Saturday 14 May 2011

Fanfic TK: ‘Cos U Love You Ch 1...........

Posted by Ty SakuMoto at 19:19
‘COS  I LOVE YOU...........
(By Riema) 


                        Chapter 1: Whether it`s wrong or right

Time Setting : Setelah BETSU 22
           
Rumah Sakit :

Masumi dan keluarga Takamiya menanti dengan resah di luar Ruang ICU.
Masumi bersandar di salah satu dinding rumah sakit diliputi rasa bersalah. Berbagai macam pikiran buruk memenuhi benaknya
            Bagaimana jika Shiori tidak selamat? Akulah yang patut disalahkan. Ya, aku. Tapi, aku tak menyesal malakukan semua ini. Maaf Shiori,  aku ingin sekali mengejar kebahagiaan ku sendiri sekarang. Terlebih Maya sudah memberikan harapan baru bagi ku. Meskipun belum begitu yakin, tapi ternyata Maya mencintaiku selama ini. Paling tidak gadis itu tidak membenciku. Entahlah....
            Tak lama kemudian, dokter keluar dari ruangan, Pak Takamiya menghampiri tergesa-gesa disertai anak dan menantunya. Masumi perlahan mengikuti.
            ” Bagaimana? Bagaimana cucu saya dokter? Tidak apa-apakah?”
            “ Tidak. Untunglah segera dibawa kemari sehingga kami langsung menanganinya. Masa kritisnya sudah lewat sekarang, tapi nona Shiori masih dibawah pengaruh obat bius. Biarkan lah nona istirahat dulu, paling tidak nanti malam nona akan sadar” Semuanya menarik nafas lega.
            ” Bolehkah kami melihatnya sekarang?”
            ”Tentu, Silakan tuan. Tapi jangan lama-lama, dan sebaiknya bergantian”
            ” Baik, baik, terima kasih dokter ” Tuan Takamiya menyalami dokter tersebut
            ” Sama-sama ” Sang dokter tersenyum kemudian berlalu
Tuan Takamiya lalu masuk kedalam. Orang tua shiori dan Masumi duduk di luar kamar.
Tak lama, Takamiya keluar dan menyuruh anak dan menantunya masuk, lalu dia duduk di samping Masumi.
            ” Jadi, apa yang akan kau jelaskan sekarang? Selain yang telah kau talah katakan padaku ?”
            ” Apa yang tuan ingin saya katakan lagi? Saya mohon maaf ini harus terjadi. Tapi sepertinya saya tidak berniat merubah keputusan saya. Seperti yang saya katakan kepada cucu anda, Saya ingin membatalkan pernikahan kami. Kami tidak akan bahagia bersama sama, kemi terlalu berbeda. Hanya saja, saya tidak menyangka kalau Shiori akan mengambil tindakan seperti itu. Saya sungguh menyesal” Masumi menunduk dalam.
            ”Menyesal heh? Kau baru mengatakan akan membatalkan, cucuku sudah melakukan ini. Sekarang dia selamat, bersyukurlah kau!  Tapi lain kali, bagaimana? Apa yang akan kau lakukan?  apa kau pikirkan akibatnya pada cucuku jika kau sungguh memutuskan pertunangan kalian? Apa kau benar-benar tidak peduli padanya? ”
            ”Tuan, Aku tidak tahu bahwa Shiori adalah orang yang seperti itu. Tapi aku tidak dapat membayangkan bagaimana rasanya, hidup dengan seseorang yang jika kita mengecewakannya lantas mengancam bunuh diri. Aku tidak yakin akan sanggup hidup dalam tekanan seberat itu. Tidak akan ada kebahagiaan dalam hubungan seperti itu bukan? Saya peduli pada cucu anda Tuan, makanya Saya ingin segera memutuskan pertunangan kami. Agar Shiori tidak terus menderita karena  saya, Dan tidak akan ada lain kali. Andalah yang harus memastikan agar cucu anda tidak melakukan hal bodoh seperti ini lagi” Masumi menatap tuan Takamiya. Hatinya telah bertekad, untuk meraih harapan akan kebahagiaan dirinya dan Maya.
            ”Begitu mudahnya kau melemparkan tanggung jawabmu atas cucuku. Padahal dia melakukan ini karena dia begitu mencintaimu. Tapi baiklah, kita akan bicara lagi setelah Shiori sadar. Aku ingin dengar pendapatnya tentang apa yang baru saja kau katakan. Sekarang pergilah menengok cucuku, mungkin kau ingin melihat hasil perbuatanmu” Matanya menatap ke arah pintu kamar, dimana orang tua Shiori baru saja keluar.
            ” Baik, Sekali lagi saya mohon maaf”
===================================================================
Apartemen Maya :

            Maya terlihat bingung. Mengingat sikap Koji yang begitu dingin padanya.
            Sebenarnya apa yang terjadi Koji, apa kau melihat sesuatu yang mengganggumu di palabuhan. Apa yang membuatmu seperti ini? Aku sungguh merasa bersalah padamu, apa yang harus kulakukan? Aku membutuhkanmu, kaulah Isshin ku di panggung.
Tapi lalu berkelebat bayangan Masumi
            Pak Masumi, Isshin ku di kehidupan nyata
Kontan saja wajahnya memerah membayangkan pertemuan terakhirnya dengan Masumi di Astoria.
            Pak Masumi, memelukku begitu erat dan hangat. Seperti sangat mencintai ku. Apakah dia sudah mencintaiku selama ini? Entah mengapa aku merasa begitu. Meskipun tidak masuk akal. Tapi tubuhku merasakan perasaan cintanya, bahkan sampai sekarang aku masih mengingat perasaan itu. Tubuhku mengingat perasaan cinta itu dengan baik....
            Pak Masumi, aku ingin segera bertemu lagi denganmu. Kenapa rindu ini malah semakin menyiksa, dibandingkan saat aku belum mengetahui perasaanmu. Pak Masumi....
Aku akan selalu percaya padamu......


