Monday 24 January 2011

Fanfic TK: Fly, My Love...

Posted by Ty SakuMoto at 06:17
<<<Cerita orisinil, berlatar Maya dan Masumi memasuki 2 tahun pernikahan. Maya sudah menjadi seorang aktris yang sangat terkenal.>>>


 Fly, My Love… ♥



Keadaan senyap beberapa waktu sebelum kemudian gemuruh tepuk tangan mulai membahana di seluruh ruang theater. Suaranya terdengar seperti badai yang tidak kunjung reda. Sekali lagi tirai merah terangkat. Para pemain “Jeanne d’Arc” kembali muncul di panggung dan sorak sorai terdengar lebih keras lagi. Namun hal itu belum seberapa sampai Maya Kitajima, sang pemeran santa dari Perancis tersebut maju ke tengah panggung dan memberi hormat. Ribuan orang berdiri, memberikan tepuk tangan dan sorak kekaguman yang tiada habisnya.


Maya membungkuk untuk memberi hormat pada para penontonnya. Saat menegakkan kembali badannya, matanya tertuju pada sesosok pria yang juga tidak lepas memandangnya. Masumi tersenyum, Ia menganggukkan kepalanya puas dan Maya membalasnya dengan senyuman berseri-seri.


=//=

Masumi mengamati ruang ganti Maya sampai lengang sebelum Ia mengetuk pintu ruangan tersebut. Tangannya menggenggam sebuket mawar ungu.

“Silahkan masuk Tuan.” Kata si Asisten sebelum lantas menggeser badannya untuk memberikan jalan bagi Masumi.

Beberapa orang asisten lainnya yang ada di sana membungkuk memberi hormat lalu segera membereskan barang-barang dan keluar dari sana saat melihat Masumi.

“Selamat malam.” Sapa Masumi. Maya memandang pria yang menyapanya tersebut melalui cermin di meja riasnya. Tampak olehnya Masumi yang berjalan menghampirinya.

“Kau luar biasa sekali malam ini…” Kata Masumi seraya menyerahkan buket mawar ungu di tangannya.

Maya menerimanya dan membaca kartu yang tertera di sana.

[ Kepada Ny. Maya Hayami
"Jeanne yang luar biasa. Keberanian dan tekadnya yang membara benar-benar mempesona. Aku sangat menyukai Jeanne-mu. Semoga pertunjukanmu sukses sampai hari terakhir.” 
Aku yang mencintaimu,
 Masumi Hayami ]


Mata Maya berkaca-kaca, Ia menyurukkan wajahnya diantara mawar ungu tersebut.
“Terima kasih…” ucapnya.

“Hei Sayang… Jangan membuatku cemburu pada mawar-mawar itu…” goda Masumi.

Maya mengangkat wajahnya dan tersenyum Ia lantas berdiri dan meraih leher Masumi. Dikecupnya pipi pria tersebut dengan lembut.

“Aku juga mencintaimu, TUAN Masumi Hayami…” katanya.

Maya meletakkan buket bunga mawar ungu di atas meja riasnya. Ia lantas meraih pakaian ganti, sebuah gaun malam yang akan dikenakannya untuk menghadiri pesta syukuran pentas perdana Jeanne D’Arc. Maya berputar ke balik tirai untuk berganti pakaian. Masumi masih duduk di atas meja rias tersebut.

“Jam berapa pestanya mulai?” Tanya Maya dari balik tirai.

“Sekitar 20 menit lagi. Maafkan aku Sayang, tapi aku tidak akan bisa menemanimu semalaman di sana, aku harus kembali ke kantor dalam satu jam, ada beberapa dokumen yang harus kupelajari dan kutanda-tangani karena besok pagi dokumen tersebut harus sudah siap.” Kata Masumi penuh penyesalan.

Maya keluar dari balik tirai dengan wajah merajuk, Ia menghampiri Masumi dan membalikkan badannya, meminta Masumi menaikkan resleting gaun malamnya.

“Anda tahu tidak ada yang lebih kuinginkan selain Anda berada di sampingku saat menghadiri acara seperti ini…” kata Maya tidak bersemangat.

Maya mengangkat rambutnya. Masumi menarik resleting tersebut sampai setengahnya.
“Dan kau tahu tidak ada yang lebih kuinginkan selain berada di sampingmu.” Masumi mengecup lembut tengkuk istrinya sebelum menaikkan resleting tersebut seluruhnya.

