Friday 9 September 2011

Fanfic TK : Benang Merah 14 End

Posted by Miarosa at 10:10
Rate : 18


Benang Merah
( By Mia Luna )

Chapter 14 :  Musim semi di New York


Masumi segera di bawa ke rumah sakit dan di masukan dalam kamar darurat. Para dokter berusaha untuk menyelamatkannya. Sementara itu Jin datang terlambat ke bandara dan tidak menemukan Masumi di mana-mana. Jin mulai tampak cemas dan dia juga sudah menghubungi Masumi tapi Hpnya selalu tidak aktif.Tidak lama kemudian Jin melihat beberapa petugas keamanan bandara membawa seorang perampok dan juga barang-barang yang sudah dirampoknya.

Jin mendengar pembicaraan orang kalau orang yang telah dirampok adalah orang Jepang.Hati Jin merasa tidak tenang. Dia punya perasaan kalau Masumi adalah orang yang dimaksud.Jin berusaha mencari informasi pada orang-orang disekitar bandara dan menanyakan ciri-ciri orang yang telah dirampok. Jin merasa lemas karena ciri-cirinya mirip dengan Masumi, lalu dia mencari tugas keamanan tadi yang berhasil menangkap perampok.

Tidak membutuhkan waktu lama Jin bertemu dengan beberapa tugas keamananan dan menceritakan semuanya dan akhirnya mereka memperlihatkan barang-barang hasil rampokan itu. Jin cepat-cepat membuka tas dan dialam tas dia menemukan paspor dan kartu tanda pengenal Masumi. Tangannya gemetar dan tubuhnya lemas.

‘’Masumi...’’

Jin segera mendekati para petugas itu dan menayakan tentang keberadaan Masumi.

‘’Maaf. Kami juga tidak tahu. Teman Anda tadi ikut mengejar perampok itu dengan kami, tapi kami berpisah ditengan jalan’’.

‘’Terima kasih’’katanya lemas.

Setelah mendapat ijin dari petugas, Jin membawa barang-barang Masumi dan memasukannya ke dalam mobilnya. Di kursi pengemudi Jin terlihat sedih dan dia tidak tahu sekarang harus berbuat apa.Sekarang Masumi telah menghilang di New York.Jin melajukan kendaraannya menuju apartemennya dan berharap Masumi akan segera menghubunginya.

‘’Aku harap tidak terjadi apa-apa dengannya’’.Tangan Jin mencengkeram kuat kemudi mobilnya.

*****

Keesokan paginya Maya dibangunkan oleh suara kicauan burung. Maya bangun dan merentangkan kedua tangannya. Sinar matahari menerobos ke dalam kamar setelah Maya membukakan tirai jendela. Dihirupnya dalam-dalam udara pagi yang segar. Maya cepat-cepat berganti pakaian dan sesekali melihat Hpnya berharap ada pesan masuk dari Masumi dan wajahnya terlihat kecewa tidak ada kabar darinya.

‘’Masumi, kenapa sampai sekarang kamu tidak menghubungiku. Aku ingin mendengar suaramu dan aku ingin tahu kabarmu disana?’’Ada nada sedih dalam suaranya masih sambil terus menatap Hpnya.

Maya keluar kamar . Dilihatnya Rei dan Sayaka sedang sibuk menyiapkan makan pagi.

‘’Ah, pagi Maya!’’Sapa Rei.

‘’Pagi!’’

Maya duduk dikursi makan dengan wajah sedih dan tidak luput dari perhatian Rei. Rei mengeser kursi dan duduk di depan Maya.

‘’Ada apa? Wajahmu terlihat lesu dan sedih?’’

‘’Sampai sekarang dia belum menghubungiku. Aku khawatir padanya’’.

‘’Maksudmu pak Hayami?’’

Maya menganggukan kepalanya lalu dia menatap lurus Rei.

‘’Dia sudah janji akan segera menghubungiku ketika sudah sampai disana’’.

‘’Mungkin sekarang dia sedang sibuk disana’’.

‘’Apa dia tidak punya waktu sedikit pun untuk menghubungiku’’.

‘’Sudahlah Maya, kamu jangan bersedih seperti ini. Mungkin sebentar lagi pak Hayami akan menghubungimu’’.

‘’Semoga saja’’.

‘’Makan pagi sudah siap’’seru Sayaka sambil menyimpan masakannya ke atas meja makan.

Maya makan dengan tenang meskipun hati dan pikiran tidak tenang memikirkan keberadaan Masumi di Amerika.

*****

Masumi berada di ruang ICU tubuhnya dikeliling oleh selang dan juga infus. Wanita yang berhasil di selamatkan oleh Masumi berdiri diluar melihat Masumi dari kaca. Pandangannya sedih dan merasa bersalah karena telah membuat orang terluka gara-gara dirinya.

‘’Kamu masih ada disini  Laura?’’

‘’Iya ayah. Aku hanya ingin tahu keadaan pria itu’’katanya sambil tidak melepaskan tatapannya pada Masumi.

‘’Sebaiknya kamu pulang. Dari kemarin kamu terus berada disini. Pria itu sudah banyak yang menjaganya disini. Nanti kamu dapat kesini lagi setelah beristirahat sebentar di rumah.’’

Wanita itu menatap ayahnya dan tersenyum tipis.

‘’Baiklah. Aku akan pulang bersama ayah’’.

Ayahnya merangkul bahu wanita itu dan mengajaknya pergi.Para  perawat sedang menjaga Masumi dan mendengar Masumi menyebut-nyebut sebuah nama.

‘’Maya....Maya...Maya...’’

‘’Hei menurutmu siapa itu Maya’’kata perawat itu.

‘’Aku tidak tahu. Mungkin seseorang yang dia kenal’’kata salah satu perawat yang berada di ruangan ICU.

‘’Bahkan kita tidak tahu siapa nama pria ini’’.

‘’Mungkin setelah pasien ini sadar, kita akan segera mengetahui namanya’’.

‘’Kuharap dia cepat sadar dan segera sembuh. Pria setampan dia tidak cocok di sini’’.

*****

Jin berjalan mondar- mandir di apartemennya sesekali melihat Hpnya. Semakin lama Jin semakin gelisah. Hari sudah hampir menjelang malam dan masih belum ada kabar dari Masumi.

‘’Masumi, kenapa kamu tidak segera menghubungiku’’Jin menatap galak Hp yang ada digenggamannya.

Jin mengigit jari dan berjalan mondar-mandir lagi.Tiba-tiba telepon apartemennya berdering dan membuat dia terlonjak kaget. Dengan terburu-buru dia meraih gagang telepon.

‘’Masumi...’’

‘’Jin ini aku Emika’’.

Jin terlihat kecewa yang menelopon bukanlah Masumi.’’

‘’Ada apa? ‘’tanyanya lesu.

‘’Kamu kenapa?Sepertinya kamu kecewa kalau aku yang menelepon. Apa kamu sedang menunggu seseorang menelepon?’’

‘’Aku sedang menunggu Masumi meneleponku dan sekarang aku belum mendapatkan kabar darinya’’.

‘’Pantas saja kamu tadi memanggilku Masumi. Memangnya ada apa dengannya? Apa dia belum sampai di New York?’’

Lalu Jin menceritakan semuanya pada Emika apa yang telah terjadi dengan Masumi di bandara.

‘’Lalu sekarang bagaimana?’’

‘’Aku tidak tahu. Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan sekarang’’.

‘’Aku tidak bisa kesana sekarang. Pekerjaanku disini masih sangat sibuk. Aku bisa kesana minggu depan. Jin kamu harus temukan dia secepatnya. Apa keluarganya tahu tentang hilangnya Masumi di Amerika?’’

‘’Sepertinya tidak aku belum memberitahukannya’’.

‘’Kamu harus memberitahukan keluarganya’’.

‘’Mungkin kamu benar. Aku akan menghubungi mereka sekarang’’.

Jin mengakhiri pembicaraannya dengan Emika dan menutup teleponnya.

*****

Eisuke yang berada dikamarnya sedang membaca koran terus melirik jam.

‘’Kenapa anak itu belum juga menghubungiku seharusnya dia sudah sampai di New York?’’.

Tok...tok...tok...

‘’Masuk!’’

‘’Maaf tuan malam-malam begini saya menganggu istirahat Anda. Ada telepon dari Kyouichiro  Jin temannya Masumi dari Amerika’’.

Pak Asa menyerahkan telepon itu pada Eisueke.

‘’Selamat malam!’’sapa Eisuke.

‘’Maaf. Malam-malam saya menganggu Anda. Ada kabar yang ingin saya sampaikan pada Anda. Ini mengenai Masumi’’.

Deg!

Wajah Eisuke terlihat menegang.

‘’Ada apa dengan Masumi?’’tanyanya hampir setengah berbisik.

‘’Masumi hilang di New York’’kata Jin singkat.

‘’Apaaa?’’Eisuke langsung menegakkan badan.

