Tuesday 5 July 2011

Fanfic TK : The Jealousy of Masumi Hayami 2

Posted by Tati Diana at 16:42
Sekuel Fanfic Destiny



JEALOUSY OF MASUMI HAYAMI
(by Tati Diana
)



Chapter 2 : Pertemuan



Yosuke menyuruh sopirnya untuk mengantarnya berjalan-jalan. Dia membatalkan niatnya semula untuk kembali ke hotel tapi memutuskan untuk berjalan-jalan menikmati kota Tokyo. Dia menikmati taman-taman dan mal-mal sekedar melihat-lihat perkembangan kota metropolitan tersebut yang telah lama dia tinggalkan.




Matanya terpaku pada sebuah poster besar yang menampilkan wajah gadis yang pernah dilihatnya. Wajah itu tersenyum ceria mengiklankan produk perlengkapan rumah tangga. Setelah melihat iklan di televisi dan poster besar tersebut, Yosuke semakin yakin jika wanita yang ditemuinya bukan wanita sembarangan. Pastilah dia seorang artis atau tokoh terkenal sehingga kerap tampil di televisi dan iklan. Yosuke berharap lambat laun dia akan tahu tentang sosok wanita itu atau bahkan mungkin berkesempatan untuk mengenalnya lebih dekat.


Kemudian dia beranjak ke sebuah toko buku. Disana dia melihat-lihat buku yang sekiranya bisa menarik hatinya. Memang membaca adalah salah satu hobinya selain memancing dan menonton film, mungkin hobi ini adalah salah satu sifat warisan dari ayahnya yang seorang ilmuwan, sehingga dia selalu haus akan ilmu pengetahuan. Walaupun dia seorang aktor tapi Yosuke tidak pernah membatasi topik suatu bacaan. Buku-buku tentang akting, politik, keuangan, fashion, sosial ataupun kuliner tak pernah lepas dari perhatiannya.


Yosuke telah mengambil beberapa buku pilihannya. Dari keranjang yang dibawanya terlihat ada beberapa buku resep masakan, buku tentang akting, dan buku sosial tentang topik wanita, emansipasi.


Yosuke tengah berada di bagian Majalah. Selintas dia membuka-buka beberapa majalah yang ada di rak tersebut, hingga ekor matanya melihat cover majalah wanita “Kirei” yang terpajang disudut rak tempat majalah tersebut tersusun rapi. Majalah itu menampilkan sosok wanita cantik yang mempesona hatinya. Dia memandangi cover majalah wanita itu sesaat.


“wanita cantik ini, mengapa selalu hadir dimanapun aku melangkah. Mungkinkah kau takdirku?” bisiknya


Yosuke mencabut majalah tersebut dan menggabungkannya dengan buku-buku yang telah dipilihnya. Dia beranjak menuju kasir dan membayar belanjaannya.


*****

Yosuke tiba di hotel tempat dia menginap. Dengan tak sabar dia membuka majalah yang baru saja di belinya itu. Dia membaca rubrik yang menampilkan profil cover majalah tersebut.


“Maya Hayami......” bisiknya


“apakah dia saudara perempuan dari bos Daito itu?” tanyanya dalam hati.


Pertanyaan tersebut lambat laun terjawab ketika dia menyelesaikan bacaannya tentang profil wanita yang menjadi incarannya itu.


“ternyata dia istri Masumi Hayami dan telah memiliki 3 orang anak pula” kata Yosuke. Terbersit rasa kecewa dalam hatinya setelah mengetahui status tentang Maya Hayami.


Setelah membaca majalah itu dan mengetahui tentang sosok Maya Hayami, Yosuke berniat menghapus bayangan wanita yang telah mencuri hatinya itu. Tetapi saat matanya kembali melihat beberapa iklan di televisi dan beberapa kali matanya tak jemu memandang cover majalah “Kirei” yang menampilkan kecantikan nan lembut dari wanita tersebut, niat itu tidak jua sirna dalam hatinya. Malah semakin membuat penasaran untuk mengenal sosok Maya Hayami lebih dekat secara pribadi.


*****

Maya melangkah menuju Studio bawah tanah, tempat teman-temannya berlatih teater. Hari ini Maya ingin sekali berjumpa dengan sahabatnya tersebut. Dia merasa jenuh di rumah.


