JEALOUSY OF MASUMI HAYAMI
(by Tati Diana)
Chapter 6 : Pertengkaran
Hari-hari selanjutnya berjalan seperti biasa. Hingga tiba saatnya Maya akan memulai syuting film terbarunya. Maya sebisa mungkin menitipkan kedua anaknya pada para pengasuh di rumah itu, terutama menitipkan Ken dan Ryu yang dirasa masih kecil. Kalau Takeshi, Maya tidak terlalu khawatir karena anak itu sudah cukup besar untuk ditinggal mamanya, lagipula dahulu pun Takeshi sudah terbiasa ditinggal saat dirinya sibuk syuting.
“bibi, tolong jaga anak-anakku ya. Jika ada yang penting atau ada apa-apa dengan anak-anakku, jangan ragu-ragu untuk meneleponku” kata Maya mengingatkan para pembantunya
“tentu, Nyonya. Saya pasti akan memperhatikan dan menjaga ketiga anak-anak Nyonya” jawab pembantu itu
Maya masih bisa bernapas lega, karena syuting film itu banyak mengambil setting di Tokyo, sehingga dia hanya akan hadir di tempat syuting tersebut saat ada scene yang mengharuskan dirinya tampil. Dan semuanya pun lebih banyak diambil pada saat siang hari, sehingga dia tidak harus meninggalkan anak-anaknya di malam hari.
Maya merasa beruntung bisa tampil dalam film ini selain karena sutradara Pak Kuronuma telah dia kenal caranya mengarahkan pemain, semua kru di lokasi syuting pun sangat kooperatif dalam bekerja. Kedekatannya dahulu dengan Shinichi pun membuat dirinya tidak perlu lama menyesuaikan diri dan mudah untuk beradu peran secara maksimal di film itu. Yosuke Seichi, aktor Amerika itu pun ternyata adalah aktor yang tidak kalah kualitas aktingnya. Terkadang dia tidak segan-segan membagi ilmu akting dan cinema yang diperolehnya di Amerika dan berdiskusi dengan Maya. Maya merasa sedikit-demi sedikit ilmu yang didapat lelaki itu membuka cakrawalanya tentang akting dan cinema Amerika. Maya menganggap lelaki itu lelaki yang baik dan perhatian padanya. Maya pun tidak ingin dipusingkan dengan beberapa komentar Rika Akana, teman Maya dilokasi syuting yang mengatakan padanya bahwa mungkin Yosuke tertarik padanya. Maya hanya menduga mungkin itu adalah karakter lelaki tampan itu dan tidak beranggapan bahwa perilaku yang diperlihatkan Yosuke padanya adalah cara lelaki itu menunjukkan ketertarikan kepadanya yang lebih dari sekedar lawan main.
Masumi juga terlihat tidak terlalu banyak berkomentar atau keberatan dengan aktifitas istrinya yang kembali syuting film. Ternyata janji Maya untuk bisa membagi perhatiannya antara kesibukkannya di lokasi syuting dengan kepentingan keluarga masih bisa dilakukan Maya dengan baik. Anak-anaknya masih tetap terperhatikan dan tidak terlalu rewel saat ditinggal ibu mereka.
Tak terasa hampir 3 bulan hal itu berlangsung. Hingga tiba saatnya pengambilan gambar di kota Kobe, yang mengharuskan Maya untuk pergi meninggalkan keluarganya selama sebulan.
“Masumi, besok aku harus pergi ke Kobe” kata Maya saat mereka tengah makan malam
Masumi meletakan sendok yang dipegangnya dan menatap wajah mungil istri di depannya. Lambat laun dirinya juga tahu bahwa istrinya itu akan pergi untuk beberapa saat dan jauh dari dirinya dan anak-anak.
