Tuesday 14 June 2011

Fanfic TK : Destiny 10

Posted by Tati Diana at 18:36
*DESTINY*
(by Tati Diana)




Chapter 10 : Kebenaran yang terungkap


Mobil yang dikendarai Mizuki sampai di RS International Tokyo. Dia berjalan cepat – cepat di sepanjang lorong rumah sakit itu sambil mencari-cari kamar yang akan ditujunya. Akhirnya dia melihat Maya yang sedang terduduk di sebuah sofa dengan wajah yang berurai penuh air mata dan Masumi di sampingnya. Mizuki menghampiri keduanya dan memberikan pakaian pesanan Masumi dan lelaki itupun beranjak ke kamar mandi untuk berganti pakaian.




“Maya...!” kata Mizuki sambil menghampirinya


“Nona Mizuki.....anakku......anakku...” kata Maya sambil terisak


“sstttt...tenang lah Maya, aku tahu apa yang terjadi. Tapi dia pasti kuat. Dia pasti akan selamat. Tenanglah” kata Mizuki menenangkan sambil menepuk pundak Maya


“aku pasti tidak akan sanggup jika dia meninggalkan aku, Mizuki...pasti tidak akan sanggup....” kata Maya dengan terisak-isak


“berharaplah yang terbaik, Maya.....aku tahu dia pasti selamat”, kata Mizuki


Tak beberapa lama keduanya hanya duduk diam di ruang tunggu itu, menanti kepastian tentang nasib Takeshi. Maya kemudian bersuara dengan putus asa.


“Sejak kecil Takeshi aku rawat seorang diri, Mizuki. Hanya aku yang dia punya. Dia tidak mempunyai orang lain lagi yang bisa melindunginya selain aku. Aku mencurahkan segenap kemampuanku untuk melindunginya. Aku selalu yakin bahwa aku bisa menjaga dan melindunginya seorang diri. Tapi ternyata anggapanku salah “ kata Maya pelan. Terdengar nada sedih dari ucapannya.


“Tapi sekarang dia tidak hanya punya kau, Maya. Ingatlah bahwa sekarang ayahnya telah kembali pulang. Dan dia sangat menyayanginya. Jangan kau ragukan itu, Maya. Tentu dia pasti menyayanginya, karena dia adalah darah dagingnya” kata Mizuki mengingatkan


“Apa kau berniat memberitahunya? “ tanya Mizuki


Maya hanya terdiam. Bingung.


“sampai kapan kau akan menutupi hal ini, Maya. Bagiku sungguh tidak adil bagi keduanya untuk hidup terpisah dan tidak mengetahui keberadaan mereka satu sama lain. Tidak adil bagi anakmu, Takeshi dan juga ayahnya. Bagaimanapun Takeshi adalah anak kandung Masumi Hayami “ kata Mizuki


APA KAU BILANG MIZUKI? “ kata sebuah suara yang tiba-tiba mengagetkan keduanya. Rupanya Masumi sudah selesai berganti pakaian dan kini Masumi berjalan mendekati keduanya. Kedua wanita itu hanya menunduk tidak berani bersuara.


“Bisa kau ulangi lagi apa yang baru saja kau ucapkan, Mizuki?” kata Masumi sambil menatap Mizuki


Mizuki hanya bisa tetap terdiam.


“kau masih sekretarisku kan, Mizuki?. Jadi aku harap kau tetap patuh pada perintahku. Aku minta kau ulangi lagi ucapanmu tadi!” kata Masumi memperingatkan


“ah..eh..ucapanku yang mana Pak Masumi?” kata Mizuki pura-pura bingung


“apa kau mau menganggapku bodoh dan tuli, Mizuki?. Apa perlu aku ulangi apa yang kudengar?” kata Masumi yang kali ini terlihat tidak sabar


“aku mendengar dengan jelas bahwa Takeshi adalah anakku. Takeshi adalah anak kandung Masumi Hayami” kata Masumi menekankan ucapannya


Ucapan yang keluar dari mulut Masumi membuat Maya terisak. Tak pernah disangkanya bahwa akhirnya semua rahasia yang dipendamnya selama ini terbongkar. Masumi lalu menatap Maya.


“apa itu benar Maya?” tanya Masumi dengan dingin


“apa benar Takeshi adalah anakku?” tanya Masumi yang kali ini salah satu tangannya mengangkat wajah Maya agar Maya mau menatapnya


“apakah kau juga tahu bahwa saat kau menikah dengan Koji, kau tengah mengandung anakku?” tanya Masumi


Maya hanya terdiam, tidak berani menjawab pertanyaan Masumi yang sedang marah.


JAWAB AKU...!” teriak Masumi dengan marah sambil menatap Maya dengan tajam


Maya hanya bisa terisak dan menganggukkan kepalanya. Dia sudah tidak punya tenaga lagi untuk menyangkal semua kebenaran yang sudah diketahui Masumi.


