Thursday 4 August 2011

Fanfic TK : Melancholy of Masumi Hayami

Posted by Miarosa at 18:01
Rate : 20 +
Warning : Kissu
Setting : 6 bulan sejak Masumi dan Maya bertunangan


Melancholy of Masumi Hayami
( By Mia Luna )


Maya tersipu malu ditatap Masumi dan jantungnya berdetak dengan kencang. Kini mereka bukanlah atasan dan bawahan yang sedang melakukan makan malam. Sekarang status Maya sudah berubah,  sekarang dia adalah calon istri Masumi Hayami yang akan melangsungkan pernikahan minggu depan.Mereka berdua terlihat sangat bahagia menikmati makan malam di bawah sinar bulan.


Masumi tersenyum lembut dan menatap penuh cinta pada Maya . Itu sudah cukup membuat suhu wajahnya meningkat.Maya masih belum mempercayai kalau pria yang ada dihadapannya sekarang adalah calon suaminya.Jantungnya berdetak semakin kencang ketika Masumi memegang kedua tangannya.

‘’Aku senang bisa berada disini bersamamu menikmati makan malam berdua. Aku ingin selalu seperti ini menghabiskan waktu bersama denganmu. Aku sudah tidak sabar menjadikan kamu sebagai milikku’’.

‘’Aku juga Masumi’’.

Pelayan datang mendekati mereka membawa makanan pesanan mereka berdua. Masumi melepasakan kedua tangan Maya. Maya tertunduk malu dan wajahnya merasa sudah memerah untung disekeliling tidak begitu terang sehingga Masumi tidak dapat melihatnya.

Mereka makan malam dengan tenang dan diiringi canda tawa mereka.Pernikahan mereka berdua tahun ini sudah menjadi berita utama bulan ini dan sudah menjadi pembicaraan banyak orang. Mereka masih belum mempercayai kalau Masumi Hayami lebih memilih Maya Kitajima dari pada Shiori Takamiya yang cantik dan berasal dari keluarga kaya.Banyak wanita yang menyukai Masumi merasa kecewa karena Masumi akan segera dimiliki oleh Maya.

Persiapan pernikahan mereka sudah sempurna segalanya sudah beres tinggal menunggu waktu hari mereka menikah.Setelah selesai makan malam, Masumi mengantarkan Maya pulang.Maya memegang pegang pintu mobil hendak keluar,tiba-tiba tangannya ditahan oleh Masumi .

‘’Mana ucapat selamat malam untukku sayang?’’

‘’Selamat malam!’’

Maya sudah mengeluarkan salah satu kakinya dari mobil dan tangannya ditahan lagi oleh Masumi.

‘’Hanya itu saja?’’

Maya tersenyum. Dia tahu apa yang diinginkan Masumi.Dengan malu-malu Maya mendekatkan wajahnya pada Masumi. Sembruat warna merah menghiasi pipinya yang putih.

CUP!

Maya mengecup lembut bibirnya dengan cepat kemudian tersenyum malu-malu padanya. Masumi tersenyum senang kemudian mengacak-acak rambutnya.

‘’Istirahatlah!Besok aku akan menjemputmu. Ayah ingin menemuimu di rumah’’.

Mata Maya terbelalak kaget. Dia belum pernah sekali pun bertemu dengan ayah Masumi seketika tangannya menjadi dingin.

‘’Baiklah!’’

Maya keluar dari mobil dan langsung masuk kedalam apartemennya.
Keesokan paginya Maya membukai tirai jendela.Sinar Matahari menyilaukan matanya.Kabut tipis pagi hari masih menyelimuti langit biru yang cerah.Pohon-phon Sakura yang sedang berbunga menambah indahnya pemandangan dari jendela kamar apartemennya.Ada bunga-bunga yang tumbuh menjalari dinding rumah dan apartemen. Pot-pot bunga yang penuh dengan bunga warna-warni sangat menyejukan mata dan semuanya sangat mempesonanya.

‘’Hari ini cerah sekali dan indah sekali!’’seru Maya sambil merentangkan kedua tangannya dan menghirup udara pagi yang segar dalam-dalam.Tercium aroma bunga dan pepohonan.Maya merasakan udara yang hangat dan lembut membelai wajahnya.

Maya melamun sambil melihat pemandangan di pagi hari dan lamuannya dibuyarkan oleh bunyi suara HP dengan setengah berlari Ia menyambar Hpnya yang terletak diatas meja riasnya. Wajahnya tersenyum ketika ada sebuah pesan masuk dari Masumi.

[ Sayang selamat pagi! Sebentar lagi aku akan menjemputmu. Bersiap-siaplah!]

Maya segera mengganti pakainnya dan memakai baju berwarna ungu seperi bunga violet hutan dan sesuai dengan bentuk tubuhnya yang langsing .Ia jadi terlihat sangat cantik dan menarik.Ia keluar kamar dengan wajah cerah dan senyuman menghiasi wajahnya.

‘’Pagi Rei!’’

‘’Ah, pagi!’’

Rei memperhatikan Maya dan dia merasa takjub melihat penampilan Maya di pagi hari.

‘’Maya’’.

‘’Bagaimana penampilanku Rei? Apa aku sudah terlihat cantik’’. Maya memutar-mutar tubuhnya.

‘’Kau sangat cantik. Memangnya kamu akan pergi kemana?’’tanya Rei sambil masih terus menatap Maya.

‘’Masumi mau mengajakku bertemu dengan ayahnya’’.

