Tuesday 20 March 2012

Strawberry-gate

Posted by orchid at 01:01
(by orchid)

Eh

Masumi terkejut dan segera menegur supirnya. "Bunyi apa itu?" tanyanya.

"Anu tuan, sepertinya, itu bannya kempes." adu supir tersebut pada tuannya di belakang dengan sedikit gentar.

Masumi tampak mengamati kondisi diluar mobil. Sementara si supir masih gemetar was-was menunggu reaksi tuannya.

"Bagus. "Akhirnya masumi bersuara.

"Kau bawa payung?" tanyanya pada si supir.

"Iya tuan, ada dibagasi. "Jawabnya cepat takut dimurkai tuannya. Segera ia keluar mengambilkan. Juga disertai kebingungan dengan maksud perkataan tuannya barusan."ban kempes bagus? Apanya yang bagus?" Pikirnya.

"Apa? Jalan kaki? Nanti kita telat masumi." Keluh maya sembari mengikuti suaminya itu keluar dari mobil.

"Tenang saja sayang, aku sudah menghitung jaraknya, kita tidak akan telat." Berusaha meyakinkan istri mungilnya.

Maya baru hendak mendebat malah keduluan masumi.

"Aku dan nyonya akan jalan kaki, nanti jemput disana saja." Perintahnya sembari membuka payung dan berlalu bersama maya. "Hari ini sungguh cerah bukan?" Lanjutnya.

@.@
Si supir terpana. Ada apa gerangan dengan tuannya, setelah menganggap bagus ban yang kempes, sedang mendung dan rintik, apanya yang cerah? Rasa-rasanya dirinya harus memeriksa pendengarannya memastikan ia tidak salah dengar.

****

"Hah, apanya cerah? Inikan-"

"menurutku ini cerah kok." masumi menyela istrinya. "apalagi bersama istri mungilku ini" sembari ia menarik hidung maya dengan gemas.

"mungil? Mengejekku ya, akukan hamil, ga bisa pake high heels, jadinya pendek" protes maya sambil menyeka hidungnya dengan cemberut.

"Loh, akunya belum selesai"

"mungilku yang bersinar, yang merubah musim dingin seketika menjadi musim semi" menutup kalimatnya dengan senyuman.

"ih, apaan sih, ini tengah jalan tahu." maya memalingkan mukanya. Tersipu.
Dengan tersenyum dikulum masumi meraih bahu maya mendekat. Merangkulnya.

"eh"

"biar lebih hangat kan" seru masumi.h

Hidung yang semula merah kini telah menular ke seluruh wajah maya. "i, iya" setujunya dengan spontan.

Masumi tertawa kecil diikuti rangkulannya yang mengerat.

"eh" maya menengadah. Sedikit terkejut. Ia mengamati keheranan.

Masumi membalas tatapan maya "mungilku" sebutnya mesra.

Kali ini maya tersenyum mendengarnya.

Mereka berjalan awalnya dengan tenang tanpa ada orang yang menyadari siapa mereka berdua. Hingga suara gadis remaja terdengar "itu bukannya maya hayami?" sontak beberapa orang berhenti berjalan. Ada yang mengucek-ngucek mata, ada yang terperangah sambil menutup mulutnya, "ah iya, minta foto ah" seru suara yang lain.

Akhirnya terjadilah kehebohan kecil di pinggir jalan tersebut.

******

Setelah sesi pemotretan selesai, akhirnya mereka melanjutkan perjalanan.

"eh itu kan-" maya tak melanjutkan ucapannya. Masumi mengikuti arah pandangan maya.

"apa?" tanya masumi.

"itu- pria yang sedang memegang payung strawberi" maya terkikik geli. "kok dia mau-maunya sih memegang payung strawberi, apa dia tidak malu, lihat pakaiannya, dia parlente gitu, konyol" kritik maya.

"oh, mungkin dia sedang jatuh cinta."

"sok tahu." seru maya

"loh, lihat saja, disampingnya kan gadis, kalau bukan karena kasmaran, apalagi alasan bikin dia rela tampil konyol." terang masumi.

"eh"

Tiba-tiba maya teringat dirinya dan masumi dulu. Saat itu payungnya bercorak strawberi. Dan yang memegangnya adalah--

Maya tertegun. "jatuh cinta? Saat itu masumi sudah jatuh cinta padaku, tapi kan--" pikir maya. Maya teringat kalau masumi sering mengatakan kalau ia sudah jatuh cinta padanya sejak lama, tapi masumi tidak pernah mengakui sejak kapan, dengan alasan tidak tahu.