“aku tahu. Tadi Pak Kuronuma berbicara padaku dan dia bilang bahwa ada bagian dari film ini syutingnya harus dilakukan di Kobe. Aku kira aku harus terpaksa merelakanmu untuk pergi sementara waktu” kata Masumi berusaha bijak
“syukurlah kalau kau mengijinkanku” kata Maya dengan senang
“mau bagaimana lagi. Aku kan sudah mengijinkanmu. Tapi ingat Maya dengan janjimu padaku” kata Masumi mengingatkan Maya
“tentu saja aku ingat dengan syaratmu itu. Aku pasti akan tetap memperhatikan anak-anakku dan juga dirimu. Kau tenang saja. Walaupun aku jauh aku pasti akan selalu mengabarimu” kata Maya
“dan jangan lupa satu lagi....” kata Masumi mengingatkan
“iya..iya aku tidak lupa. Aku pasti tidak akan berpaling darimu. Kau tenang saja” kata Maya mengingatkan
Masumi hanya terdiam. Padahal dalam hatinya sedikit merasakan kekhawatiran saat istrinya itu jauh darinya. Dia khawatir Maya dekat lagi dengan Shinichi, lelaki yang dulu pernah dekat dengan Maya. Tapi hatinya sedikit tenang karena lawan main Maya yang satu lagi, Yosuke Seichi tidak ikut ke Kobe karena tidak ada scene yang mengharuskan aktor Amerika itu untuk ikut ke sana. Bagaimanapun Masumi masih tidak bisa melupakan ucapan Yosuke yang dengan terang-terangan mengatakan rasa tertariknya pada Maya Hayami.
*****
“ya action!” kata kuronuma yang memerintahkan kedua pemeran utamanya itu untuk mulai beradu peran
“kau tahu Aiko, aku tidak mungkin melupakanmu” kata Tatsuya yang sedang diperankan oleh Shinichi
“tapi kau harus melupakanku”kata Aiko yang sedang diperankan oleh Maya sambil hendak berlalu dari salah satu cafe dimana pengambilan gambar itu berlangsung
Sesaat kemudian lengan Maya ditahan oleh Shinichi dan dengan reflek Shinichi memeluk tubuh Maya dengan erat. Maya pun membalas pelukan Shinichi dengan sama eratnya
“tolong, Aiko jangan tinggalkan aku. Apa kau tak mencintaiku?” kata Shinichi
Kepala Maya tampak menggeleng dalam pelukan Shinichi “Tatsuya, kau tahu kalau aku sangat mencintaimu. Aku memilih berpisah darimu juga karena aku teramat sangat mencintaimu” kata Maya sambil berurai air mata
“kalau begitu tetaplah disini bersamaku, jangan kembali lagi ke Tokyo. Aku mohon” kata Shinichi sambil menghapus air mata wanita dalam pelukannya
“seandainya aku bisa.....” kata Maya dengan parau
“tidak jangan tinggalkan aku, sayang” kata Shinichi sambil mendekatkan wajahnya pada wajah wanita dihadapannya hingga kedua wajah dan hidung mereka saling beradu
“cut!” kata Kuronuma
“bagus. Acting kalian sempurna aku puas. Kalian berdua boleh beristirahat” kata Kuronuma sambil mengambil air mineral dan meneguknya
Akhirnya semua kru beristirahat dan syuting kembali dilanjutkan hingga malam hari. Hingga tibanya mereka kembali ke hotel tempat mereka menginap.
Maya hendak meninggalkan tempat syutingnya dan kembali ke hotel tempat dia menginap saat Shinichi mengajaknya untuk pergi ke tempat-tempat belanja yang biasa dikunjungi para wisatawan yang datang ke Kobe.
“ayolah Maya. apa kau tidak mau ikut aku berjalan-jalan bersama dengan Rika. Kita bisa membebaskan pikiran kita sejenak dari rutinitas syuting ini. Apa kau tidak bosan setiap hari di lokasi syuting?” kata Shinichi
Maya mencerna ajakan lelaki di hadapannya dan menyadari bahwa ucapan Shinichi memang benar adanya. Lagipula masih tidak terlalu malam mereka untuk pergi berjalan-jalan, toh mereka juga tidak pergi berdua tapi bertiga dengan Rika, sehingga tidak akan menimbulkan gosip bahwa Maya dekat kembali dengan Shinichi.
