Tuesday 12 July 2011

Fanfic TK: Can't You Hold Me One More Time?

Posted by Ty SakuMoto at 16:51
Cerita orisinil setelah Maya memenangkan Bidadari Merah.
Rating : 18 + (kissu kissu)

Can't You Hold Me One More Time?
( dapatkah kamu memelukku sekali lagi ?)
Dina ( I ? Topeng kaca )

( Masumi )
Aku hanyalah seorang   pria
yang sangat mencintaimu
dengan sepenuh hatiku
mencintaimu
menjadi pelindungmu dalam bayangan
melihatmu menangis dan tertawa 
aku yang melihatmu dalam kesedirianku
cinta ini datang bagaikan badai
jika aku mengambil jalan ini
akankah kau mencintaiku ?
hanya sedikit .....hanya sedikit
aku ingin mencintaimu
setiap hari dihatiku
hanya dihatiku
dapatkah kau memelukku sebelum engkau pergi ?
( Maya )
aku hanyalah seorang  wanita
yang sangat mencintaimu
dengan sepenuh hatiku
melihatmu hanya  dalam bayangan
apakah kamu menyadarinya ?
aku  tertawa dalam tangisku
di hatiku yang  penuh dengan luka
cinta ini datang bagaikan badai
yang mencuri hatiku
hanya sedikit .....hanya sedikit
aku ingin menjadi bagian dari perjalanan hidupmu
tapi kau hanya menjauh setelah aku mendekat
dapatkah kau memelukku sebelum engkau pergi ?
 ( DKD )

