Fanfic TK: The Wedding

Cerita orisinil - berkisah kejadian pada hari pernikahan

The Wedding

Saat pintu dibuka semua hadirin memusatkan perhatiannya pada si mempelai wanita yang mulai melangkah memasuki ruang gereja dengan anggun. Gaun pengantin putih bergaris leher model sekop dengan hiasan mawar yang berbaris melengkung dari bahu satu ke bahu lainnya dan berpusat di bagian dada, membuatnya terlihat semakin mengagumkan. Kegugupan tidak dapat ditutupinya, namun senyum kebahagiaan dapat terlihat di balik cadar yang tidak mampu menyembunyikan kecantikannya.

Di altar sang mempelai pria menunggu, memperhatikan calon istrinya selangkah demi selangkah mendekatinya untuk diambil sumpah menjadi pendamping hidupnya. Tidak ada yang benar-benar tahu apa yang ada di benak pria itu, selain senyumnya yang terus terpasang sejak pintu gereja di buka dan buket bunga mawar putih yang digenggam calon istrinya menyakinkan dirinya bahwa setelah semua yang Ia lalui, takdir membawanya ke altar bersama sang gadis.

Menjulurkan tangannya, si Pria merasakan jemari-jemari tertutup sarung tangan halus menyusup diantara ibu jari dan telapaknya, mengantar si gadis berdiri disisinya untuk sekarang dan selamanya. Perlahan, dibukanya cadar sang mempelai wanita yang lantas mengungkap rona kebahagiaan di wajahnya juga tiara indah di kepalanya.

Keduanya bertatapan mesra penuh cinta, seperti gambaran cerita di negeri dongeng di mana sang pangeran tampan akhirnya dengan jantan memberikan akhir yang bahagia pada si putri. Hadirin terlena, terbawa suasana seakan tidak pernah melihat hal lain yang lebih mempesonakan dari beradunya kedua mempelai di depan altar.

“Hari ini, kita berkumpul di sini…” Sang Pendeta memulai pembukaannya untuk menyatukan dua jiwa dalam satu ikatan. Para undangan turut khidmat, bersyukur menjadi saksi dari sebuah transformasi sepasang kekasih menjadi suami istri.

Sebuah suara yang seharusnya tidak terdengar pada saat itu, mengalihkan seluruh perhatian pada pintu gereja yang juga seharusnya tidak boleh dibuka lagi. Cahaya kembali masuk, lalu seseorang. Terengah berlari menapaki karpet merah menuju altar. Baru setengahnya, dia melambat. Berjalan perlahan, bernafas terburu. Keheningan jadi dengungan lalu menjadi keributan.

Dia berhenti. Tak sanggup mendekati altar dan tak mampu berkata-kata. Hanya bisa gemetar menggenggam buket mawar ungunya erat-erat. 

Gadis itu menatap Masumi yang mengenakan setelan putih dan memecahkan topeng kaca senyuman malaikatnya.

Jangan pergi, aku membutuhkanmu….

Sang Pangeran meloloskan tangan Sang Putri dari genggaman. 

Tidak berpikir, dia berlari. Menyambar tangan Maya dan membawanya menyusuri jalan menuju altar dengan arah yang berlawanan. Ke suatu tempat yang menawarkan hidup dan kedamaian.

=//=

<<< The Wedding... END>>>