“baiklah aku akan ikut denganmu dan Rika” kata Maya yang hari itu moodnya sedang baik karena kabar tentang anak-anaknya di Tokyo baik-baik saja walaupun tadi Maya tidak bisa menghubungi suaminya
Mereka akhirnya berjalan-jalan berdua dan berbelanja sedikit oleh-oleh untuk dibawa ke Tokyo. Tak terasa waktu berlalu hingga pukul 11.00 malam mereka kembali ke hotel tempat mereka menginap. Maya diantar oleh Shinichi sampai ke depan pintu kamar tempat Maya menginap, kebetulan kamar Shinichi masih dalam lantai yang sama yang memungkinkan keduanya untuk datang dan pergi bersama
“terima kasih Shinichi” kata Maya
“aku yang seharusnya mengucapkan terima kasih padamu. Aku senang kita bisa berjalan-jalan bersama” kata Shinichi
“baiklah aku akan ke kamarku. Kau istirahatlah. Besok kita bertemu lagi” kata Shinichi sambil beranjak dari depan kamar Maya
Maya kemudian berbalik dan membuka pintu kamarnya. Perlahan dia menyalakan saklar lampu dan menutup pintu itu kembali.
“akhirnya kau pulang juga” sahut suara dingin di belakang Maya yang mengagetkannya
Maya tersentak kaget akan suara lelaki yang dihapalnya.
“Masumi.....?” kata Maya
“kenapa kau kaget dengan kehadiranku disini atau kau malah tidak berharap aku berada di sini?” tanya Masumi dengan dingin sambil menatap tajam istrinya
“tidak malah aku senang kau datang menemuiku” kata Maya yang hendak menghambur ke dalam pelukan suaminya
Tapi sesaat gerakannya tertahan.
“jangan mendekat!” kata Masumi dengan tajam
Maya hanya balas menatap suaminya.
“kau ini kenapa? Kenapa kau marah?” tanya Maya
“kau pikir aku tidak boleh marah melihat istrinya berpelukan di lokasi syuting?” Balas Masumi dengan kesal
“itukan hanya salah satu adegan yang harus aku mainkan” kata Maya membela diri
“apakah kau harus memeluknya dengan mesra, Maya? seakan – akan dia itu adalah kekasihmu?” tanya Masumi
“kumohon Masumi, kau jangan mulai lagi. Kau ini terlalu mengada-ada. Aku berperan tidak menyalahi aturan apapun, hanya sekedar bermain sesuai naskah dalam film tersebut” kata Maya
“begitu? Dan apakah berjalan- jalan dengan Shinichi juga bagian dari naskah?” tanya Masumi
“eh....itu tadi aku hanya berjalan-jalan karena aku ingin sejenak mencari udara segar dari rutinitasku yang membosankan selama syuting, lagipula aku berjalan-jalan tidak berdua tapi bertiga dengan Rika. Dan kami tidak melakukan apa-apa yang mengharuskanmu cemburu padaku dan Shinichi”kata Maya panjang lebar
“Maya, kau selalu mengelak. Apa kau tidak tahu atau apakah kau buta jika Shinichi masih memendam rasa cinta padamu?” tanya Masumi kesal
Maya hanya terdiam. Maya memang tahu Shinichi masih menyukainya, tapi Maya tidak peduli akan hal itu. Toh selama ini Shinichi tidak pernah berbuat kurang ajar padanya dan dirinya pun tidak membalas rasa cinta lelaki itu. Maya merasa tidak bersalah ataupun menyalahi statusnya sebagai seorang istri.
“aku tahu tapi aku tidak peduli padanya. Aku hanya mencintaimu, Masumi” jawab Maya
“hah..kau bicara padaku bahwa kau mencintaiku tapi kau berjalan-jalan dan bersenang-senang di belakangku” kata Masumi dengan marah
“aku tadi mencoba menghubungimu tapi handpone-mu tidak aktif” kata Maya beralasan
“handponeku tidak aktif bukan alasan bagimu untuk pergi dengannya. Atau jangan- jangan jika dia ada kesempatan dia bisa tidur juga di kamar ini bersamamu ” kata Masumi dengan tajam yang tahu bahwa Shinichi mengantar Maya hingga ke depan pintu kamarnya
“Masumi...!” kata Maya yang tersinggung dan marah dengan ucapan suaminya
“apa kata-kataku salah. Hal itu bisa saja terjadi, Maya. Kau dan dia berada di satu tempat yang sama saat kau jauh dariku. Dan kalian sama-sama kesepian” kata Masumi
“sudah cukup, Masumi. Ucapanmu terlalu berlebihan. Kau menghinaku dan juga Shinichi. Shinichi tidak seburuk sangkaanmu” kata Maya
Masumi bertambah marah mengetahui istrinya itu yang tetap membela Shinichi
“oh, jadi kau membelanya?” kata Masumi
“ya..aku akan membela sesuatu yang aku anggap benar” kata Maya
Masumi hanya menatap istrinya. “Aku kira aku salah memberimu ijin untuk jauh dariku” kata Masumi sambil beranjak dari kamar itu
“Masumi, kau akan kemana?” tanya Maya
“apa kau masih peduli padaku?” tanya Masumi sambil tersenyum pahit
Masumi membuka pintu kamar hotel itu dan meninggalkan Maya sendiri.
