Wednesday 4 May 2011

Fanfic TK :Everlasting love chapter 5

Posted by Miarosa at 00:20
Rate : 20+
Warning : kissu
Tempat : Tokyo,Venice





Everlasting Love

( By Mia )




Chapter 5



3 Hari kemudian

‘’MASUMIIIIIII’’

Maya terbangun dengan tubuh sakit dan pegal. Maya melihat kesekeliling ruangan.

‘’Saya ada dimana?’’

Maya kemudian teringat kejadian malam itu. Ketika dia dibangunkan oleh seorang pria bertopeng.



3 hari sebelumnya

Sueda pergi ke kamar Maya dan membiusnya,lalu membawa Maya pergi dari sana.Tapi penjagaan rumah itu sangat ketat,banyak penjaga dimana-mana.

Sueda pergi mendekati orang-orang itu dan mengambil batu lalu melemparkan batu itu. Kedua orang itu terpancing dengan lemparan batu itu. Lalu Sueda berkelahi dengan mereka. Akhirnya mereka berdua jatuh pingsan karena Sueda berhasil mengalahkan mereka,tapi perkelahian itu cukup menimbulkan keributan kecil dan beberapa orang datang dan melihat kejadian itu.

‘’ Cepat lari dari sini’’kata Sueda.

Takahashi menggendong Maya dan membawanya sejauh mungkin dari sana dan Sueda berkelahi dengan mereka.Beberapa orang berhasil mengejar Takahashi . Takahashi berkelahi dengan mereka dan Maya mulai sadarkan diri.

‘’Ini dimana?’’

 Maya menyaksikan perkelahian mereka. Maya hanya menjerit ketakutan.

‘’Maya,kamu sudah sadar. Sepertinya dia tidak membiusmu dengan cukup kuat’’.

‘’Apa yang terjadi?’’

Maya masih menahan rasa pusingnya,akbat biusan tadi.

‘’Maya kenapa kamu diam situ.Ayo cepat pergi dari sini’’.

‘’Tapi bagaimana denganmu?’’

‘’Sudah jangan kamu pikirkan itu. Saya akan menangani ini’’.

Takahashi masih berkelahi dan berusaha untuk mengalahkan ketiga orang itu.

‘’CEPAT LARIIIIIII’’.

Maya dengan sekuat tenaga berlari dengan kencang, dan salah satu dari ketiga orang itu mengejar Maya. Orang itu berhasil mengejar  dan menangkap Maya. Maya memberontak berusaha melepaskan diri dari orang itu,tapi usahanya sia-sia. Tiba-tiba saja Maya menggigit tangan orang itu sekuat tenaga dan orang itu kesakitan dan melepaskannya. Maya mengambil kesempatan ini untuk kabur dan kali ini pun usahanya gagal karena orang itu berhasil memukul pundak Maya dan kepalanya terbentur batu. Maya akhirnya tidak sadarkan diri.

Sampai sana Maya tidak mengingat lagi kejadian selanjutnya. Maya memegang kepalanya yang di perban dan Maya masih merasakan sakit di kepala dan tubuhnya.

‘’Ini hari apa? Dan sudah berapa lama saya pingsan?’’

Maya berusaha bangun dari tempat tidur.

Maya merasa sedih karena yang menolongnya bukan Masumi,tapi oleh orang-orang yang baru dikenal olehnya.

‘’Masumi bodoh’’.

Tiba-tiba pintu terbuka dan seseorang masuk.

‘’Syukurlah kamu sudah sadar. Bagaimana keadaanmu?’’

‘’Keadaan saya kurang baik’’.

‘’Itu pertanyaan bodoh yang saya ajukan. Tentu saja keadaanmu tidak baik’’.

‘’Sudah berapa hari saya tidak sadarkan diri?’’

‘’3 hari’’.

‘’Hah? 3 hari?’’

‘’Iya. Kami menemukanmu pingsan dengan luka dikepalamu. Tapi syukurlah luka di kepalamu tidak terlalu parah meskipun itu membuat kamu pingsan selama 3 hari. Kamu menderita gegar otak ringan akan sembuh jika kamu banyak isitirahat. Saya akan membawa makanan untukmu’’.

Sueda meninggalkan kamar dan pergi ke dapur. Maya menebarkan pandangan ke sekeliling kamarnya. Kamar ini tidak luas dan juga tidak sempit. Kamar ini sangat nyaman,tapi sayang kamar ini jendelanya tertutup rapat, jadi tidak bisa melihat pemandangan di luar.Tidak lama kemudian Sueda membawa makan untuk Maya.

‘’Makanlah yang banyak supaya cepat sembuh!’’

Maya makan dengan lahap.

‘’Kenapa kamar ini jendelanya tertutup rapat?’’

‘’Saya juga tidak tahu. Mungkin karena ini bangunan tua dan sudah lama tidak dipakai’’.

‘’Eh’’.

‘’Saya menyewa sebuah apartemen tua untuk kita bertiga karena harganya lebih murah’’.

‘’Oh begitu’’.

‘’Cepat habiskan makanmu!’’

Maya cepat-cepat menghabiskan makanan, lalu meminum obat. Lalu Maya kembali berbaring di tempat tidur.

****

Masumi yang selamat dari tembakan itu karena Hijiri menolongnya, melihat Mizuki duduk sendirian di depan kamar rawat dimana Hijiri sedang di rawat sekarang.

‘’Mizuki, bagaimana keadaan Hijiri sekarang?’’

‘’Sudah lebih baik’’.

‘’Syukurlah. Semua ini salah saya, Hijiri sampai begini’’.

‘’Sudahlah jangan menyalahkan diri Anda lagi. Sudah saya katakan ini bukan salah Anda’’.

‘’Tapi gara-gara dia menyelamatkan saya dari tembakan itu, akhirnya dia malah yang terkena peluru. Dia sudah mau mengorbankan nyawanya untukku. Saya benar-benar berterima kasih padanya. Untungnya peluru itu hanya mengenai lengannya’’.

‘’Sudahlah pak Hayami. Jangan diingat-ingat lagi kejadian itu. Itu akan membuat kita sedih saja. Apa Anda sudah mendapat informasi keberadaan Maya?’’

‘’Sama sekali belum. Bahkan saya tidak tahu keadaanya sekarang. Saya heran kenapa dia tidak segera menghubungi saya atau orang tuanya?’’

‘’Mungkin keadaannya yang tidak memungkinkan untuk menelepon kalian. Tunggu saja mungkin beberapa hari lagi dia akan menelepon. Saya yakin Maya baik-baik saja’’.

‘’Saya juga berharap begitu. Saya ingin cepat bertemu dengannya lagi,karena saya sudah merindukannya’’.

****

Satu minggu kemudian

Maya sudah berada di kamar ini,selama satu minggu dan tidak pernah keluar dari sini. Kesehatan Maya sudah kembali pulih.Kepala dan tubuhnya sudah tidak sakit lagi dan perban dikepalanya sudah dibuka.

Setelah makan siang yang disiapkan oleh Takahashi dan Sueda, Maya berganti pakaian dan akan berjalan-jalan di luar sebentar ingin menikmati matahari pagi karena sudah seminggu Maya tidak bertemu dengan Matahari.Sueda dan Takahashi tidak ada dirumah,kemudian Maya menulis pesan di secarik kertas yang memberitahu kalau Maya akan berjalan-jalan sebentar di luar. Maya meletakan pesan singkat itu di atas meja.Maya keluar dari pintu apartemennya dan Maya melihat bangunan yang di tinggalinya.