Lalu Jin menceritakan semuanya pada Eisuke dan wajah Eisuke terlihat pucat dan juga terkejut.

‘’Jadi sampai sekarang belum ada kabar darinya?’’

‘’Belum ada’’.

‘’Aku akan pergi kesana 3 hari lagi. Kalau ada kabar dari Masumi segera hubungi aku’’.

‘’Baik Pak Hayami’’.

Eisuke terasa lemas dan dia menjatuhkan teleponnya.Pak Asa terlihat cemas melihat tuannya dan mengambil telepon dari atas lantai.

‘’Apa yang telah terjadi?’’

‘’Masumi...anak itu telah hilang di New York setelah di rampok’’.

Pak Asa menutup mulutnya menahan keterkejutannya.

*****

Maya tidak bisa memejamkan matanya sedikit pun. Pikirannya terus ada pada Masumi. Berkali-kali ia mengelus dadanya takut terjadi sesuatu yang buruk padanya.Akhirnya Maya jatuh tertidur saat mendengarkan suara musik dari jam sakunya. Entah kenapa hatinya begitu tenang setelah mendengarkan musik yang keluar mengalun dari  jam itu.

Sementara itu di New York hari masih sore. Laura dengan langkah cepat menuju ruang ICU dan dia melihat pria tampan itu masih tidak sadarkan diri. Dengan seizin dokter Laura diperbolehkan masuk.Matanya menatap pilu Masumi yang terbaring lemah.

‘’Siapa kamu sebenarnya?’’sambil menyingkirkan rambut yang ada dikeningnya.

‘’Terima kasih sudah menyelamatkanku’’katanya pelan sambil mengenggam tangannya.

‘’Aku akan tetap disini sampai kamu sadar’’.

Laura duduk disamping tempat tidur Masumi sambil terus memandanginya.

*****

Sudah satu minggu berlalu sejak hilangnya Masumi, Eisuke belum mendapat kabar dari Masumi. Eisuke tidak jadi pergi ke Amerika karena kesehatannya kembali memburuk.Eisuke duduk termenung dikursi rodanya di kamar sambil menatap taman belakang rumah.Hatinya mulai merasakan kesedihan dan juga kesepian.Ada penyesalan dalam dirinya telah membuat Masumi hidup tidak bahagia dan sudah memisahkannya dari wanita yang dicintainya.Eisuke menitikkan air matanya.

‘’Masumi maafkan aku. Aku janji jika kamu kembali aku akan menyetujui hubunganmu dengan Maya. Dia memang gadis yang baik’’.

Pak Asa masuk kedalam kamar sambil membawa telepon. Dengan wajah heran Eisuke mengambil telepon itu.

‘’Halo pak Hayami!’’kata seseorang dari seberang telepon.

‘’Hijiri’’

‘’Saya ingin memberikan informasi mengenai  pak Masumi’’.

‘’Katakan apa yang kamu dapatkan. Jangan ada yang ditutupi dariku’’.

‘’Menurut informasi ada seoarang pria Jepang mengalami kecelakaan terjatuh dari tangga demi menyelamatkan seorang wanita dan ciri-cirinya mirip dengan pak Masumi dan saya juga sudah menemukan rumah sakit dimana mereka membawanya, tapi aku terlambat. Pria itu sudah dibawa kerumah sakit lain dan aku kehilangan jejak’’.

Tubuh Eisuke terasa sangat lemas.

‘’Aku akan berusaha mencarinya, jadi Anda tenang saja. Aku pasti akan menemukannya, karena dia masih ada seseorang yang dicintainya menunggu di Jepang’’.

‘’Aku mengerti. Aku mohon segera temukan dia’’.

Eisuke menutup teleponnya dan menyerahkan pada pak Asa.

‘’Siapkan mobil kita pergi menemui Maya’’.

‘’Baik tuan’’.

Maya sedang menyulam sebuah sapu tangan untuk dihadiahkan pada Masumi nanti. Meskipun sekarang hatinya sedang kesal dan marah karena kekasihnya belum juga menghubunginya selama seminggu. Maya sudah sangat merindukannya dan kemudian air mata menetes jatuh.

‘’Masumi bodoh...bodoh...kenapa tidak juga meneleponku. Kenapa Hpmu selalu tidak aktif. Apa yang telah terjadi padamu?’’

Kemdian terdengar suara bel pintu.Maya bergegas membukanya dan dia terkejut dengan kedatangan kakek yang dikenalnya.

‘’Paman’’serunya.

Maya mundur beberapa langkah supaya Eisuke dapat masuk.

‘’Ini kejutan paman  datang kesini.Darimana paman tahu ini apartemenku?’’

Eisuke memandang ke sekeliling apartemen Maya dan kemudian menatap lurus-lurus Maya.

‘’Kamu aktris terkenal, jadi tidak sulit menemukan dimana kamu tinggal.

Maya tertunduk malu lalu duduk sedangkan Eisuke menatapnya sedih karena dia akan memberitahukan kabar buruk mengenai Masumi.’’

‘’Maya, aku adalah Eisuke Hayami, ayah Masumi’’.

Mata Maya terbelalak kaget dan kedua tangannya meremas roknya dan merasa malu karena sudah menjelek-jelekan Masumi di depannya.

‘’Maaf sebelumnya tidak pernah mengatakannya padamu’’.Eisuke memegang kedua tangan Maya dan masih menatapnya sedih.

‘’Maya, telah terjadi seseuatu dengan Masumi’’.

‘’Apa maksud paman?’’

‘’ Masumi tidak menghubungimu selama seminggu itu kan ?’’

‘’Iya. Dia belum menghubungiku sekali pun’’.

‘’ Dia tidak mnghubungimu karena....’’

‘’Karena apa?’’

Eisuke tidak tega mengatakannya pada Maya. Dia akan sangat sedih jika telah terjadi sesuatu yang buruk pada Masumi.

‘’Paman katakan ada apa sebenarnya dengan Masumi? Kenapa diam saja?’’tanya Maya setengah memaksa.

‘’Masumi....dia menghilang di New York, kami tidak tahu keberadaannya sekarang’’.

Maya terdiam dan matanya mulai berkaca-kaca kemudian dia mengeleng-gelengkan kepala.

‘’Itu tidak mungkin’’.

‘’Maya’’.

‘’Pasti Anda bohongkan?’’. Maya mulai menangis dan tidak ingin mempercayai apa yang di katakan oleh Eisuke.

‘’Maya, aku berkata yang sebenarnya’’.

Kemudian Eisuke menceritakan kronologis kejadian yang dialami Masumi sampai kemungkinan Masumi mengalami kecelakaan. Air matanya sudah tidak terbendung lagi.

‘’Maaf Maya’’.

‘’Pantas saja dia tidak pernah menghubungiku lagi’’disela isak tangisnya.

‘’Maya , bagaimana kalau kita pergi bersama-sama ke Amerika untuk mencari Masumi’’.

Maya berhenti menangis dan menatap Eisuke tajam.

‘’Anda benar-benar akan mengajakku kesana?’’

‘’Tentu saja’’.

‘’Terima kasih’’. Maya tersenyum sedih.

*****

Masumi sudah dipindahkan di ruang perawatan dan masih belum sadarkan diri.Laura terus menjaga Masumi.

‘’Sudah ibu duga pasti kamu ada disini’’.

Laura tersenyum ramah dan memeluk ibunya.

‘’Aku rasa kamu menyukai pria ini bukan?’’

Wajah Laura tersipu malu karena ibunya telah mengetahu isi hatinya.

‘’Itu benar’’.

‘’Apa dia penyelamatmu sehingga kamu suka padanya?’’

‘’Pada awalnya seperti itu tapi lama kelamaan  aku mulai jatuh cinta kepadanya’’.

‘’Tapi kita tidak tahu siapa dia. Mungkin dia sudah menikah atau  sudah mempunyai kekasih’’.

‘’Aku tahu. Makanya aku ingin dia cepat sadar dan mengatakan siapa dirinya’’.

‘’Aku ingin menikah dengannya’’.

‘’Laura’’seru ibunya terkejut.

‘’Aku serius. Bukannya ayah dan ibu menginginkan aku segera menikah dan sekarang aku sudah menemukan pasangan hidupku’’.

‘’Tapi kita tidak tahu siapa dia’’.

‘’Ibu tidak perlu mengatakannya berulang kali. Aku sudah tahu itu’’.

Ibunya menghela nafas panjang.

‘’Ibu akan membicarakan ini pada ayahmu’’.

‘’Terima kasih bu’’.

Ibu Laura beranjak pergi sebelum menutup pintu ibunya menatap mereka berdua sebentar dan kemudian pintu di tutup pelan-pelan.Laura terus memandangi Masumi tanpa henti.Dahi Masumi terbalut oleh perban dan kepalanya mulai bergerak-gerak.

‘’Maya....Maya...Maya...Maya...’’.Masumi terus saja mengigau menyebut nama Maya.