Maya tidak berusaha mencegah suaminya. Mungkin pikiran suaminya itu sedang kalut dan semoga saja dengan dia keluar sejenak pikirannya kan lebih tenang dan dapat berpikir jernih. Toh nanti juga dia akan kembali ke kamarnya lagi. Maya pun segera menghempaskan tubuhnya yang lelah di atas tempat tidur. Dia sudah tidak ingin lagi berdebat dan bertengkar dengan suaminya yang cemburuan itu. Dia lelah.
Masumi meninggalkan hotel tempat istrinya menginap. Dia merasa kecewa dengan sikap Maya. Baginya Maya terlalu naif dan tidak bisa menjaga perasaan dirinya. Masumi ingin Maya mengerti akan sikapnya sebagaimana dirinya pun mengerti akan sikap Maya yang keras kepala untuk tetap berakting.
Masumi datang ke Kobe karena dia sudah merasa rindu pada Maya, dan dia pun merasa Maya pun pasti juga merindukannya. Masumi sebenarnya melihat selama acara syuting itu berlangsung dan masih berusaha menahan rasa cemburunya itu. Sudah lima tahun Masumi tidak melihat akting istrinya yang mengharuskannya untuk bermesraan dengan lawan mainnya. Dan kini saat melihat Maya berpelukan mesra dengan Shinichi, dirinya sudah tak tahan lagi dan akhirnya Masumi memutuskan untuk menunggu istrinya itu di kamar tempat Maya menginap. Tapi ternyata Maya malah berjalan-jalan dengan Shinichi setelah syuting selesai, padahal Masumi berencana untuk mengajak istrinya itu makan malam. Maka semakin kesal lah hati Masumi.
“ah...mungil sampai kapan aku harus begini” bisik hati Masumi yang saat itu juga memutuskan untuk kembali ke Tokyo
*****
Pada pagi hari Maya terbangun dari tidurnya. Cahaya matahari yang masuk menembus jendela kamar hotelnya menyilaukan matanya. Maya menoleh ke samping tempat tidurnya yang kosong ataupun ke sofa yang ada di kamar itu berusaha mencari sosok suaminya tapi sosok itu tidak ada di sana. Maya sedikit menyesali bahwa dirinya tidak berusaha untuk menghalau kecemburuan suaminya, tapi kondisi tubuhnya yang lelah membuat dia tidak ingin berlama-lama bertengkar ataupun meredakan amarah suaminya.
Maya kemudian masuk ke kamar mandi dan setelah selesai, diapun berganti pakaian dan berdandan. Maya kemudian mengambil handponenya dalam tas yang sering dibawanya dan menekan sejumlah nomor.
“bi, apa anak-anakku baik-baik saja dan sudah pergi sekolah?” tanya Maya
Terdengar jawaban telepon dari sebrang. “ oh, syukurlah. Jadi mereka baik dan sehat.” Kata Maya
Terdengar lagi jawaban dari seberang. Dan Maya serius mendengarkannya.
“jadi suamiku kemarin tiba di rumah dini hari dalam keadaan mabuk?” tanya Maya
Terdengar lagi jawaban dari bibi yang dihubungi Maya.
“baiklah bi, terima kasih” kata Maya sambil mematikan teleponnya
Terus terang Maya merasa khawatir dengan keadaan Masumi. Pastilah suaminya itu kecewa dan marah padanya, hingga menenggelamkan diri dalam alkohol.
“aku harap aku bisa kembali secepatnya ke Tokyo” bisik Maya sambil mengambil tasnya dan bersiap keluar untuk sarapan di restoran hotel tersebut
Maya menutup pintu kamarnya, saat Shinichi datang menghampirinya.
