ada juga tidak senangnya karena pria tampan banyak disukai wanita. Masumi, kenapa kamu harus menjadi pria tampan,sehingga banyak disukai wanita’’.
Maya tertunduk sedih.Tidak lama kemudian Maya melihat seorang wanita muda yang sangat cantik mendekati Masumi dan mereka berbicara. Maya tidak bisa mendengarkan pembicaraan mereka karena jarak mereka jauh dari tempat Maya berada.Maya menatap marah mereka berdua. Maya semakin kesal karena wanita itu bersikap genit dan berusaha lebih mendekat pada Masumi.
‘’Masumi bodoh, kenapa harus melayani wanita genit itu,seharusnya kamu tinggalkan saja dia. Tingkahnya padamu sudah membuatku sangat kesal. Rasanya saya ingin memukul gadis dan mencambak rambutnya yang panjang itu’’.
Maya hanya bisa menatap mereka dengan kesal dan penuh kemarahan.Tiba-tiba ada seorang anak kecil yang menyenggol wanita itu dan tubuh wanita itu oleng dan terdorong kearah Masumi dan Masumi menangkap tubuh wanita itu dan wanita itu tersipu malu. Maya yang melihat itu menjadi semakin kesal.Masumi akhirnya melihat ke arah Maya dan melihat Maya menatapnya dengan wajah galak,kemudian Masumi cepat-cepat melepas tubuh wanita itu, dan cepat-cepat mendekati Maya.
‘’Kamu asyik sekali bicara dengan wanita itu?’’
‘’Kamu cemburu?’’
‘’Kalau iya kamu mau apa?’’
Masumi tersenyum dan memeluk pinggang Maya.
‘’Lepaskan saya?’’
Maya meronta-ronta,tapi tidak berhasil melapaskan diri dari Masumi.
‘’Kamu jangan marah lagi. Saya hanya bicara saja dengan dia, apa itu tidak boleh?’’
‘’Itu boleh saja,tapi saya tidak suka sikap genitnya padamu. Apa kamu tidak memperhatikan sikapnya padamu tadi’’.
‘’Iya, saya tahu itu. Tapi saya masih menjaga jarak dengan dia. Sudah jangan marah lagi. Sebaiknya kita sudahi saja berenang kita. Kita pergi ketempat lainnya. Bagaimana?’’
‘’Baiklah’’.
Mereka berdua meninggalkan kolam renang dan berganti pakaian. Kemudian mereka melanjutkan perjalanan.Kali ini mereka berkunjung ke St.Koloman, sebuah tempat keagamaan.
Setelah puas melihat-lihat,kemudian mereka berjalan-jalan di sepanjang kota Schwangau.Tidak terasa hari sudah gelap. Masumi melihat Maya sudah kelelahan menemaninya seharian. Masumi memutuskan untuk pulang.Masumi menyuruh Maya untuk menghubungi rumah untuk menjemput pulang.Tidak lama kemudian mobil jemputan datang dan mereka masuk kedalam mobil. Maya kelihatan sangat lelah sekali dan tertidur. Masumi menyandarkan kepala Maya di dadanya dan memeluknya dengan erat. Mereka sudah sampai di depan kastil,Maya masih tertidur dengan nyenyak, kemudian Masumi menggendong Maya dan membawanya langsung ke kamar.
‘’Terima kasih. Kamu sudah mau menemaniku hari ini’’bisik Masumi di telinga Maya.
Masumi menyelimutinya dan mengecup keningnya.
‘’Selamat malam my love!’’
****
‘’Pagi!’’kata Maya.
‘’Pagi!’’kata mereka semua bersamaan.
Maya duduk disamping Masumi dan mulai sarapan pagi.
‘’Kalian berdua kemarin pergi kemana saja sampai pulang malam?’’kata Eisuke.
‘’Kami jalan-jalan disekitar kota ini saja’’kata Masumi.
‘’Hanya itu saja?’’tanya Eisuke memandang penuh selidik ke arah Masumi.
‘’Iya. Hanya itu saja’’.
Setelah selesai makan Masumi membawa Maya ke kamarnya.
Masumi membuka pintu kamar dan menyuruh Maya masuk. Maya duduk disofa .
Masumi berjalan ke samping tempat tidur dan membuka laci meja kecil disamping tempat tidur,dan dari laci itu Masumi mengambil sesuatu yang berwarna abu-abu.
‘’Maya, ini untukmu’’.
‘’Ini kan recorder rekaman. Kenapa kamu memberikan ini untukku?’’
‘’Saya sudah merekam suaraku disana. Saya merekam nyanyian lullaby di recorder itu, jadi ketika kamu ingin saya menyanyikan lagu itu sebelum tidur ,kamu nyalakan saja recorder itu karena mulai besok saya tidak bisa menyanyikan lagu itu langsung padamu’’.
