Tuesday 19 July 2011

Fanfic TK : Benang Merah 6

Posted by Miarosa at 09:55
Rate: 18+
Warning : Kissu


Benang Merah
( By Mia Luna )

Chapter 6 : Kematian

Angin dingin bulan November bertiup dengan kencang.Maya  , Sayaka, dan Rei duduk mengelilingi kotatsu sambil menikmati minuman hangat yang mengepul dan kue pai apel buatan Rei yang baru dikeluarkan dari oven.

‘’Maya, bagaimana persiapanmu mementaskan bidadari merah?’’tanya Sayaka.
‘’Semuannya berjalan lancar. Gedung pertunjukan sudah ditentukan , tapi...’’raut wajah Maya berubah jadi sedih.
‘’Tapi apa?’’tanya Rei.
‘’Sejak aku mengatakan putus dengan Koji, aku tidak pernah bertemu atau pun berbicara lagi. Bisa dikatakan sekarang ini hubungan kami tidak baik. Aku takut kalau ini dapat mempengaruhi aktingku dan Koji nanti’’.
‘’Kau ini. Mengapa kamu harus putus dari Koji?’’tanya Sayaka.
‘’Itu...itu...’’
‘’Sudah...sudah kita jangan bicarakan itu lagi.Aku yakin Koji akan berakting dengan bagus nanti walaupun diantara kalian sekarang ada masalah’’kata Rei menenangkan.
Mereka bertiga  menyuruput minuman mereka.
Brak..bruk..brak...bruk...
‘’Suara apa itu?’’
‘’aku tidak tahu.Rei, kau tahu suara apa itu?’’
‘’Aku juga tidak tahu . Sepertinya suaranya berasal dari kamarmu. Aku akan melihatnya’’kata Rei cemas.
 Maya dan Sayaka mengawasi dan mengikuti Rei dari belakang menuju kama dan di wajah keduanya ada keingintahuan yang besar. Rei kemudian membuka pintu kamar pelan-pelan.
‘’Aaarrrgghhh...”
Dari balik pintu muncul seekor kucing gendut berbulu oranye dan kamar sedikit berantakan beberapa kardus yang berada didekat jendela terjatuh ke lantai dan isinya keluar.
‘’Garfield’’.
‘’Meooongg’’
Kucing itu langsung mendekati Maya.
‘’Kucing siapa itu?’’
‘’Eriko Harada. Wanita cantik yang aku temui tadi taman’’.
‘’Kenapa kucingnya bisa ada disini?’’
‘’Entalah Rei. Aku akan menghubunginya kalau kucingnya ada bersamaku sekarang’’.
Maya mengangkat Garfield mendudukannya di pangkuan. Maya mengusap-usap kepalanya dan kucing itu merasa nyaman dengan belaian Maya. Akhirnya tertidur dipangkuannya.
‘’Kenapa kucing itu bisa tahu dimana kamu tinggal?’’
‘’Iya juga. Mungkin dia sedang bermain disekitar sini dan mungkin juga kebetulan dia masuk ke apartemen ini dan bertemu denganku disini’’.
‘’Sepertinya begitu. Kucing ini memang sangat lucu dan menggemaskan’’.
‘’Jadi apa boleh kalau kucing ini sering-sering main kesini? Aku sudah menyukai kucing ini sejak pertama kali bertemu’’.
‘’Mungkin Maya sudah jatuh cinta pada pandangan pertama pada kucing ini’’kata Sayaka sambil tertawa.
‘’Kalau pak Masumi tahu kau jatuh cinta pada kucing, apa dia akan cemburu ya?’’goda Rei.
‘’Sayaka, Rei,kalian ini’’kata Maya dengan wajah cemberut .
Rei dan Sayaka tertawa terkikik.
 ‘’Maya kamu harus membereskan kardus-kardus itu. Seharusnya kamu membereskannya sejak kemarin’’.
‘’Nanti segera akan kubereskan Rei’’sambil mengambil kue pai apel.
‘’Maya, apa pria itu sudah menghubungimu lagi setelah dia mengantarkan kita berdua pulang kemarin malam’’.
‘’Tidak. Memangnya ada apa Rei?’’
‘’Tidak hanya ingin tahu saja.Aku rasa dia itu menyukaimu?’’
‘’Itu tidak mungkin’’.
‘’Apa yang tidak mengkin. Itu sudah terlihat jelas. Dia baik padamu dan selalu mencari perhatianmu’’.
‘’Yang dikatakan Rei mungkin benar. Aku yakin beberapa hari lagi kamu akan menerima pernyataan cintanya padamu’’.
‘’Aku ingin kamu tetap berhati-hati dan waspada pada Kenjiro Takamiya. Kedekatannya denganmu membuatku khawatir’’.
‘’Maksudmu dia orang jahat Rei?’’tanya Sayaka.
‘’Entalah. Tapi tidak ada salahnya kalau kita berhati-hati’’.
‘’Kau jangan mudah percaya padanya’’Rei menatap Maya dengan cemas.
‘’Terima kasih sudah mengkhawatirkanku. Aku akan menjaga diriku baik-baik’’.
Rei masih menatap maya dengan cemas.
****
Masumi terburu-terburu menyelesaikan pekerjaannya karena sore ini dia sudah berjanji akan mengantar Shiori ke dokter kandungan.Dihatinya masih ada penyesalan karena dia dan Shiori sudah tidur bersama.
Tok...Tok...
‘’Masuk!’’
‘’Nona Shiori sudah datang’’.
‘’Suruh dia masuk’’.
‘’Baik’’.
Shiori masuk ke kantor Masumi dengan wajah riang.
‘’Kamu duduk saja dulu. Sebentar lagi pekerjaanku selesai’’kata Masumi tanpa mengalihkan pandangannya dari komputer.
Mizuki masuk dan membawakan secangkir teh hangat untuk Shiori.
‘’Terima kasih’’.
Shiori meminum tehnya kemudian tersenyum. Dia telah berhasil membuat Masumi tetap berada disisinya. Dia tidak menyangka kalau rencana yang dia jalankan 2 bulan yang lalu berhasil.Dia tahu kalau suatu saat pasti Masumi akan meninggalkannya.
‘’Shiori, ayo kita pergi!’’
‘’Pekerjaanmu sudah selesai?’’
‘’Sudah’’.
Shiori berdiri dan memeluk lengan Masumi.
‘’Mizuki, mungkin aku tidak akan kembali lagi ke kantor’’.
‘’Saya mengerti’’.
Masumi dan Shiori menghilang dibalik pintu lift. Selama mengemudi Masumi tidak bicara terus menatap jalan dan Shiori menyandarkan kepalanya di bahu Masumi.
****
Maya dan Rei menghabiskan waktunya hanya diam di rumah. Garfield masih tertidur pulas di kursi.
‘’Apa kamu sudah menghubungi pemilik kucing itu?’’
‘’Ahhh...aku lupa Rei, tadi aku keasyikan nonton. Aku akan segera meneleponnya’’.
Rei mendesah panjang dan mengeleng-gelengkan kepalanya. Maya pergi ke kamarnya mengambil Hpnya.
‘’Selamat siang! Ini Maya Kitajima. Apa Anda masih ingat aku?’’
‘’Tentu saja. Aku masih ingat’’.
‘’Aku hanya ingin memberitahu Anda kalau kucing Anda ada bersamaku’’.
‘’Garfield ada bersamamu?Syukurlah aku kira dia menghilang kemana lagi. Biasanya kalau makan siang tiba pasti dia akan pulang walaupun dia bermain jauh kalau sudah waktunya makan pasti dia akan pulang’’.
‘’Aku sudah memberikannya makan dan sekarang sedang tidur’’.
‘’Pantas saja dia tidak pulang karena kamu sudah memberikannya makan. Bagaimana Garfield bisa berada ditempatmu?’’
‘’Aku juga tidak tahu tiba-tiba saja dia disini’’.
‘’Maya, bisakah kamu mengantarkan Garfield ke rumahku?’’
‘’Eh...’’
‘’Ajak saja temanmu untuk menemanimu. Bagaimana?’’
‘’Hmmm...baiklah’’.
‘’Terima kasih. Aku tunggu kedatanganmu’’.
‘’Sampai jumpa!’’
Maya keluar dari kamarnya dan memberitahu Rei untuk pergi ke rumahnya.Rei menatap Maya heran bercampur bingung.
‘’Sepertinya dia mengundang kita kerumahnya. Kamu mau menemani aku tidak?’’
‘’Baiklah. Aku akan menemanimu karena aku tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi padamu’’.
‘’Terima kasih. Kamu memang teman yang bisa diandalkan’’.
****
Shiori dan Masumi sudah tiba di rumah sakit dan sekarang dokter sedang memeriksa kandungan Shiori.
‘’Bagaimana keadaannya? Apa bayinya sehat?’’
‘’Tidak ada masalah ibu dan bayi sehat dan ini resep untuk vitamin’’.
‘’Terima kasih dokter’’.
Shiori dan Masumi keluar dari ruang dokter dengan wajah ceria.Shiori menunggu di lobi rumah sakit sementara Masumi sedang berada di apotik untuk mengambil vitamin.
Maya dan Rei bersiap-siap untuk pergi ke rumah Eriko. Rei melihat Maya begitu bersemangat pergi kesana.Sepertinya Maya ingin sekali bertemu dengannya pikir Rei.
‘’Maya, kamu sudah siap? Butuh berapa lagi aku harus menunggumu?’’
‘’Aku sudah siap’’.
Rei menatap Maya dengan teliti.
‘’Maya, kamu berdandan cantik sekali seperti mau pergi kencan saja. Padahal kita mau bertamu saja. Sepertinya kamu menyukai wanita itu’’.
‘’Iya kamu benar aku menyukainya. Dia cantik, ramah dan juga hangat. Meskipun aku baru bertemu dangannya tapi aku merasa nyaman berada di dekatnya’’.
‘’Ayo kita pergi, jangan lupa bawa Garfield. Bukannya tujuan kita kesana untu memngantar kucing itu pulang’’.
‘’Aku tahu’’.
Garfield masih tertidur nyenyak di kursi dan Maya mengakatnya. Kucing itu sangat berat. Maya sedikit mengalami kesusahan untuk mengendongnya.
‘’Maya, biar aku saja yang mengendongnya. Kucing ini berat sekali, pasti di rumahnya banyak makan’’.
Rei dan Maya pergi ke rumah Eriko dengan berjalan kaki karena setelah dilihat alamat rumahnya letaknya tidak terlalu jauh dari apartemennya.
Sementara itu pak Takamiya duduk termenung di ruang kerjanya sambil memandang ke arah luar jendela.
‘’Apa yang sedang kakek pikirkan?’’
Pak Takamiya membalikan kursinya.
‘’Ternyata kamu?’’
Kenjiro duduk disofa sambil menunpangkan kakinya.
‘’Aku sedang memikirkan Shiori?’’
‘’Ada apa dengannya lagi? Aku lihat dia baik-baik saja dan rencana pernikahannya berjalan dengan baik’’.
‘’Aku senang renacana pernikahannya berjalan dengan baik. Kemarin malam Shiori memberitahuku kalau dia sekarang sedang hamil dan aku sangat terkejut’’.
‘’Apa kakek mengkhawatirkan bayi yang berada dalam kandungan Shiori?’’
