Rate : 20 +
Genre : Romance
Setting : Santorini , Yunani, Masumi berumur 11 tahun, 15 tahun , 31 tahun .Sesudah turun dari kapal Astoria
First Love In Santorini
Masumi
berjalan santai di halaman belakang rumah sambil menikmati angin musim semi
yang baru tiba. Udara musim dingin masih terasa sejuk di kulit. Angin musim
semi berhembus lembut menyentuh wajahnya. Dia duduk di bangku panjang di bawah
pohon Sakura. Matanya melihat ke langit di pagi hari yang cerah.
Maya, apa kamu percaya takdir? Pada
awalnya aku tidak mempercayainya, bahkan aku sama sekali tidak mengerti apa itu
takdir.Tapi dengan berjalannya waktu sekarang aku mempercayai dan mengerti apa
itu takdir, kehadiranmu di dunia ini membuatku mempercayainya.Meskipun pada
awalnya aku sama sekali tidak menyadari kalau kau dan aku di takdirkan untuk
bersama dan bahwa kau adalah jodohku yang
sudah ditetapkan Tuhan untukku. Aku sangat senang wanita yang ditakdirkan
untukku adalah kamu Maya.Saat pertama kali kita bertemu , aku sama sekali tidak
menyadarinya bahwa saat itu aku sudah bertemu dengan belahan jiwaku. Saat
pertama kali kita bertemu aku merasakan hal yang aneh yang tidak aku mengerti.
Perasaan aneh itu menyelinap kedalam hatiku. Aku tidak akan pernah melupakan
tatapan matamu pada waktu pertama kali kita bertemu.Aku berpikir mungkin sejak
saat itu ikatan takdir diantara kita sudah ditetapkan. Sekarang aku tahu kenapa
aku ada di dunia ini karena aku hidup untukmu.
Ckiiiitttt!
Brak...bruk...brak...
Sebuah
mobil sedan bertabrakan dengan mobil container makanan. Kaleng-kaleng yang
berisi daging olahan berhamburan keluar.Depan mobil sedan mengeluarkan asap
yang cukup tebal dan orang-orang disekitar berteriak ketakutan. Beberapa orang
dari mereka segera mendekat untuk segera melakukan pertolongan. Seorang pria
setengah baya tidak sadarkan diri di mobil yang dikendarainya. Darah merah
segar mengalir di dahinya sedangkan sopir truk hanya terluka ringan.Mereka
berusaha mengeluarkan pria itu dari mobilnya dan segera membawanya ke rumah
sakit.
Masumi
yang masih berusia 11 tahun sedang serius belajar dikamarnya mengerjakan
beberapa tugas sekolah sampai dia dikejutkan oleh kedatangan pelayan ke
kamarnya dengan wajah pucat.’’Tuan muda, ayah Anda mengalami kecelakaan dan
sekarang keadaannya kritis’’. Masumi menjatuhkan pensil yang dipegangnya dan
wajahnya terlihat pucat dan shock.’’Anda pergilah ke rumah sakit, saya akan
mengantarkan Anda pergi ke sana’’.
Masumi
membereskan buku-bukunya masih dengan tubuh yang gemetar. Kedua tangannya
terasa lemas . Dia sudah kehilangan ibunya beberapa minggu yang lalu dan
hatinya belum siap jika harus kehilangan ayahnya, walaupun ayahnya sekarang
bukanlah ayah kandungnya dan juga sering bersikap kasar kepadanya karena hanya
Eisukelah keluarga satu-satunya yang dia punya sekarang.Perasaannya bercampur
aduk antara rasa marah, dendam dan sedih pada ayahnya.
Di
dalam mobil tatapan Masumi begitu kosong hanya memandang ke arah luar jendela
mobil.Pelayan yang biasa di panggil Naoko memandanginya dengan sedih. Selama ia
bekerja di rumah keluarga Hayami, dia belum pernah sekalipun melihat sinar
keceriaan dimatanya dan juga belum
pernah tersenyum sejak ibunya meninggal.
Beberapa
menit kemudian mereka tiba di rumah sakit. Eisuke masih berada di ruang operasi.
Masumi hanya duduk diam dikursi dengan kepala tertunduk.Tidak lama kemudian
seorang perawat keluar dan mengatakan kalau mereka telah kehabisan darah yang
cocok dengan Eisuke.
‘’Semoga
tuan Eisuke nyawanya dapat tertolong’’kata Naoko.Masumi tiba-tiba berdiri dan
berlari.’’Tuan Masumi, Anda mau kemana?’’, tapi Masumi tidak menghiraukannya
dan terus berlari.Di taman rumah sakit dia duduk dibangku dan pandangannya
menerawang entah kemana, tanpa ia sadari perlahan-lahan ia mengeluarkan air
mata.Tidak jauh dari Masumi duduk seorang pria sedang memperhatikannya dan
merasa kasihan kepadanya.
‘’Kamu
baik-baik saja?’’tanya pria itu.Masumi hanya diam tidak menjawab.
‘’Apa
ibumu sakit? Atau ayahmu yang sakit?’’. Masumi masih diam.’’Kalau ada masalah
kamu bisa menceritakannya sedikit kepadaku mungkin itu bisa sedikit mengurangi
beban dihatimu sekarang. Itu pun jika kamu mau. Aku tahu, aku hanya orang asing
bagimu dan kita tidak saling mengenal’’.
‘’Ayahku,
dia mengalami kecelakaan’’jawab Masumi tiba-tiba. Kening pria itu berkerut.
‘’Lalu
sekarang bagaimana keadaannya?’’
‘’Aku
tidak tahu. Beberapa saat yang lalu dia masih ada diruang operasi dan mereka
telah kehabisan darah yang cocok dengan ayahku’’.
‘’Apa
golongan darah ayahmu?’’
‘’B’’.
‘’Mungkin
aku bisa membantu ayahmu?’’
‘’Eh...’’
‘’Antarkan
aku pada dokter yang menangani ayahmu. Darah ayahmu sama denganku’’.
‘’Benarkah?’’tanya
Masumi sedikit terkejut.Pria itu mengangguk pelan.
‘’Aku
akan bawa Anda menemui dokter’’. Masumi menemukan pelayannya yang sedang
menunggu cemas dan melihat Masumi datang denga pria asing. Matanya melirik
curiga kearah pria itu.’’Pria ini siapa?’’
‘’Naoko,
dia bisa menyelamatkan ayah’’.
‘’Apa
maksud Anda?’’
‘’Golongan
darahnya sama dengan ayah, jadi dia bisa menyelamatkan ayah’’.
‘’Itu
benar’’kata pria itu.Sekali lagi Naoko melihat pria itu.’’Baiklah, saya membawa
Anda pada mereka’’.
Pria
itu masuk kedalam ruang operasi dengan ditemani perawat yang sebelumnya sudah
dipanggil oleh Naoko. Beberapa menit kemudian dokter keluar dengan beberapa
orang perawat.’’Bagaimana keadaannya?’’
‘’Pak
Hayami baik-baik saja dan nyawanya dapat tertolong ‘’.
‘’Syukurlah’’kata
Naoko. Masumi pun terlihat lega.’’Sekarang semuanya akan baik-baik saja’’.
Masumi mengangguk.
Pria
itu keluar dan Masumi menghampirinya.’’Terima kasih banyak Anda sudah
menyelamatkan ayahku’’. Pria itu tersenyum dan mengacak-acak rambutnya.’’Aku
juga turut senang bisa membantu ayahmu’’.
‘’Saya
juga mengucapkan terima kasih kepada Anda’’kata Naoko.
‘’Ini
bukan masalah untukku’’.
‘’Kalau
boleh saya tahu siapa nama Anda?’’tanya Naoko.
‘’Shinichiro
Kitajima’’. Pria itu melihat jam tangannya.’’Saya harus segera pergi. Aku sudah
terlalu lama meninggalkan istriku yang baru melahirkan pasti sekarang dia
sedang menungguku’’. Sebelum pergi pria itu menatap Masumi.’’Sampai jumpa anak
muda!’’. Pria itu berlalu pergi.
‘’Tuan
Masumi, dia orang baik ya?Kalau tidak ada dia pasti tuan Eisuke tidak tahu
bagaimana nasibnya ,mungkin saja tanpa bantuan darinya tuan Eisuke sudah
meninggal kehabisan darah’’.
‘’Aku
ingin melihat keadaan ayah’’.Mereka berdua pergi menuju kamar.
Di
kamar , Eisuke terbaring tidak berdaya beberapa alat medis terpasang
ditubuhnya.Masumi menatapnya dengan rasa kasihan walaupun dia masih marah pada
ayahnya.
Sementara
itu Shinichiro masuk ke kamar dimana istrinya berada.Dilihatnya istrinya sedang
mengendong bayinya yang beberapa jam lalu telah lahir.Dia tersenyum.
‘’Apa
Maya sedang tidur?’’
Haru
Kitajima menganggukan kepalanya.’’Dia tidur nyenyak sekali’’. Pria itu
memandangi sayang anaknya, kemudian memeluk mereka berdua.Diluar salju kembali
turun dengan lebat.
Setelah
tiga hari berada di rumah sakit, Shinichiro membawa pulang istri dan
anaknya.’’Sebelum kita pulang aku ingin
bertemu dengan seseorang yang pernah aku ceritakan padamu’’.
‘’Maksudmu
pak Eisuke Hayami?’’
‘’Benar.
Kamu tidak keberatan kan?’’
‘’Tentu
saja tidak’’.
Masumi
yang baru saja pulang sekolah sedang berada dikamar melihat keadaan ayahnya yang
sudah mulai membaik sekarang tidak ada lagi peralatan medis yang menempel
ditubuhnya.Ayahnya sedang tertidur dan dia tidak berani untuk menganggunya,
akhirnya dia keluar dan melihat pria yang dikenalnya datang bersama seorang
wanita dan juga bayi yang berada dalam gendongan ibunya.
‘’Halo
Masumi! Bagaimana keadaan ayahmu?’’
‘’Sudah
lebih baik. Terima kasih’’.
‘’Syukurlah.
Kenalkan ini istriku Haru dan anakku Maya’’.
‘’Halo
! Senang bisa mengenal Anda’’.
‘’Aku
juga. Kau anak yang sangat tampan’’. Wajah Masumi merona.
‘’Aku
mau melihat pak Hayami sebentar. Kamu tunggu saja disini’’.
‘’Baik’’.
Haru kembali melihat Masumi.’’Mau mencoba mengendongnya?’’tawarnya.
‘’Bolehkah?’’
‘’Tentu
saja’’. Masumi kemudian duduk dengan benar, lalu Haru menyerahkan bayinya ke Masumi.
Bayi itu terlihat nyaman dalam gendongan Masumi.’’Bayi yang cantik’’kata Masumi
sambil memandangi wajah bayi yang sedang tertidur lelap dalam pangkuannya.
‘’Terima
kasih’’. Masumi terus menatap bayi itu dan seperti ada perasaan aneh yang
mengelayut dihatinya. Kesadarannya kembali setelah terdengar suara pintu
terbuka dan Shinichiro keluar melihat
istrinya sedang bicara dengan Masumi.
‘’Bagaimana
kalau kita berempat berfoto’’?’’tanya Shinichiro.Istrinya dan Masumi
mengangguk, lalu Shinichiro meminta tolong pada seorang perawat yang lewat di
depan mereka.
‘’Satu....dua...tiga...’’
Cekleeek
‘’Terima
kasih banyak’’.
Perawat
itu mengangguk kemudian pergi.’’Setelah fotonya aku cetak , aku akan segera
mengirimkannya padamu’’.
‘’Baik’’.
‘’Sekarang
kami harus pulang dulu. Semoga kita nanti dapat bertemu kembali. Sampai
jumpa!’’
‘’Sampai
jumpa!’’. Masumi merasakan kesepian lagi setelah mereka pergi dan dia pun duduk
sampai akhirnya salah satu pelayannya datang untuk menjemputnya pulang.
Beberapa
hari kemudian kesehatan Eisuke mulai berangsur pulih dan dokter sudah
mengizinkannya untuk pulang. Ada rasa senang dihati Masumi ketika ayahnya
diperbolehkan pulang.
