Wednesday 3 August 2011

Fanfic TK : Happiness

Posted by Tati Diana at 18:10
*Happines*
(by Tati Diana)





Chapter 1 : Happy Birtday, Maya




“Surprise........................!!!!”


Suara teriakan sahabat Maya dari teater Mayuko dan Ikakuju mengagetkan Maya yang datang ke apartemennya di pusat kota Tokyo. Teriakan mereka diikuti dengan guyuran kertas berwarna-warni yang nampak berterbangan di atas kepala Maya dan datangnya kue yang dibawa Rei dalam sebuah nampan. Kue itu nampak telah dihiasi dengan lilin berangka 21. Ya, hari ini tanggal 20 Februari tahun ini Maya telah genap berusia 21 tahun. Usia bagi seorang gadis menuju kedewasaannya.


Maya nampak kaget dengan kejutan yang dibuat oleh teman-temannya itu. Tapi sejurus kemudian teman-teman Maya dari teater tersebut yang kaget, saat kedatangan Maya juga ternyata diikuti oleh seorang pria tampan, perlente dan sangat mereka kenal. Tak lain, tak bukan dia adalah Masumi Hayami, bos dingin dari Daito.


Masumi dan Maya menangkap kekagetan mereka. Wajar jika mereka kaget melihat kedatangan mereka berdua. Bukankah dahulu Maya sangat membenci lelaki dingin itu, tapi kenapa sekarang mereka tampil berdua?. Memang teman-teman Maya belum mengetahui tentang hubungan kedekatan Maya dan Masumi. Mereka berdua masih merahasiakan hubungan jalinan kasih diantara mereka berdua. Seandainya mereka tahu, mungkin semua orang takkan percaya jika mereka telah menjadi sepasang kekasih.


“ah.....eh.......terima kasih teman-teman” kata Maya menetralkan suasana


“Selamat ulang tahun, Maya” kata Rei sambil memeluk sahabatnya itu


Satu persatu sahabat-sahabat Maya juga melakukan hal yang sama. Bukan hanya sahabat Maya yang perempuan, sahabat yang laki-laki pun melakukan hal yang sama untuk memeluk gadis mungil itu. Bagi mereka semua, Maya adalah sahabat yang menyenangkan, dan bagi Maya pun semua sahabatnya adalah orang-orang yang sangat mengasihinya, keluarganya saat dia tidak memiliki seorang pun tempat dia menyandarkan dirinya .


Masumi hanya menatap saat kekasihnya itu dipeluk hangat oleh sahabat Maya. Tapi nampak rasa cemburu yang terpancar dari matanya yang dingin. Dia seperti tidak rela jika gadis mungilnya disentuh lelaki lain.


Setelah mereka semua mengucapkan selamat ulang tahun, Maya didaulat teman-temannya untuk meniup lilin yang ada di atas kuenya. Sesaat sebelum meniup lilin tersebut nampak Maya menutupkan matanya sesaat seakan dia sedang mengucapkan sebuah permohonan dalam hatinya. Dan “piuhhhhh..........” suara itu diikuti dengan padamnya lilin. Nampak wajah Maya tersenyum cerah, dia bahagia.


Sayaka dan Taiko hilir mudik menyiapkan makanan yang tadi disiapkan untuk merayakan pesta ulang tahun sahabatnya itu. Jadilah suasana di apartemen itu terlihat semarak diselingi riuh rendah canda tawa dan suara tertawa para pemuda pemudi yang berusia 20 tahun. Hanya sosok Masumi yang terlihat lain diantara mereka, seakan keberadaannya merupakan sebuah kesalahan.


“maaf, aku permisi dulu ke belakang” kata Masumi yang permisi hendak ke kamar mandi


Maya hanya mengangguk.


Setelah Masumi beranjak dari ruangan itu, teman-teman Maya mengepung Maya dengan pertanyaan.

“Maya, mengapa kau datang bersamanya?”tanya Rei penasaran


“iya, Maya. Untuk apa si dingin itu kemari?” tanya Sayaka


“iya, Maya? bukankah dia itu musuhmu?” kata Taiko


‘ah...eh...” kata Maya yang gugup menjawab berondongan pertanyaan temannya


“dia...dia......” kata Maya yang kebingungan


Tapi sebelum Maya menuntaskan ucapannya, tiba-tiba pintu apartemen itu terbuka dan nampaklah Koji yang datang dengan membawa seikat Mawar merah. Mawar itu terlihat indah. Koji nampak bahagia, hal itu nampak dari wajahnya. Kedatangan Koji membuyarkan pertanyaan-pertanyaan teman Maya.


