Tuesday 23 August 2011

Fanfic TK : The Jealousy of Masumi Hayami 7

Posted by Tati Diana at 04:45
Sekuel Fanfic Destiny


JEALOUSY OF MASUMI HAYAMI
(by Tati Diana)



Chapter 7 : Badai Amarah


Siang harinya Maya hadir di lokasi syuting. Kali ini dia harus memerankan tokoh Michiko, kembaran Aiko yang jahat. Maya berdandan dengan riasan wajah yang sedikit tebal, rambutnya pun memakai wig yang lebih pendek dari rambut aslinya. Kedua kuku tangannya dicat dengan warna ungu gelap dan juga memakai pakaian yang terlihat sedikit seksi. Gaun Shifon pendek sepanjang betis berwarna ungu tanpa lengan dengan tali spagheti yang menempel di pundaknya Tokoh Michiko memang sangat berbeda dengan Aiko, tokoh Michiko adalah sosok gadis yang egois, berani menghalalkan segala cara, tipe penggoda dan temperamental. Tokoh Aiko adalah sosok yang kalem, tenang, lembut dan sederhana. Sehingga Maya tidak harus susah payah ber make-up untuk merubah dirinya.

*(bayangin deh tokoh Paula dan Paulina, kalo dulu pernah nonton telenovela Cinta Paulina)


Hari ini ada scene yang harus diambilnya bersama Yosuke Seichi, ada adegan dimana keduanya memadu kasih. Saling berpelukan sambil berbaring di atas sofa Yosuke terlihat senang dengan adegan yang akan diperankannya dengan Maya. Dia memang sudah beberapa kali berusaha mendekatkan dirinya dengan Maya. Tapi nampaknya Maya tidak melihat ketertarikan dirinya, atau lebih tepatnya tidak peduli. Ternyata susah juga memalingkan hati wanita itu dari suaminya. Kebersamaan Maya dengan Shinichi pun ternyata tak lebih dari sahabat padahal Yosuke bisa melihat bagaimana pancaran cinta kasih dari mata Shinichi pada wanita itu. Pancaran cinta seorang lelaki kepada seorang wannita dewasa.


“ Siap action!” teriak Kuronuma


Dan syuting pun berjalan hingga pada saat adegan Maya yang tengah bermesraan dengan Yosuke di atas sofa, tiba-tiba tanpa diduga terjadi serangan yang mendadak pada diri Yosuke.


Bukkkkk!” suara tonjokan itu terdengar keras


“ aww......!” Yosuke menjerit kesakitan, dia tidak menyangka ada seseorang yang akan meninju badan dan wajahnya dengan keras


“lepaskan istriku!” teriak Masumi dengan marah


“cut!” teriak Kuronuma yang merasa terganggu dengan kedatangan bos Daito yang mengamuk


“Masumi apa yang kau lakukan?” teriak Maya dengan kesal


“KAU....berani sekali lagi kau sentuh istriku, aku tak segan-segan mengirimmu ke neraka”kata Masumi dengan marah


Masumi marah besar. Tujuannya untuk mengajak istrinya makan siang dan memperbaiki hubungan mereka dengan rangkaian bunga yang dibelinya untuk Maya, malah dihadiahi pertunjukan yang menyakitkan hatinya. Bunga mawar merah yang dibawanya telah lama dia lempar sesaat sebelum tangannya meninju lelaki yang menjadi lawan main istrinya.


Yosuke mencoba menenangkan dirinya dan menghapus darah yang mengalir dari hidungnya dengan sapu tangan.


“maaf Pak Masumi, tidak sepantasnya anda berlaku begini. Kami semua sedang syuting” kata Kuronuma mengingatkan


“aku tidak peduli kalian sedang syuting, yang aku mau kau ubah naskahmu itu. Dan kalau perlu kau ganti pemeran Kota dalam film ini. Aku tak suka dengan aktor ini” kata Masumi marah sambil menunjuk-nujuk jarinya ke arah Yosuke


“dan kau, ikut aku sekarang” kata Masumi sambil menarik lengan istrinya itu


“Masumi lepaskan....!” kata Maya


Tapi lengannya dipegang dengan erat oleh lelaki itu dan menariknya dengan paksa menuju mobil yang terparkir. Maya didorong masuk ke dalam mobil oleh Masumi dan dengan cepat mobil itu berlalu meninggalkan lokasi syuting.


