Fairy tale wedding at the Disneyland® Resort. Photo Credit: Disney© |
Friday 9 September 2011
Fanfic TK : Benang Merah 14 End
Rate : 18
Benang Merah
( By Mia Luna )
Chapter 14 : Musim semi di New York
Masumi segera di
bawa ke rumah sakit dan di masukan dalam kamar darurat. Para dokter berusaha
untuk menyelamatkannya. Sementara itu Jin datang terlambat ke bandara dan tidak
menemukan Masumi di mana-mana. Jin mulai tampak cemas dan dia juga sudah
menghubungi Masumi tapi Hpnya selalu tidak aktif.Tidak lama kemudian Jin
melihat beberapa petugas keamanan bandara membawa seorang perampok dan juga barang-barang
yang sudah dirampoknya.
Jin mendengar
pembicaraan orang kalau orang yang telah dirampok adalah orang Jepang.Hati Jin
merasa tidak tenang. Dia punya perasaan kalau Masumi adalah orang yang
dimaksud.Jin berusaha mencari informasi pada orang-orang disekitar bandara dan
menanyakan ciri-ciri orang yang telah dirampok. Jin merasa lemas karena
ciri-cirinya mirip dengan Masumi, lalu dia mencari tugas keamanan tadi yang
berhasil menangkap perampok.
Tidak membutuhkan
waktu lama Jin bertemu dengan beberapa tugas keamananan dan menceritakan
semuanya dan akhirnya mereka memperlihatkan barang-barang hasil rampokan itu.
Jin cepat-cepat membuka tas dan dialam tas dia menemukan paspor dan kartu tanda
pengenal Masumi. Tangannya gemetar dan tubuhnya lemas.
‘’Masumi...’’
Jin segera
mendekati para petugas itu dan menayakan tentang keberadaan Masumi.
‘’Maaf. Kami juga
tidak tahu. Teman Anda tadi ikut mengejar perampok itu dengan kami, tapi kami
berpisah ditengan jalan’’.
‘’Terima
kasih’’katanya lemas.
Setelah mendapat
ijin dari petugas, Jin membawa barang-barang Masumi dan memasukannya ke dalam
mobilnya. Di kursi pengemudi Jin terlihat sedih dan dia tidak tahu sekarang
harus berbuat apa.Sekarang Masumi telah menghilang di New York.Jin melajukan
kendaraannya menuju apartemennya dan berharap Masumi akan segera
menghubunginya.
‘’Aku harap tidak
terjadi apa-apa dengannya’’.Tangan Jin mencengkeram kuat kemudi mobilnya.
*****
Keesokan paginya
Maya dibangunkan oleh suara kicauan burung. Maya bangun dan merentangkan kedua
tangannya. Sinar matahari menerobos ke dalam kamar setelah Maya membukakan
tirai jendela. Dihirupnya dalam-dalam udara pagi yang segar. Maya cepat-cepat
berganti pakaian dan sesekali melihat Hpnya berharap ada pesan masuk dari
Masumi dan wajahnya terlihat kecewa tidak ada kabar darinya.
‘’Masumi, kenapa
sampai sekarang kamu tidak menghubungiku. Aku ingin mendengar suaramu dan aku
ingin tahu kabarmu disana?’’Ada nada sedih dalam suaranya masih sambil terus
menatap Hpnya.
Maya keluar kamar
. Dilihatnya Rei dan Sayaka sedang sibuk menyiapkan makan pagi.
‘’Ah, pagi
Maya!’’Sapa Rei.
‘’Pagi!’’
Maya duduk
dikursi makan dengan wajah sedih dan tidak luput dari perhatian Rei. Rei
mengeser kursi dan duduk di depan Maya.
‘’Ada apa?
Wajahmu terlihat lesu dan sedih?’’
‘’Sampai sekarang
dia belum menghubungiku. Aku khawatir padanya’’.
‘’Maksudmu pak
Hayami?’’
Maya menganggukan
kepalanya lalu dia menatap lurus Rei.
‘’Dia sudah janji
akan segera menghubungiku ketika sudah sampai disana’’.
‘’Mungkin
sekarang dia sedang sibuk disana’’.
‘’Apa dia tidak
punya waktu sedikit pun untuk menghubungiku’’.
‘’Sudahlah Maya,
kamu jangan bersedih seperti ini. Mungkin sebentar lagi pak Hayami akan
menghubungimu’’.
‘’Semoga saja’’.
‘’Makan pagi
sudah siap’’seru Sayaka sambil menyimpan masakannya ke atas meja makan.
Maya makan dengan
tenang meskipun hati dan pikiran tidak tenang memikirkan keberadaan Masumi di
Amerika.
*****
Masumi berada di
ruang ICU tubuhnya dikeliling oleh selang dan juga infus. Wanita yang berhasil
di selamatkan oleh Masumi berdiri diluar melihat Masumi dari kaca. Pandangannya
sedih dan merasa bersalah karena telah membuat orang terluka gara-gara dirinya.
‘’Kamu masih ada
disini Laura?’’
‘’Iya ayah. Aku
hanya ingin tahu keadaan pria itu’’katanya sambil tidak melepaskan tatapannya
pada Masumi.
‘’Sebaiknya kamu
pulang. Dari kemarin kamu terus berada disini. Pria itu sudah banyak yang
menjaganya disini. Nanti kamu dapat kesini lagi setelah beristirahat sebentar
di rumah.’’
Wanita itu
menatap ayahnya dan tersenyum tipis.
‘’Baiklah. Aku
akan pulang bersama ayah’’.
Ayahnya merangkul
bahu wanita itu dan mengajaknya pergi.Para
perawat sedang menjaga Masumi dan mendengar Masumi menyebut-nyebut
sebuah nama.
‘’Maya....Maya...Maya...’’
‘’Hei menurutmu
siapa itu Maya’’kata perawat itu.
‘’Aku tidak tahu.
Mungkin seseorang yang dia kenal’’kata salah satu perawat yang berada di
ruangan ICU.
‘’Bahkan kita
tidak tahu siapa nama pria ini’’.
‘’Mungkin setelah
pasien ini sadar, kita akan segera mengetahui namanya’’.
‘’Kuharap dia
cepat sadar dan segera sembuh. Pria setampan dia tidak cocok di sini’’.
*****
Jin berjalan
mondar- mandir di apartemennya sesekali melihat Hpnya. Semakin lama Jin semakin
gelisah. Hari sudah hampir menjelang malam dan masih belum ada kabar dari
Masumi.
‘’Masumi, kenapa
kamu tidak segera menghubungiku’’Jin menatap galak Hp yang ada digenggamannya.
Jin mengigit jari
dan berjalan mondar-mandir lagi.Tiba-tiba telepon apartemennya berdering dan
membuat dia terlonjak kaget. Dengan terburu-buru dia meraih gagang telepon.
‘’Masumi...’’
‘’Jin ini aku
Emika’’.
Jin terlihat
kecewa yang menelopon bukanlah Masumi.’’
‘’Ada apa?
‘’tanyanya lesu.
‘’Kamu
kenapa?Sepertinya kamu kecewa kalau aku yang menelepon. Apa kamu sedang
menunggu seseorang menelepon?’’
‘’Aku sedang
menunggu Masumi meneleponku dan sekarang aku belum mendapatkan kabar darinya’’.
‘’Pantas saja
kamu tadi memanggilku Masumi. Memangnya ada apa dengannya? Apa dia belum sampai
di New York?’’
Lalu Jin
menceritakan semuanya pada Emika apa yang telah terjadi dengan Masumi di bandara.
‘’Lalu sekarang
bagaimana?’’
‘’Aku tidak tahu.
Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan sekarang’’.
‘’Aku tidak bisa
kesana sekarang. Pekerjaanku disini masih sangat sibuk. Aku bisa kesana minggu
depan. Jin kamu harus temukan dia secepatnya. Apa keluarganya tahu tentang
hilangnya Masumi di Amerika?’’
‘’Sepertinya
tidak aku belum memberitahukannya’’.
‘’Kamu harus
memberitahukan keluarganya’’.
‘’Mungkin kamu
benar. Aku akan menghubungi mereka sekarang’’.
Jin mengakhiri
pembicaraannya dengan Emika dan menutup teleponnya.
*****
Eisuke yang
berada dikamarnya sedang membaca koran terus melirik jam.
‘’Kenapa anak itu
belum juga menghubungiku seharusnya dia sudah sampai di New York?’’.
Tok...tok...tok...
‘’Masuk!’’
‘’Maaf tuan
malam-malam begini saya menganggu istirahat Anda. Ada telepon dari Kyouichiro Jin temannya Masumi dari Amerika’’.
Pak Asa
menyerahkan telepon itu pada Eisueke.
‘’Selamat
malam!’’sapa Eisuke.
‘’Maaf.
Malam-malam saya menganggu Anda. Ada kabar yang ingin saya sampaikan pada Anda.
Ini mengenai Masumi’’.
Deg!
Wajah Eisuke
terlihat menegang.
‘’Ada apa dengan
Masumi?’’tanyanya hampir setengah berbisik.