‘’Bangunan ini besar dan kuno’’.

Maya menemukan pintu keluar yang sangat besar berwarna hijau tua,kemudian Maya membuka pintu itu dan sinar matahari yang menyilaukan masuk kedalam bangunan tua tersebut. Maya sangat terkejut ketika melihat pemandangan di luar.Lalu Maya menutup kembali pintunya.

‘’Ini tidak mungkin. Pasti saya bermimpi’’.

Maya mencubit pipi dan tangannya.

‘’AAAAWWWWW...sakit. Ini bukan mimpi’’.

Maya mencoba membuka kembali pintu itu dan Maya melihat pemandangan yang sama.Maya melihat bangunan-banguna besar dan kuno, banyak orang-orang asing. Maya memutuskan untuk keluar dari bangunan tua itu untuk menyelidiki dimana dia sekarang.

‘’Yang jelas ini bukan Jepang. Jadi sekarang ini saya dimana?’’

Maya melihat kiri kanan dengan kebingungan.

‘’Saya tidak mengenal tempat ini. Ini bukan Jepang’’.

Maya berjalan menjauh dari bangunan tua itu dan Maya melihat bangunan-bangunan kuno dan megah yang berdiri diatas air. Banyak perahu-perahu yang menyusuri kanal yang sibuk mengangkut penumpang.Kota yang memiliki kanal-kanal sebagai ganti jalanan dan rumah-rumah lebih terlihat seperti pintu dan jendela tanpa dinding  dan tanpa akhir.

‘’Sepertinya saya kenal tempat ini. Tidak salah lagi ini adalah kota air Venice,Italia. Kenapa saya bisa berada disini?’’

Maya masih bingung dengan keberadaannya di Venice. Maya menggigit jarinya sambil menebarkan pandangan disekelilingnya.Akhirnya Maya memutuskan untuk berjalan-jalan sebentar.Tiba-tiba ada seorang tukang roti menawarkan rotinya pada Maya yang baru saja selesai di panggang.

‘’ signora, il pane è deliziosa. Vuoi provare?’’

(Nona roti ini enak sekali. Mau mencobanya?)

Maya bingung karena tidak mengerti apa yang dikatakan tukang roti itu.

‘’No. Thank you’’.

Maya langsung pergi dari sana dengan terburu-buru dan cepat-cepat kembali ke apartemennya.Disana Sueda dan Takahashi sudah menunggu Maya pulang dengan wajah khawatir.

‘’Akhirnya kamu pulang juga. Kami khawatir kamu akan tersesat diluar sana’’.

‘’Bisa kalian jelaskan, kenapa saya bisa berada di Italia? Kenapa kalian membawaku kesini?’’

‘’Maaf Maya. Kami terpaksa membawamu kesini. Karena saya pikir kalau kita kesini akan lebih aman dan para Yakuza itu tidak akan bisa menemukan kita disini. Takutnya kalau kita terus ada di Jepang,mereka akan cepat menemukan kita. Bosku itu mempunyai banyak sekali anak buah dan juga kenalannya ada dimana-mana.Setidaknya disini kita aman untuk sementara waktu’’kata sueda.

‘’Bagaimana kalian membawa saya kesini dalam keadaan tidak sadar dan terluka?’’

‘’Kami datang kesini menggunakan pesawat pribadi. Lalu di tasmu ada paspor, jadi mudah untuk membawamu kesini’’.

‘’Memangnya kalian mempunyai pesawat pribadi?’’

‘’Tidak. Kami meminjamnya dari kenalan kami dan dia bersedia membantu kami’’.

‘’Oh begitu. Jadi kita akan tinggal disini untuk sementara waktu?’’

‘’Sepertinya begitu. Kami berencana akan tinggal disini dan kami sudah membuka usaha disini. Kamu boleh pulang ke Jepang kapan saja kamu mau. Kami tidak akan melarangmu untuk pulang’’kata Sueda.

‘’Sepertinya saya juga akan tinggal sementara disini?’’

‘’Benarkah? Bagaimana dengan Masumi Hayami ?’’

Wajah Maya berubah sedih.

‘’Ada apa? Apa kalian bertengkar?’’

‘’Tidak. Kami tidak bertengkar. Hanya saja...’’

Maya tidak meneruskan kata-katanya dan mulai menangis. Takahashi dan Sueda jadi bingung dengan Maya yang tiba-tiba menangis.

Maya kemudian cepat-cepat menghapus air matanya.

‘’Hanya saja saya merasa kesal dan kecewa padanya,karena dia tidak berusaha untuk menolongku ketika saya diculik. Malah kalian yang berusaha untuk menolong saya dan mengorbankan nyawa kalian untukku. Saya benar-benar berterima kasih pada kalian. Saya tidak tahu harus membayar kebaikan kalian dengan apa?Dan bolehkah saya tinggal lebih lama lagi dengan kalian disini?’’

‘’Kamu tidak perlu membayar apa-apa pada kami. Sebenarnya dari dulu kami ingin keluar dan membebaskan diri dari mereka. Kamu sudah memberikan kebebasan untuk kami dan tentu saja kamu boleh tinggal dengan kami’’kata Sueda.

‘’Itu benar’’kata Takahashi.

‘’Terima kasih’’.

‘’Maya, kami baru saja membuka restoran kecil masakan Jepang  disekitar sini. Maukah kamu membantu kami di restoran kecil kami?kata Sueda.

‘’Benarkah?  Saya akan membantu kalian’’.

‘’Terima kasih’’kata Sueda.

****

Tokyo,Jepang

Keesokan harinya

‘’Pak Hayami, ini sudah satu minggu Maya menghilang. Apa Anda sudah mendapatkan kabar mengenai Maya?’’

‘’Sayangnya belum. Orang yang saya suruh untuk mencari mereka belum memberikan kabar apa-apa’’.

‘’Oh begitu. Sebaiknya kita tunggu beberapa hari lagi, siapa tahu orang yang Anda suruh itu mendapatkan informasi tentang keberadaan Maya’’.

‘’Saya harap juga begitu. Sudah hampir  sebulan saya tidak bertemu dengannya dan saya sangat merindukannya. Setiap hari saya selalu merindukannya. Oh ya bagaimana dengan Keadaan Hijiri?’’

‘’Dia baik-baik saja. Anda tidak perlu mengkhawatirkannya lagi’’.

‘’Syukurlah kalau begitu’’.

HP Masumi berdering dan Masumi cepat-cepat menerima telepon itu.

‘’Selamat siang nyonya Reiko!’’

‘’Selamat siang! Malam ini kamu punya waktu? Saya ingin mengundangmu makan malam bersama kami’’.

‘’Malam ini saya punya banyak waktu. Tentu saja saya akan memenuhi undangan makan malam Anda’’.

‘’Terima kasih. Kamu datang saja jam 7 malam. Bagaimana?’’

‘’Baiklah. Terima kasih atas undangannya’’.

Masumi menutup teleponnya dan melamun.

‘’Maya , saya harap dimana pun kamu berada. Kamu harus baik-baik saja. Ya Tuhan, dimana Mayaku sekarang, saya sangat merindukannya dan ingin sekali bertemu dengannya. Tolonglah pertemukan kami kembali. Saya tidak bisa hidup tanpa dia’’.

