Friday 27 May 2011

Fanfic TK : Destiny 5

Posted by Tati Diana at 10:22
* DESTINY*

(by Tati Diana)

Setting : 5 tahun setelah kelahiran
catt: nama ayah Shiory adalah rekaan, jika tidak tepat mohon dimaafkan

Chapter 5: Kembali Ke Jepang


*London, Inggris


Masumi termenung seorang diri di ruang pribadinya. Dia memandangi langit yang tak berbintang dari jendela di ruangan tersebut. Hanya detak jam dinding di ruangan tersebut yang sayup-sayup terdengar mengisi keheningan malam itu. Masumi mengingat segala yang terjadi pada dirinya. Pernikahannya dengan Shiory yang tak pernah dia harapkan. Dia hanya menikahi Shiory diatas kertas, tetapi dia tidak pernah melaksanakan kewajibannya sebagai seorang suami. Di malam pernikahan mereka Masumi telah menegaskan hal itu pada Shiory, bahwa dia hanya mempunyai kewajiban untuk menikahi Shiory tetapi tidak mempunyai kewajiban bahwa dia harus mencintai Shiory ataupun menjadi suaminya. Dia menegaskan bahwa dahulu dia hanya mempunyai satu cinta untuk Maya, dan ketika dia merasakan sakit akan cinta yang dimilikinya terhadap wanita itu, dia bersumpah bahwa dia takkan pernah menyisakan cinta untuk siapapun, sudah tiada lagi cinta di hatinya. Dia tidak ingin mencintai dan tidak berharap lagi untuk dicintai oleh siapapun. Masumi berpikir lebih baik hidup tanpa perasaan, agar dirinya pun tidak pernah lagi merasakan rasa sakit seperti yang pernah dialaminya.




Masumi dan Shiory tinggal disatu rumah dengan kamar yang berbeda. Walaupun mereka kadang pergi berdua untuk menghadiri acara-acara resmi, tetapi hal itu sekedar menegaskan dan memperlihatkan pada orang luar bahwa ada ikatan pernikahan di antara mereka. Tetapi jika acara telah usai dan kembali ke rumah mereka, mereka membuka topeng masing-masing dan acuh satu sama lain. Shiory pun menyadari posisinya, Shiory menyadari ternyata anggapannya salah. Masumi walaupun telah jauh dari Maya ternyata tidak bisa berpaling padanya dan mencintainya. Tapi shiory tidak menyesal, dia merasa telah memenangkan pertandingan dari Maya dan memiliki Masumi sebagai suaminya. Bagaimanapun ego dalam dirinya takkan pernah mengijinkan dirinya dikalahkan oleh seorang gadis miskin dan bodoh seperti Maya Kitajima dan membiarkan gadis itu merebut tunangan tampannya itu. Pada awalnya Shiory berusaha untuk memenangkan hati Masumi tapi nampaknya dia tidak cukup kuat untuk meruntuhkan hati lelaki itu. Maka ketika Masumi tenggelam dalam pekerjaannya, tidak menganggap dirinya sebagai istrinya dan semakin mengacuhkannya, Shiory pun akhirnya berkompromi dengan keadaan, Shiory mengikuti permainan Masumi untuk tidak menganggap lelaki itu sebagai suaminya. Shiory merasa layak untuk mencari kebahagiaan dan kasih sayang yang tidak didapatnya dari suaminya, dan mendapatkannya dari lelaki lain.


Ditengah kekecewaannya, kondisi kesehatannya semakin memburuk hingga akhirnya sang ajal menjemput wanita tersebut setelah 1 tahun pernikahannya. Bukan penyakitnya itu yang menyebabakan kematiannya tetapi kecelakaan lalu lintas yang merenggut ajalnya. Shiory meninggal ketika tengah bersama kekasih gelapnya, yang juga merangkap sebagai dokter pribadinya . Masumi tahu Shiory membunuh rasa sepinya dengan berhubungan dengan dokter pribadinya itu. Masumi tahu akan hal itu tapi dia tidak mau ambil peduli . Baginya Shiory berhak untuk membahagiakan dirinya sendiri, karena toh dia pun tidak bisa memberikan kebahagiaan pada istrinya tersebut.


