Friday 15 July 2011

Fanfic TK : The Jealousy of Masumi Hayami 3

Posted by Tati Diana at 08:18
Sekuel Fanfic Destiny


JEALOUSY OF MASUMI HAYAMI
(by Tati Diana)




Chapter 3 : Kecemburuan


Masumi tiba kembali di kantornya dengan wajah yang tidak ramah. Mizuki, sang sekretaris langsung bisa menebak bahwa perasaan hati bosnya sedang tidak baik.


“ini dokumen yang tadi anda minta, Pak Masumi” kata Mizuki


“terima kasih” sahut Masumi dengan ketus tanpa melihat pada Mizuki


“oh, ya tadi Pak Yamada menelepon dan ingin memastikan kapan kiranya anda akan membicarkan masalah proyek pembangunan gedung kesenian di Kobe” kata Mizuki


“nanti saja, aku tidak bisa memastikan kapan waktu yang tepat. Atau kau atur saja jadwalku dan kau konfirmasikan kembali padaku” kata Masumi sambil membuka dokumen yang diberikan Mizuki


Mizuki tahu akan tidak berguna bicara dengan bosnya saat mood bosnya tersebut tidak baik, tapi sebagai sekretaris yang baik, semua pesan-pesan yang ditujukan untuk bosnya adalah merupakan tanggung jawabnya dan harus segera dia sampaikan.


“baiklah, Pak Masumi” kata Mizuki sambil berlalu dari hadapan bosnya


Masumi yang membaca dokumen yang tadi diberikan oleh Mizuki, menghentikan bacaannya. Dia tidak bisa berkonsentrasi pada apa yang dibacanya. Pikirannya tidak tenang, masih diingatnya wajah Yosuke Seichi yang dengan terang-terangan mengungkapkan perasaannya bahwa dia sedang jatuh cinta dan tertarik pada bintang iklan P*****S****, yang tidak lain adalah Maya, istrinya.


Tiba-tiba perasaan cemburu merasuk dalam hatinya. Yosuke mengatakan bahwa dia bertemu dengan Maya di sebuah super market kemarin. Masumi ingin sekali mengkonfirmasi hal itu pada Maya. Kemudian Masumi teringat pada raut wajah istri mungilnya itu. Yosuke pastilah menduga Maya sebagai seorang wanita yang belum menikah. Masumi mengakui selain karena tubuhnya yang mungil, wajah Maya pun masih terlihat awet muda untuk wanita berusia 31 tahun, sehingga banyak orang sering menduga bahwa Maya adalah seorang gadis yang belum menikah atau memiliki anak.


“Yosuke Seichi, jangan coba-coba kau ganggu istriku, jika kau tak ingin berhadapan denganku” desis Masumi dengan tangan mengepal dan mata yang terlihat dingin.


***

Masumi tengah asyik mempelajari dokumen rapat pagi tadi saat datang telepon dari Eisuke yang mengabarkan bahwa ia tengah kebingungan mencari Maya. Ayahnya itu mengatakan bahwa Ryu dan Ken mengangis mencari ibunya. Saat Masumi ingin bicara untuk menghibur kedua bocah kembar itu, keduanya malah menolak telepon darinya. Semakin kesal lah Masumi. Pikirannya tidak tenang, dia khawatir tentang keberadaan istrinya itu, apalagi handphone yang biasa dipakai untuk menghubungi istrinya itu juga tidak aktif. Karena pikirannya tidak tenang, maka saat jam dinding di kantornya menunjukkan pukul 7 malam dia bergegas meninggalkan kantornya, satu jam lebih awal dari jadwal biasanya.


Masumi tiba di kediaman Hayami. Masumi lega saat melihat Maya telah berada di rumah. Maya yang kala itu sedang menonton televisi bersama anak-anaknya, heran melihat wajah suaminya yang sedang cemberut. Dia menyapa hangat suaminya.


“halo sayang, bagaimana harimu di kantor, apa menyenangkan?” tanya Maya


Masumi hanya diam dan tidak menjawab sapaan Maya.


