Monday 15 August 2011

Fanfic TK : Benang Merah 10

Posted by Miarosa at 12:13
Rate : 18 +


Benang Merah
( By Mia Luna )

Chapter 10 : Kencan pertama


Masumi sedang menikmati pesta berbeque diterangi oleh cahaya bulan.Tiba-tiba....
Deg..deg..deg..!!Debaran jantungnya semakin cepat dan merasakan ada perasaan tidak enak di hatinya. Wajahnnya terlihat gelisah dan cemas. Masumi tidak mengerti apa yang terjadi dengan dirinya.
‘’Pak Hayami, ada apa?Sepertinya sedang mencemaskan sesuatu’’tanya Mizuki sambil memasukkan daging bakar ke mulutnya.
‘’Entalah. Aku sendiri juga tidak mengerti.Sekarang ini hatiku merasa tidak enak seperti akan terjadi sesuatu yang buruk’’.
Mizuki memandang cemas Masumi.
‘’Jangan khawatir pasti semuanya akan baik-baik saja’’.
‘’Kuharap begitu’’sambil memandangi daging yang tersisa dipiringnya.
Sakurakoji  mengemudikan motornya dengan kecepatan tinggi menuju ke apartemen Maya. Dia di suruh pak Kuronuma untuk memberikan jadwal syuting di Karuizawa. Koji masuk ke dalam gedung dan ketika akan mengetuk pintu terdengar suara teriakan Maya dari dalam tanpa pikir panjang koji langsung masuk .
‘’Maya....Maya’’teriaknya.
Sakurakoji sangat terkejut melihat Maya yang akan diperkosa oleh Kenjiro.Darahnya langsung mendidih dan langsung memukul Kenjiro. Maya terlepas dari cengkeraman nya dan keluar kamar dengan wajah penuh air mata, Koji terus memukul Kenjiro yang sedang mabuk hingga terjatuh ke lantai. Darah ke luar dari sudut mulutnya.
‘’Kamu benar-benar kurang ajar’’teriak Koji sambil memukul Kenjiro lagi. Kenjiro berusaha berdiri sambil menghapus darah yang ada dibibirnya. Maya ketakutan melihat perkelahian itu.Dia memukul Koji sampai terjatuh, kemudian menendang perutnya. Koji meringis kesakitan. Maya sudah tidak sanggup lagi melihat Koji dipukuli oleh Kenjiro. Maya pergi ke dapur mengambil penggorengan dan memukulkannya pada kepalanya. Kenjiro terjatuh ke lantai dan tidak bergerak. Maya menjatuhkan penggorengannya ke lantai, kemudian Koji memeriksa keadaan Kenjiro.
‘’Apa dia mati?’’tanya Maya ketakutan.
‘’Tidak. Dia hanya pingsan saja. Kamu tidak apa-apa?’’tanya Koji cemas.
‘’Aku tidak apa-apa’’tubuh Maya gemetar.
Koji menyeret tubuh Kenjiro ke ruang tamu dan membaringkannya di lantai.Maya pergi ke kamarnya untuk mengganti pakaiannya yang telah robek.Maya menangis terisak-isak dikursi.Tidak lama kemudian Rei datang dan melihat Kenjiro terbaring di lantai.
‘’Apa yang terjadi?’’tanya Rei cemas menandang Maya dan Koji bergantian.
‘’Pria ini mencoba memperkosa Maya’’Kata Koji sambil menendang tubuh Kenjiro dengan kakinya.
‘’Apaaa?’’Rei memandang Maya dengan cemas.
Maya memeluk Rei dan menangis.
‘’Maaf Maya seharusnya aku tidak meninggalkanmu sendirian , tapi kamu baik-baik saja’’.
‘’Aku baik-baik saja’’sambil menghapus air matanya.
‘’Sebaiknya kita telepon polisi’’.
‘’Itu tidak perlu. Aku tidak ingin memperpanjang masalah’’.
‘’Tapi Maya pria ini sudah mencoba memperkosamu. Dia pantas mendapatkan hukuman’’kata Koji marah.
‘’Aku tahu.Aku tidak ingin masalah ini tersebar keluar yang penting sekarang aku baik-baik saja’’.
‘’Aku sangat lega kamu baik-baik saja’’.Maya pergi ke kamar untuk beristirahat dangan tubuhnya yang sakit dan beberapa menit kemudian Maya terlelap tidur.
Tidak lama kemudian Kenjiro mulai sadar dan dia mengerang kesakitan sambil memegangi kepala bagian belakangya.Kenjiro berdiri dengan susah payah. Koji menatap marah dan mengusirnya dari apartemen. Tanpa pikir panjang Kenjiro pergi tanpa melihat kebelakang.
‘’Hampir semua keluarga Takamiya kenapa bisa jahat?’’tanya Rei.
Koji mengangkat kedua bahunya.
Rei melihat ke kamar dan Maya sudah terlelap tidur.
‘’Koji, terima kasih atas bantuan tadi, kalau tidak ada kamu pasti Maya sudah...’’
‘’Aku mengerti. Sebaiknya aku juga pulang . Ini sudah malam. Kamu harus mengunci pintu dengan benar’’.
‘’Baik.Koji, hati-hati di jalan’’.
Rei menutup pintunya rapat-rapat kemudian pergi ke kamar. Dilihatnya Maya sedang tertidur pulas melepaskan kelelahan dan kejadian yang baru  saja di alaminya.