Mata Maya menjadi merah dan berkaca-kaca dan tidak dapat menahan air matanya.
Masumi menatap Maya dengan penuh cinta dan kasih sayang, lalu menghapus air mata Maya dengan lembut dan kemudian menariknya dalam pelukannya.
‘’Kamu jangan menangis, kalau kamu menangis saya jadi ikut sedih. Nanti saya pasti akan merindukanmu. Saya akan rindu suaramu, pelukanmu dan ciumanmu’’.
‘’Kalau begitu akan merekam suaraku,jadi kalau kamu rindu bisa mendengarkan suaraku’’.
‘’Terima kasih. Saya akan sering-sering meneleponmu dan kita juga bisa chattingan. Maya kamu bilang kamu punya facebook dan juga YM, saya juga punya keduanya’’.
‘’Eeehhh.....kamu juga punya. Saya tidak percaya kalau kamu punya itu’’.
‘’Kenapa tidak percaya?’’
‘’Karena  kamu seorang direktur Daito yang sibuk bekerja dan gila kerja. Mana ada waktu untuk chatting dengan orang lain’’.
‘’Saya juga butuh hiburan dan bertukar pikiran dengan orang lain. Jadi apa nama Fb dan Ymmu? Apakah kamu menggunakan nama aslimu?’’
‘’Saya tidak menggunakan nama asliku. Di FB dan YM saya menggunakan nama Rose’’.
‘’APAAAAAA......’’
Masumi langsung berdiri dari sofa dan membuat Maya terkejut.
‘’Masumi, ada apa? Kenapa kamu berteriak? Apa ada yang salah dengan nama yang saya gunakan’’.
Maya kebingungan menatap Masumi yang terkejut.
‘’Masumi....’’
Masumi tersadar dari keterkejutannya dan duduk lagi di sofa.
‘’Maaf, tadi saya sudah berteriak di depanmu’’.
‘’Tidak apa-apa. Sebenarnya ada apa? Saya tidak mengerti’’.
‘’Nama yang kamu gunakan tidak ada yang salah hanya saja.....’’
‘’Hanya saja.....’’
‘’Hanya saja nama Rose tidak asing bagiku’’.
‘’Apa maksudmu?’’
Maya semakin bingung menatap Masumi.
‘’Maya, saya adalah Mayami’’.
‘’Eh...’’
Kini giliran Maya yang terkejut.
‘’Selama 3 tahun ini ternyata kita selalu berhubungan lewat chatting yang sering kita lakukan’’.
‘’Tunggu, maksudmu nama FB dan YMmu adalah Mayami dan kita selama ini mengobrol dengan nama Mayami dan Rose’’.
‘’Iya Maya. Kamu benar. Rose itu kamu kan? ‘’
‘’Iya. Saya adalah Rose, dan kamu adalah Mayami. Jadi selama ini kita bicara tanpa tahu siapa kita sebenarnya. Ini suatu kebetulan yang mengerikan menurutku.Mana mungkin bisa ada hal yang seperti ini. Ini tidak mungkin. Saya masih belum dapat mempercayainya’’.
‘’Tapi kenyataannya memang seperti itu. Pantas saja ketika pertama kali saya bicara denganmu, saya sudah bisa merasakan kenyamanan, dan bisa bertukar pikiran dengan bebas bila bersamamu. Dan saya juga merasakan telah mengenalnya begitu lama. Saya senang ternyata Rose itu adalah kamu’’.
‘’Saya juga senang Mayami itu adalah kamu, karena saya juga merasakan yang sama dengan apa yang kamu rasakan’’.
‘’Saya benar-benar tidak tahu kalau saya sedang bicara dengan wanita yang saya cintai’’.
Masumi langsung menarik Maya dalam pelukannya lagi.Masumi berjanji dalam hati kali ini dia tidak akan pernah melepas Maya lagi.Mereka berdua seharian menghabiskan waktu di kamar Masumi dan tidak ada seorang pun yang berani menganggu mereka.
 ‘’Maya, saya ada permintaan?’’
‘’Permintaan apa?’’
‘’Besok kamu jangan mengantarku ke bandara. Kalau kamu ikut saya tidak rela meninggalkanmu disini. Sebenarnya hatiku tidak rela  meninggalkanmu disini,jadi kumohon jangan mengantarku itu akan membuatku semakin berat meninggalknmu disini’’.
‘’Baiklah. Saya tidak akan mengantarmu. Setelah kamu sampai di Jepang segera hubungi saya.Kapan kamu akan pergi?’’
‘’Pagi-pagi sekali.Masumi jaga kesehatanmu dan jangan terlalu banyak bekerja dan juga kamu harus ingat waktu makan’’.
‘’Baiklah. Saya akan ingat kata-katamu’’.
