Sunday 17 July 2011

Fanfic TK : Masumi's Love

Posted by Tati Diana at 06:53
* Masumi’s Love*
(by Tati Diana)




Maya hanya menatap sendu lelaki yang sedang berdiri di depan altar . Lelaki itu sedang menunggu sang calon mempelai wanita yang akan segera dinikahinya. Maya sekuat tenaga berusaha untuk tegar dan menerima takdir yang terjadi atas dirinya. Dia harus merelakan laki-laki itu untuk menikah dengan wanita lain, Shiory Takamiya.


Masumi Hayami, lelaki yang sedang berdiri di depan altar menunggu sang calon mempelai wanita, tampak dingin dan tatapannya terlihat hampa. Cocok sebagai model mempelai pria yang tidak bahagia. Sesekali dia mencuri pandang pada sosok wanita mungil yang juga hadir di sana. Wanita mungil, sang bidadari merah, Akoya dalam kehidupannya sekaligus belahan jiwanya, Maya kitajima


Masuki merutuki nasibnya. Seandainya saja dia dahulu tidak pernah menyetujui pertunangan itu atau jika saja dulu dia punya keberanian untuk menunjukkan rasa cintanya pada Maya. Tentu dia tidak akan terperangkap dalam dilema ini.


Bunyi langkah kaki dibelakangnya seakan menyadarkan lamunan Masumi dari kenyataan yang sedang dihadapinya. Dia sedang berada di Gereja, saat dimana dia memenuhi janjinya sekaligus tugasnya. Salah satu tugas yang harus diembannya sebagai anggota keluarga Hayami. Tugas untuk memajukan Daito dan mengukuhkan peran bisnisnya dengan menikahi cucu milyuner dari keluarga Takamiya.


Pernikahan. Pernikahan yang dia tidak pernah menginginkannya. Apakah akan bisa disebut sebuah pernikahan jika itu dilakukan tanpa diiringi rasa cinta dalam menjalaninya?. Bukankah pernikahan merupakan sarana untuk menyatukan dua hati. Dua hati yanga sama-sama saling mencintai, mengasihi, merindui. Menyatukan dua sosok secara jiwa dan raga. Bukan menyatukan dua kekuatan untuk sekedar menguatkan bisnis dan kekuasaan.


“Ah.......” dia lelah dengan semua ini. Lelah dengan semua kehidupan yang dijalaninya. Mengapa kebahagiaan tak bisa dia raih dengan sempurna. Hanya sesaat kebahagiaan yang bisa dia rengkuh. Kebahagiaan saat dia mampu menyatukan cintanya dan cinta sang Bidadari Merah di lembah plum. Menyatukan gelora cinta mereka secara hati, jiwa dan raga.


***flash back***
Maya menatap lelaki yang ada di hadapannya. Lelaki yang dahulu sangat dibencinya, selain karena dia selalu mengganggu dan mengolok-oloknya, lelaki itu pula adalah lelaki yang harus bertanggung jawab atas kematian ibu kandungnya. Tapi ternyata kebencian itu berubah menjadi rasa cinta, saat dia menyadari bahwa lelaki itu jugalah yang selalu mendukungnya dan menjaganya dalam bayangan pengagumnya, mawar ungu.
Masumi menatap wajah mungil dihadapannya. Tak pernah disangkanya bahwa penantiannya selama lebih dari 7 tahun berakhir manis. Ketakutannya jika rasa cintanya ditolak oleh gadis mungil itu, kini bertolak belakang dengan dugaannya. Maya mencintai dirinya, bukan hanya sebagai mawar ungu, tapi sebagai Masumi Hayami.


Masumi dan Maya memandang satu sama lain. Kini mereka berdua telah selesai berucap janji setia sehidup semati sebagai sepasang suami istri. Wajah Maya terlihat merona merah. Dia gugup menyadari bahwa kini Masumi berbaring disampingnya sebagai suaminya. Masumi pun terlihat bahagia menyadari kegugupan dan tingkah istrinya. Tapi dengan rasa cinta, kasih sayang, dan kesabaran Masumi, Maya dan Masumi akhirnya bisa melewati malam pertama mereka dengan penuh bahagia. Apalagi suasana alam pedesaan seakan turut mendukung romantisme diantara mereka berdua.


