Monday 5 September 2011

Fanfic TK : Benang Merah 13

Posted by Miarosa at 09:35
Rate : 18 +


Benang Merah
( By Mia Luna )

Chapter 13 : Janji terakhir

Eisuke masih memandangi Tvnya dengan tatapan tidak percaya dengan berita yang dilihatnya tadi.Pemilik  perusahaan Taktasu grup bukan lagi keluarga Takamiya.Sekarang ada pemilik barunya.

‘’Aku tidak percaya ini. Sebenarnya apa yang terjadi pada keluarga mereka’’.
Ketika akan mematikan Tvnya muncul berita kebakaran rumah kediaman Takamiya dan berita itu menyebutkan kalau seluruh anggota mereka mati terbakar.Eisuke menjatuhkan remote control Tvnya dan matanya terpana pada gambar di Tv yang memperlihatkan terbakarnya rumah Takamiya.
‘’Aku tidak percaya mereka telah meninggal semua. Ini tidak mungkin’’.
Berita itu menyembutkan kalau mereka semua bunuh diri karena mereka tidak dapat menerima kalau perusahaan mereka bangkrut.Tapi Eisuke tidak mempercayai alasan itu. Mereka tidak mungkin bunuh diri hanya  karena perusahaan mereka bangkrut.Pasti ada alasan lainnya kenapa mereka sampai bunuh diri pikirnya.
Di koridor terdengar suara langkah-langkah kaki dan suara kereta makanan.
Tok...tok..tok...
‘’Masuk!’’
Pak Asa membawa secangkir teh dan beberapa kue untuk tuannya dan meletakannya di depan Eisuke.
‘’Terima kasih’’katanya sambil terus melihat TV.
‘’Apa ada berita bagus hari ini tuan?’’
‘’Tidak ada . Hanya banyak berita yang tidak menyenangkan. Aku baru saja mendengar kalau keluarga Takamiya mati bunuh diri’’.
Mata pak Asa terbelalak kaget dan matanya melebar.Tidak percaya apa yang telah dikatakan tuannya tadi.
‘’Benarkah?’’’
Eisuke menganggukan kepalanya,kemudian pak Asa mengambil remote control yang terjatuh disamping kursi roda dan meletakannya di atas meja.
‘’Saya benar-benar tidak mempercayainya. Pertama perusahaan mereka bangkrut sekarang mereka melakukan bunuh diri ,mungkin mereka tidak dapat menerima semua masalah yang mereka hadapi’’.
‘’Aku tidak berpikir seperti itu. Dibalik mereka bunuh diri pasti ada penyebab lain dan aku tidak tahu apa penyebab lainnya itu.Tapi sepertinya mereka akan menggunakan alasan yang kamu utarakan padaku tadi’’.
Eisuke meminum tehnya dan meletakan kembali cangkirnya.Pak Asa dan Eisuke melihat berita itu dengan ekspresi tidak percaya bercampur kasihan .
*****
Takuya berada disebuah lobi hotel mewah sedang duduk sambil membaca majalah dan tangan kanannya mengambil cangkir kopi lalu meminumnya tanpa mengalihkan pandangan dari majalah yang sedang dibacanya.
‘’Aku tidak tahu kalau Anda sangat besar menaruh minat pada Takatsu grup’’kata Takuya kepada pria yang ada disebelahnya.
‘’Sudah sejak lama aku menaruh minat untuk memiliki Takatsu grup sejak aku dikeluarkan dari perusahaan itu’’.
‘’Sepertinya Anda mempunyai dendam yang besar pada mereka’’.
‘’Itu benar. Aku berjanji pada diriku suatu saat aku akan menghancurkan mereka dan kemudian membeli perusahaan mereka’’.
‘’Dan sekarang kamu telah berhasil menghancurkan perusahaan mereka dan memilikinya’’kata Takuya tersenyum manis pada pria yang ada disebelahnya.
‘’Terima kasih Anda sudah mau menjual saham itu padaku. Kenapa Anda mau menjualnya padaku?’’
‘’Tadinya aku ingin mengambil semua ahli perusahaan mereka jika mereka mencoba menyakiti keluargaku. Ternyata Anda lebih cepat dariku’’.
Pria itu meminum kopi hangatnya dan tersenyum.
‘’Mereka pantas hidup menderita’’kata pria itu dengan nada penuh dendam.
Tiba-tiba ada salah seorang pegawai hotel dan membisikan seseuatu pada temannya. Ekspresi temannya terkejut dan mereka berdua segera menyalakan Tv di lobi. Mereka menyaksikan sebuah kebakaran di rumah Takamiya dan membunuh seluruh anggota keluarga mereka. Takuya dan pria itu saling pandang tidak percaya ketika melihat berita itu.
‘’Aku tidak percaya mereka mati bunuh diri dengan cara membakar diri mereka sendiri’’kata pria itu dengan matanya yang masih menatap Tv.
‘’Aku juga tidak percaya. Mereka mati bukan karena perusahaan mereka telah bangkrut. Mereka mati karena kutukan keluarga mereka. Akhirnya kutukan itu mengenai mereka sekaligus’’.
Pria disampingnya menatap Takuya bingung dan tidak mengerti perkataannya.
‘’Apa maksud Anda dengan kutukan keluarga mereka?’’
Takuya terlihat gugup.
‘’Ah, tidak apa-apa. Mungkin itu kutukan karena mereka selama ini telah berbuat jahat.Lupakan saja apa yang aku katakan tadi’’.
Takuya kembali meminum kopinya dan pria itu masih menatap heran kepadanya.
*****
Entah berapa lama Maya pingsan ketika ia membukakan matanya dan dapat melihat dengan jelas disekelilingnya.Ia melihat ruangan berdinding putih dan tercium bau obat yang menyengat. Kemudian Maya teringat dengan kecelakaan tadi.
‘’Koji. Aku harus tahu keadaan Koji’’.
 Maya  berusaha untuk bangun dan merasakan seluruh tubuhnya sakit.Maya melihat kesekeliling kamar sekali lagi , tapi ia tidak menemukan seorang pun di kamar ini.Tidak lama kemudian pintu kamar terbuka dan Masumi langsung mendekatinya.
‘’Maya, kamu sudah sadar syukurlah.Aku benar-benar sangat mengkhawatirkanmu’’.
Pak Masumi memeluknya sangat erat dan Maya merasakan dia menangis di pundaknya.
‘’Maafkan aku sudah membuatmu khawatir’’.
Pak Masumi melepaskan pelukannya dan menatapnya dengan pandangan pilu.
‘’Aku hampir saja kehilanganmu untuk selamanya dan itu sangat mengerikan untukku jika aku harus kehilanganmu. Lebih baik aku mati jika kamu tidak ada disisiku’’.
‘’ Masumi, kamu  jangan berkata seperti itu. Lihatlah aku baik-baik saja’’.
Maya menyentuh dan membelai wajah pak Masumi dengan lembut dan merasa bersalah karena sudah membuatnya khawatir seperti ini.Wajahnya kelihatan sangat lelah sekaligus lega.
‘’Ketika aku diberitahu kamu mengalami kecelakaan, seolah-olah jiwaku melayang pergi dan jantungku berhenti berdetak. Aku langsung pergi kerumah sakit dan aku merasa lega kamu tidak mengalami luka parah’’.
Pak Masumi menggenggam tangan Maya yang ada di wajahnya dan menciumi tangannya.Lalu Maya teringat dengan Koji.
‘’ Masumi, bagaimana dengan Koji?’’
Wajah pak Masumi kembali muram dan Maya merasakan firasat buruk menyergap tubuhnya.Jantungnya berdegup dengan kencang dan kepalanya kembali merasakan pusing.
‘’Dia kehilangan banyak darah dan sudah tidak tertolong lagi’’.
Maya serasa tidak percaya apa yang dikatakan oleh kekasihnya dan Maya perlu beberapa menit untuk mencerna perkataannya.
‘’Itu tidak mungkin...tidak mungkin. Aku tidak percaya Koji sudah meninggal. Tidak....TIDAAAAKK...’’
Jeritannya bergema diseluruh koridor rumah sakit.  Masumi memeluknya dengan erat dan Maya menangis dalam pelukannya. Ia masih  belum mempercayai telah kehilangan sahabatnya. Sekarang ia tidak akan pernah bisa untuk melihat wajah sahabatnya lagi. Maya pun terus menangis dan menangis dan semakin mengeratkan pelukannya di tubuh kekasihnya. Ia tidak dapat menahan kesedihan ini lagi sehingga air matanya tidak berhenti mengalir. Ada rasa bersalah dalam dirinya karena ia yang menyebabkan Koji meninggal.
‘’Ini salahku...salahku. Aku yang menyebabkan dia meninggal’’.
Masumi melepaskan pelukannya dan menatap Maya yang masih bersimbah air mata.
‘’Apa maksudmu?’’
‘’Koji berusaha menyelamatkanku, seharusnya waktu itu aku yang tertabrak bukan dia.’’.
‘’Sudah Maya. Jangan salahkan dirimu lagi. Ini bukan salahmu. Ini salah pengemudi mobil . Polisi sedang menyelidikinya sekarang .Jadi jangan salahkan dirimu lagi’’.