“ Lihat papa, di TV ada gajah!” teriak Ryu ketika melihat Masumi pulang


“ya, ya” sahut Masumi dengan acuh


“papa, kapan kita bermain ke kebun binatang lagi?” tanya Takeshi


“mungkin nanti, hari minggu siapa tahu papa ada waktu” jawab Masumi


Maya melihat sikap Masumi yang tidak seperti biasanya. Biasanya suaminya itu hangat terhadap dirinya dan ketiga buah hatinya. Setiap dia pulang dari kantor, suaminya itu selalu bercanda dan menanyakan kabar ketiga puteranya itu. Tapi kali ini tidak.


Masumi berjalan cepat dan beranjak dari ruangan itu, naik ke atas menuju kamarnya. Maya merasa aneh dengan sikap Masumi dan dia pun mengikuti langkah suaminya.


“aku kira harimu kurang menyenangkan” kata Maya saat keduanya berada di kamar mereka berdua


“hmmm...ya” kata Masumi pendek sambil membuka dasi yang mengikat lehernya


Maya hanya tersenyum. Kemudian dia beranjak mendekati suaminya. Maya membantu melepaskan kancing kemeja Masumi. Masumi menatap wajah cantik wanita dihadapannya yang dia akui terlihat semakin menawan. Melihat kehangatan wajah istrinya itu, rasa marah dan khawatir yang ada dalam hatinya perlahan hilang.


“ah...Maya, kau memang cantik. Alangkah beruntungnya aku memiliki dirimu” bisik hati Masumi


Maya yang telah selesai membuka kemeja suaminya menyadari tatapan mesra suaminya. Tiba-tiba wajahnya merona.


“kenapa kau memandangiku seperti itu?” tanya Maya


“hmm...tidak ada. Hanya aku semakin kagum dan mencintaimu” kata Masumi sambil mencium mesra pipi istrinya


“dasar genit, lebih baik kau cepat mandi” kata Maya sambil terkikik dan mendorong tubuh Masumi menjauh darinya


Tadinya Masumi hendak menanyakan tentang pertemuan Maya dan Yosuke dan kepergian Maya hari ini, tapi urung dia lakukan. Akan lebih baik jika dia tanyakan setelah mandi. Mungkin mandi akan membawa kesegaran pada pikirannya.


Masumi pergi ke kamar mandi sedangkan Maya kembali turun ke bawah menemani ketiga puteranya. Saat melihat bahwa ketiganya mulai mengantuk, Maya mengajak mereka untuk segera tidur. Mereka semua menuruti saran mamanya. Setelah ketiganya pulas tertidur di kamarnya masing-masing, Maya kembali ke kamarnya.


Masumi tengah berbaring di atas tempat tidur mereka dengan santai. Pikirannya masih mengingat percakapannya dengan Yosuke Seichi.


Maya menghampiri Masumi dan memeluk suaminya itu dengan mesra. Masumi kembali menatap mesra wajah istrinya itu.


“apa ada yang ingin kau bicarakan denganku?” tanya Maya penasaran


Masumi diam menimbang-nimbang. Akhirnya dia melanjutkan niatnya semula.


“kemarin kau pergi ke mana saja sayang?” tanya Masumi hati-hati


“apakah malam ini kau hendak menanyakan hal itu?” tanya Maya


“apa aku tidak boleh tahu?” Masumi balik bertanya


“tidak, tapi kau pasti bisa menebak kemana aku pergi. Ibu rumah tangga seperti aku pastilah menghabiskan waktunya ke tempat-tempat yang mudah kau tebak. jika tidak pergi ke sekolah anaknya, pasti ke salon atau ke super market” jawab Maya


Kata super market mengingatkan Masumi akan keterangan Yosuke tadi siang.


“super market?” tanya Masumi


“iya, apa ada yang aneh? itu kan hal yang biasa. Aku pergi ke sana karena aku membutuhkan barang untuk keperluan kita sehari-hari di rumah” jawab Maya


“lalu apa kau bertemu seseorang di sana?” tanya Masumi


Maya mengingat kepergiannya ke super market kemarin, tapi dia merasa tidak bertemu dengan seseorang yang dikenalnya. Kalaupun dia bertemu orang itu adalah orang biasa yang juga berbelanja dan tidak dia kenal, tidak terlalu penting.