Kamar Rawat Shiori :

            ” Shiori......”
            ” Kakek.....” Matanya berkaca mengingat apa yang terjadi padanya.
            ” Bagaimana keadaanmu ?” Takamiya terlihat sangat khawatir
            ” Sayangnya aku baik baik saja. Entah kenapa aku tidak mati saja ” Air mata mulai mengalir di pipinya.
            ” Jangan berkata begitu Shiori, Kau akan selalu baik baik saja” katanya menenangkan
            ” Bagaimana bisa semua baik baik saja?”
            ” Kau ingin Masumi ada disini? Aku akan menelponnya jika begitu.”
            ” Tidak ! Aku tidak ingin melihatnya saat ini. Aku tidak ingin melihatnya... Apa dia mengatakan sesuatu pada kakek? Mengapa aku begini?”
            ” Hmmmm. Ya............... ” Takamiya terlihat berfikir
            ” Apa yang dikatakannya? ”
            ” Entahlah cucuku, aku tidak yakin kalau sekarang saat yang tepat bagimu mendengar  ini. Kita akan bicarakan ini setelah kau pulih, ok?”
            ” Tidak, aku ingin mendengarnya sekarang. Aku sudah siap.” Tuntutnya sambil berlinang air mata
            ” Hmm. Masumi ingin, membatalkan pertunangan kalian.” Katanya diselangi jeda yang panjang.
            ” Begitu..” Shiori menjawab tawar
            ” Shiori ? ” Takamiya cemas dengan reaksi cucunya yang begitu datar
            ” Tak apa apa kakek. Aku sudah tau akan hal itu. Bahkan perbuatan bodohku ini pun tidak akan membuat dia tetap terikat padaku. Malah mungkin dia akan semakin membenciku ”
            ” Semakin membenciku.......” Ulangnya sambil kembali menangis
            ” Tenanglah Shiori..... Apa yang kau ingin kakek lakukan?”
            ” Bawa aku pulang ! Bawa saja aku pulang ! ” Masih dengan isak tangis Shiori menjawab


Rumah kediaman Takamiya :

            Shiori berdiri di hadapan cermin di kamarnya.
            “ Kenapa....? Bagaimana Bisa.....?” pertanyaan itu terus menerus berputar dalam kepalanya. Air mata masih tampak mengalir di pipinya.
            “ Haruskah kubiarkan? Haruskah..............? Tidak ! Tidak akan kumaafkan ! Tidak akan kubiarkan! Bagaimana mungkin kalian ingin berbahagia dan membiarkan aku menderita seperti ini? Sangat tidak adil Masumi. TIDAK ADIL !!” Shiori menatap cermin penuh dendam.
            “ Aku tidak akan bertindak bodoh dengan membunuh diriku sendiri. Jika aku mati, mungkin kau akan tertawa bersama gadis itu Masumi. Dan aku tidak akan memberikan kesempatan sebagus itu pada kalian. Tidak akan pernah.”
            ” Jika aku ingin mati. Paling tidak aku akan membawa salah satu dari kalian bersamaku. ” Wajah cantiknya tampak begitu mengerikan.


Gedung Daito :

