(by Tati Diana)
*Beberapa hari kemudian
Seorang lelaki tampak memasuki sebuah rumah mewah yang besar. Dari pakaian yang dikenakannya dia terlihat sebagai sosok yang mapan dan sukses. Wajahnya sedikit tampan walaupun tatapan matanya sedikit menyiratkan kekasaran. Dia tampak marah, sudah beberapa kali dia mengajak artis pujaannya untuk pergi berkencan, tetapi selalu ditolaknya. Bahkan karangan bunga maupun hadiah-hadiah yang dikirimkannya pun sering dikembalikan kepadanya . Artis pujaan yang beberapa malam ini, wajah cantiknya menghiasi mimpinya dan seringkali hadir di beberapa surat kabar. Perasaan cintanya pada artis itu berubah menjadi kebencian. Harga dirinya sebagai seorang laki-laki terluka. Dia, Tatsuya Kato yang mapan di bisnis property, terkenal pandai merayu dan berkencan dengan para artis yang tengah naik daun dan tidak pernah seorangpun menolak ajakan kencannya. Dan kini tiba-tiba segala kehebatannya dalam mengumbar pesona ketampanannya dan kemapanannya dihempaskan begitu saja oleh artis yang satu itu, Maya Kitajima. Tatsuya ingin sekali meruntuhkan hati wanita itu, memang dia dengar artis itu tengah dekat dengan Shinichi Kudo tapi baginya itu bukan penghalang. Toh selama ini juga Tatsuya pernah beberapa kali berkencan dengan artis yang mempunyai suami dan tidak pernah ada masalah. Apalagi seorang Maya Kitajima yang seorang janda, pasti lebih mudah. Tetapi ternyata anggapannya salah, dia tidak mudah ditaklukan. Dia masih ingat betul bagaimana wanita itu menolaknya, dan itu membakar amarahnya.
Tak lama dia menelepon anak buahnya dan memberinya sebuah instruksi yang harus segera mereka laksanakan.
“jangan terlalu banyak orang yang terlibat. Ingat semuanya harus rapi. Aku tidak mau ada keributan. Pokoknya kau harus hati-hati. Culik dan sekap dia di pergudangan. Kau jangan coba-coba menyakitinya. Dia bagianku” kata Tatsuya menutup teleponnya
“kau boleh saja menolakku dengan arogan, Maya. Tapi aku bisa pastikan kau pasti akan jatuh ke pelukanku cepat atau lambat, suka atau tidak suka kau pasti kudapatkan” desisnya sambil menenggak minuman keras, terlihat matanya memerah menahan marah
***
Maya tersadar dari pingsannya. Dia mengerjapkan matanya dan tidak mengenali sekelilingnya. Yang dia tahu dia berada di ruangan yang kelihatan gelap. Tembok di ruangan itu banyak terkelupas dan lantainya terlihat kotor. Maya berjalan ke arah pintu dan berniat membukanya tapi pintu itu terkunci rapat. Maya akhirnya menggedor-gedor pintu itu, dan berusaha memanggil-manggil agar ada orang yang mau membuka pintu itu. Tapi usahanya sia-sia. Hanya kesunyian yang menjawab teriakannya.
“Tolong buka pintu....! tolong.....buka !....buka!” teriak Maya
“apa salahku?...hiks..hiks.........” air mata mulai membasahi pipinya
“ternyata anda sudah sadar Maya.....! kata lelaki itu dengan sinis
“tolong keluarkan aku. Aku tidak mau berada di sini” kata Maya penuh permohonan
“ Oh......artis cantik seperti anda memohon padaku. Mimpi apa aku semalam ?” kata lelaki itu menyeringai jahat sambil menyentuh dagu Maya
Maya berpaling dari laki-laki itu. Sedikit takut dengan kehadirannya.
“apa maumu?” tanya Maya
“......aku tidak mau apa-apa darimu. Aku hanya menyekapmu karena ada yang membayarku dan dia sangat menginginkanmu. Bosku. Sebentar lagi dia pasti tiba disini “ kata lelaki itu
Terdengar langkah kaki yang datang ke arah ruangan tersebut. Lelaki yang sangat Maya kenali. Lelaki yang telah berulang kali mengajaknya berkencan dan selalu dia tolak.