“selamat ulang tahun, Maya” kata Koji sambil menyerahkan bunga itu


“suitttt........suitttttt” terdengar teriakan dan siulan anak-anak teater Ikakuju yang seakan mengejek kedatangan Koji yang sengaja datang untuk mengucapkan selamat pada Maya


“ayo cium...cium......cium”teriak Hota.


Nampak wajah Koji malu-malu. Semua sahabat Maya tahu akan perasaan Koji terhadap Maya.


“terima kasih, Koji” kata Maya


Dan ‘cup’ tiba-tiba Koji mengecup pipi Maya. Maya nampak kaget, tidak pernah disangkanya jika Koji akan menciumnya.


Saat bibir Koji menyentuh pipi Maya, tepat dengan kedatangan Masumi yang datang dari belakang. Dia melihat semua adegan tersebut. Dia nampak marah dan kesal.


“ah....anda disini juga, Pak Masumi?” tanya Koji sesaat dia mencium pipi Maya. Dia nampak malu, Masumi melihat perbuatannya.


Maya kaget saat Masumi telah kembali ke ruangan itu. Maya hanya berharap Masumi tidak marah pada Koji, atas ciuman Koji barusan padanya.


“ah, aku sebaiknya pulang’ kata Masumi yang merasa gerah melihat perlakuan Koji terhadap kekasihnya itu


“anda mau kemana, Pak Masumi?” tanya Maya


“aku kira aku tidak pantas ada diantara kalian semua” kata Masumi


“mengapa anda berkata begitu?” tanya Rei


“maaf waktuku akan lebih berharga jika aku habiskan untuk bekerja daripada bersenang-senang dan berhura-hura bersama kalian” kata Masumi dingin


“anda sombong sekali. Apa anda pikir kami ini orang yang senang berhura-hura?..huh...pergi sana. Orang seperti anda memang seharusnya tidak berhak berada disini dan bersenang-senang. Hidup anda harus selalu disiksa dengan berjuta dokumen bisnis. Lagipula usia anda memang tidak cocok untuk bergabung bersama kami” kata Rei yang nampak tersinggung


“Rei...!” kata Sayaka mencoba untuk mengingatkan sahabatnya itu. Bagaimanapun Masumi Hayami adalah laki-laki yang wajib dihormati. Lagipula dia adalah tamu Maya.


Kini suasana yang tadinya riang tiba-tiba menjadi tegang.


Masumi hanya diam dan menatap Maya. Kemudian dia membalikkan badannya dan meninggalkan apartemen itu. Maya hanya terdiam melihat sikap Masumi. Maya tahu sikap Masumi pasti dipicu oleh ciuman Koji padanya.


Masumi hampir sampai menuju mobil yang terparkir dekat apartemen Maya, saat dia mendengar langkah kaki yang menyusulnya. Ternyata Maya mengejarnya.


“Pak Masumi.....tunggu Pak Masumi...” kata Maya


“kau tidak harus mengejarku, mungil. Kau seharusnya ada di sana. Jangan pedulikan aku” kata Masumi dengan dingin


Maya menatap wajah dingin Masumi. Sangat kontras sekali perlakuan lelaki itu padanya saat ini dengan perlakuan Masumi sesaat sebelum mereka sampai di apartemen Maya. Saat mereka di mobil, Masumi tak henti-hentinya menggoda Maya dan sesekali mencuri ciuman darinya.


“tapi Pak Masumi......” kata Maya


“tidak ada tapi-tapian. Kembalilah!.”kata Masumi dengan marah sambil membuka pintu mobilnya.


Maya nampak sedih melihat sikap Masumi padanya.


“maafkan aku, Pak Masumi” kata Maya


“apa yang harus dimaafkan, mungil?. Tidak ada yang harus aku maafkan” kata Masumi dingin


“aku minta maaf atas ucapan Rei. Dia tidak bermaksud menyinggung anda, pak Masumi” kata Maya


“sudahlah, Maya. Apa yang Rei katakan memang benar, aku memang tidak pantas berada diantara kalian. Dan ucapan Rei menyadarkan tentang posisiku” kata Masumi


“apa maksud anda?” tanya Maya tak mengerti


Masumi menghela napas dengan berat.