Sudah 2 jam Masumi duduk di kantornya, mengadapi laptop dan setumpuk dokumen di mejanya. Tapi tak sedikitpun ada minat untuk menyentuh pekerjaan tersebut. Pikirannya melayang membayangkan Maya.
            Maya
            Aku sangat mencemaskanmu, apa jadinya jika aku membuka perasaanku padamu. Aku sangat menginginkanmu, Tapi akupun takut akan akibatnya padamu.
Tapi aku tak tahan lagi, aku begitu merindukanmu. Cukup sudah penantianku, aku tak sanggup lagi. Lalu aku harus bagaimana........
Masumi meremas rambutnya. Teringat kembali percakannya dengan Kepala keluarga Takamiya, sebelumnya
            ” Masumi, aku sudah bicara dengan Shiori. Tapi sepertinya, cucuku tidak bisa menerima keputusanmu yang sepihak seperti itu. Maka aku tidak bisa menyetujuinya”
            ” Maaf Tuan, tapi keputusanku bukan untuk disetujui. Aku sama sekali tidak menginginkan pernikahan itu, bukankah aku sudah menyampaikannya dengan sangat jelas? Masumi menjawab tegas.
            ” Aku mengerti, disatu sisi aku ingin menyudahi ini. Biarkan semua selesai seperti ini, karena aku bukanlah tipe pemaksa. Tapi disisi lain, aku sangat menyayangi cucuku . Dia adalah cucuku satu-satunya. Apa yang kau harap aku lakukan melihatnya menagis sepanjang hari. Dia bahkan terus mengunci diri di kamarnya sepulang dari rumah sakit.
            Satu satunya tanda bahwa dia masih hidup adalah isak tangisnya. Apa yang kau harap aku lakukan? Kau pikir aku tega mendengarnya?” Takamiya terdengan sedih
            ” Aku tau, sekali lagi aku katakan aku sangat menyesal. Tapi tak ada yang dapat kulakukan. ”
            ” Begitu ya. Tidak bisakah kau melupakan gadis itu saja Masumi? Cucuku sangat mencintaimu. ”
            ” Gadis itu? ” Masumi tersentak
            ” Ya. Shiori menceritakan tentang gadis yang kau cintai itu. Apa lebihnya dia dibandingkan cucuku? Kenapa kau memilih dia dan bukan cucuku?”
            “ Maaf  Tuan, tapi sepertinya itu bukanlah hal yang patut saya ceritakan pada Tuan. Yang perlu Tuan ketahui, Saya mencintai gadis ini jauh sebelum saya mengenal Shiori. Hanya itu saja yang dapat saya katakan.”
            ” Baik, paling tidak aku sudah mengusahakan yang terbaik untuk cucuku. Dan aku yakin, ancaman pembatalan kerjasama Takamiya dan Daito pun pasti tidak akan mengubah keputusanmu. Benar begitu? ”
            ” Ya. Anda benar. Jika anda yakin dengan Daito, Saya yakin anda akan bersikap profesional tentang kerjasama kita ” Masumi menjawab tenang
            ” Kepercayaan diri yang luar biasa. Dengan sikap profesionalku aku mengagumimu. Tapi maaf, aku sedang tidak ingin bersikap profesional jika menyangkut cucuku. Aku hanya minta kau jaga gadismu itu baik-baik. Kita tidak tau apa yang bisa terjadi bukan? Kecelakaan terjadi sepanjang waktu, dan bisa terjadi dimanapun. Sayonara.!”
Disebrang sana telepon sudah ditutup, tapi Masumi masih mencengkram gagang telepon dengan erat. Wajahnya tampannya memerah mendengar ancaman halus Takamiya tersebut.
            ” Pak , Pak Masumi ! ” Panggilan Mizuki menyadarkan lamunan Masumi
            ” Ah. Ya ? Ada apa Mizuki ?” Masumi terlonjak
            “ Maaf aku mengagetkan anda Pak. Tapi aku membutuhkan dokumennya sekarang, bisakah anda menandatanganinya segera? ”
            ” Ng. Yang mana? ” Masumi terlihat bingung, membuat Mizuki heran
            ” Saya sudah menyimpannya di tumpukan paling atas Pak ” Katanya sambil mengambil dokumen yang dimaksud. Membukanya dan menyimpannya di hadapan Masumi.
            ” Silakan, ”
            ” Oke ” Dengan patuh Masumi menandatanganinya
            ” Terima kasih Pak. Adakah yang bisa saya bantu lagi?”
            ” Tidak, kenapa kau bertanya begitu ”
            ” Tidak apa-apa, hanya saja anda terlihat agak tidak biasa hari ini ”
            ” Tidak terima kasih. Aku akan memanggilmu jika membutuhkan bantuan. ”
            ” Baik Pak. Tapi sebaiknya, anda tanda tangani dulu semua dokumen itu sebelum mulai melamun lagi. Jadi aku tidak perlu menginterupsi anda lagi ” Katanya sambil keluar ruangan. Masumi hanya bisa mendelik menghadapi sekertarisnya yang kritis itu.
Diraihnya gagang telepon dan menekan nomornya cepat-cepat.
            ” Hijiri, temui aku ! ”
            ” Baik, ditempat biasa setelah makan siang. Aku tunggu !”