“hai Maya” sapa Rei


“hai Rei” kata Maya sambil tersenyum


“lama kau tak mengunjungi kami. Apa suamimu tercinta mengurungmu dalam sangkar emasnya?” goda Rei


“bukan begitu, Rei. Masumi tidak melarangku untuk bepergian, tetapi aku memang sangat sibuk mengurusi ketiga anakku. Apalagi Ryu dan Ken, kau tahu sendiri kan, keduanya sering sekali rewel dan butuh kasih sayangku ” kata Maya mengemukakan alasannya


“anak-anakmu atau ayah anakmu yang sering rewel dan butuh belaianmu?” goda Rei


“ah, Rei kau bisa saja. Aku akui Masumi kadang juga manja dan selalu ingin kuperhatikan. Dia seperti anak kecil, tidak mau disaingi oleh anak-anaknya. Terkadang aku berpikir, aku tidak punya 3 anak lelaki tapi 4 dengan ayahnya” kata Maya sambil terkikik geli


“hahahaha..........aku tidak bisa bayangkan jika Masumi cemburu pada anak-anaknya sendiri” kata Rei sambil tergelak .


“tapi walaupun kau disibukkan dengan anak-anakmu, kau tetap bahagia kan Maya?” tanya Rei


“tentu Rei, aku bahagia. Aku dikelilingi oleh orang-orang yang aku cintai dan mencintaiku. Ketiga buah hatiku adalah malaikat-malaikat kecilku.” Kata Maya


“hmm......malaikat-malaikat kecil yang kau hadirkan atas kerjasamamu dengan suami tercintamu” sindir Rei


“ah, Rei kau selalu saja menggodaku” kata Maya tersipu


“tentu saja itu hal yang lumrah, Maya. Mana mungkin kau bisa hamil tanpa ada dia yang turut andil di dalamnya” kata Rei


“sudahlah, Rei. Apa kau akan berpanjang lebar memberiku materi pelajaran biologi tentang reproduksi yang kita dapatkan saat kita SMA dulu?” tanya Maya dengan cemberut


“hahaha...kau jangan marah, Nyonya Hayami. Aku hanya mengingatkanmu tentang keberadaan Masumi Hayami dalam kehidupanmu. Itu saja”kata Rei


“oh, ya Maya. apa kau belum berencana untuk bermain lagi dalam film?” tanya Rei mengalihkan topik pembicaraan


“hmm....entahlah, Rei. Jujur aku menginginkannya. Aku rindu sekali berakting di film. Tapi suamiku belum mengijinkanku” kata Maya dengan lesu


“ahh.........jangan katakan suamimu itu mengekangmu. Atau kau memang mengijinkan dia untuk membatasi gerakmu untuk bermain film lagi?” tanya Rei


“tentu saja aku tidak akan mengijinkan jika dia mengekangku atau melarangku bermain film lagi” kata Maya


“aku senang jika kau berniat untuk tetap bermain film. Setidaknya usahamu dan pengorbananmu dahulu yang mati-matian untuk menjadi seorang artis tidak sia-sia” kata Rei mengingatkan


“jadi kau akan tetap menunggu restu dari suami tercintamu itu?” tanya Rei


“bagaimanapun Masumi suamiku, Rei. Aku harus menghormati dan menghargainya. Aku tetap harus meminta ijinnya. Dan aku yakin dia pasti akan mendukungku” kata Maya


“ah.......kau jangan seyakin itu, Maya” kata Rei dengan ragu


“tentu saja aku yakin, Rei. Masumi selalu mendukungku” jawab Maya dengan pasti


Maya yakin sekali jika Masumi akan mendukungnya. Bukankah Masumi dahulu yang selalu mendukungnya dibalik pengagum mawar ungu saat dia patah arang untuk berakting dan dia pula yang selalu menginginkan melihat dirinya berakting. Tentu tidak masuk akal jika sekarang Masumi melarangnya berakting.


