Saturday 17 September 2011
Fanfic TK: The Jealousy oh Masumi Hayami 10
Rate : 18 +
Sekuel
Fanfic Destiny
THE
JEALOUSY OF MASUMI HAYAMI
(by
Tati Diana)
Chapter
10 :Nestapa
Pemberitaan tentang
hubungan Masumi dengan Nana Nakamura, ternyata ikut andil dalam kebulatan tekad
Maya untuk bercerai dari Masumi. Hari ini dia harus menghadiri persidangan
perceraiannya yang akan memutus hubungan pernikahannya dengan pengeran Daito itu.
Hari itu Maya mengenakan kemeja putih lengan panjang dengan rok berpotongan A
sepanjang lutut. Dia nampak terlihat tegang. Ini kali pertama dirinya kembali
akan bertemu dengan Masumi sekaligus mungkin yang terakhir sebagai pasangan
suami istri. Maya terlihat gugup. Beberapa kali dia meremas roknya, mencoba
menghilangkan gundah gulana dalam hatinya.
Jam yang berdetak di
dinding berputar dengan cepat, hingga dua jam telah berlalu tapi sosok Masumi
Hayami tak nampak juga.
***
Di tempat lain. Masumi
nampak bersiap-siap akan pergi menuju tempat persidangan. Melihat kencan Maya
dan Yosuke, Masumi semakin yakin bahwa Maya sudah menggantikan posisi dirinya
dengan Yosuke. Masumi berusaha tegar untuk menerima kenyataan itu. Walaupun
jujur dia masih sangat berharap bahwa Maya akan kembali padanya.
“Hari ini aku ingin
menyetir sendiri” kata Masumi saat melihat sopir pribadinya hendak membukakan
pintu mobil untuknya.
“ah...baiklah, ini
kuncinya tuan” kata sopir itu sambil menyerahkan kunci mobil itu dengan hormat.
Masumi duduk dibelakang
kemudi dan perlahan mobil melaju meninggalkan kediaman Hayami.
Selama di perjalanan,
Masumi terlihat melamun. Semua kenangan indahnya bersama Maya datang silih
berganti memenuhi kepalanya. Semua kenangan indah itu berputar bagikan slide
yang diputar. Masumi dengan santai mengemudi sampai tiba-tiba ingatannya
kembali kepada Yosuke Seichi dan kemarahan itupun tiba-tiba muncul dalam
hatinya. Masumi menegang dan tanpa disadari mobil pun melaju lebih cepat dan
berusaha menyalip mobil didepannya. Tapi malang mobilnya melaju tak terkendali dan................BRAAAKKK..................
sebuah truk dari arah berlawanan menabraknya, mobil Masumi pun terpental. Darah
keluar dari dahi Masumi dan dia pun tidak sadarkan diri.
***
Masumi langsung di bawa
ke unit gawat darurat. Eisuke yang pertama kali mendengar tentang kabar anak
tirinya, mengutus Pak Asa untuk mengecek kondisi anak tirinya itu. Eisuke
sangat khawatir sekali dengan kondisi Masumi. Dia merasa kasihan pada anak
tirinya itu, setelah nasib pernikahannya yang hampir berakhir, kini Masumi
harus meregang nyawa setelah kecelakaan yang menimpanya. Eisuke semakin
khawatir terutama menyangkut nasib ketiga cucu kesayangannya.
“ahh.....Masumi aku
harap kau baik-baik saja.” Bisik hati Eisuke
***
Ditempat lain Maya
semakin merasa lelah menunggu kedatangan Masum. Hingga saat dirinya berjalan ke
arah cafetaria hendak membeli air mineral, matanya menangkap siaran televisi
yang menyajikan breaking news tentang sebuah kecelakaan yang menimpa Masumi.
“tidak.............itu
tidak benar.....Masumiii..........! kata Maya yang langsung berlari keluar gedung
dan bergegas mencari taksi.
Di dalam taksi, Maya
tak henti-hentinya menangis. Bagaimanapun Maya masih sangat mencintai Masumi.