Air mata tidak terasa jatuh dari sudut matanya.

****



Venice, Italia

‘’Pagi Maya!’’

‘’Pagi!Itu makan pagimu’’.

Maya langsung duduk di meja dan menyantap makananya.

‘’Takahashi di mana? ‘’

‘’Dia pagi-pagi sekali sudah pergi kerestoran’’.

‘’Oh’’.

‘’Cepat habiskan makanmu, sebentar lagi kita akan pergi kesana’’.

Maya cepat-cepat menghabiskan makan paginya.Lalu mereka pergi kesana dengan berjalan kaki sambil menikmati indahnya kota Venice di pagi hari. Semua warga di sini sudah memulai aktivitasnya. Maya melihat orang yang menaiki gondola.

‘’kalau ada kesempatan saya ingin menaiki gondola menyusuri kanal mengelilingi kota Venice’’.

‘’Tentu saja kamu dapat melakukannya dan lebih romatis lagi kalau kamu naik gondola bersama kekasihmu’’.

‘’Sepertinya itu tidak mungkin dilakukan’’.

‘’Kenapa?’’

‘’Karena Masumi tidak ada disini,lagi pula saya ingin menjauh dulu darinya, saya ingin memberi sedikit hukuman untuknya karena dia tidak datang untuk menolongku. Saya masih kesal kepadanya’’.

Tidak lama kemudian Maya tiba direstoran Jepang milik Sueda dan Takahashi.Mereka membereskan toko dan mengeluarkan meja dan kursi.Restorannya terletak di tepi pinggir kanal.Tiba waktunya Untuk makan siang, pengunjung sudah mulai berdatangan dan Maya sibuk membantu Sueda membuat sushi dan sashimi, sedangkan Takahashi dan pegawai lainnya sibuk melayani para tamu.

****

Tokyo, Jepang

Jam 7 malam tepat Masumi sudah tiba di rumah Maya dan Masumi disambut oleh Reiko dan Nicholas. Sudah 3 minggu Masumi tidak datang kemari. Rasanya di rumah ini sepi tanpa adanya kehadiran Maya disini. Mereka menuju ke ruang Makan dan makanan enak sudah dihidangkan di atas meja.

‘’Selamat malam kak Masumi’’sapa Andre.

‘’Malam! Kapan kamu datang?’’

‘’2 hari yang lalu. Apa kak Masumi belum mendapatkan kabar dari kak Maya’’.

‘’Sama sekali belum ada’’.

‘’Saya rindu kak Maya’’.

‘’Saya juga merindukannya’’.

‘’Tentu saja kami semua merindukannya. Semoga Maya cepat dapat ditemukan’’kata Reiko.

Tidak lama kemudian mereka mulai makan malam dengan tenang. Setelah makan malam, mereka berkumpul di ruang keluarga. Mereka membicarakan segala kemungkinan tentang keberadaan Maya.

Masumi meminta ijin kepada mereka untuk melihat kamar Maya. Reiko dan Nicholas mengijinkannya.

Didalam kamar Maya tidak ada yang berubah. Ditempat tidurnya ada boneka Teddy bear pemberiannya. Tempat tidurnya rapi karena sudah 3 minggu tidak ditempati. Masumi menebarkan penglihatannya kesekeliling kamar dan duduk di pinggir tempat tidur. Masumi mengelus-elus tempat tidur dimana Maya tidur,kemudian mengambil foto Maya yang berada di samping tempat tidurnya. Masumi membelai foto Maya dengan wajah sedih.

‘’Maya, kamu berada dimana? Kumohon kembalilah padaku. Saya merindukamu’’.

Air mata Masumi menetes dan membasahi foto itu, kemudian Masumi mencium foto Maya dan memeluknya sambil menangis. Akhirnya Masumi dapat menangis setelah selama 3 minggu di tahannya.Masumi kembali meletakan foto Maya kembali ke tempatnya dan cepat-cepat menghapus air matanya dan pergi ke kamar mandi untuk mencuci mukanya.

Masumi kemudian turun kebawah dan berpamitan pada orang tua angkat Maya dan akhirnya Masumi meninggalkan halaman rumah Maya dengan wajah sedih .

****

Venice,Italia

Maya masih berada di restoran. Disela-sela istirahatnya Sueda sering melihat Maya melamun dan menangis sambil memandangi foto Masumi.

‘’Anak itu ternyata merindukan kekasihnya’’.

Sueda mendekati Maya dan duduk disampingnya.

‘’Maya, kamu menangis ya?’’

‘’Ti..tidak. Saya tidak menangis’’.

‘’Jangan bohong. Tadi kamu menagis. Kamu tidak perlu malu’’.

‘’Maaf’’.

‘’Kalau kamu merindukan orang itu kenapa kamu tidak telepon dia saja’’.

‘’Sebenarnya saya ingin melakukannya,tapi jika saya teringat dia tidak perduli dengan keadaanku sewaktu saya diculik dan tidak mau menyelamatkan saya,hatiku menjadi marah’’.

‘’Maafkan saja dia. Sepertinya kamu sangat mencintainya dan saya yakin kalau Masumi Hayami juga mencintaimu. Kalian berdua tidak dapat dipisahkan. Buktinya kamu menangis karena kamu merindukannya. Maya, ayo ikut denganku sebentar. Kita jalan-jalan di sini,mungkin itu akan membuatmu lebih baik’’.

 Maya mengikuti Sueda dari belakang.

‘’Kita akan pergi kemana? Bagaimana dengan restoran?’’

‘’Nanti juga kamu akan tahu. Tenang saja ada Takahashi yang akan mengurusnya,lagi pula sekarang tidak banyak pengunjung’’.

Setelah beberapa menit berjalan,mereka berhenti di depan sebuah jembatan.

‘’Maya,lihatlah jembatan apa itu?’’

‘’Tidak tahu’’.

‘’Jembatan itu adalah jembatan paling romantis di Venice. Namanya Venice Rialto Bridge. Ada pepatah if  you kiss your lover under Rialto bridge,then your love will be everlasting love.Banyak sepasang kekasih yang jauh-jauh datang kesini hanya untuk mengunjungi jembatan itu dan berciuman disana’’.

‘’Benarkah?’’

‘’Kalau masalah benar atau tidak saya tidak tahu. Itu hanya legenda dari jembatan itu,tapi banyak orang yang mempercayainya. Sebaiknya kamu coba saja dengan kekasihmu. Siapa tahu itu benar’’.

Maya hanya tersenyum.

Kemudian mereka meneruskan perjalanan lagi, kali ini mereka pergi ke Piazza san Marco dan disana Sueda membeli makanan untuk burung merpati.Piazza san Marco merupakan lapangan terbuka untuk umum dan tepat berada di depan gereja St. Mark’s Basilica gereja paling terkenal di Venice.

Maya terlihat senang karena disana banyak burung merepati dan ketika Maya memberikan makanan ke burung-burung itu, Maya langsung diserbu oleh burung-burung merpati itu. Burung itu ada yang berdiri dibahunya, dikepalanya,ditangannya dan di pahanya.Maya tidak bisa bergerak karena burung-burung itu mengerumuninya dan Maya tertawa.

‘’Maya, syukurlah kamu sudah kembali ceria lagi’’

Maya tersenyum.

‘’Terima kasih sudah mengkhawatirkanku’’.