“ahh........” Maya menggeliat di tempat tidur.


Matanya mengerjap saat matanya silau oleh sinar matahari yang masuk menembus celah-celah jendela


“selamat pagi sayang” kata Masumi yang juga turut terbangun


“ah...eh..selamat pagi’ jawab Maya gugup


“ini hari pertama dalam pernikahan kita. Aku harap aku selalu dapat membahagiakanmu dan kita selalu bahagia” kata Masumi sambil memeluk Maya


Maya hanya mengangguk dan membenamkan dirinya dalam pelukan suaminya.


Mereka menghabiskan waktu mereka selama hampir satu minggu lamanya di lembah plum tersebut. Maya dan Masumi sangat bahagia sekali. Kehidupan mereka jauh sekali dari hiruk pikuk Kota Tokyo yang selalu sibik. seminggu kemudian Masumi mengajak Maya untuk berjalan-jalan ke kota kelahiran Maya. Masumi seakan ingin mengenal kota kelahiran istrinya tersebut. Mungkin perjalanan ini bisa juga disebut perjalanan bulan madu. Mungkin di Tokyo tidak akan ada yang menyangka jika mereka sekarang sudah resmi sebagai suami istri. Pernikahan Maya dan Masumi hanya dihadiri oleh Pak Genzo sebagai saksi. Pak Genzo tahu bagaimana ketulusan cinta keduanya. Keduanya seakan tidak ingin dipisahkan.


Masumi nekad menikahi Maya karena dia sudah tidak sabar untuk menjadikan gadis itu sebagai miliknya. Dia tidak perduli lagi pada pertunangannya dengan Shiory Takamiya. Maya pun sebenarnya menolak saat dia bersikukuh hendak menikahinya, tapi akhirnya Maya luluh juga saat melihat tekad lelaki itu untuk tetap menikahinya dan akan menyelesaikan urusannya untuk memutuskan pertunangannya dengan Shiory saat mereka sudah menikah. Masumi beranggapan keluarga Takamiya pasti akan memutuskan pertunangan jika mereka tahu Masumi telah menikah dengan Maya.


Tapi semua dugaan Masumi ternyata salah. Keluarga Takamiya tidak ingin dipermalukan. Bagi mereka Masumi harus tetap mematuhi janjinya untuk menikahi Shiory. Pernikahan antara Maya dan Masumi bagi mereka dianggap tidak pernah ada. Saat Masumi tetap akan memutuskan pertunangannya, Shiory kembali berulah. Dia mencoba bunuh diri dengan memotong urat nadinya. Masumi pun kalang kabut dan menyalahkan dirinya, walau semua itu juga tidak lepas dari kelemahan mental Shiory yang tidak pernah mau mengalah akan keadaan bahwa Masumi tidak pernah mencintainya.


Maya melihat kesedihan dan dilema yang tengah menghadang suaminya. Bagaimanapun Masumi pastilah sangat tersiksa dengan keadaan ini. Maya tidak ingin lagi mebuat Masumi menderita.


“menikahlah dengan Shiory” kata Maya


Masumi tersentak. “mungil.......apa yang kau katakan ini?” tanya Masumi kaget


Maya mengangguk, “ya menikahlah dengannya. Menikahlah dengan nona Shiory. Tunaikanlah tugasmu” kata Maya dengan lembut


Masumi menggeleng, “tidak mungil. Aku tidak akan menghianatimu. Aku hanya mencintaimu. Aku tidak akan pernah menikahi Shiory”kata Masumi bersikeras


“tapi kau harus melakukannya” kata Maya


“aku tidak akan melakukannya”kata Masumi


****end of flashback****

Masumi tersadar dari lamunannya. Percuma akhirnya seribu cara apapun dia menolak, ternyata sang takdir sangat kejam padanya. Akhirnya dia tetap harus menikahi Shiory Takamiya. Dan kini dia hadir disini untuk mempertanggungjawabkan janjinya dan tugasnya sebagai seorang Hayami.


Shiory Takamiya terlihat bahagia. Dia merasa memenangkan pertandingan. Kebahagiaan jelas terpancar di wajah cantiknya. Gaun putih yang membalut tubuhnya dan rangkaian bunga yang menghiasi rambutnya seakan menambah kecantikan cucu grup Takatsu tersebut.