“tidak, aku tidak bertemu siapa-siapa” jawab Maya sambil menggeleng


“apa kau yakin?” tanya Masumi penasaran


Maya hanya terdiam dan memandang Masumi, seakan-akan suaminya ini tidak mempercayai ucapannya.


“apa penting bagimu jika aku bertemu dengan seseorang di super market kemarin?” Maya balik bertanya


“mungkin saja kau bertemu penggemar lelakimu di sana” kata Masumi


“jangan katakan kau mengawasiku, Masumi. Aku bukan anak kecil lagi yang harus kau awasi, atau kau masih menyuruh Hijiri untuk mengawasiku?” tanya Maya penasaran


“tidak, aku tidak mengawasimu” jawab Masumi


“lalu untuk apa pertanyaan ini?” tanya Maya


“aku bertanya karena tadi ada yang mengatakan bahwa kemarin dia bertemu dengan istriku di super market” jawab Masumi terus terang


Maya kembali mengingat-ingat. Akhirnya dia mengingat tentang kejadian Rosemary itu, mengingat kembali lelaki yang menolongnya. Wajahnya terlihat gembira, dan itu tidak luput dari Masumi.


“jadi kau bertemu siapa?” tanya Masumi penasaran


“hemmmh......aku memang bertemu seorang lelaki yang aku tabrak di super market dan dia membantuku mencari bumbu masak bernama Rosemary” kata Maya dengan jujur


“bagaimana rupanya?” tanya Masumi


“dia......” Maya tampak berpikir “aku tidak terlalu memperhatikannya. Aku sedang terburu-buru dan tidak ingin berlama-lama di sana. Aku meninggalkan Ryu di mobil karena aku pikir hanya sebentar saja untuk membeli bumbu yang aku lupakan itu.” Jawab Maya jujur


Masumi menghela napas panjang.


“dan hari ini bisa kau ceritakan padaku kemana saja kau pergi?” tanya Masumi


Maya hanya terdiam, menimbang-nimbang apakah dia harus berterus terang pada suaminya ini bahwa dia bertemu dengan Rei dan Shinichi Kudo. Maya kemudian mengambil jalan tengah, bahwa dia bertemu dengan sahabatnya. Toh keduanya memang benar sahabatnya. Maya tidak ingin menyinggung tentang nama Shinichi Kudo, takut jika Masumi masih cemburu pada lelaki itu.


“aku tadi bertemu dengan sahabat- sahabatku” kata Maya akhirnya


“bertemu dengan Rei dan anak-anak teater Mayuko dan Ikakuju maksudmu?” tanya Masumi meyakinkan


“iya, aku bertemu Rei dan melihat mereka berlatih” kata Maya


“apakah harus sampai menjelang malam untuk menemui mereka?” tanya Masumi


“darimana kau tahu?’ Maya balik bertanya


“tadi sore ayah meneleponku. Dia kebingungan mencarimu. Dia pikir kau ada bersamaku. Ayah sangat khawatir karena Ryu dan Ken menangis mencarimu” kata Masumi menjelaskan


“tadi siang setelah bertemu Rei, aku juga ingin berjalan-jalan sebentar di Ginza. Aku ingin menghilangkan rasa jenuhku. Maaf aku sampai lupa waktu” kata Maya berterus terang


“apa aku tidak boleh pergi berjalan-jalan?” tanya Maya sambil menatap penuh permohonan pada suaminya


Masumi hanya menggeleng dan mendesah.


