‘’Aku
senang bisa berada disini bersamamu menikmati makan malam berdua. Aku ingin
selalu seperti ini menghabiskan waktu bersama denganmu. Aku sudah tidak sabar
menjadikan kamu sebagai milikku’’.
‘’Aku
juga Masumi’’.
Pelayan
datang mendekati mereka membawa makanan pesanan mereka berdua. Masumi
melepasakan kedua tangan Maya. Maya tertunduk malu dan wajahnya merasa sudah memerah
untung disekeliling tidak begitu terang sehingga Masumi tidak dapat melihatnya.
Mereka
makan malam dengan tenang dan diiringi canda tawa mereka.Pernikahan mereka
berdua tahun ini sudah menjadi berita utama bulan ini dan sudah menjadi
pembicaraan banyak orang. Mereka masih belum mempercayai kalau Masumi Hayami
lebih memilih Maya Kitajima dari pada Shiori Takamiya yang cantik dan berasal
dari keluarga kaya.Banyak wanita yang menyukai Masumi merasa kecewa karena
Masumi akan segera dimiliki oleh Maya.
Persiapan
pernikahan mereka sudah sempurna segalanya sudah beres tinggal menunggu waktu
hari mereka menikah.Setelah selesai makan malam, Masumi mengantarkan Maya
pulang.Maya memegang pegang pintu mobil hendak keluar,tiba-tiba tangannya
ditahan oleh Masumi .
‘’Mana
ucapat selamat malam untukku sayang?’’
‘’Selamat
malam!’’
Maya
sudah mengeluarkan salah satu kakinya dari mobil dan tangannya ditahan lagi
oleh Masumi.
‘’Hanya
itu saja?’’
Maya
tersenyum. Dia tahu apa yang diinginkan Masumi.Dengan malu-malu Maya
mendekatkan wajahnya pada Masumi. Sembruat warna merah menghiasi pipinya yang
putih.
CUP!
Maya
mengecup lembut bibirnya dengan cepat kemudian tersenyum malu-malu padanya.
Masumi tersenyum senang kemudian mengacak-acak rambutnya.
‘’Istirahatlah!Besok
aku akan menjemputmu. Ayah ingin menemuimu di rumah’’.
Mata
Maya terbelalak kaget. Dia belum pernah sekali pun bertemu dengan ayah Masumi
seketika tangannya menjadi dingin.
‘’Baiklah!’’
Maya
keluar dari mobil dan langsung masuk kedalam apartemennya.
Keesokan
paginya Maya membukai tirai jendela.Sinar Matahari menyilaukan matanya.Kabut
tipis pagi hari masih menyelimuti langit biru yang cerah.Pohon-phon Sakura yang
sedang berbunga menambah indahnya pemandangan dari jendela kamar apartemennya.Ada
bunga-bunga yang tumbuh menjalari dinding rumah dan apartemen. Pot-pot bunga
yang penuh dengan bunga warna-warni sangat menyejukan mata dan semuanya sangat
mempesonanya.
‘’Hari
ini cerah sekali dan indah sekali!’’seru Maya sambil merentangkan kedua
tangannya dan menghirup udara pagi yang segar dalam-dalam.Tercium aroma bunga
dan pepohonan.Maya merasakan udara yang hangat dan lembut membelai wajahnya.
Maya
melamun sambil melihat pemandangan di pagi hari dan lamuannya dibuyarkan oleh
bunyi suara HP dengan setengah berlari Ia menyambar Hpnya yang terletak diatas
meja riasnya. Wajahnya tersenyum ketika ada sebuah pesan masuk dari Masumi.
[
Sayang selamat pagi! Sebentar lagi aku akan menjemputmu. Bersiap-siaplah!]
Maya
segera mengganti pakainnya dan memakai baju berwarna ungu seperi bunga violet
hutan dan sesuai dengan bentuk tubuhnya yang langsing .Ia jadi terlihat sangat
cantik dan menarik.Ia keluar kamar dengan wajah cerah dan senyuman menghiasi
wajahnya.
‘’Pagi
Rei!’’
‘’Ah,
pagi!’’
Rei
memperhatikan Maya dan dia merasa takjub melihat penampilan Maya di pagi hari.
‘’Maya’’.
‘’Bagaimana
penampilanku Rei? Apa aku sudah terlihat cantik’’. Maya memutar-mutar tubuhnya.
‘’Kau
sangat cantik. Memangnya kamu akan pergi kemana?’’tanya Rei sambil masih terus
menatap Maya.
‘’Masumi
mau mengajakku bertemu dengan ayahnya’’.
Rei
mengangkat sebelah alisnya dan masih menatap Maya.
‘’Pantas
saja kamu berdandan cantik.Pasti pak Hayami senang melihat penampilanmu pagi
ini’’.
‘’Aku
sebenarnya sangat gugup bertemu dengan ayahnya. Bagaimana kalau nanti dia tidak
menyukaiku.Coba pegang tanganku Rei.Tanganku dingin’’.
Maya
menjulurkan tangannya pada Rei dan tangannya mememang sangat dingin.
‘’Itu
wajar ketika akan bertemu dengan calon ayah mertuamu’’.
‘’Aku
harap dia akan menyukaiku dan merestui hubungan kami’’.