“syukurlah jika dia mendukungmu” kata Rei


“jadi kapan rencananya kau akan tampil lagi?” tanya Rei


“entahlah, Masumi belum menjawab keinginanku. Tapi dia berjanji akan memikirkannya” kata Maya


“ah........bagaimana ini. Kau bilang Masumi pasti mendukungmu, tapi dari jawaban yang dia berikan padamu bahwa dia akan memikirkan keinginanmu, aku kok merasa bahwa dia kurang setuju kau berakting lagi” kata Rei sangsi


“dia harus memikirkannya, Rei. Dia tidak ingin aku mengabaikan dia dan anak-anakku gara-gara aku sibuk syuting. Dahulu aku belum punya tanggung jawab untuk mengurusi rumah tangga dan anak-anak, sekarang kan lain. Sekarang aku harus memikirkan keberadaan mereka juga, tidak hanya karierku saja” kata Maya membela suaminya


“ah, itu kan alasan saja. Jika dia benar-benar serius tentu dia berusaha membantumu agar anak-anakmu tak terabaikan. Atau kau belum bisa meyakinkan dia bahwa kau siap dengan konsekwensimu jika kau kembali berakting?” tanya Rei


Maya menggeleng.


“aku sudah mengatakan padanya bahwa aku siap menanggung konsekwensinya” jawab Maya


‘lalu apalagi? Apa dia tidak percaya padamu?” tanya Rei


“entahlah” kata Maya bingung


Rei menatap sahabatnya itu. Jujur dia akui Maya semakin cantik dan mempesona. Sahabatnya itu walaupun telah melewati usia 30 tahun tetap terlihat awet muda seperti gadis remaja, padahal dia telah memiliki 3 orang anak. Mungkin Masumi tidak menginginkan Maya kembali berakting karena takut istrinya itu berdekatan dengan pria lain di lokasi syuting atau terlibat cinta dengan pria lain. Bukan rahasia lagi jika banyak artis yang sering terlibat cinta lokasi dengan lawan mainnya atau mengalami kehancuran rumah tangga gara-gara perselingkuhan yang dilakukan sang artis tersebut. Bagaimanapun kedekatan yang berlangsung lama dapat menimbulkan percik-percik cinta, dan sang cupid, putera eros menembakan panah asmara pada siapa saja yang dikehendakinya.


“aku kira suamimu melarangmu karena dia belum bisa mengatasi penyakitnya itu” kata Rei


“maksudmu Rei?” tanya Maya


“iya, Maya. apa kau yakin bahwa suamimu itu sudah menjadi lelaki yang pengertian dan bukan seorang pencemburu lagi?” tanya Rei


“Rei, Masumi tidak seharusnya mencemburuiku terus. Dia pasti tahu jika aku hanya mencintai dia seorang” kata Maya penuh keyakinan


“maka katakanlah hal itu pada suamimu. Kau tak perlu meyakinkan hal itu padaku. Karena aku mengetahuinya dan mempercayainya. Sedangkan dia, apakah dia mempercayai ucapanmu itu, aku tidak tahu” kata Rei


Maya hanya terdiam. Dia memang memahami kecemburuan Masumi. Kadang kecemburuan Masumi membuatnya takut. Suaminya itu kadang terlihat konyol dan menjadikan dia sosok yang aneh. Tapi jika sampai melarangnya berakting gara-gara kecemburuannya itu sungguh keterlaluan dan Maya tidak akan membiarkan hal itu terjadi.


“Aku harap alasan yang dia kemukakan semalam memang benar dan bukan karena ketakutannya aku berpaling darinya. Tapi jika dia melarangku karena perasaan cemburunya, aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi” tekad Maya


“hmmm......aku senang jika kau mengambil sikap seperti itu. Bagaimanapun kau berhak untuk berkembang tanpa harus dibayang-bayangi kecemburuan suamimu itu. Hah.., bagiku seorang Masumi Hayami masih tetap saja tidak berubah. Walaupun sekarang aku dengar dia lebih sedikit manusiawi dan tidak sedingin dulu, tapi kukira penyakit cemburunya yang akut masih belum juga hilang.” Kata Rei


“ah....Rei, semoga dugaanmu itu salah’ kata Maya


“aku harap juga begitu. Semoga dia segera temukan obat untuk mengatasi rasa cemburunya itu” kata Rei


Maya hanya tertawa menanggapi ucapan Rei.


Lama keduanya bercakap-cakap dan Maya melihat sahabatnya itu berlatih peran. Selama melihat sahabatnya itu berlatih, semakin dalam keinginan Maya untuk kembali berakting. Dia bertekad Masumi dapat mengabulkan keinginannya untuk kembali berakting dalam film.