‘’Iya. Aku mengkhawtirkan bayi itu akan terkena kutukan seperti kita. Meskipun bayi itu milik keluarga Hayami, tapi tetap saja bayi itu memiliki darah keluarga kita’’.
‘’Kita tidak bisa menghindar dari kutukan ini. Kenapa kita tidak meminta mereka menghapus kutukan ini?’’
‘’Mereka juga tidak bisa menghapusnya karena kutukan ini bukan kutukan biasa. Kutukan ini akan terus hidup selama keluarga kita masih ada’’.
‘’Kakek benar. Apa menurut kakek itu anaknya Masumi?’’
‘’Apa maksudmu?’’
‘’Aku hanya meragukan kalau itu bukan anak Masumi. Kakek tahukan kalau Shiori itu sangat mencintai Masumi, jadi dia bisa melakukan apa pun demi mempertahankan Masumi disisinya’’.
‘’Shiori tidak mungkin seperti itu’’.
‘’Kalau begitu kakek belum mengenal baik cucu kesayangan kakek itu’’.
Kenjiro tersenyum misterius, lalu meninggalkan ruang kerja sambil tersenyum meninggalkan tanda tanya untuk pak Takamiya.
****
Maya dan Rei sudah berada di depan rumah bergaya Eropa dan rumahnya berdinding batu.
‘’Mungkin ini rumahnya. Karena rumah bergaya Eropa dan dinding batu  satu-satunya yang ada disekitar sini’’.
‘’Ini memang rumahnya. Lihat papan nama ini’’.
‘’Kau benar Rei. Ayo kita masuk!’’
Ting...tong....
‘’Siapa?’’
‘’Maya Kitajima’’.
‘’Silahkan masuk!’’
Pintu gerbang kemudian terbuka dan mereka berdua disambut oleh Eriko dengan senyuman ramah.
‘’Terima kasih kalian mau datang. Ayo silahkan masuk!’’
Rei menyerahkan Garfield yang sedang tertidur nyenyak dalam gendongannya.
‘’Maaf. Kucingku sudah merepotkan kalian’’.
‘’Tidak apa-apa. Aku senang bisa bertemu dengan Garfield lagi’’.
Maya dan Rei melihat kesekeliling rumah.
‘’Oh ya, kenalkan ini Rei Aoki. Dia temanku’’.
‘’Senang bertemu denganmu Rei. Apa aku boleh memnaggilmu Rei?’’
‘’Tentu saja’’
Erikotersenyum ramah pada Rei dan membuat Rei sedikit gugup.
‘’Rumah yang nyaman’’kata Rei tiba-tiba.
‘’Terima kasih’’.
‘’Silahkan duduk. Aku mau ke dapur dulu’’.
‘’Seperti yang kamu katakan dia memang baik. Aku suka dia’’.
‘’Benarkan apa yang aku katakan. Dia memang baik’’.
Tidak lama kemudian Eriko membawa 2 gelas jus jeruk dan sepirimg penuh kue tart strawberry.
‘’Ayo silahkan diminum dan dimakan. Aku yang membuat kue itu tadi’’.
Maya dan Rei langsung memakan kuenya.
‘’Hmmm.. kue ini enak sekali’’
‘’Terima kasih Maya’’.
‘’Apa Anda tinggal sendirian disini?’’
‘’Iya. Aku tinggal disini sendirian’’.
‘’Apa Anda tidak kesepian’’.
‘’Tidak karena ada Garfield yang menemaniku’’.
‘’Pasti dia sangat berarti bagi Anda’’.
‘’Tentu saja. Dia sudah bersamaku sudah sejak lama’’.
‘’Maya, ternyata kamu adalah seorang aktris hebat. Aku baru mengetahuinya kemarin di televisi’’.
Maya tersipu malu dan merasakan kalau wajahnya mulai memanas.
‘’Aku ingin melihat bidadari merahmu’’.
‘’Benarkah? Kalau begitu Anda harus datang pada pertunjukan nanti’’.
‘’Tentu. Pasti aku akan datang’’.
Maya melahap lagi kue yang tersisa di piringnya dan Rei hanya mendesah panjang.
****
Masumi mengantarkan Shiori pulang  dan ketika akan pulang pak Takamiya menahan Masumi dirumahnya untuk makan malam. Masumi tidak bisa menolaknya akhirnya Masumi menerima undangan makan malam dari pak Takamiya dan Shiori.Mata Masumi kemudian melihat Kenjiro dan menatap dingin pria itu. Dia masih ingat bagaimana kedekatan pria itu dengan Maya dipesta.
‘’Halo pak Takamiya! Senang bisa bertemu dengan Anda lagi disini’’.
‘’Aku juga’’kata Masumi dingin.
‘’Aku mau pergi ke kamarku dulu. Apa kakek bisa menemani Masumi sebentar?’’
‘’Tentu saja’’.
Shiori pergi ke kamarnya dan Kenjiro mengikutinya dari belakang.Ketika Shiori akan menutup pintunya Kenjiro menahannya dengan tangannya.
‘’Kamu mau apa lagi?’’
‘’Bisakah kamu bersikap sedikit ramah padaku?’’
Shiori hanya menatap dingin Kenjiro.
‘’Aku datang untuk menawarkan bantuan padamu’’.
‘’Benarkah? Bantuan apa yang ingin kamu berikan padaku? Apa nanti aku harus memberikanmu uang atau kamu menjual ramuanmu yang tidak ada gunanya?’’sindir Shiori.
‘’Maksudmu ramuan cinta? Siapa bilang ramuan itu tidak berguna? Aku sudah mencobanya dan hasilnya sangat bagus. Kamu saja yang selalu gagal memberikannya pada Masumi. Kali ini aku tulus membantumu’’.
‘’Cepat katakan bantuan apa yang ingin  kamu berikan padaku?’’
‘’Aku akan membuat Masumi membenci Maya selamanya’’.
Mata Shiori langsung menunjukan ketertarikan.
‘’Bagaiamana caranya?’’
‘’Itu urusanku. Kamu tidak perlu tahu cara yang aku gunakan nanti’’.
‘’Kamu benar-benar suka padanya?’’
‘’Iya. Aku akan menjadikan Maya milikku dan Masumi akan tetap menjadi milikmu selamanya. Bukankah sudah ada bayinya dalam perutmu, tapi aku ragu apakah bayi itu benar-benar bayi Masumi Hayami’’.
‘’A..apa maksudmu? Ini bayi Masumi’’.
Kenjiro tersenyum melihat kegugupan Shiori.
‘’Kamu tidak bisa membohongiku. Aku sangat yakin itu bukan bayi Masumi dan aku merasa kasihan padanya karena dia percaya begitu saja padamu. Aku ingin melihat bagaimana reaksi Masumi saat dia tahu bayi itu bukan bayinya’’.
Shiori sudah terlihat sangat marah dan dia langsung mencengkram kerah baju Kenjiro dengan sangat kuat.
‘’Jangan bicara sembarangan kau’’.
‘’Aku tidak bicara sembarangan. Aku mengatakan yang sebenarnya. Sekarang lepaskan tanganmu’’.
Shiori masih menatap marah Kenjiro’’
‘’Apa kamu tidak mendengar ucapanku. Lepaskan tangamu’’kata Kenjiro kesal.
Shiori duduk dipinggir tempat tidurnya dan menenangkan dirinya.
‘’Sebesar itukah cintamu pada Masumi sehingga kamu akan menggunakan segala cara untuk mendapatkannya. Kamu licik sekali. Aku tahu kamu melakukan inseminasi supaya dirimu hamil. Aku tidak tahu siapa orang yang sudah mendonorkan spremanya untukmu atau kamu membeli sprema itu agar dirimu hamil’’.
‘’Kau’’kata Shiori marah.
‘’Tapi rencanamu memang berhasil dan bisa membuat Masumi berada disisimu. Kalau dia tahu tentang ini pasti dia akan sangat marah besar karena kamu telah menipunya. Jangan khawatir aku akan merahasiakan ini karena aku tidak ingin Masumi kembali pada Maya. Dengan begini kita akan sama-sama diuntungkan’’.
‘’Dari mana kamu tahu itu?’’
‘’Tanpa sengaja aku mendengarkan pembicaraanmu di telepon dengan seseorang. Di dalam pembicaraan itu kamu menyebutkan mengenai pendonoran sprema.Lalu aku mengikutimu ke rumah sakit. Dari sanalah aku tahu tentang rahasiamu itu’’.
‘’Kamu harus merahasiakan ini. Tidak boleh ada orang lain yang mengetahui ini. Kamu mengerti’’.
‘’Aku mengerti, tapi sebagai gantinya kamu harus menuruti apa yang aku inginkan kalau tidak aku akan membongkar rahasia ini padanya’’.
Kenjiro meninggalkan Kamar Shiori dengan tersenyum puas di wajahnya.
Makan malam telah tiba. Selama makan malam tidak ada satu pun yang berbicara. Shiori terlihat seperti tidak ada nafsu makan.
‘’Kamu kenapa Shiori?’’tanya Masumi khawatir.
‘’Ah..aku tidak apa-apa hanya tidak ada nafsu makan’’.
‘’Kamu harus makan demi bayi yang ada didalam perutmu sekarang. Aku tidak ingin terjadi apa-apa pada bayi itu’’.
‘’Yang dikatakan Masumi benar. Kamu harus makan banyak’’.
‘’Aku tahu’’.
Setelah makan malam Masumi pulang dan ketika dia akan menaiki mobilnya terdengar samar-samar orang yang menjerit lalu angin besar bertiup. Masumi segera menaki mobilnya dan segera mengemudikan mobilnya dengan cepat.
****
Setelah makan malam di rumah Eriko,Maya dan Rei berpamitan untuk pulang. Garfield menyelusup diantara kedua kaki Maya.
Meoooongg..meooonggg...
Maya berjongkok dan mengusap-usap kepalanya.
‘’Sampai jumpa lagi! ‘’
‘’Ayo Maya! ‘’
‘’Tunggu Rei! Jalannya jangan cepat-cepat’’.
Eriko menatap mereka sampai menghilang dari hadapannya.
‘’Maya, gadis yang sangat baik, bukan?’’
‘’Meooonggg’’
‘’Ayo kita masuk!’’
Masumi melihat Maya dan Rei di jalan dan dia memberhentikan mobilnya di depan mereka lalu membuka kaca mobilnya.
‘’Maya , Rei, masuklah!’’
‘’Pak Hayami’’kata Rei terkejut.
Rei melirik Maya apa harus masuk kemobilnya atau tidak.
‘’Kenapa kalian diam saja. Aku akan mengantar kalian pulang. Ini sudah malam’’.
Akhirnya Maya dan Rei masuk ke dalam mobil. Maya duduk didepan dan Rei dibelakang.Suasana di mobil jadi canggung . Selama dalam perjalanan tidak ada yang bicara. Rei melihat Maya terlihat terlihat gugup di dekat Masumi. Sejak Maya pulang dari Yokohama dengan wajah sedih , Masumi atau pun Maya tidak pernah bicara lagi. Waktu di pesta kemarin malam juga mereka berdua berusaha menghindar.
‘’Mungil, bagaimana kabarmu?’’kata Masumi tiba-tiba memecahkan keheningan.
‘’Ba..baik’’.
