Monday 5 September 2011
Fanfic TK : Benang Merah 13
Rate : 18 +
Benang Merah
( By Mia Luna )
Chapter 13 : Janji terakhir
Eisuke masih
memandangi Tvnya dengan tatapan tidak percaya dengan berita yang dilihatnya
tadi.Pemilik perusahaan Taktasu grup
bukan lagi keluarga Takamiya.Sekarang ada pemilik barunya.
‘’Aku tidak
percaya ini. Sebenarnya apa yang terjadi pada keluarga mereka’’.
Ketika akan
mematikan Tvnya muncul berita kebakaran rumah kediaman Takamiya dan berita itu
menyebutkan kalau seluruh anggota mereka mati terbakar.Eisuke menjatuhkan
remote control Tvnya dan matanya terpana pada gambar di Tv yang memperlihatkan
terbakarnya rumah Takamiya.
‘’Aku tidak
percaya mereka telah meninggal semua. Ini tidak mungkin’’.
Berita itu
menyembutkan kalau mereka semua bunuh diri karena mereka tidak dapat menerima
kalau perusahaan mereka bangkrut.Tapi Eisuke tidak mempercayai alasan itu.
Mereka tidak mungkin bunuh diri hanya
karena perusahaan mereka bangkrut.Pasti ada alasan lainnya kenapa mereka
sampai bunuh diri pikirnya.
Di koridor
terdengar suara langkah-langkah kaki dan suara kereta makanan.
Tok...tok..tok...
‘’Masuk!’’
Pak Asa membawa
secangkir teh dan beberapa kue untuk tuannya dan meletakannya di depan Eisuke.
‘’Terima
kasih’’katanya sambil terus melihat TV.
‘’Apa ada berita
bagus hari ini tuan?’’
‘’Tidak ada .
Hanya banyak berita yang tidak menyenangkan. Aku baru saja mendengar kalau
keluarga Takamiya mati bunuh diri’’.
Mata pak Asa
terbelalak kaget dan matanya melebar.Tidak percaya apa yang telah dikatakan
tuannya tadi.
‘’Benarkah?’’’
Eisuke
menganggukan kepalanya,kemudian pak Asa mengambil remote control yang terjatuh
disamping kursi roda dan meletakannya di atas meja.
‘’Saya
benar-benar tidak mempercayainya. Pertama perusahaan mereka bangkrut sekarang
mereka melakukan bunuh diri ,mungkin mereka tidak dapat menerima semua masalah
yang mereka hadapi’’.
‘’Aku tidak
berpikir seperti itu. Dibalik mereka bunuh diri pasti ada penyebab lain dan aku
tidak tahu apa penyebab lainnya itu.Tapi sepertinya mereka akan menggunakan
alasan yang kamu utarakan padaku tadi’’.
Eisuke meminum
tehnya dan meletakan kembali cangkirnya.Pak Asa dan Eisuke melihat berita itu
dengan ekspresi tidak percaya bercampur kasihan .
*****
Takuya berada
disebuah lobi hotel mewah sedang duduk sambil membaca majalah dan tangan kanannya
mengambil cangkir kopi lalu meminumnya tanpa mengalihkan pandangan dari majalah
yang sedang dibacanya.
‘’Aku tidak tahu
kalau Anda sangat besar menaruh minat pada Takatsu grup’’kata Takuya kepada
pria yang ada disebelahnya.
‘’Sudah sejak
lama aku menaruh minat untuk memiliki Takatsu grup sejak aku dikeluarkan dari
perusahaan itu’’.
‘’Sepertinya Anda
mempunyai dendam yang besar pada mereka’’.
‘’Itu benar. Aku
berjanji pada diriku suatu saat aku akan menghancurkan mereka dan kemudian
membeli perusahaan mereka’’.
‘’Dan sekarang
kamu telah berhasil menghancurkan perusahaan mereka dan memilikinya’’kata
Takuya tersenyum manis pada pria yang ada disebelahnya.
‘’Terima kasih
Anda sudah mau menjual saham itu padaku. Kenapa Anda mau menjualnya padaku?’’
‘’Tadinya aku
ingin mengambil semua ahli perusahaan mereka jika mereka mencoba menyakiti
keluargaku. Ternyata Anda lebih cepat dariku’’.
Pria itu meminum
kopi hangatnya dan tersenyum.
‘’Mereka pantas
hidup menderita’’kata pria itu dengan nada penuh dendam.
Tiba-tiba ada
salah seorang pegawai hotel dan membisikan seseuatu pada temannya. Ekspresi
temannya terkejut dan mereka berdua segera menyalakan Tv di lobi. Mereka menyaksikan
sebuah kebakaran di rumah Takamiya dan membunuh seluruh anggota keluarga
mereka. Takuya dan pria itu saling pandang tidak percaya ketika melihat berita
itu.
‘’Aku tidak
percaya mereka mati bunuh diri dengan cara membakar diri mereka sendiri’’kata
pria itu dengan matanya yang masih menatap Tv.
‘’Aku juga tidak
percaya. Mereka mati bukan karena perusahaan mereka telah bangkrut. Mereka mati
karena kutukan keluarga mereka. Akhirnya kutukan itu mengenai mereka
sekaligus’’.
Pria disampingnya
menatap Takuya bingung dan tidak mengerti perkataannya.
‘’Apa maksud Anda
dengan kutukan keluarga mereka?’’
Takuya terlihat
gugup.
‘’Ah, tidak
apa-apa. Mungkin itu kutukan karena mereka selama ini telah berbuat
jahat.Lupakan saja apa yang aku katakan tadi’’.
Takuya kembali
meminum kopinya dan pria itu masih menatap heran kepadanya.
*****
Entah berapa lama
Maya pingsan ketika ia membukakan matanya dan dapat melihat dengan jelas
disekelilingnya.Ia melihat ruangan berdinding putih dan tercium bau obat yang
menyengat. Kemudian Maya teringat dengan kecelakaan tadi.
‘’Koji. Aku harus
tahu keadaan Koji’’.
Maya
berusaha untuk bangun dan merasakan seluruh tubuhnya sakit.Maya melihat
kesekeliling kamar sekali lagi , tapi ia tidak menemukan seorang pun di kamar
ini.Tidak lama kemudian pintu kamar terbuka dan Masumi langsung mendekatinya.
‘’Maya, kamu
sudah sadar syukurlah.Aku benar-benar sangat mengkhawatirkanmu’’.
Pak Masumi memeluknya
sangat erat dan Maya merasakan dia menangis di pundaknya.
‘’Maafkan aku
sudah membuatmu khawatir’’.
Pak Masumi melepaskan
pelukannya dan menatapnya dengan pandangan pilu.
‘’Aku hampir saja
kehilanganmu untuk selamanya dan itu sangat mengerikan untukku jika aku harus
kehilanganmu. Lebih baik aku mati jika kamu tidak ada disisiku’’.
‘’ Masumi, kamu jangan berkata seperti itu. Lihatlah aku
baik-baik saja’’.
Maya menyentuh
dan membelai wajah pak Masumi dengan lembut dan merasa bersalah karena sudah
membuatnya khawatir seperti ini.Wajahnya kelihatan sangat lelah sekaligus lega.
‘’Ketika aku
diberitahu kamu mengalami kecelakaan, seolah-olah jiwaku melayang pergi dan
jantungku berhenti berdetak. Aku langsung pergi kerumah sakit dan aku merasa
lega kamu tidak mengalami luka parah’’.
Pak Masumi
menggenggam tangan Maya yang ada di wajahnya dan menciumi tangannya.Lalu Maya
teringat dengan Koji.
‘’ Masumi,
bagaimana dengan Koji?’’
Wajah pak Masumi
kembali muram dan Maya merasakan firasat buruk menyergap tubuhnya.Jantungnya
berdegup dengan kencang dan kepalanya kembali merasakan pusing.
‘’Dia kehilangan
banyak darah dan sudah tidak tertolong lagi’’.
Maya serasa tidak
percaya apa yang dikatakan oleh kekasihnya dan Maya perlu beberapa menit untuk
mencerna perkataannya.
‘’Itu tidak
mungkin...tidak mungkin. Aku tidak percaya Koji sudah meninggal.
Tidak....TIDAAAAKK...’’
Jeritannya
bergema diseluruh koridor rumah sakit. Masumi memeluknya dengan erat dan Maya menangis
dalam pelukannya. Ia masih belum
mempercayai telah kehilangan sahabatnya. Sekarang ia tidak akan pernah bisa
untuk melihat wajah sahabatnya lagi. Maya pun terus menangis dan menangis dan
semakin mengeratkan pelukannya di tubuh kekasihnya. Ia tidak dapat menahan
kesedihan ini lagi sehingga air matanya tidak berhenti mengalir. Ada rasa
bersalah dalam dirinya karena ia yang menyebabkan Koji meninggal.
‘’Ini
salahku...salahku. Aku yang menyebabkan dia meninggal’’.
Masumi melepaskan
pelukannya dan menatap Maya yang masih bersimbah air mata.
‘’Apa maksudmu?’’
‘’Koji berusaha
menyelamatkanku, seharusnya waktu itu aku yang tertabrak bukan dia.’’.
‘’Sudah Maya.
Jangan salahkan dirimu lagi. Ini bukan salahmu. Ini salah pengemudi mobil .
Polisi sedang menyelidikinya sekarang .Jadi jangan salahkan dirimu lagi’’.
‘’Benarkah itu?’’
‘’Iya sayang. Itu
benar’’.
