Monday 23 May 2011

Fanfic T K : Destiny 4

Posted by Tati Diana at 19:21
Informasi tentang kehamilan dan persalinan dalam tulisan ini banyak diambil dari internet. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat di situs infoibu(www.infoibu.com)
Penyebutan anggota-anggota tubuh dalam cerita ini hanyalah untuk lebih menekankan isi cerita bukan untuk alasan pornografi ataupun hal yang bersifat vulgar




*Destiny*

(by Tati Diana)


Chapter 4 : Kelahiran


Sedari awal Maya mengetahui bahwa dirinya hamil, dia semakin peduli akan kesehatannya. Dia tahu dia tidak hanya bertanggung jawab atas kesehatan dirinya saja, tetapi ada yang jauh lebih penting lagi yang harus dia jaga yaitu janin yang tengah tumbuh dalam rahimnya. Maya yang dulunya tidak memperhatikan pola makannya dengan baik,sekarang merubah pola makannya, meskipun bagi dirinya sendiri dia anggap pola makannya sudah baik. Maya makan dengan porsi kecil tapi sering. Dia sebisa mungkin menghindari makanan yang dapat membahayakan dirinya dan janinnya, mengkonsumsi vitamin untuk ibu hamil secara teratur, minum air putih yang cukup serta dia pun tidak lupa untuk mengkonsumsi makanan berserat, seperti buah-buahan dan sayuran .




Tidak terasa janinnya hampir memasuki bulan ke 5. Maya merasakan denyut jantung janinnya berdetak kuat (detak jantungnya hampir 2 kali lebih cepat daripada denyut jantung dirinya) dan Maya pun dapat mendengarkannya saat pemeriksaan dengan dokter kandungannya. Rupanya janin dalam kandungannya sudah bisa memberi respons terhadap dunia di luar rahim ibunya, janinnya akan bergerak bila dia mengusap perutnya yang semakin terlihat membuncit.


Perceraian yang dialami Maya pada usia kehamilan yang menginjak bulan ke 4 tidak membawa dampak buruk terhadap kondisi fisiknya. Malah dia bersyukur, perpisahan dengan Koji menurutnya adalah jalan terbaik daripada dia hidup tertekan dengan pernikahannya bersama Koji. Kesendiriannya membuat dia bisa lebih fokus akan kandungannya. Maya hanya memperhatikan keberlangsungan hidup janin kandungannya dan sangat antusis ingin segera mengetahui jenis kelamin anaknya ini. Maka untuk memastikan jenis kelamin anaknya, dia pun melakukan pemeriksaan USG.


“anda siap, Nyonya?” tanya dokter kandungan itu sambil mengoleskan semacam gel ke perutnya ketika Maya memeriksakan kandungannya


“ya, saya siap” kata Maya yang merasakan alat itu menyentuh kulit perutnya hingga beberapa saat


“apa dokter bisa memberitahukan jenis kelaminnya? Tanya Maya penasaran


“anda ingin bayi anda laki-laki atau perempuan?” kata dokter itu balik bertanya pada Maya yang duduk dihadapannya. Menurutnya terlalu dini bagi wanita di depannya ini untuk hamil, karena melihat tubuhnya yang mungil pastilah orang akan menyangka dia masih anak remaja


Maya berpikir apapun jenis kelamin anaknya, dia tidak terlalu mempermasalahkan. Karena yang dipikirannya hanyalah bayi ini adalah bayinya bersama Masumi, lelaki yang dicintainya. Tapi jika dia ditanya dia lebih mengharapkan bayi laki-laki atau perempuan, jujur dibenaknya dia menginginkan bahwa bayinya kelak adalah bayi lelaki yang wajahnya mirip dan setampan ayahnya. Jika bayinya itu mirip Masumi, mungkin itu bisa dijadikan pelepas rasa rindunya pada Masumi. Dengan melihat wajah tampan anak lelakinya kelak yang diwariskannya dari ayahnya yang kini jauh dari dirinya dan kemungkinan tidak akan pernah dijumpainya lagi serta mengingatkannya akan cinta yang pernah terjalin diantara mereka berdua.


