Wednesday 1 June 2011

FF TK - Jatuh Cinta Lagi

Posted by orchid at 19:37
Keterangan waktu : 12 tahun setelah Maya & Masumi menikah
Maya berusia 32 tahun & Masumi 43 tahun
Memiliki 2 orang putra
RATING : 18+
JATUH CINTA LAGI
----- R I R I -----

“tuan sudah pulang nyonya” ucapnya lalu berbalik menjauh dari maya yang tetap memainkan tuts piano setelah memberikan anggukan tanda bahwa tadi ia mendengar ucapan pelayannya.
Maya tersenyum tipis disela-sela permainan pianonya, menyadari suaminya telah memasuki ruangan dan mendekatinya.
“semoga kali ini dia tidak mengganggu” pikir maya tetap berkonsentrasi pada lagunya.
Masumi menghentikan langkahnya, menyandarkan punggungnya pada piano, mendengarkan permainan istrinya beberapa saat lalu menoleh memandangi maya yang terlihat serius.
Tak lama kemudian maya mengakhiri permainannya. Sebuah senyum tersungging sebelum ia mengalihkan tatapannya dari tuts piano ke arah masumi. “bagaimana?” tanyanya dengan mata berbinar.
Masumi berpikir sebentar lalu kemudian menggeleng tanpa menjawab pertanyaan istrinya.
Sontak maya merasa dongkol. Gurunya saja, nona naoko, sudah memuji permainannya, eh, ini malah suaminya sendiri memberi tanggapan seperti itu, “maksudmu?” tanyanya dengan nada kesal.
Masumi tertawa kecil sebelum berjalan menghampiri maya dan mengambil tempat duduk disampingnya. Jari-jari masumi mulai menekan satu per satu tuts piano, “karena permainanmu membuatku berdebar, aku tidak habis pikir, seperti layaknya seorang pro” tutur masumi tanpa memandangi maya.
Maya merubah posisi duduknya sehingga badannya menghadap masumi “benarkah? Kau berdebar?” tanya maya antusias.
Masumi menghentikan permainannya, menoleh ke arah maya dan tersenyum mengangguk “apa judulnya” tanyanya.
“aku jatuh cinta” jawab maya.
Masumi menghentikan lagi permainannya dan menghadapkan tubuhnya pada maya “aku yakin penonton akan terpesona” pujinya.
“terima kasih” ujar maya. “kau datang kan?” tanyanya kemudian.
Masumi tidak menjawab, tampak berpikir “entahlah, aku tanya mizuki dulu” jawabnya serius.
Maya memalingkan wajahnya dan menyilangkan kedua tangannya di dada, kesal “awas saja kalau kau tidak datang” gumamnya sebal.
Masumi terkikik, menghampiri maya dan dengan kedua telapak tangan yang diletakkan dibangku menyanggah tubuhnya yang setengah membungkuk di samping maya, “kalau aku tidak datang, kenapa memangnya?” bisiknya menggoda ditelinga maya.
“a..i..itu, emm?” maya gugup. Setelah sekian lama menikah masih berdebar rasanya ketika masumi berada begini dekat dengan dirinya, keluh maya dalam hati.
“kau bilang apa sayang? tidak kedengaran” bisiknya menyadari kegugupan istrinya.
“huh” maya lalu berdiri. Baru hendak melangkah meninggalkan masumi, ia merasakan tangannya ditarik dan sejurus kemudian ia sudah berada dalam dekapan erat masumi. “apa lagi” sungutnya.
“hm.. hm.. hm” masumi menggeleng “mana mungkin tidak datang, mizuki tidak akan tega mengisi jadwalku, dia tahu itu bisa membunuhku” bisiknya lembut.
“e..a..em” gumam maya kebingungan hendak menjawab apa karena sepertinya bibirnya sedang tidak sinkron dengan otaknya.
Masumi tersenyum kecil menyadari kegugupan istrinya lalu mengeratkan dekapannya. Kegugupan yang dirasakan maya berangsur reda. Seulas senyum tersungging dibibirnya, bahagia berada dalam ringkuhan masumi.
Maya lalu mendongakkan kepalanya, menatap masumi “masumi, aku mencintaimu” ucapnya lembut.