Satu
minggu sejak pulang dari rumah sakit Masumi mendapatkan sebuah surat dan wajahnya
sedikit ceria menerima sebuah amplop putih kecil ketika dia mengetahui nama
pengirimya Shinichiro Kitajima.Masumi segera membukanya dan ada perasaan hangat
muncul dihatinya ketika melihat foto yang sedang dipegangnya . Foto itu
terlihat seperti sebuah keluarga bagi Masumi.Entah sejak kapan dia tidak
merasakan kehangatan lagi dari sebuah keluarga. Foto itu ia simpan disebuah
album.Suara ketukan dipintu kamarnya membuatnya terkejut.
‘’Masuk!’’
‘’Maaf
tuan Masumi, tuan Eisuke ingin bertemu dengan Anda’’.
‘’Aku
akan segera kesana’’.
‘’Baik.
Permisi!’’
Masumi
mendesah, lalu keluar kamar. Sebelum masuk kamar ayahnya ia menarik nafas
panjang.
Tok...tok..
‘’Masuk!’’
‘’Ada
apa ayah?’’
‘’Bagaimana
sekolahmu ?’’
‘’Baik’’.
‘’Mendekatlah!’’.
Sesaat Masumi merasa ragu, tapi akhirnya kemudian mendekat.
‘’Masumi,
siapa yang sudah memberikan darah kepadaku?’’
‘’Shinichiro
Kitajima. Memangnya kenapa?’’
‘’Ayah
sudah berhutang budi kepadanya dan ayah ingin membalas kebaikannya. Apa kamu
tahu alamat dimana dia tinggal?’’
Masumi
teringat foto yang dikirimkan untuknya dan diamplop itu tertulis alamat
rumahnya.’’Aku tahu’’.
‘’Kalau
begitu tuliskan alamatnya untukku’’.
‘’Baik’’
Masumi
kembali ke kamarnya dan tidak sampai lima menit dia sudah berada kembali di
kamarnya.’’Ini ayah’’.
‘’Terima
kasih. Sekarang panggilkan Asa kemari!’’.Masumi keluar kamar dan menemukan pak
Asa di dapur.
‘’Pak
Asa, ayah memanggil Anda’’. Pak Asa segera pergi ke kamar Eisuke dan Masumi
kembali ke kamarnya.
Eisuke
sedang memandangi secari kertas yang sedang dipegangnya.
‘’Permisi
tuan Eisuke! Anda memanggil saya?’’
‘’Masuklah!’’.
‘’Apa
yang bisa saya lakukan untuk Anda?’’
‘’Tolong
pergi ke alamat ini dan temui orang yang bernama Shinichiro Kitajima . Berikan
dia uang sebagai imbalan karena telah menyelamatkanku’’. Eisuke memberikan
selembar cek dan secarik kertas kepadanya.
‘’Saya
akan segera melaksanakan perintah Anda . Permisi!’’
♪♪♪♪
Salju
yang turun hampir semalaman membuat jalanan di penuhi salju dan menjadi licin.
Pak Asa bersama sopir keluarga Hayami pergi ke alamat orang yang dimaksud oleh
tuannya. Setelah satu jam mencari akhirnya pak Asa menemukan alamat Shinichiro
yaitu sebuah apartemen kecil sederahana dipinggiran kota Tokyo. Apartemennya
berada dilantai dua. Pak Asa mengetuk pintu berkali-kali, tetapi tidak ada
jawaban.
‘’Pak
Kitajima, apa Anda ada di dalam?’’panggilnya. Suasana hening tetap tidak ada
yang menjawab. Pada akhirnya salah satu penghuni disebelah apartemennya keluar.
‘’Anda
mencari keluarga Kitajima?’’
‘’Benar’’.
‘’Sayang
sekali mereka sudah tidak tinggal disini lagi sejak dua hari yang lalu’’.
‘’Maksud
Anda mereka telah pindah?’’
‘’Benar’’.
‘’Apa
Anda tahu kemana mereka pergi?’’
‘’Saya
tidak tahu, tapi mereka tiba-tiba pergi dari sini tanpa alasan yang jelas’’.
‘’Apa
Anda tahu dimana pak Kitajima bekerja?’’
‘’Yang
saya tahu dia bekerja di konstruksi bangunan ‘’. Pak Asa segera pergi ketempat
kerja Shinchiro setelah diberitahu dimana dia bekerja.
Beberapa
menit kemudian pak Asa telah tiba ditempat yang ditujunya dan dia pun kecewa
lagi dengan jawaban yang diberikan salah satu pegawai konstruksi bangunan.
‘’Jadi
pak Kitajima sudah tidak lagi bekerja disini?’’
‘’Benar.
Saya dengar dia mendapat tawaran kerja ditempat lain, jadi dia mengundurkan
diri dan saya tidak tahu dimana dia bekerja sekarang’’.
‘’Oh
begitu. Terima kasih’’.
Pak
Asa kembali ke mobilnya.’’Kita pulang saja’’.
‘’Baik’’.
Pak
Asa segera menemui Eisuke di kamarnya.
‘’Bagaimana
apa kamu sudah bertemu dengannya dan memberikan cek itu?’’tanyanya dengan tidak
sabar.
‘’Maaf
tuan. Ceknya belum saya berikan karena saya tidak dapat menemukannya’’.
‘’Apa
maksudmu?’’
‘’Tuan
Kitajima sudah pindah dan tidak ada yang tahu kemana mereka pindah. Saya sudah
mencarinya ketempat dia bekerja, tapi mereka bilang tidak tahu apa-apa kemana
dia pergi’’.
Eisuke
mendesah pasrah.’’Sepertinya aku belum bisa membayar jasanya padaku. Kalau
begini aku akan terus berhutang budi kepadanya. Kau kan tahu kalau aku tidak
suka terus-terusan berhutang budi kepada siapa pun’’.
‘’Mungkin
suatu saat nanti Anda akan bertemu dengannya’’.
‘’Tapi
aku tidak tahu kapan itu akan terjadi. Sekarang kamu boleh pergi’’.
Sebelum
pergi pak Asa menyimpan cek di meja disamping tempat tidur.
♪♪♪♪
4
tahun kemudian
Masumi
hari ini tepat berumur 15 tahun.
Kesibukan Masumi pun semakin bertambah banyak selain urusan sekolahnya dan juga
urusan pekerjaan ayahnya. Setiap hari sepulang sekolah dia pergi ke kantor ayahnya
untuk belajar tentang seluk beluk Daito. Eisuke sering membawanya ke
acara-acara penting dan juga mengenalkannya pada relasi-relasi bisnis penting
ayahnya. Masumi juga belajar bagaimana
caranya bernegosiasi dengan orang. Meskipun kehidupannya terasa membosankan
, ia tetap menjalankan tugasnya sebagai seorang anak yang menuruti semua
perintah ayahnya. Dia sudah menetapkan hati untuk menjadi penerus ayahnya
supaya dia dapat mengambil hak pementasan bidadari merah yang telah menjadi
obsesi ayahnya sejak lama.Selain hal itu tidak ada yang dia perdulikan termasuk
kehidupannya sendiri.
Pada
saat makan malam Masumi dan Eisuke makan bersama seperti biasanya.’’Masumi,
minggu depan kamu ikut dengan ayah ke Yunani’’.Masumi langsung menatap ayahnya.
‘’Disana
aku akan menemui beberapa relasi bisnis penting.Salah satunya adalah investor
terbesar bagi Daito. Kebetulan dia akan menikahkan anak perempuannya dan aku
diundang untuk menghadirinya. Aku ingin memperkenalkanmu dengannya’’.
‘’Bagaimana
dengan sekolahku?’’
‘’Aku
akan meminta izin pada gurumu agar kau tidak bisa masuk kelas selama
seminggu’’.
‘’Baiklah
terserah ayah saja’’.
Tidak
terasa hari keberangkatan mereka segera
tiba. Mereka akan pergi besok pagi.
Setelah pulang sekolah Masumi segera mengerjakan semua tugas sekolahnya
kemudian membereskan barang-barang yang akan dibawanya. Ia menghabiskan sisa
waktunya dengan menyiapkan segala
keperluannya untuk kepergiannya ke Yunani.
Sebelum
makan malam Masumi memutuskan untuk pergi berjalan-jalan disekitar rumahnya. Dia
pergi ke kombini untuk membeli beberapa makanan kecil.Ketika dia akan kembali
ke rumah , langit sudah mulai gelap dan udara terasa menjadi sangat dingin.Ia
berjalan sambil memakan es krim.Es krim ditangannya terjatuh setelah mendengar
teriakan seorang wanita.Jantungnya berdebar kencang setelah melihat seorang
anak kecil akan tertabrak mobil karena
anak itu berlari untuk mengambil bolanya.Masumi segera menjatuhkan belanjaanya
dan lari mengambil anak itu dari tengah jalan.
Bruuukkk!
Suara benturan tubuh Masumi yang menabrak tong sampah terdengar sangat keras di
jalanan yang sunyi. Anak itu terus mendekap Masumi dengan erat dengan mata
terpejam.Ibu si anak langsung berlari mendekati begitu pun juga pengendara
mobil tadi.
‘’Yuu’’teriak
si ibu dan langsung menarik anak itu ke dalam pelukannya.
‘’Ibuuu’’teriaknya
sambil terisak. Di wajahnya masih terlihat rasa takut akan kejadian tadi.
‘’Apa
kalian baik-baik saja?Apa ada yang terluka?’’kata si pengemudi mobil.
‘’Saya
baik-baik saja’’jawab Masumi.
‘’Sepertinya
anakku juga tidak ada yang terluka’’jawab si ibu. Si pengemudi mendesah
lega.’’Syukurlah!’’
‘’Maaf,
aku harus segera pulang’’ujar Masumi.
‘’Terima
kasih sudah menyelamatkan anakku’’.Masumi tersenyum dan mengangguk kemudian
pergi.Si ibu menatap punggung Masumi dengan tatapan terima kasih.
‘’Mari
saya antar pulang!’’kata si pengemudi mobil.’’Siapa namamu anak manis?’’
‘’Yuu
Sakurakoji’’.
‘’Nama
yang bagus’’. Yuu tersenyum. Rasa takutnya mulai menghilang perlahan-lahan dari
wajahnya yang imut.
♪♪♪♪
Masumi
tiba di rumah dengan tangan kiri yang terasa sakit akibat benturan tadi.’’Malam
tuan Masumi, ayah Anda sudah menunggu Anda di ruang makan’’.
Masumi
segera pergi ke ruang makan dan menemukan Eisuke yang sudah duduk sambil
meminum jus jeruk.’’Aku kira ayah akan makan di kamar’’.
‘’Kamu
dari mana tadi?’’
‘’Menghirup
udara segar di luar’’jawabnya.Tidak sengaja Masumi meringis kesakitan.’’Kau
kenapa?’’
‘’Aku
baik-baik saja, tadi tanganku hanya terbentur saja’’. Eisuke menatapnya dengan
pandangan selidik.Eisuke pun melanjutkan makannya lagi. Mereka berdua kembali
tampak muram.
‘’Aku
sudah selesai’’ujar Masumi kemudian.
‘’Tidurlah
lebih cepat. Besok pagi kita berangkat’’.
‘’Aku
mengerti’’.
Masumi
duduk di tempat tidur dan melihat tangan kirinya yang sakit dan ternyata ada
lebam. Masumi menekan lebam itu dan terasa sakit.
‘’Tuan
Masumi, ini Naoko’’.
‘’Masuk!’’.
‘’Ini
pakaian Anda untuk dipakai besok’’.
‘’Simpan
saja disana. Terima kasih’’.
‘’Semoga
perjalanan Anda menyenangkan besok ‘’.
‘’Iya
semoga saja. Semoga hariku disana menyenangkan dan tidak membosankan’’.Pelayan
itu tersenyum dan keluar.
Keesokan
paginya, cuaca sedikit berubah. Sinar matahari musim semi lenyap dan digantikan
dengan kabut tebal. Ketika Masumi melangkah ke balkon kamarnya yang ia lihat
bukanlah langit biru yang mengagumkan
dan warna-warna musim semi, tapi hanya ada langit abu-abu. Udara di luar
agak sedikit dingin dengan enggan Masumi mandi, lalu berpakaian. Ia memakai
mantel dan sarung tangan.Setelah ia yakin dirinya sudah berpenampilan rapi, ia
keluar kamar menuruni tangga dengan cepat menuju ruang makan.