‘’Maya,
ternyata hatimu sudah benar-benar terebut oleh pak Hayami. Siapa yang akan
menyangka kalau hatimu akan berlabuh pada pak Hayami. Pria yang dulu kamu benci
dan sekarang malah jadi mencintainya. Sepertinya daya tarikmu padanya sangat
kuat sehingga dia rela membatalkan pernikahannya dengan Shiori Takamiya dan
juga siapa sangka kalau pak Hayami yang memiliki hati sedingin es dan yang ada
diotaknya hanya ada pekerjaan saja bisa jatuh cinta padamu’’.
Maya
tersenyum malu dan rona merah mulai menghiasi wajahnya yang cantik.
‘’Ayo
sebaiknya kita makan. Aku sudah memasak makanan kesukaanmu’’.
‘’Terima
kasih Rei’’.
*****
Beberapa
menit kemudian Masumi datang menjemput Maya dengan membawa satu buket mawar
ungu. Maya terlihat sangat senang dan mencium bunga itu.
‘’Terima
kasih sayang’’.
Maya
mengecup lembut bibir Masumi.
‘’Kamu
terlihat sangat cantik hari ini dan juga mempesona’’kata Masumi tanpa
mengalihkan tatapannya pada Maya.
‘’Ayo
masuk!’’Maya meraih tangan Masumi untuk menariknya Masuk kedalam.
Maya
kemudian memasukan bunganya kedalam sebuah pot besar dan menatanya kemudian
diletakan di atas meja.
Masumi
kemudian meraih tangan Maya dan mengecup lembut tangannya.
‘’Kamu
sudah siap bertemu dengan ayahku?’’
‘’Entalah.
Aku sangat gugup bertemu dengannya. Aku takut kalau dia
tidak akan suka
padaku’’.
‘’Tenang
sayang. Ada aku disampingmu’’katanya lembut sambil membelai wajah Maya dengan
punggung jari telunjuknya.
‘’Semoga
saja’’.
Maya
dan Masumi keluar dari apartemen di sambut oleh silaunya sinar matahari. Mereka
berdua masuk kedalam mobil . Disepanjang perjalanan Masumi tetap memegang
tangan Maya dengan salah satu tangannya dan yang satunya memegang kemudi.Sesekali
Masumi melirik Maya yang tampak melamun.
Mobil
berhenti didepan pintu masuk kediaman keluarga Hayami. Mata Maya menebarkan
pandangan kesekeliling. Ini pertama kalinya dia datang ke rumah Masumi. Mereka
berjalan sambil bergandengan tangan dan mulai menaiki undakan tangga. Disamping
pintu utama banyak pot berisi bunga azalea berwarna merah bata.Seorang pelayan
membukakan pintu dan membungkuk dengan sopan. Maya dan Masumi mengikuti pelayan
itu melalui lorong-lorong rumah yang luas dan sejuk. Pelayan itu membukakan
pintu ruang kerja Eisuke. Ruangan itu bermandikan cahaya matahari. Didalam
ruangan sangat sunyi hanya terdengar pergerakan jarum jam dinding. Sinar
matahari berada dibelakang Maya menyinari rambutnya seperti memancarkan
cahaya.Masumi mengajaknya untuk duduk dan Maya terlihat gugup, dia meremas gaunnya
dengan kedua tangannya dan tubuhnya terlihat tegang.
‘’Maya,
tenang saja. Kamu tidak perlu segugup atau setegang itu’’.
‘’Tapi
Masumi aku....’’
Kemudian
pintu terbuka dan Eisuke yang duduk di kursi roda tersenyum pada mereka berdua.
Mulut Maya ternganga langsung menutupnya kembali.Masumi heran melihat sikap
Maya seolah terkejut melihat ayahnya.
‘’Kita
bertemu lagi’’kata Eisuke ramah.
‘’Se...selamat
siang!’’Maya membungkukkan badannya.
‘’Kamu
tidak perlu seformal itu. Bukannya biasanya kita tidak bersikap formal’’.
‘’Itu
karena aku belum tahu siapa Anda’’.
‘’Maya,
kamu sudah pernah bertemu dengan ayahku?’’
Maya
menganggukan kepalanya dan menceritakan kalau ayahnyanya adalah paman es krim
dan Masumi baru mengerti mengapa Maya tadi terkejut ketika melihat ayahnya.
‘’Kamu
terlihat sangat cantik’’.
Maya
tertunduk malu. Rona merah pipinya kembali muncul diwajahnya.
‘’Te..terima
kasih’’.
Eisuke
mengajak Maya dan Masumi berjalan-jalan di halaman belakang.Halaman yang hijau
dikelilingi oleh pohon-pohon yang menambah kesejukan. Rumput-rumput yang
dipotong sangat rapi terbentang diseluruh halaman rumah. Dikiri kanan halaman
terdapat banyak bunga mawar berbagai macam warna yang sudah mulai berkembang,
ada kolam ikan dan juga kolam renang.Tidak hanya itu saja Maya melihat ada
sebuah lapangan basket dan juga lapangan tenis.
‘’Rumah
seoarang jutawan’’pikir Maya.
Maya
membantu Eisuke memberi makan ikan-ikannya kemudian Maya kembali mendorong
kursi roda dan Masumi mengikutinya dari belakang. Lalu Maya dan Masumi duduk di
bangku taman yang menghadap air mancur di bawah pohon pakis yang menjulang
tinggi. Mereka bertiga berbicara dengan
penuh canda dan tawa. Mereka membicarakan tentang persiapan pernikahan mereka
dan rencana bulan madu.Pak Asa sangat senang melihat kebersamaan mereka. Sudah
bertahun-tahun rumah ini tidak terasa hangat sudah jarang Eisuke dan Masumi
tertawa bersama. Gadis itu membawa kehangatan dalam keluarga ini pikirnya.