“selamat pagi, Maya. apa tidurmu nyanyak?” tanya Shinichi dengan riang
“ah...ya” Maya menjawab sekenanya, dia tidak terlalu bersemangat pagi ini
“ada apa?” tanya Shinichi yang terlihat khawatir
“tidak, tidak ada apa-apa” jawab Maya
“kalau begitu lebih baik kita sarapan. Siapa tahu moodmu bisa lebih baik” kata Shinichi sambil tersenyum
Keduanya melangkah menuju restoran tempat biasa mereka sarapan. Disana pun telah ada Kuronuma dan beberapa orang kru yang tengah sarapan pagi, akhirnya keduanya bergabung dan terdengar percakapan yang seru diantara mereka, melupakan sedikit kekhawatiran yang bergelayut di hati Maya.
Hari itu Maya berusaha semaksimal mungkin untuk tetap bisa berakting maksimal ditengah kegundahan hatinya. Selama hari itu, Maya berusaha menghubungi suaminya baik menelepon ke kantor, ke rumah maupun ke handponenya tapi semuanya sia-sia. Masumi tidak ingin berbicara padanya. Dan itu membuatnya sedih.
Hari-hari selanjutnya Maya mengisi hari-harinya dengan sibuk syuting dan tetap menjaga komunikasi dengan ketiga buah hatinya walau dengan suaminya, hampir tidak pernah ada. Hal itu membuat Maya semakin resah dan ingin segera kembali ke Tokyo. Hingga saat itupun tiba. Maya bergegas pulang menuju kediaman Hayami saat sore hari.
“aku pulang..!’ kata Maya
“asyik mama pulang” kata Takeshi yang tengah menonton televisi
Maya menghambur memeluk putra sulungnya.
“mana Ken dan Ryu?” tanya Maya
“ mereka sedang mandi” jawab Takeshi
Maya menatap bahagia puteranya itu dan kemudian menyerahkan sesuatu yang dibungkus kertas kado dan dihiasi pita.
“ini untukmu, sayang” kata Maya sambil menyerahkan kado itu pada Takeshi
“apa ini?” tanyanya
“anggap saja itu oleh-oleh dari mama, karena kau telah bersikap baik selama ditinggal mama” kata Maya
“bukalah” kata Maya sambil duduk di sofa di ruang keluarga itu
Takeshi dengan cekatan membuka kado itu dan tampaklah sepasang robot yang telah lama diinginkannya.
“asyik. Robot yang aku inginkan. Terima kasih, mama” kata Takeshi sambil memeluk Maya
“kau suka sayang?” tanya Maya yang senang dengan ekspresi anaknya
“tentu saja” jawab Takeshi
‘eh, apa mama akan pergi lagi ke luar kota?” tanya Takeshi
Maya menggeleng. “mama tidak akan pergi lagi, tapi mungkin mama sesekali harus pergi keluar melanjutkan syuting film mama” kata Maya
“syukurlah, aku senang jika mama tidak pergi lagi” kata Takeshi yang akhirnya asyik bermain dengan robotnya itu
Maya beranjak ke kamarnya dan kemudian menengok kamar putra kembarnya, melihat kedua bocah kembarnya yang tengah berganti baju dibantu kedua pengasuhnya.
“halo sayang, bagaimana kabar jagoan-jagoan kecil mama?” tanya Maya sambil memeluk kedua bocah itu
Keduanya tersenyum bahagia menyambut kedatangan mamanya.
“Mama...mama.....aku rindu” kata Ken dengan logat cadelnya yang lucu
“Mama juga rindu, sayang” kata Maya dengan gemas
“Mama, kakek kemarin membeli ikan lagi” kata Ryu senang
“oh, ya. Mama belum melihatnya” kata Maya
Ryu dan Ken menarik lengan ibunya itu menuju kolam ikan di belakang rumah tersebut, dan menunjukkan sejumlah koleksi ikan Koi terbaru yang ada di kolam itu. Ketiganya tertawa dan berceloteh riang sambil memberi makan ikan-ikan di kolam itu. Eisuke pun yang tadi tengah konsentrasi membaca laporan bisnis di ruangan kerjanya, tertarik untuk bergabung mendengar tawa riang yang menarik perhatiannya.
