Tuesday 21 June 2011

Fanfic TK : Destiny 11 (The End)

Posted by Tati Diana at 20:05
*DESTINY*
(by Tati Diana)





Chapter 11 : Akhir sebuah Kisah


Setelah kepergian keduanya, Eisuke menghampiri Masumi yang tengah memandang kepergian mobil yang membawa Maya dan Takeshi yang kini hilang dari pandangannya. Beberapa hari yang lalu Masumi telah memberitahu Eisuke cerita tentang Maya yang didapatnya dari Koji dan Mizuki. Semua hal yang terjadi pada Maya, tidak ada yang ditutupi oleh Masumi sedikitpun. Tentang bagaimana Maya hamil, alasan Maya menutupi kehamilannya, pernikahannya dengan Koji dan bagaimana Maya membesarkan puteranya, Takeshi. Eisuke yang mendengarkan penjelasan Masumi, merasa ikut bertanggung jawab atas nasib Takeshi selama ini. Bagaimanapun jika seandainya dia dahulu tidak menekan Masumi untuk menikahi Shiory Takamiya tentu Masumi akan menikahi Maya dan Takeshi akan tinggal di rumah ini bersama mereka. Dan sekarang Eisuke bertekad akan mempersatukan ketiganya untuk tinggal satu atap di kediaman Hayami.


“jadi apa selanjutnya yang akan kau lakukan, Masumi?” tanya Eisuke




“apa maksud ayah?” tanya Masumi


“tentu saja tentang anakmu, Takeshi. Jangan katakan kau lebih memilih untuk hidup terpisah dari anakmu”kata Eisuke


“walaupun Takeshi tidak tinggal bersamaku, aku bisa kapan saja menemuinya” jawab Masumi


“dan kau lebih memilih itu daripada memikirkan kemungkinan kau menikahi Maya, ibu Takeshi” kata Eisuke


Masumi kaget dengan usul ayahnya. Tapi Masumi masih ingat ucapan Maya yang tidak menginginkan tinggal di kediaman Hayami.


“apa itu keinginan ayah?” tanya Masumi


“ya itu keinginanku dan keinginanmu juga tentunya” kata Eisuke yang berusaha memancing perasaan Masumi


Masumi hanya menatap sekilas Eisuke sebelum menghisap kembali rokoknya.


“jangan katakan kau sudah tidak mencintai Maya. Aku bisa melihat tatapanmu yang penuh cinta padanya. Lebih baik kau menikah dengannya daripada mempertahankan keinginanmu untuk tidak menikah lagi. Jika kau menikah dengannya mereka berdua bisa tinggal bersamamu” kata Eisuke sambil berlalu meninggalkan Masumi


Masumi hanya terdiam mencerna ucapan Eisuke.


*******

Takeshi sangat senang sekali bisa kembali ke apartemennya. Dan yang menambah kebahagiaannya, akhir-akhir ini papanya itu sering sekali datang menjenguknya dan sesekali menemaninya bermain. Seperti hari itu, Masumi datang mengunjunginya.


Masumi melihat pintu apartemen Maya terbuka. Masumi melongokkan kepalanya melihat ke dalam apartemen tersebut dan mendengar riuh rendah dua orang yang sedang tertawa. Dilihatnya Maya yang sedang sibuk di dapur bersama Takeshi. Masumi bisa melihat Takeshi yang sedang tertawa riang sambil bermain-main dengan Maya.


“halo, apakah aku mengganggu kalian?” tanya Masumi pelan


Tawa di ruangan itu akhirnya terhenti. Kedua orang yang disapa Masumi berbalik arah menghadap Masumi. Kini Masumi bisa melihat wajah keduanya. Wajah ibu dan anak yang penuh dengan tepung. Apalagi celemek Maya kotor sekali. Rupanya Maya dan Takeshi sambil memasak juga saling bercanda. Masumi memandang keduanya sebelum akhirnya tawa Masumi pecah.


“kenapa papa tertawa?” tanya Takeshi polos


‘hhua..ha..ha..ha, wajah kalian lucu sekali” kata Masumi memegangi perutnya sambil berusaha menghentikan tawanya


“huh...” Maya mendengus kesal, “ siapa suruh datang kemari”.


“oh,... ya papa kami sedang memasak kue. Mama pintar lho memasak kue” kata Takeshi


“betulkah?” tanya Masumi seakan meragukan ucapan anaknya


“benar papa. Apa papa mau mencoba kue buatan mama?” tanya Takeshi


“apa kau bisa jamin kalau kue buatan mamamu enak dan tidak membuat papa sakit perut?” tanya Masumi sambil menatap Maya dengan jenaka


Maya semakin sebal melihat Masumi yang menggodanya.


“Takeshi, kue buatan mama hanya untuk kita berdua dan tante Rei, papamu tidak ada jatahnya” kata Maya dengan kesal


“aku akan berikan jatahku buat papa” kata Takeshi sambil memotong kue untuk disuapkan kepada Masumi


Masumi merasakan kue yang berasa manis dilidahnya. Jujur dia akui kalau kue yang dicicipinya terasa enak walaupun bentuknya sangat berantakan dan jauh dari kesan indah.


“hemmm.....ternyata mamamu pandai memasak” puji Masumi


“selain mamamu cantik, pintar berakting, dia ternyata pintar juga memasak. Papa tidak heran jika mamamu mempunyai banyak penggemar laki-laki yang memujanya” kata Masumi sambil menatap Maya.


“terima kasih atas pujiannya, tuan Masumi. Tapi maaf saya tidak punya cukup uang untuk membayar pujian anda” kata Maya sambil berlalu dari ruangan itu.


Masumi hanya menghela napas dan kemudian meneruskan untuk bermain-main dengan Takeshi. Ternyata susah sekali meruntuhkan hati Maya.