‘’Pak Hayami...oh ya pak Hayami. Aku harus memberitahunya’’
Rei segera mencari ponselnya dan segera menghubunginya.Masumi baru saja selesai memeriksa dokumen=dokumen dan akan memejamkan matanya, Hpnya tiba-tiba berbunyi.
‘’Siapa yang meneleponku malam-malam begini?’’Masumi meraih Hpnya yg berada di meja kecil disamping tempat tidurnya dan terlihat nama Rei di layar Hp.
‘’Rei, ada apa?’’sambil menahan rasa kantuknya.
‘’Maaf sudah menganggu istirahat Anda.Ini tentang Maya’’.Ketika nama Maya disebut Masumi langsung bangun.
‘’Ada apa dengannya?’’tanyanya cemas.
‘’Sebaiknya Anda segera pulang.Maya tadi baru saja mengalami hal yang buruk’’.
‘’Hal buruk apa?’’
Rei diam tidak menjawab. Dia tidak tahu harus mengatakan apa pada Masumi.
‘’Rei, kamu masih disana?Kenapa kamu diam saja?’’Masumi meninggikan suaranya.
‘’Tadi Kenjiro berusaha memperkosa Maya’’kata Rei akhirnya.
‘’Apa katamu?’’teriak Masumi marah.Pelipisnya berdenyut-denyut menahan amarahnya. Rasanya Masumi ingin sekali membunuh Kenjiro dengan tangannya. Wajahnya berubah menjadi merah karena marah dan sudah membuat wajahnya yang tampan terlihat mengerikan.
‘’Untung ada Koji yang menolongnya dan Maya sekarang baik-baik saja. Dia baru selesai menangis dan sekarang sudah terlelap tidur. Maaf saya sudah lalai dalam menjaga Maya’’Rei melanjutkan ceritanya.Kemudian terlihat rasa lega di raut wajah Masumi.
‘’Kamu tidak perlu minta maaf karena ini diluar dugaanmu. Aku lega Maya baik-baik saja. Dia berani sekali mencoba menyentuh Maya. Apa yang dipikirkan orang itu?Aku rasa dia sudah gila’’. Masumi masih sambil menahan amarahnya dan mengendalikan dirinya agar tidak segera pergi ke rumah Takamiya untuk menghajarnya sampai babak belur.Akhirnya Masumi hanya bisa menelan ludah menerima semua kesedihan Maya.Dirinya merasa sangat sedih disaat Maya membutuhkannya, dia malah tidak berada disampingnya.
‘’Terima kasih sudah mau memberitahukan semuanya padaku. Aku menghargainya. Tolong jaga Maya malam ini. Besok pagi-pagi sekali ,aku akan pulang ke Tokyo dan jangan sampai Kenjiro menyentuh Maya lagi’’.
‘’Baik. Saya mengerti. Sekali lagi saya minta maaf sudah menganggu istirahat Anda’’.
‘’Kamu sama sekali tidak mengangguku. Sekarang tidurlah!Selamat malam!’’
‘’Malam!’’
Rei menutup teleponnya, kemudian menatap Maya.
‘’Kamu sangat beruntung ada orang yang benar-benar mencintaimu. Kamu harus hidup berbahagia dengannya’’.
Rei akhirnya terlelap tidur.
Keesokan paginya Pak Takamiya berjalan mondar mandir di ruang kerjanya menunggu berita tentang Keiji yang telah kabur dan menghilang.Seorang pelayan masuk keruang kerjanya yang terbuka.
‘’Maaf tuan.Ada orang yang ingin menemui Anda’’.
‘’Bawa tamu itu kesini’’perintah pak Takamiya.
‘’Baik’’.
Seorang laki-laki berpakaian hitam masuk ke ruang kerjanya pak Takamiya dan dia melepaskan kacamata hitamnya.
‘’Kamu....’’
****
 Masumi dan Mizuki sudah berada distasiun kereta api pagi-pagi sekali untuk mengejar jadawal kereta pagi. Mizuki terlihat masih sangat mengantuk dan dia memandang kesal bossnya yang seenaknya merubah jadwal kepulangannya.
 Beberapa jam yang lalu
Setelah Rei memberitahu tentang Maya. Masumi jadi terlihat sangat khawatir dan  melesat pergi ke kamar Mizuki.
TOK....TOK,,,TOK,,,
Dengan mata yang sudah mengantuk dan rambut berantakan Mizuki membukakan pintu dan terlihat kesal ketika ternyata Masumi yang mengetuk pintunya dengan keras.
‘’Ada apa malam-malam begini Anda tiba-tiba mengetuk pintu kamar saya? Apa Anda tidak melihat ini jam berapa? Ini masih jam 3 pagi’’kata Mizuki kesal.
‘’Maaf. Tapi kita harus pulang ke Tokyo sekarang’’.
‘’Hah?’’Mizuki langsung membelalakan matanya.
‘’Sekarang bersiap-siaplah. Kita akan pulang sekarang’’.
‘’Apa Anda tidak salah pak Hayami. Ini masih terlalu pagi dan kereta kesana belum ada’’.
‘’Aku tidak ingin mendengar alasanmu lagi. Sekarang cepatlah kemasi barang-barangmu’’kata Masumi galak.
Mizuki terlihat pasrah menuruti kata-kata Masumi untuk berkemas-kemas di pagi buta. Dalam keadaan yang masih mengantuk Mizuki memeberskan barang-barangnya.