===================================================================

Tempat parkir Gedung Daito

            Masumi bersandar pada tiang bangunan, sambil menghisap rokoknya. Dekat kakinya, puntung rokok bertebaran. Wajah tampan itu terlihat gundah, memikirkan sesuatu.
            ” Siang Tuan...... ” Hijiri menghampiri, sambil melirik ke lantai
            ” Hmm.... Hijiri..... ”
            ” Rupanya Tuan menunggu saya begitu lama,  sampai menghabiskan rokok lebih daripada semestinya, Kurang baik untuk kesehatan anda. ”
            ” Tidak cukup lama untuk memberikanku waktu berfikir. Terima kasih atas perhatianmu ”
            ” Jadi, apa yang bisa saya bantu kali ini Tuan ? ”
            ” Sebaiknya kuceritakan padamu yang sebenarya terjadi. ” Masumi terlihat berfikir
            ”Aku sudah mengungkapkan perasaan ku pada Maya, yah..... kurang lebih begitulah ”
            ” Sungguh ? Apa anda mengungkap jatidiri mawar ungu ?”
            ”Tidak. Tidak sejauh itu. Hanya saja, kami sudah saling mengetahui perasaan kami.”
            ”Perasaan kalian? Maksudnya, anda juga sudah tau bagaimana perasaan gadis itu pada anda ? ” hijiri tampak penasaran
            ” Ng.... ya. Anehnya, dia membalas perasaanku. Malah bisa dikatakan, dialah yang  yang lebih dulu memberitahukan perasaannya padaku.
Hm. Benar benar anak yang berani, dari dialah aku mendapat keberanian yang sama.” Sekilas terbayang wajah Maya saat berakting di geladak kapal Astoria.
            ” itu berita yang sangat menggembirakan Tuan, saya ikut senang mendengarnya. Lantas apa masalahnya ? ”
            ” Masalah katamu? Sangat komplex. Kau tidak lupa status ku dengan Shiori bukan? Kau juga tidak lupa siapa Shiori itu bukan ? ” Hijiri mengangguk penuh maklum
            ” Aku sudah membatalkan pertunanganku dengan Shiori. Seperti yang kau kira, dia menolak. Malah berusaha membunuh dirinya sendiri. Dan pagi ini, aku menerima ancaman halus dari drektur utama Takamiya. Yang aku khawatirkan adalah, dia mengancam Maya. ” Masumi menghisap rokoknya dalam, lalu menghembuskannya kuat-kuat.
”Kau tau aku tak peduli jika nyawaku terancam, itu sudah sangat biasa bukan? Tapi ini Maya, orang yang terpenting dalam hidupku. Aku tak akan membiarkannya....” Tangan Masumi mengepal penuh amarah.
            ” Saya mengerti Tuan. Saya akan menjaga Maya dengan baik. Lebih dari pada biasanya. Saya akan menjaganya untuk anda “
            “ Seperti selama ini bukan, Hijiri. Dan aku akan selalu mempercayaimu. Jagalah dia untukku. Karena sebentar lagi, aku akan banyak bertindak. Dan mungkin aku tidak bisa bertemu dengannya dulu.”
            ” saya mengerti ”
            ” Tapi sebelum itu, aku sangat ingin bertemu dengannya. Aku sangat merindukannya. Bagaimana ini Hijiri? ” Masumi menerawang
            ” Jangan terlalu dipikirkan, temuilah dia. Saya akan memastikan semua aman ” Hijiri tersenyum pasti
            ” Hm. Seperti biasa, selalu bisa kuandalkan. Terima kasih...”


Di luar  studio KIDS
Dalam mobilnya, Masumi duduk terpekur penuh keraguan.
Apa yang sebenarnya aku lakukan disini. Mengajaknya kencan? Ugh, hanya ingin mengajaknya makan siang mengapa begitu sulit. Aku tak punya keberanian sepertimu Maya, aku sungguh bodoh. Masumi yang katanya hebat ini ternyata hanyalah seoramg pengecut.
Tak lama, dilihatnya maya keluar dari studio. Wajah gadis yang sangat dirinduinya itu memberinya semangat. Disambarnya ponselnya dari dashboard
” Mizuki ? ya, ini aku. Tidak tidak ada apa apa. Aku hanya mau bilang, aku tidak akan kembali ke kantor. Aku ada urusan penting.
Apa ? apa kau orang tuaku sehingga aku harus mengatakan padamu kemana aku akan pergi? Sudahlah, kau urus saja semuanya oke? Baik, aku akan menghubungimu jika perlu sesuatu. Terima kasih.”
Dilemparnya kembali ponselnya, matanya mengawasi Maya. Begitu Maya sudah berjalan agak jauh dari studio, Masumi menjalankan mobilnya menghampiri Maya.
” Maya ! ” Panggilnya, seraya menurunkan kaca mobilnya
” Pak Masumi? Apa yang anda lakukan disini?”
” Tidak ada, bisakah kau masuk dulu ?” dibukakannya pintu untuk Maya
” Baiklah !” Sahut Maya cepat, lalu masuk ke mobil
” Kau sudah makan siang Maya? ” Masumi bertanya tanpa menoleh.
” Ngg. Belum. ” Masih merasa canggung mendengar namanya terucap dari mulut direktur muda itu
” Maukah kau menemaniku makan siang ?” Masih tanpa menoleh.
” Tentu....... Tentu saja....... ” Jawab Maya heran, kenapa Masumi sama sekali tidak mau melihat ke arahnya
Apa pak Masumi marah padaku. Apa dia membenciku?
“ Kau ingin makan apa Maya? ”
” Terserah anda saja ! ”
” Tidak, aku akan makan apa yang kau ingin makan ”
Pak Masumi
” Baik, tapi anda harus melihatku dulu. Mana mau aku makan dengan orang berwajah masam begitu? Bisa bisa selera makanku hilang ” Maya cemberut.
” Ha ha ha. Maya maya, kau ini ada ada saja. Jadi sekarang, wajahku ini penghilang selera makan? Baiknya kau datang padaku saat sedang diet Maya”
“ Anda malah tertawa. Kalau anda tak mau melihatku, kenapa anda datang menjemputku? Itu sangat mengesalkan tau ! “ ujarnya bersungut sungut.
Yah, kenapa aku datang kesini? Karena aku sangat merindukanmu Maya. Tapi jika aku melihat wajahmu sekarang, aku takut aku tidak sanggup berpaling lagi. Ugh betapa lemahnya aku..
“ Pak Masumi........ kenapa anda malah melamun ? Kalau tak suka bersamaku, anda bisa menurunkan aku disini ! “
“ Maaf, maafkan aku Maya ...... “ Masumi menoleh
” Aku hanya, hanya begitu merindukanmu. Sampai tak tau harus berbuat apa. Tau tau aku sudah ada disini. Aneh kan ?” masumi tersenyum. Sementara Maya, kontan tersipu mendengar jawaban Masumi.
” Jadi, kau ingin makan apa ?”
” Apa anda suka burger? Karena aku sedang ingin makan burger dan kentang goreng. Bolehkah? ”
” Hm. Selalu suka burger hah? Oke, apapun maumu mungil ” Masumi bergegas mengarahkan mobilnya ke salah satu restoran cepat saji terdekat
” Mungil lagi ? ”
” O Ow. Maaf, Maya. “
“ Aku ingin makan siang di taman, apa anda tidak keberatan?
“ Tentu tidak. Kan sudah kubilang, aku akan mengikutimu hari ini. Betapa pun konyolnya permintaanmu. ”
” Konyol ? apa menurut anda, aku akan mungkin meminta sesuatu yang konyol? ” wajah Maya memerah.
” Entahlah, siapa yang tau...... ” Masumi menahan senyumnya, lalu memasuki antrian drive thru.