“aku tidak melarangmu, tapi pikirkan juga anak-anak dan jangan lupa beritahu aku atau ayah dimana kau berada. Kau tahu, tadi aku sempat khawatir tentangmu. Apalagi Ryu dan Ken menangis mencarimu. Bagaimanapun mereka juga harus kau pikirkan” kata Masumi mengulangi alasannya


“ baiklah, aku minta maaf. Apa ada hal lain lagi yang harus aku jawab, tuan Hayami?” tanya Maya


“tidak ada” kata Masumi sambil membelai rambut Maya


“kalau begitu aku ingin tidur” kata Maya sambil mematikan lampu duduk di samping tempat tidurnya


“selamat malam sayang” kata Maya sambil mencium pipi suaminya


“selamat malam” kata Masumi sambil mencium kening Maya


Masumi melihat Maya yang memejamkan matanya. Pikiran Masumi kembali mencerna semua kejadian hari ini dan semua informasi yang didapatnya. Matanya tidak bisa dipejamkan, seakan takut jika saat mata itu terpejam, Yosuke mengambil Maya dari sisinya.


********

Keesokan harinya. Seperti biasa Sayuri pembantu di kediaman Hayami mengambil koran yang diantar tiap pagi ke rumah itu dan meletakkannya di tempat biasa. Biasanya kedua majikan lelakinya itu membaca koran sebelum atau sesudah sarapan. Tapi Hayami muda jarang membaca koran di rumah jika hari kerja karena mengejar waktunya untuk pergi ke kantor.


Sayuri akan meletakan koran tersebut di tempat biasa saat membaca dan melihat headline surat kabar yang dipegangnya. Dia kaget karena wajah nyonya Hayami muda terpampang disana bersama seorang lelaki yang tengah memeluknya. Dia ingin sekali menyembunyikan koran itu, dia tidak ingin kedua Hayami mengetahui tentang isi surat kabar itu. Entah apa yang akan terjadi jika mereka sampai tahu.Cepat-cepat dia meletakan surat kabar itu dengan melipatnya agar headline itu tidak terbaca dan berdoa dalam hati agar kedua Hayami itu tidak membaca surat kabar edisi hari ini.


Harapannya terkabul, pagi itu tuan mudanya, Masumi pergi lebih pagi dari biasanya. Memang Masumi harus membayar kepulangannya kemarin yang lebih awal satu jam, sehingga hari ini dia harus datang lebih awal dari biasanya jika dia ingin menyelesaikan dokumen-dokumen yang harus segera selesai dipelajarinya pagi ini untuk bahan rapat hari ini juga.


Masumi tiba di kantornya. Dia langsung asyik membaca dan mempelajari tumpukan dokumen di atas meja. Aktifitasnya baru terhenti, saat sekretarisnya yang efisien memberitahu tentang rapat yang akan segera dilaksanakan. Barulah Masumi keluar dari ruangannya menuju ruang rapat, diiringi langkah kaki sang sekretaris yang membawa serta semua dokumen untuk rapat.


Masumi masuk ke dalam ruangan rapat. Rupanya sebelum dirinya masuk sebagian besar anggota rapat sedang kasak kusuk bergosip tentang headline surat kabar. Saat dirinya masuk, surat kabar tersebut dilipat dengan cepat, seakan anak buahnya yang ada di ruangan tersebut tidak menginginkan dia tahu tentang isi berita dalam surat kabar itu. Semua suara yang tadinya mengisi ruangan tersebut langsung berubah hening. Mereka semua terdiam, seperti murid yang takut dimarahi oleh gurunya.


Akhirnya rapat itu dimulai dan semua anggota rapat terlihat saling silang pendapat memberikan argumen, interupsi maupun usulan tentang proyek pembangunan gedung kesenian yang akan didirikan di Kobe. Setelah 3 jam berlalu, rapat itu kemudian berakhir. Satu persatu orang meninggalkan ruangan rapat itu menuju posnya masing-masing.


Masumi kembali memasuki ruangannya, saat itu hampir jam makan siang. Dia hendak bersantai sejenak, beranjak ke meja di sudut sofa di ruangannya dan menarik salah satu surat kabar yang biasa diletakan disana. Tiba-tiba raut wajahnya terlihat dingin dan kaku saat matanya tajam menatap surat kabar yang dipegangnya. Kemudian Masumi beranjak menuju telepon diatas meja dan memutar salah satu nomor.