Maya sedikit
merasa lega, tapi tetap saja disudut hatinya
masih merasa bersalah.Masumi menariknya lagi dalam dekapannya dan Maya
merasa menjadi lebih tenang dan aman dalam pelukannya.
Tok....Tok...Tok...
‘’Masuk!’’kata Masumi.
Maya melepaskan
pelukannya dan ia melihat Mizuki memasuki kamar dengan wajah cemas.
‘’Ada apa?’’
‘Maaf sudah
menganggu kalian berdua. Pak, diluar banyak wartawan yang ingin mengetahui keadaan
Maya dan Sakurakoji. Sebaiknya Anda menjelaskan semuanya pada wartawan’’.
‘’Baiklah. Aku
akan segera menemui mereka. Maya, tidak apa-apa aku tinggal sebentar?’’
‘’Aku tidak
apa-apa’’.
Masumi mengecup
bibirnya agak lama. Setelah pak Masumi pergi Maya turun dari tempat tidurnya
untuk mencari informasi keberadaan Koji di rumah sakit ini. Setelah bertanya
kesana kemari akhirnya ia mengetahui Koji berada di ruang jenazah. Dengan hati
sedih Maya pergi kesana. Disana suasana sangat ramai dan aku melihat keluarga
Koji ada disana sedang menangisi kepergiannya yang tiba-tiba.Ibu Koji terlihat
begitu sedih dan juga adik perempuannya. Mereka berdua menangis begitu pun juga
dengan saudara-saudara Koji yang lainnya. Maya tidak tega melihat mereka
seperti itu. Tidak terasa ia pun menitikan air mata.Perlahan-lahan Maya
mendekati mereka dan mereka terkejut melihat kedatangannya.
PLAAAAKKKK!
Maya terkejut ibu Koji menamparnya dan dia
menatapnya dengan pandangan penuh kemarahan.Semua orang yang berada disana
terkejut dengan apa yang dilakukan ibu Koji.
‘’Gara-gara kamu
Koji meninggal.Dia rela mengorbankan nyawanya demi kamu karena dia sangat
mencintaimu.Tapi kamu tidak pernah mencintainya, kamu malah memutuskan hubungan
kalian’’.
‘’Maaf.Dari mana
Anda tahu kalau Koji berusaha menyelamatkanku?’’
‘’Aku mendengar
dari orang-orang yang ditempat kejadian’’.
‘’Maaf’’katanya
sedih. Maya menundukkan kepalanya.Butiran air matanya mulai berjatuhan.
‘’Sebaiknya kamu
pergi dari sini. Aku tidak ingin melihatmu. Ayo pergi...pergi...’’
‘’Sudahlah bu,
ini kan di rumah sakit. Jangan berteriak-teriak disini, Lagi pula , gadis ini
tidak benar-benar bersalah’’kata adik perempuan Koji.
‘’Tapi...’’
‘’Sudahlah.Ayo!’’
‘’Tunggu!’’
Mereka serentak
menoleh ke arah Maya dan mendekati
mereka.
‘’Bolehkah aku
melihat Koji?’’
‘’Tidak. Kamu
tidak boleh melihatnya’’kata ibu Koji dingin.
‘’Aku mohon
izinkan aku melihatnya’’.
‘’Sebaiknya kamu
kembali saja ke kamarmu’’kata adik Koji.
Maya menatap
kepergian mereka dengan pandangan sedih dan juga rasa bersalah. Ia ingin
melihat Koji untuk terakhir kalinya, tapi mereka tidak mengijinkannya. Maya
kembali kekamarnya dengan langkah gontai dan didepan kamarnya Maya melihat Rei
dan Sayaka dengan wajah cemas.
‘’Rei, Sayaka!’’
‘’Maya, kamu dari
mana saja? Kami mencarimu kemana-mana’’.
‘’Maaf’’.
‘’Maya, ada
apa?’’kata Rei.
‘’Aku tadi tidak
dizinkan melihat Koji. Mereka mengusirku’’.
Maya tidak dapat
menahan air matanya untuk tidak keluar dan ia memeluk Rei dan juga Sayaka.
‘’Sebaiknya kita
bicara di dalam kamar saja’’.
Maya kembali ke
tempat tidurnya dan mereka menatapnya dengan cemas.
‘’Kenapa mereka
mengusirmu?’’kata Sayaka.
‘’Karena aku
sudah membuat Koji meninggal. Mereka marah karena itu’’.
‘’Mereka
keterlaluan. Itukan bukan salahmu’’kata Sayaka marah.
‘’Sudahlah. Kamu jangan
marah-marah seperti itu’’.
‘’Tapi Rei,
mereka sudah menyalahkan Maya atas kematian Koji’’kata Sayaka kesal.
‘’Itu memang
salahku’’.
‘’Maya’’kata
mereka bersamaan.
‘’Aku merasa
bersalah kepada Koji dan juga keluarganya. Aku marah pada diriku sendiri ‘’.
‘’Maya, jangan
menyalahkan dirimu’’.
‘’Tapi aku yang
telah membuatnya meninggal’’.
Maya pun kembali
menangis. Rei dan Sayaka berusaha untuk menghiburnya. Ia senang bisa memiliki
sahabat sebaik mereka.
‘’Aku ingin
melihatnya untuk terakhir kalinya, tapi mereka tidak mengizinkannya’’.
‘’Sudah Maya.
Jangan pikirkan itu lagi. Aku yakin ,Koji akan sedih melihatmu seperti ini’’.
‘’Iya Yang
dikatakan Rei benar. Sudah jangan menangis lagi’’.
Tidak berapa lama
kemudian Maya pun tertidur. Rasa lelah mmenyerang tubuhnya. Didalam tidurnya
Maya melihat Koji tersenyum kepadanya dan dia pergi menjauh darinya. Maya
berteriak memanggil namanya, tapi dia tidak menolehnya sama sekali. Maya
berusaha untuk mengejarnya dan dia tiba-tiba menghilang dari pandangannya.
Kemudian pemandangan disekitarnya berubah. Maya berada di tengah-tengah sebuah
taman yang ditumbuhi oleh bunga lavender dan ia melihat Koji berdiri tidak jauh
darinya. Dia kembali tersenyum padanya .
‘’Maya, kamu
jangan sedih lagi. Aku tidak apa-apa. Sekarang aku merasa bahagia. Jangan
salahkan dirimu lagi atas kematianku. Aku ingin kau hidup bahagia. Jadi aku
mohon jangan salahkan dirimu lagi. Sekarang aku sudah tidak apa-apa dan
bahagia’’.
‘’Benarkah?
‘’Itu benar’’
‘’ Koji ,terima
kasih’’.
Dia keluar dari
taman itu dan tangannya menunjukan kesuatu arah.Kemudian Maya mengikuti arah
yang ditunjukan olehnya dan tangannya menujukkan kesebuah danau. Didanau itu
kemudian muncul sebuah bayangan seorang pemuda hampir tenggelam. Maya melihat
seorang gadis kecil berpita merah menatap pemuda itu dengan wajah cemas. Maya
ingat dengan kejadian waktu itu dan yang tidak aku mengerti mengapa Koji
menunjukkan kejadian ini padanya.Kemudian Maya menyadari sesuatu. Gadis kecil
ini adalah dirinya.Ingatan masa kecilnya yang sudah dia lupakan dan sekarang
kembali mengingatnya. Gadis kecil ini melompat kedalam danau dan berusaha untuk
menyelamatkan pemuda itu. Waktu itu ia dengan sekuat tenaga berusaha menarik
pemuda itu ketepi. Ia sedikit mengalami kesusahan karena dia sangat besar
sedangkan dirinya kecil.Tidak lama kemudian Maya melihat ada orang yang
berdatangan untuk menolongnya dan pemuda itu. Setelah ia berada di tepi danau,
Maya melihat seorang anak laki-laki seumur dengannya di tepi danau. Dia menatap
gadis kecil itu dengan tajam. Apakah dia yang sudah memanggil orang-orang ini
pikir Maya. Lalu ibu anak itu mendekati anaknya dengan cemas.
‘’Yuu, ayo kita
pergi dari sini’’.
‘’Baik bu’’.
Maya menatap
kepergian mereka dan ia melihat sosok anak laki-laki itu berubah jadi dewasa
dan anak itu menjadi Sakurakoji. Maya terkejut. Jangan-jangan anak itu adalah
Koji yang ia kenal. Berarti ia sudah bertemu dengannya sejak dirinya masih
kecil. Kalau begitu Koji sudah menolongku dan pemuda itu untuk mencari bantuan
pikirnya.Maya sekarang melihat dirinya yang masih kecil dan dia memungut
sesuatu dari tanah. Gadis kecil itu
memungut sebuah jam saku dan
dipenutupnya ada insisial MH terukir dengan indah. Ternyata benda itu ia
dapatkan disini pikirnya. Apakah jam itu milik pemuda yang tenggelam tadi. Waktu itu ia berusaha untuk
mengembalikannya, tapi dia sedang tidak sadar. Maya kecil bermaksud untuk
menunggunya sampai bangun dan memberikannya, tapi tiba-tiba ibunya datang dan
memarahinya.
‘’Maya, jangan
membuat ibu khawatir. Kamu tahu ibu mencarimu setengah mati mencarimu
kemana-mana. Ibu takut kamu telah diculik. Lihat dirimu basah kuyup seperti
ini. Ayo kita pulang. Kamu harus mengganti pakaianmu’’.
‘’Baik bu’’.