“Usiaku sangat jauh berbeda dengan usia kalian. Usiamu dan usiaku berpaut jauh, mungil. Kita berbeda 11 tahun. Seharusnya kita tidak berangan-angan menjadi sepasang kekasih. Seharusnya Koji yang menjadi pasanganmu, bukan aku. Dia lebih tepat untukmu, mungil”kata Masumi


“apa yang anda katakan ini?” kata Maya dengan marah


“itu kenyataannya Maya. dan aku lihat mereka juga akan lebih mendukung Koji sebagai kekasihmu daripada aku menjadi kekasihmu” kata Masumi kesal


“aku tidak percaya anda berkata seperti ini, padahal tadi anda terlihat sangat mencintaiku. Apa sekarang anda berubah pikiran?” tanya Maya


Masumi menatap tajam Maya.


“Ya.......aku kira aku harus mengubur dalam-dalam perasaanku padamu. Aku memang mencintaimu, mungil. Sangat mencintaimu. Tapi aku tidak ingin tersiksa melihat kekasihku dicium lelaki lain” kata Masumi dengan ekspresi cemburu


“i..itu..itu tadi ....ciuman itu hanya ungkapan rasa sayang” kata Maya berusaha meredakan kecemburuan Masumi


Tapi Masumi bukanlah sosok yang mudah dibohongi. Masumi melihat dengan mata kepalanya sendiri bagaimana Koji sangat mesra mencium kekasihnya itu, lagipula Masumi sejak lama telah tahu perasaan Koji pada Maya.


“sudahlah mungil. Kau tidak usah membohongiku. Aku tahu dengan pasti perasaan Koji padamu” kata Masumi


“tapi aku tidak mempunyai perasaan apapun padanya” kata Maya berusaha meyakinkan


“benarkah? Dan mengapa kau membiarkan dia menciummu?” tanya Masumi kesal


“aku tidak tahu jika dia akan menciumku” kata Maya


Masumi hanya menatap Maya dingin.


“entahlah, Maya aku tidak bisa mempercayai ucapanmu. Dan jikapun ucapanmu benar. Entah mengapa aku masih tidak bisa merelakan kekasihku dicium olehnya” kata Masumi


“jadi anda tidak percaya padaku dan menyalahkanku?” tanya Maya yang sedih dengan ketidakpercayaan Masumi padanya


“mungkin” jawab Masumi pendek


“jadi anda bermaksud memutuskan hubungan di antara kita?” tanya Maya dengan sedih berusaha menahan deras air mata yang mengalir dari sudut matanya yang indah


“bukankah itu yang terbaik, mungil?” Masumi balik bertanya


“baiklah....aku tidak akan memaksa anda. Lagipula mungkin ini adalah yang terbaik bagi kita. Aku pun pasti tidak akan sanggup hidup disamping seorang lelaki yang selalu curiga dan cemburu padaku” kata Maya sambil menatap Masumi


Masumi menatap Maya. tidak pernah disangkanya Maya dengan mudah mengalah dan menyetujui niatnya untuk berpisah. Padahal Masumi bermaksud untuk menekan Maya agar mau menjauh dari Koji. Tapi ternyata Maya malah setuju berpisah dengannya.


Masumi kemudian masuk ke mobilnya dan mengendarai mobilnya, berlalu dari hadapan Maya.


Maya menatap mobil Masumi yang perlahan menjauh dari pandangan matanya. Dia menutup matanya sesaat. Berharap rasa sakit hati dari putusnya hubungan dengan Masumi dapat hilang saat matanya kembali membuka.


*****

Setelah perpisahan mereka. Hari-hari berikutnya mereka hampir tidak bertemu, walaupun kadang dalam acara-acara tertentu Maya bertemu dengan Masumi, tapi keduanya seakan menjaga jarak. Dan saat Maya disibukkan dengan latihan dramanya, Masumi pun disibukkan dengan urusan bisnisnya. Bahkan hampir sebulan Masumi harus pergi ke Korea dalam rangka ekspansi bisnis Daito di sana.


Walaupun Masumi terlihat tegar dan terlihat menerima perpisahannya dengan Maya, namun disudut hatinya dia merasa sedih. Kesibukannya yang padat semata-mata adalah pelarian dari rasa kekecewaan dan kesedihan hatinya. Jika di malam hari, dia terlihat termenung sambil menatap foto kekasihnya itu. Seperti malam ini, dia nampak melamun sambil menghisap rokoknya di balkon kamarnya.


