Tuesday 2 August 2011

Fanfic TK : Benang Merah 8

Posted by Miarosa at 12:03
Rate : 18+


Benang Merah
( By Mia Luna )

Chapter 8 : Bidadari Merah

Satu minggu sejak Shiori meninggal Masumi dan Maya tidak bertemu lagi. Masumi pergi ke Nagasaki untuk urusan pekerjaannya sedangkan Maya sibuk mempersiapkan pementasan bidadari merah yang akan dilaksanakan minggu depan. Setelah makan pagi Maya pergi ke tempat latihan. Sudah satu minggu juga Maya kembali bertemu dengan Koji dan selama mereka latihan terlihat biasa-biasa saja meskipun rasa canggung masih menyelimuti keduanya. Maya masih merasa bersalah karena sudah menyakitinya dan Koji pun tidak banyak bicara kepadanya setelah selesai latihan.Koji bisa bersikap profesional meskipun dia masih ada masalah pribadi dengan Maya. Pak Kuronuma sangat senang dengan kerja sama mereka yang sangat baik.Pada malam harinya Maya sudah tiba di depan apartemennya dan disana ada sebuah mobil sedan berwarna merah dan seseorang sedang berdiri disamping mobil sambil menatap apartemen di depannya. Pada awalnya Maya tidak melihat jelas siapa orang itu, tapi setelah di dekati ternyata Kenjiro.


‘’Apa yang Anda lakukan disini?’’

‘’Kamu sudah pulang. Bagaimana latihanmu hari ini?’’

‘’Baik. Apa Anda ada perlu denganku?’’

‘’Ada yang ingin aku bicarakan denganmu? Bisakah kamu ikut denganku kesuatu tempat?’’

‘’Maaf. Aku tidak bisa. Ini sudah malam. Sebaiknya disini saja bicaranya’’.

‘’Baiklah. Aku datang kesini hanya ingin mengatakan aku mencintaimu Maya, maukah kamu menjadi kekasihku?’’

Maya hanya terbengong karena terkejut dengan pernyataan cinta Kenjiro, apa lagi dia sampai memberikannya satu buket mawar merah untuknya.

‘’Maaf, aku tidak bisa membalas perasaanmu’’.

‘’Apa itu artinya kamu menolakku?’’

‘’Iya.Maaf’’.

‘’Aku mengerti. Aku tahu siapa pria yang ada dihatimu sekarang. Sepertinya kamu masih belum melupakannya’’.

Maya hanya menatapnya tajam dan dengan perasaan kecewanya Kenjiro menaiki mobil dan pergi dengan rasa marah. Maya masih menatap mobilnya sampai menghilang dari pandangannya semakin lama semakin mengecil dan akhirnya hilang di tikungan jalan.

Di dalam Mobil Kenjiro merasa sangat ditolak olehnya karena selama ini dia sama sekali belum pernah di tolak oleh wanita manapun.Harga diri Kenjiro hancur dan semakin bertekad untuk memiliki Maya.

‘’Maya, aku tidak akan menyerah begitu saja dengan penolakanmu kali ini. Kamu sudah membuatku tergila-gila. Aku belum pernah mempunyai perasaan ini sebelumnya pada seorang wanita’’.
Kenjiro mencap gas mobilnya dan melaju semakin kencang memecah keheningan malam dikota.

Maya duduk di kursi meja makan sambil menatap bunga pemberian Kenjiro.Dalam hatinya Maya merasa takut dengan Kenjiro akan berbuat jahat padanya seperti yang dilakukan Shiori kepadanya. Rasa khawatir dihatinya semakin menjadi kalau tidak lama lagi pasti akan terjadi hal buruk lagi sekitar keluarga Takamiya.

****
Satu minggu kemudian

Maya kemudian duduk sambil memandangi gelapnya malam dan tiba-tiba salju turun. Maya mengulurkan kedua tangannya keluar jendela untuk merasakan salju yang turun ketangannya.Lama-kelamaan salju turun semakin lebat dan kali ini Maya mengeluarkan kepalanya dan wajahnya melihat langit dan merasakan dinginnya salju di wajahnya. Tidak terasa hari ini sudah memasuki bulan Desember.

‘’Pak Masumi aku sangat merindukan Anda. Kuharap besok aku dapat melihat wajahnya’’.

Keesokan harinya kota Tokyo sudah berubah menjadi putih karena semalaman salju turun dengan lebat. Meskipun sudah memakai pakaian tebal rasa dingin tetap dirasakan oleh Maya.Siang itu salju masih turun meskipun tidak selebat kemarin malam. Salju yang menumpuk di jalan, di pepohonan dan di atap bangunan terlihat berkilau tertimpa cahaya matahari.Maya menggunakan sepatu botnya dan langkahnya terasa berat di jalan yang dipenuhi oleh salju tebal.

Sruk...sruk...sruk..

Maya memegangi wajah dan telinganya yang sudah sedingin es dan wajahnya memerah karena kedinginan. Kemudian dari hidungnya keluar uap nafas berwarna putih. Maya melihat jam tangannya.

‘’Aaah, ternyata sudah jam 01.15 menit.  30 menit lagi aku harus berada digedung pertunjukan. Kalau aku datang terlambat pak Kuronuma pasti akan membunuhku’’.