“Mizuki, siapkan mobilku. Cepat!” kata Masumi mengintruksikan pada sekretarisnya


“Maya, kau harus menjelaskan semua ini padaku” desisnya dengan marah


Dia membawa surat kabar itu dan meninggalkan ruangannya dengan cepat. Bunyi pintu yang tertutup dan dibanting dengan keras dibelakangnya, merupakan tanda bahwa sang empunya ruangan tersebut sedang marah besar.


Masumi menekan tombol lift dan terlihat tidak sabar. Saat dirinya sampai didepan kantor, mobil pesanannya telah siap disana.


“berikan kuncinya padaku. Cepat!” kata Masumi dengan marah


“i..iya tuan” kata sopir itu sambil memberikan kunci mobil itu pada tuannya


Masumi menerima kunci tersebut lalu masuk dan menyalakan mobil tersebut. Mobil tersebut berlalu meninggalkan halaman kantor itu dengan cepat. Meninggalkan sopirnya yang ternganga melihat tuannya mengemudikan mobil tersebut bak dikejar setan.


***

Maya bernyanyi-nyanyi riang. Dia terlihat bahagia. Dia sedang menata bunga mawar ungu dalam jambangan berisi air di ruang keluarga kediaman Hayami. Dia kemudian mengingat pertemuannya kembali bersama Rei dan Shinichi. Tiba-tiba dia mengingat gaun yang dibelikan Shinichi untuknya. Dia kemudian naik ke atas menuju kamarnya hendak mencoba kembali gaun pilihannya.


Setelah sampai di kamarnnya. Maya mengeluarkan gaun tersebut dan meletakkannya diatas tempat tidur, menatapnya seakan mengagumi gaun pilihannya itu. Dia kemudian melucuti pakaian yang dikenakannya. Kini tinggallah dia hanya mengenakan pakaian dalam saja. Gaun tersebut hanya disandarkan di dadanya dan mematut-matut diri di depan cermin di kamar tersebut.


“ah...., indahnya gaun ini. cocok untukku” pujinya


“Braakkkkk.......”


Tiba-tiba pintu kamar tersebut terbuka. Maya kaget dan spontan membalikkan tubuhnya.


“ah...Masumi kau mengagetkanku” kata Maya yang pipinya merona merah menyadari dirinya setengah telanjang. Dia hanya menutupi tubuhnya dengan gaun yang kini bersandar ditubuhnya dan ditahan dengan tangannya agar menutupi bagian depan tubuhnya itu.


Masumi menyadari keadaan istrinya itu.


“mengapa kau harus malu padaku. Aku suamimu” kata Masumi mencoba menahan rasa amarahnya


“ah...eh......aku hendak mencoba gaun ini. Kemarin aku membelinya Bagus bukan.” kata Maya dengan gugup


Masumi menatap gaun tersebut dan hatinya menyetujui bahwa gaun pilihan istrinya itu memang indah.


“ya, memang indah. Tapi kukira bukan dirimu yang membeli gaun itu. Lebih tepat Shinichi yang memberikannya padamu. Apa dugaanku benar?” tanya Masumi dingin


Maya terlihat kaget saat Masumi mengetahui bahwa gaun itu adalah pemberian Shinichi.


“da..darimana....?” kata Maya belum menyelesaikan kalimatnya


“darimana aku tahu tidak penting” kata Masumi memotong pertanyaan Maya


Maya menatap Masumi dengan takut. Kemudian dia mengangguk. Percuma rasanya dia berbohong. Masumi terlalu pintar untuk dia bohongi.


“i..iya. Shinichi memberikannya padaku” kata Maya


Lalu tiba-tiba “GREEPPPP.......!”


Secepat kilat gaun tersebut direbut Masumi dan gaun itu kini berpindah tangan dalam genggaman Masumi. Meninggalkan Maya yang ketakutan.


tiba-tiba Masumi beranjak kesisi Maya dan membuka laci yang ada didekat lemari kaca itu. Dia terlihat mencari sesuatu dan akhirnya dia menemukan barang yang dicarinya. Sebuah gunting.