Semua kru film di lokasi syuting itu hanya terbengong-bengong dengan kejadian yang baru saja berlangsung. Sungguh tak disangkanya bahwa Masumi Hayami bisa bertindak kasar terhadap lawan main istrinya. Tanpa mengindahkan bahwa semua yang terjadi antara Maya dan Yosuke hanyalah sebuah adegan film. Hanya Pak Kuronuma yang bisa memahami perbuatan Masumi. Dari dulu dia tahu bahwa Masumi seorang pencemburu walaupun tindakan Masumi kali ini dalam pandangan Pak Kuronuma sangat keterlaluan.


Pak Kuronuma menghampiri Yosuke yang tengah membersihkan dirinya.


“aku tidak tahu harus bicara apa padamu. Tapi aku meminta maaf untuk kejadian ini” kata Pak Kuronuma pelan


Yosuke hanya membalas tersenyum atas permintaan maaf sutradara itu.


“anda tidak bersalah apa-apa. Bukan salah anda” kata Yosuke


“tapi tetap saja aku merasa tidak enak dengan kejadian yang menimpamu. Semua orang di lokasi syuting ini dibawah tanggung jawabku, dan aku tidak bisa berbuat apa-apa. Sungguh ini semua diluar perkiraanku, dan baru kali ini ada insiden seperti ini” kata Pak Kuronuma


“Jadi bagaimana selanjutnya? Apakah anda akan merubah naskah film ini atau akan memecatku?” tanya Yosuke


Pak Kuronuma hanya terdiam. Masumi Hayami memang pemimpin Daito yang memproduksi dan membiayai film ini, tapi ranah syuting dan pemilihan pemain adalah tanggung jawabnya. Dan Kuronuma tak ingin hal itu diganggu oleh siapapun. Pak Kuronuma mungkin masih bisa mempertimbangkan untuk merubah naskah, tapi tidak dengan pergantian pemain, lagipula film ini sudah mencapai 70%. Jika diganti, akan sia-sia semuanya.


“jujur saja, aku tidak berkeinginan untuk menggantimu.” Kata Pak Kuronuma


“jadi anda akan tetap mempertahankanku? Bagaimana jika Masumi Hayami tetap ingin menendangku dari film ini?” tanya Yosuke


“ aku akan mengurusnya. itu tanggung jawabku. Aku akan bicara baik-baik dengannya, agar dia mau mengerti keputusanku” kata Pak Kuronuma


“aku harap semuanya akan sesuai harapan anda” jawab Yosuke
“hmm.....aku harap juga begitu. Tapi setidaknya tindakan Masumi Hayami mengingatkanmu untuk tidak coba-coba menggoda atau mengambil Maya darinya. Ingat aku sudah pernah memperingatkanmu. Jadi aku harap kau pun bisa bekerja sama denganku untuk tidak menyulut api” kata pak Kuronuma memperingatkan


“ya, terima kasih atas peringatan anda. Kini aku tahu bagaimana sifat seorang Masumi Hayami” kata Yosuke


“syukurlah, kalau kau sudah tahu. Ingat itu, jauhi Maya!” kata Kuronuma sambil berlalu dari hadapan Yosuke


Yosuke hanya tersenyum misterius.


“hmmm ......Masumi Hayami jika aku jadi kau, aku pun takkan melepaskan Maya. Kita lihat saja nanti bagaimana perkembangannya. Sikapmu itu mungkin bisa jadi senjata yang akan membuat wanita itu menjauh darimu” bisik hati Yosuke.

*****

Selama perjalanan, Masumi tidak menoleh sedikit pun pada istrinya yang duduk cemberut di sampingnya. Wajah tampan lelaki itu terlihat dingin dan menahan rasa amarahnya.Masumi mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi dan menyalip mobil-mobil yang ada di depannya. Berkali-kali Maya harus menahan napasnya saat suaminya itu mengerem mobilnya secara mendadak.


Hingga tak berapa lama mobil yang mereka tumpangi sampai di kediaman Hayami. Masumi turun dari mobil dan membukakan pintu samping untuk istrinya itu. Maya hanya cemberut keluar dari mobil itu. Masumi menarik tangan istrinya hingga ke kamar keduanya.