Maya menatap Maya
kecil dengan ibunya dengan sedih. Ia sangat merindukan ibunya. Air matanya
keluar. Tiba-tiba pemandangan disekitarnya berubah jadi kabur dan keadaan
sekelilingnya menjadi gelap. Maya mencium bau harum. Bau yang sangat dikenalnya dan ia juga merasakan sesuatu yang
lembut dan hangat menyentuh bibirnya.Perlahan-lahan Maya membuka matanya dan
melihat kekasihnya sedang mencium dan mengulum bibirnya.
‘’Akhirnya kamu
bangun juga’’.
‘’Masumi sedang
apa Anda disini?’’
‘’Malam ini aku
akan menemanimu disini’’.
‘’Rei dan Sayaka
?
‘’Mereka berdua
sudah pulang.Besok mereka akan datang lagi’’.
‘’Sekarang jam
berapa?’’
‘’Jam 11 malam’’.
‘’Ternyata sudah
larut malam’’.
‘’Kamu tidur
nyenyak sekali. Tadi kamu pasti sedang bermimpi’’.
‘’Iya mimpi aneh.
Aku tidak tahu apa tadi bisa dikatakan mimpi atau bukan. Tapi aku merasa tadi
seperti ingatanku dimasa kecil yang terlupakan olehku’’.
‘’Bisa kamu
ceritakan kamu mimpi apa?’’
‘’Tidak’’.
‘’Ayolah sedikit
saja!’’
‘’Hmmm....baiklah.
Aku bermimpi berada disebuah taman bunga lavender dan aku bisa mencium aromanya
yang harum sampai sekarang.Lalu disana aku bertemu dengan Koji’’.
‘’Koji?’’
‘’Iya. Dia
tersenyum padaku dan dia bilang aku tidak bersalah dengan kematiannya. Lalu aku
berubah menjadi seorang anak kecil dan ibuku tiba-tiba memarahiku karena aku
sudah bermain terlalu jauh. Sampai disitu mimpiku’’.
‘’Hanya itu
saja’’.
‘’Iya’’.
‘’Apakah aku harus menceritakan juga pemuda yang
hampir tenggelam di danau dan aku berusaha untuk menolongnya dan juga sebuah
jam saku yang aku temukan di tepi danau. Sebaiknya tidak, karena itu mungkin bukan hal penting yang
harus aku ceritakan’’katanya dalam hati.
Pak Masumi terus
menatapku dan wajahnya terlihat sangat lembut dan dia tersenyum. Maya tidak
dapat menahan hasratnya untuk untuk
tidak mencium kekasihnya.Ia mulai mencium Masumi dan Masumi terkejut dengan apa
yang dilakukan oleh Maya. Dia membalasnya dengan ciuman yang tidak kalah penuh
hasrat.Masumi melepaskan ciumannya dan dia tersenyum lembut pada Maya sambil
membelai rambutnya.
‘’Mayaku, aku senang ternyata gadis kecil yang aku
beri kancing seragam sekolah dan menemaniku jalan-jalan di Karuizawa ternyata
adalah dirimu. Aku sama sekali tidak mengira kalau dirimu 13 tahun yang lalu
akan menjadi wanita yang paling aku cintai di dunia ini. Sekarang aku harus
menemukan siapa gadis kecil yang telah menolongku ketika aku akan tenggelam di
sungai’’katanya dalam hati sambil mengenang pertemuannya dengan Maya sewaktu
masih kecil.
‘’
Masumi,Sebaiknya Anda tidur. Pasti Anda juga sudah lelah’’.
‘’Kamu benar.
Selamat malam Maya!’’
Masumi mencium keningnya, lalu ujung hidungnya,kemudian
mengecup bibirnya.Maya melihat pak Masumi menuju sofa dan berbaring disana.Sofa
itu terlalu kecil untuk di tiduri dan kakinya pun sampai terjulur ke bawah.Maya
merasa kasihan padanya.
‘’Masumi, kalau
kamu mau bisa tidur denganku disini’’.
‘’Apa itu tidak
apa-apa kalau aku tidur denganmu disana’’.
‘’Tentu saja’’.
Maya menggeser
tubuhnya dan memberikan tempat untuk Masumi tidur.Fajar menyingsing dan sinar
matahari menerobos melalui jendela.Ia melihat kekasihnya masih tertidur
disampingnya sambil memeluknya. Wajahnya kelihatan sangat tenang dan juga
damai.Maya membelai wajahnya dan dia kelihatan sangat tampan.Maya mengecup
bibirnya dan wajah Maya merona merah. Ia bangun dan turun dari tempat tidur.Setelah keluar dari kamar mandi, Maya melihat Masumi sudah duduk di sofa dan dia tersenyum
padanya.
‘’Pagi Maya!’’
‘’Pagi!’’
‘’Apa kamu akan
menghadiri upacara pemakaman Koji?’’
‘’Tentu saja. Aku
ingin mengucapkan selamat tinggal kepadanya’’.
Hatinya mulai
sedih lagi setiap kali mengingat Koji.Tiba-tiba Masumi memeluknya.
‘’Kamu jangan
sedih lagi’’.
Setiap kali pak
Masumi memeluknya perasaannya menjadi lebih tenang dan merasakan aman.Tiba-tiba
pintu terbuka. Rei, Sayaka, Mina dan Taiko masuk dan mereka berdua segera
melepaskan pelukannya.Masumi dan Maya terlihat gugup dan rona pipinya menjadi
merah.
‘’Maaf sudah
menganggu kalian’’kata Rei.
‘’Tidak apa-apa.
Aku sudah mau pergi. Sampai ketemu kalian di rumah Sakurakoji’’.
Setelah Masumi
keluar dari kamar ,Maya berganti pakaian yang dibawakan oleh Rei.
‘’Maya,bagaimana
keadaanmu?’’
‘’Aku baik-baik
saja Rei’’.
‘’Apa kamu yakin
akan pergi ke upacara pemakaman Koji? Bagaimana kalau mereka mengusirmu lagi?’’
‘’Aku akan tetap
datang walaupun mereka akan mengusirku. Mungkin mereka masih marah padaku
karena aku sudah memutuskan hubungan kami sebagai sepasang kekasih yang membuat
Koji sedih dan kemudian jatuh sakit. Sekarang aku yang telah menyebabkan dia
meninggal. Tentu saja mereka akan marah padaku’’.
‘’Maya’’.
‘’Aku tidak
percaya Koji sudah meninggal’’kata Taiko.
‘’Aku juga’’kata
Mina.
‘’Sudahlah kalian
jangan bersedih. Aku juga jadi ikutan sedih’’.
Mereka berlima
berpelukan dan mulai menangis
bersama-sama.Mereka pergi ke rumah Koji dengan Mizuki yang sengaja menjemput
mereka di rumah sakit atas perintah Masumi.Disepanjang perjalanan tidak seorang
pun diantara mereka yang berbicara. Awan hitam telah menggantung dilangit dan
cuaca menjadi suram seperti perasaan Maya sekarang. Sepertinya alam ikut
merasakan kesedihan atas meninggalnya Koji.Di rumah Koji sudah terlihat banyak
orang dan para wartawan berkumpul disana. Ketika Maya turun dari mobil para
wartawan langsung menyerbunya dan mengajukan beberapa pertanyaan.Tapi Maya
tidak menjawab satupun pertanyaan dari mereka. Akhirnya ia bisa terlepas dari
para wartawan dengan bantuan petugas keamanan. Didalam Maya melihat ibu Koji
sedang menangis. Matanya sembab dan matanya sudah memerah karena kebanyakan
menangis dan melihat Masumi duduk tidak jauh dari ibunya
Koji. Masumi melihat kedatangannya dan menghampirnya.Lalu Maya melihat kearah
ibu Koji, dia memandangnya dengan wajah tidak suka .
‘’Maya, kamu
tidak apa-apa?Wajahmu kelihatan agak pucat’’.
‘’Aku baik-baik
saja. Jangan khawatir’’.
Maya, Rei,
Sayaka, Mina dan Taiko berdoa dan setelah itu Maya memberi salam kepada ibu
Koji, tapi ibu Koji tidak memperdulikannya. Maya merasa sangat sedih .Upacara
pemakaman Koji pun dimulai dan selama upacara pemakaman Maya terus menangis.
Air matanya terus mengalir dan membasahi wajahnya.Masumi melihat Maya yang
sedang menangis dan hatinya menjadi ikut merasa sedih. Dia ingin sekali
memeluknya, tapi dia harus menahannya kalau tidak ingin terjadi gosip yang
tidak mengenakkan.
‘’Selamat tinggal
Koji’’kataku disela-sela tangisannya.
Setelah upacara
pemakaman selesai, salju turun dengan lebat. Maya berpamitan untuk pulang dan
Masumi menawarkan untuk mengantarkannya pulang.Maya naik mobil bersama pak
Masumi sedangkan Rei dan teman-temannya yang lainnya naik mobil bersama Mizuki.Hari
ini Maya merasa sangat lelah terutama hatinya yang terus menerus menangis dan
ia juga merasakan matanya sudah sembab.
‘’Setelah pulang,
kamu harus istirahat’’.
‘’Baik’’.
Masumi menarik Maya dalam dekapannya dan Maya
langsung merasakan kehangatan tubuhnya. Maya merasa sangat mengantuk.Di bawah
cuaca yang dingin dan salju yang turun dengan lebat, akhirnya Maya tertidur dalam
dekapan Masumi.