‘’Benarkah itu?’’
‘’Iya sayang. Itu benar’’.
Maya sedikit merasa lega, tapi tetap saja disudut hatinya  masih merasa bersalah.Masumi menariknya lagi dalam dekapannya dan Maya merasa menjadi lebih tenang dan aman dalam pelukannya.
Tok....Tok...Tok...
‘’Masuk!’’kata  Masumi.
Maya melepaskan pelukannya dan ia melihat Mizuki memasuki kamar dengan wajah cemas.
‘’Ada apa?’’
‘Maaf sudah menganggu kalian berdua. Pak, diluar banyak wartawan yang ingin mengetahui keadaan Maya dan Sakurakoji. Sebaiknya Anda menjelaskan semuanya pada wartawan’’.
‘’Baiklah. Aku akan segera menemui mereka. Maya, tidak apa-apa aku tinggal sebentar?’’
‘’Aku tidak apa-apa’’.
Masumi mengecup bibirnya agak lama. Setelah pak Masumi pergi Maya turun dari tempat tidurnya untuk mencari informasi keberadaan Koji di rumah sakit ini. Setelah bertanya kesana kemari akhirnya ia mengetahui Koji berada di ruang jenazah. Dengan hati sedih Maya pergi kesana. Disana suasana sangat ramai dan aku melihat keluarga Koji ada disana sedang menangisi kepergiannya yang tiba-tiba.Ibu Koji terlihat begitu sedih dan juga adik perempuannya. Mereka berdua menangis begitu pun juga dengan saudara-saudara Koji yang lainnya. Maya tidak tega melihat mereka seperti itu. Tidak terasa ia pun menitikan air mata.Perlahan-lahan Maya mendekati mereka dan mereka terkejut melihat kedatangannya.
PLAAAAKKKK!
Maya  terkejut ibu Koji menamparnya dan dia menatapnya dengan pandangan penuh kemarahan.Semua orang yang berada disana terkejut dengan apa yang dilakukan ibu Koji.
‘’Gara-gara kamu Koji meninggal.Dia rela mengorbankan nyawanya demi kamu karena dia sangat mencintaimu.Tapi kamu tidak pernah mencintainya, kamu malah memutuskan hubungan kalian’’.
‘’Maaf.Dari mana Anda tahu kalau Koji berusaha menyelamatkanku?’’
‘’Aku mendengar dari orang-orang yang ditempat kejadian’’.
‘’Maaf’’katanya sedih. Maya menundukkan kepalanya.Butiran air matanya mulai berjatuhan.
‘’Sebaiknya kamu pergi dari sini. Aku tidak ingin melihatmu. Ayo pergi...pergi...’’
‘’Sudahlah bu, ini kan di rumah sakit. Jangan berteriak-teriak disini, Lagi pula , gadis ini tidak benar-benar bersalah’’kata adik perempuan  Koji.
‘’Tapi...’’
‘’Sudahlah.Ayo!’’
‘’Tunggu!’’
Mereka serentak menoleh ke arah Maya dan  mendekati mereka.
‘’Bolehkah aku melihat Koji?’’
‘’Tidak. Kamu tidak boleh melihatnya’’kata ibu Koji dingin.
‘’Aku mohon izinkan aku melihatnya’’.
‘’Sebaiknya kamu kembali saja ke kamarmu’’kata adik Koji.
Maya menatap kepergian mereka dengan pandangan sedih dan juga rasa bersalah. Ia ingin melihat Koji untuk terakhir kalinya, tapi mereka tidak mengijinkannya. Maya kembali kekamarnya dengan langkah gontai dan didepan kamarnya Maya melihat Rei dan Sayaka dengan wajah cemas.
‘’Rei, Sayaka!’’
‘’Maya, kamu dari mana saja? Kami mencarimu kemana-mana’’.
‘’Maaf’’.
‘’Maya, ada apa?’’kata Rei.
‘’Aku tadi tidak dizinkan melihat Koji. Mereka mengusirku’’.
Maya tidak dapat menahan air matanya untuk tidak keluar dan ia memeluk Rei dan juga Sayaka.
‘’Sebaiknya kita bicara di dalam kamar saja’’.
Maya kembali ke tempat tidurnya dan mereka menatapnya dengan cemas.
‘’Kenapa mereka mengusirmu?’’kata Sayaka.
‘’Karena aku sudah membuat Koji meninggal. Mereka marah karena itu’’.
‘’Mereka keterlaluan. Itukan bukan salahmu’’kata Sayaka marah.
‘’Sudahlah. Kamu jangan marah-marah seperti itu’’.
‘’Tapi Rei, mereka sudah menyalahkan Maya atas kematian Koji’’kata Sayaka kesal.
‘’Itu memang salahku’’.
‘’Maya’’kata mereka bersamaan.
‘’Aku merasa bersalah kepada Koji dan juga keluarganya. Aku marah pada diriku sendiri ‘’.
‘’Maya, jangan menyalahkan dirimu’’.
‘’Tapi aku yang telah membuatnya meninggal’’.
Maya pun kembali menangis. Rei dan Sayaka berusaha untuk menghiburnya. Ia senang bisa memiliki sahabat sebaik mereka.
‘’Aku ingin melihatnya untuk terakhir kalinya, tapi mereka tidak mengizinkannya’’.
‘’Sudah Maya. Jangan pikirkan itu lagi. Aku yakin ,Koji akan sedih melihatmu seperti ini’’.
‘’Iya Yang dikatakan Rei benar. Sudah jangan menangis lagi’’.
Tidak berapa lama kemudian Maya pun tertidur. Rasa lelah mmenyerang tubuhnya. Didalam tidurnya Maya melihat Koji tersenyum kepadanya dan dia pergi menjauh darinya. Maya berteriak memanggil namanya, tapi dia tidak menolehnya sama sekali. Maya berusaha untuk mengejarnya dan dia tiba-tiba menghilang dari pandangannya. Kemudian pemandangan disekitarnya berubah. Maya berada di tengah-tengah sebuah taman yang ditumbuhi oleh bunga lavender dan ia melihat Koji berdiri tidak jauh darinya. Dia kembali tersenyum padanya .
‘’Maya, kamu jangan sedih lagi. Aku tidak apa-apa. Sekarang aku merasa bahagia. Jangan salahkan dirimu lagi atas kematianku. Aku ingin kau hidup bahagia. Jadi aku mohon jangan salahkan dirimu lagi. Sekarang aku sudah tidak apa-apa dan bahagia’’.
 ‘’Benarkah?
‘’Itu benar’’
‘’ Koji ,terima kasih’’.
Dia keluar dari taman itu dan tangannya menunjukan kesuatu arah.Kemudian Maya mengikuti arah yang ditunjukan olehnya dan tangannya menujukkan kesebuah danau. Didanau itu kemudian muncul sebuah bayangan seorang pemuda hampir tenggelam. Maya melihat seorang gadis kecil berpita merah menatap pemuda itu dengan wajah cemas. Maya ingat dengan kejadian waktu itu dan yang tidak aku mengerti mengapa Koji menunjukkan kejadian ini padanya.Kemudian Maya menyadari sesuatu. Gadis kecil ini adalah dirinya.Ingatan masa kecilnya yang sudah dia lupakan dan sekarang kembali mengingatnya. Gadis kecil ini melompat kedalam danau dan berusaha untuk menyelamatkan pemuda itu. Waktu itu ia dengan sekuat tenaga berusaha menarik pemuda itu ketepi. Ia sedikit mengalami kesusahan karena dia sangat besar sedangkan dirinya kecil.Tidak lama kemudian Maya melihat ada orang yang berdatangan untuk menolongnya dan pemuda itu. Setelah ia berada di tepi danau, Maya melihat seorang anak laki-laki seumur dengannya di tepi danau. Dia menatap gadis kecil itu dengan tajam. Apakah dia yang sudah memanggil orang-orang ini pikir Maya. Lalu ibu anak itu mendekati anaknya dengan cemas.
‘’Yuu, ayo kita pergi dari sini’’.
‘’Baik bu’’.
Maya menatap kepergian mereka dan ia melihat sosok anak laki-laki itu berubah jadi dewasa dan anak itu menjadi Sakurakoji. Maya terkejut. Jangan-jangan anak itu adalah Koji yang ia kenal. Berarti ia sudah bertemu dengannya sejak dirinya masih kecil. Kalau begitu Koji sudah menolongku dan pemuda itu untuk mencari bantuan pikirnya.Maya sekarang melihat dirinya yang masih kecil dan dia memungut sesuatu dari tanah. Gadis kecil itu  memungut sebuah jam saku  dan dipenutupnya ada insisial MH terukir dengan indah. Ternyata benda itu ia dapatkan disini pikirnya. Apakah jam itu milik pemuda yang tenggelam  tadi. Waktu itu ia berusaha untuk mengembalikannya, tapi dia sedang tidak sadar. Maya kecil bermaksud untuk menunggunya sampai bangun dan memberikannya, tapi tiba-tiba ibunya datang dan memarahinya.
‘’Maya, jangan membuat ibu khawatir. Kamu tahu ibu mencarimu setengah mati mencarimu kemana-mana. Ibu takut kamu telah diculik. Lihat dirimu basah kuyup seperti ini. Ayo kita pulang. Kamu harus mengganti pakaianmu’’.
‘’Baik bu’’.
Maya menatap Maya kecil dengan ibunya dengan sedih. Ia sangat merindukan ibunya. Air matanya keluar. Tiba-tiba pemandangan disekitarnya berubah jadi kabur dan keadaan sekelilingnya menjadi gelap. Maya mencium bau harum. Bau yang sangat  dikenalnya dan ia juga merasakan sesuatu yang lembut dan hangat menyentuh bibirnya.Perlahan-lahan Maya membuka matanya dan melihat kekasihnya sedang mencium dan mengulum bibirnya.