‘’Ah,
sudah waktunya makan siang sebaiknya kita makan dulu’’kata Eisuke sambil melirik
jam tangannya.
Mereka
bertiga kemudian memasuki ruang makan di mana hidangan makanan yang lezat sudah
disiapkan. Makan siang di rumah Masumi sudah selesai. Maya harus mengakui bahwa
makanannya sangat enak sekali dan sempurna dihidangkan dalam ruang makan yang
sangat bagus. Masumi mengajak Maya kembali berjalan-jalan di taman sedangkan
Eisuke kembali ke kamarnya untuk beristirahat.
‘’Bagaimana
ayahku?’’
‘’Hmmm...dia
baik tidak seperti yang aku bayangkan sebelumnya. Aku kira ayahmu benar-benar
galak dan juga menakutkan ternyata semuanya salah’’.
‘’Ayahku
memang galak dan menakutkan, tapi terhadapmu dia bersikap manis’’.
Lengan
Masumi memeluk Maya sangat erat sehingga Maya semakin merapat ke tubuh Masumi
dan dia mencium Maya dengan buas dan berapi-api seolah-olah bintang-bintang
jatuh dari langit dan mereka kini sudah menjadi satu yang dipertemukan oleh
cinta.Masumi tidak memberikan kesempatan pada Maya untuk bernafas karena
bibirnya terus menjelajahi bibirnya.Nafas mereka memburu ketika bibir mereka
berpisah. Masumi tersenyum lembut dan jari-jarinya menyentuh pipi Maya lalu
menuju ke arah lehernya. Untuk sesaat mereka segan untuk memisahkan diri
masing-masing tubuh ingin merasakan kehangatan dari orang yang dicintai seolah-olah
mereka sudah tidak ingin berpisah lagi walaupun hanya sedetik karena jiwa dan
hati mereka sudah menjadi satu.
Masumi
memegang dagu Maya.
‘’Sepertinya
kamu harus pulang sayang. Aku akan mengantarmu karena aku harus kembali
bekerja’’.
‘’Baiklah’’katanya
singkat walaupun hatinya ingin tetap lebih lama dengannya.
Masumi
mengantarkan sampai depan apartemennya setelah itu dia pergi ke Daito. Disana
Mizuki sudah menunggunya dan langsung memberikan beberapa dokumen yang harus
ditanda tangani.
‘’Bagaimana
pertemuan Maya dengan ayah Anda?’’
‘’Semuanya
berjalan baik’’.
‘’Syukurlah
dengan begini hati Anda sudah menjadi tenang’’.
Masumi
tersenyum dan kembali membaca dokumen yang diberikan Mizuki.Sore hari Masumi
akan bertemu dengan salah satu kliennya di sebuah kafe disekitar Daito. Dia
memutuskan untuk berjalan karena jaraknya yang begitu dekat hanya memerlukan
waktu 7 menit untuk sampai kesana.Masumi berjalan dengan langkah cepat lurus
kedepan dan sekarang dia berada di bawah kontruksi bangunan. Tanpa disadari
sebalok kaca besar jatuh dan pecah menghantam tanah.
PRAAANNGG!
Suara
pecahan kaca sangat memekikan telinga.Masumi tidak sempat menghindar dan
pecahan kacanya mengenai tubuhnya.Semua orang berteriak dan berusaha
menghindar.Masumi jatuh pingsan dan ditubuhnya banyak tertancap pecahan kaca.
Kapala dan tangannya mengeluarkan banyak darah. Dia segera dibawa kerumah sakit
dan mereka segera mengeluarkan pecahan kaca satu persatu dari tubuhnya. Pecahan
kaca juga mengenai kedua matanya.
Maya
sedang menyulam dikagetkan oleh kedatangan Rei yang tiba-tiba.
‘’Rei
ada apa?’’
Rei
berusaha mengatur nafasnya dan menatap sedih Maya.
‘’Sekarang
kamu harus ikut aku ke rumah sakit’’.
Rei
menarik-narik tangan Maya, tapi Maya tidak mau beranjak dari kursinya.
‘’Ayo
Maya!’’
‘’Tapi
kenapa aku harus pergi kerumah sakit?’’
Rei
tetap diam hanya menarik-narik tangan Maya.
‘’Reiiii...’’teriaknya.
‘’Maafkan
aku Maya’’.
‘’Sebenarnya
ada apa?’’
‘’Maya,
ini tentang pak Hayami’’.
‘’Masumi?
Ada apa dengannya?’’
‘’Pak
Hayami mengalami kecelakaan’’.
Maya
terdiam dan tubuhnya tidak bergerak. Sulaman yang berada ditangannya jatuh.
Matanya mulai berkaca-kaca. Airmatanya mulai mendesak keluar.
‘’Tubuh
Masumi terkena pecahan kaca. Sekarang dia ada di rumah sakit. Kamu harus segera
kesana’’.
‘’Itu
bohongkan Rei?’’
‘’Aku
tidak bohong. Itu benar’’.
Maya
merasakan kakinya lemas dan rasanya akan
jatuh ke lantai. Dia menahan tubuhnya pada kursi, lalu salah satu tangannya
diletakan di dadanya seolah-olah bisa menghentikan debaran jantungnya yang
kacau. Air matanya mulai menetes-netes.Rei langsung memeluk Maya dan akhirnya
menangis dipelukan Rei.