Dia tidak mengharapkan sesuatu hal yang buruk pada lelaki itu. Hingga taksi
itupun membawanya ke rumah sakit tempat Masumi di rawat. Saat dirinya sampai
disana, telah hadir Pak Asa dan juga Nona Mizuki.
“nona Mizuki, bagaimana
keadaan Masumi?” tanya Maya.
“ ah........sayang
sekali, aku pun tidak bisa memberitahumu Maya. Dokter belum memberi kabar
apa-apa tentang kondisi Pak Masumi” kata Mizuki dengan khawatir.
“(Hiks........hiks.).......mengapa
hal ini menimpanya?” tanya Maya sambil terisak.
“tenanglah, Maya. Pak
Masumi pasti kuat............. dia pasti segera sembuh” kata Mizuki menenangkan.
“Benar Nyonya, tuan
muda pasti sembuh. Dia sangat kuat. Lebih baik anda berdoa saja untuk
kesembuhannya” kata Pak Asa.
Lama mereka menunggu
kabar hingga pintu ruang unit gawat darurat itu terbuka. Maya langsung bangkit
dari tempat duduknya dan menghampiri dokter yang baru saja menangani suaminya.
“bagaimana kondisi
suamiku, dokter?” tanya Maya.
Sang dokter itu menatap
Maya dengan penuh kesedihan, dia merasa kasihan dengan kondisi pasien yang
ditanganinya.
“Nyonya kami telah
berusaha semaksimal mungkin. Pasien masih dalam keadaan koma. Sejujurnya
harapan pasien sangat tipis tapi saya percaya pada keajaiban. Tak ada yang tak
mungkin jika Tuhan berkehendak” kata dokter itu menerangkan.
“apa maksudnya ini,
dokter? Maksud anda kemungkinan Masumi untuk hidup sangat tipis?” tanya Maya.
“ ya....nyonya. maafkan
saya. Kami sudah berusaha. Kita hanya bisa menunggu sampai besok apakah beliau
akan sadar atau tidak” kata dokter itu.
“tidak..... Masumiku
pasti sembuh. Dia akan berada di sampingku...(hiks..hiks.).......” kata Maya
sambil terisak.
“tenanglah , Maya” kata
Mizuki.
“Bagaiamana aku bisa
tenang dengan kondisi suamiku.
Masumi....Masumi....aku ingin menengoknya” kata
Maya.
“maaf Nyonya. Saya
tidak ijinkan. Pasien perlu beristirahat” kata dokter mengingatkan.
“Dan kapan aku bisa
melihatnya? Apakah saat dia sudah mati dan terbujur kaku? Tanya Maya dengan
marah.
Dokter tersebut bisa
merasakan kesedihan hati Maya dan dia pun merasa bersimpati serta kasihan
padanya.
“Baiklah....... Nyonya
kami ijinkan. Kami beri waktu anda 10 menit tapi dengan syarat anda tidak
mengganggunya” kata dokter itu.
Maya perlahan masuk
kedalam ruangan itu. Nampak Masumi yang tertidur. Kepala dan wajah lelaki itu
nampak diperban. Tampak selang infus dan beragam peralatan medis yang
bersambung dengan tubuh gagah lelaki tampan itu Maya sangat sedih sekali
melihat kondisi suaminya yang terlihat menyedihkan.
‘Masumi........ini aku,
sayang...” kata Maya sambil tangannya berusaha mengelus wajah lelaki itu.
“kau pasti akan sehat
kan? Kau tidak akan meninggalkan aku dan anak-anak. Kau tahu aku tidak pernah
ingin berpisah denganmu.
Tidak seperti ini........(hiks.......hiks).....aku
ingin kau selalu ada disampingku dan aku pun akan selalu di sampingmu.” Sesaat
maya terdiam untuk melihat kondisi suaminya. Dia ingin Masumi bereaksi dengan
segala ucapannya. Dia ingin Masumi tahu bahwa dirinya ada disampingnya.
