Thursday 2 June 2011

Fanfic TK : Destiny 7

Posted by Tati Diana at 12:18
*DESTINY*
(by Tati Diana)






Chapter 7 : Pertemuan


Keesokan harinya Masumi sedang mempelajari hasil rapat kemarin di ruangannya, ketika Hpnya berbunyi. Ternyata Hijiri yang melaporkan bahwa Takeshi adalah salah satu siswa di TK Sakura. Hijiri juga melaporkan bahwa Maya dipastikan hari ini hingga 2 hari ke depan akan berada di Osaka untuk syuting film terbarunya.
Masumi memberitahu Mizuki dan mengatakan bahwa dia ada urusan mendadak, sehingga dia harus meninggalkan kantor hari ini. Masumi memang berniat untuk mengunjungi TK Sakura dan ingin bertemu dengan Takeshi. Ternyata ramai sekali di sekolah tersebut dan banyak sekali orang tua baik itu ibu maupun ayahnya yang menemani anaknya berlomba di perlombaan musim panas ini. Masumi menghampiri bocah yang dicarinya. Dia memang mudah dicari, karena dia adalah murid yang tidak ditemani oleh siapapun. Dia sedang duduk di bangku, memperhatikan teman sebayanya yang lain yang sedang bercengkrama riang dengan orang tua mereka.


“halo nak.... apa aku boleh duduk disini?” tanya Masumi dengan sopan


Perlahan anak itu menatap asal suara lelaki yang memanggilnya. Kini keduanya berhadapan dengan sangat dekat.


“anda siapa?” tanya anak itu dengan polos


“aku bukan siapa-siapa. Aku hanya sedang berjalan-jalan di sekolah ini karena tadi aku melihat di sekolah ini seperti ada perayaan” jawab Masumi


Lama Takeshi menatap lelaki yang menyapanya. Memastikan bahwa lelaki yang ada dihadapannya ini tidak berbohong atau berniat menyakitinya.


“anda bukan orang jahat kan?” tanya Takeshi dengan polos


Masumi hanya tergelak. “tentu saja bukan, apa ada orang jahat yang suka menyakitimu?” tanya Masumi dengan simpatik


“tidak ada. Hanya saja aku kadang diejek temanku bahwa aku tidak punya papa” kata anak itu dengan ekspresi sedih sambil mengarahkan matanya pada salah satu temannya yang sedang bergayut mesra pada ayahnya. Seakan mengungkapkan perasaan iri yang ada dalam hatinya.


“memangnya kau tidak punya papa?” tanya Masumi mengikuti arah pandangan Takeshi


Anak itu menggeleng. “tidak, aku tidak punya. Mama bilang papaku pergi jauh. Setiap kali aku tanya apakah dia akan datang lagi, Mama bilang bahwa dia tidak tahu” papar anak itu


“ oh, ya sekarang dimana mamamu? Mengapa kau sendirian?” tanya Masumi sedih


“dia tidak bisa menemaniku. Dia harus bekerja mencari uang untuk kami berdua. Tapi dia membuatkan aku bekal makan. Ini dia” kata Takeshi sambil memperlihatkan bekal makannya


“apa kau mau aku temani hari ini seharian di sekolah?” tanya Masumi


Anak itu terlihat berpikir dan menatap Masumi dari ujung kepala sampai ujung kaki, seakan memastikan bahwa orang yang tengah berbicara dengannya memang bukan orang jahat.


“tenang, aku tidak akan menyakitimu. Aku senang anak kecil” kata Masumi berusaha membujuk dan meyakinkan


“baiklah. Anda boleh menemaniku” kata Takeshi akhirnya.


“mau kubukakan bekalmu?” Masumi menawarkan diri


“ tentu” kata Takeshi sambil menyerahkan kotak makannya


Perlahan kotak makan itu dibuka. Takeshi mengambil makanannya dan menyodorkan makanan yang ada di kotak itu pada Masumi.