“duduk!” kata Masumi dengan dingin


Maya hanya menuruti perintah suaminya saat keduanya berada di kamar itu


“apalagi yang kau inginkan?. Apa kau tidak puas mempermalukan dirimu di lokas syuting?” tanya Maya dengan kesal


“aku tidak mungkin memukul lelaki itu tanpa sebab. Dia sudah lancang menyentuh istriku. Aku tahu dia pasti menyukai adegan ini karena mungkin itu kesempatan yang telah lama ditunggunya” kata Masumi sengit


“ah, Masumi aku bosan kau selalu curiga dengan lawan mainku. Kemarin kau cemburu pada Shinichi sekarang kau alihkan rasa cemburumu pada Yosuke. Apa setiap lawan mainku akan selalu kau curigai?” tanya Maya


“aku bertindak seperti ini karena aku tahu Yosuke menyukaimu” kata Masumi


“cukup, aku lelah dengan rasa curigamu. Kau mengatakan seakan-akan semua lelaki akan menyukaiku, lagipula tidak ada bukti dia menyukaiku” kata Maya


“kau pikir aku bicara tanpa alasan? Aku tahu dia menyukaimu karena dia pernah mengatakannya di depanku” kata Masumi


Mata Maya terbelalak kaget. Sesaat dia mengingat perhatian Yosuke yang selalu lebih padanya. Tapi selama ini Maya selalu tidak memperdulikannya.


“aku pernah bertemu dengannya dan Pak Kuronuma, itulah alasannya mengapa aku tidak memberikanmu ijin untuk bermain film dengannya” kata Masumi


“lalu apa maumu? Tanya Maya


“aku ingin kau menjauh darinya dan aku akan menekan pak Kuronuma untuk mengganti naskahnya atau jika perlu mengganti aktor kurang ajar itu” kata Masumi marah


“Masumi, dia tidak kurang ajar. Dia hanya bersikap profesional” kata Maya mengingatkan


“dan harus dengan cara yang sangat intim?” tanya Masumi marah


“sudahlah Masumi aku lelah bertengkar denganmu. Jika aku katakan itu semua adalah tuntutan naskah skenario, kau pasti tak percaya lagipula kami hanya saling memeluk saja” kata Maya yang hendak beranjak pergi dari ruangan itu


Tapi langkah Maya terhenti saat lengannya ditarik Masumi dan menghadapkan wajah mungilnya untuk menatapnya.


“urusan kita belum selesai. Ingat mungil aku takkan pernah membiarkan lelaki manapun untuk menyentuhmu. Kau hanya milikku. Milikku. Ingat itu!” kata Masumi dengan tajam sambil memeluk istrinya itu dengan erat


“lepaskan aku, Masumi. Kau menyakitiku” kata Maya mengingatkan


Tapi Masumi menganggap ucapan Maya sebagai bentuk penolakan wanita itu agar dia tidak menyentuh istrinya.


“kau berani menolakku?, kau tahu sudah satu bulan aku merindukanmu” kata Masumi dengan marah dan mendorong tubuh mungil istrinya itu ke tempat tidur


“Ma....Masumi...apa yang kau lakukan?” kata Maya dengan gugup melihat suaminya yang tiba-tiba membuka jas dan kancing kemejanya


Masumi hanya menatap istrinya, susah sekali membaca tatapan mata lelaki itu. Mungkin tatapan penuh cinta, nafsu, amarah dan rasa sakit hati yang ada dimatanya. Masumi sudah menahan rasa rindunya cukup lama pada Maya. Dan entah mengapa melihat sosok wanita itu dengan tampilan yang berbeda, terlihat lebih seksi dan menantang untuk ditaklukan, rasa rindu itu kian memuncak.


“aku suamimu, Maya aku berhak atas dirimu. Bukan Yosuke atau siapapun” kata Masumi sambil menindih tubuh mungil istrinya


“tidak, Masumi. Lepaskan aku......!” kata Maya sambil meronta-ronta


“tidak, aku takkan melepaskanmu” kata Masumi sambil menciumi wajah istrinya dengan kasar


Maya merasa dia tidak ingin melayani suaminya yang terlihat marah, tidak ada kelembutan saat lelaki itu menyentuhnya. Tapi tenaganya tidak cukup kuat untuk melawan kekuatan suaminya itu. Dirinya lemas dan hanya bisa pasrah menerima semua perlakuan Masumi terhadap dirinya. Hingga segala kerinduan lelaki itu terlampiaskan sudah. Lelaki itu kini roboh disampingnya.