    Kehidupan Maya berbeda sekarang,setelah pementasan bidadari merah. Maya menjadi artis papan atas di Jepang. Maya telah membintangi sebuah film yang langsung menadi box office tidak hanya di Jepang tapi juga di Asia, belum lagi tawaran iklan yang ia bintangi.
    Maya menggunakan gaun bewarna ungu dengan hiasan mawar di bagian dada. Maya baru selesai syuting iklan ketika menerima telpon dari Pak Genzo. Sekali lagi Bu Mayuko masuk rumah sakit setelah pementasan Bidadari merah kesehatan Bu Mayuko memang tidak stabil.
Maya mendengarkan penjelasan dokter bahwa Bu Mayoko akan sembuh apabila mendapatkan donor jantung, tapi hal itu sulit karena untuk mendapatkan donor yang cocok sangat sulit dan memiliki daftar tunggu yang panjang selain itu biaya operasinya juga mahal.
    Maya hanya tersenyum dan memberitahahukan dokter bahwa biaya bukanlah masalah, kemudian dia beranjak masuk ke tempat Bu Mayuko dirawat
    Shori Melangkah masuk ke kantor Masumi, hal ini membuat Masumi terkejut selama ini Shori menghindarinya, apalagi setelah Masumi mengatahui kebenaran tentang foto-foto pementasan Maya, atau usaha Shori agar Maya buruk di mata Masumi dengan tuduhan mencuri cincin dan penumpahan minuman di gaun pengantin Shiori.
    “Shiori,“ sapa Masumi. Tanpa sengaja Masumi melihat pergelangan tangan Shiori yang dibalut yang tetutup gaun lengan panjangnya. Masumi menghela nafas. Setelah kejadian di Restoran keluarga Takamiya marah dan akan memutuskan pertunangan mereka, tapi kemudian Shiori berulah kembali, membuatnya berada pilihan yang sulit. Masumi mencintai Maya tapi jelas untuk meninggalkan Shiori adalah hal yang sulit .
    Shiori hanya mengangguk ketika Masumi Menyapanya. Shiori menutup matanya menahan air mata yang entah kenapa hendak mengalir dari pelapuk matanya. Dalam hatinya Shiori merintih betapa ia merindukan Masumi, ia mencoba “Ya Tuhan aku sudah mencoba melepaskannya“ kata Shiori dalam hati, tapi ia tak mampu. Dia benar benar tak kuasa, semakin ia menjauh semakin Shiori menginginkan Masumi.
    “ Aku…...” kata Shiori pelan, entah kenapa kata kata yang tadi tersusun dikepalanya buyar ketika bertemu Masumi. Shiori menatap Masumi lalu seakan mengumpulkan kekuatannya “ Masumi …. aku hanya ingin memberitahukan, berhati hati lah ayah dan kakek merencanakan sesuatu “ kata Shiori kemudian ,Masumi tersenyum, Hijiri sudah mengatakan hal tersebut beberapa hari yang lalu, walaupun ia belum mengetahui tindakan apa yang akan dilakukan oleh Tetua dari keluarga Takamiya tersebut, Hijiri masih menyelidikinya.
    Masumi tersenyum yang membuat Shiori mengalihkan pandangannya dari wajah Masumi karena tiba tiba saja rasa perih di ulu hatinya, menyadari senyum itu bukan miliknya, milik Maya batin Shiori. ”Aku hanya tahu…. kakek merencanakan sesuatu“ katanya pelan “rencana itu bukan untukmu tapi …... Maya“ katanya pelan.
    Masumi mengerutkan dahi, ”Maya“ katanya pelan, ”Shiori, "Apa maksudmu“ kata Masumi tajam, raut wajah Masumi begitu  menakutkan, tanpa disadarinya Shiori mundur selangkah, jantungnya berdebar keras, Shiori merasakan tangannya tiba tiba gemetar, Ia belum pernah melihat sisi Masumi yang ini, menakutkan pikir Shiori. “aku…. aku hanya ingin kamu tahu, aku permisi dulu“ kata Shiori, tanpa menunggu jawaban Shiori melangkah ke pintu“ Shiori…. tunggu“ kata Masumi, Shiori menghentikan langkahnya, ”mengapa kamu memberitahukan aku“ Tanya Masumi. ”karena…. aku menyerah, aku sudah tahu yang kamu cintai bukan aku“ kata Shiori. “Jika aku menjawab aku tidak sedih maka tentu saja aku bohong, aku sedih, marah juga kecewa tapi aku juga sadar ….... apa pun tak kan mengubah keadaan“ kata Shiori sambil berusaha menghapus air mata yang tiba tiba yang turun. Masumi menghela nafas sadar bahwa dirinya melukai wanita ini, Masumi sangat sadar bahwa semua ini kesalahannya “Maaf, Shiori aku benar benar minta maaf“ kata Masumi, Shiori hanya tersenyum dan menatap Masumi “Masumi, ini tak kan mudah, ayah benar benar marah demikian pula kakek, aku.....” shiori menghentikan perkataannya dan memegang tangannya yang terluka “aku melakukan bukan.....agar pertunangan ini terus berlangsung tapi…. sebaliknya“ kata Shiori lagi “Awalnya ayah berniat memutuskan pertunangan tapi entah kenapa, ayah dan kakek berubah pikiran“ Shiori menatap Masumi dan berkata  “Seperti paman Eisuke, bagi ayah dan Kakek perusahaan tetaplah nomer satu, jadi mereka tidak mengabulkan permintaan aku” Kemudian Shiori berlalu dari hadapan Masumi. Meninggalkan Masumi yang berdiri mematung.
    “Nona, bagaimana?“ kata Bibi pengurus Takamiya ketika Shiori telah duduk di dalam mobil  “Tuan Masumi percaya?“ Shiori tersenyum “Tentu saja, bukan cuma Maya yang bisa berakting“ Shiori tersenyum licik “aku juga bisa.“ Kemudian Shiori berkata “Bibi ingat jangan sampai gagal“  Bibi tersebut langsung membungkuk “Jangan kuatir, nona, saya tidak akan gagal.“ Shiori tersenyum “Masumi, kau takkan bisa lepas dari genggamanku.“
    Maya merebahkan diri di sofa di apertemennya yang baru saja ia tempati 7 bulan yang lalu ,Masumi yang menyuruhnya tinggal di sana, setelah Maya berhasil mendapatkan peran dan hak pementasan bidadari merah. Maya meminta Rei untuk tinggal bersamanya, tapi rei memilih tinggal bersama Taiko dan Sayaka, tapi Rei sering menginap di sini. Bel pintu berbunyi, Maya berkerut, ia mengerang ketika menggerakkan badan, badannya terasa sakit. Maya baru saja pulang dari syuting Film di luar kota Tokyo. Mungkin Rei kata Maya dalam hati, ia melangkah ke pintu dan mengintip dari lubang pintu, seketika Maya tersenyum gembira, rasa capai yang dirasanya hilang begitu saja, Maya langsung membuka pintu.