Dengan sekuat tenaga Maya berlari sekencang-kencangnya agar tepat waktu sampai disana.

‘’Akhirnya sampai juga’’

Maya melangkahkan kakinya memasuki gedung pertunjukan dan disana sudah terlihat banyak orang dan matanya menangkap sosok seseorang.Seseorang yang begitu dirindukannya.

Deg!

Langkahnya terhenti karena ada dia disana. Hari ini Masumi terlihat sangat tampan, badannya tinggi dan tegap. Maya merasa senang akhirnya dapat bertemu dengannya lagi. Rasanya ingin berlari kearahnya dan memeluknya, tapi hal itu tidak mungkin dilakukan dihadapan semua orang.Dia telah berstatus single setelah Shiori Takamiya meninggal dua minggu yang lalu. Banyak  wanita yang berusaha mengejarnya untuk menduduki kursi kosong yang telah ditinggalkan Shiori.Tapi Masumi selalu terlihat tidak acuh pada setiap wanita yang mendekatinya. Mereka masih mengira Masumi masih berkabung dan merasa sedih atas meninggalnya Shiori. Dia sedang berbicara dengan ketua persatuan drama nasional. Maya merasa heran pada dirinya sendiri karena  dulu dia sangat membencinya, sekarang malah cinta setengah mati padanya. Maya tidak mengira akan memiliki perasaan cinta yang begitu kuat untuknya. Perasaan ini tidak pernah dirasakannya ketika berpacaran dengan Shigeru Satomi karena Masumi Hayami adalah belahan jiwanya yang sebenarnya.
Masumi melihat ke arah Maya dan dia tersenyum lembut. Jantung Maya berdebar semakin kencang. Maya pun membalas senyumannya dan segera pergi dari hadapannya menuju ruang ganti. Disana semua pemain sudah datang dan sudah mengganti pakaian. Salah satu dari mereka menarik Maya ke ruang ganti untuk mendandaninya.

Gedung pertunjukan sudah dipenuhi oleh banyak orang. Mereka sangat antusias ingin menyaksikan pementasan ini.Kursi-kursi penonton sudah dipenuhi oleh banyak orang. Masumi dan ayahnya duduk di kursi depan.Maya berada di ruang ganti sampai acara akan dimulai,lalu ada seseorang yang membawakan bunga mawar ungu untuknya. Maya mengambilnya dan memandanginya dengan tatapan lembut dan penuh cinta,kemudian memeluk bunga itu.

‘’Pak Masumi’’.

Masumi duduk di samping Jin dan menatap kearah Masumi. Jin masih merasa cemas dengan keadaan Masumi yang telah ditinggal Shiori. Saat Shiori meninggal Jin sedang tidak berada di Tokyo , dia sedang berada di Kyoto.

‘’Bagaimana liburanmu ke Kyoto?’’

‘’Baik dan sangat menyenangkan. Masumi, aku turut berduka cita atas kematian calon istrimu’’

‘’Terima kasih’’.

‘’Pasti kamu sangat sedih kehilangan dia’’.

Masumi hanya diam dan hanya tersenyum lemah.Lampu mulai dimatikan dan tirai mulai dibuka.Pertunjukan dimulai Maya dan Sakurakoji naik ke atas panggung.

Maya berdiri di tengah panggung menyerupai sebuah pohon.Pohon plum yang berusia ribuan tahun.Lalu terdengar suara erangan yang berasal dari pohon plum yang menyebar keseluruh gedung pertunjukan.Suara yang begitu misterius.Para penonton dibuat merinding oleh suara Maya dan pandangan para penonton tidak beralih sedikit pun padanya.Lalu Dewi itu mencium bau darah. Matanya menerawang kesuatu tempat yang sangat jauh.Dia melihat pertempuran dan juga kehancuran.Banyak Darah tercecer dimana-mana.Sang dewi berduka dan sedih atas apa yang terjadi didunia.Dunia yang penuh kekejaman dan keserakahan membuatnya menjadi marah.

‘’Kenapa mereka harus saling berkelahi dan saling menghancurkan? ‘’Lalu sang dewi merasakan perubahan dalam dirinya, dia dapat merasakan kesedihan dan juga kegembiraan .

‘’Oh Tuhan perasaan apa ini telah terjadi sesuatu yang aneh dengan diriku’’.

Kemudian dari sini terlahirlah Akoya dewi hati manusianya dan melakukan kontak pertama dengan perasaan barunya rasa sedih, kehilangan,kegembiraan dan semua itu sudah menjadi takdir untuk Akoya.Kemudian bertemu dengan Isshin dan jatuh cinta kepadanya yang sudah meninggalkan kesombongan dunia dan tinggal disebuah kuil Budha yang ditugaskan oleh kaisar untuk memahat sebuah patung bidadari merah untuk menjaga perdamaian di dunia.

‘’Aku tidak akan melupakan dimana hari ketika aku bertemu denganmu ketika kamu menemukan aku yang tidak sadarkan diri dilembah dan kamu merawatku dengan baik bahkan namaku pun tidak ingat.Tapi kamu merawatku dengan sangat baik sampai aku sembuh kembali’’kata Isshin.