****

Setelah syuting yang memakan waktu 4 bulan, Maya akhirnya bisa bernapas lega. Untuk sementara waktu Maya mempunyai banyak waktu bersama Takeshi. Dan Malam ini akan diadakan pesta gala premier film yang dibintanginya bersama Shinichi Kudo. Maya bersiap-siap untuk pergi ke pesta tersebut. Maya memakai gaun berwarna merah anggur berpotongan sederhana yang memperlihatkan lehernya yang jenjang dengan hiasan pita besar dipinggangnya. Maya hanya menata rambutnya dengan disanggul dan tidak memakai make up berlebihan. Cukup sederhana tapi menonjolkan keanggunannya.


Kehadiran Maya di pesta itu cukup mengundang lawan jenis untuk meliriknya. Dan Shinichi Kudo yang selama ini mengaguminya tampak terlihat menghampiri pujaan hatinya. Sesekali Shinichi memasukkan tangannya kedalam saku jasnya seakan-akan dia menyembunyikan sesuatu yang berharga disana. Shinichi menghampiri Maya ketika wanita itu terlihat sendiri di ujung pesta yang diadakan di sebuah hotel ternama itu.


“Maya.....”kata Shinichi


“hai...Shinichi “ kata Maya dengan ramah


“kau cantik sekali” puji Shinichi sambil menatap Maya dengan mesra


Maya merasakan tatapan mesra Shinichi. Tapi dia berusaha tidak menghiraukannya.


“akhirnya selesai juga tugas kita dan film kita akan segera mulai ditayangkan.” Kata Maya berusaha mencari topik pembicaraan


“ya...dan aku senang bekerja sama denganmu. Aku harap hubungan kita tidak hanya di dunia akting tapi berlanjut dalam kehidupan kita”kata Shinichi


Maya yang telah lama tahu perasaan Shinichi hanya terdiam. Tiba-tiba Shinichi mengeluarkan sesuatu dalam saku jasnya. Sebuah kotak beludru warna merah dan perlahan kotak itu dibukanya. Tampaklah sebuah cincin bermata berlian yang indah.


“aku tidak tahu bagaimana untuk mengungkapkan perasaanku padamu. Tapi aku hanya menginginkanmu untuk mendampingiku. Aku harap kau mau menerima lamaranku” kata Shinichi


Maya hanya terdiam. Untunglah keberadaan keduanya jauh dari tamu- tamu yang lain.


“aku...aku....” kata Maya terbata-bata


“aku tahu ini bukan saat yang tepat. Tapi aku sudah tidak sabar untuk melamarmu” kata Shinichi


“bukan begitu Shinnichi. Aku minta maaf. Tapi aku tidak mencintaimu. Aku hanya menganggapmu sebagai sahabatku. Aku tidak ingin merusak persahabatan kita. Jadi maafkan aku jika akau menolak lamaranmu” kata Maya sedih


Bagaimanapun Maya menganggap Shinichi Kudo teman yang baik dan Maya tidak ingin menyakiti hati sahabatnya itu.


“terima kasih. Kau selalu jujur, Maya. Aku melamarmu walau aku ragu kau mencintaiku, tapi aku tetap bertekad melamarmu karena aku tidak ingin mati penasaran. Setidaknya dengan begini aku benar-benar tahu isi hatimu padaku” kata Shinichi dengan jenaka


“aku mohon maafkan aku” kata Maya


“tidak ada yang harus dimaafkan, Maya. Aku menyukai kejujuranmu” kata Shinichi


Dari jauh tanpa mereka sadari dua pasang mata menatap kearah mereka dan sedari tadi ikut menyaksikan apa yang terjadi diantara Maya dan Shinichi


*****

“jadi akhirnya kau menyerah juga, Shinichi?” tanya Kyoko Hikaru yang tiba-tiba menghampiri Shinichi yang sendirian setelah ditinggal Maya


“apa maksudmu?” tanya Shinichi


“sudahlah. Akhirnya kau tahu bahwa Maya Kitajima tidak pernah menginginkanmu. Harusnya kau sadar dari dulu.” Kata Kyoko dengan senyum kemenangan


“lalu jika Maya menolakku, apa maumu?” tanya Shinichi


“ya....setidaknya aku ingin memberitahumu jika sekarang kau pasti lebih menyesal. Kau telah lama mati-matian mengejar Maya dan kini dia mencampakkanmu sedangkan dahulu kau mengabaikanku. Kau tahu kini aku memiliki lelaki impian yang jauh lebih menarik darimu dan sangat ingin sekali aku dapatkan. Kau ingin tahu siapa dia?” tanya Kyoko


“Kyoko aku tidak peduli siapa yang ingin kau dapatkan. Dan aku tidak menyesal menolakmu. Aku tidak pernah tertarik padamu. Dan aku senang akhirnya aku bisa terlepas darimu” kata Shinichi sambil berlalu dari hadapan Kyoko


Kyoko hanya merengut kesal tapi matanya kembali bersinar ketika melihat Masumi Hayami. Lelaki yang kini menjadi lelaki impiannya, pengganti Shinichi Kudo.


“selamat malam, pak Masumi” kata Kyoko dengan sopan sambil menatap lelaki itu


“selamat malam” kata Masumi pendek


“sangat menyenangkan sekali kita bisa bertemu. Apakah anda datang sendirian?” selidik Kyoko


“jika aku datang sendirian, apakah itu merugikanmu?” tanya Masumi


“hemmm...tentu tidak, malah aku beruntung setidaknya aku mempunyai kesempatan untuk menemani anda malam ini” kata Kyoko merayu


Masumi hanya tertawa. Sudah sering sekali dia menanggapi rayuan artis yang centil dan tipe penggoda.


“maafkan aku. Tapi aku tidak menyukai wanita seperti dirimu untuk menemaniku” kata Masumi


“apa artis jalang seperti Maya Kitajima lebih menarik bagi anda?”tanya Kyoko dengan jengkel.


Kyoko menyadari sedari tadi bahwa selain dirinya yang memperhatikan Maya dan Shinichi, Masumi pun terlihat sangat peduli terhadap keduanya.


“JAGA UCAPANMU.!” Kata Masumi dengan marah


“Jika kau berani menyakiti dia atau kau menghinanya, aku bersumpah Aku Masumi Hayami tidak segan-segan menghancurkan kariermu” kata Masumi dengan dingin sambil meninggalkan Kyoko yang terlihat ketakutan.