“anda mau?” tanyanya sambil menawarkan bekal makannya


“terima kasih” jawab Masumi sambil membelai kepala anak itu


Mereka berbincang cukup lama. Dari pembicaraan mereka Masumi menangkap bahwa Takeshi sangat kesepian, karena sering ditinggal ibunya dan anak itu juga sedih tidak memiliki ayah. Perbincangan mereka terhenti ketika nama anak itu disebut sebagai peserta untuk mengikuti lomba lari. Masumi beranjak sambil menuntun anak itu menuju ke lapangan tempat lomba akan dilangsungkan.


Masumi menatap Takeshi yang sedang berlari di lapangan hijau tersebut. Dia menyemangatinya agar dia bisa menjadi juara. Ayah dari teman –teman Takeshi juga tidak mau kalah, berusaha memberikan semangat kepada anak-anak mereka. Akhirnya lomba itu berakhir, walaupun akhirnya Takeshi harus puas di posisi kedua.


“kau hebat” kata Masumi sambil mengangkat tubuh anak itu ke udara


Takeshi senang sekali. Ini untuk pertama kalinya ada seorang lelaki yang menggantikan sosok ayah yang mencintainya. Lelaki yang baru dikenalnya itu juga bilang agar Takeshi mau memanggilnya paman. Masumi memberikan botol air mineral pada Takeshi yang dibelinya di kantin sekolah Takeshi, agar anak itu tidak haus. Sekali lagi anak itu memandang Masumi.


“Paman tidak akan menculikku kan?” tanya Takeshi


“mengapa kau bertanya seperti itu?” Masumi balik bertanya


“Mamaku bilang aku harus hati-hati jika aku bertemu dengan orang asing yang tidak aku kenal” jawab Takeshi


“tentu aku tidak akan menculikmu. mana mungkin aku menculik putera mamamu. Dahulu aku dan mamamu berteman” kata Masumi yang akhirnya berterus terang bahwa dia mengenal Maya


“ahh...jadi paman kenal mamaku?” kata anak itu dengan riang


“ya, aku kenal. Mamamu Maya Kitajima !”kata Masumi dengan yakin


“paman benar!” jawab anak itu dengan riang


“apa paman kenal juga papaku?” kata anak itu yang semakin yakin setelah Masumi menyebutkan nama ibunya


“ya, dulu aku pernah mengenalnya” jawab Masumi . Terbayang dibenaknya sosok Sakurakoji


“seperti apa dia?” tanya Takeshi


“Ayahmu orang yang baik” jawab Masumi sambil tersenyum dan membelai rambut Takeshi


Tiba-tiba bel di sekolah itu berbunyi menandakan bahwa semua aktifitas di sekolah itu berakhir.


“ah...aku harus pulang” kata Takeshi


“apa ada yang menjemputmu?” tanya Masumi


“iya, aku dijemput sopir mama” jawab Takeshi


Keduanya kemudian beranjak dari lapangan itu. Anak itu menunjuk mobil yang sedang terparkir di halaman sekolah itu. Masumi membelai anak itu dan menyuruhnya cepat masuk ke mobil. Anak itu berlari menuju mobil dan melambaikan tangannya ke arah Masumi sesaat sebelum dia memasuki mobil jemputannya.


***

Masumi mengenang pertemuannya hari itu bersama Takeshi. Sepanjang hari Masumi memikirkan tentang Takeshi, kebersamaan mereka membawa kebahagiaan pada Masumi. Hal ini terpancar dari wajahnya, hingga saat makan malam pun, Eisuke bisa melihat wajah anak tirinya itu yang terlihat cerah.


“kulihat kau bahagia. Apa ada seorang wanita yang tengah kau incar, Masumi?” tanya Eisuke penasaran


Masumi memandang ayahnya, kemudian menggeleng.