‘’Akoya kamu adalah wanita yang misterius. Aku cinta padamu’’.

Akoya tersenyum lembut dan penuh kasih sayang pada Isshin.

‘’Aku tahu dan merasakan ada sesuatu yang penting dan harus dilaksanakan, tapi aku tidak tahu.Tapi siapakah  aku?’’

Akoya menuntun Isshin dan menidurkannya dipangkuannya dan membelai kepalanya dan mencium keningnya berkali-kali. Masumi menonton dengan serius dan tidak mengedipkan mata. Pandangannya terus mengarah pada Maya. Sesekali Masumi mengambil napas panjang. Kecemburuan menjalari tubuh Masumi kedua tangannya dikepalkan dengan erat dan wajahnya berubah jadi pucat Ketika Maya dan Koji berada sangat dekat di panggung dan Maya mencium keningnya.Seolah-olah batu yang sangat besar sebesar 10 kg dijatuhkan diatas kepalanya. Akoya merasa sedih melihat Isshin dan juga cintanya kepada Isshin yang tidak mungkin terwujud dan Isshin dipenjara oleh penduduk desa yang ingin mengembalikan perlindungan dewi.Akoya sudah kehilangan kemampuan komunikasi dengan para dewa lainnya dan tertidur lemah karena sudah kehilangan kekuatannya.Kemudian Terufusa utusan kaisar menghampirnya dan membantunya sedikit demi sedikit kekuatannya kembali mengalir dan kembali menjadi bidadari merah. Isshin pun dibebaskan dari penjara dan ingatannya kembali.

‘’Aku harus memahat patung bidadari merah secepat mungkin. Aku harus melakukannya  demi perdamian dunia‘’.

Pada saat yang sama Isshin menyadari kalau Akoya adalah bidadari merah.Kemudian Isshin melihat Akoya dengan tersenyum.

‘’Aku sudah tahu siapa aku.Aku adalah Isshin . Seorang pemahat patung bidadari merah utusan kaisar  untuk memulihkan perdamaian di dunia’’.

Akoya terlihat sangat sedih dan menatap Isshin kekasihnya dengan pandangan pilu.Butiran air mata sudah mengalir di wajah Akoya.

‘’Aku adalah penjelmaan bidadari merah dan rohku berada dalam pohon plum yang ada dihadapanmu ini.Jika kamu menebangnya aku akan mati’’.

‘’Misiku suci jadi aku harus melakukannya walaupun aku sangat mencintaimu dan ingin selalu bersamamu, tapi dunia sekarang sedang kacau . Aku tidak ingin hidup di dunia yang seperti ini.Dunia yang tidak ada perdamaian sama sekali’’.

‘’Apakah kamu memintaku untuk mengorbankan diri demi umat manusia?’’

‘’Akoya, aku lebih baik melupakan semua ini. Aku berharap aku lupa segalanya dan kehilangan ingatan untuk selamanya.Sebenarnya aku sangat tersiksa dengan semua ini, tapi ini sudah tugasku dan sudah menjadi takdirku’’.

Akoya memandang Isshin dengan hati pilu dan rasa sedih yang begitu dalam.Air mata terus mengalir di wajahnya.

‘’Aku tidak ingin kamu  melakukannya.Kembalilah padaku dan lupakan semuanya.Kita hidup bersama’’.Akoya memegang lengan Isshin dengan wajah bersimbah air mata.

‘’Maaf Akoya.Aku benar-benar tidak bisa melakukannya tidak bisa melakukannya. Ini sudah tugasku dan juga takdirku’’.

Akoya menatap Isshin dengan tatapan sedih yang sangat mendalam dan melapaskan tangan Isshin.

‘’Baiklah kalau itu sudah menjadi kemauanmu.Aku mencintaimu dan aku rela mati ditanganmu. Lakukanlah!Cepat lakukan!karena cinta kita tidak akan pernah berakhir dan jika kita akan bersatu selamanya’’.

Akoya tersenyum sedih.

 ‘’Tapi disisi lain aku tidak ingin kamu mati di tanganku. Aku mencintaimu. Bagaimana aku bisa membunuh wanita yang aku sangat cintai’’.

‘’Ayo lakukanlah! Ini tugas sucimu. Meskipun jiwa kita tidak dapat bersama di kehidupan ini, tapi jiwa dan cinta kita akan tetap satu.Cinta kita tidak akan berakhir dengan kematianku. Air adalah hidupku,bumi adalah kasihku,api adalah kekuatanku dan angin adalah hatiku.Kalau kamu merindukan belaianku anginlah yang akan membelaimu,jika kamu rindu dengan kehangatanku hangatnya bumi akan menjadi kehangatan tubuhku. Aku tidak akan pernah meninggalkanmu Isshin. Tidak akan pernah. Aku akan selalu memeperhatikamu di dunia ini’’.

Akoya mengambil kapak yang terjatuh dari lantai dan memberikannya pada Isshin.Dengan air mata yang bercucuran dari kedua matanya dengan berat hati Isshin mulai menebang pohon plum dan Akoya mulai mengerang kesakitan ,lalu langsung terjatuh kelantai dan mati ditangan Isshin.Isshin melihat Akoya yang sudah tidak bernyawa terbaring dilantai,lalu dia menjatuhkan kapaknya , lalu duduk di depan Akoya dan mencium kening Akoya.