Kemudian meraka berpelukan dan Masumi mendekatkan wajahnya ke Maya.Jantung Maya berdetak lebih kencang setiap kali Masumi mendekatkan wajahnya pada Maya. Dalam hitungan detik Masumi sudah menyentuh bibir Maya  dan memeluk Maya dengan erat. Perlahan-lahan Masumi melepaskan ciumannya.Beberapa saat mereka saling menatap.
‘’Jangan pernah memberikan bibir ini pada pria lain.Kamu mengerti?’’
‘’Iya. Saya mengerti’’.
‘’Sebaiknya kita turun, mungkin mereka sudah menunggu kita di ruang makan’’.
Setelah selesai makan mereka semua berkumpul di ruang keluarga lantai satu.Mereka berbicara sampai malam,kemudian Masumi berpamitan dan membawa Maya bersamanya.Masumi menggenggam tangan Maya dengan erat,lalu membawanya ke lantai 2.
‘’Kalau tidak salah di ruang keluarga lantai 2 ada piano.Kita pergi kesana’’.
Lalu mereka masuk kedalam. Masumi mendekati piano dan duduk didepan piano.Kemudian Masumi menyuruh Maya duduk disampingnya.
‘’Maya, sebelum saya pulang besok, saya akan memainkan sebuah lagu untukmu’’.
Masumi mulai memainkan piano dan  memainkan sebuah lagu kiss the rain by Yiruma. Maya mendengarkan musik yang dimainkan oleh Masumi dengan serius.Setelah Masumi selesai memainkannya,tanpa terasa air matanya jatuh.
‘’Maya, kamu tidak apa-apa?’’
‘’Saya tidak apa-apa’’.
Masumi menghapus air mata Maya dan kemudian tersenyum pada Maya.
‘’Jangan menangis lagi,kalau kamu menangis, saya juga akan merasa sedih’’.
Masumi mencium kening Maya dan menariknya kedalam pelukannya.
‘’Sebaiknya kita tidur ini sudah malam. Besok pagi-pagi saya harus pergi’’.
Masumi melepaskan pelukannya dan mengantar Maya ke kamarnya.
Mereka berjalan tanpa bicara sedikit pun. Maya masuk ke dalam kamarnya dan Masumi mengantarkan Maya ke tempat tidurnya dan mulai menyanyikan Brahms lullaby untuk Maya.Maya sudah jatuh tertidur.Masumi selama beberapa saat memandangi Maya dan menegcup keningnya.
‘’Selamat malam!’’
Masumi keluar dari kamar Maya dan langsung menuju kamarnya.
Keesokan paginya mereka sudah siap untuk pergi. Masumi tersenyum melihat Maya.
 ‘’Jaga dirimu baik-baik’’.
Maya memeluk Masumi dan Maya menangis di pelukan Masumi,kemudian Masumi melepaskan pelukan Maya dan menghapus air mata Maya dengan lembut.
‘’Jangan menangis lagi. Tersenyumlah’’.
Maya tersenyum  dan Masumi membalas senyuman Maya. Tidak lama kemudian mereka pergi kedepan rumah dan masuk ke dalam mobil. Akhirnya  mobil yang membawa mereka meninggalkan halaman kastil dan Maya terlihat sangat sedih.
‘’Maya, ayo masuk’’kata Reiko.
Maya masuk kedalam rumah dan pergi ke kamarnya. Maya menangis di tempat tidurnya.
Masumi duduk termenung di dalam mobil dan pandangan matanya kosong dan melihat ke arah luar mobil.Hati dan pikirannya sedang tidak ada disini. Sekali lagi dia harus berpisah dengan belahan jiwanya.
‘’Masumi, kamu jangan bersedih lagi. Sebentar lagi kalian juga akan bertemu’’
‘’Saya tahu’’.
Akhirnya mereka tiba di bandara dan pesawat pribadi Nicholas sudah menunggu mereka,lalu mereka masuk ke dalam pesawat dan tidak lamakemudian pesawat meninggalkan bandara.




Bersambung
















3 comments:

orchid on 2 May 2011 at 08:28 said...

wuih, kapan ya ke jerman juga, jadi pengen liat2, aihhhh, ckckck, emang 21+, akakak, ditunggu lanjutannya

Anonymous said...

hihihi... Maya gak tinggal di Studentenwohnheim??
30 menit jalan kaki ke kampus CAU Kiel... hemm..... hihihi.. si pengarang tau bener tentang kota Kiel.. :D

Anonymous said...

Maya ngga tinggal diasrama. Mayakan nyewa apartemen sendiri. Soalna aq sdh pernah kesana...hehehehe...


Mia

Post a Comment

Silahkan kritik, saran, sapa dan salamnya... :)

 

An Eternal Rainbow Copyright © 2011 Design by Ipietoon Blogger Template | web hosting