Rei mengangkat sebelah alisnya dan masih menatap Maya.

‘’Pantas saja kamu berdandan cantik.Pasti pak Hayami senang melihat penampilanmu pagi ini’’.

‘’Aku sebenarnya sangat gugup bertemu dengan ayahnya. Bagaimana kalau nanti dia tidak menyukaiku.Coba pegang tanganku Rei.Tanganku dingin’’.

Maya menjulurkan tangannya pada Rei dan tangannya mememang sangat dingin.

‘’Itu wajar ketika akan bertemu dengan calon ayah mertuamu’’.

‘’Aku harap dia akan menyukaiku dan merestui hubungan kami’’.

‘’Maya, ternyata hatimu sudah benar-benar terebut oleh pak Hayami. Siapa yang akan menyangka kalau hatimu akan berlabuh pada pak Hayami. Pria yang dulu kamu benci dan sekarang malah jadi mencintainya. Sepertinya daya tarikmu padanya sangat kuat sehingga dia rela membatalkan pernikahannya dengan Shiori Takamiya dan juga siapa sangka kalau pak Hayami yang memiliki hati sedingin es dan yang ada diotaknya hanya ada pekerjaan saja bisa jatuh cinta padamu’’.

Maya tersenyum malu dan rona merah mulai menghiasi wajahnya yang cantik.

‘’Ayo sebaiknya kita makan. Aku sudah memasak makanan kesukaanmu’’.

‘’Terima kasih Rei’’.
*****
Beberapa menit kemudian Masumi datang menjemput Maya dengan membawa satu buket mawar ungu. Maya terlihat sangat senang dan mencium bunga itu.

‘’Terima kasih sayang’’.

Maya mengecup lembut bibir Masumi.

‘’Kamu terlihat sangat cantik hari ini dan juga mempesona’’kata Masumi tanpa mengalihkan tatapannya pada Maya.

‘’Ayo masuk!’’Maya meraih tangan Masumi untuk menariknya Masuk kedalam.

Maya kemudian memasukan bunganya kedalam sebuah pot besar dan menatanya kemudian diletakan di atas meja.
Masumi kemudian meraih tangan Maya dan mengecup lembut tangannya.

‘’Kamu sudah siap bertemu dengan ayahku?’’

‘’Entalah. Aku sangat gugup bertemu dengannya. Aku takut kalau dia 
tidak akan suka padaku’’.

‘’Tenang sayang. Ada aku disampingmu’’katanya lembut sambil membelai wajah Maya dengan punggung jari telunjuknya.

‘’Semoga saja’’.

Maya dan Masumi keluar dari apartemen di sambut oleh silaunya sinar matahari. Mereka berdua masuk kedalam mobil . Disepanjang perjalanan Masumi tetap memegang tangan Maya dengan salah satu tangannya dan yang satunya memegang kemudi.Sesekali Masumi melirik Maya yang tampak melamun.
Mobil berhenti didepan pintu masuk kediaman keluarga Hayami. Mata Maya menebarkan pandangan kesekeliling. Ini pertama kalinya dia datang ke rumah Masumi. Mereka berjalan sambil bergandengan tangan dan mulai menaiki undakan tangga. Disamping pintu utama banyak pot berisi bunga azalea berwarna merah bata.Seorang pelayan membukakan pintu dan membungkuk dengan sopan. Maya dan Masumi mengikuti pelayan itu melalui lorong-lorong rumah yang luas dan sejuk. Pelayan itu membukakan pintu ruang kerja Eisuke. Ruangan itu bermandikan cahaya matahari. Didalam ruangan sangat sunyi hanya terdengar pergerakan jarum jam dinding. Sinar matahari berada dibelakang Maya menyinari rambutnya seperti memancarkan cahaya.Masumi mengajaknya untuk duduk dan Maya terlihat gugup, dia meremas gaunnya dengan kedua tangannya dan tubuhnya terlihat tegang.

‘’Maya, tenang saja. Kamu tidak perlu segugup atau setegang itu’’.

‘’Tapi Masumi aku....’’

Kemudian pintu terbuka dan Eisuke yang duduk di kursi roda tersenyum pada mereka berdua. Mulut Maya ternganga langsung menutupnya kembali.Masumi heran melihat sikap Maya seolah terkejut melihat ayahnya.

‘’Kita bertemu lagi’’kata Eisuke ramah.

‘’Se...selamat siang!’’Maya membungkukkan badannya.

‘’Kamu tidak perlu seformal itu. Bukannya biasanya kita tidak bersikap formal’’.

‘’Itu karena aku belum tahu siapa Anda’’.

‘’Maya, kamu sudah pernah bertemu dengan ayahku?’’

Maya menganggukan kepalanya dan menceritakan kalau ayahnyanya adalah paman es krim dan Masumi baru mengerti mengapa Maya tadi terkejut ketika melihat ayahnya.

‘’Kamu terlihat sangat cantik’’.

Maya tertunduk malu. Rona merah pipinya kembali muncul diwajahnya.

‘’Te..terima kasih’’.

Eisuke mengajak Maya dan Masumi berjalan-jalan di halaman belakang.Halaman yang hijau dikelilingi oleh pohon-pohon yang menambah kesejukan. Rumput-rumput yang dipotong sangat rapi terbentang diseluruh halaman rumah. Dikiri kanan halaman terdapat banyak bunga mawar berbagai macam warna yang sudah mulai berkembang, ada kolam ikan dan juga kolam renang.Tidak hanya itu saja Maya melihat ada sebuah lapangan basket dan juga lapangan tenis.