    Masumi memasuki apertemen Maya, bahkan sebelum pintunya tertutup rapat, Masumi langsung memeluk Maya dan mengangkat maya dengan pelukannya dan membawa Maya memutar, Maya tertawa, dan memukul pelan bahu Masumi “kok sudah tahu aku  pulang?“ tanya Maya lembut, Masumi tersenyum “tentu saja aku tahu, aku Masumi Hiyami.“ Maya terseyum “eh ada yang ketinggalan“ kata Masumi, alisnya mengerut, ”ehh apa yang ketinggalan“ tanya Maya sambil berpikir  sejenak “kaeri nasai” kata Maya mengucapkan selamat datang ke Masumi, Masumi tersenyum “bukan itu, tapi ini…...” kata Masumi sambil mengecup bibir Maya yang merah, pipi Maya merona dan menggeliat melepaskan diri dari pelukan Masumi
“aku ambilkan anda minuman dulu“ kata Maya begitu lepas, dan melangkah pergi. Masumi tersenyum, walaupun ada juga rona merah di pipinya, ia mengerutkan dahinya “eh Maya bukannya dapur sebelah sana“ kata Masumi menunjuk arah yang berlawanan arah dengan Maya berjalan ,wajah Maya semakin memerah “o ...iya “ kata maya pelan sambil menuju ke dapur. Masumi tertawa tanpa suara begitu  maya tidak kelihatan.
    Masumi mendengarkan Maya menceritakan pengalaman syuting beberapa hari ini ke Masumi, ”aku berhenti menghitung setelah 15 kali pengambilan Take“ kata Maya sedikit cemberut “padahal adegan itu adegan yang berdurasi nggak lebih dari 5 menit“ kata Maya menggelengkan kepalanya “Seharusnya anda lihat Pak Himekawa tadi“ kata Maya, ”memangnya kenapa ?” tanya Masumi. "meledak ...ehmmm itu aja belom seberapa " kata Maya sambil mengerutkan hidung dengan lucu ,Masumi tertawa dan tanpa peringatan ia mengecup hidung Maya, Rona merah muncul kembali di pipi maya "Pak masumi" kata Maya sambil melototkan matanya. Kembali masumi tersenyum "Mungil, ini bukan pertama kalinya menciummu dan jelas bukan yang terakhir" kata Masumi sambil mendekatkan wajahnya ke wajah Maya, yang membuat rona merah di pipi Maya makin merah dan tiba tiba maya meraih pinggang Masumi dan menggelitiknya, Masumi tertawa karena geli "jera belum" kata maya kemudian "kalau  belum aku gelitik lagi "Masumi nampak menggelengkan kepala" jera apa? Menciummu? Tak mungkin, sampai mati pun aku tidak akan jera menciummu?" kata masumi sambil tersenyum. Maya mencubit lengan dan pinggang masumi karena gemas dan malu, "Aow " teriak Masumi ketika cubitan Maya mendarat di pinggangnya, ia meraih tangan Maya karena cubitannya terasa sakit, mereka jadi bergulat karena Maya berusaha melepaskan tangan tapi Masumi tidak mau melepaskan "Pak Masumi.... lepaskan..." kata Maya, Masumi hanya menggelengkan kepala dan menyodorkan bibirnya "cium dulu," Maya hanya cemberut dan berusaha menarik tangannya hingga tiba tiba  dia kehilangan keseimbangan dan akan terjatuh dari kursi, Masumi menarik Maya dan mengubah posisi sehingga Masumi dulu yang jatuh ke bawah, untunglah karpet dibawah cukup tebal, Maya nampak menyesal karena membuat mereka terjatuh tapi sebelum sempat melontarkan komentar. Masumi menggulingkan tubuh membuat Maya tertindih tubuh Masumi (^^bayangkan sendiri ya ), Maya membeliakkan matanya "Pak Masumi" kata Maya berlahan.
                Pak Masumi memandang Maya dengan lekat seakan akan menimbang sesuatu "hmmmmmm .....apa yang membuatmu cantik, Mungil, sehingga aku terjerat dan sulit melepaskan diri" Maya terdiam dan hanya mendesah karena terkejut ketika jari masumi menelusuri wajahnya, "apakah karena Matamu?" kata Masumi "aku selalu melihat semangat di sana, seperti bintang bersinar, kedua matamu seperti menghipnotisku hingga aku tidak bisa mengalihkan perhatianku ke wanita lain" kata masumi sambil mengecup kedua mata Maya. "Atau hidungmu " kata masumi "hidungmu yang selalu kembang kempis kalau marah padaku " kata Masumi tersenyum, Maya akan mengucapkan sesuatu tapi tertahan karena sekali lagi Masumi mencium hidungnya, "Atau kulitmu yang halus," sambil mengelus pipi Maya yang merona dikecupnya kedua pipi Maya, pandangan Masumi turun ke bibir Maya dan pandangan mata Masumi menghangat "dan bibirmu, sering ketika kita berbicara atau bertengkar, hanya satu yang ingin aku lakukan" kata Masumi sambil mencium bibir Maya dengan lembut dan mesra (ide dari mbak Fagustina Martieningsih,makasih ya mbakkkkk ), Maya mengalungkan kedua tangannya ke leher Masumi dan menariknya semakin mendekat, Masumi menciumnya semakin dalam, dan dalam, seakan akan enggan mengahiri ciumannya dan  keduanya bergulingan di karpet.
                Suara Hyun bin mengalunkan lagu That Man membuat keduanya terkejut, Masumi otomatis menjauhkan kepalanya dan "DUK!" kepala masumi membentur meja, tanpa disadari keduanya bergulingan hingga dibawah meja yang berada di tengah tengah ruang tamu, Maya memalingkan wajahnya sambil menahan tawa, Masumi melototkan matanya melihat Maya yang menertawakan dirinya, yang hanya dijawab Maya dengan suara ketawa yang tertahan, dengan Masam Masumi meraih Hp disakunya tanpa merubah kedudukannya yang menindih maya. "Kuharap ini penting" kata Masumi dengan Kental, Mizuki yang menelepon hanya mendesah dengan mengucapkan salam dengan suara agak keras untuk menyindir atasannya itu.