*****
Setelah mengantar
Maya pulang, Masumi pulang ke rumah dengan wajah lelah dan dia menaiki tangga
dua anak tangga sekaligus.Setelah mandi dan berganti pakaian Masumi pergi ruang
makan. Disana Eisuke telah menunggunya.
‘’Malam, ayah!
‘’Malam!’’
Masumi mulai
menyantap makan malamnya dengan tenang.
‘’Bagaimana
upacara pemakaman Sakurakoji?’’
‘’Berjalan
lancar. Apa ayah sudah merasa baikan sekarang?’’
‘’Iya sekarang
aku sudah sehat’’.
Eisuke memandang
Masumi yang sedang makan.Wajahnya
terlihat tenang.
‘’Masumi, apa
kamu sudah tahu berita hari ini?’’
‘’Berita apa?
Hari ini aku belum sempat membaca
berita’’.
‘’Takatsu grup
telah pindah kepemilikan’’.
Masumi langsung
menatap Eisuke bingung.
‘’Apa maksud
ayah?’’
‘’Mereka telah
bangkrut dan disaat bersamaan mereka sekeluarga mati terbakar’’.
Masumi memandang
ayahnya tidak percaya.
‘’Benarkah?Kenapa
mereka bisa mati terbakar?’’
Tiba-tiba Masumi
wajahnya mengeras dan ingat kutukan keluarga Takamiya.
‘’Mungkinkah
karena kutukan itu’’
‘’Apa maksudmu?’’
‘’Ah tidak ada
apa-apa.Lupakan saja’’.
Masumi kembali
melanjutkan makannya sambil berusaha menghindar dari tatapan ayahnya.
‘’Sepertinya aku
harus membatalkan pementasan bidadari merah di Amerika karena pemeran Ishin
sudah meninggal dan aku tidak tahu siapa yang pantas dapat memerankan peran
ini’’.
‘’Kamu benar.
Sayang sekali jika rencana ini harus berakhir di tengan jalan.Dengan kata lain
proyek kita gagal total dan kita mengalami kerugian yang sangat besar. Apa yang
akan kamu lakukan sekarang?’’
‘’Aku akan
membicarakan hal ini dengan pak Kuronuma untuk mengambil keputusan apakah
pementasan Bidadari merah akan tetap dilaksanakan atau tidak dengan mencari
pemeran Ishin yang baru’’.
‘’Aku serahkan masalah
ini padamu. Aku percaya kamu akan menyelesaikannya dengan baik’’.
‘’Terima kasih
ayah sudah mau percaya padaku’’.
Masumi mendorong
kursi makannya dan pergi meninggalkan ruang makan.Di dalam kamar Masumi
langsung menghubungi pak Kuronuma, Maya dan juga yang terkait dalam pementasan
bidadari merah untuk mengadakan rapat besok sore.
Keesokan harinya
sinar mentari pagi memasuki kamar Masumi dan dalam sekejap kamarnya kini telah
bermandikan cahaya matahari dan sinarnya langsung mengenai wajah Masumi. Kini
wajahnya yang tampan dapat terlihat dengan sangan jelas.Setelah berganti
pakaian dan makan pagi Masumi langsung pergi ke kantor. Dia sangat tidak suka
dengan keputusan yang akan diambil dalam rapat nanti. Pasti semua orang yang
terlibat dalam pementasan bidadari merah akan merasa sedih dan kecewa jika
tidak ada pengganti pemeran Isshin yang baru.Pikirannya kemudian dipenuhi oleh
wajah sedih Maya jika pementasan ini dibatalkan. Diantara orang yang paling
bersedih dengan pembatalan ini adalah Mayanya.Selama dalam perjalanan ke kantor
Masumi membaca koran dan dia melihat dengan jelas foto pemilik baru Takatsu
grup.
Masumi tiba di
kantor dan Mizuki memberikan beberapa amplop surat kepadanya.Masumi melihat
satu persatu amplop itu dan dia melihat nama Hijiri di salah satu amplop yang
sedang dipegangnya. Dirobeknya surat itu dan di dalamnya terdapat 4 lembar
kertas yang berisi informasi tentang pemilik baru mansion. Satu persatu Masumi
membacanya dengan cepat berkali-kali Masumi memperlihatkan ekspresi terkejut.
‘’Orang ini
bukannya dia adalah pemilik baru Takatsu grup. Tunggu sepertinya aku pernah
melihat orang ini’’.
Masumi tampak
berpikir dan tiba-tiba wajahnya menunjukan keterkejutan luar biasa.Tubuhnya
gemetar dan menegang.
‘’Ini tidak
mungkin. Bukannya dia sudah meninggal ? Tapi kenapa dia masih hidup dan kenapa
pula dia bisa memiliki Takatsu grup’’.
Berbagai macam
pertanyaan yang tidak terjawab berputar-putar di kepalanya.
‘’Maya. Apa Maya
sudah mengetahui keberadaan orang ini?’’
Masumi
menyandarkan tubuhnya di kursinya masih sambil memegangi kertas.Masumi terkejut
mendengar ketukan keras dipintu dan dia menegakkan tubuhnya dikursi.Kemudian
Mizuki masuk.
‘’Maaf, rapat
akan segera dimulai’’.
‘’Aku akan segera
kesana.Terima kasih’’.
*****
Maya, pak
Kuronuma dan orang-orang yang terlibat dengan pementasan bidadari merah telah
berkumpul di ruang rapat.Masumi baru
keluar dari kantornya diikuti oleh Mizuki dari belakang. Didepan ruang rapat
Masumi mengambil nafas panjang kemudian masuk.
‘’Selamat sore!’’
‘’Sore!’’
‘’Aku
mengumpulkan kalian disini untuk membicarakan rencana pementasan bidadari merah
yang terancam gagal dilaksanakan karena kematian Sakurakoji’’.
Terdengar kasak
kusik di ruang rapat.
‘’Pak Kuronuma ,
bagaimana pendapat Anda? Apakah Anda akan mencari pemeran isshin yang baru yang
sesuai sebagai penganti Sakurakoji?’’
‘’Kalau mencari
pemain lain sepertinya akan sangat susah dalam jangka waktu yang pendek ini,
meskipun saya sudah menemukannya mungkin harus di latih terlebih dahulu dan
akan memakan banyak waktu’’.
‘’Dan bagaimana
pendapat kalian?’’
Masumi memandang
satu persatu orang-orang yang berada disana.Matanya berhenti pada Maya yang
terlihat sedih seperti yang diperkirakannya.
‘’Kita tidak
mungkin mementaskan bidadari merah tanpa ada Isshin. Walaupun sedih sepertinya
pementasan ini di Amerika dibatalkan saja’’kata salah seorang dari mereka
kemudian diikuti tanda setuju oleh yang lainnya.
Lalu Masumi
melirik Maya dan pak Kuronuma.
‘’Aku setuju
kalau pementasan bidadari ini dibatalkan.Saya merasa berat mengambil keputusan
ini, tapi apa boleh buat kita tidak mungkin mementaskannya tanpa ada Isshin’’.
‘’Maya, apa
keputusanmu?’’tanya Masumi.
‘’Aku...aku juga
setuju dengan lainnya’’.
‘’Baiklah. Aku
akan mengambil keputusan kalau pementasan bidadari merah di Amerika
dibatalkan’’.
Terlihat wajah
sedih di wajah-wajah mereka dan Maya mulai meneteskan air mata.
‘’Kalian sekarang
boleh bubar!’’perintah Masumi.
Satu persatu
mereka keluar dari ruagan rapat.
‘’Kitajima Maya,
datang ke kantorku sekarang!’’perintah Masumi.
Mereka bertiga
tiba di kantor Masumi dan menyuruh Maya duduk. Mizuki mengambilkan minum untuk
Maya. Maya terlihat sedih dan membuat Masumi sedikit cemas.
‘’Maaf sudah
mengambil keputusan ini’’.
‘’Kamu tidak
perlu minta maaf. Keputusanmu benar. Aku tidak mungkin mementaskan bidadari
merah tanpa Isshin’’.
Maya mulai
meneteskan air matanya lagi dan cepat-cepat dihapusnya. Matanya terlihat merah.Masumi
menatap Maya dengan sedih kemudian Maya menatap Masumi.Tatapannya telah ditelan
lumat-lumat oleh Masumi dan Maya hanya duduk terdiam dengan jantung yang
semakin berdetak kencang. Maya tidak mengerti setiap kali ditatap Masumi
dirinya selalu gugup dan lemas padahal sudah sering kali Masumi menatapnya
seperti itu.Tanpa Maya sadari bibirnya sudah dicium dan sekarang berada dalam kuluman Masumi.
Masumi memeluknya dengan sangat erat dan ia merasakan dunia telah berhenti
berputar. Masumi terus saja melumat bibir Maya dengan rakus dan cepat. Maya
merasakan bahwa dirinya bukan lagi manusia yang utuh melainkan sudah menjadi
bagian dari tubuh kekasihnya yang sangat dicintainya. Ciuman Masumi semakin
membuat Maya tidak berdaya dan membuat tubuh Maya sangat lemas dan
menghanyutkan Maya ke dalam dasar lautan yang paling dalam. Maya sudah tidak
dapat berpikir macam-macam. Masumi dengan tidak rela melepas ciumannya dan
kemudian tersenyum lembut dan hangat kepadanya.Maya menyentuh bibirnya dan
masih merasakan kehangatan bibir Masumi dan meraba bibirnya , cemas bibirnya tidak ada setelah di lumat
habis-habisan oleh Masumi.