“Ya Tuhan..... Takeshi puteraku dan selama ini kau merahasiakannya dariku. Aku memang menduga dia anakku, tapi aku meragukannya, karena kau tidak mungkin sekejam itu padaku. Merahasiakan keberadaan puteraku” Kata Masumi dengan putus asa sambil menutup wajahnya dengan tangannya


“maafkan aku...maafkan aku..Pak Masumi” kata Maya sambil terisak


“kau tahu Maya. Kau sungguh tak adil. Kau membiarkan aku dan Takeshi menderita. Kau pisahkan aku dan dia.” Teriak Masumi marah


“sudahlah, Pak Masumi. Jangan berteriak ingatlah kita sedang berada di rumah sakit. Nanti mengganggu pasien” kata Mizuki mengingatkan


“dan kau, Mizuki sejak kapan kau mengetahui hal ini? Dan mengapa kau merahasiakannnya juga dariku?” tanya Masumi yang kali ini beralih marah pada Mizuki


“Maaf, Pak Masumi. Tapi saya pikir saat itu adalah pilihan yang terbaik” kata Mizuki dengan pelan


“terbaik? Terbaik bagi siapa? Yang pasti apa yang kalian sembunyikan sangat jahat sekali” kata Masumi dengan tajam


“Sudahlah, Pak Masumi hal ini lebih baik dibahas lain kali. Sekarang yang perlu kita pikirkan adalah bagaimana agar Takeshi bisa selamat” kata Mizuki berusaha mengalihkan topik pembicaraan.


“Aku mengetahui bahwa Takeshi adalah anakku disaat dia sedang sekarat. Apakah jika aku tidak mendengar pembicaraan kalian, kalian berdua mau memberitahukan rahasia ini padaku?....” tanya Masumi dengan dingin


Hanya ada kesunyian yang menjawab pertanyaan Masumi.


“ aku kira tidak....” lanjut Masumi dengan pilu. Kini wajah tampan itu terlihat sedih.


“jika dia meninggal, aku bersumpah takkan memaafkan kalian. Takkan pernah.!” Kata Masumi dengan marah


“Sadarkah kau Maya, ketidaktahuanku tentang dirinya membuatku tidak bisa mencurahkan rasa sayangku dan perlindunganku padanya. Dia tidak pernah merasakan kasih sayang seorang ayah dariku. Dan kejadian ini pun terjadi karena aku tidak bisa melindunginya” papar Masumi dengan putus asa


Maya hanya terisak dan Mizuki hanya bisa terdiam. Sampai seorang dokter datang mendatangi ketiganya.


“bagaimana nasib puteraku dokter?” tanya Maya dengan khawatir sambil berusaha menghapus air matanya


“dia kehilangan banyak darah Nyonya. Dan kami membutuhkan darah untuk menyelamatkannya” kata dokter tersebut


“Apakah anda bisa mendonorkan darah anda Nyonya?” tanya dokter tersebut


Maya hanya menggelang. Dia tahu golongan darahnya berbeda dengan golongan darah anaknya. Maya mempunyai golongan darah A sedangkan anaknya bergolongan darah O.

*(masalah golongan darah hanya rekaanku, jika tidak sesuai mohon dimaafkan)


“mungkin aku bisa mendonorkan darahku, dokter. Aku ayah kandungnya” kata Masumi dengan yakin


“mari ikut saya. Saya akan memeriksa anda” kata dokter tersebut


Lalu keduanya berlalu dari ruangan itu.
Setelah memastikan bahwa golongan darah Masumi sesuai dengan golongan darah Takeshi dan dia pun cukup sehat untuk mendonorkan darahnya, maka pengambilan darah pun dilakukan. Masumi sangat berharap usahanya yang kecil ini dapat menyelamatkan hidup puteranya sekaligus memberikan kesempatan kepada dirinya untuk dapat melanjutkan hidup dan mencurahkan segenap kasih sayangnya pada puteranya.


******

Keesokan harinya, keadaan Takeshi mulai membaik, walaupun kondisinya masih sangat lemah. Masumi merasa tenang untuk meninggalkan Takeshi sejenak untuk kembali menyelesaikan pekerjaannnya di Daito. Masumi berusaha untuk tetap fokus pada pekerjaannya walau sesekali dia menyempatkan diri untuk datang menjenguk dan menanyakan tentang perkembangan Takeshi.


Masumi sedang melamun di ruang kerjanya, ketika Hijiri menghampirinya. Hijiri menyerahkan sebuah amplop yang didepannya berlogo Paternity Testing Corporation Japan. Masumi membuka amplop itu. Rupanya amplop itu adalah hasil tes DNA Takeshi. Hasilnya ternyata sesuai dengan kenyataan bahwa Takeshi adalah anak kandungnya. Kini selain pengakuan Maya, bukti hasil tes DNA itu semakin menguatkan tekad Masumi untuk merawat Takeshi.


*********

Setelah dirawat selama 5 hari di rumah sakit, kesehatan Takeshi berangsur-angsur kembali pulih. Bocah lelaki itu kini bisa duduk diatas tempat tidurnya. Dia tetap ceria seakan hal yang terjadi pada dirinya dengan mudah bisa dia lupakan. Para suster yang merawatnya pun sangat senang padanya. Selain karena bocah itu sangat tampan, dia juga sering berceloteh lucu, yang membuat gemas siap saja yang melihatnya.


“tuh siapa yang datang?” kata suster itu


“mama...!” teriak anak itu dengan riang


Maya yang datang ke kamar tersebut langsung menghampiri dan memeluk hangat puteranya. Dia sangat senang Takeshi bisa sehat kembali.


“maafkan mama ya sayang. Tadi mama pergi dulu sebentar. Tadi kau sedang tidur makanya mama pergi dulu keluar untuk membelikan ini untukmu. Hari ini kan kau ulang tahun” kata Maya sambil menyerahkan kotak yang terbungkus rapi dan terikat pita.