“sayang sekali, tebakan ayah salah. Jika ayah menyangka aku mempunyai hubungan atau berencana untuk kencan, aku harap ayah membuang jauh-jauh pikiran itu” jawab Masumi


“lalu apa yang membuatmu bahagia?” tanya Eisuke


“aku bahagia karena hari ini aku bisa membahagiakan seorang anak kecil” jawab Masumi


Eisuke menatap anak tiri dihadapannya. Masih teringat pembicaraan mereka berdua agar Masumi menikah lagi dan memberinya keturunan sebagai penerus Daito kelak.


“apa kau sedang melakukan penjajagan terhadap seorang anak dan berencana untuk mengadopsi anak itu?” tanya Eisuke


Masumi diam sejenak. Mungkin jika dia diberi pilihan untuk mengadopsi anak, pasti pilihannya langsung jatuh pada Takeshi. Tapi hal itu mustahil, Maya sebagai ibunya pasti akan menolaknya. Lagipula Takeshi memiliki ayah, walaupun Koji tidak pernah menjenguknya.


“aku belum memikirkan tentang hal itu, ayah” jawab Masumi


“aku harap kau membuang ide untuk mengadopsi anak itu. Bagaimanapun aku lebih suka jika pewarisku adalah darah dagingmu.meskipun dia tidak memiliki darahku. Jadi Masumi aku harap kau segera mencari calon untuk kau jadikan pengantinmu dan segera beri aku cucu” kata Eisuke dengan tegas


“aku kira untuk kali ini aku tidak harus menuruti apa kata ayah. Aku sudah lelah. Dan aku tidak peduli tentang siapa yang akan mengurusi Daito kelak. Ingat ayah, aku sudah tidak tertarik lagi untuk menikah. Jadi cari sendiri pewaris ayah” jawab Masumi sambil meninggalkan meja makan itu.


************


Dua hari berikutnya Masumi kembali menemui Takeshi di sekolahnya. Anak lelaki itu heran dengan paman berkaki panjang yang satu ini, karena baru kali ini ada seorang lelaki yang tulus menemaninya bermain, mengajaknya jalan-jalan ataupun mengajaknya jajan es krim kesukaannya, setelah dia pulang sekolah. Walaupun begitu Takeshi senang karena paman yang satu ini, tampak riang gembira disisinya, terlihat baik dan tidak pernah menyakitinya.


“bagaimana kau senang?” tanya Masumi saat keduanya duduk di Cafe es krim


“iya aku senang. Aku dan mamaku juga sering datang ke Cafe ini. Apa paman juga langganan Cafe ini?” tanya Takeshi


“hemm..iya. Paman senang sekali makan di tempat ini. Enak bukan es krim coklatnya” kata Masumi


“iya. Aku dan mamaku menyukai es krim coklatnya” jawab Takeshi


Masumi teringat bahwa hari ini adalah hari terakhir Maya syuting di Osaka dan besok Maya sudah kembali ke Tokyo.


“besok mamamu pulang?” tanya Masumi memastikan


“darimana paman tahu?” tanya Takeshi sambil memakan es krimnya


“betulkan?” tanya masumi kemudian


“iya besok mamaku pulang” jawab Takeshi riang


Masumi terdiam. Sudah 3 hari Masumi menemani Takeshi. Jika Maya pulang, mungkin dia harus meredam keinginannya untuk selalu berdekatan dengan Takeshi. Bagaimanapun Takeshi pastilah ingin bertemu ibunya, jadi walaupun dia menginginkan Maya untuk tidak segera pulang kembali ke Tokyo, itu adalah bentuk keegoisan dan dia harus menghilangkan pikiran itu. Masumi merasa belum siap untuk bertemu dengan Maya. Masih ada perasaan sakit hati terhadap wanita yang dahulu pernah mengisi relung hatinya itu.