                "Pak Masumi ada masalah serius ,salah satu perusahaan dari Korea tiba tiba membatalkan kontrak " kata Mizuki "Maaf kalau saya mengganggu waktu Bapak bersama Maya" Masumi terkejut "bagaimana ........." Pak Masumi tidak melanjutkan ucapannya karena tiba tiba ia mengerang, ternyata Maya berusaha melepaskan diri dengan cara menggeliat. Pak Masumi hampir mengerang lagi tapi ditahannya seraya berkata  "Mizuki aku akan segera kembali" kata Masumi dan tanpa menunggu jawaban Masumi menutup telpon. "Maya, apa yang kamu lakukan" kata Masumi "lepaskan Pak Masumi" kata Maya sambil meronta dan tangannya memegang bahu Masumi untuk menjauhkannya. "Jangan.... Maya hentikan " kata Masumi sambil mengeretakkan giginya, ia memegang kedua tangan Maya dan menghembuskan nafas panjang seraya menyembunyikan wajahnya di leher Maya. Maya yang tiba tiba menyadari sesuatu dan berhenti menggeliat, diam tanpa berani bergerak, hanya wajahnya memerah dan mata membeliak, beberapa saat tidak ada yang bergerak, Masumi menjauhkan wajahnya, melihat wajah Maya yang seperti udang rebus dan tak berani melihatnya "wanita berbahaya" bisik  Masumi dan mengecup dahi Maya "kurasa aku harus pergi  sebelum akal sehatku hilang " kata Masumi seraya bangkit dan membantu Maya yang masih merona merah, dipeluknya Maya sekali lagi dan mengecup bibir Maya sekilas dan mengucapkan salam  sebelum beranjak pergi keluar apertement Maya.
Maya membelai bibir yang baru saja dikecup Masumi dan terduduk di sofa "met  malam " kata Maya menatap pintu, ia merona ketika teringat sesuatu dibenamkan kepalanya di bantal yang ada sambil tersenyum senyum sendiri .
                                              ********************
 seminggu kemudian.
                Maya berlari di RS Tokyo menuju ICU , ia baru mendapat telpon mendapat kabar kondisi Bu Mayuko memburuk. Dilihatnya ketiga sahabatnya disana Rei, Sayaka dan Taiko  juga Pak Genzo menunggu di depan Ruang UGD dengan wajah pucat ,Maya segera mendekat dan bertanya pelan "Bagaimana Bu Mayuko" semua menggeleng dan menjawab dokter masih memeriksanya. Semua nampak ketakutan dan dokter memang telah memperingatkan kalau Bu Mayuko mendapat serangan jantung sekali lagi, hal itu membahayakan jiwanya. Maya menatap pintu ICU dengan hati resah dan tanpa disadarinya Maya menangis.
                Terdengar suara langkah kaki yang dikenali Maya, ia langsung menoleh dan melihat Masumi yang datang, Maya langsung berhamburan memeluk  Masumi dan menangis di dada Masumi. Masumi balas memeluk Maya dan membisikkan sesuatu untuk  menenangkan Maya, sedangkan keempat orang lainnya hanya tersenyum melihat Pak Masumi yang biasanya dingin kini dengan lembut menenangkan Maya, seandainya dalam keadaan lain mereka pasti menggoda Maya habis habisan tapi saat ini mereka tak mampu, apalagi melihat Maya yang menangis mengkhwatirkan kondisi Bu Mayuko.
                Dokter yang memeriksa Bu Mayuko keluar melihat wajahnya yang serius, semuanya bersiap menghadapi yang terburuk "kondisi jantungnya membahyakan jiwa pasien, hanya ada satu cara menyelamatkan pasien yaitu dengan donor jantung, tapi kami masih berusaha, dengan peralatan yang ada mampu menstabilkan pasien "jelas dokter. Maya yang sempat berhenti menangis mulai mengeluarkan air mata lagi begitu juga dengan yang lainnya apa yang mereka takutkan benar benar terjadi.
                Keesokan paginya kondisi bu Mayuko belum terjadi perubahan, Maya, Rei, Sayaka, Taiko dan Pak Genzo masih berada di ICU, bahkan semalam Masumi tetap di sana, baru tadi pagi ketika Mizuki menelpon Masumi kembali ke kantor. Dokter berjalan cepat menuju Ruang ICU dan berbicara dengan Pak Genzo dengan tersenyum dokter tersebut menjelaskan "ada jantung yang cocok dengan pasien, jika anda setuju operasi dapat dilaksanakan segera "Maya yang mendengar tersebut langsung menjawab, "tentu saja bersedia, kapan dilaksanakan operasinya dokter?" "segera setelah jantungnya tiba, untung kondisi pasien stabil hingga bisa dioperasi" lalu dokter itu menyerahkan sesuatu untuk diisi keluarga dan memgurus administrasi.
                "Aduh" kata Maya tak lama setelah dokter pergi, mereka menuju loket untuk mengurus administrasi "aku tidak membawa buku rekening " kata Maya sambil mengobrak abrik tas tangannya. " kalian disini saja, biar aku pulang dan mengambilnya" , "Semalam ada yang membayar deposit* atas nama  Bu Mayuko" kata staff RS tersebut menjawab menghentikan langkah Maya "Eh " kata Rei kemudian bertanya siapa yang membayar Pak?" tanyanya kemudian "ehmm yang membayar Pak Masumi Hayami" katanya singkat melihat layar monitor di depannya  lalu tersenyum "kekurangannya bisa dibayar saat pasien pulang" katanya kemudian "terima kasih" kata Rei sambil menerima beberapa dokument dan tanda terima. Mereka hanya menahan nafas ketika ketika melihat jumlah uang yang didepositkan Pak Masumi.
                                             ***************
                "Ada perubahan rencana" kata wanita tersebut kepada ketiga lelaki di depannya "aku tak ingin kalian menculik seseorang hanya mencuri sesuatu." Ketiga orang tersebut mengerutkan dahi dan bertanya "Apa yang harus kami curi, nona ?" Wanita yang dipanggil nona tersenyum dan menjawab, "jantung."
 