“apa ini Mama?” kata Takeshi


“ hmm...bukalah.!” bujuk Maya


Dengan cekatan tangan kecil itu membuka kadonya. Dan ketika kotak itu dibuka tampaklah mobil-mobilan berwarna merah yang digerakkan dengan menggunakan remote.


“horee....!.” teriak Takeshi


“kau suka?” tanya Maya sambil menatap sayang puteranya


“suka sekali mama. Terima kasih” kata Takeshi sambil memeluk Maya. Maya pun membalas pelukan puteranya dengan erat


Tiba-tiba pintu kamar itu terbuka. Kali ini Masumi datang dengan sebuah kotak kado yang jauh lebih besar daripada kado yang baru saja dibawa Maya.


“halo Takeshi..!” kata Masumi dengan ramah


“halo paman” jawab Takeshi


“apa kado itu juga untukku?” tanyanya kemudian


Masumi mengangguk mengiyakan sambil menyerahkan kadonya. Dengan cepat kado ini pun dibuka dan tampaklah Kereta api mainan lengkap dengan rel dan atributnya.


“horee...terima kasih paman!” kata Takeshi sambil mengangkat mainan itu


“kau suka?” tanya Masumi


“suka sekali!” jawabnya pendek


Lama anak itu terdiam sambil memainkan mainannya seakan memikirkan sesuatu dan ragu-ragu bersuara.


“apa aku boleh meminta sesuatu yang lain, Paman?” tanyanya pada Masumi


“memangnya hadiah apalagi yang kau inginkan?” tanya Masumi sambil tersenyum


“ bolehkah aku memanggil anda Papa?” tanyanya dengan pelan


“apa kau ingin mempunyai papa” kata Masumi sambil melirik ke arah Maya yang sedang diam tertunduk


“iya, aku ingin mempunyai papa. Semua teman-temanku mempunyai papa” jawab anak itu dengan polos


“jadi kau ingin aku menjadi papamu?” tanya Masumi memastikan


“iya, aku ingin paman menjadi papaku. Paman baik sekali padaku. Aku menyukai paman” Jawab anak itu


“kau tahu, tanpa perlu kau minta aku pasti menjadi papamu”kata Masumi


“benarkah?, Paman tidak bohong?” tanya Takeshi


“aku tidak akan berbohong. Tanya saja mamamu. Apa boleh aku menjadi papamu?” sindir Masumi


Maya merasa disindir dengan ucapan Masumi. Seakan-akan Masumi menganggap Maya tidak pernah menginginkan Masumi menjadi ayah anaknya.


“Mama, apa Paman Masumi boleh menjadi papaku?” tanya Takeshi kepada Maya


“ah....eh....tentu saja sayang. Dia boleh menjadi papamu” kata Maya dengan gugup sambil mengusap kepala Takeshi untuk menghilangkan kegugupannya.


“horee...! aku punya papa..aku punya papa...” teriak Takeshi kegirangan.


Masumi memeluk Takeshi. Dia bahagia sekali karena kini dia bisa menjadi papa Takeshi.


*****

Masumi dan Maya keluar dari kamar tempat Takeshi dirawat. Masumi berbicara pada Maya bahwa dia berhak atas diri Takeshi. Masumi juga mengatakan bahwa dia akan membawa Takeshi pulang ke rumahnya jika Takeshi sudah sembuh dan diperbolehkan keluar dari rumah sakit. Maya berusaha menolaknya, tapi sia-sia. Rupanya Masumi masih sakit hati padanya.

Usaha Rei dan Mizuki untuk berusaha membantu menjelaskan alasan Maya menyembunyikan kehamilannya selalu ditolak oleh Masumi. Setiap mereka memulai pembicaraan tentang itu selalu dipotong oleh Masumi dan Masumi menganggap segala penjelasan mereka sudah sangat terlambat. Bagi Masumi semua yang mengetahui tentang rahasia Maya dan membantunya menutupi rahasianya telah bersekongkol dengan Maya untuk membuatnya menderita. Koji yang diberi tahu oleh Rei tentang masalah ini akhirnya turun tangan untuk menjelaskan masalah itu.


“Saya harus bicara dengan anda” kata Koji yang tiba-tiba masuk ke ruangan Masumi


“aku tidak punya urusan dan aku tidak ingin bicara denganmu” kata Masumi dengan acuh


Tapi Koji tak juga beranjak dari ruangan itu. Koji bertekad untuk memperbaiki hubungan Maya dan Masumi. Dan berniat untuk menebus kesalahannya dahulu.


“Maaf, Pak Masumi tapi saya tidak akan pergi dari ruangan anda sebelum anda mendengarkanku. Anda pernah mengajakku bicara tentang Maya dan saya sekarang mengajak anda untuk membicarakan kembali tentang masalah ini. Sekarang anda harus mendengarkanku” kata Koji


“apa waktu itu kau tahu bahwa Maya sedang hamil ?”, tanya Masumi langsung pada pokok masalah yang mengganggunya


“ya, saya mengetahuinya” jawab Koji pelan


“Koji, kau tahu bahwa Maya saat itu tengah mengandung anakku dan mengapa kau tidak memberitahukan aku tentang hal itu?. Kau malah mengambil kesempatan untuk merebut Maya dariku.” Teriak Masumi dengan marah