“Masumi Hayami, apakah anda bersedia menerima Shiory Takamiya sebagai istri anda baik dalam suka maupun duka?” tanya pendeta yang menikahkan mereka


Masumi tetap tak bergeming. Tatapannya nampak kosong. Dia menekan segala kepedihan dalam hatinya. Kepedihan hati meninggalkan kekasih hatinya.


Pendeta tersebut akhirnya mengucap ulang pertanyaan tersebut. Masumi perlahan menatap selintas wajah Maya. Wanita itu tampak menganggukkan kepalanya. Seakan-akan menyetujui apa yang seharusnya diucapkan lelaki itu. Masumi bagai robot akhirnya mengangguk dan dengan pelan dan suara parau mengucapkan kata “ya, saya bersedia”.


Shiory tampak puas dan saat Pendeta pun bertanya hal yang sama bahwa dia bersedia menerima Masumi Hayami sebagai suaminya, Shiory dengan tidak sabar menjawab pertanyaan tersebut dan menyatakan kesediaannya. Akhirnya resmilah Masumi Hayami menjadi suami dari Shiory Takamiya.


Maya menghela napas. Akhirnya Masumi memenuhi janjinya. Maya mengelus perutnya secara tak kentara. Kini rahimnya telah terisi sang bayi yang merupakan benih suaminya. Ada keinginan dalam hatinya untuk mengabarkan hal itu padanya. Pastilah Masumi akan bahagia, jika saja Masumi sama dengan suami di luar sana yang tahu jika istrinya akan segera memberikan keturunan. Tapi Maya tak sanggup melakukannya. Dia tidak ingin menambah beban Masumi lagi. Cukup dia saja yang menanggungnya.


Maya tidak berhak mengusiknya kembali. Masumi telah memiliki keluarga baru. Keluarga tanpa dirinya disisinya. Maya tidak menyesali keputusannya untuk melepas Masumi. Dia hanya ingin Masumi terbebas dari rasa bersalah yang mungkin akan selalu ditanggungnya, Shiory pasti akan selalu mengulangi usaha bunuh dirinya dan akan meninggal jika Masumi membatalkan pertunangannya.


***

Masumi telah sampai di kediaman Takamiya. Kini dia berada di kamar pengantinnya. Kamar yang indah. Tapi tak seindah suasana hatinya. Dia menatap sekeliling kamar itu dan kemudian dia meninggalkan kamar itu. Dia tidak peduli jika Shiory tidak akan menemukan dirinya di sana.


Masumi melajukan mobilnya dengan sangat cepat. Dia seperti kesetanan. Hanya satu tempat yang ingin dikunjunginya. Tempatnya menyendiri dan melupakan semua kesedihannya.
Saat dirinya sampai di villa Izu. Masumi mengambil sebotol minuman keras untuk menemani kesendiriannya. Segala memorinya seakan berputar dikepalanya. Penderitaannnya yang dimulai saat dia kecil yang datang bersama ibunya di kediaman Hayami, perlakuan ayah tirinya yang kejam, kematian ibu Haru akibat dari perlakuannya, pernikahannya dengan Maya, dan perpisahannya dengan Maya.


“Maya.....” nama itu terucap dari bibirnya.


Masumi berusaha menekan kesedihannya. Dia mengingat setiap kebahagiaannya saat-saat kebersamannya bersama wanita itu. Wanita yang selalu menebarkan keceriaan, kegembiraan dan kebahagiaan saat bersamanya.


Masumi masih bisa mengingat raut wajah mungilnya, berulang kali dia bisa mengingat bagaimana kehangatan bibirnya saat dia menciumnya, mengetahui setiap lekuk tubuh wanita yang pernah dijamahnya. Berjuta keindahan saat mereka berpadu menyatukan keindahan cinta mereka.


Tak terasa air mata berlinang membasahi wajahnya. Dia terlihat semakin lelah. Lelah dengan hidupnya. Hingga perasaan tidak berguna dia mempertahankan kehidupannya mampir di benaknya. Sesaat kemudian dia beranjak ke salah satu sudut kamar dan menulis sesuatu di sana.