‘’Selamat tinggal cintaku. Kamu benar cinta kita tidak akan pernah berakhir dengan kematianmu. Kamu akan selalu ada di hatiku. Hembusan angin akan menjadi belaian darimu dan kehangatan bumi akan menjadi kehangatan tubuhmu’’.

Isshin kemudian mulai menebang dan memahat patung bidadari merah, setelah selesai di duduk lemas disamping patung yang sudah selesai dibuatnya sambil menatap tubuh Akoya yang kaku di depannya. Tirai kemudian di tutup.

Para penonton terdiam dan suasana hening menyelimuti seluruh gedung pertunjukan mata para penonton masih tidak berkedip sedikit pun.Lalu Tirai pun ditutup.Masumi mengeluarkan air mata.Tidak lama kemudian suara gemuruh tepuk tangan membahana di dalam gedung pertunjukan,lalu tirai dibuka kembali Maya dan Koji berserta pemain lain memberikan hormat pada para penonton.Masumi langsung pergi ke belakang panggung menuju ruang ganti dan di sana sudah banyak orang berkumpul untuk memberikan ucapan selamat kepadanya.Masumi merasa kesulitan untuk menembus orang-orang yang sedang mengelilingi Maya. Maya melihat Masumi dan tersenyum lembut kepadanya.

‘’Mungil, selamat atas pertunjukanmu yang luar biasa’’.

‘’Terima kasih pak Masumi’’.

‘’Setelah kamu berganti pakaian bisakah kamu datang ke kantorku. Ada hal penting yang ingin aku bicarakan denganmu’’.

‘’Baik pak Masumi’’.

Masumi meninggalkan Maya yang masih sibuk melayani ucapan selamat kepadanya.Jin menunggu Masumi didepan gedung pertunjukan dan tersenyum pada Masumi.

‘’Pertunjukan tadi benar-benar luar biasa. Aku tidak akan pernah melupakannya.Seandainya pertunjukan bidadari merah dapat di pertunjukan di luar negeri pasti akan sangat bagus’’.

‘’Aku sudah ada rencana untuk itu’’.

‘’Maksudmu akan memperkenalkan bidadari merah pada masyarakat internasional’’.

‘’Benar. Aku sudah mempersiapkannya jauh-jauh hari’’.

‘’Itu bagus. Maya Kitajima sungguh aktris luar biasa bukankah begitu?’’

Masumi tersenyum senang.

‘’Itu benar. Dia memang luar biasa. Jaman sekarang susah mencari aktris seperti dia. Dia sangat penting bagi Daito’’.

Masumi dan Jin masuk kedalam mobil  dengan wajah ceria.
Maya berada di ruang ganti setelah selesai berganti pakaian terdengar suara ketukan di pintu.

‘’Masuk!’’

Ceekkleeek!!

‘’Halo Maya, apa aku menganggumu?’’

‘’Halo Koji, masuklah! Kamu tidak mengangguku’’.

‘’Aku kesini hanya untuk mengucapkan selamat. Kamu sudah melakukan yang terbaik hari ini’’.

Koji memandang Maya dengan tajam. Dia merasa sedih wanita yang sekarang dihadapannya bukanlah kekasihnya lagi walaupun dirinya masih mencintai Maya.

‘’Aku juga ingin minta maaf kepadamu’’.

‘’Minta maaf untuk apa?’’tanya Maya heran.

‘’Selama ini aku tidak mau mengerti perasaanmu, meskipun aku tahu kamu tidak mencintaiku, aku tetap memaksamu untuk mencintaiku. Sekarang aku sudah merelakan kamu pergi dari sisiku. Aku ingin melihatmu hidup bahagia disamping pria yang kamu cintai. Aku akan bahagia jika melihatmu bahagia juga. Aku harap hubunganmu dengan pak Hayami berjalan lancar’’.

Maya merasa terharu mendengar kata-kata Maya.

‘’Terima kasih Koji. Aku sangat menghargainya’’.

‘’Apakah kita masih bisa menjadi teman?’’

‘’Tentu saja. Kita akan tetap berteman’’.

‘’Terima kasih. Apa kamu dan pak Hayami sudah resmi menjadi sepasang kekasih?’’

‘’Sayangnya belum. Pak Masumi tidak berkata apa-apa lagi setelah meninggalnya nona Shiori’’.

‘’Rupanya begitu. Kalau begitu aku pergi dulu. Aku tidak ingin menganggumu lebih lama lagi’’.

Koji meninggalkan ruang ganti Maya dengan hati lega karena dia sudah menyelesaikan masalahnya dengan Maya.
Setelah selesai berganti pakaian Maya keluar dari ruang ganti pakaian dan  melihat Ayumi berjalan mendekatinya. Maya sangat senang dapat melihat Ayumi lagi.

‘’Maya selamat! Pertunjukanmu tadi sangat bagus. Aku suka’’kata Ayumi ceria sambil menyerahkan satu buket bunga kepada Maya.

‘’Terima kasih. Aku senang kamu datang dan bagaimana dengan matamu? Apakah sudah sembuh?’’