“laki-laki, dokter” jawab Maya pendek


Dokter itu tersenyum, kemudian bersuara, “kalau begitu selamat. Bayimu laki-laki”


“betulkah dia laki-laki, dokter?” tanya Maya seakan meminta kepastian


“ya, laki-laki dan kau harus menjaganya baik-baik” kata dokter itu mengingatkan


“pasti, dokter .Aku akan menjaganya baik – baik” jawab Maya tersenyum senang sambil beranjak meninggalkan klinik itu



***

Maya pulang ke apartemennya yang dulu yang ditinggalinya bersama Rei dan kawan-kawan. Setelah berpisah dari Koji, Maya memang memutuskan untuk berkumpul kembali bersama teman-temannya yang semenjak dia datang ke Tokyo telah dianggapnya sebagai keluarganya.


“aku pulang” kata Maya


“hai , Maya. Bagaimana pemeriksaan kandunganmu?” tanya Rei sambil membawa baki berisi teh untuk mereka berdua


“baik, Rei dan coba tebak bayiku kelak laki-laki atau perempuan?” tanya Maya dengan riang


“ehm... sebentar..” kata Rei sambil berpikir dan melihat tingkah sahabatnya ini yang terlihat senang


“pasti laki-laki” jawab Rei dengan pasti


“Rei, kau tahu darimana anakku laki—laki?” tanya Maya yang tahu tebakan Rei ternyata tepat


“benar kan tebakanku, Maya?” tanya Rei penasaran


“iya tebakanmu tepat” kata Maya sambil mengangguk


“aku bisa menebak ini karena aku melihat dirimu yang tampak bahagia sekali. Dan beberapa kali aku melihatmu sering sekali memandangi anak lelaki di jalan jika kau berpapasan dengan mereka. Jadi aku pikir kau lebih menyukai anak laki-laki” papar Rei


“Tapi aku juga lebih senang jika kau memiliki anak laki-laki. Anak itu bisa menjaga ibunya yang ceroboh” kata Rei sambil tertawa


“ah,..Rei, kau senang sekali jika menggodaku” jawab Maya sambil merengut


“ha....ha.....ha.., setidaknya jka aku menikah nanti aku tidak merasa bersalah meninggalkanmu sendiri. Ada Masumi kecil disampingmu.......ups.....” tiba-tiba Rei terdiam menyadari ucapan yang seharusnya tidak keluar dari mulutnya ini


Keduanya terdiam


“maaf,...Maya ..aku tidak bermaksud mengingatkanmu padanya” kata Rei penuh penyesalan


Maya menggeleng. “tidak apa-apa, Rei” kata Maya pendek sambil meletakan gelas tehnya yang telah kosong


“sejujurnya aku pun menginginkan bayi laki-laki karena mungkin bayiku akan mewarisi sifat dan mirip dengan ayahnya. Aku mungkin tidak akan berjumpa lagi dengannya. Tapi aku bisa mengingatnya, dan merawat bukti cinta yang pernah ada diantara kami berdua.” Lanjut Maya sedih


“apa kau masih mencintainya?” tanya Rei


“tak usah kau jawab, aku sudah tahu jawabannya” lanjut Rei yang melihat Maya terdiam


Maya hanya tersenyum seakan menguatkan dugaan Rei


“oh..ya..sampai kapan kau akan sibuk syuting?” tanya Rei yang melihat perubahan perut Maya


“aku harus menyelesaikan syutingku hingga akhir musim semi ini. Setelah itu aku akan cuti. mereka juga tidak mungkin memintaku untuk tetap tampil di drama itu dengan kondisi perutku yang membesar” jawab Maya


Kehamilan Maya dianggap wajar oleh orang-orang. Mereka tidak tahu dengan pasti usia kandungan Maya yang sebenarnya, karena kehamilan Maya tidak terlalu besar ditambah lagi tubuhnya yang mungil. Orang-orang di lokasi syuting pun menyangka janin yang tengah berada di rahim Maya adalah darah daging mantan suaminya, Sakura Koji. Mungkin satu hal yang disyukuri Maya dari pernikahan rekayasa yang dijalaninya dahulu bersama Koji adalah bahwa pernikahan itu bisa menutupi aibnya.