“oh, ya sesudah ini kita jalan-jalan. Kau mau kemana?” tanya Masumi


“aku mau ke kebun binatang. Aku ingin melihat binatang disana” jawab Takeshi


“baiklah, kita pergi ke sana” jawab Masumi sambil tersenyum


Masumi mengajak Takeshi untuk mengunjungi Kebun binatang Tokyo atau yang dikenal dengan kebun binatang Ueno (Onshi Ueno Dōbutsuen) yang terletak di Taito, Tokyo. Kebun binatang yang mempunyai luas 14.3-hektar (35-acre) ini berdiri sejak tahun 1882. Kebun binatang ini adalah kebun binatang kelas dunia dengan beragam binatang dan burung –burung dari seluruh antero dunia dan dikelola oleh Pemerintah kota Metropolitan Tokyo. Kebun binatang ini terbagi menjadi 63 bagian. Dikelompokkan menjadi beberapa kategori seperti Hutan untuk Gorilla dan harimau, binatang-binatang khas Jepang, binatang-binatang khas Afrika, taman burung, dan Vivarium (penyu dan reptil).
Di kebun binatang ini juga terdapat atraksi binatang-binatang besar seperti gajah, gorila, jerapah, beruang dan binatang lainnya.


Keduanya menghabiskan hari di kebun binatang itu hingga menjelang sore hari. Keduanya sangat senang mengunjungi kebun binatang itu. Apalagi Takeshi, dia dengan lincah bergerak dan menarik tangan Masumi untuk berpindah dari satu kandang hewan ke kandang hewan lainnya. Orang-orang yang ada disana memandang betapa akrabnya hubungan keduanya dan menyangka keduanya adalah pasangan ayah dan anak. Sampai –sampai ada yang berkomentar bahwa Takeshi mirip sekali dengan Masumi. Saat di kebun binatang itu Masumi tidak menyia-nyiakan untuk berfoto bersama Takeshi dengan kamera Handphonenya.


Setelah puas mengunjungi Kebun binatang, Masumi kembali mengantarkan Takeshi ke sekolahnya, dimana sopir yang menjemput Takeshi menunggu disana.
Sebenarnya Hiragawa, sopir Maya tak menginginkan Takeshi untuk pergi bersama seorang lelaki yang tidak dikenalnya. Hiragawa merasa jika dia melakukan hal itu dia menghianati kepercayaan Maya. Maya sudah mempercayakan padanya untuk menjemput dan mengawasi anaknya di sekolah, disaat dia tidak berada di Tokyo. Tapi Masumi berhasil meyakinkannya bahwa dia dahulu adalah sahabat Maya dan dia pun tidak akan berbuat jahat pada Takeshi. Masumi juga memberikan kartu namanya pada Hiragawa dan meyakinkannya untuk tidak sungkan-sungkan datang padanya jika ada sesuatu yang berkaitan dengan Takeshi. Lagipula melihat keceriaan di mata bocah kecil itu, Hiragawa pun menjadi senang. Tuan kecilnya tidak kesepian saat ibunya tidak ada disisinya.


Masumi membelai pipi Takeshi yang sedang tertidur di pangkuannya. Anak kecil itu kelihatan lelah setelah diajaknya berjalan-jalan seharian. Setelah menghabiskan waktu selama 3 hari bersama Takeshi, Masumi seakan mendapat kebahagiaan yang tidak pernah dia kecap sebelumnya, merasakan bagaimana menjadi seorang ayah. Masumi merasa heran mengapa Koji begitu tega meninggalkan Takeshi yang begitu polos dan lucu, tanpa ada keinginan sedikit pun untuk merawatnya.


Sopir yang menemani Masumi pun heran dengan tuannya yang selalu tampak bahagia jika berdekatan dengan anak kecil itu.


“Mungkin dia ingin memiliki seorang anak. Sayang istrinya sudah meninggal. Apa dia berniat mengadopsinya?” pikir sopir Masumi.