“Tolong keluarkan aku dari sini ! ..tolonglah.....Tatsuya.! kata Maya pada lelaki itu
“....ckckck......aku senang sekali melihatmu memohon padaku. Sangat menyenangkan sekali” kata lelaki itu yang ternyata bernama Tatsuya sambil memeluk Maya dengan kasar
“lepaskan aku!. ....lepaskan!” teriak Maya
“mengapa kau selalu menolakku, Maya ? apakah Shinichi lebih baik dariku? ” tanyaTatsuya dengan marah sambil mendorong Maya hingga wanita itu terjatuh
“dengarkan aku baik-baik. Tidak ada seorang wanita pun yang pernah menolakku. Kau tahu, penolakkanmu sangat arogan sekali” kata Tatsuya sambil memegang dagu Maya dan memandang wajah Maya dengan penuh kebencian
“sampai kapanpun aku tidak sudi menjadi pasanganmu!” teriak Maya dengan marah
“aku ingin tahu apakah kau masih mau menolakku jika aku bertindak kurang ajar padamu?" tanya Tatsuya sambil menyeringai buas dan membelai wajah Maya
“cihhhh..........!” Maya memalingkan wajahnya
“ha..ha..ha....... aku suka gayamu jika sedang marah. Pantas saja banyak lelaki yang tergila-gila padamu” kata Tatsuya
“Baiklah kau boleh menolakku sekarang, tapi aku tahu cara yang efektif dan lebih aku sukai agar kau jatuh ke pelukanku. Aku ingin pembalasan yang sempurna” kata Tatsuya sambil berbisik pada Maya
“Kotaro, jaga wanita ini baik-baik. Kurung lagi dia. Aku ingin tahu apakah dia masih bersikap sama jika aku menyentuh anak lelakinya” lanjut Tatsuya
Mata Maya terbeliak kaget.
“Kau kaget?......ha...ha...ha...aku tahu cara ini pasti akan berhasil” Tatsuya tertawa renyah sambil beranjak keluar dari ruangan itu
“kau memang bajingan...... Bajingan...... Jangan pernah kau sentuh puteraku!” teriak Maya sambil menangis
“Takeshi....Takeshi.......hiks.......hiks.......”Maya terus menangisi dan takut membayangkan apa yang akan terjadi pada puteranya.
Lama sekali Maya menangisi nasib dirinya dan ketakutannya akan nasib puteranya. Dia berusaha mendobrak dan mencari cara agar dapat keluar dari ruangan itu, tetapi sia-sia.
***********************
“hah....bagaimana ini. Bagaimana aku bisa menjemput Takeshi?” batin Hiragawa.
Hiragawa melihat jamnya dan dia tahu dia akan terlambat jika dia membetulkan dahulu mobilnya. Apalagi mobilnya ini jauh dari tempat service mobil. Maka dia memutuskan untuk naik Taksi. Tapi entah mengapa Taksi yang melewati jalanan itu selalu penuh. Hingga cukup memakan waktu lama bagi dirinya untuk akhirnya menaiki sebuah taksi dan mengantarkannya ke sekolah Takeshi.
***
“halo Takeshi. Kau pasti menunggu lama mobil jembutanmu ya?”tanya lelaki itu
“eh...paman siapa?” tanya Takeshi dengan takut. Dia tidak mengenal laki-laki itu
“aku teman mamamu. Dia tadi datang ke rumahku dan dia bilang agar aku menjemputmu disini, karena sopirmu tak bisa menjemputmu. Ayo mamamu menunggumu di rumahku” bujuk lelaki itu
“benarkah mamaku bilang begitu?” tanya Takeshi sambil memandang lelaki itu
“iya, Mamamu Maya Kitajima kan?” tanya lelaki itu seramah mungkin
‘iya benar” jawab Takeshi polos
“jadi tunggu apa lagi? Ayo masuk ke mobil. Kita temui mamamu” ajak lelaki itu
Walaupun dengan sedikit enggan, akhirnya Takeshi mengikuti ajakan lelaki itu. Keduanya masuk ke dalam mobil tersebut meninggalkan halaman sekolah itu.