Hanya 1 orang yang menduga bahwa janin yang dikandung Maya bukan anak kandung Koji. Dia adalah Kyoko Hikaru, artis yang juga turut bermain di serial drama itu. Beberapa kali Maya melihat ketidaksukaan artis itu pada dirinya,bahkan mungkin lebih tepat disebut kebencian terhadapnya. Maya tahu gadis itu cemburu pada dirinya karena dia dekat dengan lawan mainnya Shinichi Kudo. Sudah bukan rahasia lagi jika Kyoko menyukai dan mengejar-ngejar lelaki itu. Tapi melihat sikap yang diperlihatkan oleh Shinichi padanya, bisa dipastikan bahwa Shinichi tidak memperdulikan perasaan gadis itu dan menjadikan cinta gadis itu bertepuk sebelah tangan.


Jadilah Maya yang menjadi sasaran kekecewaan gadis itu. Kyoko pernah terang-terangan menyindirnya di lokasi syuting bahwa mungkin bayi yang dikandung Maya adalah hasil perbuatannya bersama Shinichi. Maya tidak ambil pusing dengan dugaan gadis itu karena orang-orang tidak akan mempercayai ucapan gadis yang tengah patah hati itu dan Kyoko mengucapkannya ketika lokasi syuting itu sepi, sehingga tidak ada yang mendengar. Maya tidak ingin memperuncing permusuhan dengan Kyoko, tapi Maya memperingatkan Kyoko agar berhati-hati dengan ucapannya itu.


Shinichi sendiri semakin hari malah semakin mengakrabkan dirinya dengan Maya. Maya menganggap Shinichi hanya sekedar lawan main yang menyenangkan dan penuh humor. Lagipula keakraban yang dibangun diantara mereka berdua di lokasi syuting bisa menambah kemudahan akting mereka di depan kamera. Maya tahu gosip kedekatannya bersama Shinichi yang dihembuskan oleh Kyoko membuat banyaknya spekulasi bahwa perceraiannya dengan Koji adalah disebabkan oleh kebersamaan mereka di lokasi syuting.


Pihak produser pun sepertinya malah mendapatkan keuntungan dari gosip itu. Selain karena memang serial drama televisi itu ceritanya bagus dan diminati oleh pemirsa televisi, keberadaan gosip itu juga semakin mendongkrak rating dan kepopuleran drama tersebut. Maka tak heran produser menangguk untung dari serial drama tersebut.


Maya sendiri seakan tidak mau ambil pusing dengan gosip itu. Dia tidak pernah menjawab kebenaran gosip itu. Dia lebih suka menjawab “NO Comment”, sehingga dia mendapat julukan artis “Miss No Comment”. Bagi Maya percuma jika dia menjawab kebenaran gosip itu. Masyarakat lebih percaya kabar burung dan gosip yang beredar daripada kabar yang sebenarnya, ditambah lagi ulah para wartawan tak pernah henti-hentinya mengorek-ngorek sesuatu yang kadang merupakan hal yang tidak terbukti benar.



***

Semakin hari semakin membuncit perut Maya. Sekarang kehamilannya telah menginjak bulan ke delapan. Puncak rahim yang berada sekitar 10 cm di atas pusar memperbesar rasa tak nyaman pada dirinya, terutama pada panggul dan perut seiring bertambah besar kehamilannya. Maya merasakan kebahagiaan saat merasakan gerakan si kecil, mulai dari denyutan halus, sikutan / tendangan sampai gerak cepat meliuk-liuk yang menimbulkan rasa nyeri yang menandakan kehidupan bayi dalam perutnya.