Setelah makanan untuk merpati habis Maya dan Sueda memutuskan untuk pergi dari sana. Hari sudah menjelang Malam. Sueda menyuruh Maya untuk pulang.Sebelum pulang, Maya menyempatkan diri untuk melihat pemandangan kota Venice di malam hari dan menghirup udara malam. Sambil memandangi kota Venice, Maya memikirkan Masumi. Jauh dilubuk hatinya sangat ingin bertemu dengan Masumi.

‘’Seandainya dia disini bersamaku, pasti akan sangat menyenangkan’’.

Air mata mulai menetes kembali dan Maya dengan cepat menghapusnya.Maya pulang melewati jembatan Rialto.

‘’Apa benar legenda itu ya?’’

 Maya melihat sepasang kekasih tengan berciuman di jembatan itu. Wajah Maya memerah dan cepat-cepat pergi dari sana.

****

Tokyo,Jepang

4 hari kemudian

 Paginya Masumi dibangunkan oleh suara teleponnya.

‘’Pak Hayami ini saya. Saya sudah mengetahui keberadaan nona Kitajima’’.

Masumi langsung bangun dari tempat tidurnya.

‘’Benarkah?’’

‘’Iya pak’’.

‘’Dimana dia?’’

‘’Nona Kitajima sekarang ada di Venice,Italia’’.

‘’Apaaaaa.....’’

‘’Nona Kitajima pergi kesana dengan dua orang pria. Namanya Takeshi Sueda dan Ryutaro Takahashi’’.

‘’Terima kasih atas informasinya’’.

Masumi menutup teleponnya dan pergi ke kamar mandi lalu berpakaian dan cepat-cepat menemui ayahnya di ruang makan.

‘’AYAH’’.

‘’Ada apa? Pagi-pagi sudah berteriak’’.

‘’Saya tahu dimana Maya berada’’.

‘’Benarkah?’’

Eisuke langsung menyimpan koran yang dibacanya di atas meja makan.

‘’Iya’’.

‘’Dimana dia?’’

‘’Di Venice, Italia’’.

‘’Italia? Kenapa Maya bisa berada disana?’’

‘’Saya juga tidak tahu’’.

‘’Apa kamu sudah memberitahu orang tua angkat Maya?’’

‘’Belum. Saya akan segera memberitahu mereka’’.

‘’Kapan kamu akan menjemput Maya disana?’’

‘’Secepatnya setelah persiapan saya kesana selesai’’.

‘’Cepat bawa dia pulang dan segera nikahi dia. Jangan mengulur waktu lagi. Nanti Maya akan menghilang lagi darimu’’.

‘’Saya akan segera menikahinya setelah saya bertemu Maya disana’’.

‘’Bagus’’.

Masumi cepat-cepat menghabiskan makanannya dan pergi ke kamarnya. Lalu dia menelepon Nicholas untuk memberitahu keberadaan Maya.

‘’Good morning!

‘’Good morning Masumi!

‘’I’ve found Maya’’.

‘’Really? Now where she is?’’

‘’She is in Venice,Italy’’.

‘’Really?’’

‘’Yes’’.

‘’ When are you going to go there?’’

‘’I don’t know, but as soon as possible I will go there’’.

‘’ Maybe two more days my family and I will go there and you can come with us’’.

‘’Eh, really?’’

‘’Yes’’.

‘’OK.I’ll go with you. Thank you’’.

‘’You’re welcome’’.

Masumi menutup teleponnya dan segera memberitahu rencana kepergiannya ke Italia dan Eisuke menyetujuinya.

Masumi datang ke kantor hari ini dengan suasana hati yang senang. Dia tersenyum pada setiap orang yang berada disana dan para pegawai juga jadi keheranan karena sudah 3 minggu ini Masumi selalu memasang wajah galak dan menyeramkan.

‘’Mizuki, 2 hari lagi saya akan pergi ke Italia untuk menjemput Maya’’.

‘’Maya ada di Italia?’’

‘’Benar’’.

‘’Tapi bagaimana bisa dia sampai ada disana?’’

‘’Jangan tanyakan itu pada saya,karena saya juga tidak tahu’’.

‘’Semoga disana Anda akan segera menemukan Maya’’

‘’Semoga saja.Terima kasih’’.

****

Hari kepergian mereka ke Italia sudah tiba. Hari ini Masumi sedang sibuk mengecek barang yang akan di bawanya kesana. Eisuke tidak ikut dengan Masumi ke sana karena tidak enak badan.

 ‘’Kamu sudah siap berangkat?’’

‘’Iya’’.

‘’Segara temukan dia disana’’.

‘’Saya tahu’’.

‘’Hati-hati di jalan!’’

Masumi pergi dan menuju rumah orang tua angkat Maya.Tidak berapa lama kemudian Masumi sudah berada disana. Rei dan Taiko juga sudah ada disana.

‘’Kalian ikut juga’’.

‘’Tentu saja. Kami ingin segera bertemu dengan Maya’’.

‘’Sebaiknya sekarang kita masuk mobil. Kita akan segera berangkat’’.

Mereka semua masuk ke dalam mobil dan kedua mobil yang mengangkut mereka meninggalkan halaman rumah dan melaju kencang menuju bandara.Setelah sampai di bandara mereka masuk kedalam pesawat. Di dalam pesawat mereka bebas duduk dimana saja.Masumi duduk didekat jendela dan melihat ke arah luar.

‘’Maya, sebentar lagi kita akan bertemu. Tunggu aku sayang’’.

Pesawat sudah mulai meninggalkan landasan dan pesawat itu pergi membawa mereka ke Italia.

****





Venice,Italia

Maya masih tidur dan mengigau selalu memanggil-manggil nama Masumi. Sueda yang mendengar Maya mengigau hanya geleng-geleng kepala.

‘’Saya tidak mengerti jalan pikirannya. Sudah jelas dia merindukan orang itu,tapi tidak ingin bertemu dengannya’’.

Sueda menutup kembali kamar Maya.

Maya bangun pagi-pagi sekali dan mulai membersihkan apartemen.Setelah itu mereka pergi bersama-sama ketempat kerja. Akhir-akhir ini Maya kelihatan murung. Dalam perjalanannya menuju kerestoran Maya melihat ada persiapan pernikahan di gereja St. Marks Basillica.Maya membayangkan kalau dirinya akan menikah dengan Masumi di gereja itu.

‘’Maya....Maya...Maya’’.

Maya tersadar dari lamunannya.

‘’I..iya’’.

‘’Kamu kenapa? Pagi-pagi sudah melamun’’.

‘’Ti...tidak ada apa-apa’’.

Maya kemudian meneruskan jalannya. Sepanjang hari direstoran Maya tidak kelihatan bersemangat. Sebentar-sebentar menitikan air mata.

‘’Maya, sebaiknya hari ini kamu istirahat saja. Tidak perlu bekerja’’.

‘’Tapi...’’.

‘’Tidak ada tapi-tapian. Pulanglah!’’.

‘’Baiklah. Maaf’’.

Maya melepas celemeknya dan keluar dari restoran. Maya duduk-duduk di Piazza san Marco sambil memandangi burung-burung merpati yang berkeliaran dan sambil memikirkan Masumi. Wajah Maya berubah sedih setiap kali teringat Masumi.Lalu Maya memutuskan  mengelilingi kota Venice dengan berjalan kaki.Setelah jalan-jalan Maya merasa sangat lelah dan merasa tidak enak badan. Maya berbaring di tempat tidurnya dan tidak lama kemudian terlelap tidur.