“Maafkan saya Pak Masumi. Saya sangat mencintai Maya. Saya tidak ingin dia menderita. Saya akui saat itu saya mencoba untuk mengajak Maya menikah dan membujuknya untuk mau menerima pernikahan rekayasa yang saya rancang. Saya berharap pernikahan itu akan berubah menjadi sebuah pernikahan yang indah dan Maya akan mencintaiku. Tapi dia tidak pernah mencintaiku” jawab Koji


“dan baru sekarang kau menemuiku dan mengatakan hal ini padaku?” tanya Masumi dengan sinis


“maafkan saya, Pak Masumi, Saya tahu itu cara yang salah, Tapi saat itu saya memang berniat menolong Maya untuk menutupi aibnya. Percayalah Pak Masumi, Maya hanya mencintai anda dan semua yang Maya lakukan dahulu untuk merahasiakan kehamilannya pun adalah salah satu bentuk rasa cintanya pada anda. Dia tidak ingin anda menderita karenanya” papar Koji


“menderita bagaimana? Maya tahu bahwa dialah kebahagiaanku. Tidak ada alasan baginya untuk menjauh dariku?” tanya Masumi


“dia tidak ingin jika anda mengetahui tentang kehamilannya membuat anda harus bertanggung jawab dan mengharuskan anda menikahinya. Jika anda menikah dengannya, tentu pernikahan anda dengan nona Shiory akan batal dan kemungkinan Daito mendapat sokongan dana dari Takatsu akan terhambat. Maya berpikir jika Daito hancur tentu anda yang akan disalahkan dan karier anda pun akan hancur. Dia tidak ingin anda tercerabut dari Daito, sedangkan dia tahu anda telah membaktikan separuh hidup anda untuk mengembangkan Daito. Maya sangat mencintai anda, Pak Masumi. Tidak ada alasan anda meragukan cintanya pada anda. Dia sanggup menanggung kehamilannya seorang diri dan merawat Takeshi tanpa seorang suami disisinya” papar Koji


Masumi hanya terdiam mendengar pengakuan Koji.


“menurutku tidak adil jika anda sekarang mengambil Takeshi dan memisahkannya dengan ibunya” kata Koji


“dan adilkah apa yang Maya dahulu lakukan padaku? Merahasiakan keberadaan puteraku dan menjauhkannya dariku?” tanya Masumi


“tapi dia melakukannya karena terpaksa. Itu dia lakukan karena dia sangat mencintai anda” jawab Koji kembali mengingatkan Masumi tentang alasan Maya melakukan hal itu


“baiklah Pak Masumi, saya kira saya sudah cukup mengatakan banyak hal yang seharusnya saya katakan. Saya permisi” kata Koji hendak beranjak dari kantor Masumi. Tapi ketika dia mencapai pintu keluar Koji berbalik dan membuka mulutnya.


“Jika anda pikir saya pernah menyentuhnya, saya katakan tidak pernah. Dia tidak pernah kusentuh. Saya tahu didalam hatinya hanya ada nama anda.” Kata Koji sedih


Masumi hanya mematung mencerna semua kata yang baru saja didengarnya. Kebenaran yang sedikit demi sedikit mulai terkuak dan menutup rahasia yang lama terpendam dan tidak pernah dia ketahui.


***

Mizuki yang datang ke ruangan bosnya menatap Masumi yang tengah melamun setelah kepergian Koji.


“saya harap kedatangan Koji kemari bisa merubah keputusan anda untuk memisahkan Takeshi dan ibunya” kata Mizuki dengan takut


“tidak ada alasan bagiku untuk merubah keputusanku. Takeshi akan tinggal bersamaku, dia jelas-jelas anakku. Aku mempunyai bukti kuat. Aku ayahnya, jangan kau lupakan itu, Mizuki” kata Masumi dengan dingin


“tapi apa yang anda lakukan tidak adil. Anda memisahkan Takeshi dan ibunya” kata Mizuki beralasan


‘kau bicara tentang keadilan. Dan adilkah juga apa yang Maya lakukan padaku?” tanya Masumi dengan sinis


“Maya harus merasakan kepedihan apa yang aku rasakan. Terpisah dari Takeshi” jawab Masumi


“kebencian tidak akan membawa kebaikan pada siapapun, Pak Masumi. Jika ini anda lakukan hanya karena rasa sakit hati anda atau karena rasa cemburu anda, sebaiknya buang jauh-jauh niat anda itu “ kata Mizuki mengingatkan


“apa maksudmu Mizuki?” tanya Masumi


“ayolah, Pak Masumi, jangan katakan anda sudah tidak lagi mencintai Maya. saya tahu anda masih mencintainya dan anda cemburu bukan pada Shinichi Kudo?” kata Mizuki sambil menatap Masumi


“jika anda mengijinkan saya bercerita tentang Maya sekarang, saya harap anda akan merubah pendapat anda tentang Maya” lanjut Mizuki


“dan baru sekarang kau mau melakukannya?” kata Masumi dengan sinis “ mengapa tidak sejak dahulu saat kau mengetahuinya?”lanjut Masumi


“terserah anda mau menilai saya bagaimana, tapi jika saya menjadi Maya mungkin saya pun tidak akan sanggup memikul beban penderitaan yang Maya tanggung selama ini. Dalam usianya yang relatif muda, dia harus hamil dan membesarkan anaknya seorang diri. Dan anda tahu alasannya kenapa? Itu semua Maya lakukan untuk anda, pak Masumi” kata Mizuki