‘’Enak saja memerintah orang seenaknnya. Apa dia tidak kenal waktu apa. Pagi-pagi begini disuruh berkemas-kemas.Kalau dia bukan bossku, aku sudah menghajarnya’’gerutu Mizuki sambil memasukan pakaiannya ke dalam tas dengan kesal.
Mizuki keluar kamar dengan membawa koper dan dua tas tangan dan Masumi sudah menunggunya di ruang tamu bersama pak Igarashi.
‘’Kamu sudah siap pergi Mizuki’’tanya Masumi.
‘’Saya sudah siap’’kata Mizuki kesal dan wajahnya terlihat cemberut.
‘’Terima kasih atas kebaikan Anda pada kami dan sudah mengijinkan kami untuk tinggal disini. Maaf kalau kami berdua sudah merepotkan Anda’’.
‘’Kalian tidak merepotkan kami. Aku sangat senang bisa menjamu Anda disini, tapi kenapa kamu tiba-tiba pulang pagi buta begini?’’
‘’Aku mencemaskan seseorang di Tokyo, jadi aku harus cepat kembali’’.
‘’Oh begitu. Apa ini karena seorang wanita?’’tanya pak Igarashi menggoda Masumi.
Masumi terkejut dengan perkataannya yang tepat sasaran. Kali ini Masumi tidak dapat menyembunyikan perasaannya dengan baik pada orang.Wajah Masumi terlihat memerah dan hanya tersenyum malu.
‘’Itu benar’’kata Masumi tegas.
‘’Jaga gadis itu baik-baik. Aku harap kamu bahagia dengannya jangan sampai kamu kehilangan pendamping hidupmu lagi’’.
‘’Terima kasih. Kami pergi dulu. Sampai jumpa!’’
‘’Masumi, hati-hati di jalan!’’
Masumi keluar pintu diikuti oleh Mizuki yang masih terlihat kesal padanya.
‘’Boss yang tidak punya perasaan , dingin dan kejam.Aku tidak mengerti pada diriku masih tetap mau menjadi sekretarisnya’’Mizuki mengepalkan lengannya.
Mizuki masuk ke dalam mobil  dengan pandangan kesal pada Masumi.
Mizuki duduk di kursi yang ada distasiun menunggu kereta jurusan ke Tokyo datang. Mzuki merasakan perutnya lapar karena mereka berdua tidak sempat makan pagi.Dilihatnya Masumi berkali-kali melihat jam tangannya.Mizuki beberapa kali mendesah melihatnya.
Akhirnya kereta yang mereka tunggu tiba. Masumi langsung masuk diiikuti oleh Mizuki.
Pak Takamiya memandang penuh benci pada Takuya Harada.
‘’Apa mau? Berani-beraninya kamu datang ke rumahku’’.
‘’Aku tahu. Kamu sudah berusaha untuk membunuhku melalui voodoo. Sayangnya kami tidak berhasil melakukannya. Aku kesini untuk memperingatkanmu agar kamu tidak menyakitiku dan juga  keluargaku kalau tidak....’’
‘’Kalau tidak apa? Teriak pak Takamiya’’.
Takuya mendekatkan wajahnya padanya dengan sinar mata yang mengancam.
‘’Aku akan menghancurkan keluargamu dalam sekejap karena aku sudah memegang kartu AS ditanganku’’.
‘’Apa maksudmu?’’
Takuya tersenyum misterius dan pergi begitu saja dari ruang kerja pak Takamiya.Diluar halaman banyak sekali burung gagak yang berterbangan.Takuya memandang rumah Takamiya. Rumah ini sudah dipenuhi oleh kejahatan seperti mansion putih itu.
*****
Maya sedang makan pagi. Hari ini Maya menjadi pendiam sekali. Meskipun Maya sekarang baik-baik saja tapi hati Rei tetap mencemaskannya.
‘’Maya, hari ini aku akan pergi ke kerja.Selama aku pergi kunci pintu dan jangan membiarkan orang yang tidak dikenal masuk.Apa kamu mengerti Maya?’’
‘’Aku mengerti’’jawab Maya lesu.
Rei pergi dan hatinya tidak tenang meninggalkan Maya sendirian.Setelah Rei pergi, Maya pergi ke kamar dan mengambil jam saku dari laci meja riasnya,lalu berbaring di tempat tidur sambil mendengarkan musik yang keluar dari jam itu.Matanya mulai mengantuk kembali.Tiba-tiba terdengar suara bel pintu.Maya terlihat takut dan menarik selimutnya sampai kepala.Disimpannya jam saku di atas meja rias.Degup jantungnya semakin cepat. Pintu bel terus dibunyikan berkali-kali. Tubuh Maya gemetar dan dengan perasaan takut Maya turun dari tempat tidurnya. Bel pintu terus berbunyi. Maya melihat sapu di ruang tamu dan mengambilnya.Pegangan pintu terlihat bergerak-gerak.Tangan Maya gemetaran membuka pintu.
Ceekleeekk!!
Maya langsung menghujamkan sapunya .
‘’Rasakan ini..rasakan ini....’’. Berkali-kali Maya memukulinya dengan sapu sampai pria itu kesakitan.
‘’Ampun..ampun...’’kata pria itu sambil melindungi kepalanya dengan kedua tangannya.