Maya juga merasakan gangguan aliran darah ke anggota tubuh bagian bawah yang membuat kakinya menjadi bengkak, seiring janin yang makin tumbuh membesar. Pada gangguan ringan ini, dokter menganjurkannya agar Maya lebih banyak beristirahat dengan berbaring miring sekaligus mengurangi aktivitasnya. Untunglah dia sudah tidak syuting lagi, dan menghabiskan hari-harinya dengan berolah raga ringan berjalan kaki ataupun banyak membaca buku dan majalah tentang kehamilan dan persalinan. Terkadang Maya sesekali pergi berbelanja keperluan bayinya bersama Rei.


Rei rupanya turut merasakan kebahagiaan bahwa sahabatnya ini akan segera mempunyai bayi. Rei tak kalah semangat untuk memilihkan pakaian-pakaian bayi, sarung tangan, topi dan selimut untuk bayi Maya kelak. Rei dan Maya juga sepakat untuk banyak memilih warna biru untuk perlengkapan bayi itu.
Maya juga lebih sering memeriksakan kehamilannya. Biasanya kunjungan rutin hanya sebulan sekali tapi kini diperketat/lebih intensif menjadi 2 minggu sekali. Maya ingin memastikan bahwa kondisi bayi yang akan dilahirkannya dalam keadaan sehat dan tidak lahir cacat.


***

Mendekati usia kandungannya yang kini telah mencapai minggu ke 38, usia menjelang persalinannya, Maya banyak melakukan senam pernapasan untuk menenangkan dirinya. Baginya persalinan ini bukan hanya pertaruhan nyawanya tapi juga dia bertanggung jawab akan kehidupan bayi yang akan dilahirkannya. Maka pada saat dia merasakan kontraksi di perutnya yang semakin sering setiap 5 menit sekali, Maya memutuskan bahwa inilah saatnya bayinya akan lahir. Maya menyiapkan perlengkapan untuk dirinya dan bayinya dan bersiap untuk pergi ke klinik bersalin.


Maya sebisa mungkin untuk tidak panik dan takut . Dia menyiapkan dirinya dan mentalnya untuk menjalani persalinan. Untunglah dukungan, perhatian dan kasih sayang yang diberikan oleh orang-orang terdekat , sahabatnya turut membantu menenangkannya. Mereka menghibur dirinya bahwa setelah dia melewati persalinannya dia akan menjadi ibu dan mendapatkan buah hati yang didambakannya.



***

“Aghhhhhhh..........aghhhhhhhhhhhhhh.....”


Terdengar suara wanita yang sedang menjerit kesakitan di sebuah kamar bersalin, di pusat kota Tokyo


“ayo, dorong terus nyonya, dorong....ya....... terus.................dorong “ suara dokter menyemangatinya


“saya tidak kuat lagi dokter. Saya tidak bisa..........”kata Maya yang terengah-engah untuk mendorong agar bayi dalam rahimnya dapat keluar.


“anda pasti bisa, nyonya. Ayo bayi anda sebentar lagi keluar....anda coba lagi nyonya!”kata dokter wanita itu kembali menguatkan


“aghhhhhhhhhhhhhhhh..............................aghhhhhhhhhhhh..!" suara Maya memecah kesunyian dan kali ini diiringi dengan tangisan bayi yang keluar meluncur diantara kedua kakinya.


“ya..bagus..Bayi laki-laki yang sehat. Selamat nyonya” kata dokter itu sambil membungkus bayi itu dengan kain bersih.


Maya hanya melihat dengan samar-samar sekelilingnya, dan tak lama kemudian dia tak sadar diri.


“tolong bersihkan yang baik ya suster”, kata dokter tersebut


“baik dokter” kata perawat tersebut.


Dengan cekatan bayi lelaki tersebut kemudian dibersihkan dan dirawat oleh seorang perawat dengan semestinya dan diletakan di sebuah tempat tidur kecil, keranjang bayi. Terlihat bayi mungil itu tampan dengan kulit yang putih dan rambut sedikit berwarna hazelnut.


Dokter wanita tersebut akhirnya keluar dan disambut dengan dua orang wanita yang menghampirinya.