Dan hari ini setelah 5 tahun kematiannya, Masumi memutuskan untuk mengundurkan diri dari Takatsu. Sebenarnya seminggu setelah kematian Shiory pun, dia pernah mengungkapkan niatnya pada keluarga Takamiya, tetapi hal ini ditentang keras oleh kakek Shiory yang memohon agar Masumi tetap memimpin Takatsu. Akhirnya dia pun menyerah pada keinginan kakek Shiory ditambah lagi Masumi masih merasa belum siap untuk kembali ke Jepang. Masumi belum siap bertemu dengan Maya dan menyaksikan kekasihnya itu hidup bersama lelaki lain selain dirinya.
Dan hari ini dia telah menegaskan bahwa dirinya telah bulat untuk mengundurkan diri sebagai CEO Takatsu dan menyerahkan sepenuhnya perusahaan bisnis itu pada keluarga Takamiya. Ayah Shiory, Yoshio Takamiya yang kali ini berusaha untuk menahannya karena Kakek Shiory telah meninggal 2 tahun yang lalu. Masih teringat jelas percakapannya dengan ayah mertuanya itu, pagi tadi.


“Aku sebenarnya keberatan jika kau mengundurkan diri dari Takatsu”kata Yoshio sambil menghela napas


“Maaf, tapi keputusanku sudah bulat. Aku telah memutuskan untuk mengundurkan diri dari Takatsu dan akan kembali ke Jepang “ kata Masumi dengan mantap


“walau Shiory telah meninggal, aku tidak pernah berniat mencabut dan menggeser posisimu sebagai CEO Takatsu. Kau orang yang pintar dan layak menduduki posisimu” kata Yoshio berusaha membujuk Masumi


“aku sekali lagi minta maaf. Tapi akan lebih baik jika posisiku digantikan oleh keturunan berdarah Takamiya. Aku hanya menantu dan aku pun secara pribadi tidak menginginkannya” kata Masumi menegaskan


“baiklah, jika kau telah bulat mengambil keputusan. Dan apa rencanamu setelah kembali ke Jepang? “ tanya Yoshio


“aku akan kembali memimpin Daito, bagaimanapun aku sejak kecil dididik untuk memimpin Daito dan setelah kesehatan ayahku yang semakin memburuk akhir-akhir ini, tentu aku akan mengambil alih kembali posisi yang dahulu diberikannya kepada orang kepercayaannya, ketika aku meninggalkan Daito”papar Masumi sambil meneguk minuman yang dihidangkan sang tuan rumah.


“Kau memang dilahirkan untuk Daito. Segala kerja kerasmu dan pengorbananmu kau curahkan untuk Daito” kata Yoshio sambil tertawa


Itu adalah rekaman percakapan antara dirinya dan Yoshio Takamiya yang masih diingatnya. Tiba-tiba hatinya terasa sakit memikirkannya.


“ ya..aku berbuat segalanya untuk Daito. Sampai aku pun harus mengorbankan perasaan cintaku pada seorang wanita dan menikahi Shiory demi tegaknya Daito” bisik Masumi sambil menggenggam erat gelas minumannya


“Maya........” kata Masumi dengan sedih sambil menegak habis minumannya dan membanting gelas tersebut ke lantai


Keesokan harinya Masumi bersiap-siap pergi ke bandara. Hari ini adalah hari dimana dia akan kembali ke tanah kelahirannya. Tanah dimana dia telah menghabiskan separuh hidupnya bersama orang-orang yang pernah dikasihinya sekaligus dibencinya.