‘’Masumi hilang
di New York’’kata Jin singkat.
‘’Apaaa?’’Eisuke
langsung menegakkan badan.
Lalu Jin
menceritakan semuanya pada Eisuke dan wajah Eisuke terlihat pucat dan juga
terkejut.
‘’Jadi sampai
sekarang belum ada kabar darinya?’’
‘’Belum ada’’.
‘’Aku akan pergi
kesana 3 hari lagi. Kalau ada kabar dari Masumi segera hubungi aku’’.
‘’Baik Pak
Hayami’’.
Eisuke terasa
lemas dan dia menjatuhkan teleponnya.Pak Asa terlihat cemas melihat tuannya dan
mengambil telepon dari atas lantai.
‘’Apa yang telah
terjadi?’’
‘’Masumi...anak
itu telah hilang di New York setelah di rampok’’.
Pak Asa menutup
mulutnya menahan keterkejutannya.
*****
Maya tidak bisa
memejamkan matanya sedikit pun. Pikirannya terus ada pada Masumi. Berkali-kali
ia mengelus dadanya takut terjadi sesuatu yang buruk padanya.Akhirnya Maya
jatuh tertidur saat mendengarkan suara musik dari jam sakunya. Entah kenapa
hatinya begitu tenang setelah mendengarkan musik yang keluar mengalun dari jam itu.
Sementara itu di
New York hari masih sore. Laura dengan langkah cepat menuju ruang ICU dan dia
melihat pria tampan itu masih tidak sadarkan diri. Dengan seizin dokter Laura
diperbolehkan masuk.Matanya menatap pilu Masumi yang terbaring lemah.
‘’Siapa kamu sebenarnya?’’sambil
menyingkirkan rambut yang ada dikeningnya.
‘’Terima kasih
sudah menyelamatkanku’’katanya pelan sambil mengenggam tangannya.
‘’Aku akan tetap
disini sampai kamu sadar’’.
Laura duduk
disamping tempat tidur Masumi sambil terus memandanginya.
*****
Sudah satu minggu
berlalu sejak hilangnya Masumi, Eisuke belum mendapat kabar dari Masumi. Eisuke
tidak jadi pergi ke Amerika karena kesehatannya kembali memburuk.Eisuke duduk
termenung dikursi rodanya di kamar sambil menatap taman belakang rumah.Hatinya
mulai merasakan kesedihan dan juga kesepian.Ada penyesalan dalam dirinya telah
membuat Masumi hidup tidak bahagia dan sudah memisahkannya dari wanita yang
dicintainya.Eisuke menitikkan air matanya.
‘’Masumi maafkan
aku. Aku janji jika kamu kembali aku akan menyetujui hubunganmu dengan Maya.
Dia memang gadis yang baik’’.
Pak Asa masuk
kedalam kamar sambil membawa telepon. Dengan wajah heran Eisuke mengambil
telepon itu.
‘’Halo pak
Hayami!’’kata seseorang dari seberang telepon.
‘’Hijiri’’
‘’Saya ingin memberikan
informasi mengenai pak Masumi’’.
‘’Katakan apa
yang kamu dapatkan. Jangan ada yang ditutupi dariku’’.
‘’Menurut
informasi ada seoarang pria Jepang mengalami kecelakaan terjatuh dari tangga
demi menyelamatkan seorang wanita dan ciri-cirinya mirip dengan pak Masumi dan
saya juga sudah menemukan rumah sakit dimana mereka membawanya, tapi aku
terlambat. Pria itu sudah dibawa kerumah sakit lain dan aku kehilangan jejak’’.
Tubuh Eisuke
terasa sangat lemas.
‘’Aku akan
berusaha mencarinya, jadi Anda tenang saja. Aku pasti akan menemukannya, karena
dia masih ada seseorang yang dicintainya menunggu di Jepang’’.
‘’Aku mengerti.
Aku mohon segera temukan dia’’.
Eisuke menutup
teleponnya dan menyerahkan pada pak Asa.
‘’Siapkan mobil
kita pergi menemui Maya’’.
‘’Baik tuan’’.
Maya sedang
menyulam sebuah sapu tangan untuk dihadiahkan pada Masumi nanti. Meskipun
sekarang hatinya sedang kesal dan marah karena kekasihnya belum juga
menghubunginya selama seminggu. Maya sudah sangat merindukannya dan kemudian
air mata menetes jatuh.
‘’Masumi
bodoh...bodoh...kenapa tidak juga meneleponku. Kenapa Hpmu selalu tidak aktif.
Apa yang telah terjadi padamu?’’
Kemdian terdengar
suara bel pintu.Maya bergegas membukanya dan dia terkejut dengan kedatangan
kakek yang dikenalnya.
‘’Paman’’serunya.
Maya mundur
beberapa langkah supaya Eisuke dapat masuk.
‘’Ini kejutan
paman datang kesini.Darimana paman tahu
ini apartemenku?’’
Eisuke memandang
ke sekeliling apartemen Maya dan kemudian menatap lurus-lurus Maya.
‘’Kamu aktris
terkenal, jadi tidak sulit menemukan dimana kamu tinggal.
Maya tertunduk
malu lalu duduk sedangkan Eisuke menatapnya sedih karena dia akan
memberitahukan kabar buruk mengenai Masumi.’’
‘’Maya, aku
adalah Eisuke Hayami, ayah Masumi’’.
Mata Maya
terbelalak kaget dan kedua tangannya meremas roknya dan merasa malu karena
sudah menjelek-jelekan Masumi di depannya.
‘’Maaf sebelumnya
tidak pernah mengatakannya padamu’’.Eisuke memegang kedua tangan Maya dan masih
menatapnya sedih.
‘’Maya, telah
terjadi seseuatu dengan Masumi’’.
‘’Apa maksud
paman?’’
‘’ Masumi tidak
menghubungimu selama seminggu itu kan ?’’
‘’Iya. Dia belum
menghubungiku sekali pun’’.
‘’ Dia tidak
mnghubungimu karena....’’
‘’Karena apa?’’
Eisuke tidak tega
mengatakannya pada Maya. Dia akan sangat sedih jika telah terjadi sesuatu yang
buruk pada Masumi.
‘’Paman katakan
ada apa sebenarnya dengan Masumi? Kenapa diam saja?’’tanya Maya setengah memaksa.
‘’Masumi....dia
menghilang di New York, kami tidak tahu keberadaannya sekarang’’.
Maya terdiam dan
matanya mulai berkaca-kaca kemudian dia mengeleng-gelengkan kepala.
‘’Itu tidak
mungkin’’.
‘’Maya’’.
‘’Pasti Anda
bohongkan?’’. Maya mulai menangis dan tidak ingin mempercayai apa yang di
katakan oleh Eisuke.
‘’Maya, aku
berkata yang sebenarnya’’.
Kemudian Eisuke
menceritakan kronologis kejadian yang dialami Masumi sampai kemungkinan Masumi
mengalami kecelakaan. Air matanya sudah tidak terbendung lagi.
‘’Maaf Maya’’.
‘’Pantas saja dia
tidak pernah menghubungiku lagi’’disela isak tangisnya.
‘’Maya ,
bagaimana kalau kita pergi bersama-sama ke Amerika untuk mencari Masumi’’.
Maya berhenti
menangis dan menatap Eisuke tajam.
‘’Anda
benar-benar akan mengajakku kesana?’’
‘’Tentu saja’’.
‘’Terima kasih’’.
Maya tersenyum sedih.
*****
Masumi sudah dipindahkan
di ruang perawatan dan masih belum sadarkan diri.Laura terus menjaga Masumi.
‘’Sudah ibu duga
pasti kamu ada disini’’.
Laura tersenyum
ramah dan memeluk ibunya.
‘’Aku rasa kamu
menyukai pria ini bukan?’’
Wajah Laura
tersipu malu karena ibunya telah mengetahu isi hatinya.
‘’Itu benar’’.
‘’Apa dia
penyelamatmu sehingga kamu suka padanya?’’
‘’Pada awalnya
seperti itu tapi lama kelamaan aku mulai
jatuh cinta kepadanya’’.
‘’Tapi kita tidak
tahu siapa dia. Mungkin dia sudah menikah atau sudah mempunyai kekasih’’.
‘’Aku tahu.
Makanya aku ingin dia cepat sadar dan mengatakan siapa dirinya’’.
‘’Aku ingin
menikah dengannya’’.
‘’Laura’’seru
ibunya terkejut.
‘’Aku serius.
Bukannya ayah dan ibu menginginkan aku segera menikah dan sekarang aku sudah
menemukan pasangan hidupku’’.
‘’Tapi kita tidak
tahu siapa dia’’.
‘’Ibu tidak perlu
mengatakannya berulang kali. Aku sudah tahu itu’’.
Ibunya menghela
nafas panjang.
‘’Ibu akan
membicarakan ini pada ayahmu’’.
‘’Terima kasih
bu’’.