Taman :
Maya dan Masumi duduk berdampingan di ayunan. Hati mereka berfikir, betapa anehnya jika ada orang yang melihat mereka. Direktur muda Daito? Berduaan dengan gadis kecil di ayunan taman? Oh, yang benar saja…Sejak kapan Masumi Hayami berubah profesi jadi baby sitter…
Hijiri yang mengamati di mobilnya dari jauhpun tersenyum.
            “ Seharusnya kau makan lebih banyak dari itu Maya. Kau butuh banyak tenaga ekstra, bukankah jadwal latihanmu sangat padat belakangan ini?”
            “ Ng. Seharusnya begitu. Tapi aku sedang tidak punya lawan main, jadi jadwalku agak longgar “ teringat lawan mainnya, Maya terlihat muram.
            “ yah, aku sangat menyesal tentang hal itu. Apa kau sangat mengkhawatirkannya?” Wajah Masumi mengeras, dan tangannya terkepal di tali ayunan.
            “ Ng. Ya, tentu saja. Dia lawan main yang penting. Aku mencemaskannya, hanya sebagai seorang teman . Jika itu maksud anda ” Maya tidak mau Masumi salah paham tentang perasaannya pada Koji
            ” Ya, tepat sekali. Itulah yang maksudku ” Wajahnya mengendur
            ” Katamu tadi, latihanmu sedang longgar.................. Bagaimana kalau kau tidak kembali kesana? Apakah Pak Kuronuma akan memarahimu?” Masumi bicara ragu-ragu.
            ” Entahlah, mungkin tidak jika aku mengabarinya dulu. Memangnya kenapa?” Maya menatap Masumi malu-malu
            ” Aku pikir, kalau kau mau........ Aku ingin kau menemaniku hari ini. Bisakah?” Masumi balas menatap Maya
            ” memangnya, apa yang ingin anda lakukan sekarang? ”
            ” Entahlah, nonton mungkin? Adakah film yang ingin kau tonton?” mereka masih bertatapan
            ” Tidak terlalu........... tapi baiklah, aku akan menemani anda ” Maya berpaling, merasa jengah akan tatapan Masumi yang menusuk.
            ” Sungguh ? Kau mau Maya ? ” Maya mengangguk cepat. Masumi terlihat lega. Entah kenapa hatinya masih saja tidak percaya dan takut bahwa gadis itu akan menolaknya, hingga fakta-fakta remeh saja mampu melambungkan hatinya.
Mereka kemudian bergegas ke bioskop, setelah sebelumnya Maya menelepon Studio Kids. Masumi sengaja memilih gedung bioskop yang tidak mencolok, khawatir akan ada orang yang melihatnya bersama Maya. Masumi tau, bukanlah pilihan yang bijak baginya menghabiskan waktu bersama Maya sekarang ini.
            ” Filmnya sudah mulai Pak Masumi...... ”
            ” Tidak apa. Itu bagus. Ayo masuk...”
Mereka duduk berdampingan. Di pegangan kursi, Masumi meraih tangan Maya dan menggenggamnya.
            Pak Masumi
Maya menoleh, tapi Masumi tadak mengalihkan pandangannya dari Layar.
” Kau nyaman tidak? ” Masumi berbisik di telinga Maya. Membuat gadis itu tersipu dan menganguk malu.
Maya membiarkan tangannya ada dalam genggaman Masumi, terkadang Masumi meremas tangannya lembut. Bagaimanapun juga, Maya menyukainya. Tangan Masumi begitu hangat, dan Maya merasa nyaman karenanya.
            ” Setelah ini, maukah kau ikut denganku? ” Masumi berbisik lagi
            ” Aku ingin mengajakmu ke Izu, kalau kau bersedia” Lanjutnya
            Pak Masumi
Maya menoleh lagi, ternyata Masumi tengah menatapnya. Di bawah cahaya temaram, mata Masumi memancarkan kehangatan.
            ” Tentu saja aku mau....... Pak Masumi ” Maya tersenyum bahagia
            ” Terima kasih.......” Masumipun tersenyum.
Sepanjang pemutaran film itu, tak sekalipun Masumi melepaskan tangan Maya. Bahkan, seolah tak akan melepaskannya lagi.