*****

*Tokyo-Jepang


Suara seorang wanita yang terdengar renyah ditelinganya memberitahukan kepada para penumpang Japan Air Lines bahwa penerbangan mereka telah berakhir dan telah mendarat di bandara Narita, Tokyo. Masumi keluar dari pesawat tersebut dan menuju gerbang keluar dari bandara tersebut, dimana asisten pribadinya sekaligus sahabatnya Karato Hijiri telah menantinya di mobil.
Hijiri memandang bosnya yang kini terlihat nampak tidak banyak berubah. Masih tampan tetapi kesedihan yang nampak di matanya masih belum pudar dan sama seperti 6 tahun lalu saat Masumi meninggalkan Tokyo. Hijiri pasti bisa menebak ketidakbahagiaan Masumi. Ternyata kepergiannya ke Eropa dan menjauh dari Maya tetap tidak membuat dia bahagia.


“apa anda ingin langsung pergi ke kediaman Hayami atau anda ingin pergi ke kantor Daito?” tanya Hijiri yang melihat Masumi tengah melamun dan menatap jalanan kota Tokyo


“antarkan saja aku ke rumah” kata Masumi pendek


“baik” jawab Hijiri


Masumi menatap jalanan kota Tokyo yang menurutnya semakin ramai. Banyak orang yang berjalan hilir mudik seakan-akan berpacu dengan waktu.
Akhirnya mobil tersebut sampai di kediaman Hayami. Masumi memutuskan untuk beristirahat di kamarnya. Kamar yang dia tinggalkan 6 tahun yang lalu tidak banyak yang berubah. Rupanya para pekerja di rumah itu tidak ada yang berani mengatur maupun merubah kamarnya. Semuanya masih nampak sama. Masumi membaringkan tubuhnya dan akhirnya jatuh tertidur sampai pagi menjelang.


“selamat pagi, ayah!” sapa Masumi sambil duduk di ruang makan itu


“selamat pagi!” jawab Eisuke. Eisuke terlihat semakin kurus dan lelah


“aku bahagia akhirnya kau memutuskan untuk kembali ke Daito. Aku sangat membutuhkanmu untuk menggantikanku mengurusi Daito. Bagaimanapun aku tidak terlalu percaya pada Shirazawa, orang yang menggantikanmu itu. Aku harus sering mengawasinya, dan sekarang kau lihat sendiri kesehatanku sudah tak memungkinkan lagi bagiku untuk mengawasi Daito” kata Eisuke


“oh ya Yoshio telah memberitahukan tentang posisimu di Takatsu. Aku tidak akan ikut campur tentang bagaimana nasib Takatsu dan Daito di masa datang. Terserah saja, yang penting Daito tetap berdiri kokoh” papar Eisuke dengan acuh


“baguslah, jika ayah mengerti” jawab Masumi dengan dingin


Eisuke menatap wajah anak tirinya itu. Ternyata perkawinan yang dirancangnya tidak membawa kebahagiaan pada anak lelaki itu. Masih terlihat dingin dan kaku serta tak ada keceriaan di wajahnya. Dulu memang dia menangkap rona kebahagiaan di wajah Masumi, itu saat dia mendengar bahwa Masumi tengah dekat dengan Maya Kitajima. Tapi Eisuke tak berniat mengungkit nama wanita itu. Nama wanita yang kini telah menjadi artis terkenal, walau dulu dia pernah diguncang kabar tentang perceraiannya dengan aktor Sakurakoji. Dia tidak peduli apakah Masumi masih mencari kabar tentang Maya atau tidak. Tapi sepengetahuan dirinya, 6 tahun lalu Masumi sangat sakit hati saat dia tahu bahwa Maya akan menikah dengan Sakurakoji. Jadi dia menduga Masumi pasti tidak tertarik lagi dengan nama Maya Kitajima.


Setelah sarapan selesai, Masumi pergi menuju Daito. Para pegawainya menyambut kedatangan bos mereka yang terkenal dingin itu. Dalam pandangan mereka Masumi Hayami tetaplah orang yang sama yang tetap terlihat dingin. Dan di mata Masumi setelah 6 tahun dia meninggalkan Daito, telah banyak karyawan yang posisinya berubah atau sudah tidak bekerja lagi di kantor Daito, walaupun ada juga yang masih bertahan dan salah satu diantaranya adalah sekretarisnya yang efisien. Mizuki.