Maya hanya terisak pelan. Dia merasa terhina. Masumi seakan menjadi sosok yang lain. Maya merasa apa yang dilakukan suaminya itu hanyalah bentuk pelampiasan rasa sakit hati lelaki itu padanya, dan bukan bukti kasih sayang lelaki itu yang selama ini dikenalnya. Apa yang dilakukan suaminya tadi lebih mirip sebuah perkosaan. Dengan perlahan dia bangkit dan memakai pakaiannya kembali.


***

Maya memutuskan untuk pergi dari rumah itu. Dia merasa lelah dan ingin lepas dari semua hal yang membelenggunya. Maya memutuskan untuk menaiki sebuah taxi walaupun taxi itu hanya berputar-putar tak tentu arah di jalanan kota Tokyo. Maya hanya termenung dalam taxi yang dinaikinya hingga hampir menjelang malam taxi tersebut membawanya menuju apartemen sahabatnya, Rei.


“Maya......” kata Rei yang kaget saat melihat sahabatnya itu didepan pintu


“boleh aku menginap disini, Rei?” tanya Maya saat dirinya dipersilakan masuk


Rei mengernyitkan alisnya. Pastilah ada masalah dengan hubungan sahabatnya itu dengan Masumi


“tentu saja, Maya. ceritakan padaku ada masalah apa? Apa kau bertengkar dengan suamimu?” tanya Rei


Maya hanya mengangguk. Dan tiba-tiba saja mengalirlah air mata dari sudut mata indahnya.


“oh, Rei aku tak kuat lagi......” kata Maya sambil terisak


“shhh...sudahlah Maya. kau tak usah menceritakannya padaku sekarang. Lebih baik kau tidur. Ini sudah malam” kata Rei saat melihat kondisi Maya yang terlihat lelah


Maya hanya menurut saat sahabatnya itu menuntunnya untuk tidur di sebuah futon yang telah disiapkan Rei untuknya. Maya berbaring di ruangan itu, matanya menerawang melihat ruangan di sekelilingnya hingga akhirnya matanya terpejam.



*****

Keesokan harinya ternyata keributan di lokasi syuting itu sampai juga ke telinga para wartawan karena banyak headline surat kabar yang memaparkan tentang insiden di lokasi syuting itu.


Bos Daito bersikap tidak Profesional.


Si dingin mengamuk di lokasi syuting.


Pangeran Daito menarik paksa istrinya.


Hayami Muda bertengkar di lokasi syuting.


Itu adalah bunyi beberapa headline surat kabar yang terbit hari itu.


Eisuke menatap tajam anak tirinya itu. Rupanya kecemburuan Masumi sudah melewati batas dan tidak memperhatikan keberadaan dirinya sebagai salah satu pimpinan perusahaan entertaiment terkemuka di Jepang.


“kau sudah keterlaluan” kata Esuke sambil membanting koran yang dipegangnya


Masumi hanya menatap sekilas edisi koran hari itu. Dia sedikit tidak peduli. Dia yakin dia bisa menjelaskan insiden itu.


“ayah tenang saja. Aku tahu apa yang akan kulakukan untuk mengatasinya” kata Masumi dengan kalem


“aku tidak tahu bagaimana caramu menyelesaikannya. Yang penting itu tidak merusak citramu dan Daito” kata Eisuke kesal


“yang harus ayah peringatkan adalah Maya bukan aku, supaya hal ini tak terulang lagi” kata Masumi


“Maya sama sekali tak bersalah, dia hanya bersikap profesional juga lelaki yang kau tinju itu. Tak ada alasan bagimu memukulnya” kata Eisuke


“Dia menyentuh istriku. Dan aku tak terima itu” kata Masumi


“oh, ya dimana Maya?” tanya Eisuke saat menyadari Maya belum saja turun untuk makan pagi


“sejak tadi malam dia pergi. Pasti ke rumah Rei. Dia mau pergi ke mana lagi” kata Masumi dengan kalem


“tentu dia marah padamu, makanya dia pergi kesana” kata Eisuke kesal


“hah...cemburumu itu pangkal persoalannya. Sampai kapan kau akan disiksa dengan sifatmu itu?” tanya Eisuke


“jika ayah memiliki bu Mayuko sebagai istri ayah, apa yang akan ayah lakukan jika wanita itu bermesraan di lokasi syuting bersama seseorang yang terang-terangan menyukai pasangan kita?” tanya Masumi


Eisuke hanya terdiam mendengar pertanyaan Masumi.