Maya tidak berani menatap Masumi. Jantungnya berdetak kencang berada sangat dekat dengannya .Dirinya begitu merindukan Masumi, rindu sentuhannya, rindu belaiannya dan rindu ciumannya. Maya tahu dirinya tidak akan bisa melupakan Masumi. Saat ini dia ingin sekali memeluknya, tapi itu sudah tidak bisa dilakukan lagi karena dia sudah menjadi milik wanita lain.
‘’Aku senang kamu baik’’.
Kemudian suasana menjadi hening kembali. Sesekali Masumi melirik ke arah Maya. Dirinya begitu merindukan gadis yang berada disampingnya. Seandainya Shiori tidak hamil, pasti saat ini Maya sudah berada disampingnya dan dalam pelukannya pikir Masumi.
‘’Maya, aku akan menantikan bidadari merahmu lagi. Berusahalah sebaik mungkin’’.
‘’Aku tahu. Aku harap nanti Anda akan datang menontonnya’’.
‘’Tentu saja aku akan datang. Filmmu akan mulai ditayangkan 3 mimggu lagi dibioskop dan Aku harap filmu ini akan sukses.  Apa kamu menontonnya juga?’’
‘’Sepertinya begitu’’.
Masumi kemudian melirik Maya lagi dihatinya dia ingin sekali menanyakan hubungan Maya dengan Kenjiro Takamiya, tapi niatnya diurungkan.Tapi rasa cemburu itu terus ada dalam hatinya. Maya berhak hidup bahagia, dia tidak mungkin akan terus menungguku yang sebentar lagi akan menjadi suami wanita lain. Mobil berhenti di depan apartemen. Maya dan Rei keluar dari mobil.
‘’Pak Masumi, terima kasih sudah mengantarkan kami’’.
‘’Masuk dan istirahatlah ! Ini sudah malam’’.
Maya dan Rei masuk kedalam apartemen dan Masumi memperhatikan mereka berdua sampai benar-benar masuk.
‘’Selamat malam sayangku!’’ Sambil menatap Maya dengan wajah sendu.
****
Suara kokok ayam jantan yang entah dari mana membangunkan Masumi waktu fajar dalam keadaan mata yang masih mengantuk Masumi bangun dan membuka tirai jendela. Di dalam toilet Masumi membasuh mukanya dan dia melihat ke cermin. Wajahnya terlihat merah dan dia juga merasakan suhu tubuhnya naik.Tidak pikir panjang Masumi langsung mengambil termometer dan hasilnya 38˚C.
‘’Sepertinya aku demam. Pantas saja kepalaku merasa pusing dan tubuhku terasa lemas’’.
Masumi kembali berbaring di tempat tidur lagi, lalu menelepon Mizuki.
‘’Mizuki, hari ini aku demam dan tidak akan masuk kantor. Bisakah kamu membawakan beberapa dokumen dan juga pekerjaan kantorku yang lain ke rumah, aku sebisa mungkin akan mengerjakannya di rumah’’.
‘’Baik pak Hayami, nanti siang aku akan datang ke rumah Anda’’.
‘’Dan juga tolong batalkan semua janjiku hari ini’’.
‘’Baik . Sebaiknya Anda istirahat saja hari ini. Urusan kantor biar saya tangani’’.
‘’Sekali lagi terima kasih. Kamu sudah membantuku’’.
‘’Sama-sama pak Hayami’’.
Eisuke sedang makan pagi dan merasa heran Masumi belum juga turun.
‘’Pak Asa, tolong lihat Masumi, kenapa sampai sekarang dia belum juga ada disini’’.
‘’Baik tuan’’
Pak Asa dengan langkah cepat pergi ke kamar Masumi, lalu diketuknya puntu kamar, tapi tidak ada jawaban sama sekali, lalu diketuknya sekali lagi tetap tidak ada jawaban. Akhirnya pak Asa membuka pintu kamarnya tanpa seizin Masumi.
‘’Permisi tuan!’’
Pak Asa melihat Masumi yang masih tidur dan berusaha untuk membangunkannya, tapi pak Asa merasakan tubuh Masumi panas.
‘’Tuan,badan Anda panas sekali’’kata pak Asa khawatir.
Dengan cepat pak Asa menelepon dokter dan memberitahu Eisuke.
‘’Tuan, tuan Masumi sakit. Badannya panas’’.
‘’Benarkah? Apa kamu sudah memanggil dokter?’’
‘’Sudah tuan’’.
‘’Antarkan aku melihatnya. Kenapa dia bisa sakit segala. Selama ini dia tidak pernah sakit’’.
Eisuke masuk kedalam kamar dan melihat Masumi terbaring ditempat tidur . Tidak lama kemudian seorang pelayan wanita membawa baskom berisi air dan es balok, lalu Masumi dikompres dengan air dingin.
‘’Kamu tidak apa-apa?’’
‘’Aku tidak apa-apa. Istirahat yang cukup pasti aku sembuh’’.
‘’Tolong antarkan makanan untuk Masumi ‘’kata Eisuke kepada pelayan wanitanya.
‘’Baik tuan’’kata pelayan wanita itu.
Pelayan itu membawakan makanan  dan Eisuke memaksa Masumi makan walaupun sekarang ini Masumi tidak ada nafsu makan sama sekali. Masumi hanya makan 3 sendok makan saja  dan kemudian dokter datang memeriksanya.
‘’Bagaimana keadaanya?’’
‘’Hanya demam. Beberapa hari istirahat pasti sudah sembuh dan ini resep obatnya’’.
‘’Terima kasih. Pak Asa antarkan dokter  Tanaka sampai depan rumah dan sekalian tolong beli obat untuk Masumi. Ini resepnya’’.
‘’Baik’’.
Eisuke kemudian mengkompres Masumi lagi dan menatapnya cemas.
****
Maya dengan terburu-buru menuju kantor Masumi untuk mendatangani kontrak.Maya tiba didepan kantornya dengan nafas tersengal-sengal.Sebelum masuk Maya mengatur nafas terlebih dahulu. Ketika akan mengetuk ,pintu terbuka.
Ceekklleekk!
‘’Maya, rupanya kamu sudah datang’’.
‘’Maaf. Aku datang terlambat. Apa pak Masumi ada?’’
‘’Sayangnya pak Hayami hari ini tidak ada dan tidak masuk kantor?’’
‘’Eh..kenapa?’’
‘’Hari ini pak Hayami sakit. Dia demam’’.
Maya terkejut dengan perkataan Mizuki dan wajahnya terlihat cemas.
‘’Bagiamana keadaannya? Apa dia baik-baik saja?’’Maya menyerang Mizuki dengan banyak pertanyaan.
‘’Tenang Maya. Pak Hayami baik-baik saja. Kamu tidak perlu khawatir seperti itu’’.
‘’Jadi janjiku dengan pak Masumi hari ini dibatalkan?’’
‘’Iya. Sepertinya begitu. Dia hari ini harus istirahat mungkin untuk beberapa hari kedepan. Aku nanti akan menghubungimu lagi nanti untuk membuat janji bertemu dengan pak Hayami’’.
‘’Baiklah’’Maya terlihat sedih karena hari ini dia tidak akan bertemu dengannya.Padahal dia sudah merindukannya ingin bertemu walaupun kemarin malam sudah bertemu dengannya.
Mizuki mengerti atas kekhawatiran Maya. Dia tahu kalau Maya mencintai Masumi.
‘’Maya, aku sekarang akan pergi ke rumah pak Hayami, apa kamu mau ikut denganku?’’
‘’Eh..apa boleh?’’
‘’Tentu saja. Kamu ingin lihat dia kan?’’
Maya menganggukan kepalanya dan Mizuki memegang lengan Maya.
‘’Ayo sekarang kita pergi ‘’
Maya mengikuti Mizuki ketempat parkir dan Mereka meninggalkan gedung Daito.Sepanjang perjalanan Maya sibuk dengan pikirannya. Apa yang akan dilakukannya nanti setelah bertemu dengan Masumi.Maya tampak gelisah di tempat duduknya kemudian akhirnya dia menopangkan dagunya diatas tangannya sambil memandang ke arah luar jendela mobil.Mobil telah masuk ke halaman rumah Hayami. Maya dan Mizuki turun dari mobil. Mizuki mulai menaiki undakan tangga yang berada di depan pintu masuk sedangkan Maya hanya berdiri diam.
‘’Maya, kamu kenapa? Apa tidak ingin masuk dan melihat pak Hayami?’’
‘’Aku takut menganggunya sebaiknya aku tunggu disini saja’’.
Mizuki kembali menuruni tangga dan menarik lengan Maya.
‘’Apa yang Anda lakukan nona Mizuki’’
Maya berusaha untuk tidak bergerak dari tempatnya berada tapi Mizuki tetap menyeret Maya.
‘’Jangan bertindak bodoh Maya. Kau ingin bertemu dengannya kan? Jadi sekarang ikut aku masuk kedalam. Kamu sudah jauh-jauh datang kesini. Pasti pak Hayami senang bisa bertemu denganmu’’.
‘’Tapi...’’
Akhirnya Maya mengikuti Mizuki masuk ke dalam. Ini pertama kalinya Maya datang ke rumah Masumi. Matanya memandang kesekeliling rumah.Eisuke terkejut melihat kedatangan Maya ke rumah, lalu dia cepat-cepat bersembunyi tidak ingin Maya melihatnya.
‘’Kenapa gadis itu ada disini?Pasti untuk menemui Masumi’’.
Mizuki dan Maya sudah berada di depan kamar Masumi. Jantung Maya berdegup semakin cepat.Ketika Mizuki akan mengetuk kamar, tiba-tiba pintu terbuka dan pak Asa muncul dari balik pintu dan melihat Mizuki lalu melirik Maya sekilas.
‘’Ternyata Anda. Kalau Anda ingin menemui tuan Masumi, dia sedang tidur’’.
‘’Sayang sekali. Aku kesini untuk mengantarkan beberapa dokumen. Bisa kami berdua masuk sebentar aku hanya mau menyimpan dokumen ini saja dan kebetulan Maya ingin menjenguknya’’.
‘’Baiklah, tapi kalian jangan berisik’’.
‘’Kami tidak akan berisik’’Mizuki tersenyum.
‘’Ayo Maya!’’
Maya mengikuti Mizuki masuk ke kamar.
‘’Permisi!’’
Maya melihat Masumi sedang tidur nyenyak. Perlahan-lahan mendekati tempat tidurnya dengan tatapan sedih.Mizuki juga menatap Masumi dengan wajah sedih. Tidak disangka kalau bossnya akhirnya akan jatuh sakit karena selama ini yang dia tahu Masumi tidak mudah sakit.
Maya mengambil kursi dan duduk disamping tempat tidurnya.Perlahan –lahan Maya memegang tangan Masumi dengan kedua tangannya dan membelai wajahnya yang terasa panas ditangannya.Tanpa sadar Maya mengecup pipinya di depan Mizuki. Maya jadi merasa malu dan wajahnya memerah.Dilihatnya Mizuki hanya tersenyum.
‘’Maya, aku akan menemui ayahnya Masumi dulu’’.
‘’Baik’’.
Mizuki meninggalkan Maya sendiri di kamar. Suasana kamar sangat sepi yang terdengar hanya suara jam dinding dan juga nafas Masumi.Maya terus menatapnya sambil membelai rambutnya. Butiran-butiran air mata perlahan-lahan menetes.Maya menciumi tangan Masumi dan memeluk tangannya di wajahnya.