*****

Maya menerima sebuah surat yang di berikan Hijiri padanya. Hijiri nampak terlihat pucat dan sedih. Maya langsung membuka surat itu dan membacanya. Surat dari Masumi yang ditujukan padanya.


Ini adalah bunyi suratnya :


Kepada

kekasihku tercinta, Maya


Maya maafkan aku jika aku tidak pernah memenuhi janjiku padamu untuk selalu membahagiakanmu. Maaf jika aku pergi seperti ini. Tapi bagiku ini jalan yang terbaik. Aku tidak pernah mempunyai keinginan untuk membagi cintaku, jiwaku bahkan ragaku dengan wanita lain selain dirimu. Hanya engkaulah bidadari dalam hidupku. Kaulah Akoya dalam kehidupanku. Kau lah wanita teristimewa yang pernah menyentuh jiwaku, menghangatkan dinginnya hatiku, membangunkan perasaanku yang telah lama gersang oleh kasih sayang. Kepolosanmu menggodaku. Hanya kaulah yang mampu mangalihkan duniaku dan membuatku mempertanyakan arti kehidupanku.
Kau tahu saat aku menulis surat ini aku terkenang kebersamaan kita di lembah plum. Saat dimana kita mereguk manisnya kebahagiaan. Aku masih mengingat segala hal tentang dirimu. Wajahmu, matamu, hidungmu, bibirmu dan segala hal terindah padamu. Ah....alangkah beruntungnya aku pernah memilikimu. Terima kasih akan cinta tulus yang kau berikan padaku.
Maya, kekasihku, belahan jiwaku, kenanglah aku selalu dalam hatimu. Aku akan selalu menantimu disana sampai saatnya tiba kau menyusulku ke surga. Aku selalu mencintaimu. Selalu mencintaimu...........selalu..........selalu..............selalu............

Aku yang selalu mencintaimu
Masumi Hayami


***

Maya tiba di rumah duka. Maya tidak sanggup lagi membendung rasa sedihnya. Dia tidak memperdulikan lagi orang-orang di sekelilingnya. Dia tergugu menangis. Tak pernah dibayangkannya jika suaminya itu pergi meninggalkannya dengan cara yang tragis dan memilih untuk mengakhiri hidupnya sendiri dengan cara gantung diri.


“tidak............tidak...ini tidak benar. Ini pasti bohong. Masumi pasti bohong dia sudah berjanji padaku untuk selalu membahagiakanku” kata Maya terisak di samping jasad Masumi yang telah membeku


“Masumi bangunlah......bangun......bangun.......” teriak Maya


Mizuki dan Rei yang juga turut hadir di ruangan itu hanya terdiam dan menangis melihat kondisi Maya. Maya akhirnya tidak kuat lagi dan jatuh pingsan.


Shiory Takamiya juga hadir di ruangan itu. Tapi dia hanya terdiam, dia tidak memposisikan dirinya sebagai istri Masumi. Dia tahu Masumi tidak pernah menganggap dirinya sebagai istri.


Saat suaminya itu dikabarkan meninggal dunia dengan cara gantung diri, Shiory kaget. Terlebih lagi saat Shiory menerima surat perpisahan dari Masumi. Isinya pendek. Tapi menyadarkan tentang posisi dirinya.

Kepada

Shiory Takamiya


Aku tidak tahu apakah takdir yang menyebabkan aku harus tetap menikahimu. Tapi satu yang pasti aku tidak pernah mencintaimu. Aku mencintaimu karena aku tidak pernah ingin melihat seseorang meninggal karena aku. Aku pasti tersiksa karenanya. Tapi akupun tidak akan sanggup lagi hidup jika aku harus hidup dengan wanita yang tidak aku cintai dan melepaskan satu-satunya wanita yang kucintai.
Aku takkan pernah membagi cintaku, jiwaku dan ragaku dengan wanita selain Maya Kitajima, wanita yang sangat aku cintai. Dialah istriku, napas kehidupanku.
Maafkan aku Shiory. Ini keputusanku. Aku harap kau mengerti tindakanku



Masumi Hayami


***

Jasad Masumi akhirnya di kremasi. Maya menaburkan abu jenazah suaminya di lembah plum. Tempat yang penuh dengan kenangan kebersamaan mereka. Saat abu itu selesai ditaburkan. Maya masih tetap memandang sekelilingnya dengan nanar.
Maya menyesali keputusannya dahulu. Dia tidak pernah mengatakan bahwa sekarang dia tengah mengandung anak mereka.