Dengan
mata sembap Maya tiba di rumah sakit dan segera menemui Masumi di ruang
perawatannya. Maya langsung memeluknya yang masih tertidur. Kedua matanya
diperban.Maya menangis sambil memeluk Masumi. Mizuki menarik Maya.
‘’Sudah
Maya. Pak Hayami pasti akan baik-baik saja’’hibur Mizuki.
Eisuke
yang baru tiba masuk ke ruang dokter dan menjelaskan kondisi Masumi.
‘’Kami
sudah berhasil mengeluarkan semua pecahan kaca dari tubuhnya. Untungnya pecahan
kaca tersebut tidak sampai melukai organ vitalnya sehingga anak Anda bisa
selamat’’.
Eisuke
mendesah lega.
‘’Tapi...’’kata
dokter itu dengan memasang wajah sangat cemas.
‘’Tapi
apa?’’
‘’Kemungkinan
besar anak Anda akan menjadi buta’’.
‘’Apaaaa?’’
‘’Korena
matanya rusak terkena pecahan kaca. Satu-satunya cara untuk sembuh adalah
melakukan pencangkokan korena mata, tapi daftar tunggunya sangat panjang saat
ini sudah ada 150 ribu orang yang menunggu donor korena mata’’.
Eisuke
terlihat pucat dan tubuhnya menjadi sangat lemas.
‘’Apa
tidak ada cara lain untuk menyembuhkannya?’’
‘’Maaf.
Tidak ada’’.
Eisuke
dan pak Asa keluar dari ruang dokter
dengan wajah sedih.
‘’Tuan..’’tanya
pak Asa sedih.
‘’Aku
tidak tahu harus mengatakan apa pada Maya tentang kondisi Masumi sekarang.
Pasti gadis itu akan sangat sedih. Kenapa semua ini terjadi ketika mereka akan
memulai hidup bahagia’’.Eisuke meneteskan air matanya.
‘’Bawa
aku menemui Masumi’’.
‘’Baik
tuan’’.
Pak
mendorong kursi rodanya dan membuka pintu kamar. Mizuki memberi salam pada
Eisuke dan Maya terlihat sedang membelai kening Masumi yang masih belum
sadarkan diri dengan tatapan sedih.
‘’Paman’’.Lalu
Maya memberi salam kepadanya.
‘’Jangan
panggil aku paman. Sebentar lagi kamu dan Masumi akan menikah. Jadi panggil aku
ayah’’.
‘’A...yah’’.Eisuke
tersenyum.
‘’Apa
dia masih belum sadar?’’
‘’Belum’’.
‘’Ada
apa Maya kamu terlihat bingung dan sedih?’’
‘’Apa
pernikahan kami akan tetap berjalan seperti rencana semula atau pernikahan kami
diundur sampai Masumi benar-benar sembuh?’’
‘’Tidak.
Pernikahan kalian akan berjalan sesuai rencana tidak ada perubahan. Maya, apa
kamu mencintai Masumi?’’
‘’Tentu
saja aku mencintainya’’.
‘’Apa
pun keadaannya sekarang?’’
‘’Iya.
Apa pun keadaannya’’.
‘’Syukurlah
kalau begitu. Maya, ada yang ingin aku katakan padamu tentang kesehatan Masumi
sekarang?’’
‘’Apa
yang dokter katakan pada ayah?’’
Eisuke
mengenggam tangan Maya dengan kuat.
‘’Maya,
Masumi sekarang sudah tidak bisa melihat lagi’’.
Mizuki
dan Rei menutup mulutnya karena terkejut dan Maya mulai meneteskan air matanya
lagi.
‘’Tidak
mungkin. Itu tidak mungkin.Tidak...tidak’’Maya mengeleng-gelengkan kepalanya.
Maya mendekap dadanya dan jantungnya berdetak
sangat kuat. Nafasnya terasa sesak menyumbat tenggorokannya.
‘’Pasti
itu bohongkan. Katakan pasti itu bohong’’.
Maya
jatuh terduduk dilantai dan menangis dengan tersedu-sedu. Rei mendekati Maya
dan menepuk-nepuk punggungnya.
‘’Sebaiknya
bawa pergi dulu Maya dari sini’’perintah Eisuke.
‘’Ayo
Maya’’.
Rei
membantu Maya berdiri yang masih menangis. Diluar kamar mereka duduk disalah
satu bangku yang ada di lorong rumah sakit. Rei pergi membeli makanan dan
minuman untuk Maya.
Mizuki
keluar dari kamar dan melihat Maya sedang tertunduk sedih.Mizuki duduk
disampingnya.
‘’Kamu
harus kuat. Saat ini pak Hayami sangat membutuhkan dirimu. Pasti dia akan
sangat sedih matanya tidak bisa melihat lagi’’.
‘’Aku
tahu, tapi aku merasa tidak bisa berbuat apa-apa untukknya’’.
‘’Jangan
berkata seperti itu. Dukungan dan cintamu sangat membantunya. Lagi pula pak
Hayami kemungkinan bisa melihat lagi’’.
‘’Eh
apa maksud Anda?’’
‘’Asal
pak Hayami mempunyai donor kornea mata pasti akan dapat melihat lagi. Sayangnya
saat ini masih belum ada dan kita tidak tahu kapan akan mendapatkan donor
korena untuk matanya, tapi setidaknya kita masih ada harapan’’.