‘’Rumah seoarang jutawan’’pikir Maya.

Maya membantu Eisuke memberi makan ikan-ikannya kemudian Maya kembali mendorong kursi roda dan Masumi mengikutinya dari belakang. Lalu Maya dan Masumi duduk di bangku taman yang menghadap air mancur di bawah pohon pakis yang menjulang tinggi. Mereka  bertiga berbicara dengan penuh canda dan tawa. Mereka membicarakan tentang persiapan pernikahan mereka dan rencana bulan madu.Pak Asa sangat senang melihat kebersamaan mereka. Sudah bertahun-tahun rumah ini tidak terasa hangat sudah jarang Eisuke dan Masumi tertawa bersama. Gadis itu membawa kehangatan dalam keluarga ini pikirnya.

‘’Ah, sudah waktunya makan siang sebaiknya kita makan dulu’’kata Eisuke sambil melirik jam tangannya.

Mereka bertiga kemudian memasuki ruang makan di mana hidangan makanan yang lezat sudah disiapkan. Makan siang di rumah Masumi sudah selesai. Maya harus mengakui bahwa makanannya sangat enak sekali dan sempurna dihidangkan dalam ruang makan yang sangat bagus. Masumi mengajak Maya kembali berjalan-jalan di taman sedangkan Eisuke kembali ke kamarnya untuk beristirahat.

‘’Bagaimana ayahku?’’

‘’Hmmm...dia baik tidak seperti yang aku bayangkan sebelumnya. Aku kira ayahmu benar-benar galak dan juga menakutkan ternyata semuanya salah’’.

‘’Ayahku memang galak dan menakutkan, tapi terhadapmu dia bersikap manis’’.

Lengan Masumi memeluk Maya sangat erat sehingga Maya semakin merapat ke tubuh Masumi dan dia mencium Maya dengan buas dan berapi-api seolah-olah bintang-bintang jatuh dari langit dan mereka kini sudah menjadi satu yang dipertemukan oleh cinta.Masumi tidak memberikan kesempatan pada Maya untuk bernafas karena bibirnya terus menjelajahi bibirnya.Nafas mereka memburu ketika bibir mereka berpisah. Masumi tersenyum lembut dan jari-jarinya menyentuh pipi Maya lalu menuju ke arah lehernya. Untuk sesaat mereka segan untuk memisahkan diri masing-masing tubuh ingin merasakan kehangatan dari orang yang dicintai seolah-olah mereka sudah tidak ingin berpisah lagi walaupun hanya sedetik karena jiwa dan hati mereka sudah menjadi satu.
Masumi memegang dagu Maya.

‘’Sepertinya kamu harus pulang sayang. Aku akan mengantarmu karena aku harus kembali bekerja’’.

‘’Baiklah’’katanya singkat walaupun hatinya ingin tetap lebih lama dengannya.

Masumi mengantarkan sampai depan apartemennya setelah itu dia pergi ke Daito. Disana Mizuki sudah menunggunya dan langsung memberikan beberapa dokumen yang harus ditanda tangani.

‘’Bagaimana pertemuan Maya dengan ayah Anda?’’

‘’Semuanya berjalan baik’’.

‘’Syukurlah dengan begini hati Anda sudah menjadi tenang’’.

Masumi tersenyum dan kembali membaca dokumen yang diberikan Mizuki.Sore hari Masumi akan bertemu dengan salah satu kliennya di sebuah kafe disekitar Daito. Dia memutuskan untuk berjalan karena jaraknya yang begitu dekat hanya memerlukan waktu 7 menit untuk sampai kesana.Masumi berjalan dengan langkah cepat lurus kedepan dan sekarang dia berada di bawah kontruksi bangunan. Tanpa disadari sebalok kaca besar jatuh dan pecah menghantam tanah.

PRAAANNGG!

Suara pecahan kaca sangat memekikan telinga.Masumi tidak sempat menghindar dan pecahan kacanya mengenai tubuhnya.Semua orang berteriak dan berusaha menghindar.Masumi jatuh pingsan dan ditubuhnya banyak tertancap pecahan kaca. Kapala dan tangannya mengeluarkan banyak darah. Dia segera dibawa kerumah sakit dan mereka segera mengeluarkan pecahan kaca satu persatu dari tubuhnya. Pecahan kaca juga mengenai kedua matanya.
Maya sedang menyulam dikagetkan oleh kedatangan Rei yang tiba-tiba.

‘’Rei ada apa?’’

Rei berusaha mengatur nafasnya dan menatap sedih Maya.

‘’Sekarang kamu harus ikut aku ke rumah sakit’’.

Rei menarik-narik tangan Maya, tapi Maya tidak mau beranjak dari kursinya.

‘’Ayo Maya!’’

‘’Tapi kenapa aku harus pergi kerumah sakit?’’

Rei tetap diam hanya menarik-narik tangan Maya.

‘’Reiiii...’’teriaknya.

‘’Maafkan aku Maya’’.

‘’Sebenarnya ada apa?’’

‘’Maya, ini tentang pak Hayami’’.

‘’Masumi? Ada apa dengannya?’’

‘’Pak Hayami mengalami kecelakaan’’.

Maya terdiam dan tubuhnya tidak bergerak. Sulaman yang berada ditangannya jatuh. Matanya mulai berkaca-kaca. Airmatanya mulai mendesak keluar.