‘’Aku akan
menyuruh sopir untuk mengantarmu pulang’’ sambil membelai rambut Maya.
Maya hanya
menganggukan kepalanya.
Keesokan paginya
Masumi, Maya dan pak Kuronuma mengadakan konferensi pers untuk memberitahukan
pembatalan rencana pementasan bidadari mereh di Amerika karena kematian Koji.
Dalam sekejap semua media massa memberitakan tentang pembatalan itu.
Karuizawa
Charlotte sedang
membaca koran diteras rumahnya sambil menikmati secangkir teh dan kue, lalu
matanya terpana melihat foto Maya yang sedang melakukan konferensi pers
mengenai pembatalan pementasan bidadari merah.Charlotte segera menemui suaminya
yang sedang mengetik di ruang kerjanya.
‘’Sayang lihat
ini!’’
Charlotte
menunjukan foto Maya di kantor.
‘’Memangnya ada
apa dengan dia?’’
‘’Wanita ini yang
telah menyelamatkan Kenichi’’.
‘’Eh, benarkah?Maksudmu
Maya Kitajima wanita yang telah menyelamatkan anak kita?’’
‘’Iya’’.
‘’Aku akan
menemui Maya di Tokyo musim semi ini karena sekarang aku sedang ada banyak
pekerjaan. Aku tidak pernah mengira kalau wanita itu adalah Maya’’.
‘’Apa kamu akan
memberikannya hadiah sesuai janjimu?’’
‘’Tentu saja.
Pasti dia akan sangat terkejut ketika aku akan memberikan hadiah itu’’.
‘’Aku juga
berpikir seperti itu’’.
Suami istri
Igarashi tersenyum dan saling pandang.
*****
Tidak terasa
musim semi telah tiba.Maya membuka tirai jendela. Semilir angin yang sejuk
membelai wajahnya. Maya menghirup dalam udara segar di pagi hari .Kabut sudah
lenyap dari jalan dan burung-burung mulai berkicau untuk memelakukan aktivitas
di pagi hari.Maya cepat-cepat berganti pakaian dan segera menyiapkan makan pagi
untuk teman-temanya.Hpnya kemudian berbunyi dan melihat sebuah pesan masuk dari
Eriko Harada.
[ Maya, aku
menunggumu di rumahku siang ini dan juga sekalian ajak Rei kemari.Ada hal yang
sangat penting yang ingin aku bicarakan denganmu ]
Setelah makan
pagi Maya dan Rei pergi ke rumah Eriko.
Sementara itu di
rumah Eriko seorang pria tinggi dan rambut sudah mulai memutih sedang serius
bicara dengan Eriko.
‘’Apa kamu yakin
akan melakukan itu pada mereka bertiga?’’tanya Takuya sedikit cemas.
‘’Aku harus
melakukannya ini demi kebaikan kita dan juga mereka meskipun aku sangat sedih
harus melakukan ini’’katanya sedih.
Mata Eriko
berkaca-kaca dan setetes air mata keluar dari pelupuk kedua matanya.
‘’Baiklah. Itu
terserah kamu saja’’.
Tidak lama
kemudian terdengar suara bel pintu. Takuya melihat Maya dan temannya sudah
berada diluar. Takuya membuka pintu gerbang rumah dan menyuruh mereka masuk.
Eriko mempersilahkan mereka duduk.
‘’Senang bisa
bertemu dengan kalian lagi’’mereka berdua tersenyum malu-malu.
‘’Saya juga’’kata
Maya
Eriko membawakan
5 gelas minum dan beberapa kue kering yang terlihat sangat enak.Tidak lama
kemudian Masumi datang dan ia terkejut melihat Maya dan Rei ada disana. Maya
pun sama terkejut melihat kedatangan Masumi.
‘’Sepertinya
kalian sudah berkumpul. Ada yang ingin aku sampaikan pada kalian’’.
Eriko mulai
menatap wajah mereka satu persatu.
‘’Pak Hayami,
sudah tibanya aku melepaskan gelang yang ada dilengan Anda itu’’.
‘’Eh, apa maksud
Anda?’’
‘’Aku yang telah
memasang gelang itu 13 tahun lalu’’
‘’Tapi yang
memasang gelang itu adalah seorang nenek’’.
‘’Nenek itu
adalah aku. Waktu itu aku menyamar sebagai nenek-nenek ‘’.
‘’Jadi nenek itu
adalah Anda’’.
Eriko melepaskan
gelang yang berada di lengan Masumi.
‘’Sekarang kamu
aman dan tidak memerlukan gelang ini lagi’’.
‘’Terima kasih
selama ini Anda sudah menolong kami’’.
Satu persatu
Eriko menatap mereka tajam.Rei , Maya dan Masumi tiba-tiba jatuh tidak sadarkan
diri.Eriko dan Takuya mengangkat mereka satu-satu dan membaringkannya di sofa.
‘’Kamu sudah
berhasil melakukannya. Kalau mereka sadar mereka tidak akan ingat lagi pada
kita dan apa yang telah terjadi selama ini’’.
‘’Aku tahu
meskipun aku sedih mereka akan tidak ingat pada kita, tapi ini demi menjaga
rahasia kita dan juga rahasia ramuan elixir’’.
‘’Terserah kamu
saja’’.
*****
Seorang pria
turun dari sebuah mobil sedan mewah di depan apartemen Maya dan dia melihat
kesekeliling apartemen itu. Apartemen itu terlihat sangat sepi seperti tidak
ada penghuninya hanya terlihat burung-burung berterbangan di atas apartemen
itu.
‘’Jadi Maya
tinggal disini’’.
‘’Benar pak.
Menurut informasi yang aku dapatkan nona Maya tinggal disini dengan
teman-temannya’’.
Pria itu masuk ke
halaman apartemen dan setelah tiba di depan pintu masuk gedung jantungnya
berdegup dengan kencang dan tubuhnya gemetar. Beberapa menit lagi dia akan
bertemu dengan Maya. Pria itu tidak dapat membayangkan wajah Maya dan reaksinya
ketika akhirnya mereka bertemu. Tangannya kanannya mulai membuka pintu dan
langsung menuju ke atas diikuti oleh sekretarisnya dan juga sopirnya yang
membawa banyak hadiah untuk Maya tercintanya.
Pria itu berdiri
dipintu apartemen Maya. Sekretarisnya dapat melihat kegugupan bossnya.
‘’Apa Maya masih
mengenaliku?’’
‘’Aku yakin nona
Maya masih mengenali Anda’’.
Pria itu mulai
menekan bel pintu dan setelah menunggu beberapa saat tidak ada jawaban, lalu
bel ditekannya kembali dan tetap tidak ada jawaban.
‘’Pak ,
sepertinya tidak ada orang’’.
‘’Mungkin kamu
benar’’.
‘’Apakah Anda
akan tetap menunggu disini?’’
Pria itu
mengerutkan dahinya tampak berpikir dan menimbang-nimbang, lalu dia melihat jam
tangannya.
‘’Sepertinya
tidak. Kita tidak tahu kapan mereka kembali. Lagi pula sebentar lagi aku ada
rapat dengan para pemegang saham di Takatsu grup’’.
‘’Lalu
hadiah-hadiah untuk nona Maya, apa perlu kita bawa kembali?’’tanya sekretaris
itu.
‘’Tidak. Hadiah
–hadiah itu simpan saja di depan pintu’’.
Lalu
sekretarisnya memberikan isyarat kepada sopirnya untuk meletakan semua hadiah
di depan pintu.Kemudian mereka pergi. Sayaka baru saja akan masuk ke halaman
apartemen dan melihat pria itu dan sekretarisnya masuk ke dalam sebuah mobil.
Sayaka hanya melihat mereka dari kejauhan.
‘’Siapa mereka
ya?’’
Sayaka kembali
berjalan dan memasuki apartemen dan dia terkejut ketika menemukan banyak hadiah
di depan pintu. Satu persatu Sayaka memeriksanya dan semuanya untuk Maya.
‘’Siapakah yang
sudah meletakan semua hadiah ini disini?’’
Sayaka kemudian
teringat dengan orang-orang yang baru keluar dari apartemen tadi.
‘’Mungkinkah
mereka? Tapi siapa mereka dan apa hubungannya dengan Maya?’’
Sayaka kemudian
memasukkan semua hadiah ke dalam dan meletakan di kamar Maya.
‘’Maya, kamu
beruntung sekali ada orang yang mengirimu banyak hadiah’’.
*****
Perlahan-lahan
Masumi membuka matanya. Kepalanya terasa pusing dan matanya menjelajah seluruh
ruangan dan melihat Takuya di depannya.
‘’Anda tidak
apa-apa?’’
‘’Aku ada dimana?
Siapa Anda?’’
‘’Anda ada
dirumah sepupuku. Kami menemukan Anda dan kedua wanita itu pingsan di depan
rumah kami’’.
Dikepalanya
teringat mereka di hadang oleh perampok dan masuk ke halaman rumah orang.
Masumi kemudian
melihat Maya dan Rei yang masih belum sadarkan diri.Masumi langsung mendekati
Maya dan perlahan-lahan mata Maya membuka dan tersenyum lembut pada Masumi.
‘’Kamu tidak
apa-apa?’’
Maya menganggukan
kepalanya. Maya bangun dengan memeganngi kepalanya yang terasa agak pusing.
‘’Kita ada
dimana?’’
‘’Kita ada di
rumah sepupu tuan ini dan dia telah menolong kita’’
‘’Terima
kasih’’kata Maya ramah.