“saya mengetahui Maya tengah mengandung anak anda setelah dia bercerai dari Koji. Maya bercerita pada saya bahwa ketika dia tahu bahwa dirinya mengandung anak anda, dia memilih untuk tidak mengabarkan kehamilannya pada anda, karena dia tidak ingin membuat masalah dalam hidup anda. Dia tidak ingin anda terpaksa menikahinya dan menghancurkan Daito yang telah anda pimpin. Maya lebih memilih merelakan anda menikahi Shiory Takamiya dan merelakan perasaan cintanya pada anda. Maya juga menceritakan bagaimana penderitaannya menikah dengan lelaki yang tidak dia cintai, tapi terpaksa dia lakukan demi anak dalam kandungannya, agar anaknya tidak menjadi anak yang dilahirkan tanpa status pernikahan sebelumnya. Dia mau menerima itu semua. Dan saat Maya tidak sanggup lagi bertahan dia memilih bercerai dari Koji. Saya juga masih ingat bagaimana sedihnya Maya saat dia melahirkan, dia sangat berharap ada seorang lelaki disampingnya, ayah dari bayinya untuk menemaninya, dan itu anda, Pak Masumi” lanjut Mizuki dengan sedih


“dan sekarang anda kembali ke Jepang, berusaha merebut Takeshi darinya dan memisahkan nya dari Takeshi, apakah itu anda anggap sebagai tindakan yang adil?. Selama 5 tahun Maya telah menekan perasaannya setiap kali anaknya menanyakan tentang keberadaan ayahnya, sesuatu yang tidak pernah bisa dia jawab karena dia tidak pernah tahu pasti apakah anda akan kembali lagi ke Jepang atau tidak.” Lanjut Mizuki


Masumi mendengarkan perkataan-demi perkataan yang keluar dari sekretarisnya itu. Semuanya Mizuki ceritakan tanpa ada yang terlewat. Masumi mendengarkan bagai sebuah dongeng yang sedih tentang penderitaan seorang wanita yang mengorbankan dirinya demi lelaki yang dicintainya.


“saya hanya mengingatkan pada anda, jika Maya mencintai Shinichi mungkin Maya telah lama menikah dengannya. Tapi dia tidak melakukannya. Maya adalah ibu yang baik bagi putera anda. Saya tahu bagaimana perjuangannya membesarkan Takeshi. Dalam pikirannya hanya berusaha bagaimana caranya dia membesarkan puteranya. Jangan sakiti ibu dari anak anda, Pak Masumi. Tolong ingat itu!” kata Mizuki yang meninggalkan Masumi dalam lamunannya


***

Telah beberapa hari Takeshi tinggal di kediaman Hayami. Masumi telah berhasil membujuk anak itu untuk tinggal di rumahnya, apalagi saat itu Maya tengah sibuk syuting di Kyoto. Masumi sampai bertengkar dengan Rei. Rei yang merasa diberi kepercayaan oleh Maya untuk merawat Takeshi saat dia tidak ada di Tokyo harus berhadapan dengan Masumi yang menegaskan bahwa statusnya lebih kuat untuk merawat Takeshi, apalagi saat Maya tidak ada di Tokyo. Akhirnya Rei merasa kalah dan merelakaan Takeshi untuk tinggal bersama ayahnya, dia tahu Masumi mempunyai hak untuk merawat puteranya.


Saat pertama kali datang ke rumah itu, Takeshi memandang rumah itu dengan kagum, apalagi ketika dia melihat kolam ikan dan kolam renang yang besar. Keberadaan Takeshi di rumah kediaman Hayami membawa keceriaan di rumah itu. Para pembantu di rumah itu juga merasa senang dengan tingkah laku anak yang polos, ceria dan menggemaskan itu. Mereka tidak henti-hentinya menggodanya.


Eisuke pun tidak kalah senang dengan keberadaan anak itu dirumahnya. Masumi menjelaskan pada Eisuke bahwa Takeshi adalah anak kandungnya. Takeshi akan diakuinya sah sebagai anaknya dan jika suatu hari dia meninggal Takeshilah pewaris Daito kelak. Eisuke menyetujui niat anak tirinya itu. Apalagi setelah melihat kemiripan antara Masumi dan Takeshi serta bukti tes DNA, Eisuke semakin yakin jika Takeshi adalah anak kandung anak tirinya itu. Harapannya memiliki pewaris dari darah daging Masumi bisa terlaksana. Dan Eisuke pun telah mengatakan bahwa dia akan menerima Takeshi sebagai ahli warisnya kelak, walaupun cucunya itu tidak mewarisi darahnya.


Hanya Eisuke tidak bisa memastikan sampai kapan Takeshi akan betah di rumahnya, bagaimanapun Takeshi sudah lama hidup bersama ibunya, dan suatu hari Takeshi pasti ingin kembali tinggal bersama ibunya, Maya Kitajima. Dan ternyata kekhawatiran Eisuke terbukti benar. Malam itu Takeshi terlihat murung saat mereka bersantap malam.


“apa kau tidak menyukai makananmu?” tanya Eisuke pada Takeshi


Takeshi menggeleng. Tapi dia masih terlihat murung.


“jadi kau mau apa, sayang?” tanya Masumi


“aku mau pulang” jawab Takeshi


“Apa kau tidak senang tinggal di rumah ini?” tanya Masumi


Anak itu kembali menggeleng. “aku ingin bertemu mama. Aku mau tinggal dengan mama” jawab Takeshi


DEGGGGG....