Di
bawah ayahnya telah menunggu. Mereka makan pagi dengan tenang. Beberapa menit
kemudian mereka telah selesai makan dan
mereka pun menuju bandara.
Setelah
menempuh perjalanan yang cukup jauh akhirnya mereka tiba di Yunani dan sekarang
mereka dalam perjalanan ke Santorini.Sebelum sampai disana mereka harus
menyeberangi laut Aegean yang indah. Birunya laut dan pemandangan disekitarnya
membuat Masumi terpesona. Eisuke tersenyum samar melihat keantusiasan Masumi
melihat pemandangan disekitarnya. Dikejauhan mata memandang terlihat kuli
Athena.
‘’Masumi,
apa kamu senang datang kemari?’’
‘’Tentu
saja’’jawabnya tanpa melihat ke arah Eisuke . Matanya tetap memandang lautan
lepas berwarna biru. Airnya tampak berkilauan tertimpa sinar matahari.
Tidak
terasa perahu yang mereka tumpangi sudah menepi dan Masumi telah tiba di tempat
terindah di Yunani pulau Santorini. Mereka langsung menuju hotel yang berada di
atas. Sebelum mereka mencapai hotel , mereka harus melewati jalan yang
berliku-liku dan menanjak.Masumi dapat melihat arsiktektur rumah yang sangat
unik dan semua dinding bangunan berwarna putih dan atapnya berwarna biru.Tidak
hanya atap , pagar dan jendelanya juga berwarna biru.
Mereka
telah tiba dihotel yang mereka tuju. Masumi mendapat kamar bagus dan
pemadangannya mengarah ke lautan lepas. Kamarnya tidak terlalu besar dan juga
tidak terlalu kecil. Di dekat jendela ada sebuah tempat tidur berukuran sedang
. Angin sepoi-sepoi yang berasal dari lautan masuk ke dalam kamar melalui
jendela yang telah dibukanya tadi. Dindingnya berwarna putih polos dan hanya di
hiasa oleh sebuah lukisan dewa-dewi Yunani dan juga terdapat sebuah sofa empuk
dan di Tv . Masumi menuju balkon kamarnya. Angin kencang berhembus menerpa
dirinya. Aroma air laut sangat terasa. Dibalkon itu ada satu meja bundar
terbuat dari kayu dengan empat buah kursi dan juga ada dilengkapi dengan
jacuzzi.
Malam
harinya Masumi dan ayahnya menghadari pesta resepsi pernikahan teman relasi ayahnya.
‘’Masumi,
ini tuan Aegis Lizardis. Dia adalah tuan rumah dipesta ini’’.
‘’Halo
tuan Lizardis!’’kata Masumi dalam bahasa inggris.Masumi menjulurkan tangannya
dan tuan Lizardis menyambut uluran tangannya.Masumi tersenyum.’’Senang bisa
berkenalan dengan Anda’’.
‘’Saya
juga . Kamu anak yang tampan juga menyenangkan’’.
‘’Terima
kasih’’.
‘’Masumi,
tinggalkan kami berdua!’’. Masumi pergi menjauh dan mengambil beberapa makanan
yang tersedia di meja.
‘’Anda
beruntung mempunyai anak setampan dan sepintar dia’’.
‘’Tentu
saja. Dia adalah penerusku berikutnya dan mengenai kerjasama kita, saya sudah
menyiapkan beberapa dokumen yang tinggal Anda tanda tangani’’.
‘’Baiklah.
Besok siang kita bertemu lagi di rumahku dan jangan lupa bawa dokumennya’’.
‘’Tentu’’.
Seorang pelayan lewat di depan mereka berdua sambil membawa beberapa gelas
minuman . Eisuke mengambil dua gelas dan yang satunya diberikan kepada tuan
Lizardis.’’Ayo bersulang untuk kebahagiaan putri Anda dan juga kesuksesan
kerjasama kita’’.
Mereka
mengadukan gelasnya.
♪♪♪♪
Keeseokan
paginya Masumi diajak berkeliling menemui beberapa relasi bisnis ayahnya dan
memperkenalkan dirinya kepada mereka . Masumi begitu antusias dengan
mendengarkan perbincangan ayahnya dengan beberapa teman bisnisnya.Kesokan
harinya pun sama. Kepergian mereka ke Santorini bukanlah hanya untuk liburan
tapi untuk bekerja.Setelah hari ke empat Masumi berada di Santorini, dia mulai
merasa jenuh. Dia ingin sedikit berjalan-jalan menikmati pemandangan laut
Aegean dan sekitarnya. Ketika ayahnya sedang berbicara dengan salah satu
temannya, Masumi meminta izin pada ayahnya untuk berjalan-jalan sendirian.
‘’Kamu
harus berada dihotel kembali sebelum makan malam’’.
‘’Baik
ayah’’.
‘’Dan
hati-hati dijalan. Jangan main terlalu jauh karena kamu belum mengenal tempat
ini begitu baik’’.
‘’Aku
tahu’’. Masumi segera berjalan cepat menyusuri pemukiman penduduk. Tidak lama
kemudian dia sudah berada di dekat tebing menikmati angin sejuk yang berhembus
dan melihat keindahan laut Aegean.
Tidak
jauh dari sana seoarang anak kecil sedang duduk sendirian sambil membaca buku
cerita. Dari wajah anak itu dia langsung tahu kalau anak kecil itu adalah orang
Jepang, keyakinannya bertambah setelah melihat tulisan judul buku yang sedang
dibaca anak kecil itu. Masumi mendekati dan duduk disamping anak kecil itu.
‘’Halo!’’sapa
Masumi.
‘’Halo!’’
. Anak kecil itu menatap aneh pada Masumi. Pandangan anak itu terasa aneh. bagi
dirinya, sebelumnya dia pernah merasakannya, tapi ia lupa dimana dan dengan
siapa.
‘’Kamu
sendirian disini?’’
Anak
kecil itu mengangguk.
‘’Mana
ayah dan dan ibumu?’’
‘’Ayah
sedang bekerja dan ibuku ada dirumah’’.
‘’Jadi
kamu bermain disini sendirian?’’
Anak
kecil itu mengangguk lagi.’’Lalu dimana teman-temanmu? Apa kamu tidak bosan
hanya bermain sendirian disini?’’
‘’Aku tidak
punya teman disini’’.
‘’Bagaiamana
kalau aku menjadi temanmu?’’
‘’Teman?’’
‘’Benar.
Supaya kamu ada teman bicara dan teman bermain’’.
‘’Hmmm...baiklah’’.
Anak kecil itu menjulurkan tangannya dan tersenyum, lalu berkata’’Kita teman’’.
‘’Kita
teman’’ulang Masumi.
‘’Apa
yang sedang kamu baca?’’
‘’Putri
duyung’’.
‘’Kamu
suka cerita itu?’’
‘’Iya...’’
‘’Aku
tidak menyukainya’’.
‘’Kenapa?’’
‘’Karena
kisah cinta mereka berakhir sangat menyedihkan.Mereka pada akhirnya tidak dapat
bersatu dengan orang yang mereka cintai’’.
‘’Tapi
aku suka ceritanya’’.
‘’Berapa
umurmu?’’
‘’ 4
tahun’’
‘’Masih
sangat muda. Kamu masih belum mengerti apa-apa. Apa kamu tahu cerita putri duyung menurut legenda
Yunani. Ceritanya jauh berbeda dengan cerita buku yang sedang kamu baca’’.
‘’Benarkah?
Cepat ceritakan padaku! Aku ingin tahu’’.Anak kecil itu menatap Masumi dengan
mata kecilnya dan entah kenapa hati
Masumi berdesir seolah-0lah anak kecil itu telah mengkunci tatapannya pada
dirinya. Sesaat Masumi terhenyak , ada perasaan aneh yang menyelinap ke dalam
dirinya dan dia tidak tahu apa itu’’.
‘’Kakak...’’panggil
anak kecil itu. Masumi akhirnya tersadar.
‘’Maaf.
Baiklah akan aku ceritakan. Pada awalnya cerita putri duyung ditemukan di
Assyria. Cerita itu berkisah tentang Dewi Atargatis, Ibu dari ratu Assyria,
Semiramis. Dewi Atargatis jatuh hati pada seorang gembala, yang kemudian
terbunuh olehnya. Karena malu, ia menceburkan diri ke danau untuk mengubah diri
menjadi ikan. Namun, air tidak bisa mengubah dirinya sepenuhnya karena ia masih
memiliki kekuatan sebagai seorang Dewi. Akhirnya, hanya separuh tubuhnya yang
menjadi ikan.Legenda Yunani yang terkenal menceritakan bahwa putri duyung
adalah Thessalonike, adik Alexander Agung yang berubah menjadi duyung setelah
meninggal. Dia hidup setelah mati sebagai putri duyung di laut Aegea, dan selalu
menanyakan nasib kakaknya’’.
‘’Kasihan
sekali’’komentar anak kecil itu.
‘’Memang
sangat kasihan. Lalu putri duyung itu selalu bertanya kepada setiap pelaut yang
melintas. Coba tebak apa yang ditanyakan putri duyung itu?’’
Anak
kecil itu berpikir sebentar, lalu mengelengkan kepalanya.’’Aku tidak tahu’’.
‘’Putri
duyung itu hanya menanyakan satu hal bila ada pelaut melintas. Dia selalu
bertanya:
Apakah
Alexander Agung masih hidup?
Lalu
pelaut itu menjawab :
Dia masih
hidup dan masih memerintah.Jika tidak menjawab seperti demikian, maka ia
berangsur-angsur berubah menjadi Gorgon* dan mencelakai pelaut yang sedang
melintas.
‘’Mengerikan
jika putri duyung yang cantik harus berubah jadi Gorgon’’. Masumi tersenyum dan
mengusap sayang kepalanya. Anak kecil itu kembali membalas dengan tersenyum.
Gorgon
: Dalam mitologi Yunani, Gorgon (Yunani: Γοργών atau Γοργώ, Gorgon/Gorgo) adalah makhluk
perempuan yang menakutkan. Namanya berasal dari bahasa Yunani gorgós, yang
berarti "mengerikan." Meskipun penggambaran Gorgon berbeda-beda dalam
tiap literatur, nama Gorgon secara umum mengacu pada tiga saudari yang
memiliki rambut ular berbisa dan pandangan mata yang mampu membuat makhluk
apapun menjadi batu. Gorgon Stheno dan Euryale adalah abadi sedangkan Medusa
tidak. Medusa dibunuh oleh Perseus. Gorgon adalah makhluk yang populer dalam
mitologi Yunani. Karena dipercaya memiliki pandangan mata yang ajaib, patung
Gorgon sering dipasang pada benda atau bangunan untuk perlindungan.
Pandangan
Masumi kembali melihat ke arah laut, lalu dia mengeluarkan kamera dari dalam
saku celananya. Diambilnya beberapa foto .
‘’Maaf,
bisakah Anda memfoto kami berdua?’’tanya Masumi kepada salah satu pengsunjung
disana?’’
Dengan
senang hati pengunjung itu memfoto mereka berdua. Masumi segera mengendong anak
kecil itu.
‘’Kakak
, ayo tersenyum!’’
Masumi
akhirnya tersenyum dipaksakan.
‘’Terima
kasih’’ucap Masumi. Pengunjung itu tersenyum, lalu berlalu pergi.Masumi
menurunkan kembali anak kecil itu.
‘’Mau
tidak bermain denganku dipantai? Kita mencari kulit kerang’’.
Anak
kecil itu terlihat ragu.’’Kenapa? ‘’
‘’Baiklah...’’jawabnya. Masumi tersenyum lembut, kemudian mengandeng
tangan anak itu. Mereka berjalan dengan riang gembira. Sepanjang perjalanan menuju
pantai anak kecil itu terus berbicara menceritakan tentang ayah dan ibunya.
Masumi menanggapinya dengan senyuman.
Di
pantai Masumi mencari kulit kerang dan dia melihat anak kecil itu terlihat
senang. Kaki dan hampir seluruh tubuhnya sudah kotor , setelah itu mereka
bermain air laut dan dalam sekejap pakaian mereka sudah basah kuyup.Suara riang
anak kecil itu terdengar jelas diantara deburan ombak yang keras. Dimata Masumi
, wajahnya begitu mengemaskan dan tidak tahan untuk tidak mencubit kedua pipinya.Anak kecil itu sedikit
kesakitan, lalu dia membalasnya dengan cubitan keras ditangan Masumi, lalu
menujulurkan lidahnya.Lalu anak kecil itu berlari menjauh.’’Hei, jangan lari !