‘’Akhirnya kamu bangun juga’’.
‘’Masumi sedang apa Anda disini?’’
‘’Malam ini aku akan menemanimu disini’’.
‘’Rei dan Sayaka ?
‘’Mereka berdua sudah pulang.Besok mereka akan datang lagi’’.
‘’Sekarang jam berapa?’’
‘’Jam 11 malam’’.
‘’Ternyata sudah larut malam’’.
‘’Kamu tidur nyenyak sekali. Tadi kamu pasti sedang bermimpi’’.
‘’Iya mimpi aneh. Aku tidak tahu apa tadi bisa dikatakan mimpi atau bukan. Tapi aku merasa tadi seperti ingatanku dimasa kecil yang terlupakan olehku’’.
‘’Bisa kamu ceritakan kamu mimpi apa?’’
‘’Tidak’’.
‘’Ayolah sedikit saja!’’
‘’Hmmm....baiklah. Aku bermimpi berada disebuah taman bunga lavender dan aku bisa mencium aromanya yang harum sampai sekarang.Lalu disana aku bertemu dengan Koji’’.
‘’Koji?’’
‘’Iya. Dia tersenyum padaku dan dia bilang aku tidak bersalah dengan kematiannya. Lalu aku berubah menjadi seorang anak kecil dan ibuku tiba-tiba memarahiku karena aku sudah bermain terlalu jauh. Sampai disitu mimpiku’’.
‘’Hanya itu saja’’.
‘’Iya’’.
‘’Apakah aku harus menceritakan juga pemuda yang hampir tenggelam di danau dan aku berusaha untuk menolongnya dan juga sebuah jam saku yang aku temukan di tepi danau. Sebaiknya tidak,  karena itu mungkin bukan hal penting yang harus aku ceritakan’’katanya dalam hati.
Pak Masumi terus menatapku dan wajahnya terlihat sangat lembut dan dia tersenyum. Maya tidak dapat menahan hasratnya untuk  untuk tidak mencium kekasihnya.Ia mulai mencium Masumi dan Masumi terkejut dengan apa yang dilakukan oleh Maya. Dia membalasnya dengan ciuman yang tidak kalah penuh hasrat.Masumi melepaskan ciumannya dan dia tersenyum lembut pada Maya sambil membelai rambutnya.
‘’Mayaku, aku senang ternyata gadis kecil yang aku beri kancing seragam sekolah dan menemaniku jalan-jalan di Karuizawa ternyata adalah dirimu. Aku sama sekali tidak mengira kalau dirimu 13 tahun yang lalu akan menjadi wanita yang paling aku cintai di dunia ini. Sekarang aku harus menemukan siapa gadis kecil yang telah menolongku ketika aku akan tenggelam di sungai’’katanya dalam hati sambil mengenang pertemuannya dengan Maya sewaktu masih kecil.
‘’ Masumi,Sebaiknya Anda tidur. Pasti Anda juga sudah lelah’’.
‘’Kamu benar. Selamat malam Maya!’’
 Masumi mencium keningnya, lalu ujung hidungnya,kemudian mengecup bibirnya.Maya melihat pak Masumi menuju sofa dan berbaring disana.Sofa itu terlalu kecil untuk di tiduri dan kakinya pun sampai terjulur ke bawah.Maya merasa kasihan padanya.
‘’Masumi, kalau kamu  mau bisa tidur denganku disini’’.
‘’Apa itu tidak apa-apa kalau aku tidur denganmu disana’’.
‘’Tentu saja’’.
Maya menggeser tubuhnya dan memberikan tempat untuk Masumi tidur.Fajar menyingsing dan sinar matahari menerobos melalui jendela.Ia melihat kekasihnya masih tertidur disampingnya sambil memeluknya. Wajahnya kelihatan sangat tenang dan juga damai.Maya membelai wajahnya dan dia kelihatan sangat tampan.Maya mengecup bibirnya dan wajah Maya merona merah. Ia bangun dan turun dari tempat tidur.Setelah  keluar dari kamar mandi, Maya melihat  Masumi sudah duduk di sofa dan dia tersenyum padanya.
‘’Pagi Maya!’’
‘’Pagi!’’
‘’Apa kamu akan menghadiri upacara pemakaman Koji?’’
‘’Tentu saja. Aku ingin mengucapkan selamat tinggal kepadanya’’.
Hatinya mulai sedih lagi setiap kali mengingat Koji.Tiba-tiba Masumi memeluknya.
‘’Kamu jangan sedih lagi’’.
Setiap kali pak Masumi memeluknya perasaannya menjadi lebih tenang dan merasakan aman.Tiba-tiba pintu terbuka. Rei, Sayaka, Mina dan Taiko masuk dan mereka berdua segera melepaskan pelukannya.Masumi dan Maya terlihat gugup dan rona pipinya menjadi merah.
‘’Maaf sudah menganggu kalian’’kata Rei.
‘’Tidak apa-apa. Aku sudah mau pergi. Sampai ketemu kalian di rumah Sakurakoji’’.
Setelah Masumi keluar dari kamar ,Maya berganti pakaian yang dibawakan oleh Rei.
‘’Maya,bagaimana keadaanmu?’’
‘’Aku baik-baik saja Rei’’.
‘’Apa kamu yakin akan pergi ke upacara pemakaman Koji? Bagaimana kalau mereka mengusirmu lagi?’’
‘’Aku akan tetap datang walaupun mereka akan mengusirku. Mungkin mereka masih marah padaku karena aku sudah memutuskan hubungan kami sebagai sepasang kekasih yang membuat Koji sedih dan kemudian jatuh sakit. Sekarang aku yang telah menyebabkan dia meninggal. Tentu saja mereka akan marah padaku’’.
‘’Maya’’.
‘’Aku tidak percaya Koji sudah meninggal’’kata Taiko.
‘’Aku juga’’kata Mina.
‘’Sudahlah kalian jangan bersedih. Aku juga jadi ikutan sedih’’.
Mereka berlima berpelukan dan  mulai menangis bersama-sama.Mereka pergi ke rumah Koji dengan Mizuki yang sengaja menjemput mereka di rumah sakit atas perintah Masumi.Disepanjang perjalanan tidak seorang pun diantara mereka yang berbicara. Awan hitam telah menggantung dilangit dan cuaca menjadi suram seperti perasaan Maya sekarang. Sepertinya alam ikut merasakan kesedihan atas meninggalnya Koji.Di rumah Koji sudah terlihat banyak orang dan para wartawan berkumpul disana. Ketika Maya turun dari mobil para wartawan langsung menyerbunya dan mengajukan beberapa pertanyaan.Tapi Maya tidak menjawab satupun pertanyaan dari mereka. Akhirnya ia bisa terlepas dari para wartawan dengan bantuan petugas keamanan. Didalam Maya melihat ibu Koji sedang menangis. Matanya sembab dan matanya sudah memerah karena kebanyakan menangis  dan  melihat Masumi duduk tidak jauh dari ibunya Koji. Masumi melihat kedatangannya dan menghampirnya.Lalu Maya melihat kearah ibu Koji, dia memandangnya dengan wajah tidak suka .
‘’Maya, kamu tidak apa-apa?Wajahmu kelihatan agak pucat’’.
‘’Aku baik-baik saja. Jangan khawatir’’.
Maya, Rei, Sayaka, Mina dan Taiko berdoa dan setelah itu Maya memberi salam kepada ibu Koji, tapi ibu Koji tidak memperdulikannya. Maya merasa sangat sedih .Upacara pemakaman Koji pun dimulai dan selama upacara pemakaman Maya terus menangis. Air matanya terus mengalir dan membasahi wajahnya.Masumi melihat Maya yang sedang menangis dan hatinya menjadi ikut merasa sedih. Dia ingin sekali memeluknya, tapi dia harus menahannya kalau tidak ingin terjadi gosip yang tidak mengenakkan.
‘’Selamat tinggal Koji’’kataku disela-sela tangisannya.
Setelah upacara pemakaman selesai, salju turun dengan lebat. Maya berpamitan untuk pulang dan Masumi menawarkan untuk mengantarkannya pulang.Maya naik mobil bersama pak Masumi sedangkan Rei dan teman-temannya yang lainnya naik mobil bersama Mizuki.Hari ini Maya merasa sangat lelah terutama hatinya yang terus menerus menangis dan ia juga merasakan matanya sudah sembab.
‘’Setelah pulang, kamu harus istirahat’’.
‘’Baik’’.
 Masumi menarik Maya dalam dekapannya dan Maya langsung merasakan kehangatan tubuhnya. Maya merasa sangat mengantuk.Di bawah cuaca yang dingin dan salju yang turun dengan lebat, akhirnya Maya tertidur dalam dekapan Masumi.
*****
Setelah mengantar Maya pulang, Masumi pulang ke rumah dengan wajah lelah dan dia menaiki tangga dua anak tangga sekaligus.Setelah mandi dan berganti pakaian Masumi pergi ruang makan. Disana Eisuke telah menunggunya.
‘’Malam, ayah!
‘’Malam!’’
Masumi mulai menyantap makan malamnya dengan tenang.
‘’Bagaimana upacara pemakaman Sakurakoji?’’
‘’Berjalan lancar. Apa ayah sudah merasa baikan sekarang?’’
‘’Iya sekarang aku sudah sehat’’.