‘’Tubuh Masumi terkena pecahan kaca. Sekarang dia ada di rumah sakit. Kamu harus segera kesana’’.

‘’Itu bohongkan Rei?’’

‘’Aku tidak bohong. Itu benar’’.

Maya merasakan kakinya lemas dan  rasanya akan jatuh ke lantai. Dia menahan tubuhnya pada kursi, lalu salah satu tangannya diletakan di dadanya seolah-olah bisa menghentikan debaran jantungnya yang kacau. Air matanya mulai menetes-netes.Rei langsung memeluk Maya dan akhirnya menangis dipelukan Rei.
Dengan mata sembap Maya tiba di rumah sakit dan segera menemui Masumi di ruang perawatannya. Maya langsung memeluknya yang masih tertidur. Kedua matanya diperban.Maya menangis sambil memeluk Masumi. Mizuki menarik Maya.

‘’Sudah Maya. Pak Hayami pasti akan baik-baik saja’’hibur Mizuki.
Eisuke yang baru tiba masuk ke ruang dokter dan menjelaskan kondisi Masumi.

‘’Kami sudah berhasil mengeluarkan semua pecahan kaca dari tubuhnya. Untungnya pecahan kaca tersebut tidak sampai melukai organ vitalnya sehingga anak Anda bisa selamat’’.

Eisuke mendesah lega.

‘’Tapi...’’kata dokter itu dengan memasang wajah sangat cemas.

‘’Tapi apa?’’

‘’Kemungkinan besar anak Anda akan menjadi buta’’.

‘’Apaaaa?’’

‘’Korena matanya rusak terkena pecahan kaca. Satu-satunya cara untuk sembuh adalah melakukan pencangkokan korena mata, tapi daftar tunggunya sangat panjang saat ini sudah ada 150 ribu orang yang menunggu donor korena mata’’.

Eisuke terlihat pucat dan tubuhnya menjadi sangat lemas.

‘’Apa tidak ada cara lain untuk menyembuhkannya?’’

‘’Maaf. Tidak ada’’.

Eisuke  dan pak Asa keluar dari ruang dokter dengan wajah sedih.

‘’Tuan..’’tanya pak Asa sedih.

‘’Aku tidak tahu harus mengatakan apa pada Maya tentang kondisi Masumi sekarang. Pasti gadis itu akan sangat sedih. Kenapa semua ini terjadi ketika mereka akan memulai hidup bahagia’’.Eisuke meneteskan air matanya.

‘’Bawa aku menemui Masumi’’.

‘’Baik tuan’’.

Pak mendorong kursi rodanya dan membuka pintu kamar. Mizuki memberi salam pada Eisuke dan Maya terlihat sedang membelai kening Masumi yang masih belum sadarkan diri dengan tatapan sedih.

‘’Paman’’.Lalu Maya memberi salam kepadanya.

‘’Jangan panggil aku paman. Sebentar lagi kamu dan Masumi akan menikah. Jadi panggil aku ayah’’.

‘’A...yah’’.Eisuke tersenyum.

‘’Apa dia masih belum sadar?’’

‘’Belum’’.

‘’Ada apa Maya kamu terlihat bingung dan sedih?’’

‘’Apa pernikahan kami akan tetap berjalan seperti rencana semula atau pernikahan kami diundur sampai Masumi benar-benar sembuh?’’

‘’Tidak. Pernikahan kalian akan berjalan sesuai rencana tidak ada perubahan. Maya, apa kamu mencintai Masumi?’’

‘’Tentu saja aku mencintainya’’.

‘’Apa pun keadaannya sekarang?’’

‘’Iya. Apa pun keadaannya’’.

‘’Syukurlah kalau begitu. Maya, ada yang ingin aku katakan padamu tentang kesehatan Masumi sekarang?’’

‘’Apa yang dokter katakan pada ayah?’’

Eisuke mengenggam tangan Maya dengan kuat.

‘’Maya, Masumi sekarang sudah tidak bisa melihat lagi’’.

Mizuki dan Rei menutup mulutnya karena terkejut dan Maya mulai meneteskan air matanya lagi.

‘’Tidak mungkin. Itu tidak mungkin.Tidak...tidak’’Maya mengeleng-gelengkan kepalanya.

Maya  mendekap dadanya dan jantungnya berdetak sangat kuat. Nafasnya terasa sesak menyumbat tenggorokannya.

‘’Pasti itu bohongkan. Katakan pasti itu bohong’’.

Maya jatuh terduduk dilantai dan menangis dengan tersedu-sedu. Rei mendekati Maya dan menepuk-nepuk punggungnya.

‘’Sebaiknya bawa pergi dulu Maya dari sini’’perintah Eisuke.

‘’Ayo Maya’’.

Rei membantu Maya berdiri yang masih menangis. Diluar kamar mereka duduk disalah satu bangku yang ada di lorong rumah sakit. Rei pergi membeli makanan dan minuman untuk Maya.
Mizuki keluar dari kamar dan melihat Maya sedang tertunduk sedih.Mizuki duduk disampingnya.

‘’Kamu harus kuat. Saat ini pak Hayami sangat membutuhkan dirimu. Pasti dia akan sangat sedih matanya tidak bisa melihat lagi’’.

‘’Aku tahu, tapi aku merasa tidak bisa berbuat apa-apa untukknya’’.

‘’Jangan berkata seperti itu. Dukungan dan cintamu sangat membantunya. Lagi pula pak Hayami kemungkinan bisa melihat lagi’’.