****

Pada malam harinya Masumi dan rombongan sudah tiba di Venice,Italia dan mereka langsung menuju kerumah Nicholas. Pemandangan Venice di malam hari sangat indah.

‘’Akhirnya kita sampai juga disini’’kata Taiko.

‘’Iya’’kata Rei.

Masumi melihat pemandangan kota Venice lewat kaca mobil sambil melamun.

‘’Maya,saya sudah lebih dekat denganmu sekarang. Kamu pasti berada disuatu tempat di kota ini. Kita akan segera bertemu. Saya akan mencarimu besok’’.

Akhirnya mereka sudah berada di rumah Nicholas. Rumahnya sangat besar dan berdiri diatas air. Satu persatu mereka turun dari gondola.

Mereka segera masuk dan disambut oleh pelayan di rumah itu. Kemudian para pelayan itu mengantarkan tamu-tamunya ke kamar masing-masing.Masumi kelihatan sangat lelah sekali karena sudah menempuh perjalanan yang cukup panjang. Setelah mandi dan berganti pakaian Masumi langsung tertidur dengan lelap.

Keesokan paginya Masumi bangun sangat pagi dan keluar rumah untuk menikmati kota Venice dan menghirup udara segar di pagi hari. Masumi mulai menyusuri kota Venice berharap dia dapat melihat Maya dijalanan kota Venice meskipun kemungkinannya sangat kecil. Matahari sudah mulai terbit dan sinarnya sudah menerangi kota Venice dari gelapnya malam.Masumi menikmati pemandangan matahari terbit dari grand canal, sudah banyak orang yang sudah memulai aktivitas mereka sehari- hari. Masumi tertarik untuk menaiki gondola dan menyusuri semua kanal yang ada disana dan mengelilingi kota Venice.

Pandangan Matanya terus berkonsentarsi diantara orang –orang disini untuk menangkap sosok seorang perempuan bernama Kitajima Maya. Hari sudah semakin terang, Masumi merasa lapar karena dari pagi belum sarapan pagi.Setelah selesai berkeliling kota Venice dengan gondola, Masumi masuk kedalam salah satu kafe yang sudah buka.

Setelah selesai makan Masumi kembali mencari Maya,meskipun Masumi sudah lelah,tetap mencari Maya. Dia bertekad apa pun yang terjadi harus segera menemukan Maya. Matahari sudah berada diatas kepala,tapi masih belum menemukannya.Akhirnya Masumi duduk dikursi yang ada di Piazza san Marco, sambil memperhatikan orang yang lalu lalang dengan harapan Maya akan lewat. Setelah satu jam menunggu disana bayangan Maya pun tidak ada, akhirnya Masumi pergi dan mencari tempat lain. Masumi sudah tidak memperdulikan rasa lelah dan kakinya yang pegal yang ada dipikirannya sekarang adalah Maya.

‘’Saya harus segera menemukannya secepatnya. Maya, kamu ada dimana?’’

Maya berada di gereja St. Mark’s Basillica sedang duduk termenung, dan berdoa disana.

Langkah Masumi berhenti di depan gereja St. Mark’s Basillica dan memandangi gereja itu dari luar,setelah lama berdiri, Masumi masuk kedalam gereja dan duduk tidak jauh dimana Maya sedang duduk sekarang.Pandangan Masumi lurus kedepan dan tidak menyadari Maya duduk tidak jauh disamping Masumi.Maya yang telah selesai berdoa pergi dari gereja itu dan Masumi masih tetap berada disana.

Diluar gereja Maya berhenti sebentar dan memandangi gereja itu beberapa saat, akhirnya Maya melangkahkan kakinya pergi meninggalkan gereja itu. Hari ini di Venice keadaannya sangat ramai, banyak wisatawan yang datang kemari. Maya memperhatikan rombongan turis dari Jepang yang baru saja sampai di Venice.

Maya melihat jam tangannya dan waktu sudah menunjukan jam 2. Maya berjanji akan datang ke restoran jam 1.

‘’Aduh, gawat, saya sudah telat satu jam, pasti saya akan dimarahi oleh mereka’’.

Maya berlari-lari menuju restoran Luivre dan menyenggol orang beberapa kali.Akhirnya Maya sampai di depan restoran dengan nafas yang tersengal-sengal dan langsung menuju ke belakang restoran.

‘’Takahashi maafkan saya. Saya datang terlambat’’.

‘’Sebaiknya kamu menemui Sueda sepertinya dia sedang menunggumu dari tadi’’.

Maya langsung menemui Sueda di dapur dengan perasaan bersalah dan takut.

‘’Maafkan saya. Saya datang terlambat. Saya keasyikan jalan-jalan diluar sehingga lupa waktu. Saya bersalah dan maafkan saya’’kata Maya sambil membungkukan badannya berkali-kali.

‘’Maya, duduklah!’’

Maya duduk dikursi yang disediakan oleh Sueda.

‘’Dengarkan saya baik-baik dan jangan menyela saya ketika saya belum selesai bicara’’.

‘’Baik’’.

‘’Saya baru saja menelepon salah satu temanku yang berada di Jepang dan dia memberitahu kalau bosku sudah ditangkap polisi dan juga beberapa anak buahnya. Masumi Hayamilah yang membuat mereka ditangkap’’.

‘’Masumi’’.

‘’Benar. Ternyata waktu itu dia datang dengan membawa uang untuk menyelamatkanmu dan dia sangat kecewa pada mereka karena mereka sudah membohonginya karena mereka tidak mengatakan pada Masumi kalau kamu sudah kabur dan sudah tidak ada lagi bersama mereka. Saat itulah polisi  datang dan menangkap mereka semua. Ketika Masumi Hayami akan meninggalkan rumah itu bosku menembaknya tapi dia selamat karena ada orang yang menolongnya’’.

Mata Maya sudah mulai berkaca-kaca dan air mata sudah menetes di pipinya.

‘’Be..benarkan itu? Masumi datang untuk menyelamatkan saya dan dia hampir mati karena berusaha menyelamatkan saya’’.

‘’Benar. Maya, sekarang kamu tidak perlu marah dan kesal lagi padanya. Dia sangat mencintaimu. Sekarang dia pasti sedih mencarimu kemana-kemana’’.

Maya menangis dan air matanya tidak mau berhenti mengalir.

‘’Sudah, jangan menangis lagi. Sekarang teleponlah dia dan katakan dimana kamu sekarang’’.

‘’Saya akan segera menghubungi dia’’.

Maya cepat-cepat mengambil Hpnya dan mencari nama di Hp itu dan menekan tombol panggil, tapi Hp Masumi tidak aktif,kemudian Maya mencoba untuk menghubungi kantornya dan Mizuki menerima panggilan dari Maya.

‘’Ini saya Maya’’.

‘’Maya, kamu kemana saja? Kenapa baru sekarang kamu menghubungi kami? Apa kamu baik-baik saja?’’

‘’Maafkan saya. Saya sudah membuat kalian khawatir. Sekarang saya ada di Venice dan saya baik-baik saja. Bisa saya bicara dengan Masumi?’’

‘’Sayang sekali. Sekarang pak Hayami sedang tidak ada’’.