‘’Mataku sudah sembuh, tapi masih belum bisa melihat dengan jelas’’.

‘’Aku senang mendengarnya’’.

‘’Apa kamu akan segera pulang?’’

‘’Tidak. Aku mau pergi ke kantor pak Masumi. Aku disuruh datang kesana’’.

‘’Kalau begitu aku antar kamu kesana. Kebetulan aku juga akan pergi ke Daito’’.

‘’Hmmm..baiklah. Ayo!’’

****
Maya datang ke kantor Masumi dengan wajah ceria karena setelah sekian lama dia dapat bertemu dan berbicara lagi dengannya.

‘’Maya, kamu sudah datang.Pak Hayami sudah menunggumu’’.

Mizuki membukakan pintu untuk Maya dan dilihatnya Masumi sedang berdiri di depan jendela.Masumi membalikan badannya dan tersenyum melihat kedatangan Maya.

‘’Duduklah!’’

Maya duduk di sofa dan Masumi duduk di hadapannya.

‘’Aku senang dengan pertunjukanmu tadi’’

Maya tersipu malu mendapat pujian darinya.

‘’Maya, aku menyuruhmu datang kesini adalah untuk meminta pendapatmu tentang pementasan bidadari merah di dunia internasional’’.

‘’Eh...’’

‘’Aku sudah merencanakan dan mempersiapkan hal ini sejak awal. Rencana aku ingin kamu mementaskannya di Amerika. Setuju atau tidak itu tergantung padamu. Kamu tidak perlu menjawabnya sekarang. Pikirkanlah baik-baik’’.

‘’Aku akan memikirkannya baik-baik. Aku akan segera memberikan jawabanku pada Anda’’.

‘’Bagus.Sekarang pulang dan istirahatlah. Pasti kamu sudah lelah’’.

Maya berdiri dan menuruti perkataan Masumi untuk pulang padahal hatinya ingin tinggal dan bicara lebih lama lagi dengannya.Masumi memandang kepergian Maya dengan tatapan penuh cinta. Rasanya ingin lebih lama bersama dengannya karena sudah satu minggu lebih tidak bertemu dengannya.
Maya pulang disambut oleh teman-temannya. Disana mereka sudah membuatkan pesta kecil untuknya atas suksesnya pementasan bidadari merah.

‘’Maya, apa yang dinginkan Masumi darimu?’’tanya Rei

‘’Dia ingin aku mementaskan bidadari merah di Amerika’’.

‘’Apaaa?’’kata mereka bersamaan.

‘’Lalu apa jawabanmu?’’tanya Mina.

‘’Aku belum memberikan jawabannya. Bagaimana menurut kalian? Apakah aku harus menerima tawaran ini’’.

‘’Tentu saja. Kamu harus menerima tawaran itu. Tawaran itu sangat bagus’’Rei menyemangati Maya.

‘’Ini kesempatan yang sangat bagus. Aku akan mendukungmu’’kata Sayaka.

‘’Terima kasih. Aku akan mempertimbangkannya.

Mereka berpesta sampai larut malam.Keesokan paginya Maya menjadi pembicaraan semua orang. Semua media massa memberitakan tentang  kesuksesan pementasan bidadari merah.Pagi itu Maya hanya diam di apartemennya karena dibawah banyak wartawan yang sedang menunggunya.
****
Kriiiiinggg.....kriiiiingggg...kriiiiinnggg....

Jin keluar terburu-buru keluar dari kamar mandi dengan tubuh dan rambut yang masih terbalut dengan sabun.

‘’Halo!’’

‘’Jin ini aku’’.

‘’Kamu Emika’’.

‘’Bagaimana kabarmu?’’

‘’Aku baik. Dan kau?’’

‘’Aku juga baik. Kamu masih di Jepang kan?’’

‘’Iya aku masih disini. Sepertinya aku akan memperpanjang tinggalku disini. Memangnya ada apa?’’

‘’Aku akan pergi ke Jepang kebetulan aku akan mengadakan peragaan busana disana’’.

‘’Benarkah? Kapan kamu akan datang?’’

‘’Mungkin minggu depan. Kamu mau menjemputku di bandara nanti’’.

‘’Tentu saja.Kamu beritahu saja hari dan jam kedatanganmu aku akan menjemputmu’’.

‘’Terima kasih Jin dan sampai jumpa!’’

‘’Sampai jumpa!’’
Jin kembali ke kamar mandi dan menyanyikan sebuah lagu dengan riang gembira.
****
Rumah Takamiya terasa sangat sepi sejak kematian Shiori.Pak Takamiya berada di kamarnya sambil memandangi foto-foto Shiori dari bayi sampai dewasa. Air matanya menetes. Api kutukan sudah merenggut nyawanya,lalu pak Takamiya melempar album foto itu ke dinding.

‘’Gara-gara kutukan itu keluargaku jadi hancur berantakan. Ini semua gara-gara klan Harada.Aku tidak akan memaafkan 
mereka’’kata pak Takamiya penuh dendam dan benci.