Masumi balas menatapnya, tersenyum tipis “aku juga maya sayang” ujarnya tak kalah lembut.
“ah, ayo kita ke kamar” katanya kemudian.
Kedua sudut bibir maya yang tertarik ke atas dengan cepat mengarah ke bawah, dongkol, disertai tatapan tajam.
Maya meloloskan badannya dari dekapan masumi.
“dasar genit” tuduh maya sembari menatap tajam suaminya.
Masumi mengangkat kedua bahunya “mau bagaimana lagi” desah masumi.
Keduanya saling menatap.
Maya lalu menenggelamkan tubuhnya ke dalam dekapan masumi. Keduanya berpelukan.
“jadi kita melanjutkan di kamar?” ujar masumi lagi.
“auwwww” jerit masumi setelah merasakan pinggangnya dicubit namun tidak melepaskan pelukannya.
“kau masih mau?” ujar maya masih berpelukan.
“hahaha, boleh, dikamar” jawab masumi lalu mengubah posisi maya, menggendongnya.
“eh, masumi” protes maya setengah berteriak. Namun masumi tetap melangkah dan tersenyum.
Melihat suaminya tersenyum, maya juga ikut tersenyum, lalu melingkarkan tangannya dileher masumi.
“kau tidak lelah?” tanya maya. Masumi hanya tersenyum dan menatapnya penuh binar-binar cinta.
Mereka sampai di depan pintu kamar, masih digendongan masumi, maya membuka pintu kamar.
Sesampainya didekat tempat tidur, masumi meletakkan maya ditengah kasur lalu menjatuhkan dirinya dalam keadaan tengkurap.
EH
Maya kebingungan.
Masumi masih dalam posisi tengkurap lalu menoleh ke maya “bisakah kau memijitku, badanku pegal setelah menggendongmu, kau semakin berat saja” keluh masumi sambil meremas tengkuknya.
APAAAAA
Kata maya berusaha menahan kejengkelannya sambil memandangi masumi dengan heran.
“ayolah sayang” ajak masumi.
Maya masih menatap suaminya tidak percaya.
Masumi balas menatap dengan sedikit memelas.
“hhhh, baiklah, sini” putus maya akhirnya.
Masumi lalu bangun terduduk, mulai membuka satu kancing bajunya.
“eh, kenapa buka kancing?” tanya maya keheranan.
Masumi menghentikan aktivitasnya lalu menatap maya dengan heran “apa kau mau membukakannya” godanya sembari merangkak mendekati maya.
“hahh” nafas maya tertahan lalu terengah-engah memundurkan dirinya.
DEG
Tubuh maya tertahan kepala tempat tidur. Kini wajah masumi yang sedang tersenyum dan menatapnya lekat berada sangat dekat di depannya.
“a…apa kau ja…jadi mau di…dipijit?” tanya maya dengan kedua kelopak mata menyipit berusaha menawarkan rasa gugupnya.
“tidak lagi” ucap masumi dengan sesungging senyuman.
Kedua bola mata maya membelalak.
Dan ………………....................................
===== G =====
Setelah 12 tahun menikah dan 2 orang jagoan yang mereka miliki, masumi masih bisa merasakan getar-getar yang sama ketika melihat istrinya memainkan peran.
EH
Masumi merasakan tubuhnya gemetar, melihat tatapan maya menatap lawan mainnya, jatuh cinta, ya, ekspresi jatuh cinta, membuat masumi mabuk kepayang, juga jatuh cinta, setengah mati.
LOH
Masumi merasakan dadanya bergemuruh, melihat gerakan maya memeluk lawan mainnya, saat lawan mainnya juga mengatakan cinta kepadanya, masumi mengepalkan kedua tangannya erat dan memicingkan matanya saat melihat lawan main maya membalas pelukan itu.
HHHHHH
Masumi merasakan hawa disekitarnya terasa panas, mereka masih berpelukan, sampai kapan, pikir masumi semakin tegang.
APPPAAAA
Teriak masumi dalam hati, melihat pria itu semakin erat memeluk maya, istrinya. Kepalan tangannya kian mengepal kuat. Tanpa sadar masumi tiba-tiba berdiri.