‘’Eh apa maksud Anda?’’

‘’Asal pak Hayami mempunyai donor kornea mata pasti akan dapat melihat lagi. Sayangnya saat ini masih belum ada dan kita tidak tahu kapan akan mendapatkan donor korena untuk matanya, tapi setidaknya kita masih ada harapan’’.

Rei datang membawa makanan kecil dan minuman untuk Maya.

‘’Ini minumlah! Itu akan membuatmu lebih baik’’.Rei kemudian melirik Mizuki.

‘’Nona Mizuki wartawan di depan rumah sakit sangat banyak mereka ingin mengetahi perkembangan kesehatan pak Hayami’’.

‘’Aku akan segera mengurus ini dengan pak Eisuke. Kami sepakat untuk mengadakan konferensi pers. Kalau begitu aku permisi dulu’’.

Tidak lama Eisuke pun keluar bersama dengan pak Asa. Maya memberi salam dan pergi meninggalkan Maya dan Rei.
****

Maya dan Rei tertidur di bangku dan dikagetkan oleh teriakan Masumi. Mereka berdua saling pandang dan segera masuk. Dilihatnya Masumi sedang berteriak-teriak dan menangis. Perban di matanya sudah terlepas. Rei segera memanggil dokter. Maya sangat sedih melihat keadaan kekasihnya seperti itu. Hatinya terluka.Maya pun ikut menangis.
‘’Masumi tenang kamu jangan seperti ini’’.
‘’Maya, kau kah itu?’’
‘’Iya. Ini aku. Aku ada disini’’.
Maya memeluk Masumi dan berusaha untuk menenangkannya.
‘’Apa yang terjadi denganku? Kenapa aku tidak bisa melihat?’’teriaknya.
Maya memandang Masumi dan menghapus air matanya.
‘’Matamu...’’
Perkataan Maya terpotong karena dokter sudah datang dan segera memeriksa Masumi. Rei dan Maya menunggu di luar.Setelah dokter dan perawat keluar, Maya dan Rei masuk. Masumi sedang berbaring diam di tempat tidurnya dan matanya sudah kembali diperban.
‘’Masumi...’’
Maya mengenggam tangannya lalu menciumnya.
‘’Aku akan menunggu di luar’’kata Rei.
Maya menanggukan kepalanya lagi dan menatap kembali Masumi.
‘’Kamu tidak apa-apa kan?’’tanya Maya kemudian mengecup keningnya.
‘’Kita batalkan saja pernikahan kita’’.
‘’Apa kamu bilang? Tapi Masumi...’’
‘’Kamu sudah tahukan sekarang aku buta. Aku sudah tidak pantas lagi berada bersamamu’’.
‘’Kamu jangan bilang seperti itu. Aku mencintaimu apa pun keadaanmu. Aku ingin tetap berada disisimu, jadi jangan pernah kamu mengatakan itu lagi’’.
‘’Dengan keadaanku seperti ini mana mungkin aku bisa melindungimu’’.
‘’Dengarkan aku sayang, aku tidak perduli kamu buta atau tidak aku akan tetap disisimu. Mungkin sekarang kamu tidak bisa melindungiku , tapi aku bisa melindungimu. Kini giliranku untuk melindungimu. Selama ini kamu yang selalu melindungiku dan satu lagi kamu sama sekali tidak merepotkanku.Masumi izinkan aku untuk berada disismu. Aku mohon’’.
Maya mengecup lembut bibirnya dan menyelimutinya dengan baik.
‘’Sekarang istirahatlah! Aku akan tetap disini menemanimu’’.
*****
Keesokan paginya Maya membuka jendela kamarnya.Sinar matahari menyelinap masuk. Dia berdiri dan termenun, angin berhembus mempermainkan rambutnya.Maya bergegas pergi kerumah sakit. Sesampainya disana Masumi menolak untuk ditemui oleh Maya dan membuat hati maya sedih. Dia duduk di depan kamarnya selama berjam-jam.
Mizuki merasa kasihan melihat Maya.Tatapannya selalu mengarah ke kamar.
‘’Aku akan menunggu disini dengan begini aku akan merasa lebih dekat denganmu karena aku tidak ingin berada jauh lagi darimu’’kata Maya dalam hati.
Selama beberapa hari Maya rajin menjenguk Masumi di rumah sakit meskipun hanya duduk di depan kamarnya karena Masumi selalu menolak kedatangannya sampai Masumi sudah di izinkan untuk pulang. Masumi masih saja menolak untuk bertemu dan berbicara dengannya.
Mizuki merasa kasihan dan menyuruh Maya masuk dengan syarat Masumi tidak boleh mengetahui kehadirannya. Maya pun menyetujuinya. Maya pelan-pelan masuk. Masumi sedang duduk di sofa sedangkan Mizuki membereskan pakaiannya kedalam tas. Maya hanya memandangnya dalam diam dan air matanya mulai menetes.Maya pun berlari keluar tidak ingin Masumi menyadari keberadaanya dan mendengar tangisannya.
Masumi telah tiba di rumahnya dan langsung masuk ke kamarnya. Dia tidak nafsu makan dan juga tidak bersemangat. Eisuke sedih melihat keadaan Masumi yang seperti itu. 2 hari pun telah berlalu. Maya sudah tidak tahan lagi dengan sikap Masumi yang selalu menolak kehadirannya. Padahal mereka masih saling membutuhkan.Maya pun pergi kerumahnya dan Eisuke sangat senang dengan kedatangannya dan menyuruhnya masuk ke kamar Masumi. Disana Masumi sedang berjalan dan beberapa kali menabrak benda-benda yang ada di depannya. Maya kemudian menolong Masumi.
‘’Maya, apa yang kamu lakukan disini? Cepat pergi! Aku tidak membutuhkanmu’’.
Maya sedih Masumi mengusirnya.
‘’Ayo cepat pergi dari sini!’’teriaknya
Masumi mencengkram lengan Maya dengan kuat lalu menyeretnya keluar kamar meskipun ia harus menabrak beberapa benda sebelum mencapai pintu. Dengan paksa Masumi mengeluarkan Maya dari kamarnya dan menutup pintunya. Masumi tidak memperdulikan permohonan Maya untuk masuk.
‘’Dengar aku. Aku akan tetap disini dan aku akan menunggumu disini sampai kamu mengizinkan aku masuk dan kamu keluar kamar dan aku tidak akan makan atau pun minum’’.