Pak Takamiya pergi ke kamar Shiori untuk mencari buku kumpulan sihir dan buku itu ditemukan di laci lemarinya. Pak Takamiya lalu membuka buku itu. Dia membuka lemnbaran demi lembaran dan dia berhenti yang berisi sihir hitam. Matanya membaca salah satu sihir hitam yang berisi tentang cara melakukan voodoo.Pak Takamiya membacanya dengan penuh semangat.Tiba-tiba terdengar suara jeritan.

‘’Apa dia tidak bisa berhenti berteriak seperti itu’’.

Pak Takamiya pergi dari kamar Shiori dengan membawa buku sihir dengan tangan kanannya.Sedangkan Kenjiro berada di ruang bawah tanah sedang membuat sebuah ramuan cinta paling kuat di dunia yaitu amortentia. Di ruang bawah tanah tempat Kenjiro membuat ramuan sepi yang terdengar hanya suara air mendidih dari kuali. Kemudian terdengar lagi suara jeritan dan membuat Kenjiro merasa kesal karena sudah menganggu pekerjaannya. Kenjiro keluar dari ruang ramuan dan pergi ke penjara bawah tanah.
Di dalam penjara Keiji Takamiya sedang duduk di tepi tempat tidur dan wajahnya dibenamkan dikedua tangannya dan meremas-remas rambutnya.

‘’Apa paman tidak bisa berhenti berteriak. Paman tahu teriakan paman sangat mengangguku’’teriak Kenjiro.

Keiji mendekati Kenjiro dan menatapnya tajam.

‘’Kutukan itu sebentar lagi akan menimpamu. Shiori sudah terkena kutukan itu. Kasihan sekali dia’’.

‘’Aku tidak akan membiarkan kutukan itu menyentuhku sedikit pun’’.

‘’Ha..ha..ha..ha..itu tidak mungkin. Cepat atau lambat kutukan itu akan segera menimpamu’’.

Kenjiro menatap pamannya dengan pandangan dingin dan marah.
‘’Kita lihat saja nanti. Kutukan itu akan menimpa paman dulu atau aku’’.

Kenjiro pergi dengan perasaan kesal dan marah.Dalam perjalanan ke ruang ramuan, kenjiro berpapasan dengan pak Takamiya dan Kenjiro berhenti , kemudian sedikit membungkukkan badan,lalu pergi dengan tergesa-gesa.
Pak Takamiya mendekati penjara Keiji dengan wajah sendu.Dia menjadi seperti ini karena dia ketakutan akan kutukan keluarganya.

‘’Halo Keiji!’’

‘’Kamu. Untuk apa kesini. Apa kamu akan memarahiku lagi?’’

‘’Tidak. Aku hanya ingin memperingatkanmu supaya jangan berteriak lagi. Aku mohon padamu untuk kali ini saja’’.

‘’Apa kamu takut dengan teriakanku?’’

‘’Teriakanmu sangat mengangguku dan juga orang-orang yang berada disini,beberapa hari lagi kami akan mengadakan pertemuan keluarga disini, jadi aku harap jangan berteriak lagi. Kami akan mengadakan ritual untuk mematahkan kutukan keluarga kita’’.

‘’Ha..ha..kalian akan mencoba untuk mematahkan kutukan keluarga kita lagi. Itu akan sia-sia. Ini sudah keberapa kalinya kalian mencoba mematahkan kutukan ini, tapi hasilnya nihil. Kutukan itu terlalu kuat’’.

‘’Aku tahu, jadi jaga sikapmu itu’’.

Keiji menatap kepergian pak Takamiya dengan tatapan tajam bercampur marah dan mencengkeram teralis besi dengan kuat.
****
Masumi sedang berbicara dengan pegawainya di kantor, lalu Mizuki masuk .

‘’Maaf pak Hayami. Maya datang dan ingin menemui Anda’’.

‘’Maya? Suruh dia masuk?’’

‘’Baik’’.

Maya masuk ke kantor Masumi dengan perlahan-lahan dan terlihat gugup. Masumi tersenyum kepadanya dan menyuruhnya untuk duduk.Masumi terlihat begitu sibuk dan Maya merasa sudah menganngu pekerjaannya.Mizuki masuk memawakan teh hangat untuk Maya dan kue tart strawberry. Tidak lama kemudian pegawai yang berbicara dengan Masumi pergi dan sekarang tinggal mereka berdua.Masumi duduk dihadapan Maya.

‘’Jadi ada apa kamu menemuiku?’’

‘’Aku akan memberikan jawabanku sekarang’’.

‘’Benarkah?’’kata Masumi sedikit terkejut.

‘’Iya’’.

‘’Lalu apa jawabanmu?’’

‘’Aku menerimanya,tapi...’’

‘’Tapi apa?’’

‘’Aku tidak bisa bahasa inggris. Apa nanti aku akan mementaskannya dalam bahasa inggris?’’

‘’Sepertinya kamu harus belajar bahasa inggris. Kemungkinan besar dialogmu dalam bidadari merah akan menggunakan bahasa inggris’’.

Maya mendesah panjang karena dia sama sekali tidak bisa bahasa inggris. Masumi tersenyum.

‘’Tidak perlu cemas. Mulai sekarang kamu harus belajar bahasa Inggris. Aku akan mencarikanmu guru privat bahasa inggris’’.

‘’Terima kasih. Itu sangat membantuku’’.

Maya menatap Masumi malu-malu.