Masumi tidak menyangka jika baru beberapa hari saja Takeshi berpisah dengan Maya dan sekarang telah merindukan kehadirannya. Eisuke memandang pada Masumi. Masumi hanya terdiam dan mengingat kembali pembicarannya dengan Koji dan Mizuki tadi pagi di kantor.

Setelah mendengar penjelasan dari Koji dan Mizuki tentang Maya, Masumi memang berniat mengembalikan Takeshi pada Maya. Masumi menyadari tindakannya sangat egois dan keterlaluan dengan memisahkan Takeshi dan Maya.
Akhirnya Masumi hanya menarik napas panjang dan memandang Takeshi dengan penuh cinta.


“lebih baik kau selesaikan makanmu, besok pagi papa akan mengantarmu bertemu mama” Kata Masumi akhirnya


“betulkah, papa?” tanya Takeshi dengan mata berbinar. Terpancar sinar bahagia di matanya


“iya. Papa tidak bohong” jawab Masumi


“horeee..., besok aku bertemu mama” kata Takeshi dengan riang.


Masumi dan Eisuke hanya menatap keriangan Takeshi yang kemudian dengan lahap menikmati makan malamnya.


Setelah makan malam, Masumi dan Takeshi beranjak menuju kamar Masumi. Selama Takeshi di rumahnya, Masumi selalu tidur dengan putera kesayangannya itu dan setiap malam dia mendongeng sebuah cerita untuk menemani Takeshi menjelang tidur. Anak itu terlihat menikmati dongeng pengantar tidur yang diceritakan papanya. Kadang dia terkikik geli dan tertawa riang karena mimik wajah ataupun suara Masumi yang lucu ketika sedang mendongeng. Dan Masumi menikmati juga perannya itu.


“sudah malam. Dongengnya sudah selesai”kata Masumi sambil memperbaiki letak selimut Takeshi


“papa, benar besok aku bertemu dengan mama?” tanya Takeshi memastikan


“iya. Besok papa akan mengantarkanmu bertemu mama” kata Masumi


“malam ini tidak mungkin papa mengantarkanmu. Ini sudah malam, apalagi tadi di TV ada berita bahwa malam ini akan ada badai” Lanjut Masumi menerangkan


Takeshi akhirnya mengerti.


“selamat malam, papa” kata Takeshi


“selamat malam” kata Masumi sambil membelai rambut anak itu hingga yakin anak itu telah tertidur.


Setelah Takeshi tidur Masumi beranjak ke ruang kerjanya untuk mempelajari dokumen-dokumen yang belum dia selesaikan di kantornya. Setelah ada Takeshi di rumahnya, Masumi lebih memilih untuk membawa pulang pekerjaannya yang tertunda di kantor dan menyelesaikannya di rumah.


*****

Saat Takeshi merindukan ibunya. Di sebuah apartemen, tampak Maya yang sedang menangis merindukan anaknya. Beberapa hari ini dia tidak bertemu Takeshi. Memang Maya harus menyelesaikan syutingnya di Kyoto, tapi tidak seperti biasanya saat dia pulang ke Tokyo, anak lelakinya itu tidak bisa dia jumpai di apartemennya. Takeshi berada di rumah Masumi.


“Rei, aku merindukan Takeshi” kata Maya dengan sedih


Rei menepuk-nepuk pundak Maya, berusaha menghibur sahabatnya. Dia tahu usaha mereka untuk merebut Takeshi dari tangan Masumi akan sulit. Laki-laki itu terlalu kuat untuk dilawan, apalagi Masumi memiliki bukti kuat akan tindakannya. Dia ayah kandung Takeshi.


“eh...... sabarlah Maya, aku yakin Pak Masumi pasti menyayangi dan memperlakukan Takeshi di rumahnya dengan baik. Bagaimanapun dia adalah ayah Takeshi” jawab Rei


“aku tahu Rei, tapi aku tetap ingin bertemu dan melihat dia. Selama ini tidak aku tidak pernah jauh darinya ketika aku berada di Tokyo” kata Maya dengan khawatir


Maya khawatir karena Takeshi tidak pernah lepas dari pengawasannya dan ketika dia ingin bertemu dengan anaknya, malah tidak ada.


“ aku pikir kau besok harus menemui Pak Masumi dan berkompromi dengannya bagaimana cara kalian membesarkan Takeshi bersama-sama” kata Rei


“Tidak Rei, aku tidak akan menunggu hingga besok. Aku akan pergi ke rumah Pak Masumi malam ini. Aku akan menjemput Takeshi sekarang juga” kata Maya


“Tapi Maya tidak mungkin kau pergi malam ini kesana. Apa kau tidak mendengar bahwa sebentar lagi badai akan datang?” tanya Rei


“aku tidak peduli, Rei. Aku tetap akan bertemu dan menjemput anakku” jawab Maya bersikeras sambil mengambil mantel untuk menutupi tubuhnya


Sia-sia Rei untuk mencegah kepergian Maya. Rei tahu Maya bukanlah orang yang mudah untuk mengurungkan niat, dia wanita keras kepala.


“baiklah, aku tidak dapat mencegahmu. Tapi kuharap kau berhati-hati, Maya” kata Rei akhirnya


“terima kasih, Rei. Kau selalu mengerti aku” jawab Maya sambil keluar dari apartemen itu.