"aduhhh"

"ada apa maya?" tanya masumi melihat maya meringis memegangi perutnya.
"tidak, tidak apa-apa, hanya capek sedikit."

"eh"

"pegang payungnya" masumi menyerahkan payung itu ke tangan maya yang sudah digendongnya.

"a,aku tidak apa-apa kok, aku masih bisa jalan" pinta maya.

"jangan keras kepala" raut wajah masumi mengeras.

entah kenapa maya merasa tersentuh dan tenggorokannya tercekat. terharu.

Cup

Eh

Masumi menoleh, maya barusan mencium pipinya.

"tidak apa-apa begini?"tanya maya. Ia begitu terharu dengan perhatian pria ini, ditambah lagi maya baru saja mengetahui alasan kenapa dulu masumi rela sepayung dengannya, malah mengambil alih payung strawberinya dulu.

Masumi hanya tersenyum "kau ini"

"tidak berat?" tanya maya.

Masumi sedikit terkejut, lalu tersenyum.

"lumayan sih" dengan raut serius

"eh"

"ka, kalau gitu, aku turun saja" pinta maya.

Masumi terkekeh.

"duh, aku belum selesai, lumayan itu lumayan ringan, mungil." masumi menciumi gemas leher maya.

"eh, masumi, geli,hihihihi" maya terus tertawa geli akibat masumi yang terus menghujaninya ciuman gemas.

****

"sudah sampai" ujar masumi.

"ya..cepat sekali" keluh maya.

"loh, katanya takut telat"

Setelah menurunkan maya masumi melihat jam tangannya. "yup, sesuai perhitunganku, kita tidak terlambat, masih ada 10 menit sebelum pertunjukan dimulai." ujarnya kemudian.

"ada apa? Ada yang sakit?" Tanyanya cemas melihat raut wajah maya.

Maya menatap raut khawatir masumi.

"tidak ada apa-apa" jawab maya tersenyum.

"benar tidak apa-apa? Kau yakin?" ulang masumi.

"Iya, tidak apa-apa" jawab maya kali ini dengan senyum yang melebar.

Masumi menghela nafas lega.

®®®®®

"kau tunggu didalam saja kuambilkan minuman" ujar masumi. Ia lalu berbalik meninggalkan maya , sementara maya terus masuk mencari kursinya didalam ruang bioskop.

Dalam perjalanan menuju kursinya, matanya menangkap sesuatu dilantai. Gerakannya yang hendak menunduk terhenti oleh sentuhan dilengannya. Ia pun menoleh, "sakurakoji-kun!" yang disebut namanya membalas dengan senyuman, "ini berbahaya maya, kau sedang hamilkan?" ujarnya lalu mengambil selembar kertas yang tadi hendak dipungut maya. "hm, sepertinya penting, nanti akan kutitip di informasi" sambungnya.

"eh, sakurakoji-kun sedang nonton juga?" tanya maya.

"tidak, tadi aku hanya masuk ke ruangan ini, mencari pak kurazawa disana, saat aku melihatmu masuk." paparnya. Lama tidak bertemu dengan maya, membuatnya merasa sedikit berdebar. Meski ia mau tidak mau mengakui sedikit sendu. Ah! Koji menghalau pikirannya yang mulai kemana-mana. Ia cukup terobati bisa melihat senyum kebahagiaan diwajah mantan calon pacarnya.

"oh iya, aku harus cepat-cepat pergi sebelum pak masumi keburu datang, bisa-bisa aku di--" koji meneruskan kalimatnya dengan isyarat tangan yang menggerek lehernya.

"sakurakoji!"

Deg!! Koji tersentak dan segera membalik badannya. "ah, pak masumi, apa kabar pak?" koji menggaruk tengkuknya sendiri.

Masumi mengangkat sebelah alisnya, "baik" masumi mengamati sekelilingnya sebentar "kau menonton juga?sendirian?" tanyanya.

"tidak pak, ehm, saya berniat mengunjungi pak kurazawa, lalu tidak sengaja saya melihat ada may-- eh, maksud saya nyonya hayami disini, jadi saya menghampiri menyapa" jawab koji sedikit gugup.

"oh!" ujar masumi singkat lalu berjalan melewati koji dan menghampiri maya. "apakah masih ada yang kalian ingin bicarakan? Sepertinya filmnya sebentar lagi mulai" tanyanya setelah memandangi maya lalu berakhir dikoji.