Awas kamu ya’’.
Masumi mengejarnya. Dalam beberapa detik
Masumi sudah berhasil menangkapnya dan mengangkat tubuh mungil anak kecil
itu.’’Tertangkap kau! Kamu tidak bisa lari lagi dariku’’. Masumi mengeleitik
pinggangnya dan anak kecil itu tertawa karena geli’’.Masumi pun ikut tertawa
senang dan perasaannya saat ini sangat senang karena sudah lama dia tidak
tertawa selepas ini. Dia sudah lupa kapan terakhir dia tertawa seperti tadi.
Masumi
berpikir seandainya dia memiliki adik perempuan selucu dan semenggemaskan anak
kecil yang berada disampingnya sekarang pasti kehidupannya akan terasa lebih
menyenangkan. Masumi membaringkan diri di atas pasir dan anak kecil itu juga
melakukan yang sama.Dia memeiringkan kepalanya melihat anak kecil yang sedang
terbaring disampingnya.
‘’Apa
kamu lelah?’’
Anak
kecil itu mengangguk.’’Sebaiknya kita pulang. Mungkin saat ini ibumu sedang
mencari-cari dirimu’’. Masumi bangkit dan mengulurkan tangannya.
‘’Ayo!’’.
Anak kecil itu menyambut uluran tangannya.
‘’Sampai
disini saja. Aku sudah sampai dirumahku. Itu rumahku’’katanya sambil jarinya
menunjuk ke arah sebuah rumah bersusun tidak jauh dari mereka berdiri.
‘’Aku
masuk dulu. Bye...bye..’’.
‘’Bye..bye...’’.
Masumi kembali berjalan, tapi tiba-tiba anak kecil itu kembali lagi’’.
‘’Kakak,
besok kita bertemu lagi ya. Besok adalah hari ulang tahunku. Aku ingin kakak
datang’’.
‘’Baiklah.
Aku akan datang’’.
‘’Janji?’’
‘’aku
janji’’.
‘’Sampai
jumpa besok’’. Anak kecil itu kemudian kembali berlari masuk ke dalam. Masumi
kembali melanjutkan perjalanannya menuju hotel.
‘’Ibu,
aku pulang!’’seru anak kecil itu.
Ibunya
menatap marah ke arahnya. Anak kecil itu menunduk karena dia pasti akan
dimarahi lagi oleh ibunya.
‘’Maya,
lihatlah bajumu basah dan sangat kotor. Tadi kamu bermain dimana?’’
‘’Aku
tadi bermain di pantai’’.
‘’Sudah
ibu bilang jangan bermain dipantai sendirian’’.
‘’Aku
tidak main sendirian. Aku ditemani dengan kakak’’.
‘’Kakak?
Siapa?’’. Maya kecil terdiam, dia belum mengetahui siapa nama orang yang baru
saja dia temui karena terlalu asyik bermain dan bercanda dengannya sehingga dia
lupa menanyakan namanya.
‘’Aku
tidak tahu. Aku lupa tidak menanyakan namanya’’.
‘’Jadi
tadi kamu bermain dengan orang asing’’. Maya mengangguk.
‘’Maya,
dengarkan ibu jangan pernah bermain atau pergi dengan orang yang tidak kamu
kenal. Bagaimana nanti kalau ada orang yang berbuat jahat pada dan menculikmu’’.
‘’Tapi
bu, dia bukan orang jahat. Dia orang baik. Ibu akan bertemu dengannya besok
karena aku sudah mengundangnya pada hari ulang tahunku besok. Dia adalah teman
pertamaku disini’’.
‘’Baiklah.
Ibu mengerti , sekarang bersihkan dirimu, lalu kita makan malam bersama’’. Maya
pergi menuju kamarnya dan terlihat sangat senang.
♪♪♪♪
Masumi
dan Eisuke makan malam direstoran hotel. Mereka duduk diluar restoran sambil
menikmati pemandangan di malam hari yang penuh dengan kelap-kelip lampu.
‘’Kita
pulang besok’’kata Eisuke tiba-tiba.
‘’Apaa?
Besok? Bukannya kita akan pulang besok lusa?’’
‘’Kepulangan
kita dipercepat karena urusanku disini sudah selesai’’.
‘’Apa
tidak bisa ditunda sehari?’’
‘’Kenapa?
Apa kamu mulai senang tinggal disini?’’
‘’Bukan
begitu. Besok aku ada janji dengan seseorang’’.
‘’Rupanya
begitu. Tapi sayang sepertinya besok kamu tidak dapat memenuhi janjimu karena
aku sudah membeli tiket pesawatnya’’. Masumi terdiam. Dia sedih harus segera pergi dari sini dan tidak bisa
menghadiri acara ulang tahun gadis kecil yang baru ditemuinya hari ini. Bahkan
namanya pun dia tidak tahu karena dia lupa untuk menanyakannya.
Keesokan
paginya Masumi dan Eisuke meninggalkan hotel.
Sementara
itu Maya kecil menunggu kedatangan Masumi. Dia menunggu didepan pintu ,
tapi orang yang ditunggunya tidak
kunjung datang.
‘’Maya,
mungkin dia tidak akan datang’’kata ayahnya.
‘’Tapi
dia sudah janji akan datang’’.
Hari
sudah semakin siang Masumi tidak kunjung datang. Maya terlihat sangat kecewa dan
sedih. Kemudian ada seseorang datang dan Maya langsung berlari melihat siapa
yang datang. Maya kembali kecewa karena yang datang bukan Masumi.
‘’Ada
yang saya bisa bantu’’kata ayahnya.
‘’Ini
ada bingkisan untuk gadis kecil yang tinggal disini’’. Kurir itu menyerahkan
bingkisan itu .
‘’Dari
siapa?’’
‘’Dari
seorang kakak’’. Wajah ayah Maya terlihat bingung. Maya langsung mengambilnya
dari tangan ayahnya dan segera membukanya.
Isinya
seebuah boneka Teddy bear berwarna coklat dan ada sebuah amplop kecil. Maya
segera membacanya.
Maaf. Aku tidak bisa datang karena
hari ini aku dan ayahku harus pulang ke Jepang. Aku tidak bermaksud untuk
melanggar janjiku padamu. Suatu saat nanti pasti aku akan memenuhi janjiku.
Teddy bear itu untukmu sebagai hadiah ulang tahunmu dariku.
M.H
Maya
terlihat sedih. Kenapa kakak harus pulang ke Jepang sekarang? Kakak sudah janji
padaku?’’. Maya mulai terisak menangis.
Ayahanya
menepuk punggungnya pelan dan berkata’’sudahlah ,jangan menangis. Ini kan hari
ulang tahunmu seharusnya hari ini kamu senang’’.
‘’Ayah
benar’’.
‘’Ayo
sekarang kita makan’’.
Maya
mengenggam tangan ayahnya dan berjalan menuju ruang makan.
Masumi
telah berada di pesawat dalam hatinya ia merasa bersalah karena tidak dapat
menepati janjinya kepada gadis kecil yang sudah dianggap sebagai adiknya
sendiri.
♪♪♪♪
Masumi
masih duduk dibangku sambil menikmati pemandangan musim semi.Pikirannya kembali
melayang akan kenangannya bersama Maya.
9
tahun sejak pertemuanku dengan Maya di Santorini , aku kembali lagi bertemu
dengannya untuk yang pertama kali di Jepang . Saat itu kamu tengah kebingungan
mencari tempat duduk untuk menonton putri bunga kacapiring.Saat itu kamu
berumur 13 tahun.Tapi aku sama sekali tidak pernah menyadari kalau kamu adalah
gadis kecil itu.
Bruuuk!
‘’Kamu
tidak apa-apa?’’
‘’A..aku
tidak apa-apa’’jawab Maya gugup.
‘’Kamu
mencari tempat duduk nomor berapa?
‘’No
27 A’’. Masumi menjentikkan jarinya kepada seseorang.’’Tolong antar dia ke
no.27 A’’.
‘’Baik.
Silahkan ke sebelah sini’’. Maya mengikuti orang itu dan dudu ditempat yang
ditujukan’’.
‘’Te..terima
kasih’’.
Aku
begitu terpesona saat pertama kalinya aku menonton pertunjukan dramamu yang
pertama kali. Kamu sangat baik sekali memerankan tokoh Beth meskipun saat itu
kamu sedang mengalami demam tinggi. Aktingmu waktu itu entah kenapa membuat
hatiku terasa hangat dan membuatku sesak nafas.Padahal dia hanyalah seorang
gadis kecil dengan demam yang cukup tinggi dan itu tidak mungkin dapat berdiri di panggung. Dimanakah tekadnya
itu terpendam.Sejak saat itu aku selalu memberikannya bunga mawar ungu sebagai
bentuk kekagumanku kepadanya, tapi entah sejak kapan rasa kekaguman itu berubah
menjadi cinta . Aku tidak pernah punya
sedikit pun punya keberanian untuk menunjukan perasaanku kepadanya karena yang
aku tahu dia membenciku.
Aku
takut kalau dia akan menolakku jika aku mengatakan yang sebenarnya dan penghubung antara aku dan dia
satu-satunya akan hilang.Aku sama sekali tidak pernah berpikir akan begitu
mencintai seseorang. Aku Masumi Hayami seorang direktur Daito yang gila kerja
dan 11 tahun lebih tua darinya bisa jatuh cinta kepadanya.
Setelah
7 tahun aku mencintainya, rasa cintaku padanya tidak pernah hilang sama sekali.
Aku merasakan bahagia ketika aku dan Maya terjebak di dalam kapal Astoria dan
saat itu sebelum kami turun Maya sempat mengatakan perasaannya padaku.
♪♪♪♪
Flashback
Maya
sedang menonton drama dengan serius. Rei bicara pun Maya tidak mendengarkan,
dia hanya mendesah dan tidak punya pilihan lain selain menunggu Maya
menyelesaikan drama yang ditontonnya. Ketika Rei selesai membuat susu coklat,
Maya sudah berdiri dihadapannya hendak mengambil minum.
‘’Dramanya
sudah selesai?’’
‘’Sudah.
Baru saja selesai. Aku senang cerita berakhir dengan bahagia’’.
‘’Andai saja kisah cintaku dengan pak
Masumi berakhir bahagia pasti akan sangat menyenangkan’’bisik
hatinya.
‘’Kau
kenapa?’’
‘’Aku
tidak apa-apa. Aku hanya ingin mengambil minum’’.
Rei
terus menatap Maya yang sedang mengambil minum dari dalam lemari pendingin dan
membuat Maya tambah gugup.’’Apa ada yang aneh di wajahku?’’
‘’Tidak
ada yang aneh di wajahmu, tapi sikapmu akhir-akhir ini yang aneh’’ujar Rei.
‘’Aneh
bagaimana?’’
‘’Sejak
kamu pulang berlayar dengan pak Hayami, kamu lebih sering melamun. Ketika kamu
mencuci piring pikiranmu melayang entah kemana sampai memecahkan lima piring ,
tidak hanya itu saja, ketika menggoreng telur juga telurnya menjadi gosong,
lalu sewaktu menyetrika kemejaku hangus’’.
Maya
menatap Rei dengan pandangan bersalah.’’Maaf...’’
‘’Sudahlah,
lagi pula itu semua sudah terjadi. Lain kali kalau mengerjakan sesuatu
pikiranmu itu jangan melayang kemana-mana akibatnya pekerjaanmu tidak ada satu
pun terselesaikan dengan benar’’.
‘’Aku
mengerti’’.
‘’Maya,
aku tahu kalau antara kamu dan pak Hayami telah terjadi sesuatu dan aku tidak
tahu apa itu. Kamu tidak perlu menceritakannya padaku sekarang kalau kamu tidak
ingin’’.
‘’Aku
akan menceritakannya padamu , tapi tidak sekarang’’.