“selamat Pagi, Pak Masumi”kata Mizuki dengan sopan


“selamat pagi, Mizuki” kata Masumi sambil duduk di kursinya
“aku harap hari pertamaku di Daito tidak diiisi dengan jadwal rapat” harap Masumi


“sayang sekali, anda harus mengubur harapan anda. Karena para pemegang saham telah menjadwalkan rapat untuk bertemu dengan anda sebagai direktur utama Daito” jawab Mizuki kalem.


Masumi hanya menyeringai dan mengalihkan perhatiannya pada sejumlah dokumen yang ada di atas meja.
Selain rapat dengan para pemegang saham pagi itu, hari pertama Masumi di Daito juga diisi oleh Masumi untuk mempelajari semua masalah yang sedang dihadapi Daito, Proyek apa saja yang sedang ditangani, siapa penanggung jawabnya dan mencari tahu dengan siapa Daito bekerja sama dan tak kalah penting juga perusahaan mana yang menjadi saingan kuat Daito. Masumi memanggil semua orang yang bertanggung jawab pada semua proyek Daito dan meminta pada Mizuki untuk menyiapkan semua dokumennya. Hampir bisa dipastikan semua orang yang dipanggil olehnya hari itu seakan mendapatkan serangan mendadak. Mereka yang tidak siap untuk menjawab pertanyaan Masumi ataupun menjelaskan keberadaan proyek tersebut, mendapat cacian dan tatapan dingin Masumi. Dimata mereka Masumi yang sekarang jauh lebih dingin dan kejam, mereka yang memberikan penjelasan yang tidak memuaskan, dianggap kurang profesional dan langsung diberhentikan sebagai pimpinan dari proyek yang mereka tangani.


Dua hari berikutnya Masumi pun melakukan konsolidasi dengan cabang Daito yang ada di Kyoto, dia langsung meninjau langsung ke sana dan tidak menyia-nyiakan waktu sedikitpun ataupun memberikan waktu kepada dirinya walau sejenak untuk beristirahat. Baginya sekarang hidup adalah bekerja, bekerja dan bekerja. Dia tidak sempat lagi memikirkan hal lain, atau mungkin lebih tepat tidak ingin memikirkan hal lain dan kiranya pekerjaan merupakan sarana pelarian untuk membunuh nalurinya sebagai seorang manusia normal.


Kembalinya Masumi ke Jepang dan kembali memimpin Daito, cukup mendapat perhatian dan mendapat beragam tanggapan dari kalangan pebisnis. Ada yang senang, dan tidak sedikit yang kecewa atau menyesalkan. Mereka yang senang adalah mereka yang tahu pasti bagaimana kehebatan dan kapasitas seorang Masumi Hayami dalam berbisnis. Masumi akan bekerja sama dengan perusahaan yang memang memiliki kinerja yang bagus di bidangnya dan memberikan keuntungan bagi Daito, sedangkan bagi mereka yang kecewa atau menyesalkan keberadaannya biasanya adalah mereka yang merasa kehilangan kesempatan emas untuk bekerja sama dengan Daito ataupun mengambil keuntungan dari Daito.