***

Maya terlihat sedang berbicara dengan Ryuzo Kuronuma, ketika Masumi menghampiri keduanya.


“ah...apa aku mengganggu kalian?” tanya Masumi


“sama sekali tidak, pak Masumi. Aku senang bertemu anda kembali” kata Pak Kuronuma


“oh, ya aku jadi teringat pentas Bidadari Merah yang sangat spektakuler itu” kata Masumi seakan mengingat pementasan 6 tahun yang lalu


“aku tidak tahu kapan pementasan itu akan diadakan lagi. Tapi aku harap aku bisa kembali menyutradarainya” kata Pak Kuronuma


“aku harap hal itu bisa segera terwujud’ kata Masumi


“maaf, pak Kuronuma, pak Masumi saya permisi dulu” kata Maya mohon diri dengan sopan


“kenapa kau cepat-cepat pulang?” tanya pak Kuronuma


“saya berjanji pada Takeshi kalau saya akan pulang cepat. Saya janji padanya untuk menemaninya menonton film kesukaannya” kata Maya


“kalau begitu aku antar kau pulang. Aku permisi , pak Kuronuma” kata Masumi sambil beranjak dan pamit pada pak Kuronuma


“Pak Masumi tidak usah. Saya bisa pulang sendiri” kata Maya berusaha menolak


“sayangnya aku akan tetap mengantarmu. Aku akan pastikan ibu anakku pulang dengan selamat” kata Masumi berbisik mesra pada Maya sambil menuntun Maya masuk ke dalam mobilnya.



Keduanya akhirnya sampai di apartemen Maya. Tapi Takeshi sudah tertidur dan Maya tidak tega membangunkannya. Ada penyesalan karena dia tidak cepat-cepat pulang. Masumi menyadari sikap Maya yang terlihat kecewa.


“sudahlah, Maya kau tidak salah. Takeshi mungkin cepat tidur karena dia kelelahan” kata Masumi bijak


Maya hanya terdiam. Keheningan menyergap keduanya. Masumi kemudian mengingat kejadian di pesta tadi antara Maya dan Shinichi. Ada ketakutan dari Masumi untuk mengetahui tentang kejadian itu.


“Maya,...apa aku boleh bertanya padamu?” tanya Masumi hati-hati


“tentang apa, Pak Masumi?” tanya Maya


“aku ..aku tadi melihat kau dan Shinichi di pesta tadi. Kalian bercakap-cakap. Apakah...apakah... dia ..dia.... melamarmu? Tanya Masumi dengan takut


Maya kaget mendengar pertanyaan Masumi. Kemudian dia menatap Masumi dan terlihat kecemburuan dimatanya.


“jika dia melamarku, saya kira itu bukan urusan anda” jawab Maya


“ya, aku tahu itu bukan urusanku. Tapi kau harus tahu bahwa aku berhak tahu siapa yang akan menjadi ayah tiri bagi Takeshi”jawab Masumi beralasan


“anda jangan khawatir Pak Masumi. Sekarang ini saya tidak berniat untuk menikah lagi ataupun memberi Takeshi ayah tiri” kata Maya


Masumi hanya terdiam. Seakan malu bahwa dugaannya salah.


“baiklah, aku permisi dulu.” Kata Masumi. Terlihat nada bahagia dari ucapannya. Masumi meninggalkan apartemen Maya dengan lega.


****

Beberapa hari kemudian.


“jadi bagaimana, apa kau telah memutuskan untuk menikahi Maya?” tanya Eisuke saat sarapan bersama Masumi


“terus terang ayah. Aku tidak punya cukup keberanian untuk melamarnya. Aku tahu dia tidak ingin tinggal disini. Jadi dia mungkin tidak ingin menjadi bagian dari keluarga Hayami” jawab Masumi terus terang


“ha..ha..ha...ternyata nyalimu kecil sekali. Dimana keberanianmu dahulu untuk mengejar gadis mungil itu dahulu. Atau kau lebih siap untuk melihatnya bersanding dengan pria lain?” tantang Eisuke


Seketika wajah Masumi menjadi dingin. Tidak pernah diinginkannya Maya menjadi milik lelaki lain selain dirinya. Apalagi setelah ada Takeshi yang mengikat mereka berdua.


“aku permisi dulu ayah’ kata Masumi sambil berlalu dengan tergesa-gesa dari ruang makan itu


“hati-hati dan sampaikan salam sayangku pada Takeshi” kata Eisuke


Eisuke menyadari perubahan mimik wajah anak tirinya, dan dia senang bahwa Masumi termakan umpannya.


“ah..Masumi aku harap kau berhasil meraih impianmu. Maya pasti akan jadi milikmu. Aku doakan agar kau berhasil, anakku” kata Eisuke


******

Masumi mendatangi apartemen Maya hari itu dia akan mengajak Takeshi jalan-jalan ke pantai.


“ hallo Takeshi.....!” sapa Masumi sambil menghampiri Takeshi yang saat itu sedang sarapan pagi


“kemana mamamu?” tanya Masumi sambil memandang sekeliling


“ah,..mama sedang mandi,” kataTakeshi dengan polos


“dan tante Rei kemana?” tanya Masumi


“oh, dia sedang keluar kota mengunjungi saudaranya yang sakit. 3 hari lagi dia baru pulang” jawab Takeshi


Masumi tidak bersuara. Hanya memperhatikan anaknya itu dengan penuh sayang.


“apa papa tidak mau ikut sarapan?” tanya Takeshi


“ hmm.. tidak. Tadi papa sudah sarapan di rumah” jawab Masumi


“hari ini papa akan mengajakmu jalan-jalan ke pantai. Apa kau mau?” tanya Masumi


“mau..mau, aku mau pergi ke sana” kata Takeshi denga riang


Maya yang mendengar suara Takeshi yang sedikit ribut datang ke ruang makan itu. Maya masih membungkus badannya dengan mantel mandi. Wajah Maya terlihat segar dan cantik walau tanpa make up. Masumi melihat Maya yang kini hadir dihadapannya dan memandangnya dengan tatapan penuh cinta. Maya yang menyadari keadaannya cepat-cepat kembali masuk ke kamarnya untuk berganti pakaian. Tak lama kemudian dia keluar dengan pakaian sederhana dan sedikit make up yang menghiasi wajahnya. Maya mendapati Masumi dan Takeshi sedang membaca sebuah buku tentang aneka binatang. Takeshi mendongakkan kepalanya melihat kedatangan Maya.