‘’Siapa Maya? Kenapa kamu selalu memanggil namanya?’’

Di hati Laura ada perasaan cemburu ketika Masumi menyebut nama seorang wanita.

‘’Apa Maya sangat berarti dalam hidupmu?’’

‘’Maya....Maya...Maya...Maya....’’

Laura mulai menangis dan kemudian mengenggam tangan Masumi.

*****

4 hari kemudian Maya ,Rei dan Eisuke pergi ke Amerika.Maya sejak beberapa terakhir ini terlihat cemas.Tidak bisa tidur dan tidak nafsu makan.Dipesawat pun Maya terlihat lesu dan selalu memasang wajah sedih.

Malam telah tiba dan mereka telah mendarat di New York. Mereka pergi ke hotel untuk beristirahat.Rei sangat mencemaskan Maya dan juga mencemaskan kesehatannya.

‘’Maya, kamu tidak apa-apakan?’’

‘’Aku baik-baik saja’’jawabnya lesu.

Maya kemudian naik ke tempat tidur dan menutupi dirinya dengan selimut sampai kepala.Rei menatapnya sesaat dan menghela nafas.

Sementara itu di rumah sakit Masumi terbangun dan matanya bergerak-gerak.Masumi membuka matanya. Pemandangan disekitarnya masih kabur dan  dia memegangi kepalanya karena terasa sangat pusing.

‘’Aku dimana?Apa yang terjadi denganku?’’

Tiba-tiba pintu kamar terbuka dan Laura terkejut melihat Masumi sudah sadar .Masumi menatap bingung wanita yang ada dihadapannya. Laura segera memanggil dokter dan tidak lama kemudian dokter berdatangan dan memeriksa kondisi Masumi.

‘’Bagaimana keadaannya?’’tanya Laura cemas.

‘’Keadaannya sudah mulai membaik, tapi...’’dokter itu terlihat cemas.

‘’Tapi kenapa?’’

‘’Dia hilang ingatan’’.

Laura berdiri terpaku dan matanya terbelalak.

‘’Dia hanya amnesia sementara saja. Sewaktu-waktu ingatannya akan kembali, tapi kami tidak bisa memastikan kapan ingatannya kembali’’.

‘’Oh begitu. Terima kasih’’.

Laura  melesat pergi ke kamar perawatan Masumi dan dilihatnya pria tampan itu sedang melihat ke arah luar jendela.

‘’Halo!’’sapa Laura.

Masumi menolehkan kepalanya dan tersenyum manis pada Laura.

‘’Dokter, bilang kamu tidak ingat apa-apa?’’

Masumi menanggukan kepalanya pelan.

‘’Jadi kamu juga tidak tahu siapa namamu ?’’

Masumi mengangguk lagi.

‘’Sebaiknya kamu istirahat saja dulu. Besok kita bicarakan lagi’’.

Laura menyelimuti Masumi dengan benar dan pergi meninggalkan kamar dan langkahnya terhenti, lalu menoleh ke arah Masumi lagi.

‘’Apa kamu kenal orang yang bernama Maya?’’

Masumi diam sesaat dan matanya berkaca-kaca.Lalu Masumi menggelangkan kepalanya.Di wajah Laura terlihat perasaan lega.Kemudian dia keluar dan menutup pintunya pelan-pelan.

Masumi kembali sendirian dikamarnya entah kenapa nama Maya sepertinya mempunyai arti khusus baginya.

‘’Maya...Maya..Maya..Maya...’’

Masumi terus mengulang-ulang nama itu dan berusaha untuk mengingatnya  dan ia merasa nama itu sangat berarti baginya.

Awwwww....Masumi memegangi kepalanya dengan kedua tangannya dan dia merasa sakit dan pusing.Keadaan disekelilingnya berputar-putar kemudian dia memejamkan matanya dan berbaring dengan nafas yang tidak teratur menahan sakit dikepalanya.Beberapa menit kemudian rasa sakitnya mulai berkurang .Kemudian di hatinya ada kerinduan yang mendalam pada nama itu dan dia juga merasakan kalau dia mempunyai sebuah janji penting pada seseorang yang harus ditepati, tapi dia tidak ingat janji apa dan kepada siapa.

*****

Dua minggu sudah berlalu Masumi sekarang tinggal di rumah Laura Nakamura. Laura adalah keturunan Amerika –Jepang.Keadaan Masumi sudah membaik hanya saja ingatannya belum pulih. Untuk sementara mereka memanggil Masumi dengan sebutan Kentaro sampai Masumi dapat mengingat kembali namanya.

Maya ,Rei dan Eisuke serta dibantu Hijiri masih mencari keberadaan Masumi .Beberapa hari yang lalu Hijiri mendapatkan informasi kalau Masumi berada di rumah sakit  New York Prebyterian,tapi langkah Hijiri kembali terlambat satu langkah, Masumi sudah meninggalkan rumah sakit itu sehari sebelum Hijiri datang kesana.Maya pun harus menelan kekecewaannya lagi.

Sementara itu Masumi sudah begitu dekat dengan keluarga Nakamura dan hubungannya dengan Laura pun semakin dekat.Masumi merasa kalau Laura adalah gadis yang baik. Setiap hari Laura menemani Masumi walaupun hanya sekedar bicara.

Angin bulan April  terasa begitu menyejukan Masumi sedang duduk di kursi yang berada di halaman belakang rumah sambil membaca sebuah koran.Laura datang dengan membawa sebaki kue dan juga dua cangkir teh.Masumi tersenyum melihat kedatangannya.

‘’Halo Ken, kamu sudah lebih baik hari ini?’’

‘’Iya. Terima kasih’’.

‘’Aku sudah membuatkan kue kering untukmu. Ayo coba!Aku ingin tahu pendapatmu?’’

Masumi meletakan korannya di atas meja lalu mengambil kue dan mencicipinya.

‘’Bagaimana?’’

‘’Rasanya enak aku suka’’.

Laura tersenyum senang di puji Masumi.Tangannya mulai meremas-remas ujung roknya dan menatap gugup Masumi.

‘’Ken,aku harus mengakui sesuatu padamu’’.

Masumi terlihat asyik menikmati kue dan Laura kemudian menundukkan dengan tangan masih meremas-remas ujung roknya, lalu sesekali ditatapnya Masumi’’.

‘’Aku mencintaimu’’.

Masumi yang sedang makan kue tersedak dan terbatuk-batuk.

‘’Kamu tidak apa-apa?’’tanyanya khawatir sambil menepuk-nepuk punggung Masumi.Laura memberikan air minum kepada Masumi.

‘’Maaf.Aku tidak bermaksud membuatmu tersedak seperti ini’’.

‘’Kamu tidak perlu minta maaf. Kau tidak salah hanya saja pernyataanmu sangat mengejutkannku’’.

Masumi menatap Laura tajam dan lurus.

‘’Kau sungguh mencintaiku?’’.

Laura menganggukan kepalanya sambil masih menundukkan kepalanya.

‘’Kamu tidak tahu siapa aku sebenarnya dan begitu pun juga dengan diriku sendiri. Selama ini aku berusaha untuk mengingat siapa diriku ynag sebenarnya.Apa aku orang baik atau orang jahat’’.

‘’Aku yakin kamu orang baik. Aku sangat yakin akan hal itu.’’.

‘’Terima kasih. Kamu sudah mau mencintaiku dan kamu sudah sangat baik padaku selama ini, tapi aku tidak mencintaimu. Selama ini aku hanya menganggapmu sebagai adik perempuanku. Maaf’’.

Wajah Laura terlihat sangat sedih dan mulai menitikkan air mata.Masumi pun jadi merasa bersalah telah membuatnya bersedih.

‘’Aku akan mencoba mencintaimu’’katanya kemudian.

Laura langsung menatap Masumi dengan wajah senang.

‘’Benarkah? Kamu akan belajar mencintaiku?’’

Masumi menganggukan kepalanya, lalu Laura memeluk Masumi.

‘’Terima kasih. Aku harap kamu pada akhirnya akan mencintaiku’’.

Laura menghapus air matanya, lalu menarik tangan Masumi.

‘’Kita mau kemana?’’

‘’Aku akan memperlihatkan kebun mawarku padamu. Aku rasa bunga mawarnya sudah berkembang. Sejak awal aku ingin sekali menunjukkannya padamu.Mereka berjalan menjauhi halaman belakang rumah. Laura berjalan sambil memeluk lengan Masumi dengan wajah gembira.Didepan terlihat sebuah pagar tanaman yang menjulang tinggi yang dipenuhi oleh berbagai macam bunga mawar.Pintu masuknya sangat tinggi terbuat dari kayu. Mereka berdua masuk dan Masumi terpesona melihat  kebun mawar itu dan semilir angin membawa keharuman bunga mawar.

‘’Kamu menyukainya?’’

‘’Iya. Aku sangat menyukainya’’.