Rei
memberikan koran tadi pagi kepada Maya.’’Bacalah!’’. Dengan terheran-heran Maya
menuruti perintah Rei.Di koran itu tertulis judul Takamiya Shiori mencoba
melakukan bunuh diri karena batal menikah.Mata Maya terbelalak lebar dan
tangannya mencengkeram kuat koran yang sedang dipegangnya.
Maya
kemudian membaca dengan cepat isi berita itu. Berita itu mengatakan kalau
Masumi Hayami direktur Daito telah membatalkan pernikahannya dengan Shiori.
Maya membaca singkat isi wawancara dengan Masumi.
Saya sudah secara resmi membatalkan
pernikahanku dengan Shiori pada keluarganya. Kami berdua tidak saling
mencintai. Pada dasarnya pernikahan kami bukan didasarkan atas cinta tapi atas
dasar bisnis, jadi saya perlu tekankan sekali lagi hal ini sama sekali tidak
ada hubungannya dengan pihak ketiga. Saya sudah memutuskan akan menikah dengan
wanita pilihan hati saya. Shiori memang mencintai saya, tapi saya tidak
mencintainya. Sekarang dia baik-baik saja dan kesehatannya mulai membaik dan
sekarang dia sudah dapat menerimanya dan mengerti.
Maya
melipat korannya dan mendesah lesu. ‘’Maya, jangan katakan kalau kamu ada
hubungan dengan berita bunuh dirinya nona Shiori?’’tanya Rei curiga.
‘’Sepertinya
begitu’’.
‘’Apa
maksudmu? Jadi itu benar. Jadi pihak ketiga yang dimaksud pak Hayami itu adalah
kamu Maya, meskipun dia mengatakan tidak ada pihak ketiga’’.Maya terdiam dan
pergi begitu saja.
Maya
pergi begitu saja.’’Kau mau kemana?’’
‘’Ke
kamar’’. Rei cepat-cepat menghabiskan susu coklatnya dan duduk di depan TV,
tatapan matanya mengarah ke arah kamar dengan rasa penasaran yang cukup tinggi.
Sementara
itu di kediaman Hayami, Eisuke terlihat murka atas berita tadi pagi. Dirinya
tidak menyangka akan mengatakan itu kepada wartawan.’’Anak kurang ajar’’teriaknya
kesal.
Tapi
dia juga penasaran siapa wanita yang dicintai oleh Masumi.’’Siapa wanita
itu?’’gumamnya.
♪♪♪♪
Masumi
masih duduk dibangku sambil menikmati pemandangan musim semi.Pikirannya kembali
melayang akan kenangannya bersama Maya.
9
tahun sejak pertemuanku dengan Maya di Santorini , aku kembali lagi bertemu
dengannya untuk yang pertama kali di Jepang . Saat itu kamu tengah kebingungan
mencari tempat duduk untuk menonton putri bunga kacapiring.Saat itu kamu
berumur 13 tahun.Tapi aku sama sekali tidak pernah menyadari kalau kamu adalah
gadis kecil itu.
Bruuuk!
‘’Kamu
tidak apa-apa?’’
‘’A..aku
tidak apa-apa’’jawab Maya gugup.
‘’Kamu
mencari tempat duduk nomor berapa?
‘’No
27 A’’. Masumi menjentikkan jarinya kepada seseorang.’’Tolong antar dia ke
no.27 A’’.
‘’Baik.
Silahkan ke sebelah sini’’. Maya mengikuti orang itu dan dudu ditempat yang
ditujukan’’.
‘’Te..terima
kasih’’.
Aku
begitu terpesona saat pertama kalinya aku menonton pertunjukan dramamu yang
pertama kali. Kamu sangat baik sekali memerankan tokoh Beth meskipun saat itu
kamu sedang mengalami demam tinggi. Aktingmu waktu itu entah kenapa membuat
hatiku terasa hangat dan membuatku sesak nafas.Padahal dia hanyalah seorang
gadis kecil dengan demam yang cukup tinggi dan itu tidak mungkin dapat berdiri di panggung. Dimanakah tekadnya
itu terpendam.Sejak saat itu aku selalu memberikannya bunga mawar ungu sebagai
bentuk kekagumanku kepadanya, tapi entah sejak kapan rasa kekaguman itu berubah
menjadi cinta . Aku tidak pernah punya
sedikit pun punya keberanian untuk menunjukan perasaanku kepadanya karena yang
aku tahu dia membenciku.
Aku
takut kalau dia akan menolakku jika aku mengatakan yang sebenarnya dan penghubung antara aku dan dia
satu-satunya akan hilang.Aku sama sekali tidak pernah berpikir akan begitu
mencintai seseorang. Aku Masumi Hayami seorang direktur Daito yang gila kerja
dan 11 tahun lebih tua darinya bisa jatuh cinta kepadanya.
Setelah
7 tahun aku mencintainya, rasa cintaku padanya tidak pernah hilang sama sekali.
Aku merasakan bahagia ketika aku dan Maya terjebak di dalam kapal Astoria dan
saat itu sebelum kami turun Maya sempat mengatakan perasaannya padaku.
♪♪♪♪
Flashback
Maya
sedang menonton drama dengan serius. Rei bicara pun Maya tidak mendengarkan,
dia hanya mendesah dan tidak punya pilihan lain selain menunggu Maya
menyelesaikan drama yang ditontonnya. Ketika Rei selesai membuat susu coklat,
Maya sudah berdiri dihadapannya hendak mengambil minum.
‘’Dramanya
sudah selesai?’’
‘’Sudah.
Baru saja selesai. Aku senang cerita berakhir dengan bahagia’’.
‘’Andai saja kisah cintaku dengan pak
Masumi berakhir bahagia pasti akan sangat menyenangkan’’bisik
hatinya.
‘’Kau
kenapa?’’
‘’Aku
tidak apa-apa. Aku hanya ingin mengambil minum’’.
Rei
terus menatap Maya yang sedang mengambil minum dari dalam lemari pendingin dan
membuat Maya tambah gugup.’’Apa ada yang aneh di wajahku?’’
‘’Tidak
ada yang aneh di wajahmu, tapi sikapmu akhir-akhir ini yang aneh’’ujar Rei.
‘’Aneh
bagaimana?’’
‘’Sejak
kamu pulang berlayar dengan pak Hayami, kamu lebih sering melamun. Ketika kamu
mencuci piring pikiranmu melayang entah kemana sampai memecahkan lima piring ,
tidak hanya itu saja, ketika menggoreng telur juga telurnya menjadi gosong,
lalu sewaktu menyetrika kemejaku hangus’’.
Maya
menatap Rei dengan pandangan bersalah.’’Maaf...’’
‘’Sudahlah,
lagi pula itu semua sudah terjadi. Lain kali kalau mengerjakan sesuatu
pikiranmu itu jangan melayang kemana-mana akibatnya pekerjaanmu tidak ada satu
pun terselesaikan dengan benar’’.
‘’Aku
mengerti’’.
‘’Maya,
aku tahu kalau antara kamu dan pak Hayami telah terjadi sesuatu dan aku tidak
tahu apa itu. Kamu tidak perlu menceritakannya padaku sekarang kalau kamu tidak
ingin’’.
‘’Aku
akan menceritakannya padamu , tapi tidak sekarang’’.
Rei
memberikan koran tadi pagi kepada Maya.’’Bacalah!’’. Dengan terheran-heran Maya
menuruti perintah Rei.Di koran itu tertulis judul Takamiya Shiori mencoba
melakukan bunuh diri karena batal menikah.Mata Maya terbelalak lebar dan
tangannya mencengkeram kuat koran yang sedang dipegangnya.
Maya
kemudian membaca dengan cepat isi berita itu. Berita itu mengatakan kalau
Masumi Hayami direktur Daito telah membatalkan pernikahannya dengan Shiori.
Maya membaca singkat isi wawancara dengan Masumi.
Saya sudah secara resmi membatalkan
pernikahanku dengan Shiori pada keluarganya. Kami berdua tidak saling
mencintai. Pada dasarnya pernikahan kami bukan didasarkan atas cinta tapi atas
dasar bisnis, jadi saya perlu tekankan sekali lagi hal ini sama sekali tidak
ada hubungannya dengan pihak ketiga. Saya sudah memutuskan akan menikah dengan
wanita pilihan hati saya. Shiori memang mencintai saya, tapi saya tidak
mencintainya. Sekarang dia baik-baik saja dan kesehatannya mulai membaik dan
sekarang dia sudah dapat menerimanya dan mengerti.
Maya
melipat korannya dan mendesah lesu. ‘’Maya, jangan katakan kalau kamu ada
hubungan dengan berita bunuh dirinya nona Shiori?’’tanya Rei curiga.
‘’Sepertinya
begitu’’.
‘’Apa
maksudmu? Jadi itu benar. Jadi pihak ketiga yang dimaksud pak Hayami itu adalah
kamu Maya, meskipun dia mengatakan tidak ada pihak ketiga’’.Maya terdiam dan
pergi begitu saja.
Maya
pergi begitu saja.’’Kau mau kemana?’’
‘’Ke
kamar’’. Rei cepat-cepat menghabiskan susu coklatnya dan duduk di depan TV,
tatapan matanya mengarah ke arah kamar dengan rasa penasaran yang cukup tinggi.
Sementara
itu di kediaman Hayami, Eisuke terlihat murka atas berita tadi pagi. Dirinya
tidak menyangka akan mengatakan itu kepada wartawan.’’Anak kurang ajar’’teriaknya
kesal.
Tapi
dia juga penasaran siapa wanita yang dicintai oleh Masumi.’’Siapa wanita
itu?’’gumamnya.
♪♪♪♪
Masumi
yang berada di hotel merasa beban dihatinya mulai sedikit terangkat dengan
sembuhnya Shiori dan juga urusannya dengan keluarga Takamiya sudah
selesai.Sekarang dia masih punya satu tugas lagi yaitu menjadikan Maya sebagai
miliknya. Sudah berminggu-minggu dirinya dan Maya belum pernah bertemu sama
sekali. Kini rasa rindunya akan gadis
itu mulai merayapi hatinya. Rasa rindu yang dia pendam selama berminggu-minggu
ingin rasanya ia memeluknya dan mendekapnya dengan erat . Tidak ingin
dilepaskannya lagi.
D
balkon kamarnya, ia membayangkan wajah dan senyuman kekasih hatinya.’’Kau
sedang apa sekarang? Apa latihanmu berjalan lancar? Apa sekarang kamu sedang
memikirkanku dan merindukanku? Aku selalu memikirkan dan merindukanmu setiap
hari dan setiap tarikan nafasku.Maya, aku ingin sekali bertemu denganmu.
Maya
duduk disebuah ayunan dan terlihat sedih. Disatu sisi ia sangat senang Masumi
tidak jadi menikah, tapi disisi lain ia merasa kasihan pada Shiori. Maya tahu
kalau Shiori sangat mencintai Masumi. Dia
mengerti perasaan Shiori sekarang karena ia dapat membayangkan jika ia
berada di posisi Shiori. Pria yang dicintainya ternyata tidak mencintai
dirinya.
Maya
mendesah panjang.Jari-jari tangannya
mengenggam erat rantai ayunan,
lalu ia memejamkan matanya , mengatupkan bibirnya dan duduk membungkuk, seakan
tengah merasakan penderitaan tak
tertahankan.
‘’Maya...’’panggil
sebuah suara. Maya terkejut. Suara yang sangat dikenal, suara yang sangat
dirindukannya, suara yang ingin sekali ia dengar. Maya menoleh, lalu berdiri.
‘’Pak
Masumi....’’. Pandangan matanya begitu teduh dan penuh kerinduan ketika ia
menatap Maya.
‘’Sudah
kuduga kamu pasti ada disini?Tadi aku pergi ke apartemenmu dan temanmu bilang
kamu sedang pergi keluar’’. Maya kembali duduk di ayunan. Kini perasaannya
senang dapat kembali dengan pria yang dicintainya. Rasanya ia ingin segera
memeluknya dan melepaskan kerinduannya pada pria yang ada dihadapannya
sekarang, tapi ia tahan . Masumi juga merasakan perasaan yang sama, dia ingin
sekali memeluk wanita yang dicintainya.’’Tadi kamu kenapa?Apa ada yang kamu
pikirkan sehingga terlihat sedih seperti tadi’’.
‘’Jadi
pak Masumi dari tadi sedang memperhatikanku ya?’’
‘’Benar’’.