Akhirnya Maya duduk di depan kamar Masumi dan sampai malam tiba Maya masih duduk disana.Eisuke dan para pelayan sangat kasihan melihatnya seperti itu. 2 hari sudah terlewati Maya masih berada didepan kamar Masumi tidak beranjak sedikit pun, tidak makan atau pun minum sama sekali. Tubuhnya sudah terlihat lemas dan akhirnya Maya jatuh pingasan.
‘’Maya sadarlah’’kata Eisuke.
Eisuke sudah geram dengan sikap Masumi dan mengetuk pintu dengan keras.
‘’Masumi mau sampai kapan kamu seperti ini? Sekarang Maya sudah pingsan di depan kamarmu’’.
Masumi merasa sangat cemas mendengar Maya pingsan akhirnya Masumi membukakan pintunya dan menyuruh ayahnya untuk membaringkannya di tempat tidur.
‘’Maya sangat mencintaimu. Biarkan dia berada disisimu dan menjagamu.Tolong mengertilah perasaannya’’.
Eisuke keluar dari kamar Masumi dan sekarang tinggalah Maya dan Masumi berdua di kamar. Dengan meraba-raba Masumi berusaha untuk menyentuh Maya. Jari-jari tangannya meraba wajah Maya kemudian mengecup kening Maya lalu beralih pada hidungnya kemudian bibirnya.
‘’Maafkan aku sayang. Aku sudah membuatmu seperti ini’’.
Masumi mulai menciumi wajah Maya dan menghujaninya dengan ciuman mesra.
*****
Beberapa kemudian mereka melangsungkan pernikahan. Mereka berdua terlihat sangat bahagia. Eisuke dan teman-teman Maya turut senang.
‘’Akhirnya mereka dapat menikah juga. Aku sudah tidak sabar ingin mendapatkan cucu dari mereka’’.
4 bulan sudah usia pernikahan mereka. Masumi sudah terbiasa dengan kegelepan dan dia juga sudah mulai menghapal kamarnya sehingga dia tidak menabrak lagi barang-barang yang ada disekitarnya. Masumi tampak lebih ceria dan semangat. Dia senang masih ada orang yang mencintainya dalam keadaannya seperti ini. Maya begitu memanjakan Masumi.Semenjak Maya menikah dengan Masumi kegiatan syutingnya dikurangi karena tidak ingin berlama-lama meninggalkan Masumi dirumah. Jabatan direktur Daito diganti oleh orang kepercayaan Eisuke. Sore itu Masumi sedang menikmati tehnya dikamar kemudian Maya masuk.
Maya langsung mengecup bibir Masumi.
‘’Aku pulang!’’
Maya duduk dipangkuan Masumi dan mengecup keningnya.
‘’Kenapa kamu sudah pulang ?’’
‘’Aku sengaja pulang lebih awal karena aku mau memberitahukanmu kabar gembira’’.
‘’Kabar apa?’’
‘’Kita sebentar lagi akan mempunyai anak’’.
Masumi terlihat terkejut bercampur bahagia.
‘’Anak?’’
‘’Iya sayang.Kau senang?’’
Masumi mendekap Maya dengan erat. ‘’Tentu saja senang. Terima kasih sayang sudah memberiku hadiah yang sangat indah’’.
7 bulan kemudian Maya melahirkan seoarang bayi perempuan yang lucu dan cantik dan diberi nama Hana. Mizuki mengantar Masumi ke kamar bayi. Dia berharap ingin sekali melihat wajah anaknya walaupun hanya sekali.
‘’Mizuki, anakku mirip siapa?’’
‘’Dia mirip Maya tapi matanya mirip denganmu’’.
Masumi tersenyum.
‘’Andai saja aku bisa melihatnya dengan kedua mataku ini’’.
‘’Pak Hayami, aku yakin suatu hari Anda akan diberi kesempatan untuk melihat lagi’’.
‘’Selama ini aku selalu menunggu hari itu tiba’’.
******
3 bulan kemudian
Masumi sedang bermain dengan anaknya di tempat tidur sedangkan Maya  pergi ke apartemennya yang dulu untuk bertemu dengan Rei. Dia tidak sadar sebuah mobil sedan hitam mengikutinya pelan-pelan dari arah belakang.Maya melihat Rei melambaikan tangannya di depan apartemen dan ketika Maya akan menyebrang Mobil itu langsung menabrak Maya. Maya terpental sangat jauh dan Rei dibuat kaget dengan kejadian itu. Mobil itu langsung melarikan diri. Rei segera mendekati Maya dan memeriksa keadaanya. Maya masih bernafas dan segera memanggil ambulance. Di dalam ambulance Maya mengenggam tangan Rei.
‘’Rei’’
‘’Sudah Maya jangan banyak bicara dulu. Kita akan segera sampai di rumah sakit’’.
‘’Aku rasa aku tidak akan selamat’’.
‘’Kau ini bicara apa Maya? Jangan bicara yang bukan-bukan. Bertahanlah!’’
‘’Kalau aku mati tolong berikan mataku pada Masumi’’.
Rei sangat terkejut dengan permintaan Maya.
‘’A..ku mohon Rei kabulkan permintaanku dan juga sampaikan pada Masumi kalau aku mencintainya dimana pun aku berada dan juga tolong sampaikan maafku padanya karena aku sudah pergi meninggalkannya duluan dan tolong jaga anakku Hana. Sepertinya aku tidak akan bisa melihatnya tumbuh menjadi dewasa. Katakan kepada mereka kalau aku sangat mencintai mereka berdua’’.
‘’Maya’’.
Rei sudah tidak dapat menahan kesedihannya dan akhirnya menangis.Sesampainya di rumah sakit Maya segera diperiksa dan Rei terlihat mondar-mandir sambil menginggit jarinya. Tidak lama kemudian Mizuki datang.
‘’Rei, apa yang terjadi?’’
Lalu Rei menceritakan kejadian siang itu dan juga menceritakan permintaan Maya untuk mendonorkan korena matanya untuk Masumi agar dia dapat melihat kembali.Mizuki terkejut mendengar cerita Rei.
Dokter dan perawat akhirnya keluar dan memberitahukan keadaan Maya. Dokter bilang kalau jantung Maya sudah hancur dan hidupnya tidak akan bertahan lebih lama lagi. Rei langsung menangis dan jatuh terduduk. Mizuki pun langsung menjadi lemas dan bersandar pada tembok. Mizuki mengambil Hpnya dan menghubungi Eisuke tentang keadaan Maya.
Eisuke menjatuhkan teleponnya seakan tidak percaya berita yang baru saja disampaikan kepadanya.Rei dan Mizuki ke ruang ICU untuk melihat Maya.
‘’Rei, nona Mizuki’’kata Maya lemah.
‘’Jangan banyak bicara dulu. Kamu harus banyak istirahat’’.