“ mama.... papa mau mengajakku ke pantai” kata anak itu ketika melihat Maya


“kau boleh pergi bersama papamu, sayang” kata Maya sambil meminum secangkir teh


“Tapi aku ingin mama juga ikut bersama. Aku suka mendengar cerita teman-temanku bahwa mereka sering sekali berpiknik bersama papa mamanya” kata Takeshi membujuk Maya


Maya melihat Takeshi dengan sayang. Selama ini anaknya tidak pernah mengeluh jika dia tinggalkan. Dan sekarang dia menginginkannya untuk ikut pergi bersamanya ke pantai


“mama mau kan ikut juga ke pantai?” rajuk Takeshi


Sebelum Maya menjawab pertanyaan Takeshi , tiba-tiba muncul Shinichi di pintu apartemen itu. Dia nampak santai dengan pakaian casual, jeans dan kaos yang membalut tubuhnya.


“ hai, Maya. Maaf aku langsung masuk karena kulihat pintunya terbuka dan mendengar suara” kata Shinichi dengan ramah.


“tidak apa-apa” kata Maya pendek


“eh, ada anda juga Pak Masumi. Maaf aku mengganggu” kata Shinnichi dengan sopan.


Dia telah lama mengetahui Masumi Hayami , Bos Daito yang terkenal dingin.


“tidak , kedatanganmu tidak mengganggu kok. Kebetulan aku dan Takeshi hendak pergi ke pantai” jawab Masumi datar


Kemudian Shinichi beralih pada Takeshi yang duduk di pangkuan Masumi dan sedikit mencondongkan badannya, menghadap anak itu.


“halo Takeshi bagaimana kabarmu? Ini om bawakan coklat kesukaanmu” kata Shinichi sambil menyerahkan barang bawannya.


“kabarku baik. terima kasih om, coklatnya pasti enak!” jawab Takeshi


“aku boleh membaginya dengan papa?” tanya Takeshi


“tentu saja” jawab Shinichi sambil tersenyum


Masumi yang melihat kedatangan Shinichi terlihat tidak suka. Dia menduga Maya tidak ingin pergi bersamanya karena sudah ada janji dengan Shinichi.


“sudahlah Takeshi mari kita pergi ke pantai mungkin mamamu ada urusan lain hari ini, sehingga dia tidak bisa ikut dengan kita. Kau tidak boleh memaksanya ikut” kata Masumi dengan bijak walau hatinya menginginkan Maya bisa ikut serta berpiknik bersama mereka


“mama akan ikut ke pantai bersama kalian” kata Maya


“horee...kita piknik” teriak Takeshi


“Shinichi, apa kau berniat ikut serta dengan kami ke pantai?” tanya Maya bersopan santun


“Eh, tidak. Aku tidak ingin mengganggu acara kalian. Lagipula aku hanya mampir kok kemari dan hanya berniat melihat keadaan Takeshi. Tapi kulihat dia sehat dan aku senang” jawab Shinichi


“terima kasih Shinichi”jawab Maya


Setelah Shinichi keluar dari apartemen Maya, Maya menyiapkan beberapa pakaian ganti untuk mereka berdua, baju dia dan Takeshi. Pergi ke pantai beresiko pakaian mereka basah. Jadi lebih baik membawa pakaian untuk ganti.


***


Akhirnya mereka pergi bersama dengan mobil yang dikendarai oleh Masumi. Sepanjang perjalanan Takeshi berceloteh tentang teman-temannya. Dia sangat senang sekali karena ini adalah kali pertamanya dia pergi piknik bersama papa mamanya. Seharian mereka bermain di pantai. Takeshi bermain dan membuat bangunan dan boneka dari pasir pantai ditemani Masumi yang tampak bahagia. Masumi sangat bahagia sekali karena dia bisa bermain dan merasakan perannya sebagai seorang ayah. Maya hanya memandang keduanya dengan bahagia. Setelah sekian lama akhirnya dia bisa memberikan ayah bagi Takeshi. Masumi sesekali mencuri pandang ke arah Maya dan terkadang mata mereka saling bertatapan. Tatapan sepasang manusia yang saling merindukan. Setelah kunjungan yang sering dilakukan Masumi ke apartemennya untuk mengunjungi Takeshi, Maya merasakan betapa hangatnya Masumi terhadap Takeshi dan menyadari bahwa Maya masih memiliki perasaan pada Masumi. Namun Maya berusaha menjauhkan perasaannya. Maya beranggapan mungkin Masumi sering datang berkunjung ke apartemennya sebatas rindu kepada puteranya, bukan rindu kepada dirinya.


Mereka bermain di pantai sampai hampir menjelang sore. Setelah dari pantai mereka mampir ke sebuah toko buku, karena Takeshi ingin dibelikan buku untuk bahan pelajaran di sekolah. Ditoko buku itu juga Masumi memilih beberapa buku tentang bisnis dan ekonomi. Maya hanya melihat-lihat majalah dan akhirnya menarik salah satu majalah pilihannya. Akhirnya setelah puas dari toko buku ketiganya melangkah keluar dari toko buku dan memasuki mobil yang diparkir di halaman toko buku itu.


Ketiganya sampai di apartemen Maya hampir larut malam. Takeshi sudah lelap tertidur dipangkuan Maya. Maya kemudian membaringkannya di kamarnya yang hangat.