Dalam perjalanan ke Semenanjung Izu, mereka tidak banyak berbicara. Masumi mengendarai mobilnya seolah terburu waktu. Mereka hanya berhenti sebentar untuk makan malam dan membeli sepasang baju ganti untuk Maya , kemudian bergegas melanjutkan perjalanan.
Karena memang tak banyak waktu lagi, paling tidak untuk sementara waktu Masumi tidak ingin terlihat bersama Maya. Dia akan bertindak sendiri.

            ” Kita sudah sampai Maya. ” Masumi turun dari mobilnya, lalu membukakan pintu untuk Maya
            ” Mari.......... ” Masumi mengulurkan tangannya, Maya menyambut uluran tangan itu perlahan....
            ” Terima kasih ” Sepertinya Maya tidak bisa berhrnti tersipu hari itu. Masumi terus menerus membuatnya malu.
            ” Selamat datang di tempatku Maya. Disinilah, mungkin kau akan melihat sisi lain dari Masumi Hayami ” Mereka menaiki beberapa anak tangga menuju pintu villa
            ” Aku sangat menantikannya, Masumi Hayami yang sebenarnya” Maya menantang mata Masumi, Masumi tersenyum simpul.
Maya mengikuti Masumi memasuki villa. Diperhatikannya sekeliling villa itu. Untuk ukuran Direktur Daito, Villa itu tidaklah terlalu besar dan mewah. Mungkin begitulah Masumi yang sebenarnya, pikir Maya.
            ” Seperti yang kau lihat, hanya ada aku... 
            ” Seperti yang anda lihat, akupun sendiri....... ” Maya mengangkat tangannya, Masumi terkekeh.
            ” Aku minta maaf. Aku tidak merencanakan kedatangan kita kali ini. Jadi mungkin aku belum bisa menyambutmu dengan layak, seperti janjiku. ” Masumi mengajak Maya berkeliling
            ” Tidak apa Pak Masumi, aku senang anda  mau mengajakku kesini. Ke tempat yang begitu penting untuk anda ” Matanya sedikit muram membayangkan Shioripun pernah berada disini, itu tak luput dari pehatian Masumi.
            ” Kau tidak perlu takut padaku Maya...” Masumi salah mengartikan
            ” Aku tidak takut pada anda ! “
            “ Tentu saja, kau gadis pemberani. Siapa yang tidak tahu itu !” Masumi terbahak
            ” Baiklah Maya, mungkin kau ingin ,membersihkan diri dulu. Kamar mandinya ada di dalam kamar.” Masumi mengantarkan Maya ke dapan sebuah pintu di lantai dua.
            ” aku akan ke kamrku di sebelah, kemudian aku akan menunggu di bawah. Kalau kalau kau perlu sesuatu ” Masumi berbalik meninggalkan Maya, lalu masuk ke kamarnya sendiri.

Teras balkon itu menghadap laut, sekilas tampak curam. Tapi pemandangan yang terlihat sungguh luar biasa. Samudera Pasifik yang luas terbentang sejauh mata memandang. Dan gugusan bintang pun sedang indah indahnya dimalam cerah itu.