Kembalinya Masumi ke Jepang juga terdengar hingga ke telinga Rei. Rei yang tengah menonton acara Televisi dan sedang sibuk mencari channel tayangan yang menarik, langsung mengarahkan pandangannya pada layar Televisi di hadapannya ketika melihat berita tentang lelaki tampan yang dulu pernah menjadi kekasih sahabatnya itu. Rei melihat sosok Masumi yang ada di layar televisi dengan rasa tak percaya. Dia tidak percaya lelaki itu telah kembali. Tidak pernah dibayangkannya bahwa Masumi Hayami akan kembali lagi ke Jepang, dan jikapun dia kembali ke Jepang, tidak secepat ini. Rei masih belum tahu apakah dia harus merahasiakan hal ini atau tidak pada sahabatnya. Rei lebih memilih untuk tidak memberitahukan keberadaan lelaki itu. Bagaimanapun Rei tidak ingin mengusik ketentraman hidup sahabatnya yang kini telah hidup tenang berdua bersama anak lelakinya, Takeshi.
Rei bersyukur Maya tidak menyukai tayangan berita, apalagi berita tentang bisnis dan ekonomi, sehingga bisa dipastikan sahabatnya pasti belum tahu tentang kabar berita ini. Maya sekarang pun pastilah sedang sibuk syuting dan pasti tidak mampunyai kesempatan untuk melihat tayangan televisi. Jadi pasti Maya belum tahu tentang keberadaan Masumi di Tokyo.


*** **************

Seperti biasa sebelum pergi Masumi sarapan berdua bersama ayahnya. Kali ini ayahnya melihat dengan seksama bahwa anaknya semakin terlihat gila kerja. Eisuke melihat satu minggu semenjak Masumi kembali lagi ke rumah itu, Masumi selalu pulang larut malam dan kadang masih membawa pulang dokumen untuk dipelajarinya di rumah. Eisuke senang tapi ada yang lebih membuat dia senang, jika Masumi bisa membagi waktunya untuk kembali berkencan dan menikah lagi. Bagaimanapun di usianya yang telah senja, Eisuke mulai memikirkan tentang penerus Daito, dan Eisuke ingin memastikan bahwa sebelum kematiannya, dia telah melihat bahwa Masumi telah memiliki keturunan sebagai penerus Daito kelak. Maka saat sarapan Eisuke mamancing Masumi tentang topik yang mengganggunya.


“aku lihat kau semakin sibuk bekerja” Eisuke memulai pembicaraan


“aku sibuk bekerja karena aku harus tahu banyak tentang masalah Daito, Ayah. Daito telah lama kutinggalkan. Jadi aku tidak ingin gegabah dalam mengambil keputusan yang berhubungan dengan Daito. Bagaimanapun, sekarang aku yang bertanggung jawab akan masa depan Daito. Ayah tahu bukan?” papar Masumi dengan acuh


Eisuke menatap Masumi yang terlihat semakin dingin


“apakah dikepalamu hanya Daito saja yang kau pikirkan?” tanya Eisuke


“Tentu saja. Apalagi?. Aku tidak mempunyai hal yang harus aku pikirkan” jawab Masumi enteng


“kau salah, Masumi. Kau pun harus memikirkan dirimu. Apa kau tidak berniat untuk menikah lagi?” tanya Eisuke


Masumi terdiam dan menatap ayahnya. “aku sudah melaksanakan tugasku seperti perintah Ayah untuk menikahi wanita pilihan ayah agar aku bisa menyelamatkan Daito. Dan aku kira sekarang aku tidak harus melakukan hal itu lagi. Selain karena Daito sekarang tidak ada masalah keuangan yang berarti, aku pun sudah berniat untuk tidak menikah lagi” papar Masumi


Eisuke terdiam. Tapi dia tidak ingin begitu saja memutus pembicaraan ini. Karena bagaimanapun Masumi harus memikirkan hal ini dan harus kembali menikah.


“jangan katakan kau tidak ingin menikah lagi, karena kau masih teringat mantan istrimu, Shiory?” tanya Eisuke


“Sejujurnya. Keputusanku ini tidak terkait dengan Shiory. Itu sudah keputusanku sendiri” jawab Masumi


“Tapi jika kau berpikir bahwa saranku supaya kau menikah lagi, kau anggap tidak berhubungan dengan masa depan Daito kau salah, Masumi” kata Eisuke mencoba memancing reaksi Masumi


Masumi meletakan garpu yang dipakainya dan menatap ayah tirinya itu.