“dia pulas sekali” kata Masumi sambil membelai kepala anaknya sambil beranjak keluar dari kamar ketika Takeshi terbangun kembali


“papa mau kemana?” tanya Takeshi


“ah.....ini sudah malam Takeshi, papa harus pulang” jawab Masumi sambil kembali mengampiri Takeshi


“kenapa Papa harus pulang? padahal papa sudah janji untuk menjadi papaku” kata Takeshi dengan bingung


“aku suka mendengar teman-temanku, mereka kadang tidur bersama papa dan mamanya. Papa dan mama mereka tinggal di satu rumah. Apa papa tidak ingin tinggal bersama mama dan aku?” tanyanya polos


Masumi hanya memandang Maya. Dia harus menuntaskan masalah ini dan juga bertekad untuk mengabulkan keinginan anaknya.


“ tentu papa ingin tinggal bersamamu dan mama “ kata Masumi kemudian


“ tapi kau harus bantu papa. Kau mau bantu papa?” tanya Masumi


Anak itu mengangguk mengiyakan.


“papa ingin aku bantu apa?” tanya Takeshi


“kau harus bantu papa untuk menanyakan pada mamamu apa boleh papa menikah dengannya?” tanya Masumi sambil melirik Maya.


Maya yang mendengar ucapan Masumi terkejut dan memandang Masumi dengan rona merah di wajahnya.


“Mama...apa mama mau menikah dengan papa?” tanya Takeshi sambil memandang Maya


“kau ingin mama menikah dengan papa?” tanya Maya sendu


“iya.... aku mau mama menikah dengan papa. Aku tidak ingin mama selalu sendirian” jawab Takeshi


“Maya ...menikahlah denganku” kata Masumi sambil menghampiri Maya dan mengecup tangan Maya denga lembut


“ Pak Masumi...” kata Maya


“ aku mohon Maya, kabulkanlah keinginanku. Aku ingin hidup dan menghabiskan sisa waktu hidupku bersamamu dan Takeshi” kata Masumi


“Maya aku mencintaimu. Hanya dirimu yang ku inginkan dalam hidupku. Kau mau kan menikah denganku?” tanya Masumi memastikan sambil menarik telapak tangan Maya ke wajahnya


Lama Maya mencerna ucapan yang keluar dari mulut lelaki yang telah lama berpisah dengannya dan selalu dicintainya itu.


“ ya...Pak Masumi saya mau. Saya pun sangat mencintai anda” kata Maya sambil menatap Masumi dengan lembut


Perlahan Masumi memeluk Maya. Dia bahagia sekali. Lalu dia beranjak menghampiri puteranya dan mengacak-acak rambut bocah itu.


“kau memang anak papa yang bisa papa andalkan” puji masumi sambil mencium sayang puteranya.


“nah, sekarang kau tidur. Ini sudah malam” kata Masumi sambil membetulkan letak selimut puteranya


“Sekarang papa harus bicara dengan mamamu” kata Masumi sambil menarik lengan Maya keluar dari kamar itu

************************

Setelah keluar dari kamar Takeshi, Maya dan Masumi duduk berdua di ruang tamu apartemen itu. Masumi memegang tangan Maya dia menatap lembut pada sosok wanita dihadapannya.


“Maya aku ingin membuka lembaran baru hidupku bersamamu” kata Masumi


“Pak Masumi...saya.....” kata Maya


Tapi sebelum Maya menyelesaikan ucapannya, Masumi telah memotong ucapannya.“ tidak ada lagi kata ‘Pak Masumi, saya dan anda’, aku ingin kau merubah panggilanmu padaku. Panggil aku Masumi saja. Hanya ada kata ‘kau dan aku’, aku tidak mau mendengar lagi kata’saya dan anda’. Aku ingin kau lebih akrab denganku Terkadang aku merasa aku lebih dekat bersamamu saat kau marah padaku. Kau lebih sering menggunakan kata ‘kau dan aku’ ketika kau marah padaku.” kata Masumi


“baiklah, pak....” kata Maya yang langsung menutup mulutnya menyadari kesalahannya.


“baiklah, Masumi” kata Maya dengan malu-malu


“begitu lebih baik” kata Masumi


“Maya, maafkanlah aku. Aku dulu pernah berkata kasar padamu dan menghina dirimu. Sungguh saat itu aku merasa sakit hati dan merasa cemburu. Aku selalu cemburu pada lelaki yang ada di sekelilingmu. Saat itu aku tidak yakin jika Takeshi adalah anakku” lanjut Masumi penuh penyesalan


“aku juga minta maaf. Saat itu aku tidak berterus terang padamu jika aku tengah mengandung. Percayalah, tidak ada niatku untuk menjauhkanmu dari Takeshi. Tapi aku takut sekali jika kau membatalkan pernikahanmu malah akan membuatmu terbuang dari Daito dan hidup menderita bersamaku” jawab Maya


“apakah kau peduli padaku hanya karena aku seorang direktur Daito?” tanya Masumi


“tidak. Tapi aku tahu jika separuh hidupmu telah kau habiskan untuk membuat Daito sukses, dan aku tak ingin kau tercabut darinya gara-gara aku. Aku mencintaimu Masumi. Jadi kupikir itu jalan terbaik” kata Maya


“dan kau malah menanggung penderitaanmu seorang diri tanpa pernah aku tahu jika kau tengah mengandung anakku?” tanya Masumi sedih


“itu adalah takdirku untuk mengandung anakmu dan tidak pernah terbersit di benakku untuk menghilangkannya. Tapi untunglah Koji membantuku dan menutupi aibku. Dia mau menikahiku, sekedar pernikahan rekayasa untuk menyelamatkan aku” jawab Maya


“Koji sungguh baik. Aku tidak menyangka dia melakukannya untukmu karena dia sangat mencintaimu. Aku berhutang budi pada Koji” kata Masumi


“oh,ya kau jangan memecat Mizuki karena selama ini dia menutupi rahasiaku ini darimu. Bagaimanapun dia tidak bersalah” kata Maya sambil tersenyum


“apakah ini sebuah permintaan, Maya?” tanya Masumi


“anggap saja begitu. Lagipula permintaanku ini juga menguntungkanmu. Mana ada sekretaris yang sanggup menanggung beban yang ditanggung Mizuki, melayani seorang bos yang tidak punya perasaan “ kata Maya sambil tertawa


“jadi sekarang kau sudah pintar mengejekku rupanya?” tanya Masumi sambil tertawa


“Ya, tapi ejekanku tidak sekejam hinaanmu tuan Masumi Hayami” jawab Maya sambil tertawa


Masumi terdiam. Dia memandang Maya dengan sendu, mengingat segala ucapannya yang tidak pantas pada wanita yang ada dihadapannya.