“Masumi.......Maafkan
aku atas segala kesalahanku padamu. Aku selalu egois.........(.hiks.....hiks.)........aku
tidak pernah peduli akan perasaanmu. Kau tahu....... aku tidak ingin bercerai
darimu. Aku sangat cemburu pada wanita manapun yang dekat
denganmu...............tolong kembalilah Masumi..........(hiks......hiks)......Sembuhlah
sayang”bisik Maya ditelinga Masumi.
Maya tak sanggup lagi
berkata apa-apa. Hatinya merasa sedih dan sakit melihat kondisi Masumi . Wajah
Maya berurai air mata. Maya mencium tangan lelaki itu berharap sentuhan fisik
akan membuat sadar lelaki itu. Tapi harapannya sirna. Hingga waktu yang
diperkenankan dokter padanya berakhir, Masumi masih belum sadar juga. Dengan
enggan Maya meninggalkan kamar itu.
Maya keluar dari kamar
itu dengan bersimbah air mata. Mizuki tidak berkata apa-apa dia tahu bahwa
kondisi fisik bosnya, pastilah jauh dari harapan. Dengan segala ketulusan dia
mencoba menghibur Maya. Seharian mereka menunggu kepastian akan kondisi Masumi
hingga malam pun menjelang.
“Maya alangkah lebih
baik jika kau pulang. Kau perlu beristirahat” kata Mizuki.
“Tidak nona Mizuki aku
akan menunggu hingga kondisi suamiku membaik” kata Maya.
“Maya, aku tahu betapa
sayangnya dirimu padanya. Tapi kau juga harus memikirkan dirimu dan anak-anak.
Bagaimana jika mereka mendengar hal ini?. Lebih baik kau mendampingi mereka
disana. Itu lebih baik. Kau bisa datang kembali esok pagi” kata Mizuki membujuk
Maya.
Maya berpikir sejenak
dan membenarkan perkataan Mizuki,“baiklah nona Mizuki” kata Maya akhirnya.
Kedua wanita itupun
akhirnya meninggalkan rumah sakit. Hanya Pak Asa yang menunggu kabar tentang kondisi Masumi.
***
Keesokan harinya Maya
mendatangi kembali rumah sakit dengan tergesa. Jam 02 dini hari tadi Pak Asa
mengabarkan bahwa Masumi telah sadar dan kondisi Masumi telah membaik.
Sebenarnya dari semenjak kabar itu dia dengar, Maya ingin segera kembali ke rumah
sakit dan melihat kondisi Masumi, tapi anak-anaknya tidak bisa dia tinggalkan.
Maka baru pada pukul 08 pagi Maya bisa sampai di rumah sakit tersebut.
Maya membuka pintu kamar
tempat Masumi dirawat dan alangkah terkejutnya saat melihat Nana Nakamura tengah
menyuapi Masumi. Tiba-tiba rasa cemburu menguasainya, dia tidak ingin melihat
kemesraan keduanya. Maya berbalik arah dan membanting pintu itu. Keluar sambil
berurai air mata.
“Maya......Maya.....tunggu
Maya.......’ suara wanita memanggilnya
Langkah Maya terhenti
demi melihat wanita yang kini datang menghampirinya. Nana Nakamura sedikit
berlari agar dirinya bisa sejajar langkahnya dengan Maya. Maya terus saja
berjalan meninggalkan wanita itu.
“Berhenti
Maya...dengarkan aku dulu” kata Nana sambil mempercepat langkahnya.
“apa yang harus aku
dengar. Semua pemberitaan media telah jelas. Aku tidak tahu kenapa aku harus
datang kemari lagi. Aku lupa bahwa sekarang ada wanita lain yang lebih berhak
untuk berada di samping Masumi” kata Maya sambil terisak.
“Kau salah Maya. Apa
kau percaya pada berita di media? Dengar Maya. aku memang mempunyai hubungan
dengan suamimu.......” kata Nana.
Seketika Maya langsung
membuang wajahnya dengan marah. Dugaannya tepat, Nana adalah kekasih suaminya.
“......Tapi hubunganku tidak seperti dugaanmu.
Hubunganku dengannya murni masalah bisnis” kata Nana menerangkan.