Matanya menebarkan keseluruh taman itu dan dia melihat bunga mawar ungu. Dia merasa tidak asing lagi dengan mawar itu.Selama beberapa saat dia memandanginya.Tiba-tiba sekelebat bayangan seoarang wanita mungil melintas di kepalanya dan dia sangat senang menerima bunga mawar ungu, tapi Masumi tidak bisa melihat wajahnya karena wajahnya tidak terlihat jelas.’’Siapa wanita itu? Apa aku mengenalnya?’’.

Masumi merasa kesakitan dan kedua tangannya memegang kepalanya. Laura terlihat sangat cemas melihatnya yang kesakitan dan akhirnya Masumi pingsan.Hari sudah malam ketika Masumi kembali membuka matanya dan masih merasakan pusing dikepala. Laura berlari ke arahnya dan tersenyum kepada Masumi.’’Syukurlah kau sudah sadar’’. Masumi tersenyum manis padanya.

*****

Beberapa hari kemudian  keadaan Masumi sudah jauh lebih baik dan sudah bisa pergi jalan-jalan ke luar rumah. Seperti hari ini dia memutuskan pergi jalan-jalan sendirian karena Laura sedang pergi ke luar kota bersama dengan teman-temannya. Masumi dengan wajah senang tampak menikmati suasana kota tempat dia tinggal sekarang. Dia melihat berbagai macam toko yang memajang barang mewah dan elegan. Dia melewati sebuah toko perhiasan dan dia tertarik dengan sebuah kalung berliontin  bintang, kemudian sekelebat ingatannya kembali.’’Sejuta bintang dan tidak aku sangka akan bisa melihatnya disini bersamamu’’.

Deg!

Masumi terlihat pucat dan sedikit menegang.’’Sepertinya aku pernah mengatakan itu pada seseorang wanita yang ada disampingku. Siapa dia? Dan perasaan apa ini?’’.

Masumi kembali melanjutkan perjalanannya kembali dan tiba-tiba....

Bruukkk...

‘’Awwww.....’’. Masumi terkejut dan wanita yang ditabraknya terlihat kesakitan.

‘’Anda tidak apa-apa nona. Maafkan saya’’.

Wanita itu melihat pria yang telah menabraknya dan matanya terbelalak karena terkejut.

‘’Masumi.....’’

Masumi terkejut ketika wanita itu memanggil namanya dengan sebutan Masumi.

‘’Aku akhirnya menemukanmu dan ternyata kamu baik-baik saja. Syukurlah!’’. Maya langsung memeluknya dan air mata bahagia mengalir dipipinya karena sudah kembali menemukan kekasihnya lagi. Masumi langsung melepaskan pelukan Maya dengan kasar, tentu saja Maya terkejut dengan reaksi Masumi.

‘’Ada apa?’’tanya Maya heran.

‘’Siapa kamu?’’

Maya jadi semakin bingung dengan pertanyaan Masumi.

‘’Masumi, kau sudah tidak kenal denganku lagi? Ini aku Maya. Kitajima Maya’’.

Deg!

‘’Maya?’’.

‘’Iya Maya’’.

Masumi tiba-tiba merasakan getaran yang kuat ketika wanita yang dihadapannya bernama Maya, karena selama ini dia merasa nama itu mempunyai arti dalam hidupnya hanya saja dia sekarang tidak mengingatnya.

‘’Sepertinya nona salah orang. Aku bukan Masumi, tapi namaku Kentaro’’.Meskipun dia tahu itu bukan nama dia yang sebenarnya.

‘’Itu tidak mungkin. Aku yakin kamu adalah Masumi’’.

‘’Maaf sekali lagi aku tidak kenal Anda dan sudah aku bilang aku bukan Masumi’’.

Hati Maya sedih karena orang yang dicintainya telah melupakannya dan tidak mengingatnya sedikit pun. Orang-orang disekitar sudah meperhatikan mereka berdua, lalu Maya mengajak Masumi untuk berbicara di tempat yang lebih nyaman. Maya sama sekali tidak mengerti dan bingung kenapa Masumi tidak mengingatnya dan bersikeras kalau namanya bukan Masumi tapi Kentaro. Mereka duduk disebuah  taman terdekat. Mereka duduk berdampingan. Maya menatap Masumi tajam  dan memperhatikan setiap bagian wajahnya untuk meyakinkan dirinya kalau dia memang Masumi.

Masumi merasa tidak enak terus diperhatikan Maya dan entah kenapa jantungnya berdetak semakin cepat. Hal ini tidak pernah dirasakannya ketika setiap kali Laura menatapnya atau ketika dia sedang berada disamping Laura, tapi dia merasakan yang berbeda ketika ada di dekat wanita yang ada disampingnya sekarang pikir Masumi.

Maya tiba-tiba mengendus tubuh Masumi. Cuping hidungnya bergerak-gerak. Masumi pun menjadi grogi ketika Maya mengendus-ngendus tubuhnya. Kemudian Maya tersenyum senang karena dia yakin dia memang Masumi selain setiap bagian wajahnya dia kenal dengan baik dan Maya juga sangat mengenal aroma tubuh Masumi. Tapi Maya merasa ada yang aneh dengan diri Masumi yang tidak mengenalnya. Dia ingin sekali mengetahui apa yang telah terjadi pada diri kekasihnya setelah mengalami perampokan dan jatuh dari tangga.

‘’Ke..Ken...’’. Masumi langsung menatap Maya dan wajahnya masih merona merah.

‘’Kau tinggal disini?’’

‘’Iya’’. Masumi menganggukan kepalanya.

‘’Sudah berapa lama?’’. Masumi terlihat berpikir menghitung hari.

‘’Kurang lebih satu bulan setengah’’.Maya berpikir Masumi juga sudah satu bulan setengah menghilang di New York.

‘’Apa yang kamu lakukan disini? Kau bekerja atau hanya liburan disini?’’

‘’Aku juga tidak tahu’’.

‘’Eh...kenapa bisa tidak tahu?’’tanya Maya antusias.

‘’Sebenarnya aku tidak tahu apa yang aku sedang lakuakn di New York karena aku sudah lupa tujuanku kesini seiiring dengan hilangnya ingatanku’’.

Deg! Maya terkejut dengan perkataan Masumi.

‘’Hi..hilang ingatan?’’tanyanya gugup.

‘’Iya. Aku hilang ingatan’’. Maya menutup mulutnya dan matanya mulai berkaca-kaca. Sekarang Maya benar-benar yakin 100% kalau dia memang Masumi, orang yang sangat dia rindukan. Dia senang karena sudah menemukan kekasihnya kembali juga sekaligus sedih karena kekasihnya sekarang tidak dapat mengingat dirinya lagi, tapi Maya tidak mau menyerah begitu saja, dia ingin membantu Masumi mengembalikan ingatan tentang dirinya.

‘’Apakah ada seseorang yang kau ingat dari ingatan masa lalumu?’’

‘’Tidak’’jawabnya mantap dan membuat Maya semakin sedih.

‘’Kentaro-san, maaf sudah banyak bertanya padamu’’.

‘’Itu tidak masalah’’.Masumi tersenyum lembut kepada Maya dan Maya juga membalas senyumannya. Selama beberapa saat mereka saling memandang dan lama kelamaan membuat wajah mereka merona merah. Baik Maya maupun Masumi segera memalingkan wajah mereka dan mereka menjadi merasa canggung.

‘’Boleh aku berteman denganmu?’’tanya Maya.

‘’Tentu saja. Aku senang bisa berteman denganmu’’. Masumi menjulurkan tangannya dan Maya meraih tangannya, lalu mereka bersalaman. Tangan mungil Maya terlihat tenggelam di dalam genggam tangan Masumi yang besar dan Masumi dapat merasakan sentuhan kulit Maya yang halus dan hangat.

‘’Aku Kitajima Maya. Kamu bisa memanggilku Maya’’.

‘’Baik. Maya. Oh ya kamu bilang kau kenalku apa itu benar?’’

‘’Itu benar. Namanya Masumi Hayami. Dia sangat mirip denganmu. Oleh sebab itu ketika aku bertemu denganmu, aku memanggilmu Masumi. Dia telah hilang di New York. Aku datang kesini untuk mencarinya’’.

‘’Pasti dia orang yang sangat berarti dalam hidupmu, bukan?’’

‘’Iya...’’

‘’Pria itu beruntung ada wanita seperti yang mengkhawatirkannya’’. Maya menatap Masumi sedih. Walaupun sekarang dia ada dihadapannya, Maya tidak bisa leluasa melepaskan kerinduannya kepada Masumi. Jauh di lubuk hatinya dia ingin sekali memeluk Masumi dan juga menciumnya dan Maya berusaha menahannya sampai dia ingat lembali kepadanya.

‘’Apa aku ada kemunginan kalau aku Masumi Hayami?’’

‘’Mungkin saja’’.

‘’Aku akan berusaha mengingat siapa diriku’’.