Masumi mengingat pembicaraannya dengan beberapa rekan bisnisnya. Saat pembicaraan mereka tentang bisnis telah selesai, pembicaraan kemudian beralih ke topik ringan. Beberapa rekan bisnisnya membicarakan tentang Affair Pak Yamada, bos Nagata Entertainment dengan gadis yang lebih sepadan sebagai anaknya, daripada sebagai kekasihnya. Pak Yamada yang sudah berumur hampir 50 tahun menjalin kasih dengan artis berusia 25 tahun.


“aku tidak tahu, dimana pikiran Yamada dia berani-beraninya menjalin kasih dengan gadis itu?” kata Tatsuya Saki sambil menggeleng-gelengkan kepalanya


“ya benar. Aku juga tidak menyangka Pak Yamada yang dahulu sangat setia pada istrinya tiba-tiba terlibat affair dengan gadis itu” sambung Yoshida


“tapi kalau bagiku tidak aneh juga, mungkin dia bosan dengan istrinya yang cerewet itu. Lagipula gadis itu cantik dan juga segar” kata Shino


“Masumi sampai kapan kau akan terus membujang, kau jangan kalah dengan Yamada yang tua itu. Dia saja bisa mendapatkan gadis yang cantik. Apalagi sih yang kau tunggu?” tanya Yoshida pada Masumi yang terlihat sedang melamun


“mungkin dia masih terkenang pada cucu tuan Takamiya itu. Apa tebakanku benar?” tanya Shino


Pertunangan Masumi dengan Shiory Takamiya memang telah dibatalkan. Dan untuk menutupi nama baik gadis itu, Masumi dan Shiory membuatnya seakan –akan Shiory lah yang mencampakkan Masumi. Mereka beralasan pertunangan mereka harus dibatalkan karena ketidakcocokan diantara keduanya, Shiory merasa kecewa dengan Masumi yang kurang perhatian padanya dan selalu gila kerja. Apalagi sebulan sesudah putusnya pertunangan mereka, santer dikabarkan Shiory telah menggandeng kekasih baru seorang diplomat tampan. Maka semakin gencarlah pemberitaan bahwa bos Daito yang terkenal dingin itu memang kurang beruntung dalam hal percintaan.


Masumi hanya tersenyum menanggapi celotehan teman-temannya.


“padahal kehidupanmu dikelilingi banyak gadis cantik. Dan aku dengar tidak sedikit artis-artis maupun anak pengusaha maupun politisi yang berusaha menarik hatimu” kata Tatsuya


“gadis seperti apa yang kau cari dan bisa menundukkan hatimu? Setidaknya dia bisa mengalihkan duniamu yang hanya diisi dengan pekerjaan. Sekali-kali kau harus sedikit santai dan memberi perhatian pada seorang gadis. Buktikan kau bahwa mencintainya, beri dia perhatian yang cukup. Bahkan kalau perlu kau hujani dia dengan rayuan. Sedikit gombal tidak apa-apa, karena itu yang mereka sukai.” Kata Shino yang terkenal sebagai seorang playboy


“dengar, kalau kau hanya mengurusi pekerjaanmu mana ada wanita yang akan tahan. Kau lebih mencintai pekerjaanmu dibandingkan dirinya, padahal wanita tidak mau diduakan dengan apapun. Seperti kasusmu dengan Shiory, buktinya dia meninggalkanmu” lanjut Shino


“apa kau punya target kapan akan menikah?” tanya Tatsuya


Masumi menggeleng.” Tidak” sahut Masumi pendek


“target kapan menikah tidak penting. Asalkan kau tidak menghabiskan masa mudamu dengan urusan dokumen saja. Kau seharusnya menikmati hidupmu. Kencani banyak gadis yang kau sukai dan menyukaimu. Mungkin dari seribu gadis yang kau kencani akhirnya kau menemukan seseorang yang pantas kau jadikan ibu dari anakmu” saran Shino


“ya, aku setuju apa yang dikatakan Shino. Kau seharusnya melihat gadis-gadis yang mendekatimu dan tidak terlalu dingin pada mereka. Jangan katakan kau lebih menyukai ditemani oleh sekretarismu itu, atau tebakanku benar?” tanya Yoshida


Sekali lagi Masumi hanya tersenyum.