Maya duduk di mobilnya dengan khawatir. Sepanjang perjalanan Maya berdoa agar usahanya berhasil dan tidak terhalang oleh apapun. Tapi ternyata harapannya sia-sia. Mobil yang dikendarainya tidak bisa melaju ke tempat yang ditujunya. Jalanan sudah tertutup.


“maaf Nyonya, saya kira kita tidak bisa melanjutkan perjalanan” kata Hiragawa


“baiklah, aku kira aku harus berjalan kaki ke sana” jawab Maya


“tapi Nyonya, itu sangat berbahaya. Hujan sangat lebat lagipula badai sangat kencang” tegur Hiragawa agar Maya mengurungkan niatnya


Tapi Maya tidak menjawab. Dia malah langsung keluar dari mobil dan menyuruh Hiragawa untuk tidak memikirkannya. Maya berjalan di tengah badai hujan. Dia tidak menghiraukan mantelnya yang sudah basah kuyup dan dirinya yang kedinginan. Tujuannya hanya satu, bertemu Takeshi di rumah Masumi. Sepanjang perjalanan menuju ke sana Maya harus menguatkan dirinya dari terpaan dinginnya angin.Tidak terasa akhirnya dia sampai ke tempat yang ditujunya.


Pelayan rumah Masumi sangat kaget melihat Maya yang basah kuyup. Tapi akhirnya dia mempersilakan wanita yang pernah dilihatnya itu untuk masuk dan meninggalkan Maya untuk memberitahukan tuannya. Maya menatap sekeliling ruangan yang dulu pernah dia kunjungi. Dahulu saat dia dibawa oleh Masumi ke rumah itu karena dia pingsan di tengah hujan.


Masumi datang ke ruang tamu setelah diberi tahu pembantunya bahwa Maya datang ke rumahnya. Masumi melihat tamunya yang basah kuyup.


“Maya , apa kau tidak bisa menunggu sampai besok pagi untuk datang kemari daripada kau harus menderita begini? “ tanya Masumi yang terlihat khawatir


“Saya hanya ingin bertemu dan menjemput Takeshi” jawab Maya dengan tenang


“jika itu kehendakmu. Maaf aku tidak bisa mengabulkannya” kata Masumi


“tapi dia anakku, Aku ibunya, aku berhak membawanya” kata Maya dengan marah


“dan aku ayahnya. Aku tidak akan membiarkan anakku dibawa oleh ibu yang ceroboh sepertimu saat badai seperti ini” kata Masumi tak kalah marah


“jadi anda tidak akan menyerahkan Takeshi padaku?” tanya Maya yang kali ini mulai berkaca-kaca hendak menangis


“maafkan aku, Maya. Tapi aku tidak akan menyerahkan Takeshi padamu. Tidak malam ini, lagipula malam ini sedang ada badai. Bagaimanapun aku lebih mempedulikan kesehatan Takeshi, dan dia pun sudah tidur” jawab Masumi yang mulai lunak


‘baiklah,” jawab Maya yang hendak melangkahkan kaki untuk kembali pulang


“aku pun tidak akan membiarkan kau pergi dari rumahku. Tidak saat ini. Aku tidak ingin ibu dari anakku sakit” kata Masumi yang menahan lengan Maya


Maya hendak membalikkan badannya ketika badannya tiba-tiba saja limbung dan terjatuh. Untung saja Masumi bisa menahannya. Dengan sigap Masumi membopongnya ke salah satu kamar tidur di lantai atas rumah itu. Kamar yang sama yang dulu pernah dipakainya untuk menyekap Maya. Masumi menyuruh pembantunya untuk mengganti pakaian Maya dengan piyamanya dan menghangatkan tubuh wanita itu. Dia mengompres Maya dengan air hangat.


Masumi menatap wajah cantik Maya yang tertidur. Masumi mengakui bahwa setiap kali dia memandang wajah itu, Masumi masih merasakan getar cintanya terhadap Maya yang masih tertanam dalam hatinya.


“Maya....... maafkan aku, Maya” kata Masumi sambil membelai wajah Maya. Masih teringat setiap detil cerita penderitaan Maya yang telah Mizuki ceritakan padanya.


Jari-jemari Masumi bergerak sepanjang wajah Maya dan perlahan dia mencium lembut bibir wanita itu. Merengkuh Maya dalam pelukannya. Masumi merasakan getar cinta dalam hatinya dan merasakan debaran jantungnya. Perasaan yang sama yang pernah dia rasakan dahulu ketika dia menghabiskan malamnya bersama Maya di villa Izu.
Lama Masumi terbuai dengan Maya yang ada dalam pelukannya. Tapi dia akhirnya terjaga dari perbuatannya dan akhirnya dia meninggalkan kamar itu.


*******

Keesokan harinya Maya terbangun dan mendapati dirinya berada di kamar yang dia kenali. Dia pernah menginap di kamar itu saat dulu dia terjatuh dari ayunan dan Masumi membawanya ke rumah itu. Pembantu di rumah itu menerangkan pada Maya bahwa kemarin malam Maya pingsan dan tuannya itu menyuruhnya untuk mengganti pakaian Maya yang basah dengan piyama milik tuannya itu. Setelah pembantu itu menyerahkan kembali pakaian Maya yang kini telah kering, Maya akhirnya berganti pakaian dan bergegas turun untuk menemui anaknya.


Maya menemukan Takeshi tengah sarapan bersama Eisuke dan Masumi. Maya kaget sekali melihat Eisuke. Dia tidak menyangka bahwa kakek yang dahulu sering mengajaknya makan es krim ternyata adalah ayah Masumi. Eisuke terlihat ramah menyambut Maya.