Maya hanya menatap
Nana, berusaha mencari kebenaran akan ucapannya.
“jika kau mau memberiku
kesempatan. Aku ingin kita berbincang-bincang sejenak denganmu. Mari kita
bicara” kata Nana.
Maya sedikit ragu, tapi
akhirnya dia mengikuti langkah Nana yang menariknya ke sebuah cafetaria. Keduanya
lalu duduk di sebuah cafetaria yang menghadap taman yang ada di rumah sakit
tersebut.
“aku dan Masumi hanya
rekan bisnis. Tepatnya Masumi rekan bisnis suamiku. Dia dan suamiku telah
berhubungan bisnis sejak lama. Suamiku mengenal Masumi sudah sejak lama, mereka
berkenalan semenjak mereka sama-sama kuliah. Kemudian mereka kembali bertemu
saat mereka membangun sebuah proyek dan hubungan itu berlangsung hingga kini.
Pada proyek ini aku melanjutkan kerja sama antara suamiku dengan suamimu” Kata
Nana.
“lalu kemana suami anda?
Apa dia tak marah anda selalu pergi bersama suamiku?” tanya Maya.
“Suamiku telah
meninggal 7 tahun yang lalu. Dia terkena kanker otak” kata Nana dengan sedih.
Maya ikut prihatin
mendengarnya. Tapi sekaligus dia merasa khawatir dengan status janda yang
disandang wanita dihadapannya. Dan hal itu dirasakan oleh Nana.
“kau jangan khawatir,
walaupun aku kembali single tidak ada keinginanku untuk merajut tali asmara
dengan suamimu atau lelaki manapun. Selain karena aku tahu suamimu sangat
mencintaimu, aku pun masih sangat mencintai suamiku” kata Nana.
“Anda masih mencintai
suami anda? Apa anda tidak berniat kembali menikah?” tanya Maya.
Nana menggeleng.
“Memang aku dahulu
mencintai suamimu. Kami teman sewaktu kecil. Dia orang yang pintar dan pandai
bermain baseball. Sering sekali dia homerun dan memenangkan pertandingan. Tapi
dia tidak pernah tahu isi hatiku, ahh......... itu hanya cinta kanak-kanak.”
Nana terdiam .
“Lalu kemudian aku
bertemu dengan suamiku, Yoshida. Dia adalah lelaki yang baik. Tak disangka
ternyata dia teman kuliah Masumi. Lama-lama dia tahu pula tentang perasaanku
sewaktu kecil pada Masumi. Terus terang, Masumi adalah cinta pertamaku saat aku
kecil. Dan Yoshida selalu mengolok-olok aku tentang hal itu, lalu saat malam
Natal Yoshida menyatakan cintanya padaku. Satu tahun kemudian dia melamarku dan
kemudian kami menikah. Jujur aku menikah dengannya tanpa rasa cinta. Tapi demi
melihat ketulusan cintanya, lambat laun aku semakin mencintainya. Hingga
pernikahanku menginjak tahun ke 5 aku belum dikarunia seorang anak. Hingga
suatu saat dia pamit padaku bahwa dirinya akan pergi ke Jerman. Aku tidak
curiga atau bertanya apapun setiap kali kutanya mengapa dia belum kembali
pulang. Dia selalu beralasan bahwa urusannya belum selesai. Hingga aku merasa
putus asa dan mengancamnya, bahwa dia harus kembali ke Jepang atau aku tak akan
pernah mengijinkan dia menjenguk anaknya. Memang saat dia akan pergi ke Jerman
saat itu aku baru mengandung”.Nana kembali terdiam.
“Dan ancamanku
berhasil. Dia memang kembali ke Jepang ........tapi hanya jasadnya saja. Dia
telah meninggal. Rupanya dia melakukan Kemotherapi di sana. Dia tidak ingin aku
tahu tentang kondisinya. Dia tidak ingin aku mengkhawatirkan dirinya. Tapi
walaupun dia sudah meninggal dia selalu berkomunikasi denganku. Saat dirinya
sakit disana, rupanya dia selalu menyempatkan diri untuk menulis surat untukku.