*****
Setelah hampir menjelang sore, Maya memutuskan untuk kembali ke kediaman Hayami. Sebenarnya dia tahu bahwa sejak dari tadi siang ,anak-anaknya pastilah sudah kembali ke rumah. Tapi Maya kali ini ingin sekali menghabiskan waktu sendirian untuk berjalan-jalan tanpa dipenuhi aktifitas yang berhubungan dengan ketiga anaknya. Dia seakan merindukan masa gadisnya dahulu, saat dia tidak memiliki beban dan bebas pergi ke mana saja dia sukai, tanpa perlu merisaukan hal lain.


Niat Maya untuk segera kembali, teralihkan ketika dia akhirnya memutuskan untuk berjalan-jalan di daerah Ginza. Maya berjalan menyusuri jalan dan melihat barang-barang ataupun pakaian yang dipajang di etalase toko-toko di sepanjang jalan yang dikenal sebagai tujuan wisata belanja itu. Sesaat matanya tertumbuk pada gaun cantik berwarna dasar putih bermotif bunga-bunga berwarna ungu muda. Gaun itu berpotongan simpel tapi memancarkan keanggunan bagi pemakainya. Langkah kakinya akhirnya membawanya ke dalam toko tersebut. Tanpa berpikir panjang Maya memasuki fitting room dengan gaun yang kini berada dalam tangannya. Sesaat dia memandangi dirinya yang mengenakan gaun yang dicobanya itu dalam cermin di dalam fitting room toko tersebut.


“hmm....gaun ini pantas untukku. Mudah-mudahan Masumi juga menyukainya” kata Maya yang akhirnya memutuskan untuk membeli gaun tersebut.


Maya beranjak pergi menuju kasir. Kasir itu tidak terlalu ramai, sehingga tidak perlu mengantri terlalu lama. Hanya ada seorang lelaki yang sedang melakukan transaksi di kasir tersebut. Lelaki itu rupanya membayar dengan kartu kreditnya. Setelah dia menyerahkan kartu kreditnya kepada petugas kasir tersebut, lelaki itu menengok ke belakang dan kagetlah dia saat mengetahui wanita yang sedang mengantri di belakangnya.


“Maya.......” kata lelaki itu


“Shinichi......” kata Maya tak kalah terkejut


“bagaimana kabarmu?” tanya lelaki yang rupanya adalah Shinichi Kudo.


“kabarku baik” jawab Maya sambil tersenyum


Shinichi memperhatikan gaun yang ada di tas yang dipegang Maya. Pastilah Maya mengantri di kasir tersebut untuk membayar gaun yang dibelinya. Tiba-tiba tangan Shinichi merebut dengan halus tas tersebut dan menyerahkan pada petugas kasir tersebut.


“tolong sekalian dengan ini juga” kata Shinichi


“ah.....Shinichi tidak usah” kata Maya saat menyadari Shinichi akan membayar belanjaannya


“tidak apa. Anggap saja ini pemberianku. Lagipula sudah lama aku tidak memberimu hadiah” kata Shinichi


“terima kasih” kata Maya saat keduanya selesai bertransaksi dan beranjak keluar dari toko tersebut.


“Maya apa kau terburu-buru untuk pulang ?” tanya Shinichi


“mengapa kau bertanya seperti itu?” Maya balik bertanya


“ah,...aku ingin mengajakmu mampir ke Cafe sebentar. Sudah lama aku tidak berjumpa denganmu. Aku rindu dan ingin sekali mendengar ceritamu setelah menjadi istri bos Daito yang terkenal itu”kata Shinichi


“ah...shinichi kau ada-ada saja. Tenang saja aku tidak buru-buru kok” jawab Maya


“jadi kau mau kuajak untuk mampir ke Cafe dulu?” tanya Shinichi memastikan ajakannya tidak ditolak Maya


“hmm...ya” jawab Maya pendek


“apa kau yakin suamimu tidak akan marah jika aku menculik sebentar istri tercintanya. Aku takut jika dia datang dan memarahiku karena berani menggoda istrinya”kata Shinichi


“tidak, dia pasti takkan marah. Dia tahu kau sahabatku. Mana mungkin dia marah” kata Maya meyakinkan


“syukurlah” kata Shinichi


Keduanya berjalan hingga tiba di depan sebuah Cafe yang tidak terlalu besar. Keduanya lantas memasuki Cafe tersebut yang bernama “Rich and Famous”. Karena dari dahulu Shinichi tahu Maya senang makan di Cafe tersebut, maka dia memutuskan untuk mengajaknya ke sana.