MEREKAAAA

Rahang tegas masumi bergetar saling mengatup dan kedua kepalan tangannya bergetar.

“hen…” pekik masumi, tertahan.

Plok……plok…….plok…….

Suara tepuk tangan yang bergemuruh dan sorak sorai penonton diikuti turunnya tirai panggung menghentak masumi.

Masumi memandangi sekitarnya dan mulai mencerna.

“eh, sejak kapan aku” pikir masumi tertegun mendapati dirinya sedang berdiri.

Masumi lalu mengarahkan pandangannya ke panggung, terlihat tirai terangkat lagi diikuti kemunculan seluruh pemain satu per satu. Terakhir tampak olehnya maya, lalu bersama pemain lainnya membungkuk memberi hormat dengan melemparkan senyuman, diliputi kemilau seperti biasanya, puji masumi dalam hati, dengan senyuman merekah yang menyapu tak bersisa jejak-jejak kecemburuannya yang tadi hampir saja meledak.

======= G =======

Maya membalikkan dirinya, memandangi masumi yang berjalan ke arahnya.

“bagaimana tadi?” tanyanya sambil meremas-remas jari-jarinya, menunggu reaksi.

“sangat memukau dan…..“ pujian masumi terhenti seiring langkahnya yang tertahan karena dirinya berjarak cukup dekat kini dengan maya.

“dan?” tanya maya penasaran kelanjutannya dengan kedua alis yang terangkat.

“membuatku hampir……” keluh masumi.

HHHHH

Desah masumi lalu merangkul tubuh mungil istrinya, tak menyisakan ruang diantara mereka berdua.

Maya melingkarkan kedua tangannya lalu mendongakkan kepalanya.

“ada apa? Kenapa?” tanyanya bingung.

Masumi mendesah lagi lalu balas menatap maya.

“tidak sayang, hanya efek samping seperti biasanya” bisiknya lemah dan mencoba menarik satu sudut bibirnya ke atas untuk tersenyum.

Maya mengerti arah pembicaraan masumi. Ia lalu merapatkan pipinya di dada suaminya “maaf ya masumi” ujarnya prihatin sambil menyapukan ibu jari dan telunjuknya dipinggiran kerah jas masumi, merasa tidak enak hati.

Masumi tersenyum kecil lalu menyampirkan helaian rambut maya ke belakang telinganya.

“tidak perlu meminta maaf, lagipula…..” masumi menarik nafas lalu mengeratkan dekapannya.

“salahku sendiri, aku sungguh tak berdaya” tuturnya lagi, kembali menyungging senyuman.

“masumiiii” gumam maya kembali menatap wajah suaminya.

Maya melepaskan pelukannya lalu mendorong dirinya menjauh dari masumi, berjarak beberapa langkah di depan masumi.

Masumi terheran.

Maya mengamati wajah masumi, lalu sedikit memiringkan kepalanya ke kanan hampir merapatkan pada bahunya sendiri.

“tak terasa waktu berlalu” maya mulai mengulangi dialognya dipanggung tadi sambil membawa kedua tangannya menyilang ke belakang.

Masumi menahan senyumnya dan mengangkat kedua tangannya di bawah dadanya, menyilangkannya.

Maya terdiam sebentar masih menatap masumi. Ia membawa kepalanya miring ke sisi kiri.

“tapi rasa ini, masih ada” maya memandang lantai sambil mendesah lalu kembali melemparkan tatapannya pada masumi.

Masumi terlihat terkejut menerima tatapan maya.

“apa yang harus kuperbuat?” maya berujar putus asa.

DEG

“kenapa denganku” masumi kebingungan.

“aku tidak kuat lagi menyimpannya” nada maya terdengar pilu.

Maya merasakan tubuhnya menggigil. Ia lalu mendekap dirinya.

“rasa cintaku……….padamu” maya mengeratkan dekapan pada dirinya, membawa tatapannya menyelam jauh melewati mata masumi.

“ma…..ya!!” eja masumi pelan, merasakan tubuhnya terguncang.

Tanpa aba-aba, kaki masumi melangkah mendekati maya, tangannya terangkat, meraih maya lagi, memeluknya dengan segenap hati.