Tapi semua itu bukan urusannya. Selama bosnya dalam keadaan senang dia mau melakukan apa saja termasuk mengantar mereka jalan-jalan. Toh jika mood tuan besarnya itu bagus, akan berpengaruh juga dengan sikapnya pada bawahannya di kantor.


Akhirnya mobil itu sampai di sekolah. Hiragawa cepat-cepat mengendong Takeshi yang ada di pangkuan Masumi. Masumi melihat sejenak ke dalam mobil Maya untuk memastikan anak kecil itu nyaman. Dan sejurus kemudian mobil yang dikemudikan oleh Hiragawa pun meninggalkan Masumi yang beranjak ke mobilnya, meninggalkan sekolah Takeshi.


***

Rei yang saat itu telah tiba di apartemen Maya merasa heran jika Takeshi belum pulang hingga sore hari. Pembantu di apartemen itu mengatakan pada Rei bahwa selama 2 hari kemarin Takeshi selalu pulang menjelang sore hari. Memang selama 2 hari itu Rei pun pulang menjelang malam, hingga tidak tahu jika selama 2 hari itu Takeshi selalu pulang sore hari. Rei memaklumi untuk hari pertama di sekolah Takeshi ada perlombaan olahraga musim panas, tapi untuk hari kemarin tidak ada alasan untuk Takeshi pulang terlambat. Dan untuk kali ini juga Takeshi kembali pulang terlambat. Maka saat Hiragawa mengantar pulang Takeshi, Rei pun memberondongnya dengan pertanyaan.


“akhir-akhir ini Takeshi selalu pulang sore hari, apa ada acara di sekolah?” tanya Rei dengan curiga


‘ah...eh...anu...hari Rabu kemarin di sekolah ada acara pekan olah raga musim panas nona Rei dan 2 hari ini tuan Takeshi pun selalu ingin diantar pergi berjalan-jalan. Dia merasa bosan katanya di rumah” kata Hiragawa berbohong.


Bagaimana pun Hiragawa tak mungkin berbicara terus terang pada Rei tentang keberadaan Masumi yang selama 3 hari ini bergaul akrab dengan tuan kecilnya. Selain karena Hiragawa tidak ingin dipecat, dia tahu bahwa Masumi orang baik yang telah membahagiakan tuan kecilnya. Jadi tidak ada masalah baginya untuk menutupi masalah itu.


“begitukah?” tanya Rei sedikit tidak percaya


“benar, nona Rei. Tapi besok saya kira tuan Takeshi tidak mungkin mengajak berjalan-jalan. Besok kan mamanya telah kembali, jadi dia tidak akan kesepian” kata Hiragawa menerangkan


“iya, besok mamanya pulang dan aku bisa tenang.” Kata Rei menutup pembicaraan


Akhirnya Hiragawa keluar dari apartemen itu.


***

Maya akhirnya kembali ke Tokyo. Dia senang sekali berkumpul kembali bersama anaknya. Walaupun kebersamaan mereka hanya bisa berlangsung selama 4 hari , karena sudah ada jadwal bagi dirinya untuk kembali syuting di Osaka. Untuk itu Maya tidak akan menyia-nyiakan kesempatan untuk menghabiskan waktu berdua bersama Takeshi.


“halo sayang, bagaimana kabarmu?” tanya Maya


“aku baik-baik saja. Aku senang” jawab Takeshi dengan riang


“apa karena kau memenangkan perlombaan?” tanya Maya


“tidak bukan aku juaranya. aku hanya juara kedua” jawab Takeshi sambil menggelengkan kepalanya


“ah, kau jangan sedih, mungkin lain kali kau yang menjadi juaranya” hibur Maya


“oh ya kata tante Rei, kau katanya sering berjalan-jalan dan pulang sore, boleh mama tahu kau pergi ke mana?” tanya Maya.