Eisuke berada di bawah tangga dan melihat Mizuki turun.
‘’Selamat siang pak Hayami’’.
‘’Siang!’’
‘’Apa Anda sehat-sehat saja?’’
‘’Aku sehat. Kenapa kamu bawa gadis itu kemari dan meninggalkan dia berdua dengan Masumi di kamar?’’
‘’Hari ini Maya ada janji bertemu dengan pak Masumi mengenai kontrak pementasan bidadari merah, tapi sayangnya pak Masumi sakit. Jadi aku membawanya kesini dan bermaksud melakukan tandangan kontrak di rumah bahkan aku sudah membawa surat kontraknya. Tapi sayangnya juga pak Masumi sedang tidur dan tidak bisa diganggu. Aku meninggalkan mereka berdua karena aku tahu Maya sangat merindukannya. Maya sudah jatuh cinta pada anak Anda’’.
‘’Apaaa...itu tidak mungkin. Bukannya selama ini dia membencinya?’’
‘’Mungkin dulu Maya membencinya tapi sekarang tidak. Mereka berdua saling mencintainya, tapi karena Anda terlalu mementingkan perusahaan, orang yang saling mencintai harus berpisah dan memaksa Masumi menikah dengan wanita yang tidak dicintainya. Maaf sudah berkata seperti ini karena aku sudah melihat banyak penderitaan yang disimpan oleh  pak Masumi ketika harus berpisah dengan Maya’’.
Eisuke hanya terdiam mendengar perkataan Mizuki. Kemudian dari luar terdengar suara mobil.Cepat-cepat melihat ke jendela.
‘’Sepertinya sebentar lagi akan terjadi keributan besar disini’’.
‘’Apa maksud Anda?’’
‘’Shiori telah datang’’.
‘’Eh...’’
‘’Sebelum kalian datang aku memberitahunya kalau Masumi sedang sakit, tapi kalian datang lebih dulu. Aku pikir Masumi lebih baik kalau ada Shiori disampingnya saat ini. Tapi ternyata aku salah. Saat ini yang dibutuhkan Masumi bukan Shiori tapi Maya’’.
‘’Pak Hayami...’’
‘’Mungkin perkataan kamu tadi ada benarnya juga. Selama ini aku sudah memikirkan hal itu. Aku berpikir kalau cinta Masumi kepada Maya sia-sia saja dan ternyata Maya juga mencintainya’’.
‘’Sekarang apa yang harus kita lakukan? Shiori sebentar lagi akan menemukan Maya di kamar pak Masumi. Seperti yang Anda katakan akan terjadi keributan besar disini’’.
‘’Kita harus mencegah Shiori masuk ke kamar Masumi’’.
Mizuki dan Eisuke segera pergi ke pintu depan. Shiori masuk dengan terburu-buru.
‘’Bagaimana Masumi?’’katanya cemas.
‘’Masumi baik-baik saja. Sekarang sedang tidur di kamarnya’’.
‘’Aku akan pergi melihatnya’’.
‘’Ah..Shiori jangan . Biar Masumi istirahat!’’Eisuke berusaha menahan Shiori agar tidak pergi ke kamar Masumi dan menatap Shiori cemas.
‘’Tapi aku harus melihatnya’’.
Shiori mulai menaiki tangga kemudian pak Asa menahannya.
‘’Sebanarnya ada apa dengan kalian? Kenapa aku tidak boleh menemuinya?’’
‘’Kamu boleh menemuinya tapi tidak sekarang. Masumi butuh istirahat. Kamu bisa bertemu dengannya besok. Bagiamana?’’bujuk Eisuke.
‘’Tidak. Aku akan menemuinya sekarang’’.
Shiori menaiki tangga lagi dan pak Asa berusaha menahannya.
‘’Biarkan dia menemui Masumi!’’
‘’Tapi tuan...’’
Eisuke memberikan isyarat kepada pak Asa untuk memberi Shiori jalan.
Pak Asa memberikan jalan untuk Shiori.Dengan langkah cepat Shiori menuju kamar Masumi.
‘’Aku yakin sebentar lagi akan terjadi keributan’’.
‘’Kenapa Anda tidak berusaha untuk menahannya tadi?’’
‘’Untuk apa? Dia begitu ingin bertemu dengannya. Biarkan saja’’.
Eisuke memutar kursi rodanya dan pergi ke ruang kerjanya.Mizuki tampak cemas. Dia tidak mengira kalau Shiori akan datang.
‘’Bagaimana ini?’’
Mizuki menaiki tangga dengan terburu-buru dan setelah sampai di depan kamar Masumi terdengar keributan. Mizuki cepat-cepat masuk.
‘’Kenapa kamu menciumnya?’’teriak Shiori
Plaaakkk!
Shiori menampar Maya dengan keras sampai wajahnya memerah.
‘’Kamu mau merebut Masumi dariku lagi’’.
‘’Nona Shiori Anda salah paham’’disela isak tangisnya.
‘’Salah paham bagaimana? Jelas-jelas aku melihatmu tadi sedang  mencium Masumi. Bukannya kamu sudah berjanji akan menjauhinya, tapi sekarang disaat pernikahan kami sudah dekat kamu malah mendekatinya lagi’’.
Shiori yang tidak dapat menahan emosinya lagi langsung menjambak rambut Maya dengan kuat.
‘’Awwwww....Sakit’’
Maya berteriak karena kesakitan Mizuki yang melihat itu langsung memisahkan mereka berdua. Mereka sudah tidak memperdulikan lagi Masumi yang sedang tidur.Dengan susah payah dan dibantu oleh pak Asa mereka berhasil dipisahkan . Shiori terlihat begitu marah dan menatap Maya dengan penuh kebencian.
Shiori mendekati Maya lagi dan pak Asa langsung menghalanginya lagi.
‘’Kenapa kalian semua membelanya? Pantas saja kalian melarangku untuk menemui Masumi karena ada Maya disini’’.
‘’Bukan begitu, kami tidak hanya ingin terjadi keributan disini.Seperti sekarang’’pak Asa berusaha menenangkan Shiori.
Shiori yang masih belum dapat menenangkan perasaannya terlihat marah dan Maya sangat ketakutan. Maya merasa sangat bersalah pada Shiori dan dia pantas marah kepadanya. Tapi hatinya tidak dapat menahan rasa cintanya untuk Masumi.
‘’Maya, aku benar-benar sangat kecewa padamu karena kamu tidak dapat memegang janjimu padaku untuk menjauhi Masumi’’.
‘’Maafkan aku nona Shiori.Maafkan aku. Karena aku begitu mencintainya. Maafkan aku’’Maya menangis dengan terisak-isak .
‘’Sudah Maya jangan menangis’’kata Mizuki sambil menepuk-nepuk punggung Maya.
‘’Bagaimana dengan Kenjiro. Bukannya dia adalah kekasihmu?’’
‘’Bukan. Dia bukan kekasihku’’.
‘’Oh ya. Aku tidak percaya kalau kalian tidak mempunyai hubungan apa-apa.Maya kamu adalah seorang pembohong besar’’.
‘’Apa maksudmu’’kata Maya sambil menghapus air matanya.
Shiori melemparkan amplop coklat ke arah Maya dan membuka amplop itu. Maya sangat shock melihat foto-foto yang ada dalam amplop itu.Mizuki yang melihatnya pun sangat terkejut.
‘’Ini semua tidak benar. Aku tidak pernah melakukannya’’.
‘’Apa kamu masih mau menyangkalnya? Tadinya aku mau memberikan itu pada Masumi supaya dia tahu wanita seperti apa kamu’’.
‘’Ini tidak benar’’.
‘’Yang di dalam foto itu kamu dan Kenjiro, bukan? Kamu memang seorang pelacur’’.
‘’Sudah cukup!Hentikan’’teriak Maya.
Maya sudah tidak dapat menahan amarahnya lagi .
Plaaakkk!Plaaakk!Plaaaakkk!
Maya menampar Shiori berkali,lalu menjambak rambut shiori dengan kedua tangannya dengan kuat dan menginjak kakinya berkali-kali dan tidak memperdulikan erangan kesakita Shiori. Maya sudah merasa gemas dan kesal dengan tudahan Shiori pada dirinya. Mizuki dan pak Asa tidak menyangka Maya akan berani melakukan itu pada Shiori. Mereka berdua hanya terpaku ditempatnya melihat perbuatan Maya.Tidak hanya itu saja Maya pun memukul-mukul punggung Shiori dengan kedua tangannya. Pak Asa dan Mizuki tidak berusaha melerainya malah mereka berdua menontonnya dengan asyik bagaikan dalan sebuah film perkelahian.
Shiori  meringis kesakitan. Maya akhirnya berhenti memukulnya karena dia ingat sekarang Shiori sedang hamil. Dengan berurai air mata Shiori pergi dari kamar Masumi dan pergi meninggalkan rumah Hayami.Eisuke merasa heran dengan kepergian Shiori dengan wajah penuh air mata dan juga rambut yang berantakan. Pak Asa , Mizuki dan Maya turun ke bawah dan Eisuke menatap mereka dengan penuh keingintahuan.
‘’Bisa kalian ceritakan. Apa yang sudah terjadi?’’
‘’Maya berkelahi dengan nona Shiori’’kata pak Asa.
‘’Ternyata begitu’’Eisuke menatap tajam Mizuki dan pak Asa.
Eisuku langsung memutar kursi roda dan meninggalkan mereka berdua.Maya terlihat sedang menuruni tangga dengan wajah basah oleh air mata.
‘’Sebaiknya aku juga pulang.Maaf sudah membuat keributan disini. Permisi’’.
‘’Maya tunggu! Aku akan mengantarkanmu pulang.
Dengan perasaan kesal dan marah Maya meninggalkan rumah keluarga Hayami.Mizuki berusaha menghiburnya dan menenangkannya.
‘’Maya, kamu tadi hebat sekali. Aku tidak mengira kamu akan melakukan itu pada nona Shiori’’.
‘’Apa tadi aku terlihat begitu buruk’’.
‘’Sama sekali tidak’’.
‘’Aku benar-benar kesal nona Shiori sudah menghinaku’’.
Maya tertunduk lemas dikursi penumpang  sedangkan Mizuki hanya tersenyum selama mengemudi menuju apartemen Maya.
****
Shiori tiba di rumahnya dengan wajah yang sangat marah dan rambut yang berantakan.Pak Takamiya dan Kenjiro yang melihatnya merasa heran dan cemas.Shiori masuk ke kamarnya dan menguncinya lalu menangis dengan keras. Tangisannya membuat pak Takamiya sangat khawatir.
‘’Shiori, buka pintunya! Kamu kenapa? Apa yang sudah terjadi?’’
Shiori masih saja tetap menangis tidak mau membukakan pintunya.
‘’Shiori ayo buka, biarkan kakek masuk’’.
Pak Takamiya masih berdiri di depan pintu menunggu jawaban tapi tidak ada jawaban dari Shiori.