“bagaimana keadaannya dokter?” kata Mizuki


“syukurlah, keduanya selamat. Bayinya telah lahir. Ibunya sedang tidur. Kalian tidak perlu cemas” jawab dokter tersebut


“bayinya laki-laki atau perempuan, dok?” tanya Rei penasaran


“dia bayi laki-laki yang tampan” kata dokter itu.”maaf saya permisi dulu, anda berdua bisa melihatnya kok. Asalkan tidak mengganggu” papar dokter itu lebih lanjut


“terima kasih dokter” jawab wanita itu bersamaan


Rei dan Mizuki akhirnya memasuki kamar bersalin itu.
Dilihatnya Maya sedang tidur dan bayinya sedang berbaring di keranjang bayi, menggeliat-geliat, menandakan kehidupannya.


“ah...lucunya bayi ini. Maya kau pasti bahagia memiliki buah hatimu” seru Rei sambil mengelus bayi mungil itu


Mizuki pun memandang bayi itu dan bergumam dengan sedih “Saya yakin jika Pak Masumi ada disini dia pasti senang. Bayi ini sangat mirip dengannya”


Keduanya lantas duduk dalam diam.
Entah berapa lama mereka terdiam dan menunggu ibu dan anak itu.hingga terdengar suara Maya.


“ahhhh......”kata Maya sambil mengerjapkan matanya


“Maya kau sudah bangun. Hati-hati Maya, kau jangan banyak bergerak dulu. Kau baru melahirkan.”kata Rei sambil membantu Maya untuk duduk di atas tempat tidurnya


“tenang saja, Rei aku baik-baik saja” jawab Maya dengan tenang


“ooooaaaaa....oaaa..ooaa...”


Terdengar suara bayi menangis, bersamaan dengan pintu yang terbuka dan seorang suster masuk.


“nyonya, bayi anda kelihatannya lapar. Dia ingin disusui” kata suster itu sambil meraih bayi mungil itu dan menyerahkannya pada Maya.


Bayi tersebut berpindah ke pelukan Maya. Maya terlihat kikuk, memposisikan bayi itu agar badan bayi menempel pada perutnya dan mulut bayi itu pas posisinya dengan puting payudaranya. Mulut bayi itu terlihat mencari-cari dan tak lama mulutnya menempel pada payudara ibunya. Sebagian areola payudara Maya kemudian masuk kedalam mulut bayi itu dan kemudian bayi itu menghisapnya.
Maya sedikit meringis menahan sakit dan geli, itu adalah pengalaman pertamanya menjadi seorang ibu. Tapi tak lama kemudian bayi itu tampak tenang seakan menikmati aktifitasnya yang tengah menghisap payudaranya dengan irama perlahan. Sakit yang awalnya dirasakan Maya pada puting payudaranya pun kemudian perlahan-lahan menghilang. Maya membelai rambut dan memandang bayi mungilnya, seakan mencari kemiripan bayi itu dengan dirinya.
Dia bahagia karena dia memiliki bayi. Putranya. Buah cintanya dengan Masumi Hayami. Ada perasaan sedih menusuk hatinya mengingat perpisahan mereka 9 bulan yang lalu. Perpisahan yang harus Maya rasakan dengan terpaksa.


“ah, seandainya Masumi tidak harus menikahi nona Shiory dan tidak harus pergi ke Eropa meninggalkannya, tentu dia akan berada di sini. Disisiku” bisik hatinya. Tak terasa air mata mengalir di pipinya


“ Maya......!” kata Mizuki dengan lembut.


“ aku merindukannya nona Mizuki. Aku ingin dia ada di sampingku dan anakku” kata Maya dengan terisak


“tenanglah Maya. Kau pasti kuat. Dia pasti senang jika dia tahu kau telah memberinya bayi laki-laki yang tampan seperti dia. Dan bayi ini pasti kuat,dia pasti bisa menggantikan ayahnya untuk menjagamu” kata Mizuki menenangkan.


“terima kasih, nona Mizuki” kata Maya


Mizuki telah mengetahui bahwa bayi yang dikandung Maya adalah buah hatinya bersama Bosnya dulu, Masumi Hayami. Saat itu Maya menceritakannya karena Maya yakin Mizuki orang yang bisa dipercaya dan lagipula Mizuki pernah menjadi manajernya dan mengetahui kedekatannya dengan Masumi.
Tak lama bayi dalam pelukan ibunya itu tertidur dengan damai. Lalu Mizuki membantu Maya meletakkannya kembali di keranjang bayi.