Maya merasakan gelombang listrik yang tidak asing dari kecupan Masumi.
“Curang…” Maya berbalik memandang Masumi, “Jangan mengecupku seperti itu kalau Anda akan meninggalkanku sendirian.” rajuk Maya.

Masumi tertawa kecil. Ia menundukkan wajahnya, baru saja hendak mengecup bibir Maya saat sebuah ketukan terdengar di pintu ruang ganti.

“Tuan, Nyonya, sebentar lagi pestanya akan segera dimulai. Mohon segera naik ke ballroom.” Suara Mizuki terdengar di balik pintu.

“A… aku segera ke sana..!!!” Sahut Maya gugup seakan-akan sedang tertangkap basah melakukan sesuatu yang tidak seharusnya.

Masumi mendengus,
“Wanita itu! Apa dia memasang kamera pengintai di sini? Tahu saja saat yang tepat untuk merusak suasana!” Desis Masumi sambil bersungut-sungut.

Maya tertawa kecil.

“Baiklah, saya akan naik terlebih dahulu.” Kata Mizuki dari luar.

Mendengar kegugupan Maya, Mizuki tahu benar apa yang sedang--atau akan—mereka lakukan, dan dia tahu dengan pasti apa yang atasannya itu pikirkan mengenai dirinya. 
Saya tidak perlu kamera pengintai untuk tahu apa yang Anda lakukan Tuan Masumi. Batin Mizuki sambil berlalu meninggalkan ruang ganti Maya.

Maya menaikkan rambutnya dan menyelipkan sirkam diantara gulungan rambutnya. Masumi membantu memasangkan kalung di leher Maya. Kalung mawar ungu yang pernah diberikannya pada saat berkencan di Astoria hampir tiga tahun yang lalu. Maya berdiri dari kursi meja rias, sudah siap menghadiri pesta tersebut.

“Anda cantik sekali malam ini…” Puji Masumi sambil mengulurkan tangannya pada Maya.

Maya menyelipkan tangannya ke dalam genggaman Masumi.

“Terima kasih, Tuan…” Jawab Maya dengan anggun saat Masumi mengecup punggung tangannya. “…Tapi sayang sekali, saya sudah ada yang memiliki…” lanjut Maya.

“Ah… dan siapakah laki-laki itu?” Masumi mengerutkan wajahnya berakting penasaran.

“Masumi Hayami dari Daito.” Maya berkata dengan penuh kebanggaan.

“Oh… Laki-laki kurang ajar yang beruntung.” Masumi menggelengkan kepalanya kecewa.

“Begitulah. SANGAT kurang ajar dan SANGAT beruntung.” Jawab Maya.

Keduanya lantas bertatapan dan tidak lama kemudian keduanya tertawa.

“Jawaban yang pintar, Sayang.” Puji Masumi.

“Anda yang mengajarkan, ‘kan?” Maya menyelipkan tangannya di lengan Masumi.

Tangan Maya yang sebelah lagi menggenggam buket mawar ungu. Keduanya kemudian melangkah keluar dari ruang ganti tersebut.

“Sayang, tadi para kritikus memujimu. Katanya aktingmu benar-benar luar biasa. Sangat menghanyutkan dan emosional. Bahkan ada yang berpendapat kau adalah kandidat terkuat untuk meraih penghargaan sebagai pemeran utama wanita terbaik di festival seni tahun ini.” Kata Masumi saat keduanya berjalan menuju lift menyusuri lorong ruang ganti para pemain Jeanne D’Arc yang sudah kosong.

“Dan menurut Anda?” Tanya Maya, mendongakkan kepalanya.

“Kau sangat luar biasa, mempesona dan teknik beraktingmu sudah jauh lebih pandai dari sebelumnya. Kau, Maya-ku, jauh lebih unggul dari sainganmu yang ada saat ini. Dan aku mengatakannya sebagai seorang professional.” Terang Masumi.

Di depan lift Masumi lantas menekan tombol untuk menuju ke lantai atas. Tidak lama kemudian lift itu terbuka.

“Kalau begitu, aku sudah sangat puas. Aku tidak peduli dengan pendapat orang lain selama aku tidak mengecewakanmu.” Jawab Maya sebelum keduanya memasuki lift yang akan membawa mereka ke lantai tempat pesta tersebut diadakan.