“kau mau pesan apa Maya?...tapi aku bisa menduganya es krim coklat bukan?” kata Shinichi seolah – olah menjawab pertanyaan untuk dirinya sendiri


“hmm... rupanya kau selalu ingat makanan kesukaanku” kata Maya sambil tersenyum


“tentu saja, mana mungkin aku lupa. Aku selalu mengingat apapun tentangmu, Maya.” kata Shinichi


Sesaat Shinichi menyesali perkataannya saat melihat raut wajah Maya bersemu merah. Maya mungkin tidak nyaman dengan ucapannya. Mungkin dia mengingat bahwa Shinichi dahulu selalu perhatian dan pernah menaruh hati padanya.


“oh, ya bagaimana kabar suamimu?” tanya Shinichi berusaha mengalihkan topik pembicaraan


“dia baik-baik saja, selalu sibuk dengan urusannya” jawab Maya


“kau pasti bahagia dengan pernikahanmu. Aku dengar kau telah memiliki 3 orang anak sekarang?” tanya Shinichi memastikan


Shinichi memang sudah lama tidak berjumpa dengan Maya. Dia pergi selama 4 tahun ke Korea. Ada tawaran untuknya main film di negeri ginseng tersebut. Saat dia kembali ke Jepang, Shinichi jarang bertemu Maya. Selain karena dia tidak ingin mengusik ketentraman hidup sahabatnya, Shinichi juga tahu watak Masumi yang dikenal pencemburu. Ditambah lagi Maya jarang sekali berakting dan kalaupun ada pesta-pesta di kalangan artis, terkadang Maya tidak menghadirinya dan lebih memilih menemani anak-anaknya, sehingga Maya jarang sekali bertemu dengan artis dan aktor film lainnya.


“hmm... ya. Aku kini memiliki 3 orang anak. Kini waktuku habis untuk mengurusi ketiganya”jawab Maya


“apa kau tidak berniat kembali lagi berakting di film?” tanya Shinichi


“sebenarnya aku menginginkannya, tapi Masumi belum mengijinkanku” jawab Maya


“apa dia mengekangmu dan membatasi kariermu, Maya?” tanya Shinichi


“bisa dibilang tidak sama sekali. Dia masih mengijinkan aku untuk tampil di serial drama televisi, tapi itupun hanya sebagai bintang tamu atau drama lepas lainnya yang tidak memakan waktu banyak untuk syuting” jawab Maya


Sesaat percakapan mereka terputus oleh kedatangan waitress yang mengantarkan pesanan keduanya. Keduanya asyik menyantap es krim dan berbincang- bincang tentang beragam topik. Sesekali tawa lepas terdengar dari keduanya. Shinichi seakan menikmati kebersamaannya bersama Maya, wanita yang dahulu pernah mengisi relung hatinya. Walaupun semenjak perceraiannya dahulu Shinichi berharap menemukan pelabuhan cintanya kembali tapi sampai saat ini dia belum menemukan seorang tambatan hati. Entah mengapa dewi keberuntungan belum saja menghinggapinya untuk memberinya pasangan hidup.


Sedangkan bagi Maya menikmati kebersamaannya bersama Shinichi seakan mengingat saat-saat dia bebas dan tidak terikat siapapun. Kebahagiaan yang meyeruak dalam hatinya bisa kembali bertemu sahabat lamanya sekaligus lawan mainnya dahulu. Pembicaraan mereka seolah mengenang nostalgia kebersamaan mereka saat syuting hingga munculnya gosip percintaan mereka berdua.