Yokohama
Kenjiro mengurung dirinya di rumah sejak dirinya berusaha memperkosa Maya.
‘’Sakurakoji sialan. Kenapa anak itu datang pada saat yang tidak tepat. Seandainya anak itu tidak datang pasti sekarang Maya sudah menjadi milikku’’
Kenjiro menuangkan wine ke gelas lagi dan meminumnya dengan sekali teguk.
‘’Kalau aku tidak bisa memiliki Maya begitu pun juga Masumi tidak akan dapat memilikinya’’.
Ttrrrrrrrr.....ttttrrrrrrr....
‘’Halo!’’
‘’Kenjiro, sekarang kamu ada dimana? ‘’tanya pak Takamiya.
‘’Aku ada di Yokohama’’.
‘’Besok jangan lupa. Kita akan mengadakan pertemuan seluruh keluarga’’.
‘’Aku tahu’’.
Kenjiro menutup teleponnya dan memegangi kalung yang memiliki  simbol mata Horus*.
Mata Horus : Horus adalah sosok dewa yang berhubungan dengan matahari dan merupakan putra dari Isis dan Osiris. Mata Horus merupakan simbol mistik dari kekuatan gelap yang bermakna 'Maha Tahu' dan 'Maha Melihat'. Biasanya ia dilukis dalam hieroglips (Tulisan Mesir kuno) di dinding-dinding Piramid.
*****
Maya masih terus memukuli pria yang ada dihadapannya sekarang tanpa ampun.
‘’Mungil, ini aku Masumi’’.
Maya langsung menjatuhkan sapunya dan melihat pria yang ada dihadapannya dengan jelas.
‘’Pak Masumi’’teriaknya kaget.
Masumi berdiri sambil mengusap-usap belakang kepalanya dan juga mengusap-usap tangannya. Maya hanya berdiri di tempat.
‘’Kamu jahat sekali mungil’’kata Masumi
‘’Ma...maafkan aku. Aku kira kamu orang jahat. Anda tidak apa-apa?’’tanyanya cemas sambil memeriksa tubuh Masumi.
Masumi tersenyum melihat pujaan hatinya mencemaskan dirinya dan juga sangat senang bisa bertemu dan berbicara lagi setelah beberapa hari tidak bertemu dengannya. Dalam hitungan detik bibirnya sudah menempel pada bibir Maya. Maya terasa lemas mendapat ciuman yang tiba-tiba dari Masumi. Maya menutup matanya dan air matanya keluar. Kerinduan yang selama ini dipendamnya akhirnya lepas dengan kedatangan Masumi.
Masumi tersenyum dan menghapus air matanya dan menuntun Maya untuk duduk di kursi.
‘’Apa kamu sendirian sekarang?’’
‘’Iya. Aku sendirian. Makanya ketika tadi bel pintu berbunyi aku takut ada orang jahat masuk’’.
‘’Dan kamu  memukulku karena kamu  menyangka aku orang jahat’’.
Maya menganggukan kepalanya.
‘’Aku mencoba menghubungimu, tapi hpmu selalu tidak aktif ‘’.
‘’Aaahh...’’Maya baru teringat sesuatu.
‘’Aku lupa menghidupkan Hpku. Maaf’’
‘’Sudah tidak apa-apa. Rei sudah menceritakan semuanya padaku’’.
‘’ Pak Masumi, aku....’’
‘’Sudah. Kamu tidak perlu menjelaskan apa-apa padaku. Aku marah pada Kenjiro. Aku tidak akan memaafkan pria yang sudah berani mencoba menyentuh wanita yang aku cintai dan aku tidak akan membiarkan pria mana pun membawa kamu pergi dari sisiku’’wajahnya mengeras dan kedua tangannya dikepalkan.
Maya pergi ke dapur membawakan Masumi secangkir teh hijau hangat.
‘’Mungil, aku ingin berganti pakaian. Pakaianku kotor tadi di kereta, kopi tertumpah pada pakaianku.
‘’Kamu bisa menggunakan kamarku untuk berganti pakaian’’.
Masumi beranjak dari sofa melangkah ke kamar Maya sambil memegang sebuah tas pakaian.Ketika pintu kamar akan dibuka, Maya melesat pergi dan menghalangi pintu kamarnya untuk dibuka oleh Masumi.
‘’Jangan masuk dulu!’’perintahnya.
‘’Memangnya kenapa?’’tanya Masumi bingung.
‘’Kamarku berantakan’’Maya tertunduk malu.
Masumi tersenyum lembut dan mengangkat wajah Maya.
‘’Kamu tidak perlu malu. Biarkan aku masuk!’’
‘’Tidak’’kata Maya masih sambil memegang pegangan kunci.
‘’Ayolah. Kamu tidak perlu malu padaku’’.
‘’Aku akan membereskannya  sebentar setelah itu boleh masuk ke kamarku’’.
Maya masuk kekamarnya dan menutup pintu dan dengan gerak cepat Maya merapikan tempat tidurnya dan merapikan pakaian yang masih berserakan di lantai. Maya memasukan semuanya ke dalam lemari dengan asal dan dia juga merapikan meja riasnya yang berantakan.Maya kemudian membukakan pintu dan menyuruh Masumi masuk.Di dalam kamar Masumi melihat kesekeliling. Kamar Maya begitu sederhana tidak seperti kamar-kamar wanita pada umumnya.Masumi keluar kamar dan Maya sedang menunggunya di ruang tamu.Lalu Masumi duduk disamping Maya dan tangannya berada dibelakang leher Maya dan kemudian menatap lembut Maya dan mengeluarkan setangkai bunga mawar ungu dari tasnya untuk  Maya.
‘’Mungil aku adalah mawar ungu. Sudah lama aku ingin mengatakan semua ini padamu. Baru sekarang aku ada keberanian untuk mengatakannya padamu.Mungil, aku mencintaimu. Aku menyukai segala sesuatu yang ada pada dirimu. Maukan kamu menjadi kekasihku?’’
Maya kembali menitik air mata. Buliran-buliran air mata terjatuh dari matanya dengan deras.Maya merasa terharu. Saat-saat seperti ini yang dia tunggu-tunggu ketika Masumi akan memintanya menjadi kekasih resminya dan akhirnya hari itu tiba juga hari ini.
‘’Aku mau’’Maya langsung memeluk Masumi dengan erat.
Masumi terlihat sangat senang. Akhirnya setelah penantian yang cukup panjang Maya sekarang menjadi kekasihnya. Tetesan air mata pun jatuh dari matanya. Masumi menyembunyikan wajahnya di leher Maya.
‘’Terima kasih  mungil’’ bisiknya mesra di telinga Maya.
Maya melepaskan pelukannya dan menghapus air matanya.
‘’Pak Masumi, aku mau mengakui sesuatu padamu.Sudah dari dulu aku tahu kalau Anda adalah mawar ungu’’.
Masumi terkejut mendengar penjelasan Maya.
‘’Aku mulai mencintai Anda sebelum aku tahu kalau Anda adalah mawar ungu. Setelah aku mengetahuinya aku sangat senang karena mawar unguku adalah Anda Masumi Hayami’’.