“ah,...aku lupa jika Bu Mayuko tak pernah membalas cinta ayah. Hingga ayah tidak tahu bagaimana rasanya diposisiku” kata Masumi sambil meninggalkan meja makan itu dan meninggalkan Eisuke sendiri di ruang makan itu.

*****

Maya membaca beberapa headline surat kabar pagi itu. Rei yang juga telah membaca surat kabar akhirnya paham dengan kondisi rumah tangga Maya. Rei pun merasa apa yang diperbuat bos Daito itu sudah sangat keterlaluan.


“aku tidak habis mengerti dengan tindakan suamimu itu. Seharusnya dia paham bahwa semua yang terjadi di sana adalah murni untuk adegan film” kata Rei saat Maya menjelaskan panjang lebar kejadian yang terjadi


“itulah, Rei aku juga tak mengerti. Aku sudah lelah dengan sifat cemburunya” kata Maya


“seharusnya dia mengerti profesimu. Dulu sebelum kau menjadi kekasihnya, dia selalu mendorongmu agar menjadi artis yang bersinar. Kini setelah kau menjadi istrinya dan menjadi miliknya, dia malah mengekangmu. Seakan-akan kau bagaikan sebuah barang. Hah...... itulah egoisme laki-laki!” kata Rei yang ikut-ikutan kesal


“lalu apa tindakanmu sekarang?” tanya Rei


“aku belum mengambil keputusan apapun. Tapi aku ingin menjauh sementara dari suamiku” kata Maya yang mengingat kembali saat Masumi memperkosanya


“maksudmu?” tanya Rei


“aku ingin menyewa apartemen dan berpisah untuk sementara dari suamiku”jawab Maya


“dan anak-anakmu? Tanya Rei


“ mungkin aku akan mengajak serta anak-anakku jika dirasa perlu” kata Maya


Rei hanya terdiam mencerna ucapan Maya, walaupun Rei tidak yakin Maya mampu berbuat seperti itu. Masumi pastilah akan mempertahankan ketiga anak-anaknya. Laki-laki itu mampu berbuat apa saja untuk menghalangi niat istrinya.


“sudahlah pikirkan saja baik-baik. Aku pikir kau lebih baik berkomunikasi dengan suamimu dan jika perlu kau meminta bantuan ayah mertuamu. Aku kira dia pasti lebih mengerti dan bisa menjelaskan itu semua pada Pak Masumi” kata Rei


Maya hanya terdiam mencoba untuk memikirkan nasehat sahabatnya.


“akan kupikirkan. Bagaimanapun aku harus kembali ke rumah.Aku harus membawa barang-barangku” kata Maya


“ah......aku harap semua masalahmu bisa cepat selesai” kata Rei sambil meneguk tehnya


“aku harap juga begitu” kata Maya sambil tersenyum pahit

***

Maya kembali ke rumahnya siang itu. Suasana rumah itu nampak sepi seperti biasanya. Para pembantunya mungkin sedang sibuk mengerjakan tugasnya masing-masing dan anak-anaknya telah pergi ke sekolah.


“ ah.....Maya, darimana saja?” kata suara berat Eisuke menyapanya


“aku....aku menginap di rumah Rei” jawab Maya jujur


Eisuke memandang anak menantunya itu dengan prihatin. Maya pastilah kesal atas tindakan putranya hingga wanita itu menginap di rumah sahabatnya


“aku minta maaf atas tindakan putraku. Aku mengetahuinya dari surat kabar hari ini” kata Eisuke


“eh...itu semua bukan salah ayah” kata Maya yang merasa tidak enak


“tetap saja aku harus meminta maaf padamu, dia anakku. Aku pun merasa tindakan Masumi kali ini sudah sangat keterlaluan” kata Eisuke


“dia terlalu cemburu padaku, hingga semua lawan mainku dianggapnya berniat merayuku atau mencuri aku darinya. Dia menganggapku bagai barang saja” kata Maya yang menumpahkan kekesalannya


“ya itulah Masumi. Aku harap kau semakin sabar menghadapinya” kata Eisuke


“aku telah mencoba cukup bersabar ayah, tapi aku kira aku kini sudah tak sanggup lagi menghadapi semua kecemburuannya” kata Maya dengan pelan