“ oh ya, besok katanya anda bisa pulang Nyonya Maya, jika dokter telah memastikan tidak ada masalah apa-apa dengan anda” kata perawat itu


“Ah, alangkah senangnya dirimu Maya. Sekarang kau takkan kesepian lagi,dan ada jagoan cilik yang akan menjagamu” kata Rei dengan riang


Maya hanya tersenyum membalas ucapan Rei.



**************************

Keesokan harinya Maya keluar dari rumah sakit itu sambil menggendong bayi dalam dekapannya. Rei menjemputnya di temani Sayaka dan Taiko.
Mereka akhirnya sampai di apartemen. Maya meletakan bayinya di keranjang bayi yang telah lama dia persiapkan. Maya tahu walaupun dia tidak bisa memberikan yang terbaik bagi putranya, tapi dia bertekad akan mencurahkan segenap kasih sayangnya pada bayi ini. Lama Maya menatap bayi itu, sampai Rei datang menghampirinya.


“Nama apa yang kau berikan pada bayimu, Maya?” tanya Rei yang ikut duduk dan memandang bayi kecil itu


“aku akan memberikan dia nama Takeshi”kata Maya


“apa kau akan mendaftarkan nama belakang nama anak itu memakai nama ayahnya atau nama mantan suamimu”tanya Rei lebih lanjut


Maya hanya terdiam, dia tidak mungkin memberikan nama Hayami di belakang nama anak itu, walaupun anak itu anak kandung Masumi Hayami dan dia tidak ingin pula mengaitkan nama anak itu dengan Sakura koji karena jelas anak itu bukan darah dagingnya.


“tidak Rei, aku tidak mungkin memakai nama keduanya. Dia hanya akan menyandang nama belakangku, Kitajima” kata Maya berusaha tegar


“aku kira juga begitu, itu yang terbaik” kata Rei sambil menepuk pundak Maya dan berlalu dari keduanya


“Takeshi.....ini Mama sayang, sekarang Mama punya kamu. Mama janji akan merawatmu dengan baik. Mungkin tidak akan ada papamu disisimu yanga menemanimu bermain, tapi kamu jangan sedih ya, ada Mama disampingmu. Mama akan sekuat tenaga menyayangimu dan memberikan yang terbaik untukmu” Maya mengucapkan kata-kata itu kepada bayi lelakinya, seakan bayi lelakinya itu telah memahami ucapannya. Sebenarnya Maya mengucapkan kata-kata itu untuk menyemangati dirinya sendiri bahwa dia yakin, dia mampu untuk merawat buah hatinya seorang diri tanpa ayah bayi itu disisinya, Masumi Hayami.


***************************

to be continue

8 comments:

Anonymous said...

it so sad
I'm cried

Anonymous said...

Masumi cepat kembali dong...kasian Maya ngurus anak sendirian..

-Mia-

Anonymous said...

huaaaaaaa......sedihna, lanjutannya jangan lama2 pengen tau reaksi masumi.......

Anonymous said...

j'éspère que Masumi va apprendre la vérité et reconnaî.tre son enfant

Anonymous said...

LANJUTKANNNNNNN :D:D:D:D

Anonymous said...

Masumi buruan sadar donk kl dirimu udah jd ayah...n buruan jmpt maya+takeshi plg kermh Hayami... Shiori buang ke laut ajaaa,g penting gt...

*theresia*

Anonymous said...

hadeeeehhhh......rumid yaaaa rumid....
shiori itu apakah siiihhhhh.....???
_tyas rani_

orchid on 26 May 2011 at 17:48 said...

huaaaaa, hiks, hiks, semangat n lanjut, hehehe

Post a Comment

Silahkan kritik, saran, sapa dan salamnya... :)

 

An Eternal Rainbow Copyright © 2011 Design by Ipietoon Blogger Template | web hosting