Eisuke memandang Masumi  yang sedang makan.Wajahnya terlihat tenang.
‘’Masumi, apa kamu sudah tahu berita hari ini?’’
‘’Berita apa? Hari ini aku belum sempat membaca  berita’’.
‘’Takatsu grup telah pindah kepemilikan’’.
Masumi langsung menatap Eisuke bingung.
‘’Apa maksud ayah?’’
‘’Mereka telah bangkrut dan disaat bersamaan mereka sekeluarga mati terbakar’’.
Masumi memandang ayahnya tidak percaya.
‘’Benarkah?Kenapa mereka bisa mati terbakar?’’
Tiba-tiba Masumi wajahnya mengeras dan ingat kutukan keluarga Takamiya.
‘’Mungkinkah karena kutukan itu’’
‘’Apa maksudmu?’’
‘’Ah tidak ada apa-apa.Lupakan saja’’.
Masumi kembali melanjutkan makannya sambil berusaha menghindar dari tatapan ayahnya.
‘’Sepertinya aku harus membatalkan pementasan bidadari merah di Amerika karena pemeran Ishin sudah meninggal dan aku tidak tahu siapa yang pantas dapat memerankan peran ini’’.
‘’Kamu benar. Sayang sekali jika rencana ini harus berakhir di tengan jalan.Dengan kata lain proyek kita gagal total dan kita mengalami kerugian yang sangat besar. Apa yang akan kamu lakukan sekarang?’’
‘’Aku akan membicarakan hal ini dengan pak Kuronuma untuk mengambil keputusan apakah pementasan Bidadari merah akan tetap dilaksanakan atau tidak dengan mencari pemeran Ishin yang baru’’.
‘’Aku serahkan masalah ini padamu. Aku percaya kamu akan menyelesaikannya dengan baik’’.
‘’Terima kasih ayah sudah mau percaya padaku’’.
Masumi mendorong kursi makannya dan pergi meninggalkan ruang makan.Di dalam kamar Masumi langsung menghubungi pak Kuronuma, Maya dan juga yang terkait dalam pementasan bidadari merah untuk mengadakan rapat besok sore.
Keesokan harinya sinar mentari pagi memasuki kamar Masumi dan dalam sekejap kamarnya kini telah bermandikan cahaya matahari dan sinarnya langsung mengenai wajah Masumi. Kini wajahnya yang tampan dapat terlihat dengan sangan jelas.Setelah berganti pakaian dan makan pagi Masumi langsung pergi ke kantor. Dia sangat tidak suka dengan keputusan yang akan diambil dalam rapat nanti. Pasti semua orang yang terlibat dalam pementasan bidadari merah akan merasa sedih dan kecewa jika tidak ada pengganti pemeran Isshin yang baru.Pikirannya kemudian dipenuhi oleh wajah sedih Maya jika pementasan ini dibatalkan. Diantara orang yang paling bersedih dengan pembatalan ini adalah Mayanya.Selama dalam perjalanan ke kantor Masumi membaca koran dan dia melihat dengan jelas foto pemilik baru Takatsu grup.
Masumi tiba di kantor dan Mizuki memberikan beberapa amplop surat kepadanya.Masumi melihat satu persatu amplop itu dan dia melihat nama Hijiri di salah satu amplop yang sedang dipegangnya. Dirobeknya surat itu dan di dalamnya terdapat 4 lembar kertas yang berisi informasi tentang pemilik baru mansion. Satu persatu Masumi membacanya dengan cepat berkali-kali Masumi memperlihatkan ekspresi terkejut.
‘’Orang ini bukannya dia adalah pemilik baru Takatsu grup. Tunggu sepertinya aku pernah melihat orang ini’’.
Masumi tampak berpikir dan tiba-tiba wajahnya menunjukan keterkejutan luar biasa.Tubuhnya gemetar dan menegang.
‘’Ini tidak mungkin. Bukannya dia sudah meninggal ? Tapi kenapa dia masih hidup dan kenapa pula dia bisa memiliki Takatsu grup’’.
Berbagai macam pertanyaan yang tidak terjawab berputar-putar di kepalanya.
‘’Maya. Apa Maya sudah mengetahui keberadaan orang ini?’’
Masumi menyandarkan tubuhnya di kursinya masih sambil memegangi kertas.Masumi terkejut mendengar ketukan keras dipintu dan dia menegakkan tubuhnya dikursi.Kemudian Mizuki masuk.
‘’Maaf, rapat akan segera dimulai’’.
‘’Aku akan segera kesana.Terima kasih’’.
*****
Maya, pak Kuronuma dan orang-orang yang terlibat dengan pementasan bidadari merah telah berkumpul di ruang rapat.Masumi  baru keluar dari kantornya diikuti oleh Mizuki dari belakang. Didepan ruang rapat Masumi mengambil nafas panjang kemudian masuk.
‘’Selamat sore!’’
‘’Sore!’’
‘’Aku mengumpulkan kalian disini untuk membicarakan rencana pementasan bidadari merah yang terancam gagal dilaksanakan karena kematian Sakurakoji’’.
Terdengar kasak kusik di ruang rapat.
‘’Pak Kuronuma , bagaimana pendapat Anda? Apakah Anda akan mencari pemeran isshin yang baru yang sesuai sebagai penganti Sakurakoji?’’
‘’Kalau mencari pemain lain sepertinya akan sangat susah dalam jangka waktu yang pendek ini, meskipun saya sudah menemukannya mungkin harus di latih terlebih dahulu dan akan memakan banyak waktu’’.
‘’Dan bagaimana pendapat kalian?’’
Masumi memandang satu persatu orang-orang yang berada disana.Matanya berhenti pada Maya yang terlihat sedih seperti yang diperkirakannya.
‘’Kita tidak mungkin mementaskan bidadari merah tanpa ada Isshin. Walaupun sedih sepertinya pementasan ini di Amerika dibatalkan saja’’kata salah seorang dari mereka kemudian diikuti tanda setuju oleh yang lainnya.
Lalu Masumi melirik Maya dan pak Kuronuma.
‘’Aku setuju kalau pementasan bidadari ini dibatalkan.Saya merasa berat mengambil keputusan ini, tapi apa boleh buat kita tidak mungkin mementaskannya tanpa ada Isshin’’.
‘’Maya, apa keputusanmu?’’tanya Masumi.
‘’Aku...aku juga setuju dengan lainnya’’.
‘’Baiklah. Aku akan mengambil keputusan kalau pementasan bidadari merah di Amerika dibatalkan’’.
Terlihat wajah sedih di wajah-wajah mereka dan Maya mulai meneteskan air mata.
‘’Kalian sekarang boleh bubar!’’perintah Masumi.
Satu persatu mereka keluar dari ruagan rapat.
‘’Kitajima Maya, datang ke kantorku sekarang!’’perintah Masumi.
Mereka bertiga tiba di kantor Masumi dan menyuruh Maya duduk. Mizuki mengambilkan minum untuk Maya. Maya terlihat sedih dan membuat Masumi sedikit cemas.
‘’Maaf sudah mengambil keputusan ini’’.
‘’Kamu tidak perlu minta maaf. Keputusanmu benar. Aku tidak mungkin mementaskan bidadari merah tanpa Isshin’’.
Maya mulai meneteskan air matanya lagi dan cepat-cepat dihapusnya. Matanya terlihat merah.Masumi menatap Maya dengan sedih kemudian Maya menatap Masumi.Tatapannya telah ditelan lumat-lumat oleh Masumi dan Maya hanya duduk terdiam dengan jantung yang semakin berdetak kencang. Maya tidak mengerti setiap kali ditatap Masumi dirinya selalu gugup dan lemas padahal sudah sering kali Masumi menatapnya seperti itu.Tanpa Maya sadari bibirnya sudah dicium  dan sekarang berada dalam kuluman Masumi. Masumi memeluknya dengan sangat erat dan ia merasakan dunia telah berhenti berputar. Masumi terus saja melumat bibir Maya dengan rakus dan cepat. Maya merasakan bahwa dirinya bukan lagi manusia yang utuh melainkan sudah menjadi bagian dari tubuh kekasihnya yang sangat dicintainya. Ciuman Masumi semakin membuat Maya tidak berdaya dan membuat tubuh Maya sangat lemas dan menghanyutkan Maya ke dalam dasar lautan yang paling dalam. Maya sudah tidak dapat berpikir macam-macam. Masumi dengan tidak rela melepas ciumannya dan kemudian tersenyum lembut dan hangat kepadanya.Maya menyentuh bibirnya dan masih merasakan kehangatan bibir Masumi dan meraba bibirnya , cemas  bibirnya tidak ada setelah di lumat habis-habisan oleh Masumi.
‘’Aku akan menyuruh sopir untuk mengantarmu pulang’’ sambil membelai rambut Maya.
Maya hanya menganggukan kepalanya.
Keesokan paginya Masumi, Maya dan pak Kuronuma mengadakan konferensi pers untuk memberitahukan pembatalan rencana pementasan bidadari mereh di Amerika karena kematian Koji. Dalam sekejap semua media massa memberitakan tentang pembatalan itu.