Ibu Laura
beranjak pergi sebelum menutup pintu ibunya menatap mereka berdua sebentar dan
kemudian pintu di tutup pelan-pelan.Laura terus memandangi Masumi tanpa
henti.Dahi Masumi terbalut oleh perban dan kepalanya mulai bergerak-gerak.
‘’Maya....Maya...Maya...Maya...’’.Masumi
terus saja mengigau menyebut nama Maya.
‘’Siapa Maya?
Kenapa kamu selalu memanggil namanya?’’
Di hati Laura ada
perasaan cemburu ketika Masumi menyebut nama seorang wanita.
‘’Apa Maya sangat
berarti dalam hidupmu?’’
‘’Maya....Maya...Maya...Maya....’’
Laura mulai
menangis dan kemudian mengenggam tangan Masumi.
*****
4 hari kemudian
Maya ,Rei dan Eisuke pergi ke Amerika.Maya sejak beberapa terakhir ini terlihat
cemas.Tidak bisa tidur dan tidak nafsu makan.Dipesawat pun Maya terlihat lesu
dan selalu memasang wajah sedih.
Malam telah tiba
dan mereka telah mendarat di New York. Mereka pergi ke hotel untuk
beristirahat.Rei sangat mencemaskan Maya dan juga mencemaskan kesehatannya.
‘’Maya, kamu
tidak apa-apakan?’’
‘’Aku baik-baik
saja’’jawabnya lesu.
Maya kemudian
naik ke tempat tidur dan menutupi dirinya dengan selimut sampai kepala.Rei
menatapnya sesaat dan menghela nafas.
Sementara itu di
rumah sakit Masumi terbangun dan matanya bergerak-gerak.Masumi membuka matanya.
Pemandangan disekitarnya masih kabur dan dia memegangi kepalanya karena terasa sangat
pusing.
‘’Aku dimana?Apa
yang terjadi denganku?’’
Tiba-tiba pintu
kamar terbuka dan Laura terkejut melihat Masumi sudah sadar .Masumi menatap
bingung wanita yang ada dihadapannya. Laura segera memanggil dokter dan tidak
lama kemudian dokter berdatangan dan memeriksa kondisi Masumi.
‘’Bagaimana
keadaannya?’’tanya Laura cemas.
‘’Keadaannya
sudah mulai membaik, tapi...’’dokter itu terlihat cemas.
‘’Tapi kenapa?’’
‘’Dia hilang
ingatan’’.
Laura berdiri
terpaku dan matanya terbelalak.
‘’Dia hanya amnesia
sementara saja. Sewaktu-waktu ingatannya akan kembali, tapi kami tidak bisa
memastikan kapan ingatannya kembali’’.
‘’Oh begitu.
Terima kasih’’.
Laura melesat pergi ke kamar perawatan Masumi dan
dilihatnya pria tampan itu sedang melihat ke arah luar jendela.
‘’Halo!’’sapa
Laura.
Masumi menolehkan
kepalanya dan tersenyum manis pada Laura.
‘’Dokter, bilang
kamu tidak ingat apa-apa?’’
Masumi
menanggukan kepalanya pelan.
‘’Jadi kamu juga
tidak tahu siapa namamu ?’’
Masumi mengangguk
lagi.
‘’Sebaiknya kamu
istirahat saja dulu. Besok kita bicarakan lagi’’.
Laura menyelimuti
Masumi dengan benar dan pergi meninggalkan kamar dan langkahnya terhenti, lalu
menoleh ke arah Masumi lagi.
‘’Apa kamu kenal
orang yang bernama Maya?’’
Masumi diam
sesaat dan matanya berkaca-kaca.Lalu Masumi menggelangkan kepalanya.Di wajah
Laura terlihat perasaan lega.Kemudian dia keluar dan menutup pintunya
pelan-pelan.
Masumi kembali
sendirian dikamarnya entah kenapa nama Maya sepertinya mempunyai arti khusus
baginya.
‘’Maya...Maya..Maya..Maya...’’
Masumi terus
mengulang-ulang nama itu dan berusaha untuk mengingatnya dan ia merasa nama itu sangat berarti baginya.
Awwwww....Masumi
memegangi kepalanya dengan kedua tangannya dan dia merasa sakit dan pusing.Keadaan
disekelilingnya berputar-putar kemudian dia memejamkan matanya dan berbaring
dengan nafas yang tidak teratur menahan sakit dikepalanya.Beberapa menit
kemudian rasa sakitnya mulai berkurang .Kemudian di hatinya ada kerinduan yang
mendalam pada nama itu dan dia juga merasakan kalau dia mempunyai sebuah janji
penting pada seseorang yang harus ditepati, tapi dia tidak ingat janji apa dan
kepada siapa.
*****
Dua minggu sudah
berlalu Masumi sekarang tinggal di rumah Laura Nakamura. Laura adalah keturunan
Amerika –Jepang.Keadaan Masumi sudah membaik hanya saja ingatannya belum pulih.
Untuk sementara mereka memanggil Masumi dengan sebutan Kentaro sampai Masumi
dapat mengingat kembali namanya.
Maya ,Rei dan
Eisuke serta dibantu Hijiri masih mencari keberadaan Masumi .Beberapa hari yang
lalu Hijiri mendapatkan informasi kalau Masumi berada di rumah sakit New York Prebyterian,tapi langkah Hijiri
kembali terlambat satu langkah, Masumi sudah meninggalkan rumah sakit itu
sehari sebelum Hijiri datang kesana.Maya pun harus menelan kekecewaannya lagi.
Sementara itu
Masumi sudah begitu dekat dengan keluarga Nakamura dan hubungannya dengan Laura
pun semakin dekat.Masumi merasa kalau Laura adalah gadis yang baik. Setiap hari
Laura menemani Masumi walaupun hanya sekedar bicara.
Angin bulan
April terasa begitu menyejukan Masumi
sedang duduk di kursi yang berada di halaman belakang rumah sambil membaca
sebuah koran.Laura datang dengan membawa sebaki kue dan juga dua cangkir
teh.Masumi tersenyum melihat kedatangannya.
‘’Halo Ken, kamu
sudah lebih baik hari ini?’’
‘’Iya. Terima
kasih’’.
‘’Aku sudah
membuatkan kue kering untukmu. Ayo coba!Aku ingin tahu pendapatmu?’’
Masumi meletakan
korannya di atas meja lalu mengambil kue dan mencicipinya.
‘’Bagaimana?’’
‘’Rasanya enak
aku suka’’.
Laura tersenyum
senang di puji Masumi.Tangannya mulai meremas-remas ujung roknya dan menatap
gugup Masumi.
‘’Ken,aku harus
mengakui sesuatu padamu’’.
Masumi terlihat
asyik menikmati kue dan Laura kemudian menundukkan dengan tangan masih
meremas-remas ujung roknya, lalu sesekali ditatapnya Masumi’’.
‘’Aku
mencintaimu’’.
Masumi yang
sedang makan kue tersedak dan terbatuk-batuk.
‘’Kamu tidak
apa-apa?’’tanyanya khawatir sambil menepuk-nepuk punggung Masumi.Laura
memberikan air minum kepada Masumi.
‘’Maaf.Aku tidak
bermaksud membuatmu tersedak seperti ini’’.
‘’Kamu tidak
perlu minta maaf. Kau tidak salah hanya saja pernyataanmu sangat
mengejutkannku’’.
Masumi menatap
Laura tajam dan lurus.
‘’Kau sungguh
mencintaiku?’’.
Laura
menganggukan kepalanya sambil masih menundukkan kepalanya.
‘’Kamu tidak tahu
siapa aku sebenarnya dan begitu pun juga dengan diriku sendiri. Selama ini aku
berusaha untuk mengingat siapa diriku ynag sebenarnya.Apa aku orang baik atau
orang jahat’’.
‘’Aku yakin kamu
orang baik. Aku sangat yakin akan hal itu.’’.
‘’Terima kasih.
Kamu sudah mau mencintaiku dan kamu sudah sangat baik padaku selama ini, tapi
aku tidak mencintaimu. Selama ini aku hanya menganggapmu sebagai adik
perempuanku. Maaf’’.
Wajah Laura
terlihat sangat sedih dan mulai menitikkan air mata.Masumi pun jadi merasa
bersalah telah membuatnya bersedih.
‘’Aku akan
mencoba mencintaimu’’katanya kemudian.
Laura langsung
menatap Masumi dengan wajah senang.
‘’Benarkah? Kamu
akan belajar mencintaiku?’’
Masumi
menganggukan kepalanya, lalu Laura memeluk Masumi.
‘’Terima kasih.
Aku harap kamu pada akhirnya akan mencintaiku’’.
Laura menghapus
air matanya, lalu menarik tangan Masumi.
‘’Kita mau
kemana?’’
‘’Aku akan
memperlihatkan kebun mawarku padamu. Aku rasa bunga mawarnya sudah berkembang.