“a....apa yang akan kau lakukan, Masumi?” tanya Maya gugup ketika melihat benda dalam tangan suaminya


Masumi hanya menatap Maya yang setengah telanjang dihadapannya.


“aku akan mengguntingnya” kata Masumi dengan dingin dan sejurus kemudian


“kresss....kress....kress.......” gunting itu berbunyi nyaring diiringi dengan potongan kain dari gaun yang satu persatu berjatuhan di lantai kamar tersebut.


“Masumiii.........” teriak Maya kaget dan hendak mencoba menyelamatkan gaun itu. Tapi usahanya sia-sia


“itu gaunku. Mengapa kau menghancurkannya?” tanya Maya dengan sedih


“apa kau menyukai pemberian lelaki itu?. Aku lebih menyukai melihat dirimu telanjang daripada kau harus memakai gaun yang diberikannya padamu” jawab Masumi dengan marah


“tapi dia bersikap baik padaku dan hanya berniat memberikan gaun itu sebagai hadiah untukku” terang Maya sambil cepat-cepat memakai kembali pakaiannya semula dan merapikan dirinya kembali


“.Kau tahu, seribu gaun yang lebih indah dari ini bisa aku beli untukmu. Apa kau pikir aku tidak bisa memberikanmu gaun, sehingga lelaki lain harus memberikan istriku pakaian? apakah kartu kredit yang aku berikan padamu tidak bisa kau pakai? Apakah aku pernah membatasi jumlah uang belanjamu?” tanya Masumi dengan marah sambil mengacung-acungkan potongan gaun tersebut


Maya menggeleng. “bukan begitu......” kata Maya


“bukan begitu bagaimana? Bisa kau jelaskan padaku tentang gambarmu disurat kabar ini?” tanya Masumi yang tiba-tiba mengeluarkan surat kabar dari dalam jasnya.


Maya terkesiap melihat headline surat kabar itu. Dia membacanya sekilas dan menatap suaminya.


“sungguh kami tidak seperti yang mereka sangka. Kami hanya berbincang saja, Masumi. Pertemuanku dengan Shinichi hanya sebagai sahabat.” Kata Maya menenangkan suaminya


“apa kau mulai berani berbohong padaku, Maya?” tanya Masumi dingin


Maya terlihat kaget. “maksudmu.......?” tanyanya tak mengerti


“kemarin malam ketika aku menanyakan kepergianmu, kau tidak bicara padaku bahwa kau bertemu dengannya. Kau malah bilang padaku bahwa kau hanya bertemu sahabat-sahabatmu” kata Masumi dengan tajam


Maya tercekat, bingung dan bimbang.


“Tapi aku tidak berbohong padamu. Aku benar bertemu sahabatku. Rei dan Shinichi adalah sahabatku juga kan? kemarin aku tidak berani berterus terang padamu. Aku takut jika kau marah padaku” kata Maya


“hemm......dan sekarang kau baru berkata jujur padaku karena ada berita tentangmu dan Shinichi di sana. Jika aku tidak mengetahuinya apakah kau mau berterus terang juga padaku?” sindir Masumi


Maya hanya terdiam.


“apa kau sekarang diam-diam bertemu lagi dengannya?” tanya Masumi dengan penuh curiga


“tidak...tidak...aku baru bertemu dengannya secara tidak sengaja kemarin. Kami bertemu saat aku hendak membayar gaun itu” kata Maya dengan sedih menatap gaun yang kini sudah berubah menjadi gaun tanpa potongan yang jelas


Masumi hanya terdiam menatap wajah istrinya. Seakan mencari kebenaran disana.