Rei memberitahu tentang kabar Takeshi selama dia tidak berada di Tokyo termasuk kejanggalan kepulangan Takeshi ke apartemen yang selalu pulang menjelang sore hari. Bagaimanapun Rei harus memberitahu hal ini pada sahabatnya, karena Maya telah menitipkan Takeshi padanya dan Rei tidak ingin merusak kepercayaan sahabatnya ini.


“oh...aku pergi berjalan-jalan bersama paman berkaki panjang ke kebun binatang. Dia baik sekali padaku dan aku senang pergi bersamanya” jawab Takeshi dengan polos


DEGGG..


Maya tiba-tiba merasa takut, jika Takeshi pergi bersama dengan orang yang tidak dikenalnya. Dia takut Takeshi diculik atau disakiti.


“sayang, mama harap kamu jangan pergi lagi bersamanya. Mama takut dia akan menyakitimu” bujuk Maya


Anak itu kembali menggeleng.
“tidak mama, paman itu tidak mungkin menyakitiku. Dia baik padaku ,dia menemaniku makan es krim dan mengajakku jalan-jalan ke kebun binatang”jawab Takeshi polos


“dan apa kau tahu siapa nama paman itu?” tanya Maya.


Maya menduga anak sekecil Takeshi mungkin tidak akan mudah untuk mengingat wajah atau nama seseorang yang pernah satu kali ditemuinya


“tidak, aku tidak bertanya padanya. Tapi dia bilang bahwa dia kenal pada Mama” jawab Takeshi


Maya mengerutkan keningnya.terasa aneh jika ada yang mengenal dirinya. Lalu Maya menduga bahwa mungkin Tatsuya berusaha mendekatinya dengan cara mendekati Takeshi agar Maya bisa menerima kehadiran lelaki itu. Maya tahu Tatsuya Kato bukan orang yang begitu mudah untuk ditolak. Maya sudah berulang kali menolak ajakan kencan yang ditawarkan lelaki itu padanya. Hadiah-hadiah serta karangan bunga sering dikirimkan lelaki itu untuk merayunya dan Maya akan mengembalikan semua itu padanya. Maya tidak menginginkan sedikitpun hadiah darinya yang akan membuat dirinya terikat pada lelaki perayu itu. Tatsuya pernah satu kali bertemu dengan Takeshi. Tatsuya bahkan terang-terangan membujuk Takeshi di hadapannya, bahwa lelaki itu berkenan menjadi ayah bagi Takeshi. Maya tahu Tatsuya akan menghalalkan segala cara agar tujuannya tercapai, dan kali ini rupanya Tatsuya mendekati Takeshi dengan mengajak Takeshi berjalan-jalan saat dia tiada.


“dengar sayang, siapapun dia mama tidak mengijinkan lagi kau menemuinya. Mama sayang padamu, dan mama harap kau mematuhi saran mama” bujuk Maya


“tapi aku menyukainya dan mama pun pasti juga menyukainya” jawab Takeshi


“hahaha..kau sudah pintar merayu mama” kata Maya bergurau


“dia bukan seperti orang itu yang pernah mau menjadi papaku” jawab Takeshi menunjuk kepada Tatsuya yang dahulu pernah merayunya untuk menjadi papanya


Maya akhirnya yakin bahwa dugaannya ternyata salah. Ternyata Takeshi masih mengingat Tatsuya, jadi bukan Tatsuya yang mendekati anaknya. Tapi siapa?. Lalu Maya teringat akan permusuhannya dengan Kyoko Hikaru dan menduga Kyoko bisa saja membalaskan rasa sakit hatinya pada anak kandungnya dengan menyewa seseorang untuk mendekati anaknya, dan hal ini semakin membuat hati Maya semakin resah.
Lalu Maya teringat pada Hiragawa, sopir pribadinya. Mungkin akan lebih baik jika dia mengorek keterangan padanya. Maka Maya pun memanggil sopir tersebut.