Sejak awal aku ingin sekali menunjukkannya padamu.Mereka berjalan menjauhi
halaman belakang rumah. Laura berjalan sambil memeluk lengan Masumi dengan
wajah gembira.Didepan terlihat sebuah pagar tanaman yang menjulang tinggi yang
dipenuhi oleh berbagai macam bunga mawar.Pintu masuknya sangat tinggi terbuat
dari kayu. Mereka berdua masuk dan Masumi terpesona melihat kebun mawar itu dan semilir angin membawa
keharuman bunga mawar.
‘’Kamu
menyukainya?’’
‘’Iya. Aku sangat
menyukainya’’.
Matanya
menebarkan keseluruh taman itu dan dia melihat bunga mawar ungu. Dia merasa
tidak asing lagi dengan mawar itu.Selama beberapa saat dia
memandanginya.Tiba-tiba sekelebat bayangan seoarang wanita mungil melintas di
kepalanya dan dia sangat senang menerima bunga mawar ungu, tapi Masumi tidak
bisa melihat wajahnya karena wajahnya tidak terlihat jelas.’’Siapa wanita itu? Apa aku mengenalnya?’’.
Masumi merasa
kesakitan dan kedua tangannya memegang kepalanya. Laura terlihat sangat cemas
melihatnya yang kesakitan dan akhirnya Masumi pingsan.Hari sudah malam ketika
Masumi kembali membuka matanya dan masih merasakan pusing dikepala. Laura
berlari ke arahnya dan tersenyum kepada Masumi.’’Syukurlah kau sudah sadar’’.
Masumi tersenyum manis padanya.
*****
Beberapa hari
kemudian keadaan Masumi sudah jauh lebih
baik dan sudah bisa pergi jalan-jalan ke luar rumah. Seperti hari ini dia memutuskan
pergi jalan-jalan sendirian karena Laura sedang pergi ke luar kota bersama
dengan teman-temannya. Masumi dengan wajah senang tampak menikmati suasana kota
tempat dia tinggal sekarang. Dia melihat berbagai macam toko yang memajang
barang mewah dan elegan. Dia melewati sebuah toko perhiasan dan dia tertarik
dengan sebuah kalung berliontin bintang,
kemudian sekelebat ingatannya kembali.’’Sejuta
bintang dan tidak aku sangka akan bisa melihatnya disini bersamamu’’.
Deg!
Masumi terlihat
pucat dan sedikit menegang.’’Sepertinya aku pernah mengatakan itu pada
seseorang wanita yang ada disampingku. Siapa dia? Dan perasaan apa ini?’’.
Masumi kembali
melanjutkan perjalanannya kembali dan tiba-tiba....
Bruukkk...
‘’Awwww.....’’. Masumi
terkejut dan wanita yang ditabraknya terlihat kesakitan.
‘’Anda tidak
apa-apa nona. Maafkan saya’’.
Wanita itu
melihat pria yang telah menabraknya dan matanya terbelalak karena terkejut.
‘’Masumi.....’’
Masumi terkejut
ketika wanita itu memanggil namanya dengan sebutan Masumi.
‘’Aku akhirnya
menemukanmu dan ternyata kamu baik-baik saja. Syukurlah!’’. Maya langsung
memeluknya dan air mata bahagia mengalir dipipinya karena sudah kembali
menemukan kekasihnya lagi. Masumi langsung melepaskan pelukan Maya dengan
kasar, tentu saja Maya terkejut dengan reaksi Masumi.
‘’Ada apa?’’tanya
Maya heran.
‘’Siapa kamu?’’
Maya jadi semakin
bingung dengan pertanyaan Masumi.
‘’Masumi, kau
sudah tidak kenal denganku lagi? Ini aku Maya. Kitajima Maya’’.
Deg!
‘’Maya?’’.
‘’Iya Maya’’.
Masumi tiba-tiba
merasakan getaran yang kuat ketika wanita yang dihadapannya bernama Maya,
karena selama ini dia merasa nama itu mempunyai arti dalam hidupnya hanya saja
dia sekarang tidak mengingatnya.
‘’Sepertinya nona
salah orang. Aku bukan Masumi, tapi namaku Kentaro’’.Meskipun dia tahu itu
bukan nama dia yang sebenarnya.
‘’Itu tidak
mungkin. Aku yakin kamu adalah Masumi’’.
‘’Maaf sekali
lagi aku tidak kenal Anda dan sudah aku bilang aku bukan Masumi’’.
Hati Maya sedih
karena orang yang dicintainya telah melupakannya dan tidak mengingatnya sedikit
pun. Orang-orang disekitar sudah meperhatikan mereka berdua, lalu Maya mengajak
Masumi untuk berbicara di tempat yang lebih nyaman. Maya sama sekali tidak
mengerti dan bingung kenapa Masumi tidak mengingatnya dan bersikeras kalau
namanya bukan Masumi tapi Kentaro. Mereka duduk disebuah taman terdekat. Mereka duduk berdampingan.
Maya menatap Masumi tajam dan
memperhatikan setiap bagian wajahnya untuk meyakinkan dirinya kalau dia memang
Masumi.
Masumi merasa
tidak enak terus diperhatikan Maya dan entah kenapa jantungnya berdetak semakin
cepat. Hal ini tidak pernah dirasakannya ketika setiap kali Laura menatapnya
atau ketika dia sedang berada disamping Laura, tapi dia merasakan yang berbeda
ketika ada di dekat wanita yang ada disampingnya sekarang pikir Masumi.
Maya tiba-tiba
mengendus tubuh Masumi. Cuping hidungnya bergerak-gerak. Masumi pun menjadi
grogi ketika Maya mengendus-ngendus tubuhnya. Kemudian Maya tersenyum senang
karena dia yakin dia memang Masumi selain setiap bagian wajahnya dia kenal
dengan baik dan Maya juga sangat mengenal aroma tubuh Masumi. Tapi Maya merasa
ada yang aneh dengan diri Masumi yang tidak mengenalnya. Dia ingin sekali
mengetahui apa yang telah terjadi pada diri kekasihnya setelah mengalami
perampokan dan jatuh dari tangga.
‘’Ke..Ken...’’.
Masumi langsung menatap Maya dan wajahnya masih merona merah.
‘’Kau tinggal
disini?’’
‘’Iya’’. Masumi
menganggukan kepalanya.
‘’Sudah berapa
lama?’’. Masumi terlihat berpikir menghitung hari.
‘’Kurang lebih
satu bulan setengah’’.Maya berpikir Masumi juga sudah satu bulan setengah
menghilang di New York.
‘’Apa yang kamu
lakukan disini? Kau bekerja atau hanya liburan disini?’’
‘’Aku juga tidak
tahu’’.
‘’Eh...kenapa
bisa tidak tahu?’’tanya Maya antusias.
‘’Sebenarnya aku
tidak tahu apa yang aku sedang lakuakn di New York karena aku sudah lupa
tujuanku kesini seiiring dengan hilangnya ingatanku’’.
Deg! Maya
terkejut dengan perkataan Masumi.
‘’Hi..hilang
ingatan?’’tanyanya gugup.
‘’Iya. Aku hilang
ingatan’’. Maya menutup mulutnya dan matanya mulai berkaca-kaca. Sekarang Maya
benar-benar yakin 100% kalau dia memang Masumi, orang yang sangat dia rindukan.
Dia senang karena sudah menemukan kekasihnya kembali juga sekaligus sedih
karena kekasihnya sekarang tidak dapat mengingat dirinya lagi, tapi Maya tidak
mau menyerah begitu saja, dia ingin membantu Masumi mengembalikan ingatan
tentang dirinya.
‘’Apakah ada seseorang
yang kau ingat dari ingatan masa lalumu?’’
‘’Tidak’’jawabnya
mantap dan membuat Maya semakin sedih.
‘’Kentaro-san,
maaf sudah banyak bertanya padamu’’.
‘’Itu tidak
masalah’’.Masumi tersenyum lembut kepada Maya dan Maya juga membalas
senyumannya. Selama beberapa saat mereka saling memandang dan lama kelamaan
membuat wajah mereka merona merah. Baik Maya maupun Masumi segera memalingkan
wajah mereka dan mereka menjadi merasa canggung.
‘’Boleh aku
berteman denganmu?’’tanya Maya.
‘’Tentu saja. Aku
senang bisa berteman denganmu’’. Masumi menjulurkan tangannya dan Maya meraih
tangannya, lalu mereka bersalaman. Tangan mungil Maya terlihat tenggelam di
dalam genggam tangan Masumi yang besar dan Masumi dapat merasakan sentuhan
kulit Maya yang halus dan hangat.
‘’Aku Kitajima
Maya. Kamu bisa memanggilku Maya’’.
‘’Baik. Maya. Oh
ya kamu bilang kau kenalku apa itu benar?’’
‘’Itu benar.
Namanya Masumi Hayami. Dia sangat mirip denganmu. Oleh sebab itu ketika aku
bertemu denganmu, aku memanggilmu Masumi. Dia telah hilang di New York. Aku
datang kesini untuk mencarinya’’.
‘’Pasti dia orang
yang sangat berarti dalam hidupmu, bukan?’’
‘’Iya...’’