‘’Mungil....’’
Ketika Masumi akan menciumnya, Maya teringat dengan wanita yang bersama Masumi beberapa waktu yang lalu dan mendorongnya dengan kedua tangannya dan Masumi kaget dengan reaksi Maya.Ditatapnya Maya dengan bingung.
‘’Ada apa?’’
‘’Apa Anda sungguh-sungguh mencintaiku?’’tanya Maya penuh selidik.
‘’Kenapa kamu tanyakan itu? Apa kamu tidak percaya dengan cintaku?’’
‘’Siapa wanita yang bersama Anda waktu itu?’’
‘’Wanita? Wanita yang mana?’’tanya Masumi bingung.
‘’Wanita yang makan siang bersama Anda . Dia wanita cantik rambutnya panjang dan juga dia menggunakan mantel berwarna merah’’.
‘’Aaahh....Emika’’
‘’Siapa dia?’’
‘’Dia temanku sewaktu SMU di ada disini karena ada urusan pekerjaaan’’.
Masumi tersenyum senang dan merangkul bahu Maya.
‘’Kamu cemburu?’’
‘’Tidak ‘’kata Maya cemberut.
‘’Jangan pernah meragukan cintaku . Apa kamu mengerti?’’
Maya membenamkan wajahnya di dada Masumi dan mengangguk lemah.
Pak Takamiya berada di kamarnya  sambil menerawang jauh keluar jendela.Dikepalanya terngiang-ngiang perkataan Takuya .
‘’Apa yang akan dia lakukan untuk menghancurkanku?
*****
Suara mesin mobil terdengar di depan halaman rumah Hayami. Salah seorang pelayan membukakan pintu mobil untuk Masumi.
‘’Selamat datang tuan’’kata pelayan itu.
Masumi segera menaiki satu persatu anak tangga depan rumahnya dan didalam rumah Eisuke menyambut kepulangan anaknya.
‘’Bagaimana konser musiknya?’’
‘’Semuanya berjalan lancar’’.
‘’Itu bagus. Hari ini kamu tidak perlu pergi ke kantor . Istirahatlah!’’
Masumi langsung pergi ke kamarnya diikuti oleh pelayannya yang membawakan barang-barangnya. Di dalam kamar Masumi selalau menyunggingkan senyumannya kemudian berbaring di tempat tidurnya.Kepalanya menoleh ke arah kiri dan terlihat sebuah undangan berwarna coklat tua. Diambilnya undangan itu dan di wajahnya mengembang senyuman tipis.
Tidak lama kemudian Hpnya berbunyi dan ada pesan masuk.
[Kamu sudah menerima undangan dariku?]
Masumi membalasnya dengan cepat.
[Aku sudah menerimanya. Terima kasih aku pasti datang pada pesta ulang tahunmu Emika]
[Aku menunggu kedatanganmu dipesta ulang tahunku.Aku senang akhirnya aku dapat menghubungimu lagi]
[Maaf. Beberapa hari ini aku sibuk]
[Aku mengerti. Sampai jumpa di pesta ulang tahunku]
Emika merasa sangat senang. Di pesta ulang tahunnya nanti dia akan menyatakan cintanya sekali lagi pada Masumi.
*****
Ting...tong...ting....tong....
‘’Kamu...’’kata seorang wanita.
‘’Mau apa kamu kesini? Apa yang kau inginkan dariku lagi?Kita sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi’’
‘’Ijinkan aku tinggal disini untuk sementara waktu.Aku tidak ingin kembali ke rumah Takamiya lagi. Aku mohon’’
‘’Baiklah Keiji. Kau boleh tinggal disini  mengingat kamu pernah hadir dalam hidupku’’.
‘’Terima kasih’’.
Maya baru saja menyelesaikan makan siangnya dan mendengar ada pesan masuk dan tidak ada nama yang tertera di layar Hp hanya ada tulisan nama tidak dikenal.
[Maya, sebentar lagi kita berdua akan bertemu. Aku sudah tidak sabar ingin bertemu denganmu lagi. Dan aku juga sudah tidak sabar menanti hari itu tiba. I love you my Maya]
Maya yang membaca pesan itu langsung berdiri dan tangannya sedikit gemetar dahinya berkerut memikirkan siapa kira-kira yang telah mengirimkan pesan ini.
Kriiiinnggg...krriinnggg...
Maya terkejut dan hampir menjatuhkan Hpnya.Maya mengelus dadanya dengan tangan gemetar Maya menekan tombol terima.
‘’Ha...halo pak Masumi!’’
‘’Mungil, ada apa? Kamu gugup’’.
‘’Tidak ada apa-apa hanya saja....’’
Maya tidak meneruskan kata-katanya tadi Maya ingin mengatakan tentang pesan aneh yang diterimanya, tapi Maya mengurungkan niatnya karena tidak ingin mencemaskan Masumi lagi dan juga tdk ingin merepotkannya lagi.
‘’Mungil...’’
‘’Ah iya. Aku tadi terkejut hpku berbunyi ‘’.
‘’Oh. Aku senang bisa mendengar suaramu lagi. Sayang, bagaimana ini aku sudah mulai merindukanmu lagi’’.
‘’A..aku juga’’kata Maya malu-malu.
‘’Mungil,bagaimana kalau  hari sabtu ini kita  pergi kencan?’’
‘’Kencan?’’Maya terlihat senang dengan ajakan Masumi.
‘’Iya. Kamu mau?’’
Maya menganggukan kepalanya.
‘’Mungil, kenapa kamu diam saja? Kalau sekarang kamu menganggukan kepalamu, aku tidak bisa melihatnya.
‘’Iya. Aku mau’’kata Maya setengah berteriak.
‘’Sabtu pagi aku akan menjemputmu. Sayang, sampai jumpa!’’
Diwajah Maya mengambang sebuah senyuman.
‘’Yeessssssss’’
Maya memandangi Hpnya dan menciuminya berkali-kali.
*****
Masumi datang ke kantor dengan wajah yang ceria dan menebarkan senyuman pada semua pegawainya. Pegawainya merasa heran dengan sikap atasannya hari ini.Bahkan Masumi menyapa para pegawainya yang kebetulan lewat di depannya.Mizuki juga bingung dibuatnya dan terheran-heran melihat sikap Masumi.
‘’Pak Hayami, Anda baik-baik saja?’’
‘’Apa kamu tidak bisa lihat? Aku baik-baik saja. Malah lebih baik dari sebelumnya’’.
Mizuki hanya mendesah panjang dan mengeleng-gelengkan kepalanya. Mizuki langsung memberikan laporan tentang konser musik di Karuizawa.
‘’Saya pikir hari ini Anda salah minum obat’’.
‘’Apa katamu?’’
‘’Lupakan saja!’’
Mizuki keluar dari kantor Masumi cepat-cepat untuk menghindari pertanyaannya lebih lanjut lagi.
Semantara itu Pak Takamiya berada di ruang kerjanya sambil menatap telepon yang ada didepannya.Tidak lama telepon itu berbunyi dan langsung diterima.