“apa perlu aku kenalkan kau dengan seorang gadis?” tanya Tatsuya menawarkan


“tidak usah, terima kasih” jawab Masumi pendek


“terserah kalau keu memang lebih suka dikenang orang sebagai bujang lapuk” jawab Tatsuya dingin


Itu adalah rekaman percakapan yang masih Masumi ingat. Bagaimanapun dia menyangkalnya, hatinya tidak bisa dibohongi. Dia sangat kesepian dan sangat membutuhkan belaian kasih dan cinta dari seorang gadis.


Jika Masumi mau jujur sebenarnya gadis yang telah mencuri hatinya dan menjadi penawar kesepiannya adalah Maya Kitajima. Tapi Masumi seakan enggan untuk memperbaiki hubungannya bersama Maya. Dia gengsi untuk memulai. Walaupun kadang saat dia melihat gadis itu hatinya seakan berteriak merindukan kebersamaan mereka dahulu, tapi Masumi menahan perasaannya dan menampilkan sosok yang tenang, seakan putusnya hubungan mereka bukanlah sebuah kesalahan.


Sesekali Masumi mencuri pandang pada Maya jika mereka sama-sama menghadiri rapat untuk pementasan drama Bidadari Merah, tapi gadis itu juga terlihat cuek dan mengacuhkan dirinya. Malah dia terkadang asyik mengobrol dengan Koji, lawan mainnya. Kadang hal ini membuat Masumi marah dan jengkel, tapi dia tetap menahan amarahnya. Hanya jika semua orang telah berlalu dari hadapannya, dokumen dan minuman alkohol adalah sasarannya saat dia tiba di kantor. Mizukilah yang harus sabar menghadapi ulah bosnya itu.


“ahhh.....mungil, aku merindukanmu” bisik Masumi


Kemudian tangannya mengeluarkan sesuatu yang selalu dibawanya dalam saku jasnya. Sebuah kotak beludru berwarna merah. Dia membukanya dan nampaklah sebuah cincin bertahtakan berlian. Seharusnya cincin itu telah berpindah tangan dan telah melingkar di jari manis mungil Maya pada saat ulang tahun gadis itu. Masumi memang saat itu telah berniat memberikan gadis itu cincin sebagai hadiah ulang tahunnya sekaligus melamarnya. Tapi insiden ciuman Koji malah menghancurkan segalanya. Bahkan kini harapan indahnya hubungan dan pernikahan mereka pun semakin jauh dari angan-angan.


Tatapannya menengadah ke langit malam seakan mencari bintang yang dapat mengusir kesepian dan gundah gulana hatinya. Tapi bintang yang dicarinya pun seakan tidak ingin menampakkan diri, bersembunyi di kabut malam. Sepi dan senyap. Hanya bunyi jam dinding yang berdetak menandakan pukul 02 dinihari. Masumi menutup kembali kotak beludru tersebut, kemudian dia kembali ke tempat peraduannya dan menutup matanya yang lelah.


*****


to be continue

6 comments:

mommia kitajima on 3 August 2011 at 19:55 said...

sama2 gengsian sih
tapi HE ya mb, kan happiness judulunya ^_^

ivoneyolanda on 3 August 2011 at 20:05 said...

haaaaaaaahhhh menghela napas panjang2 dan dalam....sist Tati, selalu ya ceritanya buat org sesek napas......

heran deh MH cemburuannya gak ilang2......masih aja jealous terus....begini deh.....jangan sampe nanti maya keburu jadi deket beneran sama koji loh...... OMG..... :P

orchid on 3 August 2011 at 20:52 said...

emank yak, si om yg atu ini nda abis dah klo dikupas, apalagi cembokurnya itu loh, nda ketulungan, tp yah magnetnya disitu kan ya?!

regina on 3 August 2011 at 22:16 said...

huwee.... masumi jual mahal bangeddd!!!
suka dweh..
lanjuut!!!! ^0^

purple on 4 August 2011 at 09:21 said...

awal - awal sedih ga pa pa
ayo sista lebih tragis lg tapi...tapi HE

chuubyy on 4 August 2011 at 11:05 said...

bagusss.... ;) lanjudkan..

Post a Comment

Silahkan kritik, saran, sapa dan salamnya... :)

 

An Eternal Rainbow Copyright © 2011 Design by Ipietoon Blogger Template | web hosting