‘’Pria itu
beruntung ada wanita seperti yang mengkhawatirkannya’’. Maya menatap Masumi
sedih. Walaupun sekarang dia ada dihadapannya, Maya tidak bisa leluasa
melepaskan kerinduannya kepada Masumi. Jauh di lubuk hatinya dia ingin sekali
memeluk Masumi dan juga menciumnya dan Maya berusaha menahannya sampai dia ingat
lembali kepadanya.
‘’Apa aku ada
kemunginan kalau aku Masumi Hayami?’’
‘’Mungkin saja’’.
‘’Aku akan
berusaha mengingat siapa diriku’’.
‘’Itu bagus’’.
Masumi melihat
jam tangannya dan jam sudah menunjukkan pukul 4 sore. ‘’Maya, maaf harus segera
pulang. Aku sudah terlalu lama pergi pasti mereka mencemaskanku’’.
‘’Mereka siapa?’’
‘’Orang-orang
yang selama ini merawatku. Mereka sangat baik sudah aku anggap sebagai
keluargaku sendiri. Kau mau mengunjungi tempat dimana aku tinggal?’’.
‘’Boleh juga.
Ayo!’’.
Selama dalam
perjalanan Masumi sesekali melirik Maya yang berjalan disampinganya. Jantungnya
masih saja berdebar-debar hebat.
‘’Dia sangat cantik walaupun tubuhnya tidak tinggi, tapi
dia terlihat sangat cantik di mataku. Ah apa yang telah aku pikirkan’’katanya dalam
hati. Masumi harus mengakui kalau bersamanya dia merasa nyaman dan dia merasa
sudah merasa akrab dan mengenal Maya lama sekali. ‘’Mungkinkah aku adalah Masumi Hayami. Orang yang yang sedang dicari
olehnya. Entah kenapa aku menjadi berharap kalau aku adalah Masumi Hayami .
Maya oh Maya aku tidak bisa membohongi perasaanku kalau kau sudah membuatku
terpesona ketika pertama kali bertemu denganmu di pusat perbelanjaan. Mungilku’’.
Seketika langkah Masumi terhenti dan berdiri terpaku ditempatnya.’’Mungil...Mungil...kenapa aku bisa menyebut
dia sebagai mungilku’’ katanya dalam hati. Maya juga berhenti berjalan dan
melihat Masumi yang terus saja berdiri, lalu Maya mendekatinya.
‘’Ada apa?’’
‘’Ah..tidak ada
apa-apa. Ayo kita jalan lagi’’.
Beberapa menit
kemudian mereka berdua sudah berada di depan sebuah rumah mewah dan besar.
‘’Disini aku
tinggal. Kau masuk dulu?’’
‘’Tidak usah. Aku
juga harus segera kembali ke hotel. Ini sudah sore lain kali saja’’. Wajah
Masumi terlihat kecewa , dia merasa tidak rela kebersamaannya dengan Maya akan
berakhir. Seperti teringat sesuatu Maya kemudian menuliskan sesuatu di secarik
kertas.
‘’Ini’’katanya
sambil menyerahkan secari kertas kepada Masumi.
‘’Itu alamat
hotelku dan juga no Hpku. Jika kau membutuhkan pertolongan atau teman bicara
hubungi aku kapan saja. Pasti aku akan datang’’. Masumi tersenyum.
‘’Terima kasih’’.
‘’Kalau begitu
sampai jumpa!’’. Maya melangkah pergi.
‘’Tunggu!’’teriak
Masumi. Maya langsung menghentikan langkahnya.
‘’Ada apa lagi?’’
‘’Apa besok kita
bisa bertemu kembali?’’tanya malu-malu dan rona merah diwajahnya langsung
muncul.
‘’Tentu saja’’jawab
Maya senang.
‘’Baiklah. Sampai
jumpa besok di taman ya’’. Maya menganggukan kepalanya . Masumi kemudian masuk
ke rumah dan langsung pergi ke kamarnya.
Masumi
menghembuskan nafas panjang berkali dan berusaha menenangkan diri dari debaran
jantungnya yang cukup kuat.
‘’Ada apa
denganku hari ini ya? Kenapa jantungku berdetak dengan kencang seperti ini
ketika berada bersama dengan gadis itu.Tiba-tiba terdengar suara ketukan
dipintu.
‘’Masuk!’’.
Ibunya Laura masuk.
‘’Halo Ken!’’
‘’Halo!’’
‘’Kamu baru
pulang?’’
‘’Iya’’.
‘’Lain kalau mau
pergi keluar jangan lama-lama. Kamu kan baru saja sembuh, jadi jangan terlalu
lama beraktivitas di luar. Bagaimana kalau kamu jatuh sakit lagi?’’
‘’Maaf sudah
membuat Anda khawatir. Lain kali saya tidak akan mengulanginya lagi’’.
‘’Bagus. Oh ya
siapa wanita yang bersamamu tadi?’’
‘’Oh itu wanita
yang telah bertabrakan dengan saya di jalan. Dia mengantarkanku pulang’’.
‘’Oh’’. Ibunya
sedikit memandang curiga kepada Masumi.
‘’Ya sudah’’.
Ibunya Laura keluar kamar dan Masumi langsung mengelus dadanya, lalu berbaring
di tempat tidurnya.
Setiap kali dia
memejamkan matanya bayangan Maya selalu hadir di benaknya, senyumannya yang
hangat membuat hatinya merasakan
kehangatan Maya.
‘’Kenapa aku jadi
memikirkan dia? Padahal aku baru bertemu dengannya 2 jam yang lalu dan aku
belum mengenal siapa dirinya’’.
‘’Aaaarggghhhh....’’.
Masumi langsung bangun dan menangkupkan wajahnya dalam kedua telapak tangannya,
lalu bangun dan meminum segelas air. Masumi pergi ke balkon dan angin kencang langsung berhembus
menggerakkan rambutnya.
‘’Maya...Maya...siapakah
kamu sebenarnya? Pertemuan kita yang singkat sudah membuatku mencuri
perhatianku’’, Masumi lalu kembali berdiri melamun, tiba –tiba dirinya
menyadari sesuatu yang megejutkan.
‘’Apakah..apakah
aku telah jatuh cinta padanya pada pandangan pertama? Apakah itu mengkin?’’.
Sekali lagi Masumi menyentuh dadanya dan merasakan jantungnya sekarang berdetak
lagi dengan kencang setiap kali mengingatnya.
*****
Masumi dan orang
tua Laura sedang makan malam bersama. Laura masih berada diluar kota bersama
dengan teman-temannya dan baru besok lusa pulang kerumah.
‘’Ken, apa kamu
sudah ingat masa lalumu?’’tanya ibu Laura tiba-tiba.
‘’Belum’’.
‘’Tidak perlu
kamu paksakan untuk mengingatnya . Pelan-pelan saja’’.
‘’Baik’’.
Setelah makan
malam Masumi kembali ke kamarnya dan dia duduk di sofa. Saat ini dia sedang
merenungi dirinya dan sampai saat ini juga dia masih belum mepercayai kalau dia
telah jatu cinta pada Maya. Sekarang pikiran dan hatinya selalu di penuhi oleh
diri Maya. Masumi sudah mulai merindukannya. Dia sudah tidak sabar menunggu
besok pagi untu bertemu dengannya. Sebuah senyuman tersungging di wajahnya.
Tapi hatinya tiba-tiba merasa bersalah pada Laura yang saat ini sedang
mencintai dirinya. Dia merasa bersalah karena akhirnya dia malah jatuh cinta
pada wanita lain padahal dia sudah berjanji kepadanya akan belajar untuk
mencintainya.
‘’Kalau dia
pulang nanti aku akan mengatakan perasaanku yang sebenarnya kepada Laura. Aku
tidak ingin membohongi perasaanku lagi’’. Masumi naik ketempat tidurnya, lalu
tertidur lelap dengan wajah senang.
Sementara itu di
hotel Maya, Masumi, Rei , Hijiri dan pak Asa berdiam diri setelah mendengar
cerita dari Maya. Mereka sangat senang akhirnya dapat menemukan Masumi. Mereka
memutuskan untuk tinggal lebih lama lagi sampai ada kemungkinan Masumi dapat
mengingat dirinya sendiri.
Keesokan paginya
Maya sudah berada di taman menunggu Masumi. Jantung Maya berdetak semakin kuat
karena pertemuannya dengan Masumi akan segera tiba. Tangannya sudah menjadi
dingin dan dia merasa gugup.
‘’Pagi Maya!’’
Maya terlonjak
kaget dan berdiri.
‘’Pa..pagi!’’sapanya
gugup.
‘’Kau cantik sekali
hari ini’’
‘Terima kasih’’katanya
malu-malu. Kemudian mereka berjalan mengelilingi setiap sudut kota New York dan
mereka berdua sangat senang. Bagi Maya sekarang Musim semi di New York terlihat
begitu indah karena dia dapat menikamtinya bersama dengan kekasihnya. Masumi
pun terlihat senang. Mereka kemudian membeli hot Dog dan memakannya di taman.
Lalu mereka berjalan kembali dan tiba-tiba tangan Masumi mengenggam tangan
Maya. Maya sedikit terkejut tapi hatinya senang.Tidak terasa waktu cepat berlalu.