‘’Itu bagus’’.

Masumi melihat jam tangannya dan jam sudah menunjukkan pukul 4 sore. ‘’Maya, maaf harus segera pulang. Aku sudah terlalu lama pergi pasti mereka mencemaskanku’’.

‘’Mereka siapa?’’

‘’Orang-orang yang selama ini merawatku. Mereka sangat baik sudah aku anggap sebagai keluargaku sendiri. Kau mau mengunjungi tempat dimana aku tinggal?’’.

‘’Boleh juga. Ayo!’’.

Selama dalam perjalanan Masumi sesekali melirik Maya yang berjalan disampinganya. Jantungnya masih saja berdebar-debar hebat.

‘’Dia sangat cantik walaupun tubuhnya tidak tinggi, tapi dia terlihat sangat cantik di mataku. Ah apa yang telah aku pikirkan’’katanya dalam hati. Masumi harus mengakui kalau bersamanya dia merasa nyaman dan dia merasa sudah merasa akrab dan mengenal Maya lama sekali. ‘’Mungkinkah aku adalah Masumi Hayami. Orang yang yang sedang dicari olehnya. Entah kenapa aku menjadi berharap kalau aku adalah Masumi Hayami . Maya oh Maya aku tidak bisa membohongi perasaanku kalau kau sudah membuatku terpesona ketika pertama kali bertemu denganmu di pusat perbelanjaan. Mungilku’’. Seketika langkah Masumi terhenti dan berdiri terpaku ditempatnya.’’Mungil...Mungil...kenapa aku bisa menyebut dia sebagai mungilku’’ katanya dalam hati. Maya juga berhenti berjalan dan melihat Masumi yang terus saja berdiri, lalu Maya mendekatinya.

‘’Ada apa?’’

‘’Ah..tidak ada apa-apa. Ayo kita jalan lagi’’.

Beberapa menit kemudian mereka berdua sudah berada di depan sebuah rumah mewah dan besar.

‘’Disini aku tinggal. Kau masuk dulu?’’

‘’Tidak usah. Aku juga harus segera kembali ke hotel. Ini sudah sore lain kali saja’’. Wajah Masumi terlihat kecewa , dia merasa tidak rela kebersamaannya dengan Maya akan berakhir. Seperti teringat sesuatu Maya kemudian menuliskan sesuatu di secarik kertas.

‘’Ini’’katanya sambil menyerahkan secari kertas kepada Masumi.

‘’Itu alamat hotelku dan juga no Hpku. Jika kau membutuhkan pertolongan atau teman bicara hubungi aku kapan saja. Pasti aku akan datang’’. Masumi tersenyum.

‘’Terima kasih’’.

‘’Kalau begitu sampai jumpa!’’. Maya melangkah pergi.

‘’Tunggu!’’teriak Masumi. Maya langsung menghentikan langkahnya.

‘’Ada apa lagi?’’

‘’Apa besok kita bisa bertemu kembali?’’tanya malu-malu dan rona merah diwajahnya langsung muncul.

‘’Tentu saja’’jawab Maya senang.

‘’Baiklah. Sampai jumpa besok di taman ya’’. Maya menganggukan kepalanya . Masumi kemudian masuk ke rumah dan langsung pergi ke kamarnya.

Masumi menghembuskan nafas panjang berkali dan berusaha menenangkan diri dari debaran jantungnya yang cukup kuat.

‘’Ada apa denganku hari ini ya? Kenapa jantungku berdetak dengan kencang seperti ini ketika berada bersama dengan gadis itu.Tiba-tiba terdengar suara ketukan dipintu.

‘’Masuk!’’. Ibunya Laura masuk.

‘’Halo Ken!’’

‘’Halo!’’

‘’Kamu baru pulang?’’

‘’Iya’’.

‘’Lain kalau mau pergi keluar jangan lama-lama. Kamu kan baru saja sembuh, jadi jangan terlalu lama beraktivitas di luar. Bagaimana kalau kamu jatuh sakit lagi?’’

‘’Maaf sudah membuat Anda khawatir. Lain kali saya tidak akan mengulanginya lagi’’.

‘’Bagus. Oh ya siapa wanita yang bersamamu tadi?’’

‘’Oh itu wanita yang telah bertabrakan dengan saya di jalan. Dia mengantarkanku pulang’’.

‘’Oh’’. Ibunya sedikit memandang curiga kepada Masumi.

‘’Ya sudah’’. Ibunya Laura keluar kamar dan Masumi langsung mengelus dadanya, lalu berbaring di tempat tidurnya.

Setiap kali dia memejamkan matanya bayangan Maya selalu hadir di benaknya, senyumannya yang hangat  membuat hatinya merasakan kehangatan Maya.

‘’Kenapa aku jadi memikirkan dia? Padahal aku baru bertemu dengannya 2 jam yang lalu dan aku belum mengenal siapa dirinya’’.

‘’Aaaarggghhhh....’’. Masumi langsung bangun dan menangkupkan wajahnya dalam kedua telapak tangannya, lalu bangun dan meminum segelas air. Masumi pergi ke balkon  dan angin kencang langsung berhembus menggerakkan rambutnya.

‘’Maya...Maya...siapakah kamu sebenarnya? Pertemuan kita yang singkat sudah membuatku mencuri perhatianku’’, Masumi lalu kembali berdiri melamun, tiba –tiba dirinya menyadari sesuatu yang megejutkan.

‘’Apakah..apakah aku telah jatuh cinta padanya pada pandangan pertama? Apakah itu mengkin?’’. Sekali lagi Masumi menyentuh dadanya dan merasakan jantungnya sekarang berdetak lagi dengan kencang setiap kali mengingatnya.

*****

Masumi dan orang tua Laura sedang makan malam bersama. Laura masih berada diluar kota bersama dengan teman-temannya dan baru besok lusa pulang kerumah.

‘’Ken, apa kamu sudah ingat masa lalumu?’’tanya ibu Laura tiba-tiba.

‘’Belum’’.

‘’Tidak perlu kamu paksakan untuk mengingatnya . Pelan-pelan saja’’.

‘’Baik’’.

Setelah makan malam Masumi kembali ke kamarnya dan dia duduk di sofa. Saat ini dia sedang merenungi dirinya dan sampai saat ini juga dia masih belum mepercayai kalau dia telah jatu cinta pada Maya. Sekarang pikiran dan hatinya selalu di penuhi oleh diri Maya. Masumi sudah mulai merindukannya. Dia sudah tidak sabar menunggu besok pagi untu bertemu dengannya. Sebuah senyuman tersungging di wajahnya. Tapi hatinya tiba-tiba merasa bersalah pada Laura yang saat ini sedang mencintai dirinya. Dia merasa bersalah karena akhirnya dia malah jatuh cinta pada wanita lain padahal dia sudah berjanji kepadanya akan belajar untuk mencintainya.

‘’Kalau dia pulang nanti aku akan mengatakan perasaanku yang sebenarnya kepada Laura. Aku tidak ingin membohongi perasaanku lagi’’. Masumi naik ketempat tidurnya, lalu tertidur lelap dengan wajah senang.

Sementara itu di hotel Maya, Masumi, Rei , Hijiri dan pak Asa berdiam diri setelah mendengar cerita dari Maya. Mereka sangat senang akhirnya dapat menemukan Masumi. Mereka memutuskan untuk tinggal lebih lama lagi sampai ada kemungkinan Masumi dapat mengingat dirinya sendiri.

Keesokan paginya Maya sudah berada di taman menunggu Masumi. Jantung Maya berdetak semakin kuat karena pertemuannya dengan Masumi akan segera tiba. Tangannya sudah menjadi dingin dan dia merasa gugup.

‘’Pagi Maya!’’

Maya terlonjak kaget dan berdiri.

‘’Pa..pagi!’’sapanya gugup.

‘’Kau cantik sekali hari ini’’

‘Terima kasih’’katanya malu-malu. Kemudian mereka berjalan mengelilingi setiap sudut kota New York dan mereka berdua sangat senang. Bagi Maya sekarang Musim semi di New York terlihat begitu indah karena dia dapat menikamtinya bersama dengan kekasihnya. Masumi pun terlihat senang. Mereka kemudian membeli hot Dog dan memakannya di taman. Lalu mereka berjalan kembali dan tiba-tiba tangan Masumi mengenggam tangan Maya. Maya sedikit terkejut tapi hatinya senang.Tidak terasa waktu cepat berlalu. Hari sudah menjelang sore dan mereka pun harus segera berpisah kembali.

‘’Maya, terima kasih untuk hari ini’’.

‘’Aku juga.Aku senang kita bisa menikmati hari ini bersama-sama’’.Dengan enggan Masumi melepaskan tangan Maya dan tersenyum lembut padanya.

‘’Sampai jumpa lagi! Aku harap kita akan bertemu denganmu lagi’’.