“apa kau tidak memikirkan, siapa yang akan menggantikanmu kelak untuk memimpin Daito di saat kau dan aku telah tiada?” tanya Eisuke lebih lanjut


“ha..ha..ha....Untuk apa aku memikirkan hal itu terlalu jauh. Itu bukan urusanku. Toh ayahpun bisa mencari penerusku seperti ayah dahulu yang menjadikan aku anak tiri ayah tanpa harus mencintai ibuku dan menjadikan aku pengganti ayah. Ayah bisa saja memberikan Daito kepada siapa saja yang ayah kehendaki.” kata Masumi dengan sinis


“jadi maksudmu kau akan mengikuti jejakku, untuk menikahi wanita yang telah memiliki anak atau kau memang berniat mengadopsi seorang anak? Tanya Eisuke penasaran


“Aku bisa saja melakukan hal yang sama dengan apa yang pernah Ayah lakukan dulu. Tapi aku tidak ingin menikah hanya karena aku butuh seorang pewaris. Masalah aku mengadopsi anak, terus terang belum terpikir olehku. Tapi jika itu cara yang lebih baik, mungkin aku akan memikirkannya.” Kata Masumi


Lama keduanya terdiam. Seakan menikmati makanan dan mengulur waktu diantara mereka


“Masumi kau dan aku berbeda. Dan aku harap kau tidak mengikuti jejakku” kata Eisuke


“bisa ayah jelaskan dengan lebih jelas perbedaan kita?” tantang Masumi


“aku dahulu sempat memutuskan untuk tidak menikah karena aku tidak mungkin mempunyai keturunan, akibat aku mengikuti wajib militer dahulu. Tapi dirimu sehat dan aku tahu dirimu pasti bisa memberikan keturunan” papar Eisuke


“dan apakah Ayah peduli dengan keturunanku? Walaupun jika aku memiliki anak, keturunan dan darah dagingku, tetap saja anakku tidaklah memiliki darah ayah yang mengalir dalam tubuhnya. Atau ayah lupa bahwa aku ini bukan anak kandung ayah?” tanya Masumi


Eisuke hanya terkesiap atas pertanyaan yang dilontarkan Masumi. Dia terdiam sampai akhirnya Masumi pamit meninggalkan meja makan tersebut untuk pergi menuju Daito.


***

Masumi datang ke kantornya. Di ruangannya ada beberapa dokumen yang masih harus dipelajarinya. Dari dokumen-dokumen itu Masumi banyak tahu tentang masalah Daito saat dia tidak memimpin Daito. Dia bisa tahu masalah apa saja yang pernah membelitnya, sudahkah terselesaikan, siapa penanggungjawabnya dan solusi apa yang telah diambil untuk memecahkannya. Masumi bersyukur, Mizuki sekretarisnya sangat terampil dalam menyusun dokumen sehingga fakta yang berhubungan dengan kinerja Daito masih meninggalkan jejak untuk dipelajari.
Setelah beberapa jam Masumi mempelajari dokumen tersebut, Masumi merasa jenuh dan bosan lalu menutup dokumen tersebut. Matanya beralih pada surat kabar yang tergeletak di meja dekat sofa di ruangannya.


“ ah..sudah lama aku tidak tahu tentang kabar yang terjadi di Jepang” bisik Masumi sambil membuka halaman demi halaman surat kabar tersebut.


Halaman itu banyak memuat ulasan tentang pemilihan perdana menteri dan parlemen yang sekarang ini akan segera digelar. Banyak para pengamat politik yang memastikan bahwa partai LDP akan memenangkan pemilihan umum tersebut dan mengaitkannya dengan pertumbuhan ekonomi Jepang ke depan. Setelah beberapa lama matanya tertumbuk pada foto seorang wanita di surat kabar tersebut di bagian rubrik selebritis. Wanita yang pernah dikenalnya 6 tahun lalu, kini terlihat semakin cantik di surat kabar tersebut. Surat kabar tersebut mengulas tentang kiprah artis tersebut yang kini semakin bersinar. Artis Maya Kitajima yang ramai diberitakan tengah mempersiapkan film terbarunya dan gosip kedekatannya dengan lawan mainnya dalam serial drama yang telah mengisi layar kaca semenjak 6 tahun yang lalu dan sekarang dipertemukan kembali, aktor Shinichi Kudo. Bagi beberapa orang keduanya adalah pasangan yang serasi di layar kaca.