Hari sudah menjelang sore dan mereka pun harus segera berpisah kembali.
‘’Maya, terima
kasih untuk hari ini’’.
‘’Aku juga.Aku
senang kita bisa menikmati hari ini bersama-sama’’.Dengan enggan Masumi
melepaskan tangan Maya dan tersenyum lembut padanya.
‘’Sampai jumpa
lagi! Aku harap kita akan bertemu denganmu lagi’’.
‘’Aku juga’’.
Maya menetap kepergian Masumi dengan tatapan sedih dan tiba-tiba saja dia
beralri menyusul Masumi.
‘’Ada apa ?’’tanya
Masumi.
Mayamenjijitkan
kaki, lalu...
Cuuuuppp! Maya
akhirnya mencium Masumi di bibirnya. Masumi berdiri membeku dan terkejut dengan
reaksi Maya.
‘’Ken, sampai
jumpa!’’. Masumi yang tersadar dari keterkejutannya lalu menahan tangan Maya
dan menariknya dalam dekapannya . Masumi sedikit melonggarkan pelukannya dan
kini wajah mereka berdua sangat dekat .Mereka berdua dapat merasakan debaran
keras jantung mereka, wajah Maya dan Masumi terlihat memerah. Masumi sedikit
menundukkan kepalanya dan mengecup lembut bibir Maya. Mereka berdua akhirnya
berciuman di jalanan yang sedang ramai di lalui oleh orang-orang dan tidak memperdulikan
tatapan orang-orang .
Tidak jauh dari
mereka sepasang mata sedang memperhatikan mereka berdua.
‘’Maaf pak
Kitajima , kita harus segera pergi. Rapat dengan perusahaan perusahaan LMN Inc’’.
‘’Baik’’.
Shinichiro memasuki mobilnya tanpa mengalihkan pandangannya dari Maya.
‘’Koyama,
sepertinya Maya dan Masumi ada di sini’’.
‘’Eh...’’
‘’Aku baru saja
melihat mereka berciuman di jalan. Aku rasa sebentar lagi aku akan segera
menyiapkan pesta pernikahan putriku Maya’’. Shinchiro tersenyum senang.
‘’Koyama,
sepertinya aku ada ide yang baru saja terlintas dipikiranku. Setelah kamu mengantarkanku
, segeralah cari dimana Maya menginap. Aku akan menikahkan Mereka disini’’.
‘’Apa Anda
serius?’’
‘’Tentu saja. Aku
sudah tidak sabar menimang cucu dari mereka’’.
‘’Baik. Aku
mengerti’’.
Maya dan Masumi
masih terdiam ditempat setelah mereka selesai berciuman. Wajah mereka merah
padam dan kemudian mereka segera melepaskan pelukan mereka, lalu mereka
berpamitan sekali lagi. Mereka berdua terlihat sangat gugup.
‘’Aku pulang
dulu’’kata Maya.
‘’Hati-hati di
jalan!’’. Maya menganggukan kepalanya.
Masumi berjalan
menuju rumah dengan hati riang. Disepanjang jalan Masumi bersenandung ria. Maya
pun hatinya berbunga-bunga. Tangannya
menyentuh bibirnya dan masih merasakan kehangatan ciuman Masumi. Disepanjang
jalan Maya tersenyum-senyum dan sesekali tertawa di tahan.
Masumi telah
masuk ke dalam rumah dan dia terkejut melihat Laura ada di dalam menyambut
kedatangannya.
‘’Laura, kenapa
kamu bisa ada disini? Bukaannya akan kembali besok’’.
‘’Rencananya sih
begitu, tapi karena aku merindukanmu, aku jadi pulang cepat’’. Laura langsung
memeluk Masumi. Dia masih belum siap mengatakan perasaannya pada Laura yang
sudah begitu baik kepadanya, tapi Masumi tidak ingin membohongi Laura.
‘’Kau jalan-jalan
kemana?’’
‘’Hanya keliling
kota ini saja’’.
‘’Apa
menyenangkan?’’
‘’Iya’’.
‘’Kau pergi
sendirian?’’
‘’Tidak. Aku
pergi dengan seseorang?’’
‘’Siapa?’’
‘’Kau tidak
mengenalnya’’.
‘’Apa dia
wanita?’’tanyanya curiga. Masumi mengambil nafas panjang. Mau tidak mau
sekarang dia harus mengatakannya pada Laura.
‘’Iya’’. Laura
langsung melepaskan pelukannya dan menjauh Masumi.
‘’Siapa wanita
itu? Apa dia temanmu?’’
‘’Namanya Maya
Kitajima. Dia temanku. Aku baru mengenalnya kemarin. Dia sangat baik. Jika kau
sudah berkenalan dengannya pasti kau akan suka padanya’’. Mata Laura terlihat
gelap menahan kecemburannya ketika Masumi menceritakannya dengan mata yang
berbinar-binar. Laura tahu Masumi telah jatuh cinta kepada Maya. Itu dapat
dilihat dari sinar matanya dan juga ekspresi wajahnya ketika dia bercerita
tentang diri Maya.
‘’Sudah
cukup!’’teriaknya tiba-tiba.
‘’Laura....’’
‘’Ken, kau suka
kepadanya kan?’’. Masumi menganggukan kepalanya.
‘’Iya. Aku suka
kepadanya. Maafkan aku’’.
Mata Laura mulai
berkaca-kaca.’’Tapi kamu sudah berjanji padaku untuk mencintaiku’’.
‘’Maaf Laura. Aku
memang berjanji untuk belajar mencintaimu, tapi perasaanku pada dia datang
secara tiba-tiba, tanpa aku sadari aku telah jatuh cinta kepadanya ketika
pertama kali melihatnya kemarin. Sekali lagi maaf aku tidak bisa mencintaimu’’.
Laura menangis dan berlari kekamarnya. Masumi merasa bersalah telah membuatnya
sedih. Orang tua Laura menyaksikan pembicaraan mereka. Masumi pun pergi ke kamarnya
dan menghempaskan dirinya di sofa sambil menikamati semilir angin sore yang
masuk ke kamarnya.
‘’Apa yang harus
aku lakukan sekarang?’’. Masumi mengosok-gosokkan wajahnya dengan kedua
tangannya.Masumi menjadi merasa tidak enak hati pada keluarga Laura dan dia
memutuskan untuk pergi dari rumahnya. Masumi membereskan semua pakaiannya,
tiba-tiba pintu kamarnya terbuka. Laura masuk dan heran melihat yang dikerjakan
Masumi.
‘’Apa yan kau
lakukan?’’
‘’Aku sebaiknya
pergi dari rumah ini. Sekarang aku sudah sembuh. Aku tidak ingin merepotkan
kalian lagi. Kalian sudah sangat baik kepadaku dan aku benar-benar sangat
berterima kasih kepada kalian. Aku pasti akan membayar hutang budi kalian’’,
‘’Apa ini karena
wanita itu? Apa dia yang menyarankanmu untuk pergi dari sini?’’
‘’Tidak. Maya
sama sekali tidak menyuruhku pergi dari rumah ini’’.
‘’Lalu kenapa
kamu harus pergi?’’
‘’Aku sudah mengatakan
alasannya tadi’’.
‘’Tapi kamu akan
tinggal dimana?’’
‘’Entalah mungkin
aku akan menyewa sebuah flat murah dan mencari pekerjaan untuk sementara ini
aku akan tinggal di motel’’.
‘’Apa kamu akan
pergi ke sisinya?’’
‘’Untuk saat ini
tidak, karena dia masih belum tahu perasaanku sebenarnya’’.Masumi telah selesai
membereskan pakaiannya dan ketika akan beranjak pergi Laura menahannya.
‘’Aku mohon
jangan pergi Masumi. Tetaplah tinggal disini’’.
‘’Maafkan aku
Laura. Aku akan tetap pergi, jadi lepaskan tanganku’’.
‘’Tidak. Jika kau
berjanji tidak akan pergi aku akan melepaskan tanganmu’’.
‘’Laura, aku
mohon jangan seperti ini. Aku tidak bisa memberikan kebahagiaan kepadamu.
Carilah pria lain yang mencintaimu pasti kau akan menemukannya karena aku sudah
menemukan orang yang aku cintai’’. Masumi menyingkirkan tangan Laura dari
tangannya. Tangisan keras Laura pecah dan suara tangisan mengema ke seluruh
ruangan rumah. Orang tuanya yang kaget mencari asal suara tangisan anaknya .
Masumi melangkah pergi dan Laura berusaha mengejarnya.
‘’Masumi aku
mohon jangan pergi’’. Laura dan Masumi beradu argumen di tengah tangga .
Tiba-tiba kaki Masumi terpeleset dan jatuh. Tubuhnya berguling-guling di tangga
dan akhirnya Masumi tidak sadarkan diri. Laura berteriak keras dan orang tuanya
pun sangat terkejut. Mereka kemudian memanggil ambulance dan membawanya ke
rumah sakit. Laura menangis tersedu- sedu di rumah sakit.