‘’Mungil, aku juga ingin memberitahumu kalau filmmu akan ditayangkan dibioskop minggu depan’’.

‘’Eh, benarkah?’’kata Maya terkejut.

‘’Benar. Aku yakin filmmu ini akan sukses besar.Aku akan datang menonton melihat filmmu’’.

‘’Terima kasih’’.

Maya meminum tehnya.

‘’Sebaiknya aku pulang. Aku tidak ingin menganggumu lebih lama lagi’’.

Dengan gugup Maya bangkit dari sofa.

‘’Mungil, kedatanganmu kesini tidak akan pernah mengangguku sama sekali’’.

Masumi mendekati Maya dan memegang tangannya dan mengecup punggung tangannya.Wajah Maya memerah dan tertunduk malu, lalu Masumi memegang dagunya dan mengecup bibir mungilnya. Wajahnya semakin memerah dan Maya tersipu malu. Masumi tersenyum melihat wajah Maya merona merah karena ciumannya.

‘’Di bawah masih banyak wartawan . Pulang lewat belakang saja’’.

‘’Baik’’.

Maya membuka pintu  dan menutupnya di belakang. Masumi kembali ke kursinya dan bersandar dikursinya sambil menatap jendela.

‘’Mungil, kamu sudah membuatku tergila-gila padamu. Aku tidak akan pernah melepaskanmu lagi dari tanganku’’Masumi tersenyum sambil membayangkan wajah Maya.
****
Satu minggu kemudian.

Angin dingin bulan Desember bertiup kencang dan salju kembali turun dengan lebat. Maya duduk didepan pemanas dan tubuhnya memakai dua selimut tebal begitu juga dengan Rei.Mina, Sayaka dan Taiko tidak ada. Mereka sedang latihan akting.

‘’Syukurlah, sudah dua hari para wartawan sekarang sudah tidak lagi mengejarmu lagi’’.

‘’Mereka akan mengejarku lagi besok karena besok filmku akan ditayangkan’’.

‘’Kabarnya tiket sudah terjual habis’’.

‘’Aku juga tidak mengira tiket akan terjual habis dengan cepat’’.

Maya merinding kedinginan .

‘’Sepertinya cuaca hari ini sangat dingin dari pada hari-hari sebelumnya’’.

‘’Sepertinya begitu’’.

‘’Apa kamu akan datang menyamar  pada penayangan film perdanamu besok?’’

‘’Tentu saja. Kalau aku tidak menyamar pasti mereka akan menyerbuku’’.

‘’Itu wajar karena sekarang kamu sudah menjadi aktris yang terkenal’’.

‘’Dulu aku tidak pernah membayangkan akan menjadi tenar. Pada awalnya aku hanya menyukai akting sampai sekarang juga tetap menyukai akting karena itu satu-satunya yang bisa aku lakukan’’.

Maya mengambil gelas yang berisi coklat panas yang ada disampingnya. Uap tebal keluar dari gelas itu. Maya kemudian meniup-niupnya, lalu meminumnya.
*****
Jin menunggu gelisah di bandara Narita karena dia sebentar lagi akan dapat bertemu dengan Emika.Sesekali dia menengok ke arah pintu kedatangan.Tidak lama kemudian Jin melihat Emika. Dia tertegun melihat Emika yang begitu cantik dari terakhir dia melihatnya di Italia.Emika memberikan senyuman manis untuk Jin.

‘’Halo Jin!’’

‘’Emika, akhirnya kita dapat bertemu lagi disini’’.

Jin langsung memeluknya dengan senang.

‘’Oh ya, bagaimana perjalanamu?’’

‘’Sangat melelahkan. Aku ingin cepat-cepat  pulang ke rumah dan berisitirahat. Badanku pegal. Di pesawat aku tidak cukup tidur’’.

‘’Sekarang kita pergi kerumahmu supaya kamu cepat istirahat’’.

Emika hanya tersenyum dan Jin membantunya membawa barang-barangnya.Selama dalam perjalanan Emika terus melihat ke luar jendela mobil melihat kota Tokyo yang sudah dia tinggalkan selama 13 tahun.

‘’Kota ini tidak banyak berubah. Aku merindukan kota ini. Banyak kenangan indah yang aku punya disini. Aku rindu dengan teman-temanku’’.

Jin melihat Emika yang masih melihat keluar jendela.Apakah Emika masih memikirkan dan merindukan Masumi pikirnya. Wajahnya tampannya menjadi muram setiap kali Jin memikirkan itu.

‘’Jin, tolong antarkan aku ke supermarket. Aku mau membeli minuman. Aku haus’’.

‘’Baiklah’’.

Jin memarkirkan mobilnya di supermarket terdekat.

‘’Kamu tunggu saja disini. Aku akan segera kembali’’.

Emika masuk ke supermarket dan langsung menuju ke counter minuman. Dengan gerak cepat Emika mengambil dua botol kecil air mineral, lalu membayarnya di kasir. Emika keluar dari supermarket dan dia menjatuhkan kantong belanjaannya karena matanya melihat sesosok orang yang dikenalnya yang sedang masuk kesebuah mobil.