“aku dengar ada yang mengajak Takeshi berjalan-jalan” kata Maya


Hiragawa kaget karena pembicaraan sebelumnya dengan Rei, dirinya tidak menyebut tentang lelaki yang pernah mengajak tuan kecilnya itu jalan-jalan. Hiragawa menduga Takeshi sendiri yang bercerita pada ibunya. Dan Hiragawa tidak mungkin menyangkal tentang hal itu.


“apa kau tahu siapa dia?” tanya Maya lebih lanjut


Hiragawa terdiam, dia masih mengingat pembicaraannya bersama dengan Masumi Hayami, bos Daito agar Hiragawa menyembunyikan identitasnya. Dia berkata bahwa dia sahabat Maya dahulu, dan dia tidak ingin Maya mengetahui bahwa dia menemui Takeshi. Bos Daito itu juga bilang bahwa dia sedang menyiapkan kejutan untuk Maya, dan pada saatnya tiba dia sendiri akan datang pada Maya, jadi dia meminta agar Hiragawa mau membantunya.


“Saya tidak tahu, nyonya. Dia hanya bilang sahabat anda” jawab Hiragawa


‘betulkah?” tanya Maya tidak percaya


“betul Nyonya” Hiragawa berusaha meyakinkan


“baiklah. Jika kau tidak tahu tentang siapa dia sebenarnya. Aku harap kau tidak membiarkan orang itu mengajak Takeshi jalan-jalan lagi. Aku harap kau mengawasi dan menjaga Takeshi dengan baik, jadi setelah pulang sekolah langsung antarkan saja Takeshi pulang” kata Maya dengan tegas


“baiklah, Nyonya”kata Hiragawa


Setelah Maya menyuruh sopir itu pergi. Maya membereskan barang-barang untuk persiapannya syuting di Osaka besok lusa. Maya hanya diberi waktu 4 hari untuk berada di Tokyo, sehingga besok dia harus merelakan dirinya untuk berjauhan kembali dari anaknya selama 3 hari.


***

Masumi sedang berada di ruangannya. Dia mengenang kebersamaannya selama 3 hari bersama Takeshi. Ini adalah hari kedua dia tidak menemui bocah itu. Kerinduan menyeruak dalam hatinya jika teringat akan polosnya sikap Takeshi. Masumi juga teringat akan pembicaraannya dengan Takeshi saat pertama kali bertemu anak itu. Takeshi bercerita tentang kesepiannya dan seringnya dia diejek oleh salah seorang temannya hanya karena dia tidak memiliki seorang ayah disampingnya. Masumi pernah merasakan bagaimana rasanya tidak memiliki ayah. Saat kecilnya dulu pun Masumi pernah merasakan betapa dahulu dia sangat menginginkan adanya sosok ayah yang bisa mengajaknya bermain, menemaninya saat perlombaan olahraga di sekolah dan membelanya saat ada yang mengganggunya. Walaupun ada ayah tirinya disampingnya, Eisuke Hayami, tapi laki-laki itu tidak pernah menjadi ayahnya. Eisuke lebih mirip Jenderal besar dan atasan yang harus dipenuhi segala keinginannya. Dan Masumi pun tidak pernah merasakan sedikitpun kasih sayang dari laki-laki itu. Laki-laki itu lebih peduli pada gambar Bidadari merah yang ada di ruangannya daripada mempedulikan ibunya yang sedang sakit ataupun peduli padanya saat dia diculik. Laki-laki itu lebih memilih membuangnya daripada menebusnya dengan sejumlah uang untuk biaya kampanye. Sampai saat ini Masumi masih bisa merasakan dinginnya air laut saat dia tenggelam untuk menyelamatkan dirinya dari para penculiknya. Tragedi itu membuatnya tidak menginginkan untuk merasakan lagi bagaimana rasanya mencintai ataupun dicintai. Dan jika pun dulu dia kembali merasakan cinta dan mencintai seorang wanita yang bernama Maya Kitajima, toh cinta itu pun pada akhirnya membawa rasa perih yang tak terkira. Dan kini saat bocah itu hadir dalam kehidupannya, kehadirannya menguak kembali akan rasa cinta yang ada dalam sanubarinya. Masumi merasakan kebahagiaan saat bersamanya dan mulai mencintai bocah itu. Masumi bertekad untuk membuktikan rasa cintanya dengan membantu Takeshi agar Koji, sebagai ayahnya mau menemui Takeshi. Takeshi harus tahu siapa ayahnya dan bertemu dengannya.