‘’Tidak. Waktuku sudah tidak banyak lagi. Aku harus memeastikan kalau Masumi nantinya akan mendapatkan mataku. Kalian berjanjilah. Aku mohon’’.
‘’Aku berjanji Maya’’kata Rei disela isak tangisnya.
‘’Aku juga Maya. Kau tahu pak Hayami akan merasa sangat sedih kalau kamu pergi dari sisinya begitu saja’’.
‘’Aku tahu. Setelah aku mati tolong jaga  suami dan anakku’’.
Mereka berdua menganggukan kepala mereka dan akhirnya Maya menghembuskan nafas terakhir.
‘’Mayaaaaa’’teriak Rei. Mizuki menangis melihat Maya yang sudah tidak bernyawa lagi.
‘’Maya bangun kamu jangan mati. Aku mohon’’kata Rei sambil mengguncang-guncang tubuhnya.
*****
Eisuke ketika akan pergi kerumah sakit mendapat telepon dari Mizuki dan mengabarkan Maya telah meninggal dan Maya akan mendonorkan matanya untuk Masumi. Eisuke pun menangis dan menyuruh pak Asa untuk memberitahu Masumi kalau dia sudah mendapatkan donor mata dan Eisuke juga memerintahkan jangan dulu memberitahukan kematian Maya dulu.
‘’Maaf tuan. Saya ingin mengatakan kalau Anda sudah mendapatkan donor mata dan disuruh pergi kerumah sakit untuk segera melakukan operasi’’.
Masumi sangat senang mendengarnya dan terlihat wajah ceria menghiasi wajahnya yang tampan.
‘’Benarkah itu?’’
‘’Iya’’.
‘’Lalu bagaiaman dengan Hana. Maya belum kembali’’.
‘’Biar pelayan disini yang menjaga anak Anda’’
Masumi segera bersiap-siap pergi kerumah sakit dan dirinya masih belum mengetahui kalau donor matanya adalah istrinya.
Masumi pun segera melakukan operasi mata dan operasi tersebut berhasil dan dokter mengatakan Masumi akan dapat melihat kembali.
‘’Ayah, Maya ada dimana? Dari tadi aku tidak merasakan kehadiarannya’’.
Eisuke menatap pilu Masumi.
‘’Dia sudah pulang untuk istirahat dan dia sangat senang kamu akan bisa melihat lagi’’.
‘’Oh begitu. Aku sudah tidak sabar ingin melihat anakku dan Maya’’.
Eisuke menangis dalam diam.
‘’Maafkan aku Masumi. Kamu tidak akan bisa melihat Maya lagi untuk selamanya’’.
Beberapa hari kemudian perban mata Masumi dibuka dan dia dapat melihat kembali.Matanya langsung tertuju pada bayi yang berada dalam buaian Mizuki. Lalu Mizuki memebrikannya pada Masumi.
‘’Kamu benar. Dia mirip dengan Maya. Dia sangat cantik. Anakku’’.
Masumi mencium lembut keningnya, lalu Masumi tidak menemukan Maya dimana pun.
‘’Ayah, apa Maya belum pulang dari syutingnya di luar kota’’.
Beberapa hari yang lalu Eisuke terpaksa berbohong pada Masumi kalau Maya ada syuting di luar kota dan Masumi mempercayainya.
‘’Masumi, aku akan mengajakmu bertemu dengan Maya’’.
Eisuke  dan Masumi masuk kedalam mobil.
‘’Kita akan pergi kemana?’’
‘’Kita ke Yokohama’’.
Eisuke dan Mizuki saling menatap karena Masumi sebentar lagi akan mengetahui kebenaran tentang Maya.Masumi asyik bercanda dengan anaknya dan sesekali diciumnya.Akhirnya Mobil itu berhenti disebuah kuil lalu mereka masuk ke area pekuburan.
‘’Kenapa kita pergi kesini? Apa Maya syuting disini?’’
Eisuke dan Mizuki hanya diam .Masumi merasakan ada yang disembunyikan oleh mereka berdua. Lalu tiba-tiba perasaan tidak enaknya mulai menyergap ke dalam hatinya.
‘’Disini’’kata Eisuke tiba-tiba.
‘’Mana Maya?’’tanya Masumi.
Eisuke diam dan tidak menjawab.
‘’Ayah, dimana Maya? Dimana Mayaku?’’kata Masumi dengan sedikit nada tinggi.
Eisuke lalu menujuk sebuah Nisan.
‘’Maya ada disana’’.
Masumi melihat batu nisan yang masih baru dan disana tertulis nama Maya Hayami.
‘’Ini tidak mungkin. Tidak mungkin. Tidak mungkin Maya meninggal. Pasti kalian sedang bercandakan?’’
‘’Tidak Masumi itu benar. Maya sudah meninggal. Dia ditabrak oleh Shiori Takamiya. Aku baru saja menerima laporan dari kepolisian dan satu lagi orang yang mendonorkan matamu adalah Maya.
Tubuh Masumi terasa sangat lemas dan hampir terjatuh dengan sigap Mizuki mengambil alih untuk mengendong Hana.Mata Masumi mulai memerah dan memeluk nisan Maya sambil menangis keras.
‘’Tidaaakkk’’teriakan Masumi mengema keseluruh area pekuburan.
‘’Kenapa kamu meninggalakanku seperti ini?Aku lebih baik tidak melihat kalau pada akhirnya aku tidak dapat melihatmu lagi’’katanya disela isak tangisnya.
‘’Kamu harus berterima kasih pada Maya karena berkat dia kamu dapat melihat dunia lagi. Kamu harus menjaga matamu karena matamu sekarang adalah mata Maya’’.
‘’Aku lebih baik tidak melihat jika harus menerima mata darinya’’.
‘’Masumi kau ini’’kata Eisuke setengah berteriak.
Masumi kembali memeluk nisan Maya dan tidak mau pergi dari sini.
‘’Maya, bawa aku pergi. Aku tidak sanggup jika hidup tanpa dirimu disisiku. Kumohon bawa aku pergi bersamamu. Aku mohon’’.
‘’Masumi ingat anakmu. Dia masih kecil dan masih sangat membutuhkanmu.Apa kamu tega meninggalkan dia?’’tanya Eisuke.
Masumi kemudian tersadar kalau dia memiliki seoarang anak yang masih bayi dan membutuhkan kasih sayangnya.Masumi mengambil Hana dari buaian Mizuki dan menatapanya dengan lembut.
‘’Ayah benar.Dia masih membutuhkan aku. Ayo kita pergi dari sini’’.
Masumi sekali lagi mencium nisan Maya.
‘’Sayang, aku pulang dulu. Nanti aku akan menemuimu kembali. Aku akan segera menyusulmu jika waktunya sudah tiba’’.
Sementara itu jasad Shiori yang tergencet truk berhasil dikeluarkan. Shiori kehilangan kendali mobil ketika berusaha melarikan diri dari kejaran polisi untuk menangkapnya karena telah menabrak Maya.