“maafkan aku, mungil.....tolong maafkan aku. Aku berjanji akan menghapus setiap kata-kata hinaan yang keluar dari mulutku itu dengan kasih sayangku dan kumohon bantu aku untuk mewujudkannya. Kau mau kan menikah dan hidup bersamaku?” kata Masumi dengan penuh penyesalan


“apakah jawabanku tadi di hadapan Takeshi tidak cukup memuaskanmu?” tanya Maya lembut sambil membelai wajah Masumi.


Masumi menggeleng.


“Siapa tahu kau hanya berpura-pura dihadapan Takeshi dan hanya sekedar ingin membahagiakannya. Aku hanya ingin memastikannya. Memastikan bahwa keinginanku untuk hidup bersamamu tidak hanya mimpi. Dan pasti akan terwujud, tidak terhalang oleh siapapun tak terkecuali Shinichi Kudo” jawab Masumi yang terlihat cemburu


“Kalau kau sangka aku memiliki hubungan khusus dengannya kau salah. Aku hanya menganggapnya teman biasa. Walaupun aku tahu dia menyukaiku tapi aku tidak bisa membalas perasaannya. Karena aku memiliki kekasih hatiku, aku pasti akan mewujudkan mimpi kekasihku. Karena akupun ingin menghabiskan waktuku dengan belahan jiwaku. Belahan jiwaku yang telah lama hidup terpisah dariku” kata Maya dengan yakin


“dan kekasihmu itu aku, bukan? Masumi Hayami” tanya Masumi memastikan


“ya, Masumi Hayami direktur Daito yang dingin dan tak berperasaan” jawab Maya dengan tersenyum lembut sambil menatap wajah lelaki dihadapannya


“ahhh......Maya, aku sangat bahagia...” kata Masumi sambil memeluk tubuh Maya


Maya menyandarkan kepalanya di dada Masumi dan merasakan pelukan hangatnya. Perlahan dia pun membalas pelukan Masumi. Mereka berpelukan erat sehingga takut sang waktu akan memisahkan mereka kembali.


************

Maya dan Masumi mempersiapkan pernikahan mereka. Maya tidak menginginkan pernikahan yang terlalu meriah. Dia hanya ingin pernikahannya dihadiri orang-orang yang mencintai dan mendukung dia selama ini. Dan Masumi pun hanya mengundang rekan-rekan bisnisnya yang dia kenal. Maya memesan gaun pernikahan dengan potongan yang sederhana dari sebuah butik langganannya. Teman-teman Maya sangat senang sekali akhirnya sahabatnya itu akan menikah dengan Masumi. Terutama Mizuki. Dan Rei, walaupun pada awalnya kurang menyetujui tetapi akhirnya juga turut senang. Akhirnya setelah lama berpisah keluarga itu bisa berkumpul kembali menjadi sebuah keluarga yang utuh. Eisuke pun tak kalah bahagia, akhirnya keinginannya untuk memiliki cucu sebagai pewaris Daito kelak sudah terlaksana


Hari itupun tiba. Maya dan Masumi menikah di sebuah gereja. Mereka mengikat janji suci pernikahan mereka. Bagi mereka ini adalah pernikahan mereka yang sesungguhnya. Walaupun keduanya pernah sama-sama melakukan upacara pernikahan sebelumnya dengan pasangan yang berbeda, namun ikrar yang mereka ucapkan sekarang keluar dari lubuk hati yang paling dalam dan sungguh-sungguh dengan balutan cinta yang tumbuh diantara keduanya.


Takeshi sangat senang sekali melihat mama dan papanya. Dia tidak menyangka pertemuannya dengan paman berkaki panjang yang bernama Masumi akhirnya menjadikan dia bocah yang beruntung mempunyai papa yang hebat yang kini bersanding dengan mamanya.


“Takeshi, apa kau senang?” tanya Rei


“tentu aku senang, tante Rei. sekarang aku benar-benar mempunyai papa dan mama. Papaku juga akan tinggal bersamaku dan mama” kata Takeshi


“apa kau tidak takut mamamu nanti diambil papamu?” tanya Rei


“tidak. Papaku orang baik. Dia tidak akan mengambil mamaku” kata Takeshi


***

Pesta pernikahan itupun akhirnya usai. Maya yang malam itu telah mandi dan berganti pakaian, terlihat sedikit gugup,mengingat dia satu kamar bersama Masumi. Lalu Masumi keluar dari kamar mandi. Melihat Maya yang gugup di salah satu sisi tempat tidur, Masumi menggodanya.


“ah.. istriku cantik sekali. Kira-kira apa ya yang didinginkannya malam ini?” kata Masumi sambil tersenyum


Maya hanya membalas ucapan Masumi dengan lemparan bantal yang dengan cepat bisa ditangkap oleh Masumi. Masumi senang sekali. Ini adalah salah satu alasan mengapa dia mencintai Maya. Maya spontan dan polos sehingga Masumi senang menggoda dan mempermainkannya.


“ternyata istriku ini senang kekerasan” kata Masumi tergelak


“huh.... itu karena suamiku orang yang menyebalkan” balas Maya


Lalu Masumi beranjak ke sisi tempat tidur di samping Maya dan menarik tangannya. Maya merasakan napas hangat Masumi diwajahnya. Wajah Maya seketika merona. Maya merasakan bibir hangat Masumi di bibirnya dan merasakan sentuhannya.


Tok..to..tok.....! Tiba-tiba pintu kamar itu diketuk.


Keduanya terkejut seakan terbangun dari mimpi indah mereka.