‘’Aku juga’’. Maya menetap kepergian Masumi dengan tatapan sedih dan tiba-tiba saja dia beralri menyusul Masumi.

‘’Ada apa ?’’tanya Masumi.

Mayamenjijitkan kaki, lalu...

Cuuuuppp! Maya akhirnya mencium Masumi di bibirnya. Masumi berdiri membeku dan terkejut dengan reaksi Maya.

‘’Ken, sampai jumpa!’’. Masumi yang tersadar dari keterkejutannya lalu menahan tangan Maya dan menariknya dalam dekapannya . Masumi sedikit melonggarkan pelukannya dan kini wajah mereka berdua sangat dekat .Mereka berdua dapat merasakan debaran keras jantung mereka,  wajah Maya dan Masumi terlihat memerah. Masumi sedikit menundukkan kepalanya dan mengecup lembut bibir Maya. Mereka berdua akhirnya berciuman di jalanan yang sedang ramai di lalui oleh orang-orang dan tidak memperdulikan tatapan orang-orang .
 

Tidak jauh dari mereka sepasang mata sedang memperhatikan mereka berdua.
‘’Maaf pak Kitajima , kita harus segera pergi. Rapat dengan perusahaan perusahaan LMN Inc’’.
‘’Baik’’. Shinichiro memasuki mobilnya tanpa mengalihkan pandangannya dari Maya.
‘’Koyama, sepertinya Maya dan Masumi ada di sini’’.
‘’Eh...’’
‘’Aku baru saja melihat mereka berciuman di jalan. Aku rasa sebentar lagi aku akan segera menyiapkan pesta pernikahan putriku Maya’’. Shinchiro tersenyum senang.
‘’Koyama, sepertinya aku ada ide yang baru saja terlintas dipikiranku. Setelah kamu mengantarkanku , segeralah cari dimana Maya menginap. Aku akan menikahkan Mereka disini’’.
‘’Apa Anda serius?’’
‘’Tentu saja. Aku sudah tidak sabar menimang cucu dari mereka’’.
‘’Baik. Aku mengerti’’.
Maya dan Masumi masih terdiam ditempat setelah mereka selesai berciuman. Wajah mereka merah padam dan kemudian mereka segera melepaskan pelukan mereka, lalu mereka berpamitan sekali lagi. Mereka berdua terlihat sangat gugup.
‘’Aku pulang dulu’’kata Maya.
‘’Hati-hati di jalan!’’. Maya menganggukan kepalanya.
Masumi berjalan menuju rumah dengan hati riang. Disepanjang jalan Masumi bersenandung ria. Maya pun  hatinya berbunga-bunga. Tangannya menyentuh bibirnya dan masih merasakan kehangatan ciuman Masumi. Disepanjang jalan Maya tersenyum-senyum dan sesekali tertawa di tahan.
Masumi telah masuk ke dalam rumah dan dia terkejut melihat Laura ada di dalam menyambut kedatangannya.
‘’Laura, kenapa kamu bisa ada disini? Bukaannya akan kembali besok’’.
‘’Rencananya sih begitu, tapi karena aku merindukanmu, aku jadi pulang cepat’’. Laura langsung memeluk Masumi. Dia masih belum siap mengatakan perasaannya pada Laura yang sudah begitu baik kepadanya, tapi Masumi tidak ingin membohongi Laura.
‘’Kau jalan-jalan kemana?’’
‘’Hanya keliling kota ini saja’’.
‘’Apa menyenangkan?’’
‘’Iya’’.
‘’Kau pergi sendirian?’’
‘’Tidak. Aku pergi dengan seseorang?’’
‘’Siapa?’’
‘’Kau tidak mengenalnya’’.
‘’Apa dia wanita?’’tanyanya curiga. Masumi mengambil nafas panjang. Mau tidak mau sekarang dia harus mengatakannya pada Laura.
‘’Iya’’. Laura langsung melepaskan pelukannya dan menjauh Masumi.
‘’Siapa wanita itu? Apa dia temanmu?’’
‘’Namanya Maya Kitajima. Dia temanku. Aku baru mengenalnya kemarin. Dia sangat baik. Jika kau sudah berkenalan dengannya pasti kau akan suka padanya’’. Mata Laura terlihat gelap menahan kecemburannya ketika Masumi menceritakannya dengan mata yang berbinar-binar. Laura tahu Masumi telah jatuh cinta kepada Maya. Itu dapat dilihat dari sinar matanya dan juga ekspresi wajahnya ketika dia bercerita tentang diri Maya.
‘’Sudah cukup!’’teriaknya tiba-tiba.
‘’Laura....’’
‘’Ken, kau suka kepadanya kan?’’. Masumi menganggukan kepalanya.
‘’Iya. Aku suka kepadanya. Maafkan aku’’.
Mata Laura mulai berkaca-kaca.’’Tapi kamu sudah berjanji padaku untuk mencintaiku’’.
‘’Maaf Laura. Aku memang berjanji untuk belajar mencintaimu, tapi perasaanku pada dia datang secara tiba-tiba, tanpa aku sadari aku telah jatuh cinta kepadanya ketika pertama kali melihatnya kemarin. Sekali lagi maaf aku tidak bisa mencintaimu’’. Laura menangis dan berlari kekamarnya. Masumi merasa bersalah telah membuatnya sedih. Orang tua Laura menyaksikan pembicaraan mereka. Masumi pun pergi ke kamarnya dan menghempaskan dirinya di sofa sambil menikamati semilir angin sore yang masuk ke kamarnya.
‘’Apa yang harus aku lakukan sekarang?’’. Masumi mengosok-gosokkan wajahnya dengan kedua tangannya.Masumi menjadi merasa tidak enak hati pada keluarga Laura dan dia memutuskan untuk pergi dari rumahnya. Masumi membereskan semua pakaiannya, tiba-tiba pintu kamarnya terbuka. Laura masuk dan heran melihat yang dikerjakan Masumi.
‘’Apa yan kau lakukan?’’
‘’Aku sebaiknya pergi dari rumah ini. Sekarang aku sudah sembuh. Aku tidak ingin merepotkan kalian lagi. Kalian sudah sangat baik kepadaku dan aku benar-benar sangat berterima kasih kepada kalian. Aku pasti akan membayar hutang budi kalian’’,
‘’Apa ini karena wanita itu? Apa dia yang menyarankanmu untuk pergi dari sini?’’
‘’Tidak. Maya sama sekali tidak menyuruhku pergi dari rumah ini’’.
‘’Lalu kenapa kamu harus pergi?’’
‘’Aku sudah mengatakan alasannya tadi’’.
‘’Tapi kamu akan tinggal dimana?’’
‘’Entalah mungkin aku akan menyewa sebuah flat murah dan mencari pekerjaan untuk sementara ini aku akan tinggal di motel’’.
‘’Apa kamu akan pergi ke sisinya?’’
‘’Untuk saat ini tidak, karena dia masih belum tahu perasaanku sebenarnya’’.Masumi telah selesai membereskan pakaiannya dan ketika akan beranjak pergi Laura menahannya.
‘’Aku mohon jangan pergi Masumi. Tetaplah tinggal disini’’.
‘’Maafkan aku Laura. Aku akan tetap pergi, jadi lepaskan tanganku’’.
‘’Tidak. Jika kau berjanji tidak akan pergi aku akan melepaskan tanganmu’’.
‘’Laura, aku mohon jangan seperti ini. Aku tidak bisa memberikan kebahagiaan kepadamu. Carilah pria lain yang mencintaimu pasti kau akan menemukannya karena aku sudah menemukan orang yang aku cintai’’. Masumi menyingkirkan tangan Laura dari tangannya. Tangisan keras Laura pecah dan suara tangisan mengema ke seluruh ruangan rumah. Orang tuanya yang kaget mencari asal suara tangisan anaknya . Masumi melangkah pergi dan Laura berusaha mengejarnya.
‘’Masumi aku mohon jangan pergi’’. Laura dan Masumi beradu argumen di tengah tangga . Tiba-tiba kaki Masumi terpeleset dan jatuh. Tubuhnya berguling-guling di tangga dan akhirnya Masumi tidak sadarkan diri. Laura berteriak keras dan orang tuanya pun sangat terkejut. Mereka kemudian memanggil ambulance dan membawanya ke rumah sakit. Laura menangis tersedu- sedu di rumah sakit.
‘’Ibu ini salahku’’.
‘’Sudah Laura jangan menangis lagi’’. Masumi masih berada dalam pertolongan dokter. Satu jam kemudian dokter keluar.
‘’Bagaiaman keadaanya?’’tanya Laura cemas.
‘’Syukurlah Kentaro tidak terluka parah hanya ada memar dan luka gores di tubuhnya dan CT scannya bagus tidak ada masalah di kepalanya’’. Laura dan orang tuanya bernafas lega.
‘’Boleh aku menemuinya?’’tanya Laura.
‘’Tentu saja’’. Laura segera pergi ke kamar dan melihat Masumi terbaring lemah seperti beberapa waktu yang lalu dengan kejadian yang sama terjatuh dari tangga karena dirinya. Laura menangis.
‘’Maafka aku. Aku tidak bermaksud untuk mencelakakanmu atau menyakitimu. Aku tidak sengaja. Maafkan aku’’. Laura membelai kepala Masumi dan menatapnya sedih.
‘’Apa kamu begitu mencintai wanita yang bernama Maya itu? Padahal kamu baru bertemu dengannya kemarin. Kalau itu membuat bahagia, aku akan rela melepaskanmu’’. Laura kemudian menangis lagi.