Maya membiarkan dirinya, diliputi masumi.

“aku benar-benar tidak tertolong” desir masumi.

“eh” maya sedikit terkejut.

“apakah ini akting?” tanya masumi sedikit berbisik.

Maya menahan senyumnya, mereka masih saling mendekap.

“tentu saja, itukan salah satu dialogku tadi” terang maya acuh.

APA

Masumi melepas dekapannya, membawa tangannya memegang kedua sisi lengan maya.

“lalu kenapa tadi kau memelukku?” tanyanya dengan nada sedikit meninggi.

“kau duluan yang memeluk” bela maya.

“aku kan cuma…” papar maya terhenti.

Masumi baru saja mengecupnya. Tampak tersenyum puas.

“tadi itu apa?” tanya maya menghadiahi masumi pelototan.

“yang mana?” tanya masumi pura-pura tak mengerti pertanyaan maya.

Maya memicingkan matanya.

“ihhhh” maya mendesis.

Masumi menekuk lututnya hingga wajahya sejajar dengan maya.

“ckckckck, apa ini juga akting sayang?” tanyanya melempar tatapan berbinar, penuh kejahilan.

Maya menambahkan geraman setelah menyipitkan matanya.

“masumiiiiii” gumam maya.

“iya maya” sahut masumi lembut.

Mereka saling menatap.

Masumi akhirnya tersenyum.

“kau makin membuatku gila” papar masumi.

Masumi kembali tegak berdiri.

“dan kau harus bertanggungjawab” pinta masumi.

“dan dosisku lebih dari biasanya” paparnya serius.

“hah” maya terperangah.

“kau mengerti maya” tanya masumi seraya membawa dirinya ke samping maya dan merangkulnya.

Maya terkikik.

“salahmu sendiri ah, kenapa aku harus bertanggungjawab” maya mengacuhkan masumi tapi tidak dengan rangkulannya, sedikit tergelak.

“eh” maya terhenti tergelak. Masumi baru saja mengecupnya lagi. Ia memelototi masumi disampingnya.

“aku kan sudah bilang barusan, kalau dosisku melebihi biasanya” masumi balas menatap acuh.

“aduh, geli, maya, aduh, cukup, cukup, ampun” masumi menggeliat digelitik maya.

“tak ada ampun” maya semakin gencar. Masumi tak berdaya menghalau.

“aaaaa” masumi berhasil menangkap kedua tangan maya. Maya terperanjat.

Masumi mengamati maya yang berusaha menarik-narik tangannya.

“masumi lepas” ujar maya terlihat sekuat tenaga. Tapi apalah artinya dibandingkan dengan masumi.

“tidak” tolak masumi tidak peduli.

Nafas maya terlihat terengah-engah. Masumi hanya tersenyum cerah.

“geliiiiii, ampuuuuun” giliran maya tergelitik, di lehernya masumi sedang melancarkan aksi balas dendamnya dan masih tidak melepaskan tangan maya.

“mmmmm” gumam masumi menikmatinya.
"ampuuuuuuun, geliiiiii" mohon maya.

EHEM

Keduanya terhenti dan serempak menoleh ke sumber suara.

Seorang pria berdiri memegang daun pintu.

“dia lagi” gerutu masumi dalam hati.

“shin” sapa maya mengenalinya.

“selamat malam maya, pak masumi” tutur sopan pria itu.

“selamat malam kurasawa shin” balas masumi tajam sambill menghadapkan badannya ke arah pria itu dan menyelipkan salah satu tangannya ke saku celananya.

“ada perlu apa shin” tanya maya sopan juga ikut menghadapkan badannya.

“kupikir ruanganmu sudah kosong dan telah berada di main hall” terangnya.

“kami baru mau ke sana” papar masumi mengeluarkan tangannya dari saku celana dan memindahkannya ke pinggang maya.

“oh, kalau begitu, kita bersama saja, bagaimana?” tawar shin.

Tangan masumi satunya lagi mengepal.

Maya merasakan tangan masumi dipinggangnya kaku.

“duluan saja shin, masih ada yang mau kurapikan” tolaknya halus.

Otot masumi merenggang.

“tidak apa-apa, aku akan menunggu” tawar shin sekali lagi.