Masumi berjongkok di hadapan Maya, lalu mengangkat dagu Maya dan memandang
wajahnya.’’Katakan apa yang membuatmu sedih?’’. Dagu Maya yang mungil bergetar
ketika matanya dan mata Masumi bertemu.’’Andalah penyebabnya’’.Masumi segera menarik
tangannya dari dagu Maya.’’Aku? tapi kenapa aku?’’tanyanya keheranan.
‘’Karena
Anda adalah pria yang aku cintai’’.
Masumi
terkejut dan shock mendengar pernyataan Maya meskipun dia sudah mendengarnya
dari Maya di kapal Astoria, tapi pernyataannya sekarang sangat jelas. Rasanya
ia tidak mempercayai apa yang didengarnya. Gadis yang ia kira membenci dirinya
ternyata sekarang mencintainya sungguh suatu hal yang membuatnya tidak percaya.
Masumi butuh beberapa menit untuk mencerna perkataan Maya tadi. Kata-katanya
tadi sudah cukup membuat dirinya merasa sangat senang.
Masumi
menangkup wajah Maya dan menatap Maya dalam.’’Aku juga mencintaimu’’.
Maya
sangat senang mendengarnya. Perasaannya bergolak tidak karuan. Baginya seperti
mimpi pria yang ada dihadapannya juga mencintainya.
‘’Pak
Masumi bukannya Anda membenciku?’’
‘’Tidak
sayang, aku tidak pernah membencimu , tapi sebaliknya aku sangat mencintaimu’’.
‘’Benarkah?’’tanyanya
tidak percaya.
‘’Benar.
Aku...aku mungkin tidak pantas dicintai oleh wanita sepertimu karena aku sudah
banyak menyakitimu selama ini’’.
‘’Itu
tidak benar. Pak Masumi melakukan semua itu demi kebaikanku. Selama ini aku
tidak menyadarinya. Aku memang bodoh.Seandainya aku bisa menyadarinya lebih
cepat mungkin keadaan kita tidak seperti ini’’.
‘’Maya....’’
‘’Apa
ini karena aku?’’
‘’Apanya?’’
‘’Anda
batal menikah dengan nona Shiori’’.
‘’Tidak
Maya, ini bukan karena dirimu, jadi jangan salahkan dirimu karena kamu tidak
bersalah’’.
‘’Tapi....’’.
Maya mulai terisak menangis. Masumi duduk diayunan satunya lagi.’’Kemarilah!’’.
Maya duduk di pangkuannya dan Masumi memeluk pinggangnya, lalu ia menghapus air mata Maya dengan lembut.
‘’Pak
Masumi, aku jadi merasa bersalah pada kalian berdua’’. Air matanya kembali
menggenang dikedua pelupuk matanya.
‘’Sssssttt....’’Masumi
menaruh jari telunjuknya dibibir Maya.
‘’Yang
penting saat ini aku sudah tahu kalau kamu mencintaiku. Itu sudah cukup
membuatku bahagia’’.
Maya
menghembuskan napas dan membuat poninya
melambai-lambai dan turun lagi dalam keadaan berantakan.Masumi tidak
tahan untuk tidak membelainya dan walaupun sangat sulit, ia tetap menahan kedua
tangannya agar tetap ditempatnya .Masumi memandangi tengkuknya yang lembut dan akhirnya pertahanan dirinya
jatuh.Dia menyentuh kulit Maya yang halus, jemarinya bergerak dipunggung Maya,
lalu tergoda untuk terus membelainya. Masumi meneruskan sentuhannya disepanjang
bahu Maya, melewati lengan pendek kaosnya, ke permukaan lembut kulit lengannya
dan jemari Masumi bergerak turun sampai
ke pergelangan tangan Maya.Akhirnya Masumi mendekap erat-erat Maya sambil
menciumi ujung kepalanya.
Wajah
Maya memerah dan perasaanya menjadi
gelisah mendapatkan sentuhan darinya. Sekarang Maya yakin kalau Masumi
mencintainya. Maya pun semakin erat memeluknya.Dia tidak ingin kehilangan pria
yang sangat dicintainya.Dia ingin terus bersamanya lebih lama lagi.Masumi
melonggarkan pelukannya , lalu kembali menatap Maya. Masumi menundukkan
kepalanya mendekati leher Maya untuk menghirup aroma tubuh kekasihnya dan Maya
dapat merasakan hembus hangat di sekitar lehernya.
Tubuh
Maya sedikit gemetar.Masumi kembali menatapnya dan setiap kali ia menatapnya,
Maya jantungnya melompat tidak beraturan. Ini pertama kali dirinya melihat
wajah Masumi dalam jarak yang sangat dekat. Garis-garis ketampannya diwajahnya
terlihat lebih jelas. Sesaat Maya menelan ludahnya.Dia sangat beruntung bisa
dicintai olehnya. Dirinya sama sekali tidak menyangka akan begitu sangat
mencintainya. Ia tidak dapat membayangkan hidup tanpa dirinya, kalau itu
terjadi pasti kehidupannya akan terasa hampa.Tanpa sadar Maya membelai wajahnya
dan Masumi tersenyum. Maya segera berhenti membelainya dan wajahnya mulai
merona merah karena malu.’’Ada apa Maya? Kenapa berhenti?Aku ingin banyak
mendapatkan sentuhan darimu’’.Masumi mengenggam tangan Maya yang bebas dan
meremasnya dengan lembut.’’Kau tahu bila kamu menyentuhku, aku merasa tidak
berdaya, tapi aku menyukainya, sangat menyukainya’’katanya mesra.
‘’Aku
juga sama , jika Anda menyentuhku , aku jadi merasa tidak berdaya’’. Masumi
membelai kening Maya dan merapikan poni rambutnya yang tertiup angin.
‘’Aku
mencintaimu Maya Kitajima’’bisiknya
mesra ditelinga Maya.
‘’Aku
juga pak Masumi’’.
Masumi
membelai bibir Maya dengan ibu jarinya,merasakannya bergetar. Bibir yang selalu
ingin dicium olehnya dan sudah berkali-kali ia mencuri ciuman darinya demi
merasakan lembut dan manisnya bibir Maya.’’Aku ingin menciummu, Maya’’.Sesaat
tubuh Maya menegang mendengar permintaan dari Masumi.’’Aku takut tentang apa
yang akan terjadi kalau melakukannya’’.
‘’Begitu
juga aku’’. Masumi menelan ludahnya sambil menatap bibir Maya yang ranum.
Masumi kembali menyentuhnya lagi.Di bawah sentuhannya bibir Maya merekah.Gadis yang ada
dihadapannya sekarang terlihat begitu mengundang untuk dicium dan Masumi tahu kalau ia tidak
dapat menunggu lebih lama lagi. Ia menunduk dan mendaratkan ciuman dibibirnya yang
selembut beludru dengan lembut, perlahan-lahan dan berusaha selembut mungkin .
Masumi merasakan sangat bahagia dapat mencium gadis yang dicintainya secara
terang-terangan tidak harus secara sembunyi-sembunyi lagi dan ia merasakan dunia
serasa meledak.
Masumi
bertambah senang tatkala Maya membalas ciumannya.Ia dapat merasakan kehalusan
kulit Maya bersentuhan dengan ototnya dan ia mengerang merasakan
kelembutannya.Bibir Maya merekah untuknya persisi seperti yang diinginkan
Masumi dan Maya menyambut kedalaman ciumannya, lidahnya yang mencari-cari dan
membalas ciuman Masumi dengan hasrat yang besar.Masumi membelai dan menyusupkan jemarinya di rambut
Maya hingga menangkup kepalanya.
Masumi
mulai merasakan kepalanya pening dan matanya terbakar oleh gairah yang nyaris
tidak terbendung terhadap gadis yang selama ini ia cintai secara diam-diam.
Tujuh tahun lamanya ia menunggu saat-saat seperti ini.Masumi berusaha untuk
mengendalikan dirinya dan ia menarik mulutnya, lalu menarik nafas sambil masih
memeluk Maya.Nafasnya masih terengah-engah.’’Maya..’’desahnya.
Maya
membenamkan wajahnya di dada Masumi dengan nafas yang sama kacaunya. Tubuhnya
mengigil karena ciuman tadi dan Maya semakin merapatkan tubuhnya ke tubuh
Masumi. Masumi mencoba untuk memeluk seluruh tubuh kekasihnya.’’Kau baik-baiks
saja?’’. Maya hanya mengangguk.Ia mengangkat dagunya dan menatap wajah
Maya.Jantungnya berdetak kencang.’’Dia cantik sekali’’pikir Masumi. Masumi
membungkuk dan mendaratkan ciuman
singkat ke lehernya.
‘’Sebaiknya
kita pergi dari sini sebelum ada orang yang melihat kita seperti ini’’. Maya
berdiri, lalu diikuti oleh Masumi. Mereka berjalan sambil bergandengan
tangan.’’Kita akan pergi kemana?’’tanya Maya.
‘’Aku
akan membawamu ke tempat yang sepi’’. Maya menatapnya heran.
‘’Masuklah!’’.
Sebelum menjalankan mobilnya Masumi mnegusap pipi Maya dengan punggung
tangannya. Ia merasakan pipi Maya sudah sedingin es.
‘’Sayang,
wajahmu dingin sekali ‘’katanya. ‘’Kamu sudah ada terlalu lama di luar. Aku
tidak ingin kamu masuk angin dan jatuh sakit. Mulai sekarang kamu harus jaga
kesehatanmu, kalau kamu sakit kamu tidak bisa memerankan bidadari merah dengan
baik’’.
‘’Aku
tahu’’. Sekali lagi Masumi mengecup bibirnya, lalu menjalankan mobilnya.
♪♪♪♪
Mobil terpakir di depan apartemen Maya.’’Jadi
tempat sepi yang kamu maksud apartemenku’’.
Masumi
tersenyum jahil.’’Memangnya aku akan membawamu kemana?’’
‘’Aku
tidak tahu’’jawab Maya sedikit kecewa karena kebersamaan dengannya akan segera
berakhir dan entah kapan mereka akan bertemu kembali. ‘’Sekarang masuklah!’’
Masumi
juga merasakan perasaan yang sama jika kebersamaannya dengan Maya harus segera
berakhir.
Maya
turun dengan perasaan enggan karena dia ingin lebih lama dengan Masumi. Baginya
kebersamaan dengannya tadi hanya sebentar dan ia masih menginginkan lebih lama
lagi. Dia tidak rela jika harus berpisah dengannya sekarang.Langkahnya terhenti
ditengah jalan kemudian berbalik.’’Ada apa?’’
‘’Kapan
kita akan bertemu lagi?’’
‘’Aku
belum tahu, tapi aku akan selalu menghubungimu. Sekarang ini aku tidak bisa
bebas menemuimu sesering mungkin karena aku baru saja putus dengan Shiori dan
juga aku tidak ingin terjadi gosip yang tidak mengenakan tentang kita’’.
‘’Aku
mengerti’’. Terlihat raut sedih di wajahnya. Masumi langsung menarik Maya dalam
dekapannya dan membelai kepalanya.’’Aku janji aka segera menemuimu, tapi tidak
dalam waktu dekat ini, jadi tunggulah aku. Kau mau kan menungguku?’’. Maya
mengangguk dalam pelukan Masumi .
Masumi
tersenyum dan merasa lega.’’Yang kamu harus pikirkan sekarang adalah latihan
bidadari merahmu’’.
‘’Aku
akan menjadi bidadari merah seperti yang diinginkan pak Masumi’’.Ia sangat
senang mendengarnya.
Masumi
memandangnya seakan-akan mencari sesuatu di matanya.’’Maukah kamu makan malam
bersamaku?’’
‘’Makan
malam?’’
Masumi
mengangguk dan tatapan mereka saling mengunci.Maya tidak dapat berkata apa-apa,
lalu menganggukan kepalanya. Masumi kembali menarik Maya dan menyuruh masuk
kembali kedalam mobil.
Mereka
tiba disebuah restoran dengan pemandangan yang cukup romantis. Masumi
mengajaknya untuk berdansa. Pada awalnya Maya menolaknya karena dia tidak bisa
berdansa, tapi Masumi terus memaksanya. Akhirnya Maya menyetujuinya. Senyuman
Masumi membuat nafasnya tercekat.Mereka mulai berdansa pelan-pelan.’’Ikuti
gerakanku Maya’’. Maya berusaha untuk menyesuaikan gerakannya dengan Masumi.