“apa maksudmu?” tanya Eisuke yang merasa khawatir dengan ucapan Maya


Maya menatap ayah mertuanya. Dia tidak ingin menambah beban orangtua itu, tapi disisi lain Maya sudah tak kuat lagi menahan kecemburuan Masumi dan segala sikap arogannya, baik pada Yosuke maupun dirinya. Juga dengan beragam informasi yang menceritakan insiden itu, Maya merasa sangat lelah dan sangat kesal dengan perilaku cemburu suaminya. Dia sudah tak tahan dengan perilaku Masumi dan dia harus berani memutuskan untuk keluar dari belenggu dan kekangan suaminya. Masumi tak pernah mempercayainya dan selalu mencurigai lelaki yang dekat dengannya. Kali ini dia akan memberi pelajaran pada lelaki tampan itu.


“aku ingin berpisah semetara dari Masumi dan mendinginkan pikiranku” kata Maya


‘apa harus seperti itu?” tanya Eisuke sedih


Tiba-tiba wajah Maya telah bersimbah air mata, dia berusaha menahan isak tangisnya.


“ya..ayah aku kira kali ini aku ingin pergi dari rumah ini” kata Maya dengan sedih


Eisuke memandang sedih anak menantunya itu. Maya pastilah tidak gegabah mengambil keputusan seperti itu. Lagipula mungkin jika keduanya berpisah untuk sementara waktu, perilaku Masumi akan berubah. Masumi harus diberi pelajaran, walau Eisuke sedikit cemas dengan nasib ketiga cucu kesayangannya.


“baiklah jika itu kau anggap baik, tapi jangan libatkan anak-anakmu dalam masalah ini” kata Eisuke


Maya mengerti betul kemana arah pembicaraan ayah mertuanya. Pasti Eisuke tak menginginkan dirinya mengajak serta anak-anaknya. Maya akan mengalah untuk sementara waktu hingga dirinya yakin mengajak ketiga anaknya untuk ikut bersamanya.


“ayah tenang saja, aku takkan mengajak anak-anakku. Tapi aku akan menelepon dan tetap bertemu dengan mereka” kata Maya


Eisuke merasa lega setelah mendengar ucapan Maya. Bagaimanapun Eisuke tak ingin ketiga cucunya meninggalkan kediamannya. Dirinya pastilah tak akan kuat menahan rindu dan tak mendengar suara cucu-cucu yang sangat dicintainya.


Akhirnya Maya bersiap akan meninggalkan kediaman Hayami. Tidak banyak barang yang dibawa Maya. Hanya tas besar, beberapa pakaian, tas kecil, aksesoris dan sepatu yang dibawanya. Maya melangkah pergi meninggalkan besar rumah itu dengan harapan Masumi akan merubah sikapnya setelah kepergiannya.


***

Sesuai perkiraan, banyak wartawan yang merubung di depan kantor Daito. Mereka semua seakan ingin mewawancarai bos Daito dan mengkonfirmasi tentang kejadian kemarin di lokasi syuting. Tapi Masumi dengan pandai dapat menjawab semua pertanyaan wartawan dengan baik, sesekali dia pun memasang wajah angkernya jika dirasa ada pertanyaan wartawan yang menyudutkannya. Dan dengan perlahan tapi pasti semua wartawan itu surut meninggalkan gedung Daito.


Masumi sedang mempelajari dokumen ditangannya, ketika Pak Kuronuma masuk ke ruangannya.


“aku ingin kita membicarakan masalah insiden kemarin” kata Kuronuma


“aku senang anda datang, karena aku pun ingin memperjelas semunya. Aku ingin kau memecat Yosuke Seichi” kata Masumi


“sejak kapan anda menjadi orang yang tidak profesional, Pak Masumi? Aku takkan mengganti Yosuke dengan aktor manapun. Tidak ada yang salah dengan dirinya, dia bekerja secara profesional jadi tidak ada alasan bagiku untuk memecatnya.”kata Kuronuma


“tapi dia berusaha menggoda istriku” kata Masumi dengan sengit


“jika adegan kemarin anda permasalahkan, aku setuju untuk merubahnya, tapi tidak dengan pemainnya. Bukankah anda juga yang telah menunjukku dan memberi kepercayaan itu padaku agar aku memilih sendiri pemain yang layak dan profesional untuk bermain dalam film ini?” tanya Kuronuma mengingatkan


Masumi terdiam. Dia merasa ucapan Kuronuma benar dan dirinya pun tidak ingin dianggap sebagai orang yang gampang merubah keputusan.