‘’Kakek sudahlah nanti juga Shiori akan keluar dari kamarnya’’.
‘’Tapi...’’
‘’Sudahlah. Biarkan dia tenang dulu’’.
‘’Baiklah. Nanti aku akan kembali lagi dan semoga Shiori mau membuka pintunya’’.
Mizuki mengantarkan Maya sampai pintu masuk apartemennya dan menyuruhnya untuk beristirahat.
‘’Nona Mizuki, terima kasih sudah mau mengantarku’’.
‘’Itu sudah tugasku’’.
Maya masuk ke apartemennya dan langsung pergi ke kamarnya.Matahari sore masuk melalui jendela kamarnya. Maya mengambil sebuah jam saku dari laci meja riasnya dan mendengarkan musik yang mengalun dari jam itu.Kemudian tiba-tiba ingatannya kembali ke masa kecilnya saat bertemu dengan kakak kancing seragam sekolahnya.
‘’Apa dia masih ingat padaku tidak ya? Apa dia baik-baik saja setelah hampir tenggelam di danau itu?Aku harap dia baik-baik saja. Aku ingin sekali bertemu dengannya lagi walaupun hanya sekali. Sebenarnya kakak ada di mana sekarang?’’ sambil menatap langit sore dari jendela kamarnya.
****
Pada waktu makan malam tiba Shiori keluar kamar dengan mata sembab.
‘’Shiori, apa yang terjadi padamu? Apa telah terjadi sesuatu  di rumah Masumi?’’
‘’Aku bertengkar dan berkelahi dengan Maya’’.
Pak Takamiya dan Kenjiro tampak terkejut.
‘’Apaa..Tapi bagaimana bisa dan apa yang dilakukan dia disana?’’
‘’Dia menjenguk Masumi yang sedang sakit, lalu aku melihatnya sedang mencium Masumi’’.
‘’Eeehh...gadis itu sudah benar-benar keteraluan. Ini tidak bisa dibiarkan’’kata pak Takamiya marah.
Shiori hanya diam sambil mengaduk-aduk makanannya.
‘’Aku akan menemui Maya dan bicara dengannya’’.
‘’Itu tidak perlu. Aku sendiri yang akan menyelesaikan masalah ini’’.
‘’Tapi Shiori...’’.
‘’Sudahlah kakek biar aku saja yang menyelesaikan masalahku dengan Maya. Kakek jangan ikut campur’’.
Shiori meninggalkan meja makan dan Kenjiro mengikutinya masuk ke kamar.
‘’Kamu mau apa lagi?’’
‘’Aku hanya ingin tahu, apa kamu sudah memberikan foto-foto itu pada Masumi?’’
‘’Aku tidak memberikan foto itu pada Masumi tapi pada Maya’’.
‘’Apaaa....kamu memberikannya pada Maya, tapi kenapa? Seharusnya kamu memberikannya pada Masumi. Shiori kamu bodoh’’.
‘’Saat itu aku sangat emosi melihatnya mencium Masumi yang sedang tidur, lalu aku memberikan foto itu pada Maya’’.
‘’Shiori, kamu sudah membuat rencana kita berantakan’’.
‘’Aku tahu’’.
‘’Hanya itu saja tanggapanmu’’kata Kenjiro kesal.
‘’Akan kupastikan Maya dan Masumi tidak akan pernah bersama’’.
‘’Apa sudah mempunyai rencana lain?’’
‘’Iya dan aku tidak akan memberitahukannya padamu sekarang. Sekarang tinggalkan aku sendiri’’.Shiori mengusir Kenjiro dari kamarnya.
‘’Baiklah kalau itu maumu dan aku harap rencanamu berhasil’’.
Shiori menatap Kenjiro lekat-lekat dengan mata penuh kebencian.
‘’Tentu saja akan berhasil’’.
Shiori duduk termenung di pinggir tempat tidurnya dan sambil memikirkan rencana-rencana jahatnya yang akan segera dilakukan.
****
‘’Malam tuan Masumi!’’
‘’Malam!’’
‘’Tidur Anda sangat nyenyak sekali sampai-sampai Anda tidak mendengar keributan yang terjadi di kamar Anda tadi siang’’.
‘’Hah? Keributan apa?’’tanya Masumi terkejut.
‘’Anda pasti tidak percaya. Nona Maya  dan nona Shiori tadi siang bertengkar dan berkelahi di sini’’.
‘’Apaaa..Maya dan Shiori, tapi bagaimana bisa?’’
Lalu pak Asa menceritakan semuanya pada Masumi tentang kejadian tadi siang dan Masumi mendengarkannya secara seksama. Sesekali mulut Masumi terbuka dan tertutup karena terkejut.
‘’Benarkah Maya melakukan itu pada Shiori?’’
‘’Benar Tuan karena nona Shiori sudah menghinanya. Seandainya Anda lihat pertengkaran mereka tadi siang’’.
‘’Sayangnya aku tidak melihatnya. Obat yang aku minum ternyata mempunyai obat tidur yang sangat kuat sehingga aku sama sekali tidak mendengar mereka bertengkar di kamarku’’.
Pembicaraan mereka terhenti karena seorang pelayan perempuan membawakan makan malam untuk Masumi ke kamarnya.
‘’Sebaiknya saya pergi dulu dan jangan lupa setelah makan Anda harus meminum obatnya’’.
‘’Baik. Aku mengerti’’.
Masumi meletakkan telunjuk jarinya dibibirnya di mana Maya tadi telah menciumnya dan di wajahnya tersungging sebuah senyum bahagia .Maya masih mencintainya pikir Masumi. Setelah menyelesaikan makan malamnya, Masumi mengambil tumpukan kertas yang ada di meja disamping tempat tidurnya.Kemudian memeriksanya satu persatu, tapi kepalanya masih terasa pusing akhirnya dia menyimpan kembali dokumen itu di atas meja.Masumi kembali memejamkan matanya setelah meminum obat.
‘’Masumi.....’’
‘’Siapa itu? Siapa yang memanggilku?’’
Masumi tidak bisa melihat apa-apa disekelilingnya gelap dan berusaha untuk mencari suara yang sudah memanggilnya.
‘’Masumi....’’
‘’Katakan siapa kau sebenarnya? Tunjukan dirimu’’teriak Masumi.
Pemandangannya yang tadi gelap kini telah berubah. Masumi sekarang berada disebuah desa pada zaman dulu dan berdiri diantara orang-orang yang sedang berlalu-lalang. Tidak ada seorang pun dari mereka yang melihatnya yang sedang kebingungan apalagi menyapanya. Masumi hanya memakai piyama dan kakinya telanjang. Dia mulai berjalan menyusuri jalan di sepanjang desa.Matahari sudah mulai tenggelam dan desa sudah mulai gelap. Obor-obor sudah mulai dinyalakan dan Masumi melihat seorang wanita yang sedang duduk didepan sebuah kedai makanan.Dia mendekati wanita itu.
‘’Maaf. Sekarang aku ada dimana?’’
Si wanita itu diam saja tidak menjawab pertanyaannya. Masumi menatap wanita itu lekat-lekat sampai mendekatkan wajahnya, tapi tetap tidak ada respon dari wanita itu.Tiba-tiba wanita itu berdiri dan tersenyum sampai melambaikan tangannya.Masumi melihat ada seorang pria yang memanggil wanita itu. Kemudian wanita itu berlari kearahnya dan Masumi sangat terkejut karena wanita itu menembus dirinya.
Masumi meraba seluruh tubuhnya dan tidak ada yang aneh.Lalu Masumi mencoba berdiri di depan orang yang lewat dan orang itu juga menembus dirinya.
‘’Apakah aku ini hantu?Apa aku sudah meninggal?’’tanya Masumi kebinguangan.
Tiba-tiba terdengar sebuah lonceng yang keras dan orang-orang berlari-lari.Masumi juga ikut berlari mengikuti penduduk desa. Dikejauhan dalam gelapnya desa ada cahaya terang yang menyala.Di depan mata Masumi api menari-nari menjilati sebuah rumah didesa itu.Orang-orang berteriak dan menjerit. Mereka yang berada diluar rumah berusaha untuk memadamkan api itu.Masumi dapat mendengar dengan jelas jeritan kemarahan bercampur kesakitan yang tidak tertahankan ,kemudian Masumi melihat seorang wanita dan pria tertelan oleh api yang terus berkobar.Masumi berdiri terpaku ditempatnya tubuhnya gemetar .Matanya nanar , nafasnya tercekik menatap dinding api yang begitu besar melahap semua isi rumah itu.Masumi tidak sanggup lagi melihat kengerian yang berada di depannya sekarang.Tubuh-tubuh hangus yang meliuk-liuk dan wajah-wajah berkerut menahan kesakitan.
‘’Siapakah orang-orang ini dan kenapa mereka terbakar?Dan apa yang sebenarnya telah terjadi disini?’’
Rasa dingin sedingin es menjalari seluruh tubuhnya melihat kengerian ini dan matanya terpusat pada seorang wanita yang menggunakan jubah hitam berkurudung.Masumi menjerit tertahan ketika melihat wanita itu dan pandangan mereka bertemu.Diwajah wanita itu terlihat seulas senyuman dan dia pergi.Masumi mengikuti wanita itu karena dirinya yakin wanita itu dapat melihatku. Wanita itu menikung di sebuah jalan yang sempit .Masumi terus mengejarnya dan dia tidak melihat wanita itu dimana pun.Tapi dia melihat sekelompok manusia yang terdiri dari 3 orang sedang berbicara.
‘’Apa kau bilang? Kamu sudah membakar rumah itu? Kau sudah gila ya?’’
‘’Aku marah dan sakit hati pada wanita itu karena dia sudah mengkhianatiku. Padahal aku sangat mencintainya’’.
Masumi sangat tertarik dengan pembicaraan mereka, lalu perlahan-lahan berjalan mendekati mereka.
‘’Daisuke, bagaimana kalau orang-orang tahu kamu adalah pelakunya?Mungkin mereka akan menghukummu’’.
‘’Jangan biarkan mereka tahu hal ini. Tidak hanya aku saja yang hancur tapi keluarga kita juga akan hancur. Kalian harus berjanji untuk merahasiakan semua ini. Sebaiknya kita pergi dari sisni sebelum ada orang yang melihatnya’’.