Selama pembicaraan itu, mata Shinichi tak pernah lepas menatap lawan bicaranya. Dia semakin mengagumi sosok wanita dihadapannya. Maya semakin terlihat cantik dan dewasa. Tatapan mata Shinichi rupanya tertangkap lensa kamera seorang wartawan yang tanpa disadari mereka berdua sedari tadi telah mengambil beberapa foto.
Bagi seorang wartawan kemunculan Maya Hayami, seorang istri bos Daito di sebuah tabloid bersama Shinichi Kudo di sebuah Cafe pastilah bisa mendongkrak oplag penjualan surat kabar. Apalagi dahulu Shinichi disebut-sebut pernah memiliki hubungan cinta dengan Maya.


“ah....aku sudah harus pulang” kata Maya saat menyadari hari semakin menjelang malam


‘”ah, iya...aku sampai lupa. Aku tidak pernah bosan jika bersamamu” kata Shinichi


Maya hanya tersenyum membalas ucapan Shinichi.


“aku harap kita bisa berjumpa lagi” kata Shinichi


“aku harap juga begitu. Aku ingin berbicara banyak denganmu dan mendengarkan pengalamanmu bermain film di korea” kata Maya


Maya hendak melangkah keluar dari Cafe tersebut saat kakinya tersandung dan hampir terjatuh, tapi untunglah dengan sigap Shinichi berhasil menahan tubuhnya. Tubuh Maya ditahan oleh tangan Shinichi dan sesaat Shinichi secara tidak sengaja memeluk tubuh wanita itu. Maya dengan cepat mengibaskan tangan Shinichi dari tubuhnya, Shinichi pun menyadari tindakannya.


“maafkan aku, Maya. Aku tidak sengaja” kata Shinichi


“ah,...eh...tidak apa-apa.aku berterima kasih padamu. Aku tidak jatuh” kata Maya berusaha menetralkan suasana


Tapi insiden tadi rupanya telah terekam kamera wartawan tadi. Wajahnya menyeringai puas mengingat bahwa foto hasil jepretannya bakal menimbulkan sensasi dan goncangan bagi karier ataupun pernikahan seorang Maya Hayami.


*****

Ken dan Ryu yang dari tadi siang telah kembali ke rumah. Mencari ibu mereka. Keduanya masih sabar saat pembantu di rumah itu mengatakan bahwa ibu mereka sedang berbelanja ke super market. Apalagi Eisuke, kakek mereka mengajak mereka berdua untuk pergi berjalan-jalan dan makan es krim di sebuah kedai yang tidak jauh dari rumah, sehingga rasa kehilangan mereka terhadap ibunya terabaikan. Tapi ketika mereka kembali ke rumah dan hari mulai menjelang malam, ibu yang dinanti tak jua datang. Kedunya mulai terlihat kesal dan akhirnya menangis.


“mana mama..?” tanya Ryu


“mama dimana ?” tanya Ken


“tenang, sayang. Mama kalian sebentar lagi pulang” kata Eisuke menenangkan


“aku mau bertemu mama...” kata Ryu sambil menangis


“mama.....mama......” kata Ken sambil terisak


Keduanya jarang sekali ditinggal oleh Maya, sehingga wajar jika keduanya terlihat sedih dan merasa kehilangan. Eisuke pun merasa aneh, karena tidak biasanya menantu kesayangannya itu pergi begitu lama. Eisuke akhirnya memutuskan untuk menelepon Masumi. Mungkin anak tirinya itu tahu keberadaan Maya.


“hallo......Masumi. ini aku” suara berat Eisuke mampir ke telinga Masumi


“ada apa ayah? Tidak biasanya ayah meneleponku” tanya Masumi


“apa istrimu ada bersamamu?” tanya Eisuke


“Maya? tidak..dia tidak ada bersamaku. Apa dia tidak ada di rumah?” kata Masumi


“iya. Dia tidak ada di rumah. Dari tadi siang dia belum kembali. Apa kau tahu dia pergi ke mana?”tanya Eisuke


“tidak, dia tidak meneleponku atau memberi tahu aku dia berada di mana. Aku tadi siang mencoba meneleponnya tapi tidak tersambung, handponenya tidak aktif” kata Masumi yang mulai khawatir apalagi dia bisa mendengar tangisan anak-anaknya di seberang telepon


“mudah-mudahan istrimu cepat kembali ke rumah. Ken dan Ryu dari tadi menangis menanyakan ibunya” kata Eisuke


“bisa berikan telepon ini pada Ryu atau Ken, aku ingin bicara dengan mereka” kata Masumi


Masumi mendengar Eisuke tengah membujuk Ken dan Ryu untuk menerima telepon darinya, tapi keduanya rupanya tidak menghiraukan. Tangisan mereka masih tetap terdengar.