“hm” masumi memaksakan mendehem. Merenggangkan otot lehernya sebelum melanjutkan.

“kurasa ……”

“tidak perlu shin, sepertinya agak lama, sebaiknya kau segera muncul untuk melayani para wartawan, oke” bujuk maya yang menyadari gelagat pria disebelahnya yang sudah sangat ia hapal.

“baiklah, tapi kau tidak apa-apa sendiri ke sana?” tanyanya polos.

“sen-di-ri” eja masumi dalam hati semakin membuatnya gerah.

“aku ada yang menemani kok” terang maya menepuk pelan dada masumi.

“oh, iya, benar juga” sadarnya.

“kalau begitu saya duluan maya, pak masumi, sampai bertemu di ruang perjamuan” pamitnya akhirnya.

Masumi menajamkan tatapannya, menunggu pria yang tak jauh di depannya merealisasikan ucapannya.

Dan akhirnya shin membalikkan badannya dan menghilang dari pandangan keduanya.

“dia, lawan mainmu, sungguh membuatku sangat ingin mengenalnya” nada bicara masumi terdengar menakutkan.

“apa kau mau ke perjamuan?” tanya maya mengamati tatapan pria di depannya.

“apa maksudmu?” masumi memicingkan matanya sambil bertolak pinggang.

hhhh

Maya menghela nafas berat.

“di-a ha-nya la-wan ma-in-ku di-pang-gung, masumi” eja maya.

Masumi menundukkan wajahnya hingga wajah maya tepat di depannya.

“di-a ju-ga mem-bu-at-ku ke-sal, maya” eja masumi juga.

“masumiiii” rengek maya.

Hhh

Masumi mendesah pelan lalu menjauhkan wajahnya.

“aku akan berusaha bersikap santun, tapi….” masumi menarik nafas ringan.

“aku ini hayami masumi dan kau hayami maya dan dia harus tahu dirinya hanyalah kurasawa shin, hanya kurasawa shin” tegas masumi sambil merapikan dasinya.

Huhhhh

Maya mendengus mendengar ucapan suaminya.

Masumi membentuk lengannya menjadi segitiga lalu mengangkat kedua alisnya menatap maya.

“ayo” ajak masumi.

Setelah menghela nafasnya, Maya pun akhirnya menyelipkan tangannya disana.

===== G =====


Sesekali masumi menimpali dengan senyuman ramahnya ketika beberapa wartawan menanyai dirinya setelah maya. Setelah dirasanya cukup, maya mengakhiri dengan menyilakan para pemburu warta tersebut mencicipi hidangan yang telah disediakan dan pamit untuk menyapa tetamu lainnya.

Keduanya kemudian menghampiri dan menyapa dengan ramah beberapa orang dan tak lama berpindah ke yang lain.

"ini dia datang lagi sayang" bisik masumi melirik shin yang tampak mendekat. Tapi tidak sendiri, dia ditemani seorang pria paru baya.

Entah kenapa dengan lawan main istrinya yang satu ini--pria berusia 20 tahun, berbakat, lulusan sekolah akting amerika dan masih sendiri--membawanya kembali ke masa-masa dimana maya belum menjadi istrinya--memerankan bidadari merah bersama sakurakoji--dan karena semenjak menikah, ini kali pertama lawan main istrinya adalah seorang pria lajang yang sepertinya jatuh cinta pada istrinya.

Masumi menghela nafas tak kentara ketika shin telah sampai tepat dihadapan mereka.