“ah, Maya kau sudah pulang” kata Eisuke
“ya, ayah aku pulang” kata Maya
“selamat datang kembali di rumahmu” kata Eisuke sambil tersenyum bahagia
“terima kasih ayah” jawab Maya yang kemudian melanjutkan memberi makan ikan yang kali ini ditemani dengan ayah mertuanya.
*****
“Aku pulang.....!” kata Masumi sambil mencari ketiga buah hatinya yang biasa berkumpul di ruang keluarga di rumah itu
Tapi sosok ketiganya tidak ada di sana.
“Mana anak-anakku, bi?” tanya Masumi yang merasa heran
“oh, mereka sedang mempersiapkan makan malam di taman belakang, tuan. Hari ini Nyonya Maya kembali, makanya mereka merayakannya dengan memasak Barbeque di taman” kata pembantu itu menerangkan
Masumi mengingat bahwa Maya datang lebih cepat dari perkiraannya semula. Dia senang mengetahui istrinya telah kembali tapi saat mengingat kembali pertengkaran mereka tentang Shinichi, Masumi jadi enggan bertemu Maya. maka diputuskannya bahwa dia akan mandi dan tidak akan bergabung bersama mereka.
Maya terlihat sibuk menyiapkan daging, jagung dan aneka hidangan laut yang siap akan dibakar dibantu oleh 2 orang pembantunya. Anak-anaknya pun terlihat senang melihat ibu mereka kini hadir kembali di tengah-tengah mereka. Eisuke pun tak kalah bahagia, bagaimanapun kediaman Hayami selalu semarak dengan kehadiran wanita mungil itu yang selalu tampil ceria.
“ayo anak-anak, makanan sudah siap” kata Maya memanggil ketiga buah hatinya untuk menikmati aneka hidangan yang baru selesai dibakar
“hmm....enak” kata Takeshi
Maya hanya tersenyum. Sungguh dia sangat bahagia sekali dapat berkumpul bersama keluarganya.
“ayo Ken, Ryu sini mama suapi” kata Maya sambil menghampiri kedua bocah kembarnya yang bibirnya belepotan dengan makanan yang disantapnya.
“ah.....aku senang sekali bisa menikmati kembali masakanmu, Maya” kata Eisuke sambil meneguk air putih
“aku juga senang bisa memasak kembali untuk ayah” jawab Maya
“oh, ya kemana Masumi?. Tidak biasanya dia belum kembali ke rumah” tanya Eisuke dengan heran
“eh... sebenarnya tuan muda sudah kembali. Tadi beliau bilang akan mandi dulu” kata pembantu itu
“jika dia sudah selesai, tolong panggil dia untuk bergabung bersama kami” kata Eisuke pada pembantunya
“baik, tuan” kata pembantu itu sambil beranjak pergi dan kemudian kembali setelah melaporkan pada Eisuke bahwa Masumi akan turun.
Lama mereka menunggu Masumi, tapi orang yang ditunggu tak nampak juga. Hingga semuanya memutuskan untuk mengakhiri acara menyantap Barbeque dan kembali ke dalam rumah.
***
Eisuke melihat pintu ruang kerja anaknya yang tampak terbuka dan memutuskan untuk masuk ke ruangan itu. Nampak Masumi yang tengah mempelajari beberapa dokumen di sana.
“kau tahu kami semua menunggumu di taman. Pembantu bilang kau akan turun. Tapi mengapa kau tak bergabung bersama kami?” tanya Eisuke
Masumi menatap Eisuke dan menutup dokumen yang tengah dibacanya.
“aku bilang aku akan turun dan aku tidak mengatakan akan bergabung dengan kalian” jawab Masumi
“ada apa ini? Apa kau tak rindu pada istrimu?. Kau tahu Maya sengaja masak untuk kita semua, untuk merayakan kedatangannya di rumah ini” kata Eisuke
“sudahlah, ayah. Apa penting aku bergabung dengan kalian? Toh bagiku itu tak penting” jawab Masumi sekenanya
Eisuke menatap anak tirinya itu. Dia bisa merasakan ada sesuatu yang tidak beres dengan hubungan anaknya dan Maya.
“aku kira kau sedang bermasalah dengan Maya? apa tebakanku tepat?” tanya Eisuke
Masumi tak ingin membalas pertanyaan ayahnya dan lebih jauh lagi membicarakan masalah ini dengannya.