Tidak lama
kemudian Rei juga bangun dan langsung mendekati Maya dan Masumi.
‘’Kalian tidak
apa-apa?’’tanya Rei khawatir.
‘’Kami tidak
apa-apa’’jawab Masumi.
‘’Syukurlah’’kata
Rei lega.
Takuya membawakan
minuman untuk mereka sedangkan Eriko dan Garfield hanya memperhatikan mereka
dari balik dinding.
‘’Sepertinya
mereka tidak ingat pada kita. Itu bagus’’
Eriko memandangi
mereka dengan wajah sedih.
‘’Maaf’’gumamnya
lirih.
‘’Sebaiknya kami
pulang’’kata Masumi sambil meraih tangan Maya dan digenggemnya dengan erat.
‘’Hati-hati di
jalan jangan sampai bertemu dengan perampok lagi’’
‘’Terima kasih
atas pertolongan Anda. Selamat tinggal!’’
‘’Selamat
tinggal’’
Takuya menutup
pintunya dan Eriko keluar dari tempat persembunyiannya.
‘’Kau baik-baik
saja’’
‘’Iya’’jawab
Eriko pelan sambil menghapus air matanya.
‘’Mereka tidak
ingat pada kita lagi. Ini sudah menjadi keputusamu’’.
‘’Aku tahu.
Takuya, sebaiknya aku pindah dari sini’’.
‘’Pindah?
Kemana?’’tanyanya kaget.
‘’Aku sudah
memutuskan untuk tinggal di Nagoya. Aku akan pergi besok ‘’.
‘’Itu sangat
cepat’’.
‘’Aku sudah
merencanakan ini sejak lama. Apa kamu mau ikut denganku kesana?’’
‘’Tentu’’
‘’Terima kasih’’.
Takuya merangkul
bahu Eriko dan tersenyum kepadanya.
*****
Masaharu Igarashi
telah menunggu di apartemen Maya sedang berbicara dengan Sayaka.Tidak lama
kemudian Maya, Masumi dan Rei kembali dan terkejut menemukan pak Igarashi di
sana.
‘’Pak
Igarashi’’sapa Masumi.
‘’Halo Masumi!
Sudah lama kita tidak bertemu’’.
‘’Apa yang Anda
lakukan disini?’’tanya Masumi heran.
‘’Aku kesini
untuk bertemu dengan Maya?’’
‘’Maya?’’tanya
Masumi lebih heran lagi.
‘’Anda ingin
bertemu dengn saya’’tanya Maya.
‘’Benar? Mungkin
Anda tidak mengenal saya, tapi istri saya mengenali Anda nona Kitajima’’.
‘’Istri Anda?
Saya tidak mengerti’’.
Maya melirik
Masumi .
‘’Nona Kitajima,
apa Anda ingat sewaktu Anda menyelamatkan seorang anak kecil ketika hampir
tertabrak mobil?’’
Maya berpikir dan
kerutan dahinya semakin dalam. Selama beberapa saat Maya berpikir untuk
menemukan jawaban.
‘’Ah, aku ingat.
Maksud Anda anak kecil bernama Kenichi dan ibunya orang Inggris’’.
‘’Benar. Itu anak
dan istriku’’.
‘’Eh..’’kata Maya
terkejut.
Masumi melirik
tajam Maya.
‘’Selama ini
istriku Charlotte mencarimu karena dia lupakan menanyakan namamu. Kami baru
mengetahuinya dari fotomu di koran.Istriku tidak bisa datang karena anakku
sedang sakit. Aku dan istriku mengucapkan terima kasih pada Anda dan kami
sepakat akan memberikan ini pada Anda sebagai hadiah’’.
Masaharu
memberikan sebuah amplop coklat pada Maya.
‘’Bukalah!’’
Dengan
terburu-buru Maya membukanya dan mengeluarkan kertas , lalu membacanya dengan
cepat-cepat.Wajahnya menunjukan keterkejutan dan Masumi menjdi penasaran dengan
isi amplop itu.
‘’Apa Anda serius
mau memberiakan ini pada saya?’’
‘’Iya. Aku serius
dan sekarang rumah dipinggir danau itu sudah resmi menjadi milikmu’’.
Masumi dan Rei
tercengang.Maya hanya berdiri diam terpaku tidak bisa berkata apa-apa
lagi.Masumi langsung merebut amplop itu dari tangan Maya kemudian Masumi
membacanya.
‘’Apakah Anda
serius akan memberikan rumah itu pada Maya secara cuma-cuma’’.
‘’Tentu saja. Itu
sudah keputusan aku dan istriku. Nona Kitajima pantas mendapatkannya’’Masaharu
tersenyum senang.
Masumi kembali
memasukan kertas itu kedalam amplopnya dan menyerahkannya lagi pada Maya.
Tangan Maya sedikit gemetar menerima amplop dari Masumi.Lalu Masumi membimbing
Maya untuk duduk di kursi.Maya tidak tahu apa yang dirasakannya sekarang apakah
dia harus senang atau tidak dengan pemberian ini karena dirinya tidak pernah mengharapkan
hadiah sebesar ini.Sayaka tiba-tiba menyerahkan segelas air putih untuk Maya dan ia meminumnya dengan sekali teguk seperti
kehausan setelah berlari.
‘’Aku tidak bisa
menerima ini’’Maya menyerahkan kembali amplop itu pada Masaharu.
Masaharu kemudian
memberikannya lagi pada Maya.
‘’Ini sudah
menjadi milkimu. Aku mohon kamu dapat menerimanya’’.
‘’Tapi....’’
‘’Aku tidak ingin
mendengar penolakan dari Anda lagi nona Kitajima. Aku akan senang jika Anda mau
menerimanya’’.
‘’Hadiah ini
terlalu besar untukku’’.
‘’Aku mohon
terima saja hadiah dariku dan istriku ini’’.
Masahari menatap
Maya dengan pandangan memohon dan akhirnya Maya menerimanya dengan hati yang
tidak enak.Masaharu tersenyum lembut.
‘’Terima kasih.
Karena tujuan kedatanganku kesini sudah selesai, saya mau pulang dulu. Maaf
sudah menyita waktu kalian’’.Masaharu berdiri dan berpamitan pada mereka
berdua.
Maya dan Masumi
mengantarkan Masaharu samapi pintu depan. Setelah sosok pria itu menghilang
dari hadapannya, Maya sekali lagi melihat amplop yang berada di tangannya.
Masumi merangkul bahu Maya dan mengajaknya masuk kembali. Maya mendesah panjang
dan kemuidan duduk disofa yang diikuti Masumi duduk disampingnya yang tetap
masih merangkul bahunya. Tangan kirinya membelai lembut pipi Maya dengan tatapan
cinta dan juga kasih sayang.Lalu mencium pelipis Maya agak lama sambil
menikmati keharuman rambut Maya yang wangi stroberi.
‘’Bagaimana
ini?’’
‘’Sayang kamu
harus menerima hadiah ini. Kamu beruntung sekali bisa mendapatkannya dengan
gratis. Kamu tahu aku sudah pernah mencoba untuk membeli rumah itu tapi pak
Igarashi selalu menolaknya dan tidak kusangka dia malah memberikannya begitu
saja padamu’’.
Maya menatap
Masumi, keteduhan mata dan tatapan
kekasihnya membuat dia merasa tenang dan nyaman.Selama beberapa saat mereka
saling bertatapan dan membuat wajah Maya merah padam dan debaran jantunganya
semakin tidak berarturan.Tanpa aba-aba Masumi langsung menerkam bibir Maya dan
terus melumatnya dengan rakus. Di ruangan itu hanya terdengar dari desahan mereka
berdua sedangkan Rei dan Sayaka pergi kekamar.
*****
Beberapa jam
setelah rapat pemegang saham , pria itu berada di kantornya yang baru. Dia sama
sekali hampir tidak mempercayainya dia akan menjadi pemimpin di perusahaan ini
setelah dia didepak dari sini 18 tahun yang lalu. Dia merasa puas dan senang
meskipun jauh dilubuk hatinya ada rasa kasihan tentang kematian keluarga
Takamiya . Kemudian pikirannya berpindah pada Maya. Dia sangat merindukan gadis
itu dan ingin memeluknya.Sudah bertahun-tahun dia tidak memeluk gadis itu.
‘’Maya’’katanya
lirih.
Pikirannya
dibuyarkan oleh suara ketukan keras di
pintu.
‘’Masuk!’’
‘’Maaf pak. Ada
tamu untuk Anda?’’
‘’Siapa?’’
‘’Masumi
Hayami’’.
‘’Siapa dia?’’
‘’Direktur
Daito’’.
‘’Suruh dia
masuk!’’
Masumi memasuki
kantor dan dia merasa sedikit aneh karena sekarang yang duduk dikursi presiden
direktur bukan lagi kakeknya Shiori tapi orang lain.
Masumi disuruh
duduk dan pria itu duduk di depannya.
‘’Ada keperluan
apa Anda datang kemari?’’tanya pria itu ramah.
‘’Saya datang kesini
hanya untuk mengatakan apakah Maya tahu tentang keberadaan Anda disini? ‘’tanya
Masumi.
‘’Apa maksud
Anda? Aku tidak mengerti’’tanya pria itu gugup.
‘’Saya sudah tahu siapa Anda sebenarnya’’
‘’Anda? Apa
hubunganmu dengan Maya?’’tanyanya kesal.
‘’Saya adalah
calon suami Maya’’.
Pria itu menatap
Masumi dengan tatapan terkejut.