‘’Halo...apa katamu? Kamu belum menemukan Keiji.Kamu harus segera menemukannya dia telah membawa buku sihir keluar dari rumah ini.Dia tidak mungkin menghilang begitu saja. Pasti dia sedang bersembunyi disuatu tempat. Cepat temukan dia’’.
Pak Takamiya membanting gagang teleponnya dan terlihat ekspersi yang sangat marah.
‘’Keiji kurang ajar, kamu ada di mana sekarang?’’
*****
Setelah makan siang bersama kliennya Masumi kembali ke kantor dan perjalanan menuju kesana Masumi melewati sekolah SMUnya dulu. Mobilnya memasuki halaman sekolahnya dan suasana di luar masih sepi karena masih jam pelajaran.Masumi keluar dari mobilnya dan melihat-lihat seluruh sekolahnya sambil mengenang masa lalunya.Kemudian dia pergi ke ruang guru, dia melihat pak Yamaguchi wali kelasnya dulu sedang membaca koran. Masumi mendekatinya dan tersenyum. Ada rasa rindu dihatinya tentang gurunya ini.
‘’Selamat siang pak Yamaguchi!’’
Pak Yamaguchi tersentak kaget dan matanya terpana melihat Masumi.
‘’Se..selamat siang!Anda siapa?’’
‘’Anda tidak ingat saya pak Yamaguchi. Saya Masumi Hayami’’.
Pak Yamaguchi membenarkan kaca matanya dan sekarang dapat melihat jelas Masumi.
‘’Aaahhh...Masumi. Maaf tadi aku tidak melihatmu dengan jelas. Mataku sudah rabun’’.
Pak Yamaguchi memperhatikan Masumi dengan teliti berjalan mengelilingi tubuhnya sambil membuka tutup kacamatanya.Masumi terus memperhatikan mantan gurunya yang sudah semakin tua.
‘’Kamu sudah menjadi pria tampan dan juga  menjadi pria sukses’’kata pak Yamaguchi.
‘’Terima kasih. Ini semua berkat Anda juga. Bagaimana kabar Anda?’’
‘’Baik’’
‘’Aku senang Anda baik-baik saja. Kebetulan tadi aku lewat sini,jadi sekalian mampir kesini. Sekolah ini tidak ada yang banyak berubah’’.
‘’Tapi kamu sudah banyak berubah. Lihatlah dirimu!Sekarang kamu sudah menjadi orang terkenal di dunia bisnis. Aku selalu mendengar dan membaca tentang dirimu’’.
Masumi merasa terharu karena pak Yamaguchi belum melupakannya.
Maya baru saja pulang berjalan-jalan dan dia berhenti di depan sekolah. Maya menatap kesekolah itu dan dia jadi teringat ketika ada seorang murid SMU memberinya sebuah kancing.
‘’Kira-kira dimana kakak itu sekarang ya. Aku jadi ingin bertemu dengannya lagi’’.
Masumi kemudian berpamitan pada pak Yamaguchi karena pekerjaan dikantornya masih banyak. Masumi menuju pintu keluar ketika angin berhembus dengan kencang.Ketika akan melangkahkan kaki keluar, pak Yamaguchi memanggil Masumi.
‘’Untung kamu masih belum pergi. Bisakah kami ikut aku sebentar  ke ruang guru. Kepala sekolah ingin menemuimu?’’
Meskipun Masumi bingung dengan permintaan gurunya, akhirnya Masumi menuruti pak Yamaguchi pergi ke ruang guru.
Maya yang sejak dari tadi melihat sekolah itu mulai berjalan kembali karena tubuhnya sudah mulai mengigil kedinginan.
Di ruang guru sudah menunggu pak kepala sekolah. Dia pria yang hampir sama tingginya dengan Masumi, rambutnya sudah beruban mungkin umurnya sudah lebih 55 tahunan pikir Masumi.Masumi masih bingung apa yang diinginkan kepala sekolah darinya.
‘’Anda Masumi Hayami?’’
‘’Benar’’
‘’Saya Seiichi Shimizu kepala sekolah disini. Silakan duduk!’’
‘’Ada keperluan apa Anda memanggil saya’’.
‘’Pak Yamaguchi sering bercerita tentang Anda pada saya kalau Anda dulunya murid yang sangat pintar disini.Aku kagum dengan presatsi akademis yang Anda peroleh dari sekolah ini meskipun pada saat itu saya belum menjabat sebagai kepala sekolah disini. Guru matematika kami cuti selama satu minggu dan kami belum mendapatkan penggantinya. Jadi saya ingin meminta bantuan kepada Anda untuk  menjadi guru matematika sementara disini selama satu minggu’’.
‘’Hah?’’
‘’Saya tahu pasti Anda benar-benar sangat sibuk dengan pekerjaan Anda sekarang dan mungkin tidak ada waktu untuk mengajar disini. Tapi sampai sekarang saya masih belum mendapatkan pengganti yang pantas untuk menempati posisi itu. Saya berpikir kalau Anda pantas dan cocok sebagai guru matematika kami. Anda tidak perlu menjawabnya sekarang. Tapi saya harap Anda sudah menjawabnya pada hari minggu’’.
Masumi sama sekali tidak mengira kunjungannya ke sekolah ini akan ditawari menjadi guru sementara disini.
‘’Saya akan memikirkannya’’.
‘’Terima kasih’’.
Masumi keluar dari ruangan kepala sekolah dan pak Yamaguchi tersenyum padanya.
‘’Masumi, aku harap kamu menerimanya disela-sela waktu sibukmu’’.
‘’Akan saya pikirkan’’.
Masumi kemudian berpamitan pada pak Yamaguchi . Dalam perjalanannya ke kantor Masumi memikirkan perkataan kepala sekolah.Masumi pun tersenyum  lemah.
‘’Aku jadi guru? Itu sama sekali tidak terpikirkan olehku’’.
*****
Hari sabtu telah tiba.Hari ini sangat cerah, angin berhembus sepoi-sepoi. Matahari bersinar lembut dan sinarnya tidak terlalu terik. Maya berkali-kali melihat ke arah jendela dengan gelisah menunggu kedatangan Masumi.Sejak  kemarin Maya membongkar semua isi lemari pakaian untuk menemukan pakaian yang cocok dikenakan untuk kencan pertamanya. Maya ingin terlihat cantik dan istimewa pada kencan pertamanya dan terus berdiri didepan cermin untuk menyakinkan dirinya sudah tampil dengan rapi.Kini kamarnya penuh dengan pakaian.Rei terlihat kesal dengan ulahnya yang sudah membuat kamar menjadi berantakan.
‘’Maaf  Rei, aku tidak bermaksud untuk membuat kamar ini menjadi berantakan’’.
‘’Ya sudah. Nanti saya akan membereskannya’’.