Saat ulang tahunku, ulang tahun anakku, ataupun ulang tahun pernikahanku, aku
selalu mendapatkan kado surat dari mendiang suamiku yang dia titipkan pada
pengacaranya. Dia berwasiat agar aku selalu mendapatkan surat-surat itu darinya
dan pengacaranya selalu mengirimkannya padaku. Hingga tahun ke- lima aku
mendapatkannya, 2 tahun yang lalu aku sudah tidak mendapatkannya lagi.” Kata
Nana sambil terisak.
“Mengapa begitu?” kata
Maya.
“Suamiku memang membuat
surat untukku hanya untuk 5 tahun setelah kepergiannya. Dia berwasiat kepada
pengacaranya agar dia selalu melihat kondisiku. Jika aku sudah menemukan
pengganti dirinya hendaknya aku tidak usah dikirimi lagi atau tidak menerima lagi
surat-surat itu darinya. Itu artinya aku sudah bisa melupakannya. Surat itu adalah
bukti bahwa dia masih mencintaiku dan dia tetap menemaniku walaupun dia telah
tiada.Tapi hingga tahun kelima aku masih tetap sendiri dan ternyata aku
menerima suratku yang terakhir darinya. Aku masih mengingat isinya. Dia bilang
padaku bahwa ini adalah suratnya yang terakhir, dia tidak ingin aku mengingat
dirinya lagi, aku harus mencari pengganti dirinya dan lepas dari
bayang-bayangnya. Tapi demi Tuhan, bagaimana aku bisa menggantikan dirinya di
hatiku jika hatiku masih sangat mencintainya. Aku hidup dengan kenanganku bersamanya.
Aku menikmati kenangan manisku saat 5 tahun kebersamaan kami. Dia sangat
mencintaiku hingga dia tidak mau aku tahu dan merasakan penderitaannnya. Aku
teramat mencintainya. Yoshida akan selalu tetap dihatiku” kata Nana mengakhiri
ceritanya.
Maya menatap haru
dengan cerita yang baru saja di dengarnya. Dia bisa membayangkan betapa
sedihnya hati Nana dan merasa bangga akan kesetiaan Nana pada suaminya.
“Apa benar kau sudah
tidak mencintai Masumi?” tanya Maya yang masih penasaran.
“Tidak sama sekali. Walaupun
aku terlihat akrab dengannya, kami hanya teman masa kecil. Kau jangan takut
kalau aku akan merebut Masumi darimu, Maya. Masumi juga sangat mencintaimu Kau
tahu setiap kali kami bertemu Masumi selalu menceritakan dirimu dan anak-anak
kalian.”kata Nana.
“Oh ya?.....lalu
mengapa dia tetap meluluskan permintaan ceraiku?” tanya Maya.
“Itu dia lakukan karena
semata-mata ingin melihat dirimu bahagia. Aku pernah bertanya juga tentang hal
itu padanya. Tapi dia beralasan bahwa setelah melihat kau dan teman lelakimu berkencan
di pertunjukan balet, Masumi yakin sekali bahwa kau telah menggantikan Masumi
dengan lelaki itu” kata Nana.
“Itu semua tidak benar.
Aku masih sangat mencintai suamiku” kata Maya.
“Kalau begitu tunggu
apalagi, katakan itu padanya Maya. Kau tahu itu adalah obat yang sangat mujarab
untuk kesembuhan Masumi. Dirimu disisinya adalah harapannya, kabulkanlah, Maya”
kata Nana menasehati.
Maya menatap Nana
dengan mata berbinar.
“Terima kasih, Nana.
Ucapan anak-anakku memang benar. Kau memang wanita yang sangat baik” kata Maya.
“Apa memang begitu?”
tanya Nana sambil berkedip.
“Tentu. Kau memang
sangat baik dan aku sangat bahagia bisa mengenalmu” kata Maya.
Nana pun memeluk Maya.