“aku kira tanpa kau jawab, aku tahu itu benar. Dan kau tidak ingin membicarakan masalah ini denganku. Jangan khawatir aku tidak akan ikut campur.” Kata Eisuke yang membalikkan kursi rodanya hendak berlalu
“oh, ya tapi setidaknya kau selesaikan masalahmu dengan istrimu jika kau tidak ingin membicarakannya denganku.’ Kata Eisuke mengingatkan
Masumi hanya terdiam mendengar nasehat ayah tirinya itu
***
Maya sudah lama sendiri di kamarnya tapi sosok suami yang ditunggunya tak juga hadir di kamar itu. Jujur dalam hatinya dia merasakan kerinduan akan sosok lelaki tinggi tampan tersebut. Saat jam di dinding di kamar itu telah menunjukkan pukul 11. 30 malam. Maya dengan enggan memakai mantel tidurnya dan berjalan ke arah ruang kerja suaminya.
Masumi mendongakkan kepalanya, saat melihat sosok mungil istrinya hadir di ruangan itu, tapi dia tidak berbicara dan ekspresi wajahnya pun terlihat datar. Melihat tingkah suaminya, Maya kemudian menghampiri suaminya.
“.Bagaimana kabarmu? ........a...a....apa aku mengganggumu?” tanya Maya dengan gugup
Masumi tidak menjawab pertanyaan Maya. Dia seakan tidak mendengar pertanyaan istrinya. Maya tahu Masumi masih menaruh rasa marah padanya akibat pertengkaran mereka di Kobe.
“Masumi, apa kau sudah makan malam?” kali ini Maya berusaha mengalihkan topik pembicaraan
Sekali lagi Masumi masih tetap bungkam dan menunjukkan sikap yang dingin.
“Masumii.....!” kata Maya yang kali ini hatinya sudah tidak tahan lagi dan kesal dengan tingkah suaminya. Tiba-tiba matanya berkaca-kaca dan berusaha menahan air matanya yang jatuh
Masumi hanya menatap Maya.
“apa penting bagimu menanyakan kabarku? Atau apakah kau perlu tahu aku sudah makan malam atau belum?” tanya Masumi
“tentu saja penting. Kau suamiku” kata Maya dengan sedih
“begitukah? Apa benar kau menganggapku sebagai seorang suami?” tanya Masumi
“Kau selalu aku anggap sebagai suamiku. Tapi entahlah mungkin kau selalu merasa aku tidak menghargaimu” kata Maya
“bisa kau jelaskan padaku apakah sikapmu padaku mencerminkan sikap seorang istri pada suaminya.? Seorang istri yang bisa menjaga dirinya saat jauh dari suaminya?” tanya Masumi dengan sengit
“kau tahu aku tidak berlaku hal-hal yang tidak pantas di belakangmu. Aku hanya berjalan-jalan bertiga bersama Rika dan Shinichi. Itu saja. Dan sikapku pada Shinichi yang terlihat mesra pun itu hanyalah bagian dari skenario film, lain tidak” kata Maya
“hah.. apa aku harus percaya padamu?” tanya Masumi
“aku tidak tahu lagi harus menjelaskan bagaimana padamu. Kau percaya atau tidak itu urusanmu. Aku tahu bagaimanapun aku berkata jujur padamu kau tetap tak akan percaya padaku dan aku lelah jika harus selalu kau tuduh aku berselingkuh dengan Shinichi” kata Maya
Masumi hanya menatap wajah istrinya seakan mencari kejujuran disana. Maya yang merasa kesal dengan tatapan suaminya kemudian beranjak.
“aku kemari karena aku peduli padamu. Tapi kukira kau tidak membutuhkannya, jadi lebih baik aku tidur. Selamat malam” kata Maya yang kemudian berlalu dari ruangan itu
Masumi masih saja diam sambil menatap kepergian istrinya dan kemudian matanya kembali mempelajari dokumen-dokumen Daito.
***
Keesokkan harinya Maya terbangun dan menemukan bahwa sisi tempat tidur yang biasa ditiduri suaminya nampak rapi. Berarti suaminya tidak tidur di kamar mereka. Tapi Maya tidak peduli, toh semalam dia telah berusaha berbaikan dengan suaminya.