Mereka bertiga pergi dengan terburu-buru dan Masumi merasakan ada orang yang sedang memperhatikannya. Wanita itu berada disudut jalan sedang memperhatikannya, lalu dia pergi lagi. Masumi berusaha mengejarnya   tapi tiba-tiba pemandangan disekelilingnya berubah jadi gelap lagi , lalu berubah lagi. Sekarang Masumi berada disebuah halaman rumah yang sangat luas.Ketika akan berjalan dikagetkan oleh suara keributan yang berasal dari halaman depan belakang rumah. Gudang penyimpan makanan telah terbakar dan orang –orang berusaha untuk memadamkannya tapi usaha mereka sia-sia api itu tidak mau padam malah semakin membesar ,lalu angin bertiup dengan kencang dan menambah api menyala semakin besar.Sekali lagi Masumi melihat orang-orang menjerit dalam api.Jeritannya semakin melengking nyaring, kemudian api mengelilingi Masumi dan perlahan-lahan api itu mulai menyambar tubuhnya dan melihat kulit tangannya mulai meleleh dan dapat melihat dagingnya kemerahan yang mulai hangus terbakar. Masumi meringis kesakitan dan tiba-tiba saja dari arah belakang ada yang mencekik lehernya dan mulai kehabisan nafas.Dengan sekuat tenaga Masumi berusaha melepaskan diri dari cekikan orang yang berada dibelakangnya dan akhirnya orang  itu melepaskan cekikannya dan Masumi terkejut ketika melihat orang itu sudah hangus terbakar  dan mendorong keras Masumi dari depan sehingga terjatuh ke lantai.
BUUUKKKK!!!
‘’Aaawww!!’’
Hah..hah...hah..
Masumi melihat kesekeliling ternyata berada di kamarnya dan sinar matahari sudah menerobos masuk jendela.Kini tubuhnya tidak berada di tempat tidurnya lagi tapi sudah berada di lantai .Masumi mengusap-usap belakang kepala yang sakit karena terbentur lantai dan tubuhnya pun terasa sakit ketika akan bangun.Dengan bantuan kedua tangannya yang memegang tempat tidur Masumi berdiri dan duduk di tepi tempat tidurnya.
‘’Itu ternyata hanya mimpi buruk saja,tapi sebelumnya aku juga pernah bermimpi yang sama,tapi tempatnya berbeda. Ini sungguh aneh’’.
Masumi kembali mengingat-ingat mimpinya yang cukup menyeramkan dan membuatnya merinding karena didalam mimpinya terdapat banyak kematian.
Selama 4 hari berturut-turut Masumi selalu bermimpi yang sama dan setiap kali terbangun  selalu jatuh dari tempat tidurnya dan dia merasa kepalanya sudah benjol.Dihatinya muncul ketakutan setiap kali untuk tidur karena tidak ingin melihat mimipi itu lagi dan paling yang tidak inginkannya lagi adalah jatuh dari tempat tidurnya lagi, tapi pada malam ini Masumi tidak lagi bermimpi buruk  dan itu membuatnya merasa lebih baik. Setelah satu minggu beristirahat Masumi kembali ke kantor dan dimejanya pekerjaannya sudah menumpuk.
‘’Pagi pak Hayami, apa Anda sudah merasa sehat?’’
‘’Aku sudah merasa lebih baik. Terima kasih’’.
‘’Bagaimana dengan janji Anda bertemu dengan Maya untuk masalah tanda tangan kontrak?’’
‘’Kamu benar juga. Masalah itu sudah tertunda selama seminggu. Buatkan janji dengan Maya untuk besok siang’’.
‘’Baik’’
‘’Ah Mizuki’’
‘’Iya pak Hayami’’.
‘’Nanti siang aku akan  ke rumah Shiori. Sudah seminggu ini aku tidak mendengar kabar darinya, jadi apa kamu bisa mengundurkan jadwalku untuk bertemu dengan pak Hasegawa satu jam’’.
‘’Baik’’
‘’Sekarang kamu boleh pergi’’.
Masumi mulai mengerjakan pekerjaannya dan setiap kali dia membuka dokumen wajah Maya selalu ada.Masumi mendesah panjang.
‘’Maya, aku sangat merindukanmu. Apa kamu juga merindukanku?’’
****
‘’Maya...Maya...MAYA’’
‘’Ah Rei kau ini membuatku kaget saja’’.
‘’Dari tadi kamu terus melamun di pinggir jendela. Cuaca diluar sekarang sangat dingin. Tutup jendelanya sekarang. Aku tidak ingin kamu masuk angin dan sakit’’.
‘’Maya, akhir-akhir ini kamu sering melamun. Apa kamu sedang memikirkan pak Hayami?’’
‘’Benar. Aku merindukannya’’Maya tertunduk sedih.
‘’Temui saja dia dari pada kau terus-terusan melamun seperti tadi. Bisa-bisa nanti kamu hilang kesadaran karena terus memikirkan pak Hayami’’.
‘’Seandainya semudah itu menemuinya’’.
Tidak berapa lama Hpnya berbunyi mengagetkan Maya dan Rei.Maya tersenyum ketika melihat siapa yang meneleponnya.
‘’Maya, ini aku. Besok jam 11 siang kamu datang ke kantor pak Hayami’’.
‘’Besok. Baik . Saya pasti akan datang. Terima kasih’’kata Maya bersemangat.Wajahnya kembali ceria .
‘’Ada apa? Semangat sekali’’.
‘’Besok aku akan bertemu dengannya’’.
‘’Baguslah kalau begitu. Rasa rindu akan terobati besok’’.
Ting..tong...
Rei dan Maya saling bertatapan mendengar suara bel pintu.Rei pergi membukakan pintu.
‘’Halo!’’sapa Eriko dengan senyuma ramahnya.
‘’Ha..halo! Silahkan masuk!’’
‘’Maya, lihat siapa yang datang’’.
‘’Eriko, Garfield’’Maya langsung mengambil Garfield dari gendongan Eriko.
‘’Maaf, kalau kedatanganku kesini sudah menganggu kalian’’.
‘’Aku senang Anda dan Garfield datang’’ kata Maya sambil mengusap-usap kepala Garfield.
‘’Aku kesini untuk menitipkan Garfield sebentar karena siang ini aku ada pesta ulang tahun temanku dan aku tidak bisa meninggalkan Garfield sendirian dirumah.Jadi apakah kalian bisa menjaganya sampai malam nanti?’’
‘’Tentu saja dengan senang hati’’
‘’Terima kasih Maya. Ini makanan dan susunya’’.
Rei mengambil makanan dan susu dari tangan Eriko.
‘’Baiklah. Aku harus pergi sekarang. Aku benar-benar berterima kasih pada kalian.Sampai jumpa!’’
Eriko mendekati kucingnya.
‘’Garfield, kamu harus jadi kucing baik disini jangan nakal’’.
Eriko meninggalkan apartemen Maya dengan terburu-buru.
‘’Akhirnya kucing gendut itu berada disini lagi’’.
‘’Aku senang Garfield ada disini lagi karena aku merindukannya’’.
‘’Maya, katakan seberapa besar rasa rindumu pada pak Hayami dan pada Garfiled? ‘’
‘’Rasa rinduku pada pak Masumi sangat besar sampai tubuhku terasa sakit karena merindukannya. Kalau pada Garfield juga besar tapi tidak sebesar pada pak Masumi’’.
‘’Aku merasa kasihan pada pak Hayami’’.
‘’Kasihan kenapa?’’
‘’Karena sekarang pak Hayami mempunyai saingan berat yaitu kucing gendut ini. Kucing ini sudah merebut perhatianmu, bukan?’’
‘’Kau ini ada-ada saja’’.
‘’Terserah kau saja’’.
****
Masumi berjalan menuju mobilnya yang berada di tempat parkir. Ketika akan membuka pintu ada tangan menyentuh bahunya.
‘’Hijiri’’
‘’Maaf pak. Saya hanya mau memberikan informasi mengenai keluarga Harada dan Takamiya di masa lalu. Ini ambilah! Didalam amplop itu berisi semua informasi tentang mereka. Hanya informasi itu saja yang berhasil saya dapatkan. Semoga Anda puas dengan informasi itu’’.
‘’Terima kasih. Aku sangat menghargainya’’.
Masumi kemudian masuk kedalam mobilnya dan menghidupkan mesin mobilnya lalu melucur pergi dari tempat parkir.Tidak lama Masumi sudah sampai di rumah Shiori. Masumi datang lebih awal dari waktu yang dijanjikan.Pelayan menyuruhnya masuk dan disuruh menunggu di ruang tamu, tapi Masumi menolaknya . Dia ingin langsung menemui Shiori di kamarnya. Dengan langkah cepat Masumi menuju kamar Shiori. Pintunya sedikit terbuka dan Masumi mendengar Shiori bicara dengan seseorang.
‘’Aku tidak akan menuruti keinginanmu itu’’.
‘’Kalau begitu aku akan memberitahukan kalau anak yang sedang kamu kandung itu bukan anak Masumi Hayami, tapi anak hasil dari inseminasi yang menggunakan sperma dari pria lain’’.
‘’Tutup mulutmu. Kamu tidak boleh mengatakan itu padanya’’.
‘’Kalau begitu penuhi keinginanku. Pinjamkan aku uang’’.
Masumi berdiri terpaku di depan pintu kamar Shiori.Diwajahnya terlihat kemarahan dan pelipisnya berdenyut-denyut, kedua tangannya dikepalkan .
Blaaaakkk!
Shiori dan Kenjiro terkejut dengan kedatangan Masumi yang tiba-tiba. Wajah Shiori langsung pucat pasi.
‘’Ma..Masumi...kapan kamu datang?’’
Masumi menatap Shiori dengan penuh kebencian dan Shiori menjadi ketakutan ditatap Masumi seperti itu. Tanpa sadar dia mundur ketika Masumi mendekatinya.
‘’Masumi, ada apa? ‘’
‘’Apa itu benar kalau anak yang berada diperutmu sekarang bukan anakku tapi hasil inseminasi’’teriak Masumi.
Kenjiro langsung meninggalkan kamar Shiori .
‘’Itu tidak benar. Ini anakmu’’.
‘’Bohong. Aku sudah mendengar semua yang kalian bicarakan. Kau telah menipuku selama ini . Kau tahu , aku sudah merelakan wanita yang aku cintai pergi dari sisiku demi bayi yang kamu kandung sekarang,tapi bayi itu bukan anakku’’.
‘’Ma..Masumi’’disela isak tangisnya.
Masumi menguncang-guncang tubuh Shiori.
‘’Kenapa kamu lakukan ini? Kenapa?’’
‘’Karena aku mencintaimu. Aku tidak ingin kehilanganmu’’.
‘’Itu sebabnya kamu menipuku dengan cara seperti ini. Perbuatanmu ini sangat kotor.Aku tidak mengira kamu akan berubah menjadi wanita jahat. Aku telah salah menilaimu.Pernikahan kita dibatalkan’’.
Shiori mencengkeram lengan Masumi dengan kuat dan menatap Masumi dengan wajah bersimbah air mata.
‘’Tidak kamu tidak boleh membatalkannya. Tidak boleh.Kalau kamu tetap membatalkan pernikahan ini, aku akan menyakiti Maya’’.
Masumi sekali lagi menatap Shiori dingin.
‘’Kalau kamu coba-coba menyakitinya sampai melukainya. Aku tidak akan pernah memaafkanmu’’.