Rei
datang membawa makanan kecil dan minuman untuk Maya.
‘’Ini
minumlah! Itu akan membuatmu lebih baik’’.Rei kemudian melirik Mizuki.
‘’Nona
Mizuki wartawan di depan rumah sakit sangat banyak mereka ingin mengetahi
perkembangan kesehatan pak Hayami’’.
‘’Aku
akan segera mengurus ini dengan pak Eisuke. Kami sepakat untuk mengadakan
konferensi pers. Kalau begitu aku permisi dulu’’.
Tidak
lama Eisuke pun keluar bersama dengan pak Asa. Maya memberi salam dan pergi
meninggalkan Maya dan Rei.
****
Maya
dan Rei tertidur di bangku dan dikagetkan oleh teriakan Masumi. Mereka berdua
saling pandang dan segera masuk. Dilihatnya Masumi sedang berteriak-teriak dan
menangis. Perban di matanya sudah terlepas. Rei segera memanggil dokter. Maya
sangat sedih melihat keadaan kekasihnya seperti itu. Hatinya terluka.Maya pun
ikut menangis.
‘’Masumi
tenang kamu jangan seperti ini’’.
‘’Maya,
kau kah itu?’’
‘’Iya.
Ini aku. Aku ada disini’’.
Maya
memeluk Masumi dan berusaha untuk menenangkannya.
‘’Apa
yang terjadi denganku? Kenapa aku tidak bisa melihat?’’teriaknya.
Maya
memandang Masumi dan menghapus air matanya.
‘’Matamu...’’
Perkataan
Maya terpotong karena dokter sudah datang dan segera memeriksa Masumi. Rei dan
Maya menunggu di luar.Setelah dokter dan perawat keluar, Maya dan Rei masuk.
Masumi sedang berbaring diam di tempat tidurnya dan matanya sudah kembali
diperban.
‘’Masumi...’’
Maya
mengenggam tangannya lalu menciumnya.
‘’Aku
akan menunggu di luar’’kata Rei.
Maya
menanggukan kepalanya lagi dan menatap kembali Masumi.
‘’Kamu
tidak apa-apa kan?’’tanya Maya kemudian mengecup keningnya.
‘’Kita
batalkan saja pernikahan kita’’.
‘’Apa
kamu bilang? Tapi Masumi...’’
‘’Kamu
sudah tahukan sekarang aku buta. Aku sudah tidak pantas lagi berada
bersamamu’’.
‘’Kamu
jangan bilang seperti itu. Aku mencintaimu apa pun keadaanmu. Aku ingin tetap
berada disisimu, jadi jangan pernah kamu mengatakan itu lagi’’.
‘’Dengan
keadaanku seperti ini mana mungkin aku bisa melindungimu’’.
‘’Dengarkan
aku sayang, aku tidak perduli kamu buta atau tidak aku akan tetap disisimu.
Mungkin sekarang kamu tidak bisa melindungiku , tapi aku bisa melindungimu.
Kini giliranku untuk melindungimu. Selama ini kamu yang selalu melindungiku dan
satu lagi kamu sama sekali tidak merepotkanku.Masumi izinkan aku untuk berada
disismu. Aku mohon’’.
Maya
mengecup lembut bibirnya dan menyelimutinya dengan baik.
‘’Sekarang
istirahatlah! Aku akan tetap disini menemanimu’’.
*****
Keesokan
paginya Maya membuka jendela kamarnya.Sinar matahari menyelinap masuk. Dia
berdiri dan termenun, angin berhembus mempermainkan rambutnya.Maya bergegas pergi
kerumah sakit. Sesampainya disana Masumi menolak untuk ditemui oleh Maya dan
membuat hati maya sedih. Dia duduk di depan kamarnya selama berjam-jam.
Mizuki
merasa kasihan melihat Maya.Tatapannya selalu mengarah ke kamar.
‘’Aku akan menunggu disini dengan
begini aku akan merasa lebih dekat denganmu karena aku tidak ingin berada jauh
lagi darimu’’kata Maya dalam hati.
Selama
beberapa hari Maya rajin menjenguk Masumi di rumah sakit meskipun hanya duduk
di depan kamarnya karena Masumi selalu menolak kedatangannya sampai Masumi
sudah di izinkan untuk pulang. Masumi masih saja menolak untuk bertemu dan
berbicara dengannya.
Mizuki
merasa kasihan dan menyuruh Maya masuk dengan syarat Masumi tidak boleh
mengetahui kehadirannya. Maya pun menyetujuinya. Maya pelan-pelan masuk. Masumi
sedang duduk di sofa sedangkan Mizuki membereskan pakaiannya kedalam tas. Maya
hanya memandangnya dalam diam dan air matanya mulai menetes.Maya pun berlari
keluar tidak ingin Masumi menyadari keberadaanya dan mendengar tangisannya.
Masumi
telah tiba di rumahnya dan langsung masuk ke kamarnya. Dia tidak nafsu makan
dan juga tidak bersemangat. Eisuke sedih melihat keadaan Masumi yang seperti
itu. 2 hari pun telah berlalu. Maya sudah tidak tahan lagi dengan sikap Masumi
yang selalu menolak kehadirannya. Padahal mereka masih saling membutuhkan.Maya
pun pergi kerumahnya dan Eisuke sangat senang dengan kedatangannya dan
menyuruhnya masuk ke kamar Masumi. Disana Masumi sedang berjalan dan beberapa
kali menabrak benda-benda yang ada di depannya. Maya kemudian menolong Masumi.