‘’Masumi Hayami’’

Jin menunggu gelisah di dalam  mobil dan memutuskan untuk menyusulnya ke supermarket. Ketika Jin keluar dari mobilnya ,Emika sedang berjalan menuju mobilnya.

‘’Kenapa kamu lama sekali?’’

‘’Maaf. Tadi aku melihat seseorang aku kenal, tapi sayang dia sudah masuk kedalam mobinya dan pergi. Aku tidak sempat untuk menyapanya’’.

‘’Mungkin lain kali kamu akan bertemu kembali dengan temanmu itu’’.

‘’Iya kamu benar. Ayo kita pergi!’’.

Emika terus berdiam diri mengingat pertemuannya dengan Masumi. Selama ini Emika sudah berusaha melupakan cintanya pada Masumi sejak Masumi menolaknya 13 tahun lalu.Tapi ketika dia kembali melihatnya lagi perasaan cintanya kembali hadir.Padahal dia sudah sangat yakin sudah berhasil melupakan dan membuang Masumi dari hatinya, tapi sekarang kenyataan berbicara lain.Jin memarkirkan mobilnya di depan rumah Emika.

‘’Terima kasih sudah mau menjemputku’’.

‘’Aku senang bisa membantumu. Sekarang istirahatlah!’’

‘’Baik. Senang bisa bertemu lagi. Nanti aku akan meneleponmu’’.

Setelah Jin memasukan barang Emika kedalam rumah,lalu meninggalkan rumahnya.

Keesokan paginya Masumi memasuki kantor dengan wajah gembira dan dilihatnya Mizuki sedang membereskan beberapa berkas yang menumpuk di mejanya.

‘’Pagi Mizuki!’’

‘’Pagi pak Hayami!’’

‘’Aaaawwww....’’

Masumi meringis kesakitan sambil memegang pergelangan tangannya.

‘’Ada apa pak Hayami?’’

‘’Tidak apa-apa’’.

Masumi kembali bersikap biasa dan menenangkan pikirannya.Masumi melihat kearah gelangnya yang tadi rasakannya sangat panas selama dia memakai gelangnya belum pernah merasakan panas seperti yang dirasakannya tadi.

‘’Apa ada yang sedang mencoba melakukan sihir padaku’’

‘’Pak Hayami....pak Hayami’’.

Masumi tersadar dari lamunannya.

‘’Ah..maaf’’.

‘’Ada tamu yang sedang menunggu Anda di dalam’’.

‘’Tamu? Siapa?’’

‘’Seorang wanita cantik berambut panjang’’.

Masumi penasaran dengan tamu yang dikatakan Mizuki. Akhirnya Masumi membuka pintu kantornya dan dia sangat terkejut dengan tamu wanitanya yang tersenyum manis kepadanya.

‘’Emika...’’serunya.
*****
New York

Disebuah gedung bertingkat seorang pria sedang membaca sebuah majalah bisnis Jepang dan di sana di beritakan kalau Takatsu grup sedang dalam masalah dan banyak perusahaan membatalkan kerjasama yang sudah di lakukan ataupun belum dilakukan.Pria itu tersenyum senang.

‘’Sekarang yang perlu aku lakukan hanya menunggu dan ketika saatnya tiba aku akan membeli saham mereka. Aku yakin mereka akan menjual sahamnya untuk menutup kerugian’’.

Pria itu menghubungi sekretarisnya yang berada di ruangan sebelahnya melalui telepon.

‘’Bisakah kamu datang kemari sebentar?’’

‘’Baik pak’’.

Terdengar ketukan di pintu dan sekretaris cantik itu datang 
mendekat.

‘’Minggu depan kita akan pergi ke Jepang dan kamu ikut denganku karena aku membutuhkanmu disana. Sekarang kamu pesan tiket pesawat kesana’’.

‘’Apa Anda rindu dengan Jepang karena sudah bertahun-tahun Anda tidak pernah pulang kesana?’’

‘’Aku merindukan tanah kelahiranku dan juga rindu pada seseorang yang ada disana’’.

Sekretaris itu tersenyum.

‘’Pasti nona Maya bukan?’’

Pria itu hanya tersenyum dan menyuruh sekretarisnya pergi.Pria itu termenung di kursinya.

‘’Akhirnya minggu depan aku akan kembali kesana. Pak Takamiya sebentar lagi aku akan menemuimu. Apa Anda masih ingat denganku? Dan apakah Anda masih ingat kalau Anda dulu pernah mencoba menyingkirkan aku dari Takatsu grup. Aku sudah tidak sabar ingin bertemu dengan Anda lagi’’.

Diwajahnya mengambang senyuman tipis.


Bersambung

3 comments:

mommia kitajima on 2 August 2011 at 13:07 said...

ow ow, siapa dia....?
kok jadi banyak tambahan pemain
wah, bakal lammma nih kayaknya
asal apdet ga pake lama hehehe ^_^

chuubyy on 2 August 2011 at 13:56 said...

kereennn...... MM masih malu2 ni.. bkn gregeratan.. xixixi... thx miaaa..

Anonymous said...

siapa pria ini?apa hubungannya dg Maya?

Post a Comment

Silahkan kritik, saran, sapa dan salamnya... :)

 

An Eternal Rainbow Copyright © 2011 Design by Ipietoon Blogger Template | web hosting