Masumi masih menatapnya penuh kebencian bercampur kemarahan dan melepaskan tangan Shiori dari lengannya. Masumi pergi begitu saja dari kamar Shiori dengan kesal.Shiori berusaha mengejar Masumi. Pak Takamiya yang melihat itu  merasa heran.Masumi menaiki mobilnya dan memacu mobilnya dengan kencang.
Pak Takamiya menuntut Shiori untuk menjelaskan apa yang telah terjadi.
‘’Masumi telah membatalkan pernikahannya denganku’’.
‘’Apaaa, tapi kenapa?’’
Shiori diam tidak menjawab.
‘’Karena Masumi sudah tahu kalau bayi yang dikandung Shori bukan anaknya’’kata Kenjiro tiba-tiba.
‘’Apa maksudmu?’’pak Takamiya memandang Shiori dan Kenjiro secara bergantian.
‘’Bayi itu adalah hasil inseminasi’’kata Kenjiro.
‘’Apa itu benar Shiori?’’
Shiori menganggukan kepalanya kemudian berlari menuju kamarnya.Masumi mengemudikan mobilnya dengan penuh kemarahan dan dia tidak melihat lampu merah akhirnya ditilang.
Dengan wajah muram Masumi kembali ke kantornya dan Mizuki merasa telah terjadi sesuatu padanya. Selama bekerja di kantor Masumi selalu marah bahkan Mizuki dibuat takut olehnya. Pertemuan dengan pak Hasegawa pun terlihat tegang. Mizuki hanya mendesah panjang .
Dikantornya Masumi menghempaskan diri disofa . Diwajahnya tergurat rasa lelah. Hari sudah hampir gelap dan matahari terlihat merah seperti merah darah. Masumi masih kesal dengan dirinya karena dirinya mudah tertipu oleh seorang wanita.Mizuki kemudian datang membawakan secangkir teh hangat.
‘’Terima kasih. Besok lusa aku akan mengumumkan pembatalan pernikahanku dengan Shiori’’.
‘’Eh..tapi kenapa?’’
Lalu Masumi menceritakan semuanya pada Mizuki . Mizuki pun terlihat kaget dengan cerita Masumi. Akhirnya Mizuki meninggalkannya sendirian di kantor setelah selesai mendengarkan ceritanya. Pantas saja pak Hayami selalu marah hari ini pikirnya. Mizuki menatapnya dengan wajah sedih.
****
Maya dan Rei sedang menyiapkan makan malam. Kegiatan mereka terganggu karena Hp Maya berbunyi.Maya terkejut ketika nama yang muncul di Hpnya dengan ragu-ragu Maya menerimanya.
‘’Halo!’’
‘’Maya, ini aku Shiori. Bisakah sekarang kita bertemu?’’
Maya tampak berpikir apa harus pergi atau tidak.
‘’Baiklah’’.
‘’Aku tunggu kamu di taman bermain setengah jam lagi’’.
‘’Baik’’.
Rei menatap Maya dengan wajah heran.
‘’Kau kenapa?’’
‘’Nona Shiori ingin bertemu denganku sekarang?’’
‘’Eh..nona Shiori’’.
Maya menganggukan kepalanya.
‘’Apa kamu akan menemuinya?’’
‘’Sepertinya begitu’’.
Rei terlihat cemas Maya akan menemui Shiori setelah pertengkaran yang terjadi diantara mereka.
‘’Pergilah! Dan kamu harus hati-hati di jalan ini sudah malam’’.
‘’Baik’’.
Tiba-tiba Garfield terbangun dan mengikuti Maya pergi.
‘’Garfiled, kamu tidak boleh ikut aku. Tunggu disini, sebentar lagi nona Eriko akan datang menjemputmu’’.
Kucing itu tetap saja mengikuti Maya pergi.
‘’Rei bisakah kamu menahannya dulu supaya dia tidak mengikutiku’’.
Maya menyerahkan Garfiled kepada Rei.
Meeoooongg..meoonggg...
Maya lalu pergi keluar dan Garfield langsung meloncat dari dekapan Rei dan melukai tangannya.
Awwww.....
‘’Garfield tunggguuu! ‘’Kata Rei berlari-lari mengejarnya.
Garfield berlari dengan sangat kencang dan Rei tidak dapat menangkapnya.
‘’Ini gawat kalau Garfield bisa hilang’’.
Akhirnya Rei kembali ke apartemenya dengan wajah kesal.Tanpa sepengetahuan Maya, Garfield mengikutinya dari belakang dengan santai.
****
Masumi mengambil Hpnya dari saku jasnya, lalu menekan sebuah tombol dan tidak ada jawaban. Akhirnya dia kembali menekan tombol dan ada suara yang menjawab.
‘’Rei, ini aku Masumi’’.
‘’Ah, pak Hayami, ada apa?’’
‘’Apa Maya ada di rumah?Aku sudah meneleponnya tapi Hpnya tidak aktif’’.
‘’Oh begitu. Maya tidak ada di rumah. Dia pergi menemui nona Shiori’’.
Masumi langsung menegakkan tubuhnya.
‘’Shiori’’
‘’Iya. Nona Shiori meminta Maya menemuinya di taman bermain’’.
‘’Dia pergi sendirian?’’
‘’Aku rasa tidak. Ada Garfield yang menemaninya’’.
‘’Garfield? Siapa itu Garfield?’’
Masumi mulai cemburu ketika Maya pergi dengan Grafield.
‘’Apa dia kekasih Maya?’’
‘’Hah?’’
Lalu Rei mulai menyadari apa maksud Masumi.
Ha..ha..ha..ha..
‘’Apa Anda cemburu pak Hayami? Tenang saja Garfield bukan manusia tapi seekor kucing’’.
‘’Eh...’’
Masumi mendesah lega dan merasa malu karena sudah cemburu pada seekor kucing kemudian wajahnya merasa cemas mengingat Maya akan bertemu dengan Shiori. Masumi kembali teringat dengan perkataan Shiori di rumahnya.
‘’Rei, kapan Maya pergi?’’
‘’Hmmm...sekitar 20 menit yang lalu’’.
Masumi langsung menutup teleponnya dan langsung pergi mencari Maya. Selama mengemudi mobilnya wajahnya terlihat khawatir.
Maya sudah berada di taman bermain dan tidak ada seorang pun disana.Maya duduk di ayunan menunggu kedatangan Shiori. Tiba-tiba dari belakang Shiori membius Maya dan akhirnya tidak sadarkan diri. Cepat-cepat Shiori memasukan Maya kedalam mobilnya dan segera pergi dari sana.
Rei sedang membereskan makan malamnya dan berkali-kali melihat jam di dinding. Sudah satu jam Maya belum juga pulang dan mulai mengkhawatirkan Maya.
‘’Kenapa lama sekali? Sebenarnya apa yang mereka bicarakan?’’
Ting..tong...
‘’Ternyata Anda nona Eriko’’.
‘’Oh ya Garfield mana?’’
‘’Itu...’’
‘’Ada apa?’’
‘’Garfield pergi mengikuti Maya’’.
‘’Pergi?’’
‘’Iya. Malam ini Maya mau menemui seseorang tapi Garfiled mengikuti Maya pergi. Padahal aku sudah berusaha menahannya untuk tidak mengikutinya. Maaf’’.
‘’Tidak perlu minta maaf’’.
Eriko menatap Rei yang kelihatan sedang mengkhawatirkan sesuatu.
‘’Apa ada yang kamu khawatirkan?’’
‘’Sebenarnya aku mengkhawatirkan Maya sampai sekarang dia belum pulang padahal ini sudah malam. Aku takut terjadi sesuatu dengannya’’.
Tiba-tiba terdengar lagi bunyi bel pintu dan Rei membukanya. Di depan pintu berdiri Masumi dengan nafas tersengal-sengal.
‘’Pak Hayami. Ada apa?’’kata Rei terkejut.
‘’Apa Maya sudah pulang?’’
‘’Belum’’
‘’Aku sudah mencarinya di taman bermain, tapi dia tidak ada’’.
‘’Eh...bagaiaman bisa?’’
‘’Aku juga tidak tahu. Apa Maya menghubungi kamu?’’
‘’Sama sekali tidak’’.
Masumi terlihat sangat cemas lalu pandangannya bertemu dengan nona Eriko.
‘’Apa sebelumnya kita pernah bertemu?’’selidik Masumi.
‘’Be..belum pernah’’.
‘’Kita harus segera mencari Maya. Aku takut sesuatu terjadi dengannya’’.
‘’Memangnya apa yang akan terjadi?’’tanya Rei cemas.
‘’Aku takut Shiori menyakiti Maya karena aku baru saja membatalkan pernikahanku dengannya’’.
‘’Apaaaa...’’kata Rei dan Eriko bersamaan.
Wajah Eriko tampak cemas dan pucat.
‘’Yang dikatakan oleh pak Hayami benar. Kita harus segera mencari Maya. Aku merasakan kalau sesuatu yang buruk akan terjadi. Garfield  sepertinya sekarang sedang bersama Maya. Ayo tunggu apa lagi, kita pergi mencari Maya’’.
Mereka bertiga segera pergi mencari Maya dan juga Garfield.
‘’Tapi kita harus mencarinya kemana?’’tanya Rei.
‘’Aku tahu dimana mereka’’.
‘’Eh...’’
Masumi dan Rei menatap heran Eriko, tapi meraka tidak punya waktu untuk menanyakan dari mana dia tahu.
****
Maya mulai tersadar dan kepalanya merasa sangat pusing.Matanya melihat kesekeliling.Dia berada disebuah gudang kosong di pelabuhan. Maya dapat mendengar peluit dari sebuah kapal dan bau laut.
‘’Aku dimana?’’
‘’Rupanya kamu sudah sadar’’.
‘’Nona Shiori, apa yang terjadi?’’
‘’Aku membiusmu dan membawamu kemari’’.
‘’Tapi kenapa?’’tanya Maya terkejut.
‘’Karena kamu aku kehilangan Masumi’’.
‘’Apa maksudmu?’’
‘’Masumi sudah membatalkan pernikahannya denganku karena dia sudah tahu anak yang aku kandung ini bukan anaknya’’.
‘’Apaaa...jadi kamu membohonginya’’.
‘’Aku terpaksa melakukannya karena aku mencintai Masumi. Apa pun akan kulakukan supaya dia ada tetap disisiku’’.
‘’Kau jahat’’
‘’Aku jahat, bagaimana dengan kau Maya, kamu juga jahat sudah merebut Masumi dariku?’’
Shiori mencengkeram rambut Maya dengan keras.
‘’Hari ini kita berdua akan mati bersama-sama’’.
‘’Apa maksudmu?’’
Maya mulai ketakutan dengan apa yang akan dilakukan Shiori sekarang.Shiori mengeluarkan sebilah pisau dan matanya penuh kebencian.Maya ketakutan dan lalu mundur selangkah demi selangkah.
‘’Nona Shiori jangan lakukan ini’’.
Maya terjebak di dinding dan tidak ada jalan keluar.Maya merapatkan tubuhnya ke dinding dan ketika Shiori akan menusukan pisaunya ke arah Maya, tiba-tiba Garfield mencakar tangan Shiori dan pisau itu terjatuh dari lengannya.
Grrrrrrrrr.....grrrrrrr....grrrrr
‘’Garfield, kenapa bisa ada disini?’’
Garfield mencoba untuk menyerang Shiori lagi, lalu dia meloncat ke tubuh Shiori dan mencakar mukanya. Shiori meringis kesakitan. Maya terkejut apa yang sudah dilakukan Garfield pada Shiori.