Masumi tampak duduk di lantai beralaskan karpet tebal. Pria berbadan tegap itu sudah mengganti baju kerjanya dengan kemeja santai yang ringan. Lengannya digulung hingga ke siku, beberapa kancing kemejanya dibiarkan terbuka. Membuat dadanya yang putih dan bidang terlihat sebagian.
            ” Pak Masumi.......” Maya berdiri canggung di belakang Masumi yang tengah menatap bintang.
            ” Maya, duduklah disampingku...... ” Masumi menoleh. Dilihatnya Maya mematung, rambutnya basah tergerai.
Maya menghampiri dan duduk di samping Masumi, aroma rambut dan tubuhnya terasa menyegarkan di hidung Masumi. Masumi menghirup udara dalam dalam.
            ” Luar biasa....... Bintangnya indah sekali Pak Masumi...... ” Maya menatap langit
            ” Ya,..... Rasanya kita cukup sering melihat bintang bersama. Ya kan Maya? ”
            ” Iya Pak Masumi........ ” Maya teringat kampung halaman bidadari merah. Dan entah kenapa, tiap keli mengingat kampung halaman bidadari merah tersebut, Maya selalu teringat lembah Plum. Dimana dia menghabiskan semalam bersama Masumi Hayami.
            ” Kenapa kau melamun ? ”
            ” tidak. Aku hanya teringat lembah Plum. Sayang sekali kita tidak bisa pergi kesana lagi ” Sebenarnya yang ingin dikatakannya adalah tentang kejadian di kuil tua di lembah plum itu
            ” Ya. Sayang sekali.... ” Masumi pun langsung teringat malam itu di kuil tua di lembah plum.
            ” Kalau boleh aku bertanya Maya? Apakah kau masih membenciku?” alih alih menatap Maya, Masumi malah meraih tangan Maya dan memainkan jari-jarinya
            ” Eh ? Tidak.....Sama sekali tidak. Kupikir perasaanku sudah cukup jelas bukan? ” Maya merasa gugup dan gemetar.
            ” kau kedinginan Maya ? Tanganmu dingin sekali.Aku akan mengambil selimut untukmu ” Masumi hendak berdiri, tapi Maya menahan tangannya
            ” Tidak. Bisakah anda......... memelukku saja? Seperti saat di lembah plum?” Maya menatap Masumi lekat lekat. Masumi tercekat, mata gadis itu jauh melihat ke dalam hatinya. Betapa inginnya Ia memeluk Maya saat ini
            “ Kemarilah Maya... “ Masumi membentangkan tangan dan menarik Maya ke dalam pelukannya .
Beberapa saat keduanya terdiam, menikmati moment indah itu. Jantung keduanya berdegup keras. Pipi Maya menempel di dada Masumi, terasa panas .
            “ Kau merasa nyaman? “ Masumi mempererat pelukannya. Di dadanya Maya mengangguk.
            ” Waktu di lembah plum, apakah kau senyaman ini? Maksudku, apakah kau sudah menyukaiku? ” Masumi bicara terbata-bata
            ” Anda tidak sadar? Aku menyatakan perasaanku pada anda bukan?”
            ” Maksudmu?”
            ” Aku memberikan setangkai bunga plum bukan? Aku maksudkan itu sebagai tanda bahwa perasaanku bersemi di lembah Plum. Tidakkah anda memahami itu?” Maya mendongakkan kepala. Wajahnya memanas karena begitu dekat dengan wajah Masumi,
            ” sejujurnya, aku sempat memikirkan kemungkinan itu. Tapi aku pikir, sangat tidak masuk akal jika kau jatuh cinta padaku bukan? ” Masumi menelusuri wajah Maya dengan ujung jarinya.
            ” Ugh.. Ternyata anda begitu bodoh... Siapa sih yang bilang kalau direktur muda Daito itu jenius bertangan dingin? Nyatanya dia hanya orang yang tidak bisa mengerti persaan orang  lain” Maya memberengut. Membuat Masumi terbahak hingga terguncang.
            ” Maafkan aku Maya. Aku memang sangat bodoh. Tapi aku tak berani berharap. Apalagi membayangkan ada di sini bersamamu. Mimpipun aku tak berani ” ditelusuri kembali wajah Maya yang bersemu.
            ” Tapi aku disini sekarang kan Pak Masumi? Akupun tak pernah berharap anda bisa menyukaiku. Memangnya siapa aku ini? Gadis bodoh yang tidak cantik dan tidak bisa apa-apa. Aku heran kenapa anda bisa menyukaiku...”
            ” Ssstttt. ” Masumi meletakkan ujung jarinya di bibir Maya
            ” aku selalu menyukaimu. Tak peduli siapa dirimu. Aku mencintaimu Maya.”
            ” A..... aku juga mencintai anda. Tak peduli masa lalu, usia dan status anda. Aku mencintai anda ” ujar Maya setengah berbisik
            Ah Maya....... Bagaimana mungkin ini terjadi padaku. Kebahagiaan yang terlalu berlebihan. Aku takut Maya. Tolong jangan bangunkan aku andai ini hanya mimpi.
Masumi mendekatkan wajahnya ke wajah Maya hingga ujung hidung mancungnya menyentuh hidung Maya. Mata Maya membesar kaget....
            ” Maya, apakah kau tidak ingin menutup matamu? ” Masumi berbisik
            ” Aku? Kenapa ? ” Katanya di sela debaran jantungnya yang tak menentu. Masumi tersenyum maklum.
            ”Tidak, hanya saja. Seperti seolah-olah kau akan menamparku saja kalau kau melotot begitu ” Masumi terkekeh, seraya mendekatkan lagi wajahnya. Hidungnya menggelitik hidung Maya, membuat Maya jengah dan membebaskan wajahnya dari tangan Masumi.
            ” Pak Masumi, anda membuat aku malu........” Maya menyurukkan wajahnya ke dada Masumi. Dan bersikeras tak mau mengangkat wajahnya.
            ” oke, aku minta maaf...... ” Tangannya menelusuri garis punggung Maya
            ” Pak Masumi, aku baru sadar. Wangi anda enak sekali..... ” Maya mengangkat wajahnya sedikit.
            ” Ha ha ha Maya. Itu orisinil sekali. Begitukah menurutmu ? kau menyukai bauku ?”
            ” mm- hm ” Maya mengangguk.