“ahh,..... siapa sih yang mengetuk pintu, menganggu saja. Apa dia tidak tahu kalau kita ini pengantin baru” gerutu Masumi


Maya hanya terkikik geli.
Terdengar lagi ketukan di pintu, dan kali ini Masumi dengan jengkel menjawab ketukan itu sambil membuka pintu yang tadi terkunci.


“masuk !” kata Masumi


Ternyata Takeshi yang kali ini telah mengenakan pakaian tidurnya. Dia masuk ke kamar Maya sambil membawa boneka Tedi Bear yang senantiasa menemaninya tidur.


“aku boleh tidur bersama mama dan papa malam ini kan?” tanya Takeshi sambil menghampiri Maya yang duduk berbaring di salah satu sisi tempat tidur.


Maya membelai anak itu dengan riang.


“tentu sayang, kau boleh tidur bersama mama dan papa malam ini” kata Maya lembut


Lalu anak itu kini naik ke tampat tidur dan berbaring diantara kedua orang tuanya.


“papa, aku boleh kan tidur disini?” tanya anak itu pada Masumi


“tentu kau boleh tidur disini. Tapi hanya malam ini saja” kata Masumi mengingatkan


“kau kan sudah besar . Anak pemberani seperti dirimu seharusnya sudah tidur sendiri “ kata Masumi beralasan sambil mengedipkan matanya pada Maya


Lagi-lagi Maya hanya terkikik geli. Sedangkan Masumi memasang tampang muka cemberut.


****

Tiga bulan setelah pernikahannya, Maya mengandung anak keduanya. Kehamilan kedua ini cukup merepotkan Maya. Perutnya yang besar membuat Maya sulit untuk beraktifitas. Untunglah saat ini dia tidak dituntut untuk mencari uang bagi dirinya dan Takeshi. Ada Masumi di sampingnya yang memanjakannya. Masumi senantiasa menjaganya dan mengantarnya untuk mengunjungi dokter kandungan.

Seperti hari itu, Masumi mengantar Maya untuk memeriksakan kandungannya.


“jadi bagaimana dokter, apakah kandungan istriku baik-baik saja?” tanya Masumi


“tenang saja. segalanya baik. Anda ingin bayi berjenis kelamin apa? Laki-laki atau perempuan?” tanya dokter itu


“bagiku tidak terlalu penting laki-laki atau perempun yang penting bayiku sehat” jawab Masumi lega sambil membelai perut Maya


“anda akan mendapatkan dua bayi” kata dokter itu menerangkan


“du..dua...?” kata Masumi tidak percaya


“iya. Dua bayi kembar laki-laki” dokter itu menuntaskan keterangannya


Maya dan Masumi keluar dari tempat praktek dokter kandungan itu dengan bahagia. Masumi seakan tidak percaya bahwa Maya sedang mengandung anak kembar dalam perutnya, walaupun perut buncit Maya merupakan bukti keberadaan bayi mereka.


“apa kau bahagia sayang bahwa kita akan mendapatkan bayi kembar?” tanya Maya sesaat setelah keduanya berada dalam mobil hendak pulang


“apa wajahku tidak kelihatan bahagia?” Masumi balik bertanya sambil membetulkan safety beltnya


“tentu saja aku bahagia. Aku akan memiliki dua anak lelaki lagi. Itu berarti penerus Daito akan bertambah lagi. Yang aku khawatirkan jika kita memberitahu ayah, dia pasti akan langsung memelukmu setelah dia tahu bahwa kau akan memberinya lagi cucu laki-laki. Dan sekarang tidak hanya satu tapi dua sekaligus” lanjut Masumi


“kenapa sih rasa cemburumu tidak pernah bisa kau tangani dengan baik. Kau pintar dalam bisnis tapi tidak cakap dalam menangani perasaanmu?” tanya Maya


Masumi hanya mengangkat bahunya,”mau bagaimana lagi, itu kenyataannya. Aku lelaki pencemburu” jawab Masumi acuh sambil menjalankan mesin mobilnya


Maya hanya tertawa sambil mengeleng-gelengkan kepalanya akan sikap suaminya itu.


*****

Maya akhirnya melahirkan anak kembar, keduanya berjenis kelamin laki-laki. Takeshi senang sekali mendapat dua adik lelaki. Masumi pun tak kalah bahagia, walau tadi dia sempat stress menemani Maya melahirkan bayi kembarnya. Masumi sangat gugup sekali saat Maya berteriak- teriak di kamar bersalin dan mencengkeram kuat lengannya, agar lelaki itu tidak pergi meninggalkannya. Masumi sendiri sangat takut akan keadaan Maya. Baru kali ini dia menyaksikan seorang wanita yang sedang meregang nyawa saat melahirkan anaknya. Perasaan tertekannya terbebas setelah Maya dan kedua bayi itu lahir dengan selamat.


Teman-teman Maya sangat bahagia sekali melihat sahabatnya ini melahirkan putera kembarnya. Tak henti-hentinya mereka memuji ketampanan dua bayi mungil yang tengah tertidur di keranjang bayi. Setelah teman-teman Maya pulang, Mizuki pun datang dengan kado boneka yang besar.


“Maya selamat atas kelahiran bayimu” kata Mizuki


“terima kasih, nona Mizuki” jawab Maya


“Kali ini aku tidak akan melihatmu menangis untuk kelahiran bayimu. Tidak seperti kelahiran Takeshi dahulu. Sekarang ada ayah bayimu disisimu” kata Mizuki sambil melihat ke arah Masumi yang sedang memandangi anak kembarnya yang tengah pulas tertidur


Maya hanya tersenyum. Tiba-tiba terdengar salah satu bayi Maya menangis. Rupanya dia lapar. Mizuki kemudian menggendong bayi yang menangis itu untuk disusui oleh Maya. Tapi rupanya tangisan bayi itu membangunkan bayi yang satunya lagi. Mizuki kemudian mengangkat bayi yang satunya itu dan menyerahkannya pada Masumi agar laki-laki itu belajar menggendong anaknya. Masumi sangat kikuk sekali, dia takut jika dia membuat cedera bayinya. Tapi dengan perlahan bayi itu terlihat nyaman dalam gendongannya.