Karuizawa
Charlotte sedang membaca koran diteras rumahnya sambil menikmati secangkir teh dan kue, lalu matanya terpana melihat foto Maya yang sedang melakukan konferensi pers mengenai pembatalan pementasan bidadari merah.Charlotte segera menemui suaminya yang sedang mengetik di ruang kerjanya.
‘’Sayang lihat ini!’’
Charlotte menunjukan foto Maya di kantor.
‘’Memangnya ada apa dengan dia?’’
‘’Wanita ini yang telah menyelamatkan Kenichi’’.
‘’Eh, benarkah?Maksudmu Maya Kitajima wanita yang telah menyelamatkan anak kita?’’
‘’Iya’’.
‘’Aku akan menemui Maya di Tokyo musim semi ini karena sekarang aku sedang ada banyak pekerjaan. Aku tidak pernah mengira kalau wanita itu adalah Maya’’.
‘’Apa kamu akan memberikannya hadiah sesuai janjimu?’’
‘’Tentu saja. Pasti dia akan sangat terkejut ketika aku akan memberikan hadiah itu’’.
‘’Aku juga berpikir seperti itu’’.
Suami istri Igarashi tersenyum dan saling pandang.
*****
Tidak terasa musim semi telah tiba.Maya membuka tirai jendela. Semilir angin yang sejuk membelai wajahnya. Maya menghirup dalam udara segar di pagi hari .Kabut sudah lenyap dari jalan dan burung-burung mulai berkicau untuk memelakukan aktivitas di pagi hari.Maya cepat-cepat berganti pakaian dan segera menyiapkan makan pagi untuk teman-temanya.Hpnya kemudian berbunyi dan melihat sebuah pesan masuk dari Eriko Harada.
[ Maya, aku menunggumu di rumahku siang ini dan juga sekalian ajak Rei kemari.Ada hal yang sangat penting yang ingin aku bicarakan denganmu ]
Setelah makan pagi Maya dan Rei pergi ke rumah Eriko.
Sementara itu di rumah Eriko seorang pria tinggi dan rambut sudah mulai memutih sedang serius bicara dengan Eriko.
‘’Apa kamu yakin akan melakukan itu pada mereka bertiga?’’tanya Takuya sedikit cemas.
‘’Aku harus melakukannya ini demi kebaikan kita dan juga mereka meskipun aku sangat sedih harus melakukan ini’’katanya sedih.
Mata Eriko berkaca-kaca dan setetes air mata keluar dari pelupuk kedua matanya.
‘’Baiklah. Itu terserah kamu saja’’.
Tidak lama kemudian terdengar suara bel pintu. Takuya melihat Maya dan temannya sudah berada diluar. Takuya membuka pintu gerbang rumah dan menyuruh mereka masuk. Eriko mempersilahkan mereka duduk.
‘’Senang bisa bertemu dengan kalian lagi’’mereka berdua tersenyum malu-malu.
‘’Saya juga’’kata Maya
Eriko membawakan 5 gelas minum dan beberapa kue kering yang terlihat sangat enak.Tidak lama kemudian Masumi datang dan ia terkejut melihat Maya dan Rei ada disana. Maya pun sama terkejut melihat kedatangan Masumi.
‘’Sepertinya kalian sudah berkumpul. Ada yang ingin aku sampaikan pada kalian’’.
Eriko mulai menatap wajah mereka satu persatu.
‘’Pak Hayami, sudah tibanya aku melepaskan gelang yang ada dilengan Anda itu’’.
‘’Eh, apa maksud Anda?’’
‘’Aku yang telah memasang gelang itu 13 tahun lalu’’
‘’Tapi yang memasang gelang itu adalah seorang nenek’’.
‘’Nenek itu adalah aku. Waktu itu aku menyamar sebagai nenek-nenek ‘’.
‘’Jadi nenek itu adalah Anda’’.
Eriko melepaskan gelang yang berada di lengan Masumi.
‘’Sekarang kamu aman dan tidak memerlukan gelang ini lagi’’.
‘’Terima kasih selama ini Anda sudah menolong kami’’.
Satu persatu Eriko menatap mereka tajam.Rei , Maya dan Masumi tiba-tiba jatuh tidak sadarkan diri.Eriko dan Takuya mengangkat mereka satu-satu dan membaringkannya di sofa.
‘’Kamu sudah berhasil melakukannya. Kalau mereka sadar mereka tidak akan ingat lagi pada kita dan apa yang telah terjadi selama ini’’.
‘’Aku tahu meskipun aku sedih mereka akan tidak ingat pada kita, tapi ini demi menjaga rahasia kita dan juga rahasia ramuan elixir’’.
‘’Terserah kamu saja’’.
*****
Seorang pria turun dari sebuah mobil sedan mewah di depan apartemen Maya dan dia melihat kesekeliling apartemen itu. Apartemen itu terlihat sangat sepi seperti tidak ada penghuninya hanya terlihat burung-burung berterbangan di atas apartemen itu.
‘’Jadi Maya tinggal disini’’.
‘’Benar pak. Menurut informasi yang aku dapatkan nona Maya tinggal disini dengan teman-temannya’’.
Pria itu masuk ke halaman apartemen dan setelah tiba di depan pintu masuk gedung jantungnya berdegup dengan kencang dan tubuhnya gemetar. Beberapa menit lagi dia akan bertemu dengan Maya. Pria itu tidak dapat membayangkan wajah Maya dan reaksinya ketika akhirnya mereka bertemu. Tangannya kanannya mulai membuka pintu dan langsung menuju ke atas diikuti oleh sekretarisnya dan juga sopirnya yang membawa banyak hadiah untuk Maya tercintanya.
Pria itu berdiri dipintu apartemen Maya. Sekretarisnya dapat melihat kegugupan bossnya.
‘’Apa Maya masih mengenaliku?’’
‘’Aku yakin nona Maya masih mengenali Anda’’.
Pria itu mulai menekan bel pintu dan setelah menunggu beberapa saat tidak ada jawaban, lalu bel ditekannya kembali dan tetap tidak ada jawaban.
‘’Pak , sepertinya tidak ada orang’’.
‘’Mungkin kamu benar’’.
‘’Apakah Anda akan tetap menunggu disini?’’
Pria itu mengerutkan dahinya tampak berpikir dan menimbang-nimbang, lalu dia melihat jam tangannya.
‘’Sepertinya tidak. Kita tidak tahu kapan mereka kembali. Lagi pula sebentar lagi aku ada rapat dengan para pemegang saham di Takatsu grup’’.
‘’Lalu hadiah-hadiah untuk nona Maya, apa perlu kita bawa kembali?’’tanya sekretaris itu.
‘’Tidak. Hadiah –hadiah itu simpan saja di depan pintu’’.
Lalu sekretarisnya memberikan isyarat kepada sopirnya untuk meletakan semua hadiah di depan pintu.Kemudian mereka pergi. Sayaka baru saja akan masuk ke halaman apartemen dan melihat pria itu dan sekretarisnya masuk ke dalam sebuah mobil. Sayaka hanya melihat mereka dari kejauhan.
‘’Siapa mereka ya?’’
Sayaka kembali berjalan dan memasuki apartemen dan dia terkejut ketika menemukan banyak hadiah di depan pintu. Satu persatu Sayaka memeriksanya dan semuanya untuk Maya.
‘’Siapakah yang sudah meletakan semua hadiah ini disini?’’
Sayaka kemudian teringat dengan orang-orang yang baru keluar dari apartemen tadi.
‘’Mungkinkah mereka? Tapi siapa mereka dan apa hubungannya dengan Maya?’’
Sayaka kemudian memasukkan semua hadiah ke dalam dan meletakan di kamar Maya.
‘’Maya, kamu beruntung sekali ada orang yang mengirimu banyak hadiah’’.
*****
Perlahan-lahan Masumi membuka matanya. Kepalanya terasa pusing dan matanya menjelajah seluruh ruangan dan melihat Takuya di depannya.
‘’Anda tidak apa-apa?’’
‘’Aku ada dimana? Siapa Anda?’’
‘’Anda ada dirumah sepupuku. Kami menemukan Anda dan kedua wanita itu pingsan di depan rumah kami’’.
Dikepalanya teringat mereka di hadang oleh perampok dan masuk ke halaman rumah orang.
Masumi kemudian melihat Maya dan Rei yang masih belum sadarkan diri.Masumi langsung mendekati Maya dan perlahan-lahan mata Maya membuka dan tersenyum lembut pada Masumi.
‘’Kamu tidak apa-apa?’’
Maya menganggukan kepalanya. Maya bangun dengan memeganngi kepalanya yang terasa agak pusing.
‘’Kita ada dimana?’’
‘’Kita ada di rumah sepupu tuan ini dan dia telah menolong kita’’
‘’Terima kasih’’kata Maya ramah.
Tidak lama kemudian Rei juga bangun dan langsung mendekati Maya dan Masumi.
‘’Kalian tidak apa-apa?’’tanya Rei khawatir.
‘’Kami tidak apa-apa’’jawab Masumi.
‘’Syukurlah’’kata Rei lega.
Takuya membawakan minuman untuk mereka sedangkan Eriko dan Garfield hanya memperhatikan mereka dari balik dinding.
‘’Sepertinya mereka tidak ingat pada kita. Itu bagus’’
Eriko memandangi mereka dengan wajah sedih.
‘’Maaf’’gumamnya lirih.
‘’Sebaiknya kami pulang’’kata Masumi sambil meraih tangan Maya dan digenggemnya dengan erat.
‘’Hati-hati di jalan jangan sampai bertemu dengan perampok lagi’’
‘’Terima kasih atas pertolongan Anda. Selamat tinggal!’’
‘’Selamat tinggal’’
Takuya menutup pintunya dan Eriko keluar dari tempat persembunyiannya.
‘’Kau baik-baik saja’’
‘’Iya’’jawab Eriko pelan sambil menghapus air matanya.
‘’Mereka tidak ingat pada kita lagi. Ini sudah menjadi keputusamu’’.
‘’Aku tahu. Takuya, sebaiknya aku pindah dari sini’’.
‘’Pindah? Kemana?’’tanyanya kaget.
‘’Aku sudah memutuskan untuk tinggal di Nagoya. Aku akan pergi besok ‘’.
‘’Itu sangat cepat’’.
‘’Aku sudah merencanakan ini sejak lama. Apa kamu mau ikut denganku kesana?’’
‘’Tentu’’
‘’Terima kasih’’.
Takuya merangkul bahu Eriko dan tersenyum kepadanya.
*****
Masaharu Igarashi telah menunggu di apartemen Maya sedang berbicara dengan Sayaka.Tidak lama kemudian Maya, Masumi dan Rei kembali dan terkejut menemukan pak Igarashi di sana.
‘’Pak Igarashi’’sapa Masumi.
‘’Halo Masumi! Sudah lama kita tidak bertemu’’.
‘’Apa yang Anda lakukan disini?’’tanya Masumi heran.
‘’Aku kesini untuk bertemu dengan Maya?’’
‘’Maya?’’tanya Masumi lebih heran lagi.
‘’Anda ingin bertemu dengn saya’’tanya Maya.
‘’Benar? Mungkin Anda tidak mengenal saya, tapi istri saya mengenali Anda nona Kitajima’’.
‘’Istri Anda? Saya tidak mengerti’’.
Maya melirik Masumi .
‘’Nona Kitajima, apa Anda ingat sewaktu Anda menyelamatkan seorang anak kecil ketika hampir tertabrak mobil?’’
Maya berpikir dan kerutan dahinya semakin dalam. Selama beberapa saat Maya berpikir untuk menemukan jawaban.
‘’Ah, aku ingat. Maksud Anda anak kecil bernama Kenichi dan ibunya orang Inggris’’.
‘’Benar. Itu anak dan istriku’’.
‘’Eh..’’kata Maya terkejut.
Masumi melirik tajam Maya.