                                       <<< Can't You Hold Me One More Time? ... bersambung >>>


* deposit disini adalah uang muka yang harus dibayarkan keluarga pasien yang di opname di rumah   sakit
  

                 

               

9 comments:

Anonymous said...

Wadoh! Deg2an ... kalimat terakhir "jantung" dari nona itu ( yang pastinya shiori *sotoy* ) bikin deg2an and feeling gak enak nih ... * rini *

Anonymous said...

wuih seruuu, beda nih ceritanya, lanjuttt...

orchid on 12 July 2011 at 22:29 said...

mba dinaaaaa, ini spektakuler, lezat,, sampai kata bersambung, rasa nambaaaaaaaaaaaah

Nana said...

Mmm...numpang nanya... Apakah yg ditemukan Maya dibawah meja sampai dia memerah bak udang rebus?? *nyengir kuda

Muri said...

Hai,salam kenal. Sukaaaa deh ma ceritanya. Pasti deh shiori tuh yang dipanggil nona. Ih,jahatnyaaaa...lanjutannya jangan lama2 ya.

Anonymous said...

susah untuk berkomen.. but IT'S VERY GOOD STORY... hhee

--chhuby--

syl said...

Lanjuuuuuuuutttt !!

dina ( I ♥ Topeng kaca ) on 18 July 2011 at 21:39 said...

makasih ^^ semoga kalian tetep suka

Resi said...

waaaaaah, ceritanya menarik n byk adegan romantis xixixi. sukaaaa....

Post a Comment

Silahkan kritik, saran, sapa dan salamnya... :)

 

An Eternal Rainbow Copyright © 2011 Design by Ipietoon Blogger Template | web hosting