Takeshi sendiri sangat gembira melihat mamanya. Dia langsung menghambur ke dalam pelukan mamanya.


“mama...!” kata Takeshi


“iya sayang. Ini mama” jawab Maya


Eisuke dan Masumi hanya memandang sepasang ibu dan anak itu dengan bahagia.


“kau tidak nakal dan merusak barang-barang di rumah ini kan?” tanya Maya khawatir


“tidak mama. Aku tidak nakal. Mama tanya saja sama kakek” kata Takeshi sambil mengarahkan matanya pada Eisuke


“dia tidak nakal, Maya. Kau jangan khawatir. Dia anak yang manis dan menyenangkan” kata Eisuke menenangkan Maya


“apa mama datang kemari untuk ikut tinggal bersamaku di rumah ini?” tanya Takeshi dengan polos


Pertanyaan Takeshi membuat kaget ketiga orang dewasa di ruang makan itu.


“apa kau senang tinggal di rumah ini?” tanya Eisuke


“iya aku senang tinggal di rumah ini. Tapi aku mau tinggal di rumah ini asalkan bersama mama” jawab Takeshi


Maya hanya terdiam. Dia tidak mungkin bisa tinggal di rumah itu. Walaupun benar Takeshi adalah anak kandungnya bersama Masumi Hayami, tapi tidak ada status pernikahan diantara mereka berdua.


“tapi mama tidak bisa tinggal di rumah ini, sayang.” kata Maya akhirnya


Ketika Maya melontarkan ucapan itu, Masumi menduga bahwa jawaban Maya adalah bentuk penolakan Maya untuk menjadi bagian dari keluarga Hayami atau dengan kata lain Maya tidak ingin menjadi istrinya. Pastilah Maya sangat membenci dirinya yang telah menghinanya dengan sangat menyakitkan, menuduh Maya wanita yang tidak bermoral dan selalu mengabaikan anaknya.


“jadi apa kau mau kembali pulang bersama mama?” tanya Maya akhirnya


Anak itu mengangguk.


Setelah selesai sarapan Takeshi bersiap pulang bersama Maya. Eisuke terlihat sedih berpisah dengan cucunya yang telah dicintainya itu. Begitupun pembantu di rumah itu. Mereka menyayangkan kepergian anak kecil itu dari kediaman Hayami. Sedangkan Masumi hanya terdiam, dia tidak punya pilihan lagi. Maka sebelum Maya membawa pergi Takeshi dari rumah itu, Masumi mengajak Maya untuk membicarakan tentang Takeshi.


“Maya, tolong maafkan aku yang telah menyakiti hatimu. Aku tidak tahu tentang semua alasan tindakanmu untuk berpisah dariku dan merahasiakan Takeshi. Tolong maafkan aku” kata Masumi


“tidak ada yang perlu dimaafkan, Pak Masumi. Dan terima kasih anda akhirnya anda mau mengerti dan mengembalikan Takeshi padaku” kata Maya


“sebelum kau membawa pulang Takeshi, aku ingin menekankan padamu bahwa aku adalah ayahnya. Aku harap kau tidak melupakan hal itu, Maya” kata Masumi


“tentu tidak. Saya akan ingat itu, Pak Masumi. “ kata Maya


“Walau Takeshi tinggal bersamamu, aku harap kau memperbolehkan aku mengunjunginya kapan pun aku mau” kata Masumi


“tentu saja. Anda bisa menemuinya kapan pun anda suka” kata Maya


Takeshi memandang Masumi dan Eisuke dengan sedih. Dia kemudian memeluk Eisuke sebelum masuk ke dalam mobil Masumi yang disiapkan untuk mengantarkan keduanya menuju apartemen Maya.


“ aku pulang dulu, kakek” kata Takeshi


“ya...tapi jangan lupa untuk datang lagi ke rumah kakek. Kita bermain dan beri makan ikan Koi di kolam lagi bersama-sama” kata Eisuke sambil memeluk hangat Takeshi


“iya kakek. Aku akan ingat itu. Aku senang bermain dengan kakek” kata Takeshi sambil memeluk hangat Eisuke


Maya dan Masumi hanya melihat perilaku keduanya dengan sedih.


Akhirnya Maya dan Takeshi masuk ke dalam mobil dan segera meninggalkan rumah itu. Supir Masumi mengantar mereka menuju apartemen Maya.


********
to be continue

5 comments:

Widiya on 14 June 2011 at 20:44 said...

yah.....to be continue lagi....hiks..hiks....

lucie70 on 14 June 2011 at 21:54 said...

bravo! et beau travail,j'éspère on aura bientôt la suite...

orchid on 15 June 2011 at 08:16 said...

ah, jadi ngebayangin masumi datang ke apartemen maya, alasannya mau jenguk takeshi, wkwkwk

Anonymous said...

huwaaaaaaaaaaa...kenapa bersamboonnngggg lagiiiiii????

Resi said...

chapter yg plg kusuka. Ampe nangis diriku,kl aku jd masumi pst jg marah sm maya. Sangatlah tdk adil memisahkan seorg anak dr ayah atau ibunya.
Sediiiiiiiiiih.......

Post a Comment

Silahkan kritik, saran, sapa dan salamnya... :)

 

An Eternal Rainbow Copyright © 2011 Design by Ipietoon Blogger Template | web hosting