‘’Maya,
apa yang kamu lakukan disini? Cepat pergi! Aku tidak membutuhkanmu’’.
Maya
sedih Masumi mengusirnya.
‘’Ayo
cepat pergi dari sini!’’teriaknya
Masumi
mencengkram lengan Maya dengan kuat lalu menyeretnya keluar kamar meskipun ia
harus menabrak beberapa benda sebelum mencapai pintu. Dengan paksa Masumi
mengeluarkan Maya dari kamarnya dan menutup pintunya. Masumi tidak
memperdulikan permohonan Maya untuk masuk.
‘’Dengar
aku. Aku akan tetap disini dan aku akan menunggumu disini sampai kamu
mengizinkan aku masuk dan kamu keluar kamar dan aku tidak akan makan atau pun
minum’’.
Akhirnya
Maya duduk di depan kamar Masumi dan sampai malam tiba Maya masih duduk
disana.Eisuke dan para pelayan sangat kasihan melihatnya seperti itu. 2 hari
sudah terlewati Maya masih berada didepan kamar Masumi tidak beranjak sedikit pun,
tidak makan atau pun minum sama sekali. Tubuhnya sudah terlihat lemas dan
akhirnya Maya jatuh pingasan.
‘’Maya
sadarlah’’kata Eisuke.
Eisuke
sudah geram dengan sikap Masumi dan mengetuk pintu dengan keras.
‘’Masumi
mau sampai kapan kamu seperti ini? Sekarang Maya sudah pingsan di depan
kamarmu’’.
Masumi
merasa sangat cemas mendengar Maya pingsan akhirnya Masumi membukakan pintunya
dan menyuruh ayahnya untuk membaringkannya di tempat tidur.
‘’Maya
sangat mencintaimu. Biarkan dia berada disisimu dan menjagamu.Tolong
mengertilah perasaannya’’.
Eisuke
keluar dari kamar Masumi dan sekarang tinggalah Maya dan Masumi berdua di
kamar. Dengan meraba-raba Masumi berusaha untuk menyentuh Maya. Jari-jari
tangannya meraba wajah Maya kemudian mengecup kening Maya lalu beralih pada
hidungnya kemudian bibirnya.
‘’Maafkan
aku sayang. Aku sudah membuatmu seperti ini’’.
Masumi
mulai menciumi wajah Maya dan menghujaninya dengan ciuman mesra.
*****
Beberapa
kemudian mereka melangsungkan pernikahan. Mereka berdua terlihat sangat
bahagia. Eisuke dan teman-teman Maya turut senang.
‘’Akhirnya
mereka dapat menikah juga. Aku sudah tidak sabar ingin mendapatkan cucu dari
mereka’’.
4
bulan sudah usia pernikahan mereka. Masumi sudah terbiasa dengan kegelepan dan
dia juga sudah mulai menghapal kamarnya sehingga dia tidak menabrak lagi
barang-barang yang ada disekitarnya. Masumi tampak lebih ceria dan semangat.
Dia senang masih ada orang yang mencintainya dalam keadaannya seperti ini. Maya
begitu memanjakan Masumi.Semenjak Maya menikah dengan Masumi kegiatan
syutingnya dikurangi karena tidak ingin berlama-lama meninggalkan Masumi
dirumah. Jabatan direktur Daito diganti oleh orang kepercayaan Eisuke. Sore itu
Masumi sedang menikmati tehnya dikamar kemudian Maya masuk.
Maya
langsung mengecup bibir Masumi.
‘’Aku
pulang!’’
Maya
duduk dipangkuan Masumi dan mengecup keningnya.
‘’Kenapa
kamu sudah pulang ?’’
‘’Aku
sengaja pulang lebih awal karena aku mau memberitahukanmu kabar gembira’’.
‘’Kabar
apa?’’
‘’Kita
sebentar lagi akan mempunyai anak’’.
Masumi
terlihat terkejut bercampur bahagia.
‘’Anak?’’
‘’Iya
sayang.Kau senang?’’
Masumi
mendekap Maya dengan erat. ‘’Tentu saja senang. Terima kasih sayang sudah
memberiku hadiah yang sangat indah’’.
7
bulan kemudian Maya melahirkan seoarang bayi perempuan yang lucu dan cantik dan
diberi nama Hana. Mizuki mengantar Masumi ke kamar bayi. Dia berharap ingin
sekali melihat wajah anaknya walaupun hanya sekali.
‘’Mizuki,
anakku mirip siapa?’’
‘’Dia
mirip Maya tapi matanya mirip denganmu’’.
Masumi
tersenyum.
‘’Andai
saja aku bisa melihatnya dengan kedua mataku ini’’.
‘’Pak
Hayami, aku yakin suatu hari Anda akan diberi kesempatan untuk melihat lagi’’.
‘’Selama
ini aku selalu menunggu hari itu tiba’’.
******
3
bulan kemudian
Masumi
sedang bermain dengan anaknya di tempat tidur sedangkan Maya pergi ke apartemennya yang dulu untuk bertemu
dengan Rei. Dia tidak sadar sebuah mobil sedan hitam mengikutinya pelan-pelan
dari arah belakang.Maya melihat Rei melambaikan tangannya di depan apartemen
dan ketika Maya akan menyebrang Mobil itu langsung menabrak Maya. Maya
terpental sangat jauh dan Rei dibuat kaget dengan kejadian itu. Mobil itu
langsung melarikan diri. Rei segera mendekati Maya dan memeriksa keadaanya.