"ah masumi, untuk beberapa saat kukira dia benar-benar jatuh cinta pada putraku, jika saja aku tidak teringat kalau dia istrimu, hahaha, mengagumkan, sangat mengagumkan maya" puji pria paru baya itu dengan diselingi tawa yang renyah.
Maya tersenyum, sedikit tersipu.
"terima kasih pak takao" ujar maya.
"begitu juga putra anda, aktingnya bagiku terlihat begitu nyata, membuatku sedikit khawatir, kalau-kalau dia sungguh jatuh cinta pada istriku ini" lanjutnya sambil menoleh ke arah maya.
"hahaha, begitukah? aku juga tadinya berpikiran sama sepertimu masumi, tapi aku bisa pastikan, bahwa shin hanya berakting, iya kan shin?" paparnya lalu menoleh meminta jawaban pada putranya.
Shin mengangguk menjawab ayahnya lalu ia tersenyum pada masumi.
“kau bisa dengan tenang bekerja hingga akhir tahun ini di rapat pemegang saham, jadi kami semua dapat terpuaskan, hahaha" lanjutnya yang dibalas masumi dengan senyuman.
Masumi tersenyum diplomatis.
"terima kasih atas kesempatan yang anda berikan kepada saya pak masumi" ucapnya sedikit menggerakkan kepalanya menunduk memberi hormat sambil tersenyum.
Masumi balas tersenyum, sekadarnya.
"terima kasih atas kesuksesan yang kau berikan , para kritikus tadi memujimu. selamat untuk aktingmu yang memukau" puji masumi dengan senyuman diplomatisnya.

"aku rasa ini berkat maya pak masumi, kalau bukan dia lawan mainku mungkin hasilnya berbeda, saya kagum padanya pak" pujinya mengalihkan tatapannya pada maya,

"terima kasih shin, kau terlalu merendah" elak maya menatapnya tersenyum.

"tentu saja, itu karena dia adalah hayami maya, shin" ucap masumi tersenyum sembari memberi penekanan ketika sampai pada kata 'hayami', membuat shin menoleh ke arahnya.
"untuk putra anda, untuk pementasan ini 6 hari ke depannya, semoga sukses" ujar masumi menghentikan pelayan yang melewati mereka dan mengambil 2 gelas, Shin dan ayahnya juga mengambil segelas anggur. Masumi lalu memberikan gelas satunya pada maya.

"untukmu juga sayang" ucapnya lembut mengalihkan pandangannya pada maya dengan senyum lebar.

mereka lalu bersulang.

"selamat menikmati malam ini shin, pak takao, saya membawa istriku berdansa dulu" katanya sembari membawa maya berlalu.

Maya melemparkan senyuman ke arah mereka sebelum berlalu mengikuti masumi.

==== G ====

masumi mengamati wajah maya dihadapannya, ia lalu memberikannya senyuman.
"ah, kau terlihat tampan dengan senyumanmu yang seperti ini" goda maya sesaat sebelum mereka bergerak.
"melebihi shin kah?" tanya masumi.
Maya tersenyum kecil.
"lebih dari siapapun didunia ini" terang maya lembut.
Masumi mengangguk, tersenyum bangga.
"ah, kekagumannya shin, membuatku teringat masa lalu sayang" ujar masumi memulai dansanya.
Masumi memutar tubuh maya.
"teringat masa lalu?" tanya maya ketika mereka kembali berhadapan.
"masa dimana aku juga awalnya mengagumimu, tapi entah sejak kapan dan sebelum sempat menghindarinya, rasa kagum itu telah berubah" terang masumi.
"apa kau tahu, seandainya kau tidak membalas perasaanku dan menikah dengan pria lain, aku pasti gila, benar-benar gila" tuturnya penuh perasaan.
maya menatapnya dengan mata berkaca-kaca, terharu.
"bahkan sampai saat ini pun, setelah sekian lama hidup bersamamu, melihat aktingmu, rasanya tak pernah bosan, malah makin terpesona, dan aku jatuh cinta lagi" lanjutnya.
Air mata maya terjatuh juga.
"juga cemburu lagi" lanjutnya.
maya tersenyum jenaka mendengarnya.
masumi menghentikan geraknya, mengamati maya sepenuh hati.
"aku, hayami masumi, sangat mencintaimu, maya, sangat mencintai" terangnya.
maya tersenyum haru lalu menggeleng pelan.
"bukan maya, tapi hayami maya, hayami maya, aku juga mencintaimu masumi, dengan segenap jiwa dan ragaku" jawabnya lembut.
Masumi tersenyum haru, tersentuh.
"maya, ah, salah, hayami maya, iya, hayami maya, istriku" ujarnya lembut.
keduanya kembali berdansa. tak lama kemudian, mereka mengakhirinya dan kembali menyapa para tamu.
"pria yang beruntung, sangat beruntung" gumam shin menatap keduanya dari kejauhan.
THE END

Disinilah mereka, maya dan masumi, ditengah kerubunan wartawan yang menghampiri sesaat setelah mereka memasuki ruangan perjamuan itu.