*****
Mobil itu ternyata melaju menjauhi pusat kota Tokyo. Sambil mengikuti mobil itu, Hiragawa mencatat plat nomor mobil tersebut. Tidak berapa lama mobil hitam itu sampai di sebuah komplek pergudangan yang sepi. Terlihat lelaki itu keluar dari mobil sambil menggendong Takeshi yang meronta-ronta dan kemudian masuk ke dalam salah satu gudang dan menutupnya. Hiragawa yang mengetahui bahwa nasib Takeshi dalam bahaya, kemudian menyuruh taksi tersebut untuk mengantarnya kembali ke pusat kota Tokyo. Dia takut untuk menghubungi polisi, jika dia menghubungi polisi dikhawatirkan urusannya makin runyam.
“cepatlah...cepat.....antarkan aku menuju gedung Daito” kata Hiragawa pada supir taksi itu dengan panik.
Akhirnya taksi tersebut sampai di gedung Daito. Hiragawa menghampiri satpam yang sedang bertugas di pos jaga di kantor tersebut dan mengabarkan bahwa dia sangat ingin sekali bertemu Masumi Hayami. Satpam tersebut kemudian menelepon respsionis dan menyambungkannya dengan kantor Masumi Hayami.
“hallo..” kata Masumi
“maaf, ada seseorang yang katanya ingin sekali bertemu anda, Pak Masumi, namanya Hiragawa. Dia bilang dia sopir yang sering menjemput Takeshi di sekolah”papar satpam tersebut
“baik, suruh dia datang ke tempatku” jawab Masumi
Dengan berlari Hiragawa menuju kantor Masumi dan masuk dengan terengah - engah. Masumi yang melihat keadaan tamunya ini sedang panik menduga ada sesuatu yang tidak beres.
“maaf..tuan, saya datang kemari karena saya tidak tahu harus menghubungi siapa. HP nyonya Maya pun tidak aktif, padahal biasanya dia menelepon untuk menanyakan puteranya. Saya takut menghubungi polisi karena dikhawatirkan akan membahayakan tuan Takeshi.” Papar Hiragawa yang berbicara dengan cepat seakan dikejar waktu
“ada apa dengan Takeshi?” tanya Masumi dengan khawatir
“Saya kira dia diculik tuan. Saya tadi mengikuti mobil yang membawanya. Tapi saya takut untuk bertindak, karena saya pikir jika saya menyelamatkan seorang diri dan disana banyak penjaganya saya akan kalah”jawab Hiragawa
“Kalau begitu kau sudah tahu kemana mereka membawa Takeshi?” tanya Masumi sambil menyambar jasnya
“iya tuan” jawab Hiragawa
“Kalau begitu antarkan aku kesana “kata Masumi dengan cepat
Selama di lift Hiragawa menjelaskan tempat dimana Takeshi dibawa. Masumi yang telah paham posisi Takeshi kemudian menghubungi Hijiri dan menyuruhnya untuk membantu dirinya menyelamatkan Takeshi.
***
“Paman jahat. Paman bohong!” teriak Takeshi sambil memukul dada lelaki itu
“Diam kau bocah. Mamamu ada disini” kata lelaki itu dengan kesal
Akhirnya lelaki itu membawanya ke sebuah ruangan dimana Maya sedang duduk meringkuk. Maya yang mengetahui suara puteranya tiba-tiba kaget.
“Takeshi....Takeshi ..ini mama “ kata Maya setelah melihat anaknya berada di ruangannya
“mama..aku takut..” kata Takeshi sambil menghampiri Maya
Maya membelai wajah puteranya dan memeluknya, berusaha menenangkan.