‘’Selama ini istriku Charlotte mencarimu karena dia lupakan menanyakan namamu. Kami baru mengetahuinya dari fotomu di koran.Istriku tidak bisa datang karena anakku sedang sakit. Aku dan istriku mengucapkan terima kasih pada Anda dan kami sepakat akan memberikan ini pada Anda sebagai hadiah’’.
Masaharu memberikan sebuah amplop coklat pada Maya.
‘’Bukalah!’’
Dengan terburu-buru Maya membukanya dan mengeluarkan kertas , lalu membacanya dengan cepat-cepat.Wajahnya menunjukan keterkejutan dan Masumi menjdi penasaran dengan isi amplop itu.
‘’Apa Anda serius mau memberiakan ini pada saya?’’
‘’Iya. Aku serius dan sekarang rumah dipinggir danau itu sudah resmi menjadi milikmu’’.
Masumi dan Rei tercengang.Maya hanya berdiri diam terpaku tidak bisa berkata apa-apa lagi.Masumi langsung merebut amplop itu dari tangan Maya kemudian Masumi membacanya.
‘’Apakah Anda serius akan memberikan rumah itu pada Maya secara cuma-cuma’’.
‘’Tentu saja. Itu sudah keputusan aku dan istriku. Nona Kitajima pantas mendapatkannya’’Masaharu tersenyum senang.
Masumi kembali memasukan kertas itu kedalam amplopnya dan menyerahkannya lagi pada Maya. Tangan Maya sedikit gemetar menerima amplop dari Masumi.Lalu Masumi membimbing Maya untuk duduk di kursi.Maya tidak tahu apa yang dirasakannya sekarang apakah dia harus senang atau tidak dengan pemberian ini karena dirinya tidak pernah mengharapkan hadiah sebesar ini.Sayaka tiba-tiba menyerahkan segelas air putih untuk Maya  dan ia meminumnya dengan sekali teguk seperti kehausan setelah berlari.
‘’Aku tidak bisa menerima ini’’Maya menyerahkan kembali amplop itu pada Masaharu.
Masaharu kemudian memberikannya lagi pada Maya.
‘’Ini sudah menjadi milkimu. Aku mohon kamu dapat menerimanya’’.
‘’Tapi....’’
‘’Aku tidak ingin mendengar penolakan dari Anda lagi nona Kitajima. Aku akan senang jika Anda mau menerimanya’’.
‘’Hadiah ini terlalu besar untukku’’.
‘’Aku mohon terima saja hadiah dariku dan istriku ini’’.
Masahari menatap Maya dengan pandangan memohon dan akhirnya Maya menerimanya dengan hati yang tidak enak.Masaharu tersenyum lembut.
‘’Terima kasih. Karena tujuan kedatanganku kesini sudah selesai, saya mau pulang dulu. Maaf sudah menyita waktu kalian’’.Masaharu berdiri dan berpamitan pada mereka berdua.
Maya dan Masumi mengantarkan Masaharu samapi pintu depan. Setelah sosok pria itu menghilang dari hadapannya, Maya sekali lagi melihat amplop yang berada di tangannya. Masumi merangkul bahu Maya dan mengajaknya masuk kembali. Maya mendesah panjang dan kemuidan duduk disofa yang diikuti Masumi duduk disampingnya yang tetap masih merangkul bahunya. Tangan kirinya membelai lembut pipi Maya dengan tatapan cinta dan juga kasih sayang.Lalu mencium pelipis Maya agak lama sambil menikmati keharuman rambut Maya yang wangi stroberi.
‘’Bagaimana ini?’’
‘’Sayang kamu harus menerima hadiah ini. Kamu beruntung sekali bisa mendapatkannya dengan gratis. Kamu tahu aku sudah pernah mencoba untuk membeli rumah itu tapi pak Igarashi selalu menolaknya dan tidak kusangka dia malah memberikannya begitu saja padamu’’.
Maya menatap Masumi,  keteduhan mata dan tatapan kekasihnya membuat dia merasa tenang dan nyaman.Selama beberapa saat mereka saling bertatapan dan membuat wajah Maya merah padam dan debaran jantunganya semakin tidak berarturan.Tanpa aba-aba Masumi langsung menerkam bibir Maya dan terus melumatnya dengan rakus. Di ruangan itu hanya terdengar dari desahan mereka berdua sedangkan Rei dan Sayaka pergi kekamar.
*****
Beberapa jam setelah rapat pemegang saham , pria itu berada di kantornya yang baru. Dia sama sekali hampir tidak mempercayainya dia akan menjadi pemimpin di perusahaan ini setelah dia didepak dari sini 18 tahun yang lalu. Dia merasa puas dan senang meskipun jauh dilubuk hatinya ada rasa kasihan tentang kematian keluarga Takamiya . Kemudian pikirannya berpindah pada Maya. Dia sangat merindukan gadis itu dan ingin memeluknya.Sudah bertahun-tahun dia tidak memeluk gadis itu.
‘’Maya’’katanya lirih.
Pikirannya dibuyarkan oleh suara ketukan  keras di pintu.
‘’Masuk!’’
‘’Maaf pak. Ada tamu untuk Anda?’’
‘’Siapa?’’
‘’Masumi Hayami’’.
‘’Siapa dia?’’
‘’Direktur Daito’’.
‘’Suruh dia masuk!’’
Masumi memasuki kantor dan dia merasa sedikit aneh karena sekarang yang duduk dikursi presiden direktur bukan lagi kakeknya Shiori tapi orang lain.
Masumi disuruh duduk dan pria itu duduk di depannya.
‘’Ada keperluan apa Anda datang kemari?’’tanya pria itu ramah.
‘’Saya datang kesini hanya untuk mengatakan  apakah Maya  tahu tentang keberadaan Anda disini? ‘’tanya Masumi.
‘’Apa maksud Anda? Aku tidak mengerti’’tanya pria itu gugup.
‘’Saya  sudah tahu siapa Anda sebenarnya’’
‘’Anda? Apa hubunganmu dengan Maya?’’tanyanya kesal.
‘’Saya adalah calon suami Maya’’.
Pria itu menatap Masumi dengan tatapan terkejut.
‘’Sebaiknya Anda segera mengatakan tentang keberadaan Anda pada Maya. Jangan terus bersembunyi darinya’’.
‘’Aku tidak bersembunyi darinya. Aku sdh bermaksud untuk menemuinya tapi Maya tidak ada di apartemennya’’.
Raut wajahnya kembali sedih dan menatap Masumi lurus-lurus.
‘’Apakah dia akan memaafkanku karena aku sudah meninggalkannya terlalu lama? Dan aku juga tidak tahu bagaimana reaksinya ketika bertemu denganku’’.
‘’Kalau Anda menjelaskannya dengan baik pada Maya. Aku yakin dia akan mengerti. Meskipun aku tidak tahu kenapa Anda selama ini masih hidup’’.
‘’Terima kasih sudah mau mencintai Mayaku’’.
Masumi melihat ada ekspresi lembut di wajahnya ketika mengucapkan nama Maya.Dia tahu kalau pria itu menyayangi kekasihnya.
‘’Itu saja yang saya ingin sampaikan pada Anda. Saya pemisi!’’
Masumi  beranjak dari kursinya dan melangkah pergi.
‘’Tunggu! Saya belum memperkenalkan diri’’.
Masumi berhenti dan menoleh ke belakang.
‘’Anda tidak perlu memperkenalkan diri Anda , karena saya sudah tahu siapa Anda.  Anda adalah Shinichiro Kitajima. Ayah Maya Kitajima’’.
‘’Dari mana Anda tahu?’’
Masumi tersenyum hangat.
‘’Aku mengetahuinya secara tidak sengaja. Kalau tidak ada yang ditanyakan lagi, saya pergi dulu’’.
Shinichiro  memandangi punggung Masumi yang lama-lama menghilang dari balik pintu.
‘’Aku tidak mengira dia adalah kekasih anakku. Dia sangat tampan.Bukankah begitu Koyama?’’tanyanya pada sekretaris yang berada di sampingnya.
‘’Itu benar . Anak perempuan Anda sangat beruntung memiliki calon suami seperti dia’’.
‘’Aku ingin tahu lebih banyak tentang dia. Bisakah kamu mengumpulkan informasi mengenai Masumi Hayami. Aku ingin lebih mengenal siapa calon suami anakku itu’’.
‘’Baik’’.
Koyama dengan cepat melesat pergi melaksanakan perintah atasannya.
*****
Maya sangat terkejut ketika mendapati banyak hadiah di kamarnya.Ia memeriksa satu persatu hadiah-hadiah itu.
‘’Apa semua ini untukku?’’
‘’Sepertinya begitu ‘’jawab Sayaka.
‘’Siapa pengirimnya?’’tanya Rei.
‘’Aku tidak tahu. Tidak ada nama pengirim’’.
Maya memandang Sayaka dan Rei dengan wajah terheran-heran, lalu Maya kembali memandangi hadiah-hadiahnya dan mulai membukanya satu persatu dibantu Rei dan Sayaka.Maya mendapatkan hadiah beberapa gaun indah, tas dan juga sepatu. Di kotak berukuran sedang Maya mendapatkan satu set perhiasan bertahtakan batu berlian.
‘’Maya, ini sangat indah sekali’’kata Rei sambil mengagumi  kemilau perhiasan yang kilauannya sangat menyilaukan karena tertimpa cahaya matahari yang masuk melalui jendela kamarnya.
‘’Aku jadi penasaran kira-kira siapa yang telah memberikan ini semua’’.
‘’Aku tidak tahu’’kata Maya pelan dan suaranya hampir sedikit berbisik dan masih dalam keterkejutannya.
Maya kemudian memasukan kembali hadiah-hadiah itu ke dalam kotaknya dan menyimpannya di lantai dengan di tumpuk.
‘’Kenapa kamu simpan kembali?’’tanya Sayaka dengan wajah bingung.
‘’Aku tidak bisa menerima hadiah itu sebelum aku mengetahui siapa  yang telah memberikannya padaku’’.
Lalu Sayaka menceritakan semuanya pada Maya tentang orang-orang yang keluar dari gedung apartemenya.
‘’Apa kamu melihat wajah mereka?’’
‘’Tidak. Karena mereka memakai kaca mata hitam’’.
‘’Mungkin mereka akan datang kemari lagi atau mungkin orang-orang itu akan menghubungimu’’.
Tidak lama setelah Sayaka berkata seperti itu. Hpnya berbunyi dan Maya melihat sebuah pesan masuk tanpa nama.
[ Apa kamu sudah menerima hadiahku? Aku harap kamu sudah menerimanya. Semoga kamu menyukai semua hadiah yang aku berikan padamu. Tadinya aku akan menyerahkannya langsung padamu. Maya, sepertinya sudah saatnya kita bertemu. Aku akan menunggumu di restoran Tokyo Bay besok malam. Aku mengundangmu makan malam. Sopirku akan menjemputmu ]
‘’Siapa?’’tanya Rei .
‘’Orang yang telah memberikan semua hadiah itu padaku. Dia ingin bertemu denganku besok malam di Tokyo Bay’’.
‘’Apa kamu mengenalnya?’’tanya Sayaka.
Maya menggelengkan kepalanya.
‘’Tidak. Aku tidak kenal’’.
‘’Kamu akan menemuinya?’’tanya Rei.
‘’Sepertinya begitu. Aku ingin tahu siapa dia. Dia sudah sering mengirimiku pesan tapi aku tidak menghiraukannya’’.
‘’Apa pak Hayami tahu tentang ini’’tanya Rei dengan wajah yang mulai terlihat cemas.
‘’Sama sekali tidak tahu’’.
‘’kamu harus berhati-hati kalau mau menemui orang itu. Siapa tahu orang itu jahat’’kata Sayaka.
‘’Aku akan menemanimu menemui orang itu’’Rei mengajukan dirinya menjadi pengawal Maya.
‘’Terima kasih Rei’’
‘’Karena aku tidak ingin terjadi sesuatu yang buruk denganmu’’.