Maya kemudian mandi dan bergegas menuju kamar anak-anaknya. Terlihat mereka sedang sibuk dibantu para pengasuh mereka hendak bersiap pergi ke sekolah. Saat melihat mama mereka, keduanya mengajak Maya untuk turun sarapan di bawah. Takeshi dan Eisuke telah hadir di ruang makan itu, hanya sosok suaminya yang tidak nampak.
“Masumi telah pergi pagi-pagi, Maya” kata Eisuke yang seakan tahu Maya mencari sosok anak tirinya itu
“oh... apa dia sudah sarapan ayah?” tanya Maya yang terlihat khawatir
“pembantu bilang, dia hanya minum segelas kopi, lalu pergi ke kantor.” Jawab Eisuke
Maya hanya menatap makanannya seakan tidak bernafsu setelah tahu Masumi pergi ke kantor tidak sarapan pagi, padahal dia menduga Masumi tidak makan malam. Dia khawatir dengan kondisi suaminya.
“ah, ya apa kau akan pergi hari ini?” tanya Eisuke
“ah, ya. Aku nanti siang akan pergi ke lokasi syuting” jawab Maya
Eisuke hanya mengangguk-angguk. Dan kemudian melanjutkan sarapan pagi mereka.
***
***
Masumi hanya termenung di kantornya. Tak banyak dokumen yang harus dipelajarinya hari ini. Pikirannya masih mengingat hubungannya yang kini tengah buruk dengan istrinya. Mengingat itu semua, Masumi merasa dirinya tidak adil pada Maya. Maya telah jujur menceritakan apa yang sebenarnya terjadi, tapi rasa cemburu dalam hatinya membuat dirinya tak mempercayai istrinya itu. Seharusnya dia lebih percaya dan tidak terus-terusan menduga bahwa Maya akan berpaling pada lelaki lain.
Saat Masumi menelepon hendak berbicara dengan istrinya, pembantu di rumah itu mengatakan bahwa wanita mungil itu sedang pergi ke lokasi syuting. Maka diputuskannya siang itu dia akan menemui istrinya di lokasi syuting. Masumi akan berusaha memperbaiki hubungannya dan mengajak wanita itu makan siang.
Akhirnya mobilnya keluar dari parkiran kantor Daito. Saat mobilnya mengarah ke tempat lokasi syuting, ditengah jalan dia melihat toko bunga, maka diputuskannya untuk membeli buket rangkain bunga disana. Bunga itu akan diberikannya pada istrinya. Masumi merasa sudah lama dia tidak membelikan istrinya bunga dan dia pun berpikir bunga adalah salah satu cara untuk membuktikan bahwa dirinya masih mencintai istrinya itu. Kali ini dia tidak memberikan bunga warna ungu tapi bunga warna merah yang dipilihnya. Warna yang mencerminkan betapa rasa cintanya masih tetap membara pada wanita mungil itu.
*****
8 comments:
Masumi ama Maya jg bertengkar aja...kasian liat mereka bertengkar pasti cape hati dan pikiran
Tambah....masih kurang...hehehehe..penasaran mau liat akhirnya, gmn cara Masumi memperbaiki perasaannya sama Maya biar ga terlalu posesif.....
Aduh mudah2an baikan deh apa malah tambah parah???Tq u/ updatenya Mom Tati ditunggu lho lanjutannya...mengharap.coM
cepet baikan ya MM,,, kalian gak seru kalo berantem terus hehehehe yg mesra2 aja heheheheh ty sista.... suka bangeetttt lanjut:P
waduh jangan sampe nanti d lokasi syuting masumi liat yg gag2, bsa2 salah paham lagi. cepetan baikan dong MM, bulan ramadhan gag baik kelahi. hihihi
-bella-
mudah2an di lokasi syuting ga ada kejadian aneh2 ya ^_^
tar mh salah paham lagi sm mk
huhuhu...
baikan dwonk kalian berdua
iyaa, mdh2n d lokasi syuting ga ada adegan mesra maya sm lawan mainnya. Bisa2 Masumi ngamuk lagi deh, hadeeeeh...
susah juga, soalnya shinichi dan yosuke jg sama2 memanfaatkan peluang untuk ngegaet maya, dan usaha mereka bikin hubungan maya-masumi jd makin panas. seru tapi bikin gemes! asal akhirnya hepi ending aja ya mbak...
(nadine)
Post a Comment
Silahkan kritik, saran, sapa dan salamnya... :)