“Masumi, Ryu dan Ken tidak mau bicara denganmu. Mereka hanya ingin ibunya” kata Eisuke


“baiklah, ayah” kata Masumi dengan lesu sambil menutup teleponnya.


Eisuke baru saja mengembalikan gagang telepon ke tempatnya saat dia melihat mobil hitam yang biasa digunakan untuk mengantar Maya memasuki halaman kediaman Hayami. Desahan lega terdengar dari mulutnya.


“ah...akhirnya kau pulang juga, Maya” batinnya


“Ryu, Ken itu ibumu sudah pulang” kata Eisuke


Kedua anak kembar yang sedang menangis itu menghentikan tangisnya. Apalagi saat Maya memasuki rumah besar itu.


“mama...mama dari mana?(hiks.....hiks)” tanya Ryu sambil terisak


‘iya mama......” kata Ken


Maya menatap sayang wajah kedua bocah kembar itu. Dan memeluk keduanya.


“mama pergi dulu. Tadi ada urusan dengan teman mama” kata Maya


“syukurlah kau sudah pulang, Maya. Dari tadi kedua anakmu ini menangis. Aku harap kau tidak mengulanginya lagi” kata Eisuke. Nada bicara Eisuke lembut tapi tegas.


“maafkan aku, ayah. Tadi aku ingin bertemu sahabatku” kata Maya


“aku tidak akan melarangmu, tapi alangkah baiknya jika kau memberitahukan kepergianmu atau kau menelepon kami dimana kau berada” kata Eisuke menasehati


“baik, ayah. Aku janji. Maaf, tadi aku tidak menghubungi karena aku tidak membawa handphoneku” kata Maya beralasan


“baiklah. Lupakan saja” kata Eisuke yang rupanya memahami masalah menantunya itu. Dia kemudian berlalu mendorong kursi rodanya dan beranjak memasuki kamarnya.


*****
Sasaki Sawada menemui bosnya, Takuya Shirazawa di kantornya. Shirazawa memperhatikan foto-foto yang telah dicetak oleh anak buahnya itu. Semuanya terlihat jelas dalam foto-foto itu. Raut wajah Shinichi Kudo dan Maya Hayami yang tengah berbincang akrab di sebuah Cafe.


“kerja yang bagus.......” kata Shirazawa sambil memperhatikan foto yang memperlihatkan Maya tengah dipeluk oleh Shinichi.


“aku ingin tahu apa yang akan dilakukan oleh Masumi Hayami jika dia tahu istrinya bertemu dengan mantan pacarnya dahulu” kata Sasaki sambil menyeringai


“ah....... Maya Hayami. aku kira dia harus berhati-hati dengan langkahnya, jika dia tidak ingin hidupnya hancur.” Kata Shirazawa


“apa anda akan mempublikasikannya?” tanya Sasaki


“tentu saja. Aku tidak akan membuang kesempatan. Dengar, aku pastikan surat kabar kita pasti laku keras setelah mempublikasikan foto-foto ini.” Kata Shirazawa dengan yakin


“mungkin setelah foto-foto ini keluar, Maya hayami akan terus menjadi incaran wartawan. Dia pasti akan dimintai komentar atau klarifikasi tentang foto-foto ini.”lanjut Shirazawa


“ah...aku semakin tidak sabar. Menunggu besok” kata Sasaki


“aku juga. Besok adalah hari keberuntungan kita” kata Shirazawa sambil memutar nomor telepon. Sejurus kemudian dia mengintruksikan pada bawahannya yang lain tentang penggantian headline surat kabar yang akan terbit untuk esok hari.


Pertemuan dua sejoli : KH (Kudo vs Hayami)


Episode cinta Nyonya Maya Hayami akankah bermuara pada kehancuran rumah tangganya........................?????


********
To be continue






1 comments:

resi said...

waaaah, makin penasaraaaan. lanjuuut....

Post a Comment

Silahkan kritik, saran, sapa dan salamnya... :)

 

An Eternal Rainbow Copyright © 2011 Design by Ipietoon Blogger Template | web hosting