Koji menelan ludahnya. Ucapan masumi terdengar ramah, tapi entah kenapa terasa menyudutkan bagi koji. "kurasa tidak ada pak, saya permisi dulu, saya masih harus mencari pak kurazawa" koji menundukkan badannya dan berbalik pergi setelah melemparkan senyum sekilas pada maya dan berakhir setengah menunduk hormat pada masumi.

Masumi dan maya lalu duduk setelah balas menundukkan badan pada koji.

Masumi melirik maya sebentar sebelum kembali menatap layar bioskop.

"minumannya mana?" tanya maya.

"maaf, tidak sempat, tadi aku bertemu rekan bisnisku" masumi berkilah, sebenarnya tadi ketika ia menunggu antrian, matanya menangkap sosok koji dari kejauhan memasuki ruangan ini, dan pada akhirnya ia memutuskan segera kembali ke ruangan hanya untuk memastikan tidak terjadi seperti yang ada dalam film-film, cinta lama bersemi kembali.

Dan disinilah ia, duduk mengatur nafasnya, disebabkan tadi ia setengah berlari. Sekaligus lega karena semuanya baik-baik saja.

Seulas senyum menggaris dibibir masumi.

®®®®

Kalau saja saat ini ia menyetir sendiri, pasti dirinya sedang bersiul atau bahkan bersenandung. Bukan karena ia sedang berlatih olah vokal atau sejenisnya. Tapi karena suasana hatinya sedang mengalami musim semi. Sayangnya dia sedang duduk di kursi penumpang, jadi ia hanya bisa memandangi jalanan dengan senyum yang tidak beranjak dari wajahnya.

"berhenti!"

Deg!
"iya pak"

"turunkan aku disini" perintah masumi tanpa melihat supirnya.

"baik pak" dengan cekatan ia mencari celah untuk meminggirkan mobilnya.

®®®®

Masumi menghela nafas. Untuk kesekian kalinya. Memikirkan perilakunya saat ini. Disinilah ia berdiri, atau lebih tepatnya setengah berdiri, disebabkan tanaman pagar didepannya tidak bisa menutupi tubuh tingginya. Menguntip. Yah, masumi hayami menguntip istrinya sendiri yang sedang hamil dan sedang bersama dengan seorang pria.sakurakoji.

Ketika melihat keduanya berjalan menuju taman ini, hal yang terlintas di benak masumi setelah turun dari mobilnya adalah mengikuti keduanya dengan diam-diam. Meskipun selama didalam mobil tadi, ia sempat berpikir untuk memperlihatkan diri dan bergabung dengan mereka. Tapi pada akhirnya inilah keputusan akhirnya.

BRRRRRRR

Masumi merasakan tubuhnya bergetar. Masumi merasa aneh, seharusnya ia tidak menggigil, saat ini sedang cerah. Oh, ternyata getarannya berasal dari ponselnya.

"iya mizuki, ada apa?" sapa masumi setengah berbisik.

"hah, saya yang harusnya bertanya pak, anda dimana sekarang? rapat sebentar lagi akan dimulai-- dan kenapa anda berbisik?" tanpa sadar mizuki juga ikut berbisik.

"tunda rapatnya. Disini macet." perintah masumi masih berbisik.

"hah, macet di---- mana pak?" mizuki memandangi layar ponselnya tidak percaya, atasannya tersebut sudah mematikan ponselnya tanpa membiarkan dirinya bertanya lebih lanjut atau bahkan menyelesaikan kalimatnya. Beberapa kali mizuki mencoba menghubungi, yang ada hanya tersambung ke mail box. Ada apa gerangan dengan perilaku tak biasa dari bosnya ini, pikir mizuki. Mizuki menghela nafas, setelah buntu memikirkan penyebabnya. Hal ini disebabkan, yang bisa membuat bosnya itu aneh hanya maya dan untuk saat ini itu tidak mungkin, karena mereka sudah menikah. Dan terlebih lagi, maya sedang hamil. Tidak mungkin kan bosnya itu mencemburui ataupun sampai menguntit istrinya sendiri, adalah salah satu pikiran yang terlintas di kepala mizuki.

Kembali ke pengintaian masumi hayami...

Dari pengamatan masumi, tampak keduanya sedang duduk membelakangi dirinya. Didepan keduanya ada kolam dengan air mancur ditengahnya. Meski tak melihat ekspresi keduanya, masumi yakin keduanya sedang tertawa bahagia, dilihat dari goncangan kecil tubuh keduanya. Dan sepertinya yang lebih sering tertawa adalah maya, begitulah hasil analisa masumi.