‘’Ibu ini
salahku’’.
‘’Sudah Laura
jangan menangis lagi’’. Masumi masih berada dalam pertolongan dokter. Satu jam
kemudian dokter keluar.
‘’Bagaiaman
keadaanya?’’tanya Laura cemas.
‘’Syukurlah
Kentaro tidak terluka parah hanya ada memar dan luka gores di tubuhnya dan CT
scannya bagus tidak ada masalah di kepalanya’’. Laura dan orang tuanya bernafas
lega.
‘’Boleh aku menemuinya?’’tanya
Laura.
‘’Tentu saja’’.
Laura segera pergi ke kamar dan melihat Masumi terbaring lemah seperti beberapa
waktu yang lalu dengan kejadian yang sama terjatuh dari tangga karena dirinya.
Laura menangis.
‘’Maafka aku. Aku
tidak bermaksud untuk mencelakakanmu atau menyakitimu. Aku tidak sengaja.
Maafkan aku’’. Laura membelai kepala Masumi dan menatapnya sedih.
‘’Apa kamu begitu
mencintai wanita yang bernama Maya itu? Padahal kamu baru bertemu dengannya
kemarin. Kalau itu membuat bahagia, aku akan rela melepaskanmu’’. Laura
kemudian menangis lagi.
Keesokan siangnya
seperti biasa Maya menunggunya di taman. Sudah 2 jam menunggu, Masumi masih
belum kelihatan batang hidungnya. Maya menjadi cemas takut terjadi sesuatu
kepadanya. Akhirnya Maya menelepon ke kediaman Masumi selama tinggal di New
York. Maya sangat terkejut ketika salah satu pelayan mengatakan Masumi jatuh
dari tangga dan dibawa kerumah sakit. Maya langsung pergi kesana untuk
menemuinya. Diperjalanan ke rumah sakit, Maya terlihat gelisah dan berdoa. Setiba di rumah sakit Maya langsung
segera mencari keberadaan Masumi. Di ruang gawat darurat terlihat Laura dan
orang tuanya sedang duduk. Laura melihat seorang wanita masuk ke kamar Masumi
kemudian dia mengikutinya. Laura terkejut wanita itu menangis sambil memeluk
Masumi.
‘’Masumi,
sadarlah. Ini aku Maya. Aku sudah ada di sini. Masumi sadarlah!’’Maya
menguncang-guncang tubuh Masumi.
‘’Hentikan! ‘’.
Maya terkejut dan melihat Laura.
‘’Siapa
Anda?’’tanya Maya.
‘’Seharusnya saya
yang bertanya siapa Anda’’.
‘’Saya Maya
Kitajima’. Laura diam.
‘’Ternyata Anda
yang bernama Maya. Ken sudah menceritakan tentang dirimu padaku. Dia bilang dia
mencintaimu’’. Maya terkejut dengan perkataan Laura .
‘’Eh...’’
Lalu Laura
menceritakan kronologis kejadiannya pada Maya dan juga tentang perasaannya pada
Masumi.
‘’Jadi begitu
ceritanya’’.
‘’Boleh aku
memanggilmu Maya’’.
‘’Tentu’’.
‘’Maya, tadi kamu
menyebut nama Ken dengan nama Masumi. Kenapa?’’
‘’Karena Ken
adalah Masumi. Dia adalah Masumi Hayami tunanganku’’.
‘’Apaaa? ‘’teriak
Laura terkejut dan langsung mentup mulutnnya.
‘’Masumi pergi ke
New York untuk urusan bisnis, tapi dia menghilang disini dan menurut berita dia
dirampok dan jatuh dari tangga, Kami berusaha mencarinya kemana-kemana, tapi
takdir mempertemukan aku lagi dengannya dan aku merasa sangat senang bisa menemukannya
kembali’’.
‘’Jadi begitu
ceritanya. Sepertinya Ken, ah maksudku Masumi dihatinya ada kamu seorang
meskipun dia hilang ingatannya, tapi namamu tetap berada dalam hatinya dan
tidak membuka hatinya untuk wanita lain. Sepertinya kalian sudah ditakdirkan
untuk selalu bersama . Benang merah telah mengikat kalian berdua dengan erat.
Aku iri padamu’’.
‘’Kamu percaya
dengan legenda benang merah?’’tanya Maya.
‘’Tentu’’ kata
Laura tersenyum lemah.Kemudian mereka dikejutkan oleh Masumi yang telah sadar.
Maya langsung mendekatinya dan Laura memanggil dokter.
‘’Masumi...’’.
Perlahan-lahan matanya terbuka dan Masumi tersenyum lembut pada Maya.
‘’Maya, sayangku!
Kenapa kamu ada disini? Bukannya kamu ada di Jepang’’.
‘’Kau sudah
mengingat semuanya. Kau sudah ingat padaku dan ingat pada dirimu
sendiri?’’tanya Maya senang’’.
‘’Maya, apa
maksudmu? Tentu saja aku ingat padamu mana mungkin aku melupakan wanita yang
aku cintai di dunia ini’’.
‘’Masumi...’’.
Maya menangis dan langsung memeluknya. Lalu dokter datang dan memeriksanya.
Maya dan Laura menunggu di luar. Eisuke , pak Asa dan Rei datang setelah Maya menghubunginya
ketika dalam perjalanannya ke rumah sakit. Lalu Maya meperkenalkan Eisuke , Rei
dan pak Asa kepada Laura dan orang tuanya. Beberapa menit kemudian dokter
keluar dan mengatakan Masumi tidak mengalami masalah apa pun dan mereka senang
mendengarnya. Mereka tidak menyadari ada orang yang memperhatikan mereka dan
orang itu tersenyum senang.
Dikediaman
Kitajima
‘’Pak Kitajima,
ini laporan tentang mereka berdua’’.
‘’Terima kasih
Koyama’’.
Shinichiro
membaca laporan yang diberikan Koyama.
‘’Masumi hilang
ingatan’’.
‘’Benar, tapi
sekarang ingatannya sudah kembali. Itu menurut laporan orang suruhan saya yang
saya kirim ke rumah sakit untuk melihat keadaan Masumi ‘’.
‘’Syukurlah.
Sekarang hubungi mereka aku ingin membicarakan masalah pernikahan Maya dan
Masumi secepatnya’’.
‘’Apa ini tidak
terlalu cepat? Pak Hayami kan masih sakit’’.
‘’Ini tidak
terlalu cepat. Mereka berdua akan menikah setelah Masumi sembuh’’. Koyama
akhirnya menelepon Eisuke atas perinta atasannya.
*****
Keesokan paginya
Eisuke datang bersama dengan pak Asa ke
kediaman Kitajima. Eisuke terkejut ketika diberitahu oleh sekretaris Shinichiro
kalau ayah Maya masih hidup. Shinichiro menyapa Eisuke dan juga pak Asa.
‘’Selamat
pagi!’’sapanya ramah.
Eisuke dan pak
Asa terkejut ketika melihat Shinichiro yang tidak lain tidak bukan adalah
pemilik baru Takatsu grup.
‘’Anda?’’
‘’Pak Hayami,
pasti Anda sudah tahu saya bukan’’.
‘’Benar’’.
‘’Baiklah aku
tidak akan membuang-buang waktu lagi. Saya akan bicara langsung pada permasalahannya.Saya
menyuruh Anda datang kesini untuk membicarakan pernikahan anak-anak kita’’.
‘’Pernikahan?’’
‘’Iya aku
berencana akan menikahkan Maya dan Masumi disini ’’.
‘’Ide bagus. Kita
berdua harus mendengar pendapat mereka berdua’’.
‘’Anda boleh
mengatakan rencana ini pada Masumi, tapi tidak pada Maya, biarlah ini menjadi
kejutan untuknya’’.
Lalu Shinichiro
menjelaskan rencananya termasuk dimana mereka menikah. Setelah Eisuke kembali
ke hotel, dia menceritakan semuanya pada Masumi . Masumi setuju dan pernikahan akan
dilangsungkan minggu depan dengan tema pernikahan fairyt tale wedding.
Satu minggu kemudian Masumi , Eisuke pak Asa dan ayahnya Maya
sudah pergi ketempat pernikahan Maya dan Masumi akan diadakan. Tinggalah Maya
dan Rei dihotel.
Maya tidak
mengerti mengapa Masumi dan ayahnya tiba-tiba ingin pergi kesuatu tempat dan
tidak mengizinkan dirinya ikut. Lalu Rei mengajak Maya pergi kesuatu tempat
tanpa mengatakan kemana Rei akan membawanya. Rei bahkan sudah membeli tiket
pesawat.
‘’Rei sebenarnya
kita mau pergi kemana?’’tanya Maya sambil membereskan pakaiannya.
‘’Nanti juga akan
tahu setelah sampai tempat tujuan’’.
‘’Baiklah. Aku
tidak akan memaksamu untuk mengatakannya’’.
Setelah semuanya
siap mereka pergi dan beberapa menit kemudian mereka telah berada di bandara.