“baiklah, aku setuju anda merubah naskahnya dan aku ingatkan, aku tidak ingin ada adegan yang mengharuskan lelaki itu menyentuh istriku” kata Masumi dengan tegas


“anda, tenang saja. Aku pastikan semuanya akan baik-baik saja. Naskahnya akan aku ganti tanpa harus menurunkan kualitas film ini.” kata Kuronuma


Kuronuma pun tersenyum. Setidaknya Masumi telah menyetujui rencananya untuk merubah naskah tanpa harus memecat Yosuke Seichi.


***

Saat Masumi datang ke rumahnya, Masumi disambut dengan kehadiran Eisuke yang memberitahu Masumi tentang kepergian Maya. Tapi Masumi seakan tidak peduli. Jika Maya ingin pergi dari rumah itu, biarkan saja. Masumi sangat yakin bahwa istrinya itu akan merindukan ketiga buah hatinya dan pasti akan segera kembali.


“apa tidak sebaiknya kau mencari istrimu dan membujuknya kembali untuk pulang?” tanya Eisuke


“tidak usah ayah. Nanti juga dia pasti pulang jika dia rindu pada anak-anaknya” kata Masumi sambil merebahkan dirinya di atas sofa


“kau ini. Kau sepertinya tidak peduli pada istrimu dan anak-anak” kata Eisuke yang tidak suka dengan jawaban anaknya


“dia juga tidak peduli padaku dan anak-anak. Kepergiannya merupakan bukti bahwa dia lebih mementingkan kariernya daripada urusan keluarga. Dia tidak memikirkan dan tidak peduli pada anak-anaknya. Jika dia meninggalkan rumah ini, itu berarti dia bukan ibu yang baik.” kata Masumi dingin


“kau memang keras kepala. Maya adalah ibu yang baik, kau tahu itu Kau bisa kehilangan Maya jika berpikir begitu.” kata Eisuke kesal


“sudahlah, ayah aku tahu benar tentang tabiat istriku. Ayah tenang saja. Aku bisa pastikan Maya akan kembali ke rumah ini. Dia pasti akan kembali jika rindu pada anak-anakku” kata Masumi dengan yakin


Masumi tidak ingin ikut terpancing dan bereaksi dengan kepergian Maya. Dia tahu benar istrinya itu. Suatu saat Maya pasti akan kembali untuk anak-anaknya ke rumah itu.


*****

To be Continue

5 comments:

Anonymous said...

huhu stubborn masumi

-mia-

Anonymous said...

masumi kebangetan jg cemburuannya, tp dlm kasus ini kecemburuan masumi masuk akal, krn dia tau kalo shinichi dan yosuke memanfaatkan kesempatan untuk mesra2an dan bs cinlok sama maya.
mayanya aja tuh yg krg pinter meyakinkan suaminya, keras hati dilawan keras kepala... lho jd kaya berita infotainment ini! he,he..
(nadine)

regina on 23 August 2011 at 15:31 said...

gyaaa.... gregetaannn1!!!!!
keren sistahh,, lanjutkeunnn ^0^

dewjaz on 23 August 2011 at 15:42 said...

kalau yang aq seh yang aneh maya... menurutku loh... dalam hal ini aq membela masumi... wajar lah dia seperti itu.. even alasannya demi akting...udah tau punya suami yang cemburuan masih juga...

gak tau kenapa seh aq gak suka karakter maya disini... ngeyakinin suami yang marah pake amarah..hah.. padahal kita semua tau lah apa yang harus masumi tahan sebelum maya jadi miliknya. wajar lah klo sudah "Sah" begitu dia berhak menunjukkan pda dunia.maya itu miliknya secara gitu loh bertahun2 harus nahan diri. Aq rasa juga gak akan ada suami yang g ketar ketir klo istrinya beradegan mesra meski akting alasannya... apalagi itu bakal jadi konsumsi publik... hah....

adirha on 25 August 2011 at 15:30 said...

buahayaaaa neyyyy punya suami kaya ginihhhh.... XD

Post a Comment

Silahkan kritik, saran, sapa dan salamnya... :)

 

An Eternal Rainbow Copyright © 2011 Design by Ipietoon Blogger Template | web hosting