‘ah.....Maya.....” kata Masumi dengan sedih.


Entah mengapa setelah melihat wajahnya di surat kabar itu, tekad dia semula untuk melupakan wanita itu membuat dia tidak yakin bisa terlaksana. Apalagi ditambah dengan berita bahwa Maya tengah dekat dengan aktor lain yang bukan suaminya. Semakin menambah penasaran. Apakah Maya tidak bahagia dengan pernikahannya dan berselingkuh, menghianati suaminya, Koji. Masumi seharusnya tidak perlu peduli tentang apapun yang berkaitan dengan wanita itu, toh dia telah memiliki hidupnya sendiri dan bukan urusannya lagi apa yang tengah terjadi dalam hidup seorang Maya Kitajima. Maya adalah masa lalunya, masa lalu yang harus dia kubur dalam-dalam.


“pak Masumi, anda....” Mizuki yang datang ke ruangan Masumi mendapati bosnya tengah melamun disamping surat kabar yang memuat wajah yang sangat dihapal Mizuki. Dia bisa menebak apa yang tengah dipikirkan oleh bosnya


“ah....apakah rapatnya sudah akan dimulai?” tanya Masumi mencoba mengalihkan pembicaraan. Dia sangat tahu sekali jika Mizuki tengah menebak jalan pikirannya.


“ sudah , Pak Masumi” kata Mizuki singkat yang juga tidak ingin mengusik ketenangan bosnya dengan pertanyaan yang bisa menjurus pada sosok Maya Kitajima


“baiklah, mari kita pergi” kata Masumi beranjak pergi dari ruangan tersebut


Mizuki yang mengikuti langkah kaki bosnya, mencuri pandang kembali pada surat kabar yang tergeletak diatas meja tersebut. Dan berkata dalam hati apa yang akan dilakukan bosnya jika dia mengetahui seluruh rahasia wanita itu.


******************


to be continue

9 comments:

Anonymous said...

kyaaaaaaaaa bagus, penggambaran seorang masumi hayami secara detail mantabs, tapi tapi tapi mereka kan blm ketemu ko bersambung lagi

Can't wait next chpter

-fagustina-

AnDr@ on 27 May 2011 at 11:27 said...

cepat pertemukan donk....xixixi....trims jeng Taty updatenya...

ivoneyolanda on 27 May 2011 at 11:39 said...

kyaaaaaaaaaa greget banget sih.....lanjutannya jangan lama2 ya penasaran......

lyohana on 27 May 2011 at 11:54 said...

nambah lagi donk .... cepet ketemuan nya ama maya n takeshi

Nana said...

aaahhhh...gmana nanti yaaaa waktu Masumi tau siapa Takeshiiii???
gak sabaaaarrr.....

orchid on 27 May 2011 at 13:14 said...

tegang n makin gemes tapi mantap

bunda dan ananda on 27 May 2011 at 13:27 said...

jadi makin penasaran pengen tau lanjutannya niy.... jangan lama-lama ya updatenya :D

-yani-

Muri said...

Yaah lg asik2nya bersambung. Bagus bgt sis. Ayo dong,cpt pertemukan n satukan MM :)

Widiya on 29 May 2011 at 00:54 said...

ngebayangin Masumi ketemu sama Maya........
ceritanya agak mirip sama inthedignity, Maya n Masumi punya anak tapi Masuminya ga tau......

Tati Diana, tetep semangat ya buat update selanjutnya.......
PENASARAN!!!!!!!!!!!!
makasih......

Post a Comment

Silahkan kritik, saran, sapa dan salamnya... :)

 

An Eternal Rainbow Copyright © 2011 Design by Ipietoon Blogger Template | web hosting