Rei membawa Maya ke Anaheim,California. Maya tidak mengerti mengapa Rei
mengajaknya pergi kesana. Beberapa jam kemudian mereka telah tiba di California
dan mereka berdua naik mobil jemputan yang sudah disediakan ayahnya Maya dan
tentu saja Maya tidak mengetahuinya karena Maya sama sekali belum tahu ayahnya
masih hidup.
Mobil berhenti. Maya
dan Rei keluar dari mobil. Maya melihat kesekeliling.
‘’Rei ini kan
Disneyland’’.
‘’Benar Maya ini
Disneyland’’.Maya terlihat senang dan berlari kesana kemari. Dia sedih karena
Masumi tidak ikut.
‘’Ayo Maya sudah
waktunya’’kata Rei.
‘’Apa maksudmu
Rei?’’
‘’Sebentar lagi
kau akan tahu Maya. Sebentar lagi’’kata Rei misterius.
‘’ Rei, pasti kau
sedang menyembunyikan sesuatu dariku
lagi ya?’’
‘’Tiba saatnya
kamu akan tahu sendiri. Rei menarik Maya membawanya kesebuh komplek yang
bertemakan cinderella. Penata rias sudah menunggu kedatangan mereka berdua.
Maya segera didandani dan Maya masih
merasa kebingungan apa yang telah mereka sekarang telah lakukan kepadanya.
‘’Ada apa
ini?’’tanya Maya.
‘’Maya, diamlah
mereka sedang mendandanimu’’kata Rei sambil tersenyum melihat Maya. Pakaian
Maya kemudian diganti dan memakai sebuah gaun pengantin.
‘’Rei kenapa aku
memakai gaun pengantin?’’
‘’Maya, beberapa
menit lagi kau akan tahu semuanya dan kamu tidak perlu lagi penjelasanku. Yang
penting sekarang kamu menurut saja. Percayalah padaku!’’. Akhirnya Maya
berhenti bertanya. Setelah selesai berdandan . Kereta kuda yang berbentuk labu
telah menunggunya dan Maya masuk ke kereta itu. Diwajahnya masih terlihat raut
kebingungan. Kereta itu berjalan dan beberpa menit kemudian berhenti. Tiba-tiba
saja Masumi datang menjemputnya. Maya terpekik kaget.
‘’Masumi, apa
yang kamu lakukan disini?’’
‘’Maya sayang,
ini adalah hari pernikahan kita’’.
‘’Apaaaaa....kau
sedang bercanda kan ?’’
‘’Tidak aku tidak
bercanda. Aku serius’’. Maya masih terkejut
dan belum bisa mempercayainya.Eisuke , pak Asa dan ayahnya Maya
menjemput kedatangannya.
‘’Selamat datang
Maya!’’sapa Eisuke.
‘’Apa ini rencana
kalian?’’
‘’Benar. Ini
rencana kami. Apa kamu suka?’’
Maya tertunduk
malu rona merah telah muncul di wajahnya.’’Iya aku suka’’ .Mereka semua
terlihat lega Maya menyukainya.
‘’Rei ternyata
kau sudah tahu rencana mereka. Kau jahat’’.
‘’Maaf Maya. Tapi
aku bagian dari rencana ini’’.
‘’Halo
Maya!’’sapa Shinichiro tiba-tiba.
‘’Halo!’’
‘’Maya, aku
adalah Shinchiro Kitajima. Ayahmu’’. Seketika Maya menjatuhkan buket bunganya
dan hampir tidak mempercayai pendengarannya.
‘’A..ayahku’’.
‘’Benar. Maaf
baru sekarang aku muncul dihadapanmu’’.
‘’Tapi ayahku
sudah meninggal’’.
‘’Tidak aku belum
meninggal’’. Lalu Shinchiro dengan singkat menjelaskan semuanya pada Maya dan
kemudian mereka berpelukan. Maya mulai menitikkan air matanya begitu pun juga
Shinichiro sudah lama tidak memeluk anaknya seperti ini. ‘’Maafkan aku Maya,
aku tidak bermaksud untuk meninggalkan atau menelantarkanmu’’.
‘’Aku senang akhirnya
aku dapat bertemu dengan ayah kembali. Aku pikir aku sudah tidak punya orang
tua lagi’’.
‘’Sekarang kamu
memilikinya’’.
‘’Ayah....’’
‘’Sudah Maya
jangan menangis lagi. Nanti riasanmu rusak’’. Maya cepat-cepat menghapus air
matanya dan mereka berdua tersenyum bahagia dan mereka sangat senang melihat
pertemuan ayah dan anak yang sudah lama dinantikan. Upacara pernikahan akan
segera dimulai ,Masumi pergi duluan ke altar dan Maya pergi menuju altar dengan
ayahnya.
Upacara
pernikahan berlangsung dengan khidmat dan kini mereka telah menjadi sepasang
suami istri. Terlihat wajah bahagia diantara mereka berdua.Setelah selesai
upacara pernikahan mereka menuju ke ruang resepsi.Kedatangan mereka disambut
oleh para tamu.
Maya terpana melihat kue pengantinya yang menjulang tinggi
Kemudian memotong
kue pengantinnya bersama Masumi.Hari ini adalah hari terindah dalam hidup
mereka dimana mereka berdua telah menyatukan tali kasih mereka dengan satu
ikatan suci pernikahan. Maya dan Masumi saling tersenyum bahagia dan menatap
pasangannya dengan tatapan penuh cinta.
‘’Maya,terima
kasih sudah mau mencintaiku selama ini dan sudah memberikan cintamu hanya
untukku. Terima kasih sayang’’.
‘’Masumi, aku
juga berterima kasih sudah mencintaiku dan menjadikan aku sebagai wanita yang
paling berbahagia di dunia ini’’.
Maya menatapnya
dan merasakan degupan jantungnya yang terasa kuat ketika Masumi membalas
menatapnya dengan sangat mesra.
‘’Sekarang kau
sudah menjadi istriku dan sudah menjadi milikku sepenuhnya. Karena kita sudah
bertemu setelah jiwa kita saling mengarungi ruang dan waktu untuk membawa kita
saling bertemu kambali!’’
‘’Masumi, aku
mencintaimu’’
‘’Iya sayang, aku
juga mencintaimu. Apa kamu masih ingat dengan perkataanku sewaktu kita
melakukan kencan pertama?’’. Maya mengerutkan dahinya.
‘’Aaaahhh...kau
berjanji akan mengajakku kencan ke Disneyland’’.
‘’Benar dan
sekarang kita sudah berada Disneyland bukan untuk kencan tapi untuk menikah’’.
Masumi mengecup lembut bibir istrinya , lalu mengajaknya berdansa. Cinderella telah bertemu
dengan pangerannya dan hidup penuh kebahagiaan sedang menunggu mereka di depan
mata.
Happily ever
after.
The End
Categories
Author: Mia Luna,
Eisuke,
Fanfic: Serial,
Masumi,
Maya,
Rei
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
15 comments:
seperti biasa ,gw kompor SE
udahhh Masumi ama Laura aja ....jiakakakakak
tp sepanjang idupnya Masumi , dia akan terganggu dgn bayangannya Maya .... walo blur ...huahahaha
Jangan lama-lama ya Michan. Dah ga sabar menanti. Kira-kira Masumi inget sama Maya karena apa yach...
yaaaaaaaaaaaaaaaaaah inget lah... klo gak inget tegaaaaaaaaaaaaaaaa
nabrak syapa tuhw?
mudah2an may ^^
Wah Maya akhirnya ketemua sama Masumi juga (mudah2an)...ayo Mia lanjuuut dah penasaran bnget
yaaaahhh... masih bersambuung... :(
lanjut doong, penasaran nih...
ada pepatah: emang klo jodoh g bakalan kemana2.. pengen banget merasakan cinta yang seperti ini,, they R really hot couple!
eeehh, END tapi koq terakhir "Masih berlanjut"
ahhh jangan - jangan sekuel baru ya ): ngarap.com
waaaaaaaaaaa........... akhirnyaaaaaaaa..........
akhirnyaaaa...
kirain baru besok End yang bener - bener End
huahahahah
TQ Mia
Akhirnyaaaaaa.... senangnya bisa berakhir bahagia,,, Thanks Mia..^_^
Dwi Asih aw
ça ;c'est une fin ,vraiment j'ai adoré tu as fait du beau travail encore bravo!!!!!
aduh...maaf aku baru baca edingnya suka banget, tp sayang kok maya belum tahu klo masumi itu kakak yg kasih kancing seragam sekolah dan juga pemuda yg tenggelam di danau. masumi jg belum tau kalau maya yg telah menolongnya saat dia tenggelam.
maaf, baru baca.
Kok udah end ya..
padahal Masumi kan belum tau kalo maya yg nolongin dia tenggelam.
Endingnya masih gantung nich Sist Mia hehehe
Maaf baru baca, Kenapa Masumi belum tau kalo Maya yang nolongin dia tenggelam. Endingnya masih gantung Sist Mia hehehe
Post a Comment
Silahkan kritik, saran, sapa dan salamnya... :)