            ” Dan, aku heran. Anda lelaki, tapi kulit anda halus sekali ” Jari telunjuk Maya menyusuri pangkal leher Masumi, membuat pola-pola lingkaran di dada Masumi yang setengah terbuka. Membuat kuduk Masumi meremang.
            ” Ehm .. Maya... Bisakah kau tidak melakukan itu? ” Masumi mendehem
            ” Apa ? ” Maya mendongak menatap wajah Masumi yang memerah
            ” jangan nakal oke?” Masumi meraih tangan Maya yang masih tertahan di dadanya, dan mengecupnya lembut.
            ” Apa sih maksud anda ? Apakah tidak menyenangkan? ” Maya terlihat bingung, Masumi tertawa geli.
            ” Tidak, itu terlalu menyenangkan Maya. Sudahlah, Aku akan mengambil minum untuk kita. Udaranya sudah agak dingin kurasa ” Masumi melonggarkan pelukannya dan bangkit berdiri.
            ” Tapi aku tidak merasa kedinginan........ ” Maya bangun mengikuti Masumi
            ” Omong omong Maya, apa kau sudah menelepon teman sekamarmu? ” Masumi masuk ke mini Bar.
            ” Oh ~! Aku lupa ! Rei pasti khawatir..... Bagaimana ini ?” Maya uring-uringan
            ” Telepon saja dia Maya, kenapa kau ribut begitu ? ”
            ” Tapi apa yang harus kukatakan ?”
            ” Apapun yang ingin kau katakan.......” Masumi tersenyum
Maya menghampiri telepon
            ”Hallo Rei....... Ya ini aku. Maaf, aku tidak bisa pulang malam ini.”
            ” Maaf, maaf. Aku akan mengatakannya kalau kau janji tidak banyak tanya, kau janji ?”
            ” Aku sedang bersama Pak Masumi......... Rei Rei.... kau kan sudah janji ”
            ” Baik....... aku akan hati-hati. Aku akan pulang besok siang oke? Baik aku janji ” Maya lalu menutup teleponnya.
            ” Apa katanya?” Masumi duduk di kursi mini barnya.
            ”Tidak apa-apa dia hanya khawatir ” Maya berdiri di samping Masumi. Meskipun berdiri, posisinya hanya sedikit lebih tinggi dari Masumi
            ” Silakan........ Kau bisa minum alkohol kan mungil?”
            ” Jangan panggil aku mungil lagi, aku sudah bisa minum alkohol ” Maya menyambar gelas dari tangan Masumi
            ” Cheers...... Untuk calon bidadari merah ” Masumi mengangkat gelasnya
            ” Cheers..... Untuk Direktur muda Daito yang bodoh ! ” keduanya tertawa dan meminum isi gelasnya sekali tenggak.
            ” Maya........ setelah malam ini, untuk sementara waktu. Kita tidak bisa bertemu dulu. Apa kau tidak apa-apa? Banyak hal yang harus kuselesaikan” Masumi memainkan gelasnya
            ” Tidak baik untukmu jika kita terlihat bersama sementara ini”
            ” Aku mengerti Pak Masumi. seperti kata anda , aku akan tetap percaya ” Maya menjawab pelan, sedih rasanya membayangkan tidak bertemu Masumi. Mendengar nada sedih itu, Masumi berbalik menghadap Maya. Tangannya yang besar merangkum wajah Maya.
            ” Itu yang kuharapkan. Karena mungkin beberapa hari kedepan, kau akan banyak mendengar berita tentang aku. Aku tak peduli pendapat orang lain, hanya kau. Hanya kau yang kuharap percaya padaku. Apapun yang kau dengar dan kau lihat, percayalah hanya padaku. Kau mengerti ?” Dalam genggaman tangannya, Maya mengangguk.
            ” Dan aku akan menunggumu, menunggumu lebih dewasa... ”
            ” Apakah sekarang aku belum cukup dewasa untuk anda Pak Masumi? ” Matanya menatap sendu. Tangan Masumi memanas, hingga Maya berfikir Masumi demam. Tapi Maya memutuskan untuk diam saja.
            ” Hmm. Masumi membelai wajah Maya lembut. Sebelah tangannya turun ke bahu Maya, menelusuri lengan Maya perlahan, berhenti di pergelangan tangan dan menggenggam tangan mungil tersebut. Maya merasakan panas dikulit nya. Dengan tangannya yang masih menempel di leher Maya, Masumi menarik kepala Maya mendekat. Kali ini Maya memejamkan mata. Masumi mencium bibir maya perlahan, sangat lembut dan hati hati
            ”Nyaman tidak?” Bisiknya di di sela-sela ciumannya. Masumi begitu khawatir gadis itu merasa tidak nyaman dan ketakutan. Karena tubuh Maya terasa bergetar.
            ” Mm- hm ” Maya mengangguk pelan. Masumi mencium Maya lagi, kali ini lebih dalam, lebih rakus. Maya serasa melayang.
            ”Apapun yang terjadi Maya, kau harus tau. Aku mencintaimu. Apapun yang kulakukan, kulakukan karena aku mencintaimu. Tak peduli benar atau salah” Masumi berbisik di telinga Maya
           Aku tau Pak Masumi. Aku juga mencintai anda. Tak peduli itu benar atau salah.



9 comments:

Anonymous said...

waw...suka...masih bersambung atau ngga ya?penasaraaannn......

Widiya on 14 May 2011 at 20:54 said...

teruskan hahaha........

Anonymous said...

tita said:
haii Lam kenaL..
woww.. kerrenn bgt ceritanya.. i Like it.. thankz yaa sist karya nya dah dipubLish dan dibagi_in kekita-kita..

Anonymous said...

bagus sayyyy lanjutin updatenya yaaa.....

Anonymous said...

ditunggu lanjutannya..... sukaaaaaaaa banget

Dee Na said...

aku mencintaimu, tak peduli itu benar atau salah...(jd merinding....)

Anonymous said...

”Apapun yang kulakukan, kulakukan karena aku mencintaimu. Tak peduli benar atau salah”

sukaa buanggettss ma kalimat ini, bkin penasaran aj..
lanjutannya donk sist..

Anonymous said...

yg ini Masumi banget, keren sist..!!

dian wurdhani on 5 April 2013 at 19:35 said...

Momie...aku baru tau kalau mom bikin cerita juga...keren...

Post a Comment

Silahkan kritik, saran, sapa dan salamnya... :)

 

An Eternal Rainbow Copyright © 2011 Design by Ipietoon Blogger Template | web hosting