‘’Sebaiknya Anda
segera mengatakan tentang keberadaan Anda pada Maya. Jangan terus bersembunyi
darinya’’.
‘’Aku tidak
bersembunyi darinya. Aku sdh bermaksud untuk menemuinya tapi Maya tidak ada di
apartemennya’’.
Raut wajahnya
kembali sedih dan menatap Masumi lurus-lurus.
‘’Apakah dia akan
memaafkanku karena aku sudah meninggalkannya terlalu lama? Dan aku juga tidak
tahu bagaimana reaksinya ketika bertemu denganku’’.
‘’Kalau Anda
menjelaskannya dengan baik pada Maya. Aku yakin dia akan mengerti. Meskipun aku
tidak tahu kenapa Anda selama ini masih hidup’’.
‘’Terima kasih
sudah mau mencintai Mayaku’’.
Masumi melihat
ada ekspresi lembut di wajahnya ketika mengucapkan nama Maya.Dia tahu kalau
pria itu menyayangi kekasihnya.
‘’Itu saja yang
saya ingin sampaikan pada Anda. Saya pemisi!’’
Masumi beranjak dari kursinya dan melangkah pergi.
‘’Tunggu! Saya
belum memperkenalkan diri’’.
Masumi berhenti
dan menoleh ke belakang.
‘’Anda tidak perlu
memperkenalkan diri Anda , karena saya sudah tahu siapa Anda. Anda adalah Shinichiro Kitajima. Ayah Maya
Kitajima’’.
‘’Dari mana Anda
tahu?’’
Masumi tersenyum
hangat.
‘’Aku
mengetahuinya secara tidak sengaja. Kalau tidak ada yang ditanyakan lagi, saya
pergi dulu’’.
Shinichiro memandangi punggung Masumi yang lama-lama
menghilang dari balik pintu.
‘’Aku tidak
mengira dia adalah kekasih anakku. Dia sangat tampan.Bukankah begitu
Koyama?’’tanyanya pada sekretaris yang berada di sampingnya.
‘’Itu benar . Anak
perempuan Anda sangat beruntung memiliki calon suami seperti dia’’.
‘’Aku ingin tahu
lebih banyak tentang dia. Bisakah kamu mengumpulkan informasi mengenai Masumi
Hayami. Aku ingin lebih mengenal siapa calon suami anakku itu’’.
‘’Baik’’.
Koyama dengan
cepat melesat pergi melaksanakan perintah atasannya.
*****
Maya sangat
terkejut ketika mendapati banyak hadiah di kamarnya.Ia memeriksa satu persatu
hadiah-hadiah itu.
‘’Apa semua ini
untukku?’’
‘’Sepertinya
begitu ‘’jawab Sayaka.
‘’Siapa
pengirimnya?’’tanya Rei.
‘’Aku tidak tahu.
Tidak ada nama pengirim’’.
Maya memandang
Sayaka dan Rei dengan wajah terheran-heran, lalu Maya kembali memandangi
hadiah-hadiahnya dan mulai membukanya satu persatu dibantu Rei dan Sayaka.Maya
mendapatkan hadiah beberapa gaun indah, tas dan juga sepatu. Di kotak berukuran
sedang Maya mendapatkan satu set perhiasan bertahtakan batu berlian.
‘’Maya, ini
sangat indah sekali’’kata Rei sambil mengagumi
kemilau perhiasan yang kilauannya sangat menyilaukan karena tertimpa
cahaya matahari yang masuk melalui jendela kamarnya.
‘’Aku jadi
penasaran kira-kira siapa yang telah memberikan ini semua’’.
‘’Aku tidak
tahu’’kata Maya pelan dan suaranya hampir sedikit berbisik dan masih dalam
keterkejutannya.
Maya kemudian
memasukan kembali hadiah-hadiah itu ke dalam kotaknya dan menyimpannya di
lantai dengan di tumpuk.
‘’Kenapa kamu
simpan kembali?’’tanya Sayaka dengan wajah bingung.
‘’Aku tidak bisa menerima
hadiah itu sebelum aku mengetahui siapa
yang telah memberikannya padaku’’.
Lalu Sayaka menceritakan
semuanya pada Maya tentang orang-orang yang keluar dari gedung apartemenya.
‘’Apa kamu
melihat wajah mereka?’’
‘’Tidak. Karena
mereka memakai kaca mata hitam’’.
‘’Mungkin mereka
akan datang kemari lagi atau mungkin orang-orang itu akan menghubungimu’’.
Tidak lama
setelah Sayaka berkata seperti itu. Hpnya berbunyi dan Maya melihat sebuah
pesan masuk tanpa nama.
[ Apa kamu sudah
menerima hadiahku? Aku harap kamu sudah menerimanya. Semoga kamu menyukai semua
hadiah yang aku berikan padamu. Tadinya aku akan menyerahkannya langsung
padamu. Maya, sepertinya sudah saatnya kita bertemu. Aku akan menunggumu di
restoran Tokyo Bay besok malam. Aku mengundangmu makan malam. Sopirku akan
menjemputmu ]
‘’Siapa?’’tanya
Rei .
‘’Orang yang
telah memberikan semua hadiah itu padaku. Dia ingin bertemu denganku besok
malam di Tokyo Bay’’.
‘’Apa kamu
mengenalnya?’’tanya Sayaka.
Maya
menggelengkan kepalanya.
‘’Tidak. Aku
tidak kenal’’.
‘’Kamu akan
menemuinya?’’tanya Rei.
‘’Sepertinya
begitu. Aku ingin tahu siapa dia. Dia sudah sering mengirimiku pesan tapi aku
tidak menghiraukannya’’.
‘’Apa pak Hayami
tahu tentang ini’’tanya Rei dengan wajah yang mulai terlihat cemas.
‘’Sama sekali
tidak tahu’’.
‘’kamu harus
berhati-hati kalau mau menemui orang itu. Siapa tahu orang itu jahat’’kata
Sayaka.
‘’Aku akan
menemanimu menemui orang itu’’Rei mengajukan dirinya menjadi pengawal Maya.
‘’Terima kasih
Rei’’
‘’Karena aku
tidak ingin terjadi sesuatu yang buruk denganmu’’.
Rei mengacak-acak
rambut Maya dan tersenyum dan akhirnya mereka bertiga tertawa.Keesokan paginya
Maya menceritakan semuanya kepada Masumi karena dia tidak ingin menyimpan
rahasia darinya.
*****
Besok malamnya
Maya dan Rei dijemput dan mereka telah tiba di restoran. Seorang
pelayan mengantarkan mereka ke meja dan menyuruhnya duduk. Pelayan itu
menawarkan makanan pada mereka tapi mereka berdua menolaknya dan hanya memesan air minum.Menit demi menit
telah berlalu, Maya dan Rei belum bertemu dengan orang yang dijanjikan datang
menemuinya.Lalu Hpnya berbunyi dan ada sebuah pesan masuk.
[ Maya maaf, aku
tidak bisa datang menemuimu malam ini. Aku harus segera kembali ke New york,
ada urusan mendadak disana, tapi aku janji akan segera menemuimu setelah
kembali dari New York. Sekali lagi maaf ]
Orang itu tidak
datang. Maya lalu menyerahkan Hpnya pada Rei dan menyuruh untuk membacanya.
‘’Sekarang apa
yang akan kita lakukan? Kita tetap makan malam disini atau pergi dari sini’’.
Maya mendorong
kursinya dan beranjak lalu pergi dan Rei mengikutinya dari belakang.
Masumi menunggu
Maya di depan apartemennya karena dirinya sudah merindukan kekasihnya. Apalagi
besok dia harus segera pergi ke Amerika
untuk mengurusi beberapa pekerjaannya disana. Kepergiannya ke Amerika dipercepat
satu minggu.Masumi sangat sedih harus berpisah jauh sementara dari Maya. Pada
awalnya Masumi pergi kesana tidak sedih karena Maya akan menyusulnya kesana,
tapi setelah pementasan bidadari merah
dibatalkan Maya tidak jadi pergi ke Amerika. Maya sama sekali belum
mengetahui rencananya pergi ke Amerika.
Sebuah mobil sedan
hitam terpakir di depan apartemen. Maya dan Rei keluar dari mobil itu dan
mereka berjalan ke arahnya. Maya belum menyadari keberadaan Masumi karena
suasana didepan apartemen tidak begitu terang Masumi berdiri di lampu yang
suram sehingga sosoknya tidak terlihat jelas.
‘’Maya’’panggilnya.
‘’Masumi, apa
yang kamu lakukan disini?’’
‘’Aku datang
untuk menemuimu. Ada yang ingin aku bicarakan denganmu’’.
Maya mengajaknya
masuk dan Rei langsung masuk ke dalam kamar memberi keleluasaan mereka untuk
berbicara.
‘’Apa kamu sudah
menemui orang yang kamu ceritakan padaku itu?’’
‘’Sayangnya
belum. Dia tiba-tiba harus pergi ke New York karena ada urusan mendadak’’.
‘’Kapan dia akan
kembali?’’
‘’Aku tidak tahu,
tapi dia bilang secepatnya’’.
Masumi ingin
sekali mengatakan pada Maya kalau orang yang akan ditemuinya adalah ayahnya.
Tapi Masumi lebih memilih diam biar Maya yang mengetahuinya sendiri dan tidak
ingin mencampuri masalah mereka berdua. Masumi hanya berharap hubungan Maya dan
ayahnya baik.
‘’Apa yang ingin
kamu bicarakan denganku?’’