‘’Bagus
Maya. Seperti itu’’.Bagi Maya berdansa dengan Masumi sama memusingkannya dengan
berada semobil dengannya, namun tidak seperti saat mereka berciuman.Masumi
menarik tubuh Maya semakin mendekat.’’Aku ingin menghabiskan sepanjang malam
ini denganmu’’bisiknya mesra ditelinga Maya.
‘’Aku
juga’’.
Masumi
tersenyum. Setelah mengangkat kepalanya dari bahu Masumi, Maya mencium leher di
bawah dagu Masumi.
Jam
sudah hampir menujukkan jam 10 malam. Sudah waktunya bagi Masumi untuk
mengantarkan kekasihnya pulang.’’Sebaiknya kita pulang sekarang. Ini sudah
malam. Sebenarnya aku ingin berada lebih lama lagi denganmu dan menghabiskan
malam ini bersama denganmu, tapi sekarang kamu butuh istirahat’’.
‘’Baiklah’’.
Jam menunjukkan setengah sebelas malam ketika
mereka berdua tiba di apartemen Maya. ‘’Apa Anda ingin masuk sebentar?’’
‘’Hmmm...baiklah’’.
Maya
membuka apartemennya dan didalam gelap. Rei dan teman-teman lainnya sudah
tidur. Hati-hati mereka berdua masuk.Maya segera masuk ke dapur membuatkan teh hangat
untuknya.
Dilihatnya
Masumi sedang membaca sebuah buku.’’Ini tehnya’’.
‘’Terima
kasih’’.
‘’Apa
yang sedang Anda baca?’’
‘’Putri
duyung. Apa ini buku punyamu?’’
‘’Benar’’.
‘’Apa
kamu menyukai ceritanya?’’
‘’Aku
menyukainya’’.
‘’Walaupun
berakhir sedih’’.
‘’Iya...’’
‘’Aku
jadi teringat seseorang yang menyukai cerita ini’’.
‘’Siapa?’’
‘’Seorang
gadis kecil yang aku temui ketika aku masih muda. Mungkin sekarang dia sudah
tumbuh dewasa’’. Maya sedikit cemburu mendengarnya.
‘’Apa
dia anak yang cantik?’’
‘’Iya,
dia memang anak cantik dan juga mengemaskan sepertimu dan aku masih ada hutang
janji kepadanya’’.
‘’Lalu
kenapa Anda tidak segera melunasi janji Anda kepadanya?’’
‘’Karena
aku tidak tahu dia ada dimana sekarang. Aku berharap suatu saat nanti akan
bertemu dengannya dan segera memenuhi janjiku kepadanya’’.
‘’Anda
janji apa kepadanya?’’tanya Maya dengan penuh rasa ingin tahu.
‘’Hanya
janji di masa remajaku’’. Maya terlihat cemberut.
‘’Apa
kamu cemburu?’’. Masumi segera mendekatkan diri pada Maya dan langsung
memeluknya.’’Kau tahu hanya kamu satu-satunya wanita yang ada di hatiku saat
ini dan untuk selamanya’’. Sebenarnya Masumi senang melihat Maya cemburu
artinya dia sangat mencintai dirinya.
Maya
jadi teringat masa kecilnya . Dulu ia
pernah ada seseorang yang berjanji kepadanya untuk datang ke acara ulang
tahunnya tapi orang itu tidak datang.Maya menatap Masumi.
‘’Kau kenapa? Apa ada yang ingin kamu katakan
padaku’’.
Sejenak
Maya terlihat ragu. Mulutnya sudah sedikit terbuka kemudian tertutup kembali. Tangannya yang
bebas mengelus pipi Maya.’’Kalau ada yang ingin kamu katakan, katakan saja’’.Maya terdiam sebentar seperti
menimbang-nimbang sesuatu.
‘’Maya,
izinkan aku lebih mengenalmu dan tahu lebih banyak lagi tentang dirimu yang
tidak aku ketahui. Sekarang kau adalah kekasihku’’.Masumi mengecup keningnya
dengan segenap perasaanya.
‘’Dulu
ketika aku masih kecil ada seorang pria yang berjanji untuk datang ke acara
ulang tahunku, tapi dia tidak datang.
Dia adalah teman pertamaku di tempat tinggalku yang baru. Meskipun aku baru
mengenal sehari, tapi dia orang yang menyenangkan dan juga baik. Dia sudah
seperti menjadi kakakku sendiri.Dia hanya meninggalkan sebuah surat dan Teddy
bear sebagai hadiah ulang tahunku’’.
‘’Teddy
bear. Hadiah ulang tahunmu?’’
‘’Maya
menganggukan kepalanya’’. Masumi terlihat menegang.
‘’Apa
boneka itu masih ada?’’
‘’Aku
merawatnya dengan baik dan selama ini telah menjadi teman tidurku’’.
‘’Boleh
aku melihatnya?’’. Ada getaran dalam suaranya.
Maya
pergi ke kamarnya dan tidak perlu menunggu waktu lama ia membawanya dan
memberikannya pada Masumi. ‘’Ini tidak mungkin’’ujar Masumi. Wajahnya terlihat
terkejut.
‘’Pak
Masumi, ada apa? Apanya yang tidak mungkin?’’
‘’Waktu
itu tinggal dimana?’’
‘’Santorini.
Ayahku kerja disana’’.
‘’Santorini?’’katanya
sambil menatap Maya tidak percaya. Maya mengangguk pelan.’’Apa ada yang salah
dengan itu?’’
‘’Tidak
ada yang salah’’.
Masumi
berdiri dan langsung memeluknya.Maya terkejut dengan reaksinya dan ia dapat
merasakan Masumi memeluknya sangat erat. Berkali-kali Masumi menciumi
rambutnya.
Maya ternayata gadis kecil itu adalah kamu,
selama ini aku selalu mencarimu ternyata kamu begitu dekat denganku. Ternyata
takdir mempertemukan kita kembali. Aku senang ternyata gadis kecil itu adalah
kamu.Maya....sayangku...
‘’Pak
Masumi....’’bisik Maya. Maya merasakan ada cairan hangat menetes dibahunya.
‘’Pak Masumi menangis’’bisik hatinya.
‘’Biarkan
tetap seperti ini sebentar saja’’.
Maya menganggukan kepalanya.’’Baiklah’’.
Masumi
melepaskan pelukannya, kemudian menangkup wajah Maya. Maya dapat melihat mata
Masumi yang memerah. Matanya terpejam ketika Masumi mencium keningnya, kedua
matanya,hidungnya dan juga bibirnya. Maya sama sekali tidak mengerti apa yang
terjadi dengan kekasihnya.
‘’Anda
baik-baik saja kan ?’’
Masumi
hanya diam dan sibuk membelai kening Maya, lalu ia tersenyum lembut dan
menenangkan.’’Aku baik-baik saja sayang’’. Sekali lagi dipeluknya Maya dengan
erat.
‘’Mulai
sekarang kita akan selalu bersama dan tidak terpisahkan lagi’’.
‘’Ung...’’.
Maya mengangguk.
Masumi
sangat bahagia bisa dicintai oleh Maya begitu dalam seperti ia mencintainya
dengan segenap hatinya. Masumi bertekad akan segera menjadikan Maya menjadi
miliknya.
‘’Sebaiknya
aku pulang sekarang. Kau juga butuh istirahat. Bukankah besok masih ada jadwal
latihan?’’
‘’Benar.
Sebaiknya Anda juga istrirahat. Anda sudah terlihat lelah sekali’’. Sebelum
pergi Masumi mengecup Maya. ‘’Selamat malam !’’
‘’Malam’’.
Setelah Masumi pergi Maya kembali ke kamarnya. Dia duduk melamun disana dalam
kegelapan satu-satunya cahaya hanyalah sinar bulan. Maya menyentuh bibirnya
yang sudah berkali-kali dicium oleh Masumi dan detak jantungnya masih belum
berarturan. Maya akhirnya tertidur dengan senyuman bahagia menghiasi wajahnya.
Masumi
yang telah tiba di hotel segera menyalakan komputernya dan ia mencari sesuatu
disana. Wajahnya terlihat senang ketika apa yang dicarinya sudah ditemukan.
♪♪♪♪
Dua
minggu setelah Masumi bertemu Maya di taman bermain , ia datang kembali ke
apartemen Maya dengan senyuman yang selalu menghiasi wajahnya.
‘’Siang
Maya!’’sapanya sambil mengecup pipi Maya. Maya pun langsung memeluknya. Dua
minggu mereka berdua tidak bertemu, Maya begitu merindukannya.
Kepalanya
terangkat dan tatapan kekasihnya begitu teduh sehingga membuat dirinya merasa
nyaman.’’Kau merindukanku?’’
‘’Ung...aku
merindukan pak Masumi. Setiap hari aku selalu merindukan pak Masumi’’. Masumi
mengusap-usap kepala Maya sambil tersenyum.’’Aku juga merindukanmu’’.
‘’Ehm...ehm...’’.
Suara Rei mengangetkan mereka berdua. Maya langsung melepaskan pelukanya dan
wajahnya merah karena malu begitu pun
juga Masumi.Selama beberapa saat mereka tidak menyadari kalau Rei berada
diantara mereka.
‘’Aku
akan meninggalkan kalian berdua supaya kalian bisa bicara dengan leluasa. Aku
akan kembali saat makan siang’’.
Maya
menarik Masumi ke sofa dan kini mereka duduk berdampingan.’’Kenapa Anda baru
menemuiku sekarang?’’
‘’Maaf.
Ada hal yang harus kukerjakan, lagi pula aku tidak bisa menemuimu
sering-sering. Akhir-akhir ini aku selalu diikuti oleh wartawan, jadi bagaimana
kabar biadadariku ini?’’
‘’Aku
baik. Dan pak Masumi?’’
‘’Aku
juga baik. Kedatanganku kesini bukan sekedar untuk menemuimu saja’’. Masumi
menelan ludahnya.’’Ada yang ingin aku katakan padamu’’.
Masumi
meraih kedua tangan Maya lalu menciumnya. ‘’Maya menikahlah denganku?’’
Deg!
Maya
terkejut. Bahagia. Maya tidak dapat berkata apa-apa.Masumi mengamati
serangakaian emosi melintasi wajah Maya.Kenapa gadis ini tidak mengatakan
sesuatu? Pikirnya.Masumi menarik nafas dalam-dalam menunggu
jawaban.’’Maya...’’.
Maya
akhirnya tersadar ke alam nyata.’’Tadi apa yang Anda katakan?’’
‘’Menikahlah
denganku?’’
Maya
tersenyum dan langsung mencium bibir Masumi.’’Itu jawabannya’’. Masumi
tersenyum senang kemudian memeluk Maya.
‘’Terima
kasih sayang’’.
Masumi
kembali mengenggan kedua tangan Maya. Kali ini tidak seorang pun dari mereka
yang berusaha untuk mengakhiri sentuhan
itu. Kehangatan mengalir dari tangan keduanya dan menyelebungi hati mereka
berdua.
Masumi
kemudian mengeluarkan sebuah kotak panjang dan mengeluarkan sebuah gelang ,
lalu memakaikannnya ditangan Maya.
‘’Gelang
ini sebagai cincin pertunangan kita. Ketika kamu sudah memakai gelang ini artinya
kau adalah tunanganku. Maaf kamu melamarmu ditempat seperti ini bukan ditempat
yang romantis’’.
Maya
menggelangkan kepalanya , lalu berkata ‘’Itu tidak masalah bagiku. Aku senang
sekarang aku bisa bersama dengan pak Masumi’’.
Maya
mengamati gelang ditangannya.’’Indah sekali’’.
‘’Nama
gelang itu adalah Plato’s Eternity’’.
‘’Plato’s
Eternity?’’
‘’Benar.
Gelang itu hanya ada ada di Yunani, aku memesannya secara khusus. Gelang itu
mempunyai arti platonic love*, cinta murni yang agung adalah keinginan untuk
mengasihi semua orang’’.