Keesokan siangnya seperti biasa Maya menunggunya di taman. Sudah 2 jam menunggu, Masumi masih belum kelihatan batang hidungnya. Maya menjadi cemas takut terjadi sesuatu kepadanya. Akhirnya Maya menelepon ke kediaman Masumi selama tinggal di New York. Maya sangat terkejut ketika salah satu pelayan mengatakan Masumi jatuh dari tangga dan dibawa kerumah sakit. Maya langsung pergi kesana untuk menemuinya. Diperjalanan ke rumah sakit, Maya terlihat gelisah dan  berdoa. Setiba di rumah sakit Maya langsung segera mencari keberadaan Masumi. Di ruang gawat darurat terlihat Laura dan orang tuanya sedang duduk. Laura melihat seorang wanita masuk ke kamar Masumi kemudian dia mengikutinya. Laura terkejut wanita itu menangis sambil memeluk Masumi.
‘’Masumi, sadarlah. Ini aku Maya. Aku sudah ada di sini. Masumi sadarlah!’’Maya menguncang-guncang tubuh Masumi.
‘’Hentikan! ‘’. Maya terkejut dan melihat Laura.
‘’Siapa Anda?’’tanya Maya.
‘’Seharusnya saya yang bertanya siapa Anda’’.
‘’Saya Maya Kitajima’. Laura diam.
‘’Ternyata Anda yang bernama Maya. Ken sudah menceritakan tentang dirimu padaku. Dia bilang dia mencintaimu’’. Maya terkejut dengan perkataan Laura .
‘’Eh...’’
Lalu Laura menceritakan kronologis kejadiannya pada Maya dan juga tentang perasaannya pada Masumi.
‘’Jadi begitu ceritanya’’.
‘’Boleh aku memanggilmu Maya’’.
‘’Tentu’’.
‘’Maya, tadi kamu menyebut nama Ken dengan nama Masumi. Kenapa?’’
‘’Karena Ken adalah Masumi. Dia adalah Masumi Hayami tunanganku’’.
‘’Apaaa? ‘’teriak Laura terkejut dan langsung mentup mulutnnya.
‘’Masumi pergi ke New York untuk urusan bisnis, tapi dia menghilang disini dan menurut berita dia dirampok dan jatuh dari tangga, Kami berusaha mencarinya kemana-kemana, tapi takdir mempertemukan aku lagi dengannya dan aku merasa sangat senang bisa menemukannya kembali’’.
‘’Jadi begitu ceritanya. Sepertinya Ken, ah maksudku Masumi dihatinya ada kamu seorang meskipun dia hilang ingatannya, tapi namamu tetap berada dalam hatinya dan tidak membuka hatinya untuk wanita lain. Sepertinya kalian sudah ditakdirkan untuk selalu bersama . Benang merah telah mengikat kalian berdua dengan erat. Aku iri padamu’’.
‘’Kamu percaya dengan legenda benang merah?’’tanya Maya.
‘’Tentu’’ kata Laura tersenyum lemah.Kemudian mereka dikejutkan oleh Masumi yang telah sadar. Maya langsung mendekatinya dan Laura memanggil dokter.
‘’Masumi...’’. Perlahan-lahan matanya terbuka dan Masumi tersenyum lembut pada Maya.
‘’Maya, sayangku! Kenapa kamu ada disini? Bukannya kamu ada di Jepang’’.
‘’Kau sudah mengingat semuanya. Kau sudah ingat padaku dan ingat pada dirimu sendiri?’’tanya Maya senang’’.
‘’Maya, apa maksudmu? Tentu saja aku ingat padamu mana mungkin aku melupakan wanita yang aku cintai di dunia ini’’.
‘’Masumi...’’. Maya menangis dan langsung memeluknya. Lalu dokter datang dan memeriksanya. Maya dan Laura menunggu di luar. Eisuke , pak Asa dan Rei datang setelah Maya menghubunginya ketika dalam perjalanannya ke rumah sakit. Lalu Maya meperkenalkan Eisuke , Rei dan pak Asa kepada Laura dan orang tuanya. Beberapa menit kemudian dokter keluar dan mengatakan Masumi tidak mengalami masalah apa pun dan mereka senang mendengarnya. Mereka tidak menyadari ada orang yang memperhatikan mereka dan orang itu tersenyum senang.
Dikediaman Kitajima
‘’Pak Kitajima, ini laporan tentang mereka berdua’’.
‘’Terima kasih Koyama’’.
Shinichiro membaca laporan yang diberikan Koyama.
‘’Masumi hilang ingatan’’.
‘’Benar, tapi sekarang ingatannya sudah kembali. Itu menurut laporan orang suruhan saya yang saya kirim ke rumah sakit untuk melihat keadaan Masumi ‘’.
‘’Syukurlah. Sekarang hubungi mereka aku ingin membicarakan masalah pernikahan Maya dan Masumi secepatnya’’.
‘’Apa ini tidak terlalu cepat? Pak Hayami kan masih sakit’’.
‘’Ini tidak terlalu cepat. Mereka berdua akan menikah setelah Masumi sembuh’’. Koyama akhirnya menelepon Eisuke atas perinta atasannya.
*****
Keesokan paginya Eisuke datang bersama dengan pak Asa  ke kediaman Kitajima. Eisuke terkejut ketika diberitahu oleh sekretaris Shinichiro kalau ayah Maya masih hidup. Shinichiro menyapa Eisuke dan juga pak Asa.
‘’Selamat pagi!’’sapanya ramah.
Eisuke dan pak Asa terkejut ketika melihat Shinichiro yang tidak lain tidak bukan adalah pemilik baru Takatsu grup.
‘’Anda?’’
‘’Pak Hayami, pasti Anda sudah tahu saya bukan’’.
‘’Benar’’.
‘’Baiklah aku tidak akan membuang-buang waktu lagi. Saya akan bicara langsung pada permasalahannya.Saya menyuruh Anda datang kesini untuk membicarakan pernikahan anak-anak kita’’.
‘’Pernikahan?’’
‘’Iya aku berencana akan menikahkan Maya dan Masumi disini ’’.
‘’Ide bagus. Kita berdua harus mendengar pendapat mereka berdua’’.
‘’Anda boleh mengatakan rencana ini pada Masumi, tapi tidak pada Maya, biarlah ini menjadi kejutan untuknya’’.
Lalu Shinichiro menjelaskan rencananya termasuk dimana mereka menikah. Setelah Eisuke kembali ke hotel, dia menceritakan semuanya pada Masumi .  Masumi setuju dan pernikahan akan dilangsungkan minggu depan dengan tema pernikahan fairyt tale wedding.
Satu minggu kemudian  Masumi , Eisuke pak Asa dan ayahnya Maya sudah pergi ketempat pernikahan Maya dan Masumi akan diadakan. Tinggalah Maya dan Rei dihotel.
Maya tidak mengerti mengapa Masumi dan ayahnya tiba-tiba ingin pergi kesuatu tempat dan tidak mengizinkan dirinya ikut. Lalu Rei mengajak Maya pergi kesuatu tempat tanpa mengatakan kemana Rei akan membawanya. Rei bahkan sudah membeli tiket pesawat.
‘’Rei sebenarnya kita mau pergi kemana?’’tanya Maya sambil membereskan pakaiannya.
‘’Nanti juga akan tahu setelah sampai tempat tujuan’’.
‘’Baiklah. Aku tidak akan memaksamu untuk mengatakannya’’.
Setelah semuanya siap mereka pergi dan beberapa menit kemudian mereka telah berada di bandara. Rei membawa Maya ke Anaheim,California. Maya tidak mengerti mengapa Rei mengajaknya pergi kesana. Beberapa jam kemudian mereka telah tiba di California dan mereka berdua naik mobil jemputan yang sudah disediakan ayahnya Maya dan tentu saja Maya tidak mengetahuinya karena Maya sama sekali belum tahu ayahnya masih hidup.
Mobil berhenti. Maya dan Rei keluar dari mobil. Maya melihat kesekeliling.
‘’Rei ini kan Disneyland’’.
‘’Benar Maya ini Disneyland’’.Maya terlihat senang dan berlari kesana kemari. Dia sedih karena Masumi tidak ikut.
‘’Ayo Maya sudah waktunya’’kata Rei.
‘’Apa maksudmu Rei?’’
‘’Sebentar lagi kau akan tahu Maya. Sebentar lagi’’kata Rei misterius.
‘’ Rei, pasti kau sedang  menyembunyikan sesuatu dariku lagi ya?’’
‘’Tiba saatnya kamu akan tahu sendiri. Rei menarik Maya membawanya kesebuh komplek yang bertemakan cinderella. Penata rias sudah menunggu kedatangan mereka berdua. Maya segera didandani  dan Maya masih merasa kebingungan apa yang telah mereka sekarang telah lakukan kepadanya.
‘’Ada apa ini?’’tanya Maya.
‘’Maya, diamlah mereka sedang mendandanimu’’kata Rei sambil tersenyum melihat Maya. Pakaian Maya kemudian diganti dan memakai sebuah gaun pengantin.
‘’Rei kenapa aku memakai gaun pengantin?’’
‘’Maya, beberapa menit lagi kau akan tahu semuanya dan kamu tidak perlu lagi penjelasanku. Yang penting sekarang kamu menurut saja. Percayalah padaku!’’. Akhirnya Maya berhenti bertanya. Setelah selesai berdandan . Kereta kuda yang berbentuk labu telah menunggunya dan Maya masuk ke kereta itu. Diwajahnya masih terlihat raut kebingungan. Kereta itu berjalan dan beberpa menit kemudian berhenti. Tiba-tiba saja Masumi datang menjemputnya. Maya terpekik kaget.