*****
Maya masuk ke kamar
Masumi, rupanya Eisuke sedang menjenguk anak tirinya. Saat melihat Maya, Eisuke
pun pamit dan mempersilakan Maya menggantikan dirinya menjenguk Masumi.
“a\Aku pulang dulu. Kau
baik-baiklah. Cepatlah sembuh” kata Eisuke saat akan meninggalkan ruangan itu.
“Maya kau jagalah
anakku. Aku permisi dulu” kata Eisuke yang akhirnya keluar dari kamar itu.
Maya pun mengangguk.
Maya mendekat ke tempat
tidur Masumi. Masumi tersenyum saat melihat sosok mungil istrinya. Hatinya
merasa bahagia bisa melihat wajah mungil itu. Berbeda dengan Maya, dia sangat
sedih melihat kondisi suaminya, dengan penuh haru dia memeluk tubuh suaminya.
“Masumi..tolong maafkan
aku” kata Maya sambil menangis.
“shhhhh...........tak
ada yang harus dimaafkan.” Kata Masumi sambil membelai Maya.
“Kau tahu aku banyak
bersalah padamu. Aku tidak peduli pada perasaanmu. Aku selalu egois
dan.....dan..(hiks..hiks)..” Maya tak mampu lagi bicara apa-apa .
“Sudahlah sayang, aku
sudah melupakan semuanya” kata Masumi.
“Aku tidak ingin kau
ceraikan, aku ingin selalu bersama-sama denganmu. Kau tahu aku sangat bodoh
sekali ingin bercerai darimu”kata Maya.
“Oh...... jadi kau baru
menyadari bahwa dirimu itu bodoh “ kata Masumi sambil menyentuh hidung Maya
dengan jemarinya.
“Ah...Masumi.........aku
tak peduli kau sebut aku bodoh atau tidak tahu diri. Aku hanya ingin tetap
bersamamu” kata Maya sambil merajuk dan memeluk Masumi.
“Aku sangat
mencintaimu, Masumi” kata Maya mengeratkan pelukannya.
“Dan aku pun sangat
mencintaimu, Maya. aku pun ingin selalu bersamamu, sayang” kata Masumi sambil memeluk
dan mencium mesra istrinya.
Keduanya tersenyum
bahagia. Kemesraan mereka sedikit terganggu dengan ketukan dipintu.
“Tok..tok......tok...!”
terdengar ketukan di pintu.
“Masuk....!” kata Maya
mempersilakan orang yang mengatuk pintu tersebut.
Terdengar pintu kamar
tersebut dibuka, lalu nampaklah lelaki tampan yang kini hadir di hadapan
keduanya. Sosok tampan Yosuke Seichi.
****
To be continue
Categories
Author: Tati Diana,
Masumi,
Maya
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
11 comments:
arrgghhh... yosuke mengganggu aja! baru juga baikan...
lanjut mbak, jangan lama-lama, he..he..
*nadine*
Aow...aow...aow si pengacau tukang rusak suasana siape suruh ente dateng!
Mau ngapain sih Yosuke...... Senangnya mereka mau sama2 jujur n najhan ego... Untung gak jadi cerai.... Legaaaaaa.... Lanjutannya GPL ya sist Tatiiii :D
legaaaaaa, tp ada pengganggulegaaaaaa, tp ada pengganggu
genggessss Yosukeee!!!! argh!!!
yosuke, ke laut ajah..
aaaaahhhhh yosuke ni ganggu orang aja, sepertinya setipe nih dya ama shiomay. pulang kampung aja deh sono si yosuke ni
-bella-
Ah!yosuke ,j'éspère, qu'il va pas encore semer la zizanie entre masumi et maya? Bon travail et vivement la suite.
akhirnyaaa, baikan juga. gitu doong, bilang cinta aja susah amat sih hehe....
OOhh belum ada lanjutannya....Yosuke...menyingkirlah masa istri orang mau disambet juga....ih...please deh.....ditunggu updatenya sis....tq
duuhhh,,yosuke ganggu ajah dueh
trusss,,kapan nih lanjutannya????!!!
Post a Comment
Silahkan kritik, saran, sapa dan salamnya... :)