Platonic
Love : Dalam teori asli plato the perfect’platonic’ love adalah murni,
emosional dan spirtual. Ketika dua platonis jatuh cinta, mereka seharusnya
tidak hanya tertarik oleh penampilan fisik. Mereka akan jatuh cinta emosional
dan spiritual. Ini berarti bahwa pikiran mereka akan mengikat dan satu sama
lain akan saling memikirkan sepanjang waktu.
‘’Aku
tidak tahu kalau gelang ini mempunyai arti seperti itu’’.
‘’Ada
satu lagi yang ingin aku katakan padamu. Sepertinya takdir sudah mempertemukan
kita kembali’’.
‘’Apa
maksud pak Masumi?’’
‘’Maya,
aku adalah orang yang kamu temui di Santorini . Kau ingat, aku pernah
mengatakan sedang mencari seorang gadis kecil?’’. Maya mengangguk.
‘’Ternyata
gadis kecil yang aku cari itu adalah kamu. Aku menyadarinya setelah melihat
boneka Teddy bear milikmu. Boneka itu yang aku berikan padamu 16 tahun lalu’’.
‘’Jadi...jadi
Anda adalah orang itu’’.
‘’Benar.
Maaf saat itu aku tidak bisa memenuhi janjiku padamu. Waktu itu ayahku
memutuskan untuk segera kembali ke Jepang. Aku benar-benar menyesal’’.
‘’Apa
selama ini Anda terus mencariku dan tidak melupakanku?’’
‘’Benar.
Takdir sudah mempermainkan kita. Aku mengira pertama kali kita bertemu pada
saat kau sedang mencari tempat duduk ketika akan menonton bunga kacapiring
ternyata aku salah. Sekali lagi maafkan aku Maya. Kau mau memaafkanku?’’
‘’Iya.
Aku tahu pak Masumi adalah orang yang selalu menepati janjinya, jadi karena
Anda sekarang sudah menemukanku, pak Masumi harus menepati janji jika aku
berulang tahun nanti’’.
‘’Aku
janji sayang dan terima kasih sudah mau memaafkanku’’. Masumi menariknya dalam
pelukan.
‘’Besok aku akan membawamu menemui ayahku. Aku ingin
dia tahu kalau kamu adalah wanita pilihan hidupku’’.
‘’Aku
takut bertemu dengan ayahmu’’.
‘’Kamu
tidak perlu takut ada aku disampingmu. Sekarang kita pulang’’.
♪♪♪♪
Keesokan
siangnya Masumi membawa Maya bertemu dengan ayahnya. Maya terkejut ketika
bertemu dengan ayahnya Masumi begitupun juga dengan Eisuke. Ia tidak mengaira
kalau Masumi akan jatuh cinta kepadanya dan terlebih lagi Maya membalas
cintanya yang setahu dia Maya membenci anaknya. Maya merasa malu terhadapnya
karena ia dulu pernah menjelek-jelekkan Masumi di depannya.
Eisuke
begitu marah ketika Masumi mengatakan akan menikahi Maya.Ia tidak rela jika
kerja sama dengan keluarga Takamiya di batalkan. Maya bersembunyi di balik badan Masumi yang besar.
‘’Ayo
Maya, kita pergi dari sini!’’. Masumi menarik tangan Maya dan pergi dari rumah
kediaman Hayami meninggalkan Eisuke dalam keadaan marah. Keduanya masuk kedalam
mobil.
‘’Aku
sudah tahu pasti dia akan marah besar, tapi aku akan tidak akan menyerah begitu
saja. Aku akan tetap menikah denganmu walapuan ayah tidak setuju. Aku sudah
tidak ingin menuruti perintahnya lagi’’keluhnya.
Maya
yang duduk disampingnya masih dalam keadaan takut, tubuhnya terlihat gemetar.
Perlahan-lahan Masumi meremas tangannya dengan lembut.’’Maaf sudah membuatmu
ketakutan, jangan perdulikan perkataan ayah tadi’’. Maya mengelenggkan
kepalanya.Masumi melajukan mobilnya meninggalkan rumah.
Eisuke
masih terlihat marah dengan keputusan Masumi. Dia mengakui dirinya memang
menyukai Maya. Dia adalah gadis yang sangat menyenangkan hanya saja dia tidak
rela jika kerja sama besar dengan keluarga Takamiya gagal.Rencana yang dia susun
untuk menyatukan perusahan sekarang hanyalah tinggal impian.Lalu dia kembali
teringat dengan pertemuan Maya dulu. Gadis yang sudah membuatnya tertawa.
Tidak
lama kemudian suara telepon bergema ke seluruh ruangan rumah. Pak Asa
menyerahkan telepon pada Eisuke.’’Telepon untuk Anda dari Tenno
Takamiya’’.Eisuke segera mengambil teleponnya.
‘’Selamat
siang!’’
‘’Ini
aku. Aku sudah memutuskan kerja sama diantara kita akan terus berlanjut
walaupun pada akhirnya kita tidak bisa menjadi bagian dari keluarga. Ini adalah
atas permintaan Shiori’’.
‘’Shiori?’’
‘’Cucuku
memohon padaku untuk tidak membatalkan kerja sama diantara kita. Dia sekarang
sudah merelakan Masumi pergi dari sisinya, jadi kerja sama kita akan terus
berlanjut’’.
‘’Benarkah?’’
‘’Nanti
aku akan menyuruh orang kepercayaanku untuk membawa berkas-berkasnya
kepadamu’’.
‘’Baiklah.
Pak Takamiya, aku ucapkan terima kasih’’. Wajah Eisuke terlihat senang,
kemudian ia cepat-cepat menelepon Masumi.
‘’Ada
apa lagi ayah?’’
‘’Cepat
kembali ke rumah. Ada hal penting yang ingin aku katakan’’.
‘’Kalau
ayah menyuruhku untuk menjauhi Maya, aku tidak akan kembali kesana’’.
‘’Pokoknya
kau datang cepat kesini’’teriaknya.
Tuuut...tuuut...
‘’Ayah..ayah..ayah...’’
‘’Ada
apa ?’’
‘’Ayah
menyuruhku untuk kembali, dia bilang ada sesuatu yang ingin dia katakan
padaku’’.
‘’Sebaiknya
kita kembali saja’’.
‘’Tapi....’’.
Setelah melihat Maya dengan tatapan memohon, Masumi segera membelokkan
mobilnya.
Eisuke
menyambut kedatangan kembali anaknya.’’Sekarang apa yang ingin ayaha katakan’’.
‘’Siapkan
segera pernikahan kalian’’
‘’Eh...’’kata
Maya dan Masumi bersamaan, lalu mereka berdua saling berpandangan.
‘’Apa
aku tidak salah dengar?’’tanya Masumi.
‘’Tidak.
Aku menyetujui pernikahan kalian, jadi sekarang persiapkan saja pernikahan
kalian’’. Wajah keduanya terlihat senang.
‘’Ayah
serius?’’tanyanya masih tidak percaya.
‘’Tentu
saja ‘’.
Masumi
dan Maya sangat senang mendengarnya.’’Terima kasih ayah. Terima kasih’’. Lalu
mereka kembali berpandangan dengan wajah bahagia.
End
flashback
Masumi
beranjak dari bangkunya. Sebuah kelopak bunga Sakura jatuh di telapak
tangannya.
‘’Tuan
Masumi , sudah waktunya kita pergi’’kata pak Asa.
‘’Aku
tahu’’.
Maya ,
akhirnya hari yang sudah lama aku tunggu datang juga. Mulai sekarang dan untuk
selamanya kita akan selalu bersama.
♪♪♪♪
Masumi
begitu terpesona ketika melihat pemandangan disekitarnya. Semua bunga
bermekaran menyambut hari bahagianya . Semua orang tersenyum kepadanya ketika
dia datang dan berjalan melewati para tamunya. Dikursi kedua dari depan ada
Shiori bersama dengan suaminya yang dinikahinya satu bulan yang lalu. Sakurakoji
terlihat bersama tunagannya dan pak Genzo dudk di kursi paling depan bersama
dengan teman-teman teater Mayuko dan Ikakuju. Hanya ada kurang diantara mereka
yaitu bu Tsukigake yang tidak dapat hadir . Dia meninggal ketika Maya selesai
memerankan bidadari merah. Angin sejuk berhembus menggoyangkan seluruh pohon
plum disekitarnya.Tidak lama kemudian musik mulai mengalun dan Maya bersama pak
Kuronuma berjalan menuju altar. Masumi tersenyum bahagia, calon pengantinnya telah datang. Pipi Maya
bersemu merah tatkala Masumi meraih tangannya. Tanpa mereka ketahui tiga bayangan tembus pandang berdiri di samping altar sedang menyaksikan
pernikahan Maya dan Masumi dengan tersenyum bahagia.
Upacara
pernikahan mereka begitu khidmat yang terdengar disekeliling mereka hanya suara
gesekan pohon yang tertiup angin dan akhirnya mereka dinyatakan sah sebagai
suami istri. Semua orang bertepuk tangan dan memberikan ucapan selamat kepada mereka.Setelah
resepsi pernikahan mereka selesai, mereka pergi berbulan madu pada malam
harinya.
Ketika
mereka sudah menginjakkan kaki ditanah tempat para dewa dewi Yunani, Masumi
mengajaknya berjalan-jalan.
‘’Kau
masih ingat tempat ini sayang?’’
‘’Aku
ingat, kita pertama kali bertemu disini’’.
‘’Waktu
itu kau sedang asyik membaca cerita putri duyung’’.
‘’Benar.
Aku tidak menyangka kita akan berada disini lagi sebagai sepasang suami istri’’ujar
Maya sambil mengenang masa lalunya.
‘’Aku
pria yang paling beruntung di dunia karena bisa menikah denganmu walaupun aku
harus banyak menderita untuk mendapatkanmu, tapi akhirnya perjuanganku untuk
mendapatkanmu tidak sia-sia’’.
Masumi memberikan setangkai mawar ungu dari dalam saku celananya dan Maya tersenyum senang.''Mawar unguku...Masumi Hayami''.
Mereka
kembali berjalan sambil menikmati pemandangan di Santorini. Hembusan angin
bertiup dengan kencang dan aroma laut begitu terasa. Mereka akhirnya tiba di
tepi pantai. Pandangan Masumi menerwang jauh ke tengan lautan Aegean dan
bayangan masa lalunya di pantai ini kembali bermunculan saat dia dan gadis
kecilnya bermain air dan mengumuplkan kerang. Masumi menarik tangan Maya.
Air
laut mengenai kedua kaki mereka dingin dan menyegarkan.Tanpa seizin Maya ,
Masumi mengecup bibirnya dengan penuh perasaan cinta di tepi laut Aegean.
Maya, kau
adalah cinta pertamaku di Santorini
The End
6 comments:
wish it will be the ending for TK....
Yu.ani pnuh isah dewa dewi yg dgn auranya sdri menyandarkan cinta abadi yg tlah terikat sjak dini. tapi aslinua kurang banyak nih Mia,cocook buat nuansa akhr thun yg menandakan akhr dari suatu thn yg sarat warna dan harapan baru menyongsong hr esok. btw kyk nya ada yg double ketikannya ya....
Memikirkan sepanjang waktu dan jadi merasa begitu kesepian saat jauh... :(
Thanx mia *kecup basah*
ga ktauan yah
kl ayahnya maya yg menyelamatkan hidup eisuke
kl ajja eisuke taw, so pasti lsg dapet ijin nikah ituh maya and masumi ^^
aku suka adegan mangku memangku di ayunanannyah michan ^^
suka sekali melihat masumi kehilangan kendali
wakakakka... ^^
Aku agak bertanya2 : itu ayunannya kuat sekali yaa.. Padahal kan ayunan buat anak2 bukan?
Tarohlah berat badannya MH 80kg, MK 45-50... Booo, 120-130kg ituuuhh
Hahahaaa
*ini bener2 komen paling ga penting sedunia kayaknya*
Thanks Mia, ditunggu apdetan cerita lainnya ^^
Ayadhie : aq sengaja , itu ngga ceritainnya spy jd misteri aja
Topeng kaca : aku jg suka adegan itu
Nisa_na : itu kan ayunan super kuat..wkwkwkwk
sooo sweeeett bangeeeeett,, mdah2an ending TK bakalan sweeet kayak gini. hehehe...
-bella-
Post a Comment
Silahkan kritik, saran, sapa dan salamnya... :)