“Lebih dari itu Sayang, aku sangat bangga padamu.” Masumi tersenyum lembut.


Masumi lalu menekan nomor lantai yang mereka tuju. Lift tersebut menutup, membentuk cermin di pintunya. Masumi mengamati bayangannya dan isterinya saat ini. Maya, kekasihnya, sedang berdiri di sebelahnya, melingkarkan tangannya yang mungil di lengannya, bersandar kepadanya. Sampai saat ini Masumi masih sering tidak percaya bahwa gadis itu akhirnya menjadi miliknya, dan mencintainya.
Saat Maya menyadari Masumi memandanginya lewat cermin, Ia balas menatapnya dan tersenyum lembut. Maya menyandarkan kepalanya pada lengan Masumi. Ia tahu apa yang pria itu pikirkan dan Maya berusaha menenangkannya. Masumi bernafas lega. Perasaan damai menyelimuti hatinya. Ia tahu Ia tidak sedang bermimpi.

“Aku takut…” Kata Maya sambil memperhatikan lampu yang mengindikasikan nomor lantai di atas pintu lift.

Maya mempererat genggamannya. Dia tidak pernah terbiasa dengan berbagai perhatian yang diperolehnya di luar panggung. Masumi-lah yang selalu menjadi kekuatannya. Masumi menggenggam punggung telapak tangan Maya yang melingkar di lengannya.

“Tidak perlu khawatir, Sayang… Lakukan saja seperti biasanya. Kau layak mendapatkan semua perhatian itu. Ini adalah waktumu untuk terbang lebih tinggi dan semakin tinggi lagi.” Masumi meyakinkannya.

Maya menganggukkan kepalanya tanpa melepaskan sandarannya. Ia benar-benar merasa nyaman menyandarkan dirinya pada Masumi.

“Kau tahu Maya, aku selalu bertekad bahwa dengan tanganku inilah aku akan membuatmu terbang… membuat kau berada di tempatmu, di dunia sejuta pelangi. Dulu aku selalu meyakinkan diriku bahwa pada saatnya kau terbang tinggi, walaupun berarti aku harus melepaskanmu dari genggamanku, maka aku akan menjadi orang yang paling bahagia melihatnya.” Kata Masumi, berbicara pada Maya melalui cermin di hadapannya.

“Tapi sekarang aku bahagia melebihi harapanku, karena aku tahu setinggi apapun kau terbang, kau akan kembali pulang ke dalam pelukanku...” Sebuah senyum lembut mengulas bibirnya.

Maya mengangkat kepalanya, berpaling dan menatap Masumi dengan pandangan penuh cinta.
“Anda bukan hanya sekedar tempatku pulang… Anda lebih dari itu. Anda adalah sebelah sayapku yang membawaku terbang. Tanpa Anda, aku lumpuh... Maka setinggi apapun aku terbang, itu karena ada kau di sampingku… Kekasihku…” Maya melepaskan tangannya dari lengan Masumi dan menyentuh pipi pria tersebut dengan lembut. 

Maya…


“Curang…” Kata Masumi lembut, Ia menundukkan kepalanya dan mengangkat dagu Maya, “seharusnya aku yang mengucapkan kata-kata semacam itu…” Masumi mendekatkan wajahnya pada wajah Maya.

Maya tersenyum simpul sebelum memejamkan matanya. Hanya seinchi lagi sebelum bibir Masumi menyentuh bibir Maya, lift tersebut berdenting dan pintunya terbuka mengejutkan sepasang suami istri yang ada di dalamnya. Lampu dari luar menerangi ruang lift tersebut saat pintunya terbuka semakin lebar.

Di depan lift, Mizuki sudah berdiri menunggu sambil memandangi mereka.
“Semua orang sudah menunggu Anda berdua.” Kata Mizuki dengan gayanya yang efisien.

Wajah Maya terlihat merah padam, sementara Masumi--masih dengan pembawaannya yang tenang--kembali menegakkan badannya. Masumi berpikir, entah perasaannya saja atau memang wajah Mizuki terlihat penuh kemenangan.

“Sebelah sini…” Mizuki menunjukkan arah menuju ballroom.