“ada mama. jangan takut. Kita akan selamat, sayang” bujuk Maya sambil menenangkan dirinya sendiri
“wah..wah..akhirnya ibu dan anak berkumpul bersama” kata Tatsuya yang kemudian muncul kembali di ruangan itu
“aku akan membiarkan kalian sedikit bernapas lega. Aku akan membiarkan kalian untuk menikmati kebersamaan kalian. Manfaatkanlah Maya” kata Tatsuya sambil berlalu dari ruangan itu dan menguncinya kembali
“aku takut, mama” kata Takeshi sambil memeluk ibunya
“tenanglah, sayang. Ada mama disini” jawab Maya menenangkan anaknya
Lama Takeshi menangis hingga akhirnya anak itu tertidur. Maya mencoba menenangkan dirinya, dia tahu tidak ada yang bisa diperbuatnya kecuali mengharapkan sebuah keajaiban yang datang untuk menolongnya
“sayang sekali kebersamaan kalian mungkin sebentar lagi tinggal kenangan, Maya “ lanjut Tatsuya yang kemudian tangannya menarik Takeshi ke arahnya
“lepaskan aku..lepaskan!” kata Takeshi meronta tapi dia kalah kuat dari Tatsuya
“lepaskan dia. Aku mohon...!”kata Maya memohon sambil berlinang air mata
“.....ckckkk.....aku senang melihatmu, Maya.....memohon-mohon padaku” kata Tatsuya sambil tertawa
“jangan sakiti Takeshi, dia tidak tahu apa-apa, dia tidak bersalah”kata Maya dengan gugup melihat anaknya yang terlihat ketakutan dalam genggaman Tatsuya
“baiklah, aku tidak akan menyiksanya secara fisik. Aku ingin memperlihatkan sesuatu padanya. Aku ingin dia melihat ibunya bermesraan dengan seorang laki-laki di hadapannya” kata Tatsuya sambil tertawa
“Kotaro, pegang anak ini!” perintah Tatsuya sambil mendorong Takeshi kearah Kotaro
“kau......apa yang kau lakukan?.....lepaskan ....lepaskan aku.....! kata Maya sambil meronta-ronta melepaskan diri dari Tatsuya yang mencengkeramnya
“kau akan merasakan penderitaanmu, Maya. Kesombonganmu karena menolakku” kata Tatsuya dengan marah
“tidak...lepaskan aku..! teriak Maya sambil menjerit dan menangis
“mama.......mama......”Takeshi menangis melihat Tatsuya menyakiti ibunya
“diam kau bocah”kata Kotaro yang kali ini nampak kesal dan mengeluarkan pisau lipatnya untuk menakuti Takeshi
“Kotaro jika anak itu bertingkah bunuh saja dia!” kata Tatsuya sambil melemparkan tubuh Maya ke lantai
“lepaskan...lepaskan aku...”teriak Maya. Tiba-tiba Maya merasa ketakutan, dia kehabisan tenaga untuk melawan, dia tahu dia tidak akan selamat. Air mata membasahi wajahnya
“menangislah..menangislah...sayang, tidak akan ada yang mendengar tangisanmu” kata Tatsuya sambil membelai wajah Maya dan berusaha mengoyak pakaiannya
Brakkkk...!
Tiba-tiba pintu ruangan itu terbuka. Keempat orang di ruangan itu kaget ketika Masumi bersama Hijiri datang ke ruangan itu.
Hijiri menghampiri Kotaro, tapi Kotaro memegang pisau dan mengarahkan pisau itu dileher Takeshi, sehingga Hijiri harus berhati-hati agar anak itu tidak terluka. Perlahan Kotaro menggiring Takeshi agar keluar dari ruangan tersebut. Hijiri mengikuti keduanya.
Sedangkan Masumi menyerang Tatsuya yang berusaha memperkosa Maya. Masumi yang mengetahui ada lelaki lain yang berniat menyentuh dan menyakiti wanita yang pernah sangat dicintainya itu tampak murka.
“lepaskan dia” teriak Masumi yang sambil meninju wajah Tatsuya.
Masumi marah sekali melihat Maya yang akan diperkosa Tatsuya. Tatsuya yang tidak siap akan serangan itu kemudian jatuh terhuyung. Tapi dia bangkit dan dengan sengit membalas serangan Masumi. Mereka berdua berkelahi. Dengan khawatir Maya melihat perkelahian mereka dan bergerak menjauh ke sudut ruangan. Tampaknya Tatsuya jago berkelahi, beberapa kali dia bisa menghindar dari pukulan Masumi tapi tidak dengan Masumi.