********

Eisuke memandang ke arah kolam ikan dimana segerombolan ikan-ikan Koi akan bergerak ke arahnya saat dia menaburkan makanan ikan ke kolam ikan itu. Eisuke memikirkan percakapannya bersama Masumi kemarin. Anak tirinya itu mengatakan bahwa dia sedang dekat dengan seorang anak kecil.


“apa Masumi benar-benar serius untuk menjadikan anak itu pewaris Daito kelak dan berniat mengadopsinya?” pikir Eisuke


Eisuke tahu, Masumi bukan orang yang sembarangan dalam mengambil keputusan. Jika dia berniat mengadopsi anak itu, tentu sudah dipikirkannya baik-baik.


“ah, aku kira aku harus tahu tentang keberadaan anak itu. Bagaimanapun Daito adalah bisnis yang telah aku rintis sejak dulu, dan aku tidak rela jika Daito kelak harus dipimpin dan diserahkan pada seseorang yang aku tidak tahu tentang kualitas anak itu” bisik Eisuke


“aku harus bertindak. Aku akan menyuruh Asa untuk menyelidiki tentang keberadaan anak itu” lanjut Eisuke


Akhirnya Eisuke memanggil orang kepercayaannya dan menyuruhnya untuk memata-matai Masumi dan mencari tahu tentang keberadaan anak kecil yang telah merebut perhatian Masumi.


Pak Asa mulai memata-matai Masumi. Orang suruhannya mulai memata-matai gerak Masumi. Tapi hari itu tidak ada informasi sedikitpun yang diperoleh, Masumi sepanjang hari bekerja di Daito dan tidak ada tanda- tanda keluar dari gedung itu. Walaupun ada informasi bahwa selama 3 hari kemarin Masumi memang meninggalkan kantor sejak siang hari hingga menjelang sore.


Atas informasi ini, Eisuke meminta agar pak Asa tetap melanjutkan usahanya. Bagaimanapun lambat laun usaha mereka untuk mencari informasi tentang keberadaan anak itu pasti akan diketahui, Eisuke hanya perlu menunggu waktu yang tepat hingga informasi tentang anak itu ia dapatkan.


***

to be Continue

8 comments:

orchid on 2 June 2011 at 13:28 said...

auw auw, mulai terkuak, sampe2, si eisuke ikut terlibat juga, semangat ya

Anonymous said...

kapan ketemu sm emaknya ? mantaaabssss great job

-tina-

Nana said...

Aaaaaahhhhhh this is sooooo exciting! More moreeee!

Luna said...

Makin g sabar nunggu kelanjutannya.......

eva said...

takeshi kalo ibumu gak mo balik ama Masumi...ntar aq aja yg gantiin jadi mamamu hi...hi...kan kasihan Masumi udah lama nganggur

Anonymous said...

Great Job!!!! lanjutkan ya, ga sabar nih nunggu lanjutannya.

Anonymous said...

niceee

lucie70 on 4 June 2011 at 22:04 said...

masumi attaché à takeshi, on voit tout de suite l'amour d'un père pour son fils. même si pour l'instant,il ignore la vérité.et eiyuke qui se mets a enqueté j'adore!!!!

Post a Comment

Silahkan kritik, saran, sapa dan salamnya... :)

 

An Eternal Rainbow Copyright © 2011 Design by Ipietoon Blogger Template | web hosting