Maya masih bernafas dan segera memanggil ambulance. Di dalam ambulance Maya
mengenggam tangan Rei.
‘’Rei’’
‘’Sudah
Maya jangan banyak bicara dulu. Kita akan segera sampai di rumah sakit’’.
‘’Aku
rasa aku tidak akan selamat’’.
‘’Kau
ini bicara apa Maya? Jangan bicara yang bukan-bukan. Bertahanlah!’’
‘’Kalau
aku mati tolong berikan mataku pada Masumi’’.
Rei
sangat terkejut dengan permintaan Maya.
‘’A..ku
mohon Rei kabulkan permintaanku dan juga sampaikan pada Masumi kalau aku
mencintainya dimana pun aku berada dan juga tolong sampaikan maafku padanya
karena aku sudah pergi meninggalkannya duluan dan tolong jaga anakku Hana.
Sepertinya aku tidak akan bisa melihatnya tumbuh menjadi dewasa. Katakan kepada
mereka kalau aku sangat mencintai mereka berdua’’.
‘’Maya’’.
Rei
sudah tidak dapat menahan kesedihannya dan akhirnya menangis.Sesampainya di
rumah sakit Maya segera diperiksa dan Rei terlihat mondar-mandir sambil
menginggit jarinya. Tidak lama kemudian Mizuki datang.
‘’Rei,
apa yang terjadi?’’
Lalu
Rei menceritakan kejadian siang itu dan juga menceritakan permintaan Maya untuk
mendonorkan korena matanya untuk Masumi agar dia dapat melihat kembali.Mizuki
terkejut mendengar cerita Rei.
Dokter
dan perawat akhirnya keluar dan memberitahukan keadaan Maya. Dokter bilang kalau
jantung Maya sudah hancur dan hidupnya tidak akan bertahan lebih lama lagi. Rei
langsung menangis dan jatuh terduduk. Mizuki pun langsung menjadi lemas dan
bersandar pada tembok. Mizuki mengambil Hpnya dan menghubungi Eisuke tentang
keadaan Maya.
Eisuke
menjatuhkan teleponnya seakan tidak percaya berita yang baru saja disampaikan
kepadanya.Rei dan Mizuki ke ruang ICU untuk melihat Maya.
‘’Rei,
nona Mizuki’’kata Maya lemah.
‘’Jangan
banyak bicara dulu. Kamu harus banyak istirahat’’.
‘’Tidak.
Waktuku sudah tidak banyak lagi. Aku harus memeastikan kalau Masumi nantinya
akan mendapatkan mataku. Kalian berjanjilah. Aku mohon’’.
‘’Aku
berjanji Maya’’kata Rei disela isak tangisnya.
‘’Aku
juga Maya. Kau tahu pak Hayami akan merasa sangat sedih kalau kamu pergi dari
sisinya begitu saja’’.
‘’Aku
tahu. Setelah aku mati tolong jaga suami
dan anakku’’.
Mereka
berdua menganggukan kepala mereka dan akhirnya Maya menghembuskan nafas
terakhir.
‘’Mayaaaaa’’teriak
Rei. Mizuki menangis melihat Maya yang sudah tidak bernyawa lagi.
‘’Maya
bangun kamu jangan mati. Aku mohon’’kata Rei sambil mengguncang-guncang
tubuhnya.
*****
Eisuke
ketika akan pergi kerumah sakit mendapat telepon dari Mizuki dan mengabarkan
Maya telah meninggal dan Maya akan mendonorkan matanya untuk Masumi. Eisuke pun
menangis dan menyuruh pak Asa untuk memberitahu Masumi kalau dia sudah
mendapatkan donor mata dan Eisuke juga memerintahkan jangan dulu memberitahukan
kematian Maya dulu.
‘’Maaf
tuan. Saya ingin mengatakan kalau Anda sudah mendapatkan donor mata dan disuruh
pergi kerumah sakit untuk segera melakukan operasi’’.
Masumi
sangat senang mendengarnya dan terlihat wajah ceria menghiasi wajahnya yang
tampan.
‘’Benarkah
itu?’’
‘’Iya’’.
‘’Lalu
bagaiaman dengan Hana. Maya belum kembali’’.
‘’Biar
pelayan disini yang menjaga anak Anda’’
Masumi
segera bersiap-siap pergi kerumah sakit dan dirinya masih belum mengetahui
kalau donor matanya adalah istrinya.
Masumi
pun segera melakukan operasi mata dan operasi tersebut berhasil dan dokter
mengatakan Masumi akan dapat melihat kembali.
‘’Ayah,
Maya ada dimana? Dari tadi aku tidak merasakan kehadiarannya’’.
Eisuke
menatap pilu Masumi.
‘’Dia
sudah pulang untuk istirahat dan dia sangat senang kamu akan bisa melihat lagi’’.
‘’Oh
begitu. Aku sudah tidak sabar ingin melihat anakku dan Maya’’.
Eisuke
menangis dalam diam.
‘’Maafkan
aku Masumi. Kamu tidak akan bisa melihat Maya lagi untuk selamanya’’.
Beberapa
hari kemudian perban mata Masumi dibuka dan dia dapat melihat kembali.Matanya
langsung tertuju pada bayi yang berada dalam buaian Mizuki. Lalu Mizuki memebrikannya
pada Masumi.