Masumi menghela nafas. Seharusnya ia tidak begini, ini sama saja tidak mempercayai istrinya sendiri. Tapi egonya lebih menguasai tubuhnya.

Masumi tertegun sejenak. Menyadari keduanya sedang berdiri dan sepertinya sedang menentukan arah perjalanan berikutnya. Reflek masumi berbalik dan mencari-cari disekelilingnya. Begitu yang dicarinya terlihat, ia segera menuju tempat itu dengan jalan menunduk.

Disini, didepan tenda kecil, masumi menyodorkan uang kepada penunggu tenda, yang menyerahkan barang yang dimintanya. Payung.

Dan masumi menghela nafas. Untuk keteraturan nafasnya hasil terburu-buru tadi, sekaligus akibat motif payung yang baru saja dibelinya. Motif strawberry. Bukan karena dirinya sedang galau, tapi karena motif ini hanya satu-satunya yang tersedia. Bukan juga karena akan hujan, sebab cuaca cukup cerah, tapi karena hanya itu satu-satunya alat penyamaran yang terlintas dibenaknya dan yang tersedia saat ini.

Ia menghela nafas kesamping. Dan pada saat itulah matanya menangkap sosok kedua orang yang dikuntitnya. Dengan cepat ia membalik badan dan membuka payung itu.


Bersambung

17 comments:

betty on 20 March 2012 at 09:27 said...

hehehehehe bener juga ya , dulu si masumi ga malu payungan ama maya .mana payung strawberry lagi ^^

xiaolong li said...

wkwkwk
emang klo udh cinta, apapun akn dlakukn g pake malu2
sista lanjut lg dong, jgn lama2 ya
penasaran nie

nining on 20 March 2012 at 10:37 said...
This comment has been removed by the author.
nining on 20 March 2012 at 10:38 said...
This comment has been removed by the author.
nining on 20 March 2012 at 10:56 said...

jadi senyum senyum sendiri bacanya,lanjuuut.....

Anonymous said...

masumi boro boro malu, bisa jalan ama maya aja udah anugerah banget, seolah-olah dunia milik berdua, yg lain ngontrak jadi gag perlu mikirin anggapan org lain. hehehe

-bella-

chuubyy on 26 March 2012 at 17:57 said...

ahh tanggung... MM mau kemana cii.. ajak2 dunk masumiii..>_<

Anonymous said...

Mana nih lanjutan nya...penasaran

xiaolong li on 11 July 2012 at 21:34 said...

wkwkwk
masumi ternyata blm brubah
skrg malah jadi penguntit
*lanjut lg ya

Beatrix on 12 July 2012 at 07:42 said...

Ya ampun Masumi masih jg cemburu ama Koji...lucu banget waktu baca Masuminya menguntit...xixixi...tq sis..

Anonymous said...

ckckckck....masumi ini masih aja cemburuan...

ivoneyolanda on 13 July 2012 at 22:12 said...

aduuuh masih bersambung.....lagi masumi aneh2 aja masa dah nikah masih aja cemburuan ato jgn2 bawaan orok kali yaaa wkwkwkwkwkw Riri updatenya nanti jgn lama2 yaaaaa "Lebih Cepat Lebih Baik" heheheheheheh

ivoneyolanda on 13 July 2012 at 22:15 said...

Duuuuh akang Masumi masih aja deh cemburu...jgn2 bawaaan orok kali yaaaa heheheheheh. Berteman kan sah2 aja .... anyway neng Riri nanti update nya Lebih Cepat Lebih Baik yaaaaa hehehehhe

aseani said...

"mantan calon pacar"

pacar aja ngga, baru calon. udah mantan pulaK. koji...oh koji...

kasiaaaan!

Anonymous said...

Ga disana ga disini, masumi kalo lg cemburu kebangetan deh. Jd ngiri sama maya yg bs bikin bos daito bertingkah konyol ky gitu...

Minta lanjutannya mbak... tks

*nadine*

Unknown on 8 September 2012 at 17:27 said...

masumi...masumi... di manapun cemburu melulu ya... percayalah maya masumi.... hihi...seperti lagunya siapa tuh....lupa lagi...

Unknown on 8 September 2012 at 17:27 said...

sambungannya ya sis....lanjutin....

Post a Comment

Silahkan kritik, saran, sapa dan salamnya... :)

 

An Eternal Rainbow Copyright © 2011 Design by Ipietoon Blogger Template | web hosting