Maya dan Masumi melewatinya. Masumi bisa dengan jelas mendengar Mizuki menahan tawa di belakangnya. Masumi menggertakkan giginya kesal.

=//=

Maya dan Masumi bisa mendengar sayup-sayup suara musik dan riuh rendah orang-orang yang ada di dalam ballroom. Sepasang penjaga membungkukkan badan mereka sebelum membukakan pintu ruang tersebut bagi keduanya. Pintu terbuka dan Maya bisa melihat ada begitu banyak orang di sana. Seorang MC lantas mengumumkan kedatangan mereka.

Dalam waktu singkat seluruh perhatian tertuju kepada Maya dan Masumi. Pasangan di dunia hiburan yang sangat fenomenal dan disegani. Seorang Direktur perusahaan hiburan yang paling berkuasa dan seorang aktris muda terbaik di zamannya dengan popularitas yang terus melambung tinggi. Puluhan lampu blitz dengan segera diarahkan pada sepasang suami istri tersebut. Maya mendengar namanya dipanggil. Ia dipersilahkan menuju ke tengah ruangan untuk memberikan sambutannya.

Maya gemetar, dia mempererat genggamannya pada lengan Masumi. Sekali lagi, Masumi meremas punggung telapak tangan Maya: <Tidak apa-apa, kau akan baik-baik saja…>

Masumi lalu menundukkan kepalanya dan berbisik di telinga Maya,
“Terbanglah tinggi, Kekasihku…”

Maya mengangkat pandangannya. Pada Masumi Ia menemukan wajah yang mendamaikan hatinya dan senyum yang menguatkannya. Perlahan, dengan menggenggam erat buket mawar ungu di tangannya, Maya melepaskan lengan Masumi dan dengan penuh percaya diri mulai melangkah ke tengah ruangan.

<<<< Fly, My Love… END >>>>

13 comments:

Pastel Mood on 28 January 2011 at 02:21 said...

Wow...Bnr2 gambaran sempurna kehidupan bahagia utk MM...LOVE IT!!!
salam kenal...-dian-

Ty^^ said...

Thx Diaan.. salam kenal juga :)

Anonymous said...

terharu, akhirnya maya masumi bs berbahagia..setuju sama dian! -nadine-

Anonymous said...

keren banget.... kehidupan MM yg sempurna... tambah lagi dong ceritanya...

Yusri Cambrichindo on 1 February 2011 at 17:46 said...

TY...
banyakin ya yg one shot!!!
LAnjutkan!

Ty^^ said...

thanks semua <3

Sale-chan : sis... ikutan juga dunk nyumbang fanfic >.< sayang kan ni sepi,,,

Anonymous said...

iya benul tambah lagi one-shot nya...>>>paling enak tinggal baca dah<<<
KATARA HAYAMI

Anonymous said...

masa 2 thn blm punya masumi yunior?...kalo punya kyknya rame.kalo cowo pasti mukanya fotocopyan bokapnya. cakep...dah! n jago maen baseball kyk masumi wktu kecil n doyan mkn kue ikan...hehehe.

ayo dunk bikin sekuelnya.. ditunggu yach???!!!


diana

vie on 14 March 2011 at 16:22 said...

bagus2 ya fanfic nya. jadi nagih nih tp sedih deh baca yg masumi nya meninggal. Btw pengen deh baca yg mrk udah punya anak ada gak ya...? tapi makasih ya fanficnya aku jd senyum2 dan ketawa sendiri nih. mana aku baca pas lagi di kantor lagi? abis seru sih.

Unknown on 20 April 2011 at 23:34 said...

bahagia rasanya melihat mereka bahagia...xixixixi...

Anonymous said...

so sweet bangeeetttt,,,n berhubung daku new camer jd br baca skrng,,huhuhu....ketinggalan banget deh n gag sabar pengen bc ff yg lainnya

Anonymous said...

baguuuuuus bgt mba ty.... aku sukaaa salam kenal rani

Femme Amasis on 10 April 2016 at 22:36 said...

Keren bgt mba, ayo bikin lg dong episode2 topeng kaca lainnya :D #fans_yang_susah_move_on

Post a Comment

Silahkan kritik, saran, sapa dan salamnya... :)

 

An Eternal Rainbow Copyright © 2011 Design by Ipietoon Blogger Template | web hosting