‘’Besok lusa aku
akan pergi ke Amerika’’.
Maya terdiam dan
raut wajahnya berubah sedih dan tidak bereaksi. Masumi memegang tangannya dan
menyuruhnya duduk dipangkuannya. Masumi memeluk pinggang Maya dan merapatkan
tubuh Maya ke tubuhnya dan tangan yang satunya membelai pipi Maya.
‘’Jangan sedih.
Aku akan segera kembali dan kita akan mengumumkan hubungan kita pada publik’’.
‘’Berapa lama
disana?’’nada suaranya terdengar sedih.
‘’Selama 2 minggu
sayang’’.
‘’Lama sekali.
Pasti aku akan sangat merindukanmu’’.
‘’Aku tahu. Aku
juga akan sangat merindukanmu karena aku tidak sanggup jika harus berpisah
lama-lama denganmu’’.
Masumi mulai
merasakan tetesan hangat di tangannya.Maya tidak mampu untuk menyembunyikan
kesedihannya lagi walaupun ia sudah mati-matian untuk tidak mengeluarkan air
mata.
‘’Maaf’’kata Maya
sambil menghapus air matanya.
Masumi lalu
mendekap erat tubuh Maya dan merasakan kehangatan dan tubuhnya yang harum yang
cukup membuatnya tergoda. Tanpa disadari Masumi mulai menghirupnya dan mulai tergoda
dengan leher Maya, lalu leher Maya dihujani oleh ciumannya dan Maya hanya mendesah. Dikedua wajah mereka
muncul garis rona kemerahan.
‘’Sayang,
sebaiknya kamu tidur. Ini sudah malam’’bisik Masumi mesra.Kemudian mengecup
bibir Maya dengan lembut.
Maya menganggukan
kepalanya meskipun hatinya masih menginginkan berlama-lama bersama Masumi. Apa
lagi dia akan segera pergi jauh.Maya memandangi mobil Masumi meninggalkan apartemennya yang semakin
lama semakin mengecil dan akhirnya
menghilang.Maya masuk ke kamarnya dan mendengarkan suara musik mengalun dari
jam sakunya sampai akhirnya dia tertidur memimpikan kekasihnya.
Keesokan paginya
Maya bersiap-siap untuk mengantarkan Masumi ke bandara.Tidak lama setelah Maya
makan pagi terdengar bunyi bel dan Maya membukakannya. Diluar sana sudah
berdiri Masumi dengan wajah ramah dan senyuman hangatnya.Maya berpikir Masumi
hari terlihat sangat tampan dari biasanya.
‘’Pagi sayang!’’
‘’Pagi!’’jawab
Maya malu-malu.
‘’Sudah siap
untuk mengantarkanku ke bandara’’.
‘’Iya’’jawab Maya
sambil menganggukan kepalanya.
Masumi menarik
tangan Maya dan berpamitan pada Rei. Di dalam Mobil mereka duduk sambil
berpelukan untuk menikmati pelukan terakhir mereka sebelum mereka berpisah
jauh.
‘’Maya, kamu
harus menjaga diri dan kesehatanmu. Aku tidak ingin kamu sakit dan
sering-seringlah menghubungiku’’.
‘’Kamu juga harus
sering menghubungki’’
‘’Tentu saja.Aku
akan selalu mencintaimu sampai kapan pun karena kamu adalah cinta sejatiku dan
belahan jiwaku’’.
‘’Aku juga akan
selalu mencintaimu di mana pun kamu berada’’.
‘’Terima
kasih’’Masumi tersenyum dan kembali memeluk Maya lebih erat lagi. Tidak terasa
mereka telah sampai di bandara. Pesawat yang akan di naikinya masih ada satu
jam lagi. Mereka memanfaatkan waktu yang ada untuk selalu bersama .Lalu
terdengar pengumuman untuk para penumpang ke Amerika untuk segera masuk.
Akhirnya tiba waktunya bagi mereka untuk berpisah. Masumi meraih tangan Maya
dan mengelus-elus jari manis Maya yang sudah dihiasi oleh cincin pemberiannya,
lalu menciumnya.Masumi kemudian membelai wajah Maya dengan tatapan sedih. Maya
tidak kuasa menahan rasa sedihnya dan akhirnya menumpahkan air matanya. Masumi
menarik Maya ke dalam pelukannya.
‘’Jangan
menangis!Aku akan segera kembali padamu dan kita tidak akan terpisahkan lagi’’.
Masumi melepaskan
pelukannya dan menghapus air matanya. Maya mencoba untuk tersenyum meskipun
hatinya tidak bisa tersenyum. Dilubuk hatinya muncul rasa kesepian dan juga
kehampaan tanpa adanya Masumi disisinya.
‘’Setelah aku
kembali aku akan segera menikahimu. Itu janjiku padamu’’.
‘’Kamu harus
ingat itu’’
‘’Tentu saja. Aku
tidak akan melupakannya karena itu adalah janjiku padamu yang harus aku
tepati’’.
Masumi kemudian
mencium Maya dengan lembut tapi lama kelamaaan Masumi melumat bibir kekasihnya dengan rakus
seolah-olah tidak ingin berpisah.Suara pengumuman kemudian terdengar lagi dan
meyadarkannya untuk segera masuk dan berpisah dengan Maya. Mereka berdua
berjalan sambil bergandengan tangan sampai pintu masuk.
‘’Sepertinya kita
harus berpisah sampai disini’’kata Masumi sambil membelai wajah dan rambut Maya.
Butiran air mata
terjatuh lagi dari kedua matanya dan Masumi menghapusnya dengan lembut. Sekali
lagi Masumi mengecup lembut bibirnya dan berbisik di telinganya.
‘’Aku
mencintaimu’’
Kemudian Masumi
masuk dan Maya masih memandanginya sampai sosoknya menghilang. Maya kemudian
pergi dengan hati sedih. Sebelum kembali ke apartemennya Maya melihat keluar
bandara dan menyaksikan pesawat yang membawanya terbang di angkasa.
‘’Masumi...hiks...hiks’’
Wajahnya basah
oleh air mata, kemudian Maya berjongkok
dan menangis tersedu-sedu.Sementara itu Masumi duduk dengan wajah sedih
dan mulai menitikkan air mata.
‘’Maya, aku akan segera kembali dan menikah
denganmu.Setelah aku kembali , aku akan menjadikanmu milikku. Aku janji Maya.
Tunggulah aku’’.
Keesokan sorenya
Masumi sudah tiba di bandara dan sedang mengantri pemeriksaan paspornya. Masumi
berjalan ke pintu keluar dan belum melihat ada orang yang menjemputnya. Masumi
memutuskan untuk menunggunya di depan ekskalator. Tanpa dia duga sama sekali
dua orang perampok mengambil tasnya. Semua benda-benda berharganya ada di dalam
tas. Paspor dan beberapa dokumen penting lainnya. Masumi berusaha mengejar
perampok itu dengan bantuan beberapa petugas keamanan bandara.Kemudian
terjadilah Saling kejar mengejar.Tanpa sengaja dirinya melihat sesosok seoarang
wanita yang kelihatan hampir jatuh dengan sigap Masumi menolong wanita muda itu
tapi keberuntungan tidak dipihak Masumi hari ini. Masumi dan wanita itu
terjatuh dari tangga. Mereka berdua terguling-guling. Kepala Masumi terbentur
beberapa kali dan terdengar suara teriakan orang disekelilingnya ketika melihat
kejadian itu. Masumi tidak sadarkan diri dan dari kepalanya keluar darah merah
segar. Wanita yang di tolongnya berteriak.Maya yang sedang mencuci peralatan
makan menjatuhkan gelas dan perasaannya disergap perasaan yang tidak enak.
Dadanya terasa sangat sesak dan kesulitan bernafas seperti orang yang terkena
serangan asma. Maya berusaha mengatur nafasnya dan akhirnya dapat kembali
bernafas normal tapi hatinya masih merasakan tidak enak. Berkali-kali Maya
mengelus dadanya.
‘’Sebenarnya ada
apa ini?’’
Tiba-tiba tanpa
disadari air matanya keluar dan Maya merasa bingung kenapa air matanya
tiba-tiba keluar dan ada perasaan yang sangat sedih di dalam hatinya.
‘’Masumi’’gumamnya
lirih.
Bersambung
Categories
Author: Mia Luna,
Eisuke,
Masumi,
Maya,
Rei,
Teater Mayuko
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
6 comments:
duuuuhhh...ada apa lagi nih....
masumi amnesia?
mia,jgn lama2 donk njadiin MM bersatu, nunggunya udah lama bgt niiiihhh >_<
bentar lg jg tamat, mungkin ch berikutnya tamat koq tenang aja, aku jg mau ff ini cepat tamat,ngga mau lama2..>.<
-Mia Luna-
Jiyaaahhhhh.....!!! Kenapa lagi ini?!? Pasti deh masumi-nya amnesia :( gimana jadinya ntar?!? Lagi musim sedih nih kayaknya...gak FF , gak TK...semua dlm 'sad mode-on' *rini*
Masumi Amnesia?! UWAAAA bakal sidih2an lagi neh
T-T
ga pake amnesia yah michan
ga pake mati juga ya masuminya
asekkkk tamat next chapter ^^
-mia-
No Amnesia...Jangan pake acara punya cewe baru gara2 ditolongin masumi....Hehehehe...*maaf ya michanpakemaksa....Maunya Hepihepi...Ditunggu lanjutannya.
Post a Comment
Silahkan kritik, saran, sapa dan salamnya... :)