Grrrrrr.....grrrrrr....
Shiori bangun dan menatap benci kucing yang ada dihadapannya.Sementara itu Masumi sedang dalam perjalan kesana.
‘’Kita harus cepat sampai atau semuanya menjadi terlambat’’kata Eriko.
Masumi mengemudikan mobilnya dengan panik.
Shiori mengambil pisaunya yang terjatuh  dan Garfield bersiap-siap untuk menyerang Shiori lagi. Bulu Garfiled semuannya berdiri dan Shiori sudah siap menunggu serangan darinya. Lalu Garfield melompat .Pisau itu menusuk perut Garfield dan darahnya mengalir keluar.
‘’Tidaaakkkkkk.....’’teriak Maya.
Shiori melempar Garfield ke lantai dan kucing itu tidak bergerak. Maya mendekatinya untuk memeriksa keadaannya.
‘’Garfield.....Garfield.....bangun’’sambil menguncang-guncang tubuhnya.Air matanya sudah membasahi matanya.
‘’Kucing itu sudah mati sekarang giliranmu’’.
Shiori mulai mendekati Maya dengan pisaunya ditangan dan Shiori berhasil melukai tangan Maya. Darah segar mengalir ditangannya.Maya berusaha menjauhi Shiori dan tanpa sengaja dia menabrak tong yang berisi bensin dan isinya keluar semuanya.Tiba-tiba listrik padam dan angin bertiup dengan kencang.Dari arah belakang ada kabel listrik yang putus dan mengenai bensin yang tumpah lalu api mulai menyala dengan besar.Shiori dan Maya berteriak. Api sudah mengepung gudang  dan jalan keluar sudah tertutup api. Maya melihat pemandangan aneh didepannya.Api itu terus mengikuti Shiori kemana pun Shiori pergi. Api itu seperti hidup.Kemudian dalam hitungan detik api itu mulai menyambar tubuh Shiori.Maya menutup mulutnya karena terkejut.Matanya nanar melihat api disekeliling tubuhnya. Maya lalu berusaha memadamkan apinya, tapi api itu tidak mau padam.
‘’Nona Shiori, Anda jangan lari, aku akan berusaha memandamkan api dari tubuhmu’’.
Shiori terus berlari dan berteraik-teriak.
Wajah dan tubuhnya berkerut menahan kesakitan.Kulit wajahnya mengelembung dan meleleh. Kemudian dagingnya mulai terbakar hangus.Maya jatuh terduduk dilantai dengan wajah bersimbah air mata karena melihat kengerian yang berada di depan matanya.Mulut Shiori terbuka dan menjerit kesakitan. Maya menjerit tertahan tidak sanggup melihatnya terbakar hidup-hidup.Akhirnya maya pingsan ditengah api yang sedang berkobar semakin besar.
Masumi, Rei dan Eriko yang baru tiba di gudang terkejut melihat kebakaran itu. Masumi merasa cemas dan berusaha untuk masuk ke dalam gudang itu untuk menyelamatkan Maya, tapi Eriko dan Rei mencegahnya.
‘’Lepaskan aku. Aku harus menyelamatkan Maya’’teriak Masumi sambil berusaha untuk melepaskan diri dari mereka berdua.
Rei dan Eriko tidak dapat menahan Masumi lebih lama lagi karena tenaganya begitu besar. Setelah terlepas Masumi langsung masuk ke dalam gudang dan menemukan Maya tidak sadarkan diri disamping Garfield.Sementara itu Eriko diluar memandang kobaran api dan matanya kemudian menutup dan mulutnya bergerak-gerak seperti melafalkan sebuah mantra.Rei yang melihat itu terkejut. Siapa sebenarnya Eriko Harada pikir Rei.
‘’Maya...Maya..sadarlah aku mohon. Jangan mati . Jangan tinggalkan aku sendirian’’.
Api semakin membesar dan gudang akan rubuh. Masumi melihat disana ada tubuh seorang wanita yang sudah hangus terbakar.
‘’Shiori’’
Pemandangan yang dilihatnya membuat dia ingin muntah.Kemudian Masumi memberikan nafas buatan untuk Maya supaya Maya dapat bernafas dengan baik.Asap di gudang semakin tebal. Akhirnya Maya tersadar dan melihat Masumi berada disampingnya.Masumi langsung memeluk Maya dengan erat.
‘’Aku senang kamu tidak apa-apa’’Masumi tersenyum bahagia sambil membelai wajah Maya.
‘’Maya sebaiknya kita pergi dari sini’’.
‘’Iya. Tunggu! Aku harus membawa keluar Garfield dari sini. Dia sudah menolongku’’.
Maya melihat Garfield yang terbaring dengan penuh darah kemudian Maya membawanya keluar.
Rei dan Eriko berlari mendekati Masumi dan Maya.Eriko mengambil Garfield yang terluka  dari dekapan Maya.
‘’Kalian baik-baik saja?’’tanya Rei cemas.
‘’Aku baik-baik saja’’
Rei dan Maya langsung berpelukan dan menangis.
‘’Maaf sudah membuatmu khawatir’’.
‘’Sudahlah yang penting kamu selamat sekarang’’.
Maya kemudian menatap Masumi dan langsung memeluknya dan Masumi membalasnya dengan pelukan yang sangat erat.
‘’ Aku senang kamu baik-baik saja’’.
‘’Pak Masumi terima kasih sudah menyelamatkanku’’.
Maya semakin tenggelam dalam pelukan Masumi. Udara malam itu sangat dingin dan Maya merasa hangat dalam pelukan Masumi.Tidak lama kemudian pemadam kebakaran dan polisi juga berdatangan dan mereka bereempat di minta penjelasan oleh polisi.Setelah selesai memberikan keterangan Maya menghampiri Eriko dan Garfield yang tidak bergerak dipangkuan Eriko. Maya kembali meneteskan air mata karena sudah membuat Garfield mati.
‘’Dia sudah menyelamatkanku dari Shiori.Dia kucing yang sangat hebat dan berani’’kata Maya sambil mengelus-elus kepala Garfield.
‘’Garfield masih hidup,jadi kamu tidak perlu khawatir’’.
‘’Benarkah?’’
‘’Iya. Aku akan segera mengobatinya’’.
Tidak lama kemudian pak Harada datang.
‘’Rupanya kalian ada disini . Aku sudah mencari-cari kalian dan aku senang kalian selamat. Sekarang aku dapat bernafas dengan lega’’.
‘’Pak Harada, Anda mengenalnya?’’
‘’Tentu saja. Eriko adalah sepupuku’’
‘’Benarkah? Sepertinya perbedaan umur kalian sungguh jauh berbeda’’.
‘’Itu benar’’.
Eriko mengeluarkan sebuah botol kecil dari sakunya.Takuya yang sudah tahu isi botol itu merasa terkejut.
‘’Eriko’’
Eriko kemudian meneteskan cairan itu ke mulut Garfield dan beberapa detik kemudian Garfield mulai bergerak dan luka di tubuhnya langsung menghilang. Mereka yang menyaksikan itu sangat terkejut dan tidak bisa berkata apa-apa.Masumi hampir tidak percaya apa yang telah dilihatnya. Luka kucing itu langsung menghilang tidak berbekas.
‘’Nona Eriko, sebenarnya itu apa?’’tanya Maya.
Eriko tersenyum pada Maya.
‘’Ini adalah elixir kehidupan* yang berfungsi untuk mengobati luka karena sihir’’.
‘’Eh...’’
Semua orang terkejut dengan penjelasan Eriko.
‘’Sebenarnya api itu bukan api biasa’’kata Eriko sambil memandang ke arah gudang yang masih terbakar.
‘’Api itu adalah api sihir’’.
Mereka menatap heran Eriko.
‘’Sebenarnya aku adalah seorang onmyouji bisa dikatakan juga sebagai penyihir’’.
‘’Apaa...’’kata mereka bertiga bersamaan.
‘’Hampir semua anggota keluarga kami adalah onmyouji’’kata Takuya Harada.
Masumi langsung menatap Takuya tajam. Selama ini Masumi menyangkal semua tentang adanya sihir atau semacamnya.
Rei mengacungkan tangannya.
‘’Maaf. Aku masih belum mengerti. Kenapa api itu disebut api sihir?’’tanya Rei sambil menunjuk ke arah gudang yang sedang terbakar.
‘’Itu karena ada salah satu anggota keluarga Takamiya karena keluarga itu sudah dikutuk karena kejahatannya di masa lalu. Kini kutukan itu berlanjut turun temurun’’kata Takuya.
‘’Kasihan Shiori’’kata Maya sedih.
‘’Mengapa keluarga Takamiya sangat terkutuk? Kejahatan apa yang membuat mereka mati dengan cara yang mengerikan?’’tanya Masumi dengan wajah penuh keingintahuan sambil menatap Takuya lekat-lekat.
‘’Ceritanya panjang. Kami akan menceritakannya tapi tidak disini. Kita pergi ke rumah Eriko saja’’.
‘’Sebelum kita pergi. Maya , minumlah elixir ini. Ini akan menyembuhkan luka bakar ditanganmu’’.
Maya ragu-ragu mengambil botol yang berisi elixir dan melirik Masumi untuk minta persetujuan. Akhirnya Maya meminumnya dan luka bakarnya langsung menghilang.Kemudian mereka masuk ke dalam mobil dan sekali lagi Masumi melihat ke arah gudang dimana Shiori mati dengan cara yang mengerikan.
*Elixir of life atau mata air kehidupan: ramuan legenda  yang dipercaya untuk memperpanjang hidup tanpa batas waktu atau sebagai obat sihir yang dibuat menggunakan batu bertuah dan apabila diminum secara teratur akan memperpanjang hidup.Elixir tidak benar-benar membuat peminumnya menjadi abadi,tapi hanya memperpanjang umur dan mungkin menghentikan orang dari penuaan.
Bersambung



3 comments:

Anonymous said...

Ahirnya shiori mati ^-^
Berarti uda ga ada halangan berat lagi...
Makin seru nih...
~Rie~

chuubyy on 19 July 2011 at 11:08 said...

wohhh..... ad magic nyaaa....
akhirnyaa shiory... bye bye...
bagus bagus... lanjudd :D

Muree on 19 July 2011 at 12:35 said...

Gyaaaa!!!!Kuraaaaanggggg!! Ahahaha...
Karena shiori sudah mati..apa penderitaan maya akan berakhir???Masih lama kah endingnga??Next update jangan lama-lama yaaa

Post a Comment

Silahkan kritik, saran, sapa dan salamnya... :)

 

An Eternal Rainbow Copyright © 2011 Design by Ipietoon Blogger Template | web hosting