Rei mengacak-acak rambut Maya dan tersenyum dan akhirnya mereka bertiga tertawa.Keesokan paginya Maya menceritakan semuanya kepada Masumi karena dia tidak ingin menyimpan rahasia darinya.
*****
Besok malamnya Maya dan Rei  dijemput  dan mereka telah tiba di restoran. Seorang pelayan mengantarkan mereka ke meja dan menyuruhnya duduk. Pelayan itu menawarkan makanan pada mereka tapi mereka berdua menolaknya  dan hanya memesan air minum.Menit demi menit telah berlalu, Maya dan Rei belum bertemu dengan orang yang dijanjikan datang menemuinya.Lalu Hpnya berbunyi dan ada sebuah pesan masuk.
[ Maya maaf, aku tidak bisa datang menemuimu malam ini. Aku harus segera kembali ke New york, ada urusan mendadak disana, tapi aku janji akan segera menemuimu setelah kembali dari New York. Sekali lagi maaf ]
Orang itu tidak datang. Maya lalu menyerahkan Hpnya pada Rei dan menyuruh untuk membacanya.
‘’Sekarang apa yang akan kita lakukan? Kita tetap makan malam disini atau pergi dari sini’’.
Maya mendorong kursinya dan beranjak lalu pergi dan Rei mengikutinya dari belakang.
Masumi menunggu Maya di depan apartemennya karena dirinya sudah merindukan kekasihnya. Apalagi besok  dia harus segera pergi ke Amerika untuk mengurusi beberapa pekerjaannya disana. Kepergiannya ke Amerika dipercepat satu minggu.Masumi sangat sedih harus berpisah jauh sementara dari Maya. Pada awalnya Masumi pergi kesana tidak sedih karena Maya akan menyusulnya kesana, tapi setelah pementasan bidadari merah  dibatalkan Maya tidak jadi pergi ke Amerika. Maya sama sekali belum mengetahui rencananya pergi ke Amerika.
Sebuah mobil sedan hitam terpakir di depan apartemen. Maya dan Rei keluar dari mobil itu dan mereka berjalan ke arahnya. Maya belum menyadari keberadaan Masumi karena suasana didepan apartemen tidak begitu terang Masumi berdiri di lampu yang suram sehingga sosoknya tidak terlihat jelas.
‘’Maya’’panggilnya.
‘’Masumi, apa yang kamu lakukan disini?’’
‘’Aku datang untuk menemuimu. Ada yang ingin aku bicarakan denganmu’’.
Maya mengajaknya masuk dan Rei langsung masuk ke dalam kamar memberi keleluasaan mereka untuk berbicara.
‘’Apa kamu sudah menemui orang yang kamu ceritakan padaku itu?’’
‘’Sayangnya belum. Dia tiba-tiba harus pergi ke New York karena ada urusan mendadak’’.
‘’Kapan dia akan kembali?’’
‘’Aku tidak tahu, tapi dia bilang secepatnya’’.
Masumi ingin sekali mengatakan pada Maya kalau orang yang akan ditemuinya adalah ayahnya. Tapi Masumi lebih memilih diam biar Maya yang mengetahuinya sendiri dan tidak ingin mencampuri masalah mereka berdua. Masumi hanya berharap hubungan Maya dan ayahnya baik.
‘’Apa yang ingin kamu bicarakan denganku?’’
‘’Besok lusa aku akan pergi ke Amerika’’.
Maya terdiam dan raut wajahnya berubah sedih dan tidak bereaksi. Masumi memegang tangannya dan menyuruhnya duduk dipangkuannya. Masumi memeluk pinggang Maya dan merapatkan tubuh Maya ke tubuhnya dan tangan yang satunya membelai pipi Maya.
‘’Jangan sedih. Aku akan segera kembali dan kita akan mengumumkan hubungan kita pada publik’’.
‘’Berapa lama disana?’’nada suaranya terdengar sedih.
‘’Selama 2 minggu sayang’’.
‘’Lama sekali. Pasti aku akan sangat merindukanmu’’.
‘’Aku tahu. Aku juga akan sangat merindukanmu karena aku tidak sanggup jika harus berpisah lama-lama denganmu’’.
Masumi mulai merasakan tetesan hangat di tangannya.Maya tidak mampu untuk menyembunyikan kesedihannya lagi walaupun ia sudah mati-matian untuk tidak mengeluarkan air mata.
‘’Maaf’’kata Maya sambil menghapus air matanya.
Masumi lalu mendekap erat tubuh Maya dan merasakan kehangatan dan tubuhnya yang harum yang cukup membuatnya tergoda. Tanpa disadari Masumi mulai menghirupnya dan mulai tergoda dengan leher Maya, lalu leher Maya dihujani oleh ciumannya  dan Maya hanya mendesah. Dikedua wajah mereka muncul garis rona kemerahan.
‘’Sayang, sebaiknya kamu tidur. Ini sudah malam’’bisik Masumi mesra.Kemudian mengecup bibir Maya dengan lembut.
Maya menganggukan kepalanya meskipun hatinya masih menginginkan berlama-lama bersama Masumi. Apa lagi dia akan segera pergi jauh.Maya memandangi mobil Masumi  meninggalkan apartemennya yang semakin lama  semakin mengecil dan akhirnya menghilang.Maya masuk ke kamarnya dan mendengarkan suara musik mengalun dari jam sakunya sampai akhirnya dia tertidur memimpikan kekasihnya.
Keesokan paginya Maya bersiap-siap untuk mengantarkan Masumi ke bandara.Tidak lama setelah Maya makan pagi terdengar bunyi bel dan Maya membukakannya. Diluar sana sudah berdiri Masumi dengan wajah ramah dan senyuman hangatnya.Maya berpikir Masumi hari terlihat sangat tampan dari biasanya.
‘’Pagi sayang!’’
‘’Pagi!’’jawab Maya malu-malu.
‘’Sudah siap untuk mengantarkanku ke bandara’’.
‘’Iya’’jawab Maya sambil menganggukan kepalanya.
Masumi menarik tangan Maya dan berpamitan pada Rei. Di dalam Mobil mereka duduk sambil berpelukan untuk menikmati pelukan terakhir mereka sebelum mereka berpisah jauh.
‘’Maya, kamu harus menjaga diri dan kesehatanmu. Aku tidak ingin kamu sakit dan sering-seringlah menghubungiku’’.
‘’Kamu juga harus sering menghubungki’’
‘’Tentu saja.Aku akan selalu mencintaimu sampai kapan pun karena kamu adalah cinta sejatiku dan belahan jiwaku’’.
‘’Aku juga akan selalu mencintaimu di mana pun kamu berada’’.
‘’Terima kasih’’Masumi tersenyum dan kembali memeluk Maya lebih erat lagi. Tidak terasa mereka telah sampai di bandara. Pesawat yang akan di naikinya masih ada satu jam lagi. Mereka memanfaatkan waktu yang ada untuk selalu bersama .Lalu terdengar pengumuman untuk para penumpang ke Amerika untuk segera masuk. Akhirnya tiba waktunya bagi mereka untuk berpisah. Masumi meraih tangan Maya dan mengelus-elus jari manis Maya yang sudah dihiasi oleh cincin pemberiannya, lalu menciumnya.Masumi kemudian membelai wajah Maya dengan tatapan sedih. Maya tidak kuasa menahan rasa sedihnya dan akhirnya menumpahkan air matanya. Masumi menarik Maya ke dalam pelukannya.
‘’Jangan menangis!Aku akan segera kembali padamu dan kita tidak akan terpisahkan lagi’’.
Masumi melepaskan pelukannya dan menghapus air matanya. Maya mencoba untuk tersenyum meskipun hatinya tidak bisa tersenyum. Dilubuk hatinya muncul rasa kesepian dan juga kehampaan tanpa adanya Masumi disisinya.
‘’Setelah aku kembali aku akan segera menikahimu. Itu janjiku padamu’’.
‘’Kamu harus ingat itu’’
‘’Tentu saja. Aku tidak akan melupakannya karena itu adalah janjiku padamu yang harus aku tepati’’.
Masumi kemudian mencium Maya dengan lembut tapi lama kelamaaan Masumi  melumat bibir kekasihnya dengan rakus seolah-olah tidak ingin berpisah.Suara pengumuman kemudian terdengar lagi dan meyadarkannya untuk segera masuk dan berpisah dengan Maya. Mereka berdua berjalan sambil bergandengan tangan sampai pintu masuk.
‘’Sepertinya kita harus berpisah sampai disini’’kata Masumi sambil membelai  wajah dan rambut Maya.
Butiran air mata terjatuh lagi dari kedua matanya dan Masumi menghapusnya dengan lembut. Sekali lagi Masumi mengecup lembut bibirnya dan berbisik di telinganya.
‘’Aku mencintaimu’’
Kemudian Masumi masuk dan Maya masih memandanginya sampai sosoknya menghilang. Maya kemudian pergi dengan hati sedih. Sebelum kembali ke apartemennya Maya melihat keluar bandara dan menyaksikan pesawat yang membawanya terbang di angkasa.
‘’Masumi...hiks...hiks’’
Wajahnya basah oleh air mata, kemudian Maya berjongkok  dan menangis tersedu-sedu.Sementara itu Masumi duduk dengan wajah sedih dan mulai menitikkan air mata.
‘’Maya, aku akan segera kembali dan menikah denganmu.Setelah aku kembali , aku akan menjadikanmu milikku. Aku janji Maya. Tunggulah aku’’.
Keesokan sorenya Masumi sudah tiba di bandara dan sedang mengantri pemeriksaan paspornya. Masumi berjalan ke pintu keluar dan belum melihat ada orang yang menjemputnya. Masumi memutuskan untuk menunggunya di depan ekskalator. Tanpa dia duga sama sekali dua orang perampok mengambil tasnya. Semua benda-benda berharganya ada di dalam tas. Paspor dan beberapa dokumen penting lainnya. Masumi berusaha mengejar perampok itu dengan bantuan beberapa petugas keamanan bandara.Kemudian terjadilah Saling kejar mengejar.Tanpa sengaja dirinya melihat sesosok seoarang wanita yang kelihatan hampir jatuh dengan sigap Masumi menolong wanita muda itu tapi keberuntungan tidak dipihak Masumi hari ini. Masumi dan wanita itu terjatuh dari tangga. Mereka berdua terguling-guling. Kepala Masumi terbentur beberapa kali dan terdengar suara teriakan orang disekelilingnya ketika melihat kejadian itu. Masumi tidak sadarkan diri dan dari kepalanya keluar darah merah segar. Wanita yang di tolongnya berteriak.Maya yang sedang mencuci peralatan makan menjatuhkan gelas dan perasaannya disergap perasaan yang tidak enak. Dadanya terasa sangat sesak dan kesulitan bernafas seperti orang yang terkena serangan asma. Maya berusaha mengatur nafasnya dan akhirnya dapat kembali bernafas normal tapi hatinya masih merasakan tidak enak. Berkali-kali Maya mengelus dadanya.
‘’Sebenarnya ada apa ini?’’
Tiba-tiba tanpa disadari air matanya keluar dan Maya merasa bingung kenapa air matanya tiba-tiba keluar dan ada perasaan yang sangat sedih di dalam hatinya.
‘’Masumi’’gumamnya lirih.