‘’Benarkah. Apa dia sudah pulang kerumah?’’

‘’Tidak. Dia sedang pergi mencarimu. Apa kamu tahu akhir-akhir ini dia sangat sedih dan menderita. Dia selalu mencarimu kemana-kemana. Dan hampir setiap hari dia sering melamun  dan selalu menyibukan diri dengan pekerjaannya dan sering melewatkan waktu makan dan akhirnya pak Hayami jatuh pingsan di kantornya karena kelelahan’’.

Maya mulai mengeluarkan air mata lagi.

‘’Benarkah? Saya benar-benar tidak tahu itu.Sekarang bagaimana keadaannya?’’

‘’Sekarang dia sudah tidak apa-apa.Maya ,sekarang pak Hayami ada di Venice sedang mencarimu disana’’.

‘’Eh. Masumi ada disini sejak kapan?’’

‘’Sejak kemarin malam’’.

Maya langsung menutup teleponnya dan langsung berlari keluar.

 ‘’Maya..Maya....Maya....dia sudah menutup teleponnya. Kuharap kalian berdua bisa bertemu disana’’.

Sueda keheranan  melihat Maya keluar dari restoran dengan terburu-buru.

‘’Hei Maya, ada apa?’’

Maya tidak mendengar perkataan Sueda dan terus berlari.

‘’Masumi ada disini sedang mencariku. Saya harus bisa menemukannya’’.

Maya berlari sambil menangis.

‘’Masumi, kamu ada dimana?’’

Maya terus berlari dan berlari dan akhirnnya dia berada ditengah-tengah Piazza san Marco dan Matanya berkeliling mencari Masumi. Maya berkali-kali menghapus air matanya yang terus mengalir.

Masumi baru keluar dari gereja dan menghirup udara sore. Masumi berjalan menuju grand kanal dan melihat kesibukan orang-orang dari sana.

Maya masih berada di Piazza san Marco mencari-cari Masumi selama beberapa menit. Lalu Maya mulai berjalan sambil memperhatikan orang-orang yang ada disana. Hari sudah menjelang sore dan udara menjadi semakin dingin.Maya terus menyusuri jalanan di Venice, sedangkan Masumi masih menatap grand kanal dengan wajah sedih.

‘’Sepertinya hari ini saya belum bisa menemukan Maya’’.

Masumi melihat sebuah restoran tidak jauh dari tempatnya berdiri. Masumi masuk ke restoran itu dan memesan makanan. Setelah selesai makan Masumi memainkan piano yang ada direstoran itu. Masumi memainkan sebuah lagu kiss the rain by Yiruma. Masumi pernah memainkan lagu ini untuk Maya ketika berada di Jerman. Alunan suara musik piano Masumi terdengar sampai ke luar.Maya yang berada tidak jauh dari restoran itu mendengar suara piano itu. Maya mengenali lagu itu dan kembali mengenang saat Masumi memainkan lagu itu untuknya. Tiba-tiba Maya menyadari sesuatu.

‘’Mungkinkah yang memainkan lagu itu adalah Masumi’’.

Maya cepat-cepat menuju ke restoran, tetapi dalam perjalanannya kesana Maya terhalang oleh rombongan turis yang panjang,Maya harus menunggu beberapa menit sampai rombongan itu berlalu.Maya kemudian berlari menuju restoran itu. Ketika Maya sampai disana lagu itu sudah berhenti dan orang yang memainkan lagu itu sudah pergi. Lalu Maya menanyakannya kepada salah satu pelayan restoran dan pelayan restoran mengatakan tadi ada seorang pria Jepang memainkan piano disini dan pelayan itu menyebutkan ciri-cirinya dan ciri-cirinya mirip dengan Masumi. Maya mengucapkan terima kasih pada pelayan itu dan langsung pergi.

‘’Masumi tadi disini. Mungkin dia belum jauh dari sini’’.

Masumi memutuskan untuk pulang dan melanjutkan pencarian Maya besok. Sore itu suasana dijalan banyak orang. Maya harus bersusah payah mencari Masumi didalam banyak kerumunan orang.

‘’Kenapa badanku pendek? Kalau sedikit tinggi tidak sesusah ini mencari orang ditempat ramai dan semua orang yang ada disini tinggi-tinggi’’.

Maya terjepit diantara banyak orang dan dengan susah payah Maya terlepas dan mencari tempat yang agak kosong.Tiba-tiba dari kejauhan Maya melihat Masumi sedang berjalan. Maya berdiri terpaku ditempatnya berdiri,ingin berteriak,tapi suara tidak keluar. Maya mulai meneteskan air mata dan melihat Masumi berjalan semakin menjauh. Akhirnya Maya dapat menggerakan kakinya dan mulai mengejar Masumi.Langkah Masumi sangat cepat dan Maya berusaha untuk mengejarnya diantara kerumunan banyak orang.Maya terus berkonsentrasi pada sosok Masumi di depannya ,tapi beberapa orang menghalanginya dan Maya kehilangan Masumi.

Maya mulai menebarkan pandangannya kedepan dan Maya menemukan Masumi lagi.

‘’MASUUUUUUUMMMMMIIIIIIIIII’’.

Masumi berhenti berjalan.

‘’Maya. Sepertinya saya mendengar suara Maya’’.

Lalu Masumi menengok kebelakang mencari orang yang sudah memanggil namanya, tapi Masumi tidak menemukan orang yang memanggilnya. Masumi kembali berjalan.

‘’MAASSSSUUUUUMMMMIIIIIII’’.

Masumi berhenti berjalan lagi dan menengok kebelakang lagi. Maya sedang berusaha melewati orang-orang yang ada didepannya karena Maya pendek Masumi tidak dapat melihat Maya yang berada diantara orang-orang yang tinggi, Masumi kemudian melanjutkan berjalan lagi dan akhirnya Masumi menaiki gondola.

Maya mulai panik telah kehilangan Masumi dan menebarkan pandangan kese gala arah.Air mata mulai membasahi wajahnya dan akhirnya Maya terduduk lemas. Orang-orang disana memperhatikan Maya.

‘’Tutto bene,signora?’’

(Anda baik-baik saja,nona?)

‘’Lo sto bene’’

(Saya baik-baik saja)

Maya berdiri dan kembali berjalan. Maya pulang dengan wajah sedih dan lelah.Maya kemudian mengurung diri dikamarnya.

Sueda dan Takahashi bingung dengan sikap Maya hari ini.Maya menangis sendirian di kamarnya,lalu Maya mengambil tasnya dan mengeluarkan recorder dari tasnya dan menyalakannya. Maya mendengarkan Masumi yang menyanyikan Brahms’ lullaby untuknya.Air mata Maya tidak dapat berhenti mengalir.

‘’Masumi,saya ingin bertemu denganmu’’.

Sambil mendengarkan lagu itu Maya tertidur tanpa makan malam dan tanpa mengganti pakaiannya.

****

Masumi pulang dengan wajah lelah.

‘’Dari mana saja seharian?’’Kata Reiko.

‘’Saya mencari Maya’’.

‘’Kalau dilihat dari wajahmu sepertinya belum menemukan Maya’’.

‘’Anda benar. Seharian saya mencarinya,tapi saya belum menemukannya. Besok saya akan mencarinya lagi’’.

‘’Kami juga sudah mencarinya. Hasilnya sama denganmu. Masumi, kamu sudah makan?’’