‘’Terima kasih. Kamu memang sahabatku yang paling baik’’.
Maya terkejut ketika menemukan lingkaran hitam dikedua matanya karena semalaman   tidak bisa tidur gara-gara memikirkan kencan pertamanya dengan Masumi. Sebaiknya aku sedikit menambahkan bedak disekitar mataku pikirnya. Waktu terasa sangat lambat baginya hari ini.Ketika Maya dan Rei sedang membereskan pakaiannya yang tercecer dilantai,terdengar suara mesin mobil dari arah luar.Maya segera melihat ke luar jendela dan melihat Masumi keluar dari mobil. Jantungnya kembali berdetak dengan cepat dan berkali-kali juga Maya menyentuh dadanya.
‘’Maya, kamu terlihat sangat gugup. Tenangkan dirimu terlebih dahulu. Biar  aku yang membukakan pintu’’.
‘’Baiklah. Terima kasih Rei’’.
 Rei membukakan pintu dan Maya melihat Masumi muncul dari balik pintu itu. Dia sangat tampan hari ini.
‘’Maya, ada di mana?’’
‘’Dia ada dikamarnya. Aku akan memanggilnya’’.
‘’Tidak. Biar aku saja yang pergi ke kamarnya’’.
Mendengar Masumi akan kekamarnya jantungnya semakin berdetak dengan cepat. Maya cepat-cepat kembali ke kamarnya dan rasa gugup ini belum juga hilang.
‘’Maya, tenangkan dirimu. Jangan membuat kencan pertamamu dengan pak Masumi menjadi berantakan’’.
Maya memejamkan matanya dan menarik nafas dalam-dalam dan dikejutkan dengan suara kerukan dipintu.Maya kembali merapikan dirinya dan mencoba untuk bersikap tenang.Maya membuka pintu dengan perlahan-lahan dan melihat pak Masumi tersenyum lembut  padanya. Hatinya berbunga-bunga ketika dia memberikan senyumannya untukku.
‘’Halo Maya. Hari ini kamu sangat cantik. Apa kamu sudah siap untuk pergi?’’
‘’I..iya saya sudah siap untuk pergi’’.
Pak Masumi mengenggam erat tangannya dan kehangatan tangannya menyebar keseluruh tubuhnya. Tangan yang besar dan juga kokoh.Maya berpamitan pada Rei dan menyuruhnya untuk pulang tidak terlalu malam. Maya duduk dikursi depan disamping  Masumi dan sesekali dia akan melirik kearahnya dan selalu mengambil kesempatan untuk menciumku bila mobil sedang berhenti dan selalu mengatakan cinta kepadanya berkali-kali. Maya sangat senang mendengar kata-kata itu darinya.
 ‘’Pak Masumi, kita akan pergi kemana?’’
‘’Aku akan mengajakmu ke planetaruim setelah itu aku akan mengajakmu jalan-jalan dipantai’’.
‘’Baiklah’’.
Tiba-tiba Maya merasakan pak Masumi mengenggam tangannya lagi dan genggamnya menjadi semakin kuat sedangkan dia masih menatap lurus ke jalan sambil mengemudi.Pak Masumi memarkirkan mobilnya dengan sangat mulus ditempat parkir. Dia membukakan pintu untuknya dan dia melingkarkan tangannya dipinggang Maya yang ramping. Ketika  masuk kedalam Maya terpesona oleh bintang-bintang yang  bersinar terang. Maya belum pernah menyaksikan bintang sebanyak ini. Masumi sibuk mencari tempat duduk untuk  mereka berdua.
‘’Mungil, sebaiknya kita duduk’’.
Maya duduk disampingnya dan tangannya kembali mengenggam tangannya. Sejak Maya  duduk kepalanya selalu melihat ke atas memperhatikan bintang-bintang dan merasakan Masumi terus menatapnya dan mengelus pipinya.
‘’Apakah Anda masih sering datang kesini?’’
‘’Iya.  Hanya di tempat inilah saya dapat menenangkan pikiranku kalau sedang ada masalah. Aku sangat senang  bisa mengajakmu kesini sebagai kekasihku’’.
‘’Aku juga senang’’.
‘’Aku mencintaimu Maya...sangat mencintaimu. Jangan pernah kamu coba-coba untuk meninggalkanku’’.
‘’Aku juga mencintaimu dan tidak akan meninggalkanmu’’.
‘’Mungil, lihat aku jangan terus melihat keatas’’.
Maya memalingkan wajahnya pada Masumi dan dia langsung menciumnya dengan tiba-tiba. Maya sama sekali tidak ada persiapan sama sekali. Jantungnya serasa berhenti. Bibirnya terasa hangat dan juga lembut. Maya menutup matanya dan merasakan sentuhan dari bibirnya. Masumi terus melumat bibirnya tanpa henti. Maya merasa begitu melayang dan otaknya tidak bisa berpikir apa-apa lagi. Maya begitu menikmati ciumannya dan ingin waktu berhenti sampai disini.Pak Masumi melepaskan ciumannya dan  dapat mendengar suara napasnya yang memburu dan hembusan nafasnya yang hangat menyentuh kulit wajah Maya.Tiba-tiba  Masumi berdiri dan menarik tangan Maya.Akhirnya pergi dari planetarium.Di dalam mobil mereka berdua  diam dan Maya masih merasakan wajahnya terasa panas dan  masih merasakan kehangatan bibir dan tubuh Masumi ditubuhnya.Mobil terus melaju dengan kencang dan pantai mulai terlihat. Maya membuka jendela mobil dan menghirup udara dalam-dalam. Maya bisa mencium bau laut dan angin berhembus dengan kencang dan membuat rambutnya menjadi berantakan.Mereka berdua memutuskan untuk melewatkan hari dipantai. Mereka bermain air dan tubuh mereka dalam sekejap sudah basah kuyup.Cuaca sangat cerah walapun masih terasa sangat dingin.
 ‘’Maya, bagaimana kalau kita cari kerang?’’tanya Masumi bersemangat sambil membawa ember kecil dan sekop.
‘’Ayo’’.
Mereka berdua sangat mudah menemukan kerang di pantai. Kerang-kerang berserakan dengan berbagai macam bentuk dan juga unik. Maya dan  Masumi berlomba mencari kerang. Mereka berdua begitu bersemangat mencarinya dan tidak terasa ember kecil yang mereka pinjam sudah terisi penuh dengan kerang.Kemudian mereka berdua duduk bersantai sambil menikmati pemandangan disekitar pantai.Ombak yang merayap mendekati pantai terasa sejuk dikaki.
‘’Apa kamu sudah lapar? Bagaimana kalau kita makan siang dulu? Disana aku melihat sebuah rumah makan’’.
‘’Hmm.Baiklah, tapi pakaian kita basah’’.