The End

9 comments:

Anonymous said...

wihhhh akhirnyaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
makasih ya ....wekekekekek .... akhirnya ada juga cerita yg tragis

mommia kitajima on 4 August 2011 at 19:36 said...

hiks, tragic...

Heri Pujiyastuti on 4 August 2011 at 19:51 said...

(-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩___-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩) ....sedih banget...(-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩___-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩) ....sedih banget...

Anonymous said...

hiks,,,sedih bgt ciii,,, aku smp nangis beneran nh ,,, thanks sista mia hayami,,, :') *mutia na rival

Anonymous said...

hiks...hiks...hiks....miaaaaaaaa....tegaaaaaaa.... :( :( :( hiks...hiks...hiks.... *rini*

chuubyy on 4 August 2011 at 22:44 said...

wahhh... shiori kegencet?? jd bubur dunk.. xixix..
top miaaa... sukaaaaa >__<

purple on 5 August 2011 at 09:39 said...

wuaaahhh
sedih bannget ih tp dengan ada kejadian shiori kegencet ya ga pa pa lah
T O P

purple on 5 August 2011 at 09:54 said...

wuahhh...
sedih banget, tp obat pelipurnya shiori mati ga pa pa lah kan jd impas

Unknown on 31 October 2018 at 23:56 said...

Nangis beneran...hikhikhik

Post a Comment

Silahkan kritik, saran, sapa dan salamnya... :)

 

An Eternal Rainbow Copyright © 2011 Design by Ipietoon Blogger Template | web hosting