‘’Belum’’.

‘’Kalau begitu kita makan malam bersama’’.

Mereka makan malam tanpa ada satu pun diantara mereka yang bicara.Masumi sudah terlebih dahulu menyelesaikan makan malamnya dan berpamitan untuk pergi ke kamarnya. Setelah mandi dan berganti pakaian Masumi pergi ke balkon dan melihat pemandangan kota Venice yang diterangi oleh lampu-lampu. Masumi melihat ke langit dan melihat bintang meskipun bintang malam ini hanya sedikit.

Udara sudah semakin dingin Masumi masuk kembali ke kamarnya dan menjatuhkan diri di tempat tidur.

Keesokan paginya Masumi seperti biasa bangun lebih awal dan segera mencari Maya. Masumi bingung harus mencari Maya kemana. Masumi duduk melamun di Piazza san Marco. Keadaan disana masih sangat sepi.Beberapa menit kemudian hari sudah terang dan sudah banyak orang yang berlalu lalang di sana.Tiba-tiba ada orang yang menyapanya dari belakang dan Masumi terkejut ketika melihat orang itu dan orang itu tersenyum padanya.

Maya bangun dengan mata sembab karena semalaman terus menangis.

‘’Sebaiknya hari ini kamu di rumah saja’’kata Takahashi.

‘’Menurutku juga begitu. Saya tidak bisa keluar dengan mata sembab seperti ini’’.

Maya makan pagi yang telah disediakan dan makan dengan lahap.Hari ini kegiatan Maya hanya membersihkan apartemen dan menonton TV.Hp Maya berbunyi.

‘’Halo’’

‘’Maya ini saya Sueda. Bisakah kamu jam 8 malam pergi ke jembatan Rialto?’’

‘’Eh. Memangnya ada apa?’’

‘’Pokoknya kamu datang saja. Nanti juga akan tahu sendiri’’.

‘’Baiklah. Saya akan pergi kesana’’.

‘’OK’’.

Maya menutup teleponnya dan masuk kedalam kamar dan tidur. Sore harinya Maya bangun dan bersiap-siap untuk pergi ke jembatan Rialto.Maya pergi dari rumah ketika waktu menunjukan jam setengah delapan dan sudah berada di jembatan Rialto 15 menit lebih awal dari waktu yang dijanjikan.

Ketika jam sudah hampir jam delapan malam, Maya tidak melihat Sueda datang.

‘’Dia kenapa belum datang?Padahal ini sudah hampir jam 8,tapi belum ada tanda-tanda kemunculan dirinya’’.

Tidak jauh dari Maya ada seorang pria yang sedang memperhatikannya dengan wajah tersenyum dan pria itu mendekati Maya.

‘’Selamat malam Maya!’’

Maya membalikan badan dan betapa terkejutnya ketika dia mendapati Masumi berada disana dengan memegang satu buket bunga mawar ungu. Masumi mendekati Maya dan memberikan mawar ungu itu pada Maya.

Maya meneteskan air mata dan Masumi menghapusnya dengan lembut.

‘’Maya, saya adalah mawar ungu. Maaf, saya baru mengatakannya sekarang, seharusnya saya dari dulu mengatakannya padamu’’.

Maya langsung memeluk Masumi dan Masumi memeluk Maya sangat erat.

‘’Akhirnya....akhirnya kamu mengatakannya juga. Saya sudah lama menantikan ini’’.

Masumi terus memeluk Maya dengan erat dan menumpahkan kerinduannya pada Maya hampir satu bulan.

Masumi melepaskan pelukannya dan menatap Maya lekat-lekat. Jantung Maya jadi berdetak semakin kencang karena terus ditatap oleh Masumi dan jarak wajah mereka sangat dekat.

‘’Maya, ti amo’’.

(Maya,saya cinta kamu)

Masumi memegang bibir Maya dengan ibu jarinya dan beberapa detik kemudian bibir mereka sudah saling bersentuhan. Maya merasakan kehangatan ketika bibir mereka saling bertautan. Maya meneteskan air mata kebahagian karena sudah menemukan kembali cintanya. Maya melingkarkan kedua tangannya di leher Masumi dan Masumi memeluk Maya lebih erat lagi.

Perlahan-lahan Masumi melepaskan bibirnya dan dia mengeluarkan sesuatu dari saku celananya, dan membuka kotak kecil itu.

Lalu Masumi berjongkok di depan Maya.

‘’Maya,saya ingin menghabiskan sisa hidupku denganmu.Menikahlah denganku’’.

Maya diam beberapa saat dan Masumi menunggu jawaban dari Maya dengan gelisah.

‘’Saya bersedia’’.

‘’Benarkah? Saya senang mendengarnya’’.

Mereka berdua berpelukan dan Masumi mengangkat Maya dan mereka berputar.

‘’Terima kasih Maya’’.

‘’Kenapa kamu bisa ada disini?’’

‘’Sueda yang menyuruhku datang ke sini untuk menemuimu’’.

‘’Rupanya begitu. Pantas saja dia menyuruku datang kesini. Bgaimana kamu bisa bertemu dengannya?’’

‘’Kami bertemu secara tidak sengaja di Piazza san Marco’’.

‘’Oh’’.

‘’Sebaiknya kita pulang. Mereka sudah menunggumu’’.

‘’Siapa?’’

‘’Nanti juga kamu tahu’’.

‘’Ayolah Masumi, beritahu saya’’.

Masumi hanya tersenyum dan mengenggam erat tangan Maya. Maya berusaha membujuk Masumi berkali-kali untuk mengatakan padanya, tapi Masumi tetap diam dan akhirnya Maya menyerah dan juga memilih diam sepanjang perjalanan. Mereka berdua naik gondola dan menyusuri kanal-kanal. Ini pertama kalinya Maya naik gondola semenjak kedatangannya ke Venice. Apa lagi sekarang Maya naik bersama Masumi, menyusuri kanal-kanal di Venice pada malam hari dengan Masumi sungguh romantis pikir Maya.Gondola itu berhenti didepan sebuah rumah besar dan indah. Maya sama sekali tidak ada bayangan rumah siapa ini. Masumi membantu Maya turun dari gondola.

Mereka masuk ke dalam rumah dan mereka disambut dengan meriah oleh seisi rumah itu.Maya terkejut melihat orang-orang yang dirindukan dan disayanginya berada disana.Maya memeluk orang tua angkatnya.

‘’Maaf sudah membuat kalian khawatir’’.

‘’Sudahlah Maya, yang penting sekarang kamu pulang dengan selamat’’kata Reiko.

‘’Vater, es tut mir leid’’.

(Ayah maafkan saya)

‘’Das ist OK. Ich freue mich, dass du gut bist’’.

(Itu tidak apa-apa. Saya senang, kamu baik-baik saja).

Kemudian Maya berpelukan dengan Rei dan Taiko.Lalu Masumi memberitahu mereka kalau mereka akan menikah disini 2 hari lagi dan mereka menyambutnya dengan gembira. Orang tua angkat Maya segera mempersiapkan pernikahan mereka termasuk mendaftarkan pernikahan mereka di gereja St. Mark’s Basilica. Maya dan Masumi menghubungi teman-temannya untuk menghadiri pernikahannya. Malam itu mereka berubah menjadi sangat sibuk mempersiapkan segela sesuatunya. Mereka baru beristirahat setelah jam satu malam. Mereka sudah pergi ke kamar masing-masing.Begitu juga Maya dan Masumi. Masumi mengantarkan Maya ke kamar yang telah disedikan untuknya. Mereka berpelukan dan saling mengucapkan selamat malam. Maya akhirnya tertidur di kamarnya yang nyaman.