Fairy tale wedding at the Disneyland® Resort.

Photo Credit: Disney©


 
‘’Masumi, apa yang kamu lakukan disini?’’
‘’Maya sayang, ini adalah hari pernikahan kita’’.
‘’Apaaaaa....kau sedang bercanda kan ?’’
‘’Tidak aku tidak bercanda. Aku serius’’. Maya masih terkejut  dan belum bisa mempercayainya.Eisuke , pak Asa dan ayahnya Maya menjemput kedatangannya.
‘’Selamat datang Maya!’’sapa Eisuke.
‘’Apa ini rencana kalian?’’
‘’Benar. Ini rencana kami. Apa kamu suka?’’
Maya tertunduk malu rona merah telah muncul di wajahnya.’’Iya aku suka’’ .Mereka semua terlihat lega Maya menyukainya.
‘’Rei ternyata kau sudah tahu rencana mereka. Kau jahat’’.
‘’Maaf Maya. Tapi aku bagian dari rencana ini’’.
‘’Halo Maya!’’sapa Shinichiro tiba-tiba.
‘’Halo!’’
‘’Maya, aku adalah Shinchiro Kitajima. Ayahmu’’. Seketika Maya menjatuhkan buket bunganya dan hampir tidak mempercayai pendengarannya.
‘’A..ayahku’’.
‘’Benar. Maaf baru sekarang aku muncul dihadapanmu’’.
‘’Tapi ayahku sudah meninggal’’.
‘’Tidak aku belum meninggal’’. Lalu Shinchiro dengan singkat menjelaskan semuanya pada Maya dan kemudian mereka berpelukan. Maya mulai menitikkan air matanya begitu pun juga Shinichiro sudah lama tidak memeluk anaknya seperti ini. ‘’Maafkan aku Maya, aku tidak bermaksud untuk meninggalkan atau menelantarkanmu’’.
‘’Aku senang akhirnya aku dapat bertemu dengan ayah kembali. Aku pikir aku sudah tidak punya orang tua lagi’’.
‘’Sekarang kamu memilikinya’’.
‘’Ayah....’’
‘’Sudah Maya jangan menangis lagi. Nanti riasanmu rusak’’. Maya cepat-cepat menghapus air matanya dan mereka berdua tersenyum bahagia dan mereka sangat senang melihat pertemuan ayah dan anak yang sudah lama dinantikan. Upacara pernikahan akan segera dimulai ,Masumi pergi duluan ke altar dan Maya pergi menuju altar dengan ayahnya.


 
Upacara pernikahan berlangsung dengan khidmat dan kini mereka telah menjadi sepasang suami istri. Terlihat wajah bahagia diantara mereka berdua.Setelah selesai upacara pernikahan mereka menuju ke ruang resepsi.Kedatangan mereka disambut oleh para tamu. 
Maya terpana melihat kue pengantinya yang menjulang tinggi


Kemudian memotong kue pengantinnya bersama Masumi.Hari ini adalah hari terindah dalam hidup mereka dimana mereka berdua telah menyatukan tali kasih mereka dengan satu ikatan suci pernikahan. Maya dan Masumi saling tersenyum bahagia dan menatap pasangannya dengan tatapan penuh cinta. 
‘’Maya,terima kasih sudah mau mencintaiku selama ini dan sudah memberikan cintamu hanya untukku. Terima kasih sayang’’.
‘’Masumi, aku juga berterima kasih sudah mencintaiku dan menjadikan aku sebagai wanita yang paling berbahagia di dunia ini’’.
Maya menatapnya dan merasakan degupan jantungnya yang terasa kuat ketika Masumi membalas menatapnya dengan sangat mesra.
‘’Sekarang kau sudah menjadi istriku dan sudah menjadi milikku sepenuhnya. Karena kita sudah bertemu setelah jiwa kita saling mengarungi ruang dan waktu untuk membawa kita saling bertemu kambali!’’
‘’Masumi, aku mencintaimu’’
‘’Iya sayang, aku juga mencintaimu. Apa kamu masih ingat dengan perkataanku sewaktu kita melakukan kencan pertama?’’. Maya mengerutkan dahinya.
‘’Aaaahhh...kau berjanji akan mengajakku kencan ke Disneyland’’.
‘’Benar dan sekarang kita sudah berada Disneyland bukan untuk kencan tapi untuk menikah’’.
 Masumi mengecup lembut bibir istrinya , lalu  mengajaknya berdansa. Cinderella telah bertemu dengan pangerannya dan hidup penuh kebahagiaan sedang menunggu mereka di depan mata.

 Happily ever after.


The End

15 comments:

betty on 9 September 2011 at 10:51 said...

seperti biasa ,gw kompor SE

udahhh Masumi ama Laura aja ....jiakakakakak
tp sepanjang idupnya Masumi , dia akan terganggu dgn bayangannya Maya .... walo blur ...huahahaha

Heri Pujiyastuti on 9 September 2011 at 11:09 said...

Jangan lama-lama ya Michan. Dah ga sabar menanti. Kira-kira Masumi inget sama Maya karena apa yach...

dewjaz on 9 September 2011 at 12:01 said...

yaaaaaaaaaaaaaaaaaah inget lah... klo gak inget tegaaaaaaaaaaaaaaaa

mommia kitajima on 9 September 2011 at 15:44 said...

nabrak syapa tuhw?
mudah2an may ^^

ivoneyolanda on 9 September 2011 at 20:51 said...

Wah Maya akhirnya ketemua sama Masumi juga (mudah2an)...ayo Mia lanjuuut dah penasaran bnget

naruhills said...

yaaaahhh... masih bersambuung... :(
lanjut doong, penasaran nih...

deni said...

ada pepatah: emang klo jodoh g bakalan kemana2.. pengen banget merasakan cinta yang seperti ini,, they R really hot couple!

purple on 12 September 2011 at 10:45 said...

eeehh, END tapi koq terakhir "Masih berlanjut"
ahhh jangan - jangan sekuel baru ya ): ngarap.com

Puji Aditya on 12 September 2011 at 12:39 said...

waaaaaaaaaaa........... akhirnyaaaaaaaa..........

purple on 12 September 2011 at 13:31 said...

akhirnyaaaa...
kirain baru besok End yang bener - bener End
huahahahah
TQ Mia

Anonymous said...

Akhirnyaaaaaa.... senangnya bisa berakhir bahagia,,, Thanks Mia..^_^

Dwi Asih aw

Anonymous said...

ça ;c'est une fin ,vraiment j'ai adoré tu as fait du beau travail encore bravo!!!!!

Unknown on 11 August 2012 at 05:01 said...

aduh...maaf aku baru baca edingnya suka banget, tp sayang kok maya belum tahu klo masumi itu kakak yg kasih kancing seragam sekolah dan juga pemuda yg tenggelam di danau. masumi jg belum tau kalau maya yg telah menolongnya saat dia tenggelam.

Jual on 18 February 2013 at 07:17 said...

maaf, baru baca.
Kok udah end ya..
padahal Masumi kan belum tau kalo maya yg nolongin dia tenggelam.
Endingnya masih gantung nich Sist Mia hehehe

Jual on 18 February 2013 at 07:21 said...

Maaf baru baca, Kenapa Masumi belum tau kalo Maya yang nolongin dia tenggelam. Endingnya masih gantung Sist Mia hehehe

Post a Comment

Silahkan kritik, saran, sapa dan salamnya... :)

 

An Eternal Rainbow Copyright © 2011 Design by Ipietoon Blogger Template | web hosting