Bersambung



6 comments:

Anonymous said...

duuuuhhh...ada apa lagi nih....
masumi amnesia?
mia,jgn lama2 donk njadiin MM bersatu, nunggunya udah lama bgt niiiihhh >_<

Anonymous said...

bentar lg jg tamat, mungkin ch berikutnya tamat koq tenang aja, aku jg mau ff ini cepat tamat,ngga mau lama2..>.<

-Mia Luna-

Anonymous said...

Jiyaaahhhhh.....!!! Kenapa lagi ini?!? Pasti deh masumi-nya amnesia :( gimana jadinya ntar?!? Lagi musim sedih nih kayaknya...gak FF , gak TK...semua dlm 'sad mode-on' *rini*

Anonymous said...

Masumi Amnesia?! UWAAAA bakal sidih2an lagi neh
T-T

mommia kitajima on 6 September 2011 at 00:38 said...

ga pake amnesia yah michan
ga pake mati juga ya masuminya
asekkkk tamat next chapter ^^

-mia-

Heri Pujiyastuti on 6 September 2011 at 11:21 said...

No Amnesia...Jangan pake acara punya cewe baru gara2 ditolongin masumi....Hehehehe...*maaf ya michanpakemaksa....Maunya Hepihepi...Ditunggu lanjutannya.

Post a Comment

Silahkan kritik, saran, sapa dan salamnya... :)

 

An Eternal Rainbow Copyright © 2011 Design by Ipietoon Blogger Template | web hosting