“apa aku harus mempercayai ucapanmu?” tanya Masumi bimbang


“terserah. Aku tidak tahu harus berkata apalagi” kata Maya dengan jengkel


“Masumi, mengapa kau masih tidak percaya padaku? apakah selama ini aku terlihat tidak mencintaimu?” tanya Maya antara marah, sedih dan kecewa mengetahui ketidakpercayaan suaminya


“apa setelah melihat gambar ini aku masih harus mempercayai bahwa kau mencintaiku?. Lihatlah, kau dipeluk olehnya. Apa kau pikir aku tidak bisa melihat betapa mesranya dirimu bersamanya?” tanya Masumi dengan ketus


“tapi gambar itu tidak seperti sangkaanmu. Aku saat itu akan jatuh, lalu Shinichi menahanku” kata Maya mencoba menerangkan


“dan cara dia menahanmu itu apakah harus dengan memeluk mesra istriku?” tanya Masumi kesal


“apa kau cemburu?” Maya balik bertanya


“apa aku tidak boleh cemburu pada istriku? Kau milikku, Maya. Hanya milikku” kata Masumi menekankan ucapannya


“sungguh, Masumi. Antara aku dan Shinichi tidak ada apa-apa. Bukankah dahulu aku pernah bilang kalau Shinichi itu hanya sahabatku, lain tidak. Aku hanya mencintaimu. Hanya mencintaimu” kata Maya meyakinkan


“Benarkah kau mencintaiku? jika kau mencintaiku maka turuti kata-kataku. Jangan kau temui dia lagi. Camkan itu!” kata Masumi sambil berbalik beranjak keluar dari kamar tersebut.
Tapi sebelum menyentuh pintu kamar itu Masumi kembali membalikkan tubuhnya dan menatap Maya.


“oh, ya...jika wartawan menanyaimu tentang kebenaran berita ini, katakan saja alasan yang sebenarnya. Aku pasti akan membantumu dan mendukung ceritamu sepanjang kau turuti kata-kataku”kata Masumi dingin dan kembali meneruskan langkahnya


Maya hanya melihat punggung suaminya yang perlahan menghilang dari pandangannya. Dia menutup matanya sesaat, merasakan hatinya yang sakit akan ketidakpercayaan suaminya itu. 5 tahun membangun rumah tangga dan hidup bersama, ternyata tidak cukup membuktikan rasa cintanya. Penyakit itu masih bercokol kuat dalam hati suaminya. Kecemburuan dan ketidakpercayaannya seakan mengalahkan rasa cintanya. Sulit sekali meyakinkan bahwa dirinya hanya mencintai seorang lelaki yaitu suaminya, Masumi Hayami dari Daito.


******
To be continue






8 comments:

ivoneyolanda on 15 July 2011 at 09:12 said...

Huaaaa....ya iyalah cemburu....apalagi klo maya juga tau klo ternyata SI cowok Rosemary juga dah terang2an bilang ke Masumi klo dia tertarik sama
Maya......

Namayanya juga cinta pasti ada cemburu, cuma jgn cemburu buta ya MH :)

Sista lanjut lagi...uuuuuhh deg2an deh, gimana rasanya dicemburuin Masumi ya.... :D

Anonymous said...

wah, cemburu buta nih, harusnya maya juga ga nutup2in pertemuannya dgn sinichi donk, jujur itu lebih baik walo menyakitkan hehehe..

Anonymous said...

maya maya, laen kali kmana2 ijin dulu sm MH, jd ga cemburu buta gini :)

-mia-

Nalani Karamy on 15 July 2011 at 11:45 said...

iya nih maya bermain api...harusnya bilang misi dulu sama suami kalo mo jadi istri solehah wk...wk...

Anonymous said...

kerennnnnnnnnnnn............

--chuuby--

Lina Maria on 15 July 2011 at 19:13 said...

arrghhhhhhhhh........ kereennnnnn....... lanjutttttt donk mba Tati...XOXO

Anonymous said...

masumi banget menurutku, bagus mbak tati, jadi pengen ngerasain dicemburuin sama masumi... maya juga sih, dah tau suaminya cemburuan bisa2nya jalan sama si kuda eh kudo...
-nadine-

Resi said...

dasar maya, dah tau sifat masumi kyk gitu, kenapa ga ngomong jujur aja sih. wajar kl masumi marah.

apdetnya jgn lama2 y mbak Tati hehehe....

Post a Comment

Silahkan kritik, saran, sapa dan salamnya... :)

 

An Eternal Rainbow Copyright © 2011 Design by Ipietoon Blogger Template | web hosting