Masumi terdesak di sisi tembok dan beberapa kali menerima tendangan Tatsuya. Maya yang panik kemudian berusaha membantu Masumi dengan meninju Tatsuya, tapi tubuhnya terlalu kecil untuk berhadapan dengan Tatsuya. Disaat panik melihat Masumi yang mulutnya telah mengeluarkan sedikit darah, Maya mengambil kursi yang ada di ruangan tersebut dan membenturkannya ke kepala Tatsuya. Tubuh Tatsuya akhirnya jatuh terhuyung. Seakan tidak puas dengan apa yang telah dilakukannya dan takut Tatsuya akan mampu membalas serangannya, Maya memukul Tatsuya dengan ujung kaki kursi yang tadi telah patah. Maya kemudian menghampiri Masumi, memastikan lelaki itu baik- baik saja.
“anda baik-baik saja, pak Masumi” kata Maya sambil memandang Masumi
“hmm...aku baik-baik saja. Terima kasih telah membantuku” kata Masumi
“saya yang seharusnya mengucapkan terima kasih” jawab Maya
“Sudahlah mari kita selamatkan Takeshi”kata Masumi
Tapi sebelum keduanya beranjak dari ruangan tersebut, tiba-tiba terdengar suara anak kecil yang menjerit dari luar ruangan tersebut. Keduanya keluar dari ruangan tersebut dengan panik.
Maya melihat Kotaro pingsan dan Hijiri yang berlari kearah Takeshi yang berbaring terluka karena pisau lipat yang menembus perut Takeshi.
“Takeshi.....Takeshi....” kata Maya sambil menangis mengguncang-guncang tubuh Takeshi yang pingsan
Masumi yang melihat hal itu menggendong tubuh Takeshi dan membawanya cepat menuju mobil.
“ Cepat kita harus membawanya ke rumah sakit” kata Masumi dengan panik
Ketiganya berlari ke arah mobil mereka. Mobil Masumi yang kali ini dikendarai oleh Hiragawa bergerak cepat menuju rumah sakit Tokyo. Memang saat perkelahian tadi Masumi menyuruh Hiragawa untuk berjaga-jaga diluar jika sesuatu terjadi. Sepanjang perjalanan mereka, Maya tidak berhenti menangis meratapi nasib yang menimpa puteranya.
“hiks...mengapa jadi begini....hiks...hiks..” Maya menangis tersedu-sedu
Masumi menatap wanita yang duduk disampingnya dengan pandangan sendu penuh cinta, seakan turut merasakan kepedihan wanita yang sangat dicintainya
“tenanglah Maya, dia pasti kuat. Dia akan bertahan” kata Masumi seakan menguatkan dirinya
Akhirnya mereka pun sampai di rumah sakit. Takeshi akhirnya dibawa ke ruang unit gawat darurat. Maya terduduk dengan berlinangan air mata di salah satu sofa di ruang tunggu itu, sedangkan Masumi terlihat mondar-mandir dan nampak kepanikan diwajahnya, menanti kepastian nasib Takeshi. Kemudian Masumi menghubungi sekretarisnya dan memberitahukan kepada Mizuki agar dia membawakan beberapa potong pakaian di rumahnya. Dia tidak ingin beranjak dari rumah sakit itu walaupun keadaan dirinya sendiri sangat berantakan setelah perkelahian itu. Masumi menyuruh Mizuki membawakan pakaian agar Masumi bisa berganti pakaian yang pantas.
*************************
7 comments:
oh my god !!!
when I saw the title 'Tragedi', I feel worry
comme ce triste,j'éspère que takeshi va être sauvé
snif!!!!la suiteeeeeee
oh no.....
tragedy again...
I hope MM will be happy....
LANUTKAN LG DONGG.......UDAH PENASARAN BGT NIH.,.......
Wah...semoga lanjutannya menggembirakan ya...lanjutannya jangan lama - lama ya.... nice work....Tq
lanjut lagi plisssssssssss
kapan ya lanjutannya.........jgn lama2 ya bubun....
Post a Comment
Silahkan kritik, saran, sapa dan salamnya... :)