‘’Sebelum makan kita beli pakaian dulu’’.
Akhirnya mereka pergi kesebuah toko pakaian yang berada dekat sekitar pantai dan  membeli pakaian pantai dengan model yang sama. Kami sekarang benar-benar terlihat sebagai pasangan kekasih.Setelah berjalan selama 15 menit  kami tiba juga disebuah restoran. Restoran ini sangat sederhana dan suasananya sangat menyenangkan. Restoran ini memiliki pemandangan pantai yang sangat indah sehingga banyak orang yang memilih makan diluar ruangan. Angin berhembus membelai tubuh mereka dan udara menjadi terasa sangat sejuk dan dingin.Setelah  makan siang, mereka berjalan disepanjang pantai dan saling mengenggam tangan.Matahari sore sudah memancarkan sinarnya dengan hangat dan sudah waktunya mengakhiri kencan.  Maya merasa tidak rela mengakhiri kencannya dan masih ingin berlama-lama dengan Masumi.Mereka masuk kedalam mobil dan mendengarkan lagu dari tape mobil.
‘’Pak Masumi, terima kasih sudah mengajakku kencan hari ini. Aku tidak akan pernah melupakan kencan pertama kita ini, Ini benar-benar sangat menyenangkan’’.
‘’Syukurlah kalau kamu sangat menyukai kencan kita. Lain kali aku akan mengajakmu  jalan-jalan ke disneyland’’.
‘’Benarkah?’’
‘’Iya’’.
‘’Anda janji ya. Aku akan mengingat janji Anda ini’’.
‘’Ya . Aku janji.Maya, aku ingin minta tolong padamu’’.
‘’Minta tolong apa?’’
‘’Kamu bisakan memanggilku dengan namaku saja?’’
Suhu wajahnya jadi terasa panas .Maya berusaha untuk mnyembunyikan wajahnya yang merona merah agar  Masumi tidak melihatnya.
‘’Maya, kenapa kamu diam saja? Ayo cepat panggil aku dengan namaku!’’
‘’Ma..masumi’’.
‘’Coba katakan sekali lagi dengan keras!’’
‘’MASUMI’’.
‘’Terima kasih. Mulai sekarang kamu harus memanggil dengan namaku’’.
Maya tertunduk malu. Pasti wajahku sudah memerah pikirnya.
’Aaah...aku pasti sudah gila bisa mencintaimu seperti ini.Hatiku tidak bisa menolak kehadiarannya . Aku sangat terkejut ketika mengetahui dia juga mencintaiku. Semua itu seperti mimpi saja dan sampai sekarang aku masih belum dapat mempercayainya kalau kami sudah menjadi sepasang kekasih. Hatiku sangat senang meskipun kami harus merahasiakan hubungan kami pada masyarakat luas. Aku harus puas dengan hubungan kami yang seperti ini. Saat ini kami belum bisa mengumumkan hubungan kami karena dua bulan yang lalu Shiori Takamiya meninggal karena mati terbakar. Aku masih belum melupakan bagaiamana Shiori mati terbakar dan melihat tubuhnya hangus. Rasanya kejadian itu baru terjadi kemarin’’.
Hembusan angin yang sejuk yang masuk melalui kaca jendela mobil membuat Maya mengantuk dan matanya sudah tidak bisa diajak berkompromi lagi dalam hitungan detik Maya sudah terlelap tidur dan masih terdengar samar-samar suara lagu yang melantun dan tidak lama dia juga merasakan tubuhnya yang melayang ringan.Maya mendengar suara samar-samar  Masumi dan juga merasakan sentuhan hangat dibibirku.Maya ingin membuka matanya, tapi dirinya tidak sanggup untuk membuka matanya rasa lelah sudah meguasai tubuhnya.Kemudian Maya juga merasakan sentuhan hangat di wajahnya dan juga lehernya.Sentuhan hangat itu akhirnya tidak bisa dirasakannya lagi dan sekarang yang dirasakannya hanya hawa dingin yang merasuki tubuhnya.
Maya terbangun karena dikagetkan oleh suara jendela kamar yang terbuka oleh angin keras dan  sadar  telah berada dikamarnya dan diluar salju turun dengan lebat sekali. Maya sedih tidak bisa melihat Masumi lagi dan hatinya sudah merindukannya lagi.
‘’Ah Maya, kamu sudah bangun’’.
‘’Masumi, apa dia sudah pulang?’’
‘’Sudah sejak dari tadi. Tidurmu sangat nyenyak sampai-sampai pak Hayami harus mengendongmu sampai kamar’’.
‘’Aku sangat lelah setelah seharian pergi jalan-jalan’’.
‘’Aku sudah menyiapkan makan malam untukmu. Sebaiknya kamu segera makan’’.
‘’Baiklah’’.
Maya makan malam sendirian sedangkan Rei asyik menonton Tv.
Masumi selalu menebarkan senyuman dirumah setelah pulang berkencan dengan Maya.Para pelayan dan juga ayahnya merasa aneh dengan sikap Masumi. Para pelayan menjadi merasa takut padanya karena  Masumi selalu tersenyum. Mereka sudah terbiasa dengan Masumi yang bersikap dingin. Malam ini Masumi dapat tidur dengan sangat nyenyak sambil memimpikan kencannya dengan Maya tadi siang.
Maya masuk ke kamarnya dan dia melihat ada dua buah pesan masuk. Pertama dari Masumi.
[ Selamat malam, sayang!] Maya pun segera membalasnya [Selamat malam ,kekasihku!] dan pesan yang kedua tidak ada namanya.
[Maya, selamat malam! Saat di hari kita akan bertemu akan segera tiba]
Maya masih menatap pesan yang tidak dikenalnya.
‘’Siapa sebenarnya orang yang sudah mengirim pesan ini?’’
Akhirnya Maya lebih memilih untuk melupakannya dan pergi tidur.

Okinawa
Seorang pria  duduk disebuah sofa dihalaman teras rumahnya yang menghadap ke pantai. Ditangan kanannya mengenggam sebuah HP .

‘’Maya,Sebentar lagi kita akan bertemu. Sebentar lagi’’.

Bersambung

2 comments:

ivoneyolanda on 15 August 2011 at 15:43 said...

Duh siapa lagi itu...m makin gak ketebak nih arahnya michan bikin penasaran aja sih...lanjuuutannya jgn lama2 ya :D

mommia kitajima on 15 August 2011 at 18:53 said...

waaaAAaaa michan
masih lammaa nih kyknya
ml aja lum taw syapa anak kecil yg nyelamatin dia dulu

Post a Comment

Silahkan kritik, saran, sapa dan salamnya... :)

 

An Eternal Rainbow Copyright © 2011 Design by Ipietoon Blogger Template | web hosting