Keesokan harinya mereka bangun dan mulai mempersiapakan acara istimewa untuk pernikahan Maya dan Masumi.

Maya sangat senang melihat mereka yang bersemangat menyiapkan pernikahannya dan Maya tidak menyangka akan menikah dengan Masumi disini dan menikah digereja itu.Tiba-tiba ada sepasang tangan yang melingkarkan tangannya di pingang Maya dari belakang.

‘’Pagi, sayang!’’

Terlihat wajah Masumi yang memancarkan kebahagian karena sebentar lagi dia akan menikahi wanita yang dicintainya.

‘’Pagi!’’

‘’Mau jalan-jalan sebentar diluar denganku?’’

‘’Baiklah’’.

Maya dan Masumi pergi berjalan-jalan. Mereka kembali menyusuri kanal-kanal dan mengelilingi kota Venice.Masumi merasa senang akhirnya Maya sekarang berada di sisinya lagi,kali ini Masumi bertekad dalam hatinya tidak akan melepaskan Maya lagi,karena dia sudah melewatkan banyak waktu bertahun-tahun untuk mendapatkannya dan sudah memperjuangkan cintanya untuk Maya selama bertahun-tahun, kemudian mereka turun dari gondola dan disana mereka menyaksikan banyak orang-orang yang memakai kostum dan topeng yang aneh dan lucu-lucu.

‘’Sepertinya Venice carnival akan segera dilaksanakan’’kata Maya.

‘’Iya, sepertinya begitu’’.

Di Piazza san Marco telah banyak orang yang berlalu lalang dengan memakai kostum dan topeng.Maya dan Masumi sangat antusias melihat mereka. 

Masumi dan Maya sibuk memfoto mereka.

‘’Kita beruntung bisa menyaksikan Venice carnival’’kata Maya.

Masumi tersenyum.

‘’Maya, ayo kita berfoto bersama mereka’’.

Masumi menarik Maya dan mereka berfoto dengan orang-orang yang memakai kostum itu.Mereka hampir melewatkan waktu makan siang mereka karena asyik memperhatikan orang-orang yang berpakaian kostum itu. Masumi mengajak Maya kesebuah restoran untuk makan siang. Masumi memesan banyak makanan untuk Maya.

Maya melahap makanan yang dipesan Masumi.Setelah mereka selesai makan mereka pergi ke Torcello island. Torcello adalah pulau 10km ke utara-timur Venice. Ini adalah pulau pertama di laguna yang akan diselesaikan oleh Veneti setelah runtuhnya Kekaisaran Romawi barat dan invasi Jerman pada abad kelima dan keenam.Mereka menenuju ke sana dengan menggunakan water taxi. Setelah sampai disana mereka menikmati suasana pulau tersebut yang damai dan tenang. Mereka mengunjung church of Santa assunta dan church santa Fosca.

Mereka berjalan sambil bergandengan tangan dan mereka menikmati pemandangan pulau dan menelusuri pulau itu. Hari sudah sore mereka kemudian memutuskan untuk pulang. Setelah pulang mereka dimarahi karena pergi tanpa bilang pada siapa pun. Maya dan Masumi meminta maaf dan Maya melirik Masumi dan mereka tersenyum.Makan malam telah tiba, mereka makan malam dengan tenang.Setelah makan malam selesai. Eisuke dan yang lainnya datang. Rumah ini menjadi lebih ramai. Mizuki dan Hijiri juga sudah datang.

‘’Pak Hayami selamat atas pernikahan kalian. Akhirnya saya dapat melihat Anda menikah dengan Maya’’.

‘’Terima kasih. Kamu sudah mau datang dengan Hijiri’’.

Masumi dan hijiri saling bersalaman dan berpelukan.

****

Keesokan harinya mereka semua sibuk dan bersiap-siap pergi ke gereja St. Mark’s Basilica untuk menghadiri pernikahan Maya dan Masumi. Masumi dan ayahnya sudah pergi duluan ke sana dan Maya masih berada di rumah sedang di dandani oleh perias pengantin. Maya sangat gugup menghadapi hari ini karena hari ini adalah hari terpenting dalam hidupnya dimana hari ini dia dan Masumi akan segera menikah dan sebentar lagi dia akan menjadi istrinya. Tangan Maya sangat dingin dan jantungnya berdebar semakin keras serasa mau lepas dari dada.Maya tidak dapat membayangkan kalau dia dan Masumi akan menikah di Venice.

Masumi yang sudah berada di gereja merasa gugup menunggu kedatangan Maya dan para tamu yang menghadiri upacara pernikahan telah berdatangan. Nicholas rupanya mengundang seluruh warga Venice untuk menghadiri upacara pernikahan Maya dan Masumi dan para wartawan dari Jepang pun sudah hadir untuk menyaksikannya.Maya dan keluarganya sudah sampai di gereja dan upacara pernikahan akan segera di mulai.

Musik sudah dimainkan dan suasana di dalam menjadi sunyi. Maya dengan didampingi ayah angkatnya berjalan menuju altar. Rei dan Taiko menjadi pengiring pengantin Wanita. Maya sangat cantik sekali memakai gaun pengantin dan Masumi sudah menunggunya di depan dengan senyuman dan wajah bahagia.Ayahnya menyerahkan Maya ke Masumi dan mereka berdua saling tersenyum.Wajah Masumi memancarkan kebahagian dan penuh cinta. Masumi menatap Maya dengan penuh cinta. Kemudian mereka mengucapkan ikrar pernikahan dan setelah mereka selesai mengucapkannya, pendeta menyatakan mereka sudah resmi menjadi suami istri. Kemudian Masumi memasangkan cincinnya di jari Maya dan Maya juga memasangkan cincin di jari Masumi. Keduanya tersenyum bahagia dan mereka berciuman, seluruh tamu yang hadir bertepuk tangan . Kini cinta mereka sudah bersatu untuk selamanya.Semua warga Venice telah menjadi saksi bersatunya cinta Maya dan Masumi.

Maya dan Masumi memutuskan untuk pergi bulan madu ke Praha.

Setelah 6 tahun pernikahan mereka dikaruniai 4 orang anak. Anak pertama laki-laki bernama Naoya berumur 5 tahun dan anak kedua Maya melahirkan kembar 3. 2 perempuan bernama Sakura dan Nagisa dan satu laki-laki bernama Kenichi berumur 2 tahun.

END

4 comments:

Anonymous said...

akhirnya ada yg juara 1.pertama sampai finish....bravooooo

lisa said...

keren ampe py 4 anak lo ^o^ n tq 4 make it hepi ending
luv it so much ^*^

Anonymous said...

haaa.. kembar tiga..??
masumi hebat donk.. hihi

Mellyana on 8 May 2011 at 17:16 said...

Kok si maya bisa melupakan drama ya? ngga disinggung sama sekali disini. Bukannya drama adalah tujuan hidupnya?

Post a Comment

Silahkan kritik, saran, sapa dan salamnya... :)

 

An Eternal Rainbow Copyright © 2011 Design by Ipietoon Blogger Template | web hosting