13 comments:

Ty SakuMoto on 1 June 2011 at 20:39 said...

Ririiiiiii aku udah terlanjur bacaaa T,T

Ri, aku suka, penulisan kamu udah banyaaak banget kemajuan loh, ampe takjub. Rapi, pemilihan kata juga, ahh sukaaa peningkatan drastiss
tapi kenapa bersambuuung kirain one shot aku udah terlanjur baca ni, buruan apdeeeetttt hahaha

MM nya mesra bangeet, cuma aku sempet salah bayangin MM yg masih muda ternyata udah 12 tahun nikah.. hahaha
ini bisa ditaro dibuat keterangannya ngga say

Setting : 12 tahun setelah MM nikah?

Makasih banyak Ririiii <3<3<3

Anonymous said...

setuju bgt ma Ty. dirimu makn lama mkn bgs. ttetep berkarya ya say.! jgn lupa dgn FF dedek Ryunya. ato crta ini setelah Ryu berusia 10 thn n udah punya adik cowok(kan 2 jagoan)? bkn yg so sweettt ala riri.
pokoe lanjuttttt....!

tati

orchid on 1 June 2011 at 21:41 said...

wokey dokey, salam ff tk, yo

AnDr@ on 1 June 2011 at 23:44 said...

suka Ri...cerita rumah tangga kayak gini...sangat natural dan harmonis bener MMnya...trims ya ffnya..akhir kata adalah : lanjut dunk..he he...

Anonymous said...

Akirnyaaa g bs komen juga ;) titi chayaaankkk kereen bgt MM tetep lovey dovey yaaa biarpun ud 12taoon merit hahaha!
Lanjutkaaan! Sama ni g jg mikir one shot kayak ty :( ayo cepeetaaan! Kayaknya fans TK lbh parah dr debt collector wkwkkwkwk ;p
Anita f4evermania

Anonymous said...

Sorii ralat g salah ketik kok riri jd titi ye hehe ;p maklum pake bb ngetiknya jd klo kecepetan suka salah huruf ;p
Soriii ya riri ;)
Anitaf4evermania

orchid on 2 June 2011 at 12:05 said...

yah, beginilah efek sampingnya menunggu tk yang belom tamat2, khayalan mengalir sampai jaoh, akakak

ivoneyolanda on 3 June 2011 at 20:34 said...

betul tapi khayalan yang menyenangkan bukan wakakakaka.....makanya lanjutannya lgsg ditunggu ya.....hihihihi keren loh,

AnDr@ on 4 June 2011 at 02:49 said...

Ri....makasih... seneng baca tiap percakapan MM yg penuh cinta dgn bumbu" cemburu...hihihi..aku nikmati banget FFmu Rii...tambah penasaran aku..lanjut ya Ri..muach...

vie on 22 June 2011 at 09:07 said...

Mesranya mereka berdua..... gak nahannnn. Bikin jadi iri aja nich. Makasih updateannya yach sis. ditunggu lagi karya selanjutnya.

vie on 22 June 2011 at 11:32 said...

M_M nya romantis abis.... bkin iri aja nich. Makasih yach sista Riri updatean FF nya. ditunggu karya2 selanjutnya ^______^

Anonymous said...

hebat ya klo memang ada yg udah nikah 12 tahun masih tetep mesra dan romantis..>>bener2 kisah khayalan..bravo riri<<......biasanya ga nyampe setahun nikah romantisme udah pada ilang yg ada cuma rasa tanggung jawab aja itu masih bagus daripada tanggung jawab juga ga da....hahahahah..
-KATARA HAYAMI-

orchid on 23 June 2011 at 07:15 said...

bener-bener katara, memang khayalan tingkat tinggi, tapi mungkin diantara 1000 orang ada 1-2 orang yg begitu, wkwkwkwk,

Post a Comment

Silahkan kritik, saran, sapa dan salamnya... :)

 

An Eternal Rainbow Copyright © 2011 Design by Ipietoon Blogger Template | web hosting