“Masumi ......(hiks....hiks....) maafkan aku.....” kata Maya sambil mengelus-elus perutnya


*****

7 tahun kemudian


Seorang anak lelaki menatap wanita anggun yang tengah memerankan tokoh bidadari merah. Anak itu sangat hapal tentang sosok wanita itu. Terpancar raut kekaguman dari matanya yang jernih. Dipangkuannya tampak buket mawar ungu yang sedari tadi dipegangnya. Tak berapa lama terdengar riuh rendah penonton yang bertepuk tangan. Rupanya pementasan drama fenomenal itu telah selesai. Tampak layar tirai panggung drama itu tertutup dan sejurus kemudian kembali terbuka menampilkan pemain-pemain dalam drama yang tadi ditampilkan.


Anak lelaki itu bergegas menuju ruang ganti kostum. Dia mencari sosok bidadari merah yang tadi menghipnotisnya.


“mama.......mama.......” kata anak itu


“ah...Maya, Takeshi mencarimu” kata Koji lawan main Maya


Maya tersenyum memandang anak lelaki berusia 6 tahun yang datang menghampirinya. Dia menatap anak lelaki itu.


“mama....mama bagus sekali tadi” kata anak yang dipanggil Takeshi


“betulkah?” tanya Maya


“betul, mama. Aku selalu mengagumimu. Ini buktinya” kata Takeshi sambil menyerahkan buket mawar ungu pada Maya


Maya menerima buket mawar ungu tersebut. Dia menatap Takeshi yang tengah tersenyum padanya dan menangkap bayangan wajah Masumi di sana.


“ah......Masumi....walau kau telah pergi meninggalkanku namun kau selalu menepati janjimu. Kau berikan aku Takeshi, sebagai ganti dirimu yang selalu membahagiakanku” bisik hati Maya


Tak terasa air mata mengalir di pipi Maya. Takeshi tahu, ibunya selalu menangis jika menerima buket mawar ungu darinya. Tapi Takeshi tahu itu adalah air mata bahagia, karena ibunya selalu bicara tentang hal itu padanya.


“mama juga bangga padamu” kata Maya sambil memeluk buah hatinya


“mari kita pulang, sayang. Oh, ya kita mampir dulu yuk ke Cafe. Kita makan es krim coklat disana” kata Maya


“asyiikkk..........” kata Takeshi


Tak lama ibu dan anak itu terlihat meninggalkan ruang ganti kostum dan bergandengan tangan menuju mobil yang terparkir di halaman gedung kesenian itu.


****************
The End

7 comments:

dina ( I ♥ Topeng kaca ) on 17 July 2011 at 08:56 said...

>< ........masuminya mati .....

orchid on 17 July 2011 at 10:13 said...

Tidaaaaaaak, shiori harus dibuat menderita jg, spy sepadan

Fagustina on 18 July 2011 at 20:12 said...

Baguuusssssss Side story Destiny......

Anonymous said...

ga relaaaa
kalo masumi mati
uwaaaa
elf

Anonymous said...

Hiks..hiks...ga rela masa MM ga bersatu eh Shiory nyante aja huhuhuhu....

Ty SakuMoto on 19 July 2011 at 23:29 said...

huwaa.... sayah binguuung... ceritanya sedih tapi aku suka endingnya. Penuh kehangatan <3
Tapi aku penasaran sama cerita ampe MM nya bisa nikah gimana itu bisa saling tahu perasaan satu sama lainnya?
Nice story. Makasih teh tati <3<3

Anonymous said...

mksih mau baca crtaku.aku mnta maaf msh bnyk yg salah ktk n slh kata.
bgtu pl msh krgnya hal2 yg tdk aku crtakan scra detil.mohon maaf ya temans

masih bnyk yg salah ktk n slh kata.
bgtu pl msh krgnya hal2 yg tdk aku crtakan scra detil.mohon maaf ya temans

tati

Post a Comment

Silahkan kritik, saran, sapa dan salamnya... :)

 

An Eternal Rainbow Copyright © 2011 Design by Ipietoon Blogger Template | web hosting