“ah, keluarga yang bahagia” kata Mizuki memandangi pasangan suami istri itu


“dan kau Mizuki, apa kau tidak berniat mengikuti jejakku untuk menikah dan memiliki anak?” tanya Masumi


“apa anda siap ditinggalkan oleh saya, Pak Masumi?” tanya Mizuki


“pasti aku akan kehilanganmu, jika suatu hari kau memutuskan untuk menikah dan meninggalkan pekerjaanmu sebagai sekretarisku” kata Masumi


“kalau begitu anda secepatnya harus merubah sifat anda karena siapa tahu sekretaris baru anda mungkin tidak akan betah untuk melayani bos seperti anda” kata Mizuki


“hahahhaha......kau bisa saja mengejekku.” Masumi tertawa lepas


“tapi aku yakin dengan Maya disisi anda lambat laun sifat anda yang menyebalkan dapat berubah” kata Mizuki


“terima kasih, nona Mizuki. Aku tersanjung” jawab Maya sambil melirik mesra pada suaminya


“ah, aku kira aku harus segara pulang, aku tidak mau mengganggu kalian” kata Mizuki sambil beranjak dari ruangan itu.


Setelah Mizuki pamit, akhirnya ruangan itu hanya terisi sepasang suami istri yang bercengkrama dengan dua bayi mungil mereka yang ada di keranjang bayi.


“apa kau bahagia , sayang?” tanya Maya pada Masumi


“apa aku tidak terlihat bahagia?’ tanya Masumi


“tentu saja aku bahagia. Aku kira aku sungguh beruntung memiliki istri yang sangat aku cintai dan telah sangat berbaik hati memberiku 3 orang anak laki-laki. terima kasih, sayang” kata Masumi sambil mencium kening Maya


“tapi kau harus ingat tugasmu?” kata Maya


“memang apa tugasku?” tanya Masumi


“apa kau tidak berniat memberikan nama pada kedua bayi kita?” tanya Maya


“oh, tentu. Aku ingin memberi dia nama Ryutaro dan Kenishiro. Jadi kita bisa memanggil mereka Ryu dan Ken, apa kau setuju?” tanya Masumi


Maya mengangguk.


“Maya apa kau masih ingin melahirkan lagi?” tanya Masumi


“eh...?” Maya kaget


“kau bercanda ya?” tanya Maya


“tidak, aku tidak bercanda. Aku bertanya untuk memastikan, karena jika kau masih sanggup untuk hamil kembali aku akan dengan senang hati mendukungnya. Aku ingin anak perempuan untuk melengkapi kebahagiaan kita” kata Masumi


“ternyata aku baru tahu, selain suamiku itu dingin, gila, kerja, tidak punya perasaan ternyata sangat serakah sekali. Apa kau tidak tahu sakitnya melahirkan” kata Maya sambil mengerucutkan bibirnya


‘eh,.. aku kan hanya bertanya, sayang. Bagaimanapun jika kita hanya memiliki 3 orang anak lelaki aku tetap bahagia, toh di rumahku aku sudah memiliki satu orang anak perempuan” kata Masumi sambil tersenyum jenaka


“eh, siapa?” tanya Maya dengan kaget


“ya dirimu. Ternyata kalau kupikir-pikir sifatmu ternyata tidak berubah masih kekanakan dan polos serta sangat manja, sama seperti anak-anak. Apalagi saat kau hamil. Untung saja aku tipe lelaki sabar” kata Masumi berusaha menggoda Maya.


Maya memang sangat manja sekali terutama saat dia hamil. Banyak keinginannya yang selalu ingin dipenuhi. Dan Masumi selalu saja menuruti keinginan istri tercintanya itu.


“huh, sebel..siapa suruh kau menikahiku!” kata Maya sambil mencibir


“ha..ha..ha....tapi anak perempuan ini sangat aku sayangi karena darinya aku mendapatkan kebahagiaan” kata Masumi sambil memeluk Maya mesra


“Masumi......” kata Maya


“hmmm.....” jawab Masumi


“apa kau benar-benar ingin memiliki anak perempuan?” tanya Maya


Masumi melepaskan pelukannya dan memandang Maya dengan mesra.


“Maya kau telah memberiku banyak kebahagiaan. Dirimu dan ketiga anak kita adalah karunia terbesar yang Tuhan berikan padaku. Sekarang aku hanya akan berbahagia dengan apa yang telah aku dapatkan.” Jawab Masumi


“kau tahu aku akan selalu mencintaimu dan aku akan berikan selalu yang terbaik untukmu” kata Maya


“terima kasih Maya, istriku, belahan jiwaku. Tetaplah disampingku sampai akhir hayatku” bisik Masumi dengan mesra


Maya hanya menganggukkan kepalanya yang tersuruk di dada suaminya, Masumi Hayami.

**************The End************


Terima kasih buat Ty Sakumoto telah berkenan memberikan tempat untukku untuk menampilkan karyaku dan terima kasih juga untuk anda semua yang telah membaca FFku ini.

5 comments:

orchid on 21 June 2011 at 21:21 said...

terharu, hikz,hikz,hikz

ivoneyolanda on 21 June 2011 at 21:22 said...

wahhhhhhh finally happy ending, thanx a lot ya sist, bagus bgt......ditunggu ff selanjutnya

love ya....muaaaaachhhh

lucie70 on 21 June 2011 at 21:36 said...

ah!c'est déjà fini,félicitation c'était du très beau travail.enfin une fin heureuse.

lisa on 22 June 2011 at 14:12 said...

mbak tati , tq buat ceritanya yg mengharukan n hepi ending ya , luv it so muach ^__^

dina ( I ♥ Topeng kaca ) on 10 July 2011 at 13:34 said...

akhirnya sempat juga bac a.......GOOODDDD bikin lagi yaaaaaaa

Post a Comment

Silahkan kritik, saran, sapa dan salamnya... :)

 

An Eternal Rainbow Copyright © 2011 Design by Ipietoon Blogger Template | web hosting