‘’Kamu
benar. Dia mirip dengan Maya. Dia sangat cantik. Anakku’’.
Masumi
mencium lembut keningnya, lalu Masumi tidak menemukan Maya dimana pun.
‘’Ayah,
apa Maya belum pulang dari syutingnya di luar kota’’.
Beberapa
hari yang lalu Eisuke terpaksa berbohong pada Masumi kalau Maya ada syuting di
luar kota dan Masumi mempercayainya.
‘’Masumi,
aku akan mengajakmu bertemu dengan Maya’’.
Eisuke dan Masumi masuk kedalam mobil.
‘’Kita
akan pergi kemana?’’
‘’Kita
ke Yokohama’’.
Eisuke
dan Mizuki saling menatap karena Masumi sebentar lagi akan mengetahui kebenaran
tentang Maya.Masumi asyik bercanda dengan anaknya dan sesekali diciumnya.Akhirnya
Mobil itu berhenti disebuah kuil lalu mereka masuk ke area pekuburan.
‘’Kenapa
kita pergi kesini? Apa Maya syuting disini?’’
Eisuke
dan Mizuki hanya diam .Masumi merasakan ada yang disembunyikan oleh mereka berdua.
Lalu tiba-tiba perasaan tidak enaknya mulai menyergap ke dalam hatinya.
‘’Disini’’kata
Eisuke tiba-tiba.
‘’Mana
Maya?’’tanya Masumi.
Eisuke
diam dan tidak menjawab.
‘’Ayah,
dimana Maya? Dimana Mayaku?’’kata Masumi dengan sedikit nada tinggi.
Eisuke
lalu menujuk sebuah Nisan.
‘’Maya
ada disana’’.
Masumi
melihat batu nisan yang masih baru dan disana tertulis nama Maya Hayami.
‘’Ini
tidak mungkin. Tidak mungkin. Tidak mungkin Maya meninggal. Pasti kalian sedang
bercandakan?’’
‘’Tidak
Masumi itu benar. Maya sudah meninggal. Dia ditabrak oleh Shiori Takamiya. Aku
baru saja menerima laporan dari kepolisian dan satu lagi orang yang
mendonorkan matamu adalah Maya.
Tubuh
Masumi terasa sangat lemas dan hampir terjatuh dengan sigap Mizuki mengambil
alih untuk mengendong Hana.Mata Masumi mulai memerah dan memeluk nisan Maya
sambil menangis keras.
‘’Tidaaakkk’’teriakan
Masumi mengema keseluruh area pekuburan.
‘’Kenapa
kamu meninggalakanku seperti ini?Aku lebih baik tidak melihat kalau pada
akhirnya aku tidak dapat melihatmu lagi’’katanya disela isak tangisnya.
‘’Kamu
harus berterima kasih pada Maya karena berkat dia kamu dapat melihat dunia
lagi. Kamu harus menjaga matamu karena matamu sekarang adalah mata Maya’’.
‘’Aku
lebih baik tidak melihat jika harus menerima mata darinya’’.
‘’Masumi
kau ini’’kata Eisuke setengah berteriak.
Masumi
kembali memeluk nisan Maya dan tidak mau pergi dari sini.
‘’Maya,
bawa aku pergi. Aku tidak sanggup jika hidup tanpa dirimu disisiku. Kumohon
bawa aku pergi bersamamu. Aku mohon’’.
‘’Masumi
ingat anakmu. Dia masih kecil dan masih sangat membutuhkanmu.Apa kamu tega
meninggalkan dia?’’tanya Eisuke.
Masumi
kemudian tersadar kalau dia memiliki seoarang anak yang masih bayi dan membutuhkan
kasih sayangnya.Masumi mengambil Hana dari buaian Mizuki dan menatapanya dengan
lembut.
‘’Ayah
benar.Dia masih membutuhkan aku. Ayo kita pergi dari sini’’.
Masumi
sekali lagi mencium nisan Maya.
‘’Sayang,
aku pulang dulu. Nanti aku akan menemuimu kembali. Aku akan segera menyusulmu
jika waktunya sudah tiba’’.
Sementara
itu jasad Shiori yang tergencet truk berhasil dikeluarkan. Shiori kehilangan
kendali mobil ketika berusaha melarikan diri dari kejaran polisi untuk
menangkapnya karena telah menabrak Maya.
The
End
9 comments:
wihhhh akhirnyaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
makasih ya ....wekekekekek .... akhirnya ada juga cerita yg tragis
hiks, tragic...
(-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩___-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩) ....sedih banget...(-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩___-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩) ....sedih banget...
hiks,,,sedih bgt ciii,,, aku smp nangis beneran nh ,,, thanks sista mia hayami,,, :') *mutia na rival
hiks...hiks...hiks....miaaaaaaaa....tegaaaaaaa.... :( :( :( hiks...hiks...hiks.... *rini*
wahhh... shiori kegencet?? jd bubur dunk.. xixix..
top miaaa... sukaaaaa >__<
wuaaahhh
sedih bannget ih tp dengan ada kejadian shiori kegencet ya ga pa pa lah
T O P
wuahhh...
sedih banget, tp obat pelipurnya shiori mati ga pa pa lah kan jd impas
Nangis beneran...hikhikhik
Post a Comment
Silahkan kritik, saran, sapa dan salamnya... :)